Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah , Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan ”Keragaman Budaya Dilihat Dari Sudut
Pandang Suku Bangsa Kerinci”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata , kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita . Amin .

i
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................
1.2 Tujuan Masalah ...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Menyelusuri Alur Sejarah Kerinci
2.1.1 Administrasi pemerintahan .................................................
2.1.2 Nasionalisme Rakyat Kerinci Mengusir Penjajah...............
2.2 Budaya Kerinci……………………………………………………

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki
beranekaragam kekayaan alam yang potensial dari Sabang sampai merauke.
Berbagai macam etnis dengan budaya yang unik dan khas serta berbagai
peninggalan sejarah membuat Indonesia menjadi sebuah daerah tujuan wisata
yang sangat mempesona, khususnya Provinsi Jambi yang merupakan salah satu
daerah tujuan wisata yang memiliki keindahan alam yang sangat memikat serta
yang tak kalah pentingnya yaitu keanekaragaman budaya daerah yang dapat
dijadikan sebagai modal utama untuk mengembangkan sektor pariwisata,
khususnya kebudayaan suku Kerinci yang memiliki ciri khas tersendiri diantara
kebudayaan yang dimiliki oleh suku-suku lainnya yang ada di provinsi Jambi.
Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat Kerinci yaitu
upacara adat kenduri sko yang merupakan salah satu dari sekian banyaknya
budaya suku Kerinci yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yang
masih hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Kerinci. Dalam
pelaksanaan upacara adat kenduri sko ini sangat banyak sekali keunikan yang
menarik untuk disuguhkan kepada wisatawan sebagai suatu atraksi wisata
budaya, mulai dari cara mengundang, ritual-ritual persiapan, pelaksanaan atau
acara puncak, hingga acara penutupan, serta nilai-nilai yang terkandung dalam
prosesi upacara adat tersebut. Keseluruhan dari tahap demi tahap upacara ini
memiliki ritual-ritual khusus yang harus dilaksanakan setiap tahunnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan yang di bahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah
alur sejarah Kerinci dan kebudayaan apa saja yang ada di Kerinci

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1 Menyelusuri Alur Sejarh Kerinci
2.1.1 Administrasi pemerintahan
Sampai pada abad ke 12 Masehi hampir semua sistem pemerintahan
di Alam Kerinci menggunakan sistem pemerintahan sigindo, yaitu pemuka
masyarakat yang menjadi pimpinan dusun. Namun kira-kira semenjak
tahun 1280-an semenjak kedatangan pasukan ekspedisi Pamalayu yang
sudah berinteraksi dengan penduduk lokal dalam bentuk perkawinan dan
lainnya tidak berniat untuk kembali ke pulau Jawa. Kemudian sebagian
pemimpin mereka yang mereka yang tidak bersedia untuk pulang ke Jawa,
mereka menyebar sampai ke Alam Kerinci dipimpin oleh Patih Semagat
(Raden Serdang) dan tokoh-tokoh lain. Tentang kedatangan sebagain
pasukan Ekspedisi Pamalayu ke Kerinci tercatat dalam tulisan rencong sko
pedandan dusun Tanjung Tanah dan kitab Daluwang bertulisan Jawa Kuno.
Pasukan Ekspedisi Pamalayu yang datang ke Kerinci semuanya menetap
dan akhirnya membaur dan berinteraksi dengan orang Kerinci walaupun
tidak mampu merubah semua tatanan sistem pemerintahan dan keakraban
dalam masyarakat namun banyak terjadi perubahan dan penyesuaian yang
terjadi di alam Kerinci akibat dari kedatangan mereka yang berbeda latar
belakang sosial budaya.1
Berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat telah terjadi di
Alam Kerinci. Salah satunya terkait dengan ikatan kumunitas masyarakat
adat dalam dusun yang ternyata sangat kuat di dalam mengatur warganya.
Pimpinan larik, pimpinan dusun dan para tetua dusun sangat kental
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dusun tidak hanya
diatur semata berdasarkan ketentuan adat tetapi juga telah diatur dengan
tata nilai keagamaan. Para pemuka agama turut memberikan andil yang
besar dalam membina masyarakat. Pengaturan dusun dilakukan pemangku
adat yang terjadi mengindikasikan adanya pergeseran sistem nilai dalam
kepemimpinan masyarakat, dimana kekuasaan para Segindo mulai menjadi

