Anda di halaman 1dari 94

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT)


DESA SANJAI KECAMATAN SINJAI TIMUR
KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Universitas Muhammadiyah Sinjai

HASRIANTI
1821062

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Hasrianti
NIM : 1821062
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Judul Skripsi : Implemetasi Kebijakan Program Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai

Telah diperiksa oleh Pembimbing dan dinyatakan layak dilanjutkan untuk


penyusunan Skripsi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Muhlis Hajar Adiputra, S.Sos., M.Si. Syamsiah Hasyim, S.Sos., M.Si.


NIDN.0928018002 NIDN.0902029002

Mengetahui;

Ketua Program Studi


Ilmu Pemerintahan

Jusniaty, S.IP., M.Si.


NIDN.0922098602

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Implementasi Kebijakan Program Bantuan Pangan Non Tunai


(BPNT) Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai” yang ditulis oleh
Hasrianti Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 1821062, Mahasiswa Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Sinjai, telah diujikan pada hari Jumat 02 September 2022 dan
telah diperbaiki sesuai catatan dan permintaan Tim Penguji, dan diterima sebagai
syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.I.P)

Tim Penguji
Ketua : Muhlis Hajar Adiputra, S.Sos., M.Si., (........................)

Sekretaris : Syamsiah Hasyim, S.Sos., M.Si., (........................)

Anggota

1. Jusniaty, S.IP., M.Si. (........................)

2. Drs. H. A. Mulawangsa, MH (........................)

Mengetahui;

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Ilmu Pemerintahan

Dr. H. A. Djamaluddin, M.Si. Jusniaty, S.IP., M.Si.


NIDN. 0915016001 NIDN. 0922098602

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Hasrianti
NIM : 1821062
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Judul Skripsi : Implemetasi Kebijakan Program Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :


1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi
atau duplikasi dari tulisan/karya orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
2. Seluruh bagian skripsi ini adalah karya saya sendiri selain kutipan yang
ditunjukkan sumbernya. Segala kekeliruan yang ada di dalamnya adalah
tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya. Bilamana
dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Sinjai, 03 Agustus 2022

HASRIANTI
1821062

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya yang tidak ada

habis-habisnya mendukung, memberi semangat, mendoakan, dan membimbing

saya sampai terselesaikannya skripsi ini. Kepada kedua orang tua, saya berterima

kasih karena telah sabar dan selalu memberikan motivasi sehingga saya bisa

sampai dititik ini.

Terima kasih juga untuk saudara-saudara saya yang telah membantu dan

mensuport saya dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga untuk keluarga

serta teman-teman yang selalu mendorong dan menyemangati saya untuk

menyusun skripsi ini dan bisa sampai di titik ini.

v
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana implementasi kebijakan program


Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) serta faktor yang menghambat pengimplementasian program
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian tentang implementasi kebijakan program BPNT masih belum tepat,
masih ada indikator BPNT yang belum tepat yaitu tepat sasaran dan tepat waktu, tepat sasaran
belum tepat karena masih adanya masyarakat miskin yang belum menerima sedangkan ada
masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhannya tapi menerima, kemudian untuk tepat waktu
juga belum tepat, jadwal pelaksanaan yang seharusnya setiap bulan malah penyalurannya 2 sampai
3 bulan sekaligus dalam sebulan. Adapun faktor pengimplementasian adalah komunikasi
pemerintah desa terhadap masyarakat tentang adanya program Bantuan pangan Non Tunai
(BPNT).

Dalam implementasi kebijakan, pemerintah Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur


Kabupaten Sinjai sangat berpengaruh penting untuk kesejahteraan masyarakatnya demi
mengurangi angka kemiskinan.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Pemerintah Desa, BPNT

vi
ABSTRACT

This study aims to find out how the implementation of the Non-Cash Food Assistance
Program (BPNT) policy and the factors that hinder the implementation of the Non-Cash Food
Assistance Program (BPNT) in Sanjai Village, East Sinjai District, Sinjai Regency. The method
used in this research is qualitative research with data collection techniques in the from of
obsevation, interviews and documentation.

The results of research on the implementation of BPNT program policies are still no
right, there are still indicators of BPNT that are not right, namely right on target and on time,
right on target is not right because there are still poor people who hane not received it while there
are people who are able to meet their needs but accept it, then for the right time is also not right,
the implementation schedule which should be every mont instead of distributing 2 to 3 months at a
time in a month. The implementation factor is the village government’s communication with the
community about the Non-Cash Food Assistance Program (BPNT).

In implementation the policies, of the Sanjai Village Government, East Sinjai District,
Sinjai Regency has a very welfare of its people in order to reduce poverty.

Keywords : Policy Implementation, Village Government, BPNT

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
ABSTRACT..........................................................................................................
vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii
DAFTAR ARTI SINGKATAN.......................................................................... xiii
KATA PENGANTAR........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Literatur Review.......................................................................... 7
2.2 Landasan Teori............................................................................ 15
2.3 Kerangka Teori/Kerangka Pikir.................................................. 29
2.4 Defenisi Operasional................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................................ 32
3.2 Lokasi Penelitian......................................................................... 32
3.3 Jenis Data..................................................................................... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 33

viii
3.5 Unit Analisis Data....................................................................... 34
3.6 Teknik Pengambilan Sampel/Narasumber.................................. 34
3.7 Teknik Analisis Data................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Desa Sanjai.................................................... 37
4.2 Implementasi Kebijakan Program Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT)........................................................................................ 44
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 61
5.2 Implikasi dan Rekomendasi........................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 1.1 Data Jumlah Penerima Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai 4

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 41


Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Tiap Dusun 42
Tabel 4.3 Jumlah Angka Kemiskinan di Desa Sanjai 45
Tabel 4.4 Daftar Penghasilan Perbulan Penerima dan Bukan
Penerima BPNT 48
Tabel 4.5 Jumlah Penerima BPNT per Dusun 49
Tabel 4.6 Daftar Agen Penyalur BPNT di Desa Sanjai 55
Tabel 4.7 Jadwal Penyaluran BPNT per 2022 57

x
DAFTAR GAMBAR

Hal.
Gambar 2.1 Kerangka Teori 29
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa Sanjai 43

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.
Lampiran 1 Pedoman Wawancara 1
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah
Sinjai 3
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari PTSP 4
Lampiran 4 Surat Keterangan telah melakukan Penelitian 5
Lampiran 5 Dokumentasi 6
Lampiran 6 Riwayat Hidup 12

xii
DAFTAR ARTI SINGKATAN

Singkatan Arti
UMSI Universitas Muhammadiyah Sinjai
BPNT Bantuan Pangan Non Tunai
Et.al Et alii dan kawan-kawan
KPM Keluarga Penerima Manfaat
SDM Sumber Daya Manusia

xiii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya

kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, kekuatan,

rahmat dan hidayahNya serta ilmu pengetahuan yang Kau limpahkan. Atas

perkenanMu jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Sholawat serta salam “Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Waala Ali

Sayyidina Muhammad” juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya.

Skripsi dengan judul “Implementasi Kebijakan Program Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten

Sinjai” penulis hadirkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1

dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.I.P) di Universitas

Muhammadiyah Sinjai. Selama penyusunan skripsi ini, tidak dapat lepas dari

bimbingan, dorongan dan bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai

pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis menghanturkan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua saya, Ayah Supriadi dan Ibunda Haerani tercinta yang telah

membimbing selama ini atas segala doa dan pengorbanannya baik secara

materi maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi, kedua

saudara saya Yuliana dan Wilda Afrianti serta keluarga yang telah

memberikan do’a yang tiada henti, dukungan serta motivasi.

2. Dr. Umar Congge, S.Sos., M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sinjai.

xiv
3. Dr. H. A. Djamaluddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai

4. Ibu Jusniaty, S.Ip., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas

Muhammadiyah Sinjai serta Bapak Syamsuddin, S.Sos., M.Si. Selaku

Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Sinjai

5. Bapak Drs. H. A. Mulawangsa, MH selaku dosen penasehat akademik yang

selalu memberikan nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSI).

6. Bapak Muhlis Hajar Adiputra, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing I yang

tidak pernah lelah dan selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis.

7. Ibu Syamsiah Hasyim, S.Sos., M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna selama proses

penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Jusniaty, S.Ip., M.Si selaku dosen penguji I serta bapak Drs. H. A.

Mulawangsa, MH selaku dosen penguji II yang telah memberikan arahan

kepada penulis.

9. Bapak dan ibu dosen Ilmu Pemerintahan yang telah menyumbangkan ilmunya

kepada penulis selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan dan

seluruh staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Sinjai yang telah banyak membantu penulis.

10. Bapak A. Muhammad Arsal, S.Ip selaku Kepala Desa Sanjai Kecamatan

Sinjai Timur serta bapak A. Sudarman, S.Ip selaku Sekretaris Desa Sanjai

xv
Kecamatan Sinjai Timur yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian

11. Para masyarakat Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur yang telah banyak

meluangkan waktu untuk menjadi informan dalam penulisan skripsi ini.

12. Para sahabatku (A.Nurul Insani dan Risnawati) yang selalu bersedia

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi sekaligus menjadi tempat

mengeluh, curhat, serta pelampiasan, dan juga tempat berbagi suka maupun

duka penulis

13. Mahasiswa Ilmu Pemerintahan terutama IP Eks 1 angkatan 2018 yang juga

teman seperjuangan selama 4 tahun mulai maba sampai bisa meraih gelar

sarjana.

14. Kepada semua pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak

langsung saya ucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini.

Sinjai, 03 Agustus 2022

Penulis,

HASRIANTI
1821062

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan adalah salah satu masalah paling besar yang di hadapi

setiap negara. Definisi tentang kemiskinan sangat beragam, mulai dari

sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan

memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan berusaha, sehingga pengertian

yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Dalam arti sempit,

kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk

menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas, kemiskinan merupakan

fenomena multiface atau multidimensional. Menurut Kurniawan, kemiskinan

adalah apabila pendapatan suatu komunitas atau kelompok masyarakat berada

di bawah satu garis kemiskinan tertentu.

Kemiskinan merupakan ketidakmampuan warga suatu negara dalam

memenuhi kebutuhan hidup seperti kebutuhan makanan, pakaian, tempat

tinggal, pendidikan, kesehatan dan minimnya lapangan kerja. Kemiskinan

adalah masalah global, sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif

dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan

evaluatif. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh

kebutuhan dasar, maupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan juga dapat di akibatkan dari ketidak demokrasian bagi

masyarakat yang mencerminkan hubungan kekuasaan serta menghilangkan

kemampuan warga negara dalam memutuskan setiap masalah yang menjadi

xvii
pusat perhatian mereka sendiri, sehingga masyarakat mayoritas penduduk

kurang memperoleh lahan dan alat-alat teknologi dan sumber daya seperti

pendidikan, kredit, serta akses pasar. Adapun penyebab lain dari kemiskinan

itu antara lain: tingkat pengangguran yang tinggi, tingkat kesehatan fisik yang

memprihatinkan, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, serta hidup

dalam lingkungan yang sulit mendapatkan pekerja.

Salah satu upaya pemerintah Indonesia guna untuk menanggulangi

kemiskinan salah satunya adalah melalui program Jaminan Sosial Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT). Program Bantuan Pangan Non Tunai merupakan

reformasi dari Program subsidi Beras Sejahtera (Rastra) yang di laksanakan

berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia untuk meningkatkan

efektifitas dan ketetapan sasaran program, serta untuk mendorong inklusi

keuangan.

