Anda di halaman 1dari 26

PENDEKATAN SISTEM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teori Sistem
Dosen :
Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd
Dede Hamdani, M.Pd

Disusun Oleh :
Chandra Pratiwi

(1445143163)

Diki Iskandar

(1445140102)

Mochamad Akbar FS

(1445140112)

Reni Anggraini S

(1445143169)

MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM STRATA 1
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
berjudul Pendekatan Sistem yang merupakan tugas mata kuliah Teori Sistem
di program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Jakarta.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, penulis telah mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan yang berupa gagasan
pemikiran maupun bantuan dukungan moril. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
3.

4.
5.

Kedua orang tua yang telah mendidik serta membantu penulis sampai saat
ini.
Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar, M.Pd selaku dosen mata kuliah Teori Sistem
yang selalu memberikan materi serta motivasi kepada kami.
Dan juga kepada Dede Hamdani, M.Pd selaku asisten dari Prof. Dr. Mukhneri
Mukhtar, M.Pd yang selalu sabar dan ikhlas membimbing kami di mata kuliah
Teori Sistem ini.
Kakak Tingkat jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan
sumbangan ide dan referensi.
Teman-teman manajemen pendidikan 2014 yang selalu membantu
memberikan saran dan kritik dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangankekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
Jakarta, 21 Februari 2015
Penyusun

2 | Pendekatan

Sistem

DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Masalah
..................................................................................................................
1
2. Rumusan
Masalah
..................................................................................................................
3
3. Tujuan
Pembahasan
..................................................................................................................
4
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Definisi
Konseptual
..................................................................................................................
5
2. Penelitian Relevan
..................................................................................................................
5
3. Pembahasan

3 | Pendekatan

Sistem

..................................................................................................................
7
1. Pengertian
Pendekatan
Sistem
............................................................................................................
7
2. Jaringan
Kerja
............................................................................................................
8
A. Kegunaan
Jaringan
Kerja
......................................................................................................
9
B. Keuntungan
Jaringan
Kerja
......................................................................................................
9
C. Tahapan
Penyusunan
Jaringan
Kerja
......................................................................................................
10
3. PERT
............................................................................................................
10
A. Komponen-Komponen
Jaringan
PERT
......................................................................................................
11
B. Kegunaan
PERT
......................................................................................................
12
C. Lambang
yang
Digunakan
dalam
PERT
......................................................................................................
13
D. Ketentuan

4 | Pendekatan

dalam

Sistem

Penyusunan

Jaringan

Kerja

......................................................................................................
15
E. Langkah-langkah
dalam
Menggambarkan
PERT
......................................................................................................
18
F...............................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan
..................................................................................................................
21
2. Saran
..................................................................................................................
21
G. DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................................
22
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.

5 | Pendekatan

Sistem

Q.
R.
S.
T.
U.
V.

W.
X. BAB 1
Y. PENDAHULUAN
Z.
1. Latar Belakang Masalah
AA. Sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur atau komponen yang
teratur dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang
utuh (totalitas). Jika suatu komponen ada yang putus maka sistem
tersebut juga akan terputus. Sebelum membentuk suatu sistem kita harus
tahu tujuan dibentuknya sistem tersebut. Sistem dibuat tidak lain adalah
untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi lebih efisien dan efektif.
Seringkali masalah-masalah terjadi karena suatu kegiatan mengalami
sistem yang buruk atau tidak berfungsinya suatu komponen dalam
sistem. Sehingga dikeluarkanlah suatu pendekatan yang dinamakan
dengan pendekatan sistem.