 1
Kinship, Property and Inheritance in Kerinci, Central Sumatra Cuplikan tesis C.W.
Watson tentang masyarakat Kerinci

2
kabur dan kurang berpengaruh lagi. Perubahan yang terjadi sudah tentu
menghendaki beberapa penyesuaian dalam sistem tata pemerintahan
masyarakat, baik dalam bentuk pemerintahan dusun, negeri maupun
kesatuan negeri.
Kemudian terjadi perubahan sistem pemerintahan sigindo untuk
bebeapa wilayah sigindo, namun sifatnya hanya terbatas atau tidak secara
keseluruhan di wilayah sigindo. Pada sistem pemerintahan Pamuncak
berlaku dengan pola yang sama namun gelar sebutannya agak berbeda
dengan sebelumnya menggunakan nama sigindo. Negara dengan sistem
pamuncak ini antara lain, Kerajaan Pamuncak nan Tigo Kaum (Kerajaan
Manjuto) yang terdiri dari Pamuncak Tuo di Pulau Sangkar, Pamuncak
Tengah di Tanjung Kaseri (Serampas), Pamuncak Bungsu di Koto Tapus
(Sungai Tenang). Masa sistem pemuncak adalah sejak awal abad ke 13
Masehi sampai dengan akhir abad ke 13 M. Namun sampai berjalannya
pemerintahan selama satu abad tersebut belum diperoleh informasi
mengenai siapa pimpinan adat dari awal berdirinya sampai berakhirnya
masa pemerintahan pamuncak, informasi yang diperoleh hanya salah satu
pimpinan adat terakhir saja yang banyak diketahui. Namun Daerah
pamuncak lain adalah Pamuncak Pulau Rengas dan Pamuncak Pemenang
– Pemberab, lahir kemudian karena tidak menganut sistem kedepatian
melainkan gelar pemimpin adatnya adalah “Pemangku” maka nama
pamuncak di dua daerah ini tidak mengalami perubahan.2
Di antara sumbangan pemikiran dalam pembenahan sistem dan
struktur pemerintahan adalah dalam hal penyempurnaan gelar pejabat atau
pemangku adat. Maka masuklah beberapa istilah Jawa ke dalam
ketatanegaraan masyarakat Kerinci seperti: kata (A)depati, (Te) menggung,
(Per) menti, (Pe) mangku, Rio, Ngabi, Kaluhan, Ngalawe, Mendapo, dan
lain-lain. Dengan adanya asimilasi penduduk pendatang terutama dari Jawa
ke dalam struktur pemerintahan Sigindo sehingga menyebabkan terjadinya
perubahaan dalam ketatanegaraan dan sistem pemerintahan. Pimpinan adat
dinamakan Depati yang menguasai dusun atau beberapa dusun.

2
http://hafifulhadi.blogspot.com/2012/05/tigo-luhah-tanah-sekudung-siulak.html

3
Semenjak itu pula maka sistem kemasyaratan di Alam Kerinci
mengalami perubahan nama bagi pemimpin adat mereka. Nama “depati’
digunakan untuk menggantikan nama sigindo dan pamuncak. Masing-
masing wilayah sigindo dan pamuncak bermunculan pemimpin wilayah
yang bergelar depati. Gelar Depati ini digenapi dengan mengangkat
pimpinan depati dan depati-depati pendukung pimpinan yang sering pula
diistilahkan dengan istilah ‘kemerkan atau kembang rekan’. Sehingga
pimpinan adat tidak berjalan sendiri, beliau dibantu oleh depati-depati
kembang rekan.
Daerah kekuasaan masing-masing sigindo sebelum zaman depati di
sekitar wilayah negeri masing tempat duduknya penguasa-penguasa
tersebut. Jadi masing-masingnya merupakan penguasa dari kelompok-
kelompok masyarakat yg tidak begitu besar. Fungsi nasing-masing mereka
bukan pula sebagai seorang raja absolut, tetaoi hanya sebagai tua kampung
atau kepala suku.
Dalam masa pemerintahan sigindo ini, Kerinci telah mengenal
hubungan dengan daerah-daerah luar. Adapun orang-orang luar yang
penting masuk ke Kerinci dan kemudian menetap di Kerinci waktu itu
antara lain:
1. Sultan Maharaja Hakekat, keturunan raja Pagarruyung. Beliau diutus
ke Kerinci untuk menyebarkan Agama Islam, menetap di Tamiai
dengan nama Raden Serdang (lihat Tambo Raden Serdang). Beliau
kawin dengan anak Sigindo Bauk, sesuai dengan adat setempat beliau
berhak menerima gelar adat dan berhak pula menggantikan mertuanya
sebagai kepala adat setempat. Nama Sigindo Bauk akhirnya diganti
dengan nama Depati Muaro Langkap.
2. Indra Jati, berasal dari Kerajaan Minangkabau dan keturunan
Mengkudum di Sumanik (lihat tambo Indrapura). Sama halnya dengan
Raden Serdang, beliau kemudian diangkat menjadi pimpinan adat di
Tanah Hiyang (Klerk. 1890). Gelar kebesaran yang dianugerahkan
kepada Indra Jati gelar Depati Atur Bumi. Oleh karena beliau kawin

