Anda di halaman 1dari 11

Laporan Sementara Hari : Jumat

MK.Biokimia Praktikum Tanggal : 26 November 2021

PENENTUAN KADAR KALSIUM ASI

Disusun oleh :

Anisa Zulfitri
(P032013411006)

DIII Gizi TK. 2A

Dosen Pengajar :

Lidya Novita S.Si.M.Si

Lily Restusari Dra.M.Farm.Apt

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
2021
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Air Susu Ibu merupakan makanan ideal bagi neonatus. ASI menyediakan nutrisi-nutrisi
yang spesifik dengan kebutuhan bayi sesuai dengan umurnya. ASI memiliki fungsi menjaga
keseimbangan nutrisi, mengandung faktor-faktor imunologis, zat anti bakteri dan faktor-
faktor yang bekerja sebagai sinyal biologis untuk memicu pertumbuhan dan diferensiasi seluler.

Komposisi ASI terdiri dari zat-zat gizi yang struktur dan kualitasnya sangat cocok untuk
bayi dan mudah diserap oleh bayi. Kandungan zat gizi ASI seperti adanya protein dan lemak,
mengandung laktosa dan vitamin, ada zat besi, garam, kalsium dan fosfat serta memiliki
kandungan air yang cukup sekalipun berada pada iklim panas. Komposisi ASI tidak selalu
sama, tergantung pada spesies, keadaan ibu, dan saat permulaan atau akhir pemberian susu.
Bahkan dalam waktu 24 jam, komposisi ini berbeda-beda.

Kalsium berfungsi dalam pembentukkan tulang dan gigi, proses pembekuan darah, dan
kontraksi otot. Jika asupan kalsium ibu rendah tubuh akan mengambil persediaan kalsium
dari dalam tulang untuk memproduksi ASI, hal ini akan mengakibatkan densitas tulang ibu
menjadi berkurang dan berisiko lebih tinggi mengalami osteoporosis.

1.2 PRINSIP
Dengan adanya hidrogen peroksida, ion-ion Kalsium bereaksi dengan glioksal-bis (2-
hidroksianil) memebentuk kompleks berwarna merah. Konsentrasi Kalsium ditentukan secara
semi-kuantitatif dengan membandingkan zona reaksi pada tes strip dengan warna pada kertas
tabel warna secara visual.

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui cara menentukan kadar kalsium dalam sampel ASI
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN KALSIUM
Kalsium adalah mineral paling banyak dalam tubuh dan termasuk paling penting.
Tumbuh membutuhkan kalsium untuk membentuk dan memperbaiki tulang dan gigi,
membantu fungsi saraf, kontraksi otot, pembentukan darah dan berperan dalam fungsi
jantung. Semua kalsium yang masuk kedalam tubuh (melalui makanan atau asupan) sebagian
besar disimpan oleh tubuh dan tidak dibuang melalui urin atau feses. Pada kondisi normal,
kadar kalsium terkontrol dengan baik. Saat jumlah kalsium menurun, kalsium dilepaskan dari
tulang untuk mengembalikan jumlah kalsium dalam darah. Saat jumlah kalsium darah naik,
kelebihan kalsium mungkin disimpan ditulang atau dikeluarkan dari tubuh melalui urin atau
feses.

Kalsium termasuk kedalam salah satu makro elemen, yaitu mineral yang dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari. Kalsium adalah salah satu makro elemen
selain natrium, kalium, mangan, phosphor, clorium, dan sulfur. Makro elemen berfungsi
sebagai zat yang aktif dalam metabolism atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan
jaringan. Kalsium, mangan, dan phosphor terutama terdapat sebagai bagian penting dari
struktur sel dan jaringan sedangkan elemen lainnya termasuk kedalam keseimbangan cairan
dan elektrolit.

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh sekitar 99%
total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama
dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma dan cairan ekstravaskular.
Kalsium didalam tulang mudah dimobilisasikan kedalam cairan tubuh dan darah, bila
diperlukan untuk diteruskan kepada sel-sel jaringan yang lebih memerlukannya. Terutama
trabecule dari struktur tulang merupakan tempat penimbunan kalsium yang mudah sekali
melepaskan kalsium untuk dipergunakan kedalam keperluan lain.

2.2 KALSIUM PADA ASI


Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi
untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah.
Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih
besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan
lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat
penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada
bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI. 

Rendahnya asupan kalsium bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, terutama


masalah pertumbuhan dan masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan fungsi kalsium
dalam tubuh. Kalsium merupakan komponen terbesar dalam tulang, sehingga asupan kalsium
dari makanan penting untuk meningkatkan penambahan kekuatan dan kesehatan tulang.

Selama pertumbuhan, tuntunan terhadap mineralisasi tulang sangat tinggi, asupan


kalsium yang sangan rendah dapat menyebabkan hipokalsemia, meskipun sekresi dari
kelenjar paratiroid maksimal, yang dapat mengakibatkan rendahnya mineralisasi matriks
deposit tulang baru dan disgungsi osteoblas. Defisiensi kalsium akan mempengaruhi
pertumbuhan linear jika kandungan kalsium dalam tulang kurang dari 50% kandungan
normal. Pada bayi, kekurangan kalsium didalam tulang dapat menyebabkan rakitis,
sedangkan pada anak-anak, kekurangan deposit dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan.

