Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGEMBANGAN PRODUK PADA HOME INDUSTRY CEMILAN BASRENGKU DI


PURWAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional Lanjutan
yang diampu oleh Bpk Edi Susanto, ST., M.M.

OLEH:

ALFENDA ARUM SHOLEKHAH

03.02.19.193

Jurusan Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

DR KHEZ MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya saya dapat
menyelesaikan tugas Pengembangan Produk yang diberikan oleh bapak Edi Susanto, ST., M.M
sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasional Lanjutan. untuk lebih memahami
materi yang akan disampaikan pada bangku perkuliahan ini. Materi ini penulis susun terdiri dari
topik-topik utama yang merupakan berbagai pemahaman dasar bedasarkan teori dari beberapa
sumber referensi dan literature yang telah sesuai perkembangan perekonomian dunia seperti
sekarang ini. Sehingga makalah ini kiranya sangat diperlukan bagi Mahasiswa gunamenambah
wawasan yang terkait erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berfokus pada
Pengembangan Produk. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat maksimal pada saat ini
maupun yang akan datang dalam kegiatan pembelajaran Manajemen. Makalah ini tentunya
masih terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran sangat kami perlukan untuk perbaikan di
kemudian hari. karena penulis menyadari, bahwasannya keterbatasan ilmu merupakan
kekurangan yang manusiawi tergantung bagaimana kita menyiasatinya Terima kasih.

Purwakarta, 14 Novemeber 2021

Penulis
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................................................1
1.1. latar belakang ........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................................2
Bab 2 Methodology ........................................................................................................................3
2.1 Jenis Penelitian .......................................................................................................................3
2.2 Tempat Penelitian ...................................................................................................................3
2.3 Waktu Penelitian ....................................................................................................................4
2.4 Bahan dan Alat Penelitian ......................................................................................................4
Bab 3 Pembahasan .........................................................................................................................5
3.1 Pengertian, Pengembangan Produk Pada home industry cemilan basrengku .......................5
3.2 Tujuan Pengembangan Produk Pada home industry cemilan basrengku ..............................5
3.3 Strategi pengembangan Produk ..............................................................................................5
3.4 Dukungan Fasilitas dan proses Produk .................................................................................6
Bab 4 Penutupan ..........................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................20
4.2 Saran ....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSAKA .....................................................................................................................21
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Home Industry Basrengku PURWAKARTA merupakan sebuah home industry yang terletak
di Desa Hegarmanah Kec. Babakancikalo Kab.Purwakarta yang bergerak dibidang produksi
cemilan basreng yang sudah memiliki pangsa pasar mencakup seluruh Indonesia lewat media
offline dan media online nya. Dalam aktivitas produksinya sendiri, Home Industry basrengku
berkomitmen untuk mampu memenuhi permintaan pasar, serta mengirimkan produk cemilan
basreng yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Hal ini tentunya didukung dengan mesin
produksi Home industry Basrengku yang mampu mengiris bahan baku basreng bulat menjadi
bentuk tipis agar dapat dinikmati oleh pelanggan Sejak memproduksi cemilan basreng di di
awal tahun 2020, permintaan cemilan basreng di pasaran cukup baik dan hingga sekarang.
Hingga agustus tahun 2021, home industry basrengku sudah memiliki 7 varian rasa, yaitu :
Original, Balado, Pedas, keju manis, jagung manis, rumput laut, dan cabe hijau. Dari 7 varian
rasa yang di produksi tersebut, varian rasa pedas menjadi varian rasa dengan penjualan dan
permintaan pasar tertinggi dan paling banyak diminati pembeli karena rasa pedas nya yang
khas lada dan cocok untuk konsumsi pecinta pedas. hubungan antara varian rasa dan varian
kemasan yang di produksi oleh home industry basrengku pada tahun 2020-2021. Data
menunjukkan bahwa kemasan pouch 80 gram memiliki permintaan terbesar dibandingkan
dengan kemasan lainnya, yaitu sebesar 16.477 pack atau bungkus dengan dominasi
permintaan untuk varian rasa pedas.Sedangkan untuk varian kemasan yang paling sedikit
permintaan adalah varian kemasan Box 1kg dengan total permintaan sebesar 442 pack.
Kemasan pouch 80 gram adalah varian kemasan yang paling banyak permintaannya karena
varian kemasan tersebut memiliki kemasan yang mudah dibawa kemanapun dan dimanapun,
harganya terjangkau dan mudah untuk di beli siapapun baik kalangan menengah keatas
maupun menengah kebawah. Sejak Home industry basrengku beroperasi tahun 2020,
permintaan produk basreng mengalami peningkatan setiap bulannya. Hal ini didukung
dengan permintaan basrengku setiap bulannya mengalami peningkatan yang cukup signifikan
untuk setiap varian kemasan. Disamping itu, akibat permintaan konsumen yang meningkat
setiap bulannya, home industry memiliki keterbatasan kapasitas produksi jika dilakukan
proses pengirisan dan pemotongan secara manual, sehingga ditakutkan tidak dapat memenuhi
permintaan konsumen Akan tetapi, mulai pertengahan tahun 2020, Home industry basrengku
melakukan proses pengirisan dan pemotongan basreng menggunakan mesin iris & potong
untuk menjaga kestabilan hasil iris dan potong basreng yang baik, menambah kapasitas
produksi basreng dan mampu memenuhi permintaan konsumen agar tepat waktu diterima
oleh konsumen. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu dilakukan pembelajaran lebih
lanjut pada mesin basreng yang digunakan untuk melakukan proses pengirisan dan
pemotongan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Komponen apa saja yang terdapat pada produksi pengirisan basreng home industry
basrengku ?
2. Bagaimana Proses Kerja Pengirisan Basreng Pada Industry Rumahan Produk Cemilan
Basrengku baik?

