Oleh :
Yola Dika Putri 1711221011
El Zenitia Villa Rinjani 1711222007
Nurul Meliza Ulfa 1711222016
Chendy Tata Lestari 1711223004
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1. Latar Belakang...........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3. Tujuan........................................................................................................5
1.4. Manfaat......................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1. Pengertian Dasar Manajemen Pengadaan Bahan Makanan.......................6
2.2. Unsur Manajemen Perbekalan...................................................................6
2.3. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan...................................................9
2.4. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan................................................11
2.5. Spesifikasi Bahan Makanan.....................................................................18
2.6. Pembelian Bahan Makanan......................................................................22
BAB 3 PENUTUP................................................................................................32
3.1. Kesimpulan..............................................................................................32
3.2. Saran........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui definisi dasar manajemen pengadaan bahan makanan.
2. Mengetahui unsur- unsur manajemen perbekalan.
3. Mengetahui dan memahami cara menghitung kebutuhan bahan makanan.
4. Memahami cara merencanakan kebutuhan bahan makanan.
5. Memahami spesifikasi bahan makanan.
6. Mengetahui dan memahami cara menyusun spesifikasi.
7. Mengetahui spesifikasi bahan makanan dalam rangka pengadaan bahan
makanan.
8. Mengetahui definisi pembelian bahan makanan.
9. Mengatahui dan memahami prosedur pembelian bahan makanan.
10. Mengetahui metode yang dapat digunakan untuk pembelian bahan
makanan.
1.4. Manfaat
Makalah ini dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan bacaan
untuk belajar bagi mahasiswa gizi mata kuliah Manajemen Industri Jasa Pangan
khususnya dan bagi pembaca umunya.
BAB 2
PEMBAHASAN
Perbekalan adalah segala sesuatu barang yang terdapat pada suatu instansi
yang dinyatakan cukup bila barang yang dibutuhkan masing-masing bagian
tersedia pada waktu dan tempat dibutuhkan. Beberapa hal yang ada alam
manajemen perbekalan yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan
perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang,
baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengelolaan
perbekalan, penggunaan perbekalan, pengorganisasian, maupun pengendalian
perbekalan. Yang termasuk dalam hal perencanaan antara lain:
Kecukupan gizi klien
Standar makanan
Menu dan pedoman menu
Kebutuhan bahan makanan
Anggaran belanja
Sistem distribusi/penyajian
Jumlah & kualifikasi SDM
Sistem wasdal
Sistem pencatanan & pelaporan
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur
formal dalam upaya pengelolaan perbekalan dengan melakukan kegiatan
mengelompokkan, mengatur, dan membagi aktivitas/tugas sekaligus
wewenang kepada setiap unit kerja/anggota organisasi.
3. Pengawasan
Pengawasan merupakan setiap upaya untuk menjaga pelaksanaan setiap
tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan perbekalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, baik berkaitan dengan pemakaian/penggunaan
perbekalan, proses maupun hasil/keluaran/output pengelolaan perbekalan.
4. Pengadaan
Pengadaan perbekalan merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
perbekalan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis, spesifikasi,
jumlah, waktu maupun tempat dengan harga dan sumber yang dapat
dipertanggung-jawabkan. Kegiatan pengadaan ini mencakup mulai dari
penyediaan bahan mentah sampai bahan matang.
5. Pencatatan atau inventarisasi
Inventarisasi perbekalan merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas
seluruh perbekalan yang dimiliki/ dikuasai/ diurus oleh organisasi, baik yang
diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pembelian, pertukaran, hadiah
maupun hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah,
sumber, waktu pengadaan, harga, tempat, dan kondisi, serta perubahan-
perubahan yang terjadi guna mendukung proses pengendalian dan
pengawasan perbekalan, serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi.
6. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan perbekalan, baik yang bersifat
administratif maupun operasional berkaitan dengan perumusan maupun
pelaksanaan tata kerja, tata ruang, tata usaha, maupun pengaturan barang di
tempat penyimpanan/gudang. Penyimpanan bertujuan untuk penyimpanan,
pemeliharaan, melayani, dan menyediakan kebutuhan unit pengolahan.
7. Pendistribusian
Pendistribusian atau penyaluran merupakan kegiatan pengelolaan logistik
berkaitan dengan pembagian dan penyampaian perbekalan kepada satuan/unit
organisasi yang membutuhkan sesuai dengan sistem kerja yang telah
ditetapkan.
