Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH DASAR GIZI

Mineral Mikro Selenium

Oleh

Farah Ayu Salsabilla 101811133172

Diaz Faliha Adani 101811133199

Hafidzoh Fatihatul Jannah 101811133200

Aimmatus Shofifah 101811133203

Adinda Nurul Istiqomah 101811133209

Valencia Putri Milania 101811133223

Rizqi Salsabila Putri 101811133225

Salsabila Farah Rafidah 101811133240

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Sang Pencipta kami, Allah
SWT yang senantiasa memberikan rahmat, nikmat, hidayah, serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Dasar Gizi dalam bentuk makalah ini yang berjudul “ Mineral Mikro Selenium ”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir dan tak lupa
para dosen pengampu mata kuliah Dasar Gizi yang telah memberikan segala
materi yang berkaitan dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha dan doa kita. Aamiin.

Surabaya, 21 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Definisi Selenium .......................................................................................... 3

2.2 Sumber Selenium .......................................................................................... 4

2.3 Manfaat Selenium .......................................................................................... 5

2.4 Proses Absorpsi Selenium ........................................................................... 10

2.5 Proses Metabolisme Selenium..................................................................... 12

2.6 Toxicity dan Deviciency Selenium .............................................................. 13

BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16

DATAR PUSTAKA ............................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup yang


dibutuhkan oleh ternak baik untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan dan
reproduksi. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang essensial dan golongan
yang tidak essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas
mineral makro, dan mineral mikro (Georgievskii et al., 1982).

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan


oleh makluk hidup. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu
sebagai senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi peggabungan antar
individu atau dengan oksigen sehingga terbentu garam anorganik (Davis dan
Mertz, 1987). Unsur-unsur mineral dalam tubuh terdiri atas dua
golongan,yaitu mineral mikro dan mineral makro. Mineral makro adalah
komponen yang dibutuhkan untuk membentuk komponen organ didalam
tubuh, seperti kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), sodium
atau natrium (Na), dan klorida (Cl). Sedangkan mineral mikro adalah mineral
yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit dan umumnya terdapat
pada jaringan dengan kosentrasi sangat kecil, seperti seng (Zn), cuprum (Cu),
kromium (Cr), dan selenium (Se).

Mineral mikro dan makro di dalam alat pencernaan ternak dapat saling
berinteraksi positif atau negatif dan faktor lainnya seperti asam fitats, serat
kasar, dan zat-zat lainnya dapat menurunkan ketersediaan (availability)
mineral. Pemberian mineral dalam bentuk organik dapat meningkatkan
ketersediaan mineral sehingga dapat lebih tinggi diserap dalam tubuh ternak
(Muhtarudin et al., 2003). Pembuatan mineral mikro organik dapat dilakukan
dengan berbagai cara misalnya cara biologis dan cara kimiawi. Penggunaan

1
suplement Zn, Cu, Cr, dan Se diharapkan dapat meningkatkan penyerapan
bioproses rumen, pascarumen dan metabolisma zat makanan dalam upaya
meningkatkan produksi ternak ruminansia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi mineral mikro selenium?
2. Bagaimana proses absorpsi selenium dalam tubuh manusia?
3. Bagaimana proses metabolisme selenium dalam tubuh manusia?
4. Bagaimana manfaat selenium dalam tubuh manusia?
5. Bagaimana toxicity dan deviciency selenium dalam tubuh manusia?

1.3 Tujuan

Makalah ini memiliki tujuan yakni :

1. Untuk memenuhi penugasan mata kuliah dasar gizi dengan topik


mineral mikro.
2. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui gambaran mineral mikro
berupa selenium dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui definisi mineral mikro selenium.
4. Untuk mengetahui proses absorpsi, pemanfaatan, dan metabolisme
mineral mikro selenium dalam tubuh.
5. Untuk mengetahui toxicity dan deviciency mineral mikro selenium
dalam tubuh.

