Anda di halaman 1dari 21

Makalah

“PENGADAAN BAHAN MAKANAN”


(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi Institusi dan Industri yang di
ampuh oleh Bapak Dr. Sunarto Kadir M. Kes)

DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 1

1. SUSANLY AINUN HANDOKO 811417068


2. NURLELA NGOIYO 811417151
3. DEA ALISYA RAHMAN 811417009
4. YUSRAN THAIB 811417114

PEMINATAN GIZI
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Salawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga curahan Rahmat Nya
sampai kepada kita semua.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari teman-teman
Gizi Jurusan Kesehatan Masyarakat serta bimbingan dari semua pihak sehingga
makalah ini dapat selesai.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini, untuk itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Gorontalo, Februari 2020

Penyusun
Kelompok I

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
1.1. Latar belakang..............................................................................................4
1.2. Rumusan masalah........................................................................................4
1.3. Tujuan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
2.1. Pengertian Manajemen Pengadaan Makanan.............................................5
2.2. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan.....................................................7
2.3. Spesifikasi Bahan Makanan.........................................................................10
2.4. Pembelian Bahan Makanan..........................................................................14
2.5. Cara Pembelian Bahan Makanan.................................................................15
2.6. Metode Pembelian Bahan Makanan............................................................17
BAB III PENUTUP....................................................................................................18
3.1. Kesimpulan.................................................................................................18
3.2. Saran ............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pengadaan bahan makanan merupakan proses penyedian bahan makanan
merukan fungsi logistik penyedian bahan makanan institusi. Dalam proses penyedian
bahan makanan diawali dari pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan makanan.

Oleh karena itu, pengadaan makanan perlu menerapkan unsur ilmu


manajemen agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Manajamen praktis sebagai aplikasi dari ilmu manajemen dapat diterapkan ke
dalam proses penyiapan.

Unsur-unsur yang dimaksud yaitu baik dalam proses penyiapan,


perhitungan kebutuhan peorangan, pembelian bahan, cara pembelian bahan, dsb.
Untuk itu dalam manajemen pengadaan makanan harus disesuaikan dengan
konsumen dan penyiapannyapun harus dari bahan-bahan itu sendiri.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pengadaan makanan?
2. Bagaimana perhitungan bahan makanan?
3. Bagaimana spesifikasi bahan makanan?
4. Bagaimana pembelian bahan makanan?
5. Bagaimana cara pembelian bahan makanan?
6. Bagaimana metode pembelian bahan makanan?
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen pengadaan makanan
2. Mengetahui perhitungan bahan makanan
3. Mengetahui spesifikasi bahan makanan
4. Mengetahui pengertian pembelian bahan makanan
5. Mengetahui cara pembelian bahan makanan
6. Mengetahui metode pembelian bahan makanan

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. MANAJEMEN PENGADAAN MAKANAN
Pengadaan bahan makanan merupakan proses penyedian bahan makanan
merukan fungsi logistik penyedian bahan makanan institusi. Dalam proses penyedian
bahan makanan diawali dari pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan makanan.

Pengertian dan  istilah manajemen

Manajemen perbekalan adalah unik karena ia merupakan salah aktivitas perusahaan


yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas  perbekalan itu antara lain lokasi, fasilitas
transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan pengurusan dan penyimpanan telah dilaksanakan
orang semenjak awal spesialisasi komersial. Tujuan perbekalan yakni menyampaikan barang
jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan,
dalam keadaan yang dipakai, ke lokasi dimana ia dibutuhkan dan dengan total biaya yang
terendah.
Perbekalan

Perbekalan adalah segala sesuatu benda atau barang yang terdapat pada suatu
organisasi, perbekalan dinyatakan cukup bila segala benda atau barang yang dibutuhkan oleh
masing-masing unsur organisasi tersedia pada waktu dan tempat yang dibutuhka.

Dalam pengelolaan perbekalan, secara ideal dibutuhkan sistem kerja yang memadai
dan moralitas pegawai yang tinggi. Berkaitan dengan upaya membangun sistem kerja yang
ideal maka diperlukan upaya untuk membangun moralitas pegawai, sekaligus memberikan
rambu-rambu normatif bagi pengelola perbekalan, baik untuk personel tingkat manajerial
maupun operasional. 

