Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional Lanjutan
yang diampu oleh Bpk Edi Susanto, ST., M.M.
OLEH:
03.02.19.193
Jurusan Manajemen
DR KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya saya dapat
menyelesaikan tugas Pengembangan Produk yang diberikan oleh bapak Edi Susanto, ST., M.M
sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasional Lanjutan. untuk lebih memahami
materi yang akan disampaikan pada bangku perkuliahan ini. Materi ini penulis susun terdiri dari
topik-topik utama yang merupakan berbagai pemahaman dasar bedasarkan teori dari beberapa
sumber referensi dan literature yang telah sesuai perkembangan perekonomian dunia seperti
sekarang ini. Sehingga makalah ini kiranya sangat diperlukan bagi Mahasiswa gunamenambah
wawasan yang terkait erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berfokus pada
Pengembangan Produk. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat maksimal pada saat ini
maupun yang akan datang dalam kegiatan pembelajaran Manajemen. Makalah ini tentunya
masih terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran sangat kami perlukan untuk perbaikan di
kemudian hari. karena penulis menyadari, bahwasannya keterbatasan ilmu merupakan
kekurangan yang manusiawi tergantung bagaimana kita menyiasatinya Terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................................................1
1.1. latar belakang ........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................................2
Bab 2 Methodology ........................................................................................................................3
2.1 Jenis Penelitian .......................................................................................................................3
2.2 Tempat Penelitian ...................................................................................................................3
2.3 Waktu Penelitian ....................................................................................................................4
2.4 Bahan dan Alat Penelitian ......................................................................................................4
Bab 3 Pembahasan .........................................................................................................................5
3.1 Pengertian, Pengembangan Produk Pada home industry cemilan basrengku .......................5
3.2 Tujuan Pengembangan Produk Pada home industry cemilan basrengku ..............................5
3.3 Strategi pengembangan Produk ..............................................................................................5
3.4 Dukungan Fasilitas dan proses Produk .................................................................................6
Bab 4 Penutupan ..........................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................20
4.2 Saran ....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSAKA .....................................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB 2
METHODOLOGY
Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan beberapa tahapan guna mendapatkan data yang
lengkap dan akurat sehingga didapat pembahasan yang tepat. adapun tahapan-tahapan tersebut
adalah :
1. Observasi
Mengadakan peninjauan langsung ke tempat proses terjadinya perbaikan atau
pemeliharaan dengan topik yang diambil.
2. Wawancara
Mengadakan pengambilan data dengan melakukan tanya jawab dengan pemilik home
industry dan karyawan yang bekerja dilapangan
3. Studi literatur
Metode studi literatur dilakukan dengan mempelajari setiap proses yang ada di home
industry dan menerapkan ilmu di perkuliahan yang bisa diterapkan .
4. Konsultasi Metode
konsultasi dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan pembimbing lapangan dan
pemilik home industry untuk mendapatkan arahan dan bimbingan
3
2.3 Waktu Pelaksanaan
- Alat Tulis
- Memo
4
BAB 3
PEMBAHASAN
Usaha Home industry Basrengku merupakan salah satu home industry UMKM yang berada
di purwakarta yang didirikan oleh Ahmad Murenda dan keluarga berdiri pada tanggal 02
Januari tahun 2020. Usaha Home industry ini beralamatkan di Kp. Pangungdadap Ds
Hegarmanah Kec. BabakanCikao, Kab. Purwakarta Jawa Barat, 41151. Home industry
Basrengku memproduksi cemilan/snack basreng dengan mengolah dari bahan baku basreng
mentah dan diolah hingga menjadi produk basreng goreng yang di kemas dengan berbagai
macam kemasan, mulai dari kemasan : Pouch sampai dengan kemasan box yang siap
dikirimkan ke konsumen. Home industry ini sudah berjalan 2 tahun dan Melakukan
penjualan produk ke konsumen baik secara offline maupun online. Penjualan Offline
merupakan system penjualan yang dilakukan secara langsung antara penjual dan pembeli di
tempat yang disepakati sebelumnya tanpa bantuan pihak ketiga. Sedangkan penjualan online
merupakan sistem penjualan yang melibatkan orang ketiga, dalam hal ini adalah toko online
marketplace yang memudahkan pembeli untuk mendapatkan produk tanpa harus mendatangi
toko atau lokasi penjual.