8. Pemeliharaan
Data ini harus sudah disusun dan dipersiapkan dengan baik, agar dapat
diperhitungkan secara lebih akurat untuk melakukan pembelian atau pemesanan
bahan makanan yang akan digunakan dalam proses produksi. Secara kuantitas
juga terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam
memperhitungkan kebutuhan bahan makanan , yaitu :
1. Standar menu atau pedoman menu yang digunakan.
2. Standar porsi untuk klien yang dilayani.
3. Jumlah klien yang dilayani dan karakteristiknya.
4. Jumlah hari pelayanan dalam 1 minggu atau 1 bulan.
5. Frekuensi penggunaan masing-masing bahan makanan dalam setiap
harinya, sesuai dengan siklus menu yang digunakan.
6. Berapa kali perputaran menu dalam satu bulan/tribulan.
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi untuk Konsumen dan Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG)
Perhitungan kebutuhan gizi masing-masing konsumen yang dilayani pada
institusi perlu dilakukan untuk dapat menghitung kebutuhan bahan makanan
yang dibutuhkan untuk pengadaan
bahan makanan. Selanjutnya kebutuhan gizi tersebut baru dapat diterjemahkan
ke dalam bentuk bahan makanan.
Untuk mengetahui kebutuhan gizi bagi individu yang sehat dapat juga
dengan menggunakan tabel pada Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
(AKG) tahun 2013 (Kemenkes, 2013). Pada tabel AKG tersebut dapat diketahui
kebutuhan gizi masing-masing individu berdasarkan kelompok umur.
Berdasarkan kebutuhan gizi tersebut, selanjutnya dapat diperhitungkan jumlah
bahan makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masing-
masing individu, dengan
cara menyusun menu sehari untuk klien tersebut, kemudian dihitung nilai gizi
masing-masing menu tersebut, sehingga diketahui jumlah bahan makanan yang
akan dibeli atau dipesan melalui rekanan.
2.4. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan
untuk menetapkan macam dan jumlah bahan makanan dengan kualitas yang
ditetapkan dalam kurun waktu tertentu. Perencanaan ini dilakukan dengan
menghitung kebutuhan makanan yang diperlukan secara kualitas dan kuantitas.
Jenis dan jumlah konsumen, ada yang heterogen/homogen dan ada yang
dilayani tidak rutin setiap hari. Semakin tidak homogen konsumennya, maka
menunya menjadi semakin banyak jenisnya.
Data yang diperlukan untuk perencanaan bahan makanan ialah sebagai berikut :
Bahan makanan apa saja yang dibutuhkan, untuk itu perlu membuat
pedoman menu yang memuat tentang bahan makanan apa saja yang
diperlukan, dan besar porsinya yang dicantumkan dalam berat kotor. Selain
itu juga harus ditentukan standar resep untuk masing-masing menu, standar
resep yaitu resep masakan yang telah dimodifikasi dan dibakukan untuk
menciptakan mutu makanan yang relatif sama citarasanya untuk setiap kali
penyajian.
Menetapkan jumlah porsi makanan yang dibutuhkan untuk masing-masing
konsumen,maka perlu membuat standar porsi. Standar porsi adalah rincian
macam dan jumlah bahan makanan dalam berat bersih mentah untuk setiap
hidangan per orang. Jumlah porsi yang dibutuhkan untuk masing-masing
bahan makanan tergantung pada kebutuhan energi dan zat gizi yang sudah
dihitung sebelumnya.
Menentukan bagaimana aturan pemberian makanannya, maka ditetapkan
kebijakan institusi. Kebijakan institusi meliputi: terkait dengan siapa yang
diberi makan, tujuan pemberian makan, berapa harga makanan, berapa kali
diberi makan, dan lain-lain.
Menentukan jadual pemberian makan, maka perlu menyusun waktu makan,
frekuensi dan lama penggunaan menu.
Menentukan sistem pengadaan makanan yang akan dilakukan. Tentukan
tempat (sumber) bahan makanan, darimana dibeli, kemudian seberapa jauh
jarak sumber bahan makanan dengan tempat produksi dan penyajian.
Cara menghitung kebutuhan bahan makanan dalam sehari adalah sebagai berikut:
Contoh:
Bila diketahui porsi pemakaian ayam: 2 porsi/hari, Standar porsi ayam 50 gr,
jumlah konsumen 150 orang. Maka kebutuhan bahan makanan (beras) sehari
adalah: 2 kali x 50 gr x 150 orang = 15.000 gr atau setara dengan 15 kg.
Jumlah tersebut masih dalam berat bersih, untuk itu maka perlu dilakukan
perhitungan dalam berat kotor untuk pemesanan bahan makanan.
