Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

ISU GIZI MUTAKHIR

(VCO dan Pengaruhnya terhadap Penyakit Kardiovaskular)

OLEH :

Atiqah Fauziah

1811221003

DOSEN PENGAMPU :

Putri Aulia Arza, SP., M. Si

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021

0|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah tentang “VCO dan
Pengaruhnya terhadap Penyakit Kardiovaskular” meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Isu Gizi Mutakhir.
Harapan penulis semoga makalah ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, walaupun penulis akui masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah
ini karena ilmu yang penulis miliki masih sangat kurang.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir hingga menjadi
sebuah makalah. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
pembuatan makalah berikutnya, terimakasih.

Solok, Mei 2021

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 3
2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
1. Defenisi VCO ................................................................................................................ 5
2. Manfaat VCO ................................................................................................................ 6
3. Pengaruh VCO terhadap Penyakit Kardiovaskular ....................................................... 8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................................................... 16
2. Saran .............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 17

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Penyakit kardiovaskular masih merupakan penyebab kematian utama di
banyak ne-gara. Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka
kematian akibat penyakitkardiovaskular akan meningkat 137% pada laki-laki dan
120% pada perem-puan, sedangkan di negara maju pening-katannya lebih
rendah,yaitu 48% pada laki-laki dan 29% pada perempuan.
Berdasarkan laporan nasional Riset Kesehatan Dasardi Indonesiatahun
2007,prevalensi penyakit-penyakit kardiovaskular menunjukkan angka yang cukup
bermakna. Prevalensi penyakit jantung berdasarkan wawancara sebesar 7,2%
sedangkan cakupan kasus jantung yang sudah di-diagnosis oleh tenaga
kesehatan sebesar 12,5%. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah,
prevalensi hipertensi pada penduduk 18 tahun ke atas sebesar 31,7%. Prevalensi
stroke ditemukan 8,3 per 1000 penduduk. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan
Dasar Propinsi Sulawesi Utara tahun 2007 prevalensi penyakit jantung 8,2%dan
hipertensi 31,2%.
Tingginya insiden penyakit kardiovaskular berhubungan erat dengan profil
lipid yaitu tingginya kadar kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol low density
lipoprotein(LDL-C) dan rendahnya kadar high density lipoprotein(HDL-C). Peran
HDL-C sebagai faktor pelindung untuk memerangi penyakit kardiovaskular telah
dibuktikan melalui berbagai penelitian. Setiap peningkatan 1 mg/dL kadar HDL-C,
risiko terkena penyakit kardiovaskular berkurang 2-3%. Walaupun kadar
trigliserida, kolesterol total, dan LDL-C rendah, risiko ini tetap tinggi bila kadar
HDL-C juga rendah.
Tanaman kelapa sering dijuluki sebagai tanaman kehidupan karena setiap
bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi suatu produk.
Salah satu produk olahan kelapa komersial yaitu Virgin Coconut Oil (VCO) yang
dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan.
Konsumsi minyak kelapa dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
profil lipid. Minyak kelapa (Cocos nuciferaL.) merupakan anggota dari kelompok
minyak tropis yang telah digunakan selama ber-abad-abad dalam diet tradisional
3|Page
masyarakat daerah tropis, seperti kepulauan Polinesia. Populasi ini mengalami lebih
sedikit penyakit jantung dan aterosklerosis yang lazim ditemukan di negara barat,
sehingga sebagian orang yakin bahwa minyak-minyak tropis seperti minyak
kelapa, terutama dalam bentuk alaminya, dapat merupakan bagian dari diet sehat.
Virgin Coconut Oil (VCO) dihasilkan dari ekstrak buah kelapa melalui
proses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan pada suhu rendah.
KandunganVCO lebih banyak asam lemak jenuh rantai sedang (atom C ≤12).
Gampamole mendapatkan bahwa konsumsi VCO selama dua minggu dengan dosis
2x30 ml sehari dapat meningkatkan kadar HDL-C darah.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka hal ini melatarbelakangi
penulis untuk mengumpulkan data dari berbagai jurnal atau hasil penelitian mengenai
kaitan antara konsumsi VCO dengan penyakit kardiovaskular.

2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa defenisi VCO (Virgin Coconut Oil) ?
2) Apa manfaat VCO (Virgin Coconut Oil) ?
3) Apa pengaruh konsumsi VCO terhadap penyakit kardiovaskular ?

