Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
TRADISI SEDEKAH BUMI DESA DUKUHMULYO
Dosen pengampu : Dr. Drs. Sukirman, S.Pd. SH. MM

Disusun oleh:
ABDUL AZIS APRIYANTO
202011572

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2020
MAKALAH
FILSAFAT ILMU
TRADISI SEDEKAH BUMI DESA DUKUHMULYO
Dosen pengampu : Dr. Drs. Sukirman, S.Pd. SH. MM

Disusun oleh:
ABDUL AZIS APRIYANTO
202011572

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrhim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Tadisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu yang di ampu oleh Bapak Dr. Drs. Sukirman, S.Pd.
SH. MM selaku dosen di Universitas Muria Kudus. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,


untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Kudus, 10 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Judul………………………………………………………………………

Kata pengantar……………………………………………………………………

Daftar isi…………………..…………………………………………………………

Ringkasan …………………..
…………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………
1.3 Tujuan Pembahasan………………………………………………………

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………

BAB III : METODE PENELITIAN…………………………………………………

BAB IV : PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo………………………………

4.2 Makna Tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo…………………………

4.3Tujuan Dilaksanakannya Tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo………

4.4 Kaitan Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo Dengan Kaidah Islam…………

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………

5.2 Saran………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
RINGKASAN

Makalah ini berjudul tradisi sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo Kecamatan


Jakenan Kabupten Pati. Sedangkan masalah yang akan dibahas adalah makna dan
tujuan sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo serta kaitan tradisi sedekah bumi di Desa
Dukuhmulyo terhadap kaidah Islam.
Dalam menjawab rumusan masalah tersebut penulis menggunakan motedoe
kebudayaan yang meliputi lokasi penelitian dan pengumpulan sumber.menurut
pengertiannya sendiri, akulturasi merupakan suatu proses sosial yang muncul saat
terjadi sebuah penyatuan dua budaya yang berbeda menjadi suatu budaya baru tanpa
menghilangkan unsur dari budaya lama. Dari penjelasan ini, dapat dilihat bahwa
tradisi sedekah bumi adalah sebuah tradisi yang mempunyai keterkaitan antara
budaya Jawa dengan agama Islam.
Dari hasil yang telah di simpulkan, bahwa Tradisi Sedekah Bumi mempunyai
akulturasi antara agama Islam dengan budaya Jawa yang mempunyai fungsi sebagai
seorang manusia, kita harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tradisi sedekah bumi di desa Dukuhmulyo dilaksanakan ketika pada saat musim
panen padi. Macam-macam sesaji berupa nasi kuning maupun kelapa. Ini merupakan
perpaduan antara Islam dan budaya Jawa. Pertunjukan yang merupakan serangkaian
dari pelaksanaan tradisi sedekah bumi tersebut adalah unsur-unsur dari agama Hindu
dan budaya Jawa.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia didalam dirinya memiliki dua kepentinan, yaitu kepentingan individu
dan kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai
kepentingan individu, karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan
pribadi. Kepentingan manusia didasarkan manusia sebagai makhluk social yang ingin
memenuhi kebutuhan bersama. Manusia sebagai makhluk social, artnya manusia
sebagai warga masyarakat. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak mungkin
hidup sendiri, atau mencukupi kebutuhan sendiri. . Setiap manusia cenderung untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Manusia
dalam perkembangannya mempunyai kecenderungan sosial untuk selalu meniru guna
membentuk diri dalam kehidupan masyarakatnya. Diantaranya adalah penerimaan
bentuk-bentuk kebudayaan. Manusia, masyarakat, dan kebudayaan berhubungan
secara dialektif. Ketiganya berdampingan dan berhimpit saling menciptakan dan
meniadakan.
Dewasa ini banyak orang Islam yang masih melaksanakan upacara slametan
yang merupakan peninggalan nenek moyang yang dilatar belakangi oleh ajaran-
ajaran non Islam. Tradisi yang sudah menjadi budaya masyarakat, itu sulit untuk
dihilangkan, terutama dalam masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa mempunyai banyak
kepercayaan yang melahirkan jenis-jenis adat dalam masyarakat tertentu. Setelah
adat itu lahir, maka orang akan cenderung untuk berbuat dan bersikap sesuai dengan
yang diadatkan. Adat Istiadat yang boleh dilestarikan sebagai faktor pendukung
dalam pembinaan masyarakat adalah yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
ajaran Islam. Kepercayaan atau adat yang bertentangan dengan ajaran Islam, tidak
boleh dilestarikan. Slametan berasal dari kata slamet ( arab: salamah) yang berarti
selamat, bagahia, sentausa. Selamat dapat dimaknai sebagai keadaan lepas dari
insiden- insiden yang tidak dikehendaki.
Slametan adalah kegiatan-kegiatan komunal Jawa yang biasanya digambarkan
oleh etnografer sebagai pesta ritual, baik upacara di rumah mauppun di desa, bahkan
memiliki skala yang lebih besar, mulai dari tedak siti (upacara menginjak tanah yang
pertama), mantu (perkawinan), hingga upacara tahunan untuk memperingati ruh
penjaga. Slametan merupakan suatu bentuk ritual yang memiliki tujuan akan
penegasan dan penguatan kembali tatanan kultur umum serta dengan selamatan itu
juga untuk menahan kekuatan kekacauan (tolak balak). Salah satunya upacara yang
dilakukan untuk menahan kekacauan yang terjadi yaitu upacara sedekah bumi.
Umumnya upacara sedekah bumi ini dilakukan di tiap-tiap desa setiap satu
tahun sekali. Upacara sedekah bumi ini digelar sangat meriah oleh warga yang
mengikutinya. Tradisi sedekah bumi ini menjadi salah satu bagian yang tak
terpisahkan oleh masyarakat terutama masyarakat pedesaan. Warga di pedesaan
sering menganggap upacara ini wajib dilaksanakan. Apabila tidak dilaksanakan,
maka desa tersebut akan mendapati kesialan. Maka dari itu, warga sering melakukan
upacara tersebut agar desanya aman, tentram, makmur, dan bisa terhindar dari
kesialan.
Gambaran masyarakat Jawa seperti yang terdapat dalam masyarakat Desa
Dukuhmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati menjadi penting untuk dikaji,
terutama untuk diketahui apa sebenarnya makna yang terkandung dalam tradisi
sedekah bumi tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo ?
2. Apa makna yang terkandung dalam tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo ?
3. Apa tujuan dilaksanakannya tradisi sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo?
4. Apa kaitan ritual tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo terhadap aqidah Islam ?