Jlh E P L KH
WAKTU MENU
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
Nasi: Beras
PAGI 35 126.0 2.4 0.2 27.6
giling
-Tahu
Bola 25 17.0 2.0 1.2 0.4
-Telur ayam
Tahu 25 40.5 3.2 2.9 0.2
Goreng -Minyak 5 45.1 0.0 5.0 0.0
goreng
-Jagung
kuning
10 30.7 0.8 0.3 6.4
Tumis
-Kol 10 2.5 0.2 0.0 0.5
sayuran
kembang 20 8.4 0.2 0.1 1.9
-Wortel
-Daging sapi
-Tomat 66.5 6.7 4.2 0.0
Semur masak 35 1.0 0.1 0.0 0.2
Daging 553 2.3 0.3 0.1 0.5
-Kecap 10.9 0.0 0.0 2.8
-Gula pasir
Pisang
Buah 75 74.3 0.9 0.2 19.4
Ambon
64.
Sub total 486.2 19.9 17.6
0
-Tepung
terigu
Snack 25 91.3 0.0 2.5 0.5
Pagi -Mentega 5 36.3 0.0 4.1 2.8
20 8.4 0.0 0.3 4.3
Pastel -Wortel 20 45.2 1.5 4.2 19.4
-Sosis
Sub 21.
181.1 4.0 8.7
Total 5
-Ayam
-Tomat 105.7 6.4 8.8 0.0
Ayam 35
masak 2.0 0.1 0.0 0.4
Bb.Mera 10
18.2 0.0 0.0 4.7
h -Gula pasir 55
45.1 0.0 5.0 0.0
-Minyak
-Bayam
Sayur 25 9.0 0.9 0.1 1.6
Bening -Labu siam 20 5.2 0.1 0.0 1.3
Bayam 30 12.6 0.4 0.1 2.8
-Wortel
-Tempe
11.
50 74.5 2.0 6.4
Kering -Tomat 2
10 2.0 0.0 0.4
Tempe masak 0.1
5 18.2 0.0 4.7
0.0
-Gula pasir
64.
Sub total 462.9 21.1 16.8
3
Snack -Maizena
Sore 25 85.8 0.1 0.0 21.3
-Susu kental
24 80.6 2.0 2.4 13.2
Pudding manis
12 0.0 0.0 0.0 0.0
Susu - Agar-agar
34.
Sub total 166.4 2.1 2.4
5
-Telur ayam
Rolade 50 81,0 6,4 5,8 0,4
telur -minyak 5 45,1 0,0 5,0 0,0
kelapa
-Tahu
Tahu 55 37.4 4.3 2.5 0.9
-Tomat
bumbu 10 2.0 0.1 0.0 0.4
masak
Merah 3 10.9 0.0 0.0 2.8
-Gula pasir
-Jagung pipil
20 61.4 1.6 0.7 12.7
Cah -Labu siam 20 5.2 0.1 0.0 1.3
sayur -Wortel 30 12.6 0.4 0.1 2.8
5 18.2 0.0 0.0 4.7
-Gula pasir
59,
Sub total 477,2 22.8 20,8
4
238
Total 1649,4 61,9 54,5
,7
Bahan makanan yang standar porsinya tidak pasti seperti bumbu, cara
perhitungannya menggunakan rumus berikut:
Contoh:
Bila jumlah bumbu merah yang dibutuhkan untuk satu resep (50 porsi) adalah
800 gr (maka untuk 150 orang adalah 3 resep), frekuensi pemakaian 6 kali
dalam 1 siklus. Maka jumlah kebutuhan bumbu merah untuk 1 siklus adalah:
800 gr x 6 kali x 3 resep = 14.400 gr atau 14,4 kg.
Contoh pemesanan bahan makanan seperti pada tabel berikut ini :
Harga
Berat Berat Kebutuhan Total 1
Bahan BDD Satuan
No. Bersih Kotor 1 siklus thn Total Harga
Makanan (%) (kg/pack/L
(gr) (gr) (gr) (kg)
)
1 Beras 100 100 100 150.000 5.475 Rp 10.000.00 Rp 54.750.000
Beras
2 ketan 100 60 60 6.000 216 Rp 9.000.00 Rp 1.944.000
putih
Daging Rp Rp
3 100 50 50 12.500 448
Sapi 120.000.00 53.700.000
Kacang
7 100 105 105 15.750 567 Rp 14.000.00 Rp 7.938.000
hijau
Rp
8 Roti tawar 100 140 140 28.000 1.001 Rp 60.000.00
60.060.000
Rp
TOTAL
183.218.824
Selain dari spesifikasi bahan makanan ada juga yang namanya spesifikasi
selain bahan makanan. Spesifikasi selain bahan makanan ini berisikan daftar
peralatan atau barang yang dibutuhkan dalam proses pengadaan barang selain
bahan makanan, contohnya tisu, bahan kemasan, dll.
Syarat utama dalam penulisan spesifikasi bahan makanan ada empat, yaitu:
1. Sederhana, lengkap, spesifik agar penjual dan pembeli mempunyai satu ide.
2. Sesuai dengan identifikasi dengan barang yang ada di pasaran, dan sesuai
dengan label yang dapat dibaca, tentang grade, ukuran, dll.