Beberapa kegiatan dalam manajemen perbekalan dapat dideskripsikan sebagai


berikut:
1. Perencanaan

5
Perencanaan merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan
perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengelolaan perbekalan,
penggunaan perbekalan, pengorganisasian, maupun pengendalian perbekalan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur
formal dalam upaya pengelolaan perbekalan dengan melakukan kegiatan
mengelompokkan, mengatur, dan membagi aktivitas/tugas sekaligus wewenang
kepada setiap unit kerja/anggota organisasi.
3.  Pengawasan
Pengawasan merupakan setiap upaya untuk menjaga pelaksanaan setiap
tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan perbekalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, baik berkaitan dengan pemakaian/penggunaan perbekalan, proses
maupun hasil/keluaran/output pengelolaan perbekalan.
4.  Pengadaan
Pengadaan perbekalan merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
perbekalan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis, spesifikasi, jumlah,
waktu maupun tempat dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Fungsi – fungsi perbekalan

Dalam suatu organisasi atau instansi, pada umumnya ada suatu unit perbekalan
didalam organisasi atau instansi yersangkutan. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut, unit perbekalan mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Menganalisa dan menyusun rencana kebutuhan perbekalan


 Melaksanakan pengadaan perbekalan
 Melaksanakan penyimpanan perbekalan
 Merumuskan kebijaksanaan pemeliharaan perbekalan
 Melaksanakan penyaluran perbekalan

6
 Melaksanakan inventarisasi perbekalan
 Merumuskan kebijaksanaan penghapusan perbekalan
 Melaksanakan pengendalian perbekalan

2. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan

Biaya bahan makanan merupakan unsur biaya bahan baku atau bahan dasar atau
bahan langsung dalam rangka memproduksi makanan. Biaya bahan makanan ini
termasuk biaya variabel karena biaya total bahan makanan di pengaruhi oleh jumlah
atau porsi makanan yang dihasilkan atau jumlah klien yang akan dilayani .

Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan


bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan. Penghitungan
bahan makanan merupakan suatu langkah penting dalam upaya pengendalian harga
makanan konsumen

Cara penghitungan bahan makanan adalah mengalikan jumlah konsumen


dengan standar porsi dengan memperhitungkan bagian yang tidak dapat dimakan dan
dikalikan dengan jumlah hari dalam kurun waktu yang ditetapkan. Hasil akhir dari
perhitungan ini dapat pula dibandingkan dengan sebelumnya sebagai pengecekan
ulang. Apabila telah disepakati dalam pembelian bahan makanan, maka perhitungan
ini perlu juga dinilai untuk dua sampai tiga kali putara menu, agar pesanan bahan
makanan selanjutnya lancer dan cukup

7
No Bahan Makanan Menu Ke Standar Porsi Harga/Kg

(g) (Rp)

1 Daging 1 50 55.000

2 Udang 1 50 50.000

3 Kentang 1 50 15.000

4 Semangka 1 100 4.500

1.      Perhitungan kebutuhan bahan makanan Daging

a.       Frekuensi penggunaan BM : 1 kali


b.      Standar porsi                                 : 50 g
c.       Kebutuhan BM daging ayam       : 1 x 50 g = 50 g
d.      Jumlah klien                                  : 2800 orang
e.        Kebutuhan BM bersih                   :50gx 2800 orang = 140.000 g = 140  kg
f.       Berat BM kotor  (BDD)               : 1/100:100 x 140 kg = 140 kg
g.      Persen penambahan (10%)            : 10% x 140 kg = 14 kg
h.      Jumlah BM yang akan dibeli        : 140 kg + 14 kg = 154 kg
i.        Biaya pembelian BM                    : Jumlah kebutuhan × Rp 55.000/kg
= 154 kg × Rp 55.000/kg

= Rp 8.470.000,-

2.    Perhitungan kebutuhan bahan makanan udang

a.       Frekuensi penggunaan BM           : 1 kali

b.      Standar porsi                                 : 50 g

c.       Kebutuhan BM udang                  : 1 x 50 g = 50 g

8
d.      Jumlah klien                                  : 2800 orang

e.       Kebutuhan BM bersih                   :50 g x 2800 orang = 140.000 g = 140 kg

f.       Berat BM kotor (BDD)                 :1/90% x 140 kg  =  156 kg

g.      Persen penambahan (10%)            : 10% x 156 kg    = 15,6 kg

h.      Jumlah BM yang akan dibeli         : 156 kg + 15,6 kg = 171,6 kg

i.        Biaya pembelian BM                     : Jumlah kebutuhan x Rp 50.000/kg