6 | Pendekatan

Sistem

AB. Pendekatan ialah suatu upaya penyederhanaan masalah


sampai batas-batas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk
memudahkan penyelesaiannya. Pendekatan sistem dapat dijadikan suatu
terobosan dalam menjadikan suatu kegiatan menjadi lancar atau sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, kami mengaitkan
masalah kewaspadaan bencana masuk sistem pendidikan sekolah.
Sebagai salah satu negara yang rawan terhadap bencana alam,
Indonesia membutuhkan mitigasi dan antisipasi dalam menghadapi
bencana menjadi sebuah keniscayaan. Perubahan alam tidak dapat
ditolak, tapi manusia harus bisa berbuat arif terhadap alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, kata Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa di Jakarta, Rabu (17/12/14). Kementrian Sosial (Kemensos)
menghargai berbagai upaya penggunaan berbagai teknologi tinggi pada
sistem peringatan dini (early warning system) terkait bencana alam.
Namun, memperluas jangkauan dengan melakukan pendekatan sistem
dini jangkauan dengan melakukan pendekatan sistem peringatan dini
berbasis masyarakat dan kearifan local juga dibutuhkan. Hal itu, sebagai
langkah penguat upaya peningkatan kemampuan kesiapsiagaan dan
mitigasi. Kemensos telah menggagas penerapan pengetahuan dan sikap
waspada bencana ke dalam sistem pendidikan sekolah. Selain itu,
dengan memelihara adat dan tradisi masyarakat setempat, misalnya di
7 | Pendekatan

Sistem

Pulau Simeuleu, Aceh, yang telah menyelamatkan warganya saat


tsunami. Tradisi masyarakat setempat, dengan istilah yang berbeda
banyak dimiliki di berbagai suku bangsa di Indonesia, Ujarnya. Pada
sistem budaya dan kearifan local yang ada perlu diberdayakan untuk
melatih sikap warga bersahabat dengan bencana terbiasa, sigap
mengantisipasi dan menghadapi bencana.
AC. Dari kutipan permasalahan diatas, kita dapat menyimpulkan
bahwa kita sebagai warga Indonesia harus berpikir logis atas segala
peristiwa yang sering terjadi, janganlah mau masuk kelubang yang sama.
Dari penanggulangan permasalaah diatas terlihat bahwa adanya suatu
pendekatan sistem yang digunakan untuk menanggulangi masalah
bencana agar kerugian yang timbul dapat diminimalisir atau syukursyukur tidak terjadi. Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas lebih
jauh tentang pendekatan sistem guna membuat kegiatan menjadi lebih
terarah.

2. Rumusan Masalah
AD. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pendekatan sistem?
2. Apa pengertian dari jaringan kerja?
3. Apa kegunaan dari jaringan kerja?
4. Bagaimana menyusun jaringan kerja?
5. Apa pengertian dari PERT?

8 | Pendekatan

Sistem

6.
7.
8.
9.

Apa saja komponen dalam PERT?


Apa kegunaan dari PERT?
Bagaimana lambang yang digunakan dalam PERT?
Bagaimana langkah menggambarkan PERT?

3. Tujuan Pembahasan
1. Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan
pendekatan sistem, jaringan kerja, dan PERT.
2. Diharapkan mahasiswa memiliki bekal yang

nantinya

dalam

menyususun suatu kegiatan atau program dapat dibuat secara


tersistem dengan teknik jaringan kerja dan PERT.
AE.
AF.
AG.
AH.
AI.
AJ.
AK.
AL.
AM.
AN.
AO.
AP.
AQ.
AR.

AS.
AT. BAB 2
AU. PEMBAHASAN
1. Definisi Konseptual
AV. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) mengemukakan bahwa
pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui
suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu.

9 | Pendekatan

Sistem

Sejalan dengan ketiga pakar di atas, Van Gigch (1974) mengemukakan,


bahwa pendekatan sistem merupakan desain metodologi, kerangka kerja
konseptual, metode ilmiah baru, teori keorganisasian, sistem manajemen,
metode rekayasa riset operasi, dan metode untuk meningkatkan efisiensi
biaya serta metode untuk menerapkan teori umum sistem. 1
AW. Dari definisi-definisi menurut para ahli diatas, kami dapat
menarik kesimpulan bahwa, pendekatan sistem adalah suatu cara yang
digunakan untuk membuat suatu kegiatan atau program menjadi
tersistem atau segala sub sistemnya berjalan baik sesuai dengan tujuan.