4
dengan anak sigindo Kuning di Seleman, maka beliau juga
menyandang gelar Depati Batu Hampar.
3. Raja Keninting, adik raja Minangkabau Tuanku Syah Alam. Dengan
melalui Indrapura beliau sampai di negeri Banto. Dalam perjalanan
selanjutnya di daerah Batang Merangin beliau bertemu Raden Serdang
di Tamiai. Kemudian anak Raja Keninting bernama Sigindo Batinting
kawin dengan Puti Unduk Pinang Masak yang berasal dari
Pagarruyung. Pada zaman depati gelar tertinggi yang memimpin
wilayah sigindo Batinting atau Pamuncak Tuo adalah Depati Rencong
Telang.
4. Lain halnya dengan Sigindo Teras yang berada di Pengasi, beliau
adalah penduduk asli daerah tersebut dan seiring dengan perkembangan
wilayah, gelar sigindo teras berubah nama menjadi Depati Biang Sari.3

Tentang waktu kedatangan ke tiga orang di atas tidak begitu jelas


namun mereka datang ke Kerinci dalam waktu yang tidak berbeda jauh.
Pada sekitar tahun 1280 M masing-masing mereka sudah menyandang gelar
sigindo. Pada masa pemerintahan Sigindo ini, agama Islam telah
berkembang di Kerinci.
Perkembangan selanjutnya dikatakan bahwa nama itu kemudian
menjadi berubah sesudah adanya penyatuan netral Kerinci sebagai akibat
dari ada dua kiblat pemerintahan yang selalu berusaha untuk merangkul
Kerinci sebagai bagian dari negara atau pemertintahannya, yaitu Kerajaan
Melayu Dharmasraya yang sudah dari awal ingin mengontrol Kerinci, ini
ditandakan ditemukannya Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah oleh Uli
Kozok, yang di dalam uraiannya tercantum bahwa UU itu dibuat semasa
Kerajaan Melayu Dharmasraya pada abad ke 13 dan dikirim ke penguasa di
Kerinci untuk diterapkan kepada seluruh masyarakat Kerinci.
Menghadapi kekuatan besar kerajaan Melayu Dharmasraya mempengaruhi
Pemerintahan Depati IV Alam Kerinci tersebut, maka pemerintahan ini

3
http://sakti-alamkerinci.blogspot.com/2011/10/adapun-wilayah-adat-depati-nan-
bertujuh.html

5
selalu melakukan reposisi kondisi internal daerah dan negara secara
keseluruhan.
Penguatan institusi terjadi secara terus menerus, pimpinan adat
diperkuat dengan menambah perangkat adat lainnya. Misalnya untuk
kepentingan dan kekuatan wilayah Depati Atur Bumi, maka ditambah pula
beberapa depati seperti Depati Batu Hampar adalah pimpinan wilayah
secara internal memimpin urusan dalam wilayah mereka. Bila ada urusan
keluar atas nama wilayah maka yang dibawa nama adalah Depati Atur
Bumi. Di wilayah Rencong Telang juga berkembang banyak depati, antara
lain Depati Telago, Depati Sangkar dan lainnya. Untuk urusan internal
dalam wilayah Depati Rencong Telang maka secara internal dipimpin oleh
Depati Telago, namun kalau ada urusan yang berhubungan dengan negara
konfederasi (Depati IV Alam Kerinci) maka gelar yang dibawa keluar oleh
Depati Talago adalah Depati Rencong Telang.
Tidak itu saja ada kesepakatan bahwa siapa saja yang ditunjuk oleh
kerapatan adat, depati yang ditunjuk mewakili wilayah harus membawa
keluar nama kebesaran Depati Rencong Telang. Demikian pula di Tamia,
untuk urusan internal dibentuk Depati Muncak, Depati Miai, Depati Brau
dan lainnya. Untuk urusan pemerintahan sehari-hari dipimpin oleh Depati
Muncak, sedangkan untuk kepentingan pemerintahan Depati IV Alam
Kerinci gelar yang disandang oleh Depati Muncak atau yang lainnya adalah
Depati Muara Langkap. Gelar kebesaran untuk wilayah Serampas adalah
Depati Sri Bumi Putih. Gelar kebesaran wilayah Sungai Tenang adalah
Depati Purwo Menggalo. Demikian seterusnya untuk wilayah-wilayah di
Kerinci Tinggi dan Kerinci Rendah. Lengkapnya seperti berikut ini:
a. Lembaga Adat Wilayah Depati Rencong Telang
1. Depati Talago
2. Depati Sangkar
3. Depati Kerinci
4. Depati Suko Berajo
5. Depati Belinggo
6. Depati Anggo Rajo

