Disusun Oleh :
Dona Corina (P031713411047)
Fitra Madanisyam (P031713411050)
Nursalisa (P031713411066)
Rika Ramadhani Fitr (P031713411069)
Dosen Pengampu:
Yuliana Arsil, M. Farm, Apt
Lily Restusari, M. Farm, Apt
Lidya Novita, SSi, M.Si
JURUSAN GIZI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN RIAU
TA. 2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan kemajuan teknologi dalam bidang ilmu kedokteran, di laboratorium telah
dikembangkan bermacam-macam alat pemeriksaan yang lebih canggih alat tersebut dapat
membantu penegakan diagnosis. Pemantauan perjalanan penyakit, serta pemantauan hasil terapi
dengan lebih baik dan teliti. (Hariono, 2006).
Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis
sepeti Hb Diaspect. Alat ini digunakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) serta berbagai rumah
sakit, klinik, dan lembaga penelitian. Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan
yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein
khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan
dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini
adalah unutk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung)
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah.
Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn,
2009).
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah
(Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml
darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). WHO menetapkan batas
kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2002).
Penurunan kadar hemoglobin dapat mengakibatkan gejala anemia berupa bdan lemah,
lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, mudah terinfeksi penyakit,
stamina tubuh menurun dan pandangan kabur, wajah selaput lender kelopak mata, bibir, dan
kuku penderita tampak pucat.
1.2 Tujuan Pratikum
TINJAUAN PUSTAKA
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam
sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke
jaringan-jaringan (Evelyn, 2002).
Menurut William, hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk bulat yang
terdiri dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian heme yang berkonjungsi
dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivate porfirin yang mengandung besi.
Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin
(Shinta, 2005).
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah
(Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap
100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Hemoglobin
normal adalah :
METODE
1. Alat Diaspect
2. Kuvet
3. Blood Lancet
4. Auto Lancet
5. Alkohol Swab
6. Tissue
3.2 Prosedur