Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

METABOLISME VITAMIN LARUT AIR

Dosen Pembimbing:
Dr. Hj. Anita Joeliantina, S.Kep. Ns., M.Kes.
Disusun oleh:
1. Afrizal Ryanputra Ardiansyah (01)
2. Alia Nur Hidayah (03)
3. Cheryl Octaviane Dara Dynanty (09)
4. Fitria Cinta Lestari (17)
5. Gilang Putra Arwawinar (18)
6. Kunna Sholehatin Navia (20)
7. Nada Amalia Nabilah Yusuf (25)
8. Nindi Tuti Silfia (28)
9. Sella Syafitri (35)

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN SOETOMO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metabolisme
Vitamin Larutan Air” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Dr. Hj. Anita Joeliantina, S.Kep. Ns., M.Kes. Pada mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang metabolisme
vitamin larutan air bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Anita Joeliantina, S.Kep.
Ns., M.Kes., selaku dosen mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 16 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Definisi Vitamin Larut Air.....................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Vitamin Larut Air.................................................................................3
2.3 Fungsi Vitamin Larut Air.......................................................................................5
2.4 Metabolisme Vitamin Larut Air.............................................................................9
2.5 Proses Metabolisme Vitamin Larut Air..................................................................9
2.6 Cara Mengoptimalkan Asupan Vitamin Yang Larut Dalam Air..........................13
BAB III
PENUTUP......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa
vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapatmelakukan
aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang
terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam
tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan.
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin yang mudah diserap ke dalam
jaringan dan secara alami tidak disimpan dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam air
termasuk vitamin B kompleks dan vitamin C. Karakteristik vitamin yang larut
dalam air adalah tidak akan disimpan dalam tubuh. Jika terjadi kelebihan vitamin
yang larut dalam air maka tubuh akan membuangnya ketika buang air kecil
sehingga konsumsi makanan mengandung vitamin yang larut dalam air atau
suplemen harus dilakukan lebih teratur.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan vitamin larut air?
2. Vitamin apa saja yang larut dalam air?
3. Apa saja fungsi vitamin larut air?
4. Apa yang dimaksud dengan metabolisme vitamin larut air?
5. Bagaimana proses metabolisme vitamin larut air?
6. Bagaimana cara mengoptimalkan asupan vitamin yang larut dalam air?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi vitamin larut air.
2. Mengetahui jenis-jenis vitamin yang larut air.
3. Mengetahui fungsi vitamin larut air.
4. Mengetahui definisi metabolisme vitamin larut air.
5. Mengetahui proses metabolisme vitamin larut air.

1
6. Mengetahui cara mengoptimalkan asupan vitamin yang larut dalam air.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Meningkatkan pemahaman baik bagi penulis maupun pembaca mengenai
definisi vitamin larut air.
2. Sebagai sumber informasi mengenai jenis-jenis vitamin yang larut air.
3. Sebagai sumber pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca mengenai
fungsi vitamin larut air.
4. Meningkatkan pemahaman baik bagi penulis maupun pembaca mengenai
definisi metabolisme vitamin larut air.
5. Meningkatkan cakrawala penulis maupun pembaca mengenai proses
6. metabolisme vitamin larut air.
7. Sebagai pedoman untuk mengoptimalkan asupan vitamin yang larut air.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Vitamin Larut Air


Vitamin larut air adalah vitamin yang mudah diserap ke dalam jaringan dan
secara alami tidak disimpan dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam air termasuk
vitamin B kompleks dan vitamin C.Salah satu karakteristik vitamin yang larut
dalam air adalah tidak akan disimpan dalam tubuh, berbeda dengan vitamin larut
dalam lemak yang disimpan dalam jaringan lemak dan hati.Ciri lainnya jika
terjadi kelebihan vitamin yang larut dalam air maka tubuh akan membuangnya
ketika buang air kecil. Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak, vitamin akan
tetap tersimpan dan dapat sewaktu-waktu digunakan saat dibutuhkan. Sehingga,
konsumsi makanan mengandung vitamin yang larut dalam air atau suplemen
harus dilakukan lebih teratur.Vitamin larut air adalah vitamin yang hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim
yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi.