1.3. Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui arti dan dari tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo,
2. Mengetahui makna tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo.
3. Mengetahui tujuan dilaksanakannya tradisi sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo.
4. Mengetahui kaitan ritual tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo terhadap aqidah
Islam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mendeskripsikan dan mengkaji buku-buku, karya-karya, dan pikiran-pikiran dari


penulis terdahulu yang telah melakukan sebuah penelitian, sehingga akan terlihat
kesinambungan antara penelitian yang sedang dilaksanakan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya.

Berikut beberapa karya tulis yang dijadikan sebagai tinjauan Pustaka:

1. Skripsi Emmi Nur Afifah tahun 2015 yang berjudul “Korelasi Konsep Syukur dalam
Budaya Jawa dan Ajaran Islam (Studi Kasus Sedekah Bumi di Desa Tegalrejo
Kecamatan Trangkil Kota Pati)” yang menyatakan bahwa ritual tradisi sedekah bumi
sebagi wujud syukur yang dimplementasikan dalam bentuk selamatan yang
dilaksanakan setahun sekali.
2. Skripsi Imam Ashari tahun 2001 yang berjudul “Upacara Sedekah Bumi di Kebumen
(Kajian terhadap Akulturasi Islam dan Budaya Lokal di Desa Jatiargo Kecamatan
Buayan)”.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji kebenaran


pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah melalui proses yang sistematis
dan analisis yang logis untuk mencapai tujuan.

Berikut adalah metode yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian:

1. Lokasi
Tempat: Desa Dukuhmulyo, Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati
2. Pengumpulan Data
 Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang dimiliki. Metode observasi ini akan
digunakan untuk mengamati baik secara langsung maupun tidak
langsung pelaksanaan tradisi sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo
Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati.
 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Bentuk
dokumen ini dapat berbentuk tulisan, gambar atau karyakarya
monumental dari seseorang. Metode dokumentasi ini digunakan untuk
mengetahui kondisi umum yang meliputi geografis Desa Dukuhmulyo,
Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati dan kondisi keberagamaan
masyarakat.
3. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan
hasil observasi, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pengertian Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo

Upacara Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi
seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam. Upacara ini biasanya ditandai
dengan pesta rakyat yang diadakan di balai desa atau di lahan pertanian maupun
tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat. Upacara ini sudah berlangsung
turun termurun dari nenek moyang kita, dan berkembang di Pulau Jawa, terutama di
wilayah yang kuat akan budaya agraris.
Pada tradisi Sedekah Bumi, hampir seluruh elemen masyarakat yang ada di
dalamnya terlibat dalam merayakan Sedekah Bumi khususnya masyarakat di desa
Dukuhmulyo. Tradisi ini dilakukan setiap satu tahun sekali, yaitu tiap sesudah panen
padi. Upacara tradisi sedekah bumi ini umumnya di rayakan dengan sangat meriah,
biasanya diadakan beberapa tontonan-tontonan kesenian adat jawa, seperti wayang
kulit, kethoprak, dan lain-lain.
Pada saat H-1 sebelum dilaksanakannya perayaan sedekah bumi di desa
Dukuhmulyo ini, perlu diadakan kondangan terlebih dahulu yang dilakukan di balai
desa dan di punden. Kegiatan ini perlu dilaksanakan untuk menghormati nenek
moyang yang ada di desa tersebut.
Kegiatan sedekah bumi ini sangat baik untuk dilakukan oleh masyarakat
khususnya di desa Dukuhmulyo. Masyarakat akan bisa saling bergotong royong
untuk melakukan upacara ini. Maka dari itu, disinilah titik paling terbaiknya, yaitu
masyarakat bisa saling bersatu padu untuk membangun desanya menjadi lebih baik
lagi. Selain itu dengan dilakukannya gotong royong, maka akan membuat masyarakat
peduli dengan satu sama lain sehingga masyarakat akan saling hidup rukun dan
damai.
4.2. Makna tradisi Sedekah Bumi di Desa Dukuhmulyo

Dalam pelaksanaan ritual tradisi sedekah bumi yang dilakukan oleh masyarakat
Desa Dukuhmulyyo adalah sebagai warisan dari tradisi pendahulunya. Tradisi ini
tidak terlepas dari warisan kebudayaan Hindu Budha dan Islam yang berkembang
pada zaman dahulu.

Dalam tradisi sedekah bumi ini memiliki suatu makna yang sangat sacral bagi
warga desanya, khususnya di desa Dukuhmulyo. Konsep tentang sedekah bumi di
desa Dukuhmulyo sama halnya dengan konsep tradisi-tradisi dalam masyarakat Jawa
seperti, selamatan, sesajen dan sebagainya. Berbagai upacara keselamatan tersebut
terkait dengan ekspresi keyakinan orang Jawa yang percaya akan eksistensi arwah
atau ruh para leluhur, makhluk halus seperti memedi, lelembut, demit, jin dan
lainnya. Makhluk-makhluk tersebut dipercayai menempati alam sekitar tempat
tinggal mereka.

Para makhluk halus dipandang bisa mendatangkan gangguan pikiran, Kesehatan,


hingga kematian. Oleh karena itu bagi orang Jawa bahwa kalau ingin hidup tanpa
menderita gangguan seperti itu, orang harus berbuat sesuatu untuk mempengaruhi
alam semesta dengan cara seperti laku prihatin (tirakat), berpuasa, berpantang
melakukan perbuatan tertentu, serta melakukan selamatan, memberikan sesaji dan
sebagainya.

4.3. Tujuan dilaksanakannya tradisi sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo

Tujuan dilaksanakannya upacara sedekah bumi ini, terutama di Desa


Dukuhmulyo yaitu memberikan hasil bumi yang ada di Desa Dukuhmulyo berupa
wujud sesembahan yang digunakan untuk memberi penghormatan dan persembahan
kepada sang pencipta yang telah menjaga bumi pertiwi yang ditempati dalam
keadaan aman, tenteram, sejahtera dan jauh dari segala macam persoalan-persoalan
dan masalah. Diadakannya upacara tradisi sedekah bumi ini di Desa Dukuhmulyo ini
karena warga ingin mengucapkan rasa syukur atas rizki yang telah diberikan.
Warga masyarakat terutama di Desa Dukuhmulyo diharapkan memiliki
keteraturan dalam bercocok tanam dan agar meningkatkan keseimbangan lingkungan
dengan kehidupan manusia, terutama dalam stabilitas pangan, selain itu masyarakat
mengharapkan keberlangsungan keteraturan sosial, dan supaya integrasi sosial,
kolektivitas dan hirarki di masyarakat menjadi kuat dan terpelihara.

