Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGARUH ANTIOKSIDAN DAN SERAT TERHADAP

PENYAKIT DEGENERATIF “STROKE”

OLEH KELOMPOK 7:
Atiqah fauziah 1811221003
Alfia Fitri Amalia 1811221008
Fitri Rahmadina R 1811221020

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Azrimaidaliza, SKM, MKM (AZ)
Dr. Fivi Melva Diana, SKM, M.Biomed (FMD)
Putri Aulia Azra, SP, M.Si (PAU)
Nadia Chalida Nur, SKM, MPH (NCN)

PRODI GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Makalah Pengaruh
Antioksidan dan Serat terhadap Penyakit Degeneratif “Diabetes Mellitus” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Isu Gizi Mutakhir. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang antioksidan dan serat kaitannya dengan diabetes melitus bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Padang, 29 Maret 2021

DAFTAR ISI
Contents
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………..3
BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………………..5
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………..5
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 5

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................6

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................6

BAB II………………………………………………………………………………………………………………………………….7
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………………..7
2.1 Pengertian dan Manfaat Antioksidan.............................................................................7

2.1.1 Pengertian Antioksidan..........................................................................................7

2.1.2 Manfaat Antioksidan...............................................................................................8

2.2 Pengertian dan Manfaat Serat.........................................................................................9

2.2.1 Pengertian Serat......................................................................................................9

2.2.2 Manfaat Serat........................................................................................................10

2.3 Stroke...........................................................................................................................10

2.3.1 Pengertian Stroke................................................................................................10

2.3.2 Penyebab..............................................................................................................11

2.3.3 Gejala...................................................................................................................11

2.3.4 Klasifikasi.............................................................................................................13

2.4 Pengaruh Antioksidan dan Serat terhadap Penyakit Stroke..........................................14

2.4.1 Pengaruh Antioksidan terhadap Stroke..................................................................14

2.4.2 Pengaruh Stroke terhadap Stroke...........................................................................15

BAB III………………………………………………………………………………………………………………………………17
PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………….17
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................17

3.2 Saran............................................................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit stroke merupakan merupakan penyebab kematian kedua dan
penyebab disabilitas ketiga di dunia. Stroke menurut WHO adalah suatu keadaan
dimana ditemukan tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik
lokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih
dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab yang lain yang
jelas selain vascular.
Data World Stroke Organization menunjukan bahwa setiap tahunnya 13,7 juta
kasus stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke. Sekitar
70% penyakit stroke dan 87% kematian dan disabilitas akibat stroke terjadi pada
negara yang berpendapat rendah dan menengah. Lebih dari empat dekade
terakhir, kejadian stroke pada negara bependapatan rendah dan menengah
meningkat lebih dari dua kali lipat. Sementara itu penyakit stroke menurun
sebanyak 42% di negara yang berpendapatan tinggi.
Stroke merupakan masalah medis yang utama, diperkirakan1dari
3orangakan mengalami stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karenanya
(Iskandar, 2002). Stroke akan menjadi beban penderita maupun keluarganya,
dan kemungkinan untuk bekerja kembali setelah serangan berlalu sulit bahkan
untuk berkomunikasi dengan orang lain sekalipun. Kesulitan lain yang harus
dihadapi adalah penurunan kemampuan mental penderita secara progresif.
Contoh penderita yang sembuh dari strokenya mungkin menghadapi kesulitan
dalam penggunaan anggota geraknya secara tepat. Mungkin penderita
kehilangan kemampuannya untuk sekedar membasuh tangan, menyisir rambut
atau berpakaian sendiri (apraksia) atau penderita tidak dapat mengenali orang
atau benda (agnosia)(Moore,1997).
Untuk menekan angka kenaikan stroke dapat dilakukan dengan beberapa cara,
salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung
antioksidan dan serat yang tinggi. Antioksidan adalah senyawa yang yang dapat
menangkal radikal bebas didalam tubuh sehingga dapat menghambat
berkembangnya penyakit degenerative, salahsatunya penyakit stroke. Antioksidan
juga berkerja pada level sel atau molekul sehingga lebih efektif dalam mencegah
timbulnya penyakit. Selain itu, serat juga memiliki manfaat yang sangat baik
dalam menekan angka kejadian stroke. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
adanya kaitan serat dengan penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit stroke.
Orang-orang yang mengkonsumsi lebih banyak serat diketahui memiliki risiko
stroke lebih rendah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat penulis rumuskan masalah dalam