1.4 Manfaat
1. Mengetahui definisi mineral mikro selenium
2. Mengetahui proses absorpsi, pemanfaatan, dan metabolisme mineral mikro
selenium dalam tubuh.
3. Mengetahui toxicity dan deviciency mineral mikro selenium dalam tubuh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Selenium

Selenium merupakan unsur dengan nomor atom 34, memiliki sifat semi
logam dan berada dalam bentuk yang kimia yang beragam di alam (NRC),
1983). Selenium terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk anorganik
dan dalam bentuk organik. Bentuk anorganik dari selenium adalah selenat
(SeO4-2) dan selenit (SeO3-2), sedangkan bentuk organiknya adalah
selenometionin dan selenosistein (Sunde, 2006). Kedua bentuk selenium
tersebut berguna sebagai sumber mineral selenium bagi tubuh. Selenium
dapat diperoleh dari makanan, minuman atau dalam bentuk suplemen
selenium. Kadungan selenium tertinggi pada makanan terdapat pada daging,
makanan laut (Sunde, 2012). Selain itu juga ditemukan di dalam kacang,
sereal, dan produk olahan susu (Sunde, 2006).

Beberapa tanaman juga dapat digunakan sebagai sumber selenium,


salah satunya tanaman bawang-bawangan (Allium sativum, A.cepa, dan A.
fistulosum) (Sheehy, et al., 2000), (Yadav, et al., 2007; Fodor, 2007).
Kandungan selenium dalam tanaman diperoleh dari tanah yang ditentukan
oleh kadar selenium dalam tanah, kemampuan tanaman untuk menyerap
selenium dam spesies tanaman (Ermakov & Kovalskij, 1968). Sebagain besar
selenium pada tanaman berada dalam bentuk selenometionin yang diserap
seperti metionin. Selenometionin memiliki bioavaibilitas yang baik, karena
sekitar 90% dari dosis selenometionin diabsorpsi oleh tubuh.Namun bentuk
anorganik seperti selenat dan selenit yang digunakan sebagai suplemen juga
memiliki bioavabilitas yang baik. (Institute of Medicine, 2000).

Kebutuhan asupan selenium individu bergantung pada jenis kelamin,


usia, kehamilan dan area geografis ((WHO), 1996). Selenium terlibat dalam
pengaturan berbagai fungsi seluler (termasuk katalisis enzim dan transduksi

3
sinyal), serta untuk mendukung fungsi otak (Rayman, 2000). Selenium
merupakan komponen penting dalam enzim glutation peroksidase yang
berfungsi untuk mengkatalisasi proses reduksi hidrogen peroksidase pada
jaringan (Diplock, 1981).

2.2 Sumber Selenium

Selenium adalah trace element yang banyak dijumpai di lingkungan.


Sumber selenium yang baik antara lain kacang brazil, roti, ikan, daging dan
telor. Dalam pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah
tempat tanaman tersebut tumbuh. Ketika makan daging, ikan atau kacang,
seharusnya kebutuhan selenium sudah tercukupi dari diet sehari-hari.
Kebutuhan selenium untuk pria adalah 0.075 mg per hari, sedangkan untuk
wanita 0.06 mg per hari. Kebutuhan selenium sudah tercukupi dari diet
bervariasi dan seimbang dengan jenis makanan daging, ikan atau kacang.
Tetapi apabila ingin memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen selenium
sebaiknya jangan terlalu banyak karena dapat menimbulkan gangguan.
Mengkonsumsi suplemen selenium 0.35 mg atau kurang per hari mungkin
tidak menimbulkan gangguan.

Kandungan selenium dalam tubuh manusia sangat bervariasi antara 3


mg sampai 20,3 mg, tergantung dari kandungan selenium pada tanah di
daerah tersebut. Tanah dengan kandungan selenium rendah menyebabkan
kandungan selenium pada tanaman juga menjadi sangat rendah sehingga
ambilan selenium juga rendah, begitu pula sebaliknya. Di Amerika Serikat
kadar selenium pada orang dewasa berkisar antara 13 mg sampai 20,3 mg
tetapi di German berkisar 6,6 mg, di Polandia 5,2 mg dan 3 mg sampai 6,1
mg di New Zealand. Sedangkan konsentrasi selenium pada air susu berkisar
antara 15 sampai 20 mcg/L.