3. TUJUAN PENULISAN
Untuk dapat mengetahui :
1) Apa defenisi VCO (Virgin Coconut Oil)
2) Apa manfaat VCO (Virgin Coconut Oil)
3) Apa pengaruh konsumsi VCO terhadap penyakit kardiovaskular

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI VCO
VCO merupakan salah satu bentuk pengolahan minyak kelapa yang sedang
berkembang saat ini. Minyak yang diproses tanpa pemanasan dari daging buah kelapa
segar. Berbeda dengan minyak yang diolah dari kopra ( Copra oil/CO ), VCO lebih
diperuntukkan untuk dikonsumsi sebagai nutraceutical.
VCO (Virgin Coconut Oil) atau non-kopra adalah minyak murni yang dibuat
tanpa pemanasan menggunakan daging buah kelapa segar. Minyak ini tidak berwarna
dan mempunyai aroma yang harum dan khas, sering dijadikan bahan baku industri
pangan, kosmetika, dan farmasi, selain itu minyak ini mempunyai kandungan asam
laurat yang sangat tinggi (45–55%). Pada penelitian Widjaja, et al (2015) dengan
menambahkan enzim papain dan bromealin, masing-masing memiliki kadar air 0%
serta bilangan peroksida 0,443±0,120 (enzim papain) dan 1,068±0,53 (enzim
bromealin). Mutu VCO harus memenuhi standar yakni memiliki bau khas kelapa segar,
tidak tengik, dengan rasa yang khas seperti kelapa, dan memiliki warna yang bening
hingga kuning pucat serta memiliki kadar air maksimal 0,2 %. Selain itu, berdasarkan
persyaratan SNI, minyak dinyatakan berkualitas jika memiliki nilai bilangan peroksida
kurang dari 2 mg ek/kg. (SNI, 2008).
Minyak kelapa murni Virgin Coconut Oil (VCO ) merupakan minyak kelapa
yang diproses tanpa pemanasan yaitu dengan penambahan enzim, pancingan,
sentrifugasi.
Virgin Coconut Oil(VCO) danolive oiltelah banyak diaplikasikan dalam bidang
kesehatan. Kandungan asam lemak jenuh VCO mendominasi terhadap kandungan
asam lemak total sekitar 85%.
Alasan VCO memiliki peran yang superior dibandingkan CO adalah pada
perbedaan metode ekstraksinya. Metode ekstraksi VCO tidak menggunakan bahan
kimia dan perlakuan panas, sehingga komponenkomponen aktif seperti vitamin dan
polifenol dapat dipertahankan sehinga bisa disebut sebagai lemak jenuh tersehat
( Ahkam, 2006).