4
1. Model Pembelian Bahan Baku
Model ini akan mempengaruhi nilai atau jumlah persediaan bahan baku dalam
suatu kegiatan usaha atau bisnis. Dengan model pembelian bahan yang dilakukan
secara berbeda, maka nilai total pembelian optimal yang dihasilkan pun akan
berbeda. Contoh sederhananya, dalam suatu pembuatan meja tentu model pembelian kayu
dan juga paku memiliki harga yang beda. Hal ini juga berlaku pada industry
manapun, seluruh bahan mempunyai fungsi dan model yang berbeda tergantung
pada peruntukannya. Sehingga, jangan pernah melupakan berbagai kehadiran hal ini sebagai
factor penting yang juga mempengaruhi tingkat keberadaan bahan mentah untuk suatu
industry.
5
6. Penggunaan Bahan Baku Secara Realtime
Hal tersebut sangat berkaitan dengan pengguna sebenarnya dari suatu bahan,
namun produk yang sebelumnya pun harus sudah dilakukan. Hal ini bisa disebut
dengan penggunaan nyata dari bahan yang satu ini untuk membuat suatu barang.
Sehingga, suatu faktor yang satu ini harus bisa mendapatkan perhatian lebih dan
bisa menjadi suatu patokan pada biaya produksi selanjutnya.
8. Pembelian Kembali
Ada juga pembelian kembali yang pasti akan selalu dilakukan secara rutin oleh perusahaan
guna menjaga agar ketersediaan bahannya bisa selalu aman. Melakukan pembelian kembali
ini akan memberikan pertimbangan pada waktu tunggu yang diperlukan. Sehingga, nantinya
bahan baku yang datang dengan tepat akan sesuai dengan saat perusahaan yang
memerlukannya.
9. Pengamanan Persediaan
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa ketersediaan dari bahan ini mampu
memberikan keamanan dalam hal produksi. Untuk itu, umumnya perusahaan sudah memiliki
persediaan pengamanan yang baik untuk memastikan bahwa produk tersebut bisa tetap ada
saat diperlukan. Umumnya, persediaan ini mempunyai jumlah yang tidak banyak dan hanya
digunakan pada satu waktu tertentu saja.
6
b. Basreng daging sapi. Home industry basrengku menggunakan basreng ikan karena
bahannya sangat mudah di cari rasanya enak lebih gurih.
2. Varian Rasa
Home industry basrengku mempunyai 7 varian rasa dan jenis bumbu nya itu adalah
bumbu serbuk/tabur diantaranya : Original Keju Manis Cabe Hijau Balado Jagung Manis
Pedas Rumput Laut
3. Minyak Goreng
Home industry Basrengku menggunakan minyak goreng kelapa sawit yang digunakan
untuk melakukan proses penggorengan basreng
4. Kemasan Produk
Kemasan produk home industry basrengku menggunakan kemasan berjenis plastik yaitu :
- Kemasan cup 50 gram
- Kemasan pouch 80 gram
- Kemasan box 150 gram
- Kemasan box 250 gram
- Kemasan box 1 kg
7
\
6. Peralatan
- Baskom besar
- Mesin iris basreng
- Alat iris manual
- Wajan ukuran besar
- Serok/Spatula
- Saringan minyak
8
3.4 Dukungan Fasilitas dan proses
Dalam Memproduksi cemilan basreng, home industry basrengku memiliki urutan proses yang
sudah baku dan dilakukan oleh masing-masing operator yang bekerja. Urutan proses ini adalah
mulai dari awal proses, penerimaan bahan baku basreng mentah sampai dengan pengiriman
produk ke konsumen. Proses yang akan dibahas disini adalah proses pengirisan, dimana proses
pengirisan di home industry basrengku terbagi menjadi dua, yaitu : Metode pengirisan secara
manual dan metode pengirisan menggunakan mesin. Pada laporan ini akan dibahas aktivitas
proses pengirisan dengan menggunakan mesin yang sudah digunakan oleh home industry
basrengku sejak tahun 2020.