Dengan diet yang normal, konsentrasi selenium terbanyak terdapat di


hepar dan otot masing-masing sebesar 30%. Selain itu dapat juga ditemukan
di ginjal (15%), plasma (10%), lien, pankreas, jantung, otak, paru-paru,
tulang, rambut dan kuku. 5,7 Konsentrasi serum selenium pada orang dewasa

4
>4x dibandingkan pada fetus dan neonatus, tetapi sebaliknya konsentrasi
selenium pada serebrum fetus dan neonatus lebih besar dibandingkan pada
orang dewasa. Tetapi penyebab fenomena ini belum diketahui. Distribusi
selenium di dalam tubuh dapat berubah sesuai dengan kebutuhan organ vital,
sebagai contoh, pada penelitian yang dilakukan oleh Behne, dkk tahun 2000,6
dilakukan pengurangan selenium dalam jangka panjang, terjadi penurunan
secara drastis kadar selenium di hepar, otot dan darah sampai <1% dari
normal, tetapi di otak kadar selenium masih terdapat 60%.

2.3 Manfaat Selenium

Mengonsumsi selenium sesuai dengan kebutuhan harian yang telah


dibagikan di atas akan membantu kita merasakan segala kebaikan selenium.
Berikut ini bisa dilihat manfaat atau fungsi apa saja selenium bagi tubuh
manusia.

1. Menjaga kesehatan dan fungsi sistem kardiovaskular


Kinerja organ jantung secara keseluruhan prosesnya dinamakan
dengan sistem kardiovaskular dan ketika terjadi adanya gangguan
pada jantung, itu artinya sistem kardiovaskular tengah mengalami
masalah. Sebagai organ vital pada tubuh manusia, jantung serta sistem
kardiovaskular sangat penting untuk dijaga fungsi dan kesehatannya.
Dengan mencukupi kebutuhan selenium pada tubuh, ini adalah salah
satu cara terbaik supaya gangguan dan penyakit jantung yang
mematikan dapat dihindari.

2. Sebagai antioksidan
Fungsi dari mineral selenium diketahui sebagai antioksidan yang
baik dalam menangkal segala radikal bebas. Radikal bebas yang
bersarang pada tubuh manusia dan dibiarkan begitu saja justru akan
memicu banyaknya penyakit yang datang. Bekerja sama dengan
vitamin E, selenium adalah mineral yang bermanfaat dalam membuat
fungsi antioksidan tersebut lebih optimal, yaitu melawan dan

5
membasmi radikal bebas dan ini tandanya tubuh kita akan terbebas
dari segala penyakit.

3. Mengendalikan proses reproduksi


Selenium menawarkan manfaat-manfaat baik bagi tubuh dan
salah satunya adalah menjaga kesehatan reproduksi manusia serta
mengendalikan prosesnya dengan sangat sempurna. Untuk para
wanita yang mengalami ketidakteraturan semasa datang bulan,
konsumsi selenium adalah ide dan solusi yang bagus. Walau banyak
orang belum terlalu tahu mineral selenium berikut manfaatnya dalam
tubuh, selenium punya peran besar dalam mendukung kesehatan
reproduksi dengan mengendalikan setiap gangguan yang terjadi atau
menyerang bagian sistem reproduksi kita.

4. Mengendalikan gejala lupus


Salah satu gangguan pada tubuh yang berkaitan dengan sistem
kekebalan tubuh adalah lupus, penyakit ini merupakan salah satu yang
harus diwaspadai dan dicegah sebisa mungkin. Bila gejala sudah
mulai nampak, ada cara mudah untuk mengendalikannya, yaitu
dengan mengonsumsi sumber makanan berkandungan selenium.
Ketika manfaat selenium dioptimalkan dalam sehari saja, maka kita
akan dapat mengontrol sejumlah gejala, walau memang belum jelas
apakah selenium sendiri bisa dijadikan obat penyembuh penyakit ini.

5. Mendukung produksi sperma


Bagi para pria, selenium juga sangat menguntungkan apabila
dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan harian yang direkomendasikan.
Manfaat yang bisa dirasakan oleh para pria adalah peningkatan
kesehatan seksual. Asupan selenium yang cukup akan membantu
mengontrol produksi sperma dengan baik dan akan menjaganya tetap
stabil. Dengan takaran yang mungkin sedikit dibandingkan mineral
lainnya, selenium pun mampu membuat gairah seksual meningkat.

