Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RITUAL DAN SIMBOL BUDAYA JAWA: TRADISI BULUSAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Islam dan Budaya Lokal

Dosen Pengampu: Manijo, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh :

Nama : Zalfa Fitria


NIM : 2111010004
Kelas : A4KIR

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM (BKPI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami tujukan puja dan puji syukur kehadirat Yang Maha
Kuasa, Allah SWT karena telah memberikan segala nikmat jasmani maupun rohani,
sehingga kami alhamdulillah bisa menyelesaikan makalah dengan tema “Ritual
Dan Simbol Budaya Jawa: Tradisi Bulusan” sesuai dengan waktu yang telah
ditargetkan.
Sebagaimana maksudnya penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Islam dan Budaya Lokal. Pengerjaan tugas ini kami presentasikan
dengan harap dapat menjadi suatu sarana pembelajaran atau edukasi bagi insan
yang membaca dan mendengarkan. Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat Dosen Islam dan Budaya Lokal, Bapak Manijo, S.Ag.,
M.Ag. yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga penyelesaian makalah
ini usai.
Dalam penyusunan tugas ini, kami sadar akan segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari segi tulisan, maupun dalam bentuk penyajiannya
(lisan), Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan yang
bersifat membangun demi perbaikan penyusunan makalah yang akan datang.

Kudus, 15 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
A. Pengertian Ritual Dan Simbol Budaya Jawa ............................................... 3
B. Asal-Usul Tradisi Bulusan di Kudus ........................................................... 6
C. Tradisi Bulusan Sebagai Ritual dan Simbol Budaya Jawa .......................... 7
BAB III ................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan untuk saling
melengkapi satu sama-lain. Diciptakan dalam berbagai keragaman budaya
dan dibingkai dalam kesatuan Bhineka Tunggal Ika. manusia dengan
keunikan kebudayaannya itu, dicerminkan dalam bentuk gagasan, norma,
nilai, dan ide yang berbeda-beda. Dalam tanah Jawa, kebudayaan kental
akan tradisi yang merupakan suatu kekayaan tersendiri sehingga
masyarakatnya sering disebut kejawen. Memiliki esensi dan urgensi yang
berbeda-beda disetiap daerahnya, serta menjadi suatu ritual yang digandeng
dengan simbol budaya Jawa menjadi suatu tatanan kehidupan yang unik dan
ciamik.
Menarik untuk dikaji dan didiskusikan bahwa ritual dan simbol
budaya Jawa pada khususnya akan selalu menjadi habit (kebiasaan) karena
telah melekat sebagai tradisi yang sakral bagi masyarakat setempat dan
sekitarnya. Melihat fenomena adanya tradisi bulusan yang sejak dahulu kala
dilaksanakan hingga kini, saya sendiri sebagai warga Kudus, serta
sedikitnya literasi yang membahas kajian tradisi Bulusan ini, menjadikan
saya berusaha untuk mengangkat judul ini sebagai suatu pengenalan budaya
yang terdapat di Kudus, Jawa Tengah. Untuk lebih lengkapnya, bagaimana
tradisi Bulusan dapat dimaknai sebagai ritual dan simbol budaya Jawa akan
dibahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ritual dan simbol budaya Jawa?
2. Bagaimana asal-usul tradisi Bulusan di Kudus?
3. Bagaimana tradisi Bulusan sebagai ritual dan simbol budaya Jawa?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ritual dan simbol budaya Jawa.
2. Untuk mengetahui asal-usul tradisi Bulusan di Kudus.
3. Untuk mempelajari tradisi Bulusan sebagai ritual dan simbol budaya
Jawa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ritual Dan Simbol Budaya Jawa


