Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ISU GIZI MUTAKHIR

ANTIOKSIDAN DAN RADIKAL BEBAS

OLEH :

Atiqah Fauziah 1811221003

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Azrimaidaliza, SKM, MKM (AZ)

PRODI GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Makalah “Antioksidan dan Radikal
Bebas” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Isu
Gizi Mutakhir. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
antioksidan dan serat kaitannya dengan diabetes melitus bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Padang, Mei 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

DAFTAR ISI 3

PENDAHULUAN 5

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................6

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................6

BAB II 7

PEMBAHASAN 7

2.1. Pengertian dan Manfaat Antioksidan 7

2.2. Penggolongan antioksidan 9

2.3. Sumber antioksidan 9

2.4. Pengertian radikal bebas 10

2.5. Sumber radikal bebas 11

2.6. Komponen tubuh mana yang diserang radikal bebas 11

2.7. Hubungan antara antioksidan dan radikal bebas 12

2.8. Mekanisme kerja antioksidan 12

2.9. Makanan apa saja yang mengandung antioksidan 12

2.10. Cara yang aman mengkonsumsi buah dan sayur 13

2.11. Aplikasian antioksidan 14


2.12. Isu terbaru terkait antioksidan 14

BAB III 16

PENUTUP 16

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................16

3.2 Saran.........................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan
cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu bentuk senyawa
oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh dan dipicu
oleh bermacam-macam faktor (Winarsi, 2007). Sadikin (2001) berpendapat bahwa
serangan radikal bebas terhadap molekul sekelilingnya akan menyebabkan terjadinya
reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa radikal baru. Dampak reaktivitas
senyawa radikal bebas mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun,
penyakit degeneratif, hingga kanker. Oleh karena itu tubuh memerlukan substansi
penting, yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal
bebas dengan meredam dampak negatif senyawa radikal bebas tersebut (Karyadi, 1997).
Antioksidan dalam pangan berperan penting untuk mempertahankan mutu produk,
mencegah ketengikan, perubahan nilai gizi, perubahan warna dan aroma, serta kerusakan
fisik lain yang diakibatkan oleh reaksi oksidasi (Widjaya, 2003). Antioksidan yang
dihasilkan tubuh manusia tidak cukup untuk melawan radikal bebas, untuk itu tubuh
memerlukan asupan antioksidan dari luar (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Radikal bebas adalah molekul yang pada orbit terluarnya mempunyai satu atau lebih
elektron tidak berpasangan, sifatnya sangat labil dan sangat reaktif (Soeksmanto dkk,
2007). Peranan reaksi radikal bebas pada makhluk hidup telah menjadi objek penelitian
yang banyak diminati. Secara garis besar radikal bebas berperan penting pada kerusakan
jaringan dan proses patologi dalam organisme hidup (Velazquez et al., 2003).
Radikal bebas yang berlebih dapat menyerang senyawa apa saja terutama yang rentan
seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya berbagai penyakit degenerative
(Amic et al., 2003). Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kurangnya antioksidan dalam
tubuh, sehingga tidak mampu mengimbangi terjadinya produk oksidasi setiap saat.
Tubuh manusia secara alami telah dilengkapi pertahanan antioksidan dari enzim-
enzim seperti katalase, superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan glutation
S-transferase. Namun demikian, antioksidan tersebut belum dapat sepenuhnya mencegah
kerusakan sel. Tubuh masih memerlukan antioksidan dari luar (Vaya dan Aviram, 2001).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat penulis rumuskan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut:
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan antioksida dan manfaatnya ?
1.1.2 Apa saja penggolongan antioksidan ?
1.1.3 Apa saja sumber antioksidan ?
1.1.4 Apa yang dimaksud dengan radikal bebas ?
1.1.5 Apa saja sumber radikal bebas ?
1.1.6 Komponen tubuh mana yang diserang radikal bebas ?
1.1.7 Apa hubungan antara antioksidan dan radikal bebas ?
1.1.8 Bagaimana mekanisme kerja antioksidan ?
1.1.9 Makanan apa saja yang mengandung antioksidan ?
1.1.10 Bagaimana cara yang aman mengkonsumsi buah dan sayur ?
1.1.11 Bagaimana pengaplikasian antioksidan ?
1.1.12 Apa saja isu terbaru terkait antioksidan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Menjelaskan pengertian antioksidan dan manfaatnya
1.2.2 Menjelaskan penggolongan antioksidan
1.2.3 Menjelaskan sumber antioksidan
1.2.4 Menjelaskan pengertian radikal bebas
1.2.5 Menjelaskan sumber radikal bebas
1.2.6 Menjelaskan komponen tubuh mana yang diserang radikal bebas
1.2.7 Menjelaskan apa hubungan antara antioksidan dan radikal bebas
1.2.8 Menjelaskan mekanisme kerja antioksidan
1.2.9 Menjelaskan makanan apa saja yang mengandung antioksidan
1.2.10 Menjelaskan cara yang aman mengkonsumsi buah dan sayur
1.2.11 Menjelaskan pengaplikasian antioksidan
1.2.12 Menjelaskan isu terbaru terkait antioksidan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Manfaat Antioksidan