6
b. Lembaga Adat Wilayah Depati Muaro Langkap
1. Depati Muara Langkap
2. Depati Muncak
3. Depati Miai
4. Depati Berau
c. Lembaga Adat Wilayah Depati Biang Sari
1. Depati Biang Sari
2. Depati Karan Pandan
3. Depati Langit
d. Lembaga Adat Wilayah Depati Atur Bumi
1. Depati Batu Hampar
2. Depati Mudo Terawang Lidah
3. Depati Kuning
4. Depati Taroh Bumi
5. Depati Cahayo Negeri
6. Depati Kepalo Sembah
e. Lembaga Adat Wilayah Depati Sri Bumi Putih
1. Depati Katri Udo Menggalo
2. Depati Seniudo
3. Depati Suto Menggalo
4. Depati Ango Bayo
5. Depati Singo Negaro
6. Depati Pulang Jawo

f. Lembaga Adat Wilayah Depati Purwo Menggalo


1. Depati Ranah Yuda
2. Depati Udo Menggalo
3. Depati Muncak Alam Tiang Agamo
4. Depati Mudo Pamuncak Alam
5. Depati Sembilan Tiang Pumpung
6. Depati Mangku Yudho
g. Lembaga Adat Wilayah Depati Setio Nyato

7
1. Depati Setio Nyato
h. Lembaga Adat Wilayah Depati Setio Rajo
Depati Setio Rajo
i. Lembaga Adat Wilayah Depati Setio Beti
Depati Setio Beti

2.1.2 Nasionalisme Rakyat Kerinci Mengusir Penjajah


Sejarawan memperkirakan alam Kerinci dan rakyatnya sejak masa
HinduBudha telah menjalin hubungan dengan daerahdaerah di sekitar alam
Kerinci, Puncak hubungan baik itu terjadi sekitar tahun 1815 (awal abad ke
19), pada tahun itu Belanda berhasil mencengkeramkan kuku imprealisnya di
daerah Muko muko dan Inderapura, watak menjajah yang tertanam pada
imprealis Belanda terus berusaha untuk menguasai semua persada nusantara
termasuk menguasai bumi alam Kerinci4
Kekayaan alam Kerinci terutama kekayaan hasil pertanian dan
perkebunan yang melimpah kesuburan tanah dan panorama alamnya yang
mempesona mengundang niat Belanda untuk menguasai bumi alam Kerinci
yang kaya subur dan mempesona, awal tahun 1900 penjajah Belanda dengan
balatentaranya dari wilayah Muko muko mengirimkan pasukannya berpatroli
di bukit Sitinjau laut.di ka wasan puncak Gunung Raya mendirikan
pesanggrahan dan memasang tanda sebagai peringatan dan pemberitahuan
bahwa Belanda telah memasuki kawasan alam Kerinci.
Suku Kerinci yang dikenal sejak zaman prasejarah sebagai suku
pemberani dan telah memiliki tingkat kebudayaan dan peradaban serta
kecerdasan yang tinggi dengan semangat menyala dan pantang menyerah
dengan gagah perkasa dengan senjata dan amunisi yang sangat terbatas
menghadapi balatentara Belanda yang bersenjata lengkap.
Perang pertama meletus tahun 1901 di kawasan Renah Manjuto
laskar hulu balang Kerinci yang berjunlah 12 orang dipimpin Depati Parbo
berhasil mematahkan serangan Prajurut Belanda yang berjumlah ratusan
orang, dengan semangat menyala dan pantang menyerah hulubalang Kerinci

4
Kinship, Property and Inheritance in Kerinci, Central Sumatra

8
berhasil memukul mundur dan menewaskan puluhan tentara Belanda,tahun itu
merupakan tahun dimulainya pertempuran hulubalang alam Kerinci dengan
prajurit Penjajah Belanda
Meski dengan senjata sangat sederhana para
pejuang mampu menghadapi serdadu Belanda dengan gagah berani
menghadapi serangan musuh, puluhan korban berjatuhan dari kedua belah
pihak, beberapa opsir dan serdadu belanda tewas bersimbah darah. Dengan
bekal semangat jihad yang tinggi para hulubalang hulubalang bersama
para pejuang lainnya mampu memukul mundur pasukkan Belanda di Renah
Menjuto
Para Hulubalang hulubalang Pejuang Kerinci yang bertempur di Renah
Menjuto dikenal sebagai sosok pejuang tangguh, gigih,berani dan pantang
menyerah itu sangat ditakuti oleh para serdadu Belanda, dengan kemampuan
bela dirinya yang tinggi, para pejuang yang berhadapan lansung
dengan serdadu berada pada umumnya dalam pertempuran menggunakan
tangan kosong dan mempraktekan ilmu bela diri sila\
Salah satu ciri khusus Kasib Gelar Depati Parbo dalam menghabisi
musuh dengan cara memelintirkan kepala musuh kearah belakang, serangan
kilat yang dilakukan Kasib Gelar Depati Parbo sering dilakukan secara
mendadak tanpa diketahui oleh musuh, hal lain yang dilakukan oleh Depati
Parbo adalah membengkokkan ujung senjata api milik musuh hingga tidak
dapat dipergunakan musuh.
Jika kita membaca sejarah perjuangan para pahlawan dipersada
Nusantara kita melihat kisah perjuangan heroik para pahlawan yang berjuang
untuk memerdekan ibu pertiwi dari penindasan yang dilakukan oleh Kolonial
Belanda ,dimasa lalu para pejuang dengan segenap ketulusan jiwa dan dengan
penuh keberanian,termasuk pengorbanan jiwa raga memperjuangkan
kemerdekaan, Ibarat lilin para pahlawan dengan rela mengorbankan jiwa
raganya semata mata demi mempertahankan prinsip melepaskan bangsa dari
“Belenggu” yang selama ratusan tahun membelenggu kebebasan anak anak
negeri.