1. Ritual Budaya Jawa
Menurut Mowen & Minor (1998) ritual budaya merupakan runtutan
tindakan yang terstandarisasi secara periodik diulang, memberikan
suatu makna, dan meliputi penggunaan simbol budaya. Pada dasarnya
ritual budaya adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara serius dan
formal serta memerlukan intensitas yang sangat dalam dari seseorang
yang melakukan ritual dan disifati sebagai suatu kebiasaan. Tipe ritual
kebudayaan begitu banyak jenisnya. Salah satu contohnya adalah
berdasarkan sumber perilaku utama yaitu kosmologi dengan tipe ritual
secara keagamaan. Ritual ini dimaksudkan untuk meminta izin pada
kekuatan yang lebih besar (Tuhan) agar upacara berjalan dengan lancar.
Selain itu, ritual juga memberikan makna terhadap setiap hal yang
dilakukan manusia, mendekatkan diri kepada Tuhan, serta membentuk
manusia dengan moral atau akhlak yang baik dan senantiasa berhati-hati
dalam beretika. Bentuk ritual Islam dalam bingkai budaya Indonesia
diantaranya:
a. Selametan atau Kewilujengan
Upacara selamatan ditujukan untuk meminta keselamatan bagi
seseorang atau salah satu anggota keluarga. Upacara selametan ini
mulai ada pada zaman Sunan Bonang yang asalnya merupakan
upacara Panca Makara yang dijalankan oleh Hindu Tantrayana.
Oleh Sunan Bonang, upacara Panca Makara ini diubah substansinya
namun tetap pada bentuknya. Yaitu terdapat perkumpulan orang
yang duduk melingkar hanya laki-laki, terdapat makanan seadanya
sebagai tanda syukur kepada Allah, hal inilah yang biasanya
disebut dengan kenduri/kenduren, slametan, syukuran.

3
b. Upacara Daur Hidup
Merupakan upacara yang terkait dengan upacara sepanjang hidup
manusia. Tradisi Jawa mengklasifikasikan siklus hidup manusia
dalam bentuk tembang macapat yang terdiri dari Mijil (lahir), Sinom
(masa muda untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya),
Asmorondono (cinta kasih), Dandanggulo (masa ketika mampu
membedakan mana gula, mana manis), Durma (masa berbuat
baik/derma), Pangkur (menyingkirkan hawa nafsu dan angkara
murka), Gambuh (pernikahan), Megatruh (kematian), Kinanthi
(menanti tujuan hidup). Oleh karena itu dalam tradisi Jawa selalu
akan membuat ritual dalam setiap memasuki fase baru dengan tujuan
agar kehidupannya lancar mulai dari kandungan hingga meninggal.
Jenis upacara daur hidup diantaranya adalah tingkeban/mitoni,
tedhak siten/turun tanah, sedekah nelung dina, mitung dino, matang
puluh dina, nyatus, mendhak pisan lan pindho, nyewu.
c. Upacara Tahunan
Seperti suronan (peringatan tahun baru hijriyah), muludan (upacara
peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, nifsyu sya’ban
(ruwahan).1
2. Simbolisme Religi Dalam Budaya Jawa
Budaya bukan hanya direpresentasikan hanya melalui sebuah ritual.
Namun juga melalui simbol-simbol tertentu yang memiliki arti tertentu
pula. Simbol budaya dapat berupa hal yang terlihat maupun tidak
terlihat. Contoh dari hal yang terlihat adalah peralatan atau produk yang
menjadi suatu ciri khas suatu budaya, sedangkan yang tidak terlihat
adalah kepercayaan, sikap, bahasa, nilai-nilai, dan agama. Suatu simbol

1
Fatikhul Amin Abdullah. Ritual Agama Islam di Indonesia Dalam Bingkai Jawa,
(UNWAHA: Jombang, 2018), 6-10.

4
budaya yang sama mungkin akan memiliki arti yang berbeda terhadap
satu budaya dengan budaya lainnya.2
Simbol menjadi ungkapan realitas kehidupan masyarakat Jawa,
bentuk simbolisme dalam budaya jawa sangat dominan dalam segala hal
dan bidang. Dapat terlihat dalam kegiatan sehari-hari orang Jawa
sebagai bentuk realisasi dari sikap dan pandangan hidupnya yang
berganda. Bentuk simbolis dikelompokkan menjadi tiga macam
(tindakan simbolis dalam religi, tradisi, dan kesenian).3

2
Nugroho J. Setiadi. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan
Keinginan Konsumen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2003), 253-255.
3
M. Muslich. Pandangan Hidup dan Simbol-Simbol Dalam Budaya Jawa, Millah: Jurnal
of Religious Studies, 3(2), (2004): 210-211.