= 171,6 kg x Rp 50.000/kg

= Rp 8.580.000,-

3.   Perhitungan kebutuhan bahan makanan kentang

a.       Frekuensi penggunaan BM           : 1 kali

b.      Standar porsi                                 : 50 g

c.       Kebutuhan                                     : 1 x 50 g = 50 g

d.      Jumlah klien                                  : 2800 orang

e.       Kebutuhan BM bersih                   :50g x 2800 orang = 140.000 g = 140 kg

f.       Berat BM kotor (BDD)                 : 1/90%x 140 kg = 156 kg

g.      Persen penambahan (10%)            : 10% x 156 kg = 15,6 kg

h.      Jumlah Bm yang akan dibeli         : 156 kg + 15,6 kg = 171,6kg

i.        Biaya pembelian BM                     : Jumlah kebutuhan x Rp 15.000/kg

= 171,6 kg x Rp 15.000/kg

9
= Rp 2.574,000,-

4. Perhitungan kebutuhan bahan makanan semangka

a.       Frekuensi penggunaan BM           : 1 kali

b.      Standar porsi                                 : 50 g

c.       Kebutuhan                                     : 1 x 50 g = 50 g

d.      Jumlah klien                                  : 2800 orang

e.       Kebutuhan BM bersih                   :50g x 2800 orang = 140.000 g = 140 kg

f.       Berat BM kotor (BDD)                 : 1/90% x 140 kg = 156 kg

g.      Persen penambahan (10%)            : 10% x 156 kg = 15,6 kg

h.      Jumlah Bm yang akan dibeli         : 156 kg + 15,6 kg = 171,6 kg

i.        Biaya pembelian BM                     : Jumlah kebutuhan x Rp 4500/kg

= 171,6 kg x Rp 4500/kg

= Rp 7.722.000

3. Spesifikasi Bahan Makanan

Spesifikasi bahan makanan adalah suatu proses menetapkan kualitas bahan


makanan yang terdiri dari nama bahan makanan, warna, bentuk, kualitas, jumlah
produksi, umur bahan, ukuran, keterangan khusus, identitas pabrik

10
Tujuan spesifikasi bahan makanan adalah :

 Untuk mewujudkan kesamaan dalam pencapaian kualitas bahan makanan.


 Sebagai upaya pengawasan harga makanan
 Memudahkan dalam pembelian/pemesanan/penawaran bahan makanan
 Memudahkan dalam penerimaan.
 Spesifikasi bahan makanan untuk 4 jenis bahan makanan dapat dilihat pada
tabel 3, 4, 5 dan 6.

Tabel Spesifikasi bahan makanan lauk hewani.

No Item Penilaian Lauk Hewani


1 Nama Bahan Daging
Makanan
2 Warna Merah pucat
3 Bentuk Potongan kotak
4 Kualitas Warna cerah,segar,baru,tidak
mengandung bahan kimia seperti
formalin, tidak busuk
5 Jumlah produksi 50 g/potong
6 Umur bahan Baru
7 Ukuran 13x5x5 cm
8 Keterangan khusus Disimpan dalam plastik
9 Identitas Pabrik Pak tarjo

11
Tabel Spesifikasi bahan makanan lauk hewani

No Item Penilaian Lauk Nabati


1 Nama Bahan Udang
Makanan
2 Warna Merah muda
3 Bentuk Panjang, melengkung dan utuh
4 Kualitas Warna cerah, segar, baru, tiding
mengandung bahan kimia seperti
formalin, tidak busuk
5 Jumlah produksi 1 bungkus/kg
6 Umur bahan Baru
7 Ukuran 5 cm
8 Keterangan khusus Disimpan dalam plastic
9 Identitas Pabrik Pasar tradisional demangan

Tabel Spesifikasi bahan makanan sayuran.

No Item Penilaian Lauk Sayuran


1 Nama Bahan Kentang
Makanan
2 Warna Kuning muda (daging), kuning
kecoklatan (kulit)
3 Bentuk Utuh, bulat loncong
4 Kualitas Bersih, tidak busuk, mulus, dan
tidak cacat
5 Jumlah produksi 6 buah/kg
6 Umur bahan Baru
7 Ukuran Panjang = 5 cm lebar = 3 cm
8 Keterangan khusus Disimpan dalam keranjang
9 Identitas Pabrik Pasar Demangan

Tabel Spesifikasi bahan makanan buah.