9
Belanda mulai melakukan invasi kea lam Kerinci dimulai setelah
Belanda mencanangkan politik Etis, kehadiran serdadu Belanda di alam
Kerinci disambut oleh perlawanan yang gigih dari segenap lapisan masyarakat
di alam Kerinci,sangatlah tidak mudah bagi KolonialBelanda untuk menduduki
alam Kerinci.
Saat ini dikalangan Generasi muda terutama di kalangan peserta didik
sangat sedikit yang mengetahui kisah Heroik para pejuang dan hulubalang se
Alam Kerinci dalam menentang dan melawan penjajah Belanda, minimnya
buku buku bacaan tentang perjuangan rakyat alam kerinci merupakan salah
satu penyebab minimnya informasi tentang kisah kepahlawanan para
pahlawan Kerinci.

2.2 BUDAYA DI KERINCI


 RUMAH ADAT
Rumah tradisional khas Kota Sungai Penuh, yakni Umu Lahoa. Adalah
rumah panggung yang bentuknya memanjang. Rumah ini dibuat panggung,
karena dahulu daerah Sumatra masih banyak binatang buas dan liar, sehingga,
untuk keamanan penghuni rumah, dibuatlah rumah ini berbentuk panggung.
Kemudian, sejalan dengan waktu, setelah mulai berkurangnya binatang
– binatang buas dan liar, di bawah rumah ini dimanfaatkan sebagai kandang /
tempat menyimpan hewan – hewan ternak, dan dapat juga digunakan untuk
menyimpan beras.
Ciri khas rumah ini terdapat pada pintu masuk. Rumah yang bentuknya
panjang ini, hanya memiliki satu pintu masuk. Namun, di dalamnya
menampung beberapa kepala keluarga. Sehingga, keadaan antar tetangga,
dapat langsung berkomunikasi di atas / dalam rumah, tidak perlu turun. Ada
juga yang khas dari rumah ini, pintu yang begitu pendek, atap yang tidak
begitu jauh jaraknya dengan kepala kita apabila kita berdiri di dalamnya. Dan
jendela rumah ini begitu unik, dengan ukuran yang kecil. Seluruh rumah ini
berbahan dasar kayu yang kuat, sehingga umur dari rumah ini bisa berpuluh –
puluh tahun.

10
Rumah ini terdapat ukiran – ukiran khas Sungai Penuh, dan warna khas
yang menunjukkan cirinya yaitu merah, hitam, putih, dan biru. Serta warna
kuning dan hijau, menandakan masuknya peradaban Islam.

 Kuliner
Gulai Ikan Semah
Danau Kerinci membentang seluas 46 kilometer persegi, rumah bagi
ribuan ikan semah yang dicari nelayan setempat. Ikan semah merupakan ikan air
tawar yang termasuk langka, populasinya hanya terdapat di sepanjang Sungai
Batang Merangin dan Danau Kerinci. Hewan primadona tersebut ditangkap dan
mampu diolah menjadi masakan yang lezat oleh warga sekitar.
Saat berkunjung ke Kabupaten Kerinci, usahakanlah menyicipi gulai
ikan semah. Rasa pedas dan asam mendominasi dagingnya, terlebih apabila
Anda menyeruput kuah kuningnya yang kental. Lidah tidak akan berhenti
melahapnya sampai habis.
Rumah makan yang bisa disinggahi adalah Ikan Semah, berlokasi di
Jalan R.E Martadinata, Kota Sungaipenuh yang ditempuh selama 30 menit dari
Kabupaten Kerinci.
Soto Semurup
Warung Soto Semurup sudah berdiri puluhan tahun di dalam Pasar
Semurup dimana untuk mencapainya hanya perlu berkendara 20 menit dari
Kabupaten Kerinci.
Kuliner ini agak mirip soto padang dengan isi soun, perkedel kentang,
dan irisan dendeng sapi yang renyah. Sangat nikmat disantap di tengah
dinginnya hawa Kerinci. Bumbu gurih yang disesap melalui kuah, diracik dari
rempah-rempah alami hasil pertanian Kerinci.