2.1.1 Pengertian Antioksidan


Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah
proses oksidasi molekul lain. Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat
menghasilkan radikal bebas, sehingga memicu reaksi berantai yang dapat merusak
sel. Untuk menjaga keseimbangan tingkat oksidasi, tumbuhan dan hewan memiliki
suatu sistem yang kompleks dari antioksidan, yang dapat diproduksi secara internal
atau dapat diperoleh dari ekternal berupa asupan zat gizi.

Secara kimia senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (


elektron donor). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang
dapat menangkal atau meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan bekerja
dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan
sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat di hambat (Winarti, 2010).
Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.
Antioksidan adalah suatu senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau
jumlah tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses
oksidasi.

Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah


berlebih, sehingga apabila terbentuk banyak radikal maka tubuh membutuhkan
antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran kemungkinan efek samping yang
belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi
alternatif yang sangat dibutuhkan.

Antioksidan merupakan senyawa yang terdapat secara alami dalam bahan


pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan
yang disebabkan terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak yang sehingga
bahan pangan yang berasa dan beraroma tengik (Andarwulan 1995). Menurut
Wildman (2001) antioksidan merupakan agen yang dapat membatasi efek dari
reaksi oksidasi dalam tubuh. Secara langsung efek yang diberikan oleh antioksidan
dalam tubuh, yaitu dengan mereduksi radikal bebas dalam tubuh, dan secara tidak
langsung, yaitu dengan mencegah terjadinya pembentukan radikal. Antioksidan
pertama kali digunakan sebelum Perang Dunia II yang digunakan untuk
pengawetan makanan.

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber antioksidan penting, dan telah


dibuktikan bahwa pada orang yang banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-
buahan memiliki resiko yang lebih rendah menderita penyakit kronis dibandingkan
dengan yang kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan ( Hennekens, 1986;
Van Poppel et all., 1994; Colditz et al., 1985).

2.1.2 Manfaat Antioksidan

Antioksidan mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang


mudah teroksidasi. Antioksidan dapat melindungi sel dari efek berbahaya radikal
bebas oksigen reaktif yang berkaitan dengan berbagai penyakit. Kondisi oksidasi
dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit
lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa
golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak
terdapat pangan, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan
untuk menangkal radikal bebas.

Antioksidan penting untuk mempertahankan mutu produk pangan serta


kesehatan dan kecantikan. Pada bidang kesehatan dan kecantikan, antioksidan
berfungsi untuk mencegah penyakit kanker dan tumor, penyempitan pembuluh
darah, penuaan dini, dan lain-lain (Tamat et al. 2007). Antioksidan juga mampu
menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang
sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat dicegah. Reaksi oksidasi dengan
radikal bebas sering terjadi pada molekul protein, asam nukleat, lipid dan
polisakarida (Winarsi, 2007).

Di bidang industri pangan, antioksidan dapat digunakan untuk mencegah


terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan kerusakan, seperti ketengikan,
perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lainnya (Tamat et al., 2007).
Antioksidan sangat penting sebagai inhibitor peroksidasi lipid sehingga bisa
digunakan untuk mencegah terjadinya peroksidasi lipid pada bahan pangan.

Resiko terkena penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, kanker,


aterosklerosis, osteoporosis dan penyakit degeneratif lainnya bisa diturunkan
dengan mengkosumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup. Konsumsi makanan
yang mengandung antioksidan dapat meningkatkan status imunologi dan
menghambat timbulnya penyakit degeneratif akibat penuaan. Kecukupan
antioksidan secara optimal dibutuhkan oleh semua kelompok usia (Winarsi, 2007).