1.3 Tujuan meneliti


1. Untuk menambah pengetahuan,keterampilan, dan pemahaman yang tidak didapat
langsung dalam perkuliahan.
2. Sebagai sarana pelatihan dalam penyusunan laporan untuk suatu penugasan
3. Untuk menyiapkan tenaga kerja yang ahli dan siap pakai dalam masyarakat dan
wiraswastawan dalam bidang produksi produk, khususnya home industry yang sedang
berkembang.
4. Untuk Memperoleh pengalaman, pengamatan dan pengenalan visual secara langsung
mengenai kondisi yang ada di lapangan.

2
BAB 2

METHODOLOGY

2.1 Jenis Penelitian

Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan beberapa tahapan guna mendapatkan data yang
lengkap dan akurat sehingga didapat pembahasan yang tepat. adapun tahapan-tahapan tersebut
adalah :

1. Observasi
Mengadakan peninjauan langsung ke tempat proses terjadinya perbaikan atau
pemeliharaan dengan topik yang diambil.

2. Wawancara
Mengadakan pengambilan data dengan melakukan tanya jawab dengan pemilik home
industry dan karyawan yang bekerja dilapangan

3. Studi literatur
Metode studi literatur dilakukan dengan mempelajari setiap proses yang ada di home
industry dan menerapkan ilmu di perkuliahan yang bisa diterapkan .

4. Konsultasi Metode
konsultasi dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan pembimbing lapangan dan
pemilik home industry untuk mendapatkan arahan dan bimbingan

2.2 Tempat Pelaksanaan

Tempat : HOME INDUSTRY BASRENGKU PURWAKARTA

Alamat : Kp. Pangungdadap RT 02/01 . Ds Hegarmanah Kec. BabakanCikao, Kab. Purwakarta,


41151 Berjarak kurang lebih sekitar 5,6 KM dari pusat kota

Gambar 1.1 Denah Peta Home Industry Basrengku

3
2.3 Waktu Pelaksanaan

Waktu : 7 November - 14 November 2021

2.4 Bahan dan Alat Penelitian

- Alat Tulis

- Laptop dan Handphone

- Memo

4
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pengembangan Produk


Sejarah Pengembangan Produk dari Home Industry Basrengku
Nama perusahaan : Basrengku Purwakarta.
Alamat : Kp. Pangungdadap Ds Hegarmanah Kec. BabakanCikao, Kab.
Purwakarta 41151
Pemilik Usaha : Ahmad Murenda.
Bidang Usaha : Cemilan/Snack Basrengku
Toko Online :
- Instagram : @basreng.ku
- Tokopedia/shopee : basreng_ku
Berdiri : 02 Januari Tahun 2020