6
6. Meningkatkan kesehatan otak
Jenis mineral selenium pun memiliki fungsi untuk menjaga
kesehatan otak di mana selenium sangat baik apabila dikonsumsi
secara rutin dengan jumlah atau takaran yang tepat. Dengan konsumsi
selenium sehari, fungsi otak akan diperbaiki dan bahkan ditingkatkan
dengan baik sehingga kesehatannya pun terjaga dan kinerjanya lebih
maksimal.

7. Sebagai pencegah kanker


Selenium adalah mineral yang tak boleh dilewatkan untuk
dikonsumsi tubuh sebab sifatnya yang alami dengan anti karsinogenik
memiliki kemampuan dalam membunuh sel yang sifatnya sama
karsinogenik. Dengan demikian, itu artinya pertumbuhan sel-sel
kanker akan mampu dicegah dengan baik di dalam tubuh sehingga
otomatis kita dapat terhindar dari penyakit kanker.

8. Sebagai anti inflamasi


Tubuh yang tidak mendapatkan cukup nutrisi maupun nutrisi
yang seimbang akan lebih gampang terkena peradangan dan untuk
mencegahnya, selenium pun merupakan zat yang perlu untuk
dipenuhi. Selenium adalah mineral yang fungsinya juga sebagai anti
inflamasi, maka otomatis ketika selenium tercukup di dalam tubuh,
peradangan atau inflamasi tak akan berani menyerang.

9. Menurunkan risiko katarak


Ada banyak jenis gangguan kesehatan pada indera penglihatan
dan salah satu yang paling umum adalah katarak. Katarak sendiri
dikenal sebagai penyakit degeneratif yang cenderung menyerang
orang-orang pada umur 60 tahun ke atas. Gangguan pada penglihatan
adalah masalah dari katarak ini di mana nantinya bisa mengakibatkan
kebutaan jika tak segera ditangani dengan benar. Selenium merupakan

7
mineral yang berfungsi untuk mencegah timbulnya katarak dan
senantiasa menjaga kesehatan mata dengan baik.

10. Meningkatkan imunitas tubuh


Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga sistem daya
tahan tubuh manusia, dan selenium adalah salah satu jenis mineral
yang sangat baik untuk hal tersebut. Imunitas tubuh yang turun akan
menyebabkan tubuh sangat gampang terserang penyakit, dan ketika
daya tahan tubuh selalu dijaga dengan baik, segala jenis penyakit tidak
akan gampang menyerang tubuh kita. Jenis-jenis penyakit yang
mudah menghampiri tubuh ketika tubuh kita melemah antara lain
adalah flu, demam, batuk dan meriang. Meski kondisi-kondisi tersebut
tergolong ringan, terlalu sering dialami tubuh akan sangat
mengganggu kegiatan sehari-hari kita.

11. Mencegah virus dan infeksi


Sebaiknya tidak sekali-kali meremehkan jenis mineral selenium
karena kenyataannya selenium juga berfungsi mencegah masuknya
segala macam virus ke dalam tubuh secara efektif. Memang tidak
semua virus itu berbahaya, namun apapun jenisnya dan apapun
penyakit yang dibawanya kepada kita, segala aktivitas pasti akan
terhambat ketika kita sakit. Selenium mampu mencegahnya dan
bahkan perkembangan infeksi dari virus-virus pun dapat dihambat,
termasuk penyakit influenza dan batuk.

12. Mengendalikan suasana hati


Banyak orang merasakan tidak mudahnya mengendalikan suasana
hati atau mood mereka sehingga akhirnya melampiaskan kepada
benda atau orang tertentu yang tak bersalah. Ketika suasana hati bisa
berubah secara cepat terlalu sering, ini bisa menjadi indikator depresi.
Dengan memenuhi kebutuhan selenium sebaik mungkin, suasana hati

8
akan dapat dikontrol dengan lebih mudah sehingga otomatis dapat
mengurangi tingkat stres maupun depresi.
Disebutkan pada sebuah hasil penelitian bahwa seseorang yang
mengalami rendahnya kadar selenium di dalam tubuh bakal
berkemungkinan besar memiliki gangguan mood dan sangat mudah
stres. Bahkan ada juga yang karena kekurangan selenium sampai
mengalami depresi yang lebih serius ketimbag orang-orang yang
memenuhi kebutuhan selenium secara cukup dan rutin.