2.2 Jenis-Jenis Vitamin Larut Air


1.Vitamin B1 ( Tiamin)
Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Kehilangan tiamin oleh
pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH,suhu, jumlah air yang
digunakan dan dibuang. Diamin ini tahan dengan suhu beku.

2.Vitamin B2 (Riboflavin)
Kristal kuning yang larut air,tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan
dengan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan
tidak banyak yang rusak.

3.Vitamin B3 (Niasin / Asam Nikotinat)


Kristal putih yang lebih stabil dari tiamin dan Riboflavin. Niasin tahan
terhadap suhu,tinggi,cahaya, asam,alkali, dan oksidasi.Niasin tidak rusak oleh

3
pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan
yang dibuang.
4.Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Kristal putih yang larut air,rasa pahit,lebih stabil dalam keadaan larut daripada
kering,serta mudah terurai oleh asam,alkali dan panas kering,dalam keadaan
netral asam Pantotenat tahan terhadap panas basah.

5.Vitamin B6
Terdapat di dalam dalam tiga bentuk : piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.
Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B, berperan sebagai koenzim berupa
piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi
transaminasi. Di samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi lain.

6.Vitamin B7(Biotin)
Karbon monokarbosilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cincin
tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat.Biotin tahan panas, larut
air dan alcohol serta mudah dioksidasi.

7.Vitamin B9 (Folat, Asam Folat,Folasin)


Folasin dan folat adalah nama generic sekelompok ikatan yang secara kimiawi
dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim
dalam transportasi pecahan- pecahan karbon tunggal dalam metabolism asam
amino dan sintesis asam nukleat.

8.Vitamin B12 (Kobalamin)


Kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran kobalt. Vitamin
B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-bahan
pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70% vitamin B1,
dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena
itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.

9.Vitamin C (Askorbat)
Antioksidan alami yang bisa menangkal berbagai radikal bebas yang masuk ke
dalam tubuh sehingga meminimalisir resiko terjadinya berbagai penyakit

4
degeneratif. Jenis vitamin ini bisa didapatkan di dalam sayuran hijau, telur,
susu, mentega, ikan sarden, ikan tuna, minyak nabati, dan beberapa makanan
lainnya.

2.3 Fungsi Vitamin Larut Air


1.Vitamin B1 (Thiamine)
Vitamin B1 (thiamine) berfungsi sebagai koenzim. Koenzim merupakan
senyawa yang membantu enzim memacu reaksi kimia. Misalnya membantu
mengubah nutrisi menjadi energi.Vitamin ini bisa didapatkan pada biji-bijian
dan sereal gandum.

2.Vitamin B2 (Riboflavin)
Serupa dengan vitamin B1, vitamin B2 diperlukan untuk beberapa fungsi
metabolisme, seperti mengubah nutrisi menjadi energi. Fungsi lainnya yakni
berperan mengubah triptofan menjadi vitamin B3.Vitamin ini terkandung
dalam daging, produk susu, telur, kacang almond dan kacang polong.Asupan
yang dibutuhkan berbeda-beda ukuran, disesuaikan dengan umur.
Misalkan takaran yang dianjurkan untuk anak-anak dalam sehari yaitu:
a. 1-3 tahun: 0.5 miligram
b. 4-8 tahun: 0.6 miligram
c. 9-13 tahun: 0.9 miligram

3.Vitamin B3 (Niacin)
Seperti vitamin B3 (niacin) berfungsi sebagai koenzim. Namun selain itu juga
berperan sebagai antioksidan. Fungsi lain dari niacin yakni membantu proses
metabolisme ekstraksi glukosa menjadi energi.Vitamin ini bisa didapatkan di
dalam ikan, telur, produk susu, biji bunga matahari dan kacang tanah.
Berikut 2 bentuk niacin yang paling umum:
a. Asam nikotinat: Bentuk paling umum dalam suplemen. Juga ditemukan
dalam makanan nabati dan hewani.
b. Nicotinamide (niacinamide): Ditemukan dalam suplemen dan makanan.