Usaha Home industry Basrengku merupakan salah satu home industry UMKM yang berada
di purwakarta yang didirikan oleh Ahmad Murenda dan keluarga berdiri pada tanggal 02
Januari tahun 2020. Usaha Home industry ini beralamatkan di Kp. Pangungdadap Ds
Hegarmanah Kec. BabakanCikao, Kab. Purwakarta Jawa Barat, 41151. Home industry
Basrengku memproduksi cemilan/snack basreng dengan mengolah dari bahan baku basreng
mentah dan diolah hingga menjadi produk basreng goreng yang di kemas dengan berbagai
macam kemasan, mulai dari kemasan : Pouch sampai dengan kemasan box yang siap
dikirimkan ke konsumen. Home industry ini sudah berjalan 2 tahun dan Melakukan
penjualan produk ke konsumen baik secara offline maupun online. Penjualan Offline
merupakan system penjualan yang dilakukan secara langsung antara penjual dan pembeli di
tempat yang disepakati sebelumnya tanpa bantuan pihak ketiga. Sedangkan penjualan online
merupakan sistem penjualan yang melibatkan orang ketiga, dalam hal ini adalah toko online
marketplace yang memudahkan pembeli untuk mendapatkan produk tanpa harus mendatangi
toko atau lokasi penjual.

3.2 Tujuan Pengembangan Produk untuk mengetahui factor yang mempeharuhi


Sebagai pebisnis sebagian besar orang mungkin akan menganggap
bahwa bahan baku memiliki sifat yang tidak terbatas, bahkan bisa diperoleh
dengan mudah. Anggapan ini akan menyebabkan mereka melakukan kegiatan dalam
melakukan berbagai perhitungan dengan tepat pada bahan bakunya. Untuk itu, sangat penting
untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi komponen setiap bahan
dalam membuat suatu produk. berbagai faktor yang mampu mempengaruhi
bahan baku adalah sebagai berikut:

4
1. Model Pembelian Bahan Baku
Model ini akan mempengaruhi nilai atau jumlah persediaan bahan baku dalam
suatu kegiatan usaha atau bisnis. Dengan model pembelian bahan yang dilakukan
secara berbeda, maka nilai total pembelian optimal yang dihasilkan pun akan
berbeda. Contoh sederhananya, dalam suatu pembuatan meja tentu model pembelian kayu
dan juga paku memiliki harga yang beda. Hal ini juga berlaku pada industry
manapun, seluruh bahan mempunyai fungsi dan model yang berbeda tergantung
pada peruntukannya. Sehingga, jangan pernah melupakan berbagai kehadiran hal ini sebagai
factor penting yang juga mempengaruhi tingkat keberadaan bahan mentah untuk suatu
industry.

2. Harga Bahan Baku


Faktor harga bahan baku adalah landasan atau dasar untuk para pengusaha yang
menyiapkan suatu perhitungan yang harus bisa disediakan agar nilai investasi ini
berhubungan dengan kepentingan bisnis. Sehingga, penting untuk memperhatikan
setiap pergerakannya setiap saat.

3. Perkiraan Penggunaan Bahan Baku


Dalam menggunakan bahan baku, tentu setiap pebisnis memiliki pengukuran
biaya perusahaan manufaktur dalam mencatat berapa lama bahan tersebut akan
digunakan untuk proses membuat produk jadi. Ternyata hal ini pun menjadi faktor
yang mempengaruhi bahan baku, karena perkiraan dari jumlahnya yang
digunakan dalam proses saat ini akan menjadi patokan utama untuk produksi
barang yang akan datang.

4. Biaya Persediaan Bahan Baku


Dalam hal membeli bahan baku, perusahaan pasti memiliki biaya yang terpisah
dengan pembelian lainnya. Yang mana perusahaan akan memperhitungkan berapa
biaya yang diperlukan untuk membelinya. Selain itu, berapa lama bahan tersebut
bisa bertahan, sehingga kehadirannya sangat mempengaruhi.

5. Kebijakan Pembelian Bahan Baku


Faktor ini akan sangat mempengaruhi kebijaksanaan pembelanjaan dalam suatu
perusahaan. hal tersebut sangat berhubungan dengan ketersediaan bahan baku, dan
bagaimana cara agar ketersediaan bisa tetap terjaga. Selain itu, berapa besar biaya
yang bisa digunakan untuk berinvestasi dalam persediaan bahan baku ini pun akan
dipengaruhi berbagai hal tersebut.