2. Penelitian yang Relevan


AX. Most organizations around the world have discovered that the
strategy of customer satisfaction translates very rapidly to higher profit
and productivity.2 (Setiap organisasi di seluruh dunia telah menemukan
strategi untuk meningkatkan pelanggan secara cepat guna meningkatkan
keuntungan dan produksi)
AY. The methods of CPM and PERT were used to analyze a
process that delivers service to customers in an organization faced with
the problem of providing additional parking space for its customers
1 https://marsurindo17.files.wordpress.com/.../kuliah-kesisteman-12-11.do.

2 Ajiboye Sole Adegoke, (2011), Measuring Process Effectiveness Using Cpm/Pert, (online),
jilid 6, no 6, http:// www.ccsenet.org/ijbm.v6n6p286

10 | P e n d e k a t a n

Sistem

trucks. By reducing and stabilizing the process cycle time, the problem
was solved, saving the
AZ.
company the cost of leasing more parking lots for the
customers trucks. In addition, the customers were happy with less time
spent in the companys premises.3 (Metode CPM (Critical Path Method)
dan PERT (Programme Evaluation and Review Technique) digunakan
untuk menganalisa sebuah pelayanan kepada pelanggan dalam sebuah
organisasi dengan masalah yang ada yaitu ketersediaan area parkir
untuk kendaraan pelanggan. Dengan mengurangi dan menyeimbangkan
proses daur waktu, masalah dapat terselesaikan dan dapat menyimpan
tarif parkir perusahaan tersebut terhadap kendaraan pelanggan.
Pelanggan akan merasa senang dengan waktu yang dihabiskan lebih
sedikit di area perusahaan itu)
BA. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode CPM
dan PERT yang merupakan bentuk jaringan kerja yang menggunakan
jaringan sistem dapat digunakan dalam mengatasi masalah dalam
perusahaan diatas, dengan menganalisa kejadian yang terjadi lalu dibuat
suatu sistem yang matang sehingga membuat para pelanggan pada
akhirnya senang dengan pelayanan dari perusahaan tersebut.

3Ibid.

11 | P e n d e k a t a n

Sistem

3. Pembahasan
1. Pengertian Pendekatan Sistem
BB. Pendekatan sistem ialah pendekatan yang bersifat integratif
(penyatuan) karena pendekatan ini didasarkan pada cara berfikir logis
dan sistematis dalam memecahkan suatu masalah organisasi.
Pendekatan sistem dapat digunakan dan diimplementasikan dalam
berbagai hal atau kegiatan misalnya berbagai kegiatan organisasi baik
dalam bidang informasi, pendesainan pekerjaan, pengambilan
keputusan, manajemen, maupun dalam penanganan proyek-proyek dan
lain sebagainya. Salah satu bentuk penerapan konsep pendekatan
sistem dalam pendesainan pekerjaan organisasi adalah melalui
perencanaan jaringan kerja (Network planning). Masalah yang sering
timbul dalam perencanaan adalah tidak konsistennya sistem
perencanaan dengan kebutuhan di lapangan, karena para pengambilan
keputusan dan perencanaan sering mengabaikan pendekatan sistem
dalam perencanaan.4
BC. Di dalam kegiatan organisasi HIMA misalnya, dalam organisasi
tersebut terdapat jaringan kerja yang menghubungkan antar departemen
agar antar departemen dapat berjalan selaras dan menjunjung tinggi
4 Mukhtar Mukhneri, (2008), Manajemen Sistem, Jakarta: BPJM, hlm.29-30

12 | P e n d e k a t a n

Sistem

tujuan dari organisasi tersebut sehingga nantinya dapat tercapai semua


gol atau target yang telah ditentukan sebelumnya. Masalah-masalah
yang terjadi juga akan lebih mudah diketahui dan dicarikan solusinya jika
dalam suatu organisasi terdapat jaringan kerja.
2. Jaringan Kerja
BD. Pada dasarnya perencanaan jaringan kerja menggunakan cara
berfikir sistem (pendekatan sistem) yang melihat pekerjaan sebagai salah
satu

sub

sistem

dari

sistem

organisasi

secara

keseluruhan.