Asupan yang dibutuhkan termasuk cukup banyak dibandingkan dua


vitamin sebelumnya. Berikut pembagiannya.

5
a. Untuk anak-anak 1-3 tahun: Direkomendasikan 6 miligram per hari
dengan batas toleransi 10 miligram per hari
b. Anak-anak 4-8 tahun: Direkomendasikan 8 miligram per hari dengan batas
toleransi 15 miligram per hari
c. Anak-anak 9-13 tahun: Direkomendasikan 12 miligram per hari dengan
batas toleransi 20 miligram per hari

4. Vitamin B5 (Pantothenic Acid)


Vitamin ini berperan penting dalam berbagai fungsi metabolisme. Diperlukan
untuk pembentukan koenzim, untuk sintesis asam lemak, asam amino, dan
fungsi lainnya.
Ada beberapa jenis vitamin B5, yaitu:
a. Koenzim A: Jenis vitamin B5 ini berfungsi melepaskan asam pantotenat di
saluran pencernaan.
b. Protein pembawa asil: Seperti koenzim A, protein pembawa asil
ditemukan dalam makanan dan melepaskan asam pantotenat selama proses
pencernaan makanan.
c. Kalsium pantotenat: Bentuk paling umum dari asam pantotenat dalam
suplemen.
d. Panthenol: Bentuk lain dari asam pantotenat yang sering digunakan dalam
suplemen.
Vitamin jenis ini terkandung dalam jamur, sayuran akar dan biji-bijian.
Vitamin ini dibutuhkan sejak bayi. Mulai dari lahir hingga 1 tahun bayi
direkomendasikan mendapat asupan sebesar 1.7-1.8 miligram per hari.

Sementara untuk anak-anak dibagi menjadi:

a. Usia 1-3 tahun: direkomendasikan 2 miligram per hari


b. Usia 4-8 tahun: 3 miligram per hari
c. Untuk 9-13 tahun: 4 miligram per hari

Untuk remaja 14-18 tahun direkomendasikan 5 miligram per hari. Takaran ini
juga dibutuhkan oleh orang dewasa baik wanita atau pria.Sementara untuk ibu
hamil direkomendasikan 6 miligram per hari, sementara ibu menyusui
direkomendasikan 7 miligram per hari.

6
5.Vitamin B6
Selain berfungsi sebagai koenzim, vitamin B6 juga mendukung pembentukan
sel darah putih. Kamu bisa mendapatkan vitamin ini jika mengonsumsi ikan
salmon atau kacang pistachio.
Ada beberapa jenis vitamin B6, di antaranya:
a. Pyridoxine: Bentuk ini ditemukan dalam buah-buahan, sayuran dan biji-
bijian, serta suplemen. Makanan olahan mungkin juga mengandung
piridoksin tambahan.
b. Pyridoxamine: Digunakan sampai saat ini dalam suplemen makanan.
Namun,di Amerika Serikat, menganggap pyridoxamine sebagai obat
farmasi.
c. Pyridoxal: Pyridoxal phosphate adalah jenis utama vitamin B6 dalam
terkandung dalam makanan sumber hewani.

6.Vitamin B7 (Biotin)
Vitamin B7 juga diperlukan sebagai koenzim dan berperan dalam kesehatan
rambut, kuku dan kulit. Vitamin ini bisa ditemui pada daging, kuning telur,
jamur dan kacang-kacangan.Kebutuhan biotin tidak sebanyak beberapa jenis
vitamin lainnya. Anak-anak membutuhkan 8-20 mikrogram per hari. Remaja
direkomendasikan mendapat asupan biotin 25 mikrogram per hari.Dewasa
direkomendasikan mendapat asupan biotin sebesar 30 mikrogram per hari.
Sedangkan ibu hamil direkomendasikan 30 mikrogram per hari dan ibu
menyusui 35 mikrogram per hari.