2.2. Penggolongan antioksidan


a. Antioksidan primer

Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru


dengan memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih
stabil.

Contoh antioksidan primer, ialah enzim superoksida dimustase (SOD), katalase,


dan glutation dimustase.

b. Antioksidan sekunder

Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah


terjadinya reaksi berantai.

Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin E, Vitamin C, dan β-


karoten.

c. Antioksidan tertier

Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang


disebabkan oleh radikal bebas.

Contohnya yaitu enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin
sulfoksida reduktase.

2.3. Sumber antioksidan


Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksidan yang berasal dari dalam
tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen).
Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup mampu mengatasi stres
oksidatif yang berlebihan. Stres oksidatif merupakan keadaan saat mekanisme
antioksidan tidak cukup untuk memecah oksigen reaktif. Oleh karena itu, diperlukan
antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya.

Ada dua macam antioksidan berdasarkan jenisnya, yaitu antioksidan alami dan
antioksidan sintetik. Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan,
dan tumbuhan lainnya. Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang
dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami
tersebar di beberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah,
bunga, biji, dan serbuk sari. Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah
senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam
sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik polifungsional. Golongan
flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon,
kateksin, flavonol dan kalkon. Turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam
ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.

Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk


makanan dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA),
butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidoksi quinon (TBHQ), dan
tokoferol. Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah
diproduksi secara sintetis untuk tujuan komersial.

2.4. Pengertian radikal bebas


Radikal bebas adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tidak
berpasangan pada orbit terluarnya, dan memiliki sifat yang sangat labil dan reaktif
(Soeksamnto et al, 2007). Radikal bebas memiliki peran penting dalam kerusakan
jaringan dan proses patologi dalam organisme hidup (Valazquez et al., 2003).

Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron yang
tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi.
Lipoprotein dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan
elektron yang baik. Radikal bebas dapat terbentuk secara alami di dalam tubuh dan bisa
diperoleh dari luar tubuh. Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh adalah bahan
kimia yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan. Radikal bebas dari luar tubuh
dapat ditimbulkan akibat polusi, asap rokok dan radiasi. Radikal bebas yang tidak dapat
ditangani tubuh dapat menjadi pemicu berbagai penyakit kronis.

2.5. Sumber radikal bebas

 Pembasmi serangga
 Asap kendaraan bermotor
 Asap rokok
 Radiasi computer
 Radiasi sinar matahari
 Kebakaran hutan
 Radiasi handphone
 Polusi udara
 Pengawet
 Pewarna
 Radiasi televise
 Makanan (gorengan, sate, penyedap)
 Pestisida
 Pencemaran air/tanah

2.6. Komponen tubuh mana yang diserang radikal bebas


1.1 Bagian yang diserang :
 DNA
 Membrane sel
 Protein
 Lipid perioksida
 Proses penuaan

1.5.2 Penyakit yang terjadi :


 Kerusakan DNA
 Penyakit liver
 Jantung coroner
 Kanker
 Diabetes
 Katarak
 Penyakit hati
 Proses penuaan dini

2.7. Hubungan antara antioksidan dan radikal bebas


Antioksidan adalah bahan yang membantu melindungi sel-sel tubuh Anda dari
efek buruk radikal bebas. Kondisi kehidupan dan lingkungan saat ini dapat memicu
radikal bebas, sehingga membutuhkan antioksidan lebih tinggi. Tubuh tidak dapat
memproduksi cukup antioksidan sesuai kebutuhan. Karenanya, diperlukan konsumsi
cukup makanan dengan kandungan antioksidan tinggi, untuk menanggulangi radikal
bebas.

Abnormalnya kadar radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dapat menyerang
senyawa yang rentan, seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya
berbagai penyakit (Amic et al. 2003). Hal ini disebabkan karena oksidan yang masuk
kedalam tubuh tidak mampu diimbangi oleh antioksidan dalam tubuh. Tubuh manusia
memiliki antioksidan alami dari enzim-enzim seperti katalase, superoksida dismutase
(SOD), glutation peroksidase, dan glutation S-transferase.

Kerja radikal bebas dapat dihambat oleh antioksidan yakni zat yang dapat
memperlambat dan mencegah terjadinya oksidasi molekul. Adanya senyawa
antioksidan mengurangi timbulnya penyakit kronis yang disebabkan karena kerja
radikal bebas dalam tubuh seperti kanker, disfungsi otak dan inflamasi yang dapat
menyebabkan kematian.