2.3 AKIBAT KEKURANG KALSIUM PADA IBU MENYUSUI

Berikut beberapa akibat atau dampak yang bisa muncul karena kekurangan kalsium pada
tubuh Ibu menyusui, antara lain:

a. Kram Otot

Gejala ini merupakan akibat yang juga bisa muncul karena kekurangan kalsium dalam
tubuh. Gejala awal yang biasanya timbul ialah otot yang terasa sakit, terutama pada
bagian paha, lengan, dan ketiak ketika digunakan untuk bergerak atau aktivitas fisik
seperti memutar, melangkah, dan lainnya.

b. Rentang Terserang Virus dan Bakteri Jahat

Kalsium juga memiliki fungsi untuk melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri
jahat. Dengan demikian, kekurangan asupan kalsium akan menyebabkan tubuh mudah
terserang virus, apalagi pada sang bayi yang sistem kekebalan tubuhnya tidak sebaik
ibunya sehingga akan mudah terserang penyakit.
c. Terganggunya Fungsi Saraf
Fungsi kalsium lainnya yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi saraf dan otot
sehingga kekurangan kalsium dapat menyebabkan melemahnya otot dan detak jantung
yang tidak teratur. Penyakit seperti hipokalsemia yang disebabkan karena kurangnya
kalsium dalam tubuh bisa saja muncul dan dapat menyebabkan kesemutan atau mati rasa
pada bagian jari-jari. Dengan kata lain, fungsi saraf terganggu, disamping dampak
lainnya, seperti tekanan darah rendah dan gagal jantung kongestif.
d. Mengakibatkan Kejang
Gejala ini merupakan gejala paling akut dari penyakit hipokalsemia. Hal ini disebabkan
karena kalsium yang diperlukan oleh tubuh sebagai fungsi neurologis dan
pengembangan, serta menyebabkan kerusakan pada otak. Satu hal yang harus diwaspai
bahwa gejala hipokalsemia sulit terdekti pada bayi.
e. Insomnia
Kekurangan asupan kalsium dalam tubuh juga bisa menyebabkan sang Ibu menyusui
mengalami insomnia (susah tidur). Hal ini dikarenakan kalsium yang sebagaimana telah
disebutkan di awal untuk mengoptimalkan fungsi saraf sehingga saat tubuh tidak
mendapat asupan kalsium yang cukup, maka beberapa organ penting seperti jantung akan
terganggu. Dengan kata lain, sistem saraf akan mengalami gangguan seperti telah
dijelaskan pada poin 3. Gangguan-gangguan itulah yang memiliki potensi untuk
menyebabkan seseorang mengalami insomnia (susah tidur).
f. Mudah Sakit Gigi
Tidak hanya sakit gigi saat hamil saja, mudah sakit gigi juga bisa dialami oleh Ibu ketika
masa menyusui pasca melahirkan karena kekurangan asupan kalsium dalam tubuh.
Gejala ini dikarenakan asupan kalsium yang kurang di tubuh memaksa bayi mengambil
asupan kalsium dari gigi dan tulang Ibunya. Apabila hal ini dibiarkan secara terus-
menerus, maka cadangan kalsium yang ada di dalam gigi dan tulang Ibu tersebut akan
semakin berkurang sehingga pada tahap itulah sang Ibu akan rentan mengalami sakit
gigi.
g. Pengeroposan Tulang
Hal ini juga akibat lanjutan yang kemungkinan besar terjadi setelah sakit gigi sehingga
sang Ibu akan mengalami pengeropan tulang (osteoporosis) dini. Keadaan ini sudah tidak
asing lagi jika kalsium yang merupakan mineral sebagai nutrisi utama tulang tidak bisa
terpenuhi. Karena kalsium juga berperan penting dalam pembentukan tulang, bahkan
kalsium adalah komponen utamanya

h. Berkurangnya Kualitas ASI


Sebagaimana kita tahu bahwa kandungan utama yang ada pada ASI ialah kalsium.
Sedemikian sehingga apabila sang Ibu kekurangan asupan kalsium, maka akan
berpengaruh pada ASI yang diproduksi. Dengan kata lain, asupan kalsium yang tidak
mencukupi akan mengurangi kualitas ASI yang diproduksi oleh tubuh sang Ibu.
i. Terhambatnya Pertumbuhan Gigi dan Tulang Bayi
Kadar kalsium yang didapat bayi dari ASI sang Ibu akan membantu pertumbuhan gigi
dan tulangnya, terutama dalam hal penguatan gigi dan tulang tersebut. Dengan demikian,
apabila sang Ibu kekurangan asupan kalsium sehingga jumlah kalsium di dalam ASI-nya
sedikit, maka pertumbuhan gigi dan tulang bayi yang dibantu dengan kalsium sebagai
komponen utamanya akan terhambat.
j. Keterlambatan Pertumbuh Kembangan Bayi
Kekurangan kalsium bagi bayi lainnya karena disebabkan oleh sang Ibu yang juga
mengalami kurangnya asupan kalsium yang masuk ke dalam tubuhnya ialah adanya
keterlambatan pada pertumbuh kembangannya, seperti keterlambatan untuk bisa
merangkak, duduk, berdiri, dan juga berjalan. Hal ini dikarenakan akibat lanjutan karena
terhambatnya pertumbuhan tulang.

