Anda di halaman 1dari 3

JURNAL

Nama : Siska adelia

Nim : PO714231181062

KELAS : D.IV/B Tingkat 3

A. Mekanisme BCAA sebagai sumber energi otot ?

Jawab :

Asam amino yang memiliki peran penting dalam mekanisme kontraksi otot adalah branched-chain
amino acid (BCAA). BCAA dibentuk oleh asam amino leucine, isoleucine dan valin.3,4 Suplementasi BCAA
sebelum latihan membantu mencegah katabolisme protein yang disebabkan menurunnya kadar
glikogen di otot. Creatin yang merupakan kombinasi dari asam amino glysine dan argynine juga memiliki
peran penting dalam sistem energi tubuh dan sintesis protein. Pemberian creatin sebelum latihan dapat
menambah energi saat latihan dan mempercepat pemulihan antar set.4,5

Dengan demikian dapat diketahui adanya hubungan antara pemberian asam amino dengan mekanisme
kontraksi dan suplai energi otot, namun hubungan langsung antara pemberian asam amino dengan
penurunan insidensi kelelahan otot belum diketahui secara pasti

(sumber : https://core.ac.uk/download/pdf/11722408.pdf Halaman 4)

B. Mekanisme BCAA mampu mencegah kelelahan ?

Jawab :

Asam amino terbukti memiliki pengaruh terhadap terjadinya kelelahan otot baik pada fase anaerob
maupun aerob. 9,10,11,12 Hal ini sesuai dengan yang diharapkan pada peneltian ini. Berdasarkan teori,
Asam amino yang memiliki peran penting dalammekanisme kontraksi otot adalah branched-chain amino
acid (BCAA). BCAA dibentuk oleh asam amino leucine, isoleucine dan valin.3,4,12,13,14 Suplementasi
BCAA sebelum latihan membantu mencegah katabolisme protein yang disebabkan menurunnya kadar
glikogen di otot (fase anaerob).13,14,15 Creatin yang merupakan kombinasi dari asam amino glysine
dan argynine juga memiliki peran penting dalam sistem energi tubuh dan sintesis protein (fase aerob).
Pemberian creatin sebelum latihan dapat menambah energi saat latiha dan mempercepat pemulihan
antar set. 12,15,16 Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang telah ada.
Proporsi subyek penelitian yang mengalami kelelahan otot lebih kecil pada kelompok yang menerima
tablet asam amino dibandingkan dengan yang tidak menerima tablet asam amino. Pada penelitian
sebelumnya, pemberian BCAA per oral sebesar 60 mg/kg BB sebelum melakukan aktivitas dapat
menurunkan rasio free-tryptofan/BCAA yang dapat menunda terjadinya kelelahan otot.13,14 Sedangkan
pada penelitian lainnya, Pemberian 2 tablet ( 4gram) asam amino sebelum olah raga dapat mencegah
terjadinya kelelahan otot 20% lebih banyak dibandingkan placebo.9,14 Pemberian 3,6 gram kombinasi
asam amino leucine, isoleucine, dan valine pada pagi dan sore hari juga dapat meningkatkan kadar sel
darah merah, hemoglobin, dan CPK sebesar 13%, 5%, dan 6%.15,16 Dari penelitian-penelitian tersebut
diketahui adanya pengaruh pemberian asam amino baik pada fase aerob maupun anerob.

(sumber : https://core.ac.uk/download/pdf/11722408.pdf Halaman 15-16)

C. Mekanisme BCAA mempercepat recovary atlet

Jawab :

BCAA memang sering diberikan juga untuk meningkatkan performa atlet, mengurangi rasa lelah,
meningkatkan konsentrasi, serta mengurangi penghancuran otot saat olahraga intensitas tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BCAA dapat mengurangi rasa lelah karena olahraga serta
mengurangi rasa nyeri otot setelah olahraga (karena penghancuran otot), namun

beberapa penelitian lainnya mendapatkan hasil yang berbeda (sehingga manfaat ini sendiri masih
kontroversial). BCAA tidak terbukti dapat meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan kecepatan dalam
performa olahraga.