7.Vitamin B9
Vitamin ini berperan sebagai koenzim dan penting untuk pertumbuhan, formasi
DNA dan metabolisme tubuh. Defisiensi vitamin ini dapat menyebabkan
anemia. Kamu bisa mendapatkannya pada sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Berikut beberapa jenis vitamin B9 yang bisa kamu dapatkan :
a. Folat: Senyawa vitamin B9 yang secara alami terdapat dalam makanan.
b. Asam folat: Bentuk sintetis yang biasa ditambahkan ke makanan olahan
atau dijual sebagai suplemen.

7
c. L-methylfolate: Juga dikenal sebagai 5-methyltetrahydrofolate, L-
methylfolate adalah bentuk aktif vitamin B9 dalam tubuh. Sebagai
suplemen, dianggap lebih sehat daripada asam folat.
Rekomendasi asupan yaitu:
a. Anak-anak 1-3 tahun: 150 mikrogram per hari
b. Anak-anak 4-8 tahun: 200 mikrogram per hari
c. Untuk anak 9-13 tahun: 300 mikrogram per hari
d. Remaja 14-18 tahun: 400 mikrogram per hari
e. Dewasa: 400 mikrogram per hari
f. Ibu hamil: 600 mikrogram per hari
g. Ibu menyusui: 500 mikrogram per hari
Kekurangan vitamin B9 jarang terjadi. Tetapi jika terjadi pada wanita hamil
dapat meningkatkan risiko cacat lahir. Orang yang kekurangan vitamin B9 juga
bisa menunjukkan gejala anemia.

8.Vitamin B12 (Cobalamin)


Cobalamin dibutuhkan dalam proses metabolisme dan membantu menjaga
fungsi neurologis dan pembentukan sel darah merah.Sayangnya sebagian besar
vitamin ini hanya didapat dari sumber makanan hewani. Karena itu bagi
vegetarian berisiko kekurangan jenis vitamin ini.Asupan yang
direkomendasikan untuk anak-anak mulai dari 0.9 hingga 1.8 mikrogram per
hari. Untuk remaja direkomendasikan 2.4 mikrogram per hari.Orang dewasa
direkomendasikan 2.4 mikrogram per hari. Ibu hamil 2.6 mikrogram per hari
dan ibu menyusui 2.8 mikrogram per hari.

9.Vitamin C
Vitamin C memiliki berbagai fungsi dalam tubuh, di antaranya sebagai
antioksidan dan juga berperan dalam fungsi kekebalan tubuh.Selain
mendapatkan vitamin dari buah-buahan dan sayuran, kamu juga bisa
mengonsumsi vitamin C sintetis atau vitamin dalam bentuk suplemen.

Asupan yang direkomendasikan antara lain:


a. Anak 1-3 tahun: 15 miligram per hari

8
b. Anak 4-8 tahun: 25 miligram per hari
c. 9-13 tahun: 45 miligram per hari
d. Remaja wanita: 65 miligram per hari
e. Remaja pria: 75 miligram per hari
f. Dewasa wanita: 75 miligram per hari
g. Dewasa pria: 90 miligram per hari
h. Ibu hamil: 80-85 miligram per hari
i. Ibu menyusui: 115-120 miligram per hari

