Anda di halaman 1dari 241

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN


KEMISKINAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI KECAMATAN
GANEAS KABUPATEN SUMEDANG

Disusun oleh :

NAMA : APIP SIHABUDIN MUBARAQ


NOMOR POKOK : E.1735222955
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Sidang Skripsi


Pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
Sebelas April Sumedang

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


SEBELAS APRIL SUMEDANG
2021
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) SEBELAS
APRIL SUMEDANG

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN


KEMISKINAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI
KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG

Diterima dan disetujui untuk dipertahankan


Pembimbing Skripsi :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Suherman, Drs., M.Si. Dadan Setia Nugraha, S.Sos., M.Si


NIDN.04-1603-6702 NIDN.04-1605-8703

Mengetahui,
Ketua STIA Sebelas April Sumedang,

Rika Kusdinar, S.Sos., M.Si.


NIDN: 04-3012-7102

i
Alhamdulillahirobbil’alamin,

Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu Allah SWT yang Maha Agung


nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau
jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam
menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku
untuk meraih cita-cita besarku.
Ku persembahkan karya kecil ini kepada :

1. .
2. .
3. .
4. .

Salam hormat,
APIP SIHABUDIN MUBARAQ

ii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN
KEMISKINAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI
KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG
238 halaman, 5 bab, 4 gambar, 67 tabel, Daftar Pustaka: 32 Buku
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengetahui Implementasi
Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung
Tunai faktor penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program
Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai, dan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi hambatan pada Implementasi Kebijakan Program
Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan
Ganeas Kabupaten Sumedang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
(Naturalistic Setting) dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang meliputi: observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Penentuan sampel/informan dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 5 orang.
Sedangkan prosedur pengolahan data digunakan analisis data model Miles dan
Huberman dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil akhir penelitian ini menyimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan
Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di
Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang telah berjalan dengan baik namun
belum maksimal. Hal tersebut di tunjukan dengan penemuan sebagai berikut: (1)
kurangnya kelengkapan sarana dan prasana dilihat dari kurang memadainya
fasilitas pendukung yang ada disetiap desa. (2) adanya pandemi Covid-19,
sehingga membuat proses pelaksanaan implementasi program ini menjadi sulit,
dilihat dari pemberian informasi maupun penyerahan bantuannya menjadi
terkendala. Upaya yang dilakukan adalah memberikan pembinaan dan pengertian
kepada pelaksana dan masyarakat, serta memberikan informasi dengan jelas
kepada masyarakat tentang kebijakan ini, agar dalam pelaksanaan kebijakan ini
dapat berjalan dengan baik, Berkomunikasi secara efektif mengenai tujuan-tujuan
yang akan dicapai, dilakukannya perencanaan yang matang dan merinci setiap
kebutuhan terkait dengan program kebijakan yang akan dijalankan.
Saran utuk penelitian ini yaitu lebih ditingkatkannya komunikasi yang
dilakukan oleh pelaksana kepada masyarakat sehingga proses pemberian
informasi dapat berjalan dengan lebih baik lagi dan dapat memahami program
bantuan langsung tunai (BLT), dilaksanakannya pemberian pembinaan dan
pengertian kepada pelaksana dan masyrakat agar tidak terjadi sebuah kesalah
pahaman, serta pemberian informasi dengan jelas kepada masyarakat agar
masyarakat paham akan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) ini.

Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Program, Bantuan Langsung Tunai

iii
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT PROGRAM POLICIES
POVERTY ABOUT CASH DIRECT ASSISTANCE IN GANEAS DISTRICT,
SUMEDANG REGENCY
238 pages, 5 chapters, pictures, tables, Bibliography: 32 Books

This study aims to determine, determine the implementation of Poverty


Reduction Program Policies on Cash Direct Assistance, the inhibiting factors in
the Implementation of Poverty Reduction Program Policies on Cash Direct
Assistance, and the efforts made to overcome obstacles in the Implementation of
Poverty Reduction Program Policies on Cash Direct Assistance in Ganeas
Subdistrict, Regency Sumedang.
This research was conducted using a qualitative method (Naturalistic
Setting) with a descriptive type. Data collection techniques are carried out
through library research and field studies which include: observation, interviews,
and documentation. Determination of samples/informants in this study was
carried out using purposive sampling as many as 5 people. While the data
processing procedure used data analysis model Miles and Huberman with the
following steps: data reduction, data presentation, and verification.
The final result of this study concludes that the implementation of the
Poverty Reduction Program Policy on Cash Direct Assistance in Ganeas
Subdistrict, Sumedang Regency has been running well but not optimally. This is
shown by the following findings: (1) the lack of completeness of facilities and
infrastructure is seen from the inadequate support facilities that exist in each
village. (2) the existence of the Covid-19 pandemic, thus making the process of
implementing this program difficult, seen from the provision of information and
the delivery of assistance to be constrained. Efforts are being made to provide
guidance and understanding to implementers and the community, as well as
provide clear information to the public about this policy, so that the
implementation of this policy can run well, communicate effectively about the
goals to be achieved, carry out careful planning and detailing every need related
to the policy program to be implemented.
Suggestions for this research are to further improve communication made
by implementers to the community so that the process of providing information
can run better and can understand the direct cash assistance program (BLT),
implementation of providing guidance and understanding to implementers and the
community so that there is no misunderstanding. , as well as providing clear
information to the public so that the public understands the Direct Cash
Assistance (BLT) program.

Keywords: Implementation, Policy, Program, Direct Cash Assistance

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu’alaikum, wr.wb

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Tak lupa shalawat berangkaitan

salam penulis haturkan kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

mempunyai suri tauladan dan membawa umat manusia keluar dari zaman

kebodohan menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan.

Syukur alhamdulillah akhirnya skripsi dengan judul: “Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan

Langsung Tunai Di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang” dapat

terselesaikan. Proposal ini juga merupakan syarat untuk menempuh ujian tingkat

Sarjana pendidikan S-1 dan memperoleh gelar sarjana sosial pada jurusan Ilmu

Administrasi Negara.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Yth. H. Yuyun Hidayat, Drs., Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sebelas


April Sumedang.
2. Yth. Ibu Rika Kusdinar, S.sos., M.Si selaku Ketua STIA Sebelas April
Sumedang.
3. Yth. Bapak Dadan Setia Nugraha S.Sos., M.Si Selaku Pembantu Ketua I
STIA Sebelas April Sumedang.

v
4. Yth. Bapak Shofwan Hendryawan, M.Pd., Selaku pembantu Ketua II
STIA Sebelas April Sumedang.
5. Yth. Ibu Irma Hermawati, S.sos., M.Si Selaku pembantu Ketua III STIA
Sebelas April Sumedang.
6. Yth. Bapak Suherman Drs., M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi I.
7. Yth. Bapak Dadan Setia Nugraha S.Sos., M.Si, selaku dosen
Pembimbing Skripsi II.
8. Yth. Seluruh Bapak/Ibu dosen STIA Sebelas April Sumedang.
9. Yth. Seluruh staf Tata Usaha STIA Sebelas April Sumedang.
10. Yth. Bapak Kadis dan seluruh pegawai kantor Kecamatan Ganeas,
Kabupaten Sumedang yang telah memberikan bantuan dan informasi
kepada penulis.
11. Kedua orang tua, Ayahanda tercinta Budi Kurniawan dan Ibunda
tersayang Titi Herawati yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
12. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas A Angkatan 2017 yang
selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Administrasi.

Sumedang, 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................i
LEMBAR PERSEMBAHAN..............................................................................ii
ABSTRAK...........................................................................................................iii
ABTRACT............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian...................................................................1
B. Fokus Permasalahan............................................................................7
C. Tujuan Penelitian................................................................................8
D. Kegunaan Penelitian...........................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Administrasi Negara...........................................................10
1. Pengertian Administrasi................................................................10
4. Ruang Lingkup Administrasi Negara...........................................11
5. Kaitan Administrasi Negara Dengan Implementasi
Kebijakan......................................................................................12
B. Hakekat Kebijakan Publik................................................................15
1. Pengertian Kebijakan Publik.........................................................15
2. Tahap-tahap Kebijakan Publik......................................................15
3. Urgensi Kebijakan Publik.............................................................16
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Publik............................19
5. Kerangka Kerja Kebijakan Publik................................................20
C. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan
Tentang Biaya Langsung Tunai........................................................21

vii
1. Standar Program Penanggulangan Kemiskinan............................21
2. Pengertian Implementasi Kebijakan.............................................21
3. Unsur-unsur Implementasi Kebijakan..........................................24
4. Model-model Implementasi Kebijakan.........................................26
5. Dimensi Implementasi Kebijakan.................................................27
6. Faktor Pemghambat Implementasi Kebijakan..............................30
7. Upaya Mengatasi Hambatan Implementasi Kebijakan.................38
D. Kajian Penelitian Terdahulu.............................................................41
E. Kerangka Pemikiran Dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian.................45
1. Kerangka Pemikiran......................................................................45
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian.......................................................47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian..............................................................................50
B. Penentuan Sasaran, Informan dan Narasumber Penelitian...............53
1. Penentuan Sasaran........................................................................53
2. Informan Penelitian.......................................................................53
C. Teknik Pengumpulan Data................................................................55
D. Prosedur Pengolahan Analisis Data..................................................56
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian............................................................57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tugas dan Struktur Organisasi Kecamatan Ganeas.................................59
1. Tugas..............................................................................................59
2. Fungsi.............................................................................................59
3. Struktur Organisasi Kecamatan Ganeas.........................................60
B. Sumber Daya Kecamatan Ganeas............................................................62
1. Jumlah Pegawai Menurut Golongan...............................................62
2. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan...............................62
3. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan..................................................63
C. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang
Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. . .68
1. Komunikasi....................................................................................65

viii
2. Sumberdaya...................................................................................88
3. Disposisi.........................................................................................96
4. Struktur Birokrasi..........................................................................103
D. Faktor-faktor yang Menghambat Implementasi Kebijakan Program
Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di
Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang................................................111
1. Organisasi......................................................................................111
2. Interpretasi.....................................................................................124
3. Aplikasi atau Penerapan.................................................................132
E. Upaya-upaya Mengatasi Hambatan Implementasi Kebijakan Program
Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di
Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang................................................140
1. Isi Kebijakan .................................................................................141
2. Informasi........................................................................................152
3. Dukungan.......................................................................................159
4. Pembagian Potensi.........................................................................167
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................................164
B. Saran.......................................................................................................165

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

Gambar 3.1 Langkah-langkah Desain Penelitian................................................52


Gambar 3.1 Desain Penelitian.............................................................................46
Gambar 3.2 Komponen Dalam Analisis Data.....................................................57
Gambar 4.1 Struktur Organsasi Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.......60

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu


....................................................................................................................................
46

Tabel 2.2 Kisi-kisi Pertanyaan Penelitian


....................................................................................................................................
47

Tabel 3.1 Sasaran Penelitian


....................................................................................................................................
53

Tabel 3.2 Informan Penelitian


....................................................................................................................................
54

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian 2020/2021


....................................................................................................................................
57

Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Menurut Golongan......................................................62


Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan......................................63
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan ........................................................64
Tabel 4.4 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan
Kebijakan BLT dengan jelas dan akurat................................................67
Tabel 4.5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai
Mengimplementasikan Kebijakan BLT dengan jelas dan akurat..........69
Tabel 4.6 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan
kebijakan BLT tepat pada sasaran.........................................................71
Tabel 4.7 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai
Mengimplementasikan kebijakan BLT tepat pada sasaran...................73

xi
Tabel 4.8 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Kejelasan Komunikasi...............75
Tabel 4.9 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Kejelasan
Komunikasi............................................................................................76
Tabel 4.10 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan
kebijakan BLT yang dapat dipertanggungjawabkan.............................78
Tabel 4.11 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai
Mengimplementasikan kebijakan BLT yang dapat
dipertanggungjawabkan.........................................................................80
Tabel 4.12 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Penyampaian informasi yang
relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT...........................82
Tabel 4.13 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Penyampaian
informasi yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT
84
Tabel 4.14 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Meyakinkan masyarakat
terhadap kebijakan BLT........................................................................86
Tabel 4.15 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Meyakinkan
masyarakat terhadap kebijakan BLT.....................................................88
Tabel 4.16 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pegawai kecamatan yang tepat
dengan keahlian yang diperlukan dalam mengimplementasikan
kebijakan BLT.......................................................................................91
Tabel 4.17 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Pegawai
kecamatan yang tepat dengan keahlian yang diperlukan dalam
mengimplementasikan kebijakan BLT..................................................92
Tabel 4.18 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Fasilitas pendukung dalam
mengimplementasikan kebijakan BLT..................................................95
Tabel 4.19 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Fasilitas
pendukung dalam mengimplementasikan kebijakan BLT....................95
Tabel 4.20 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Disiplin......................................98

xii
Tabel 4.21 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Disiplin.................................. 99
Tabel 4.22 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai kejujuran................................ 102
Tabel 4.23 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Kejujuran.............103
Tabel 4.24 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengenai Penerapan
Standar Operasional Prosedure (SOP) untuk pelaksanaan
kebijakan BLT.....................................................................................104
Tabel 4.25 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Pegawai
kecamatan yang tepat dengan keahlian yang diperlukan dalam
mengimplementasikan kebijakan BLT................................................107
Tabel 4.26 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Hubungan pegawai kecamatan
dengan Masyarakat.............................................................................109
Tabel 4.27 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Hubungan
pegawai kecamatan dengan Masyarakat..............................................110
Tabel 4.28 Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Penanggulanagan
Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas
Kabupaten Sumedang......................................................................... 111
Tabel 4.29 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pembentukan sumber daya......115
Tabel 4.30 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai pembentukan
sumber daya.........................................................................................116
Tabel 4.31 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan
kebijakan BLT tepat pada sasaran.......................................................119
Tabel 4.32 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Penataan sumber
daya......................................................................................................120
Tabel 4.33 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai metode pelaksanaan program
124
Tabel 4.34 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Metode
pelaksanaan program...........................................................................125
Tabel 4.35 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pengarahan yang tepat.............127

xiii
Tabel 4.36 Triangulasi Teknik Pengumpulan Pengarahan yang tepat...................128
Tabel 4.37 Reduksi Hasil Wawancara hambatan Penyampaian informasi yang
relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT.........................131
Tabel 4.38 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai hambatan
Penyampaian informasi yang relevan untuk mengimplementasikan
kebijakan BLT.....................................................................................132
Tabel 4.39 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Ketentuan dalam pelayanan..........
138
Tabel 4.40 Triangulasi Teknik Pengumpulan tujuan dan perlengkapan program
139
Tabel 4.41 Kesimpulan Hambatan Implementasi Kebijakan Program
Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di
Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang..........................................140
Tabel 4.42 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai pemahaman isi kebijakan........143
Tabel 4.43 Triangulasi Teknik Pengumpulan pemahaman isi kebijakan..............144
Tabel 4.44 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai manfaat kebijakan...................146
Tabel 4.45 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Upaya Komitmen
Pelaksana.............................................................................................157
Tabel 4.46 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Upaya Loyalitas Pelaksana......159
Tabel 4.47 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data mengenai manfaat
kebijakan..............................................................................................148
Tabel 4.48 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai sumber daya.............................150
Tabel 4.49 Triangulasi Teknik Pengumpulan sumber daya..................................150
Tabel 4.50 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pengarahan yang tepat.............154
Tabel 4.51 Triangulasi Teknik Pengumpulan Pengarahan yang tepat...................155
Tabel 4.52 Reduksi Hasil Wawancara hambatan sasaran sosialisasi....................157
Tabel 4.53 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai sasaran
sosialisasi.............................................................................................159
Tabel 4.54 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai penyelenggaraan program.......161

xiv
Tabel 4.55 Triangulasi Teknik Pengumpulan penyelenggaraan program.............163
Tabel 4.56 Reduksi Hasil Wawancara sasaran program........................................166
Tabel 4.57 Triangulasi sasaran program................................................................166
Tabel 4.58 Reduksi Hasil Wawancara Mengenai pembagian tugas yang jelas.....169
Tabel 4.59 Triangulasi pembagian tugas yang jelas..............................................170
Tabel 4.60 Reduksi Hasil Wawancara sasaran program........................................172
Tabel 4.61 Triangulasi sasaran program................................................................174
Tabel 4.62 Kesimpulan Upaya Implementasi Kebijakan Program
Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di
Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang..........................................175

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

2. SURAT IZIN PENELITIAN

3. SURAT BALASAN IZIN PENELITIAN

4. PEDOMAN DOKUMENTASI

5. PEDOMAN OBSERVASI

6. BERITA ACARA BIMBINGAN

7. HASIL PENGOLAHAN DATA

8. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

9. DOKUMENTASI PENELITIAN

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemiskinan telah lama menjadi masalah klasik yang tidak kunjung

selesai. Berbagai kebijakan pemerintah telah dikeluarkan untuk mengatasi

masalah kemiskinan. Program penuntasan kemiskinan tetaplah menjadi salah satu

program prioritas dan strategi lintas bidang di Indonesia. Di Indonesia kemiskinan

masih menjadi salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh pemerintah.

Meskipun berbagai program telah dilaksanakan namun harus diakui bahwa upaya

penanggulangan kemiskinan masih belum berjalan sebagaimana diharapkan.

Namun, krisis yang berawal pada Tahun 1997, disusul dengan carut

marutnya perekonomian Indonesia pasca runtuhnya rezim orde baru telah

menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia jatuh dalam lingkaran

kemiskinan, kelompok-kelompok masyarakat ekonomi lemah bahkan terpuruk

dibawah garis kemiskinan yang kronis.

Pemerintah dalam melaksanakan program penanggulangan kemiskinan

cenderung melihat penyebab kemiskinan dari aspek ekonomi yaitu rendahnya

pendapatan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup minimum secara

layak. Bahkan sering kali program yang diberikan hanya untuk mengatasi

persoalan kemiskinan pada tataran gejala yang tampak dari luar tanpa menyentuh

persoalan yang mendasar yaitu penyebab terjadinya kemiskinan. Selain itu

program penanggulangan kemiskinan yang dibuat juga seragam untuk semua

wilayah sehingga dibeberapa wilayah menjadi tidak bermanfaat karena tidak

1
2

sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Implementasi program menjadi sia-sia dan

rawan dengan berbagai bentuk penyelewangan dan penyalahgunaan.

Penanggulangan kemiskinan memerlukan keterpaduaan antar kebijakan

dan program yang tersebar di berbagai sektor. Kebijakan maupun program yang

dilaksanakan harus berpihak dan memberdayakan masyarakat sehingga tidak

menempatkan masyarakat miskin semata-mata sebagai objek dari pembangunan.

Dengan demikian maka upaya penanggulangan kemiskinan perlu lebih melibatkan

masyarakat miskin sebagai subyek pembangunan, sehingga diharapkan

masyarakat akan berdaya dan mampu melaksanakan sendiri program

pembangunan yang ditujukan kepada mereka. Dengan demikian maka dibutuhkan

pemahaman yang jelas mengenai kondisi kemiskinan yang ada di setiap wilayah

sehingga upaya yang akan dilaksanakan menjadi lebih terarah dan efektif.

Walaupun demikian pemerintah terus melakukan upaya untuk mengatasi

permasalahan kemiskinan melalui berbagai kebijakan. Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, pasal 20 huruf (a) menyatakan salah

satu tujuan penanggulangan kemiskinan adalah untuk meningkatkan kapasitas dan

mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat

miskin. Peraturan Presiden No 15 Tahun 2010 tentang Pencepatan

Penanggulangan Kemiskinan secara jelas menyatakan bahwa penanggulangan

kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah

yang dilakukan secara sistemartis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha

dan masyarakat untuk mengurangi masyarakat miskin dalam rangka

meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat dimana pelaksanaannya terdiri dari


3

tiga klister, yaitu: (1) Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis

Keluarga. (2) Kelompok Program Pemberian Bantuan Langsung Tunai, dan (3)

Kelompok Program Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil.

Program pemberdayaan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya

penanggulangan kemiskinan. Melalui program penanggulangan kemiskinan tidak

hanya sebatas memberikan bantuan langsung kepada penduduk miskin. Program

ini juga melibatkan masyarakat miskin dalam membangun kualitas hidupnya

melalui pengembangan potensi dan penguatan kapasitas kelompok masyarakat

miskin untuk terlibat sebagai pelaku dalam pembangunan.

Salah satu kendala dalam pemberdayaan masyarakat adalah kurangnya

motivasi dari masyarakat miskin untuk mengambil peran dalam upaya

pembangunan. Plateau (2004) menyebutkan salah satu hambatan dalam

pemberdayaan masyarakat adalah adanya dominasi kaum elite dalam menentukan

jalannya program. Akibatnya, hasil kegiatan justru tidak menyentuh kebutuhan

rakyat miskin. Selain itu, ada fenomena bahwa proses pemberdayaan masyarakat

terkadang menimbulkan ketergantungan masyarakat pada berbagai stimulant dari

luar yang seringkali justru dimanfaatkan untuk kepentingan konsumtif.

Kebijakan penanggulangan kemiskinan diterapkan di seluruh Provinsi

Indonesia, Kabupaten Sumedang merupakan salah satu Kabupaten yang

mengimplementasikan kebijakan tersebut. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Sumedang pada Tahun 2015 mencapai 129.000 jiwa, pada Tahun 2016 mencapai

120.000 jiwa, pada Tahun 2017 mencapai 120.000 jiwa, pada Tahun 2018

112.100 jiwa dan pada Tahun 2019 mencapai 104.200 jiwa.


4

Program penanggulangan kemiskinan diimplementasikan merata disemua

Kecamatan di Kabupaten Sumedang, termasuk di Kecamatan Ganeas. Jumlah

penduduk miskin di Kecamatan Ganeas pada September 2020 sebanyak 1.740

jiwa. Penelitian ini difokuskan pada implementasi kebijakan penanggulangan

kemiskinan di Kecamatan Ganeas. Implementasi yang diteliti yaitu Implementasi

Program Pemberian Biaya Langsung Tunai (BLT).

Kecamatan merupakan salah satu perangkat daerah sebagai suatu wilayah

yang ditempati sejumlah penduduk sebagai suatu kesatuan masyarakat hokum,

kecamatan dipimpin oleh Camat yang berada dibawah serta bertanggungjawab

langsung kepada Bupati.

Tugas pokok kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Daerah Kabupaten Sumedang, adalah: “Membantu Bupati melaksanakan tugas

umum pemerintahan lainnya yang dilimpahkan Bupati dalam rangka pelaksanaan

sebagian tugas Bupati diwilayah Kecamatan”.

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok tersebut diatas, kecamatan

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

2. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum;

3. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;
5

4. Pengkoordinasian pemeliharaan sarana dan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum;

5. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintah ditingkat

kecamatan;

6. Penyelenggaraan kebijakan pemerintah dalam wilayah kecamatan

dibidang pemerintahan, ketentraman, ketertiban, ekonomi, social dan

bidang infrastruktur;

7. Pembinaan penyelenggaraan pemerintah Desa/Kelurahan;

8. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintah

Desa/Keluarahan;

9. Pemberian pelayanan perizinan bidang urusan pemerintahan yang

dilimpahkan;

10. Pemungutan retribusi daerah urusan pemerintahan yang

dilimpahkan;

11. Penyelenggaraan ketatausahaan, rumah tangga dan keuangan

Kecamatan;

12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan

fungsinya;

Implementasi kebijakan berkaitan dengan pelaksanaan Otda, yang

menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan

dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Salah satu
6

bentuk kebijakan pemerintah dalam memberdayakan masyarakat, khususnya

keluarga miskin adalah kebijakan pemerintah tentang Bantuan Langsung Tunai.

Implementasi kebijakan tersebut diatas merupakan sesuatu yang penting,

bahkan jauh lebih penting dari pada sekedar pembuatan kebijakan. Implementasi

kebijakan sesungguhnya bukan sekedar bersangkutpautan dengan mekanisme

prosedur secara rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan juga menyangkut

masalah konflik, keputusan serta siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan.

Potensi gejolak sosial yang terjadi pada saat ini dapat dikendalikan

dengan kebijakan serta kompensasi yang diberikan oleh pemerintah kepada

masyarakat, yaitu dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar

RP.500.000/bulan kepada keluarga miskin selama 1 tahun. Kenyataan dilapangan

menunjukan bahwa penetapan data penerima Bantuan Langsung Tunai serta

proses penyalurannya justru menimbulkan berbagai konflik diantara pemerintah

dengan masyarakat maupun diantara masyarakat itu sendiri walaupun dalam skala

yang relatif kecil.

Hasil pengamatan sementara peneliti, mengenai implementasi kebijakan

pemerintah tentang BLT di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang masih

belum baik. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari beberapa gejala sebagai berikut:

1. Masih kurangnya kejelasan informasi mengenai prioritas pemberian

Biaya Langsung Tunai kepada masyarakat yang benar-benar

membutuhkan, hal ini di tandai dengan kurangnya transparansi antara

pemerintah Kecamatan Ganeas dengan masyarakat dalam kebijakan

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas


7

2. Masih kurangnya kewenangan pelaksanaan kebijakan ditingkat

kecamatan untuk menentukan masyarakat yang membutuhkan Bantuan

Langsung Tunai. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya pendekatan

kepada antara pemerintah Kecamatann Ganeas dengan masyarakat

mengenai BLT yang mengakibatkan masyarakat tidak memahami

bagaimana kebijakan BLT dan Kecamatan kesulitan dalam sasaran

BLT kepada masyarakat

3. Masih kurangnya kemampuan pegawai kecamatan dalam memberikan

saran dalam mengimplementasikan kebijakan tentang Bantuan

Langsung Tunai yang di sebabkan para pegawai yang masih kurang

dalam mensosialisasikan dan mengkomunikasikan bagaimana

implementasi kebijakan Bantuan Lansung Tunai tersebut dan siapa

yang seharusnya menjadi sasaran dalam BLT di kecamatan Ganeas.

Hal ini di sampaikan oleh Sekertaris Camat Kecamatan Ganeas

Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian lebih lanjut, yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi berjudul:

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi kebijakan program penanggulangan

kemiskinan tentang bantuan langsung tunai di Kecamatan Ganeas?


8

2. Hal-hal apa saja yang menjadi penghambat implementasi kebijakan

program penanggulangan kemiskinan tentang bantuan langsung tunai

di Kecamatan Ganeas?

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pada

implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan tentang

bantuan langsung tunai di Kecamatan Ganeas?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan program

penanggulangan kemiskinan tentang bantuan langsung tunai di Kecamatan

Ganeas;

2. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi hambatan implementasi kebijakan

program penanggulangan kemiskinan tentang bantuan langsung tunai di

Kecamatan Ganeas;

3. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengantisipasi factor-faktor

penghambat implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan

tentang bantuan langsung tunai di Kecamatan Ganeas;

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini diahrapkan akan berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, terutama dalam studi implementasi kebijakan public

sebagai bagian dari Studi Administrasi Negara.

2. Kegunaan Praktis
9

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

Pemerintah Daerah dalam rangka menyempurnakan pelaksanaan dan

evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan tentang bantuan

langsung tunai di Kota Sumedang, khususnya di Kecamatan Ganeas.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Administrasi Negara

1. Pengertian Administrasi Negara

Dimensi administrasi negara merupakan sesuatu yang kompleks dan

mempunyai kekayaan perspektif yang pada dasarnya menyangkut segala sesuatu

yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara. Nigro (Islamy, 2016: 1)

mengemukakan pendapatnya bahwa “Administrasi negara mempunyai peranan

yang sangat penting dalam merumuskan kebijakan negara dan oleh karena itu

merupakan bagian dari proses politik”.

Selanjutnya Iskandar (2018: 54) memberikan pengertian administrasi

negara sebagai “Keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur

pemerintahan dari suatu negara dalam usaha pencapaian tujuan negara”. Sebagai

suatu proses politik, administrasi negara melliputi seluruh rangkaian mulia saat

menentukan tujuan sampai kepada penyelenggaraan pencapaian tujuan tersebut.

Selanjutnya Waldo (Syafiie, 2017: 33) mengemukakan pendapatnya

mengenai pengertian administrasi negara, sebagai berikut : “Administrasi negara

adalah manajemen dan organisasi dari manusia dan peralatannya guna mencapai

tujuan pemerintah”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa

administrasi negara adalah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang atau

10
11

lembaga dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien.

Dengan demikian, administrasi negara dibutuhkan dalam sebuah sistem

pemerintahan, baik kerajaan, totaliter, sosialis, parlementer, demokrasi, dan

sebagainya untuk mencapai tujuan agar para pegawai yang berada di dalamnya

dapat bersifat netral dalam melayani masyarakat sebagai fungsi tugas dan

pelayanan kepada masyarakat.

2. Ruang Lingkup Administrasi Negara

Dari rumusan administrasi negara di atas, dapat ditemukan dan

dirumuskan ruang lingkup yang merupakan bidang perhatian administrasi negara.

LAN RI (2016: 10) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi unsurnya yang

pokok dalam kehadirannya sebagai disiplin dan sebagai sistem ruang lingkup

perhatian administrasi tersebut meliputi pokok-pokok sebagai berikut.

1. Tata nilai yang menjadi dasar dan tujuan serta acuan perilaku dari
sistem dan proses administrasi negara, yang menyentuh nilai-nilai
kultural, dan institusional yang berkembang dalam kehidupan negara
bangsa, termasuk landasan falsafah dan etika serta pandangan hidup
yang mendasari ataupun nilai-nilai spiritual yang menghikmatinya.
2. Organisasi pemerintahan negara, yang meliputi tatanan organisasi
aparatur pemerintahan negara yang berada di wilayah pemerintahan
negara dan sering disebut birokrasi pemerintahan, terdiri dari
organisasi lemabaga eksekutif (pemerintahan), legislatif (badan
perwakilan rakyat), yudikatif (badan peradilan) dan lembaga negara
lainnya yang diperlukan serta saling hubungannya dalam rangka
penyelenggaraan negara termasuk organisasi kesekretariatan lembaga-
lembaga tersebut.
3. Manajemen pemerintahan negara, meliputi kegiatan pengelolaan
pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan dalam
berbagai bidang kehidupan dan wilayah pemerintahan.
4. Sumber daya aparatur negara. Sumber daya manusia sebagai unsur
dominan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan negara,
12

pengelolaan dan pembinaannya mendapatkan perhatian dalam


keseluruhan aspek dan dimensinya.
5. Sistem dan proses kebijakan negara. Sebagai sistem penyelenggaraan
kebijakan negara peran administrasi negara dalam pengelolaan
kebijakan pemerintahan negara.
6. Posisi, kondisi dan peran masyarakat bangsa dalam bernegara. Negara
eksis pada suatu wilayah karena adanya kesepakatan masyarakat
bangsa yang hidup pada wilayah tersebut.
7. Hukum administrasi negara. Hal ini meliputi dimensi hukum bertalian
denga pengaturan sistem dan proses penyelenggaraan negara,
termasuk mengenai eksistensi, tugas, fungsi lembaga-lembaga
pemerintahan negara, saling hubungannya satu sama lain dan karya
masing-masing lembaga serta tata cara menghasilkannya.
Dimaksudkan agar kelembagaan negara tersusun dan terselenggara
secara efesien, proporsional, efektif, tertib dan legitimate.

3. Kaitan Administrasi Negara Dengan Implementasi Kebijakan

Administrasi publik (publik administration) yang telah lebih dikenal di

indonesia dengan istilah administrasi negara, selanjutnya dibuat administrasi

publik yang erat kaitannya dengan proses politik atau birokrasi pemerintahan

yang berkaitan dengan perumusan kebijakan negara. Oleh karena itu menurut

LAN RI (2016: 10) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi unsurnya yang

pokok dalam kehadirannya sebagai disiplin, administrasi memiliki keterkaitan

dengan implementasi kebijakan karena dilihat dari beberapa pokok sebagai

berikut.

1. Tata nilai yang menjadi dasar dan tujuan serta acuan perilaku dari
sistem dan proses administrasi negara.
2. Organisasi pemerintahan negara.
3. Manajemen birokrasi pemerintahan negara.
4. Sumber daya aparatur negara.
5. Sistem dan proses kebijakan negara.
6. Posisi, kondisi dan peran masyarakat bangsa dalam bernegara.
7. Hukum administrasi negara.

Kasim juga mengemukakan (Iskandar, 2016: 138-139), administrasi

publik sangat berpengaruh tidak hanya terhadap tingkat perumusan kebijakan,


13

melainkan pula pada tingkatan implementasi kebijakan, karena memang

administrasi publik untuk mencappai tujuan program yang telah ditentukan oleh

pembuat kebijakan politik.

Administrasi negara mempunyai peranan yang lebih besar dan lebih

banyak terlibat dalam perumusan kebijakan, implementasi dan kebijakan. Hal

tersebut telah mempengaruhi perkembangan administrasi yang ruang lingkupnya

mulai mencakup analisis dan rumusan kebijakan (policy analysys and

formulation), serta pengawasan penelitian hasil pengawasan kebijakan tersebut

(policy evalution). Menurut Iskandar (2016: 142) “Administrasi publik terdiri atas

semua kegiatan negara dengan maksud untuk menunaikan dan melaksanakan

kebijakan negara”. Perkembangan administrasi negara bersifat sangat dinamis dan

selalu ditantang oleh perusahaan-perusahaan. Perubahan tersebut antara lain

terlihat dari model analisis yang umumnya dikenal dengan paradigma.

Dengan terjadinya fenomena baru berupa perubahan-perubahan peran

administrasi negara menunjukan alur pikir baru yang ditunjang dengan

seperangkat teori sehingga melahirkan paradigma baru dalam dunia administrasi

negara. Paradigma baru yang memandang birokrasi sebagai organisasi pemerintah

akan barang-barang public good tetapi juga melakukan dorongan dan motivator

bagi tumbuh kembangnya peran serta masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat dikemukakan

bahwa unsur-unsur dari pada administrasi ialah: (1) Dua orang manusia atau lebih,

(2) Tujuan, (3) Tugas yang hendak dilaksanakan, dan (4) Peralatan dan

perlengkapan.
14

Dari uraian diatas dapat dilihat mengenai bagaimana hubungan antara

kebijakan administrasi publik dan kebijakan negara, yang pada prinsipnya

menurut Tachjan (2017: 21), dapat dilihat dari fungsi-fungsi berikut ini:

1. Tingkat perumusan haluan negara


Tingkat disini menunjukkan kelembagaannya sedangkan makna
perumusan adalah mencanangkan dan menetapkan lembaga yang berperan
sebagai perumusan kebijakan dengan diuraikan hal-hal sebagai berikut:
a. Mempunyai wewenang untuk menetapkan atau mementukan
kebijakan (yang harus diikuti oleh pemerintah).
b. Mempunyai wewenang untuk menyatakan kehendak publik dalam
bentuk hukum.
c. Secara penuh memegang political outhority.
2. Tingkat pelaksanaan haluan negara
Dalam pengertian administrasi negara, tingkat pelaksanaan haluan
negara sering disebut sebagai tingkat administrasi.

Dengan demikian sangatlah jelas bahwa memang terdapat hubungan

antara kebijakan negara dengan administrasi publik serta keduanya dengan politik,

karena setiap kehendak politik dapat mendesak masuk dalam kebijakan negara

yang di gariskan, sedangkan pihak lain tingkat pelaksanaan kebijakn yaitu

birokrakrasi sebagai bagian dari administrasi publik, juga dapat mendesak

aspieasinya dalam penyusunan administrasi negara.

Para ahli administrasi publik tidak secara tradisional mengartikan “public

administration”, semata-mata hanya bersipat kelembagaan misalnya negara, tetapi

telah meluas dalam dimensi hubungan antara lembaga dalam arti lembaga dengan

kepentingan publik (publik interest).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dalam Administrasi Negara

yang tidak terlepas kebijakan publik terkait dengan variabel penelitian, yaitu
15

implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan di Kecamatan

Ganeas sebagai suatu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk membantu

masyarakat miskin yang rentan secara ekonomi dan social untuk memenuhi

kebeutuhan mereka sehari-hari.

B. Hakekat Kebijakan Publik

1. Pengertian Kebijakan Publik

Istilah kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy (Bahasa Inggris),

yang berkenaan dengan pengendalian masalah-masalah publik atau administrasi

pemerintahan. Kata policy yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh

para ilmuwan masih menunjukan adanya keanekaragaman pengertian kebijakan.

Administrasi negara dewasa ini telah mempunyai arti lebih sekedar

pengertiannya yang tradisional. Para ahli administrasi negara telah meletakkan

fungsi perumusan kebijakan negara sebagai bagian yang sama pentingnya dengan

fungsi pelaksanaan kebijakan negara. Oleh karena itu bidang kajian yang

menjadi perhatian utama dari administrasi negara adalah kebijakan publik.

Menurut Iskandar (2018: 162) mengatakan bahwa:

Kebijakan publik amat penting bagi administrasi negara, karena selain


dapat menentukan arah umum yang harus ditempuh, untuk mengatasi isu-
isu masyarakat, kebijakan publik dapat pula digunakan untuk mengetahui
betapa luas dan besarnya organisasi pemerintah.

Seperti halnya definisi kebijakan (policy, maka kebijakan pemerintah

(public policy) pun tidak hanya satu. Dalam kepustakaan ilmu kebijakan politik

dapat kita temukan definisi kebijakan publik atau kebijakan pemerintah. Dewasa

ini istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya
16

dengan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan pemerintah serta pelaku negara

pada umumnya.