Perencanaan jaringan kerja sangat bermanfaat bagi para pimpinan atau


adminstator dalam mengarahkan dan menempatkan para pekerja pada
bidang dan tanggung jawab masing-masing, seperti bidang produksi,
bidang pemasaran, bidang penelitian, dan lain sebagainya.
BE.
BF.
A. Kegunaan Jaringan Kerja
BG. Penggunaan jaringan kerja yang utama ialah untuk suatu
kegiatan proyek yang memerlukan jaringan kerja dan analisis jaringan
kerja yang terperinci. Adapun penggunaan khususnya adalah sebagai
berikut:5
1. Proyek-proyek kompleks dengan multi kegiatan yang saling
tergantung.
2. Proyek besar yang banyak melibatkan orang.

5 Ibid, hlm.30

13 | P e n d e k a t a n

Sistem

3. Proyek yang memerlukan koordinasi antar departemen atau antar


pejabat.
4. Proyek yang memerlukan informasi padat dan kontiniu.
5. Proyek-proyek yang harus diselesikan dalam waktu yang tepat dan
biaya yang terbatas.
BH.
B. Keuntungan Jaringan Kerja
BI.
Dalam jaringan kerja terdapat keuntungan-keuntungan6
Merencanakan proyek secara detail.
Pengaturan waktu, usaha dan perhatian tertentu secara lebih

intensif.
Perencanaan jaringan kerja sangat membantu dalam komunikasi.
Dengan perencanaan jaringan kerja dapat dimunginkan
pelaksanaan proyek secara lebih ekonomis, dan tidak ragu-ragu

dalam mendayagunakan berbagai sumber yang dibutuhkan.


BJ.
C. Tahapan Penyusunan Jaringan Kerja
1. Inventarisasi kegiatan dalam suatu proyek.
2. Perhatikan saling ketergantungan atau logika ketergantungan
antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya. Dengan
mengetahui langkah ini dan menggunakan lambang atau simbol
tertentu dari kegiatan,dan

peristiwa atau kejadian, maka dapat

disusun jaringan kerja.


3. Waktu, penunjukkan waktu dapat ditentukan baik berdasarkan
pengalaman, teori serta perhitungan tertentu
BK.
Bentuk jaringan kerja yang menggunakan pendekatan
sistem adalah PERT (Program Evaluation and Review Technique).
6 Ibid, hlm.31

14 | P e n d e k a t a n

Sistem

BL.
3. PERT (Programme Evaluation and Review Technique)
BM.

PERT atau jika diterjemahkan dalam bahasa

indonesia teknik pengevaluasian dan peninjauan kembali. PERT


dikembangkan dalam tahun 1950-an oleh Angkatan Laut Amerika
Serikat dengan bantuan perusahaan konsultan manajemen Booz,
Allen & Hamilton. PERT merupakan metoda analisis yang di rancang
untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek-proyek yang
bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu
yang harus dijalankan dalam urutan tertentu adalah pertimbangan
utama dalam penggunaan jaringan atau aliran rencana PERT.7 Aliran
kerja ini terdiri dalalm penggunaan jaringan atau aliran rencana PERT
aliran kerja ini terdiri dari serangkaian peristiwa dari kegiatan yang
saling berhubungan.
A. Komponen-komponen jaringan PERT8
1. Peristiwa (event) adalah tonggak (phisik atau mental) pelaksanaan
kegiatan tertentu dalam rencana program, yang menandai mulai dan
berakhirnya suatu kegiatan. Peristiwa tidak mengkonsumsi waktu
7 T. Hani. Handoko, (2011), Manajemen, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta,
hlm.401
8 Ibid.

15 | P e n d e k a t a n

Sistem

ataupun sumber daya, dan biasanya ditunjukkan dengan tanda


lingkaran.
2. Kegiatan (activity) adalah suatu unsur yang merupakan bagian dari
keseluruhan

pekerjaan

yang

harus

dilaksanakan.