13. Menunda penuaan dini


Mencegah penuaan dini bukan hanya tugas dari vitamin E
maupun kolagen saja, melainkan selenium juga sangat berperan dalam
membantu membuat kulit tampak awet muda senantiasa. Segala kerut
dan garis halus yang merupakan gejala penuaan dini akan dapat
diatasi oleh selenium, termasuk juga ketidakelastisan kulit, kulit
kusam, serta kulit kering dan kasar.

14. Mengurangi ketombe


Selain baik untuk kulit sebagai anti-aging yang berguna menunda
penuaan dini, selenium adalah mineral yang pas untuk diandalkan
untuk merawat kulit kepala, apalgi bagi yang merasa sering dan
mudah berketombe. Ketombe memang dapat timbul dikarenakan
sampo yang kurang cocok atau jarangnya mencuci rambut, tapi
kekurangan selenium pun mampu memicu hal ini. Tak hanya
mengurangi jumlah ketombe, selenium juga baik sebagai pencegah
timbulnya ketombe asalkan kita juga tetap menggunakan perawatan
rambut yang tepat untuk dilakukan bersamaan dengan pemenuhan
nutrisi mineral selenium.

15. Mengurangi risiko terkena stroke


Selain dari gangguan penyakit jantung atau sistem kardiovaskular,
risiko penyakit stroke pun bisa dikurangi dengan memenuhi asupan

9
selenium secara cukup. Penyakit jantung dan stroke memiliki kaitan
satu sama lain di mana pembuluh darah kurang berfungsi dengan baik
karena adanya hambatan di bagian aliran darah. Selenium memiliki
tugas untuk menjaga pembuluh darah supaya tetap sehat dan stabil.

2.4 Proses Absorpsi Selenium

Absorpsi selenium terjadi di duodenum melalui Na+-dependent neutral


amino acid transport sistem. Selenomethionine diabsorbsi hampir 100%.
Sedangkan absorbsi selenium inorganik bervariasi tergantung dengan faktor
luminal. Selenium bentuk organik, terutama L-selenomethionine lebih mudah
diserap oleh tubuh daripada bentuk inorganik, hal ini disebabkan karena
selenium bentuk organik mengandung asam amino, sehingga dapat bergabung
dengan protein tubuh dan memungkinkan untuk disimpan dan dilepaskan
kembali jika diperlukan. Dselenomethionine didegradasi menjadi selenium
inorganik. Oleh karena itu bioavailabilitinya hanya 1/5 dari L-
selenomethionine. Sedangkan selenium inorganik langsung didegradasi
sehingga tidak dapat disimpan.

Absorbsi selenium tidak dipengaruhi oleh status selenium dalam tubuh.


Absorbsi selenium tergantung kepada beberapa nutrisi yang lain. Vitamin A,
C dan E meningkatkan absorbsi. Sedangkan merkuri menurunkan absorbsi
selenium karena terbentuk endapan. Selenomethionine yang tidak langsung
dimetabolisme akan bergabung dengan protein tubuh dalam otot rangka,
eritrosit, pankreas, hati, ginjal, lambung dan mukosa gastrointestinal. Seperti
yang terlihat pada gambar , di dalam sel usus halus, senyawa selenium akan
dimetabolisme menjadi selenocysteine. Selenomethionine (SeMet) diubah
menjadi selenocysteine (CySeH) melalui selenohomocystein dan
selenocsystathionine.

Di hepar selenocysteine akan mengalami dekomposisi menjadi serine


dan hydrogen selenide (H2S) oleh enzim β-lyase. H2S akan digunakan untuk
sintesa selenoprotein atau mengalami metilasi menjadi mono-, di-, dan
trimethyl oleh S-adenosylmethionine (SAM). Di hepar, selenomethionine

10
juga dapat mengalami pemotongan oleh enzim γ-lyase menjadi monomethyl
selenol. Di dalam sitosol usus halus, selenocystine bereaksi dengan
glutathione tereduksi (GSH) membentuk selenocysteine-glutathione selenenyl
sulfide (CySeSG). CySeSG kemudian direduksi oleh GSH menjadi
selenocysteine. CySeSG juga direduksi oleh enzim glutathione reduktase
menjadi selenocysteine dan NADPH. Selenocystein selanjutnya akan
mengalami proses yang sama seperti selenomethionine.