12
No Item Penilaian Buah
1 Nama Bahan Semangka
Makanan
2 Warna Hijau
3 Bentuk Panjang, bulat
4 Kualitas Segar, tidak busuk,tidak berulat,
rasa manis
5 Jumlah produksi 1 bh/kg
6 Umur bahan Masak pohon
7 Ukuran segitiga =10 cm
8 Keterangan khusus Disimpan dalam keranjang,
dikirim dengan box kardus
9 Identitas Pabrik Pasar Tradisional

13
4. Pengertian Pembelian bahan makanan
i. Pembelian bahan makanan adalah proses penyediaan bahan makanan melalui
prosedur dan ketentuan yang berlaku dala upaya pemenuhan kebutuhan bahan
makanan untuk penyelenggaraan makanan institusi. Dengan pembelian bahan
makanan yang ketat akan menyederhanakan perhitungan dan pengendalian
harga makanan per porsi.
ii. Etika pembelian
Etika pembelian menurut Mukri. Dkk (1990) adalah falsafah atau standar
penyelenggaraan yang harus dimliki suatu organisasi/ intitusi penyelenggara
pembelian bahan makanan. Fungsi bahan makanan dipengaruhi oleh
kebijaksanaan intitusi, syarat serta prosedur yang ditetapkan secara konsekuen
dalam pembelian makanan.

Ø Hal-hal yang perlu diterapkan secara konsekuen dalam pembelian bahan makanan,
yaitu :

 Pembelian bahan makan harus dilaksanakan dalam rangka pengawasan dan


pengendalian bahan makanan perorang/ perporsi.
 Pembelian bahan makanan diselenggarakan dengan prosedur dan metode yang
berlaku dan dapat dipertanggung jawabkan segi-segi ekonominya.
 Pembelian bahan makanan harus dilakukan oleh suatu tim atau panitia yang
terdiri dari unsur-unsur yang berkaitan dengan kegiatan peyelenggaraan
makanan, pengawasan atau manajemen keuangan, pemilik institusi, serta
unsure lain yang dibutuhkan sebagai pengawas.
 Dalam pembelian bahan makanan harus ditetapkan syarat peraturan sanksi,
spesifikasi bahan makanan yang dibuat secara tertulis, jelas dan terbuka.
 Pembelian bahan makanan sifatnya harus terbuka dan resmi.

Ø Syarat sebagai petugas pembelian adalah :

 Mempunyai pengetahuan dasar mengenai kualitas bahan makanan,


pengolahan makanan.
 Mempunyai kemauan dalam meneliti produk baru, meneliti keadaan pasar.
 Pengawasan kondisi, gudang bahan makanan.

14
Ø Disamping itu seorang petugas pembelian harus bersikap dan bertindak sebagai
berikut :

 Berpenampilan wajar, tepat dan cepat waktu.


 Tepat memenuhi jadwal perjanjian dengan rekanan dan membuat batas waktu
untuk setiap perjanjian dengan rekanan.
 Dapat membuat keputusan yang bijaksana. Membandingkan kualitas bahan
makanan, harga termasuk perilaku dan dukungan , servis yang diberikan
rekanan.
 Merahasiakan bahan makanan setiap rekanan.
 Melaksanakan proses pembelian bahan makanan secara bisnis, wajar, tanggap,
etis dan harus hanya dilukukan selama waktu kerja.

5. Cara Pembelian Bahan Makanan

Pembelian bahan makanan dibagi menjadi 3 yaitu :

 Pembelian langsung
Pembelian bahan makanan secara langsung ke pasar biasanya dilakukan di
institusi makanan yang melayani konsumen sedikit sekitar 50 orang, sehingga
penyediaan bahan makanan masih dapat dibatasi dengan cara pembelian
langsung. Metode macam ini melalui prosedur yang sederhana. Pesanan dapat
dilkukan melalui telepon, datang langsung ke pasar atau berdasarkan
perjanjian antara pembeli dan penjual. Metode pembelian ini diharapkan
mengikuti prosedur administrasi keuangan yang berlaku, harus ada bon
pesanan, penerimaan dan pencatatan.
 Pembelian di pasar petani atau pasar nelayan
Petugas pembelian bahan makanan mendatangi langsung ke lokasi dimana
petani dan nelayan menjual hasil pertanian dan tangkapan ikannya. Biasanya
pembelian ini hanya dilakukan untuk bahan makanan tertentu yang hanya
tersedia secara musiman atau jumlahnya terbatas.
Keuntungan membeli langsung dari petani adalah pembeli dapat memperoleh
bahan makanan dengan cara harus diperhitungkan biaya transpotasi antara
pasar dengan institusi karena akan mempengaruhi harga pembelian bahan
makanan.