Kegiatan

memerlukan waktu dan sumber daya, dan diunjukkan dengan tanda


panah.
3. Waktu kegiatan (activity time), dibagi dalam tiga estimasi waktu
penyelesaian kegiatan, yaitu:
a. Waktu optimis (To), waktu kegiatan bila semua berjalan baik tanpa
hambatan atau penundaan-penundaan.
b. Waktu realistic (Te), waktu yang mestinya terjadi bila suatu
kegiatan dalam keadaan normal (ada penundaan ditolerir).
c. Waktu Pesimis (Tp), waktu kegiataan bila terjadi hambatan atau
penundaan melebihi dari seharusnya.
Waktu kegiatan yang diperkirakan (Te) dapat

BN.

dihitung dengan rumus :


BO.

A.
B.
C.

Te=

B.

+ ( 4 ) Tm+Tp
6

D.
E.

BP.
BQ.
BR.
BS.
Kegunaan PERT
BT.
Sebagai suatu model
jaringan kerja dan alat pengelola,

PERT dimungkinkan penggunaaanya dalam berbagai bidang kegiatan

16 | P e n d e k a t a n

Sistem

seperti bidang industri, pendidikan, administrasi, perdagangan dan lain


sebagainya. Kegunaan PERT secara terinci adalah sebagai berikut: 9
Para administrator haruslah mengadakan perencanaan terinci

sebelum suatu proyek dilaksanakan.


Dapat mencari beberapa alternatif

dapat mengetahui jauh sebelumnya hambatan-hambatan yang terjadi


Dapat menyiapkan langkah-langkah apa yang harus ditempuh, karena

tindakan pencegahan, karena

pada jaringan kerja dapat digambarkan jelas mana kegiatan yang

membutuhkan waktu kritis dan tidak.


Gambaran suatu jaringan kerja memberikan bantuan yang sangat

penting dalam komunikasi.


Jaringan kerja memberikan kesempatan untuk memilih kegiatan yang

bersifat lebih ekonomis.


C. Lambang yang digunakan dalam PERT
BU.

= lingkaran kecil = node, lingkaran kecil menunjukkan

suatu peristiwa atau kejadian. Peristiwa adalah suatu permulaan atau


akhir dari suatu kegiatan, lingkaran ini juga dapat diganti dengan
empat persegi. Ciri khas atau peristiwa atau kejadian adalah sebagai
berikut:10
a. Suatu peristiwa dapat sebagai titik permulaan dalam proses kegiatan
b. Tidak menghabiskan waktu.
9 Mukhneri Mukhtar, (2008), Manajemen Sistem, Jakarta: BPJM, hlm.33

10 Ibid, hlm.34-36

17 | P e n d e k a t a n

Sistem

c. Tidak menggunakan sumber baik tenaga, fasilitas dan dana.


d. Setiap event atau peristiwa dalam suatu jaringan kerja digambarkan
dalam bentuk lingkaran kecil atau persegi.
e. Menyatakan event atau peristiwayang sudah terjadi.
f.
Dan seterusnya = lingkaran kecil bernomor lamb ang ini
1

g.

menujukkan bahwa setiap peristiwa dalam suatu jaringan


BV.
kerja diberi nomor .
= anak panah = arrow pada gambar ini menyatakan suatu

aktivitas atau kegiatan. Kegiatan adalah suatu komponen dari suatu


proyek yang memerlukan penggunaan waktu pelaksanaan serta sumberh.

sumber tenaga, fasilitas, bahan dan dana.


Dua lingkaran dihubungkan oleh anak panah,
BW. yang menggambarkan bahwa suatu
aktivitas mengubungkan peristiwa atau kejadian.
Gambar ini menujukkan bahwa dari suatu
BX. peristiwa dapat dimulai banyak kegiatan.

i.

Kegiatan ini
j.

dapat juga dilakukan secara

serempak atau bersamaan.


Gambar ini menujukkan bahwa banyak kegiatan yang dilakukan
menuju suatu peristiwa . kegiatan ini dapat
dilakukan secara serempak/bersamaan.
BY.
Anak
panah
yang
terputus-putus

k.

ini

mengambarkan aktivitas semu (dum- my activity


= zero time activity). Anak panah yang terputus
BZ. putus
yang
menghubungkan dua peristiwa dengan
CA. waktu yang tidak diperhitungkan
18 | P e n d e k a t a n

Sistem

D. Ketentuan dalam Penyusunan Jaringan Kerja


CB. Agar tidak terjadinya kesalahan dalam menyusun jaringan kerja,
perlu diperhatikan beberapa ketentuan atau aturan-aturan penyusunan.
Aturan- aturan ini merupakan ketentuan dasar harus ditaati atau diikuti
dalam membuat jaringan kerja. Aturan tersebut meliputi: 11
a. Suatu peristiwa tidak dapat terjadi sebelum kegiatan yang mendahuluinya
selesai.