5
6. Penggunaan Bahan Baku Secara Realtime
Hal tersebut sangat berkaitan dengan pengguna sebenarnya dari suatu bahan,
namun produk yang sebelumnya pun harus sudah dilakukan. Hal ini bisa disebut
dengan penggunaan nyata dari bahan yang satu ini untuk membuat suatu barang.
Sehingga, suatu faktor yang satu ini harus bisa mendapatkan perhatian lebih dan
bisa menjadi suatu patokan pada biaya produksi selanjutnya.

7. Waktu Tunggu Pemesanan Bahan Baku


Faktor yang satu ini sangat berkaitan dengan tenggat waktu yang dibuat saat
pemesanan bahan dilakukan dan setelah bahan tersebut bisa sampai tangan.
Tentunya, hal ini akan berhubungan langsung dengan pemesanan persediaan dan
waktu penyimpanan dari bahan ini. Sehingga, waktu tunggu atau load time ini
sangat penting untuk diperhatikan karena jika diabaikan akan menyebabkan
terjadinya kekurangan pada bahan tersebut.

8. Pembelian Kembali
Ada juga pembelian kembali yang pasti akan selalu dilakukan secara rutin oleh perusahaan
guna menjaga agar ketersediaan bahannya bisa selalu aman. Melakukan pembelian kembali
ini akan memberikan pertimbangan pada waktu tunggu yang diperlukan. Sehingga, nantinya
bahan baku yang datang dengan tepat akan sesuai dengan saat perusahaan yang
memerlukannya.

9. Pengamanan Persediaan
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa ketersediaan dari bahan ini mampu
memberikan keamanan dalam hal produksi. Untuk itu, umumnya perusahaan sudah memiliki
persediaan pengamanan yang baik untuk memastikan bahwa produk tersebut bisa tetap ada
saat diperlukan. Umumnya, persediaan ini mempunyai jumlah yang tidak banyak dan hanya
digunakan pada satu waktu tertentu saja.

3.3 Strategi Pembuatan Produk


Dengan adanya Bahan baku yang di perlukan pada pembuatan produk Cemilan basrengu
Bahan yang perlu di siapkan diantaranya ;
1. Basreng
Basreng sebagai bahan baku utama di perlukan ketelitian dalam memilih basreng karena
ini adalah salah satu bahan utama dalam produksi home industry basrengku . ada 2 jenis
basreng diantaranya :
a. Basreng ikan - Ikan lele - Ikan sapu-sapu.

6
b. Basreng daging sapi. Home industry basrengku menggunakan basreng ikan karena
bahannya sangat mudah di cari rasanya enak lebih gurih.

2. Varian Rasa
Home industry basrengku mempunyai 7 varian rasa dan jenis bumbu nya itu adalah
bumbu serbuk/tabur diantaranya : Original Keju Manis Cabe Hijau Balado Jagung Manis
Pedas Rumput Laut

Gambar 3.1 label basrengku

3. Minyak Goreng
Home industry Basrengku menggunakan minyak goreng kelapa sawit yang digunakan
untuk melakukan proses penggorengan basreng

4. Kemasan Produk
Kemasan produk home industry basrengku menggunakan kemasan berjenis plastik yaitu :
- Kemasan cup 50 gram
- Kemasan pouch 80 gram
- Kemasan box 150 gram
- Kemasan box 250 gram
- Kemasan box 1 kg

7
\

Tebel. 3.1 Jenis Kemasan Produk Home Industry basrengku

6. Peralatan

- Baskom besar
- Mesin iris basreng
- Alat iris manual
- Wajan ukuran besar
- Serok/Spatula
- Saringan minyak

8
3.4 Dukungan Fasilitas dan proses

A. Layout Process Home Industry Basrengku

Dalam Memproduksi cemilan basreng, home industry basrengku memiliki urutan proses yang
sudah baku dan dilakukan oleh masing-masing operator yang bekerja. Urutan proses ini adalah
mulai dari awal proses, penerimaan bahan baku basreng mentah sampai dengan pengiriman
produk ke konsumen. Proses yang akan dibahas disini adalah proses pengirisan, dimana proses
pengirisan di home industry basrengku terbagi menjadi dua, yaitu : Metode pengirisan secara
manual dan metode pengirisan menggunakan mesin. Pada laporan ini akan dibahas aktivitas
proses pengirisan dengan menggunakan mesin yang sudah digunakan oleh home industry
basrengku sejak tahun 2020.