5
B. Asal-Usul Tradisi Bulusan di Kudus
Masyarakat Kudus, Jawa Tengah tak asing dengan istilah ketika
mendengar tradisi Bulusan. Tradisi Bulusan merupakan salah satu
peringatan tradisional masyarakat Islam di Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah, Indonesia, yang diadakan tujuh hari seusai Idul Fitri. Perayaan
tradisi ini berpusat di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo,
Kudus. Tradisi ini berasal dari legenda yang berkaitan dengan Sunan
Muria yang dikisahkan menegur warga setempat yang masih bekerja pada
malam hari walaupun saat itu Ramadhan dan warga tersebut berubah
menjadi bulus atau semacam kura-kura.
Asal-usul tradisi Bulusan ini diawali dengan Mbah Dado yang
seorang alim ulama penyebar agama Islam. Beliau mempunyai murid
bernama Umara dan Umari. Dalam perjalanannya menyebarkan agama
Islam, beliau berniat untuk mendirikan sebuah pesantren. Maka
ditemukanlah tempat yang tepat untuk membangun pesantren tersebut, yaitu
sebuah desa di kaki Gunung Muria. Pada bulan Ramadhan, tepatnya waktu
malam Nuzulul Qur'an, datanglah Sunan Muria untuk bersilaturrahmi dan
membaca Al-Qur'an bersama Mbah Dado yang tak lain adalah sahabatnya.
Dalam perjalanannya, Sunan Muria mendengar orang bekerja di sawah pada
malam hari tersebut dan sedang mangambil bibit padi (ndaut). Kemudian
Sunan Muria berhenti sejenak dan berkata, "Lho, malam Nuzulul Qur'an kok
tidak baca Al-Qur'an, malah di sawah berendam air seperti bulus saja?"
Akibat perkataan itulah Umara dan Umari seketika menjadi bulus.
Datanglah Mbah Dado untuk memintakan maaf atas kesalahan
muridnya kepada Sunan Muria. Akan tetapi nasi sudah menjadi bubur, tidak
mungkin dapat kembali seperti semula lagi. Akhirnya Sunan Muria
menancapkan tongkatnya ke tanah, keluarlah mata air atau sumber sehingga
diberilah tempat itu nama Dukuh Sumber dan tongkatnya berubah menjadi
pohon yang diberi nama pohon tamba ati. Sambil meninggalkan tempat itu
Sunan Muria berkata, "Besok anak cucu kalian akan menghormatimu setiap
satu minggu setelah hari raya bulan Syawal tepatnya waktu Bada Kupat.”