CC.
CD.Peristiwa 2 tidak dapat terjadi sebelum kegiatan A selesai. Peristiwa 3
tidak dapat terjadi sebelum kegiataan B selesai.
b. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua

kegiataan

yang

mendahuluinya harus sudah selesai sebagaimana contoh di atas.


c. Suatu peristiwa tidak boleh terjadi dua kali, dengan kata lain tidak di
perkenankan kejadian yang berulang, yaitu kejadian yang kembali ke
peristiwa sebelumnya.

CE.
CF. Setiap gambar ini terlihat kegiatan C menuju ke peristiwa 1, ini berarti
mengulangi peristiwa.
d. Setiap kegiatan tertuju pada suatu peristiwa.

11 Ibid, hlm.36-40

19 | P e n d e k a t a n

Sistem

CG.
CH.Kegiatan A tertuju pada peristiwa 2, kegiatan B tertuju pada peristiwa
3, kegiatan C tertuju pada peristiwa 4 dan kegiatan D tertuju pada
peristiwa 5 dan kegiatan E dan F tertuju pada peristiwa 6.
e. Perhitungan selalu dimulai dari kiri ke kanan, seperti contoh di atas .
f. Semua kegiatan dalam jaringan kerja harus selesai pada tujuan akhir.
Contoh diatas terlihat bahwa semua peristiwa pada akhirnya harus
berakhir pada tujuan akhir, yakni tercapainya tujuan proyek.
g. Panah hanya menujukkan logika bahwa suatu aktivitas mendahului
aktivitas yang lain yang mengikutinya, dan panjang panah tidak
mempunyai arti apa-apa.
h. Menggambarkan kegiatan majemuk dalam jaringan kerja perlu kita
pecahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Ini perlu dilakukan
dengan tujuan agar kegiatan kegiatan yang kecil ini dapat dilakukan
secara bertingkat sejalan dengan kebutuhan lainnya. Contoh dibawah ini
merupakan kegiatan majemuk, dimana

kegiatan A, B, C merupakan

kegiatan majemuk dan beruntun dan berhubungan secara logis.

CI.
CJ. Tiap kegiatan tersebut dapat dipecah-pecah misalnya kegiatan A
menjadi A1, A2, A3, kegiatan B menjadi B1, B2, B3 dan kegiatan C

20 | P e n d e k a t a n

Sistem

menjadi C1, C2. C3. Hubungan atau ketergantungan kegiatan-kegiatan


tersebut adalah sebagai berikut:
CK. A1 harus mendahului A2, yang mendahului A3.
CL. B1 harus mendahului B2, yang mendahului B3.
CM.
C1 harus mendahului C2, yang mendahului C3.
CN.B1 tidak dapat dimulai sebelum A1 selesai.
CO.B1 tidak dapat dinilai sebelum A1 selesai .
i.
Jaringan melingkar perlu dihindari. Hal ini sering terjadi pada suatu
jaringan yang rumit dan kurang terkontrol. Biasanya hal ini terjadi bilamana
urutan logis dari suatu kegiatan terganggu dengan adanya peristiwa
berikut yang menjadi peristiwa pendahulu. Hal ini dapat terlihat pada
gambar berikut:

CP.
j. Kesalahan mengambarkan jaringan kerja juga sering menggantung. Setiap
peristiwa selain event permulaan dan akhir harus mempunyai aktivitas
yang mengikuti dan mendahului yang menuju atau memulai dari peristiwa
tersebut. Jika terjadi sesuatu peristiwa tergantung atau bebas tanpa
hubungan,

itulah

yang

dinamakan

jaringan

tergantung.

tergantung tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

21 | P e n d e k a t a n

Sistem

Jaringan

E.