Menurut Bauer (1968) yang dikutip Dunn (2016: 2) mengemukakan

bahwa:

Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan


dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam menciptakan pengetahuan
tentang proses pembuatan kebijakan analisis kebijakan meneliti sebab,
akibat, dan kinerja kebijakan dan program publik.

Menurut Singadilaga (2016: 72) yang dikutip Iskandar (2018: 167)

mengemukakan bahwa ”Kebijakan publik yaitu keputusan sejumlah atau

serangkaian pilihan (set of choosing) yang berhubungan satu sama lain yang

dimaksudkan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu”.

Sedangkan menurut Thomas R. Dye (1981: 44) yang dikutip Thoha

(2015: 62) mengatakan bahwa: ”Public policy adalah apapun yang dipilih oleh

pemerintah untuk dilakukan ataupun tidak dilakukan”. Dalam pengertian seperti

ini, maka pusat perhatian dari kebijakan publik tidak hanya pada apa saja yang

dilakukan oleh pemerintah, melainkan termasuk juga apa yang tidak dilakukan

oleh pemerintah. Justru dengan apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah itu

mempunyai dampak yang cukup besar terhadap masyarakat seperti halnya dengan

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yangkompleks

karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena

itu beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik
17

membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap.

Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji

kebijakan publik. Namun demikian, beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap

ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik menurut Dunn

dalam Winarno (2016: 32-34) adalah sebagai berikut:

a. Tahap penyusunan agenda


Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada
agenda publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu
untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa
masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap
ini mungkin suatu masalah tidakdisentuh sama sekali, sementara masalah
yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah
karena alasanalasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
b. Tahap formulasi kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas
oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk
kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut
berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy
alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan
masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan
yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-
masing actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan
masalah terbaik.
c. Tahap adopsi kebijakan
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para
perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan
tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus
antara direktur lembaga atau putusan peradilan.
d. Tahap implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit
jika program tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh
badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah.
Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan
yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap
implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa
implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana
(implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh
para pelaksana.
e. Tahap evaluasi kebijakan
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih
18

dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi


masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-
kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang
telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan
atau belum.

3. Urgensi Kebijakan Publik

Untuk melakukan studi kebijakan publik merupakan studi yang

bermaksud untuk menggambarkan, menganalisis, dan menjelaskan secara cermat

berbagai sebab dan akibat dari tindakan-tindakan pemerintah. Studi kebijakan

publik menurut Dye dalam Wahab (2015: 14) sebagai berikut.

Studi kebijakan publik mencakup menggambarkan upaya kebijakan


publik, penilaian mengenai dampak dari kekuatankekuatan yang berasal
dari lingkungan terhadap isi kebijakan publik, analisis mengenai akibat
berbagai pernyataan kelembagaan dan proses-proses politik terhadap
kebijakan publik; penelitian mendalam mengenai akibat-akibat dari
berbagai kebijakan politik pada masyarakat, baik berupa dampak
kebijakan publik pada masyarakat, baik berupa dampak yang diharapkan
(direncanakan) maupun dampak yang tidak diharapkan.
Menurut Wahab dalam Suharno (2015: 16-19) menyebutkan beberapa

alasan mengapa kebijakan publik penting atau urgen untuk dipelajari, yaitu:

a. Alasan Ilmiah
Kebijakan publik dipelajari dengan maksud untuk memperoleh
pengetahuan yang luas tentang asal-muasalnya, proses perkembangannya,
dan konsekuensi-konsekuensinya bagi masyarakat. Dalam hal ini
kebijakan dapat dipandang sebagai variabel terikat (dependent variable)
maupun sebagai variable independen (independent variable). Kebijakan
dipandang sebagai variabel terikat, maka perhatian akan tertuju pada
faktor-faktor politik dan lingkungan yang membantu menentukan
substansi kebijakan atau diduga mempengaruhi isi kebijakan piblik.
Kebijakan dipandang sebagai variabel independen jika focus perhatian
tertuju pada dampak kebijakan tertuju pada sistem politik dan lingkungan
yang berpengaruh terhadapo kebijakan publik.
b. Alasan professional
Studi kebijakan publik dimaksudkan sebagai upaya untuk
menetapkan pengetahuan ilmiah dibidang kebijakan publik guna
memecahkan masalah-masalah sosial sehari-hari.
19

c. Alasan politik
Mempelajari kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar
pemerintah dapat menempuh kebijakan yang tepat guna mencapai tujuan
yang tepat pula.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Publik

Menurut Suharno (2015: 52) “Proses pembuatan kebijakan merupakan

pekerjaan yang rumit dan kompleks dan tidak semudah yang dibayangkan”.

Walaupun demikian, para adsministrator sebuah organisasi institusi atau lembaga

dituntut memiliki tanggung jawab dan kemauan, serta kemampuan atau keahlian,

sehingga dapat membuat kebijakan dengan resiko yang diharapkan (intended

risks) maupun yang tidak diharapkan (unintended risks).

Pembuatan kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal penting yang

turut diwaspadai dan selanjutnya dapat diantisipasi adalah dalam pembuatan

kebijakan sering terjadi kesalahan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pembuatan kebijakan menurut Suharno (2015: 52-52) adalah:

a) Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar


Tidak jarang pembuat kebijakan harus memenuhi tuntutan dari luar
atau membuat kebijakan adanya tekanan-tekanan dari luar.
b) Adanya pengaruh kebiasaan lama
Kebiasaan lama organisasi yang sebagaimana dikutip oleh Nigro
disebutkan dengan istilah sunk cost, seperti kebiasaan investasi modal
yang hingga saat ini belum professional dan terkadang amat birikratik,
cenderung akan diikuti kebiasaan itu oleh para administrator,
meskipun keputusan/kebijakan yang berkaitan dengan hak tersebut
dikritik, karena sebagai suatu yang salah dan perlu diubah. Kebiasaan
lama tersebut sering secara terus-menerus pantas untuk diikuti,
terlebih kalau suatu kebijakan yang telah ada tersebut dipandang
memuaskan.
c) Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi
Berbagai keputusan/kabijakan yang dibuat oleh para pembuat
keputusan/kebijakan banyak dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadinya.
20

Sifat pribad merupakan faktor yang berperan besar dalam penentuan


keputusan/kebijakan.
d) Adanya pengaruh dari kelompok luar
Lingkungan sosial dari para pembuat keputusan/kebijakan juga
berperan besar.
e) Adanya pengaruh keadaan masa lalu
Maksud dari faktor ini adalah bahwa pengalaman latihan dan
pengalaman sejarah pekerjaan yang terdahulu berpengaruh pada
pembuatan kebijakan/keputusan. Misalnya,orang mengkhawatirkan
pelimpahan wewenang yang dimilikinya kepada orang lain karena
khawatir disalahgunakan.

5. Kerangka Kerja Kebijakan Publik

Menurut Suharno (2015: 31) kerangka kebijakan publik akan ditentukan

oleh beberapa variabel dibawah ini, yaitu:

a) Tujuan yang akan dicapai, hal ini mencakup kompleksitas tujuan yang
akan dicapai. Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks, maka
semakin sulit mencapai kinerja kebijakan. Sebaliknya, apabila tujuan
kebijakan semakin sederhana, maka untuk mencapainya juga semakin
mudah.
b) Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan. Suatu kabijakan
yang mengandung berbagai variasi nilai akan jauh lebih sulit untuk
dicapai dibanding dengan suatu kebijakan yang hanya mengejar satu
nilai.
c) Sumber daya yang mendukung kebijakan. Kinerja suatu
kebijakannakan ditentukan oleh sumber daya finansial, material, dan
infrastruktur lainnya.
d) Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan. Kualitas
dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh kualitas actor kebijakan
yang terlibat dalam proses penetapan kebijakan. Kualitastersebut
ditentukan oleh tingkat pendidikan, kompetensi dalam bidangnya,
pengalaman kerja dan integritas moralnya.
e) Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Kinerja dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh
konteks sosial, ekonomi, maupun politik tempat kebijakan tersebut
diimplementasikan.
f) Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi yang
digunakan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan akan
mempengaruhi kinerja suatu kebijakan. Stretegi yang digunakan dapat
bersifat top/down approach atau bottom approach, otoriter atau
demokratis.
21

C. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang

Biaya Langsung Tunai

1. Standar Program Penanggulangan Kemiskinan

Banyaknya masyarakat miskin yang berada di Kabupaten Sumedang

terutama di Kecamatan Ganeas menjadikan Pemerintah untuk membuat kebijakan

program penanggulangan kemiskinan demi terwujudnya masyarakat sejahtera dan

untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Selain itu terdapat tujuan dari program penanggulangan kemiskinan yaitu

sebagai berikut.

1. Mensejahterakan masyarakat.

2. Menghindari tindak kejahatan karena kebutuhan ekonomi.

3. Demi terwujudnya masyarakat sejahtera dan untuk mencapai kehidupan

masyarakat yang lebih baik.

4. Memberantas kemiskinan.

2. Pengertian Implementasi Kebijakan


Implementasi merupakan langkah yang sangat penting dalam proses

kebijakan. Banyak kebijakan yang baik dan mampu dibuat oleh pemerintah, tetapi

kemudian tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam kehidupan negara tersebut

karena tidak dilaksanakan. Menurut Gordon (Pasolong, 2017: 58) “Implementasi

berkenaan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan pada realisasi program”.

Implementasi sangat penting dalam seluruh proses kebijakan karena kebijakan

publik yang telah dibuat akan bermanfaat bila diimplementasikan. Suatu program

kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan dan


22

tindakan yang mampu untuk mencapai tujuan kebijakan. Dimana didalam

implementasi kebijakam aktor, organisasi, prosedur dan teknik dipakai secara

bersama dan simultan.

Apabila suatu kebijakan telah disahkan oleh pihak yang berwenang, maka

keputusan kebijakan itu telah siap untuk diimplementasikan. Proses implementasi

kebijakan merupakan salah satu tahap penting dalam proses kebijakan, karena

keberhasilan maupun kegagalan suatu kebijakan dapat dilihat dari tahap

pelaksanaan kebijakan tersebut. Dengan kata lain implementasi kebijakan adalah

perwujudan secara nyata dari kebijakan yang telah diformulasikan agar

memperoleh hasil sebagaimana diharapkan.

Secara umum istilah implementasi memiliki pengertian menurut ahli

yaitu, menurut Wahab (2015: 59) menegaskan bahwa “Implementasi kebijakan

merupakan aspek penting dari keseluruhan proses kebijakan”. Oleh sebab itu tidak

berlebihan jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting

dari keseluruhan proses kebijakan. Selanjutnya Udoji (Wahab, 2015: 59)

mengatakan bahwa :

The execution of policies is as important if not more important than


policy making. Policies will remain dreams or blue print file jackets
unless they are implemented (pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang
penting, bahkan jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan.
Kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus
yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplemantasikan).

Pengertian implementasi diatas apabila dikaitkan dengan kebijakan

adalah bahwa sebenarnya kebijakan itu tidak hanya dirumuskan lalu dibuat dalam

suatu bentuk positif seperti undang-undang dan kemudian didiamkan dan tidak
23

dilaksanakan atau diimplementasikan, tetapi sebuah kebijakan harus dilaksanakan

atau diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.

Selanjutnya Senada dengan apa yang dikemukakan para ahli diatas,

Winarno (2015: 29) mengemukakan bahwa:

Suatu program kebijakan akan hanya menjadi catatan-catatan elit saja jika
program tersebut tidak dimplementasikan”. Artinya, implementasi
kebijakan merupakan tindak lanjut dari sebuah program atau kebijakan,
oleh karena itu suatu program kebijakan yang telah diambil sebagai
alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni
dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen
pemerintah di tingkat bawah.
Selanjutnya Wahab (2017: 64) memberikan pengertian sebagai berikut

“Implementasi kebijakan adalah suatu proses melaksanakan keputusan kebijakan

yang biasanya dalam bentuk undang-undang,peraturan pemerintah, keputusan

peradilan, perintah eksekutif atau dekrit presiden”.

Pandangan tersebut di atas menunjukkan bahwa proses implementasi

kebijakan tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang

bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada

diri target group, melainkan menyangkut lingkaran kekuatan-kekuatan politik,

ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak dapat mempengaruhi perilaku dari

semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya membawa konsekuensi logis

terhadap dampak baik yang diharapkan (intended) maupun dampak yang tidak

diharapkan (spillover/negatif effects).

Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

implementasi kebijakan merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah untuk


24

menerapkan sesuatu hal yang dianggap dapat memecahkan suatu permasalahan

dan untuk mencapai tujuan dari penyelenggara pemerintahan itu sendiri.

Implementasi kebijakan publik pada umumnya diserahkan kepada

lembaga-lembaga pemerintah dalam berbagai jenjangnya hingga pemerintah yang

terendah. Disamping itu, setiap pelaksanaan kebijakan publik masih memerlukan

pembentukan kebijakan dalam wujud peraturan perundang-undangan. Suatu

proses implementasi kebijakan merupakan kebijakan publik.

Kegiatan dari suatu kelompok aksi yang ditujukan untuk mempercepat

atau memperlambat (menghambat) pelaksanaan suatu kebijakan tertentu menjadi

bagian dari proses implementasi, dan bukan dari implementasi itu sendiri.

3. Unsur-unsur Implementasi Kebijakan

Edward III (2016: 10-11) mengungkapkan bahwa “Komunikasi kebijakan

memiliki beberapa macam dimensi antara lain: dimensi transformasi atau

penyampaian informasi kebijakan publik, kejelasan, dan konsistensi”. Semakin

baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses

implementasi, maka terjadinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk

terjadi dan begitu pula sebaliknya.

Implementasi merupakan sebuah kegiatan yang memiliki tiga unsur

penting dan mutlak dalam menjalankannya. Adapun unsur-unsur implementasi

kebijakan menurut Wahab (2017: 45) meliputi:

a. Adanya program yang dilaksanakan


b. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan
diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.
25

c. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung


jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses
penerapan tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka penerapan mempunyai unsur yaitu

program, target dan pelaksanaan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Sehingga dalam pelaksanaannya kecil kemungkinan terjadi kesalahan, kalaupun

ada kesalahan maka akan dapat disadari dengan cepat.

Van Meter dan Vanhorn (2015: 471) menyebutkan bahwa terdapat beberapa

unsur yang mungkin berpengaruh terhadap suatu organisasi dalam

mengimplementasikan kebijakan yaitu:

1. Kompetisi dan ukuran staf suatu badan;


2. Tingkat pengawasan hierarkis terhadap keputusan-keputusan sub-unit
dan proses-proses dalam badan-badan pelaksana;
3. Sumber-sumber politik suatu organisasi (misalnya dukungan diantara
anggota-anggota legislative dan eksekutif);
4. Vitalitas suatu organisasi;
5. Tingkat komunikasi-komunikasi “terbuka”, yang didefinisikan sebagai
jaringan kerja komunikasi horizontal dan vertical secara bebas serta
tingkat kebebasan yang secara relatif tinggi dalam komunikasi dengan
individu-individu diluar organisasi;
6. Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan “pembuat
keputusan” atau “pelaksanan keputusan”.

Dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur

dalam implementasi adalah hal yang sangat penting, karena kinerja implementasi

sangat dipengaruhi oleh sifat ataupun ciri-ciri dari pelaksana tersebut. Apabila

implementor memiliki sifat atau karakteristik yang baik, maka dia akan dapat

menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat

kebijakan dalam menilai kinerja keberhasilan implementasi kebijakan.


26

4. Model-Model Implementasi Kebijakan


Rencana merupakan 20% keberhasilan, implementasi merupakan 60%

sisanya, 20% sisanya merupakan bagaimana kita mengendalikan implementasi.

Implementasi kebijakan merupakan hal yang paling berat, karena di sini masalah-

masalah yang kadang tidak dijumpai di dalam konsep, muncul dilapangan.

Berikut ada beberapa model implementasi kebijakan menurut Nugroho (2014:

665) yaitu:

1. Model Van Meter dan Van Horn


Model pertama adalah model klasik, yakni model yang diperkenalkan
oleh duet Donald Van Meter dengan Carl Van Horn. Model ini
mengendalikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier
dari kebijakan publik, implementor, dan kinerja kebijakan publik.
Beberapa variabel yang dimasukkan sebagai variabel yang
mempengaruhi kebijakan publik adalah variabel: a. Aktivitas
implementasi dan komunikasi antar organisasi b. Karakteristik dari
agen pelaksana/implementor c. Kondisi ekonomi, sosial dan politik d.
Kecenderungan (disposition) dari pelaksana/implementor.
2. Model Mazmanian dan Sabatier
Model kedua adalah model yang dikembangkan oleh Daniel
Mazmanian dan Paul A. Sabatier mengemukakan bahwa implementasi
adalah upaya melaksanakan keputusan kebijakan. Model Mazmanian
dan Sabatier disebut sebagai model kerangka analisis implementasi.
3. Model Hoodwood dan Gunn
Model ketiga adalah model Brian W. Hoodwood dan Lewis A. Gun.
Menurut kedua pakar ini, untuk melakukan implementasi kebijakan
diperlukan beberapa syarat. Syarat pertama berkenaan dengan jaminan
bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga/badan pelaksana
tidak akan menimbulkan masalah yang besar. Syarat kedua berkenaan
dengan feasibilitas dari implementasi kebijakan. Kebijakan ini cukup
sulit diimplementasikan karena menggunakan asumsi negara
kesejahteraan yang berarti mengendalikan negara memiliki sumber
pendanaan yang cukup untuk menyongkong sistem jaminan sosial
tersebut. Syarat ketiga adalah bahwa tugas-tugas telah dirinci dan
ditempatkan dalam urutan yang benar. Tugas yang jelas dan prioritas
yang jelas adalah kunci efektivitas implementasi kebijakan.
4. Model Goggin, Bowman dan Lester
Malcolm Goggin, Ann Bowman, dan James Lester mengembangkan
apa yang disebutnya sebagai communication model untuk
implementasi kebijakan, yang disebutnya sebagai generasi ketiga
27

model implementasi kebijakan. Goggin dkk bertujuan


mengembangkan sebuah model implementasi kebijakan yang lebih
ilmiah dengan mengedepankan pendekatan metode penelitian dengan
adanya variabel independen, intervening, dependen, dan meletakkan
faktor komunikasi sebagai penggerak dalam implementasi kebijakan.
5. Model Grindle
Model kelima adalah Marilee S. Grindle. Model Grindle ditentukan
oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Ide dasarnya adalah
bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka implementasi
kebijakan dilakukan.
6. Model Elmore dkk
Model ini dimulai dari mengidentifikasi jaringan aktor yang terlibat di
dalam proses pelayanan dan menanyakan kepada mereka tujuan,
strategi, aktivitas, dan kontak-kontak yang mereka miliki. Model
implementasi ini didasarkan kepada jenis kebijakan publik yang
mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi
kebijakannya atau masih melibatkan pejabat pemerintah, namun hanya
di tataran rendah.
7. Model Edward
Edward menyarankan untuk memperhatikan empat isu pokok agar
implementasi kebijakan menjadi efektif, yaitu communication,
resource, disposition or attitudes, dan bureaucratic structure.
8. Model Nakamura dan Smallwood
Nakamura dan Smallwood mengemukakan bahwa proses kebijakan
adalah proses yang rumit, khususnya pada implementasi. Nakamura
dan Smallwood mengembangkan model implementasi kebijakan yang
disebutnya sebagai environments influencing implementation.
9. Model Jaringan
Model ini memahami bahwa proses implementasi kebijakan
merupakan sebuah complex of interaction processes di antara
sejumlah besar aktor yang berada di dalam suatu jaringan (network)
aktor-aktor yang independen. Interaksi di antara para aktor di dalam
jaringan tersebut yang akan menentukan bagaimana implementasi
harus dilaksanakan, permasalahan-permasalahan yang harus
dikedepankan, dan direksi-direksi yang diharakan menjadi bagian
penting di dalamnya.

5. Dimensi Implementasi Kebijakan


Implementasi kebijakan diharuskan memiliki faktor yang akan

mendukung keberhasilan implementasi kebijakan tersebut. Menurut George C.

Edward III (Mulyadi, 2018: 68) terdapat empat faktor yang mendukung

keberhasilan implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi


28

dan struktur birokrasi. Keempat variabel tersebut saling berhubungan satu sama

lain yaitu:

1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
Berikut penjelasan dari masing-masing dimensi implementasi kebijakan.
1. Komunikasi

Komunikasi menurut Mulyadi (2018: 67) merupakan “Suatu proses interaksi

dengan suatu stimulus (rangsangan) yang memperoleh suatu arti tertentu

dijawab oleh orang lain (respon) secara lisan, tertulis maupun dengan aba-

aba”. Keberhasilan implementasi kebijakan mengsyaratkan agar implementor

mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran

kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran sehingga akan

mengurangi distrosi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu

kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok

sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

Dan dalam komunikasi suatu kebijakan yang baik juga terdapat indikator

penting yaitu kejelasan komunikasi dan sosialisasi tujuan kebijakan.

2. Sumber Daya

Sumber Daya menurut Parker (2015: 78) merupakan “Suatu seni untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk

melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain

tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri”. Walaupun isi kebijakan


29

sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor

kekurangan sumber daya untuk melaksanakannya maka implementasi tidak

akan berjalan dengan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber

daya manusia, yakni kompetensi implementor dan sumber daya finansial.

Sumber daya adalah faktor penting agar implementasi kebijakan berjalan

efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas dan menjadi

dokumen saja. Oleh karena itu sumber daya harus di dukung oleh beberapa

indikator penting yaitu staff atau pegawai, informasi, wewenang dan

fasiliitas.

3. Disposisi

Disposisi menurut Edward III (Widodo, 2016: 88) adalah “Suatu keinginan,

kemauan, dan kecenderungan para pelaku kebijakan untuk mewujudkan serta

melakukan kebijakan tersebut secara sungguh-sungguh”. Apabila

implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan

kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan.

Maka dalam proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

Sehingga agar terjadi disposisi yang baik harus memiliki dua indikator yaitu

disiplin dan kejujuran.

4. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi menurut Weber (2015: 56) adalah “Suatu bentuk organisasi

yang penerapannya berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai”. Yang

bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting
30

dari setiap birokrasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (standard

operating procedurs atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap

implementor dalam bertindak. Struktur birokrasi yang terlalu panjang akan

cenderung melemahkan pengawasan serta menimbulkan prosedur yang rumit

dan kompleks. Pada gilirannya akan menyebabkan aktivitas birokrasi yang

tidak fleksibel. Maka dalam struktur birokrasi yang baik harus memilki

indikator yaitu standar prosedur, jabatan manajerial dan hubungan kerja.

6. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan


Menurut Charles O.Jones tidak terlepas dari teori yang dikemukakan oleh

George Edward, yang menyatakan bahwa ada beberapa factor-faktor yang

menghambat implementasi kebijakan, maka dalam hal implementasi kebijakan

public terdapat 3 hal yang sangat penting yaitu :

a. Organisasi
b. Interpretasi
c. Aplikasi atau Penerapan

Adapun penjelasan dari faktor penghambat implementasi kebijakan diatas

yaitu:

a. Organisasi
Organisasi dalam konteks implementasi kebijakan merupakan aktivitas

untuk membentuk badan-badan, unit-unit, beserta metode-metode yang

diperlukan guna mencapai tujuan-tujuan yang terkandung didalam kebijakan.

Organisasi merupakan kesatuan orang-orang yang melakukan pekerjaan dalam

ruang lingkup administrasi. Hal ini juga dinyatakan oleh Stephen P.Robbin

sebagai berikut:
31

Organisasi adalah kesatuan (eternity) social yang dikoordinasikan secara


sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Mengenai ketersediaan sumber daya, Edwards III mengemukakan

sumber-sumber daya yang penting dalam implementasi kebijakan antara lain

mencakup:

1. Staf, Salah satu konsekuensi dari kekurangan personil di ketidakefektifan

secara langsung melaksanakan kebijakan. Staf cukup sangat penting untuk

implementasi ketika kebijakan yang terlibat adalah salah satu yang

membebankan pada orang kendala diinginkan wheter mereka menjadi

persyaratan kebijakan hibah, kebijakan peraturan atau hukum pidana.

Keterampilan serta angka adalah karakteristik penting dari pelaksanaan staf

kebijakan gagal karena masih samarnya isi kebijakan, maksudnya apa yang

menjadi tujuan tidak cukup terperinci, sarana-sarana dan penerapan prioritas,

atau program-program kebijakan terlalu umum atau sama sekali tidak ada.

2. Authority, Otoritas bervariasi dari program ke program dan datang dalam

berbagai bentuk yang berbeda. Kebijakan yang memerlukan pengawasan atau

regulasi lain di sektor publik atau swasta pemerintah adalah mereka yang

berwenang kemungkinan besar tidak memadai. Hal ini dalam mengatur orang

lain dimana kewenangan yang cukup paling sering kurang, kadang-kadang

tidak ada bahkan di atas kertas. Kurangnya otoritas yang efektif menyebabkan

pejabat untuk mengadopsi layanan daripada orientasi peraturan terhadap

mereka yang terlibat dalam regulasi.


32

3. Facilities, Fasilitas fisik mungkin juga sumber daya penting dalam

pelaksanaan. Kurangnya bangunan penting, peralatan, perlengkapan, atau

tanah dapat menghambat implementasi kebijakan sebanyak dapat kekurangan

dalam sumber daya lain yang memiliki memeriksa.

Implementasi kebijakan memerlukan perintah atasan yang jelas dan

tegas, dan perlu memberikan sanksi bagi aparat yang melanggar, sebagaimana

Jones mengemukakan sebagai berikut:

Pemimpin untuk memberikan perintah yang diperlukan untuk


mempertanggung jawabkan kewajiban-kewajiban tersebut dan kemudian
dibagikan dalam cara yang tetap serta dibatasi secara ketat oleh aturan-
aturan yang berhubungan dengan cara-cara paksaan dan sejenisnya, yang
akan dikenakan sanksi berupa pemecatan atau pembuangan bagi para
pejabat yang melakukannya.

Ada beberapa hal penting mengenai konsep birokrasi. Pertama, sistem

ideal birokrasi Weber dalam kenyataannya jarang terealisasi sehingga perlu

ditekankan dalam implementasi. Kedua, implementasi adalah sebuah proses yang

sifatnya dinamis dapat bervariasi pada berbagai permasalahan. Pelaksanaan

kebijakan sangat bervariasi dan tergantung pada badan atau institusi pelaksana.

Charles O. Jones mengemukakan bahwa “the point is that implementation of

policy may very dependin on the particular stage of agency development”. Setiap

kegiatan memerlukan birokrasi yang mampu berkomunikasi dengan pihak yang

membuat kebijakan dan juga dengan pihak yang melaksanakan kebijakan. Tujuan

organisasi adalah menjalankan program-program yang telah dirancang.

b. Interprestasi
33

Interprestasi ialah usaha untuk mengerti apa yang dimaksud oleh

pembentuk kebijakan dan mengetahui betul apa dan bagaimana tujuan akhir itu

harus diwujudkan atau direalisasikan. Dimensi interpretasi ini hampir sama

dengan yang dikemukakan oleh Edwards III dalam dimensi komunikasi. Jones

mengutip pendapat Edwards III sebagai berikut:

Syarat pertama untuk implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa


mereka yang melaksanakan keputusan harus tahu apa yang seharusnya
mereka lakukan Jika kebijakan harus dilaksanakan dengan baik, arahan
pelaksanaan tidak hanya harus diterima, tetapi mereka juga harus jelas.
Jika mereka tidak, pelaksana akan bingung tentang apa yang harus mereka
lakukan, dan mereka akan memiliki keleluasaan untuk memaksakan
pandangan mereka sendiri tentang pelaksanaan kebijakan, pandangan yang
mungkin berbeda dari atasan mereka.
Agar tidak terjadi kebingungan apa yang akan dilakukan oleh para

pelaksana kebijakan, maka mereka yang menerapkan keputusan haruslah tahu apa

yang seharusnya mereka lakukan, sehingga para pelaksana dapat mengetahui

dengan pasti tujuan apa yang hendak dicapai dalam implementasi kebijakan

tersebut.

Dalam buku yang ditulisnya, George Edwards III mengemukakan

karakteristik komunikasi dalam implementasi kebijakan terdiri dari tiga bagian

utama, yaitu transmisi, kejelasan, dan konsistensi, sebagaimana dijelaskan pada

bagian berikut ini:

1. Transmission, Penyimpangan transmisi adalah penyebab utama kegagalan

implementasi. Tingkat pembuat kebijakan tinggi harus bergantung pada orang

lain untuk mengirim dan melaksanakan keputusan dan perintah mereka .

Instruksi Implementasi lebih mungkin untuk ditransmisikan secara akurat jika


34

sebuah kelompok kecil dan kohesif relatif orang yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan. Semakin baik mengembangkan saluran komunikasi untuk

transmisi petunjuk pelaksanaan, semakin tinggi kemungkinan instruksi tersebut

sedang dikirim dengan benar.

2. Clarity, Arahan pelaksanaan harus tidak hanya diterima, tetapi juga harus

jelas . Instruksi pelaksanaan yang tidak menentukan tujuan kebijakan dan cara

mencapainya yang umum jika komunikasi tidak jelas, pelaksana akan memiliki

lebih banyak keleluasaan untuk latihan dalam menafsirkan persyaratan

kebijakan. Kebijaksanaan ini akan membuat usaha sadar untuk mengeksploitasi

ambiguitas

3. Consistency, Terkait tetapi secara konseptual berbeda dari kejelasan

komunikasi adalah konsistensi mereka. Ketika pelaksana menerima instruksi

yang tidak konsisten, mereka pasti akan mampu memenuhi semua tuntutan

yang dibuat atas mereka. Inkonsistensi seperti ambiguitas, hasil dari keinginan

untuk tidak alinate bunga, dan semakin besar jumlah komputasi bunga yang

berusaha untuk mempengaruhi implementasi kebijakan, semakin besar

kemungkinan instruksi pelaksanaan tidak konsisten.

Sementara itu, Charles O. Jones mengemukakan lebih lanjut bahwa selain

patokannya harus jelas, langkah selanjutnya adalah mengembangkan sarana untuk

menerapkannya. Bagaimana para pelaksana akan melaksanakan tugasnya

tergantung pada sejumlah keadaan, dimana hal terpenting pada masalah ini adalah

perkiraan para pelaksana tersebut tentang proses yang harus dipelajari dari

estimasi ketersediaan sumber daya. Berikut penjelasan menurut Charles O. Jones:


35

Standar yang jelas juga harus diterapkan, yang involes, setidaknya, suatu
proses dimana pelaksana belajar bahwa standar dan mengembangkan
sarana untuk appliying itu. Dimana standar tidak jelas, namun pelaksana
dihadapkan dengan tanggung jawab Havier. Wheter dan bagaimana
mereka memikul tanggung jawab ini tergantung pada banyak kondisi.
Tentunya, salah satu yang paling penting dari ini adalah estimasi pelaksana
dari sumber daya yang tersedia.
Berdasarkan pada penjelasan mengenai dimensi interpretasi yang telah

dipaparkan, selanjutnya Charles O. Jones menegaskan mengenai interpretasi oleh

para pelaksana kebijakan sebagai berikut:

Bahwa pelaksana harus menanggapi pertanyaan, apa yang harus saya


lakukan sekarang? mengganggu banyak orang, menjamin frustrasi bagi
pikiran rapi mencari penutupan dalam proses kebijakan. Hal ini tidak
mengherankan, karena itu formula untuk administrasi yang baik atau
pelaksanaan yang efektif dikembangkan. Biasanya formula ini
menekankan kejelasan, ketepatan, konsistensi, penentuan prioritas, sumber
daya yang memadai dan sejenisnya. Studi tentang administrasi publik
penuh dengan panduan ini untuk manajemen yang efisien.

Dengan demikian jelaslah bahwa interpretasi dari para pelaksana

kebijakan harus mengetahui dengan baik mengenai substansi kebijakan, makna

kebijakan, dan tujuan kebijakan agar penfsiran ini tidak menyimpang dari

kebijakan tersebut.

c. Aplikasi atau Penerapan

Aplikasi ialah penerapan secara rutin dari segala keputusan dan

peraturan-peraturan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya

tujuan kebijakan. Jones menyatakan bahwa Application simply refers to doing the

job. It includes “providing goods and services” as well as other programmatic

objectives (for examples, regulation and defense).


36

Penerapan seringkali merupakan suatu proses dinamis dimana para

pelaksananya ataupun para petugas diarahkan oleh pedoman program maupun

patokan-patokannya, ataupun secara khusus diarahkan oleh kondisi yang aktual.

Berikut ini penjelasan menurut Charles O. Jones:

“Adjustments in either organization or interpretation during program


application are not at all unusual. A political feasible interpretation of
authority may turn out in to be impractical in the field. Application is often
a dynamic process in which the implementor are enforcer is guided
generally by program directives or standards and specifically by actual
circumstances”.
Penentuan tarif pembayaran merupakan bagian dari kegiatan dalam

aplikasi kebijakan. Charles O. Jones mengemukakan bahwa: “aplikasi terdiri dari

kegiatan yang melakukan ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran, atau

lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program”.

Selanjutnya dalam melaksanakan kebijakan, para pelaksana diarahkan

oleh pedoman-pedoman program maupun patokan patokannya. Selain itu

pelaksanaan pun bersifat dinamis. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Jones:

Suatu penafsiran politis dari yang berwenang mungkin tak akan dapat
dipraktekkan di lapangan, dan sebaliknya penerapan seringkali merupakan
suatu proses dinamis dimana para pelaksananya ataupun para petugas
diarahkann oleh pedoman program maupun patokan-patokannya.

Dalam aplikasi kebijakan, pelaksanaan harus juga memperhatikan aspek

efektivitas, efisiensi, dan objektivitas. Mengenai hal ini, Jones mengemukakan:

Aplikasi pelaksanaan kebijakan publik merupakan suatu proses aktif dan


selalu berubah. Hal ini tidak hanya menunjuk pada sebuah kemungkinan
kecil terhadap penerapan harfiah suatu peraturan, tetapi juga menunjukkan
bahwa mereka yang membuat upaya semacam itu akan menghadapi
permasalahan dalam organisasinya. Aplikasi ini adalah suatu varian
37

dengan konsep administrasi serta ilmu manajemen yang menekankan pada


terciptanya tujuan kebijakan yang efektif dan efisien serta
dilaksanakan oleh suatu pelayanan sipil yang objektif. (Jones, 1994: 328).
Dalam aplikasi kebijakan, pelaksana dituntut pula untuk memiliki

strategi yang tepat dalam melaksanakan kebijakan, disertai dengan pengelolaan

terhadap pendukung kebijakan, serta antisipasi terhadap pihak yang dirugikan.

Mengenai hal ini, Jones menjelaskan:

Eugene Bardach menggunakan gagasan "permainan" sebagai "metaphor


utama yang mengarahkan perhatian serta merangsang pandangan" di
dalam pengkajian pelaksanaan. Dalam bentuknya "games atau permainan"
melibatkan peraturan, pemain, strategi, pihak yang menang, serta pihak
yang kalah; penggunaan mereka sebagai metafora menghapuskan
pemikiran bahwa hanya terdapat satu cara dalam mencapai tujuan tersebut
Penulis sadar betul bahwa tidak satupun permainan atau pertandingan
dapat dimenangkan dengan hanya bermodalkan strategi.
Aplikasi juga harus mempertimbangkan aspek politik, dimana politik

selalu melibatkan kepentingan berbagai pihak dan juga rawan konflik. Charles

O.Jones kemudian menyatakan conflict means ambivalence dengan pernyataan

berikut:

Politik selalu melibatkan konflik. Untuk pembuat keputusan individu


konflik kelompok berarti ambivalensi, dan ambivalensi dapat digambarkan
dalam istilah perilaku sebagai seiring mengambil peran yang tidak
kompatibel, Penegak dan "en•dipaksa" sama menganggap kedua peran
potensi pelanggar dan peran korbannya. Dari tanggapan mereka terhadap
peran saling tersebut mengambil datang aturan yang sebenarnya bertindak
keluar; spesifikasi celah, hukuman, dan penghargaan yang mencerminkan
penyesuaian diterima peranperan yang tidak kompatibel.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka aplikasi kebijakan publik ini

merupakan upaya yang menekankan the establishment of policy goals, agar tujuan

kebijakan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien (to be effectively
38

and efficiently) dalam sebuah pelayanan di bidang sertipikasi pertanahan yang

sesungguhnya kepada masyarakat (objective civil service).

7. Upaya Mengatasi Hambatan Implementasi Kebijakan


Menurut Sunggono (2016: 135-138) dalam mengatasi hambatan

implementasi kebijakan terdapat upaya untuk mengatasinya. Agar suatu kebijakan

menjadi efektif dalam pembuatan maupun implementasinya didukung oleh

sarana-sarana lainnya. Upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang

dihadapi dalam pelaksanaan implementasi kebijakan, yang diantaranya sebagai

berikut.

1. Isi Kebijakan
2. Informasi
3. Dukungan
4. Pembagian Potensi

Adapun penjelasan dari setiap dimensi diatas adalah sebagai berikut.