5|Page
B. MANFAAT VCO
LIPI, kata Dr Broto Sugeng Broto Kardono(Kepala Pusat Penelitian Kimia
LIPI), sudah melakukan penelitian atas manfaat minyak kelapa murni. Penelitian itu
tidak untuk obat, tapi sebagai kosmetik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, VCO
bagus untuk kulit. Dia berharap ada kalangan atau lembaga yang ingin meneliti lebih
jauh mengenai kegunaan VCO sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai jenis
penyakit.
VCO sudah banyak dimanfaatkan dalam dunia industri sebagai bahan baku
produk pada industry farmasi, makanan, dan kosmetika. VCO memiliki keamampuan
sebagai antioksidan dengan dosis 10 ml/kg berat badan dapat menurunkan stress
oksidatif pada beberapa hewan coba tikus yang telah direnangkan. Pada penelitian ini
juga menunjukan setelah pemberian VCO pada hewan coba tikus dapat menurunkan
kadar kolesterol, trigliserid, glukosa dan kortiskosteron (Yeap et al., 2015).
Sutarmi (2006) menyatakan bahwa vco mampu mengatasi berbagai penyakit
degeneratif seperti : Diabetes militus, obesitas,kolesterol, jantung,osteoporosis ; juga
mampu membasmi penyakit yang disebabkan oleh mikroba dan jamur seperti : HIV,
hepatitis, herpes, influenza, cytomegalovirus, streptococcus, staphylococcus , bakteri
gram negative.
Virgin Coconut Oil ( VCO ) tidak mampu menghambat pertumbuhan Candida
albicans karena tidak ada zona hambatan disekitar sumuran, Namun VCO dengan
kandungan asam lemah jenuh rantai sedang ( Medium Chain Fatty Acid ) diharapkan
mampu mendukung system kekebalan tubuh untuk membebaskan tubuh dari
mikroorganisme pathogen.
Virgin Coconut Oil (VCO) juga dikatakan dapat menurunkan berat badan.
Alasan rasionalnya adalah bahwa lemak dalam minyak kelapa murni adalah dalam
bentuk trigliserida rantai sedang (MCT : mediumchain triglyceride). MCT tidak
disimpan dalam tubuh kita sebagai lemak seperti halnya minyak pada trigliserida rantai
panjang (long-chain triglyceride). MCT juga berguna untuk meningkatkan
metabolisme basal dan bersifat mengenyangkan sehingga mempercepat turunnya berat
badan pada waktu MCT dipakai untuk menggantikan LCT pada waktu diet.
Berbagai macam penelitian lain juga telah dilakukan tentang VCO. antara lain
seperti VCO memiliki kandungan Asam Lemak rantai sedang ( Medium Chain Fatty
Acids ) khususnya asam laurat yang lebih cepat dicerna daripada lemak jenis lain.
6|Page
Penelitian yang dilakukan oleh Rajamohan (2005) menunjukan bahwa VCO
mempunyai peran yang lebih baik dalam menurunkan kadar kolesterol total,
trigliserida, pospolipid, Low Density Lipoprotein (LDL), Very Low Density
Lipoprotein (VLDL), serta mampu meningkatkan kolesterol High Density Lipoprotein
(HDL) pada serum dan jaringan tikus. Penelitan juga dilakukan oleh Nevin dan
Rajamohan (2006) bahwa VCO mempunyai manfaat sebagai antioksidan serta
memiliki efek sebagai penghambat peroksidasi lipid. Penelitian yang dilakukan oleh
Helmizar (2010), pemberian VCO pada tikus hiperkolesterolemikemik dapat
menurunkan kadar kolesterol total darah, LDL darah dan peningkatan HDL Guna
Menilai peran fungsional VCO terhadap profil lipid manusia, beberapa peneliti telah
menguji kemampuan VCO dalam memperbaiki profil lipid pada hewan percobaan
khususnya tikus. bahwa VCO mempunyai peran yang lebih baik dari CO dalam
menurunkan kadar kolesterol total, triasil gliserol, pospolipid, LDL, VLDL, serta
mampu meningkatkan kolesterol HDL pada serum dan jaringan tikus. .( Ahkam, 2006).
Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) memiliki kandungan asam
asam lemak rantai pendek dan menengah (kaprilat, kaprat dan laurat) yang diketahui
mempunyai fungsi biologis tertentu bagi tubuh manusia (Abast et al., 2015). Untuk
mengetahui secara pasti fungsi tersebut, perlu diketahui komponen-komponen asam
lemak apa saja yang terkandung di dalam minyak kelapa murni (VCO).
Lemak yang bermanfaat bagi tubuh dikenal dengan istilah Asam Lemak Esensial
atau Essential Fatty Acids (EFAs). Asam lemak ini penting dan esensial karena tubuh
tidak dapat memproduksi asam lemak ini secara sendiri dan hanya berasal dari
makanan yang dikonsumsi oleh individu tersebut. Dua jenis EFAs paling utama bagi
tubuh adalah asam linoleat atau linoleic acid (omega-6) dan asam alfa linoleate atau
alpha-linolenic acid (omega-3).
Kedua jenis EFAs ini dibutuhkan oleh tubuh untuk proses sebagai berikut:
1) Pembentukan membran sel yang sehat.
2) Perkembangan dan fungsi yang tepat bagi otak dan sistem saraf.
3) Aktivitas yang benar bagi kelenjar tiroid dan adrenal.
4) Produksi hormon.
5) Regulasi atau pengaturan tekanan darah, fungsi hati, imunitas, dan respon
inflamasi dalam tubuh.

7|Page
6) Regulasi penyumbatan pembuluh darah: asam lemak Omega-6 meningkatkan
penyumbatan pembuluh darah, di mana asam lemak Omega-3 mengurangi
penyumbatan tersebut. Idealnya adalah tercapai keseimbangan antara asam
lemak omega-6 dan omega-3 di dalam tubuh.
7) Krusial di dalam transportasi dan pembagian kolesterol di dalam tubuh.
8) Mendukung terbentuknya kulit dan rambut yang sehat.