makalah ini sebagai berikut:
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan antioksidan dan bagaimana manfaatnnya
didalam tubuh ?
1.1.2 Apa yang dimaksud dengan serat dan bagaimana manfaatnnya didalam
tubuh
1.1.3 Bagaimana gambaran umum penyakit stroke?
1.1.4 Bagaimana pengaruh antioksidan dan serat terhadap penyakit stroke ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1.2.1 Menjelaskan pengertian antioksidan beserta manfaatnya
1.2.2 Menjelaskan pengertian antioksidan beserta manfaatnya
1.2.3 Mendeskripsikan gambaran umum mengenai penyakit stroke
1.2.4 Mendeskripsikan pengaruh antioksidan dan serat terhadap penyakit
stroke
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Manfaat Antioksidan

2.1.1 Pengertian Antioksidan

Secara kimia senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (


elektron donor). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa
yang dapat menangkal atau meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan
bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang
bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat di
hambat (Winarti, 2010). Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan adalah suatu senyawa atau
komponen kimia yang dalam kadar atau jumlah tertentu mampu
menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses oksidasi.

Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam


jumlah berlebih, sehingga apabila terbentuk banyak radikal maka tubuh
membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran kemungkinan
efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan
antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan.

Antioksidan merupakan senyawa yang terdapat secara alami dalam


bahan pangan. Senyawa ini berfungsi untuk melindungi bahan pangan dari
kerusakan yang disebabkan terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak
yang sehingga bahan pangan yang berasa dan beraroma tengik
(Andarwulan 1995). Menurut Wildman (2001) antioksidan merupakan
agen yang dapat membatasi efek dari reaksi oksidasi dalam tubuh. Secara
langsung efek yang diberikan oleh antioksidan dalam tubuh, yaitu dengan
mereduksi radikal bebas dalam tubuh, dan secara tidak langsung, yaitu
dengan mencegah terjadinya pembentukan radikal. Antioksidan pertama
kali digunakan sebelum Perang Dunia II yang digunakan untuk pengawetan
makanan.

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber antioksidan penting,


dan telah dibuktikan bahwa pada orang yang banyak mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan memiliki resiko yang lebih rendah menderita
penyakit kronis dibandingkan dengan yang kurang mengkonsumsi sayuran
dan buah-buahan ( Hennekens, 1986; Van Poppel et all., 1994; Colditz et
al., 1985).

2.1.2 Manfaat Antioksidan

Antioksidan penting untuk mempertahankan mutu produk pangan


serta kesehatan dan kecantikan. Pada bidang kesehatan dan kecantikan,
antioksidan berfungsi untuk mencegah penyakit kanker dan tumor,
penyempitan pembuluh darah, penuaan dini, dan lain-lain (Tamat et al.
2007). Antioksidan juga mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga
kerusakan sel dapat dicegah. Reaksi oksidasi dengan radikal bebas sering
terjadi pada molekul protein, asam nukleat, lipid dan polisakarida (Winarsi,
2007).

Di bidang industri pangan, antioksidan dapat digunakan untuk


mencegah terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan kerusakan,
seperti ketengikan, perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik
lainnya (Tamat et al., 2007). Antioksidan sangat penting sebagai inhibitor
peroksidasi lipid sehingga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya
peroksidasi lipid pada bahan pangan.

Resiko terkena penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, kanker,


aterosklerosis, osteoporosis dan penyakit degeneratif lainnya bisa
diturunkan dengan mengkosumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup.
Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan dapat meningkatkan
status imunologi dan menghambat timbulnya penyakit degeneratif akibat
penuaan. Kecukupan antioksidan secara optimal dibutuhkan oleh semua
kelompok usia (Winarsi, 2007).

