Anda di halaman 1dari 20

INTERAKSI ANTARA ZAT GIZI

JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES


MAMUJU
• Interaksi antara zat gizi makro
• Interaksi antara zat gizi mikro
• Interaksi antara zat gizi makro dan mikro
PENDAHULUAN
• Interaksi yang terjadi antara zat gizi
mempengaruhi penyerapannya di dalam
tubuh.(bioavailabilitas)
• Setiap zat gizi memiliki peran masing2 yang
mempengaruhi penyerapan zat gizi lain.
• Peran inhibitor (penghambat) dan enhancer
(penambah)
INTERAKSI ANTARA MAKRONUTRIEN

• Zat gizi makro


- Karbohidrat
- Protein Sumber energi
- Lemak
Interaksi Karbohidrat-lemak-protein

• Sumber energi
• Pengatur metabolisme lemak
• Penghemat fungsi protein
Protein-karbohidrat-lemak
• Protein merupakan komponen penyusun tubuh
terbesar kedua setelah air.
• Berperan dalam berbagai sekresi tubuh
Hormon-hormon seperti tiroid, insulin, epinefrin, dan
sebagainya adalah merupakan protein. Enzim seperti
amilase, katalase, lipase, juga merupakan protein.
• Berperan dalam transpor zat gizi
seperti lipoprotein yang berperan dalam mengangkut
lipida dan bahan-bahan sejenis lipida, serta transferin
yang berperan mengangkut zat besi dan mangan.
Lemak-protein-karbohidrat
• Penghemat protein (protein sparer)
• Memberi rasa kenyang dan kelezatan pada
makanan
INTERAKSI ANTARA MIKRO
NUTRIEN
Zat besi
• Berperan pada reaksi oksidasi dan reduksi.
• Sangat reaktif sehingga mampu berinteraksi
dengan oksigen.
• Berperan dlm respirasi sel; sbg kofaktor enzim2
yang terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi
• Zat besi dalm Hb. Menghantar oksigen dari
paru ke seluruh sel jaringan tubuh. sebaliknya
• Berperan pada imunitas—pembtkx sel2 limfosit
seng (1)
• Seng adalah mineral terbanyak kedua stlh zat
besi.
• Hampir 100% enzim mengdg seng
• Fungsi seng – fungsi struktural, katalitik,
regulasi
• Zat besi dan seng memiliki kesamaan dlm
transporter yaitu mel. Mekanisme divalent
metal transporter-1.
Interaksi zat besi dengan seng (2)
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsumsi zat besi anorganik tinggi
mengganggu penyerapan seng.
• Perbandingan zat besi dan seng 2:1 maka
transferin y tersedia u seng berkurang.
• Suplementasi zat besi dan seng y diminum dg
air –menurunkan penyerapan seng. Tdk terjadi
• Jika dikons. dg makanan.
Interaksi antara zat besi dan vitamin A

• Kekurangan vitamin A memperburuk anemia


kurang zat besi.
• Suplementasi kombinasi suplemen vit. A dan
zat besi nampak > efektif daripada secara
terpisah.
Interaksi zat besi dan tembaga
• Interaksi terlihat pd protein y mgdg tembaga
(ceruloplasmin).
• Mengubah Fe2+ menjadi Fe3+ sehingga
memudahkan proses penyerapan zat besi.
• Mineral zat besi dan tembaga tidak dapat
diberikan secara kombinasi krn terjd kompetisi
dlm penyerapan.
Interaksi zat besi dan vitamin C
• Vitamin C sbg promotor y kuat trhdp
penyerapan zat besi. Yang dapat melawan efek
penghambat fitat dan tanin.
INTERAKSI ANTARA MAKRONUTRIEN
DAN MIKRONUTRIEN
• Lemak sebagai pelarut vitamin A, D, E, K
• Tiamin (B1) sangat berperan dalam metabolisme
karbohidrat, yaitu berfungsi sebagai koenzim
berbagai reaksi metabolisme energi. Tiamin
dibutuhkan untuk proses dekarboksilasi piruvat
dalam siklus Krebs untuk menghasilkan energi.
• Riboflavin (B2) tu. berfungsi sebagai koenzim
”Flavin Adenin Dinukleotida” (FAD) dan ”Flavin
Adenin Mononukleotida” (FMN) yang terlibat
dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur
metabolisme energi.
• Niasin (B3) sbg Koenzim berpengaruh pada
proses metabolik seluler. Kekurangan niasin
dapat menyebabkan kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan, dan kulit
memerah. Pada tingkat berat kekurangan
niasin dapat mengakibatkan pelagra dengan
ciri-ciri dermatitis, demensia, dan diare.
• Asam pantotenat (B5) tu. berperan sebagai bagian
dari koenzim A yang diperlukan dalam berbagai reaksi
metabolisme sel, terutama dalam proses perombakan
karbohidrat, asam lemak, dan asam amino untuk
menghasilkan energi.
• Kekurangan asam pantotenat dapat mengakibatkan
rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan dan
rasa panas pada kaki, muntah-muntah, lelah, dan sulit
tidur. Pangan yang merupakan sumber pantotenat
adalah hati, ragi, daging, padi-padian, dan susu.
• Vitamin B6 berperan sebagai koenzim
piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin fosfat
(PMP) dalam berbagai reaksi metabolisme
protein. Gejala yang ditimbulkan akibat
kekurangan vitamin ini adalah seperti lemah,
mudah tersinggung, dan sulit tidur. Pd tahap
lanjut defisiensi; gangguan pertumbuhan,
gangguan fungsi motorik dan kejang-kejang,
serta luka pada bibir dan sudut mulut.
• Piridoksin pada khamir, kecambah gandum,
hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan,
kentang, dan pisang.
• Asam folat (B9) berperan sebagai koenzim
tetrahidrofolat (THF) yang penting dalam
transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam
metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat.
• Asam folat diperlukan dalam proses metabolisme
dan pembentukan sel-sel darah merah. --anemia.
• Di dalam tubuh asam folat disintesis oleh bakteri
usus, tetapi akan lebih baik jika dipenuhi juga dari
makanan. Pangan yang menjadi sumber asam folat
banyak adalah sayuran hijau, hati, serealia, biji-
bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.

Anda mungkin juga menyukai