Suplemen ini cukup aman untuk dikonsumsi, namun karena penelitian penggunaan BCAA untuk
meningkatkan performa olahraga masih kontroversial, belum ada rekomendasi dosis untuk kondisi ini.
Anda dapat mengkonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan dalam kemasan suplemen BCAA anda, pastikan
anda membeli suplemen yang kualitasnya terjamin dan sudah terdaftar pada BPOM.

(sumber : https://www.alodokter.com/komunitas/topic/olahraga-fitness-gym)

D.

E. Mekanisme BCAA dalam menjaga performa atlet ?

Jawab :

Beberapa penelitian telah berhasil membuktikan kemampuan BCAA meningkatkan performa atletik
otot. Penelitian yang pertama oleh 3 ilmuwan dari Jepang yaitu Ohtani M., Sugita M., dan Maruyama K.
pada tahun 2006. Penelitian ini membuktikan bahwa konsumsi campuran asam amino yang terdiri atas
BCAA, glutamine, dan arginine sebanyak 6,6 gr/hari selama satu bulan mampu meningkatkan kapasitas
darah menyalurkan oksigen dan menurunkan proses katabolik (penyusutan) otot. Penelitian ini
menyimpulkan campuran asam amino mampu meningkatkan efisiensi latihan pada atlet.

Penelitian kedua oleh 10 orang ilmuwan dari Texas, AS, dipimpin oleh CM Kerksick masih pada tahun
2006. Penelitian ini membandingkan pengaruh suplementasi berbagai jenis protein terhadap komposisi
tubuh dan kekuatan pada atlet yang selama 10 minggu menjalankan latihan ketahanan yang berat.
Hasilnya, sang atlet mengalami kenaikan 1RM (satu repetisi maksimal) untuk angkatan Bench press dan
Leg press setelah 10 minggu. Studi ini juga berhasil membuktikan bahwa kombinasi whey protein dan
casein protein adalah yang terbaik dalam membantu pertumbuhan massa otot bebas lemak. Whey
protein mengandung komposisi BCAA yang tinggi, artinya konsumsi suplemen whey protein juga akan
meningkatkan performa atletik otot sama seperti halnya suplementasi khusus BCAA.

Sementara itu pada tahun 2007, kembali 10 ilmuwan Jepang berhasil membuktikan bahwa konsumsi
suplementasi BCAA berpengaruh positif pada performa olahraga lari. Jadi menurut studi ini, konsumsi
minuman yang mengandung BCAA pada atlet lari selama lari marathon 25 km, mampu mengurangi
pembentukan tingkat laktat darah. Artinya dengan menjaga kandungan BCAA yang cukup dalam darah
selama lari jarak jauh berkontribusi menurunkan pelepasan Dehidrogenasi Laktat (LDH) yang biasa
dilepaskan dan terakumulasi saat kerusakan otot terjadi. Kesimpulannya membuktikan bahwa asupan
BCAA mampu mencegah katabolisme otot. Pada tahun 2009, oleh 10 ilmuwan Jepang yang sama
tersebut juga berhasil membuktikan asupan BCAA mampu mengurangi rasa sakit otot, keletihan, dan
peradangan.

Terakhir pada tahun 2010 yang lalu, Carwyn Sharp dan David Pearson, ilmuwan dari Ball State
University, Indiana, AS, melakukan penelitian konsumsi 6 gr BCAA per hari selama 3 minggu pada atlet
olahraga ketahanan berintensitas tinggi. Hasilnya, tingkat testosteron darah meningkat sementara
tingkat kortisol menurun selama dan sesudah atlet melakukan olahraga ketahanan berintensitas tinggi.
Kesimpulannya, asupan BCAA mampu menjaga otot senantiasa anabolik dan berkontribusi sangat positif
dalam meningkatkan performa atletik otot.

(sumber : http://ainice.blogspot.com/2012/03/tingkatkan-performa-atletik-dengan-bcaa.html?m=1)

Anda mungkin juga menyukai