Dalam lima tahun terakhir jumlah penerimaan Bantuan Sosial

(Bansos) terus meningkat seiring dengan peningkatan anggaran. Tujuan dari

penyelenggaraan bantuan sosial dan subsidi secara non tunai agar penyaluran

memenuhi 6T yaitu : tepat sasaran, tepat administrasi, tepat jumlah, tepat

manfaat, tepat waktu, dan tepat kualitas. Untuk mewujudkan 6T kementrian

sosial melakukan transpormasi bantuan Beras Sejahtera (Rastra) menjadi

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang nama KPM sebelumnya menerima

beras sekarang beralih ke BPNT menerima uang untuk di belanjakan bahan

pangan seperti: beras, telur, sayur-sayuran, dan sebagaimana sesuai dengan

kebutuhan.

xviii
Bantuan Pangan Non Tunai yang di singkat dengan BPNT merupakan

bantuan yang di salurkan secara non tunai dari pemerintah yang di berikan

kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) paling sedikit senilai Rp 200.000

di berikan setiap bulannya melalui rekening bank dan kemudian dapat di

gunakan untuk membeli bahan pangan yang dibutuhkan, adapun dasar hukum

kebijakan program BPNT adalah sebagai berikut:

“Peraturaan menteri sosial Republic Indonesia Nomor 20 Tahun 2019


tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai.”

BPNT merupakan program penanggulangan kemiskinan dan

ketimpangan ekonomi oleh pemerintah yang di berikan mulai kupon

elektronik (e-voucher). E-voucher ini selanjutnya digunakan oleh penerima

manfaat untuk membeli beras dan telur, sesuai jumlah dan kualitas yg di

inginkan. Masyarakat hanya bisa memilih dua dari bahan pangan tersebut.

Dengan demikian, tujuan program BPNT selain meningkatkan ketepatan

sasaran masyarakat penerima, juga untuk memberikan nutrisi yang lebih

seimbang, yaitu memberikan beberapa pilihan bisa telur saja, beras saja, atau

bahkan bisa memilih keduanya sesuai dengan ketentuan e-voucher,

mendorong usaha eceran masyarakat, serta memberikan akses jasa keuangan

pada masyarakat miskin, dan mengefektifkan anggaran.

Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan pada maret 2021 tercatat

sebanyak 784,98 rubu jiwa atau 8,78 persen. Di bandingkan september 2020

jumlah penduduk miskin sebanyak 800,24 ribu jiwa atau sebanyak 8,99

persen. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah dan persentase penduduk

miskin (PO) sebesar 15,26 ribu jiwa atau 0,21 persen. Angka kemiskinan di

xix
sinjai pada tahun 2018 berada pada angka 9,28 persen kemudian turun pada

tahun 2019 pada angka 9,14 persen menjadi 9,00 persen pada tahun 2020. Di

Sinjai terdapat 16.310 KPM yang akan menerima manfaat dari program

BPNT.

Tabel 1.1
Data Jumlah Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
di Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai

No. Tahun Jumlah


1 2019 238 KPM
2 2020 368 KPM
3 2021 311 KPM
4 2022 113 KPM
Jumlah 930 KPM
Sumber : Data Desa Sanjai per Mei 2022

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah penerima dari tahun 2019

sampai tahun 2022 kadang mengalami peningkatan dan kadang juga

mengalami penurunan. Pada tahun 2019 jumlah penerima BPNT sebanyak

238 KPM, kemudian meningkat pada tahun 2020 sebanyak 368 KPM,

kemudian pada tahun 2021 mengalami peningkatan lagi sebanyak 311 KPM

dan pada tahun 2022 mengalami penurunan sebanyak 113 KPM karna ada

198 KPM dalam proses pemutahiran data.

Dalam penyaluran BPNT di Kota Sinjai, tidak jarang terjadinya

permasalahan seperti di persulitnya masyarakat karena BPNT setiap bulannya

di berikan melalui rekening bank, kemudian pihak bank memberikan kartu

Elektronik Warong Gotong Royong (e-warong) sehingga masyarakat bisa

xx
menggunakan kartu tersebut untuk membeli kebutuhan pangan seperti beras

dan telur. Kemudian bukan hanya itu saja yang menjadi permasalahannya

tetapi juga setelah pengambilan kartu E-warong masyarakat juga wajib ke

warung yang telah terdaftar sebagai agen bank, perdagangan/pihak lain yang

telah bekerja sama dengan pihak bank penyalur bantuan sosial. E-warong di

Desa Sanjai yang telah bekerja sama dengan pihak bank berlokasi di Jalan

Poros Sinjai Kajang tepatnya di Dusun Dumme Rw 1 Rt 1. Dan tidak hanya

masalah itu saja, seperti yang terjadi pada program beras sejahtera (Rastra)

dulu sampai sekarang pun masih terjadi yaitu ketidakadilan terhadap

penerimaan KPM dikarenakan belum masuk ke data yang berbasis terpadu

yaitu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di paparkan di atas

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Kebijakan program BPNT di Desa Sanjai

Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai?

2. Apa faktor yang menghambat pengimplementasian program BPNT di

Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Kebijakan program BPNT di Desa Sanjai

Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.

xxi
2. Untuk mengetahui apa faktor yang menghambat pengimplementasian

program BPNT di Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten

Sinjai.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan

menambah wawasan referensi bagi penulis dan juga sebagai bahan kajian

dan penelitian khususnya untuk implementasi kebijakan program BPNT

di Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah Desa penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran khususnya di bidang implementasi kebijakan BPNT.

b. Bagi masyarakat bermanfaat agar mengetahui tentang peran

pemerintah dalam implementasi kebijakan BPNT.

xxii
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Literatur Review

2.1.1 Ana Rosaliana, Susi Hardjati (2019) Efektifitas Pelaksanaan Program

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Wonocolo Kota

Surabaya, paj.upnjatim.ac.id. Tujuan Pnelitian berdasar pada ukuran

efektifitas program menurut Makmur (2011:7) dalam hal ini ada 4

sasaran kajian yaitu: Ketepatan penentuan waktu, Ketepatan dalam

menentukan pilihan, Ketepatan dalam menentukan tujuan, Ketepatan-

ketepatan sasaran. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian

Kualitatif, bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan program

bantuan pangan non tunai (BPNT) di Kecamatan Wonocolo Kota

Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat bahwa efektifitas

pelaksanaan program BPNT di Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya

sejauh ini telah terlaksana secara tepat waktu, baik penyaluran dana

bantuan pangan dari pemerintah ke keluarga penerima manfaat (KPM)

maupun penyaluran dana bantuan operasional e-warong dari

pemerintah ke pengelola e-warong. Penyaluran dana dari pemerintah ke

KPM di lakukan setiap tanggal 25 atau paling lambat tanggal 26.

Sedangkan penyaluran dana bantuan operasional e-warong dari

pemerintah ke pihak penyalur juga diterima setiap tanggal 25. Adanya

ketepatan waktu dalam proses penyaluran dana bantuan ini membuat

xxiii
efektifitas pelaksanaan program BPNT di Kecamatan Wonocolo Kota

Surabaya.

2.1.2 Diah mukminatul hasimi (2020) Analisis Program Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam

Perspektif Ekonomi Islam, ejournal.radenintan.ac.id. Kualitas beras

yang kurang baik, penyaluran yang tidak tepat yaitu tidak sebulan sekali

dan tidak tepat sasaran karena masih ditemukan masyarakat yang

komplen akan hal itu. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Metode Kualitatif, dimana peneliti turun langsung

kelapangan, data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner

(angket) dan data sekunder di peroleh dari data dokumentasi. Hasil dari

penelitian ini adalah program BPNT di desa merak batin ini belum

terlaksana dengan baik, berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T

tepat waktu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas dan

tepat administrasi, baru 3 indikator terpenuhi .program BPNT di desa

merak batin ini belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

kurang mampu karna dari tiga indikator kesejahteraan masyarakat yaitu

kebutuhan dasar, tingkat hidup, dan memperluas skala ekonomi dan

ketersediaan pilihan sosial bagi individu dan bangsa belum ada yang

terpenuhi karna program BPNT di desa merak batin ini hanya berfungsi

sebagai penekan biaya pengeluaran rumah tangga miskin saja.

2.1.3 Pebi Julianto (2020) Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci, jurnalfuad.org.

xxiv
Tujuan penelitian untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi, ketepat

sasaran penyaluran bantuan sosial serta mendorong inklusif.

Menggunakan penelitian pendekatan kualitatif yaitu meneliti suatu

objek penelitian dengan mengkaji secara keseluruhan dan mendalam

bukan melihat hubungan dua variabel atau lebih. Hasil dalam penelitian

yaitu (1)Tepat sasaran, (2)Tidak tepat waktu sesuai dengan informasi

dari informan karna keterlambatan pengiriman saldo ke rekening KPM

dari pemerintah pusat dan kurangnya informasi dari pihak

penyelenggaran kepada masyarakat mengenai hal tersebut, (3)Dengan

adanya program ini mampu memberikan pertolongan dan membantu

masyarakat dalam menjaga stabilitas pendapatan, (4)Dengan adanya

program ini dapat memberikan stabilitas gizi kepada masyarakat. Maka

dengan menerima BPNT ini anak-anak dari KPM ini tetap terpenuhi

kecukupan gizinya, bernutrisi serta dapat mengenal hidup sehat.

2.1.4 Anisah Nasution, Bayu Krisnamurthi, Dwi Rachmania (2020), Analisis

Permintaan Pangan Rumah Tangga Penerima Mnfaat Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) di Kota Bogor, journal.ipb.ac.id. Tujuan penelitian

mengurangi beban pengeluaran keluarga penerima manfaat (KPM)

melalui pemenuhan kebutuhan pangan, memberi gizi yang seimbang

kepada KPM, meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu peneimaan

bantuan pangan serta mendorong kearah pembangunan yang

berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan data primer konsumsi

pangan dengan pangsa pengeluaran tertinggi rumah tangga miskin kota

xxv
bogor, permintaan pangan dianalisis menggunakan model LA-AIDS

(Almost Ideal Demand System). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata konsumsi pangan

beras, non beras dan protein hewani antara rumah tangga BPNT dan

non BPNT. Pangsa pengeluaran pangan tertinggi pada kedua rumah

tangga adalah makanan dan minuman jadi. Variabel kepesertaan BPNT

tidak berpengaruh pangan rumah tangga. Beras, non beras, protein

hewani, sayuran, makanan dan minuman jadi serta rokok inelastis

terhadap harga sendiri. Semua pangan yang diteliti merupakan barang

normal. Non beras, sayuran dan makanan dan minuman jadi merupakan

subsitusi bagi beras pada rumah tangga penerima BPNT sedangkan

pada non BPNT hanya makanan dan minuman jadi yang merupakan

substitusi bagi beras. Hal yang menarik dalam penelitian ini adalah

rokok menjadi barang yang komplementer terhadap semua barang.

2.1.5 Anggi Anggrayani Siregar (2019), Implementasi Program Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) Melalui E-Warong di Kecamatan Rantau

Utara Kabupaten Labuhan batu, repositori.ac.id. Tujuan Penelitian

untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana implementasi dan

kendala-kendala program bantuan pangan non tunai di kecamatan

rantau utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian

deskripsi dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data

dilakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil Penelitian,

dilihat dari teori implementasi menurut Merille S.Grindle yaitu aspek

xxvi
isi kebijakan dan aspek lingkungan kebijakan. Selain itu juga dilihat

dari indikator keberhasilan BPNT yaitu 6T (6 tepat) dimana 6T ini

sangat menentukan kesuksesan suatu program BPNT di kecamatan

rantau utara kabupaten labuhanbatu. Dari indikator 6T bahwa pada

kenyataan dilapangan program BPNT ini ada dua indikator yang tidak

memenuhi yaitu tepat sasaran dan tepat waktu. Kendala-kendala yang

dihadapi dalam implementasi bantuan BPNT adalah rendahnya

pengetahuan masyarakat tentang program BPNT dan rendahnya tingkat

kepatuhan implementor yang disebabkan kurangnya pengawasan dari

pemerintah.

2.1.6 Luh Ade Yumita Handriani, Sudarsana Arka (2021), Dampak BPNT

terhadap Konsumsi Rumah Tangga Dan Pola Konsumsi Rumah Tangga

Penerima BPNT, Kecamatan Mengwi, junal.harianregional.com.

Tujuan penelitian untuk menganalisis dampak program BPNT terhadap

konsumsi rumah tangga dan pola konsumsu rumah tangga penerima

BPNT di Kecamatan Mengwi Kabupaten Bandung. Menggunakan

kusioner yang disebar kepada responden dengan ukuran sample yaitu

96 KPM. Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur/path untuk

menganalisis pengaruh langsung dan uji sobel untuk menganalisis

pengaruh tidak langsung. Hasil penelitian memperoleh kesimpulan

bahwa variabel BPNT berpengaruh positif dan signifikan terhadap

konsumsi rumah tangga penerima BPNT di Kecamatan Mengwi

Kabupaten Bandung. Variabel BPNT tidak berpengaruh terhadap pola

xxvii
konsumsi rumah tangga penerima BPNT di Kecamatan Mangwi

Kabupaten Bandung. Variabel konsumsi rumah tangga memediasi

pengaruh program BPNT terhadap pola konsumsi rumah tangga

penerima BPNT di Kecamatan Mengwi Kabupaten Bandung.

2.1.7 Kurniawan, Andre Agus (2020) Efektivitas Program Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo,

repository.untag-sby.ac.id. Tujuan Penelitian untuk mengkaji Efektifitas

Program Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Kanigaran Kota

Probolinggo dalam aspek (pemahaman program, ketepatan sasaran,

ketepatan waktu, tercapainya tujuan, dan perubahan nyata) serta faktor

pendukung dan penghambat program Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di kecamatan kanigaran kota probolinggo. Penelitian ini

menggunakan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian, berdasarkan 5

indikator pengukuran efektifitas pengukuran program bantuan pangan

non tunai dikecamatan kanigaran kota probolinggo bisa dikatakan

efektif melihat pada 4 variabel (pemahaman program, ketepatan waktu,

tercapainya tujuan dan perubahan nyata) yang sudah efektif dan hanya

variabel ketepatan sasaran yang masih belum efektif.

2.1.8 Ichsandi Ichsandi, Effiyaldi Effiyaldi (2020), Analisis Dan Perancangan

Sistem Informasi Pengelolaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

Berbasis Web Pasa Pelaksanaan Distribusi BPNT di Desa Lubuk Napal,

ejournal.stokom-db.ac.id. Tujuan penelitian untuk menganalisis dan

merancang sistem informasi pengelolaan bantuan pangan non tunai

xxviii
(BPNT) berbasis web menggunakan bahasa pemograman PHP dan data

base MySQL. Metode penelitian menggunakan model waterfall dan

model sistem unified model language menggunakan usecase diagram,

activity diagram, dan class diagram. Sistem dapat melakukan

pengelolahan data pendistribusian dengan melakukan pengecekan

penerimaan bantuan dengan no.ktp sehingga tidak terjadi lagi penerima

ganda dan terjadi salah dalam pendistribusian, dan dapat mencetak

laporan-laporan yang diperlukan oleh desa lubuk napal dalam

pendistribusian BPNT diantanya: laporan penerima BPNT, laporan

persediaan bantuan, lapoan pemasukan bantuan dan laporan distribusi

bantuan.

2.1.9 Subiyanto (2021), Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap,

repository.unsoed.ac.id. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan program BPNT di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap

serta untuk mengetahui bagaimana peran tim koordinator bansos

pangan Kecamatan Kroya dalam pelaksanaan BPNT. Metode penelitian

yang digunakan adalah Metode kualitatif dengan teknik pengumpulan

data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil

Penelitian, Pelaksanaan program BPNT di Kecamatan Kroya berjalan

baik sesuai dengan pedoman umum BPNT, tetapi belum optimal karena

ada beberapa hal menyebabkan kurangnya kondusifitas dalam

pelaksanaan program. Komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan

xxix
program berjalan cukup baik. Kurangnya kemampuan dan pemahaman

dalam transaksi elektronik menyebabkan KPM menjadi tergantung

kepada e-warong dalam mencairkan bantuan. Adanya data-data yang

belum valid terkait penerima BPNT menjadi kendala yang menghambat

kelancaran pelaksanaan distribusi BPNT. Keberadaan tim koordinasi

bansos pangan Kecamatan Kroya menjadi sangat penting untuk

menjaga iklim dan suasana konduif dalam pelaksanaan program.

2.1.10 Aulia Savira (2019) Efektifitas Program Penyaluran Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Sukun Kota Malang,

repository.ub.ac.id. Tujuan penelitian untuk mengetahui,

mendeskripsikan dan menganalisis efektifitas program penyaluran

BPNT dan faktor yang mempengaruhi efektifitas program di

Kecamatan Sukun Kota Malang. Menggunakan penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Ketepatan terhadap sasaran program

masih lemah selain itu pendistribusian program BPNT masih terjadinya

keterlambatan. Hal ini ditunjukan masih ada ketidaktepatan dan adanya

keterlambatan dalam pencairan bantuan BPNT di kecamatan sukun.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas program yaitu

kualitas aparatur, kompetensi administrator, sarana prasarana dan

pengawasan dapat dikatakan sudah efektif. Hal ini dapat dilihat dari

pengaruh kegiatan tersebut terhadap program penyaluran BPNT yaitu

sesuai denga prosedur yang telah ditetapkan.

xxx
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kebijakan Publik

Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan

yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam

lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan

tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau

mewujudkan sasaran yang diinginkan (Carl Friedrich dalam Budi

Winarno 2002 : 16). Kebijakan mengandung suatu unsur tindakan

untuk mencapai tujuan dan umumnya tujuan tersebut ingin dicapai

oleh seseorang, kelompok ataupun pemerintah.

Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai

tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang pelaku

sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu (Irfan

Islamy, 2000: 17).

Hal tersebut berarti kebijakan tidak boleh bertentangan dengan

nilai-nilai dan praktik-praktik sosial yang ada dalam masyarakat.

Apabila kebijakan berisi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-

nilai yang hidup dalam masyarakat, maka kebijakan tersebut akan

mendapat kendala ketika diimplementasikan. Sebaliknya, suatu

kebijakan harus mampu mengakomodasikan nilai-nilai dan praktik-

praktik yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Kebijakan Publik adalah kebijakan-kebijakan yang

dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah

xxxi
(Anderson dalam Public Policy Making: 1984). Kebijakan Publik

adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak

dikerjakan (Thomas R Dye dalam Understanding Public Policy:

1978).

Dalam memahami kebijakan publik ada dua jenis aliran atau

pemahaman, yaitu Kontinentalis dan Anglo-Saxonis. Pemahaman

kontinentalis melihat bahwa kebijakan publik adalah turunan dari

hukum, bahwa kadang mempersamakan antara kebijakan publik dan

hukum, utamanya hukum pablik ataupun hukum tata negara, sehingga

kita melihatnya sebagai proses interaksi antara institusi-institusi

negara. Pemahaman anglo-saxon memahami bahwa kebijakan publik

adalah turunan dari politik-demokrasi sehingga melihatnya sebagai

sebuah produk interaksi antara negara dan publik (Riant Nugroho

2008:11-15).

Kebijakan Publik ada beberapa tujuan menurut Sholichin

Abdul Wahab dikutip Suharno (2010:16-19) diantaranya sebagai

berikut :

1. Tujuan Ilmiah

Tujuan kebijakan publik yang pertama tak lain untuk

mengembangkan pengetahuan ilmiah. Sebab.

xxxii
2. Tujuan Profesional

Tujuan kebijakan publik yang berikutnya adalah untuk

menetapkan pengetahuan ilmiah di bidang tertentu untuk

memecahkan permasalahan publik.

3. Tujuan Politik

Tujuan kebijakan publik selanjutnya adalah untuk

mendapatkan legitimasi dari publik terhadap suatu rezim tertentu.

Adapun ciri-ciri kebijakan publik menurut Suharno (2010:22-

24) antara lain sebagai berikut:

1. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada

tujuan dari pada sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak

dan kebetulan.

2. Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang

saling berkaitan dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu

yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan

merupakan keputusan yang berdiri sendiri.

3. Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya

dilakukan pemerintah dalam bidang tertentu.

4. Kebijakan publik mungkin berbentuk positif, mungkin pula

negatif, kemungkinan meliputi keputusan-keputusan pejabat

pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan

apapun dalam masalah-masalah dimana justru campur tangan

pemerintah diperlukan.

xxxiii
Dilihat dari struktur kebijakan, terdapat 5 unsur dalam

kebijakan publik menurut Suharno (2010) antara lain :

1. Tujuan kebijakan

Tujuan menjadi unsur pertama dari suatu kebijakan. Akan

tetapi, tidak semua kebijakan mempunyai uraian yang sama

mengenai pencapaian tujuannya.

2. Masalah

Masalah merupakan unsur kedua yang sangat penting

dalam kebijakan. Kesalahan dalam menentukan masalah yang

tepat, dapat menimbulkan kegagalan total dalam seluruh proses

kebijakan.

3. Tuntutan

Tuntutan dapat bersifat moderat atau radikal. Tuntutan

muncul karena dua sebab, yaitu terabaikannya kepentingan suatu

golongan dalam proses perumusan kebijakan dan munculnya

kebutuhan baru yang menyusul setelah tujuan atau masalah

sebelumnya terpecahkan.

4. Dampak atau Outcome

Dampak merupakan tujuan lanjutan yang muncul sebagai

pengaruh dari pencapaian suatu tujuan.

xxxiv
5. Sarana atau Alat Kebijakan

Sarana dalam perumusan kebijakan publik adalah

kekuasaan, insentif, pengembangan kemampuan, simbolis, dan

perubahan dari kebijakan itu sendiri.

Contoh Kebijakan Publik di bidang pendidikan bisa meliputi

peraturan dan pergantian kurikulum pendidikan. Kurikulum

pendidikan selalu mengalami perubahan, hal ini didasari karena

semata-mata ingin mempengaruhi tujuan pendidikan itu sendiri agar

proses belajar mengajar semakin efektif.

2.2.2 Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar

sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Implementasi kebijakan

adalah alat administrasi hukum di mana berbagai aktor, organisasi,

prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan

kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan (Lester

dan Stewart, dikutip dalam Winarno, 2002:101-102). Jadi

implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu

keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat

kebijakan juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan

tersebut dapat memberikan dampak yang baik atau tidak bagi

masyarakat. Hal ini tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak

xxxv
bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan

masyarakat.

Implementasi kebijakan publik merupakan tindakan-tindakan

dalam keputusan-keputusan sebelumnya, tindakan ini mencakup

usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-

tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam

rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan besar dan

kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan yang

dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan (Van Meter dan Van Horn dalam Budi

Winarno, 2008).

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar

sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Untuk

mengimplementasikan kebijakan publik ada dua pilihan langkah yang

dilakukan (Nugroho dikutip dalam Joko Pramono 2020: 2) yaitu:

1. Langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program.

2. Melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan

publik tersebut.

Menurut Sabatier (1986: 21-48), terdapat dua model yang

terpacu dalam tahap implementasi kebijakan, yakni model top down

dan model botton up. Kedua model ini terdapat pada setiap proses

pembuatan kebijakan. Model elit, model proses dan model

inkremental dianggap sebagai gambaran pembuatan kebijakan

xxxvi
berdasarkan model top down, sedangkan gambaran modal botton up

dapat dilihat pada model kelompok dan model kelembagaan.

Menurut George C. Edward III (Nawawi, 2009:138) ada beberapa

hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi, yaitu:

1. Comunication (Komunikasi)

Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian

informasi kepada komunikan. Selain itu juga dalam komunikasi

terdapat tujuan dan sasaran kebijakan yang harus disampaikan

kepada kelompok sasaran, hal tersebut dilakukan untuk

mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan kebijakan. Komunikasi

kebijakan memiliki beberapa macam dimensi, antara lain dimensi

transformasi (transmission), kejelasan (clarity) dan konsistensi

(consistency).

2. Resources (Sumber Daya)

Sumber daya merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi terlaksananya keberhasilan terhadap suatu

implementasi, walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan

secara jelas dan konsisten, akan tetapi apabila implementator

kekurangan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan maka

tidak akan berjalan dengan efektif. Sumber daya yang dapat

mendukung pelaksanaan kebijakan dapat berwujud, seperti

sumber daya manusia, dan sumber daya anggaran, sumber daya

peralatan, sumber daya informasi dan kewenangan. Sumber daya

manusia merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi

xxxvii
keberhasilan dan kegagalan implementasi. Implementasi sangat

tergantung kepada sumber daya manusia (aparatur), dengan

demikian sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan di

samping memiliki keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan

tugas, anjuran dan perintah dari atasan (pimpinan).

3. Disposition (Disposisi)

Disposisi adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh

pelaksana kebijakan. Disposisi itu seperti komitmen, kejujuran,

dan sifat demokratik. Apabila pelaksana kebijakan mempunyai

karakteristik atau watak yang baik, maka dia akan melaksanakan

kebijakan dengan baik sesuai dengan sasaran tujuan dan

keinginan pembuat kebijakan.

4. Bureaucratic Structure (Struktur Birokrasi).

Struktur birokrasi merupakan suatu badan yang paling

sering terlibat dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan.

Struktur Organisasi yang bertugas melaksanakan kebijakan

memiliki pengaruh besar terhadap pelaksanaan kebijakan. Dalam

struktur birokrasi terdapat dua hal penting yang

mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek struktur birokrasi

yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur

operasi yang standar (standard operating procedures atau SOP).

Menurut Merilee S. Grindle (dalam Subarsono, 2011: 93)

keberhasilan implementasi dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni

xxxviii
isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context

of implementation). Variabel tersebut mencakup:

1. Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups

termuat dalam isi kebijakan.

2. Jenis manfaat yang diterima oleh target group.

3. Sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan.

4. Apakah letak sebuah program sudah tepat.

5. Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya

dengan rinci.

6. Apakah sebuah program didukung oleh sumber daya yang

memadai.

Menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (dalam

Subarsono, 2011: 94) ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi

keberhasilan implementasi, yaitu:

1. Karakteristik dari masalah (tractability of the problems).

2. Karakteristik kebijakan/undang-undang (ability of statute to

structure implementation).

3. Variabel lingkungan (nonstatutory variables affecting

implementation).

Menurut Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (dalam

Subarsono, 2011: 99) ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja

implementasi, yaitu:

1. Standar dan sasaran kebijakan,

xxxix
2. Sumberdaya,

3. Komunikasi antarorganisasi dan penguatan aktivitas,

4. Karakteristik agen pelaksana dan kondisi sosial,

5. Ekonomi dan politik

Pendekatan yang digunakan dalam implementasi kebijakan

(Mulyono: 2009) antara lain:

1. Pendekatan Struktural

2. Pendekatan Prosedural Dan Manajemen

3. Pendekatan Perilaku

4. Pendekatan Politis

2.2.3 Program Bantuan Sosial

Bantuan sosial adalah upaya pemberian bantuan yang bersifat

tidak tetap agar lanjut usia potensial dapat meningkatkan taraf

kesejahteraan sosial (Undang-Undang No.13 Tahun 1998).

Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang atau

barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok

atau masyarakat yang sifatnya secara terus menerus dan selektif dan

yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko

sosial (Permendagri No 39 Tahun 2012 Pasal 1:15).

Bantuan sosial Tunai adalah salah satu bantuan tunai yang

dikeluarkan oleh pemerintah melalui kemensos RI untuk membantu

masyarakat miskin yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan

adanya bantuan tersebut diharapkan dapat menjadi pemicu untuk

xl
menggerakkan ekonomi nasioanl, memperkuat daya beli masyarakat,

sehingga pertumbuhan ekonomi nasional menjadi lebih baik

(Kemensos,2021)

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) adalah bantuan sosial

pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan

kepada KPM setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik

yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang

bahan pangan/e-warong yang bekerjasama dengan bank.

Program bantuan pangan non tunai (BPNT) merupakan

program yang diberikan pemerintah dengan cara memberikan subsidi

non tunai melalui sebuah kartu elektronik yang dapat digunakan untuk

transaksi pemeblian sembako (Junaidi, 2017).

Menurut Pedoman Umum BPNT (2019), Program BPNT

memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Tujuan program BPNT (Permensos No.20 Tahun 2019, pasal 2)

yaitu:

a. Mengurangi beban pengeluaran KPM BPNT melalui

pemenuhan sebagian kebutuhan pangan;

b. Memberikan bahan pangan dengan gizi seimbang kepada

KPM BPNT;

c. Memberikan bahan pangan dengan tepat sasaran, tepat waktu,

tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat

administraasi; dan

xli
d. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM

BPNT dalam memenuhi kebutuhan pangan.

2. Manfaat program BPNT (Permensos No.20 Tahun 2019, Pasal 2)

yaitu:

a. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM sekaligus

sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan

kemiskinan;

b. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial;

c. Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan

dan perbankan;

d. Transaksi non tunai;

e. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama

usaha mikro dan kecil di bidang perdagangan.

3. Prinsip utama program BPNT adalah sebagai berikut:

a. Mudah dijangkau dan digunakan oleh KPM;

b. Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM tentang kapan,

berapa, jenis, kualitas, dan harga bahan pangan (beras dan

telur) serta tempat membeli sesuai dengan preferensi (tidak

diarahkan pada E-Warong tertentu dan bahan pangan tidak

dipaketkan);

c. Mendorong usaha eceran rakyat untuk memperoleh

pelanggan dan peningkatan penghasilan dengan melayani

KPM;

xlii
d. Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha eceran rakyat

dan kepada KPM;

e. E-warong dapat membeli pasokan bahan pangan dari

berbagai sumber sehingga terdapat ruang alternative pasokan

yang lebih optimal;

f. Bank penyalur bertugas menyalurkan dana bantuan ke

rekening KPM dan tidak bertugas menyalurkan bahan pangan

kepada KPM, termasuk tidak melakukan pemesanan bahan

pangan.

4. Syarat Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

a. Warga Miskin

b. Memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

c. Daftar Penerima Manfaat (DPM)

Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dilaksanakan

melalui jaringan sistem pembayaran elektronik interoperabilitas dan

interkoneksi yang dapat melibatkan Bank penyalur, prinsipal, dan

perusahaan Switching. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dapat

menukarkan BPNT mereka dengan bahan pangan melalui E-Warong

KUBE, warung Desa, Rumah Pangan Kita (RPK), agen laku pandai,

Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) yang menjual bahan pangan

atau usaha eceran lainnya.

Besaran bantuan pangan non tunai adalah Rp.

200.000/KPM/bulan. Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai, dan

xliii
hanya dapat ditukarkan dengan beras dan/atau telur sesuai kebutuhan

di E-warong. Bantuan dapat disisakan dan terakumulasi dalam

rekening Bantuan Pangan (Kemensos, 2017).

Keberhasilan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu tepat

sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan

tepat administrasi.

1. Tepat sasaran adalah program Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) hanya diberikan kepada rumah tangga miskin

berdasarkan hasil musyawarah desa yang terdaftar dalam daftar

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan diberi identitas.

2. Tepat jumlah adalah beras dan telur untuk setiap Kepala Keluarga

(KK) dalam perbulan.

3. Tepat harga adalah harga beras dan telur yang diberikan kepada

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sesuai dengan yang

ditetapkan oleh pemerintah yaitu gratis tidak dipungut biaya.

4. Tepat waktu adalah pembagian beras dan telur dilaksanakan

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

5. Tepat kualitas adalah kualitas beras dan telur layak untuk

dikonsumsi.

6. Tepat administrasi adalah terpenuhinya persyaratan administrasi

secara benar dan tepat waktu.

xliv
2.3 Kerangka Teori/Kerangka Pikir

Implementasi Kebijakan Program BPNT oleh


Pemerintah Desa Sanjai

Faktor Penghambat Implementasi


Indikator Implementasi Kebijakan : Kebijakan :
1. Komunikasi
1. Tepat Sasaran
2. Sumber Daya
2. Tepat Harga
3. Disposisi
3. Tepat Waktu
4. Struktur Birokrasi

Sumber: Pedoman Umum BPNT


Sumber: George C. Edward III
2019
(Nawawi, 2009: 138)

Tercapainya Program BPNT di Desa Sanjai yang


Tepat dan Akurat

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.4 Defenisi Operasional

2.4.1 BPNT merupakan bantuan sosial yang disalurkan secara non tunai oleh

pemerintah yang yang akan diberikan kepada KPM setiap bulannya

melalui rekening Bank yang digunakan hanya untuk membeli bahan

pangan di pedagang bahan pangan/ E-warong yang bekerja sama

dengan Bank.

xlv
2.4.2 Indikator Implementasi Kebijakan

1. Tepat Sasaran

Tepat sasaran yang dimaksud adalah masyarakat miskin

berdasarkan hasil musyawarah desa yang telah terdaftar sebagai

keluarga penerima manfaat(KPM).

2. Tepat Harga

Tepat harga yang dimaksud adalah harga beras dan telur

yang diberikan kepada KPM sesuai dengan yang diberikan oleh

pemerintah.

3. Tepat Waktu

Tepat waktu yang dimaksud adalah pembagian bantuan

yang dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

2.4.3 Faktor Implementasi Kebijakan

1. Komunikasi

Dengan komunikasi yang baik dapat mempengaruhi

keberhasilan implementasi kebijakan, karna dengan komunikasi

akan terjadi proses penyampaian informasi secara tepat.

2. Sumber Daya

Dengan adanya sumber daya dapat mempengaruhi

keberhasilan implementasi kebijakan, terutama dalam Sumber

Daya Manusia (SDM). SDM sangat berpengaruh dalam

implementasi kebijakan karna tanpa adanya SDM program tidak

akan berjalan dengan efektif.

xlvi
3. Disposisi

Disposisi sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi

kebijakan, karna Disposisi adalah watak atau karakteristik yang

dimiliki oleh pelaksana kebijakan. Keberhasilan implementasi

kebijakan tergantung baik buruknya watak pelaksana kebijakan.

Apabila wataknya baik maka dalam melaksanakan kebijakan akan

baik pula.

4. Struktur Birokrasi

Struktur Birokrasi memiliki pengaruh besar dalam

keberhasilan implementasi kebijakan, karna Struktur Birokrasi

merupakan suatu badan yang terlibat dalam implementasi

kebijakan.

xlvii
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat di amati (Bogdan dan Tayor dalam Moleong, 2001:3). Penelitian

deskriptif bertujuan menggambarkan dan melukiskan secara sistematis

mengenai fenomena yang terjadi di lapangan yang dalam hal ini

mendeskripsikan Implementasi Kebijakan BPNT di Desa Sanjai Kecamatan

Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur

Kabupaten Sinjai dengan melibatkan Pemerintah Desa dan Masyarakat di

Desa Sanjai.

3.3 Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang di gunakan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dari upaya pengumpulan

data dari lapangan, seperti data-data hasil observasi, interview/wawancara.

Sedangkan data sekunder adalah informasi yang telah ada sebelumnya dan

dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti untuk melengkapi dan mendukung

data primer, misalnya kajian literatur, dokumen-dokumen yang relevan

lainnya.

xlviii
3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi

Data yang diperoleh dari pengamatan langsung dari objek/lokasi

penelitian. Hal ini dilakukan dalam rangka memperoleh data-data awal

sekaligus mendeskripsikan pola perilaku terhadap fenomena-fenomena

yang diteliti.(Moeleng, L.J, 2014 & Cresswel, J.W, 2015).

3.4.2 Wawancara

Wawancara atau interview adalah salah satu teknik memperoleh

data primer melalui suatu pertemuan langsung dan terencana antara

peneliti dengan informan/narasumber dengan maksud untuk menggali

dan memperoleh informasi-informasi tertentu sesuai dengan kebutuhan

penelitian atau objek yang diteliti. Ini relevan dengan apa yang

dikemukakan oleh (Moleng, L.J, 2014) menurutnya bahwa wawancara

adalah suatu bentuk kegiatan percakapan dengan maksud-maksud

tertentu, dilakukan oleh kedua belah pihak secara verbal.

3.4.3 Dokumentasi

Teknik dokumentasi di gunakan untuk melengkapi data-data

dalam mengkaji dokumen tertulis, baik berupa gambar, data atau

informasi dari hasil wawancara secara langsung. Alat bantu yang

digunakan peneliti dalam melakukan dokumentasi adalah kamera, alat

tulis dan lain-lainnya.

xlix
3.5 Unit Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif, secara sistematis data yang diperoleh melalui wawancara

dengan berbagai narasumber dan bahan pendukung yang lainnya pada saat

dilakukan observasi, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

dipublikasikan kepada orang lain.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel/Narasumber

Dalam penelitian ini, peneliti harus tepat dalam menentukan informan

karna informan penelitian merupakan orang yang mampu memberikan

informasi terkait dengan objek penelitian, sehingga mempermudah peneliti

menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang di teliti karena yang menjadi

kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah tuntasnya

pemerolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan pada

banyak sampel sumber data. Adapun yang menjadi Informan dalam penelitian

ini yaitu:

3.6.1 Sekretaris Desa Sanjai

3.6.2 KPM (Keluarga Penerima Manfaat)

3.6.3 Non KPM (Keluarga Penerima manfaat)

3.7 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian sebagai

berikut:

l
3.7.1 Pengumpulan Data

Tehnik ini merupakan tehnik awal dalam melakukan analisis

data, pada tahap ini peneliti dapat mengumpulkan data yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Peneliti dapat

mengumpulkan data sebanyak mungkin terkait fakta yang terjadi

dilapangan dengan tetap menyesuaikan dengan objek dan subjek

penelitian.

3.7.2 Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti memilah,

memisahkan, menyederhanakan, dan mengabstraksikan data-data yang

di peroleh selama melakukan penelitian. Tujuannya agar mampu

memberi gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3.7.3 Penyajian Data

Penyajian data yang dapat diartikan sebagai pengorganisasian

data yang telah direduksi. Bentuk penyajian data kualitatif bisa berupa

teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan

ataupun bagan. Melalui penyajian data tersebut, maka nantinya data

akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan semakin mudah dipahami.

li
3.7.4 Penarikan Kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua

data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Melalui tahapan

ini maka peneliti akan dapat menjawab permasalahan penelitian.

lii
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Sanjai

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Sanjai

Nama Desa Sanjai adalah suatu nama yang bersumber dari nama

seseorang yaitu Puang Sanjai Labone. Puang Sanjai yaitu nama orang

sedangkan Labone, berasal dari kata La yang artinya laki-laki berani

dan bone yang artinya Watampone. Jadi Puang Sanjai Labone

mengandung arti seorang laki-laki berani yang berasal dari Bone,

Puang Sanjai Labone berasal dari Bone yang bertempat tinggal di

suatu ladang yang berpondok-pondok dengan kata lain Maddumme.

Puang Sanjai Labone pernah membantu Arung Lasiai untuk

mengembalikan puterinya yang telah diambil paksa oleh Belanda dan

dibawa ke daerah Gowa yang ke X.

Puteri Aeung Lasiai berhasil diambil kembali oleh Puang Sanjai

Labone di Gowa, kemudian diantar pulang ke kampung asalnya

dengan menggunakan perahu, setelah sampai di pinggir pantai

kampung Dumme di teluk Bone atau tempat kediaman Puang Sanjai

Labone, mereka mampir sejenak untuk beristirahat di suatu pasik di

teluk Bone tersebut. Di tempat peristirahatan itulah puteri Arung

Lasiai dijemput oleh rakyat Lasiai yang disertai dengan bunyi-bunyian

khas kebudayaan bugis, antara lain gendang dan gong.

liii
Atas jasa-jasanya, nama Puang Sanjai Labone menjadi asal mula

tiga nama tempat, yaitu tempat tinggal Puang Sanjai Labone di sebuah

ladang berpondok disebut dengan nama kampung MADDUMME,

daerah kekuasaan atau tempat untuk melanjutkan cita-citanya diberi

nama Desa SANJAI, dan pasik untuk beristirahat diberi nama Pasik

LASIAI. Dan Puang Sanjai Labone mampu mempersatukan

masyarakat empat kampung tersebut yaitu Kampung Bisokeng,

Jahung-Jahung, Lasiai, Korasa dan kampung-kampung lainnya,

begitulah sejarah singkat Dumme Sanjai Sehingga Dumme menjadi

ibu kota Desa Sanjai sampai sekarang. Dusun Dumme memiliki nilai

sejarah yaitu merajuk perjanjian Topekkong, yang menyatakan kata

Dumme: “mz’dumme to sipalalo, ma’belle to sipasaro, seddi

pabbanua pada rapunnai, lempa asefa mappanessa”. Bunyi

perjanjian topekkong ini mengandung arti saling mengizinkan dalam

mencari tempat bernaung, saling memberi kesempatan dalam mencari

ikan, satu rakyat milik kita semua, kemana padinya dibawa, itulah

yang menentukan.

Desa Sanjai terbentuk pada tahun 1961 yang ditandai dengan

pelantikan A.Mappanganro yang dilantik pada tahun 1961. Desa

Sanjai adalah Desa yang berada di wilayah Kecamatan Sinjai Timur

yang membawahi 4 (empat) Kampung yakni:

1. Kampung Bisokeng

2. Kampung Jahung-Jahung

liv
3. Kampung Korasa

4. Kampung Lasiai

Keempat kampung tersebut diatas masing-masing dipimpin oleh

seorang Kepala Kampung, Kemudian pada tahun 1993 Desa Sanjai

dimekarkan menjadi 2 Desa yakni Desa pecahannya adalah Sekarang

Desa Lasiai, Dan Pada tahun pemekaran artinya Desa Sanjai terbagi

atas 5 (lima) Dusun.

Adapun Kepala Desa yang pernah memerintah di Desa Sanjai:

1. A.Mappanganro Tahun 1961-1965

2. A.Bustan Tahun 1965-1991

3. A.Biswandi Tahun 1991-1997

4. A.Sonda Tahun 1997-2006

5. Baharuddin Tahun 2006-2008 (Pejabat Sementara)

6. A.Muhammad Arsal 2008-2014

7. Drs. Abdul Rasyid 2014-2015 (Pejabat Sementara)

8. A.Muhammad Arsal, S.IP (2015-2021)

9. A.Muhammad Arsal, S.IP (2021-Sekarang)

Desa Sanjai merupakan daerah yang kaya akan potensi budaya.

Salah satu potensi budaya yang masih dipertahankan yaitu tradisi

ma’rimpa salo. Ma’rimpa memiliki arti yaitu menghalau sedangkan

salo berarti sungai. Ma’rimpa Salo ini mengandung arti yaitu

ungkapan rasa syukur kepada tuhan karena mendapatkan hasil tangkap

ikan yang banyak. Pelaksanaan tradisi Ma’rimpa Salo pada

lv
masyarakat Desa Sanjai ini mengandung arti nilai-nilai social salah

satunya adalah untuk membangun kebersamaan sosial.

Desa Sanjai sudah tergolong desa yang mengalami kemajuan

terutama infrastruktur seperti akses sepanjang jalan yang sudah

beraspal, Desa Sanjai juga terdapat beberapa pembangunan sarana dan

prasarana seperti gedung serba guna, BTN Nelayan, perumahan

wilayah pantai hubat, paving blok pantai hubat, dan sarana olahraga.

Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan menunjang aktivitas masyarakat Desa Sanjai.

4.1.2 Keadaan Geografis

Desa Sanjai merupakan Desa yang berada di bagian timur Sinjai

tepatnya di Kecamatan Sinjai Timur. Desa Sanjai termasuk daerah

pesisir karena tepat berbatasan dengan teluk bone. Desa Sanjai dapat

di akses melalui jalan darat dari ibu kota provinsi dengan jarak 236

km, dengan jarak tempuh ± 6 jam. Lokasi kantor Desa Sanjai berada

sekitar 12 km dari ibu kota Kabupaten Sinjai.

Desa Sanjai pada mulanya memiliki tiga dusun yakni dusun

kahu-kahu, dusun bisokeng, dan dusun jahung-jahung, namun

sekarang Desa Sanjai telah melakukan pemekaran menjadi 5 (lima)

dusun, yaitu:

1. Dusun Bisokeng

2. Dusun Jahung-Jahung

3. Dusun Kahu-Kahu

lvi
4. Dusun Dumme

5. Dusun Takkalala

Desa Sanjai merupakan wilayah Kecamatan Sinjai Timur

Kabupaten Sinjai yang memiliki luas wilayah 8,20 km dengan batas

wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Passimarannu

2. Sebelah Selatan berbatsan dengan Kecamatan Tellulimpoe

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lasiai

Orbitrase jarak dari pusat:

1. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan : 8 km

2. Jarak dari pusat ibu kota kabupaten : 13 km

3. Jarak dari provinsi : 236 km

4.1.3 Keadaan Demografis

Desa Sanjai memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.687 jiwa

dengan 1.008 KK (Kepala Keluarga) yang terdiri dari 1.830 jiwa

penduduk laki-laki dan 1.857 jiwa penduduk perempuan (data 2022).

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun Presentase
No Jenis Kelamin
2021 2022 perkembangan
1 Laki-laki 1818 1830 1,8%
2 Perempuan 1840 1857 4,9%
Jumlah 3658 3687 3,3%
Sumber : Data Kantor Desa Sanjai Tahun 2022

lvii
Peningkatan jumlah penduduk di Desa Sanjai terjadi karena

adanya faktor kelahiran dan adanya penduduk baru yang masuk dan

menetap yang melalui proses pernikahan baik itu laki-laki maupun

perempuan.

Adapun jumlah penduduk tiap dusun di Desa Sanjai Kecamatan

Sinjai Timur per 2022.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Tiap Dusun

No Nama Dusun Jumlah


1 Dusun Kahu-Kahu 1158
2 Dusun Dumme 660
3 Dusun Jahung-Jahung 491
4 Dusun Bisokeng 502
5 Dusun Takkalala 876
Jumlah 3687
Sumber : Data Kantor Desa Sanjai Tahun 2022

4.1.4 Struktur Organisasi

Adapun Struktur Organisasi yang ada pada lingkup pemerintah

di Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai.

lviii
Struktur Organisasi
Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai
Kepala Desa
A.Muhammad Arsal, S.IP

Sekretaris Desa
A.Sudarman, S.IP

Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Urusan Tata Kepala Urusan
Pemerintahan Kesejahteraan Pelayanan Perencanaan Usaha dan Umum Keuangan

Jumardin, S.Sos Rosandi, S.E Muliadi, S.Pd Hamzah Nur, S.Pd Zuhaema Bt.Ambo Rosmini, S.Pd

Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun
Takkalala Jahung-Jahung Bisokeng Dumme Kahu-Kahu
A. Lukman Supriadi Mansur Rustan Muh.Rusli

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa Sanjai


43
4.2 Implementasi Kebijakan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya. Implementasi kebijakan adalah alat

administrasi hukum di mana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik

yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih

dampak atau tujuan yang diinginkan.

Adapun hasil penelitian yang mengacu pada Pedoman Umum BPNT

2019 dan teori implementasi menurut George C. Edward III (Nawawi, 2009:

138), maka Implementasi Kebijakan Program BPNT di Desa Sanjai

Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai sebagai berikut :

1. Tepat sasaran

Tepat Sasaran adalah program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

hanya diberikan kepada rumah tangga miskin berdasarkan hasil

musyawarah desa yang terdaftar dalam daftar Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) dan diberi identitas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kantor

Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur mengenai Implementasi Kebijakan

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Sebagai hasil wawancara

dengan bapak A. Sudarman S.Ip selaku Sekretaris Desa Sanjai sebagai

berikut :

“Kalau khusus di desa sanjai penerima BPNT sesuai dengan


penilaian pemerintah desa sudah memenuhi syarat atau sudah tepat
sasaran, karena memang data-data yang terdaftar disitu adalah
warga miskin yang tidak menerima bantuan lain dan namanya
terdaftar di daftar keluarga sejahtera (DTKS)”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

44
Keterangan yang diberikan oleh Sekretaris Desa Sanjai mengenai

tepat sasaran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam hal ini

tanggapan yang diberikan yaitu ketepatan sasaran karna penerima BPNT

sudah memenuhi syarat penerima BPNT dan namanya sudah terdaftar di

Daftar Keluarga Sejahtera (DTKS).

Tabel 4.3 Jumlah Angka Kemiskinan di Desa Sanjai

No Nama Dusun Jumlah


1 Kahu-Kahu 102 orang
2 Dumme 47 orang
3 Jahung-Jahung 44 orang
4 Bisokeng 88 orang
5 Takkalala 88 orang
Jumlah 369 orang
Sumber : Data Kantor Desa Sanjai Tahun 2022

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah angka kemiskinan di

desa sanjai yaitu 369 orang. Dari jumlah tersebut tidak semua menerima

program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ada jga yang menerima di

program Penerima Keluarga Harapan (PKH).

Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Desa

Sanjai dengan warga yang bernama ibu Suryani sebagai penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Sudah sesuai atau sudah tepat sasaran karena saya lihat yang
menerima itu hanya masyarakat biasa, tidak ada pegawai
pemerintah desa ataupun PNS”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

45
Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Jumrah selaku penerima

BPNT, sebagai berikut :

“Sesuai, Karena saya memang tidak punya apa-apa dan


alhamdulillah saya menerima”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Dan selanjutnya yang terakhir hasil wawancara dengan ibu Masnia

selaku penerima BPNT, sebagai berikut :

“Sudah sesuai atau sudah tepat sasaran, karena yang saya lihat yang
menerima itu warga miskin atau warga biasa bukan warga yang
berada atau kaya”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Berdasarkan keterangan dari ketiga informan diatas yang menerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Sanjai bahwa penerima

BPNT di Desa Sanjai sudah tepat sasaran atau sesuai dengan syarat

penerima BPNT.

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Hayati warga Desa Sanjai

yang tidak menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai

berikut :

“Tidak tepat sasaran, karena saya tidak menerima padahal saya


tidak punya apa-apa, rumah saya hanya sepotong, tidak ada
sawahku dan sudah tidak ada yang bisa cari nafkah dan banyak
orang yang punya sawah, ternak, rumah bagus dan dia menerima
BPNT”
(wawancara, 26 Juli 2022)

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Kasmawati warga Desa

Sanjai yang tidak menerima BPNT, sebagai berikut :

“Tidak sesuai atau tidak tepat sasaran, karena ada yang punya
segalanya tapi menerima dan ada yang tidak punya apa-apa dan
tidak menerima”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

46
Dan selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Sumarti warga Desa

Sanjai yang tidak menerima BPNT, sebagai berikut :

“Tidak tepat sasaran karena ada yang tidak layak tapi dikasi dan
ada yang layak tapi tidak dikasi”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Berdasarkan keterangan dari ketiga informan diatas yang tidak

menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bahwa penerima BPNT di

Desa Sanjai tidak tepat sasaran, banyak yang layak menerima tapi tidak

menerima dan banyak yang tidak layak menerima tapi menerima.

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Nia warga Desa Sanjai

yang menerima BPNT terkait pendapatan perbulan sebagai berikut :

“Pendapatan suami saya sekitar kurang lebih Rp 1.000.000


perbulannya, kemudian anak saya ada 2 orang, 1 masih SD dan
yang 1 sudah SMP”.
(wawancara, 15 Agustus 2022)

Selanjutnya wawancara dengan ibu Irda selaku penerima BPNT

sebagai berikut :

“Penghasilan suami saya sekitar kurang lebih Rp 800.000


perbulannya, kemudian anak saya ada 3 orang, 2 sudah menikah
jadi tinggal 1 yang menjadi tanggungan saya, masih duduk di
bangku SD”.
(wawancara, 15 Agustus 2022)

Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan diatas selaku

penerima BPNT, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa ada

beberapa penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang mampu

memenuhi kebutuhannya namun menerima di program BPNT ini.

47
Selanjutnya wawancara dengan ibu Lonang warga Desa Sanjai

yang tidak menerima program BPNT terkait pendapatan perbulan sebagai

berikut :

“Saya sudah tidak punya suami, jadi penghasilan saya biasanya dari
penjualan kue kalau ada laku kalau tidak ada tidak ada lagi, sekitar
kurang lebih Rp 300.000 perbulannya, anak saya ada 4 tapi 2 sudah
menikah dan tinggal 2 lagi yang menjadi tanggungan saya”.
(wawancara, 15 Agustus 2022)

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Suna selaku warga Desa

Sanjai yang tidak menerima BPNT terkait pendapatan perbulan sebagai

berikut :

“Pendapatan suami saya sekitar kurang lebih Rp 500.000


perbulannya, dan jumlah anak saya 2 yang menjadi tanggungan”
(wawancara, 15 Agustus 2022)

Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan diatas selaku

warga Desa Sanjai yang tidak menerima BPNT, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa masih banyak masyarakat yang layak

menerima tapi tidak menerima program Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) ini.

Tabel 4.4 Daftar Penghasilan Perbulan Penerima dan Bukan


Penerima BPNT

No Nama Status Penerima Jumlah Penghasilan


1 Nia Penerima Rp 1.000.000
2 Irda Penerima Rp 800.000
3 Lonang Bukan Penerima Rp 300.000
4 Suna Bukan Penerima Rp 500.000
Sumber : Wawancara Warga Desa Sanjai

48
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ada masyarakat

penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang tidak layak

menerima tapi menerima dan begitupun sebaliknya, ada yang layak

menerima tapi tidak menerima.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat menyimpulkan bahwa

penerima Bantuan Pangan Non Tunai di Desa Sanjai tidak tepat sasaran

karena masih ada masyarakat miskin yang tidak menerima BPNT

tersebut dan bisa dikatakan layak menerima BPNT ini sedangkan banyak

yang menerima dan bisa dikatakan mampu memenuhi kebutuhan sehari-

harinya.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diatas

dapat disimpulkan bahwa penerima program Bantuan Pangan Non Tunai

di Desa Sanjai tidak tepat sasaran, sesuai dengan pernyataan masyarakat

yang tidak menerima dan hasil observasi peneliti bahwa masih banyak

masyarakat miskin yang layak menerima tapi tidak menerima dan ada

masyarakat yang menerima tapi tidak layak untuk menerima.

Tabel 4.5 Jumlah Penerima BPNT per Dusun

No Nama Dusun Jumlah


1 Dusun Kahu-Kahu 48
2 Dusun Dumme 32
3 Dusun Jahung-Jahung 22
4 Dusun Bisokeng 32
5 Dusun Takkalala 40
Jumlah 174
Sumber : Data Desa Sanjai Per Agustus 2022

49
Adapaun faktor penghambat pengimplementasian program Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) yang mengacu pada teori implementasi

menurut George C.Edward III (Nawawi, 2009:138) yaitu Komunikasi.

Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi

kepada komunikan. Selain itu juga dalam komunikasi terdapat tujuan dan

sasaran kebijakan yang harus disampaikan kepada kelompok sasaran, hal

tersebut dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan

kebijakan.

