1, Tahun 2016
Syahyunan Pora
Abstract
In the era of globalization acculturation with other nations can not be
avoided. Cultural and ethnic diversity is a challenge for the social life if not
managed properly. Society faced with the potential for inter-ethnic conflict,
a crisis of identity, including apathy towards local culture and tradition of the
nation itself. This article identifies the value of local wisdom in the culture
and traditions of the people of Ternate. Now, the value of local wisdom was
believed to be a way of life for most people and is expected to become a
filter against the negative impact of moderenism, which is not in line with
the culture of Indonesia. The oral traditions of society Ternate including oral
literature in it, contains a lot of advice, guidance, and moral guidelines
which invites us to live and celebrate life wisely. The article is based on
research literature. Expected to contribute ideas and solutions to overcome
the problems of daily life in the state and nation.
Abstrak
Dalam era globalisasi ini, akulturasi budaya sesama bangsa lain tidak dapat
dihindari. Keberagaman budaya dan etnis merupakan tantangan bagi
kehidupan sosial yang harus dikelola dengan baik. Masyarakat dihadapkan
pada potensi konflik antar-etnis, krisis identitas, termasuk apatis terhadap
budaya lokal dan tradisi bangsa sendiri. Artikel ini mengidentifikasi nilai
kearifan lokal dalam budaya dan tradisi lisan masyarakat Ternate. Kini, nilai
kearifan lokal diyakini dapat menjadi pandangan hidup bagi sebahagian
orang dan diharapkan menjadi filter dari dampak negatif modernisasi yang
tidak sejalan dengan budaya Indonesia. Tradisi lisan masyarakat Ternate,
termasuk sastra lisan di dalamnya, mengandung banyak nasihat,
bimbingan, dan pedoman moral yang yang mengajak kita untuk hidup dan
merayakan kehidupan dengan bijaksana. Artikel ini berdasar pada
penelitian pustaka. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi ide-ide dan solusi untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan
sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 43
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 44
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 45
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 46
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 47
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 48
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 49
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 50
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 51
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 52
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 53
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 54
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 55
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
terakhir adalah bentuk dan isi yang sempurna/matang dan sering dinilai
mendefinisi seni (pendongeng). dengan kriteria keberaksaraan.
(Vansina, Jan: "Oral Tradition as (2005: 144).
History", 1985)20 Tradisi lisan (Oral Mengutip frasa Paul Riceour
Tradition) mencakup segala hal yang (1991:3) an event of discourse teks
berhubungan dengan sastera, budaya sastra termasuk sastra lisan
bahasa, sejarah, biografi merupakan peristiwa wacana, sastra
(antroposentris) , dan berbagai mengartikulasikan dan menderivasi
pengetahuan serta jenis kesenian kebudayaan Batniah (deep culture,
lain yang disampaikan dari mulut ke profound culture), seperti tata sikap,
mulut. Jadi tradisi lisan tidak hanya pembatinan nilai, penghayatan dan
mencakup ceritra rakyat, teka-teki, tanggapan masyarakat dimana
peribahasa, nyanyian rakyat, sastra itu disemai dan dipelihara
mitologi, dan legenda sebagaimana dalam sebuah jagat “bahasa” yang
umumnya di duga orang, tetapi juga tak terucapkan. Berdasarkan dengan
berkaitan dengan system kognitif uraian diatas, maka dapat
kebudayaan, seperti; sejarah, hukum dikemukakan bahwa kearifan lokal
dan pengobatan. Tradisi lisan adalah yang terdapat dalam tradisi lisan
“segala wacana yang hendaknya terus digali.Unsur-unsur
diucapkan/disampaikan secara turun budaya lokal yang berpotensi untuk
temurun meliputi yang lisan dan membangun masyarakat dapat
yang beraksara” dan diartikan juga dipergelarkan dalam bentuk festival
sebagai “sistem wacana yang bukan budaya. Sebagai contoh festival seni
beraksara.”. tradisi lisan tidak hanya tradisi, upacara tradisi, dan
dimiliki oleh orang lisan saja. permainan (dolanan) tradisional
Implikasi kata “lisan” dalam anak-anak dapat dijadikan sebagai
pasangan lisan-tertulis berbeda wahana untuk membangun
dengan lisan-beraksara. Lisan yang kesadaran pluralisme, membangun
pertama (Oracy) mengandung integrasi sosial dalam masyarakat,
maksud ‘keberaksaraan bersuara’, dan tumbuhnya multikul-turalisme.
sedangkan lisan kedua (Orality) selain itu untuk merevitalisasi budaya
mengandung maksud kebolehan lokal diperlukan adanya strategi
bertutur secara beraksara. Kelisanan politik kebudayaan dan rekayasa
dalam masyarakat beraksara sering sosial dengan pembuatan dan
diartikan sebagai hasil dari implementasi kebijakan yang jelas.
masyarakat yang tidak terpelajar; Salah satu di antaranya adalah
sesuatu yang belum ditulisakan; adanya peraturan daerah tentang
sesuatu yang dianggap belum pelestarian, pengembangan, dan
pemanfaatan budaya lokal yang
20
Jan Vansina. Oral Tradition As History .
dapat menjadi payung hukum dalam
Madison, Wisconsin,. University of Wisconsin perencanaan dan pelaksanaan
Press,. 1985, kegiatan-kegiatan budaya oleh
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 56
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. III, No. 1, Tahun 2016
Syahyunan Pora – Identifikasi Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Ternate 57