1. Definisi Pengirisan
Pengirisan atau yang biasa disebut pemotongan adalah pekerjaan yang dilakukan untuk
mengecilkan ukuran suatu bahan baik dengan pisau ataupun dengan alat pemotong
lainnya pada arah melintang tergantung bentuk dan ukuran yang ingin dipotong.

2. Prinsip kerja Mesin Pemotongan/Pengirisan


Prinsip kerja dari mesin pengirisan basreng di home industry basrengku dirancang untuk

9
memotong berbagai jenis basreng, mulai dari bentuk bulat maupun bentuk Panjang. Akan
tetapi pada kasus home industry basrengku, basreng yang dipotong dengan menggunakan
mesin adalah basreng yang berbentuk bulat. Ukuran basreng yang dipotong pada mesin
memiliki diameter sekitar 5cm dangan ukuran hasil potongan memiliki ketebalan sekitar
0.05mm sampai 0.1mm tergantung tingkat kesiapan basreng pada saat dilakukan
pemotongan. Mesin pengiris basreng ini memiliki motor listrik yang menggerakkan pisau
dengan perantara pulley dan V-belt. Pisau berputar dengan kecepatan tertentu dan
kemudian melakukan proses pengirisan basreng. Basreng diletakkan dibagian atas lubang
peletakan basreng untuk kemudian diberikan tekanan dari atas dengan menggunakan alat
bantu berupa kotak besi dan hasil irisan basreng akan bisa terpotong dan ditampung
dibagian penampungan. Berikut adalah ilustrasi proses pengirisan basreng dengan
menggunakan mesin pada home industry basrengku

Gambar.3.4.1 Ilustrasi proses pengirisan basreng

3. Komponen Mesin Pengirisan

Gambar. 3.4.2 Ilustrasi mesin pengiris basreng

10
Keterangan :

1. Cover samping
2. Pisau pemotong bulat tipis
3. Cover pisau pemotong bulat tipis
4. Pemutus poros
5. Cover pulley 12
6. Pulley
7. Pisau pemotong stik
8. Cover Pisau pemotong stik
9. Poros
10. V-Belt
11. Motor listrik
12. Pulley penggerak
13. Rangka
14. Saluran output potongan
15. Bearing

4. Persiapan Pengirisan
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan proses pengirisan basreng dengan
menggunakan mesin adalah Alat pelindung Diri Sebagai berikut :
1. Hair cover
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Wear pack

B. Langkah-langkah dan proses pembuatan cemilan basrengku


1. Proses pembekuan
Proses pembukaan adalah proses dimana suatu bahan lunak atau cairan yang akan dibeku
kan menjadi keras mengunakan pendingin. Home industry basrengku butuh waktu 3 hari
untuk membekukan basreng, tujuannya untuk :
- Basreng yang di simpan di tempat dingin akan menghasilkan basreng menjadi tahan
lama
- Pembekuan basreng mempermudah operator atau mesin proses pengirisan atau
pemotongan sehingga
basreng yang beku mudah di iris karna teksturnya yg keras.

11
- Basreng yang lunak dan lengket akan berpengaruh kepada pengirisan sehingga hasil
output pada
pengirisan tidak sama dan bahkan tektur basreng yang lunak pada saat pengirisan
hasilnya menjadi hancur

2. Proses pengirisan/pemotongan
roses pemotongan/pengirisan adalah untuk mengurangi ukuran bahan padat menjadi
beberapa bagian, basrengku menggunakan 2 metode yaitu :
- Menggunakan mesin pengiris
- Mengunakan alat manual

3. Proses frying
Prses frying adalah proses penggorengan basreng di butuhkan waktu sekitar 25 menit
untuk memperoleh basreng menjadi matang. Basreng harus terus di aduk setiap jeda 2
menit sekali bertujuan untuk menghindari basreng menyatu dengan basreng lainnya dan
menghasilkan kematangan yg sempurna .