4.4. Kaitan tradisi sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo terhadap aqidah Islam

Sebelum adanya agama Islam di Indonesia terutama di pulau Jawa, nenek


moyang kita sudah mengenal dengan ajaran Hndu-Buddha. Agama Hindu yang tiba
di Indonesia terutama dalam masyarakat Jawa dalam perkembangannya sangat
dipengaruhi unsur-unsur adat kebiasaan yang berlaku dan kemudian membentuk
suatu sistem kebudayaan yang sampai sekarang masih dilestarikan. Dalam agama
Hindu Budha sebuah ritual dilakukan untuk menjaga kesimbangan mikrokosmos dan
menghindari kegoncangan yang dapat mengakibatkan turunya kesejahteraan meteriil.
Perilaku ini banyak terpengaruh dari sebuah kepercayaan animisme dan dinamisme.
Tradisi sedekah bumi di Desa Dukuhmulyo dalam sejarah kehidupannya jelas
telah mengalami akulturai budaya dan agama. Hal ini terbukti dengan adanya
rangkaian acara yang ada di dalamnya merupakan suatu kepercayaan animisme dan
dinamisme, yaitu suatu kepercayaan yang mempercayai adanya roh-roh, baik itu
yang jahat, maupun roh yang baik yang diyakini senantiasa mengelilingi mereka
terutama di tempat-tempat yang dianggap angker.
Islam datang membawa perubahan yang sangat besar terhadap tradisitradisi yang
berkembang. Awal mula islamisasi yaitu dibawa oleh walisongo, khususnya Sunan
Kalijaga. Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran Islam dengan tidak menghilangkan
tradisi-tradisi yang ada di masyarakat secara keseluruhan, namun dengan media
akulturasi antara budaya Jawa dengan ajaran Islam.
Kepercayaan-kepercayaan animisme dan dinamisme yang ditinggalkan oleh
kebudayaan Hindu Budha sudah hampir tidak ditemukan lagi dalam masyarakat
Jawa, khususnya di Desa Dukuhmulyo, hal ini disebabkan karena sudah banyaknya
orang-orang yang berpengetahuan agama Islam. Ini terbukti dengan berbagai
rangkaian acara yang terdapat dalam pelaksaan tradisi sedekah bumi di Desa
Dukuhmulyo sudah banyak berasal dari ajaran-ajran Islam.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan yang membahas tentang tradisi sedekah bumi


yang di lakukan di Desa Dukuhmulyo, dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Tradisi sedekah bumi yang diadakan di Desa Dukuhmulyo merupakan tradisi
selametan yang diadakan satu tahun sekali yang bertujuan untuk
mengucapkan rasa syukur kepada sang pencipta atas rezki yang
dilimpahkan-Nya.
2. Tradisi sedekah bumi yang diasakan di Desa Dukuhmulyo mempunyai
keterkaitan antara agama Islam dengan budaya Jawa. Hak tersebut terlihat
pada saat akan melakukan kondangan di punden, pemimpin kondangan itu
membaca bacaan tahlil yang dikirimkan untuk arwah nenek moyang.

5.2. Saran

1. Bagi masyarakat Desa Dukuhmulyo yang merupakan Masyarakat yang Islam


secara keseluruhan khusunya bagi para tokoh masyarakat dan panitia
Sedekah Bumi untuk mengubah istilah untuk pelaksanaan tradisi sedekah
bumi, supaya benar-benar bersih dari unsur-unsur persembahan yang
berujung pada kemusrikan.
2. Bagi masyarakat Desa Dukuhmulyo yang rata-rata orang tua yang masih
percaya dengan kejawen, sudah seharusnya menghilangkan
kepercayaankepercayaan tentang danyang-danyang yang berasal dari
kepercayaan animisme dan dinamisme.
DAFTAR PUSTAKA

http://dwifitriani14.blogspot.com/2017/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-
ar.html
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/sedekah_bumi/
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-akulturasi.html
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-10/metode-ilmiah-pengertian-
syarat-dan-tahapan-tahapannya-1918/
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/28/163228/mengapresiasi-tradisi-
sedekah-bumi
https://rembes.net/sedekah-bumi-cara-orang-jawa-bersyukur-2/

Anda mungkin juga menyukai