15
 Pelelangan

Cara pembelian semi resmi semacam ini adalah mengikuti prosedur


pembelian yang telah disebarkan dalam keppres No. 29-30 Tahun 1984 dan
No.8 Tahun 1986 serta peraturan yang ditetapkan pemerintah daerah ataupun
penanggung jawab tertentu.

Ø Sebelum acara pembelian dimulai pihak institusi yang bertugas pada bagian
pembelian bahan makanan harus telah mempersiapkan ketentuan-ketentuan yang
jelas mengenai :

 Pokok-pokok perjajian dengan rekanan


 Persyaratan dan ketentuan tentang pembayaran
 Persyaratan dan spesifikasi bahan makanan
 Harga standar
 Jangka waktu penyelesaian kontrak
 Penetapan sangsi-sangsi bila rekanan tidak memenuhi kewajiban baik
menurut ketentuan hokum ataupun pihakl institusi.
 Status hukum
 Hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam perjanjian kontrak

Ø Prosedur pelelangan

 Pihak institusi mengundang rekanan/ penjual tentang adanya acara pelelangan


resmi melalui media massa antara lain surat kabar, Koran, radio,dll.
 Bagi rekanan yang berminat dapat menghubungi pihak institusi dan
menyelesaikan administrasi keikut sertaan bagi pemasok bahan makanan di
institusi tersebut.
 Melakukan wawancara dengan rekanan mengenai standar bahan makanan,
harga, kelengkapan badan usaha. Misalnya : izin perusahaan, wajib pajak,
jaminan pajak, refrensi.
 Dari wawancara pihak institusi menentukan pemenagnya dengan
mempertimbangkan kualitas bahan makanan yang baik dengan harga tak
terlalu tinggi.

16
 Apabila antara pembeli dan penjual telah se[akat dengan ketentuan yang
berlaku maka dibuatlah perjajian jual beli dengan sistem kontrak dengan
jangka waktu tertentu.

Ø Penyerahan Bahan Makanan

Bahan makanan yang diserahkan oleh pemasok harus diperiksa guna mengetahui
apakah jumlah dan kualitas bahan makanan yang diserahkan sesuai dengan ketentuan
kontrak kerja. Biasanya penerimaan bahan makanan dilakukan oleh tim penerima
bahan makanan yang khusus ditunjuk oleh pimpinan institusi.

Tugas dan tanggung jawab tim penerima bahan makanan :

o Meneliti apakah bahan makanan yang diserahkan oleh pemasok sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagaiman yang tercantum dalam kontrak kerja.
o Mencocokkan jumlah dan jenis bahan makanan yang diserahkan oleh
pemasok apakah sudah sesuai dengan pesanan yang tercantum dalam daftar
pesanan bahan makanan.
o Mengambil keputusan menerima atau tidak menerima bahan makanan yang
diserahkan oleh pemasok.

6. Metode pembelian bahan makanan


a. administrasi keuangan yang berlaku, harus ada bon pesanan, penerimaan
dan pencatatan.
b. Pembelian di pasar petani atau pasar nelayan Petugas pembelian bahan
makanan mendatangi langsung ke lokasi dimana petani dan nelayan
menjual hasil pertanian dan tangkapan ikannya. Biasanya pembelian ini
hanya dilakukan untuk bahan makanan tertentu yang hanya tersedia secara
musiman atau jumlahnya terbatas. Keuntungan membeli langsung dari
petani adalah pembeli dapat memperoleh bahan makanan dengan cara
harus diperhitungkan biaya transpotasi antara pasar dengan institusi karena
akan mempengaruhi harga pembelian bahan makanan.
c. Pelelangan Cara pembelian semi resmi semacam ini adalah mengikuti
prosedur pembelian yang telah disebarkan dalam keppres No. 29-30 Tahun
1984 dan No.8 Tahun 1986 serta peraturan yang ditetapkan pemerintah
daerah ataupun penanggung jawab tertentu. Sebelum acara pembelian

17
dimulai pihak institusi yang bertugas pada bagian pembelian bahan
makanan harus telah mempersiapkan ketentuan-ketentuan yang jelas
mengenai :
 Pokok-pokok perjajian dengan rekanan
 Persyaratan dan ketentuan tentang pembayaran
 Persyaratan dan spesifikasi bahan makanan
 Harga standar
 Jangka waktu penyelesaian kontrak
 Penetapan sangsi-sangsi bila rekanan tidak memenuhi kewajiban baik
menuru tketentuan hokum ataupun pihak institusi.
 Status hokum
 Hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam perjanjian kontrak