3. Dapat dipahami oleh penjual dan pembeli.
4. Spesifikasi tersebut dapat ditemui dengan mudah di pasaran.
Nama produk
Standar kualitas
Ukuran kemasan
Jumlah per container
Unit harga
Untuk makanan kaleng : Tipe, kemasan, kekentalan sirup, ukuran, dan
berat.
Untuk daging dan hasil olah : umur, ukuran potongan, komposisi, lemak
dan zat gizi lainnya, kualitas.
Untuk buah dan sayur segar, varietas, berat, tingkat kematangan, dan asal
daerah.
Untuk makanan beku : suhu, varietas, dan kemasan
Untuk produk susu dan hasil olahannya : suhu, keadaan lemak, keadaan
bakteri, dll.
Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama sehingga memungkinkan adanya cadangan dalam
gudang. Pemesanan bahan makanan kering dilakukan dua kali dalam
seminggu. Dalam melakukan pemesanan bahan makanan kering terlebih
dahulu dilihat stok gudang sebagai pertimbangan dalam pemesanan bahan
makanan tersebut.
1. Dapat dipercaya.
2. Bonafide.
3. Memiliki perusahaan dengan standard bahan makanan kualitas baik dan
terpercaya.
4. Harga pantas.
5. Bahan makanan dapat diambil langsung/dikirim dengan baik dan tepat.
6. Prosedur pembayaran kontan sesuai dengan prosedur dan aturan
perjanjian/kesepakatan.
Daging, susu, telor, ikan/udang, buah dan sayuran harus dalam keadaan
baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa, serta
sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.
Jenis tepung dan biji-bijian harus dalam keadaan baik, tidak berubah warna,
tidak bernoda dan tidak berjamur.
Makanan fermentasi yaitu makanan yang diolah dengan bantuan mikroba
seperti ragi atau cendawan, harus dalam keadaan baik, tercium aroma
fermentasi, tidak berubah warna, aroma, rasa serta tidak bernoda dan tidak
berjamur.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dipakai harus memenuhi persyaratan
sesuai peraturan yang berlaku. Makanan olahan pabrik yaitu makanan yang
dapat langsung dimakan tetapi digunakan untuk proses pengolahan makanan
lebih lanjut yaitu :
1. Makanan dikemas
2. Mempunyai label dan merk
3. Terdaftar dan mempunyai nomor daftar
4. Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung
5. Belum kadaluwarsa
6. Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan
7. Makanan tidak dikemas
8. Baru dan segar
9. Tidak basi, busuk, rusak atau berjamur
10. Tidak mengandung bahan berbahaya
Pembelian ini dirancang untuk bahan makanan yang telah terjamin pasti,
terpercaya mutu, keadaan dan harga. Karena produk bahan makanan yang
dibatasi, maka pembeli berjanji membeli makanan tersebut dengan kesepakatan
harga saat ini, tetapi makanan dipesan sesuai waktu dan kebutuhan
pembeli/instansi.
Dari istilahnya jelas dipahami cara ini termasuk pembelian setengah resmi
atau setengah formal. Perjanjian dilakukan atas dasar kepercayaan sehingga pihak
rekanan/pemborong jelas harus memiliki reputasi yang tinggi dalam pelaksanaan
pembelian bahan makanan.
3.1. Kesimpulan
Manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain. Manajemen
pengadaan bahan makanan ialah aktivitas pengaturan pengadaan bahan makanan
pada tempat-tempat penyelenggaraan makanan. Dalam hal pengadaan makanan
kita harus memperhatikan perbekalan yang dimiliki. Dalam perbekalan bahan
makanan kita dituntut untuk memperhatikan unsur-unsur perbekalan itu sendiri.
3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami sebagai penyusun berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Namun, penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan bagi penyusunana makalah selanjutnya. Kami menyarakankan
kepada pembaca untuk mencari lebih lanjut bahan bacaan mengenai pengadaan
bahan makanan yang belum dapat kami paparkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kirana, Anindya Febi. “Tips Menyimpan Sayuran agar Tetap Segar di Dalam
Kulkas” dalam https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3707776/
tips-menyimpan-sayuran-agar-tetap-segar-di-dalam-kulkas , diakses pada tanggal
24 Agustus 2019.
Mahdi, Fatima. “Mempersiapkan stok bahan makanan kering” dalam https://berit
agar.id/artikel/gaya-hidup/mempersiapkan-stok-bahan-makanan-kering , diakses
pada tanggal 24 Agustus 2019.
Tirto.id. “Cara Menyimpan Daging di Freezer Supaya Tahan Lama” dalam
https://tirto.id/ef3u, diakses pada tanggal 24 Agustus 2019.