1. Definisi Pengirisan
Pengirisan atau yang biasa disebut pemotongan adalah pekerjaan yang dilakukan untuk
mengecilkan ukuran suatu bahan baik dengan pisau ataupun dengan alat pemotong
lainnya pada arah melintang tergantung bentuk dan ukuran yang ingin dipotong.
9
memotong berbagai jenis basreng, mulai dari bentuk bulat maupun bentuk Panjang. Akan
tetapi pada kasus home industry basrengku, basreng yang dipotong dengan menggunakan
mesin adalah basreng yang berbentuk bulat. Ukuran basreng yang dipotong pada mesin
memiliki diameter sekitar 5cm dangan ukuran hasil potongan memiliki ketebalan sekitar
0.05mm sampai 0.1mm tergantung tingkat kesiapan basreng pada saat dilakukan
pemotongan. Mesin pengiris basreng ini memiliki motor listrik yang menggerakkan pisau
dengan perantara pulley dan V-belt. Pisau berputar dengan kecepatan tertentu dan
kemudian melakukan proses pengirisan basreng. Basreng diletakkan dibagian atas lubang
peletakan basreng untuk kemudian diberikan tekanan dari atas dengan menggunakan alat
bantu berupa kotak besi dan hasil irisan basreng akan bisa terpotong dan ditampung
dibagian penampungan. Berikut adalah ilustrasi proses pengirisan basreng dengan
menggunakan mesin pada home industry basrengku
10
Keterangan :
1. Cover samping
2. Pisau pemotong bulat tipis
3. Cover pisau pemotong bulat tipis
4. Pemutus poros
5. Cover pulley 12
6. Pulley
7. Pisau pemotong stik
8. Cover Pisau pemotong stik
9. Poros
10. V-Belt
11. Motor listrik
12. Pulley penggerak
13. Rangka
14. Saluran output potongan
15. Bearing
4. Persiapan Pengirisan
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan proses pengirisan basreng dengan
menggunakan mesin adalah Alat pelindung Diri Sebagai berikut :
1. Hair cover
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Wear pack
11
- Basreng yang lunak dan lengket akan berpengaruh kepada pengirisan sehingga hasil
output pada
pengirisan tidak sama dan bahkan tektur basreng yang lunak pada saat pengirisan
hasilnya menjadi hancur
2. Proses pengirisan/pemotongan
roses pemotongan/pengirisan adalah untuk mengurangi ukuran bahan padat menjadi
beberapa bagian, basrengku menggunakan 2 metode yaitu :
- Menggunakan mesin pengiris
- Mengunakan alat manual
3. Proses frying
Prses frying adalah proses penggorengan basreng di butuhkan waktu sekitar 25 menit
untuk memperoleh basreng menjadi matang. Basreng harus terus di aduk setiap jeda 2
menit sekali bertujuan untuk menghindari basreng menyatu dengan basreng lainnya dan
menghasilkan kematangan yg sempurna .
6. Proses packing
Proses packing yaitu proses pengemasan produk yang sudah jadi lalu dikemas untuk
dilakukan pengiriman ke pengirim secara aman.
11
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja (Depnaker, 2006). APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh tenaga
kerja secara langsung untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor
yang ada atau timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2008).
Sejak berdiri tanggal tahun 2020, Home industry basrengku sudah memiliki 6 orang karyawan,
yaitu bagian sales, bagian marketing, bagian cutting & Maintenance, bagian Frying & Filterring,
Bagian Packaging & Delivery, dan bagian logistic. Masing-masing bagian memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing untuk melakukan proses kerja sesuai dengan pekerjaan
masingmasing.
1. Bagian Sales
Secara umum tugas dari bagian sales adalah sebagai berikut :
1. Melakukan summary hasil penjualan harian untuk kemudian di serahkan ke bagian
bendahara
2. Menentukan target penjualan produk basreng setiap bulannya untuk memenuhi kapasitas
produksi dan permintaan pasar/konsumen
3. Turut serta membantu bagian marketing dalam Menjalin hubungan baik dengan mitra
bisnis baik reseller maupun mitra bisnis lainnya
4. Melakukan aktivitas penjualan on the road seperti event bazar, pasar kaget, dan aktivitas
Lainnya
12
2. Bagian marketing
Secara umum tugas dari bagian marketing adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pembuatan promosi berupa poster, spanduk dan media promosi lainnya
untuk di publikasikan baik secara offline maupun secara online/marketplace
2. Melakukan koordinasi/Kerjasama dengan reseller dalam rangka menjalin Kerjasama
yang saling menguntungkan
3. Koordinasi dengan event/acara yang dibutuhkan jika terdapat aktivitas yang menjadikan
basrengku sebagai sponsor acara
4. Turut serta membantu bagian sales dalam aktivitas penjualan on the road seperti event
bazar, pasar kaget dan aktivitas lainnya
13
6. Bagian Logistik
Secara umum tugas dari bagian logistic adalah sebagai berikut :
1. Memastikan stok bahan baku tersedia dalam jumlah cukup
2. Melakukan pengadaan alat dan bahan ke bagian supplier untuk memastikan ketersediaan
alat dan bahan
3. Melakukan pengontrolan terhadap barang operasional seperti bumbu, kemasan, gas,
minyak goreng, ATK, dan alat lainnya agar digunakan se efektif dan se efisien mungkin
4. Pengadaan makanan & minuman para pekerja
sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar
secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan. Tujuan metode
identifikasi kebutuhan pelanggan adalah:
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan
(latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
14
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota
tim pengembang
8. Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi,
prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih
jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan
kebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara
berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling
menjanjikan. Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu:
a. Penyaringan konsep Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep
secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk
setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan
penekanan pada setiap kriteria.
5. Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah
15
terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa
kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
7. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal
pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu
pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk
menyelesaikan proyek.
8. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program
pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya
antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan
salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan
16
Gambar 3.4.3 Grafik permintaan konsumen
Pada gambar diatas, didapatkan informasi persentase permintaan varian rasa apa saja yang di
produksi oleh home industry basrengku, dimana dalam hal ini varian rasa tersebut yaitu balado,
pedas, original, keju manis, jagung manis, rumput laut, cabe hijau. Hasil persentasi untuk setiap
varian rasa diatas diperoleh dari data pemasukan mulai dari home industry basrengku berdiri dan
menjual produk sampai dengan berkembang seperti sekarang. Data diatas menunjukkan bahwa
varian rasa pedas memiliki persentase tertinggi, yaitu sebesar 36% yang merupakan varian rasa
yang paling diminati dibandingkan dengan varian rasa lainnya karena varian rasa pedas memiliki
permintaan pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian rasa lainnya.
Hingga tahun 2021 berjalan home industry basrengku, home industry basrengku sudah memili
berbagai jenis kemasan untuk memenuhi permintaan konsumen. Kemasan tersebut diantaranya
adalah : Kemasan cup 50 gram, Kemasan Pouch 80 gram, kemasan box 150 gram, kemasan box
250 gram, dan kemasan box 1 kg. Berikut adalah data permintaan varian rasa dan varian
kemasan yang dimiliki oleh home industry basrengku.
17
Pada tabel diatas dapat terlihat hubungan antara varian rasa dan varian kemasan yang di produksi
oleh home industry basrengku pada tahun 2020-2021. Data menunjukkan bahwa kemasan pouch
80 gram memiliki permintaan terbesar dibandingkan dengan kemasan lainnya, yaitu sebesar
16.477 pack atau bungkus dengan dominasi permintaan untuk varian rasa pedas.Sedangkan
untuk varian kemasan yang paling sedikit permintaan adalah varian kemasan Box 1kg dengan
total permintaan sebesar 442 pack. Kemasan pouch 80 gram adalah varian kemasan yang paling
banyak permintaannya karena varian kemasan tersebut memiliki kemasan yang mudah dibawa
kemanapun dan dimanapun, harganya terjangkau dan mudah untuk di beli siapapun baik
kalangan menengah keatas maupun menengah kebawah.
Sejak Home industry basrengku beroperasi tahun 2020, permintaan produk basreng mengalami
peningkatan setiap bulannya. Hal ini didukung dengan permintaan basrengku setiap bulannya
mengalami peningkatan yang cukup signifikan untuk setiap varian kemasan.
A. Faktor Internal:
a) Manajemen Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya yang dilakukan Home industry basrengku untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
b) Pemasaran Kegiatan perencanaan, menentukan promosi dan mendistribusikan/Menjual
barang- barang yang dihasilkan Home industry basrengku untuk dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
c) Produksi Kegiatan yang dikerjakan Home industry basrengku untuk menambah nilai
guna suatu produk makana atau menciptakan produk baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan.
d) Sumber Daya Manusia Para tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan usaha pada Home
industry basrengku
e) Keuangan Terkait dengan permodalan dan pencatatan atau pembukuan keuangan yang
dilakukan oleh Home industry basrengku
B. Faktor Eksternal:
a) Kondisi sosial dan ekonomi Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat kota Purwakarta
yang dapat mempengaruhi Home industry basrengku.
b) Pembeli Setiap orang untuk mengkonsumsi produk dari Home industry basrengku bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain dan bias untuk diperdagangkan kembali.
Ketika pembeli melakukan pembelian banyak, kekuatan tawar menawar yang
mempengaruhinya.
18
d) Pesaing Pihak luar yang mmpunyai usaha sejenis yaitu produsen/Pabrik Home
industry basrengku di Purwakarta
e) Pemasok Pihak yang menyediakan bahan baku untuk pembuatan proses basreng di
Home industry basrengku
19
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan analisis ini diajarkan bagaimana menjadi mahasiswa yang
bertanggung jawab dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaan yang ada
memproduksi basreng dan sebagainya dengan tepat waktu.
2. Dalam pelaksanaan analisis ini, mahasiswa dituntut untuk mengetahui tentang proses-
proses pembuatan alat. Selain nilai pengetahuan, nilai kerjasama juga diuji dalam hal
ini.
3. Dalam proses analisis ini menjadikan mahasiswa agar lebih beradaptasi terhadap
dunia industry. Sehingga untuk memudahkan dunia kerja nantinya, yang mana sudah
ada soft skill dan hard skill yang sudah didapatkan selama kerja praktek.
4. Mengetahui jenis-jenis pembuatan di home industri basrengku
4.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kerjasama antar tim
2. Selalu mengedepankan safety firts dalam melaksanakan kerja praktek
3. Selalu mengedepankan protokol kesehatan, demi menjaga kesehatan antarsesama.
20
DAFTAR PUSAKA
1. https://www.academia.edu/37097389/UMKM_PEMBERDAYAAN_EKONOMI
2. https://uisi.ac.id/assets/upload/media/a8ba7b7a7c8b6f5134b81a09588f8b1d.pdf
3. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/01-ANALISIS-
STRATEGI-PENGEMBANGAN-USAHA.pdf
4. Cuts - Wikipedia Indonesian, free encyclopedia
21