1. Isi Kebijakan

Upaya dalam mengatasi hambatan tentang isi kebijakan bahwa isi

kebijakan perlu adanya beberapa faktor pendukung untuk melihat keberhasilan

suatu program yang akan di implementasikan yaitu, kepetingan dari isi kebijakan

program tersebut karena suatu kebijakan dalam pelaksanaannya melibatkan

banyak kepentingan, dan sejauh mana kepentingan tersebut membawa pengaruh

terhadap implementasinya. jenis dan manfaat dari kebijakan tersebut yang

menunjukan dampak positif yang dihasilkan implementasi kebijakan, selain itu

juga kebijakan yang dijalankan harus memiliki tujuan yang hendak dicapai

melalui implementasi kebijakan harus mempunyai skala yang jelas. Dalam isi
39

kebijakan tersebut juga terdapat indikator penting yaitu pemahaman isi kebijakan,

manfaat kebijakan dan sumber daya.

2. Informasi

Dalam mengatasi hambatan informasi cara untuk mengatasinya yaitu

dengan melakukan tindakan dengan membuat prosedur melalui pernyataan yang

jelas mengenai persyaratan, tujuan menghilangkan pilihan dari multi interpetasi

atau penafsiran informasi, melaksanakan prosedur dengan hati-hati dan

mekanisme pelaporan secara terinci. Hal tersebut juga berkaitan dengan indikator

dalam informasi yaitu ketidak jelasan informasi dan sasaran sosialisasi.

3. Dukungan

Proses implementasi tentu harus adanya dukungan untuk mengatasi

hambatan diatas, alah satuunya yaitu Fasilitas, yang diharapkan untuk mendukung

pelaksanaan suatu peraturn hukum. Apabila suatu peratutran perundang-undangan

ingin terlaksana dengan baik, harus pula ditunjang oleh fasilitas-fasilitas yang

memadai agar tidak menimbulkan gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan

dalam pelaksanaannya.

Dalam hal ini ada beberapa tahap untuk meendukung implementasi

kebijakan menurut Tachjan (2017: 35), diantaranya adalah:

1. Melaksanakan program dengan mendayagunakan struktur-struktur


dan personalia, dana serta sumber-sumber lainnya, prosedur dan
metode yang tepat.
2. Membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana-sarana
pengwasan yang tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan
kebijakan.
40

Dukungan tersebut memiliki indikator dalam upaya mengatasi hambatan

implementasi kebijakan yaitu penyelenggara program dan sasaran program.

4. Pembagian potensi

Dalam megatasi hambatan ini, adapun upaya-upaya untuk mengatasinya

yaitu daam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan

adanya pelaksanaan kebijakan yang kompeten demi keberhasilan suatu kebijakan.

Hal ini harus terpapar dengan baik. Pelaksanaan kebijakan juga harus di dukung

oleh sumber daya yang baik dan pembagian tugas yang merata srerta menjalankan

tugasnya dengan baik sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh

pelaksana program agar proses pelaksanaan implementasi ini berjalan sesuuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam hubungannya dengan keberlakuan hukum, maka agar suatu

peraturan perundang-undangan dapat berfungsi dengan baik, diperlukan adanya

keserasian empat unsur. Sunggono (2016: 57-58) mengemukakan unsur-unsur

yang harus dipenuhi agar suatu kebijakan dapat terlaksana dengan baik, yaitu:

a. Peraturan hukum ataupun kebijakan itu sendiri, dimana terdapat


kemungkinan adanya ketidak cocokan-ketidak cocokan antara
kebijakan-kebijakan dengan hukum yang tidak tertulis atau
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
b. Mentalitas petugas yang menerapkan hukum atau kebijakan. Para
petugas hukum (Formal) yang mencakup hakim, jaksa, polisi, dan
sebgainya harus memiliki mental yang baik dalam melaksanakan
atau menerapkan suatu peraturan perundang-undangan atau
kebijakan. Sebab apabila terjadi sebaliknya, maka akan terjadi
gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan dalam melaksanakan
kebijakan atau peraturan hukum.
c. Fasilitas, yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan suatu
peraturn hukum. Apabila suatu peratutran perundang-undangan ingin
terlaksana dengan baik, harus pula ditunjang oleh fasilitas-fasilitas
41

yang memadai agar tidak menimbulkan gangguan-gangguan atau


hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya.

Warga masyarakat sebagai objek, dalam hal ini diperlukan kesadaran

hukum masyarakat, kepatuhan hukum, dan perilaku warga masyarakat seperti

yang dikehendaki oleh peraturan perundang-undangan. Serta mengacu pada

indikator dalam pembagian potensi yaitu pembagian tugas yang jelas dan

tanggung jawab.

D. Kajian Penelitian Terdahulu


Pada penyusunan penelitian skripsi ini, peneliti terlebih dahulu menggunakan

penelitian terdahulu yang berupa skripsi sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, hal

tersebut untuk mempermudah peneliti dalam menyusun dan mempertimbangkan

penyusunan skripsi. Berikut adalah hasil-hasil penelitian terdahulu disajikan dalam

bentuk deskripsi dibawah ini.

Penelitian pertama, yang disusun oleh Ai Juju Jubaedah (2017) dengan judul

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Conggeang. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh

bahwa implementasi kebijakan pemerintah tentang Bantuan Langsung Tunai belum

baik, terdafat faktor-faktor penghambat implementasi kebijakan pemerintah tentang

Bantuan Langsung Tunai serta terdapat upaya-upaya dalam mengantisipasi faktor-

faktor penghambat implementasi kebijakan pemerintah tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif melalui studi kasus karena

dapat memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
42

karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun studi dari individu, yang kemudian

dari sifat-sifat khas tersebut akan menjadi suatu hal yang bersifat umum. Teknik

pengumpulan data melalui studi kepustakaan serta studi lapangan melalui observasi

dan wawancara.

Selanjutnya pada penelitian yang kedua, yang disusun oleh Hasbi Iqbal

dengan judul Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2012

di Kabupaten Kudus. Berdasarkan hasil penelitian ini : (1) Sosialisasi telah

dilaksanakan dengan baik sampai tingkat kecamatan, namun hanya sedikit yang

menindaklanjuti dengan mengadakan sosialisasi ditingkat desa/kelurahan. Materi yang

disampaikan kurang lengkap, terutama masalah verifikasi data nominasi RTS.

Sosialisasi juga tidak melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat yaitu karang

taruna, taruna siaga bencana, pekerja sosial masyarakat, tokoh agama dan tokoh

masyarakat, (2) Verifikasi data nominasi RTS tidak berjalan dengan semestinya,

hanya 52 desa yang melaksanakan prosedur tersebut. Kendala yang terjadi adalah

kartu BLT sudah diterima kepala desa sebelum verifikasi data, adanya arahan dari

Kantor Pos untuk tidak melaksanakan prosedur verifikasi, dapat mengalihkan kartu

BLT kepada orang lain dengan membawa surat keterangan dari desa, dan

menimbulkan konflik di masyarakat, karena adanya pencoretan nama RTS yang

dianggap sudah tidak miskin lagi, (3) Proses pembagian kartu BLT berjalan lancar dan

dilaksanakan door to door kepada RTS, namun banyak pelanggaran dalam

pelaksanaan pembagian kartu, yaitu tidak dilibatkannya RT/RW oleh pemerintah

desa/kelurahan dalam pembagian kartu, karena bisa ditangani sendiri oleh perangkat

desa, ketua RT/RW menolak membagi kartu karena tidak berani atau trauma dengan
43

kejadian dimasa lalu, dan kartu tidak dibagikan oleh kepala desa/kelurahan karena

RTS pergi belum kembali, RTS sudah tidak miskin dan alasan lainnya, (4) Pencairan

dana BLT disemua kecamatan berjalan dengan lancar, tertib dan aman, namun masih

terjadi antrian panjang dan berjubel dilokasi pembayaran, adanya RTS yang rentan

(sudah tua, sakit dan cacat) berbaur jadi satu, dan RTS datang tidak sesuai jadwal,

karena kurangnya sosialisasi. (5) Pembuatan laporan dapat digunakan untuk evaluasi

pelaksanaan program, namun pembuat laporan tidak dilaksanakan oleh pemerintah

kecamatan (tim UPP-BLT Kecamatan). Hambatan yang terjadi adalah kemampuan

pelaksana yang kurang, tidak ada monitoring atau tagihan laporan yang tidak baku dan

tidak jelas bentuk laporan, dan tidak ada batas waktu pembuatan laporan.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pelaksanaan lapangan

berupa sosialisasi program, verifikasi data, pembagian kartu, pencairan dana dan

pembuatan laporan. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan

pelaksanaan program adalah sikap pelaksana program yang kurang baik, kondisi sosial

ekonomi yang hampir sama menimbulkan kecemburuan, situasi politik yang

mendukung dan menolak program, keterampilan pelaksana program yang masih perlu

ditingkatkan dan korrdinasi antara pelaksana program yang masih perlu dilegalkan.

Dalam penelitian yang ketiga, yang disusun oleh R Finahari dengan judul

Implementasi Kebijakan Tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) Sebagai Program

Keluraga Harapan (PKH) di Desa Penaga Kabupaten Binten pada Tahun 2017. Tujuan

penelitian ini adalan untuk mengetahui perkembangan program Bantuan Langsung

Tunai, mengevaluasi proses penyaluran dan mengevaluasi sikap masyarakat terhadap

program BLT. Metode penelitian ini adalah kualitatif, teknik pengumpulan data
44

dengan wawancara berpedoman dan dokumentasi, analisis data menggunakan

trianggulasi dengan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Proses pemberian penerima

Bantuan Langsung Tunai kurang tepat karena melalui proses yang tidak sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan BLT sehingga mengakibatkan salah sasaran pada beberapa

keluarga yang dianggap tidak miskin tapi menerima BLT, (2) Pencairan dana

berlangsung dengan lancar dan transparan yaitu adanya keterbukaan pengurus

terhadap proses pencairan dana sehingga penerima BLT dapat menerima dana tiap

bulan, (3) Telah dilaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan BLT berupa

pengawasan langsung terhadap proses rekruitmen dan pencairan dana, (4) Masyarakat

menunjukkan sikaf positif terhadap program BLT yaitu dengan mendukung program

BLT dan masyarakat merasa terbantu dengan adanya program BLT.

Berikut adalah hasil-hasil penelitian terdahulu disajikan dalam bentuk

tabel seperti dibawah ini:

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
NO NAMA DAN JUDUL PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN

1 Ai Juju Jubaedah, Perguruan Tinggi a. Metodologi a. Lokus penelitian


Sebelas April Sumedang (2010). penelitian b. Informan
Implementasi Kebijakan Program kualitatif penelitian (Kepala
Penanggulangan Kemiskinan Tentang
b. Pengumpulan Camat, Sektretaris
Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan
Conggeang ? data Camat, dan serta
c. Pengolahan data pegawai yang
Indikasi berada di
permasalahan Kecamatan)
c. Hasil penelitian
2 Hasbi Iqbal, Universitas Diponegoro a. Metodologi a. Lokus penelitian
(2012),Implementasi Kebijakan penelitian b. Informan
Program Bantuan Langsung Tunai kualitatif penelitian (Kepala
45

Tahun 2012 Di Kabupaten Kudus b. Pengumpulan Dinas Kudus, dan


data Pegawai Dinas)
c. Pengolahan data c. Hasil penelitian
indikasi
permasalahan
3 R Finahari, Universitas Maritim Raja a. Metodologi a. Lokus penelitian
Ali Haji Tanjung Pinang (2018), penelitian b. Informan
Implementasi Kebijakan Tentang kualitatif penelitian (Kepala
Bantuan Langsung Tunai (BLT) Sebagai
b. Pengumpulan Desa Penaga, dan
Program Keluarga Harapan (PKH) Di
Desa Penaga Kabupaten Binten Pada data serta pegawai yang
Tahun 2017 c. Pengolahan data berada di Desa)
indikasi c. Hasil penelitian
permasalahan

Setelah dilihat dari permasalahan yang ada pada penelitian tersebut di atas,

penelitian ini masih memiliki perbedaan yang layak untuk diteliti lebih lanjut.

Terkait dengan implementasi kebijakan yang tentu berbeda antara daerah yang

satu dengan yang lain, baik dari sisi pelaksana, letak wilayah atau geografis, serta

karakter atau iklim dari lokasi penelitian yang akan diteliti permasalahannya.

E. Kerangka Pemikiran dan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

1. Kerangka Pemikiran
Berkaitan dengan judul yang diungkapkan, peneliti mengambil beberapa

teori yang relevan dengan judul tersebut, hal ini dilakukan agar variable yang

terdapat dalam judul dimaksud disesuaikan atas dasar teori-teori yang

dikemukakan oleh para ahli serta dapat dijadikan titik tolak dalam penelitian.

Suatu organisasi dibentuk karena adanya tujuan yang ingin dicapai, untuk

itu diperlukan usaha dan kegiatan yang secara nyata nantinya akan dilakukan oleh

organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.


46

Organisasi, baik pemerintah maupun swasta dalam kegiatan operasional

selalu berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena

itu, sangat logis apabila organisasi tersebut bias berusaha untuk meningkatkan

kemampuannya, yakni dengan memberdayakan semua fungsi-fungsi organisasi

dengan tingkat kinerja yang tinggi guna mencapai tujuan organisasi secara efektif

dan efisien.

Banyaknya masyarakat miskin yang berada di Kabupaten Sumedang

terutama di Kecamatan Ganeas menjadikan Pemerintah untuk membuat kebijakan

program penanggulangan kemiskinan demi terwujudnya masyarakat sejahtera dan

untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Selain itu terdapat tujuan dari program penanggulangan kemiskinan yaitu

sebagai berikut.

1. Mensejahterakan masyarakat.

2. Menghindari tindak kejahatan karena kebutuhan ekonomi.

3. Demi terwujudnya masyarakat sejahtera dan untuk mencapai kehidupan

masyarakat yang lebih baik.

4. Memberantas kemiskinan.

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang

Bantuan Langsungn Tunai ini dapat dikatakan berhasil apabila mengacu pada

faktor implementasi kebijakan publik. Faktor implementasi kebijakan publik

tersebut yaitu:

1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
47

Alangkah baiknya suatu implementasi kebijakan disertai dengan

pemberdayaan masyarakat supaya dedikasi, kecintaan dan rasa memiliki dapat

meningkat.

Upaya untuk mengarahkan pembahasan lebih lanjut, peneliti mengajukan

definisi operasional variable penelitian sebagai berikut:

 Implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,

biasanya dalam bentuk undang-undang atau keputusan-keputusan eksekutif,

keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi,

menyebutkan secara tegas tujuannya serta berbagai cara untuk mengatur proses

implementasinya, teori yang diukur berdasarkan pendapat George C.Edwards

III yang dikutip oleh Mulyadi, 2018: 68, mengemukakan faktor-faktor

impelementasi kebijakan.

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti membuat kisi-kisi

pertanyaan, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi untuk digunakan

sebagai bahan pengamatan penelitian secara langsung pada objek penelitian

mengenai variabel penelitian yaitu Implementasi Kebijakan yang disajikan dalam

bentuk tabel seperti di bawah ini

Tabel 2.2
Kisi- Kisi Pertanyaan Penelitian
Fokus No
Fokus Teori Kisi-kisi Pertanyaan
Permasalahan Item
Bagaimana Implementasi Kebijakan,
Implementasi George C. Edwards III
48

Kebijakan (Mulyadi, 2018: 68)


Program 1. Komunikasi a. Mengimplementasikan 1
Penanggulangan kebijakan BLT dengan
Kemiskinan jelas dan akurat;
Tentang b. Mengimplementasikan 2
Bantuan kebijakan BLT tepat pada
Langsung Tunai sasaran;
di Kecamatan c. Kejelasan komunikasi; 3
Ganeas ? d. Mengimplementasikan 4
kebijakan BLT yang dapat
dipertanggungjawabkan;
5
e. Penyampaian informasi
yang relevan untuk
mengimplementasikan
kebijakan BLT; 6
f. Meyakinkan masyarakat
terhadap kebijakan BLT;
2. Sumberdaya a. Pegawai kecamatan yang 7
tepat dengan keahlian yang
diperlukan dalam
mengimplementasikan
kebijakan BLT;
b. Fasilitas pendukung dalam 8
mengimplementasikan
kebijakan BLT;
3. Disposisi a. Disiplin; 9
b. Kejujuran; 10
4. Struktur Birokrasi a. Penerapan Standar 11
Operasional Prosedure
(SOP) untuk pelaksanaan
kebijakan BLT;
b. Hubungan pegawai 12
kecamatan dengan
masyarakat;
Apa saja Faktor-faktor penghambat
hambatan dalam keberhasilan Implementasi
Implementasi Kebijakan, Charles O.Jones
Kebijakan (Mulyadi,2015 : 45)
Program 1. Organisasi a. Pembentukan sumber daya; 13
Penanggulangan b. Penataan sumber daya; 14
Kemiskinan c. Metode untuk menjalankan 15
Tentang program;
Bantuan 2. Interpretasi a. Pengarahan yang tepat; 16
Langsung Tunai b. Sasaran sosialisasi; 17
di Kecamatan 3. Aplikasi atau a. Ketentuan dari pelayanan; 18
Ganeas ? penerapan b. Tujuan dan perlengkapan 19
49

program;
Apa saja upaya Upaya-upaya mengatasi
untuk mengatasi hambatan Implementasi
hambatan dalam Kebijakan, Sunggono (2016:
Implementasi 135-138)
Kebijakan 1. Isi Kebijakan a. Pemahaman isi 20
kebijakan;
Program 21
b. Manfaat kebijakan;
Penanggulangan c. Sumber daya; 22
Kemiskinan 2. Informasi a. Ketidakjelasan informasi; 23
Tentang b. Sasaran sosialisasi; 24
Bantuan 3. Dukungan a. Penyelenggaraan 25
Langsung Tunai program;
di Kecamatan b. Sasaran program; 26
4. Pembagian Potensi a. Pembagian tugas yang 27
Ganeas ?
jelas;
b. Tanggung jawab; 28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif atau

sering disebut dengan metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada

kondisi yang alamiah (Natural Setting) dan hasil dari penelitian kualitatif lebih

menekankan pada makna daripada generalisasi. Sugiyono (2017: 1)

mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah :

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan


untuk meneliti pada kondisi objek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi”.

Metode penelitian kualitatif ini digunakan karena dianggap lebih mudah

dalam menyesuaikan dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapi dilapangan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Moleong (2017: 17) sebagai berikut:

1. Dapat menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila


berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ganda.
2. Metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara
penelitian dan responden.
3. Metode ini lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penjaman
pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakan dengan

penelitian jenis lainnya. Moleong (2017: 8-13) mengemukakan ciri-ciri atau

karakteristik penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Latar alamiah

50
51

2. Manusia sebagai alat (Instrument)


3. Metode kualitatif
4. Analisa data secara induktif
5. Teori dari dasar (Grounded Theory)
6. Deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan
10. Desain yang bersifat sementara
11. Hasil penelitian dirundingkan bersama.

Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor (Moleong, 2012: 4)

mengemukakan bahwa: “Metodologi Penelitian sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deksripif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati”. Dengan demikian, penggunaan metode

kualitatif dalam suatu penelitian dapat diperoleh data yang lebih tuntas, sehingga

memiliki kredibilitas yang tinggi sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memiliki gambar langkah desain

penelitian yaitu sebagai berikut:


52

Indikasi Masalah:
1. Kurangnya kejelasan informasi mengenai prioritas pemberian Bantuan Langsung Tunai
kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
2. Kurangnya kewenangan pelaksanaan kebijakan ditingkat kecamatan untuk menentukan
masyarakat yang membutuhkan Bantuan Langsung Tunai.
3. Kurangnya kemampuan pegawai kecamatan dalam memberikan saran dalam
mengimplementasikan kebijakan tentang Bantuan Langsung Tunai

Fokus Permasalahan :
1. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Program
Kemsikinan Tentang Bantuan Langsung Tunai
2. Hambatan Implementasi Kebijakan
3. Upaya mengatasi hambatan Implementasi Kebijakan

Model teori yang digunakan


Implementasi Kebijakan (George C. Edwards III dalam Mulyadi, 2018:
68)
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
Faktor Penghambat (Charles O Jones,Mulyadi 2015: 45)
1. Organisasi
2. Interpretasi
3. Aplikasi atau Penerapan
Upaya mengatasi hambatan (Sunggono, 2016: 135-138)
1. Isi Kebijakan
2. Informasi
3. Dukungan
4. Pembagian Potensi

Metodologi Penelitian

Desain penelitian Penentuan sasaran informan Teknik pengumpulan Prosedur pengolahan data:
menggunakan penelitian adalah pegawai data:
Kantor Kecamatan Ganeas 1. Data reduction
metode penelitian 1. Studi Kepustakaan 2. Data display
kualitatif dengan Kabupaten Sumedang.
2. Studi Lapangan 3. Conclution
jenis penelitian a. Observasi drawing/Verification
deskriptif. b. Wawancara
c. Dokumentasi

Kesimpulan

Gambar 3.1
Langkah-langkah Desain Penelitian
53

B. Penentuan Sasaran, Informan dan Narasumber Penelitian

1. Penentuan Sasaran
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi. Namun, oleh

James Spradley yang dikutip Sugiyono (2005:48), mengemukakan mengenai

penentuan sasaran penelitian harus memenuhi elemen-elemen sebagai berikut:

Situasi social yang terdiri atas 3 elemen yaitu:


1. Tempat (place).
2. Pelaku (actors).
3. Aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Dalam rangka memperoleh informasi yang akurat serta data primer yang

diperoleh dari informan penelitian. Informan penelitian merupakan pihak ketiga

yang mengetahui mengenai fenomena yang terjadi dilapangan, yang merupakan

seluruh pegawai Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1
Sasaran Penelitian

No. Unsur Jumlah (Orang)


1. Camat 1
2. Sekretaris Kecamatan 1
3. Kepala Sub Bagian 3
4. Kepala Seksi 5
5. Pelaksana 18
Jumlah 28

2. Informan Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti yaitu teknik

purposive sampling, dimana hanya pihak-pihak tertentu saja yang dijadikan


54

anggota sampel yang terkait dengan implementasi kebijakan pemerintah tentang

Bantuan Langsung Tunai Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, hal tersebut

sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005:52), mengemukakan bahwa:

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data


dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau
mungkin dia sebagai penguasa, sehingga akan memudahkan peneliti
mempelajari objek atau situasi yang diteliti.
Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan :

a. Otoritas yang dimiliki oleh informan terutama yang berkaitan dengan

pelaksanaan implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan

tentang bantuan langsung tunai di Kecamatan Ganeas.

b. Dianggap memiliki informasi yang banyak mengenai pelaksanaan

implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan tentang bantuan

langsung tunai di Kecamatan Ganeas.

c. Memiliki keterkaitan, baik secara individu maupun instuisi dengan pelaksanaan

implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan tentang bantuan

langsung tunai di Kecamatan Ganeas.

Sehingga, peneliti menentukan informan penelitian sebagai berikut:


Tabel 3.2
Informan Penelitian
No
Unsur Jumlah (orang)
.
1. Camat 1
2. Sekretaris Kecamatan 1
3. Kepala Sub Bagian 1
55

4. Kepala Seksi 1
5. Pelaksana 1
Jumlah 5

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.,Studi kepustakaan (library research);

Teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku ilmiah serta

menganalisa berbagai literature, buku-buku, dokumen-dokumen serta referensi

lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

2. Studi lapangan;

Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung

dilapangan pada objek yang diteliti,yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi yaitu pengembalian data atau informasi dengan mengamati

langsung terhadap objek yang sedang diteliti untuk mengetahui kondisi yang

sebenarnya. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung

yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan

langsung ditempati yang menjadi objek penelitian.

b. Interview (wawancara) yaitu tanya jawab secara langsung dengan pihak-

pihak yang berkaitan dengan penelitian, khususnya wawancara dengan

Camat Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang serta informan yang telah

peneliti tentukan.
56

c. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

yang digunakan dalam penelitian ini berupa peraturan-peraturan, dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas. Studi dokumen ini merupakan pelengkap data dalam

observasi dan wawancara untuk penelitian kualitatif.

D. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data


Dengan penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Untuk

mengolah data hasil wawancara dan observasi, penelitian melakukan pengolahan

data yang di tempat dengan mengacu kepada teknik analisis data Model Miles dan

Huberman (Muhadjir, 2002: 148), yaitu sebagai berikut:

1. Data reduction (Reduksi data)


Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari dari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang
diteliti. Reduksi data meliputi
a. Meringkas data
b. Mengkode
c. Menelusur tema
d. Membuat gugus-gugus

e. Caranya: seleksi
ketat
57

f. atas data, ringkasan


atau uraian singkat,
dan
menggolongkannya
ke
g. dalam pola yang
lebih luas
Caranya: seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan
menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas

2. Data display (Penyajian data)


Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat
berupa teks naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik,
jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi
yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,
sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah
kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali

3. Conclution Drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)


Yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini merupakan
temuan baru yang berupa deskripsi atau gambaran dari objek
penelitian dan didukung oleh data-data yang mantap. Kesimpulan ini
akhirnya dapat dijadikan hipotesis penelitian. Kesimpulan-kesimpulan
itu juga diverifikasi selama penelitian berlangsung, dengan cara:
a. memikir ulang selama penulisan
b. tinjauan ulang catatan lapanga
c. tinjauan kembali dan tukar pikiran antarteman sejawat untuk
mengembangkan kesepakatan intersubjektif
d. upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
temuan dalam seperangkat data yang lain.
58

Data
Collection

Data
Display
Data
Reduction
Sumber: Sugiyono (2017: 92)
Conclusion Drawing/
Verification
Sumber: Sugiyono (2017: 92)

Gambar 3.2
Komponen dalam Analisis Data

E. Lokasi dan Jadwal Penelitian


Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. Tempat

penelitiannya adalah Kantor Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Dengan

jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Penelitian
Waktu Penelitian Tahun 2021
N
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap
Persiapan
a. Studi
Kepustakaa
n
b. Observasi
Awal
c. Penyusunan
Proposal
d. Seminar
Proposal
e. Perbaikan
Proposal
BAB IV
KESIMPULAN DAN PEMABAHASAN

A. TUGAS, DAN STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN GANEAS

Sebagaimana Peraturan Bupati Sumedang Nomor 38 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah,

Kecamatan Ganeas mempunyai Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi sebagai

berikut

1. Tugas

Kecamatan mempunyai tugas yang dilimpahkan oleh Bupati untuk

melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

2. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas pokok diatas, Kecamatan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Umum;

b. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

c. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum;

d. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan

Peraturan Bupati;

e. Pengkoordinasian pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan umum;

f. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan

perangkat daerah di tingkat Kecamatan;

59
60

g. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan desa dan atau

kelurahan;

h. Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah yang

tidak dilaksanakan oleh unit kerja pemerintahan daerah yang ada di

Kecamatan;dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh peraturan

perundangundangan.

3. Struktur Organisasi Kecamatan Ganeas

Struktur Organisasi Kecamatan Ganeas terdiri dari :

1. Camat;

2. Sekretaris Kecamatan, membawahi :

a) Subag Umum, Kepegawaian dan Asset;

b) Subag Program dan Keuangan;

3. Seksi Tata Pemerintahan;

4. Seksi Pelayanan Umum;

5. Seksi Sosial;

6. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat;

7. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Struktur Organisasi sebagaimana

Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan Ganeas sebagaimana Gambar 4.1


61

CAMAT

SEKRETARIS
CAMAT
JABATAN FUNGSIONAL

KASUBAG UMUM KASUBAG PROGRAM


KEPEGAWAIAN DAN DAN KEUANGAN
ASET

KASI TAPEM KASI PELAYANAN KASI SOSIAL KASI PPM KASI TRANTIBUM
UMUM
62

B. Sumber Daya Kecamatan Ganeas

Sampai dengan akhir tahun 2017, jumlah pegawai Kecamatan Ganeas

Kabupaten Sumedang sebanyak 31 orang dengan profil demografi sebagai

berikut:

1. Jumlah Pegawai Menurut Golongan

Berdasarkan Tabel. 4. sebagian besar pegawai Kecamatan Ganeas adalah

mereka yang menempati golongan IV yaitu sebanyak 3 orang pegawai, golongan

III sebanyak 8 orang dan pegawai golongan II sebanyak 6 orang

Tabel 4.1
Jumlah Pegawai Menurut Golongan
Golongan
No Unit Wilayah JUMLAH
I II III IV

1 Camat - - - 1 1
2 Sekretariat - - 3 1 4
3 Seksi Tata Pemerintahan - 2 1 - 3
4 Seksi Pelayanan Umum - 3 2 - 5
5 Seksi Sosial - 1 1 - 2
Seksi Pembangunan dan
6 - - - 1 1
Pemberdayaan Masyarakat
Seksi Ketentraman dan
7 - - 1 - 1
Ketertiban Umum
TOTAL - 6 8 3 17
Sumber: Renstras Kecamatan Ganeas

2. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

Sebagian besar pegawai Kecamatan Ganeas adalah mereka yang memiliki

tingkat pendidikan SMA sejumlah 7 orang (33,33%), S1 sebanyak 10 orang

(0,48%), S2 sebanyak 3 orang (0,14%) dan sebanyak 1 orang ( 0,05% ).

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pegawai yang memiliki tingkat

pendidikan yang memadai guna menunjang pelayanan di Kecamatan Ganeas


63

masih kurang, sehingga diperlukan adanya peningkatan kapasitas dan kapabilitas

pegawai pada Kecamatan Ganeas

Tabel 4.2
Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan
No. Unit Wilayah Jumlah
SD SMA D3 S1 S2
1 Camat - - - - 1 1
2 Sekretariat - - 1 2 2 5
3 Seksi Tata Pemerintahan - 2 - 2 - 4

4 Seksi Pelayanan Umum - 1 - 2 - 3


5 Seksi Sosial - 1 - 1 - 2

6 Seksi Pembangunan dan


2
Pemberdayaan Masyarakat - 1 - - 3
Seksi Ketentraman
7 - 2 - 1 - 3
dan Ketertiban Umum
TOTAL - 7 1 10 3 1
Sumber: Resntra Kecamatan Ganeas

3. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan

Berdasarkan struktur organisasi Kecamatan Ganeas, jumlah jabatan

struktural yang dapat diisi adalah sebanyak 9 jabatan struktural. Saat ini seluruh

jabatan telah terisi, sehingga pegawai Kecamatan Ganeas yang menjabat sebagai

pejabat struktural berjumlah 9 orang sebagaimana penjelasan dalam Tabel 2.2.4

Sedangkan sisanya adalah pelaksana. Namun kebutuhan jabatan pelaksana belum

dipetakan sehingga Kecamatan Ganeas belum dapat menunjukkan kebutuhan

jabatan fungsional sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan organisasi Kecamatan

Ganeas sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Tabel 4.4
Jumlah Pegawai Menurut Jabatan

No. Jabatan Jumlah


1 Eselon III 2
64

2 Eselon IV 7
3 Fungsional Tertentu -
4 Fungsional Pelaksana (Staf) 19
TOTAL 21
Sumber: Renstra Kecamatan Ganeas

C. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang

Suatu organisasi dibentuk karena adanya tujuan yang ingin dicapai, untuk

itu diperlukan usaha dan kegiatan yang secara nyata nantinya akan dilakukan oleh

organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Organisasi, baik pemerintah maupun swasta dalam kegiatan operasional

selalu berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena

itu, sangat logis apabila organisasi tersebut bias berusaha untuk meningkatkan

kemampuannya, yakni dengan memberdayakan semua fungsi-fungsi organisasi

dengan tingkat kinerja yang tinggi guna mencapai tujuan organisasi secara efektif

dan efisien.

Banyaknya masyarakat miskin yang berada di Kabupaten Sumedang

terutama di Kecamatan Ganeas menjadikan Pemerintah untuk membuat kebijakan

program penanggulangan kemiskinan demi terwujudnya masyarakat sejahtera dan

untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Untuk dapat mengetahui Implementasi Kebijakan tersebut berjalan baik

atau tidak perlu analisis Implementasi Kebijakan agar program tersebut dapat

berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Dalam bab IV ini akan dilakukan pembahasan Implementasi Keijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, apa saja yang menjadi penghambat


65

Implementasi Keijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang dan juga apa saja

upaya yang dapat mengatasi hambatan-hambatan dari Implementasi Keijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang

Untuk lebih mempermudah pemahaman, dalam pembahasan mengenai

Implementasi Keijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang peneliti merujuk

kepada dimensi-dimensi Implementasi Kebijakan Menurut Makmur (2011: 56)

sebagai berikut:

1. Komunikasi

Komunikasi dalam Implementasi Kebijakan sangat dibutuhkan karena,

dengan adanya komunikasi dapat menentukan tercapainya suatu Implementasi

Kebijakan tersbeut dengan baik begitu juga dengan kejelasan komunikasi yang

disampaikan. Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan

telah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang

akan mereka kerjakan dapat berjalan bila komunikasi dan kejelasan komunikasi

yang diberikan berjalan dengan baik sehingga setiap keputusan Kebijakan dan

peraturan Implementasi harus ditransmisikan (dikomunikasikan) kepada bagian

personalia yang tepat

a. Mengimplementasikan kebijakan BLT dengan jelas dan akurat


66

Dalam implementasi kebijakan BLT, kejelasan komunikasi merupakan

data atau fakta yang telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga dapat

dijadikan indikator dalam kejelasan keberhasilan Kebijakan

Pertanyaan item no.1:

1) Bagaimana cara pelaksana mengimplementasikan dengan jelas dan akurat

pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui Mengimplementasikan kebijakan BLT dengan jelas

dan akurat dalam rangka Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Cara untuk mengimplementasikan program BLT ini adalah dengan cara

mendata setiap kepala keluarga yang layak untuk menerima bantuan dari

pemerintah ini, dengan tujuan membantu meringankan kebutuhan keluarga”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Kami selaku jajaran pimpinan melakukan sosialisasi dan penjelasan

tentang pelaksanaan program BLT ini. Dengban dilakukannya sosialisasi dan


67

penjelasan ini kami berharap agen pelaksana dilapangan dapat memahami dengan

jelas tugas, pokok dan fungsi masing-masing bagiannya”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan pimpinan kami dalam konteks

memahami tugas, pokok dan fungsi program ini saya sebagai agen pelaksana

dapat memahami kebijakan ini”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Diadakannya sosialisasi dari pihak pelaksana kepada masyarakat sasaran

dalam memberikan pemahaman tentang program BLT ini”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“kami menerima informasi mengenai program BLT ini dengan

diberikannya pemahaman llangsung oleh pimpinan kami”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan

Mengimplementasikan kebijakan BLT dengan jelas dan akurat yang dilakukan

pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.4
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan kebijakan BLT
dengan jelas dan akurat
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Cara untuk mengimplementasikan
Ganeas mengimplementasikan kebijakan BLT dengan
program BLT ini adalah jelas dan akurat
dengan cara mendata setiap dengan cara mendata
kepala keluarga yang layak setiap kepala keluarga
68

untuk menerima bantuan dari yang layak untuk


pemerintah ini, dengan tujuan menerima bantuan
membantu meringankan pemerintah serta
kebutuhan keluarga melakukan sosialisasi
Sekretaris Kecamatan Kami selaku jajaran pimpinan dan penjelasan kepada
Ganeas melakukan sosialisasi dan sasaran program BLT
penjelasan tentang tentang pelaksanaan
pelaksanaan program BLT program BLT
ini. Dengban dilakukannya
sosialisasi dan penjelasan ini
kami berharap agen pelaksana
dilapangan dapat memahami
dengan jelas tugas, pokok dan
fungsi masing-masing
bagiannya
Kepala Sub Bagian Dengan adanya sosialisasi
Kecamatan yang dilakukan pimpinan
kami dalam konteks
memahami tugas, pokok dan
fungsi program ini saya
sebagai agen pelaksana dapat
memahami kebijakan ini
Kepala Seksi Diadakannya sosialisasi dari
Kecamatan Ganeas pihak pelaksana kepada
masyarakat sasaran dalam
memberikan pemahaman
tentang program BLT ini
Pelaksana Kecamatan kami menerima informasi
Ganeas mengenai program BLT ini
dengan diberikannya
pemahaman llangsung oleh
pimpinan kami
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


69

Tabel 4.5
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Mengimplementasikan
kebijakan BLT dengan jelas dan akurat
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
mengimplementasikan implementasi kebijakan terdapat pada kerangka
kebijakan BLT dengan BLT telah di
acuan kerja program
jelas dan akurat dengan sosialisasikan dan
cara mendata setiap dilaksanakan dengan BLT
kepala keluarga yang maksimal
layak untuk menerima
bantuan pemerintah
serta melakukan
sosialisasi dan
penjelasan kepada
sasaran program BLT
tentang pelaksanaan
program BLT
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa mengimplementasikan kebijakan BLT dengan jelas dan

akurat dengan cara mendata setiap kepala keluarga yang layak untuk menerima

bantuan pemerintah serta melakukan sosialisasi dan penjelasan kepada sasaran

program BLT tentang pelaksanaan program BLT

b. Mengimplementasikan kebijakan BLT tepat pada sasaran

Sosialisasi tujuan Kebijakan perlu diberitahuakan dan dipahami baik itu

oleh implementor selaku pemberi Kebijakan dan juga dipahami oleh para PKL itu

sendiri sebagai sasaran dari kebjakan yang di tetapkan

Pertanyaan item no.2:

2) Bagaimana pelaksana memilih sasaran tentang Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?
70

Untuk mengetahui Mengimplementasikan kebijakan BLT tepat pada

sasaran dalam rangka Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Dengan adanya peraturan dari pemerintah pemberian kebijakan program

BLT ini diberikan kepada penerima yang memenuhi syarat serta indicator yang

tercantum dalam peraturan program ini.”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Kami melakukan pengarahan kepada setiap RT didesa masing masing

tentang bagaimana klasifikasi untuk memilih sasaran yang tepat.”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Dilakukannya pendekatan terlebih dahulu kepada Kepala desa, tokoh

masyarakat, dan juga masyarakat untuk pengenalan kebijakan program ini agar

sosialisasi lebih efektif dan efisien dengan dibantu oleh pihak tersebut meskipun

terkendala oleh anggaran”


71

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Masyarakat diberikan penyuluhan dan pembinaan tentang kebijakan

program ini”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Kami melakukan pendataan masyarakat miskin yang layak disetiap

wilayah yang ada dikecamatan ganeas ini. Dengan pendataan ini kami dapat

mengetahui siapa saja yang berhak menerima bantuan program ini”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan

Mengimplementasikan kebijakan BLT tepat pada sasaran yang dilakukan pada

Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.6
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan kebijakan BLT
tepat pada sasaran
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Dengan adanya peraturan dari implementasi
Ganeas pemerintah pemberian kebijakan BLT tepat
kebijakan program BLT ini pada sasaran dengan
diberikan kepada penerima melakukan pengarahan
yang memenuhi syarat serta kepada setiap RT di
indicator yang tercantum Desa masing-masing
dalam peraturan program ini tentang bagaimana
Sekretaris Kecamatan Kami melakukan pengarahan klasifikasi untuk
Ganeas kepada setiap RT didesa memilih sasaran yang
masing masing tentang tepat dalam pemberian
bagaimana klasifikasi untuk program BLT
memilih sasaran yang tepat
Kepala Sub Bagian Dilakukannya pendekatan
Kecamatan terlebih dahulu kepada
Kepala desa, tokoh
masyarakat, dan juga
masyarakat untuk pengenalan
72

kebijakan program ini agar


sosialisasi lebih efektif dan
efisien dengan dibantu oleh
pihak tersebut meskipun
terkendala oleh anggaran
Kepala Seksi Masyarakat diberikan
Kecamatan Ganeas penyuluhan dan pembinaan
tentang kebijakan program ini
Pelaksana Kecamatan Kami melakukan pendataan
Ganeas masyarakat miskin yang
layak disetiap wilayah yang
ada dikecamatan ganeas ini.
Dengan pendataan ini kami
dapat mengetahui siapa saja
yang berhak menerima
bantuan program in
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Mengimplementasikan
kebijakan BLT dengan jelas dan akurat
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
implementasi kebijakan pemberian program BLT terdapat pada peraturan
BLT tepat pada sasaran di kecamatan ganeas
mengenai klasifikasi
dengan melakukan telah tepat kepada
pengarahan kepada sasaran-sasaran yang sasaran pada penerima
setiap RT di Desa membutuhkan
program BLT
masing-masing tentang
bagaimana klasifikasi
untuk memilih sasaran
yang tepat dalam
pemberian program BLT
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa implementasi kebijakan BLT tepat pada sasaran dengan

melakukan pengarahan kepada setiap RT di Desa masing-masing tentang


73

bagaimana klasifikasi untuk memilih sasaran yang tepat dalam pemberian

program BLT

c. Kejelasan komunikasi

Kejelasan komunikasi yaitu sekumpulan data atau fakta yang telah

diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan indikator dalam

kejelasan keberhasilan Kebijakan

Pertanyaan item no.3:

3) Bagaimana komunikasi mengenai pelaksanaan Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui kejelasan komunikasi dalam rangka Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan

pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya:

Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Kalau dimasa sekarang yang lagi pandemic seperti ini kita melakukan

komunikasi lewat online kepada setiap kepala desa”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:


74

“Kami menggunakan komunikasi verbal yaitu dengan menggunakan

bahasa untuk memberikan informasi, contoh nya yaitu dengan pemberian

informasi secara langsung kepada setiap kepala desa”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam penyampaian

program, komunikasi adalah proses penyampaian makna dan tujuan yang

dilakukan seseorang kepada orang lain. dalam hal ini komunikasi mengenai

implementasi kebijakan program BLT melibatkan seluruh pegawai dalam bagian

program”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“kami melakukan komunikasi disetiapbagian pelaksana program, selain

komunikasi diantara agen pelaksana kami juga melakukan komunikasi langsung

dan memberikan pemahaman mengenai program ini kepada masyarakat”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Diberikan sosialisasi dan penjelasan tentang konsep program BLT

kepada masyarakat”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan kejelasan

komunikasi yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel

berikut
75

Tabel 4.8
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Kejelasan Komunikasi
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Kalau dimasa sekarang yang kejelasan komunikasi
Ganeas lagi pandemic seperti ini kita dilakukan dengan
melakukan komunikasi lewat komunikasi
online kepada setiap kepala disetiapbagian
desa pelaksana program,
Sekretaris Kecamatan Kami menggunakan selain komunikasi
Ganeas komunikasi verbal yaitu diantara agen
dengan menggunakan bahasa pelaksana kami juga
untuk memberikan informasi, melakukan
contoh nya yaitu dengan komunikasi langsung
pemberian informasi secara dan memberikan
langsung kepada setiap pemahaman mengenai
kepala desa program ini kepada
Kepala Sub Bagian Komunikasi merupakan hal masyarakat
Kecamatan yang terpenting dalam
penyampaian program,
komunikasi adalah proses
penyampaian makna dan
tujuan yang dilakukan
seseorang kepada orang lain.
dalam hal ini komunikasi
mengenai implementasi
kebijakan program BLT
melibatkan seluruh pegawai
dalam bagian program
Kepala Seksi kami melakukan komunikasi
Kecamatan Ganeas disetiapbagian pelaksana
program, selain komunikasi
diantara agen pelaksana kami
juga melakukan komunikasi
langsung dan memberikan
pemahaman mengenai
program ini kepada
masyarakat
Pelaksana Kecamatan Diberikan sosialisasi dan
Ganeas penjelasan tentang konsep
program BLT kepada
masyarakat
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas
76

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Kejelasan Komunikasi
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
kejelasan komunikasi kejelasan komunikasi terdapat pada kerangka
dilakukan dengan mengenai program BLT
acuan kerja program
komunikasi telah dilakukan dengan
disetiapbagian pelaksana maksimal BLT
program, selain
komunikasi diantara
agen pelaksana kami
juga melakukan
komunikasi langsung
dan memberikan
pemahaman mengenai
program ini kepada
masyarakat
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa kejelasan komunikasi dilakukan dengan komunikasi

disetiapbagian pelaksana program, selain komunikasi diantara agen pelaksana

kami juga melakukan komunikasi langsung dan memberikan pemahaman

mengenai program ini kepada masyarakat

d. Mengimplementasikan kebijakan BLT yang dapat

dipertanggungjawabkan

Kebijakan BLT harus dapat di pertanggung jawabkan karena ini berkaitan

dengan program pemerintah dan juga masyarakat, ketika program ini tidak

berjalan dengan baik maka dalam kegiatan implementasi kebijakannya pasti

terdapat permasalahan baik itu dari implementornya maupun dari sasarannya


77

Pertanyaan item no.4:

4) Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menciptakan pegawai supaya

mempunyai rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui Mengimplementasikan kebijakan BLT yang dapat

dipertanggungjawabkan dalam rangka Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan

wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas,

Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala

Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Disini menetapkan konsekuensi dan ganjaran agar setiap pegawai

memiliki rasa tanggung jawab akan tugasnya”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Sering melakukan komunikasi dan motivasi adalah hal yang paling

penting, karena dengan komukasi dan motivasi bisa menciptakan hubungan yang

baik dan meningkatkab rasa tanggung jawab pelaksana program BLT ini”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:


78

“Diadakannya pelatihan guna menciptakan rasa tanggung jawab yang

tinggi pada setiap pelaksana”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Adanya penyemangat dan motivasi dari pimpinan kami serta reward

yang diberikan setiap bulannya , sehingga membuat kami semakin termotivasi

dalam meningkatkan rasa tanggung jawab kami sebagai pelaksana program”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Pimpinan kami selalu memberikan target yang harus dicapai untuk setiap

periodenya, oleh karena itu kami dituntut memiliki rasa tanggung jawab untuk

mencapai target yuang telah ditetapkan”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan

Mengimplementasikan kebijakan BLT yang dapat dipertanggungjawabkan yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.10
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan kebijakan BLT
yang dapat dipertanggungjawabkan
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Disini menetapkan menetapkan
Ganeas konsekuensi dan ganjaran konsekuensi dan
agar setiap pegawai memiliki ganjaran agar setiap
rasa tanggung jawab akan pegawai memiliki rasa
tugasnya tanggung jawab akan
Sekretaris Kecamatan Sering melakukan tugasnya serta
Ganeas komunikasi dan motivasi memberikan target
adalah hal yang paling yang harus dicapai
penting, karena dengan untuk setiap
komukasi dan motivasi bisa periodenya, sehingga
menciptakan hubungan yang tercipta rasa tanggung
79

baik dan meningkatkab rasa jawab yang tinggi


tanggung jawab pelaksana pada setiap pelaksana
program BLT ini
Kepala Sub Bagian Diadakannya pelatihan guna
Kecamatan menciptakan rasa tanggung
jawab yang tinggi pada setiap
pelaksana
Kepala Seksi Adanya penyemangat dan
Kecamatan Ganeas motivasi dari pimpinan kami
serta reward yang diberikan
setiap bulannya, sehingga
membuat kami semakin
termotivasi dalam
meningkatkan rasa tanggung
jawab kami sebagai pelaksana
program
Pelaksana Kecamatan Pimpinan kami selalu
Ganeas memberikan target yang
harus dicapai untuk setiap
periodenya, oleh karena itu
kami dituntut memiliki rasa
tanggung jawab untuk
mencapai target yuang telah
ditetapkan
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut:


80

Tabel 4.11
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai d.
Mengimplementasikan kebijakan BLT yang dapat
dipertanggungjawabkan
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
menetapkan program BLT dapat di terdapat pada kerangka
konsekuensi dan pertanggungjawabkan
acuan kerja program
ganjaran agar setiap dengan baik oleh setiap
pegawai memiliki rasa pelaksana dan pimpinan BLT
tanggung jawab akan di kecamatan ganeas
tugasnya serta
memberikan target yang
harus dicapai untuk
setiap periodenya,
sehingga tercipta rasa
tanggung jawab yang
tinggi pada setiap
pelaksana
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa menetapkan konsekuensi dan ganjaran agar setiap pegawai

memiliki rasa tanggung jawab akan tugasnya serta memberikan target yang harus

dicapai untuk setiap periodenya, sehingga tercipta rasa tanggung jawab yang

tinggi pada setiap pelaksana

e. Penyampaian informasi yang relevan untuk mengimplementasikan

kebijakan BLT

Penyampaian informasi pada program BLT uni harus relevan agar tidak

akan terjadi miskomunikasi dalam setiap pelaksanaanya

Pertanyaan item no. 5:

5) Bagaimana sosialisasi informasi pelaksana kepada sasaran tentang tujuan

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?


81

Untuk mengetahui Penyampaian informasi yang relevan untuk

mengimplementasikan kebijakan BLT dalam rangka Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan

lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat

Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Pada saat sebelum pandemic covid, kami selaku pemberi informasi

mengumpulkan setiap kepala keluarga atau perwakilannya untuk mengikuti rapat

atau diskusi dalam rangka pengimplementasian program ini, namun untuk

sekarang kami melakukan dengan cara Door To Door (menemui langsung

kerumahnya) untuk pemberian informasi tersebut”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Dengan dilakukannya komunikasi yang efektif disini kami sebagai

pelaksana melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik itu secara langsung

maupun menggunakan media online”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:


82

“Sosialisasi ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahapan

persiapan, selanjutnya tahapan pelaksanaan. Dalam tahapan persiapan sebelum

sosialisasi kami melakukan rapat kepada agen-agen pelaksana yang akan

melaksanakan tugas selanjutnya pada tahapan pelaksanaan sosialisasi kami

memberikan informasi yang mendetail menganai program ini kepada masyarakat”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Masyarakat diberikan penyuluhan dan pembinaan tentang kebijakan

program BLT”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Sosialisasi informasi yang kami berikan kepada masyarakat penerima

bantuan melalui rapat diharapkan dapat dipahami langsung oleh penerima”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Penyampaian

informasi yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.12
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Penyampaian informasi yang relevan
untuk mengimplementasikan kebijakan BLT
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Pada saat sebelum pandemic penyampaian
Ganeas covid, kami selaku pemberi informasi kebijakan
informasi mengumpulkan yang relevan
setiap kepala keluarga atau dilakukan dengan
perwakilannya untuk sosialisasi melalui
mengikuti rapat atau diskusi beberapa tahapan yaitu
dalam rangka tahapan persiapan,
pengimplementasian program selanjutnya tahapan
ini, namun untuk sekarang pelaksanaan. Dalam
83

kami melakukan dengan cara tahapan persiapan


Door To Door (menemui sebelum sosialisasi
langsung kerumahnya) untuk kami melakukan rapat
pemberian informasi tersebut kepada agen-agen
Sekretaris Kecamatan Dengan dilakukannya pelaksana yang akan
Ganeas komunikasi yang efektif melaksanakan tugas
disini kami sebagai pelaksana selanjutnya pada
melakukan sosialisasi kepada tahapan pelaksanaan
masyarakat baik itu secara sosialisasi kami
langsung maupun memberikan informasi
menggunakan media online yang mendetail
Kepala Sub Bagian Sosialisasi ini dilakukan menganai program ini
Kecamatan melalui beberapa tahapan kepada masyarakat
yaitu tahapan persiapan,
selanjutnya tahapan
pelaksanaan. Dalam tahapan
persiapan sebelum sosialisasi
kami melakukan rapat kepada
agen-agen pelaksana yang
akan melaksanakan tugas
selanjutnya pada tahapan
pelaksanaan sosialisasi kami
memberikan informasi yang
mendetail menganai program
ini kepada masyarakat
Kepala Seksi Masyarakat diberikan
Kecamatan Ganeas penyuluhan dan pembinaan
tentang kebijakan program
BLT
Pelaksana Kecamatan Sosialisasi informasi yang
Ganeas kami berikan kepada
masyarakat penerima bantuan
melalui rapat diharapkan
dapat dipahami langsung oleh
penerima
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


84

Tabel 4.13
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Penyampaian informasi
yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
penyampaian informasi penyampaian informasi terdapat pada kerangka
kebijakan yang relevan yang relevan telah di
acuan kerja program
dilakukan dengan laksanakan dengan
sosialisasi melalui maksimal oleh BLT
beberapa tahapan yaitu Kecamatan Ganeas
tahapan persiapan,
selanjutnya tahapan
pelaksanaan. Dalam
tahapan persiapan
sebelum sosialisasi kami
melakukan rapat kepada
agen-agen pelaksana
yang akan melaksanakan
tugas selanjutnya pada
tahapan pelaksanaan
sosialisasi kami
memberikan informasi
yang mendetail
menganai program ini
kepada masyarakat
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa penyampaian informasi kebijakan yang relevan dilakukan

dengan sosialisasi melalui beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan, selanjutnya

tahapan pelaksanaan. Dalam tahapan persiapan sebelum sosialisasi kami

melakukan rapat kepada agen-agen pelaksana yang akan melaksanakan tugas

selanjutnya pada tahapan pelaksanaan sosialisasi kami memberikan informasi

yang mendetail menganai program ini kepada masyarakat

f. Meyakinkan masyarakat terhadap kebijakan BLT


85

Pada kebijakan program BLT ini, para implementor harus dapat

meyakinkan masyarakat untuk bisa bekerjasama dan melaksanakan kebijakan

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pertanyaan item no.6:

6) Bagaimana pelaksana meyakinkan masyarakat terhadap Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas ?

Untuk mengetahui Meyakinkan masyarakat terhadap kebijakan BLT

dalam rangka Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang,

penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa

Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas,

Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan

Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Seperti yang telah dijelaskan tadi mengenai pemberian informasi, kami

selaku pelaksana kebijakan melakukan komunikasi langsung kepada masyarakat.”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Adanya transparansi antara pelaksana dan penerima yang dapat

meyakinkan penerima, dengan adanya transparansi mengenai program ini

diharapkan timbul kepercayaan masyarakat kepada kami sebagai pelaksana”


86

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Kejujuran dari pelaksana diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan

dan kepuasan masyarkaat kepada agen pelaksana. Kejujuran ini adalah perilaku

yang dapat meningkatkan kepercayan masyarakat”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Melakukan komunikasi dana memberikan informasi antara pelaksana

dan penerima tentang program BLT ini”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Pemberian informasi secara jelas kepada penerima diharapkan bisa

meningkatkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat kepada pelaksana program

BLT ini”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Meyakinkan

masyarakat terhadap kebijakan BLT dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.14
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Meyakinkan masyarakat terhadap
kebijakan BLT
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Seperti yang telah dijelaskan meyakinkan
Ganeas tadi mengenai pemberian masyarakat terkait
informasi, kami selaku kebijakan dengan cara
pelaksana kebijakan adanya transparansi
melakukan komunikasi antara pelaksana dan
langsung kepada masyarakat penerima yang dapat
Sekretaris Kecamatan Adanya transparansi antara meyakinkan penerima,
87

Ganeas pelaksana dan penerima yang dengan adanya


dapat meyakinkan penerima, transparansi mengenai
dengan adanya transparansi program ini
mengenai program ini diharapkan timbul
diharapkan timbul kepercayaan
kepercayaan masyarakat masyarakat kepada
kepada kami sebagai kami sebagai
pelaksana pelaksana selain itu
Kepala Sub Bagian Kejujuran dari pelaksana kejujuran dari
Kecamatan diharapkan dapat pelaksana diharapkan
meningkatkan kepercayaan dapat meningkatkan
dan kepuasan masyarkaat kepercayaan dan
kepada agen pelaksana. kepuasan masyarkaat
Kejujuran ini adalah perilaku kepada agen pelaksana
yang dapat meningkatkan
kepercayan masyarakat
Kepala Seksi Melakukan komunikasi dana
Kecamatan Ganeas memberikan informasi antara
pelaksana dan penerima
tentang program BLT ini
Pelaksana Kecamatan Pemberian informasi secara
Ganeas jelas kepada penerima
diharapkan bisa
meningkatkan kepercayaan
dan keyakinan masyarakat
kepada pelaksana program
BLT ini
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


88

Tabel 4.15
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Meyakinkan masyarakat
terhadap kebijakan BLT
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
meyakinkan masyarakat meyakinkan masyarakat terdapat pada laporan
terkait kebijakan dengan terhadap kebijakan
hasil kegiatan program
cara adanya transparansi program BLT telah
antara pelaksana dan dilaksanakan dengan BLT
penerima yang dapat maksimal
meyakinkan penerima,
dengan adanya
transparansi mengenai
program ini diharapkan
timbul kepercayaan
masyarakat kepada kami
sebagai pelaksana selain
itu kejujuran dari
pelaksana diharapkan
dapat meningkatkan
kepercayaan dan
kepuasan masyarkaat
kepada agen pelaksana
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa meyakinkan masyarakat terkait kebijakan dengan cara adanya

transparansi antara pelaksana dan penerima yang dapat meyakinkan penerima,

dengan adanya transparansi mengenai program ini diharapkan timbul kepercayaan

masyarakat kepada kami sebagai pelaksana selain itu kejujuran dari pelaksana

diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarkaat kepada

agen pelaksana.

2. Sumberdaya

Menekankan setiap Kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang

memadai baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Sumber daya

manusia adalah kecukupan baik kualitas maupun kuantitas implementor yang


89

dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran. Sumber daya finansial adalah

kecukupan modal investasi atas sebuah program/Kebijakan. Keduanya-duanya

harus diperhatikan dalam Implementasi Kebijakan. Sebab tanpa kehandalan

implementor, Kebijakan menajdi kurang energik dan benjalan lambat. Sedangkan

sumber daya finansial menjamin keberlangsungan Kebijakan. Tanpa ada

dukungan finansial yang memadai, program tak dapat berjalan efektif dan cepat

dalam mencapai tujuan dan sasaran

a. Pegawai kecamatan yang tepat dengan keahlian yang diperlukan

dalam mengimplementasikan kebijakan BLT

Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan

suatu keberhasilan proses Implementasi. Dengan sumberdaya manusia yang

kompeten dan kapabel, maka akan timbul masalah untuk merealisasikan apa yang

hendak dituju oleh tujuan Kebijakan

Pertanyaan item no.7:

7) Bagaimana konsistensi staff atau pegawai terhadap Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas ?

Untuk mengetahui Pegawai kecamatan yang tepat dengan keahlian yang

diperlukan dalam mengimplementasikan kebijakan BLT dalam rangka

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah

melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan

diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala


90

Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana

Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Sangat baik, tiap pegawai memiliki dan melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya masing-masing sesuai dengan SOP yang berlaku.”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Cukup kompeten, karena setiap pegawai diberikan pelatihan khusus oleh

tenaga professional tentang pelaksanaan program BLT ini”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Konsistensi staff dalam menjalankan program ini cukup baik, hal ini

dikarenakan pegawai atau staf diberikan pemahaman mengenai tugas,pokok dan

fungsi dan program yang dijalankan”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Sudah cukup baik,namun perlu adanya pelatihan secara berkelanjutan

agar semua pegawai paham tentang kebijakan program BLT”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Baik, karena pimpinan seringkali memberikan pembinaan dan pelatihan

kepada para pegawainya”


91

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Pegawai

kecamatan yang tepat dengan keahlian yang diperlukan dalam

mengimplementasikan kebijakan BLT yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.16
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pegawai kecamatan yang tepat dengan
keahlian yang diperlukan dalam mengimplementasikan kebijakan BLT
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Sangat baik, tiap pegawai Konsistensi staff
Ganeas memiliki dan melaksanakan dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya program ini cukup
masing-masing sesuai dengan baik, hal ini
SOP yang berlaku dikarenakan pegawai
Sekretaris Kecamatan Cukup kompeten, karena atau staf diberikan
Ganeas setiap pegawai diberikan pemahaman mengenai
pelatihan khusus oleh tenaga tugas,pokok dan
professional tentang fungsi dan program
pelaksanaan program BLT ini yang dijalankan
Kepala Sub Bagian Konsistensi staff dalam
Kecamatan menjalankan program ini
cukup baik, hal ini
dikarenakan pegawai atau staf
diberikan pemahaman
mengenai tugas,pokok dan
fungsi dan program yang
dijalankan
Kepala Seksi Sudah cukup baik,namun
Kecamatan Ganeas perlu adanya pelatihan secara
berkelanjutan agar semua
pegawai paham tentang
kebijakan program BLT
Pelaksana Kecamatan Baik, karena pimpinan
Ganeas seringkali memberikan
pembinaan dan pelatihan
kepada para pegawainya
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


92

Tabel 4.15
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Pegawai kecamatan yang
tepat dengan keahlian yang diperlukan dalam mengimplementasikan
kebijakan BLT
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
Konsistensi staff dalam pegawai dalam terdapat pada laporan
menjalankan program mengimplementasikan
penilaian kinerja
ini cukup baik, hal ini program BLT telah
dikarenakan pegawai dilaksanakan dengan pegawai
atau staf diberikan maksimal
pemahaman mengenai
tugas,pokok dan fungsi
dan program yang
dijalankan

Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa Konsistensi staff dalam menjalankan program ini cukup baik,

hal ini dikarenakan pegawai atau staf diberikan pemahaman mengenai

tugas,pokok dan fungsi dan program yang dijalankan

b. Fasilitas pendukung dalam mengimplementasikan kebijakan BLT

Fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam Implementasi

Kebijakan. lmplementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengerti apa

yang harus dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk melaksanakan tugasnya,

tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka

Implementasi Kebijakan tersebut tidak akan berhasil

Pertanyaan item no.8:

8) Bagaimana fasilitas yang tersedia dalam pengimplementasian kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas ?
93

Untuk mengetahui Fasilitas pendukung dalam mengimplementasikan

kebijakan BLT dalam rangka Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Adanya fasilitas seperti Aula, kursi, ruang tunggu di setiap desa

menunjukan kesiapan tiap tiap desa dalam pengimplementasian program ini”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Fasilitas yang ada di setiap desa dalam menunjang program ini sudah

cukup baik dan mumpuni, hal ini dapat dilihat dari tersedianya alat-alat yang

diperlukan”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Fasilitas yang dimiliki tiap desa guna menunjang keberhasilan kebijakan

belum merata secara maksimal masih ada kekurangan dan belum di penuhi secara

keseluruhan”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:


94

“Menurut saya ketersediaan fasilitas dibeberapa desa masih belum cukup

memedai, dilihat dari beberapa desa yang memiliki aula atau ruang tunggu yang

belum cukup baik”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Belum terpenuhi secara maksimal dan menyeluruh masih banyak

kekurangan mengenai fasilitas sarana dan prasarana untuk pelaksanaan program

ini”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Fasilitas

pendukung dalam mengimplementasikan kebijakan BLT dalam

mengimplementasikan kebijakan BLT yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.18
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Fasilitas pendukung dalam
mengimplementasikan kebijakan BLT
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Adanya fasilitas seperti Aula, Fasilitas yang ada di
Ganeas kursi, ruang tunggu di setiap setiap desa dalam
desa menunjukan kesiapan menunjang program
tiap tiap desa dalam ini sudah cukup baik
pengimplementasian program dan mumpuni, hal ini
ini dapat dilihat dari
Sekretaris Kecamatan Fasilitas yang ada di setiap tersedianya alat-alat
Ganeas desa dalam menunjang yang diperlukan,
program ini sudah cukup baik dibeberapa desa masih
dan mumpuni, hal ini dapat belum cukup
dilihat dari tersedianya alat- memedai, dilihat dari
alat yang diperlukan beberapa desa yang
Kepala Sub Bagian Fasilitas yang dimiliki tiap memiliki aula atau
Kecamatan desa guna menunjang ruang tunggu yang
keberhasilan kebijakan belum belum cukup baik
merata secara maksimal
masih ada kekurangan dan
95

belum di penuhi secara


keseluruhan
Kepala Seksi Menurut saya ketersediaan
Kecamatan Ganeas fasilitas dibeberapa desa
masih belum cukup memedai,
dilihat dari beberapa desa
yang memiliki aula atau
ruang tunggu yang belum
cukup baik
Pelaksana Kecamatan Belum terpenuhi secara
Ganeas maksimal dan menyeluruh
masih banyak kekurangan
mengenai fasilitas sarana dan
prasarana untuk pelaksanaan
program ini
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.19
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Fasilitas pendukung dalam
mengimplementasikan kebijakan BLT
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
Fasilitas yang ada di Beberapa desa memiliki terdapat dalam laporan
setiap desa dalam masalah fasilitas yang
arsip kecamatan (per
menunjang program ini seharusnya ada
sudah cukup baik dan desa)
mumpuni, hal ini dapat
dilihat dari tersedianya
alat-alat yang
diperlukan, dibeberapa
desa masih belum cukup
memedai, dilihat dari
beberapa desa yang
memiliki aula atau ruang
tunggu yang belum
cukup baik
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa Fasilitas yang ada di setiap desa dalam menunjang program
96

ini sudah cukup baik dan mumpuni, hal ini dapat dilihat dari tersedianya alat-alat

yang diperlukan, dibeberapa desa masih belum cukup memedai, dilihat dari

beberapa desa yang memiliki aula atau ruang tunggu yang belum cukup baik.

3. Disposisi

Menekankan terhadap perintah dan instruksi yang dilakukan pimpinan

dalam pekerjaan. Hal ini berarti perintah atau instruksi dari atasan atau pimpinan

kepada bawahaan, atau jabatan eselon yang lebih tinggi ke jabatan eselon di

bawahanya.

a. Disiplin

Disiplin kerja merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dengan

kebijakan sumber daya manusia dalam mengemban tugas kerjanya. Disiplin kerja

sangat dibutuhkan dalam bekerja, karena merupakan sarana untuk melatih

kepribadian pegawai.

Pertanyaan item no.9:

9) Bagaimana kedisiplinan pelaksana terhadap Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai

di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui kedisiplinan pelaksana terhadap Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan

pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya:

Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian


97

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Dalam pandangan saya pribadi kedisiplinan pelaksana dalam

mengimplementasikan kebijakan program ini baik, dilihat dari cara mereka

melaksanakan tugas-tugas dalam program ini.”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Dalam menjalankan tugas baik atau tidaknya tingkat kedisiplinan

petugas itu relative tergantung kepada individunya masing-masing. Akan tetapi

pihak penyelenggara sudah memberikan yang terbaik kepada para pelaksana”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Tentu dalam kedisiplinan terus dioptimalkan, karena setiap pelaksana

sudah memiliki tanggung jawab yang diberikan dan harus bekerja dengan arahan

dan aturan yang ada”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Dalam menjalankan tugasnya, pihak pelaksana lapangan melaksanakan

tugas sesuai dengan kemampuan dan kembali ke individunya masing-masing”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:


98

“Tergantung orang yang menjalankannya karena setiap orang berbeda-

beda dan tidak sama”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Pegawai

kecamatan yang tepat dengan keahlian yang diperlukan dalam

mengimplementasikan kebijakan BLT yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.20
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Disiplin
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Dalam pandangan saya kedisiplinan petugas
Ganeas pribadi kedisiplinan itu relative tergantung
pelaksana dalam kepada individunya
mengimplementasikan masing-masing,
kebijakan program ini baik, namun kedisiplinan
dilihat dari cara mereka pelaksana dalam
melaksanakan tugas-tugas mengimplementasikan
dalam program ini kebijakan program ini
Sekretaris Kecamatan Dalam menjalankan tugas baik, dilihat dari cara
Ganeas baik atau tidaknya tingkat mereka melaksanakan
kedisiplinan petugas itu tugas-tugas dalam
relative tergantung kepada program ini,
individunya masing-masing. kedisiplinan terus
Akan tetapi pihak dioptimalkan,
penyelenggara sudah pelaksana lapangan
memberikan yang terbaik melaksanakan tugas
kepada para pelaksana sesuai dengan
Kepala Sub Bagian Tentu dalam kedisiplinan kemampuan dan
Kecamatan terus dioptimalkan, karena kembali ke
setiap pelaksana sudah individunya masing-
memiliki tanggung jawab masing.
yang diberikan dan harus
bekerja dengan arahan dan
aturan yang ada
Kepala Seksi Dalam menjalankan tugasnya,
Kecamatan Ganeas pihak pelaksana lapangan
melaksanakan tugas sesuai
dengan kemampuan dan
kembali ke individunya
masing-masing
99

Pelaksana Kecamatan Tergantung orang yang


Ganeas menjalankannya karena setiap
orang berbeda-beda dan tidak
sama
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.21
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Disiplin
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
kedisiplinan petugas itu Kedisiplinan pegawai terdapat pada laporan
relative tergantung sudah baik
penilaian kinerja
kepada individunya
masing-masing, namun pegawai
kedisiplinan pelaksana
dalam
mengimplementasikan
kebijakan program ini
baik, dilihat dari cara
mereka melaksanakan
tugas-tugas dalam
program ini,
kedisiplinan terus
dioptimalkan, pelaksana
lapangan melaksanakan
tugas sesuai dengan
kemampuan dan
kembali ke individunya
masing-masing.
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa kedisiplinan petugas itu relatif tergantung kepada individunya

masing-masing, namun kedisiplinan pelaksana dalam mengimplementasikan

kebijakan program ini baik, dilihat dari cara mereka melaksanakan tugas-tugas

dalam program ini, kedisiplinan terus dioptimalkan, pelaksana lapangan


100

melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan kembali ke individunya

masing-masing.

b. Kejujuran

Kedisiplinan dan kejujuran merupakn dua hal yang tidak dapat dipisahkan

dan wajib di miliki oleh setiap pegawai dalam pekerjaannya.

Pertanyaan item no.10:

10) Bagaimana kejujuran pelaksana dalam pengImplementasian Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai

di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui kejujuran pelaksana dalam pengImplementasian

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan

pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya:

Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Dalam menjalankan tugas pihak pelaksana kebijakan program BLT

sudah menerapkan asas kejujuran karena itu poin utama dalam melaksanakan

suatu pekerjaan”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:


101

“Tentu dalam hal kejujuran selalu dioptimalkan, karena kejujuran dalam

bekerja itu sangat penting. Dan harus selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak

terkait dengan memberikan informasi apapun”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Pelaksana sudah menerapkan asas kejujuran karena agar tidak terjadi kesalah

pahaman oleh berbagai pihak baik dari pihak pelaksana maupun masyarakat sebagai

penerima”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Pihak Pelaksana kebijakan program BLT dalam memberikan informasi

kepada masyarakat selalu terbuka dan transparan agar tidak terpengaruh kepada

hal yang negative”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Pelaksana lapangan kebijakan sudah bekerja dengan jujur tanpa adanya

pengaruh yang didengar dari pihak luar”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Fasilitas

pendukung dalam mengimplementasikan kebijakan BLT dalam

mengimplementasikan kebijakan BLT yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas

dapat dilihat pada tabel berikut


102

Tabel 4.22
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai kejujuran
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Dalam menjalankan tugas pelaksana kebijakan
Ganeas pihak pelaksana kebijakan program BLT sudah
program BLT sudah menerapkan asas
menerapkan asas kejujuran kejujuran tanpa adanya
karena itu poin utama dalam pengaruh yang didengar
melaksanakan suatu dari pihak luar,
pekerjaan Pelaksana kebijakan
Sekretaris Kecamatan Tentu dalam hal kejujuran program BLT dalam
Ganeas selalu dioptimalkan, karena memberikan informasi
kejujuran dalam bekerja itu kepada masyarakat
sangat penting. Dan harus selalu terbuka dan
selalu berkoordinasi dengan transparan agar tidak
berbagai pihak terkait dengan terpengaruh kepada
memberikan informasi hal yang negative
apapun
Kepala Sub Bagian Pelaksana sudah menerapkan
Kecamatan asas kejujuran karena agar tidak
terjadi kesalah pahaman oleh
berbagai pihak baik dari pihak
pelaksana maupun masyarakat
sebagai penerima
Kepala Seksi Pihak Pelaksana kebijakan
Kecamatan Ganeas program BLT dalam
memberikan informasi
kepada masyarakat selalu
terbuka dan transparan agar
tidak terpengaruh kepada hal
yang negative
Pelaksana Kecamatan Pelaksana lapangan kebijakan
Ganeas sudah bekerja dengan jujur
tanpa adanya pengaruh yang
didengar dari pihak luar
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


103

Tabel 4.23
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai kejujuran
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
pelaksana kebijakan Pelaksana sudah terdapat dalam laporan
program BLT sudah bersikap jujur dan
arsip kecamatan (per
menerapkan asas transparan
kejujuran tanpa adanya desa)
pengaruh yang didengar
dari pihak luar, Pelaksana
kebijakan program BLT
dalam memberikan
informasi kepada
masyarakat selalu
terbuka dan transparan
agar tidak terpengaruh
kepada hal yang
negative
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa pelaksana kebijakan program BLT sudah menerapkan asas

kejujuran tanpa adanya pengaruh yang didengar dari pihak luar , Pelaksana kebijakan

program BLT dalam memberikan informasi kepada masyarakat selalu terbuka dan

transparan agar tidak terpengaruh kepada hal yang negatif.

4. Struktur Birokrasi

Menekankan terhadap alur perintah, instruksi serta laporan yang

dilakukan dalam pekerjaan. Hal ini berarti perintah atau instruksi dari atasan atau

pimpinan kepada bawahaan, atau jabatan eselon yang lebih tinggi ke jabatan

eselon di bawahanya, termasuk alur pelaporan dari bawahan ke atasn.

a. Penerapan Standar Operasional Prosedure (SOP) untuk pelaksanaan

kebijakan BLT

Disiplin kerja merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dengan

kebijakan sumber daya manusia dalam mengemban tugas kerjanya. Disiplin kerja
104

sangat dibutuhkan dalam bekerja, karena merupakan sarana untuk melatih

kepribadian pegawai.