4. Proses penyaringan minyak


Proses ini bertujuan supaya minyak yang sudah di goreng tidak ikut masuk ke dalam
kemasan karena minyak berpengaruh ke kualitas makanan dan umur simpan basreng
menjadi berukurang makanya dilakukan proses pengeringan minyak .proses ini memakai
metode manual menggunakan koran lalu basreng di diamkan di atas nampan besar yang
di alasi koran .prses ini memakan waktu 25 menit.

5. Proses packaging kedalam kemasan


Proses packaging ini pada intinya merupakan proses pengemasan/pengepakan/
pembungkusan setiap produk. Ada 5 kemasan yaitu:
- Kemasan cup 50 gram
- Kemasan 80 gram
- Kemasan 150 gram
- Kemasan 250 gram
- Kemasan box 1 kg

6. Proses packing

Proses packing yaitu proses pengemasan produk yang sudah jadi lalu dikemas untuk
dilakukan pengiriman ke pengirim secara aman.

7. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi

11
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja (Depnaker, 2006). APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh tenaga
kerja secara langsung untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor
yang ada atau timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2008).

C. Sumber Daya Manusia di home industry basrengku

Stuktur home industri

Sejak berdiri tanggal tahun 2020, Home industry basrengku sudah memiliki 6 orang karyawan,
yaitu bagian sales, bagian marketing, bagian cutting & Maintenance, bagian Frying & Filterring,
Bagian Packaging & Delivery, dan bagian logistic. Masing-masing bagian memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing untuk melakukan proses kerja sesuai dengan pekerjaan
masingmasing.

1. Bagian Sales
Secara umum tugas dari bagian sales adalah sebagai berikut :
1. Melakukan summary hasil penjualan harian untuk kemudian di serahkan ke bagian
bendahara
2. Menentukan target penjualan produk basreng setiap bulannya untuk memenuhi kapasitas
produksi dan permintaan pasar/konsumen
3. Turut serta membantu bagian marketing dalam Menjalin hubungan baik dengan mitra
bisnis baik reseller maupun mitra bisnis lainnya
4. Melakukan aktivitas penjualan on the road seperti event bazar, pasar kaget, dan aktivitas
Lainnya

12
2. Bagian marketing
Secara umum tugas dari bagian marketing adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pembuatan promosi berupa poster, spanduk dan media promosi lainnya
untuk di publikasikan baik secara offline maupun secara online/marketplace
2. Melakukan koordinasi/Kerjasama dengan reseller dalam rangka menjalin Kerjasama
yang saling menguntungkan
3. Koordinasi dengan event/acara yang dibutuhkan jika terdapat aktivitas yang menjadikan
basrengku sebagai sponsor acara
4. Turut serta membantu bagian sales dalam aktivitas penjualan on the road seperti event
bazar, pasar kaget dan aktivitas lainnya

3. Bagian cutting & maintenance


Secara umum tugas dari bagian cutting adalah sebagai berikut :
1. Melakukan proses pengirisan basreng baik secara manual maupun mesin
2. melakukan pengecekan mesin setiap hari sebelum dan sesudah melakukan proses kerja
3. membersihkan alat dan bahan kerja sesebelum dan sesudah proses kerja
4. Melakukan aktivitas preventive maintenance mesin setiap 1 bulan sekali

4. Bagian Frying & Filtering


Secara umum tugas dari bagian frying & filtering adalah sebagai berikut :
1. Melakukan proses penggorengan sesuai dengan standar waktu yang sudah di tentukan
2. Melakukan proses pre penyaringan terhadap basreng yang sudah di goreng agar lebikering
3. Mengirimkan basreng yang sudah selesai di goreng dan penyaringan ke bagian packaging

5. Bagian packaging & delivery


Secara umum tugas dari bagian packaging & delivery adalah sebagai berikut :
1. Melakukan proses packaging produk berdasarkan varian rasa (pedas, original, balado, dll)
2. Melakukan proses packaging produk berdasarkan varian kemasan (pouch 80 gram, box
150 gr, dan lain-lain)
3. Melakukan packaging kemasan dengan aman (isolatip, bubble wrap, kardus dan media
pengaman lainnya) sesuai dengan pesanan
4. Melakukan pengiriman ke pihak ekspedisi baik secara langsung maupun pick up
ekspedition
5. Melakukan proses penerimaan pesanan baik secara media marketplace online maupun
offline
6. Melakukan packaging kedalam stock sementara/temporary storage 7. Meletakkan stock
basreng pada area etalase untuk dijual offline