C. TELAAH JURNAL MENGENAI MANFAAT VCO TERHADAP PENYAKIT


KARDIOVASKULAR

1. PENYAKIT KARDIOVASKULAR
a. Pengertian penyakit kardiovaskular dan kasus kejadian penyakit
kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular (PKV) adalah penyakit yang disebabkan gangguan
fungsi jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, dan
stroke. Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak
Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian). Secara global, PTM menjadi penyebab
kematian nomor satu setiap tahunnya. Kematian “dini” yang disebabkan oleh penyakit
jantung terjadi berkisar sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan
42% terjadi di negara berpenghasilan rendah.
Pada tahun 2012, sejumlah 17,5 juta jiwa meninggal karena penyakit
kardiovaskular atau sekitar 31 % dari seluruh kematian di dunia(World Health
Organization, 2016). Lebih dari tiga per empat atau sekitar 80 % dari kematian
akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara berpenghasilan rendah sampai
menengah termasuk Indonesia(WHO, 2016; American Hearth Association &
American StrokeAssociation, 2015). Kemenkes RI (2014) mendefinisikan
penyakit kardiovaskular sebagai penyakit dengan gangguan pada jantung dan
pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hipertensi dan
stroke. Pada tahun 2013 prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia sebesar
1,5% untuk penyakit jantung koroner, 12,1% stroke, 9,5% hipertensi dan 0,3%
gagal jantung(Kemenkes RI, 2014). Data dari seluruh rumah sakit di Daerah
Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menjadi

8|Page
penyebab kematian utamadengan jumlah kematian yang semakin meningkat setiap
tahun(Dinas Kesehatan DIY, 2013).
Semakin bertambahnya usia, maka kerentanan terhadap risiko
penyakit kardiovaskular semakin meningkat karena elastisitas pembuluh darah
arteri yang semakin menurun sehingga meningkatkan kejadian hipertensi(Amu,
2013). Hal ini didukung oleh data Kementrian Kesehatan RI(2014)menyatakan
bahwa pada tahun 2013, pasien dengan penyakit kardiovaskular seperti
jantung koroner, gagal jantung, dan stroke banyak pada kelompok usia 45-54, 55-64
dan 65-74 tahun. Rochmayanti(2017)menyatakan bahwa rata-rata usia responden
penyakit jantung koroner adalah 58,74 tahun. PenelitianHsu dkk (2014)
menyebutkan bahwa pasien dengan penyakit kardiovaskular banyak
ditemukan pada kelompok usia 65-75 tahun. Ortiz dkk, (2016)menemukan
rata-rata usia responden dengan risiko sedang penyakit kardiovaskular
yaitu 60,48 tahun.
Penelitian hipertensi di Indonesia oleh Dewi & Sudhana(2014)dan Sari
dkk(2017) menyatakan bahwa mayoritas responden adalah perempuan dengan
presentase 65,5 % dan 68,2 %. Wanita dinyatakan memiliki masalah terkait
risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan laki-laki (Sun dkk,
2015; Aini dkk, 2019).

b. Factor resiko/penyebab penyakit kardiovaskular


Segala bentuk PKV, baik penyakit jantung koroner maupun stroke atau
cerebrovascular disease (CVD), hampir selalu didasari oleh gaya hidup seperti
merokok, kurangnya olahraga, dan konsumsi makanan berlemak yang berlangsung
dalam kurun waktu 10–15 tahun atau bahkan lebih (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Sekitar 59% dari kelompok usia dewasa muda yang mengalami PKV atau penyakit
yang sejenis mempunyai satu atau lebih faktor risiko yaitu riwayat keluarga mengalami
PJK dini, merokok, hipertensi, atau obesitas (Kuklina, Yoon, & Keenan, 2010). PKV
ini merupakan penyakit yang dapat dicegah terutama dilakukan pada kelompok
berisiko di masyarakat. Penilaian risiko kardiovaskular harus dilakukan setidaknya
sekali dalam lima tahun pada orang dewasa di atas usia 40 tahun walaupun tanpa
riwayat penyakit kardiovaskular (SIGN, 2017).