Pertanyaan item no.11:

11) Bagaimana standar prosedur pelaksanaan dalam Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai

di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui standar prosedur pelaksanaan dalam Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan

pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya:

Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Berbicara Prosedur atau SOP, dalam pelaksanaan kebijakan program

penanggulangan kemisknan ini mengacu pada aturan yang ada. Dalam aturan

tersebut sudah jelas tercantum bagaimana prosedur pelaksanaan program BLT

dan juga mutu pelaksanaan kebijakan program tersebut.”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:


105

“Untuk prosedur atau SOP dalam pelaksanaan program penanggulangan

kemiskinan yaitu BLT mengacu pada prosedur yang telah ditetapkan di dalam

peraturan yang sudah ada”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Pelaksana mengacu pada peraturan yang ada yang di dalamnya terdapat

mutu Standap prosedur harus seperti apa pelaksanaannya”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Standar prosedur untuk melaksanakan program BLT ini sudah tersedia

sesuai dengan peraturan yang ada”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Pelaksanaan program BLT mengacu kepada prosedur yang telah ada ”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Pegawai

kecamatan yang tepat dengan keahlian yang diperlukan dalam

mengimplementasikan kebijakan BLT yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.25
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Penerapan Standar Operasional
Prosedure (SOP) untuk pelaksanaan kebijakan BLT
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Berbicara Prosedur atau SOP, pelaksanaan kebijakan
Ganeas dalam pelaksanaan kebijakan program
program penanggulangan penanggulangan
kemisknan ini mengacu pada kemisknan ini
aturan yang ada. Dalam mengacu pada aturan
106

aturan tersebut sudah jelas yang ada. Dalam


tercantum bagaimana aturan tersebut sudah
prosedur pelaksanaan jelas tercantum
program BLT dan juga mutu bagaimana prosedur
pelaksanaan kebijakan pelaksanaan program
program tersebut BLT dan juga mutu
Sekretaris Kecamatan Untuk prosedur atau SOP pelaksanaan kebijakan
Ganeas dalam pelaksanaan program program tersebut
penanggulangan kemiskinan
yaitu BLT mengacu pada
prosedur yang telah
ditetapkan di dalam peraturan
yang sudah ada
Kepala Sub Bagian Pelaksana mengacu pada
Kecamatan peraturan yang ada yang di
dalamnya terdapat mutu
Standap prosedur harus
seperti apa pelaksanaannya
Kepala Seksi Standar prosedur untuk
Kecamatan Ganeas melaksanakan program BLT
ini sudah tersedia sesuai
dengan peraturan yang ada
Pelaksana Kecamatan Pelaksanaan program BLT
Ganeas mengacu kepada prosedur yang
telah ada
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


107

Tabel 4.25
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Pegawai kecamatan yang
tepat dengan keahlian yang diperlukan dalam mengimplementasikan
kebijakan BLT
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
pelaksanaan kebijakan Sudah sesuai dengan terdapat pada kerangka
program SOP
acuan kerja program
penanggulangan
kemisknan ini mengacu BLT
pada aturan yang ada.
Dalam aturan tersebut
sudah jelas tercantum
bagaimana prosedur
pelaksanaan program
BLT dan juga mutu
pelaksanaan kebijakan
program tersebut
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa terdapat pada kerangka acuan kerja program BLT.

b. Hubungan pegawai kecamatan dengan masyarakat

Hubungan yang di maksud antara pegawai dengan kecamatan adalah

hubungan yang di bangun untuk memberi pelayanan sebagai pelayan masyarakat

yang prima, serta timbal balik dari masyarakat untuk kepuasan masyarakat.

Pertanyaan item no.12:

12) Bagaimana hubungan antar pelaksana dan sasaran dalam

pengImplementasian Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui hubungan antar pelaksana dan sasaran dalam

pengImplementasian Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas,


108

Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan

Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Hubungan antara pelaksana dan penerima sudah bersinergi dengan baik.

Karena dalam pelaksanaan program BLT pelaksana dan penerima saling berkoordinasi

satu sama lain”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Kerjasama antara pelaksana dan penerima baik, karena pelaksana dan pnerima

saling memberikan bantuan apabila terdapat masukan, semua pihak selalu berkoordinasi

satu sama lain dalam hal apapun”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Tentu hubungan antara pelaksana dan penerima sangat baik, kalau pihak

pelaksana dan penerima tidak memiliki hubungan yang baik maka tidak akan

menciptakan keadaan yang baik”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Sejauh ini hubungan antara pelaksana dan penerima terjalin dengan baik,

hal ini dapat dilihat keramahan agen pelaksana terhadap penerima atau

masyarakat, selain dari itu agen pelaksana selalu memberikan pengarahan kepada

masyarakat”
109

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Hubungan antara pihak pelaksana maupun penerima sudah berjalan dengan

baik”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan kebijakan BLT

yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.26
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Hubungan pegawai kecamatan dengan
Masyarakat
Informan Reduksi Data Kesimpulan
Camat Kecamatan Hubungan antara pelaksana dan Kerjasama antara
Ganeas penerima sudah bersinergi pelaksana dan penerima
dengan baik. Karena dalam baik, sudah bersinergi,
pelaksanaan program BLT hal ini dapat dilihat
pelaksana dan penerima saling keramahan agen
berkoordinasi satu sama lain pelaksana terhadap
Sekretaris Kecamatan Kerjasama antara pelaksana dan penerima atau
Ganeas penerima baik, karena pelaksana masyarakat, selain dari
dan pnerima saling memberikan
itu agen pelaksana
bantuan apabila terdapat
masukan, semua pihak selalu selalu memberikan
berkoordinasi satu sama lain pengarahan kepada
dalam hal apapun masyarakat
Kepala Sub Bagian Tentu hubungan antara
Kecamatan pelaksana dan penerima sangat
baik, kalau pihak pelaksana dan
penerima tidak memiliki
hubungan yang baik maka tidak
akan menciptakan keadaan yang
baik
Kepala Seksi Sejauh ini hubungan antara
Kecamatan Ganeas pelaksana dan penerima
terjalin dengan baik, hal ini
dapat dilihat keramahan agen
pelaksana terhadap penerima
atau masyarakat, selain dari
itu agen pelaksana selalu
memberikan pengarahan
kepada masyarakat
Pelaksana Kecamatan Hubungan antara pihak
Ganeas pelaksana maupun penerima
110

sudah berjalan dengan baik


Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.27
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Hubungan pegawai
kecamatan dengan Masyarakat
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
Kerjasama antara Sudah bersinergi dengan terdapat pada laporan
pelaksana dan penerima baik
baik, sudah bersinergi, hal penilaian kinerja
ini dapat dilihat pegawai
keramahan agen
pelaksana terhadap
penerima atau
masyarakat, selain dari
itu agen pelaksana selalu
memberikan pengarahan
kepada masyarakat
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa Kerjasama antara pelaksana dan penerima baik, sudah bersinergi,

hal ini dapat dilihat keramahan agen pelaksana terhadap penerima atau

masyarakat, selain dari itu agen pelaksana selalu memberikan pengarahan kepada

masyarakat.

Berdasarkan hasil analisis Implementasi Kebijakan Program

Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang yang telah di uraikan dan di simpulkan bahwa

Implementasi yang di lakukan di Kecamatan Ganeas telah maskimal dengan

menerapkan sumber daya manusai yang kompeten dan penggunaan metode-

metode program yang baik.


111

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan lebih lanjut mengenai

Implementasi Kebijakan Program Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang sebagai berikut:

Tabel 4.28
Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Penanggulanagan
Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas
Kabupaten Sumedang
NO DIMENSI KESIMPULAN
implementasi kebijakan BLT telah di
sosialisasikan dan dilaksanakan dengan maksimal,
tepat kepada sasaran-sasaran yang membutuhkan
1 Komunikasi
kejelasan komunikasi, dapat di
pertanggungjawabkan, penyampaian informasi
yang relevan.

Konsistensi staff dalam menjalankan program,


2 Sumber daya Beberapa desa memiliki masalah fasilitas yang
seharusnya ada

Kedisiplinan dan kejujuran pegawai sudah baik,


3 Disposisi
serta transparan

Penyaluran BLT sudah sesuai SOP dan Sudah


4 Struktur Organisasi
bersinergi dengan baik

D. Faktor-faktor yang Menghambat Implementasi Kebijakan Program

Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang

Untuk lebih mempermudah pemahaman, dalam pembahasan mengenai

Faktor-faktor penghambat keberhasilan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang peneliti merujuk kepada dimensi-dimensi


112

Implementasi Kebijakan Menurut Charles O.Jones (Mulyadi,2015 : 45) sebagai

berikut:

1. Organisasi

Komunikasi dalam Implementasi Kebijakan sangat dibutuhkan karena,

dengan adanya komunikasi dapat menentukan tercapainya suatu Implementasi

Kebijakan tersbeut dengan baik begitu juga dengan kejelasan komunikasi yang

disampaikan. Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan

telah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang

akan mereka kerjakan dapat berjalan bila komunikasi dan kejelasan komunikasi

yang diberikan berjalan dengan baik sehingga setiap keputusan Kebijakan dan

peraturan Implementasi harus ditransmisikan (dikomunikasikan) kepada bagian

personalia yang tepat

a. Pembentukan sumber daya

Dalam implementasi kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas sangatlah penting karena

ini berhubungan dengan bagaimana cara penyaluran bantuan langsung tunai

tersebut sampai kepada yang berhak.

Pertanyaan item no.1:

13) Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam memilih pegawai atau staf

yang sesuai pada pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?
113

Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam memilih

pegawai atau staff yang sesuai dalam Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan

wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas,

Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala

Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“dalam pemilihan pegawai tentu tidak sembarangan. Salah satu hambatan

dan tantangan dalam pemilihan pegawai ini adalah mampu tidaknya kita sebagai

seorang pemimpin mempercayakan tanggung jawab kepada pegawai atau staf

yang di tunjuk. Karena ada saja kasus dimana pegawai yang kita berikan tanggung

jawab malah mengabaikan tanggung jawab itu sendiri sehingga tugas yang

seharusnya dilakukan oleh pegawai itu menjadi tertunda, atau pegawai yang kita

tujuk tidak 100% mengerti akan tupoksi nya sehingga menjadikan pekerjaan tidak

efektif”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“tidak dapat di pungkiri bahwa sifat kecemburuan yang ada di pegawai

memang sudah biasa. Hal ini merupakan salah satu hambatan yang ada dalam

memilih pegawai pada pelaksanaan program”


114

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“untuk hal ini pemilihan atau penunjukan yang dilakukan oleh pimpinan

terhadap pelaksana program meruopakan wewenang dan hak pimpinan, kami di

bagian program hanya memberi dan menerima data dari hasil seleksi tersebut”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“pemilihan pegawai dalam suatu program haruslah sama dengan

kualifikasi yang di butuhkan dalam melaksanakan program tesebut, sehingga

pemilihan tidak salah sasaran”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Hambatan dalam memilih staf dalam menjalankan program ini yaitu

harus yang amanah, dan yang jelas harus bisa berkomunikasi yang baik dengan

masyarakat, khusuhnya sasaran”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan pembentukkan

sumber daya yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.29
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pembentukan sumber daya
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan dalam pemilihan pegawai tentu Pemilihan pegawai tentu


Ganeas tidak sembarangan. Salah satu dilakukan dengan baik
hambatan dan tantangan dalam terutama memlihat pada
115

pemilihan pegawai ini adalah kemampuan dan tentu


mampu tidaknya kita sebagai harus amanah dan juga
seorang pemimpin menghindari
mempercayakan tanggung jawab kecemburuan antar
kepada pegawai atau staf yang pegawai.
di tunjuk. Karena ada saja kasus
dimana pegawai yang kita
berikan tanggung jawab malah
mengabaikan tanggung jawab
itu sendiri sehingga tugas yang
seharusnya dilakukan oleh
pegawai itu menjadi tertunda,
atau pegawai yang kita tujuk
tidak 100% mengerti akan
tupoksi nya sehingga
menjadikan pekerjaan tidak
efektif
Sekretaris Kecamatan tidak dapat di pungkiri bahwa
Ganeas sifat kecemburuan yang ada di
pegawai memang sudah biasa.
Hal ini merupakan salah satu
hambatan yang ada dalam
memilih pegawai pada
pelaksanaan program
Kepala Sub Bagian untuk hal ini pemilihan atau
Kecamatan penunjukan yang dilakukan oleh
pimpinan terhadap pelaksana
program meruopakan wewenang
dan hak pimpinan, kami di
bagian program hanya memberi
dan menerima data dari hasil
seleksi tersebut
Kepala Seksi Kecamatan pemilihan pegawai dalam suatu
Ganeas program haruslah sama dengan
kualifikasi yang di butuhkan
dalam melaksanakan program
tesebut, sehingga pemilihan
tidak salah sasaran
Pelaksana Kecamatan Hambatan dalam memilih staf
Ganeas dalam menjalankan program ini
yaitu harus yang amanah, dan
yang jelas harus bisa
berkomunikasi yang baik
dengan masyarakat, khusuhnya
sasaran
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas
116

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.30
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai pembentukan sumber
daya
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
pemilihan atau penunjukan Pembentukan sumber daya terdapat pada kerangka
yang dilakukan oleh berdasarkan seleksi
acuan kerja program BLT
pimpinan terhadap dengan mengutamakan
pelaksana program kemampuan
meruopakan wewenang
dan hak pimpinan, kami di
bagian program hanya
memberi dan menerima
data dari hasil seleksi
tersebut

Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa mengimplementasikan kebijakan BLT dengan jelas dan

akurat dengan cara mendata setiap kepala keluarga yang layak untuk menerima

bantuan pemerintah serta melakukan sosialisasi dan penjelasan kepada sasaran

program BLT tentang pelaksanaan program BLT.

b. Penataaan sumber daya

Tujuan adanya penataan sumber daya adalah untuk mempersiapkan

sumber daya agar lebih siap.

Pertanyaan item no.14:

14) Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam penataan sumber daya

manusia pada pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program


117

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam

penataan sumber daya manusia pada pelaksanaan Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan

lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat

Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“dalam penataan SDM ini hambatannya adalah ketidaksesuaian

pendidikan akademik dengan jabatan yang di emban dalam pelaksanaan pogram

ini, sehingga ini menjadi salah satu hambatan dan jika tidak mengeri tupoksi

dalam program kebijakan ini bisa saja SDM tersebut tidak akan mengerti akan

jalannya program ini.”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Penataan SDM merupakan hal yang penting dalam organisasi, Begitu

juga dengan pelaksanaan program. Semua program harus di atur dan di manage

dengan baik agar terciptanya suatu kondisi yang baik juga dalam pelaksanaan

program tersebut. Banyak sekali sebenarnya hambatan yang ada dalam penataan
118

SDM, namun salah satunya adalah adanya kecemburuan dari pegawai yang tidak

di tunjuk atau di percaya untuk menangani sebuah masalah atau membackup

sebuah program

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“penataan sdm yang dilakukan khususnya dalam program seperti ini

adalah membuat sebuah training atau pelatihan secara khusus untuk mengenalkan

suatu program kepada pelaksana program supaya pelaksana program dapat

mengerti dan paham terhadap program itu sendiri. Sehingga untuk hambatannya

dalam penataan sdm adalah kurang nya kedisiplinan para pelaksana terhadap

sebuah kegiatan seperti contohnya jika ada rapat ada saja pegawai yang terlambat

mengikuti rapat”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“faktor kualifikasi atau latar belakang menjadi hal yang paling sering di

temui dalam suatu kedudukan atau jabatan, mungkin tidak hanya di kantor ini

tetapi di instansi instansi lain juga begitu adanya”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“kurangnya sumber daya manusia dalam menjalankan program ini, maka

sering keteteran dalam menjalankanya”


119

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan

Mengimplementasikan kebijakan BLT tepat pada sasaran yang dilakukan pada

Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel beriku

Tabel 4.31
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Mengimplementasikan kebijakan BLT
tepat pada sasaran
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan dalam penataan SDM ini Ketidaksesuaian


Ganeas hambatannya adalah pendidikan akademik
ketidaksesuaian pendidikan dengan jabatan, tupoksi
akademik dengan jabatan yang dalam program
di emban dalam pelaksanaan kebijakan ini bisa saja
pogram ini, sehingga ini menjadi SDM tersebut tidak akan
salah satu hambatan dan jika mengerti akan jalannya
tidak mengeri tupoksi dalam program ini, adanya
program kebijakan ini bisa saja kecemburuan dari
SDM tersebut tidak akan pegawai yang tidak di
mengerti akan jalannya program tunjuk, membuat sebuah
ini training atau pelatihan
Sekretaris Kecamatan Penataan SDM merupakan hal secara khusus untuk
Ganeas yang penting dalam organisasi, mengenalkan suatu
Begitu juga dengan pelaksanaan program kepada
program. Semua program harus pelaksana program
di atur dan di manage dengan supaya pelaksana
baik agar terciptanya suatu program dapat mengerti,
kondisi yang baik juga dalam kurangnya sumber daya
pelaksanaan program tersebut. manusia dalam
Banyak sekali sebenarnya menjalankan program ini
hambatan yang ada dalam
penataan SDM, namun salah
satunya adalah adanya
kecemburuan dari pegawai yang
tidak di tunjuk atau di percaya
untuk menangani sebuah
masalah atau membackup
sebuah program
Kepala Sub Bagian penataan sdm yang dilakukan
Kecamatan khususnya dalam program
seperti ini adalah membuat
sebuah training atau pelatihan
secara khusus untuk
mengenalkan suatu program
kepada pelaksana program
supaya pelaksana program dapat
mengerti dan paham terhadap
program itu sendiri. Sehingga
120

untuk hambatannya dalam


penataan sdm adalah kurang nya
kedisiplinan para pelaksana
terhadap sebuah kegiatan seperti
contohnya jika ada rapat ada
saja pegawai yang terlambat
mengikuti rapat
Kepala Seksi Kecamatan faktor kualifikasi atau latar
Ganeas belakang menjadi hal yang
paling sering di temui dalam
suatu kedudukan atau jabatan,
mungkin tidak hanya di kantor
ini tetapi di instansi instansi lain
juga begitu adanya
Pelaksana Kecamatan kurangnya sumber daya manusia
Ganeas dalam menjalankan program ini,
maka sering keteteran dalam
menjalankanya
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.32
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Penataan sumber daya
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
Beberapa faktor Adanya ketidaksesuaian terdapat pada peraturan
diantaranya linier pendidikan dengan
mengenai klasifikasi
Ketidaksesuaian jabatan dan juga
pendidikan akademik minimnya sumber daya sasaran pada penerima
dengan jabatan, tupoksi yang cakap
program BLT
dalam program
kebijakan ini bisa saja
SDM tersebut tidak akan
mengerti akan jalannya
program ini, adanya
kecemburuan dari
pegawai yang tidak di
tunjuk, membuat sebuah
training atau pelatihan
secara khusus untuk
mengenalkan suatu
program kepada
pelaksana program
supaya pelaksana
121

program dapat mengerti,


kurangnya sumber daya
manusia dalam
menjalankan program
ini
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa hambatan dalam penataan sumber daya untuk pelaksanaan

implementasi kebijakan BLT adalah pentingnya kesesuaian linier pendidikan

dengan jabatan dan juga minimnya sumber daya yang cakap.

c. Metode untuk menjalankan program

Salah unsur keberhasilan pelaksanaan implementasi kebijakan adalah

adnaya metode yang tepat untuk menjalankan program supaya sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

Pertanyaan item no.15:

15) Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan

wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas,

Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala

Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:


122

“untuk saat ini hal yang paling serius menjadi penghambat adalah adanya

pandemi Covid-19, sehingga membuat proses pelaksanaan implementasi program

ini menjadi aga sulit, contohnya dalam pemberian informasi maupun penyerahan

bantuannya menjadi terkendala”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“faktor fasilitas, SDM, Komunikasi, Organisasi, Perencanaan,

manajemen, dll bisa saja menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program.

Tidak hanya dalam program ini, faktor-faktor tersebut bisa menjadi penghambat

entah salah satu dua atau bahkan semuanya bisa menjadi penghambat. Tugas kita

sebagai pimpinan adalah melakukan yang terbaik, seoptimal mungkin, seefisien

mungkin dalam melaksanakan tupoksi yang ada”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“untuk hambatan sendiri dalam pelaksanaan implementasi program ini

adalah tidak adanya kepuasan darimasyarakat, dan masyarakat selalu merasa

kurang terhadap apa yang diberikan oleh pemerintah”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“hambatannya adalah dalam penyaluran bantuan, kami mengakui kadang

kala bantuan yang diberikan salah sasaran sehingga membuat kecemburuan di

masyarakat”
123

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Dari segi anggaran yang kadang tepat kadang juga terlambat turun ke

Kecamatan”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan kejelasan

komunikasi yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.33
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai metode pelaksanaan program
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan untuk saat ini hal yang paling fasilitas, SDM,
Ganeas serius menjadi penghambat Komunikasi, Organisasi,
adalah adanya pandemi Covid- Perencanaan,
19, sehingga membuat proses manajemen, pemberian
pelaksanaan implementasi informasi maupun
program ini menjadi aga sulit, penyerahan bantuannya,
contohnya dalam pemberian termasuk juga tidak
informasi maupun penyerahan adanya kepuasan
bantuannya menjadi terkendala darimasyarakat, dan
Sekretaris Kecamatan faktor fasilitas, SDM, masyarakat selalu
Ganeas Komunikasi, Organisasi, merasa kurang terhadap
Perencanaan, manajemen, dll apa yang diberikan oleh
bisa saja menjadi faktor pemerintah
penghambat dalam pelaksanaan
program. Tidak hanya dalam
program ini, faktor-faktor
tersebut bisa menjadi
penghambat entah salah satu dua
atau bahkan semuanya bisa
menjadi penghambat. Tugas kita
sebagai pimpinan adalah
melakukan yang terbaik,
seoptimal mungkin, seefisien
mungkin dalam melaksanakan
tupoksi yang ada
Kepala Sub Bagian untuk hambatan sendiri dalam
Kecamatan pelaksanaan implementasi
program ini adalah tidak adanya
kepuasan darimasyarakat, dan
masyarakat selalu merasa
kurang terhadap apa yang
124

diberikan oleh pemerintah


Kepala Seksi Kecamatan hambatannya adalah dalam
Ganeas penyaluran bantuan, kami
mengakui kadang kala bantuan
yang diberikan salah sasaran
sehingga membuat kecemburuan
di masyarakat
Pelaksana Kecamatan Dari segi anggaran yang kadang
Ganeas tepat kadang juga terlambat
turun ke Kecamatan
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.34
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai Metode pelaksanaan
program
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
fasilitas, SDM, Beberapa diantaranya terdapat pada kerangka
Komunikasi, Organisasi, faktor manajemen
acuan kerja program BLT
Perencanaan, manajemen,
pemberian informasi
maupun penyerahan
bantuannya, termasuk juga
tidak adanya kepuasan
darimasyarakat, dan
masyarakat selalu merasa
kurang terhadap apa yang
diberikan oleh pemerintah
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa metode pelaksanaan program mengalami habatan diantaranya

karena fasilitas, SDM, Komunikasi, Organisasi, Perencanaan, manajemen,

pemberian informasi maupun penyerahan bantuannya, termasuk juga tidak adanya

kepuasan darimasyarakat, dan masyarakat selalu merasa kurang terhadap apa yang

diberikan oleh pemerintah.

2. Interpretasi
125

a. Pengarahan yang tepat

Pengarahan yang tepat dimaksudkan untuk mencapai program sesuai

dengan yang telah direncanakan dan meminimalisir sedikit mungkin adanya

penyimpangan

Pertanyaan item no.16:

16) Factor apa saja yang menjadi hambatan dalam pemberian pengarahan yang

tepat dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam

pemberian pengarahan yang tepat dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan

lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat

Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“tentunya dalam memberikan pengarahan ada yang dinamakan

komunikasi. Komunikasi yang jelas adalah adanya timbal balik dari lawan

komunikasi kita, sebaliknya komunikasi yang tidak jelas akan menghasilkan

informasi yang salah begitu juga dalam proses pemberian pengarahan salah satu
126

hambatannya adalah dalam komunikasi. Dalam kondisi WFH seperti saat ini

pemberian pengarahan harus serba online sehingga membuat kurang oftimal”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“pengarahan yang dilakukan untuk saat ini dalam kondisi seperti ini

adalah menggunakan aplikasi zoom meeting sebagai fasilitas dalam pemberian

pengarahan. Dalam pelaksanaannya sering terjadi masalah dalam koneksi internet

atau adanya pelaksana yang belum mengerti dalam menjalankan aplikasi ini”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“dalam pemberian pengarahan hambatan yang khususnya kami hadapi

adalah sulitnya menjalankan komunikasi apalagi pada masa pandemi seperti saat

ini kepada seluruh lapisan-lapisan yang terlibat dalam program ini”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“kurangnya pehaman yang dimiliki oleh pegawai yang berusia sehingga

informasi yang di pahaminya kurang dan membuat kurang efektif”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Masih terdapat beberapa pegawai yang belum memahami betul

mengenai bantuan ini dan harus selalu di arahkan oleh pimpinan”


127

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan

Mengimplementasikan kebijakan BLT yang dapat dipertanggungjawabkan yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.35
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pengarahan yang tepat
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan tentunya dalam memberikan Dalam kondisi WFH


Ganeas pengarahan ada yang dinamakan seperti saat ini
komunikasi. Komunikas yang pemberian pengarahan
jelas adalah adanya timbal balik harus serba online
dari lawan komunikasi kita, sehingga membuat
sebaliknya komunikasi yang kurang oftimal,
tidak jelas akan menghasilkan pemberian pengarahan
informasi yang salah begitu juga hambatan yang
dalam proses pemberian khususnya kami hadapi
pengarahan salah satu adalah sulitnya
hambatannya adalah dalam menjalankan komunikasi
komunikasi. Dalam kondisi apalagi pada masa
WFH seperti saat ini pemberian pandemi seperti saat ini
pengarahan harus serba online kepada seluruh lapisan-
sehingga membuat kurang lapisan yang terlibat
oftimal dalam program ini
Sekretaris Kecamatan pengarahan yang dilakukan
Ganeas untuk saat ini dalam kondisi
seperti ini adalah menggunakan
aplikasi zoom meeting sebagai
fasilitas dalam pemberian
pengarahan. Dalam
pelaksanaannya sering terjadi
masalah dalam koneksi internet
atau adanya pelaksana yang
belum mengerti dalam
menjalankan aplikasi ini
Kepala Sub Bagian dalam pemberian pengarahan
Kecamatan hambatan yang khususnya kami
hadapi adalah sulitnya
menjalankan komunikasi apalagi
pada masa pandemi seperti saat
ini kepada seluruh lapisan-
lapisan yang terlibat dalam
program ini
Kepala Seksi Kecamatan kurangnya pehaman yang
Ganeas dimiliki oleh pegawai yang
berusia sehingga informasi yang
di pahaminya kurang dan
membuat kurang efektif
128

Pelaksana Kecamatan Masih terdapat beberapa


Ganeas pegawai yang belum memahami
betul mengenai bantuan ini dan
harus selalu di arahkan oleh
pimpinan
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.36
Triangulasi Teknik Pengumpulan Pengarahan yang tepat
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
Dalam kondisi WFH Pengarahan yang terjadwal terdapat pada kerangka
seperti saat ini pemberian
acuan kerja program BLT
pengarahan harus serba
online sehingga membuat
kurang oftimal, pemberian
pengarahan hambatan
yang khususnya kami
hadapi adalah sulitnya
menjalankan komunikasi
apalagi pada masa
pandemi seperti saat ini
kepada seluruh lapisan-
lapisan yang terlibat dalam
program ini
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa Dalam kondisi WFH seperti saat ini pemberian pengarahan

harus serba online sehingga membuat kurang oftimal, pemberian pengarahan

hambatan yang khususnya kami hadapi adalah sulitnya menjalankan komunikasi

apalagi pada masa pandemi seperti saat ini kepada seluruh lapisan-lapisan yang

terlibat dalam program ini.

b. Sasaran sosialisasi
129

Sosialisasi merupakan hal yang paling vital, terutama bagi hal semacam

ini yang ternyata mampu menyulut sensitifitas masyarakat terhadap kepercayaan

masyarakat kepada pemerintah.

Pertanyaan item no. 17:

17) Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam distribusi informasi yang

kurang dan tidak merata terhadap sasaran sosialisasi dalam pelaksanaan

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui hambatan dalam distribusi informasi yang kurang dan

tidak merata terhadap sasaran sosialisasi dalam pelaksanaan Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan

pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya:

Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“seperti yang telah dijelaskan tadi penyampaian informasi daalam kondisi

WFH saat ini kurang optimal dikarenakan segala sesuatu dikerjakan secara online,

misalnya dalam melakukan rapat secara online tidak semua pegawai di desa

memiliki jaringan internet yang baik, sehingga informasi yang disampaikan

kurang optimal”
130

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“yang menjadi hambatan dalam distribusi informasi atau pemberian

informasi yang tidak merata adalah kemampuan setiap pemberi informasi

kemampuan atau skillnya itu berbeda-beda di setiap wilayahnya, sehingga

membuat distribusi informasi tidak merata”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“dalam penyampaian informasi secara online hadapan yang dihadapi

adalah tidak adanya atau lengkapnya fasilitas sarana prasarana yang ada di setiap

desa. media pendukung yang ada di desa tidak semuanya lengkap seperti

komputer dan internet yang memadai dalam melaksanakan interaksi secara

online”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“mungkin penyampaian informasi yang tidka merata disebabkan kurang

nya pemahaman dari masing-masing individu”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Masih ada warga yang belum memahami program ini, ada juga yang

ingin mendapatkan bantuan ini padahal tidak masuk kriteria pemberian bantuan”
131

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Penyampaian

informasi yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.37
Reduksi Hasil Wawancara hambatan Penyampaian informasi yang relevan
untuk mengimplementasikan kebijakan BLT
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan seperti yang telah dijelaskan tadi pemberian informasi


Ganeas penyampaian informasi daalam yang tidak merata adalah
kondisi WFH saat ini kurang kemampuan setiap
optimal dikarenakan segala pemberi informasi
sesuatu dikerjakan secara online, kemampuan atau
misalnya dalam melakukan rapat skillnya itu berbeda-
secara online tidak semua beda di setiap
pegawai di desa memiliki wilayahnya,
jaringan internet yang baik, penyampaian informasi
sehingga informasi yang secara online hadapan
disampaikan kurang optimal yang dihadapi adalah
Sekretaris Kecamatan yang menjadi hambatan dalam tidak adanya atau
Ganeas distribusi informasi atau lengkapnya fasilitas
pemberian informasi yang tidak sarana prasarana yang
merata adalah kemampuan ada di setiap desa,
setiap pemberi informasi kurang nya pemahaman
kemampuan atau skillnya itu dari masing-masing
berbeda-beda di setiap individu
wilayahnya, sehingga membuat
distribusi informasi tidak merata
Kepala Sub Bagian dalam penyampaian informasi
Kecamatan secara online hadapan yang
dihadapi adalah tidak adanya
atau lengkapnya fasilitas sarana
prasarana yang ada di setiap
desa. media pendukung yang
ada di desa tidak semuanya
lengkap seperti komputer dan
internet yang memadai dalam
melaksanakan interaksi secara
online
Kepala Seksi Kecamatan mungkin penyampaian
Ganeas informasi yang tidka merata
disebabkan kurang nya
pemahaman dari masing-masing
individu
Pelaksana Kecamatan Masih ada warga yang belum
Ganeas memahami program ini, ada
132

juga yang ingin mendapatkan


bantuan ini padahal tidak masuk
kriteria pemberian bantuan
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.38
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai hambatan Penyampaian
informasi yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
pemberian informasi yang Distribusi informasi terdapat pada kerangka
tidak merata adalah secara bertahap melalui acuan kerja program BLT
kemampuan setiap kasi sosial di tiap desa
pemberi informasi
kemampuan atau skillnya
itu berbeda-beda di setiap
wilayahnya, penyampaian
informasi secara online
hadapan yang dihadapi
adalah tidak adanya atau
lengkapnya fasilitas sarana
prasarana yang ada di
setiap desa, kurang nya
pemahaman dari masing-
masing individu
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa hambatan dalam distribusi informasi adalah pemberian

informasi yang tidak merata adalah kemampuan setiap pemberi informasi

kemampuan atau skillnya itu berbeda-beda di setiap wilayahnya, penyampaian

informasi secara online hadapan yang dihadapi adalah tidak adanya atau

lengkapnya fasilitas sarana prasarana yang ada di setiap desa, kurang nya

pemahaman dari masing-masing individu.

3. Aplikasi atau penerapan


133

a. Ketentuan dari pelayanan

Ketentuan pelayanan ini berarti bahwa suatu pelayanan atau pekerjaan

yang diselesaikan untuk sebuah program memiliki tujuan yang telah berdasarkan

pada ketentuan yang sebenarnya telah ditetapkan.

Pertanyaan item no.18:

18) Factor apa saja yang menjadi hambatan dalam kejelasan regulasi untuk

menentukan pelayanan pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam

ketentuan pelayanan Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“sebuah aturan atau regulasi haruslah memiliki sebuah kejelasan. Hal ini

di maksudkan agar implementor atau pelaksana program dapat memahami aturan

di dalam sebuah program tersebut dengan jelas. Karena, pelaksana tugas

merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan program”


134

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“hambatan dalam kejelasan regulasi adalah penyampaian yang kami

berikan kepada pelaksana program akan sebuah regulasi tidak selalu di pahami,

sehingga membuat penyampaian kejelasan ini menjadi tidak efektif dan sedikit

rumit karena ada saja tidak bisa di pahami secara langsung”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“hambatannya adalah adanya kurang ketaatan dari pelaksana sehingga

masyarakat yang dilayani kurang merasa puas”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“mungkin hambatannya dalam kejelasan regulasi adalah kurang nya

pemahaman seorang individu terhadap regulasi tersebut, atau regulasi tersebut

terlalu rumit di[ahami sehingga membuat regulasi tersebut susah dipahai”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Masih ada beberapa regulasi yang belum dipahami oleh beberapa

pegawai dalam menjalankan program ini, jadi harus selalu diingatkan kembali”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan

Mengimplementasikan kebijakan BLT yang dapat dipertanggungjawabkan yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut


135

Tabel 4.39
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Ketentuan dalam pelayanan
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan sebuah aturan atau regulasi beberapa regulasi yang


Ganeas haruslah memiliki sebuah belum dipahami oleh
kejelasan. Hal ini di maksudkan beberapa pegawai,
agar implementor atau pelaksana penyampaian yang
program dapat memahami berikan kepada
aturan di dalam sebuah program pelaksana program akan
tersebut dengan jelas. Karena, sebuah regulasi tidak
pelaksana tugas merupakan hal selalu di pahami, adanya
yang penting dalam pelaksanaan kurang ketaatan dari
program pelaksana sehingga
Sekretaris Kecamatan hambatan dalam kejelasan masyarakat yang
Ganeas regulasi adalah penyampaian dilayani kurang merasa
yang kami berikan kepada puas
pelaksana program akan sebuah
regulasi tidak selalu di pahami,
sehingga membuat penyampaian
kejelasan ini menjadi tidak
efektif dan sedikit rumit karena
ada saja tidak bisa di pahami
secara langsung
Kepala Sub Bagian hambatannya adalah adanya
Kecamatan kurang ketaatan dari pelaksana
sehingga masyarakat yang
dilayani kurang merasa puas
Kepala Seksi Kecamatan mungkin hambatannya dalam
Ganeas kejelasan regulasi adalah kurang
nya pemahaman seorang
individu terhadap regulasi
tersebut, atau regulasi tersebut
terlalu rumit di[ahami sehingga
membuat regulasi tersebut susah
dipahai
Pelaksana Kecamatan Masih ada beberapa regulasi
Ganeas yang belum dipahami oleh
beberapa pegawai dalam
menjalankan program ini, jadi
harus selalu diingatkan kembali
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


136

Tabel 4.38
Triangulasi Teknik Pengumpulan Ketentuan dalam pelayanan
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
beberapa regulasi yang Regulasi yang berubah- terdapat pada kerangka
belum dipahami oleh ubah, sulit dipahami, dan
acuan kerja program BLT
beberapa pegawai, terdapat banyak
penyampaian yang berikan pemahaman menyimpang
kepada pelaksana program
akan sebuah regulasi tidak
selalu di pahami, adanya
kurang ketaatan dari
pelaksana sehingga
masyarakat yang dilayani
kurang merasa puas
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa beberapa regulasi yang belum dipahami oleh beberapa

pegawai, penyampaian yang berikan kepada pelaksana program akan sebuah

regulasi tidak selalu di pahami, adanya kurang ketaatan dari pelaksana sehingga

masyarakat yang dilayani kurang merasa puas.

b. Tujuan dan perlengkapan program

Sangat penting mengenai hal ini karena tanpa adanya perlengkapan

program tentu dapat menyebabkan terhambatnya proses pelaksanaan program..