13
6. Bagian Logistik
Secara umum tugas dari bagian logistic adalah sebagai berikut :
1. Memastikan stok bahan baku tersedia dalam jumlah cukup
2. Melakukan pengadaan alat dan bahan ke bagian supplier untuk memastikan ketersediaan
alat dan bahan
3. Melakukan pengontrolan terhadap barang operasional seperti bumbu, kemasan, gas,
minyak goreng, ATK, dan alat lainnya agar digunakan se efektif dan se efisien mungkin
4. Pengadaan makanan & minuman para pekerja

D. Perhitungan Ekonomi 5 tahun kedepan


Proses pengembangan produk
Menurut Ulrich-Epping ada 6 fase dalam proses pengembangan produk yaitu:
1. Fase 0 : Perencanaan Produk Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase”
karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan
produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar
target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan
satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem Fase perancangan tingkat sistem mencakup
definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta
komponen-komponen
4. Fase 3 : Perancangan Detail Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap
dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan
identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi
dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan
sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih
tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi
sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya
tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan
mulai disediakan untuk didistribusikan.

sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar
secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan. Tujuan metode
identifikasi kebutuhan pelanggan adalah:
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan
(latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
14
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota
tim pengembang

Penetapan spesifikasi target


Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan
secara teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses
pembuatan target spesifikasi terdiri dari 3 langkah :
a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang
diturunkan dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya
dengan tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing..
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap
metrik.

8. Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi,
prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih
jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan
kebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara
berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling
menjanjikan. Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu:
a. Penyaringan konsep Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep
secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk
setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan
penekanan pada setiap kriteria.

5. Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah
15
terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa
kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.

6. Penentuan spesifikasi akhir


Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah
proses dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran
spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri,
batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan
antara biaya dan kinerja.

7. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal
pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu
pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk
menyelesaikan proyek.

8. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program
pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya
antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan
salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan

E. VAVE (Value Analysis and Value Engineering)


VAVE merupakan kependekan dari Value Analysis and Value Engineering. Metode ini
pertama kali ditemukan oleh Lawrence D Miles ketika bekerja di General Electric sekitar
tahun 1940-an. Awalnya metode ini dikenal sebagai value analysis, dan kemudian
dikenal sebagai value engineering, value methodology dan value management. VAVE
berfokus pada apa yang produk tersebut dapat lakukan dari pada menjelaskan tentang
produk tersebut. Metode VAVE mengarahkan pengguna untuk melihat suatu produk dari
sudut pandang yang berbeda dengan memfokuskan pada fungsi produk tersebut dan
mengabaikan atributatribut produk yang bukan merupakan fungsi utama. Prinsip pada
VAVE adalah nilai dari suatu produk atau proses. Nilai (Value) didefinisikan sebagai
sesuatu yang diinginkan dan akan dibayarkan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginannya. Carlos Fallon dan Chris O’Brien menginterpretasikan nilai sebagai
rasio dari fungsi (function) dan biaya (cost), sehingga produk dengan fungsi yang sama
namun memiliki biaya yang lebih tinggi dapat dikatakan sebagai produk yang bernilai
rendah.

16
Gambar 3.4.3 Grafik permintaan konsumen

Pada gambar diatas, didapatkan informasi persentase permintaan varian rasa apa saja yang di
produksi oleh home industry basrengku, dimana dalam hal ini varian rasa tersebut yaitu balado,
pedas, original, keju manis, jagung manis, rumput laut, cabe hijau. Hasil persentasi untuk setiap
varian rasa diatas diperoleh dari data pemasukan mulai dari home industry basrengku berdiri dan
menjual produk sampai dengan berkembang seperti sekarang. Data diatas menunjukkan bahwa
varian rasa pedas memiliki persentase tertinggi, yaitu sebesar 36% yang merupakan varian rasa
yang paling diminati dibandingkan dengan varian rasa lainnya karena varian rasa pedas memiliki
permintaan pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian rasa lainnya.

Hingga tahun 2021 berjalan home industry basrengku, home industry basrengku sudah memili
berbagai jenis kemasan untuk memenuhi permintaan konsumen. Kemasan tersebut diantaranya
adalah : Kemasan cup 50 gram, Kemasan Pouch 80 gram, kemasan box 150 gram, kemasan box
250 gram, dan kemasan box 1 kg. Berikut adalah data permintaan varian rasa dan varian
kemasan yang dimiliki oleh home industry basrengku.