9|Page
Faktor lain yang terkait dengan risiko PKV yaitu obesitas yang merupakan
kondisi kelebihan simpanan lemak di jaringan adiposa sehingga dampaknya adalah
peningkatan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Obesitas dapat menyebabkan
peningkatan kerja otot jantung sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan
organ tubuh lain. Terdapat saling keterkaitan antara obesitas dengan risiko peningkatan
PKV, hipertensi, angina, stroke, diabetes, dan merupakan beban penting pada
kesehatan jantung dan pembuluh darah (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2014).
Secara umum disfungsi jantung, penyakit kardiovaskular, apoptosis dan
nekrosis jantung dapat diakibatkan oleh radikal bebas atau reactive oxygen
species (ROS) dan hiperlipidemia. Dalam sistem kardiovaskular, ROS dapat
menyebabkan hipertrofi pada sel otot polos dan dinding arteri, kerusakan sel
kardiomiosit, apoptosis dan kerusakan miokard. Hal ini dapat terjadi dan dikaitkan
dengan peningkatan denyut jantung serta kenaikan tekanan darah sistolik.
Salah satu ROS terpenting dalam pembuluh darah dan jantung adalah
superoksida (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), dan oksida nitrat (NO). Reaksi ini
dimediasi oleh beberapa sistem enzim termasuk NADPH oksidase dan xanthine
oxidase (XO). Meskipun O2- bisa dengan sendirinya memberikan efek pada fungsi
vaskular, itu juga penting dalam menghasilkan spesies reaktif lainnya. Reaksi O2-
dengan NO menghasilkan peroxynitrite dan berpotensi yang merusak ROS.
Dismutase O2- oleh superoksida dismutase (SOD) menghasilkan ROS yang lebih
stabil, hidrogen peroksida (H2O2) yang kemudian diubah secara enzimatik menjadi
H2O oleh katalase dan glutathione peroxidase (GPx). H2O2 bisa juga bereaksi dengan
logam transisi yang dikurangi untuk dikonversi menjadi radikal hidroksil yang sangat
reaktif (·OH), atau bisa juga dimetabolisme oleh myeloperoxidase (MPO) untuk
membentuk asam hipoklorus (HOCl). Hampir semua jenis sel vaskular menghasilkan
O2- dan H2O2.

c. Kasus penyakit kardiovaskular lainnya


Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke masih merupakan suatu problem
kesehatan yang penting baik di negara-negara maju, maupun di negara berkembang
seperti Indonesia. PJK atau penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang
timbul akibat penyempitan pada arteri koronaria. Penyempitan tersebut dapat

10 | P a g e
disebabkan oleh berbagai hal tetapi aterosklerosis merupakan penyebab terbanyak
(99%).
Penyakit aterosklerosis vaskular dengan manifestasi klinis berupa penyakit
jantung koroner (PJK) dan stroke, merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di negara-negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Di
Indonesia, pada 2001, diperkirakan 3 dari 1000 kematian penduduk disebabkan oleh
penyakit jantung koroner. Selain itu, diperkirakan setiap tahun terjadi 500 ribu
penduduk terkena serangan stroke, 125.000 meninggal dan sisanya mengalami cacat
ringan atau berat.
Atherosclerosis atau aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah.
Aterosklerosis terjadi karena adanya jejas pada endotel yang mengakibatkan disfungsi
endotel. Penjejas utama terjadinya aterosklerosis ini adalah kadar kolesterol darah yang
tinggi, dimana kolesterol LDL dapat mengalami oksidasi dan terjadi respon inflamasi,
yang menyebabkan terjadinya kalsifikasi, trombosis, ulserasi dan pendarahan lokal
pada dinding arteri. Jika respon inflamasi tidak mereda, maka arteri akan mengalami
remodelling, sampai lumen arteri tidak dapat berdilatasi lagi., Apabila proses
aterosklerosis ini terjadi pada pembuluh darah koroner akan menimbulkan penyakit
jantung koroner yang akan mendorong terjadinya serangan jantung. Sedangkan bila
proses aterosklerosis terjadi pada pembuluh darah di otak akan memicu terjadinya
infark serebral yang menyebabkan stroke.

d. Efek Antioksidan dan penyakit jantung coroner


Untuk mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas, tubuh manusia
memiliki mekanisme pertahanan intrinsik yang dikenal sebagai sistem antioksidan.
Pembentukan oksidan dan peroksidasi lipid dapat dicegah dengan antioksidan
dengan memberikan perlindungan kepada LDL dari proses oksidasi. Antioksidan ini
memiliki reaksi terminasi yaitu dengan cara menangkap radikal hidroksil (*OH) pada
tahap reaksi peroksidasi lemak, protein atau molekul lainnya pada membran sel
normal. Antioksidan juga dapat melindungi jaringan dari kerusakan akibat ROS.
Dalam sel tubuh terdapat antioksidan yang diproduksi secara alami biasanya
terdapat dalam bentuk antioksidan yang enzimatik maupun nonezimatik dan memiliki
fungsi sebagai pertahanan bagi organel-organel sel dari pengaruh kerusakan akibat