2.4 Metabolisme Vitamin Larut Air


Metabolisme vitamin larut air merupakan proses metabolisme yang
langsung disimpan oleh tubuh dalam jumlah sedikit dan akan keluar bersamaan
dengan urin.Oleh karena itu, kaitannya metabolisme vitamin larut air dengan gizi
yaitu pada metabolisme vitamin C. Pada saat makan udang bersamaan dengan
makanan yang mengandung vitamin C akan dapat menyebabkan kematian karena
senyawa arsen sendiri merupakan senyawa kimia yang berbahaya bila masuk
kedalam tubuh dalam jumlah tertentu. Gangguan kesehatan yang dapat
ditimbulkan antara lain mual, muntah, nyeri, perut,diare, kesemutan,keram,
hingga kejang,dan kematian. Rata-rata air laut mengandung 1 sampai dua
mikrogram per liter. Sedangkan dosis minimal yang dibutuhkan untuk
menyebabkan kematian adalah 70-200 mg. Jadi, konsumsi makanan laut dalam
jumlah wajar, umumnya tidak akan mengakibatkan keracunan arsen. Namun,
sebagian orang percaya bahwa kandungan arsen dalam makanan laut akan
meningkat jika dikonsumsi bersama vitamin C.

2.5 Proses Metabolisme Vitamin Larut Air


1. Proses metabolisme Vitamin Tiamin (Vitamin B1)
Tiamin diabsorsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang
bersuasana asam, dengan bantuan adenin triposfatase (ATP ase) yang
bergantung pada Natrium. Tiamin yang dikonsumsi melebihi 5 Mg perhari
sebagian akan diabsorsi secara pasif.
Absorsi aktif dihambat oleh alkohol. Setelah diabsorsi, kurang lebih 30 Mg
tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin pirofosfat (ATTP)

9
didalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot. Separuh dari tiamin terdapat
didalam otot, selebihnya didalam hati, jantung, ginjal, dan otak. Tiamin berada
dalam sirkulasi darah dalam jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi
dilakukan melaui urin dalam bentuk utuh dan sebagian kecil dalam bentuk
metabolit, terutama tiamin difosfat dan disulfit.

2. Proses Metabolisme Riboflavin (Vitamin B2)


Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN
didalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian didalam usus
halus dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi
riboflavin bebas.
Riboflavin diabsorsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang
membutuhkan Natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi
FMN didalam mukosa usus halus. Riboflavin dan FMN dalam aliran darah
sebagian besar terikat pada albumin dan sebagian kecil pda imonoglobulin G.
Riboflavin dan metabolitnya terutama disimpan didalam hati, jantung dan ginjal.
Simpanan riboflavin teurtama dalam bentuk FAD yang memiliki 70-90%
Vitamin tersebut.

3. Proses Metabolisme Niacin (Vitamin B3)


Didalam usus halus Niasin dihidrolisis dan diabsorsi sebagai asam nikotinat,
Nokotinamida dan Nikotinamida mononukleotida (MNN). Kelebihan Niasin
dibuang melalui urin.

4. Proses Metabolisme Asam Pantotenat (Vitamin B5)


Asam pantoteat dikonsumsi sebagai bagian dari KoA yang oleh enzim
fosfatase dalam saluran cerna hidrolisis menjadi 4-fosfopantotein dan asam
pantotenat yang kemudian diabsorsi. KoA disentesis kembali didalam sel-sel
hati. Asam pantotenat dikeluarkan melalui urin terutama sebagai hasil
metabolisme koenzim A. Nilai darah normal adalah > 100 μg/dI dan ekskresi
melalui urin sebanyak 115 Mg/hari dengan makanan adekuat, sebanyak 2-7
Mg/hari dikeluarkan melalurin dan 1-2 Mg/hari melaui feses. Nilai ini
merupakan indikator yang sensitif tentang konsumsi makanan.

10
5. Proses Metabolisme Piridoksin (Vitamin B6)
Sebelum di absorpsi, vitamin B6 di dalam makanan yang terutama terdapat
dalam bentuk fosforilasi, dihidrolisis oleh enzim didalam usus halus. Di dalam
hati, ginjal dan otak, vitamin B6 difosforilasi kembali untuk kemudian diubah
menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidase. Fosforilasi dan perubahan oksidatif
vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam sel darah merah dimana PLP terikat pada
hemoglobin. Sebanyak 500% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam
otot. PLP dalam hati diikat oleh opocnzim dan beredar didalam darah dalam
keadaan terikat dengan albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam
piridoksat oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit utama
yang dikeluarkan melalui urin.