2.2 Pengertian dan Manfaat Serat

2.2.1 Pengertian Serat

Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber,
merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari
karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan
penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian
atau keseluruhan di usus besar (Anonim, 2001). Meyer (2004)
mendefinisikan serat sebagai bagian integral dari bahan pangan yang
dikonsumsi sehari-hari dengan sumber utama dari tanaman, sayur-sayuran,
sereal, buah-buahan, kacangkacangan.
Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi dua yaitu
serat pangan yang terlarut dan tidak terlarut. Didasarkan pada fungsinya di
dalam tanaman, serat dibagi menjadi 3 fraksi utama, yaitu:
a. Polisakarida struktural yang terdapat pada dinding sel, yaitu selulosa,
hemiselulosa dan substansi pektat
b. Non-polisakarida struktural yang sebagian besar terdiri dari lignin
c. Polisakarida non-struktural, yaitu gum dan agar-agar (Feri Kusnandar,
2010).
Sayuran dan buah-buahan adalah merupakan sumber serat pangan
yang paling mudah dijumpai dalam menu masyarakat. Sebagai sumber
serat sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah diproses
melalui perebusan.
2.2.2 Manfaat Serat

Menurut Sechneeman (1986), serat makanan menghasilkan sejumlah


reaksi fisiologis yang tergantung pada sifat-sifat fisik dan kimia dari
masing-masing sumber serat tersebut. Reaksi-reaksi ini meliputi :
meningkatkan massa feses, menurunkan kadar kolestrol plasma dan
menurunkan respon organic glisemik dari makanan.
Pengukapan peranan serat makanan bagi kesehatan manusia telah
menjadikan produk ini semakin banyak dimanfaatkan sebagai pencampur
berbagai jenis makanan, minuman dan bahkan produk diet khusus
pelangsing tubuh (Le Marie, 1985). Beberapa ahli pangan telah
mengungkapkan manfaat fungional dan nutrisional yang diperoleh dengan
menggunakan serat makanan. Serat makanan yang larut (soluble fiber)
cocok untuk digunakan dalam makanan-makanan cair seperti minuman,
sup dan pudding, sedangkan serat makanan yang tidak larut (insoble fiber)
biasanya digunakan dalam makanan-makanan padat dan produk
panggangan (Andon, 1987).
Fungsi serat adalah mencegah sembelit dan memperlancar buang air
besat. Fungsi konvensional ini rupanya kurang memuaskan para ahli. Para
ahli itu menemukan, bahwa serat makanan memiliki banyak manfaat lain :
mencegah dan menyembuhkan kanker usus besar (colon cancer) dan luka
serta benjolan dalam usus besar (diverticulitis), juga dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah (perchlolesterolemia).

2.3 Stroke

2.3.1 Pengertian Stroke

Definisi stroke menurut WHO (Iskandar, 2002) adalah penyakit


gangguan fungsional otak vocal maupun global akut dengan gejala dan
tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang sebelumnya tanpa
peringatan; yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat atau
kematian; akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan
maupun non perdarahan. Dengan kata lain stroke dapat didefinisikan
sebagai gangguan suplai darah ke otak (Soeharto,2004).
Penggunaan darah oleh otak sangat besar jika dibandingkan organ
lain dalam tubuh manusia. Tidak kurang dari 15-20% darah dari
jantung menuju ke otak. Konsumsi oksigen untuk otak ialah antara20-
25%,dengan demikian dapat dibayangkan bagaimana pekanya otak
akan kekurangan oksigen (Anonim,1980).

2.3.2 Penyebab

Penyebab umum stroke adalah semua keadaan yang menyebabkan


tersumbat atau terobeknya pembuluh darah arteri otak bisa
menyebabkan terputusnya aliran darah dan menyebabkan stroke
(Utomo, 2005).