Pertanyaan item no. 19:

19) Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam tujuan dan perlengkapan

yang tersedia dalam pengImplementasian Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam tujuan

dan perlengkapan yang tersedia dalam pengImplementasian Kebijakan Program


137

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan

wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas,

Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala

Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“hambatan yang dihadapi dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana

yang ada di desa dalam pelaksanaan program BLT ini adalah kurang nya

perhatian pemerintah desa (KHUSUSNYA) dalam penganggaran untuk

penyediaan fasilitas yang baru untuk di gunakan dalam kepentingan ini”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“penyedian fasilitas yang belum lengkap menjadi penghambat dalam

pelaksanaan program. Selain itu desa juga tidak bisa menganggarkan dan

membuat atau membeli fasilitas itu secara langsung sehingga belum bisa di

manfaatkan dan digunakan oleh masyarakat pada saat penerimaan bantuan atau

pelayanan”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“kurangnya penganggaran dalam fasilitas, sehingga masih ada desa yang

kekurangan akan fasilitas yang memadai”


138

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Sarana dan prasaarana yang belum memadaii menjadi salah satu

hambatan dalam pengimplementasian”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Tidak lengkapnya fasilitas di aula saat mengadakan sosialisasi mengenai

program bantuan langsung tunai ini, dan aula yang terlihat kumuh dan kotor”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Penyampaian

informasi yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.39
Reduksi Hasil Wawancara hambatan tujuan dan perlengkapan program
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan hambatan yang dihadapi dalam fasilitas yang belum


Ganeas penyediaan fasilitas sarana dan lengkap, perhatian
prasarana yang ada di desa pemerintah desa
dalam pelaksanaan program (KHUSUSNYA) dalam
BLT ini adalah kurang nya penganggaran untuk
perhatian pemerintah desa penyediaan fasilitas
(KHUSUSNYA) dalam yang baru untuk di
penganggaran untuk penyediaan gunakan, dan fasilitas di
fasilitas yang baru untuk di aula saat mengadakan
gunakan dalam kepentingan ini sosialisasi mengenai
Sekretaris Kecamatan penyedian fasilitas yang belum program bantuan
Ganeas lengkap menjadi penghambat langsung tunai ini, dan
dalam pelaksanaan program. aula yang terlihat kumuh
Selain itu desa juga tidak bisa dan kotor
menganggarkan dan membuat
atau membeli fasilitas itu secara
langsung sehingga belum bisa di
manfaatkan dan digunakan oleh
masyarakat pada saat
penerimaan bantuan atau
pelayanan
Kepala Sub Bagian kurangnya penganggaran dalam
139

Kecamatan fasilitas, sehingga masih ada


desa yang kekurangan akan
fasilitas yang memadai
Kepala Seksi Kecamatan Sarana dan prasaarana yang
Ganeas belum memadaii menjadi salah
satu hambatan dalam
pengimplementasian
Pelaksana Kecamatan Tidak lengkapnya fasilitas di
Ganeas aula saat mengadakan sosialisasi
mengenai program bantuan
langsung tunai ini, dan aula
yang terlihat kumuh dan kotor
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.40
Triangulasi Teknik Pengumpulan tujuan dan perlengkapan program
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
fasilitas yang belum Fasilitas dan pendukung terdapat pada kerangka
lengkap, perhatian keberlangsungan
acuan kerja program BLT
pemerintah desa pelaksanaan penyaluran
(KHUSUSNYA) dalam BLT sangat minim dan
penganggaran untuk tidak terawat
penyediaan fasilitas yang
baru untuk di gunakan, dan
fasilitas di aula saat
mengadakan sosialisasi
mengenai program
bantuan langsung tunai ini,
dan aula yang terlihat
kumuh dan kotor
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa hambatan dalam tujuan dan ketentuan pelaksanaan

implementasi BLT adalah fasilitas yang belum lengkap, perhatian pemerintah

desa (KHUSUSNYA) dalam penganggaran untuk penyediaan fasilitas yang baru

untuk di gunakan, dan fasilitas di aula saat mengadakan sosialisasi mengenai

program bantuan langsung tunai ini, dan aula yang terlihat kumuh dan kotor.
140

Dari penjelesan di atas dapat disimpulkan lebih lanjut mengenai

hambatan-hambatan Implementasi Kebijakan Program Penanggulanagan

Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang sebagai berikut.

Tabel 4.41
Kesimpulan Hambatan Implementasi Kebijakan Program Penanggulanagan
Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas
Kabupaten Sumedang
NO DIMENSI KESIMPULAN
Pembentukan sumber daya berdasarkan seleksi
dengan mengutamakan kemampuan, Adanya
ketidaksesuaian linier pendidikan dengan
jabatan dan juga minimnya sumber daya yang
cakap, beberapa diantaranya faktor manajemen
1 Organisasi (fasilitas, SDM, Komunikasi, Organisasi,
Perencanaan, manajemen, pemberian informasi)
maupun penyerahan bantuannya, termasuk juga
tidak adanya kepuasan darimasyarakat, dan
masyarakat selalu merasa kurang terhadap apa
yang diberikan oleh pemerintah
sulitnya menjalankan komunikasi pada masa
pandemi kepada seluruh lapisan-lapisan yang
2 Interpretasi terlibat dalam program, Distribusi informasi
secara bertahap melalui kasi sosial di tiap
desa
Regulasi yang berubah-ubah, sulit dipahami,
dan terdapat banyak pemahaman menyimpang
3 Aplikasi atau Penerapan serta Fasilitas dan pendukung keberlangsungan
pelaksanaan penyaluran BLT sangat minim dan
tidak terawat

E. Upaya-upaya Mengatasi Hambatan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang

Untuk lebih mempermudah pemahaman, dalam pembahasan mengenai

Upaya-upaya Mengatasi Hambatan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan


141

Ganeas Kabupaten Sumedang peneliti merujuk kepada dimensi-dimensi upaya-

upaya mengatasi hambatan Implementasi Kebijakan, Sunggono (2016: 135-138)

sebagai berikut:

1. Isi Kebijakan

Isi kebijakan yang di masksud adalah bahwa isi kebijakan harus jelas,

terarah, dan juga tepat sasaran.

a. Pemahaman isi kebijakan

Dalam implementasi kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas sangatlah penting karena

ini berhubungan dengan bagaimana cara penyaluran bantuan langsung tunai

tersebut sampai kepada yang berhak.

Pertanyaan item no.20:

20) Bagaimana upaya agar pelaksana lebih optimal dalam memahami isi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui Bagaimana upaya agar pelaksana lebih optimal dalam

memahami isi Kebijakan Program Penanggulangan Penanggulangan Kemiskinan

Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang,

penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa

Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas,

Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan

Pelaksana Kecamatan Ganeas.


142

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Memberikan pembinaan dan pelatihan secara berkala kepada staf

ataupun pegawai agar program kebijakan ini bisa berjalan dengan baik”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Upayanya yaitu harus adanya pendekatan dari pihak penyelenggara

kepada pelaksana dan lebih diperhatikan lagi oleh penyelenggara terkait hal

tersebut agar proses pelaksanaan kebijakan dapat dilakukan secara berkala dan

benar”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Memberikan pemahaman tentang apa yang harus dijalankan kepada

setiap pelaksana. Pemberian pemahaman ini dilakukan pada kesempatan rapat

atau semacamnya”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Diadakannya pembinaan dan pelatihan kepada pelaksana yang dilakukan

oleh penyelenggara, supaya para pelaksana dapat memahami isi kebijakan dan

dapat menjalankan tugas kebijakannya dengan maksimal”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:


143

“Selalu adanya pembinaan secara berkelanjutan dari waktu ke waktu guna

menciptakan kosistensi pemahaman pelaksana terhadap isi kebijakan program”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan pembentukkan

sumber daya yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.42
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai pemahaman isi kebijakan
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan Memberikan pembinaan dan harus adanya pendekatan


Ganeas pelatihan secara berkala kepada dari pihak
staf ataupun pegawai agar penyelenggara kepada
program kebijakan ini bisa pelaksana, Memberikan
berjalan dengan baik pemahaman tentang apa
Sekretaris Kecamatan Upayanya yaitu harus adanya yang harus dijalankan
Ganeas pendekatan dari pihak kepada setiap pelaksana,
penyelenggara kepada pelaksana Memberikan pembinaan
dan lebih diperhatikan lagi oleh dan pelatihan secara
penyelenggara terkait hal berkala kepada staf
tersebut agar proses pelaksanaan ataupun pegawai
kebijakan dapat dilakukan
secara berkala dan benar
Kepala Sub Bagian Memberikan pemahaman
Kecamatan tentang apa yang harus
dijalankan kepada setiap
pelaksana. Pemberian
pemahaman ini dilakukan pada
kesempatan rapat atau
semacamnya
Kepala Seksi Kecamatan Diadakannya pembinaan dan
Ganeas pelatihan kepada pelaksana yang
dilakukan oleh penyelenggara,
supaya para pelaksana dapat
memahami isi kebijakan dan
dapat menjalankan tugas
kebijakannya dengan maksimal
Pelaksana Kecamatan Selalu adanya pembinaan secara
Ganeas berkelanjutan dari waktu ke
waktu guna menciptakan
kosistensi pemahaman
pelaksana terhadap isi kebijakan
program
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas
144

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.43
Triangulasi Teknik Pengumpulan pemahaman isi kebijakan
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
harus adanya pendekatan Memberikan pengarahan terdapat pada kerangka
dari pihak penyelenggara dan juga pembinaan juknis
acuan kerja program BLT
kepada pelaksana,
Memberikan pemahaman
tentang apa yang harus
dijalankan kepada setiap
pelaksana, Memberikan
pembinaan dan pelatihan
secara berkala kepada staf
ataupun pegawai

Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwaupaya untuk mengatasi minimnya pemahaman terhadap isi

kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan melalui BLT Desa adalah harus

adanya pendekatan dari pihak penyelenggara kepada pelaksana, Memberikan

pemahaman tentang apa yang harus dijalankan kepada setiap pelaksana,

Memberikan pembinaan dan pelatihan secara berkala kepada staf ataupun

pegawai.

b. Manfaat kebijakan

Tujuan adanya manfaat kebijakan adalah untuk menghindari

penyimpangan penyaluran BLT itu sendiri..

Pertanyaan item no.21:


145

21) Bagaimana upaya dalam memaksimalkan manfaat kebijakan dalam

pengImplementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam memaksimalkan manfaat

kebijakan dalam pengImplementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“manfaat dalam kebijakan ini sangatlah banyak dalam membatu

kesejahteraan masyarakat penerima bantuan. Untuk memaksimalkan manfaat ini

agar dapat di maksimalkan bantuannya oleh penerima, kami memberikan

informasi dan edukasi dalam tatacara penggunaan dana bantuan tersebut, sehingga

penerima bisa lebih mengoptimalkan bantuan yang berupa uang tunai tersebut”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“setiap manusia memiliki keinginan dan kebutuhan. Disini kita

mengedukasi masyarakat penerima bantuan program ini agar dapat menggunakan

bantuan ini sesuai dengan kebutuhan bukan mencukupi keinginan nya”


146

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“kami sebagai aparatur tidak henti hentinya memberikan informasi

mengenai pemanfaatan BLT ini agar setiap masyarakat menggunakan bantuan ini

dengan bijak”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“dengan cara memberikan pemahaman dan kesediaan dalam menjalankan

program sehingga dengan keikhlasan pegawai dalam melayani dan menjalankan

program akan tercipta manfaat yang terasa baik untuk pemerintah kecamatan, desa

maupun masyarakat”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Selalu memanfaatkan bantuan-bantuan dari pemerintah yang bertujuan

untuk kesejahteraan masyarakat, apalagi program-program bantuan langsung tunai

ini”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan

Mengimplementasikan kebijakan BLT tepat pada sasaran yang dilakukan pada

Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.44
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai manfaat kebijakan
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan manfaat dalam kebijakan ini membantu kesejahteraan


Ganeas sangatlah banyak dalam masyarakat penerima
membatu kesejahteraan bantuan, mengedukasi
masyarakat penerima bantuan. masyarakat penerima
Untuk memaksimalkan manfaat bantuan program ini agar
147

ini agar dapat di maksimalkan dapat menggunakan


bantuannya oleh penerima, kami bantuan ini sesuai
memberikan informasi dan dengan kebutuhan bukan
edukasi dalam tatacara mencukupi keinginan
penggunaan dana bantuan nya, memanfaatkan
tersebut, sehingga penerima bisa bantuan-bantuan dari
lebih mengoptimalkan bantuan pemerintah yang
yang berupa uang tunai tersebut bertujuan untuk
Sekretaris Kecamatan setiap manusia memiliki kesejahteraan
Ganeas keinginan dan kebutuhan. Disini masyarakat
kita mengedukasi masyarakat
penerima bantuan program ini
agar dapat menggunakan
bantuan ini sesuai dengan
kebutuhan bukan mencukupi
keinginan nya
Kepala Sub Bagian kami sebagai aparatur tidak
Kecamatan henti hentinya memberikan
informasi mengenai
pemanfaatan BLT ini agar setiap
masyarakat menggunakan
bantuan ini dengan bijak
Kepala Seksi Kecamatan dengan cara memberikan
Ganeas pemahaman dan kesediaan
dalam menjalankan program
sehingga dengan keikhlasan
pegawai dalam melayani dan
menjalankan program akan
tercipta manfaat yang terasa
baik untuk pemerintah
kecamatan, desa maupun
masyarakat
Pelaksana Kecamatan Selalu memanfaatkan bantuan-
Ganeas bantuan dari pemerintah yang
bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat, apalagi program-
program bantuan langsung tunai
ini
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut:


148

Tabel 4.47
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data mengenai manfaat kebijakan
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
membantu kesejahteraan Mensejahterakan terdapat pada peraturan
masyarakat penerima masyrakat terkena dampak
mengenai klasifikasi
bantuan, mengedukasi COVID-19
masyarakat penerima sasaran pada penerima
bantuan program ini agar
program BLT
dapat menggunakan
bantuan ini sesuai dengan
kebutuhan bukan
mencukupi keinginan nya,
memanfaatkan bantuan-
bantuan dari pemerintah
yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa dengan adanya sosialisasi mengenai manfaat kebijakan

penyluran BLT DD ini adalah bertujuan untuk membantu kesejahteraan

masyarakat penerima bantuan, mengedukasi masyarakat penerima bantuan

program ini agar dapat menggunakan bantuan ini sesuai dengan kebutuhan bukan

mencukupi keinginan nya, memanfaatkan bantuan-bantuan dari pemerintah yang

bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.

c. Sumber daya

Salah satu unsur yang paling vital dalam pemahaman isi kebijakan adalah

sumber daya yang memadai, termasuk di dalamnya yaitu sumber daya manusia

sebagai pelaksana roda kebijakan. Selain sumber daya manusia, sumber daya

material juga snagat di butuhkan.

Pertanyaan item no.22:

22) Bagaimana upaya menciptakan sumber daya pembantu yang maksimal dan

memadai dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program


149

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui upaya menciptakan sumber daya pembantu yang

maksimal dan memadai dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan ini, pihak pelaksana

harus memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi agar tujuan dari pada kebijakan

program BLT dapat optimal”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang telah dilakukan yaitu dengan mengadakan pelatihan dan

sosialisasi kepada pembantu atau relawan, namun belum dilakukan secara berkala

karena terbatasnya anggaran”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:


150

“Upaya yang dilakukan yaitu harus adanya pelatihan khusus secara rutin

kepada sumber daya pembantu atau relawan terkait dengan pelaksanaan program

ini”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Dengan melakukan perekrutan relawan pembantu dalam pelaksanaan

implementasi program ini”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Adanya pendekatan kepada sumber daya pembantu atau relawan agar

ikut terlibat dan tidak acuh dengan program kebijakan ini”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan kejelasan

komunikasi yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.48
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai sumber daya
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan Upaya yang dilakukan dalam mengadakan pelatihan


Ganeas mengatasi hambatan ini, pihak dan sosialisasi kepada
pelaksana harus memiliki pembantu atau relawan,
tingkat kreatifitas yang tinggi namun belum dilakukan
agar tujuan dari pada kebijakan secara berkala karena
program BLT dapat optimal terbatasnya anggaran,
Sekretaris Kecamatan Upaya yang telah dilakukan pendekatan kepada
Ganeas yaitu dengan mengadakan sumber daya pembantu
pelatihan dan sosialisasi kepada atau relawan agar ikut
pembantu atau relawan, namun terlibat dan tidak acuh
belum dilakukan secara berkala dengan program
karena terbatasnya anggaran kebijakan ini, pelaksana
151

Kepala Sub Bagian Dengan melakukan perekrutan harus memiliki tingkat


Kecamatan relawan pembantu dalam kreatifitas yang tinggi
pelaksanaan implementasi agar tujuan dari pada
program ini kebijakan program BLT
dapat optimal
Kepala Seksi Kecamatan Upaya yang dilakukan yaitu
Ganeas harus adanya pelatihan khusus
secara rutin kepada sumber daya
pembantu atau relawan terkait
dengan pelaksanaan program ini
Pelaksana Kecamatan Adanya pendekatan kepada
Ganeas sumber daya pembantu atau
relawan agar ikut terlibat dan
tidak acuh dengan program
kebijakan ini
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.49
Triangulasi Teknik Pengumpulan sumber daya
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
mengadakan pelatihan dan Adanya sosialisasi serta terdapat pada kerangka
sosialisasi kepada pembinaan
acuan kerja program BLT
pembantu atau relawan,
namun belum dilakukan
secara berkala karena
terbatasnya anggaran,
pendekatan kepada sumber
daya pembantu atau
relawan agar ikut terlibat
dan tidak acuh dengan
program kebijakan ini,
pelaksana harus memiliki
tingkat kreatifitas yang
tinggi agar tujuan dari
pada kebijakan program
BLT dapat optimal
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa upaya dalam mengatasi kecakapan sumber daya adalah

dengan mengadakan pelatihan dan sosialisasi kepada pembantu atau relawan,


152

namun belum dilakukan secara berkala karena terbatasnya anggaran, pendekatan

kepada sumber daya pembantu atau relawan agar ikut terlibat dan tidak acuh

dengan program kebijakan ini, pelaksana harus memiliki tingkat kreatifitas yang

tinggi agar tujuan dari pada kebijakan program BLT dapat optimal.

2. Informasi

a. Ketidakjelasan informasi

Ketidakjelasan informasi menyebabkan terhambatnya pelaksanaan

implementasi karena akan timbul penyimpangan dan minimnya pemahaman

Pertanyaan item no.23:

23) Bagaimana upaya dalam pemberian informasi yang jelas dalam

pengImplementasian Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam pemberian informasi yang

jelas dalam pengImplementasian Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan yaitu dengan berkomunikasi secara efektif

mengenai tujuan-tujuan yang harus dicapai”


153

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“salah satu upaya dalam pemberian informasi adalah dengan memberikan

rekapan hasil rapat atau diskusi mengenai program kepada peserta rapat atau

diskusi, selain itu mengadakan forum tanya jawab setelah rapat atau diskusi”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“pmeberian informasi dilakukan dengan komunikasi yang baik dan jelas

akan memberikan pemahaman yang maksimal bagi penerima informasi”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“pemberian informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dengan

pemberian informasi kita dapat mentransfer apa yang kita ketahui kepada

pelaksana di lapangan. Begitu pula dengan pelaksanaan program ini, pemberian

informasi yang jelas mengenai program ini kepada pelaksana maupun masyarakat

adalah hal yang penting untuk jalannya program ini”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Selalu mengadakan sosialisasi dengan masyrakat dan sasaran dalam

menjalankan program bantuan langsung tunai”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan upaya untuk

pemberian informasi yang dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada

tabel beriku
154

Tabel 4.50
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai Pengarahan yang tepat
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan Upaya yang dilakukan yaitu memberikan rekapan


Ganeas dengan berkomunikasi secara hasil rapat atau diskusi
efektif mengenai tujuan-tujuan mengenai program
yang harus dicapai kepada peserta rapat atau
Sekretaris Kecamatan salah satu upaya dalam diskusi, selain itu
Ganeas pemberian informasi adalah mengadakan forum
dengan memberikan rekapan tanya jawab setelah rapat
hasil rapat atau diskusi atau diskusi,
mengenai program kepada berkomunikasi secara
peserta rapat atau diskusi, selain efektif mengenai tujuan-
itu mengadakan forum tanya tujuan yang harus
jawab setelah rapat atau diskusi dicapai, termasuk Selalu
Kepala Sub Bagian pmeberian informasi dilakukan mengadakan sosialisasi
Kecamatan dengan komunikasi yang baik dengan masyrakat dan
dan jelas akan memberikan sasaran dalam
pemahaman yang maksimal bagi menjalankan program
penerima informasi bantuan langsung tunai
Kepala Seksi Kecamatan pemberian informasi dapat
Ganeas dilakukan dengan berbagai cara.
Dengan pemberian informasi
kita dapat mentransfer apa yang
kita ketahui kepada pelaksana di
lapangan. Begitu pula dengan
pelaksanaan program ini,
pemberian informasi yang jelas
mengenai program ini kepada
pelaksana maupun masyarakat
adalah hal yang penting untuk
jalannya program ini
Pelaksana Kecamatan Selalu mengadakan sosialisasi
Ganeas dengan masyrakat dan sasaran
dalam menjalankan program
bantuan langsung tunai
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


155

Tabel 4.51
Triangulasi Teknik Pengumpulan Pengarahan yang tepat
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
memberikan rekapan hasil Sosialiasi dan diskusi atau terdapat pada kerangka
rapat atau diskusi rapat
acuan kerja program BLT
mengenai program kepada
peserta rapat atau diskusi,
selain itu mengadakan
forum tanya jawab setelah
rapat atau diskusi,
berkomunikasi secara
efektif mengenai tujuan-
tujuan yang harus dicapai,
termasuk Selalu
mengadakan sosialisasi
dengan masyrakat dan
sasaran dalam
menjalankan program
bantuan langsung tunai
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa upaya dalam mengatasi hambatan ketidakjelasan informasi

adalah memberikan rekapan hasil rapat atau diskusi mengenai program kepada

peserta rapat atau diskusi, selain itu mengadakan forum tanya jawab setelah rapat

atau diskusi, berkomunikasi secara efektif mengenai tujuan-tujuan yang harus

dicapai, termasuk Selalu mengadakan sosialisasi dengan masyrakat dan sasaran

dalam menjalankan program bantuan langsung tunai.

c. Sasaran sosialisasi

Sosialisasi merupakan hal yang paling vital, terutama bagi hal semacam

ini yang ternyata mampu menyulut sensitifitas masyarakat terhadap kepercayaan

masyarakat kepada pemerintah.

Pertanyaan item no. 24:


156

24) Faktor upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemerataan distribusi

informasi terhadap sasaran sosialisasi dalam Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menangani hambatan

sasaran sosialisasi dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan

wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas,

Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala

Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“dalam meningkatkan meratanya pemberian informasi, kami selaku

jajaran pimpinan selalu memberikan arahan serta bimbingan kepada petugas

lapangan agar memberikan informasi dengan komunikasi yang jelas, dan

mengutamakan keramahan kepada sasaran sosialiasi yaitu masyarakat penerima

bantuan. Dengan cara tersebut diharapkan distribusi informasi kepada masyarakat

dapat dilakukan dengan jelas dan sama”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:


157

“dengan melakukan briefing atau pengarahan kembali pada saat sebelum

setiap pelaksanaan program merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh

kami untuk meningkatkan pemerataan distribusi informasi”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“dengan mengintruksikan seluruh pegawai untuk memberikan informasi

secara berulang”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“upaya yang dilakukan dalam pemerataan pemberian informasi adalah

dengan cara menyamaratakan pemeberian informasi kepada sasaran sosialisasi”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Selalu memberikan infomasi yang jelas serta pimpinan harus selalu

memberikan arahan kepada masyarakat penerima bantuan”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan sasaran sosialisasi

untuk mengimplementasikan kebijakan BLT yang dilakukan pada Kecamatan

Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.52
Reduksi Hasil Wawancara hambatan sasaran sosialisasi
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan dalam meningkatkan meratanya melakukan briefing atau


Ganeas pemberian informasi, kami pengarahan kembali
selaku jajaran pimpinan selalu pada saat sebelum setiap
memberikan arahan serta pelaksanaan program,
bimbingan kepada petugas memberikan arahan serta
lapangan agar memberikan bimbingan kepada
informasi dengan komunikasi petugas lapangan agar
158

yang jelas, dan mengutamakan memberikan informasi


keramahan kepada sasaran dengan komunikasi yang
sosialiasi yaitu masyarakat jelas, dan
penerima bantuan. Dengan cara mengutamakan
tersebut diharapkan distribusi keramahan kepada
informasi kepada masyarakat sasaran sosialiasi yaitu
dapat dilakukan dengan jelas masyarakat penerima
dan sama bantuan,
Sekretaris Kecamatan dengan melakukan briefing atau mengintruksikan seluruh
Ganeas pengarahan kembali pada saat pegawai untuk
sebelum setiap pelaksanaan memberikan informasi
program merupakan salah satu secara berulang,
upaya yang dilakukan oleh kami menyamaratakan
untuk meningkatkan pemerataan pemeberian informasi
distribusi informasi kepada sasaran
Kepala Sub Bagian dengan mengintruksikan seluruh sosialisasi
Kecamatan pegawai untuk memberikan
informasi secara berulang
Kepala Seksi Kecamatan upaya yang dilakukan dalam
Ganeas pemerataan pemberian informasi
adalah dengan cara
menyamaratakan pemeberian
informasi kepada sasaran
sosialisasi
Pelaksana Kecamatan Selalu memberikan infomasi
Ganeas yang jelas serta pimpinan harus
selalu memberikan arahan
kepada masyarakat penerima
bantuan
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut.


159

Tabel 4.53
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Mengenai sasaran sosialisasi
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
melakukan briefing atau Briefing dan pengarahan terdapat pada kerangka
pengarahan kembali pada
acuan kerja program BLT
saat sebelum setiap
pelaksanaan program,
memberikan arahan serta
bimbingan kepada petugas
lapangan agar memberikan
informasi dengan
komunikasi yang jelas, dan
mengutamakan keramahan
kepada sasaran sosialiasi
yaitu masyarakat penerima
bantuan, mengintruksikan
seluruh pegawai untuk
memberikan informasi
secara berulang,
menyamaratakan
pemeberian informasi
kepada sasaran sosialisasi
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa upaya untuk mengatasi hambatan sasaran sosialisasi

melakukan briefing atau pengarahan kembali pada saat sebelum setiap

pelaksanaan program, memberikan arahan serta bimbingan kepada petugas

lapangan agar memberikan informasi dengan komunikasi yang jelas, dan

mengutamakan keramahan kepada sasaran sosialiasi yaitu masyarakat penerima

bantuan, mengintruksikan seluruh pegawai untuk memberikan informasi secara

berulang, menyamaratakan pemeberian informasi kepada sasaran sosialisasi.

3. Dukungan

a. Penyelenggaraan program

Kejelasan dalam penyelenggaraan program termasuk di dalamnya adalah

5W dan 1H.
160

Pertanyaan item no.25:

25) Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi dari

pemerintah dalam Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi

dari pemerintah dalam Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan wawancara dengan

beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan

Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas

dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan yang

matang untuk segala kebutuhan yang nantinya diajukan kepada pemerintah serta

berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dengan penganggaran untuk

kebutuhan seperti apa”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Upaya untuk meningkatkan partisipasi pemerintah yaitu dengan

melakukan mediasi dengan pemerintah terkait dengan kebutuhan yang mendesak

dan harus segera dipenuhi seperti fasilitas dan peralatan lain dalam proses

pelaksanaan program”
161

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan yaitu melakukan sosialisasi terkait program

penanggulangan kemiskinan di instansi pemerintahan dengan tujuan agar lebih

mendapat perhatian dari pemerintah bahwa pentingnya sosialisasi dilakukan”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Dilakukannya dengan merinci semua kebutuhan tentang program

kebijakan tersebut. Agar program bisa berjalan dengan baik dan tidak adanya

keterlambatannya program yang akan di jalankan”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Membuat laporan kekurangan fasilitas terkait dengan pelaksanaan

kebijakan program BLT, yang kemudian dilaporkan kepada pemerintah agar

ditindaklanjuti untuk penganggaran kedepannya”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan penyelenggaraan

program yang dapat dipertanggungjawabkan yang dilakukan pada Kecamatan

Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.54
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai penyelenggaraan program
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan Upaya yang dilakukan adalah melakukan perencanaan


Ganeas dengan melakukan perencanaan yang matang untuk
yang matang untuk segala segala kebutuhan,
kebutuhan yang nantinya berkoordinasi dengan
diajukan kepada pemerintah berbagai pihak terkait,
serta berkoordinasi dengan meningkatkan partisipasi
berbagai pihak terkait dengan pemerintah yaitu dengan
162

penganggaran untuk kebutuhan melakukan mediasi


seperti apa dengan pemerintah,
Sekretaris Kecamatan Upaya untuk meningkatkan melakukan sosialisasi
Ganeas partisipasi pemerintah yaitu terkait program
dengan melakukan mediasi penanggulangan
dengan pemerintah terkait kemiskinan di instansi
dengan kebutuhan yang pemerintahan, merinci
mendesak dan harus segera semua kebutuhan
dipenuhi seperti fasilitas dan tentang program
peralatan lain dalam proses kebijakan tersebut,
pelaksanaan program Membuat laporan
Kepala Sub Bagian Upaya yang dilakukan yaitu kekurangan fasilitas
Kecamatan melakukan sosialisasi terkait terkait dengan
program penanggulangan pelaksanaan kebijakan
kemiskinan di instansi program BLT
pemerintahan dengan tujuan
agar lebih mendapat perhatian
dari pemerintah bahwa
pentingnya sosialisasi dilakukan
Kepala Seksi Kecamatan Dilakukannya dengan merinci
Ganeas semua kebutuhan tentang
program kebijakan tersebut.
Agar program bisa berjalan
dengan baik dan tidak adanya
keterlambatannya program yang
akan di jalankan
Pelaksana Kecamatan Membuat laporan kekurangan
Ganeas fasilitas terkait dengan
pelaksanaan kebijakan program
BLT, yang kemudian dilaporkan
kepada pemerintah agar
ditindaklanjuti untuk
penganggaran kedepannya
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :


163

Tabel 4.55
Triangulasi Teknik Pengumpulan penyelenggaraan program
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
yang matang untuk segala Perencanaan yang matang terdapat pada kerangka
kebutuhan, berkoordinasi
acuan kerja program BLT
dengan berbagai pihak
terkait, meningkatkan
partisipasi pemerintah
yaitu dengan melakukan
mediasi dengan
pemerintah, melakukan
sosialisasi terkait program
penanggulangan
kemiskinan di instansi
pemerintahan, merinci
semua kebutuhan tentang
program kebijakan
tersebut, Membuat laporan
kekurangan fasilitas terkait
dengan pelaksanaan
kebijakan program BLT
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa upaya untuk penyelenggaraan program adalah membuat

perencanaan yang matang untuk segala kebutuhan, berkoordinasi dengan berbagai

pihak terkait, meningkatkan partisipasi pemerintah yaitu dengan melakukan

mediasi dengan pemerintah, melakukan sosialisasi terkait program

penanggulangan kemiskinan di instansi pemerintahan, merinci semua kebutuhan

tentang program kebijakan tersebut, Membuat laporan kekurangan fasilitas terkait

dengan pelaksanaan kebijakan program BLT.

b. Sasaran program

Sangat penting mengenai hal ini karena sasaran program merupakan hal

yang paling vital dan sensitif dalam pelaksanaan program BLT ini.

Pertanyaan item no. 26:


164

26) Bagaimana upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

mendukung keberhasilan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam mendukung keberhasilan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang, penulis telah melakukan pengamatan lapangan dan

wawancara dengan beberapa Informan diantaranya: Camat Kecamatan Ganeas,

Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian Kecamatan Ganeas, Kepala

Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan yaitu adanya pembagian relawan disetiap wilayah

agar dapat menarik masyarakat lain untuk ikut andil menjadi relawan manjalankan

program”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Meningkatkan kinerja pelaksana di lapangan yang dalam hal ini para

pelaksana dalam memberikan informasi maupun sosialisasi”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:


165

“Upaya yang dilakukan yaitu Memberikan pemahaman mengenai manfaat

dari program kebijakan tersebut kepada masyarakat”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Memberikan penjelasan mengenai pentingnya suatu program kebijakan

yang akan dijalankan”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Adanya pendekatan dan diberikannya pemahaman kepada masyarakat

terkait program kebijakan yang akan dilaksanakan”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Penyampaian

informasi yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.56
Reduksi Hasil Wawancara sasaran program
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan Upaya yang dilakukan yaitu Adanya pendekatan dan


Ganeas adanya pembagian relawan diberikannya
disetiap wilayah agar dapat pemahaman kepada
menarik masyarakat lain untuk masyarakat terkait
ikut andil menjadi relawan program kebijakan yang
manjalankan program akan dilaksanakan,
Sekretaris Kecamatan Meningkatkan kinerja pelaksana pembagian relawan
Ganeas di lapangan yang dalam hal ini disetiap wilayah agar
para pelaksana dalam dapat menarik
memberikan informasi maupun masyarakat lain untuk
sosialisasi ikut andil menjadi
Kepala Sub Bagian Upaya yang dilakukan yaitu relawan manjalankan
Kecamatan Memberikan pemahaman program, Meningkatkan
mengenai manfaat dari program kinerja pelaksana di
kebijakan tersebut kepada lapangan, Memberikan
masyarakat pemahaman mengenai
Kepala Seksi Kecamatan Memberikan penjelasan manfaat dari program
Ganeas mengenai pentingnya suatu kebijakan
166

program kebijakan yang akan


dijalankan
Pelaksana Kecamatan Adanya pendekatan dan
Ganeas diberikannya pemahaman
kepada masyarakat terkait
program kebijakan yang akan
dilaksanakan
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.57
Triangulasi sasaran program
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
Adanya pendekatan dan Pendekatan dan terdapat pada kerangka
diberikannya pemahaman pemahaman terhadap
acuan kerja program BLT
kepada masyarakat terkait masyarakat tentang BLT
program kebijakan yang dan siapa saja sasaran
akan dilaksanakan, program
pembagian relawan
disetiap wilayah agar dapat
menarik masyarakat lain
untuk ikut andil menjadi
relawan manjalankan
program, Meningkatkan
kinerja pelaksana di
lapangan, Memberikan
pemahaman mengenai
manfaat dari program
kebijakan
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa upaya dalam mengatasi sasaran program adalah adanya

pendekatan dan diberikannya pemahaman kepada masyarakat terkait program

kebijakan yang akan dilaksanakan, pembagian relawan disetiap wilayah agar

dapat menarik masyarakat lain untuk ikut andil menjadi relawan manjalankan

program, Meningkatkan kinerja pelaksana di lapangan, Memberikan pemahaman

mengenai manfaat dari program kebijakan.


167

4. Pembagian potensi

a. Pembagian tugas yang jelas

Kejelasan dalam penyelenggaraan program termasuk di dalamnya adalah

5W dan 1H.

Pertanyaan item no.27:

27) Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menciptakan pembagian tugas

yang jelas bagi pegawai dalam Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui upaya yang dilakukan upaya yang dilakukan dalam

menciptakan pembagian tugas yang jelas bagi pegawai dalam Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“dalam pelaksanaan pembagian tugas yang jelas lagi-lagi di perlukan

komunikasi yang jelas dan efektif juga. Karena serumit apapun tugas yang di

berikan pimpinan kepada bawahan ketika komunikasinya jelas dan efektif akan

menciptakan iklim yang baik dalam pembagian tugas tersebut”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:


168

“dalam pembagian tugas bagi pegawai haruslah sesuai regulasi dan

kemampuan pegawai. Dalam pembagian tugas, pimpinan yang ada di instansi

menunjuk pelaksana program dan memberikan tugasnya dengan jelas”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“sebelum membagikan tugas, kami melakukan pendataan terhadap para

pegawai sesudah itu kami melakukan dan menginturksikan tugas itu kepada

seluruh bagian”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“pemberian tugas kepada pegawai merupakan suatu kewajiban bagi

pimpinan. Pembagian tugas yang dilakukan oleh pimpinan harus diusahakan

dengan jelas dan sesuai aturan sehingga pegawai dapat memahami tugasnya”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Dengan cara memberikan tugas yang sesuai dengan bidang dan

kemampuan yang dimiliki oleh staf atau pegawai Kecamatan agar tidak terjadi

kesalahan dalam menjalankan program bantuan langsung tunai ini”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan penyelenggaraan

program yang dapat dipertanggungjawabkan yang dilakukan pada Kecamatan

Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.58
Reduksi Hasil Wawancara Mengenai pembagian tugas yang jelas
Informan Reduksi Data Kesimpulan
169

Camat Kecamatan dalam pelaksanaan pembagian komunikasi yang jelas


Ganeas tugas yang jelas lagi-lagi di dan efektif akan
perlukan komunikasi yang jelas menciptakan iklim yang
dan efektif juga. Karena serumit baik dalam pembagian
apapun tugas yang di berikan tugas tersebut,
pimpinan kepada bawahan pembagian tugas bagi
ketika komunikasinya jelas dan pegawai haruslah sesuai
efektif akan menciptakan iklim regulasi dan kemampuan
yang baik dalam pembagian pegawai, melakukan
tugas tersebut pendataan terhadap para
Sekretaris Kecamatan dalam pembagian tugas bagi pegawai sesudah itu
Ganeas pegawai haruslah sesuai regulasi kami melakukan dan
dan kemampuan pegawai. menginturksikan tugas,
Dalam pembagian tugas, sesuai aturan sehingga
pimpinan yang ada di instansi pegawai dapat
menunjuk pelaksana program memahami tugasnya.
dan memberikan tugasnya
dengan jelas
Kepala Sub Bagian sebelum membagikan tugas,
Kecamatan kami melakukan pendataan
terhadap para pegawai sesudah
itu kami melakukan dan
menginturksikan tugas itu
kepada seluruh bagian
Kepala Seksi Kecamatan pemberian tugas kepada
Ganeas pegawai merupakan suatu
kewajiban bagi pimpinan.
Pembagian tugas yang dilakukan
oleh pimpinan harus diusahakan
dengan jelas dan sesuai aturan
sehingga pegawai dapat
memahami tugasnya
Pelaksana Kecamatan Dengan cara memberikan tugas
Ganeas yang sesuai dengan bidang dan
kemampuan yang dimiliki oleh
staf atau pegawai Kecamatan
agar tidak terjadi kesalahan
dalam menjalankan program
bantuan langsung tunai ini
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.59
Triangulasi pembagian tugas yang jelas
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
170

komunikasi yang jelas dan Pembagian tugas sesuai terdapat pada kerangka
efektif akan menciptakan kemampuan dan bagian/
acuan kerja program BLT
iklim yang baik dalam seksi
pembagian tugas tersebut,
pembagian tugas bagi
pegawai haruslah sesuai
regulasi dan kemampuan
pegawai, melakukan
pendataan terhadap para
pegawai sesudah itu kami
melakukan dan
menginturksikan tugas,
sesuai aturan sehingga
pegawai dapat memahami
tugasnya.
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa upaya dalam pembagian tugas yang jelas adalah komunikasi

yang jelas dan efektif akan menciptakan iklim yang baik dalam pembagian tugas

tersebut, pembagian tugas bagi pegawai haruslah sesuai regulasi dan kemampuan

pegawai, melakukan pendataan terhadap para pegawai sesudah itu kami

melakukan dan menginturksikan tugas, sesuai aturan sehingga pegawai dapat

memahami tugasnya.

b. Tanggung jawab

Tanggungjawab merupakan poin penting bagi siapapun, dimanapun,

kapanpun, termasuk bagi seorang pegawai dan petugas yang mempunyai tugas

poko dna fungsi untuk ikut andil dalam pelaksanaan implemnetasi kebijakan

dalam penyelenggaraan BLT.