Table 3.2.1 data permintaan konsumen

17
Pada tabel diatas dapat terlihat hubungan antara varian rasa dan varian kemasan yang di produksi
oleh home industry basrengku pada tahun 2020-2021. Data menunjukkan bahwa kemasan pouch
80 gram memiliki permintaan terbesar dibandingkan dengan kemasan lainnya, yaitu sebesar
16.477 pack atau bungkus dengan dominasi permintaan untuk varian rasa pedas.Sedangkan
untuk varian kemasan yang paling sedikit permintaan adalah varian kemasan Box 1kg dengan
total permintaan sebesar 442 pack. Kemasan pouch 80 gram adalah varian kemasan yang paling
banyak permintaannya karena varian kemasan tersebut memiliki kemasan yang mudah dibawa
kemanapun dan dimanapun, harganya terjangkau dan mudah untuk di beli siapapun baik
kalangan menengah keatas maupun menengah kebawah.

Sejak Home industry basrengku beroperasi tahun 2020, permintaan produk basreng mengalami
peningkatan setiap bulannya. Hal ini didukung dengan permintaan basrengku setiap bulannya
mengalami peningkatan yang cukup signifikan untuk setiap varian kemasan.

F. Analis komprehensif dari faktor internal dan eksternal

A. Faktor Internal:
a) Manajemen Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya yang dilakukan Home industry basrengku untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
b) Pemasaran Kegiatan perencanaan, menentukan promosi dan mendistribusikan/Menjual
barang- barang yang dihasilkan Home industry basrengku untuk dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
c) Produksi Kegiatan yang dikerjakan Home industry basrengku untuk menambah nilai
guna suatu produk makana atau menciptakan produk baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan.
d) Sumber Daya Manusia Para tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan usaha pada Home
industry basrengku
e) Keuangan Terkait dengan permodalan dan pencatatan atau pembukuan keuangan yang
dilakukan oleh Home industry basrengku

B. Faktor Eksternal:
a) Kondisi sosial dan ekonomi Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat kota Purwakarta
yang dapat mempengaruhi Home industry basrengku.
b) Pembeli Setiap orang untuk mengkonsumsi produk dari Home industry basrengku bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain dan bias untuk diperdagangkan kembali.
Ketika pembeli melakukan pembelian banyak, kekuatan tawar menawar yang
mempengaruhinya.

18
d) Pesaing Pihak luar yang mmpunyai usaha sejenis yaitu produsen/Pabrik Home
industry basrengku di Purwakarta
e) Pemasok Pihak yang menyediakan bahan baku untuk pembuatan proses basreng di
Home industry basrengku

19
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan analisis ini diajarkan bagaimana menjadi mahasiswa yang
bertanggung jawab dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaan yang ada
memproduksi basreng dan sebagainya dengan tepat waktu.
2. Dalam pelaksanaan analisis ini, mahasiswa dituntut untuk mengetahui tentang proses-
proses pembuatan alat. Selain nilai pengetahuan, nilai kerjasama juga diuji dalam hal
ini.
3. Dalam proses analisis ini menjadikan mahasiswa agar lebih beradaptasi terhadap
dunia industry. Sehingga untuk memudahkan dunia kerja nantinya, yang mana sudah
ada soft skill dan hard skill yang sudah didapatkan selama kerja praktek.
4. Mengetahui jenis-jenis pembuatan di home industri basrengku

4.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kerjasama antar tim
2. Selalu mengedepankan safety firts dalam melaksanakan kerja praktek
3. Selalu mengedepankan protokol kesehatan, demi menjaga kesehatan antarsesama.

20
DAFTAR PUSAKA

1. https://www.academia.edu/37097389/UMKM_PEMBERDAYAAN_EKONOMI
2. https://uisi.ac.id/assets/upload/media/a8ba7b7a7c8b6f5134b81a09588f8b1d.pdf
3. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/01-ANALISIS-
STRATEGI-PENGEMBANGAN-USAHA.pdf
4. Cuts - Wikipedia Indonesian, free encyclopedia

21

Anda mungkin juga menyukai