11 | P a g e
reaksi radikal bebas. Antioksidan enzimatik disebut juga antioksidan pencegah, terdiri
atas superoksid dismutase(SOD), katalase, dan glutathione peroxidase.
Enzim antioksidan mengatalisis pemecahan spesies radikal biasanya di
lingkungan intraseluler. Antioksidan preventif mengikat ion logam transisi seperti besi
dan tembaga, mencegah interaksi dengan hidrogen peroksida dan superoksida untuk
menghasilkan radikal hidroksil yang sangat reaktif. Antioksidan adalah donor elektron
yang kuat dan bereaksi istimewa dengan radikal bebas sebelum molekul target yang
lebih penting rusak. Dalam melakukan itu antioksidan dikurangi (teroksidasi) dan
harus diregenerasi atau diganti. Antioksidan radikal relatif tidak reaktif dan tidak
mampu menyerang lebih jauh molekul.
Di sisi lain, antioksidan nonenzimatik disebut juga antioksidan pemecah rantai
yang berasal dari α-tokoferol (vitamin E), β-carotene (vitamin A), askorbat (vitamin
C), glutathione, estrogen, L- tyrosine, L- cysteine, NADPH, ferritin dan albumin.
Berbagai fungsi vitamin C dapat mendukung hipotesis bahwa vitamin C dapat
mengurangi risiko kardiovaskular. Vitamin C (L-asam askorbat) merupakan
antioksidan yang ampuh dikenal untuk melindungi jaringan dari cedera oksidatif.
Vitamin C juga dapat meningkatkan fungsi jantung, meningkatkan perlindungan
jantung selama perbaikan miokardial, menghambat apoptosis sel endotel pada gagal
jantung kongestif, menurunkan tekanan darah diastolik, dan meningkatkan
vasorelaksasi endothelium. Vitamin C juga telah terbukti mengurangi adhesi
monosit ke endotelium, meningkatkan produksi oksida nitrat dari endotelium,
meningkatkan vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah. Selanjutnya, vitamin C
dapat mencegah apoptosis sel otot polos pembuluh darah, yang membantu menjaga
plak lebih stabil jika aterosklerosis telah berkembang dan melindungi sel otot polos
pembuluh darah manusia terhadap adaptasi LDL terinduksi teroksidasi peningkatan
sintesis antioksidan intraseluler glutathione.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa VCO juga mengandung antioksidan
yang berfungsi bagi tubuh.

e. Metode analisis penyakit kardiovaskular serta upaya pemerintah dalam


menangani resiko penyakit kardiovaskular
PKV sering terjadi pada individu tanpa diawali dengan tanda dan gejala
sebelumnya sehingga tindakan pencegahan termasuk identifikasi akurat dari mereka

12 | P a g e
yang berisiko, tetap merupakan tantangan dan menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang serius. Oleh karena itu, perlu dicetak persamaan persepsi bagaimana memprediksi
mereka yang memiliki faktor risiko tinggi, diantaranya dapat dilakukan dengan
menggunakan prediktor faktor risiko. Individu dengan faktor risiko berikut harus
dianggap berisiko tinggi penyakit kardiovaskular jika memiliki penyakit ginjal kronis
atau mikro/makroalbuminuria atau hiperkolesterolemia, usia di atas 40, dan menderita
diabetes (SIGN, 2017), atau dengan menggunakan FRS. Skor ini merupakan alat
prediksi adanya PKV yang teruji dan berfungsi dengan baik sebagai alat klinis
sederhana untuk mengidentifikasi subjek berisiko tinggi yang rentan terhadap PKV,
terutama jika dikaitkan dengan adanya metabolic syndrome (MetS) pada responden
yang memiliki faktor risiko obesitas, hipertensi, hiperglikemia, dan dislipidemia
(Stone, et al., 2013).
Semakin banyak faktor risiko penyakit yang dimiliki pasien, semakin besar
peluang untuk menyebabkan penyakit kardiovaskular (Hajar, 2016). Penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan salah satunya membahas tentang diagnosis
penyakit jantung coroner. Diagnosis penyakit jantung coroner tersebut
menggunakan metode Deep Neural Networks menghasilkan nilai akurasi sebesar
83.67%(Miao & Miao, 2018).
Penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode machine learning untuk
memprediksi penyakit jantung (Jaymin& Tejal, 2016). Sistem yang dibuat tersebut
menggunakan perangkat lunak WEKA.
Upaya pencegahan penyakit jantung oleh pemerintah dilakukan salah satunya
dengan pembentukan Posbindu penyakit tidak menular (PTM). Posbindu merupakan
wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan
faktor risiko PTM seperti penyakit jantung yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan
periodik (Kemenkes 2015).
Data hasil pemeriksaan dalam kegiatan posbindu PTM seringkali tidak dianalisis
untuk menghitung risiko menderita penyakit jantung koroner. Identifikasi faktor risiko
Penyakit jantung koroner (PJK) sangat bermanfaat untuk perencanaan intervensi
kegiatan pencegahan penyakit jantung koroner. Gejala penyakit jantung koroner
termasuk nyeri dada dan kesulitan bernapas, terutama saat beraktifitas, namun beberapa
orang yang memiliki penyakit jantung tidak menunjukkan gejala. Upaya pencegahan
primer dan sekunder dilakukan dengan berbagai pedoman yang dibuat terutama untuk