2.5 AKIBAT KELEBIHAN KALSIUM PADA IBU MENYUSUI

a. Mengakibatkan Mual-mual
Kelebihan kalsium pada ibu hamil kurang baik, sebab akan menyebabkan wanita
hamil menjadi sering merasa mual-mual bahkan muntah. Rasa mual-mual ini bahkan
bisa terjadi hingga proses persalinan.
b. Menyebabkan Osteoporosis
Kalsium merupakan suplemen penting untuk kesehatan tulang, namun apabila
dikonsumsi secara berlebih oleh seorang wanita yang sedang hamil maka akan
mengalami degenerasi tulang atau memudarnya kembali tulang sehingga akan
menyebabkan beresiko osteoporosis.
c. Memicu Kanker
Seorang wanita hamil yang memiliki keturunan atau gen kanker dari keluarganya,
sebaiknya tidak disarankan untuk mengkonsumsi asupan kalsium secara berlebih.
Karena asupan kalsium secara berlebih dapat memicu tumbuhnya sel kanker, selain
itu kelebihan kalsium dapat mengganggu peredaran darah selama masa hamil.
d. Batu Ginjal
Selain dapat memicu kanker kelebihan kalsium juga dapat menyebabkan ibu hamil
mengalami masalah batu ginjal. Kalsium yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan
dibuang melalui saluran kemih dan ginjal. Bila terjadi penumpukan, maka suatu saat
batu ginjal bisa saja menyerang.
e. Sulit Buang Air Besar
Apabila seorang wanita hamil mengalami kelebihan kalsium, ibu hamil akan sering
mengalami masalah susah buang air besar. Hal itu terjadi karena zat sisa menjadi
lebih keras sehingga akan sulit dikeluarkan.
BAB III

METODE
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Hari/tanggal : Jumat, 26 November 2021

Waktu : 08.00 – selesai

Tempat : Daring

3.2 ALAT DAN BAHAN


3.2.1 ALAT
1. Tes strip

2. Indikator universal pH 0-14

3. Tabung reaksi

3.2.2 BAHAN
1. ASI 25 mL

2. Reagen Ca-1 dan Reagen Ca-2

3. NaOH 1 M

4. HCl 1 M

5. Larutan standar Ca
3.3 PROSEDUR

Masukkan 5 mL sampel ke dalam tabug reaksi.

Celupkan zona reaksi pada tes strip ke dalam sampel selama 1


detik

Angkat tes strip, goyang-goyangkan untuk menghilangkan


kelebihan cairan pada tes strip, kemudian letakkan di samping
permukaan zona reaksi

Masukkan 1 sendok biru kecil reagen Ca-1 pada tabung sampel,


PROSEDUR kocok sampai larut

Tambahkan 10 tetes reagen Ca-2 dan kocok

Celupkan zona reaksi tes strip ke dalam tabung sampel selama 45


detik

Angkat tes strip, goyangkan untuk menghilangkan kelebihan


cairan

Bandingkan warna dengan tabel warna dan tentukan konsentrasi


Ca dengan tepat, perkirakan nilai tengah
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. h. 228.

Al-Rahmad AH. Kajian stunting pada anak balita ditinjau dari pemberian ASI ekslusif, MP-
ASI,
status imunisasi dan karakteristik keluarga di kota
Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Indonesia. 2010;
01:65-70

Jarjou LMA, Goldberg G R, Coward W A, Prentice


A. Calcium intake of rural Gambian infants: a
quantitative study of the relative contributions of
breast milk and complementary foods at 3 and 12
month of age. Europe Journal Of Clinical Nutrition;
2012; 66:673-7.
8. Chaidir MM, Citrakesumasari, Devintha V.
Konsentrasi mikronutrien kalsium (Ca) pada ASI
berdasarkan determinan ibu dan bayi di
Puskesmas Kassi-Kassi (tesis). Makassar:
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin; 2015.
9. Kurniasari Y. Kadar kalsium serum pada anak
stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan (tesis).
Bandung: Magister Kebidanan Universitas
Padjajaran; 2016

Hardinsyah. Hubungan kalsium dalam susu


dengan tinggi badan anak. Jurnal Kesehatan
Indonesia. 2008;02:54-8.

Krummel. Pentingnya asupan kalsium bagi bayi


dalam 1000 hari pertama kehidupan. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia. 2006;01:23-31.
13. Endika R. Perbedaan pertambahan panjang badan
antara bayi yang menyusui secara ekslusif dan
susu formula (skripsi). Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2011.

Saptawati B. Korelasi antara asupan kalsium


dengan indikator tinggi badan. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia. 2014;01:59-63.

Anda mungkin juga menyukai