Dengan komunikasi yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan

implementasi kebijakan, karna dengan komunikasi akan terjadi proses

penyampaian informasi secara tepat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kantor

Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur mengenai Implementasi Kebijakan

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Sebagai hasil wawancara

dengan bapak A. Sudarman S.Ip selaku Sekretaris Desa Sanjai sebagai

berikut :

“Saya rasa pemerintah desa selalu memberikan informasi yang


lebih berkesinambungan karena kita selalu pemahaman kepada
masyarakat terkhusus kalau kita selalu mengadakan musyawarah
dan kemarin pada saat penyaluran kita selalu melakan
pendampingan sehingga informasi-informasi secara aktual itu kita
sampaikan kepada penerima ini memang tersampaikan”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

Dari keterangan yang diberikan oleh bapak A. Sudarman S.Ip

selaku Sekretaris Desa Sanjai dapat di simpulkan bahwa komunikasi

pemerintah desa terhadap masyarakat sangat baik, pemerintah desa selalu

50
menginformasikan kepada masyarak apabila ada program yang akan

berjalan, pemerintah desa selalu melakukan musyawarah untuk

menentukan hasil yang terbaik, bahkan pemerintah desa ikut

mendampingi masyarakat dalam proses penyaluran. (lampiran 5 hal.7)

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Suryani selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Bagus sekali, karena kalau ada pemberitahuan tengan program-


program seperti itu langsung disampaikan kepada masyarakat
melalui musyawarah atau melalui kepala dusun”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Jumrah selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Komunikasinya bagus, pemerintah desa menyampaikan informasi


secara langsung kepada masyarakat atau biasa melalui kepala
dusun saja”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Masnia selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Bagus, biasa langsung di informasikan kalau ada program seperti


itu atau kadang melakukan musyawarah dan mengundang
masyarakat ikut serta”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga informan selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bahwa komunikasi pemerintah desa

kepada masyarakat terkait program yang akan berjalan sudah dianggap

bagus oleh masyarakat Desa Sanjai karna setiap ada infomasi seperti itu

pemerintah desa langsung menginformasikan ataupun melalui kepala

51
dusun, bahkan biasa mengadakan musyawarah dengan melibatkan

masyarakat.

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Hayati warga Desa Sanjai

yang tidak menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai

berikut :

“Tidak ada informasi yang saya dapatkan, saya tau tentang BPNT
itu ketika sudah ada kartunya yang keluar dan saya tidak
menerima”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Kasmawati warga Desa

Sanjai yang tidak menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai

berikut :

“Saya tidak pernah mendengar informasi tentang program ini dari


pemerintah desa, saya hanya pernah mendengar dari tetangga tapi
kami tidak tau harus bagaimana untuk menerima”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Sumarti warga Desa

Sanjai yang tidak menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai

berikut :

“Saya tidak menerima informasi tentang bantuan ini, tidak ada


pemberitahuan yang saya dapat baik langsung dari pemerintah
maupun masyarakat lain”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Dari hasil wawancara dari ketiga informan yang tidak menerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bahwa mereka tidak mendapatkan

informasi tentang program ini baik langsung dari pemerintah desa

maupun perwakilannya yaitu kepala dusun.

52
Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa komunikasi pemerintah desa dengan masyarakat sudah baik,

karena pada saat ingin melakukan musyawarah pemerintah desa memberi

informasi kepada masyarakat terkit musyawarah tentang program BPNT

ini, mungkin karena adanya kesibukan pribadi masyarakat sehingga

banyak masyarakat yang tidak ikut dalam musyawarah.

Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diatas peneliti

dapat menarik kesimpulan bahwa pemerintah desa melakukan

komunikasi yang baik kepada masyarakat tentang program Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) ini. Hanya saja masih banyak masyarakat

yang tidak mengetahui akan hal itu, mungkin pada saat penyampaian

informasi masyarakat yang tidak mendapat informasi itu tidak berada di

tempat atau sedang melakukan perjalanan. Maka dari itu mereka tidak

mendapatkan informasi terkait BPNT ini.

2. Tepat Harga

Tepat harga adalah harga beras dan telur yang diberikan kepada

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sesuai dengan yang ditetapkan oleh

pemerintah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kantor

Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur mengenai Implementasi Kebijakan

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Sebagai hasil wawancara

dengan bapak A. Sudarman S.Ip selaku Sekretaris Desa Sanjai sebagai

berikut :

53
“Harga barangnya itu iya sesuai dengan harga pasaran yang di
dapatkan oleh penerima karena di Desa Sanjai itu ada 2 (dua) agen
penyalur yang telah disiapkan dalam proses ini, bekerjasama
dengan Dinas Sosial untuk proses penyalurannya,dan untuk harga
nya sudah sesuai dengan harga pasaran karna ini adalah bantuan”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

Dari penjelasan yang dikemukakan oleh bapak A. Sudarman S.Ip

selaku Sekretaris Desa Sanjai bahwa harga barang yang diterima

masyarakat penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sudah sesuai

dengan harga pasaran atau sudah tepat harga, dan pemerintah desa telah

menyediakan 2 (dua) agen penyaluran, bekerjasama dengan Dinas Sosial.

(Lampiran 5 hal.6 )

Kemudian hasil wawancara yang dilakukan dengan ibu Suryani

selaku penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Sudah sesuai dengan harga pasaran, karena ketika harga barang di


pasar naik maka jumlah barang yang diterima juga menurun dan
juga apabila harga barang turun maka kita juga menerima barang
dalam jumlah yang banyak”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Jumrah selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Sepertinya sesuai karena saya tidak pernah memperhatikan itu,


intinya saya menerima bantuan”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Kemudian hasil wawancara dengan ibu Masnia selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Sesuai atau sudah tepat harga, karena apabila di bandingkan


dengan harga barang di pasaran sudah sesuai dengan harga yang di
berikan oleh agen penyalur”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

54
Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga informan selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bahwa harga yang diberikan oleh

agen penyalur bantuan sudah sesuai dengan harga pasaran atau sudah

tepat harga. (lampiran 5 hal.7)

Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat menyimpulkan bahwa

ketepatan harga dalam penyaluan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

sudah tepat harga karena harga yang diberikan oleh agen penyalur yang

telah bekerja sama dengan bank dan Dinas Sosial sesuai dengan harga

pasaran, agen mengkondisikan sesuai dengan harga pasaran, apabila

harga pasaran naik maka akan sesuaikan begitupun ketika harga barang

turun.

Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa harga barang yang di berikan oleh agen kepada

masyarakat penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sudah sesuai

atau tepat harga dan di Desa Sanjai sudah disediakan 2 (dua) agen,

bekerja sama dengan Dinas Sosial.

Tabel 4.6 Daftar Agen Penyalur BPNT di Desa Sanjai

No Nama Agen Alamat Dusun yang Dilayani


1 Semmiati Dusun Dumme 1. Dusun Dumme
(sebagian)
2. Dusun Jahung-
Jahung
3. Dusun Bisokeng
4. Dusun takkalala
2 Sakka Dusun Kahu- 1) Dusun Kahu-kahu
Kahu 2) Dusun Dumme
(sebagian)

55
Sumber : Data Agen Penyalur di Desa Sanjai Tahun 2022

3. Tepat Waktu

Tepat waktu adalah pembagian beras dan telur dilaksanakan sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kantor

Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur mengenai Implementasi Kebijakan

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Sebagai hasil wawancara

dengan bapak A. Sudarman S.Ip selaku Sekretaris Desa Sanjai sebagai

berikut :

“Iya, saya rasa untuk bantuan ini sesuai dengan jadwalnya karena
apa, ini saya melihat bahwa penerima BPNT dia terima langsung di
rekeningnya masing-masing baru penyalurannya di agen, jadi
setiap program yang ada itu baik BPNT saya rasa sesuai atau tepat
waktu karena jadwalnya itu kapanpun dimasukkan uangnya
direkening secara otomatis ada tangga dan jadwal proses
penyaluran”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

Dari penjelasan yang dikemukakan oleh bapak A. Sudarman S.Ip

selaku Sekretaris Desa Sanjai bahwa jadwal pelaksanaan atau jadwal

penerimaan Bantuan Pangan Non Tunai sudah sesuai atau sudah tepat

waktu, jadwalnya itu kapanpun uang bantuan BPNT sudah masuk ke

rekeningnya masing-masing berarti secara otomatis harus disalurkan.

Kemudian hasil wawancara yang dilakukan dengan ibu suryani

selaku penerima Bantan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Tidak sesuai atau tidak tepat waktu, karena penyalurannya


seharusnya setiap bulan tapi ini biasa 2 atau 3 bulan baru
disalurkan sekaligus”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

56
Kemudian hasil wawancara dengan ibu Jumrah selaku penerima

bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Tidak sesuai karena tidak menerima setiap bulan, seharusnya


setiap bulan tapi ini biasa 3 bulan pi baru menerima sekaligus”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Masnia selaku penerima

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebagai berikut :

“Tidak, karna tidak sesuai dengan jadwalnya yang setiap bulan,


biasanya 3 bulan sekali tapi skaligur diberikan 3 bulan dalam hal
itu menutupi bulan yang tidak menerima”.
(wawancara, 26 Juli 2022)

Dari hasil wawancara ketiga informan selaku penerima Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) bahwa jadwal pelaksanaan atau penyaluran

BPNT tidak sesuai atau tidak tepat waktu, yang seharusnya

penyalurannya di lakukan setiap bulannya bukan 3 bulan sekaligus.

Tabel 4.7 Jadwal Penyaluran BPNT per 2022

NO BULAN TANGGAL
1 Januari -
2 Februari -
3 Maret Tgl 18
4 April Tgl 20 – 24
5 Mei -
6 Juni -
7 Juli -
8 Agustus -
Sumber : Data Agen Penyalur di Desa Sanjai Tahun 2022

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa proses penyaluran Bantuan

Pangan Non Tunai tidak tepat waktu, bisa dilihat dari bulan januari dan

57
februari tidak ada proses penyaluran. Kemudian proses penyaluran di

lakukan di bulan maret dan buan april, kemudian di bulan mei sampai

agustus belum ada proses penyaluran.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Sanjai

tidak tepat waktu, karena penyaluran BPNT ini yang seharusnya di

laksanakan tiap bulan malah kadang terjadi proses penyaluran 2 sampai 3

bulan sekaligus disalurkan dalam sebulan bahkan biasa tidak ada

penyaluran dalam bulan itu dan bulan depannya pun tidak di double.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diatas

dapat di tarik kesimpulan bahwa proses penyaluran Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) di Desa Sanjai tidak sesuai atau tidak tepat waktu,

seharusnya disalurkan setiap bulanya dan yang terjadi malah 2 atau 3

bulan sekaligus.

Adapaun faktor penghambat pengimplementasian program Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) yang mengacu pada teori implementasi

menurut George C.Edward III (Nawawi, 2009:138) yaitu Struktur

Birokrasi.

Struktur birokrasi merupakan suatu badan yang paling sering

terlibat dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan. Struktur

Organisasi yang bertugas melaksanakan kebijakan memiliki pengaruh

besar terhadap pelaksanaan kebijakan.

58
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kantor

Desa Sanjai Kecamatan Sinjai Timur mengenai Implementasi Kebijakan

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Sebagai hasil wawancara

dengan bapak A. Sudarman S.Ip selaku Sekretaris Desa Sanjai sebagai

berikut :

“Klau tim khusus terkadang dalam proses ini secara lisan saja kita
sampaikan, baik dari kasi pelayanan yang menghendel langsung
program bantuan ini, baik tentang penyalurannya yang telah
berkoordinasi langsung di Dinas Sosial bahwa penyalurannya di
laksanakan setiap ada uangnya masuk kerekening akan di salurkan
langsung sesuai tanggal masuknya uang”.
(wawancara, 25 Juli 2022)

Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan oleh bapak A.

Sudarman S.Ip selaku Sekretaris Desa bahwa untuk tim khusus yang

dibentuk dalam penyaluran Bantuan Pangan Non tunai (BPNT) langsung

di hendel oleh kasi pelayanan Desa Sanjai yang susah berkoordinasi

langsung oleh Dinas Sosial tentang jadwal penyalurannya, bantuan

disalurkan sesuai dengan jadwal uangnya masuk kerekening masing-

masing KPM. (lampiran 5 hal. 8)

Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat menyimpulkan bahwa

tim yang di bentuk dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT) di dampingi langsung oleh kasi pelayanan yang berkoordinasi

langsung dengan Dinas Sosial mengenai jadwal penyalurannya.

Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diatas peneliti

dapat mengambil kesimpulan bahwa di Desa Sanjai proses

penyalurannya di tangani langsung oleh kasi pelayanan, dimana kasi

59
pelayanan berkoordinasi langsung dengan Dinas Sosial tentang jadwal

penyalurannya, bantuan disalurkan sesuai dengan kapan uangnya masuk

kerekening masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

60
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan maka berdasarkan uraian mengenai

Implementasi Kebijakan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Desa

Sanjai Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai dalam rangka tercapainya

program BPNT yang tepat dan akurat dapat disimpulkan bahwa :

Implementasi kebijakan program BPNT belum tepat dan akurat, karena

indikator dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) masih ada yang

belum tercapai. Dapat dilihat dari respon masyarakat mengenai ketepatan

sasaran dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) belum tepat

sasaran karena masih banyak masyarakat yang kurang mampu atau bisa

dikatakan miskin tapi tidak menerima program BPNT ini dan banyak juga

masyarakat yang menerima di program BPNT ini bisa dikatakan tidak layak

menerima karena masih mampu memenuhi kebutuhannya setiap hari.

Kemudian dilihat respon masyarakat juga tentang ketepatan waktu dari

program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) belum tepat waktu karena

jadwal pelaksanaan yang seharusnya setiap bulan di salurkan malah kadang

terjadi 2-3 bulan sekaligus di salurkan di satu bulannya.

Hal-hal tersebut terjadi karena komunikasi pemerintah desa dengan

masyarakat dalam pemberian informasi, kesibukan masyarakat kadang

membuat mereka tidak mendapatkan informasi dari pemerintah desa.

Masyarakat kadang menyalahkan pemerintah desa dalam hal ini karena tidak

61
memeberikan informasi kepada mereka, tapi berdasarkan dari respon

masyarakat yang menerima program BPNT ini bahwa komunikasi pemerintah

desa dalam memeberikan informasi tentang program Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) sangat baik, karena pemerintah desa kadang melakukan

musyawarah dengan melibatkan masyarakat atau mengutus langsung kepala

dusun untuk memeberikan informasi kepada masyarakatnya. Berarti dalam

hal ini bukan pemerintah yang tidak memberikan informasi tentang program

BPNT ini tapi masyarakat yang tidak menerima memiliki kesibukan lain pada

saat proses penyampaian informasi tersebut.

Dalam proses penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kasi

pelayanan Desa Sanjai terlibat langsung dalam penyalurannya, kasi pelayanan

berkoordinasi langsung dengan Dinas Sosial terkait jadwal penyalurannya.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

5.2.1 untuk mencapai tujuan dari program pemerintah terkait Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT) ini pemerintah perlu melakukan pendataan ulang

kepada masyarakat miskin yang belum menerima program BPNT dan

perlu meningkatkan lagi proses pemberian informasi kepada

masyarakat sehingga semua masyarakat mengetahui tentang program-

program yang akan berjalan.

5.2.2 Untuk masyarakat Desa Sanjai yang telah menerima program Bantuan

Pangan Non Tunai (BPNT) agar lebih memanfaatkan bantuan sebaik

mungkin dan tidak merasa ketergantungan terhadap bantuan BPNT

tersebut. Kemudian untuk masyarakat yang belum menerima agar

62
kiranya tetap sabar dan memperhatikan ketika pemberian informasi oleh

pemerintah desa tentang program-program.

5.2.3 Dan untuk para akademisi hendaknya terus melakukan penelitian atau

penggalian konsep-konsep yang berhubungan dengan bantuan untuk

kemiskinan dari berbagai perspektif atau disiplin ilmu sehingga mampu

menambah wawasan tentang bantuan-bantuan untuk warga miskin.

63
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Winarno. (2002). Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Presindo.
Budi, Winarno. (2008). Kebijakan Publik, Pt.Buku Kita: Jakarta.
Congge, Umar, et.al (Esd). 2020. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Edisi
IV Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Sinjai. UMSI Press
Fadhil, (2021). Konsep Implementasi Kebijakan Publik. Administrasi Publik.
http://www.ilmuadmpublik.com/2021/07/konsep-implementasi-
kebijakan-publik.html
Handriani, Y. Et al. (2021). Dampak BPNT terhadap Konsumsi Rumah Tangga
dan Pola Konsumsi Rumah Tangga Penerima BPNT, Kecamatan
Mengwi, junal.harianregional.com
Hasimi, M. D. (2020). Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT)
Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif
Ekonomi Islam, (Jurnal Manajemen Bisni Islam), 1(01), 61-72.
https://doi.org/10.24042/revenue.v1i01.5762
Ichsandi, I. Et al. (2020). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan
Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT) Berbasis Web Pasa Pelaksanaan
Distribusi BPNT di Desa Lubuk Napal, ejournal.stokom-db.ac.id
Irfan, Islamy. (2019). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:
Bumi Aksara.
Irwan, (2019). Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pusdatin Kesos.
http://pusdatin.kemensos.go.id/bantuan-pangan-non-tunai-bpnt.
Iryanti, R, et.al (Eds.). 2017. Pedoman Pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai.
Jakarta.
Julianto, P. (2020). Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci, (The Leader’s writing),
1(1), 38-43. https://doi.org/10.32939/qawwam.v1i1.77
Kurniawan, et al. (2020). Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo,
http://repository.untag-sby.ac.id/id/eprint/5574
Maharani, P, et al (Eds.). 2019. Pedoman Umum Bantuan Pangan Non Tunai.
Jakarta.

64
Modul Kebijakan Kehutanan Terkait Tenurial. Pengertian Kebijakan.
http://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/845/mod_resource/content/
1/pengertian_kebijakan.html.
Mulyono. (2009). Pendekatan Implementasi Kebijakan. Administrasi Publik.
https://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/05/02/pendekatan-implementasi-
kebijakan
Nasution, A. Et al. (2020). Analisis Permintaan Pangan Rumah Tangga Penerima
Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Bogor,
journal.ipb.ac.id
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 Tentang
Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai.
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia.
Riant, Nugroho. (2008). Kebijakan Publik: Perumusan Kebijakan Publik. Jakarta:
Elex Media Kompu Tindo.
Rosaliana, A. et al. (2019). Efektifitas Pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) di Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. Public
Administration Journal Of Research 1(02), 96-111.
https://doi.org/10.33005/paj.v1i2.13
sabatier, Paul. (1986). Top Down and Botton Up Approaches To Implementation
Research, Journal Of Public Policy 6, (Jan), 21-48
Savira, A. (2019). Efektifitas Program Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Kecamatan Sukun Kota Malang,
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172279
Siregar, A. A. (2019). Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT)
Melalui E-Warong di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbantu, repositori.ac.id
Subiyanto (2021). Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, repository.unsoed.ac.id
Suharno. (2010). Dasar-Dasar Kebijakan Publik: Kajian Proses dan Analisis
Kebijakan.Yogyakarta : UNY Press.

65
LAMPIRAN-LAMPIRAN

66
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT)
DESA SANJAI KECAMATAN SINJAI TIMUR KABUPATEN SINJAI
Nama Peneliti : Hasrianti
NIM : 1821062
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Penelitian : Implementasi Kebijakan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Desa Sanjai Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai

Fokus (sistematika bab)


No Jenis Data Sumber Data Pertanyaan
Indikator Penelitian
1. Tepat Sasaran  Wawancara Dokumen 1. Menurut bapak apakah penerima BPNT di Desa Sanjai
 Dokumentasi sudah sesuai dengan syarat penerima BPNT ?
2. Bagaimana pendapat ibu, apakah penerima BPNT di Desa
Sanjai sudah tepat sasaran ?
2. Tepat Harga  Wawancara Dokumen 1. Menurut bapak apakah harga barang yang diberikan
 Dokumentasi kepada masyarakat sudah sesuai dengan harga pasaran ?
2. Bagaimana menurut ibu, apakah harga beras dan telur yang
diberikan sudah sesuai dengan harga pasaran ?
3. Tepat Waktu  Wawancara Dokumen 1. Menurut bapak apakah jadwal pelaksanaan penerimaan
 Dokumentasi BPNT sesuai dengan jadwal yang di tentukan, yaitu
sebulan sekali ?
2. Bagaiman menurut ibu, apakah jadwal penerimaan BPNT
sudah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu
sebulan sekali ?
4. Komunikasi  Wawancara Dokumen 1. Menurut bapak bagaiman komunikasi pemerintah desa

1
 Dokumentasi dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang
BPNT ?
2. Bagaimana menurut ibu komunikasinya pemerintah desa
dalam memberikan informasi terkait program BPNT ?
5. Sumber Daya  Wawancara Dokumen 1. Menurut bapak, apakah pemerintah desa berperan
 Dokumentasi penting dalam pelaksanaan program BPNT ?
2. Bagaimana menurut ibu, apakah pemerintah desa
berperan penting dalam pelaksanaan program BPNT
tersebut ?
6. Disposisi  Wawancara Dokumen 1. Menurut bapak bagaimana sikap pemerintah desa dalam
 Dokumentasi memberikan informasi kepada masyarakat tentang
program BPNT ?
2. Bagaiaman menurut ibu, sikap pemerintah desa dalam
memberikan informasi terkait program BPNT ini ?
7. Struktur Birokrasi  Wawancara Dokumen 1. Apakah ada tim khusus yang dibentuk pemerintah desa
 Dokumentasi dalam proses penyaluran BPNT tersebut ?

2
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Sinjai

3
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian dari PTSP Kabupaten Sinjai

4
Lampiran 4
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Desa

5
Lampiran 5
Dokumentasi

Harga dan Jumlah Barang BPNT

Bukti Transaksi Dengan Pemasok BPNT

6
Bukti Transaksi Penerima BPNT

Musyawarah Tentang Program BPNT

Daftar Hadir Musyawarah Tentang BPNT

7
Koordinasi Langsung oleh Kasi Pelayanan di Dinsos

Wawancara dengan bapak Sekretaris Desa Sanjai

8
Wawancara dengan ibu Suryani penerima BPNT

Wawancara dengan ibu Jumrah penerima BPNT

9
Wawancara dengan ibu Masnia penerima BPNT

Wawancara dengan ibu Hayati bukan penerima BPNT

10
Wawancara dengan ibu Kasmawati bukan penerima BPNT

Wawancara dengan ibu Sumarti bukan penerima BPNT

11
Lampiran 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hasrianti. Lahir di Kabupaten Sinjai pada tanggal 29


September 1999 dari pasangan Bapak Supriadi dan Ibu
Haerani. Penulis menempuh jenjang Sekolah Dasar di SDN 35
Dumme pada Tahun 2005 dan tamat pada Tahun 2012.
Selanjutnya melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Sinjai Timur
Tahun 2012 dan tamat pada Tahun 2015.
Pendidikan SMK ditempuh selama 3 tahun antara 2015-2018 di SMKN 1 Sinjai.
Setelah itu, melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sinjai dan
tercatat sebagai Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik pada Tahun 2018 dan selesai pada Tahun 2022.
Selama menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Sinjai, Untuk
mengembangkan pengetahuan dan kreatifitas, penulis aktif di organisasi kampus,
yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMILP).

12

Anda mungkin juga menyukai