Air Kawo
Masyarakat setempat mempunyai kebiasaan unik mengumpulkan kawo,
yaitu tunas muda tanaman kopi yang justru menjadi gulma. Daun ini dibabat

11
habis bukan untuk dibuang begitu saja, melainkan diseduh sebagai minuman
khas.
Untuk memperkental tradisi, kawo dihidangkan di dalam tempurung
kelapa. Bagi yang tidak biasa meneguk minuman tersebut, kawo akan dinilai
memiliki rasa yang aneh.
Penduduk Kerinci percaya bahwa air kawo mampu mengurangi
ketergantungan terhadap kopi, mencegah asam urat, mencegah reumatik dan
dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Usai berpetualang ke berbagai tujuan
wisata di Kerinci maka kiranya Anda perlu mencicipi air kawo yang khas ini.
Dendeng batakok dengan beras payo
Makanan khas Kerinci yang paling terkenal adalah dendeng batokok.
Dendeng daging lembu yang lembut karena digepok/tumbuk dengan batu hingga
gepeng. Disajikan setelah dipanggang kembali dengan sambal merah nan pedas.
Biasanya, warung makan asal kerinci akan menulis “Beras Payo Kerinci”
di muka warung untuk menyatakan bahwa mereka hanya menyajkan dendeng
batokok dengan beras tersebut, bukan beras asalan . Beras Payo Kerinci adalah
beras nikmat, terasa pulen dengan bulir beras besar-besar. Ini adalah bibit padi
asli Kerinci. Usia jenis padi ini mungkin sudah lebih dari lima abad. Seperti
laiknya padi asli Nusantara lainnya, usia tanam padi payo hingga panen
memakan waktu lebih dari enam bulan.
Yang pasti, Beras Payo Kerinci dengan bulir padi yang besar-besar memang
terasa nikmat berpadu dengan lauk-pauk asal kerinci khususnya dendeng
batokok.
Lemang
Lemang adalah makanan yang merupakan makanan dari beras ketan
yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan
selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi beras ketan dicampur santan
kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai
matang. Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat. Lemang disajikan pada
saat kenduri Sko dan saat tamu-tamu datang mengunjungi acara kenduri Sko.
Dodol kentang

12
Dodol kentang berasal dari bahan dasar kentang, dan diciptakan berbagai
rasa, mulai dari rasa pandan, gula aren, hingga rasa durian. Dodol itu dibungkus
kertas minyak warna-warni, dan dikemas dalam kemasan plastik transparan
Sirup kayu manis
Dan yang paling khas di Kota Sungai Penuh dan Kerinci, yaitu minuman
yang memiliki banyak khasiat, Sirup Kayu Manis. Sirup ini, berbahan dasar asli
kayu manis, yang kemudian diolah menjadi sirup. Penyajian sirup kayu manis
ini, biasanya disajikan bersama dengan teh hangat, yang kemudian disatukan dan
diaduk. Setelah meminum sirup kayu manis ini, tenggorokan dan perut terasa
begitu hangat
 Upacara tertentu
Bermacam upacara adat terdapat pada masyarakat Kerinci. Upacara yang
sudah dibudayakan ini selalu dilaksanakan oleh pendudukan dusun-dusun dalam
Kabupaten Kerinci. Pada prinsipnya upacara adat dikelompokkan menjadi tiga
bagian yang dikenal dengan sebutan:. Upacara adat titian teras bertangga batu.
Upacara adat cupak gantang gawe kerapat,,Upacara adat tumbuh-tumbuh roman
1. Upacara adat ” titian teras bertangga batu” bermakna, suatu
upacara adat yang dilakukan secara berkesinambungan dari satu generasi ke
generasi yang berikutnya,upacara adat ini dapat kita saksikan pada
acara’Kenduri Sko”, penobatan Depati, Ninik mamak, tindik dabur dan sunat
rasul, khatam Al Qur’an, pernikahan, kehamilan, kelahiran, aqiqah, kerat
pusat,turun keair dan upacara kematian.
2. Upacara adat ” Cupak gantang gawe kerapat ” memiliki
pengertian yakni suatu upacara adat meliputi mata pencaharian hidup dan sosial
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara gotong royong. Upacara ini dapat kita
lihat pada kegiatan membangun /mendirikan rumah baru” Ngihit pamoun”(
menarik ramuan kayu untuk bahan bangunan rumah) merendam ramuan
kayu,,gotong royong membersihkan tali air (irigasi) sawah, menanam benih
padi, menuai padi, menolak bala, kenduri sudah tuai, kenduri tengah padang dan
beberapa upacara ritual lainnya.
3. Sedangkan upacara adat ” tumbuh tumbuh roman roman “
memiliki pengertian suatu upacara yang dilaksanakan dalam keadaan tertentu