2.8. Mekanisme kerja antioksidan


Antioksidan memiliki electron lebih dapat menangkap radikal bebas dan
mendonorkan elektronnya. Setelah mendonorkan elektronnya antioksidan tidak bersifat
menjadi radikal bebas. Namun, suatu jenis antioksidan umumnya hanya efektif pada
radikal bebas jenis tertentu. Antioksidan dapat bertindak sebagai pencegah, dan
pemutus rantai. Jika antioksidan dapat mencegah terbentuknya ROS primer dari anion
hydrogen perioksida maupun superioksida.
2.9. Makanan apa saja yang mengandung antioksidan
Beberapa makanan mengandung lebih banyak antioksidan daripada yang lain.
Tiga vitamin antioksidan utama antara lain: beta-karoten, vitamin C dan vitamin E.
Terdapat dalam buah-buahan dan sayuran berwarna - terutama yang berwarna ungu,
biru, merah, oranye atau kuning. Untuk memperoleh manfaat yang terbesar dari
antioksidan ini, cara terbaik adalah dengan memakan makanan ini mentah-mentah atau
dikukus sebentar saja. Jangan terlalu lama dimasak atau sampai mendidih. Pangan yang
kaya akan antioksidan di antaranya adalah:
 Beta-carotene dan carotenoid lain: bayam, ketela pohon, tomat, apricot, asparagus,
bit, brokoli, labu, wortel, jagung, kale, mangga, persik, anggur merah
 Vitamin C: paprika (merah, kuning atau hijau), strawberry, tomat, buah berry,
brokoli, labu, kembang kol, grapefruit, melon, kale, jeruk, pepaya
 Vitamin E: brokoli, wortel, paprika merah, bayam, lobak hijau, kacang, biji bunga
matahari
 Zinc atau seng: tiram, daging merah, daging unggas, buncis, kacang, makanan
laut, gandum, sereal, produk susu
 Selenium: kacang Brazil, tuna, daging iga, daging ayam, dan produk gandum.
 Sayuran : Brokoli, Kubis, Lobak, Wortel, Tomat, Bayam, Cabe, Buncis, Pare,
Leunca, Jagung, Kangkung, Takokak, Mentimun
 Buah-buahan : Anggur, Alpukat, Jeruk, Kiwi, Semangka, Markisa, Apel,
Belimbing, Pepaya, Kelapa
 Rempah : Jahe, Temulawak, Kunyit, Lengkuas, Temumangga, Temuputih,
Kencur, Kapulaga, Bangle, Temugiring, Lada, Cengkeh, Pala, Asam Jawa, Asam
Kandis
 Tanaman lain: Teh, Ubi Jalar, Kedelai, Kentang, Keluwak, Labu Kuning, Pete
Cina, dsb.
 Golongan senyawa yang aktif sebagai antioksidan pada batang, buah, dan daun
mengkudu berasal dari golongan flavonoid.
 Gingseng yang berperan sebagai an antioksidan, antidiabetes, antihepatitis,
antistres, dan antineoplastik, mengandung saponin glikosida (steroid glikosida).
 Tanin yang banyak terdapat pada teh dipercaya memiliki aktivitas antioksidan
yang tinggi.
2.10. Cara yang aman mengkonsumsi buah dan sayur
Meski buah dan sayur, terutama sayuran yang tidak dimasak adalah sumber
antioksidan yang sangat baik, berhati-hatilah dalam mengonsumsinya. Jangan
mengonsumsi buah atau sayur yang sudah tidak segar, karena bisa mendapatkan
penyakit. Salmonela, E. coli, dan Listeria yang mungkin terdapat pada buah dan sayur,
akan ikut masuk ke dalam tubuh. Berikut tips aman mengonsumsi buah dan sayur yang
tidak dimasak:
 Pilih buah dan sayur yang tidak ada cacatnya.
 Hindari buah yang tampak memar di bagian tertentu atau sayur yang sudah
menghitam karena itu berarti sudah mulai tidak segar, dan bisa menjadi tempat
bakteri berkembang.
 Pisahkan penyimpanan buah dan sayur dari daging mentah, agar tidak terjadi
kontaminasi silang.
 Cuci tangan sebelum dan setelah mencuci atau menyiapkan buah dan sayur.
 Cuci buah dan sayur di bawah air mengalir.
 Kupas buah dan potong dengan menggunakan pisau dan talenan yang terpisah
dengan alat untuk memotong daging atau ikan.