6. Proses Metabolisme Biotin (Vitamin B7)


Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi Biositin yang
diabsorsi bersama Biotin bebas dalam bagian atas usus halus. Biotin diabsorsi
secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas, serta disimpan atau
digunakan setelah diubah menjadi Biotinil-5-AD-Nilat didalam hati, otot, dan
ginjal. Biositin dihidrolisis menjadi biotin didalam plasma. Biotin dan
metabolitnya dikeluarkan dalam jumlah 6 sampai 50 ug perhari. Biotin tersebar
luas di banyak makanan sebagai biositin, yang dibebaskan pada proetolisis.Putih
telur mengandung avidin, suatu protein yang mengikat biotin dan menyebabkan
biotin tidak dapat diserap. Bila memakan telur mentah, kompleks Biotin-aVidin
tidak bisa dibidrolisis. Biotin dalam usus besar dapat disentesis oleh bakteri,
sehingga ekskresi Biotin melalui feses dapat mencapai 3 sampai 6 kali lebih
besar daripada konsumsi melalui makanan. Ketersediaan biologik biotin yang
disentesis bakteri dalam usus besar manusia belu, diketahui.

7. Proses Metabolisme Asam Folat (Vitamin B9)


Folat dalam makanan terdapat sebagai poliglutamat yang terlebih dahulu
harusdihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat di dalam mukosa usus halus,
sebelum ditrasportasi secara aktif ke dalam sel usus halus. Pencernaan ini
dilakukan oleh enzim hidrolase, terutama conjugase pada mukosa bagian atas
usus halus. Hidrolisis poliglutamat folat dibantu oleh seng. Definisi vitamin B12

11
yang menyebabkan definisi fungsional asam folat, memengaruhi sel yang cepat
membelah karena sel ini sangat membutuhkan timidin untuk membentuk DNA.
Secara klinis definisi ini memengaruhi sumsum tulang, menyebabkan animea
megaloblastik. Setelah hidrolisis, monoglutamat folat diikat oleh reseptor folat
khusus pada mikrovili dinding usus halus yang kemungkinan juga merupakan
alat angkut vitamin tersebut Folat di dalam sel kemudian diubah menjadi 5-
metil-tetrahidrofolat (5-metil-H4 folat) dan dibawah ke hati melalui sirkulasi
darah portal untuk disimpan.

8. Proses Metabolisme Kobalamin (Vitamin B12)


Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan protein olch
cairan lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein-protein dalam
lambung. Vitamin B12 dilepas dari faktor R di dalam duodenum yang
bersuasana alkali, oleh enzim-enzim protease pangkreas terutama tripsin untuk
segera diikat oleh faktor intrinsik (IF). Kompleks vitamin B12-IF ini kemudian
diikat oleh reseptor khusus pada membran mikrovili ileum usus halus dan
diabsorpsi. Di dalam sel mukosa usus halus vitamin B12 dilepas dan
dipindahkan keprotein lain (transkobalamin II atau TC-2) untuk kemudian
dibawah ke hati. Proses absorpsi, dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin
B12 dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat pada
TC-2 kemudian dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-reseptor
khusus.

9. Proses Metabolisme Vitamin C


Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk pada peredaran darah melalui vena porta.
Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 Mg sehari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diabsorsi sebanyak 16%.
Vitamin C kemudian dibawa kesemua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di
dalam jaringan adrenal, pituitari, dan retina. Tanda-tanda definisi vitamin C
adalah perubahan kulit, kerapuhan kapiler darah, perlunakan gusi , gigi tanggal,
dan fraktur tulang. Banyaknya gejala tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
sintesis kolagen. Tubuh dapat menyimpan hingga 1200 Mg Vitamin C bila

12
konsumsi mencapai 100 Mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya
skorbut selama 3 bulan. Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persendian tinggal
300 Mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan dikeluarkan
melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Pada konsumsi melebihi 100 Mg sehari
kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai karbondioksida
melalui pernafasan. Walaupun tubuh mengandung sedikit Vitamin C sebagian
akan tetap dikeluarkan. Makanan yang tinggi dalam seng atau pektin dapat
mengurangi absorsi sedangkan zat-zat di dalam ekstrat jerut dapat mepiogkatkan
absorsi.