13
dengan pokok pokok masalah yang tumbuh (timbul) pada bentuk rupa
dan bersifat khusus. Upacara ini dapat kita lihat pada upacara tari asyek negeri,
talea naik haji, mengangkat anak angkat, pelanggaran hukum adat, melepas
nazar, dan upacara silang sengketa.
 Batik Kerinci
Sanggar sanggar batik di Kota Sungai Penuh juga mengambil motive
pada ukiran pada rumah tradisional dan motive ukiran pada masjid kuno Pondok
Tinggi, diantara motive itu adalah motive Keluk Paku kacang Belimbing >
artinya Anak di Pangku Kemenakan dibimbing. Motive- Relung kangkung >
patah tumbuh hilang berganti/ kerja yang tiada mengenal lelah, Motif – Pilin
ganda (berbentuk abjad S) > setiap sesuatu
saling ketergantungan dan saling membutuhkan, motif ragam hias Turqi (
auraka) dalam bentuk daun daun yang berjurai, – ragam hias Kaff wa darj
> berbentuk garis garis melengkung,-ragam arabes ( Zuchrufil-Arabi) >
berbentuk anting anting daun dan bunga, ragam tampouk klapo, ragam selampit
empat, Selampit jalein due, motif bungea Matoharai ( Bunga Matahari),- ragam
hias Gadoeing Gajeah ( Gading Gajah),ragam cino sebatang, samang beradu
punggoun,,mentade belage, ragam bungea betirai, ragam motif relung,-dll

 Tarian khas kerinci

NAMA
No. DESKRIPSI
TARIAN
Tari ini merupakan tari spesifikasi
Kota Sungai Penuh yang populer. Tarian ini
dibawakan oleh beberapa orang gadis remaja
sambil memukul rebana, yang diiringi
Tari dengan nyanyian sambil mengangguk-
1
Rangguk ngangguk kepala seakan memberi
hormat.Tari Rangguk dilakukan pada acara
tertentu, seperti pada saat menerima
kedatangan Depati, tamu, dan para
pembesar dari luar daerah.

14
Tarian ini berasal dari Hamparan
Besar Tanah Rawang yang pada zaman
dahulu hanya ditampilkan pada acara-acara
kebesaran tertentu saja dan berbau mistis.
Gerak langkahnya didasari dengan gerak
langkah sifat yang diiringi oleh musik
perkusi (gendang), botol, serta benda lainnya
yang dipukul yang menghasilkan bunyi yang
bertalu-talu dengan alunan musik yang
berirama gembira, bertujuan untuk
Tari Ntak menghidupkan gerakan tari yang sedang
2
Kudo dilakukan sehingga lebih asyik.Daya tarik ini
mampu memikat penonton untuk ikut serta
menari dan berdendang. Tari ini digelar
hampir di setiap perayaan yang ada di Kota
Sungai Penuh.Ntak Kudo mulai berkembang
diperkirakan pada tahun 1970, sebelumnya
tari Ntak Kudo ditarikan oleh anak-anak
yang belajar sifat tradisional di hamparan
rawang bagian tengah dengan nama Tari
Sbuk Tanguo (sapu tangan) dengan gerakan
khusus pencak silat.
Tarian ini merupakan tarian massal
yang dilaksanakan pada saat Kenduri Sko
(Pusaka) pengangkatan/ pemberian gelar
adat (Rio, Depati, Mangku, Datuk, dst)
Tari Iyo – kepada anak laki-laki yang dipilih oleh anak
3
Iyo Batino dari suatu suku. Disamping itu, tarian
ini juga dipertunjukkan pada saat setelah
panen raya padi di sawah atau penyambutan
tamu agung negeri yang berkunjung ke Kota
Sungai Penuh.Tari Iyo-Iyo dibawakan oleh

15
anak batino (perempuan) dengan gerakan
yang sangat gemulai diiringi dengan tale
(lagu) dan bunyi gong. Pembukaan Tari Iyo-
Iyo diawali dengan atraksi pencak silat yang
disaksikan oleh sesepuh/ tetua adat, serta
para undangan lainnya. Tarian ini
dilaksanakan anak negeri sebagai ucapan
kegembiraan atas pengangkatan pemimpin
adat mereka.
Tari Asyek merupakan sebuah tarian
yang mengandung unsur mistis. Tarian ini
menunjukkan rasa syukur atas Rahmat
Pencipta atas hasil panen di sawah. Selain itu
tarian ini bertujuan untuk minta obat supaya
mendapat keturunan. Setiap kali akan
diadakan tarian ini mesti dipersiapkan
sesajian yang berupa ayam, beras putih, beras
merah, beras kuning, dan beras hitam. Setiap
keluarga harus menyediakan 5 buah lemang
untuk melengkapi sesajian tersebut. Dimana
4 Tari Asyek sesajian ini diletakkan disebuah tempat yang
telah disediakan. Selanjutnya, sesajian
tersebut akan dibagikan ke semua
masyarakat yang hadir pada saat itu setelah
acara asyekselesai.Sebelum tari asyekini
dilaksanakan seorang pawang harus meminta
izin terlebih dahulu dan menyeru
(memanggil) arwah nenek moyang dan
barulah tarian dimulai dengan cara
mengelilingi tempat lokasi penarian sambil
memanggil nama-nama roh nenek moyang.
Salah satu penari akan ada yang mengalami

16
kerasukan/ tidak sadarkan diri karena
kemasukan arwah, sehingga penari tersebut
dapat kebal terhadap api, kaca, dan
sebagainya. Sampai nanti penari akan diobati
oleh pawang begitulah seterusnya.Tarian ini
dilaksanakan dari siang sampai dini hari dan
tidak bisa dipastikan waktu berakhirnya
acara ini.