2.3.3 Gejala

Gejala-gejala yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah ke


otak dapat muncul untuk sementara, kemudian menghilang atau
memberat/ menetap. Gejala ini dapat muncul karena akibat dari daerah
otak tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh adanya gangguan
aliran darah ke tempat tertentu. Gejala yang muncul sangat bervariasi
tergantung bagian otak yang terganggu (Anonim,2005).
Gejala sementara, yaitu hanya selama beberapa menit sampai
beberapa jam namun hilang begitu saja meski tanpa pengobatan. Hal
demikian disebut TIA (transient ischaemic attack). Sedangkan gejala
yang timbul lebih dari 24 jam disebut RIND (reversible ischaemic
neurologic defisit).
a. Gangguan pada pembuluh darahkarotis
1) Cabang pada karotis yang menuju otak bagian tengah, hal ini
dapat menimbulkan gejala sebagai berikut;
- Gangguan rasa di daerah muka/ wajah sesisi atau disertai
gangguan rasa di lengan dan tungkaisesisi.
- Dapat terjadi gangguan gerak/kelumpuhan dari tingkat ringan
sampai kelumpuhan total pada lengan dan tungkaisesisi.
- Gangguan untuk berbicara baik berupa sulit untuk
mengeluarkan kata-kata maupun sulit mengerti pembicaraan
oranglain.
- Gangguan penglihatan dapat berupa kebutaan satu sisi, atau
separuh lapanganpandangan.
- Mata selalu melirik ke arah satusisi.
- Kesadaran menurun, tidak mengenal orang-orang yang
sebelumnya dikenalnya, mulut perot, pelo (disartri), merasa
anggota badan sesisi tak ada, tak dapat membedakan antara
kiri dan kanan, sudah tampak tanda-tanda kelainan namun
dirinyatak merasa mengalamikelainan.
2) Cabang pada karotis yang menuju otak bagian depan, hal ini
menunjukkan gejala: kelumpuhan salah satu tungkai dan
gangguan syaraf perasa, ngompol, tidak sadar, gangguan
mengungkapkan maksud dan menirukan omongan oranglain.
3) Cabang pada karotis yang menuju otak bagian belakang,
gejalanya adalah: kebutaan pada seluruh lapangan pandangan satu
sisi atau separuh lapang pandang pada kedua mata, rasa nyeri
spontan atau hilangnya rasa nyeri dan rasa getar pada separuh sisi
tubuh,kesulitan memahami barang yang dilihat, namun dapat
mengerti jika meraba atau mendengar suaranya dan kehilangan
kemampuan mengenal warna.
b. Gangguan pembuluh darah vertebrobasilaris
Pada gangguan ini dapat menyebabkan gejala-gejala, antara
lain: gangguan gerak bola mata, hingga terjadi diplopia, jalan
menjadi sempoyongan, kehilangan keseimbangan, kedua kaki lemah,
tak dapat berdiri, vertigo, muntah, gangguan menelan, disartri, tuli
mendadak Iskandar, 2002).

2.3.4 Klasifikasi

Pada umumnya stroke digolongkan menjadi dua (Iskandar,2002), yaitu:


a. StrokePerdarahan
Stroke perdarahan disebabkan oleh perdarahan suatu arteri serebralis
yang disebut hemoragi. Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat
masuk ke dalam jaringan otak, sehingga terjadi hematom. Hematom ini
menyebabkan timbulnya tekanan tinggi intrakranial (TTIK). Perdarahan
dapat disebabkan aneurisma arteri besar (berry), malformasi arteri vena,
lesi aterosklerotik, infeksi (mikosis), hipertensi (aneurisma arteri
kecil/arteriol), angioma/tumor otak, dan traumakepala.
Stroke perdarahan dibagi atas: perdarahan intraserebral danperdarahan
subarakhnoid.
1) Perdarahan Intraserebral(PIS)
Perdarahan intraserebral diakibatkan oleh pecahnya pembuluh
darah intraserebral sehingga darah keluar dari pembuluh darah dan
kemudian masuk ke dalam jaringan otak. Bila perdarahannya luas
dan secara mendadak sehingga daerah otak yang rusak cukup luas,
maka keadaan ini biasa disebut ensepaloragi.
2) Perdarahan Subarakhnoid(PSA)
Perdarahan subarakhnoid adalah masuknya darah ke ruang
subarakhnoid baik dari tempat lain (perdarahan subarakhnoid
sekunder, atau sumber perdarahan berasal dari rongga
subarakhnoid itu sendiri (perdarahan subarachnoid primer).
Penyebab yang paling sering dari PSA primer adalah robeknya
aneurisma (51-75%), dan sekitar 90% aneurisma penyebab PSA
berupa aneurisma kongenital, angioma(6-20%), gangguan
koagulasi (obat antikoagulan), kelainan hematologic.
b. Strokenon perdarahan(infarkiskemik)
Stroke iskemik mempunyai berbagai etiologi, tetapi pada prinsipnya
disebabkan oleh aterotrombosis atau emboli, yang masing- masing akan
mengganggu atau memutuskan aliran darah otak atau cerebral blood
flow (CBF)

2.4 Pengaruh Antioksidan dan Serat terhadap Penyakit Stroke

2.4.1 Pengaruh Antioksidan terhadap Stroke

Antioksidan diketahui menjadi pertahanan terhadap aterosklerosis


yang merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung, stroke dan penyakit
pembuluh darah lain. Namun tidak semua antioksidan mampu mengurangi
risiko stroke. Hal itu diketahui dari sebuah studi di Belanda yang
diterbitkan dalam jurnal Neurology. Dalam penelitian disebutkan tidak ada
hubungan antara total asupan antioksidan dengan risiko penyakit otak yang
lebih rendah.
Antioksidan selama ini diyakini mampu mengurangi sejumlah risiko
gangguan kesehatan. Tak heran banyak orang mengonsumsi makanan yang
kaya antioksidan seperti blueberry, cokelat dan suplemen yang
mengandung antioksidan tinggi. Pada penelitian sebelumnya dikatakan
bahwa diet tinggi vitamin C berhubungan dengan risiko stroke yang lebih
rendah. Selain itu, asupan vitamin E yang tinggi dikaitkan pula dengan
kasus demensia atau pikun yang lebih rendah. Namun studi ini tidak
membahas manfaat diet kaya antioksidan secara umum.
Dari penelitian, para peneliti kemudian membagi para responden
menjadi tiga kelompok. Mereka adalah orang-orang dengan asupan
makanan antioksidan tingkat rendah, sedang dan tinggi. Sekitar 90 persen
terjadi perbedaan kadar antioksidan ini disebabkan oleh jumlah kopi dan
teh yang dikonsumsi. Sebab kopi dan teh memiliki kandungan flavonoid
yang tinggi.
Sekitar 600 orang responden mengalami gejala demensia, dan sekitar
600 lainnya mengalami stroke selama masa itu. Peneliti juga menemukan
mereka yang mengkonsumsi antioksidan paling banyak sebenarnya juga
memiliki risiko stroke dan demensia.
Penulis studi ini, Dr Elizabeth Devore, dari Harvard Medical School
dan Brigham and Women's Hospital mengatakan penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa antioksidan dapat membantu melindungi terhadap
stroke dan demensia. Namun dengan hasil penelitian terbaru ini
menunjukkan bahwa ternyata membutuhkan penelitian yang benar-benar
spesifik bahwa antioksidan bisa mengurangi risiko demensia dan stroke.
Sejumlah penelitian besar menunjukkan bahwa vitamin C serta diet
tinggi buah-buahan dan sayuran dapat mengurangi risiko stroke. Beberapa
studi lain menemukan bahwa asupan tinggi vitamin E juga bisa
menurunkan risiko demensia
Orang dewasa dalam penelitian ini memiliki asupan tinggi vitamin E
yang terdapat pada minyak kacang dan minyak biji. Vitamin E juga lazim
ditemukan pada tumbuhan dengan daun hijau gelap, buah-buahan dan
sayuran lainnya.

2.4.2 Pengaruh Stroke terhadap Stroke

Stroke dapat mengakibatkan beberapa kelainan yang berhubungan


dengan kemampuan makan penderita stroke yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi (Almatsier, 2004). Mengatasi keadaan tersebut
diperlukan pengaturan asupan karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lain
yang penting dan berkaitan dengan penyakit stroke seperti serat dan
kolesterol.
Kadar kolesterol darah dapat diturunkan dengan cara memperbanyak
konsumsi makanan yang berserat. Menurut penelitian bahan makanan yang
mengandung serat, khususnya serat yang larut dalam air, mampu menarik
senyawa kolesterol darah dalam pencernaan dan dikeluarkan bersama feses
(Khomsan, 2003). Serat merupakan salah satu zat gizi penting yang
dibutuhkan tubuh dan untuk menjaga fungsi normal dan saluran
pencernaan. Serat saat ini diketahui bukan sekedar untuk memperlancar
buang air besar. Serat mempunyai peran penting pula untuk metabolisme
lemak baik kolesterol dan trigliserida serta pengendalian kadar gula darah
(Fahrial, 2002).
Orang yang mengonsumsi lebih banyak serat sehari-hari diketahui
memiliki risiko stroke lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi banyak serat, berdasarkan penelitian. "Beberapa penelitian
terdahulu menunjukkan adanya kaitan antara serat dengan penyakit
kardiovaskular, termasuk jantung koroner dan stroke," ungkap peneliti
Victoria Burley pada Reuters Health (20/04).
Burley dan koleganya mengamati hasil penelitian dari delapan
penelitian sejak tahun 1990 yang mengamati 500.000 partisipan. mereka
melaporkan konsumsi serat setia hari selama delapan sampai 19 tahun.
Peneliti menemukan bahwa risiko terkena stroke turun sebanyak tujuh
persen setiap penambahan tujuh gram serat pada makanan setiap hari.
Karena itu, orang yang paling banyak mengonsumsi serat setiap hari juga
memiliki risiko paling rendah untuk terkena stroke.
Rekomendasi dari Institute of Medicine untuk jumlah serat yang harus
dikonsumsi adalah 24 gram untuk wanita dan 35 gram untuk pria setiap
harinya. Sayangnya penelitian ini tidak melihat efek dari beberapa jenis
serat pada orang pada rentang usia tertentu. Sehingga tak diketahui apakah
ada perbedaan antara orang yang lebih muda atau orang yang sudah
beranjak tua.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal atau meredam dampak


negatif oksidan. Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari
serangan radikal bebas.
• Para ahli itu menemukan, bahwa serat makanan memiliki banyak manfaat lain
: mencegah dan menyembuhkan kanker usus besar (colon cancer) dan luka
serta benjolan dalam usus besar (diverticulitis), juga dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam darah (perchlolesterolemia).
• Stroke dapat didefinisikan sebagai gangguan suplai darah ke otak.
Penyebab umum stroke adalah semua keadaan yang menyebabkan
tersumbat atau terobeknya pembuluh darah arteri otak
• Antioksidan diketahui menjadi pertahanan terhadap aterosklerosis yang
merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung, stroke dan penyakit
pembuluh darah lain.
• Serat mempunyai peran penting pula untuk metabolisme lemak baik kolesterol
dan trigliserida serta pengendalian kadar gula darah

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat meningkatkan kesehatan tubuh


dengan mengkonsumsi makanan tinggi antioksidan dan tinggi serat untuk
menghidari berbagai penyakit degeneratif.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, K.S. 2013. Konsumsi Banyak Serat Turunkan Risiko Stroke. Diakses Dari
Https://Www.Merdeka.Com/Sehat/Konsumsi-Banyak-Serat-Turunkan-Risiko-
Stroke.Html Pada 29 Maret 2021 Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2021, Pukul
10.21 WIB

Andrian, K. 2021. Ketahui Manfaat Antioksidan Dan Sumbernya. Diakses Dari


Https://Www.Alodokter.Com/Ketahui-Manfaat-Antioksidan-Dan-Sumbernya
Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2021, Pukul 11.06 WIB

Sayuti, Kusuma; Rina Yenrina. 2015. Antioksidan Alami Dan Sintetik. Padang.
Andalas University Press. Diakses Melalu
Http://Repository.Unand.Ac.Id/23714/1/Kesuma%20Sayuti_Antioksidan
%20Alami%20dan%20Sintetik%20OK.Pdf Diakses Pada Tanggal 23 Maret
2021, Pukul 10.15 WIB

Septi, Renni Prabawati. 2011. "Hubungan Asupan Serat Dan Kolesterol Dengan
Kadar Kolesterol Darah Pada Penderita Stroke Rawat Inap Di RSUD
Dr.Moewardi Surakarta”. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2021, Pukul 20.25 WIB

Sudirman, Dkk. Pengaruh Konsumsi Makanan Dengan Asupan Gizi Pada Stroke
Non Hemoragik. Diaksesdari Https://Osf.Io/6jz72/Download/?Format=Pdf
Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2021, Pukul 11.15 WIB

_____. 2013. Tak Semua Antioksidan Mengurangi Risiko Stroke & Pikun. Diakses
Dari Https://Health.Detik.Com/Hidup-Sehat-Detikhealth/D-2178021/Tak-
Semua-Antioksidan-Mengurangi-Risiko-Stroke--Pikun Pada 29 Maret 2021
Diakses Pada Tanggal 29 Maret 2021, Pukul 10.46 WIB

Anda mungkin juga menyukai