Selenite dimetabolisme oleh glutathione (GSH) atau glutathione


reduktase menjadi hydrogen selenide melalui selenodiglutathione dan
glutathyonylselenol. Hydrogen selenide selanjutnya mengalami proses proses
yang sama seperti di atas. Mekanisme transport sejauh ini masih belum jelas.
Tetapi ada hipotesis yang mengatakan bahwa selenium masuk ke sel darah
merah melalui proses difusi dan kemudian dibawa ke seluruh tubuh. Di dalam
darah selenium terikat pada lipoprotein, seperti VLDL atau LDL. Mekanisme
transport kedua diduga adalah selenoprotein P.

11
2.5 Proses Metabolisme Selenium

Pemecahan antara absorbsi selenium dan ketersediaan selenium


mengakibatkan perbedaan besar dalam post-absorbsi metabolism antara
selenomethionin dan sumber lain. Hal ini menimbulkan efek pada retensi
selenium, ekskresi dan transfer pada plasenta dan mammary.
Selenomethionin memeasuki penyimpanan methionine dan proporsi variable
menjadi dimana methionine lebih dibutuhkan dibanding selenium, tetapi
konversi parsial menjadi selenocystine (seCys) melalui lyase dan
adenosilmethionine mungkin terjadi. seCy dapat dimasukkan ke selenoprotein
P dalam hati dan dibawa ke plasma, dimana diambil dan dimasukkan kedalam
salah satu dari banyak fungsional selenophospatsintase dalam jaringan.
Selenite dan selenate direduksi menjadi selenide dan dimasukkan ke dalam
seleno protein P. dosis oral dan parenteral dari 75 selenomethionine sama-
sama di metabolisme setelah melalui hati, clearance aliran darah sangat
lambat ( paruh waktu dalam plasma 12 hari ). Sebagian besar akan disimpan
dalam otot dan selenium dipertahankan dalam hati dan ginjal yang berikatan
dengan protein. Sebaliknya, clearance selenocytine atau selenium anorganik
terlalu cepat.

Masuknya seleniumcytin ke dalam eritrosit cytosolic glutasi peroksidasi


(GPX) terjadi pada eritropoiesis dan terjadi lag sebelum hasil GPX dilepaskan
pada aliran darah. Selenomethionin, disisi lain dapat dimasukkan kedalam
eritrosit sebagai methionin dalam hemoglobin. Beberapa transfer selenium
dari selenomethionin ke selenocystine terjadi selama transsilverasi atau
transaminasi kecuali dan sampai hal tersebut terjadi, selenomethionin (bukan
selenocystine) dipengaruhi oleh pasokan dan kebutuhan methionin. Jika
konsumsi kekurangan methionin, suplementasi selenomethionin dengan
selenomethionin dapat meningkatkan selenium dalam jaringan selama
penurunan aktivitasi GPX pada saat kebutuhan methionin tinggi seperti pada
awal laktasi dan masa penyapihan. Pada ruminansia, metabolism selenium
akan berlangsung dipengaruhi oleh pengurangan sulfur dan pasokan nitrogen
dan faktor lain yang mempengaruhi sintesis mikroba pada rumen.

12
2.6 Toxicity dan Deviciency Selenium
A. Toxicity Selenium

Dosis tinggi Se (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah,


diare,rambut dan kuku rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem saraf.
Kecenderungan menggunakan suplemen Se untuk mencegah kanker harus
dilakukan secara hati-hati, jangan sampai dosis berlebihan. Konsumsi
tinggi menyebabkan peningkatan ekresi melalui urin. Efek kelebihan Se
juga dapat menyebabkan keracunan, kondisi keracunan ini lebih dikenal
dengan sebutan selenosis di mana asupan selenium adalah lebih dari
normal per harinya.

B. Deviciency Selenium

Kekurangan Se pada manusia karena makanan yang dikonsumsi


belum bayak diketahui. Pada tahun 1979 para ahli dari Cina melaporkan
hubungan antara status Se tubuh dengan penyakit kesban, dimana terjadi
kardiomiopati atau degenerasi otot jantung yang terutama terlihat pada
anak-anak dan perempuan dewasa (Keshan adalah sebuah propinsi di
Cina). Penyakit keshan-Beck pada anak remaja menyebabkan rasa kaku,
pembengkakan dan rasa sakit pada sendi jari-jari yang diikuti osteoarthritis
secara umum, yang terutama dirasakan pada siku, lutut dan
pergelangankaki. Pasien yang mendapat makanan prenteral total yang pada
umumnya tidak mengandung Se menunjukkan aktivitas glutation
peroksidase rendah dan kadar Se dalam plasma dan sel darah merah yang
rendah. Beberapa pasien menjadi lemah, sakit pada otot-otot dan terjadi
kardiomiopati pasien kanker mempunyai taraf selenium plasma yang
rendah.

Kekurangan Se juga dapat menyebabkan penyakit Keshan, penyakit


Kashin-Beck, gangguan tiroid, kanker, penyakit kardiovaskular, dan
gangguan reproduksi (Fordyce, 2005). Karena Se berkaitan dengan
patogenesis penyakit-penyakit di atas, sehingga banyak penelitian untuk
membuktikan penggunaan suplemen selenium dalam terapi penyakit

13
kardiovaskular, autoimun tiroiditis dan sebagai antiinflamasi dapat
memberikan efek yang memuaskan. Kekurangan Se menyebabkan
aktivitas enzim glutation peroksidase terhambat, kekebalan tubuh
menurun. Bentuk devisiasi dari selenium adalah sebagai berikut :

1. Kerusakan jantung
Apabila sampai tubuh memiliki kadar Se yang rendah, tak
diragukan lagi proses sistem kardiovaskular bakal kacau dan
berimbas pada organ jantung. Beragam penyakit jantung berpotensi
muncul satu per satu ketika selenium tak segera dipenuhi.

2. Menaikkan risiko stroke


Fungsi dari Se adalah menjaga kesehatan pembuluh darah
supaya aliran darah tetap lancar melaju ke organ-organ dalam tubuh
kita. Kurangnya Se pada tubuh akan membuat pembuluh darah
mendapat masalah yang akhirnya tak hanya berimbas pada jantung,
tapi juga menaikkan risiko terkena stroke.

3. Kegagalan organ dan kematian


Jaringan Fungsi dari pembuluh darah bisa saja terganggu karena
kurangnya selenium. Akibatnya, penyakit jantung dan stroke akan
menyerang tubuh kita; tak jarang juga gangguan pada hati dan otot
serta organ lainnya pun mengikuti sehingga akan sangat berbahaya.
Bila sudah demikian dan terlambat ditangani, kegagalan organ
adalah risikonya, berikut juga kematian jaringan tubuh sehingga
penyakit-penyakit serius bisa sewaktu-waktu menjalar.

4. Gangguan reproduksi
Kadar selenium yang rendah akan memicu adanya gangguan
pada sistem reproduksi wanita. Bila dengan mengonsumsi rutin
menstruasi dapat menjadi lebih teratur, maka kemungkinan besar
efek kekurangan selenium akan menjadikan siklus bulanan wanita
ini akan mengalami ketidakteraturan. Kekurangan selenium justru

14
membuka peluang bagi gangguan kesehatan untuk datang dan
menyerang bagian reproduksi kita dengan lebih mudah.

5. Kanker selenium
Kanker selenium dengan sifat alaminya yang kita ketahui
sebagai sifat anti karsinogenik mampu membasmi sel-sel kanker.
Jadi kalau tubuh sampai kekurangan selenium, sel-sel kanker atau sel
yang memiliki sifat karsinogenik akan menjadi lebih mudah
berkembang di dalam tubuh. Selenium dengan jumlah yang terlalu
rendah atau sedikit akan kesulitan dalam mencegah pertumbuhan sel
kanker, maka ini adalah yang perlu kita waspadai.

6. Gangguan Seksual
Mineral selenium memiliki arti dan fungsi penting bagi para pria
karena kesehatan seksual mereka dapat dikatakan ditentukan oleh
kadar Se. Jika tubuh kekurangan zat mineral satu ini, produksi
sperma akan terhambat dan gairah seksual pun menjadi turun.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Selenium merupakan unsur dengan nomor atom 34, memiliki sifat semi
logam dan berada dalam bentuk yang kimia yang beragam di alam (NRC),
1983). Selenium terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk anorganik
dan dalam bentuk organik. Bentuk anorganik dari selenium adalah selenat
(SeO4-2) dan selenit (SeO3-2), sedangkan bentuk organiknya adalah
selenometionin dan selenosistein (Sunde, 2006). Kadungan selenium tertinggi
pada makanan terdapat pada daging, makanan laut (Sunde, 2012). Selain itu
juga ditemukan di dalam kacang, sereal, dan produk olahan susu (Sunde,
2006). Kandungan selenium dalam tubuh manusia sangat bervariasi antara 3
mg sampai 20,3 mg, tergantung dari kandungan selenium pada tanah di
daerah tersebut. Mengonsumsi selenium sesuai dengan kebutuhan harian yang
telah dibagikan di atas akan membantu kita merasakan segala kebaikan
selenium. Berikut ini bisa dilihat manfaat atau fungsi apa saja selenium bagi
tubuh manusia yaitu menjaga kesehatan dan fungsi sistem kardiovaskular,
sebagai antioksidan, mengendalikan proses reproduksi, meningkatkan
imunitas tubuh, dan lain sebagainya.

Dosis tinggi Se (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah,


diare,rambut dan kuku rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem saraf.
Kecenderungan menggunakan suplemen Se untuk mencegah kanker harus
dilakukan secara hati-hati, jangan sampai dosis berlebihan. Konsumsi tinggi
menyebabkan peningkatan ekresi melalui urin. Efek kelebihan Se juga dapat
menyebabkan keracunan, kondisi keracunan ini lebih dikenal dengan sebutan
selenosis di mana asupan selenium adalah lebih dari normal per harinya.
Sedangkan kekurangan selenium dapat menyebabkan kerusakan jantung,
menaikkan resiko stroke, serta menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

16
DATAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Nutrition-Minerals and Trace Elements, (Online).


(http://science.jrank.org:, Diakses tanggal 22 Mei 2019).

Anonim, Vitamins and Minerals, (Online). (www.eatwell.gov.uk, Diakses tanggal


22 Mei 2019).

Cunningham FG, Gant NF, Laveno KJ, Gilstrap LC, Wenstrom KD. William
Obstetrics 21st ed. New York: McGraw hill 2001: 567-89

Erlita. 2016.Selenium : Pengertian – Manfaat – Efek Kekurangan dan Kelebihan


– Makanan. (https://halosehat-com.cdn.ampproject.org/ v/s/halosehat.com/
gizi-nutrisi/mineral/selenium/amp?amp_js_v=a2&ampgsa=1&usqp=mq
331AQA#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20
%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fhalosehat.com%2Fgizi-
nutrisi%2Fmineral%2Fselenium, Diakes tanggal 22 Mei 2019).

Handayani,dkk. 2000. Mineral Mikro. (Online)


(https://www.scribd.com/doc/106622584/Makalah-Biokimia-Mineral-
Mikro-8, Diakses tanggal 22 Mei 2019).

Istiqomah, Nurul, dkk. Zat Gizi Mikro (Mineral). (Online)


(https://www.scribd.com/document/377149868/zat-Gizi-mikro-Mineral,
Diakses tanggal 22 Mei 2019).

Muh, Edihar. 2013. Metabolisme Mineral Mikro. (Online)


(https://www.academia.edu/20426029/Metabolisme_Mineral, Diakses
tanggal 23 Mei 2019).

Nakamuro K, Okuno T, Hasegawa T. Metabolism of Selenoamino Acids and


Contribution of Selenium Methylation to Their Toxicity. Journal of Health
Science 2000;46:418-21.

17
Rachimhadhi T.Preeklampsia dan eklampsia: WiknjosastroH. Saifuddin AB,
Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan edisi ketiga . Jakarta; Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo 1997: 281-301

Sri, Yunita. 2018.SELENIUM DAN MANFAATNYA UNTUK KESEHATAN:


REVIEW JURNAL. jurnal Farmaka (online) , Vol 16, No 2. (
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/17572/pdf , Diakses
tanggal 22 Mei 2019).

Yunita, Sri Adi Sumi. 2018. Selenium dan Manfaatnya Untuk Kesehatan: Review
Jurnal. Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 2.

18

Anda mungkin juga menyukai