13 | P a g e
mengarahkan individu mana yang harus mendapatkan penanganan lebih intensif
daripada lainnya sehingga penanganan yang dilakukan lebih efektif. Prinsip ini sangat
penting terutama untuk negara berkembang atau negara dengan keterbatasan sumber
daya dan dana seperti di Indonesia.

2. PENGARUH VCO TERHADAP PENYAKIT KARDIOVASKULAR


Low density lipoprotein (LDL) adalah salah satu jenis kolesterol dalam tubuh,
jika kadarnya meningkat menyebabkan hiperkolesterolemia yang merupakan factor
risiko penyakit kardiovaskular. Terapi suportif yang dapat menurunkan LDL adalah
virgin coconut oil (VCO) dan fish oil.
Untuk mengatasi hiperkolesterolemia maupun profil lipid yang tinggi dalam
tubuh, banyak orang membatasi pemasukan karbohidrat serta lemak jenuh yang
merupakan sumber dari trigliserid. Bahkan, American Heart Association menganjurkan
agar tidak mengkonsumsi lebih dari 30% kalori total dari lemak dan untuk lemak jenuh
sebaiknya dibatasi tidak lebih dari 10%.
VCO mengandung 92% asam lemak jenuh, didominasi oleh asam laurat yang
merupakan MCFA. Pemberian VCO dapat mengurangi ketebalan dinding aorta
abdominalis tikus Wistar sesudah diinduksi aterosklerosis secara bermakna.
Hasil penelitian Yudha(2008) menunjukkan bahwa Kadar Kolesterol dan LDL
kelompok yang diberi VCO lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan secara statistik
tidak berbeda secara bermakna (p>0,05), sedangkan kadar HDL kelompok yang diberi
VCO lebih rendah daripada kelompok kontrol dan secara statistik juga tidak bermakna
(p>0,05).
Ma dan Lee (2016) berfokus pada studi yang melaporkan hubungan antara VCO
dan pengukuran biokimia yang terkait dengan CVD. Studi ini menyimpulkan bahwa
VCO menunjukkan efek yang menjanjikan dalam meningkatkan gangguan biokimia
yang terkait dengan CVD, sehingga menurunkan risiko CVD. Namun, sebagian besar
penelitian ini dilakukan pada hewan dengan data yang sangat terbatas dari manusia.
Penyelidikan di masa depan diperlukan untuk memeriksa manfaat kesehatan VCO
dalam studi intervensi manusia.
Mendukung hal tersebut, Novilla et al. (2017) berpendapat bahwa minyak kelapa
murni (Virgin Coconut Oil/VCO) adalah produk olahan kelapa yang mengandung asam

14 | P a g e
lemak tidak jenuh yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Asam lemak banyak dipakai
pada berbagai industri seperti industri ban, kosmetik, plastik, cat, farmasi, deterjen dan
sabun (Carandang, 2008). VCO merupakan produk hasil olahan kelapa dengan proses
pengelolaan singkat yang menyebabkan komponan alami di dalam kelapa tesebut dapat
dipertahankan. Komponen alami tersebut memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai
anti inflamasi, analgesic, dan antipiretik, karena kemampuannya mengurangi
pembentukan transudate, pembentukan granuloma, dan aktivitas serum alkali fosfatase
(Wallace, 2019).

15 | P a g e
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa VCO dapat berperan dalam
membantu mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Namun hal ini masih butuh
penelitian lebih lanjut karena kebanyakan data hasil penelitian di atas adalah
dengan menggunakan hewan sebagai percobaan. Data penelitian terhadap manusia
nya masih sangat terbatas.