Prosedur pelelangan:

a. 1 Pihak institusi mengundang rekanan penjual tentang adanya acara


pelelangan resmi melalui media massa antara lain surat kabar, Koran,
radio,dll.
b. Bagi rekanan yang berminat dapat menghubungi pihak institusi dan
menyelesaikan administrasi keikut sertaan bagi pemasok bahan makanan di
institusi tersebut.
c. Melakukan wawancara dengan rekanan mengenai standar bahan makanan,
harga, kelengkapan badan usaha. Misalnya : izin perusahaan, wajib pajak,
jaminan pajak, refrensi.
d. 4.Dari wawancara pihak institusi menentukan pemenagnya dengan
mempertimbangkan kualitas bahan makanan yang baik dengan harga tak
terlalu tinggi.
e. Apabila antara pembeli dan penjual telah se[akat dengan ketentuan yang
berlaku maka dibuatlah perjajian jual beli dengan sistem kontrak dengan
jangka waktu tertentu. b Penyerahan Bahan Makanan Bahan makanan yang
diserahkan oleh pemasok harus diperiksa guna mengetahui apakah jumlah dan
kualitas bahan makanan yang diserahkan sesuai dengan ketentuan kontrak
kerja. Biasanya penerimaan bahan makanan dilakukan oleh tim penerima
bahan makanan yang khusus ditunjuk oleh pimpinan institusi.Tugas dan
tanggung jawab tim penerima bahan makanan :
 Meneliti apakah bahan makanan yang diserahkan oleh pemasok
sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagaiman yang tercantum
dalam kontrak kerja.

18
 Mencocokkan jumlah dan jenis bahan makanan yang diserahkan oleh
pemasok apakah sudah sesuai dengan pesanan yang tercantum dalam
daftar pesanan bahan makanan.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
A. Pengadaan bahan makanan merupakan proses penyedian bahan makanan
merukan fungsi logistik penyedian bahan makanan institusi. Dalam proses
penyedian bahan makanan diawali dari pembelian, penerimaan, dan penyimpanan
bahan makanan.
B. Biaya bahan makanan merupakan unsur biaya bahan baku atau bahan dasar
atau bahan langsung dalam rangka memproduksi makanan. Biaya bahan
makanan ini termasuk biaya variabel karena biaya total bahan makanan di
pengaruhi oleh jumlah atau porsi makanan yang dihasilkan atau jumlah klien
yang akan dilayani .
C. Spesifikasi bahan makanan adalah suatu proses menetapkan kualitas bahan
makanan yang terdiri dari nama bahan makanan, warna, bentuk, kualitas,
jumlah produksi, umur bahan, ukuran, keterangan khusus, identitas pabrik
D. Pembelian bahan makanan adalah proses penyediaan bahan makanan
melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku dala upaya pemenuhan
kebutuhan bahan makanan untuk penyelenggaraan makanan institusi.
Dengan pembelian bahan makanan yang ketat akan menyederhanakan
perhitungan dan pengendalian harga makanan per porsi
E. Pelelangan Cara pembelian semi resmi semacam ini adalah mengikuti
prosedur pembelian yang telah disebarkan dalam keppres No. 29-30 Tahun
1984 dan No.8 Tahun 1986 serta peraturan yang ditetapkan pemerintah
daerah ataupun penanggung jawab tertentu.

3.2. SARAN

Adapun makalah kami ini adalah makalah hasil pemikiran sendiri, yang didasari
dari refrensi-refrensi yang kami dapatkan baik dari buku diperpustakaan maupun
pengetahuan dari online. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dari makalah
kami ini, kami berharap kritik/saran dan masukan dari pembaca, guna untuk
mewujudkan perubahan kelebih baik di kemudian harinya. Terimakasih.

19
4.

20
5. DAFTAR PUSTAKA
Mohammad A, Madanijah S. 2015. Konsumsi buah dan sayur anak usia sekolah
dasar di Bogor. J Gizi Pangan. 10(1): 71-76.
Nursiah MA. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Jakarta: Proyek
Pengembangan Pendidikan Tenaga Gizi Pusat Bekerjasama dengan
Akademi Gizi Departemen Kesehatan RI.
Pahlevi AE. 2012. Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 2(1): 122-126.
Soekirman et al. 2008. Pedoman umum gizi seimbang (PUGS).
www.gizi.net/pugs/PUGS13pesan.pdf [Diakses 20 Februari 2020].

21

Anda mungkin juga menyukai