Langkah-langkah

dalam

1)

Menggambarkan PERT12
Pikirkan dan tuliskan

semua

peristiwa

yang

ada

dan

akan

terjadi. Peristiwa-peristiwa yang tidak begitu penting dapat dihilangkan.


Sesudah itu satukan peristiwa yang secara logis dapat digabungkan.
Peristiwa yang terlalu besar dapat dipisahkan menjadi peristiwa- peristiwa
yang kecil. Hal ini harus dilakukan secara logis.
2) Tempatkan peristiwa-peristiwa tersebut dalam suatu urutan yang logis,
kemudian beri nomor secara berurutan menurut waktu terjadinya.
3) Buatlah daftar peristiwa tersebut secara serial, mulai dengan peristiwa
akhir dan berahkir pada peristiwa awal (1) yang merupakan permulaan
proyek.
4) Tunjukan peristiwa yang mendahului setiap peristiwa dan letakan dalam
suatu daftar sebagai berikut:

12 Ibid, hlm.40-42

22 | P e n d e k a t a n

Sistem

CQ.

CR.

Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan pendektaan

sistem akan membantu para perencanaan untuk menganalisis tujuan,


kebutuhan dan menganalisis rencana secara rasional dan menyeluruh.
Analisis terhadap kebutuhan dan rencana dapat dilakukan melalui analisis
tugas, analisis fungsi, analisis misi dan analisis metode.
CS. Model sistem merupakan pola yang mengambarkan sistem terdiri dari
beberapa komponen, dimana komponen tersebut saling berhubungan.
Apakah hubungan tersebut searah, bolak balik, vertikal maupun horizontal
dan lain sebagainya, model sistem banyak digunakan dalam praktek
manajemen yang ditunjukan pada usaha untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan.
CT.
Model

sistem dalam bidang manajemen dapat dilihat dalam

bentuk jaringan kerja dengan prosedur:


1. Menentukan atau menggambarkan sesuatu.
2. Membantu menganalisis sistem.

23 | P e n d e k a t a n

Sistem

3. Menjelaskan, mengambarkan

hubungan-hubungan dan

kegiatan

dalam sistem.
4. Menggambarkan situasi atau keadaan dalam bentuk simbol-simbol.

CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
DA.
DB.
DC.
1. Kesimpulan

BAB 3
PENUTUP

DD.

Pendekatan ialah suatu

upaya penyederhanaan masalah sampai batas-batas tertentu sehingga


masih

dapat

ditoleransi

untuk

memudahkan

penyelesaiannya.

Sedangkan Sistem adalah himpunan dari komponen yang saling


keterkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh. Sehingga
Pendekatan Sistem adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat
suatu kegiatan atau program menjadi tersistem atau segala sub
sistemnya berjalan baik sesuai dengan tujuan.
DE.
Menurut penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa
pendekatan sistem diperlukan dalam berbagai kegiatan, seperti dalam
organisasi, industry, pendidikan, administrasi dan lain sebagainya. Jika
sistem yang dijalankan sesuai dan diperhitungkan matang-matang
maka hasil yang dicapai akan maksimal pula.

2. Saran
24 | P e n d e k a t a n

Sistem

DF.

Pendekatan sistem merupakan cara yang baik untuk

menunjang segala kegiatan. Oleh karena itu, kita harus membiasakan


diri untuk melakukan sesuatu dengan tersistem agar segala kegiatan
yang kita lakukan akan berjalan lebih baik dan berjalan lebih efektif
dan efisien.

DG.
DH.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen. Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta
DI. Mukhtar, Mukhneri. (2008). Manajemen Sistem. Jakarta: BPJM
DJ.

Soeharto, Iman. (1999). Manajemen Proyek. Jakarta:

Erlangga
DK.

DL.
DM.
DN.
DO.
DP.
DQ.
DR.

25 | P e n d e k a t a n

Sistem

DS.
DT.
DU.
DV.
DW.
DX.
DY.

26 | P e n d e k a t a n

Sistem

Anda mungkin juga menyukai