2. SARAN

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat VCO terhadap


penyakit kardiovaskular dengan media kepada manusia langsung.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

_______. 2007. “VCO Sembuhkan Bermacam Penyakit”. Diakses dari


http://lipi.go.id/berita/vco-sembuhkan-bermacam-penyakit-/872 pada 05 Mei
2021. ISSN 2086-5309.
Anggriawan, K.E. 2019. “Perbandingan Efek antara Virgin Coconut Oil dengan Fish
Oil dalam Menurunkan Kadar LDL Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan
Tinggi Lemak”[skripsi]. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.
Ariana, Y. 2006. “Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil terhadap Ketebalan
Dinding Aorta Abdominalis Tikus Wistar sesudah diinduksi
Aterogenesis”[skripsi]. Semarang : Universitas Diponegoro.
Azalia, P. 2006. “Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil terhadap Pembentukan Sel
Busa Tikus Wistar setelah diinduksi Aterogenesis”[skripsi]. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Bolang, S.L., Dkk. 2012. “Pengaruh Virgin Coconut Oil terhadap Kadar Kolesterol
HDL Darah”. Jurnal Biomedik. Vol. 4. No. 2. Hlm. 104-110. Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/758/12193 pada
10 Mei 2021.
Dewi, S.S., Aryadi, T. 2010. “Efektifitas Virgin Coconut Oil ( Vco ) terhadap
Kandidiasis Secara Invitro”[Prosiding Seminar Nasional UNIMUS].
Semarang : Universitas Muhammadiyah. ISBN : 978.979.704.883.9.
Herwanto, F., Dkk. 2015. “Peningkatan Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida pada
Tikus Wistar Pasca Diet Virgin Coconut Oil”. Palembang : Universitas
Sriwijaya.
Jumayanti, Dkk. 2020. “Kualitas Hidup Pasien dengan Penyakit Kardiovaskular di
Yogyakarta”. Jurnal Kesehatan. Vol. 13. No. 1. Hlm. 1-12. Diakses dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jk/article/view/11096/5630 pada 10 Mei
2021.
Kusuma, M.A., Putri, N.A. 2020. “Asam Lemak Virgin Coconut Oil (VCO) dan
Manfaatnya untuk Kesehatan”. Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis. Vol. 4.
No. 1. Hlm. 93-107.

17 | P a g e
Lina, N., Saraswati, D. 2019. “Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner di Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM)”. Jurnal
Kesehatan Komunitas. Vol. 15. No. 2. Hlm. 93-104.
Martiningsih, dan Haris, A. 2020. “Risiko Penyakit Kardiovaskuler pada Peserta
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Kota Bima:
Korelasinya dengan Ankle Brachial Index dan Obesitas”. Jurnal Keperawatan
Indonesia. Vol. 22. No. 3. Hlm. 200-208. Diakses dari
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/880/649 pada 10 Mei 2021. e
ISSN 2354-9203.
Nurasri, R., Dkk. 2019. “Pengaruh PemberianVirgin Coconut Oil(VCO) danOlive
Oilterhadap Mikroanatomi Ren Tikus Putih (Rattus norvegicus)”. Bioma :
Berkala Ilmiah Biologi. Vol. 20. No. 2. Hlm. 133-139. Diakses dari
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/bioma/article/view/21855/14599 pada
10 Mei 2021. e ISSN: 2598-2370.
Pramitha, D.A.I., Wibawa, A.A.C. 2021. “Pemanfaatan Virgin Coconut Oil (VCO)
dalam Kehidupan Sehari-Hari di Desa Cemagi Badung Bali”. Jurnal
Pengabdian UNDIKMA. Vol. 2. No. 1. Hlm. 24-29.
Santosa, E.N., Baharuddin. 2020. “Penyakit Jantung Koroner dan Antioksidan”. Jurnal
Kesehatan dan Kedokteran. Vol. 1. No. 2. Hlm. 98-103. Diakses dari
https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/2566/2195 pada 10
Mei 2021. ISSN 2715-6419.
Willy, T. 2019. “Aterosklerosis”. Diakses dari
https://www.alodokter.com/aterosklerosis pada 10 Mei 2021.
Windarto, Y.E. 2020. “Analisis Penyakit Kardiovaskular menggunakan Metode
Korelasi Pearson, Spearman dan Kendall”. Jurnal Saintekom. Vol. 10. No. 2.
Hlm. 119-125. Diakses dari
https://stmikplk.ac.id/jurnal/index.php/saintekom/article/view/149/81 pada 10
Mei 2021.
Yudha, R.P., Tasminatun, S. 2008. “Pengaruh Virgin Coconut Oil terhadap Kadar
Kolesterol, HDL dan LDL Tikus Putih (Rattus norvegicus)”. Jurnal Mutiara
Medika. Vol. 8, No. 1. Hlm. 20-26.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai