Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

“LAPORAN USAHA BERJALAN: USAHA


MAKANAN KERING DNS”

OLEH:
Danisa Herviani Putri
Carina Eka Putri

PROGRAM STUDI EKONOMI


PEMBANGUNAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SAKTI ALAM KERINCI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Literatur membedakan dua jenis luas kewiraswastaan. Kewirausahaan mengacu
pada peluang memulai bisnis untuk mengeksploitasi sebuah bisnis yang dirasakan
tidak dieksploitasi atau kurang dieksploitasi, yaitu sifat partisipasi sukarela dalam
kewirausahaan. Sebaliknya, kewirausahaan yang merujuk untuk memulai bisnis
sebagai pilihan terbaik yang tersedia untuk pekerjaan tetapi bukan opsi yang selalu
dipilih (Acs et al., 2008; Dana, 1997; Hechavarria and Reynolds, 2009).
Seperti usaha makanan ringan DNS dipilih karena dianggap bisnis yang kurang
dieksploitasi. Usaha makanan ringan DNS menyediakan makanan-makanan ringan
baik tradisional dan snack terkini. Dari Kue kelapa sampai basreng. Makanan
kering tradisional menjadi fokus dan keunikan pada usaha ini, dilihat dari
berkembangnya industri makanan asing dan luar kota serta gencarnya promosi
makanan melalui media sosial dan survei selama menjalani usaha ini tidak
menutupi bahwa masih banyak peminat kue kering tradisional, kue dulu yang
dibuat secara tradisional.
Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk Indonesia menjadi alasan kuat
bagi pemilik untuk terus mengembangkan usahanya, ini dapat kita lihat dari
semakin banyaknya brand yang muncul (Bisnis.com, 2013). Dan berdasarkan
RPI2JM Kota Sungai Penuh, pengembangan wilayah kota pada pusat pelayanan
masih dijalankan hingga tahun 2031.
Melihat keadaan di atas “Snack DNS” ingin mendirikan usaha di industri
makanan, terutama pada produk snack tradisional hingga kekinian. Usaha ini dipilih
karena hal ini dirasa oleh pemiliki memiliki peluang yang sangat besar kedepannya,
peluang tersebut selain menjanjikan pangsa pasar dalam industri makanan dan
minuman yang semakin besar dan juga sangat menjanjikan,tetapi juga dapat
mendatangkan laba yang besar.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana profil usaha cemilan DNS dan melihat kelayakan bisnis pada aspek
startegi produksi dan strategi pemasaran.

1.3 Tujuan Pendirian Usaha


Tujuan “Snack DNS” adalah menjadi penyedia makanan kering tradisional dan
kekinian dalam hal kualitas dan pelayanan bersifat kekeluargaan. Tujuan ini cukup
singkat tetapi di setiap katanya memiliki makna yang ingin dicapai. Tujuan dari
perusahaan menunjukkan kedepannya ingin menjadi pemimpin pasar di bidang
makanan kering terutama kue kering tradisional Kerinci hingga bisa membangun
pondok oleh-oleh Kerinci.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Nama Usaha


Nama usaha adalah DNS, DNS adalah singkatan dari nama pemilik yaitu
Danisa. Nama DNS ini digunakan sebagai branding dan diletakkan di setiap merek
produk yang dijualkan. Merek menginformasikan semua atau beberapa informasi
seperti nama kue, berat kue, informasi pembuat (seperti nama, alamat, no.hp),
expired date, dan no.TDI.

2.2 Tempat Usaha


Usaha cemilan kering DNS berlokasi di Jalan Cokroaminoto, Pusat Pasar
Kota Sungai Penuh. Usaha cemilan kering ini bergabung tempat dengan usaha telur
ayam yang dijalankan oleh orangtua pemilik. Walaupun bergabung dengan usaha
telur ayam, kebersihan dan kerapian selalu dijaga. Tempat pen-display produk-
produk snack kering berupa meja bertingkat dua berukuran 2,5 x 1 m. Tempat usaha
dimiliki oleh orangtua pemilik sendiri. Lokasi tempat usaha merupakan lokasi yang
sangat strategis karena berada di pusat pasar Kota Sungai Penuh, dikelilingi dengan
pusat perbelanjaan yang besar seperti Artos dan Kincai Plaza. Bentuk lokasi dapat
dilihat sebagai berikut.

Kincai Plaza

Artos Usaha Snack


DNS
Bangunan yang dimiliki sekarang adalah sebuah bangunan satu lantai yang
terawat berukuran 5 x 2,7 m. Nantinya akan dibangun dua lantai dimana lantai kedua
sebagai tempat penjualan usaha kue kering dan meja bertingkat diganti dengan steleng
berukuran 2,5 x 0,5 m sehingga lebih menghemat ruangan. Steleng masih diletakkan di
lantai pertama untuk display dan promosi.

Meja
Kasir

Meja
Display

Layout Bangunan “Usaha Snack DNS”

2.3 Situasi Persaingan


Situasi persaingan tergolong sedang-sedang saja, saingan usaha yang
menjual cemilan berupa keripik berada di pasar kota sungai penuh bagian bawah
dan supermarket. Kelemahan dari produk pesaing seperti aduan produk expired dan
tidak ada variasi produk baru. Jadi, usaha DNS selalu memfokuskan untuk
mempertahankan dan mengembangkan kualitas produk yang disediakan.
Keunggulan usaha snack DNS selalu dijamin baru, dikarenakan kuantitas produk
yang kami ambil sedikit. Kami berpegang “Biar sedikit asal lancar”. Kemudian,
usaha DNS memilih produk dari orang-orang yang telah dijamin produknya
memiliki kualitas yang baik. Keunikan usaha cemilan DNS ini juga kelangkaan,
kami memilih produk yang jarang dieksploitasi seperti kue kelapa, keripik pisang
tradisional, basreng, dan comring. Basreng dan comring termasuk makanan
kekinian dari Bandung, merupakan cemilan yang belum ada dijual di Sungai Penuh.
Sedangkan kue kelapa dan keripik pisang berasal dari Siulak, dimana lokasi
aksesnya sangat jauh dari kota.
2.4 Metode Usaha
Flowchart dibawah akan menjelaskan metode usaha yaitu pengendalian
penyediaan produk.
Mulai

Pemesanan Ketersediaan
Produk Produk
Tidak Ya

Ya Pengiriman
Kondisi barang
diterima baik
Produk

Tidak

Komplain/
negoisasi

Proses
Packaging

Penyimpanan dan
display

Flowchart Penyediaan Produk


Proses komplain dan negoisasi lebih dipilih karena memperkiran biaya
ongkos kirim dari produk jika memilih pengembalian produk.
Selain itu, metode usaha yang dilakukan yaitu pada pelaku bisnis itu sendiri
atau pemilik. Pemilik bertugas menyediakan produk, packaging, men-display
produk tiap pagi, dan menyimpan produk pada sore hari. Pekerjaan ini
membutuhkan kedisplinan diri dan ide cemerlang, ide cemerlang untuk memutar
uang dan mengembangkan kualitas usaha cemilan kering ini.
Kemudian, pelayanan konsumen, pelayanan konsumen pada usaha ini
bersifat kekeluargaan. Konsep kekeluargaan ini datang karena latar belakang
pemilik dan orangtua yang telah lama berada pada aktivitas wirausaha. Konsep ini
juga mempertimbangkan pemilik dalam menentukan harga dan pemilihan makanan
yang disediakan. Konsep ini membayangkan bagaimana interaksi kita kepada
keluarga sendiri dan bagaimana perasaan anggota keluarga kita jika diberikan
sesuatu, tentunya kita ingin yang terbaik.
BAB III
ASPEK PRODUKSI DAN PEMASARAN

3.1 Strategi Produksi


1. Kualitas
Kualitas yang diberikan akan selalu dipertahankan dan dikembangkan,
snack DNS memberikan variasi cemilan dari tradisional hingga kekinian dengan
harga terjangkau. Konsumen pun tidak akan jera dan selalu penasaran dengan
produk-produk yang akan ditambahkan.
2. Lokasi
Lokasi usaha snack DNS berada di lokasi yang strategis dan ramai
dikunjungi. Dikelilingi oleh pusat pernbelanjaan, juga orang lain mudah mengakses
lokasi ini.
3. Pelayanan
Pelayanan yang diberikan berkonsep kekeluargaan dimana membayangkan
interaksi antara penjual dan konsumen adalah keluarga dan produk yang terbaiklah
yang ingin diberikan kepada anggota keluarga.
3.2 Situasi Persaingan
Menurut Porter (2008) sifat kompetitif dalam suatu industri dapat dilihat
melalui lima faktor berikut ini: rivalry among competing firms, potential entry of
new competitors, potential development of substitute products, bargaining power
of suppliers dan bargaining power of consumers. Beradasarkan pada Porter’s Five
Forces Model tersebut, berikut ini analisis lingkungan dari Usaha Makanan Kering
DNS:
1. Rivalry among competing firms (Persaingan antar perusahaan sejenis)
Kompetitor head to head dari usaha kue kering DNS ini adalah toko cemilan
yang sudah lama berjalan dengan produk yang lebih bervariasi dan harga relatif
murah. Toko tersebut sudah dikenal oleh masyarakat di Pasar Sungai Penuh, namun
usaha cemilan kering DNS memiliki kue pilihan yang dipesan pada orang-orang
tertentu yang kualitas kuenya sudah terjamin, seperti keripik Adek dari Pelayang
Raya. Pemilihan kue juga berdasarkan kejarangan penjualan kue yang telah ada,
seperti comring, basreng, keripik kelapa,kue sapik dan keripik pisang. Meskipun
ada beberapa kompetitor kuat dalam industri ini, makanan ringan DNS memiliki
diferensiasinya sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persaingan antar
perusahaan sejenis masih rendah.
2. Threat of new entrants (Potensi masuknya pesaing baru)
Makanan ringan merupakan industri yang terus berkembang saat ini dan tidak
sulit bagi kompetitor baru untuk mengimitasi produk yang sudah dimiliki oleh
perusahaan lama. Di samping itu, banyak pengusaha yang memiliki cukup modal
untuk membangun sebuah usaha yang layak dan menarik dan banyak cara untuk
mendapatkan modal melalui pihak ketiga. Lokasi juga tidak harus dibeli, melainkan
dapat menyewa dari pihak ketiga. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa potensi
masuknya pesaing baru tinggi.
3. Threat of substitute products (Potensi ancaman produk substitusi)
Keberadaan kompetitor untuk produk substitusi pada segmen pasar yang
ditentukan banyak. Selain itu, beberapa kompetitor juga sudah lama berkecimpung
dalam industri makanan ringan dan memiliki harga yang relatif murah. Perbedaan
harga produk merupakan pertimbangan pilihan para konsumen. Apabila konsumen
merasa tidak puas dengan produk yang ditawarkan dan harga yang diberikan, maka
dengan mudah konsumen dapat berpindah pada kompetitor untuk produk substitusi.
Sehingga berdasarkan pada pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
potensi ancaman produk substitusi tinggi.
4. Bargaining power of suppliers (Kemampuan pemasok dalam bernegoisasi)
Pemasok utama makanan ringan DNS adalah pemasok makanan ringan secara
online dan keluarga. Pemasok makanan ringan secara online dinegoisasikan secara
online sedangkan dengan keluarga, keluarga yang memasok dari luar kota dan
dalam kota selalu memilih produk-produk yang berkualitas baik, kemudian
dilakukan konfirmasi dan pengiriman. Kepada keluarga juga diberikan biaya
tambahan. Terkait dengan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemasok dalam bernegoisasi sedang.
5. Bargaining power of buyer (Kemampuan pembeli dalam bernegoisasi)
Banyaknya kompetitor dalam industri makanan ringan membuat pembeli
semakin mudah berpindah ke perusahaan lainnya. Kompetitor head to head snack
DNS sendiri berlokasi di pasar kota sungai penuh, sehingga sangat mudah bagi
pembeli untuk berpindah ke kompetitor lainnya. Sedangkan untuk kompetitor
produk substitusi juga banyak, sehingga pembeli yang tidak menyukai produk DNS
baik dari pertimbangan segi rasa dan harga dapat berpindah ke kompetitor produk
substitusi lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pembeli dalam
bernegoisasi tinggi.
Berdasarkan pda analisis Porter’s Five Forces Model atas Snack DNS, dari lima
faktor yang ada, terdapat satu setengah faktor yang mendapatkan bintang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa snack DNS mendapatkan satu setengah bintang atau one
half stars.
3.3 Sasaran Usaha dan Promosi Penjualan
a. Pasar yang dibidik
Pasar yang dibidik dibahas menggunakan STP analysis (segmenting, targeting
an positioning), sebagai berikut:
1. Segmenting (Segmentasi) merupakan pengelompokan kustomer ke
segmen-segmen tertentu. Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan pada
empat hal berikut ini:
➢ Segmentasi berdasarkan Geografi
Segementasi snack DNS berdasarkan pada geografi akan berfokus
pada area Kota Sungai Penuh.
➢ Segmentasi berdasarkan Demografi
- Usia : 12 – 60 Tahun
- Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
- Social Class : Semua
Faktor lainnya seperti ras, Pendidikan, penghasilan, pekerjaan, agama, dan
lain sebagainya dirasa belum perlu digunakan dalam segmentasi berdasarkan
demografi karena tdak relevan. Konsumen snack DNS tidak dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut.
➢ Segmentasi berdasarkan Psikografi
Segmentasi berdasarkan psikografi akan berfokus pada konsumen
dengan personality konsumtif, menyukai makanan kudapan, suka
mengemil.

1. Targeting (Target Pasar)


Targetting menentukan segmen yang menguntungkan untuk dilayani dengan
tetap memperhatikan sumber daya atau kemampuan perusahaan. Sehingga target
pasar dari snack DNS ditentukan berdasarkan pada segmen-segmen yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Target pasar dari snack DNS adalah pria dan wanita dengan usai 12 sampai
dengan 60 tahun dan berada pada semua kelas. Target pasar tersebut menyukai
makanan tradisional, memiliki personality konsumtif, menyukai makanan kudapan
dan suka mengemil.
2. Positioning (Pemosisian)
Positioning dilakukan karena segmen yang sudah dipilih bisa selalu memilih
produk yang ditawarkan. Snack DNS berusaha untuk menanamkan merek ke
konsumen dan mengkomunikasikan.
b. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran akan dibahas menggunakan marketing mix strategies 4P
yang meliputi empat faktor berikut ini:
1. Product
Produk yang ditawarkan oleh usaha makanan ringan DNS adalah sebagai
berikut:
• Basreng
• Comring
• Dakak-dakak
• Gelembeng
• Keripik ubi
• Keripik Ubi Pelo
• Kerupuk Jangek
• Kue Bawang
• Kue Bijan
• Kue Kacang
• Kue Kelapa
• Kue Sapik
• Pisang Manis
• Pisang Original
Produk dikemas plastik berukuran 15x25 cm dengan ketebalan 6 atau 7 yang
telah ditempeli stiker label sesuai produk yang dikemas. Berat produk telah
ditentukan dengan penyesuaian modal, kemudian, produk di pres menggunakan alat
pres untuk memeprtahankan kualitas produk.

Bentuk Produk Usaha Snack DNS


2. Price
Harga yang diberikan usaha snack DNS adalah sebagai berikut:
Keterangan Harga/ bungkus
Keripik Ubi Rp 10.000
Kue Bijan Rp 15.000
Keripik Ubi Pelo Rp 10.000
Basreng Rp 10.000
Dakak-dakak Rp 12.000
Comring Rp 10.000
Pisang Asin Rp 10.000
Pisang Manis Rp 10.000
Kue Kelapa Rp 10.000
Kue Bawang Rp 10.000
Kue Kacang Rp 4.500
Kerupuk Jangek Rp 10.000

Dibandingkan dengan harga produk-produk cemilan yang di pasar, snack


DNS ini terbilang kompetitif.
3. Place
Usaha Makanan Ringan DNS berlokasi di Jalan Cokroaminoto, Pusat Pasar
Kota Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, Prov.Jambi, 37112. Lokasi ini strategis
dan ramai, dikelilingi oleh bangunan pusat perbelanjaan besar seperti Artos dan
Kincai Plaza. Lokasi ini juga sesuai dengan target pasar dari segmen-segmen yang
telah dijelaskan sebelumnya.

4. Promotion
Usaha Makanan Ringan DNS merupakan usaha yang baru berdiri sehingga
masih perlu diperkenalkan dan dikomunikasikan ke masyarakat. Promosi yang
dilakukan juga masih berupa status dan sharing melalui Whatsapp. Perkembangan
promosi ini akan disesuaikan dengan perkembangan produk yang disediakan,
seperti diskon pada peringatan hari besar dan delivery. Delivery bisa dilakukan
menggunakan jasa balilanjo.com dan jasa GO SAK.
BAB IV
ANGGARAN BIAYA AN PERHITUNGAN LABA

4.1 Perincian Keuangan dan Modal


Rincian Kebutuhan Peralatan Snack DNS
Keterangan Unit Harga per unit Total
Box Display Kue 24 Rp 6.250 Rp 150.000
Alat Pres 1 Rp 230.000 Rp 230.000
Plastik 200 pcs Rp 1.010 Rp 202.000
Pembungkus
Kertas Stiker 1 pack Rp 35.000 Rp 35.000
Tinta 4 botol Rp 40.000 Rp 160.000
TOTAL Rp 777.000

Rincian Produk Makanan Ringan DNS


Keterangan Jumlah/ bungkus Harga Total
Keripik Ubi 8 Rp 8000 Rp 64.000
Kue Bijan 5 Rp 13.000 Rp 65.000
Keripik Ubi Pelo 6 Rp 8000 Rp 48.000
Basreng 43 Rp 8000 Rp 344.000
Dakak-dakak 8 Rp 10.000 Rp 80.000
Comring 15 Rp 8000 Rp 120.000
Pisang Asin 24 Rp 8000 Rp 192.000
Pisang Manis 16 Rp 8000 Rp 128.000
Kue Kelapa 16 Rp 8000 Rp 128.000
Kue Bawang 9 Rp 8000 Rp 72.000
Kerupuk Jangek 15 Rp 8000 Rp 120.000
Gelembeng 10 Rp 8000 Rp 80.000
Kue Sapik 5 Rp 8000 Rp 40.000
Kue Kacang 20 Rp 2.500 Rp 50.000
TOTAL Rp 1.531.000

4.2 Rencana Penghasilan


Usaha Makanan Kering DNS
Neraca Saldo
31 September 2019
Nama Rekening Saldo
Debit Kredit
Kas Rp 1.968.000
Persediaan Barang Rp 905.000
Dagangan
Perlengkapan Rp 777.000
Utang Rp 112.000
Modal Snack DNS Rp 3.538.000
Rp 3.650.000 Rp 3.650.000

Usaha Makanan Kering DNS


Perhitungan Rugi – Laba
Bulan: September 2019
Pendapatan Rp 726.000
Pembelian Rp 418.000
Persediaan Barang Rp 905.000 (-)
Rp 513.000
Laba Rp 213.000
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Usaha makanan kering DNS adalah usaha yang bergerak di pendistribusian
makanan kering tradisional dan kekinian, dari Kerinci hingga luar kota. Dari hasil
analisis yang telah dilakukan yang bertujuan untuk melihat kelayakan bisnis usaha
snack DNS ini. Strategi produksi memiliki tiga poin utama yaitu: kualitas produk
yang baik dan bervariasi dengan harga yang kompetitif, lokasi usaha yang strategi
yang dikelilingi pusat perbelanjaan dan pelayanan dengan konsep kekeluargaan.
Strategi pemasaran yang dilakukan dilihat dari 4P (product, price, place,
promotion). Produk-produk yang ditawarkan adalah basreng, comring, dakak-
dakak, gelembeng, keripik ubi, keripik ubi pelo, kerupuk jangek, kue Bawang, kue
bijan, kue kacang, kue kelapa, kue sapik, pisang manis, pisang original.Produk
ditawarkan dengan harga Rp 4.500 hingga Rp 15.000. Lokasi bersifat strategis yaitu
di pusat pasar kota Sungai Penuh. Promosi yang dilakukan jarkom dan status di
Whatsapp dan akan dikembangkan lagi melalui sosial media dan jasa delivery.
Dilihat dari situasi persaingan menggunan Porter’s Five Forces Models usaha
snack DNS ini mendapakan satu setengah bintang atau one half stars.
5.2 Saran
Kegiatan berwirausaha merupakan penjelajahan yang menarik untuk dijelajahi.
Sebagai wirausaha kita dipacu untuk memutar uang yang didapatkan, dan belajar
dalam mengkomunikasikan produk yang ditawarkan. Banyak sekali pemanfaatan
positif dari aktivitas wirausaha ini, seperti solusi pekerjaan yaitu self-employed,
perkembangan ekonomi baik di kota maupun negara, dan mengasah diri kita dalam
mencari pengetahuan wirausaha.
Sebelum berwirausaha dibutuhkan business plan yang matang. Business plan
meliputi penentuan usaha yang ingin dijalankan, penentuan mendapatkan modal,
strategi pengendalian produksi, strategi pemasaran, dan menganalisis situasi dan
persaingan usaha itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Acs, Z.J., Desai, S. and Hessels, J. (2008) ‘Entrepreneurship, economic


development and institutions’, Small Business Economics, Vol. 31, No. 3,
pp.219–234.
Laporan Akhir RPI2JM Kota Sungai Penuh. 2016. sippa.ciptakarya.pu.go.id.
(Diunduh pada tanggal 13 November 2019)
Porter, Michael E. 2008. Strategi Bersaing (Competitive Strategy). Tanggerang:
Karisma publishing group.
Pradana, Rio Sandy. 2013. Omzet Kafe dan Restoran di Indonesia Tumbuh 15%.
https://industri.bisnis.com/read/20130411/12/7905/omzet-kafe-dan-
restoran-di-indonesia-tumbuh-15. (Diunduh pada tanggal 13 November
2019)

Anda mungkin juga menyukai