2.6 Cara Mengoptimalkan Asupan Vitamin Yang Larut Dalam Air


Perlu diketahui bahwa dalam mengonsumsi vitamin B kompleks terdapat
jumlah harian yang disarankan tergantung pada jenis kelamin, usia dan kondisi
kesehatan tertentu.Sebagai contoh, kebutuhan asupan vitamin B7 yang disarankan
adalah 30 mcg per hari untuk pria dan wanita dewasa, sedangkan vitamin B9 yang
disarankan adalah 400 mcg per hari untuk pria dan wanita dewasa. Namun,
umumnya ibu hamil membutuhkan vitamin B yang lebih tinggi, sementara
kebutuhan bayi dan anak-anak lebih rendah.Sementara itu, kebutuhan asupan
vitamin C yang disarankan adalah 105,2 mg per hari untuk pria dewasa dan 83,6
mg per hari untuk wanita dewasa. Sedangkan asupan untuk anak-anak dan remaja
berusia 1-18 tahun berkisar dari 75,6 mg per hari sampai 100 mg per hari.
Disarankan konsultasi ke dokter untuk dosis yang sesuai. Untuk mengoptimalkan
asupan vitamin yang larut dalam air, Anda dapat mengonsumsi makanan kaya
vitamin B kompleks,seperti:
a. Ikan salmon
b. Daging sapi
c. Tiram
d. Bayam
e. Telur
f. Susu dan yoghurt.
Sedangkan, sumber dari vitamin C termasuk buah jeruk, stroberi, kiwi, manga,
nanas, dan semangka. Selain itu, vitamin C juga berasal dari jenis sayuran, seperti
brokoli, tomat, kentang dan paprika.

13
14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa
vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapatmelakukan
aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang
terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B
dan C. Proses metabolismenya yaitu: Proses pencernaan makanan, baik didalam
lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan
agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran
darah dan ditransportasikan ke hati. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi
vitamin A, D, E, dan K. Golongan vitamin yang larut dalam lemak disebut
alosterin. Proses metabolismenya yaitu: Proses pencernaan makanan, baik didalam
lambung maupun usus halus akan membantu melepas vitamin dari makanan agar
bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap didalam usus bersama dengan
lemak atau minyak yang dikonsumsi. Vitamin larut lemak akan diserap secara
difusi pasif dan kemudian didalam dinding usus digabungkan dengan kilonmikron
yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran
darah untuk ditransportasikan kehati.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, tentunya kami sadar bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari
pembaca dan audience sangat kami harapkan, semoga malakah ini bermanfaat bagi
kami khususnya, dan bagi pembaca juga tentunya Terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadiyanti, Nanda dan Raja Friska Yulanda. 2021. Diet dan Nutrisi.
https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/nutrisi/berbagai-vitamin-yang-larut-
dalam-air/, diakses pada( Selasa, 14 September 2021, pukul 16.39)
2. Era. 2020. Metabolisme Vitamin Larut Air. Diakses melalui
https://id.scribd.com/presentation/448278074/METABOLISME-VITAMIN-
LARUT-AIR (Diakses pada 14 September 2021, Pukul 17:51)
3. Allert Benedicto Ieuan Noya,2018 . Vitamin yang Larut dalam Air dan Cara
Mengoptimalkan Asupannya melalui https://www.alodokter.com/vitamin-yang-
larut-dalam-air-dan-cara-mengoptimalkan-asupannya(Diakses pada 14 September
2021,pukul 17.41)

16

Anda mungkin juga menyukai