 Aksara Incung
Aksara adalah sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia untuk
berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran dan jenis sistem tanda
grafis tertentu; misal aksara Pallawa, aksara suku Inka.
Aksara Incung terdapat di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, satu-
satunya daerah yang memiliki aksara sendiri di Sumatera bagian tengah. Ini
dibuktikan dengan adanya naskah-naskah kuno berumur ratusan tahun lebih
yang mempergunakan aksara Incung.sampai saat ini naskah-naskah kuno
beraksara incung (Ka-Ga-Nga ) masih disimpan oleh orang suku Kerinci. Bahasa
yang dipakai dalam penelitian naskah-naskah tersebut adalah bahasa Kerinci
Kuno yaitu bahasa Lingua Franca suku Kerinci zaman dahulu. Dalam naskah
itu, diantaranya banyak terdapat kata-kata dan ungkapan yang sulit untuk
dimengerti bila dihubungkan dengan bahasa Kerinci yang digunakan oleh
masyarakat sekarang, karena bahasa tersebut tidak menurut dialek desa tempatan

17
yang ada di Kabupaten Kerinci. Oleh karena itu, aksara Incung pada hakekatnya
disebut sebagai bagian dari sastra Indonesia lama.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budaya Kerinci yang merupakan hasil karya masyarakat Kerinci dalam
sejarah perkembangannya telah banyak dikenal di tataran nasional dan
internasional merupakan sumber nilai, inspirasi dan dasar interpretasi
kehidupan bermasyarakat, wajib diaktualisasikan ke dalam proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah khususnya
Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Pemerintah Kota Sungai Penuh yang
merupakan institusi penyelenggara administrasi di Sakti Alam Kerinci
Budaya Kerinci adalah hasil permufakatan masyarakat atau sekelompok
masyarakat yang digali dari unsur cipta, rasa, dan karsa suku Kerinci, sehingga
tidak ada satupun yang bertentangan dengan kebihinnekaan budaya dan agama
di Indonesia. Karena di Kerinci Agama Islam adalah sumber inspirasi dari
budaya Kerinci.
Dalam rangka strategi pelestarian budaya Kerinci, maka budaya Kerinci
perlu ditranformasikan secara kritis, rasional, dan kontekstual menjadi sesuai
dengan norma-norma yang berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman ke arah
tercapainya kehidupan budaya Kerinci di tengah-tengah kehidupan dan
pergaulan bagi seluruh masyarakat Kerinci. Untuk mencapai semuanya
diperlukan langkah-langkah strategis sebagai berikut:
2 Langkah strategi umum diperlukan adanya lembaga khusus dan independen
yang berwenang sebagai pembina, pengembang dan pembudaya kebudayaan
daerah Kerinci.
3 Langkah strategis khusus:
Dalam bidang hukum adat, para tokoh adat harus mendorong dan
berinisiatif memuat kesepakatan adat untuk menegakkan kaidah hukum adat
sesuai dengan hukum adat di wilayah adat masing-masing.

18
 Dalam bidang seni budaya daerah, pemerintah Kabupaten Kerinci dan
pemerintah Kota Sungai Penuh wajib memfasilitasi berdirinya pusat-
pusat pengembangan seni kebudayaan daerah sehingga perkembangan
seni budaya kerinci dapat berkembang dengan prinsip inovatif, kreatif
dan dinamis yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya Kerinci.
 Dalam bidang sejarah Kerinci, penggalian budaya Kerinci adalah upaya
untuk mempertahan jati diri serta mendapatkan identitas masyarakat
Kerinci sehingga kebanggaan sebagai warga Kerinci tidak padam

19
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Fachruddin Saudagar.2003. Potensi Budaya Melayu Jambi Dalam Pengelolaan
Sumber Daya Perikanan.Jambi: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Jambi.
Mengenal Adat Jambi Dalan Perspektif Modern” Penulis: H.Kemas Arsyad
Somad, SH.MH Tahun 2003

Internet (Diakses pada 14 Februari 2020):


 http://www.indonesia-heritage.net/2013/09/upacara-adat-dan-kesenian-
tradisional-suku-kerinci/
 http://wisatakabkerinci.blogspot.com/2010/07/beras-payo-dan-dendeng-
batokok-kerinci.html
 http://www.retcia.com/2012/05/lemang-makanan-khas-kerinci-saat-
acara.html
 http://santyanggraini90.wordpress.com/2013/03/05/arsitektur-tradisional-
jambi/rumah-adat-kerinci/#main

iii

Anda mungkin juga menyukai