6
sampai sekarang setiap bada kupat tempat tesebut ramai dikunjungi orang
untuk berziarah dan juga melihat bulus. Tradisi ini sekarang masih ada dan
dikenal masyarakat luas dengan nama Tradisi Bulusan.4
C. Tradisi Bulusan Sebagai Ritual dan Simbol Budaya Jawa
Para peneliti mengatakan bahwa tindakan ritual terkadang tidak
ditampilkan secara nyata (wantah), namun terkadang menggunakan simbol
(lambang) tertentu. Dalam konteks budaya Jawa dikenal dengan ungkapan
“wong Jawa nggone semu” (orang Jawa sering menggunakan simbol). Oleh
karena itulah, untuk melihat lebih jauh makna dan fungsi dibalik tindakan
ritual mistik kejawen, maka sangat penting menghubungkannya dengan
simbol-simbol budaya yang ada.5 Jika ditarik pada fenomena Tradisi
Bulusan, maka terdapat penjelasan yang berada pada paragraf selanjutnya.
Kegiatan di Kudus, Jawa Tengah lebih di dasari oleh kehidupan
beragama yaitu Islam. Tradisi bulusan merupakan sebuah kegiatan yang
dilaksanakan secara berulang atau rutin oleh masyarakat setempat sebagai
langkah untuk penghormatan terhadap leluhur, sehingga dalam konteks ini
dikenal sebagai ritual. bentuk ritual yang dilakukan masyarakat dukuh
sumber hadipolo, kudus, Jawa Tengah dikemas dalam bentuk tradisi yang
dinamakan bulusan ini. berpijak pada asal-usul mengapa tradisi bulusan ada,
sehingga masyarakat setempat secara rutin melaksanakan tradisi bulusan ini
setiap tahunnya. Yaitu tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri (kupatan).
Ritual ini merupakan simbol budaya sebagai bentuk rasa syukur
kepada Allah SWT dan penghormatan kepada leluhur (dalam hal ini Sunan
Muria, Mbah Dudo, dan Bulus) karena masyarakat setempat percaya bahwa
para leluhur akan senantiasa menjaga desa mereka dari segala macam
bahaya. Selain itu Tradisi Bulusan ini juga sebagai simbol keagamaan
karena manusia telah mencapai hari kemenangan, dimana sebagai bentuk

4
Wikipedia. Bulusan (Tradisi), 2023. https://id.wikipedia.org/wiki/Bulusan_(tradisi)
5
Suwardi Endraswara. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2006), 200.

7
kesejahteraan masyarakat setempat karena telah diberikan Tuhan nikmat
kelancaran rezeki dan kehidupan yang aman. Implementasinya ialah pada
hari puncaknya yaitu hari ke-tujuh setelah Idul Fitri ditandai dengan kirab
menuju makam mbah Dudo dan kolam bulus yang masih lestari dan sakral
dihormati oleh warga setempat dan sekitarnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ritual budaya adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara serius dan
formal serta memerlukan intensitas yang sangat dalam dari seseorang yang
melakukan ritual dan disifati sebagai suatu kebiasaan. Simbol menjadi
ungkapan realitas kehidupan masyarakat Jawa, bentuk simbolisme dalam
budaya jawa sangat dominan dalam segala hal dan bidang. Tradisi Bulusan
merupakan salah satu peringatan tradisional masyarakat Islam di Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, yang diadakan tujuh hari seusai Idul Fitri.
Perayaan tradisi ini berpusat di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo,
Kecamatan Jekulo, Kudus. Ritual ini merupakan simbol budaya sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan penghormatan kepada leluhur
juga sebagai simbol keagamaan karena manusia telah mencapai hari
kemenangan, dimana sebagai bentuk kesejahteraan masyarakat.
B. Saran
Sebagai generasi masa kini, meskipun sudah mencapai kehidupan modern,
namun juga harus senantiasa mengenal dan melestarikan budaya sendiri.
Apalagi bagi budaya Jawa yang tak akan ada habisnya jika dipelajari. Oleh
sebab itu, jadilah generasi yang melek akan tradisi, ritual, dan simbol
budaya yang ada.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Fatikhul Amin. Ritual Agama Islam di Indonesia Dalam Bingkai Jawa.
UNWAHA: Jombang, 2018.
Endraswara, Suwardi. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:
Pustaka Widyatama), 2006.
Muslich, M. Pandangan Hidup Dan Simbol-Simbol Dalam Budaya Jawa, Millah:
Jurnal of Religious Studies. 3(2), 2004.
Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif,
Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Prenada Media Group, 2003.
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Bulusan (Tradisi), 2023.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bulusan_(tradisi)

Anda mungkin juga menyukai