Pertanyaan item no. 28:

28) Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menciptakan pegawai supaya

mempunyai rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan Implementasi


171

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menciptakan pegawai

supaya mempunyai rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung

Tunai di Kecamatan GaneasKabupaten Sumedang, penulis telah melakukan

pengamatan lapangan dan wawancara dengan beberapa Informan diantaranya:

Camat Kecamatan Ganeas, Sekretaris Kecamatan Ganeas, Kepala Sub Bagian

Kecamatan Ganeas, Kepala Seksi Kecamatan Ganeas dan Pelaksana Kecamatan

Ganeas.

Camat Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 08.00-

08.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan yaitu dengan adanya tupoksi secara jelas agar

pihak pelaksana bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan”

Sekretaris Kecamatan Ganeas pada hari Rabu, 21 Juli 2021 Pukul 09-

00.09.30 menyatakan bahwa:

“Memberikan tugas dan tanggung jawab kepada setiap pelaksana sesuai

dengan kompetensinya dalam pelaksanaan program BLT ini”

Kepala Sub Bagian Kecamatan pada hari Senin, 26 Juli 2021 Pukul

10.00-10.30 menyatakan bahwa:

“Upaya yang sudah dilaksanakan yaitu menciptakan rasa kebersamaan

dengan selalu bekerjasama dan saling membantu dalam situasi apapun.


172

Memberikan tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuan dari masing-masing

pelaksana”

Kepala Seksi Kecamatan Ganeas pada hari Rabu 21 Juli 2021 Pukul

10.30.-11.00 menyatakan bahwa:

“Upaya yang dilakukan yaitu bertanggung jawab terhadap tugasnya

masing-masing dan selalu koordinasi dengan pihak terkait”

Pelaksana Kecamatan Ganeas pada hari Senin 26 Juli 2021 Pukul 09.00-

10.00 menyatakan bahwa:

“Sebenarnya ada beberapa cara yang dilakukan untuk menciptakan

pegawai yang memiliki rasa tanggung jawab, yang pertama yaitu dengan

memberikan reward. Reward dapat menjadi motivasi pegawai untuk memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi. Selanjutnya yang kedua adalah punishment ,

punishment ini diberikan kepada pegawai yang lalai atau kurang bertanggung

jawab dalam melaksanakan pekerjaannya”

Adapun triangulasi hasil wawancara berkaitan dengan Penyampaian

informasi yang relevan untuk mengimplementasikan kebijakan BLT yang

dilakukan pada Kecamatan Ganeas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.60
Reduksi Hasil Wawancara sasaran program
Informan Reduksi Data Kesimpulan

Camat Kecamatan Upaya yang dilakukan yaitu adanya tupoksi secara


Ganeas dengan adanya tupoksi secara jelas agar pihak
jelas agar pihak pelaksana pelaksana bekerja sesuai
bekerja sesuai dengan tugas dengan tugas yang
yang diberikan diberikan, Memberikan
Sekretaris Kecamatan Memberikan tugas dan tanggung tugas dan tanggung
Ganeas jawab kepada setiap pelaksana jawab kepada setiap
sesuai dengan kompetensinya pelaksana sesuai dengan
dalam pelaksanaan program kompetensinya,
173

BLT ini menciptakan rasa


Kepala Sub Bagian Upaya yang sudah dilaksanakan kebersamaan dengan
Kecamatan yaitu menciptakan rasa selalu bekerjasama dan
kebersamaan dengan selalu saling membantu,
bekerjasama dan saling bertanggung jawab
membantu dalam situasi apapun. terhadap tugasnya
Memberikan tugas sesuai masing-masing dan
dengan keahlian dan selalu koordinasi dengan
kemampuan dari masing-masing pihak terkait,
pelaksana memberikan reward.
Kepala Seksi Kecamatan Upaya yang dilakukan yaitu Reward dapat menjadi
Ganeas bertanggung jawab terhadap motivasi pegawai untuk
tugasnya masing-masing dan memiliki rasa tanggung
selalu koordinasi dengan pihak jawab yang tinggi.
terkait Selanjutnya yang kedua
Pelaksana Kecamatan Sebenarnya ada beberapa cara adalah punishment ,
Ganeas yang dilakukan untuk punishment ini diberikan
menciptakan pegawai yang kepada pegawai yang
memiliki rasa tanggung jawab, lalai atau kurang
yang pertama yaitu dengan bertanggung jawab
memberikan reward. Reward dalam melaksanakan
dapat menjadi motivasi pegawai pekerjaannya
untuk memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi. Selanjutnya
yang kedua adalah punishment ,
punishment ini diberikan kepada
pegawai yang lalai atau kurang
bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaannya
Sumber: Hasil wawancara dengan informasi di Kecamatan Ganeas

Disamping berdasarkan pada hasil wawancara, kesimpulan di atas

diperkuat dengan data yang diperoleh dari rangkaian observasi dan dokumentasi

yang telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut

Tabel 4.61
Triangulasi sasaran program
Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi
adanya tupoksi secara jelas Reward dna punnishment terdapat pada kerangka
174

agar pihak pelaksana acuan kerja program BLT


bekerja sesuai dengan
tugas yang diberikan,
Memberikan tugas dan
tanggung jawab kepada
setiap pelaksana sesuai
dengan kompetensinya,
menciptakan rasa
kebersamaan dengan
selalu bekerjasama dan
saling membantu,
bertanggung jawab
terhadap tugasnya masing-
masing dan selalu
koordinasi dengan pihak
terkait, memberikan
reward. Reward dapat
menjadi motivasi pegawai
untuk memiliki rasa
tanggung jawab yang
tinggi. Selanjutnya yang
kedua adalah punishment ,
punishment ini diberikan
kepada pegawai yang lalai
atau kurang bertanggung
jawab dalam
melaksanakan
pekerjaannya
Sumber: hasil wawancara dengan informan di Kecamatan Ganeas

Penelitian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa upaya dalam mengatasi tanggungjawab adalah adanya

tupoksi secara jelas agar pihak pelaksana bekerja sesuai dengan tugas yang

diberikan, Memberikan tugas dan tanggung jawab kepada setiap pelaksana sesuai

dengan kompetensinya, menciptakan rasa kebersamaan dengan selalu

bekerjasama dan saling membantu, bertanggung jawab terhadap tugasnya

masing-masing dan selalu koordinasi dengan pihak terkait, memberikan reward.

Reward dapat menjadi motivasi pegawai untuk memiliki rasa tanggung jawab

yang tinggi. Selanjutnya yang kedua adalah punishment , punishment ini


175

diberikan kepada pegawai yang lalai atau kurang bertanggung jawab dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan lebih lanjut mengenai upaya-

upaya untuk mengatasi hambatan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulanagan Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan

Ganeas Kabupaten Sumedang, sebagai beikut.

Tabel 4.62
Kesimpulan Upaya Implementasi Kebijakan Program Penanggulanagan
Kemiskinan Tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas
Kabupaten Sumedang
NO DIMENSI KESIMPULAN
Memberikan pengarahan dan juga pembinaan
juknis, tujuan dan manfaat BLT adalah untuk
1 Isi Kebijakan Mensejahterakan masyrakat terkena dampak
COVID-19, serta pelatihan dan sosialisasi
kepada pembantu atau relawan
Sosialiasi dan diskusi atau rapat dan
2 Informasi melakukan Briefing dan pengarahan.
Perencanaan yang matang untuk segala
kebutuhan serta Pendekatan dan pemahaman
3 Dukungan terhadap masyarakat tentang BLT dan siapa
saja sasaran program
Pembagian tugas sesuai kemampuan dan
bagian/ seksi serta tupoksi secara jelas agar
pihak pelaksana bekerja sesuai dengan tugas
yang diberikan, Memberikan tugas dan
4 Pembagian potensi tanggung jawab kepada setiap pelaksana
sesuai dengan kompetensinya, menciptakan
rasa kebersamaan dengan selalu bekerjasama
dan saling membantu, bertanggung jawab
terhadap tugasnya masing-masing dan selalu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan

pada Bab IV (Empat) mengenai Implementasi Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten

Sumedang. Selanjutnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, sudah

dilaksanakan sesuai dengan faktor keberhasilan Implementasi secara efektif,

akan tetapi masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil

penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV yang meliputi komunikasi,

sumber daya, dan struktur birokrasi.

2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan Implementasi Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas

Kabupaten Sumedang antara lain sebagai berikut:

a. Hambatan saat ini adalah kurangnya kelengkapan sarana dan prasana

dilihat dari kurang memadainya fasilitas pendukung yang ada disetiap

desa.

b. Hambatan untuk saat ini adalah adanya pandemi Covid-19, sehingga

membuat proses pelaksanaan implementasi program ini menjadi sulit,

dilihat dari pemberian informasi maupun penyerahan bantuannya menjadi

terkendala.
177

3. gUpaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat dalam

pelaksanaan Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang antara

lain sebagai berikut:

a. Upaya yang dilakukan yaitu memberikan pembinaan dan pengertian

kepada pelaksana dan masyarakat, serta memberikan informasi dengan

jelas kepada masyarakat tentang kebijakan ini, agar dalam pelaksanaan

kebijakan ini dapat berjalan dengan baik.

b. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan kejelasan informasi

dan sasaran sosialisasi yaitu:

1) Pemberian informasi dilakukan sejelas mungkin.

2) Berkomunikasi secara efektif mengenai tujuan-tujuan yang akan

dicapai.

3) Dilakukannya sosialisasi melalui media online (zoom) kepada

pelaksana.

4) Pelaksanaan sosialisasi rutin atau berkelanjutan kepada sasaran

kebijakan.

c. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi dari pemerintah,

yaitu dilakukannya perencanaan yang matang dan merinci setiap

kebutuhan terkait dengan program kebijakan yang akan dijalankan.

B. Saran
178

Pada akhir penulisan peneliti menuliskan beberapa saran sehubungan

dengan penelitian yang telah dilaksanakan, yang sekiranya dianggap perlu untuk

dipertimbangankan sebagai bahan masukan kepada pihak yang berkepentingan

dalam mengimplementasikan kebijakan, yaitu sebagai berikut:

1. Harus lebih ditingkatkannya komunikasi yang dilakukan oleh pelaksana

kepada masyarakat sehingga proses pemberian informasi dapat berjalan

dengan lebih baik lagi dan dapat memahami program bantuan langsung tunai

(BLT), sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya sarana

dan prasarana yang ada harus di perbaiki agar proses pelayanan pada program

ini berjalan dengan baik, selanjutnya memperbaiki struktur birokrasi.

2. Pelaksanaan program kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhambat

dikarenakan fasilitas sarana dan prasarana yang ada dibeberapa desa belum

memadai sehingga pemerintah harus menganggarkan untuk penyediaan

fasilitas sarana dan prasarana. Selain itu pada pada masa pandemi saat ini

pelayanan yang dilakukan terhambat karena dikuranginya aktivitas sosialisasi

secara langsung, alangkah baiknya pemerintah menyiapkan skenario

pembagian BLT secara teratur.

3. Dilaksanakannya pemberian pembinaan dan pengertian kepada pelaksana dan

masyrakat agar tidak terjadi sebuah kesalah pahaman, serta pemberian

informasi dengan jelas kepada masyarakat agar masyarakat paham akan

program Bantuan Langsung Tunai (BLT) ini.

4. Meningkatkan respon pihak kecamatan terhadap aduan perangkat desa agar

disampaikan pada pihak pemerintah pusat dalam hal kelayakan dan


179

kelengkapan sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program

agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang

diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Erwan P. (2015). Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava


Media.
Anggara. (2016). Ilmu Administrasi Negara. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Atmosudirjo, S. Prajudi. (2015). Dasar-dasar Administrasi Negara. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Dunn, William. (2016). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dwight Eisenhower. (2016). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Media Presindo.
Edward III, George C. (2015). Implementing Public Policy. Washington:
Congressional Quarterly Press.
Fiedick, (2015). Public Policy. Jakarta: STIE YKPN.
Goggin, (2016). Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.
Handayaningrat, Soewarno. (2015). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
Iskandar. (2016). Kebijakan Publik. Jakarta: Gaung Persada Press.
J.Wayong, (2015). Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kaplan,Abraham, (2016). Public Policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Kencana, Inu. (2015). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.
LAN RI. (2003). Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta: PT.
Toko Gunung Agung.
Mulyadi, (2018). Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung : CV.
Alfabeta.
Munawardi, (2015). Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moleong, J. Lexy. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nugroho, (2014). Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Bandung: CV. Alfabeta.
Noeng Muhadjir, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta:
Penerbit Rake Sarasin
Plato (2015). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Presindo.
Ripley, (2017). Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media.
Siagian, (2014). Pengantar Studi Ilmu Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Silalahi, Ulbert. (2016). Studi Tentang Ilmu Administrasi, Konsep, Teori dan
Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Steward, (2015). Public Policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Suryadi. (2015). Pengantar Stusi Ilmu Admistrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Sunggono, (2016). Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta: Sinar Grafika.
Syafiie, (2015). Dasar-Dasar Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tangkilisan, Hessel Nogi. (2015). Implementasi Kebijakan Public Transformasi.
Pikiran George Edward. Yogyakarta: Lukman YPAPI.
Wahab, Solichin Abdul. (2015). Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.
Widjaja. (2016). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, Budi. (2015). Kebijakan Publik. Yogyakarta: CAPS (Center Off
Academic Publishing Service)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN DOKUMENTASI

No Indikator Hasil Dokumentasi


Mengimplementasikan terdapat pada kerangka acuan kerja
1. kebijakan BLT dengan jelas program BLT
dan akurat
Mengimpelementasikan terdapat pada peraturan mengenai
2. kebijakan BLT tepat pada klasifikasi sasaran pada penerima program
sasaran BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja
3. Kejelasan komunikasi
program BLT
Mengimplementasikan terdapat pada kerangka acuan kerja
4. kebijakan BLT yang dapat program BLT
dipertanggung jawabkan
Penyampaian informasi yang terdapat pada kerangka acuan kerja
relevan untuk program BLT
5.
mengimplementasikan
kebijakan BLT
Meyakinkan masyarakat terdapat pada laporan hasil kegiatan
6.
terhadap kebijakan BLT program BLT
Pegawai kecamatan yang terdapat pada laporan penilaian kinerja
tepat dengan keahlian yang pegawai
7. diperlukan dalam
mengimplementasikan
kebijakan BLT
Fasilitas pendukung dalam terdapat dalam laporan arsip kecamatan
8. mengimplementasikan (per desa)
kebijakan BLT
terdapat pada laporan penilaian kinerja
9. Disiplin
pegawai
terdapat dalam laporan arsip kecamatan
10. Kejujuran
(per desa)
Penerapan Standar terdapat pada kerangka acuan kerja
Operasional Prosedure (SOP) program BLT
11.
untuk pelaksanaan kebijakan
BLT
Hubungan pegawai terdapat pada laporan penilaian kinerja
12. kecamatan dengan pegawai
masyarakat
terdapat pada kerangka acuan kerja program
13. Pembentukan sumber daya BLT
terdapat pada peraturan mengenai
14. Penataan sumber daya klasifikasi sasaran pada penerima program
BLT
Metode untuk menjalankan terdapat pada kerangka acuan kerja program
15. BLT
program
terdapat pada kerangka acuan kerja program
16. Pengarahan yang tepat BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
17. Sasaran sosialisasi BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
18. Ketentuan dari pelayanan BLT
Tujuan dan perlengkapan terdapat pada kerangka acuan kerja program
19. BLT
program
terdapat pada kerangka acuan kerja program
20. Pemahaman isi kebijakan BLT
terdapat pada peraturan mengenai klasifikasi
21. Manfaat kebijakan sasaran pada penerima program BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
22. Sumber daya BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
23. Ketidakjelasan informasi BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
24. Sasaran sosialisasi BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
25. Penyelenggaraan program BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
26. Sasaran program BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
27. Pembagian tugas yang jelas BLT
terdapat pada kerangka acuan kerja program
28. Tanggung jawab BLT
PEDOMAN OBSERVASI

No Indikator Hasil Observasi


Mengimplementasikan implementasi kebijakan BLT telah di
1. kebijakan BLT dengan jelas sosialisasikan dan dilaksanakan dengan
dan akurat maksimal
Mengimpelementasikan pemberian program BLT di kecamatan
2. kebijakan BLT tepat pada ganeas telah tepat kepada sasaran-sasaran
sasaran yang membutuhkan
Kejelasan komunikasi kejelasan komunikasi mengenai program
3.
BLT telah dilakukan dengan maksimal
Mengimplementasikan program BLT dapat di
kebijakan BLT yang dapat pertanggungjawabkan dengan baik oleh
4.
dipertanggung jawabkan setiap pelaksana dan pimpinan di
kecamatan ganeas
Penyampaian informasi yang penyampaian informasi yang relevan telah
relevan untuk di laksanakan dengan maksimal oleh
5.
mengimplementasikan Kecamatan Ganeas
kebijakan BLT
Meyakinkan masyarakat meyakinkan masyarakat terhadap
6. terhadap kebijakan BLT kebijakan program BLT telah
dilaksanakan dengan maksimal
Pegawai kecamatan yang pegawai dalam mengimplementasikan
tepat dengan keahlian yang program BLT telah dilaksanakan dengan
7. diperlukan dalam maksimal
mengimplementasikan
kebijakan BLT
Fasilitas pendukung dalam Beberapa desa memiliki masalah fasilitas
8. mengimplementasikan yang seharusnya ada
kebijakan BLT
9. Disiplin Kedisiplinan pegawai sudah baik
Kejujuran Pelaksana sudah bersikap jujur dan
10.
transparan
Penerapan Standar Sudah sesuai dengan SOP
Operasional Prosedure (SOP)
11.
untuk pelaksanaan kebijakan
BLT
Hubungan pegawai Sudah bersinergi dengan baik
12. kecamatan dengan
masyarakat
13. Pembentukan sumber daya
Pembentukan sumber daya berdasarkan seleksi
dengan mengutamakan kemampuan
14. Penataan sumber daya Adanya ketidaksesuaian linier pendidikan
dengan jabatan dan juga minimnya sumber
daya yang cakap
Metode untuk menjalankan Beberapa diantaranya faktor manajemen
15.
program
16. Pengarahan yang tepat Pengarahan yang terjadwal
Sasaran sosialisasi Distribusi informasi secara bertahap
17.
melalui kasi sosial di tiap desa
18. Ketentuan dari pelayanan
Regulasi yang berubah-ubah, sulit dipahami,
dan terdapat banyak pemahaman menyimpang
Tujuan dan perlengkapan Fasilitas dan pendukung keberlangsungan
19. program pelaksanaan penyaluran BLT sangat minim
dan tidak terawat
Memberikan pengarahan dan juga pembinaan
20. Pemahaman isi kebijakan juknis
Mensejahterakan masyrakat terkena dampak
21. Manfaat kebijakan COVID-19
22. Sumber daya Adanya sosialisasi serta pembinaan
23. Ketidakjelasan informasi Sosialiasi dan diskusi atau rapat
24. Sasaran sosialisasi Briefing dan pengarahan
25. Penyelenggaraan program Perencanaan yang matang
Sasaran program Pendekatan dan pemahaman terhadap
26. masyarakat tentang BLT dan siapa saja
sasaran program
27. Pembagian tugas yang jelas
Pembagian tugas sesuai kemampuan dan
bagian/ seksi
28. Tanggung jawab Reward dna punnishment
PEDOMAN WAWANCARA

Judul : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN TENTANG BANTUAN

LANGSUNG TUNAI DI KECAMATAN GANEAS

A. Implementasi Kebijakan

1. Bagaimana cara pelaksana mengimplementasikan dengan jelas dan akurat

pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

2. Bagaimana pelaksana memilih sasaran tentang Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

3. Bagaimana komunikasi mengenai pelaksanaan Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menciptakan pegawai supaya

mempunyai rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

5. Bagaimana sosialisasi informasi pelaksana kepada sasaran tentang tujuan

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?


6. Bagaimana pelaksana meyakinkan masyarakat terhadap Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

7. Bagaimana konsistensi staff atau pegawai terhadap Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

8. Bagaimana fasilitas yang tersedia dalam pengimplementasian kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

9. Bagaimana kedisiplinan pelaksana terhadap Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

10. Bagaimana kejujuran pelaksana dalam pengImplementasian Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

11. Bagaimana standar prosedur pelaksanaan dalam Implementasi Kebijakan

Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

12. Bagaimana hubungan antar pelaksana dan sasaran dalam

pengImplementasian Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?


B. Faktor-Faktor yang Menghambat Implementasi Kebijakan

13. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam memilih pegawai atau staf

yang sesuai pada pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

14. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam penataan sumber daya pada

pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

15. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

16. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pemberian pengarahan yang

tepat dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

17. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam distribusi informasi yang

kurang dan tidak merata terhadap sasaran sosialisasi dalam pelaksanaan

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang

Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

18. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam kejelasan regulasi untuk

menentukan pelayanan pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?
19. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam tujuan dan perlengkapan

yang tersedia dalam pengImplementasian Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

C. Upaya-upaya Mengatasi Hambatan Implementasi Kebijakan

20. Bagaimana upaya agar pelaksana lebih optimal dalam memahami isi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

21. Bagaimana upaya dalam memaksimalkan manfaat kebijakan dalam

pengImplementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

22. Bagaimana upaya menciptakan sumber daya pembantu yang maksimal dan

memadai dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

23. Bagaimana upaya dalam pemberian informasi yang jelas dalam

pengImplementasian Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan

tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

24. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemerataan

distribusi informasi terhadap sasaran sosialisasi dalam Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?


25. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi dari

pemerintah dalam Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan

Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?

26. Bagaimana upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

mendukung keberhasilan Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

27. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menciptakan pembagian tugas

yang jelas bagi pegawai dalam Implementasi Kebijakan Program

Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan Langsung Tunai di

Kecamatan Ganeas?

28. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menciptakan pegawai supaya

mempunyai rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan Implementasi

Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan tentang Bantuan

Langsung Tunai di Kecamatan Ganeas?


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
SEBELAS APRIL SUMEDANG
STATUS TERAKREDITASI B
(SK BAN PT. Nomor : 842 /SK/ BAN-PT / Akred / S/VIII /
2015)
Kampus : Jl. Anggrek Situ No. 19 Telp. ( 0261 ) 202911
Sumedang

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan


Tentang Bantuan Langsung Tunai Di Kecamatan Ganeas
Kabupaten Sumedang
Nama : APIP SIHABUDIN MUBARAQ
NPM : E.1735222955
Tanggal Paraf
Kegiatan / Uraian
Bimbingan Pembimbing I

Pembimbing I : Suherman, Drs., M.Si


Berdasarkan No. SK : 0032/SK/D-STIA/UN/K/XII/2020
Tanggal : 24 Januari 2020

Mengetahui,
Ketua STIA Sebelas April Sumedang

Rika Kusdinar, S.Sos.,M.Si


NIDN. 04-3012-7102
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
SEBELAS APRIL SUMEDANG
STATUS TERAKREDITASI B
(SK BAN PT. Nomor : 842 /SK/ BAN-PT / Akred / S/VIII /
2015)
Kampus : Jl. Anggrek Situ No. 19 Telp. ( 0261 ) 202911
Sumedang

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan


Tentang Bantuan Langsung Tunai Di Kecamatan Ganeas
Kabupaten Sumedang
Nama : APIP SIHABUDIN MUBARAQ
NPM : E.1735222955
Tanggal Paraf
Kegiatan / Uraian
Bimbingan Pembimbing I

Pembimbing I : Dadan Setia Nugraha, S.Sos., M.Si


Berdasarkan No. SK : 0032/SK/D-STIA/UN/K/XII/2020
Tanggal : 24 Januari 2020

Mengetahui,
Ketua STIA Sebelas April Sumedang

Rika Kusdinar, S.Sos.,M.Si


NIDN. 04-3012-7102
HASIL PENGOLAHAN DATA

A. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANAGAN KEMISKINAN


TENTANG BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI KECAMATAN GANEAS KABUPATEN
SUMEDANG

No Pertanyaan Informan Jawaban Verifikasi Kesimpulan

1. Bagaimana cara Camat Cara untuk Cara untuk


pelaksana Kecamatan mengimplementasikan mengimplementasikan
mengimplementasika Ganeas program BLT ini program BLT ini
n dengan jelas dan adalah dengan cara adalah dengan cara
akurat pelaksanaan mendata setiap kepala mendata setiap kepala
Implementasi keluarga yang layak keluarga yang layak
Kebijakan Program untuk menerima untuk menerima
Penanggulangan bantuan dari bantuan dari
Kemiskinan tentang pemerintah ini, pemerintah ini, dengan
Bantuan Langsung dengan tujuan tujuan membantu
Tunai di Kecamatan membantu meringankan
Ganeas? meringankan kebutuhan keluarga
kebutuhan keluarga
Kami selaku jajaran
Sekretaris Kami selaku jajaran pimpinan melakukan
Kecamatan pimpinan melakukan sosialisasi dan
Ganeas sosialisasi dan penjelasan tentang
penjelasan tentang pelaksanaan program
pelaksanaan program BLT ini. Dengban
BLT ini. Dengban dilakukannya
dilakukannya sosialisasi dan
sosialisasi dan penjelasan ini kami
penjelasan ini kami berharap agen
berharap agen pelaksana dilapangan
pelaksana dilapangan dapat memahami
dapat memahami dengan jelas tugas,
dengan jelas tugas, pokok dan fungsi
pokok dan fungsi masing-masing
masing-masing bagiannya
bagiannya
Dengan adanya
Kepala Dengan adanya sosialisasi yang
Sub sosialisasi yang dilakukan pimpinan
Bagian dilakukan pimpinan kami dalam konteks
Kecamatan kami dalam konteks memahami tugas,
memahami tugas, pokok dan fungsi
pokok dan fungsi program ini saya
program ini saya sebagai agen pelaksana
sebagai agen dapat memahami
pelaksana dapat kebijakan ini
memahami kebijakan
Diadakannya
ini
sosialisasi dari pihak
Kepala Diadakannya pelaksana kepada
Seksi sosialisasi dari pihak masyarakat sasaran
Kecamatan pelaksana kepada dalam memberikan
Ganeas masyarakat sasaran pemahaman tentang
dalam memberikan program BLT ini
pemahaman tentang
program BLT ini
2. Bagaimana pelaksana Camat Dengan adanya Dengan adanya
memilih sasaran Kecamatan peraturan dari peraturan dari
tentang Implementasi Ganeas pemerintah pemberian pemerintah pemberian
Kebijakan Program kebijakan program kebijakan program
Penanggulangan BLT ini diberikan BLT ini diberikan
Kemiskinan tentang kepada penerima yang kepada penerima yang
Bantuan Langsung memenuhi syarat serta memenuhi syarat serta
Tunai di Kecamatan indicator yang indicator yang
Ganeas? tercantum dalam tercantum dalam
peraturan program ini peraturan program ini
Sekretaris Kami melakukan Kami melakukan
Kecamatan pengarahan kepada pengarahan kepada
Ganeas setiap RT didesa setiap RT didesa
masing masing masing masing tentang
tentang bagaimana bagaimana klasifikasi
klasifikasi untuk untuk memilih sasaran
memilih sasaran yang yang tepat
tepat
Dilakukannya
Kepala Dilakukannya pendekatan terlebih
Sub pendekatan terlebih dahulu kepada Kepala
Bagian dahulu kepada Kepala desa, tokoh
Kecamatan desa, tokoh masyarakat, dan juga
masyarakat, dan juga masyarakat untuk
masyarakat untuk pengenalan kebijakan
pengenalan kebijakan program ini agar
program ini agar sosialisasi lebih efektif
sosialisasi lebih dan efisien dengan
efektif dan efisien dibantu oleh pihak
dengan dibantu oleh tersebut meskipun
pihak tersebut terkendala oleh
meskipun terkendala anggaran
oleh anggaran
Masyarakat diberikan
Kepala Masyarakat diberikan penyuluhan dan
Seksi penyuluhan dan pembinaan tentang
Kecamatan pembinaan tentang kebijakan program ini
Ganeas kebijakan program ini
3. Bagaimana Camat Kalau dimasa kejelasan komunikasi
komunikasi mengenai Kecamatan sekarang yang lagi dilakukan dengan
pelaksanaan Ganeas pandemic seperti ini komunikasi
Implementasi kita melakukan disetiapbagian
Kebijakan Program komunikasi lewat pelaksana program,
Penanggulangan online kepada setiap selain komunikasi
Kemiskinan tentang kepala desa diantara agen
Bantuan Langsung pelaksana kami juga
Sekretaris Kami menggunakan
Tunai di Kecamatan melakukan komunikasi
Kecamatan komunikasi verbal
Ganeas? langsung dan
Ganeas yaitu dengan
memberikan
menggunakan bahasa
pemahaman mengenai
untuk memberikan
program ini kepada
informasi, contoh nya
masyarakat
yaitu dengan
pemberian informasi
secara langsung
kepada setiap kepala
desa
Kepala Komunikasi
Sub merupakan hal yang
Bagian terpenting dalam
Kecamatan penyampaian
program, komunikasi
adalah proses
penyampaian makna
dan tujuan yang
dilakukan seseorang
kepada orang lain.
dalam hal ini
komunikasi mengenai
implementasi
kebijakan program
BLT melibatkan
seluruh pegawai
dalam bagian program
Kepala kami melakukan
Seksi komunikasi
Kecamatan disetiapbagian
Ganeas pelaksana program,
selain komunikasi
diantara agen
pelaksana kami juga
melakukan
komunikasi langsung
dan memberikan
pemahaman mengenai
program ini kepada
masyarakat
4. Bagaimana upaya Camat Disini menetapkan menetapkan
yang dilakukan dalam Kecamatan konsekuensi dan konsekuensi dan
menciptakan pegawai Ganeas ganjaran agar setiap ganjaran agar setiap
supaya mempunyai pegawai memiliki rasa pegawai memiliki rasa
rasa tanggung jawab tanggung jawab akan tanggung jawab akan
dalam pelaksanaan tugasnya tugasnya serta
Implementasi memberikan target
Sekretaris Sering melakukan
Kebijakan Program yang harus dicapai
Kecamatan komunikasi dan
Penanggulangan untuk setiap
Ganeas motivasi adalah hal
Kemiskinan tentang periodenya, sehingga
yang paling penting,
Bantuan Langsung tercipta rasa tanggung
karena dengan
Tunai di Kecamatan jawab yang tinggi pada
komukasi dan
Ganeas? setiap pelaksana
motivasi bisa
menciptakan
hubungan yang baik
dan meningkatkab
rasa tanggung jawab
pelaksana program
BLT ini
Kepala Diadakannya
Sub pelatihan guna
Bagian menciptakan rasa
Kecamatan tanggung jawab yang
tinggi pada setiap
pelaksana
Kepala Adanya penyemangat
Seksi dan motivasi dari
Kecamatan pimpinan kami serta
Ganeas reward yang diberikan
setiap bulannya,
sehingga membuat
kami semakin
termotivasi dalam
meningkatkan rasa
tanggung jawab kami
sebagai pelaksana
program
5. Bagaimana sosialisasi Camat Pada saat sebelum penyampaian
informasi pelaksana Kecamatan pandemic covid, kami informasi kebijakan
kepada sasaran Ganeas selaku pemberi yang relevan dilakukan
tentang tujuan informasi dengan sosialisasi
Implementasi mengumpulkan setiap melalui beberapa
Kebijakan Program kepala keluarga atau tahapan yaitu tahapan
Penanggulangan perwakilannya untuk persiapan, selanjutnya
Kemiskinan tentang mengikuti rapat atau tahapan pelaksanaan.
Bantuan Langsung diskusi dalam rangka Dalam tahapan
Tunai di Kecamatan pengimplementasian persiapan sebelum
Ganeas? program ini, namun sosialisasi kami
untuk sekarang kami melakukan rapat
melakukan dengan kepada agen-agen
cara Door To Door pelaksana yang akan
(menemui langsung melaksanakan tugas
kerumahnya) untuk selanjutnya pada
pemberian informasi tahapan pelaksanaan
tersebut sosialisasi kami
memberikan informasi
Sekretaris Dengan dilakukannya
yang mendetail
Kecamatan komunikasi yang
menganai program ini
Ganeas efektif disini kami
kepada masyarakat
sebagai pelaksana
melakukan sosialisasi
kepada masyarakat
baik itu secara
langsung maupun
menggunakan media
online
Kepala Sosialisasi ini
Sub dilakukan melalui
Bagian beberapa tahapan
Kecamatan yaitu tahapan
persiapan, selanjutnya
tahapan pelaksanaan.
Dalam tahapan
persiapan sebelum
sosialisasi kami
melakukan rapat
kepada agen-agen
pelaksana yang akan
melaksanakan tugas
selanjutnya pada
tahapan pelaksanaan
sosialisasi kami
memberikan informasi
yang mendetail
menganai program ini
kepada masyarakat
Kepala Masyarakat diberikan
Seksi penyuluhan dan
Kecamatan pembinaan tentang
Ganeas kebijakan program
BLT
6. Bagaimana pelaksana Camat Seperti yang telah meyakinkan
meyakinkan Kecamatan dijelaskan tadi masyarakat terkait
masyarakat terhadap Ganeas mengenai pemberian kebijakan dengan cara
Implementasi informasi, kami adanya transparansi
Kebijakan Program selaku pelaksana antara pelaksana dan
Penanggulangan kebijakan melakukan penerima yang dapat
Kemiskinan tentang komunikasi langsung meyakinkan penerima,
Bantuan Langsung kepada masyarakat dengan adanya
Tunai di Kecamatan transparansi mengenai
Sekretaris Adanya transparansi
Ganeas ? program ini
Kecamatan antara pelaksana dan
diharapkan timbul
Ganeas penerima yang dapat
kepercayaan
meyakinkan
penerima, dengan masyarakat kepada
adanya transparansi kami sebagai
mengenai program ini pelaksana selain itu
diharapkan timbul kejujuran dari
kepercayaan pelaksana diharapkan
masyarakat kepada dapat meningkatkan
kami sebagai kepercayaan dan
pelaksana kepuasan masyarkaat
kepada agen pelaksana
Kepala Kejujuran dari
Sub pelaksana diharapkan
Bagian dapat meningkatkan
Kecamatan kepercayaan dan
kepuasan masyarkaat
kepada agen
pelaksana. Kejujuran
ini adalah perilaku
yang dapat
meningkatkan
kepercayan
masyarakat
Kepala Melakukan
Seksi komunikasi dana
Kecamatan memberikan informasi
Ganeas antara pelaksana dan
penerima tentang
program BLT ini
7 Bagaimana Camat Sangat baik, tiap Konsistensi staff
konsistensi staff atau Kecamatan pegawai memiliki dan dalam menjalankan
pegawai terhadap Ganeas melaksanakan tugas program ini cukup
Implementasi pokok dan fungsinya baik, hal ini
Kebijakan Program masing-masing sesuai dikarenakan pegawai
Penanggulangan dengan SOP yang atau staf diberikan
Kemiskinan tentang berlaku pemahaman mengenai
Bantuan Langsung tugas,pokok dan fungsi
Sekretaris Cukup kompeten,
Tunai di Kecamatan dan program yang
Kecamatan karena setiap pegawai
Ganeas ? dijalankan
Ganeas diberikan pelatihan
khusus oleh tenaga
professional tentang
pelaksanaan program
BLT ini
Kepala Konsistensi staff
Sub dalam menjalankan
Bagian program ini cukup
Kecamatan baik, hal ini
dikarenakan pegawai
atau staf diberikan
pemahaman mengenai
tugas,pokok dan
fungsi dan program
yang dijalankan
Kepala Sudah cukup
Seksi baik,namun perlu
Kecamatan adanya pelatihan
Ganeas secara berkelanjutan
agar semua pegawai
paham tentang
kebijakan program
BLT
8. Bagaimana fasilitas Camat Adanya fasilitas Fasilitas yang ada di
yang tersedia dalam Kecamatan seperti Aula, kursi, setiap desa dalam
pengimplementasian Ganeas ruang tunggu di setiap menunjang program
kebijakan Program desa menunjukan ini sudah cukup baik
Penanggulangan kesiapan tiap tiap desa dan mumpuni, hal ini
Kemiskinan tentang dalam dapat dilihat dari
Bantuan Langsung pengimplementasian tersedianya alat-alat
Tunai di Kecamatan program ini yang diperlukan,
Ganeas ? dibeberapa desa masih
Sekretaris Fasilitas yang ada di
belum cukup
Kecamatan setiap desa dalam
memedai, dilihat dari
Ganeas menunjang program
beberapa desa yang
ini sudah cukup baik
memiliki aula atau
dan mumpuni, hal ini
ruang tunggu yang
dapat dilihat dari
belum cukup baik
tersedianya alat-alat
yang diperlukan
Kepala Fasilitas yang dimiliki
Sub tiap desa guna
Bagian menunjang
Kecamatan keberhasilan
kebijakan belum
merata secara
maksimal masih ada
kekurangan dan
belum di penuhi
secara keseluruhan
Kepala Menurut saya
Seksi ketersediaan fasilitas
Kecamatan dibeberapa desa masih
Ganeas belum cukup
memedai, dilihat dari
beberapa desa yang
memiliki aula atau
ruang tunggu yang
belum cukup baik
9. Bagaimana Camat Dalam pandangan kedisiplinan petugas
kedisiplinan Kecamatan saya pribadi itu relative tergantung
pelaksana terhadap Ganeas kedisiplinan pelaksana kepada individunya
Implementasi dalam masing-masing, namun
Kebijakan Program mengimplementasikan kedisiplinan pelaksana
Penanggulangan kebijakan program ini dalam
Kemiskinan tentang baik, dilihat dari cara mengimplementasikan
Bantuan Langsung mereka melaksanakan kebijakan program ini
Tunai di Kecamatan tugas-tugas dalam baik, dilihat dari cara
Ganeas? program ini mereka melaksanakan
tugas-tugas dalam
Sekretaris Dalam menjalankan
program ini,
Kecamatan tugas baik atau
kedisiplinan terus
Ganeas tidaknya tingkat
dioptimalkan,
kedisiplinan petugas
pelaksana lapangan
itu relative tergantung
melaksanakan tugas
kepada individunya
sesuai dengan
masing-masing. Akan
kemampuan dan
tetapi pihak
kembali ke
penyelenggara sudah
individunya masing-
memberikan yang
masing.
terbaik kepada para
pelaksana
Kepala Tentu dalam
Sub kedisiplinan terus
Bagian dioptimalkan, karena
Kecamatan setiap pelaksana
sudah memiliki
tanggung jawab yang
diberikan dan harus
bekerja dengan arahan
dan aturan yang ada
Kepala Dalam menjalankan
Seksi tugasnya, pihak
Kecamatan pelaksana lapangan
Ganeas melaksanakan tugas
sesuai dengan
kemampuan dan
kembali ke
individunya masing-
masing
10 Bagaimana kejujuran Camat Dalam menjalankan pelaksana kebijakan
pelaksana dalam Kecamatan tugas pihak pelaksana program BLT sudah
pengImplementasian Ganeas kebijakan program menerapkan asas
Kebijakan Program BLT sudah kejujuran tanpa adanya
Penanggulangan menerapkan asas pengaruh yang didengar
Kemiskinan tentang kejujuran karena itu dari pihak luar,
Bantuan Langsung poin utama dalam Pelaksana kebijakan
Tunai di Kecamatan melaksanakan suatu program BLT dalam
Ganeas? pekerjaan memberikan informasi
kepada masyarakat
Sekretaris Tentu dalam hal selalu terbuka dan
Kecamatan kejujuran selalu transparan agar tidak
Ganeas dioptimalkan, karena terpengaruh kepada hal
kejujuran dalam yang negative
bekerja itu sangat
penting. Dan harus
selalu berkoordinasi
dengan berbagai pihak
terkait dengan
memberikan informasi
apapun
Kepala Pelaksana sudah
Sub menerapkan asas
Bagian kejujuran karena agar
Kecamatan tidak terjadi kesalah
pahaman oleh berbagai
pihak baik dari pihak
pelaksana maupun
masyarakat sebagai
penerima

Kepala Pihak Pelaksana


Seksi kebijakan program
Kecamatan BLT dalam
Ganeas memberikan informasi
kepada masyarakat
selalu terbuka dan
transparan agar tidak
terpengaruh kepada
hal yang negative
Pelaksana Pelaksana lapangan
Kecamatan kebijakan sudah bekerja
Ganeas dengan jujur tanpa
adanya pengaruh yang
didengar dari pihak luar

11 Bagaimana standar Camat Berbicara Prosedur pelaksanaan kebijakan


prosedur pelaksanaan Kecamatan atau SOP, dalam program
dalam Implementasi Ganeas pelaksanaan kebijakan penanggulangan
Kebijakan Program program kemisknan ini
Penanggulangan penanggulangan mengacu pada aturan
Kemiskinan tentang kemisknan ini yang ada. Dalam
Bantuan Langsung mengacu pada aturan aturan tersebut sudah
Tunai di Kecamatan yang ada. Dalam jelas tercantum
Ganeas? aturan tersebut sudah bagaimana prosedur
jelas tercantum pelaksanaan program
bagaimana prosedur BLT dan juga mutu
pelaksanaan program pelaksanaan kebijakan
BLT dan juga mutu program tersebut
pelaksanaan kebijakan
program tersebut
Sekretaris Untuk prosedur atau
Kecamatan SOP dalam
Ganeas pelaksanaan program
penanggulangan
kemiskinan yaitu BLT
mengacu pada
prosedur yang telah
ditetapkan di dalam
peraturan yang sudah
ada
Kepala Pelaksana mengacu
Sub pada peraturan yang
Bagian ada yang di dalamnya
Kecamatan terdapat mutu Standap
prosedur harus seperti
apa pelaksanaannya
Kepala Standar prosedur
Seksi untuk melaksanakan
Kecamatan program BLT ini
Ganeas sudah tersedia sesuai
dengan peraturan
yang ada
Pelaksana Pelaksanaan program
Kecamatan BLT mengacu kepada
Ganeas prosedur yang telah ada

12 Bagaimana hubungan Camat Hubungan antara Kerjasama antara


antar pelaksana dan Kecamatan pelaksana dan penerima pelaksana dan penerima
sasaran dalam Ganeas sudah bersinergi dengan baik, sudah bersinergi,
pengImplementasian baik. Karena dalam hal ini dapat dilihat
pelaksanaan program keramahan agen
Kebijakan Program
BLT pelaksana dan pelaksana terhadap
Penanggulangan
penerima saling penerima atau
Kemiskinan tentang berkoordinasi satu sama
Bantuan Langsung masyarakat, selain dari
lain
Tunai di Kecamatan itu agen pelaksana
Ganeas? Sekretaris Kerjasama antara selalu memberikan
Kecamatan pelaksana dan penerima pengarahan kepada
Ganeas baik, karena pelaksana masyarakat
dan pnerima saling
memberikan bantuan
apabila terdapat
masukan, semua pihak
selalu berkoordinasi
satu sama lain dalam hal
apapun

Kepala Tentu hubungan antara


Sub pelaksana dan penerima
Bagian sangat baik, kalau pihak
Kecamatan pelaksana dan penerima
tidak memiliki
hubungan yang baik
maka tidak akan
menciptakan keadaan
yang baik

Kepala Sejauh ini hubungan


Seksi antara pelaksana dan
Kecamatan penerima terjalin
Ganeas dengan baik, hal ini
dapat dilihat
keramahan agen
pelaksana terhadap
penerima atau
masyarakat, selain
dari itu agen
pelaksana selalu
memberikan
pengarahan kepada
masyarakat
Pelaksana Hubungan antara pihak
Kecamatan pelaksana maupun
Ganeas penerima sudah berjalan
dengan baik

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM


PENANGGULANAGAN KEMISKINAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI
KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG

No Pertanyaan Informan Jawaban Verifikasi Kesimpulan

1. Faktor apa saja yang Camat dalam pemilihan pegawai pemilihan atau
menjadi hambatan Kecamatan tentu tidak sembarangan. penunjukan yang
dalam memilih Ganeas Salah satu hambatan dan dilakukan oleh
pegawai atau staf tantangan dalam pemilihan pimpinan
pegawai ini adalah mampu terhadap
yang sesuai pada
tidaknya kita sebagai seorang pelaksana
pelaksanaan
pemimpin mempercayakan program
Implementasi tanggung jawab kepada meruopakan
Kebijakan Program pegawai atau staf yang di wewenang dan
Penanggulangan tunjuk. Karena ada saja kasus hak pimpinan,
Kemiskinan tentang dimana pegawai yang kita kami di bagian
Bantuan Langsung berikan tanggung jawab malah program hanya
Tunai di Kecamatan mengabaikan tanggung jawab memberi dan
Ganeas? itu sendiri sehingga tugas yang menerima data
seharusnya dilakukan oleh dari hasil seleksi
pegawai itu menjadi tertunda,
atau pegawai yang kita tujuk tersebut
tidak 100% mengerti akan
tupoksi nya sehingga
menjadikan pekerjaan tidak
efektif

Sekretaris tidak dapat di pungkiri bahwa


Kecamatan sifat kecemburuan yang ada di
Ganeas pegawai memang sudah biasa.
Hal ini merupakan salah satu
hambatan yang ada dalam
memilih pegawai pada
pelaksanaan program

Kepala Sub untuk hal ini pemilihan atau


Bagian penunjukan yang dilakukan
Kecamatan oleh pimpinan terhadap
pelaksana program
meruopakan wewenang dan
hak pimpinan, kami di bagian
program hanya memberi dan
menerima data dari hasil
seleksi tersebut

Kepala Seksi pemilihan pegawai dalam


Kecamatan suatu program haruslah sama
Ganeas dengan kualifikasi yang di
butuhkan dalam melaksanakan
program tesebut, sehingga
pemilihan tidak salah sasaran

2. Faktor apa saja yang Camat dalam penataan SDM ini Beberapa faktor
menjadi hambatan Kecamatan hambatannya adalah diantaranya
dalam penataan Ganeas ketidaksesuaian pendidikan Ketidaksesuaian
sumber daya akademik dengan jabatan yang pendidikan
di emban dalam pelaksanaan akademik dengan
manusia pada
pogram ini, sehingga ini jabatan, tupoksi
pelaksanaan
menjadi salah satu hambatan dalam program
Implementasi dan jika tidak mengeri tupoksi kebijakan ini bisa
Kebijakan Program dalam program kebijakan ini saja SDM
Penanggulangan bisa saja SDM tersebut tidak tersebut tidak
Kemiskinan tentang akan mengerti akan jalannya akan mengerti
Bantuan Langsung program ini akan jalannya
Tunai di Kecamatan program ini,
Sekretaris Penataan SDM merupakan hal adanya
Ganeas?
Kecamatan yang penting dalam kecemburuan dari
Ganeas organisasi, Begitu juga dengan pegawai yang
pelaksanaan program. Semua tidak di tunjuk,
program harus di atur dan di
manage dengan baik agar membuat sebuah
terciptanya suatu kondisi yang training atau
baik juga dalam pelaksanaan pelatihan secara
program tersebut. Banyak khusus untuk
sekali sebenarnya hambatan mengenalkan
yang ada dalam penataan suatu program
SDM, namun salah satunya kepada pelaksana
adalah adanya kecemburuan program supaya
dari pegawai yang tidak di pelaksana
tunjuk atau di percaya untuk program dapat
menangani sebuah masalah mengerti,
atau membackup sebuah kurangnya
program sumber daya
manusia dalam
Kepala Sub penataan sdm yang dilakukan menjalankan
Bagian khususnya dalam program program ini
Kecamatan seperti ini adalah membuat
sebuah training atau pelatihan
secara khusus untuk
mengenalkan suatu program
kepada pelaksana program
supaya pelaksana program
dapat mengerti dan paham
terhadap program itu sendiri.
Sehingga untuk hambatannya
dalam penataan sdm adalah
kurang nya kedisiplinan para
pelaksana terhadap sebuah
kegiatan seperti contohnya
jika ada rapat ada saja pegawai
yang terlambat mengikuti
rapat

Kepala Seksi faktor kualifikasi atau latar


Kecamatan belakang menjadi hal yang
Ganeas paling sering di temui dalam
suatu kedudukan atau jabatan,
mungkin tidak hanya di kantor
ini tetapi di instansi instansi
lain juga begitu adanya

3. Faktor apa saja yang Camat untuk saat ini hal yang paling fasilitas, SDM,
menjadi hambatan Kecamatan serius menjadi penghambat Komunikasi,
dalam pelaksanaan Ganeas adalah adanya pandemi Covid- Organisasi,
Implementasi 19, sehingga membuat proses Perencanaan,
pelaksanaan implementasi manajemen,
Kebijakan Program
program ini menjadi aga sulit, pemberian
Penanggulangan
contohnya dalam pemberian informasi maupun
Kemiskinan tentang informasi maupun penyerahan penyerahan
Bantuan Langsung bantuannya menjadi bantuannya,
Tunai di Kecamatan terkendala termasuk juga
Ganeas? tidak adanya
Sekretaris faktor fasilitas, SDM, kepuasan
Kecamatan Komunikasi, Organisasi, darimasyarakat,
Ganeas Perencanaan, manajemen, dll dan masyarakat
bisa saja menjadi faktor selalu merasa
penghambat dalam kurang terhadap
pelaksanaan program. Tidak apa yang
hanya dalam program ini, diberikan oleh
faktor-faktor tersebut bisa pemerintah
menjadi penghambat entah
salah satu dua atau bahkan
semuanya bisa menjadi
penghambat. Tugas kita
sebagai pimpinan adalah
melakukan yang terbaik,
seoptimal mungkin, seefisien
mungkin dalam melaksanakan
tupoksi yang ada

Kepala Sub untuk hambatan sendiri dalam


Bagian pelaksanaan implementasi
Kecamatan program ini adalah tidak
adanya kepuasan
darimasyarakat, dan
masyarakat selalu merasa
kurang terhadap apa yang
diberikan oleh pemerintah

Kepala Seksi hambatannya adalah dalam


Kecamatan penyaluran bantuan, kami
Ganeas mengakui kadang kala bantuan
yang diberikan salah sasaran
sehingga membuat
kecemburuan di masyarakat

4. Factor apa saja yang Camat tentunya dalam memberikan Dalam kondisi
menjadi hambatan Kecamatan pengarahan ada yang WFH seperti saat
dalam pemberian Ganeas dinamakan komunikasi. ini pemberian
pengarahan yang Komunikas yang jelas adalah pengarahan harus
adanya timbal balik dari lawan serba online
tepat dalam
komunikasi kita, sebaliknya sehingga
pelaksanaan
komunikasi yang tidak jelas membuat kurang
Implementasi akan menghasilkan informasi oftimal,
Kebijakan Program yang salah begitu juga dalam pemberian
Penanggulangan proses pemberian pengarahan pengarahan
Kemiskinan tentang salah satu hambatannya adalah hambatan yang
Bantuan Langsung dalam komunikasi. Dalam khususnya kami
Tunai di Kecamatan kondisi WFH seperti saat ini hadapi adalah
Ganeas? pemberian pengarahan harus sulitnya
serba online sehingga menjalankan
membuat kurang oftimal komunikasi
apalagi pada masa
Sekretaris pengarahan yang dilakukan pandemi seperti
Kecamatan untuk saat ini dalam kondisi saat ini kepada
Ganeas seperti ini adalah seluruh lapisan-
menggunakan aplikasi zoom lapisan yang
meeting sebagai fasilitas terlibat dalam
dalam pemberian pengarahan. program ini
Dalam pelaksanaannya sering
terjadi masalah dalam koneksi
internet atau adanya pelaksana
yang belum mengerti dalam
menjalankan aplikasi ini

Kepala Sub dalam pemberian pengarahan


Bagian hambatan yang khususnya
Kecamatan kami hadapi adalah sulitnya
menjalankan komunikasi
apalagi pada masa pandemi
seperti saat ini kepada seluruh
lapisan-lapisan yang terlibat
dalam program ini

Kepala Seksi kurangnya pehaman yang


Kecamatan dimiliki oleh pegawai yang
Ganeas berusia sehingga informasi
yang di pahaminya kurang dan
membuat kurang efektif

5. Faktor apa saja yang Camat seperti yang telah dijelaskan pemberian
menjadi hambatan Kecamatan tadi penyampaian informasi informasi yang
dalam distribusi Ganeas daalam kondisi WFH saat ini tidak merata
informasi yang kurang optimal dikarenakan adalah
segala sesuatu dikerjakan kemampuan
kurang dan tidak
secara online, misalnya dalam setiap pemberi
merata terhadap
melakukan rapat secara online informasi
sasaran sosialisasi tidak semua pegawai di desa kemampuan atau
dalam pelaksanaan memiliki jaringan internet skillnya itu
Implementasi yang baik, sehingga informasi berbeda-beda di
Kebijakan Program yang disampaikan kurang setiap
Penanggulangan optimal wilayahnya,
Kemiskinan tentang penyampaian
Sekretaris yang menjadi hambatan dalam informasi secara
Bantuan Langsung
Kecamatan distribusi informasi atau
Tunai di Kecamatan Ganeas pemberian informasi yang online hadapan
Ganeas? tidak merata adalah yang dihadapi
kemampuan setiap pemberi adalah tidak
informasi kemampuan atau adanya atau
skillnya itu berbeda-beda di lengkapnya
setiap wilayahnya, sehingga fasilitas sarana
membuat distribusi informasi prasarana yang
tidak merata ada di setiap desa,
kurang nya
Kepala Sub dalam penyampaian informasi pemahaman dari
Bagian secara online hadapan yang masing-masing
Kecamatan dihadapi adalah tidak adanya individu
atau lengkapnya fasilitas
sarana prasarana yang ada di
setiap desa. media pendukung
yang ada di desa tidak
semuanya lengkap seperti
komputer dan internet yang
memadai dalam melaksanakan
interaksi secara online

Kepala Seksi mungkin penyampaian


Kecamatan informasi yang tidka merata
Ganeas disebabkan kurang nya
pemahaman dari masing-
masing individu

6. Factor apa saja yang Camat sebuah aturan atau regulasi beberapa regulasi
menjadi hambatan Kecamatan haruslah memiliki sebuah yang belum
dalam kejelasan Ganeas kejelasan. Hal ini di dipahami oleh
regulasi untuk maksudkan agar implementor beberapa
atau pelaksana program dapat pegawai,
menentukan
memahami aturan di dalam penyampaian
pelayanan
sebuah program tersebut yang berikan
pelaksanaan dengan jelas. Karena, kepada pelaksana
Implementasi pelaksana tugas merupakan program akan
Kebijakan Program hal yang penting dalam sebuah regulasi
Penanggulangan pelaksanaan program tidak selalu di
Kemiskinan tentang pahami, adanya
Sekretaris hambatan dalam kejelasan kurang ketaatan
Bantuan Langsung
Kecamatan regulasi adalah penyampaian dari pelaksana
Tunai di Kecamatan
Ganeas yang kami berikan kepada sehingga
Ganeas? pelaksana program akan masyarakat yang
sebuah regulasi tidak selalu di dilayani kurang
pahami, sehingga membuat merasa puas
penyampaian kejelasan ini
menjadi tidak efektif dan
sedikit rumit karena ada saja
tidak bisa di pahami secara
langsung

Kepala Sub hambatannya adalah adanya


Bagian kurang ketaatan dari pelaksana
Kecamatan sehingga masyarakat yang
dilayani kurang merasa puas

Kepala Seksi mungkin hambatannya dalam


Kecamatan kejelasan regulasi adalah
Ganeas kurang nya pemahaman
seorang individu terhadap
regulasi tersebut, atau regulasi
tersebut terlalu rumit di[ahami
sehingga membuat regulasi
tersebut susah dipahai

7 Faktor apa saja yang Camat hambatan yang dihadapi fasilitas yang
menjadi hambatan Kecamatan dalam penyediaan fasilitas belum lengkap,
dalam tujuan dan Ganeas sarana dan prasarana yang ada perhatian
perlengkapan yang di desa dalam pelaksanaan pemerintah desa
program BLT ini adalah (KHUSUSNYA)
tersedia dalam
kurang nya perhatian dalam
pengImplementasia
pemerintah desa penganggaran
n Kebijakan (KHUSUSNYA) dalam untuk penyediaan
Program penganggaran untuk fasilitas yang baru
Penanggulangan penyediaan fasilitas yang baru untuk di gunakan,
Kemiskinan tentang untuk di gunakan dalam dan fasilitas di
Bantuan Langsung kepentingan ini aula saat
Tunai di Kecamatan mengadakan
Sekretaris penyedian fasilitas yang belum sosialisasi
Ganeas?
Kecamatan lengkap menjadi penghambat mengenai
Ganeas dalam pelaksanaan program. program bantuan
Selain itu desa juga tidak bisa langsung tunai
menganggarkan dan membuat ini, dan aula yang
atau membeli fasilitas itu terlihat kumuh
secara langsung sehingga dan kotor
belum bisa di manfaatkan dan
digunakan oleh masyarakat
pada saat penerimaan bantuan
atau pelayanan

Kepala Sub kurangnya penganggaran


Bagian dalam fasilitas, sehingga
Kecamatan masih ada desa yang
kekurangan akan fasilitas yang
memadai

Kepala Seksi Sarana dan prasaarana yang


Kecamatan belum memadaii menjadi
Ganeas salah satu hambatan dalam
pengimplementasian

8.

C. UPAYA-UPAYA MENGATASI HAMBATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM


PENANGGULANAGAN KEMISKINAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI
KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG

No Pertanyaan Informan Jawaban Verifikasi Kesimpulan

1 Bagaimana upaya Camat Memberikan pembinaan dan harus adanya


agar pelaksana Kecamatan pelatihan secara berkala kepada pendekatan dari pihak
lebih optimal Ganeas staf ataupun pegawai agar penyelenggara kepada
dalam memahami program kebijakan ini bisa pelaksana,
berjalan dengan baik Memberikan
isi Kebijakan
pemahaman tentang
Program Sekretaris Upayanya yaitu harus adanya apa yang harus
Penanggulangan Kecamatan pendekatan dari pihak dijalankan kepada
Kemiskinan Ganeas penyelenggara kepada setiap pelaksana,
tentang Bantuan pelaksana dan lebih Memberikan
Langsung Tunai di diperhatikan lagi oleh pembinaan dan
Kecamatan penyelenggara terkait hal pelatihan secara
tersebut agar proses berkala kepada staf
Ganeas?
pelaksanaan kebijakan dapat ataupun pegawai
dilakukan secara berkala dan
benar

Kepala Sub Memberikan pemahaman


Bagian tentang apa yang harus
Kecamatan dijalankan kepada setiap
pelaksana. Pemberian
pemahaman ini dilakukan pada
kesempatan rapat atau
semacamnya

Kepala Seksi Diadakannya pembinaan dan


Kecamatan pelatihan kepada pelaksana
Ganeas yang dilakukan oleh
penyelenggara, supaya para
pelaksana dapat memahami isi
kebijakan dan dapat
menjalankan tugas
kebijakannya dengan maksimal

2 Bagaimana upaya Camat manfaat dalam kebijakan ini membantu


dalam Kecamatan sangatlah banyak dalam kesejahteraan
memaksimalkan Ganeas membatu kesejahteraan masyarakat penerima
manfaat kebijakan masyarakat penerima bantuan. bantuan, mengedukasi
Untuk memaksimalkan masyarakat penerima
dalam
manfaat ini agar dapat di bantuan program ini
pengImplementasi
maksimalkan bantuannya oleh agar dapat
Kebijakan Program penerima, kami memberikan menggunakan bantuan
Penanggulangan informasi dan edukasi dalam ini sesuai dengan
Kemiskinan tatacara penggunaan dana kebutuhan bukan
tentang Bantuan bantuan tersebut, sehingga mencukupi keinginan
Langsung Tunai di penerima bisa lebih nya, memanfaatkan
Kecamatan mengoptimalkan bantuan yang bantuan-bantuan dari
Ganeas? berupa uang tunai tersebut pemerintah yang
bertujuan untuk
Sekretaris setiap manusia memiliki kesejahteraan
Kecamatan keinginan dan kebutuhan. masyarakat
Ganeas Disini kita mengedukasi
masyarakat penerima bantuan
program ini agar dapat
menggunakan bantuan ini
sesuai dengan kebutuhan bukan
mencukupi keinginan nya

Kepala Sub kami sebagai aparatur tidak


Bagian henti hentinya memberikan
Kecamatan informasi mengenai
pemanfaatan BLT ini agar
setiap masyarakat
menggunakan bantuan ini
dengan bijak

Kepala Seksi dengan cara memberikan


Kecamatan pemahaman dan kesediaan
Ganeas dalam menjalankan program
sehingga dengan keikhlasan
pegawai dalam melayani dan
menjalankan program akan
tercipta manfaat yang terasa
baik untuk pemerintah
kecamatan, desa maupun
masyarakat

3. Bagaimana upaya Camat Upaya yang dilakukan dalam mengadakan pelatihan


menciptakan Kecamatan mengatasi hambatan ini, pihak dan sosialisasi kepada
sumber daya Ganeas pelaksana harus memiliki pembantu atau
pembantu yang tingkat kreatifitas yang tinggi relawan, namun
agar tujuan dari pada kebijakan belum dilakukan
maksimal dan
program BLT dapat optimal secara berkala karena
memadai dalam
terbatasnya anggaran,
pelaksanaan Sekretaris Upaya yang telah dilakukan pendekatan kepada
Implementasi Kecamatan yaitu dengan mengadakan sumber daya
Kebijakan Program Ganeas pelatihan dan sosialisasi pembantu atau
Penanggulangan kepada pembantu atau relawan, relawan agar ikut
Kemiskinan namun belum dilakukan secara terlibat dan tidak acuh
berkala karena terbatasnya dengan program
tentang Bantuan
anggaran kebijakan ini,
Langsung Tunai di
Kecamatan Kepala Sub Dengan melakukan perekrutan pelaksana harus
Ganeas? Bagian relawan pembantu dalam memiliki tingkat
Kecamatan pelaksanaan implementasi kreatifitas yang tinggi
program ini agar tujuan dari pada
kebijakan program
Kepala Seksi Upaya yang dilakukan yaitu BLT dapat optimal
Kecamatan harus adanya pelatihan khusus
Ganeas secara rutin kepada sumber
daya pembantu atau relawan
terkait dengan pelaksanaan
program ini

4. Bagaimana upaya Camat Upaya yang dilakukan yaitu memberikan rekapan


dalam pemberian Kecamatan dengan berkomunikasi secara hasil rapat atau
informasi yang Ganeas efektif mengenai tujuan-tujuan diskusi mengenai
jelas dalam yang harus dicapai program kepada
peserta rapat atau
pengImplementasi Sekretaris salah satu upaya dalam diskusi, selain itu
an Kebijakan Kecamatan pemberian informasi adalah mengadakan forum
Program Ganeas dengan memberikan rekapan tanya jawab setelah
Penanggulangan hasil rapat atau diskusi rapat atau diskusi,
Kemiskinan mengenai program kepada berkomunikasi secara
tentang Bantuan peserta rapat atau diskusi, efektif mengenai
Langsung Tunai di selain itu mengadakan forum tujuan-tujuan yang
tanya jawab setelah rapat atau harus dicapai,
Kecamatan
diskusi termasuk Selalu
Ganeas?
Kepala Sub pmeberian informasi dilakukan mengadakan
Bagian dengan komunikasi yang baik sosialisasi dengan
Kecamatan dan jelas akan memberikan masyrakat dan sasaran
pemahaman yang maksimal dalam menjalankan
bagi penerima informasi program bantuan
Kepala Seksi pemberian informasi dapat langsung tunai
Kecamatan dilakukan dengan berbagai
Ganeas cara. Dengan pemberian
informasi kita dapat
mentransfer apa yang kita
ketahui kepada pelaksana di
lapangan. Begitu pula dengan
pelaksanaan program ini,
pemberian informasi yang jelas
mengenai program ini kepada
pelaksana maupun masyarakat
adalah hal yang penting untuk
jalannya program ini

5 Faktor upaya yang Camat dalam meningkatkan melakukan briefing


dilakukan untuk Kecamatan meratanya pemberian atau pengarahan
meningkatkan Ganeas informasi, kami selaku jajaran kembali pada saat
pemerataan pimpinan selalu memberikan sebelum setiap
arahan serta bimbingan kepada pelaksanaan program,
distribusi informasi
petugas lapangan agar memberikan arahan
terhadap sasaran
memberikan informasi dengan serta bimbingan
sosialisasi dalam komunikasi yang jelas, dan kepada petugas
Implementasi mengutamakan keramahan lapangan agar
Kebijakan Program kepada sasaran sosialiasi yaitu memberikan
Penanggulangan masyarakat penerima bantuan. informasi dengan
Kemiskinan Dengan cara tersebut komunikasi yang
tentang Bantuan diharapkan distribusi informasi jelas, dan
Langsung Tunai di kepada masyarakat dapat mengutamakan
Kecamatan dilakukan dengan jelas dan keramahan kepada
Ganeas? sama sasaran sosialiasi
yaitu masyarakat
Sekretaris dengan melakukan briefing penerima bantuan,
Kecamatan atau pengarahan kembali pada mengintruksikan
Ganeas saat sebelum setiap seluruh pegawai
pelaksanaan program untuk memberikan
merupakan salah satu upaya informasi secara
yang dilakukan oleh kami berulang,
untuk meningkatkan menyamaratakan
pemerataan distribusi informasi pemeberian informasi
Kepala Sub dengan mengintruksikan kepada sasaran
Bagian seluruh pegawai untuk sosialisasi
Kecamatan memberikan informasi secara
berulang

Kepala Seksi upaya yang dilakukan dalam


Kecamatan pemerataan pemberian
Ganeas informasi adalah dengan cara
menyamaratakan pemeberian
informasi kepada sasaran
sosialisasi

6 Bagaimana upaya Camat Upaya yang dilakukan adalah yang matang untuk
yang dilakukan Kecamatan dengan melakukan segala kebutuhan,
untuk Ganeas perencanaan yang matang berkoordinasi dengan
meningkatkan untuk segala kebutuhan yang berbagai pihak
nantinya diajukan kepada terkait, meningkatkan
partisipasi dari
pemerintah serta berkoordinasi partisipasi pemerintah
pemerintah dalam
dengan berbagai pihak terkait yaitu dengan
Implementasi dengan penganggaran untuk melakukan mediasi
Kebijakan Program kebutuhan seperti apa dengan pemerintah,
Penanggulangan melakukan sosialisasi
Kemiskinan Sekretaris Upaya untuk meningkatkan terkait program
tentang Bantuan Kecamatan partisipasi pemerintah yaitu penanggulangan
Ganeas dengan melakukan mediasi kemiskinan di instansi
Langsung Tunai di
dengan pemerintah terkait pemerintahan, merinci
Kecamatan
dengan kebutuhan yang semua kebutuhan
Ganeas? mendesak dan harus segera tentang program
dipenuhi seperti fasilitas dan kebijakan tersebut,
peralatan lain dalam proses Membuat laporan
pelaksanaan program kekurangan fasilitas
Kepala Sub Upaya yang dilakukan yaitu terkait dengan
Bagian melakukan sosialisasi terkait pelaksanaan kebijakan
Kecamatan program penanggulangan program BLT
kemiskinan di instansi
pemerintahan dengan tujuan
agar lebih mendapat perhatian
dari pemerintah bahwa
pentingnya sosialisasi
dilakukan

Kepala Seksi Dilakukannya dengan merinci


Kecamatan semua kebutuhan tentang
Ganeas program kebijakan tersebut.
Agar program bisa berjalan
dengan baik dan tidak adanya
keterlambatannya program
yang akan di jalankan

7 Bagaimana upaya Camat Upaya yang dilakukan yaitu Adanya pendekatan


untuk Kecamatan adanya pembagian relawan dan diberikannya
meningkatkan Ganeas disetiap wilayah agar dapat pemahaman kepada
partisipasi menarik masyarakat lain untuk masyarakat terkait
ikut andil menjadi relawan program kebijakan
masyarakat dalam
manjalankan program yang akan
mendukung
keberhasilan Sekretaris Meningkatkan kinerja dilaksanakan,
Implementasi Kecamatan pelaksana di lapangan yang pembagian relawan
Kebijakan Program Ganeas dalam hal ini para pelaksana disetiap wilayah agar
Penanggulangan dalam memberikan informasi dapat menarik
maupun sosialisasi masyarakat lain untuk
Kemiskinan
ikut andil menjadi
tentang Bantuan Kepala Sub Upaya yang dilakukan yaitu relawan manjalankan
Langsung Tunai di Bagian Memberikan pemahaman program,
Kecamatan Kecamatan mengenai manfaat dari Meningkatkan kinerja
Ganeas? program kebijakan tersebut pelaksana di
kepada masyarakat lapangan,
Kepala Seksi Memberikan penjelasan Memberikan
Kecamatan mengenai pentingnya suatu pemahaman mengenai
Ganeas program kebijakan yang akan manfaat dari program
dijalankan kebijakan

8 Bagaimana upaya Camat dalam pelaksanaan pembagian komunikasi yang jelas


yang dilakukan Kecamatan tugas yang jelas lagi-lagi di dan efektif akan
dalam menciptakan Ganeas perlukan komunikasi yang jelas menciptakan iklim
pembagian tugas dan efektif juga. Karena yang baik dalam
serumit apapun tugas yang di pembagian tugas
yang jelas bagi
berikan pimpinan kepada tersebut, pembagian
pegawai dalam
bawahan ketika komunikasinya tugas bagi pegawai
Implementasi jelas dan efektif akan haruslah sesuai
Kebijakan Program menciptakan iklim yang baik regulasi dan
Penanggulangan dalam pembagian tugas kemampuan pegawai,
Kemiskinan tersebut melakukan pendataan
tentang Bantuan terhadap para pegawai
Sekretaris dalam pembagian tugas bagi sesudah itu kami
Langsung Tunai di
Kecamatan pegawai haruslah sesuai melakukan dan
Kecamatan
Ganeas regulasi dan kemampuan menginturksikan
Ganeas? pegawai. Dalam pembagian tugas, sesuai aturan
tugas, pimpinan yang ada di sehingga pegawai
instansi menunjuk pelaksana dapat memahami
program dan memberikan tugasnya.
tugasnya dengan jelas

Kepala Sub sebelum membagikan tugas,


Bagian kami melakukan pendataan
Kecamatan terhadap para pegawai sesudah
itu kami melakukan dan
menginturksikan tugas itu
kepada seluruh bagian

Kepala Seksi pemberian tugas kepada


Kecamatan pegawai merupakan suatu
Ganeas kewajiban bagi pimpinan.
Pembagian tugas yang
dilakukan oleh pimpinan harus
diusahakan dengan jelas dan
sesuai aturan sehingga pegawai
dapat memahami tugasnya

9 Bagaimana upaya Camat Upaya yang dilakukan yaitu adanya tupoksi secara
yang dilakukan Kecamatan dengan adanya tupoksi secara jelas agar pihak
dalam menciptakan Ganeas jelas agar pihak pelaksana pelaksana bekerja
pegawai supaya bekerja sesuai dengan tugas sesuai dengan tugas
yang diberikan yang diberikan,
mempunyai rasa
Memberikan tugas
tanggung jawab Sekretaris Memberikan tugas dan dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan Kecamatan tanggung jawab kepada setiap kepada setiap
Implementasi Ganeas pelaksana sesuai dengan pelaksana sesuai
Kebijakan Program kompetensinya dalam dengan
Penanggulangan pelaksanaan program BLT ini kompetensinya,
Kemiskinan Kepala Sub Upaya yang sudah menciptakan rasa
tentang Bantuan Bagian dilaksanakan yaitu kebersamaan dengan
Langsung Tunai di Kecamatan menciptakan rasa kebersamaan selalu bekerjasama
Kecamatan dengan selalu bekerjasama dan dan saling membantu,
Ganeas? saling membantu dalam situasi bertanggung jawab
apapun. Memberikan tugas terhadap tugasnya
sesuai dengan keahlian dan masing-masing dan
kemampuan dari masing- selalu koordinasi
masing pelaksana dengan pihak terkait,
memberikan reward.
Kepala Seksi Upaya yang dilakukan yaitu Reward dapat menjadi
Kecamatan bertanggung jawab terhadap motivasi pegawai
Ganeas tugasnya masing-masing dan untuk memiliki rasa
selalu koordinasi dengan pihak tanggung jawab yang
terkait tinggi. Selanjutnya
yang kedua adalah
Pelaksana Sebenarnya ada beberapa cara
punishment ,
Kecamatan yang dilakukan untuk
punishment ini
Ganeas menciptakan pegawai yang
diberikan kepada
memiliki rasa tanggung jawab,
pegawai yang lalai
yang pertama yaitu dengan
atau kurang
memberikan reward. Reward
bertanggung jawab
dapat menjadi motivasi
dalam melaksanakan
pegawai untuk memiliki rasa
pekerjaannya
tanggung jawab yang tinggi.
Selanjutnya yang kedua adalah
punishment , punishment ini
diberikan kepada pegawai yang
lalai atau kurang bertanggung
jawab dalam melaksanakan
pekerjaannya
DOKUMENTASI PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Data Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Telp. :
E-mail :
Nama Ayah :
Pekerjaan :
Nama Ibu :
Pekerjaan :

2. Riwayat Pendidikan
SD :
SMP :
SMA :

3. Riwayat Organisasi :

Anda mungkin juga menyukai