2.11. Aplikasian antioksidan


Antioksidan banyak digunakan dalam suplemen makanan dan telah diteliti untuk
pencegahan penyakit diantaranya kanker atau penyakit jantung koroner. Meskipun studi
awal menunjukkan bahwa suplemen antioksidan dapat meningkatkan kesehatan,
pengujian lanjutan yang lebih besar termasuk beta-karoten, vitamin A, dan vitamin E
secara tunggal atau dalam kombinasi yang berbeda menunjukkan bahwa suplementasi
tidak berpengaruh pada tingkat kematian.

Uji klinis acak konsumsi antioksidan termasuk beta karoten, vitamin E, vitamin C
dan selenium menunjukkan tidak ada pengaruh pada risiko kanker atau mengalami
peningkatan risiko kanker. Suplementasi dengan selenium atau vitamin E tidak
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Stres oksidatif dapat dianggap sebagai
penyebab atau konsekuensi dari beberapa penyakit, merangsang pengembangan obat
senyawa antioksidan potensial untuk mengobati penyakit.
2.12. Isu terbaru terkait antioksidan
Antioksidan dari suplemen ternyata malah bisa berbahaya daripada menyehatkan.
Meta analisis tahun 2012 menemukan bahwa dari sejumlah penelitian yang
menggunakan suplemen antioksidan, menunjukkan bahwa suplemen tersebut tidak
efektif bahkan dapat menimbulkan efek samping merusak. Kebutuhan antioksidan
seseorang juga berbeda-beda tergantung gaya hidupnya.
Alasan mengapa antioksidan konsentrasi sangat tinggi bisa jadi merusak tubuh, di
antaranya:
 Berfungsi sebagai pro-oksidan, justru meningkatkan oksidasi.
 Melindungi sel-sel berbahaya (seperti sel kanker), selain sel-sel yang sehat.
 Mengurangi manfaat kesehatan dari berolahraga.
 Menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti mual-mual dan pusing,
bahkan bisa menjadi racun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal atau meredam dampak negatif
oksidan. Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan radikal
bebas.
• Radikal bebas adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tidak
berpasangan pada orbit terluarnya, dan memiliki sifat yang sangat labil dan reaktif.
• Abnormalnya kadar radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dapat menyerang
senyawa yang rentan, seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya
berbagai penyakit.
• Adanya senyawa antioksidan mengurangi timbulnya penyakit kronis yang disebabkan
karena kerja radikal bebas dalam tubuh.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat meningkatkan kesehatan tubuh dengan
mengkonsumsi makanan tinggi antioksidan untuk menghindari penyakit yang dapat
timbul akibat aktifitas radikal bebas dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Andrian, K. 2021. Ketahui Manfaat Antioksidan Dan Sumbernya. Diakses Dari


Https://Www.Alodokter.Com/Ketahui-Manfaat-Antioksidan-Dan-Sumbernya Diakses
Pada Tanggal 29 Maret 2021, Pukul 11.06 WIB

Anliza, S., Hamtini. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol dari Daun Alocasia
Macrorrhizos dengan Metode DPPH. Jurnal Medikes. Vol. 4, No. 1, Hlm. 101-106.

Pratama, A.N., Busman, H. 2020. Potensi Antioksidan Kedelai (Glycine Max L) Terhadap
Penangkapan Radikal Bebas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Vol. 11, No. 1,
Hlm. 497-504. DOI: 10.35816/jiskh.v10i2.333. e-ISSN: 2654-4563.

Sayuti, Kusuma; Rina Yenrina. 2015. Antioksidan Alami Dan Sintetik. Padang. Andalas
University Press. Diakses Melalu Http://Repository.Unand.Ac.Id/23714/1/Kesuma
%20Sayuti_Antioksidan%20Alami%20dan%20Sintetik%20OK.Pdf Diakses Pada
Tanggal 23 Maret 2021, Pukul 10.15 WIB
Setiawan, B. 2018. Antioksidan dalam Dunia Kesehatan [Kuliah Umum Gizi]. Yogyakarta-

UNISA. Diakses dari https://gizi.unisayogya.ac.id/wordpress_gizi/wp-

content/uploads/2018/10/Antioksidan-dalam-dunia-kesehatan_Unisa_15102018.pdf

pada 22 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai