SKRIPSI
Oleh
IMAL ALIMAH AKMAL
NIM 105710217815
Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan
indahtanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya
hidup justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus
memerlukanpengorbanan.
Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat
sukamaupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Ayah dan Ibu
tercinta) yang selalu memanjatkan doa kepada putri Mu tercinta dalam setiapsujudnya.
Motto Hidup
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya serta
kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain atas limpahan karunia
dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi,
Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal
akhiroh. Peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul
“Implementasi Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam Rangka Meningkatkan
Peneliti menyadari bahwa sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena
hal ini tidak lepas dari keterbatasan, kemampuan dan ilmu pengetahuan yang peneliti miliki.
Segala saran dan kritik yang bersifat membangun peneliti harapkan dengan senang hati,
sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas ini di
masa yang akan datang. Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
pengarahan, serta kerendahan hati. Untuk ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terutama
kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim Nanda, S.E., M.M sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, S.E., M.M sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Ibu H. Naidah, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Program Studi Ekonomi
vii
4. Bapak Asdar, SE., M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan
Muhammadiyah Makassar
5. Ibu Asriati, SE., M.Si sebagi Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Ekonomi
6. Bapak Drs. H. Sanusi A.M, SE., M.Si Sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
7. Bapak A. Nur Achsanuddin UA, SE., M.Si, Sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
8. Seleuruh Dosen pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
9. Untuk Ibu dan Bapak tercinta yang selalu berada disamping peneliti dan selalu memberikan
10. Untuk teman-teman IMM FEBIS Universitas Muhammadiyah Makassar dan teman-teman
HMJ EP yang telah memberikan semangat, memotivasi dan mengisi hari-hariku dengan
penuh canda tawa dan selalu membutaku rindu saat masa perkuliah.
11. Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Peneliti ucapakan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada peneliti
mendapat limpahan yang setimpal dari Allah SWT dan senantiasa skripsi ini dapat
Akhirnya kata peneliti berharap agar skripsi ini dapat membawa kemaslahatan bagi
PenelitI
viii
ABSTRAK
IMAL ALIMAH AKMAL, 2019. Implementasi Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pra Sejahtera di Kecamatan
Pallangga Kabupaten Gowa, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurrusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar, dibibimbing oleh Pembimbing I Bapak H.
Sanusi A.M dan Pembimbing II bapak A. Nur Achsanuddin UA.
ix
ABSTRACT
This study aims to describe the Implementation of Non-Cash Food Assistance (BPNT)
through E-Warung in Pallangga District, Gowa Regency. Non-Cash Food Aid is food aid from
the government given to KPM every month in the amount of Rp. 110,000, - through the
Electronic account mechanism that is used only to buy food at e-Warung / food merchants who
work together with Himbara Bank. The executor of this program is the Indonesian Minister of
Social Affairs. This research is a descriptive study with a qualitative approach. Data collected
through interview and documentation techniques.
The results of the study indicate that the policy objectives have not been reached to the
fullest because there are problems with the EDC machine so that it can hamper the distribution
of aid. Characteristics of implementing agencies are still some who are not friendly and do not
implement the existing rules so that they do not apply good public service attitude. With this
advice that can be given is the need for good coordination by the implementer so that data will
not be invalidated. There needs to be a quick response by the relevant staff in dealing with EDC
machine facility problems. There needs to be an evaluation related to the implementor who
cannot implement good public service attitude. There needs to be more assistance regarding
social conditions that are less supportive with the holding of the Non-Cash Food Assistance
(BPNT) program. Transparency and stricter supervision are needed to avoid irregularities.
Keywords: Impelementation, Non-Cash Food Assistance
x
DARFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................................................... .I
ABSTRACT .................................................................................................................................... IX
2. Tahap-tahap Kebijakan....................................................................................... 11
xi
3. Bentuk Kebijakan Publik ..................................................................................... 13
6. Implementasi Kebijakan...................................................................................... 19
E. Kerangka Konsep....................................................................................................... 35
B. Fokus Penelitian......................................................................................................... 38
xii
F. Deskripsi Sumber Daya ............................................................................................. 72
BAB V PENUTUP......................................................................................................................... 98
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 98
B. SARAN ........................................................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................101
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat miskin diartikan sebagai mereka yang tidak memiliki pendapatan atau
konsumsi yang memadai untuk membuat mereka berada diatas ambang minimal kategori
sejahtera. Kemiskinan juga dapat dikaitkan dengan suatu jenis konsumsi tertentu. Sebagai
contoh, suatu masyarakat dapat saja dikatakan miskin karena tidak memiliki tempat tinggal,
faktor ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, dan politik. Seseorang atau keluarga miskin bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain, seperti mengalami
kecacatan, memiliki pendidikan rendah, tidak memiliki modal atau keterampilan untuk
berusaha, tidak tersedianya lapangan kerja, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK),
tidak adanya jaminan sosial (pensiun, kesehatan, kematian), atau hidup dilokasi terpencil
pembangunan sebuah negara. Salah satu negara yang masih dibelit oleh masalah sosial
ini adalah Indonesia. Angka kemiskinan ditingkat masyarakat masih cukup tinggi meskipun
oleh lembaga statistik negara, selalu dinyatakan bahwa setiap tahun angka kemiskinan
cenderung menurun.
Persentase penduduk miskin berdasarkan data (Badan Pusat Statistik, 2018) adalah
sebagai berikut :
1
2
1. Pada bulan maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang
(9,82 persen), berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi
2. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,26
persen, turun menjadi 7,02 persen pada Maret 2018. Sementara itu, persentase
penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 13,47 persen,
perkotaan turun sebanyak 128,2 ribu orang (dari 10,27 juta orang pada September
2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018), sementara di daerah perdesaan
turun sebanyak 505 ribu orang (dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi
4. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan
Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2018
tercatat sebesar 73,48 persen. Angka ini naik dibandingkan kondisi September 2017,
5. Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di
perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras,
daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sedangkan komoditi nonmakanan yang
Tampak ada kesepakatan di dunia untuk mengusahakan agar semua orang dapat
khusus dituangkan dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2016 tentang Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Melelui Elektronik Warung pada
“Penanganan Fakir miskin adalah upaya yang terarah. Terpadu dan berkelanjutan
yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam bentuk
kebijakan, program, serta fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara.”
yang bernama Bantuan Pangan Non Tunai. Bantuan Pangan Non Tunai adalah bantuan
sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan kepada Keluarga
Penerima Manfaat setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan
hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan E-Warung yang
Program BPNT adalah bantuan pangan yang disalurkan secara non tunai dari
pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulan, melalui mekanisme
akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di tempat yang telah
dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, ketepatan sasaran penyaluran
Program BPNT, maka Presiden Republik Indonesia telah menetapkan Perpres RI Nomor
pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan, memberikan gizi yang
seimbang kepada peserta KPM, meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan
(RASTRA) yang memiliki beberapa permasalahan. Dalam (PSKK, 2017), dijelaskan bahwa
4
Rastra terdapat beberapa permasalahan yang cukup kompleks yaitu : Pertama, dapat
dilihat dari indikator tepat sasaran, yang dimana masih ditemukan Exclusion Error dan
Inclusion Error yang tinggi. Exclusion error misalnya, masih terdapat rumah tangga yang
seharusnya menerima Rastra, akan tetapi tidak terdaftar menjadi penerima Rastra,
sehingga masyarakat tidak mendapat bantuan sosial Rastra tersebut. Sementara, Inclusion
Error sebaliknya, yaitu terdapat rumah tangga yang tidak berhak untuk menerima Rastra,
justru menerima bantuan tersebut. Kedua, indikator tepat jumlah masih banyak terdapat
Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) yang hanya menerima 4-6 kg per-
bulan dari yang 4 seharusnya sebanyak 15 kg per-bulan. Selain itu, RTS-PM juga harus
membayar bahan pangan (terutama beras) lebih mahal dari yang seharusnya, yaitu Rp
1.600 per-kg. Ketiga, untuk indikator tepat waktu masih sering terjadi keterlambatan dalam
setiap bulan.
pada tahun 2016 hingga 2017, pemerintah mulai melakukan perubahan terkait skema
Program Rastra, menjadi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Setiap Keluarga
Penerima Manfaat (KPM), mendapatkan bantuan sosial sebesar Rp 110.000 ribu, yang
ditransfer setiap bulannnya melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) elektronik. Dengan
adanya KKS, peserta KPM dapat membeli kebutuhan bahan pangan seperti (beras, gula,
tepung, minyak goreng, dan lain-lain), melalui agen yang tersedia di beberapa lokasi
tertentu.
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kabupaten Gowa berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Takalar, Kabupaten Sinjai dan juga berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto.
5
Kecamatan Pallangga adalah Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Gowa
yang melaksanakan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kecamatan Pallangga
terdiri dari 13 Desa dan 3 Kelurahan. Kecamatan Pallangga merupakan salah satu
Kecamatan yang mempunyai jumlah keluarga miskin yang paling banyak di bandingkan
dengan jumlah penduduk miskin di kecamatan lainnya yang berada di Kabupaten Gowa.
Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Pallangga mulai dilaksanakan sejak tahun 2018.
Pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai di Kelurahan Pallangga sudah mulai berjalan
sejak tahun lalu. Dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Pallangga
manusia yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial pada kelompok masyarakat
miskin. Dari penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk lebih lanjut meneliti mengenai
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan ma mpu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
bidang pekerjaan sosial serta dapat menjadi bahan evaluasi terhadap program
2. Manfaat Praktis
lingkungan sekitar mengenai implementasi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) serta
oleh pemerintah baik itu lembaga atau badan pemerintahan yang ditujukan untuk
bentuk upaya-upaya lainnya. Bila melihat konsep dari kebijakan publik tersebut,
kebijakan memiliki makna atau arti yang luas tergantung bagaimana melihat atau
Perbedaan deskripsi dari kebijakan publik ini dapat dilihat dari bagaimana para
ahli mendefinisikan kebijakan publik itu sendiri, seperti halnya Richard Rose yang
dari pada sebagai suatu keputusan tersendiri, hingga Thomas R dye mendefinisikan
kebijakan publik sebagai apapaun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk
Perbedaan deskripsi dari definisi atau deskripsi dari kebijakan publik menurut
Rose maupun Dye diatas merupakan suatu suatu bukti dimana setiap pakar atau ahli
dalam menjelaskan kebijakan publik memiliki perbedaan. Definisi dari kebijakan publik
yang dinyatakan oleh kedua ahli diatas bisa dikatakan sebagai suatu tindakan atau
serangkaian tindakan yang dipilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah
dan memiliki konsekuensi pada mereka yang terlibat, hanya saja dalam hal ini melihat
7
8
bagaimana Rose maupun Dye sebagaimana dikutip dalam buku (Nawawi, 2009:8).
Mendefinisikan kebijakan publik masih bisa dikatakan cakupannya masih cukup luas.
Dalam mendefinisikan kebijakan publik Rose tidak menegaskan bahwa pada kebijakan
mengandung unsur tujuan didalamnya yakni seperti yang diketahui bahwa setiap
kebijakan dilakukan agar tercapainya suatu tujuan tertentu, begitu pula dengan apa
yang dinyatakan Dye yakni apa yang tidak dilakukan pemerintah juga merupakan
Ahli lain seperti halnya W.I. Jenkins sebagaimana dikutip dalam buku (Wahab,
yang diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan
tujuan yang telah dipilih beserta cara untuk mencapainya dalam suatu situasi.
(Wahab, 2014:15) tersebut bisa terlihat bahwa beliau melihat kebijakan publik sebagai
suatu keputusan lalu memiliki tujuan dan cara dalam mencapai tujuan, tetapi bila
melihat lebih dalam seyogyanya suatu kebijakan publik yang dilakukan aktor dalam hal
ini pemerintah nantinya akan melaksanakan keputusannya secara nyata, dan karena
bentuk dari kebijakan publik yang bisa dikatakan variatif, bisa saja keputusan atau
sekedar ucapan yang dilakukan aktor ini bisa saja hanya menjadi sekedar konsep
dengan cara-cara tersendiri tetapi akhirnya tidak dilaksanakan atau tidak ditindak
(Wahab 2014:15) diatas kita bisa menemukan bahwa suatu kebijakan publik selain
9
mengandung unsur tujuan juga keputusan atau kebijakan yang diusulkan oleh aktor
dalam hal ini memiliki ruang lingkup tertentu atau pada situasi tertentu.
ditemukan bahwa dalam kebijakan publik terdapat unsur tujuan, dampak, ataupun
aktor yakni pemerintah yang memiliki kewenangan, dan kebijakan publik ini dibuat
untuk menyelesaikan permasalahan pada ruang lingkup tertentu. Bila melihat dari
setiap perbedaan penjelasan tentang kebijakan publik menurut para ahli diatas,
walaupun berbeda tidak ada yang bisa dikatakan salah, hanya saja pada setiap
pemaknaan akan kebijakan publik ini ada beberapa yang dikatakan masih luas
yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
Berangkat dari penjelasan dari beberapa ahli diatas kita bisa memahami
2. Tahap-Tahap Kebijakan
dijelaskan dengan tahapan-tahapan yang berbeda-beda tapi dengan inti yang sama
kebijakan publik sangat kompleks dan rumit, karena itu beberapa ahli membagi proses
penyusunan kebijakan publik menjadi beberapa tahap dengan tujuan pembagian ini
membagi proses kebijakan publik menjadi empat yakni yang terdiri dari Formulasi
Kebijakan.
formulasi masalah ialah untuk mengetahui apa masalah yang dihadapi dan kenapa
masalah tersebut menjadi prioritas dalam agenda pemerintah. Tahap yang kedua yakni
dihadapi, yang selanjutnya diikuti tahap proses penentuan kebijakan yakni tentang
bagaimana alternatif ditetapkan, kriteria yang harus dipenuhi, siapa yang akan
dan tentang apa isi kebijakan yang telah ditetapkan. Tahap Selanjutnya yakni
Implementasi berisi tentang siapa saja yang terlibat dalam implementasi kebijakan, apa
yang mereka kerjakan dan apa dampak dari kebijakan tersebut. Evaluasi kebijakan
tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan tersebut diukur, lalu siapa yang
menegevaluasi kebijakan, apa konsekuensi dari adanya evaluasi kebijkan tersebut dan
adakah tuntutan untuk melakukan perubahan atau pembatalan pada kebijakan atau
Tahap selanjutnya yakni Implementasi berisi tentang siapa saja yang terlibat
dalam implementasi kebijakan, apa yang mereka kerjakan dan apa dampak dari
tersebut diukur, lalu siapa yang menegevaluasi kebijakan, apa konsekuensi dari
adanya evaluasi kebijkan tersebut dan adakah tuntutan untuk melakukan perubahan
atau pembatalan pada kebijakan atau secara sederhana bisa dikatakan kegiatan
penilaian kebijakan.
Kebijakan publik sendiri terdiri dari beberapa bentuk dan memiliki sifat yang
hierarkis, dimana ada kebijakan yang lebih tinggi dan diikuti oleh kebijakan-kebijakan
lain dibawahnya. Seperti yang diketahui bersama bahwa pemerintahan kita masih
bersifat kontinental yang dimana suatu kebijakan bisa dikatakan sama dengan hukum
meskipun tidak semua kebijakan yang diformalkan identik dengan hukum. Dengan kata
lain jika pemerintah pusat mengeluarkan suatu bentuk kebijakan berupa perundang-
yang ada ditimgkatan yang lebih rendah, yakni seperti halnya peraturan daerah
provinsi maupun peraturan yang ada diwilayah kabupaten atau kota tanpa
Kita sudah mengetahui bersama bahwa kebijakan publik dibuat oleh lembaga
publik atau seseorang yang memiliki otoritas dalam hal ini secara umum adalah
pemerintah. Kebijakan publik tersebut adalah keputusan yang dibuat setelah adanya
isu atau permasalahan pada masayarakat dengan isu-isu atau problem tertentu.
Menurut (Nugroho, 2014:136), dijelaskan bahwa public policy secara generik terdapat
disahkan atau diformalkan agar dapat berlaku. Seperti yang pernah dijelaskan
sebelumnya tidak semua kebijakan publik yang sudah diformalkan identik dengan
hukum, meskipun suatu kebijakan masih bersifat hierrarkis. Kebijakan formal seperti
bagi inovasi. Seperti yang telah dijelaskan, indonesia masih menganut system
kontinental, hal ini bisa terlihat dan dibuktikan dari kebijakan tentang perundang-
sebagai berikut :
b. TAP MPR
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
Kebijakan publik formal yang kedua adalah hukum, hukum merupakan aturan
yang bersifat membatasi dan melarang dengan tujuannya adalah untuk menciptakan
ketertiban publik. Terakhir, bentuk dari kebijakan publik formal adalah regulasi, dimana
regulasi berkenaan dengan alokasi aset dan kekuasaan Negara oleh pemerintah
sebagai wakil lembaga Negara kepada pihak non pemerintah, termasuk didalamnya
Bentuk kedua dari kebijakan publik adalah konvensi atau kebiasaan atau
organisasi publik yakni upacara rutin, SOP-SOP tidak tertulis, maupun tertulis tetapi
konvensi yang ditumbuhkan dari aktor organisasi publik, sebagai contoh pidato
presiden tanggal 16 agustus, selain itu ada konvensi yang ditumbuhkan dari publik
sendiri yakni selamatan pada 17 agustus, selamatan atas kejadian yang berkenaan
Bentuk yang ketiga dan keempat adalah pernyataan pejabat publik dan perilaku
pejabat publik. Bentuk ketiga yakni pernyataan pejabat publik di depan publik.
Pernyataan pejabat publik harus dan selalu mewakili lembaga publik yang diwakili atau
dipimnnya, jadi dalam hal ini, pejabat publik memang dituntut bijaksana dalam
publik dan memang yang menjadi paling jarang diangkat sebagi isu kebijakan publik,
tapi perlu diketahui dalam praktek setiap perilaku dari pejabat publik akan ditiru oleh
rakyatnya. Sebagai contoh perilaku korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah akan
Diketahui bersama bahwa suatu kebijakan publik dikodifikasi setelah adanya isu
atau permasalahan yang terjadi pada ruang lingkup atau masayarakat dan wilayah
tertentu. Dari hal tersebut setiap isu memerlukan respon kebijakan tertentu. Berangkat
dari hal tersebut kebijakan publik memiliki beberapa jenis. Menurut Anderson
a. Constituent
menyalurkan kewenangan dan yuridiksi baik itu untuk saat ini ataupun utntuk
pembuatan kebijakan kedepannya yang akan dibuat. Melihat hal tersebut, jenis
kebijakan ini merupakan jenis kebijakan yang membuktikan keberadaan dari suatu
b. Distributive
Kebijakan ini berkenaan dengan alokasi layanan atau manfaat untuk segmen atau
kelompok masyarakat tertentu dari suatu populasi. Sebagai contoh yang termasuk
c. Regulatory
batasan atau larangan perilaku tertentu bagi individu ataupun kelompok seperti
contohnya yakni kebijakan dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam kelompok.
15
d. Self regulatory
Kebijakan self regulatory yang maknanya agak mirip dengan regulatory hanya saja
perbedaannya kebijakan ini dirumuskan atau dibuat oleh pelakunya sendiri, seperti
halnya tentang praktek dokter bagi mereka yang menjadi anggota dokter
professional dan banyak lagi lainnya yang dimana kebijakan ini untuk membatasi
e. Redistributive
Kebijakan redistributive yang dimana kebijakan publik ini berkenaan dengan upaya
hak-hak dari kelompok tertentu di masyarakat, yaitu kelompok kaya atau bisa
setiap bentuk kebijakan juga memiliki tujuan sendiri didalamnya, tanpa tujuan yang
jelas tentu saja suatu kebijakan publik tidak akan terlaksana dengan baik.
Unsur tujuan dari suatu kebijakan merupakan hal penting dalam kebijakan,
seperti halnya yang dinyatakan Hogerwerf sebagaimana dikutip dalam buku (Alie,
tersebut terdapat kandungan usnsur tujuan didalamnya yang dimana tujuan tersebut
dalam buku (Alie, 2012:17) diatas sudah jelas adanya bahwa setiap tujuan dari
pembuatan kebijakan publik harus pro rakyat atau demi kepentingan publik (publik
6. Implementasi kebijakan
setelah formulasi dan perumusan maka kebijakan yang telah ditetapkan akan
dieksekusi dalam tahap implementasi. Pada tahap ini, suatu kebijakan seringkali
terencana dapat saja berbeda di lapangan. Hal ini disebabkan berbagai faktor yang
tahap pemilihan masalah tidak serta merta berhasil dalam implementasi. Dalam rangka
yang dapat menjadi penghambat harus dapat diatasi sedini mungkin. Implementasi
kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai
tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Menurut (Nugroho, 2011:618), Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu
Rangkaian implementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas yaitu dimulai dari
dikembangkan oleh George C Edward III disebut dengan Direct and Indirec inpac on
Implementation. Yang mana dalam pendekatan yang diterjemahkan oleh Edward III,
apabila aspek-aspek tersebut dapat bersinergi dengan baik maka akan memberikan
a. Komunikasi
Ada tiga hal penting yang dibahas dalam proses komunikasi kebijakan, yakni
dibuat dan suatu perintah 17 untuk pelaksanaanya telah dikeluarkan. Faktor kedua
petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak hanya harus diterima oleh para pelaksana
kebijakan, tetapi komunikasi tersebut harus jelas. Faktor ketiga yang mendukung
jelas.
b. Sumber Daya
pelayanan publik.
c. Disposisi
bagi implementasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana bersikap baik
terhadap suatu kebijakan tertentu yang dalam hal ini berarti adanya dukungan,
d. Struktur Birokrasi
III menyatakan bahwa “implementasi kebijakan bisa jadi masih belum efektif
karena ketidakefisienan struktur birokrasi”. Struktur birokasi ini menurut Edward III
Komunikasi
Sumber Daya
Implementasi
Disposisi
Struktur Birokrasi
Gambar 2.1
merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh berbagai aktor sehingga
mengetahui mudah atau tidaknya masalah tersebut diselesaikan, dan pada akhirnya
akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan-tujuan atau sasaran-
menurut George C Edward III karena dengan menggunakan teori tersebut akan
keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat
pemenuhan kebutuhan, orang yang merasa sejahtera apabila ia merasa senang, tidak
kurang suatu apapun dalam batas yang mungkin dicapainya, jiwanya tentram dan
kemiskinan yang menyiksa dan terhindar dari bahaya kemiskinan yang mengancam
(Abbas, 2008:126).
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat (1) sebagai berikut :
digunakan untuk mencapai taraf keluarga sejahtera. Menurut (BKKBN, 2011) membagi
Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
b. Tahap Sejahtera I
Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik
minimum secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial dan
dengan lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang menjamin kehidupan yang
layak. Secara opersional mereka tampak tidak mampu memenuhi salah satu
daging/ikan/telur; (3) Memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam satu
tahun; (4) Luas lantai rumah 8M2 untuk setiap penghuni rumah; (5) Tiga bulan
terkahir keluarga dalam keadaan sehat; (6) Ada anggota keluarga yang bekerja
untuk memperoleh penghasilan; (7) Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun
bisa baca tulis latin; (8) Pasangan usia subur dengan 2 atau lebih menggunakan
alat kontrasepsi.
c. Tahap Sejahtera II
Secara operasional mereka tampak tidak mampu memenuhi salah satu indikator
TV dan majalah.
22
Secara operasional mereka tampak tidak mampu memenuhi salah satu indikator
yaitu : (1) memberikan sumbangan materil secara teratur; (2) Aktif sebagai
Keluarga sejahtera III plus merupakan keluarga yang dapat memnuhi semua
indikator dari krluarga para sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, dan sejahtera III.
Tunai (BPNT) adalah bantuan pangan dari pemerintah yang diberikan kepada KPM
setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk
dengan Bank Himbara. Tujuan Program BPNT untuk mengurangi beban pengeluaran
serta memberikan nutrisi yang lebih seimbang kepada KPM secara tepat sasaran dan
tepat waktu.
Masih ditemukannya Exclusion Error dan Inclusion Error yang tinggi. Exclusion
error misalnya, masih terdapat rumah tangga yang seharusnya menerima Rastra,
akan tetapi tidak terdaftar menjadi penerima RASTRA, sehingga masyarakat tidak
23
yaitu terdapat rumah tangga yang tidak berhak untuk menerima Rastra, justru
per-bulan. Selain itu, RTS-PM juga harus membayar bahan pangan (terutama
beras) lebih mahal dari yang seharusnya, yaitu Rp 1.600 per-kg. Ketiga, untuk
bulan.
Tunai atau (BPNT) adalah bantuan sosial pangan yang diberikan oleh pemerintah
(KPM) setiap bulannya, yang digunakan hanya untuk membeli bahan kebutuhan pokok
seperti beras dan gula. Pencairan dana bantuan sosial dapat dilakukan di eWarong
sebagai berikut :
a. Tepat Sasaran
kepada peserta KPM sesuai dengan data yang ada, sehingga mengurangi
b. Tepat Jumlah
c. Tepat Waktu
Upaya dalam pendistribusian bahan pangan, harus diberikan dengan tepat waktu,
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, sehingga proses penyaluran bansos
d. Tepat Kualitas
e. Tepat Administrasi.
sosial serta untuk mendorong keuangan inklusif, Presiden Republik Indonesia (RI)
memberikan arahan agar bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara non tunai
2016 memberikan arahan bahwa mulai Tahun Anggaran 2017 penyaluran manfaat
Raskin agar dilakukan melalui kupon elektronik (E-Voucher) sehingga dapat tepat
pangan;
KPM;
d. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi
kebutuhan pangan;
b. Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT );
bidang perdagangan.
Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai, dan hanya dapat ditukarkan dengan beras
dan/atau telur di e- warong. Pagu Penerima Bantuan Pangan Kota merupakan jumlah
KPM Bantuan Pangan Non Tunai di setiap kota. Pagu Bantuan Pangan Non Tunai
untuk setiap kota ditetapkan oleh Menteri Sosial pada waktu penetapan pagu provinsi.
26
D. Tinjauan Empiris
Penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti sebagai referensi dan acuan untuk
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Pekanbaru Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat
sasaran penerimaan
diberikan pemerintah
efektivitas dan
perspektif pelaksanaan
Rastra mempunyai
pengaruh negatif
terhadap ketepatan
sasaran penerimaan
diberikan pemerintah
kepada KPM.
terhadap ketepatan
penentuan KPM.
tingkat kemiskinan di
Kelurahan Sidosermo
Kecamatan Wonocolo
Kota Surabaya.
E. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan alur pemikiran dari penulis sendiri atau juga mengambil
dan suatu teori yang dianggap relevan dengan fokus/judul penelitian dalam upaya
menjawab masalah-masalah yang ada dirumusan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini,
penulis meneliti mengenai implementasi penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di
Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Dalam upaya menjawab rumusan masalah dalam
penelitian ini penulis mengambil teori dan model implementasi kebijakan dari George C
Edward III disebut dengan Direct and Indirec inpac on Implementation. Dalam pendekatan
yang diterjemahkan oleh Edward III, terdapat empat aspek yang sangat mempengaruhi
atau bidang tertentu sehingga pemerintah membuat kebijakan dan program yang berpihak
khususnya Dinas Sosial mempunyai banyak program yang bermuara kepada masyarakat
miskin, salah satunya adalah program Bantuan pangan Non Tunai (BPNT). Misi Bantuan
pengeluaran serta memberikan nutrisi yang lebih seimbang kepada Keluarga Penerima
Terwujudnya misi dari program BPNT dapat memutus mata rantai kemiskinan.
Kebijakan dan misi yang baik ada kalanya tidak sesuai dengan cita-cita atau harapan yang
akan dicapai kadang justru memiskinkan masyrakat secara struktural, hal demikian dapat
terjadi pada kebijakan pemerintah yang tidak tepat sasaran, seperti yang dapat terungkap
bahwa ada kecendrungan masyrakat miskin yang mendapat bantuan non tunai untuk
memenuhi kebutuhan pokok, justru digunakan untuk memenuhi keinginan seperti membeli
Agar penelitian ini dapat dipahami dengan mudah, maka kerangka pikir digambarkan
Program Bantuan
Pangan Non Tunai
(BPNT)
Keluarga Penerima
Manfaat (KPM)
Meningkatkan
Kesejahteraan KPM
Gambar 2.2
Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut (Emzir, 2012:3), penelitian deskriptif kualitatif adalah data-data
yang diperoleh dan dihimpun dari informan baik lisan maupun verbatim dikumpulkan dan
disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan dimana
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi pada tujuan dari penelitian yang
dilakukan. Fokus pengamatan dalam penelitian ini adalah fakor-faktor yang mempengaruhi
penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena dengan
ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga
mempermudah penulis dalam penelitian. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang digunakan pada saat melakukan meneliti.
Adapun waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah mulai pada tanggal 01 Juli 2019
31
32
Situs Penenelitian yang dimaksud adalah suatu tempat dimana peneliti menangkap
keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang
diperlukan.
D. Sumber Data
kepada pengumpul data,misalnya lewat orang lain atau atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2009:225).
E. Pengumpulan Data
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
1. Observasi
observer dan obyek yang diobservasi yang dikenal sebagai observee. Jenis teknik
observasi yang digunakan peneliti yaitu observasi non partisipan yaitu peneliti berada
diluar subjek yang diamati dan tidak ikut di dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh subjek penelitian. Peneliti akan melakukan observasi dengan melihat beberapa
32
33
2. Wawancara
dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana kedua pihak yang terlibat
dalam bertanya dan menjawab. Wawanacara yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang terdaftar sebagai KPM program BPNT, tokoh masyarakat,
lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Yin
(2011:159) dalam bukunya yang berjudul Qualitative Research from Start to Finish
mengungkapkan :
catatan lapangan ketiga datang dari bahan tertulis. Penelitian kualitatif mengandalkan
berada di lapangan dia membuat catatan, setelah pulang kerumah atau tempat tinggal
barulah menyusun catatan lapangan. Menurut Moleong (2014: 208) catatan yang
dibuat di lapangan sangat berbeda dengan catatan lapangan. Catatan itu berupa
coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-
3. Penelitian kepustakaan
dan lain-lainnya.
1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik keimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi
juga obyek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek/subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimliki
2. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan teknik sampling merupakan teknik
populasinya memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel.
Peluangnya dapat sama, dapat pula tidak sama besarnya dengan anggota populasi
sampling.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-
35
probability sampling dengan jenis accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu
dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik atau ciri-cirinya yaitu masyarakat yang
menjadi pelanggan Kantor Kecamatan Mungkid, maka orang tersebut dapat digunakan
G. Instrumen Penelitian
Secara umum, instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk
penelitian.
Adapun Instrumen peneltian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human
instrument), melalui wawancara yang bertindak sebagai perencana dan pelaksana dalam
BPNT. Peneliti mewawancarai informan dan mencatat berbagai informasi yang berkaitan
Selain peneliti (human instrument) penulis akan menggunakan beberapa alat untuk
mendukung dan memperlancar penelitian yaitu: pedoman wawancara, alat tulis kantor
H. Teknik Analisis
Analisis data merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaikan suatu kegiatan
penelitian. Analisis data untuk memberi arti, makna, dan nilai yang terkandung dalam data.
Tujuan dari analisis data yaitu untuk meringkas data dalam bentuk yang mudah dipahami
dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari dan
diuji (Kasiram, 2010:119). Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
36
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
1. Reduksi Data
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
mengambil data yang penting dan sesuai dengan topik pembahasan. Data yang tidak
sesuai dengan topik pembahasan tidak ikut disertakan karena dianggap tidak penting.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. yang digunakan
peneliti untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
2014:249). Dalam melakukan penyajian data, peneliti menyajikan data yang telah
akan lebih mudah untuk memahami apa yang sedang terjadi dan merencanakan kerja
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
peneliti melihat bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti ke lapangan
37
Agar pembaca mengetahui lebih jauh mengenai daerah penelitian, penulis kemudian
memberikan gambaran umum daerah penelitian, dimana sangat memberikan andil dalam
pelaksanaan penelitian terutama pada saat pengambilan data, dalam hal ini untuk
menentukan teknik pengambilan data yang digunakan terhadap suatu masalah yang diteliti.
Di sisi lain pentingnya mengetahui daerahpenelitian, agar dalam pengambilan data dapat
1. Keadaan Umum
undang Darurat No. 2 Tahu 195 dan menegaskan Gowa sebagai daerah Tingkat II
38
39
2. Keadaan Geografis
Gambar 4.1
Peta Kecamatan Pallangga
Pangkabinanga, Bontoala, Taeng dan Kelurahan Manggalli. Adapun daftar nama dan
Tablel 4.1
Jumlah dan Luas Desa/Kelurahan di Kecamatan Pallangga
51,24Km2. Adapun desa/ kelurahan yang terbesar memiliki luas wilayah terbesar yaitu
Desa Bontoramba seluas 6,09 Km2atau sekitar 11,8% sedangkan desa/kelurahan yang
memiliki luas wilayah terkecil yaitu Kelurahan Manggalli dengan luas 1,5Km2 atau sekitar
2,93% luas wilayah yang dimiliki oleh daerah tersebut merupakan salah satu modal
tersebut. Wilayah yang luas serta di dukung oleh kondisi tanah yang subur menjadi
41
Pallangga adalah merupakan salah satu yang terletak dibagian Utara Kecamatan
sebagian besar kondisi wilayah daerah tersebut adalah dataran.Kondisi ini merupakan
salah satu keunggulan yang dimiliki wilayah tersebut dalam membangun sektor
3. Topografi Kecamatan
desa/kelurahan dengan jarak terjauh dari ibukota kecamatan adalah Desa Julupamai
dengan ibukota desa/kelurahan yaitu Watu-watu, yaitu jaraknya sekitar 1 jam dari
16 desa/kelurahan . Daerah ini terletak pada ketinggian antara 0 sampai dengan 499,9
Kondisi tanah di kecamatan Pallangga terdiri atas 3 jenis yaitu tanah bertekstur
batuan dan berwarna merah yang terletak di ujung selatan Dusun Watu-watu yang
42
berbatasan langsung dengan desa Paraikatte Kec. Bajeng, Wilayah ini merupakan
wilayah bukit sekitar 15 km dengan kedalaman solum sekitar 0 cm - 30 cm, Kedua tanah
berwarna coklat Keputihan , Liat dan Gembur yang merupakan tanah pada persawahan
yang masih subur dengan solum yang dalam. Ketiga tanah berwarna hitam berstektur
agak berpasir, tanah ini sebagian besar merupaan tanah pada wilayah ladang sekitar 28
Ha dengan solum yang dalam.Pada tanah berwarna hitam tersebut cocok untuk
Secara Umum Kecamatan Pallangga beriklim tropis dimana suhu udara mencapai
rata-rata 250 C - 300 C sepanjang tahun dan memiliki dua tipe musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau antara bulan Mei sampai bulan September. Curah hujan mencapai
Rata-rata 2000 mm-3000 mm pertahun dan tertinggi terjadi pada bulan Desember,
5. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk kecamatan Pallangga sebesar 113.783 yang terdiri dari laki-laki
sebesar 56.420 jiwa (48,69%) dan perempuan sebesar 57.363 jiwa (51,31%). Walaupun
jumlah penduduk perempuan selalu lebih banyak dengan melihat perbedaan angka-
angka tersebut komposisi jumlah penduduk dan dan laki-laki tidak berbeda secara
signifikan.
Desa/Kelurahan terlihat bahwa Desa Bontoala memiikil penduduk paling besar yaitu
sebesar 21.607 jiwa atau sekitar 19% dari keseluruhan jumlah penduduk Kecamatan
Pallangga.
Pallangga berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai baik
43
kualitas maupun kuantitas. Upaya ini bertujuan agar tempat pelayanan kesehatan
mudah mudah dikunjungi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat. Selain
meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan salah satu upaya untuk meningkatkan
Tabel 4.2
Sarana Kesahatan kecamatan Pallangga
No Sarana Jumlah
1 Rumah Bersalin/BKIA 9
2 Dokter Umum 10
3 Dokter Anak 7
4 Dokter Kandungan 5
5 Puskesmas 0
6 Dokter Gigi 4
7 Dokter Hewan 1
8 Puskesmas 2
9 Dokter Spesialis Lainnya 0
10 Klinik/Balai Pengobatan 9
11 Apotik 16
12 Toko Obat 5
13 Posyandu 60
jumlah 128
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa prasarana kesahatan yang ada di
Kecamatan Pallangga.
44
7. Pendidikan
Dilihat dari pendapatan penduduk dan semakin majunya ilmu pengetahuan, maka
Pemerintah beserta pihak swasta harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi
yang berkualitas. Untuk itu beberapa upaya pemerintah telah banyak dilakukan antara
berikut :
Tabel 4.3
Sarana Pendidikan di Kecamatan Pallangga
Jumlah
No Jenjang
Sekolah/Bangunan Murid/Mahasiswa Guru/Dosen
1 TK 43 1.509 513
2 SD 39 12.646 961
3 SLTP 7 4.991 232
4 SMA 3 1465 85
5 SMK 1 1758 96
6 PT 1 220 35
7 SLB 1 78 15
Jumlah 88 22667 1937
meningkatkan kualitas SDM ini didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak
sekedar menyiapkan peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran kerja , namun
lebih dari itu, pendidikan merupakan salah satu pembangunan watak bangsa (national
45
keteladanan.
8. Keagamaan
masih dominan dengan jumlah 112.412 jiwa (97,12%). Sedangkan pemeluk Agama
Kristen Protestan sebanyak 798 jiwa (1,79%) dan pemeluk Agama Kristen Katolik
sebanyak 455 jiwa (1,1%). Untuk pemeluk agama lain jumlah sangat kecil, yaitu di
bawah 1%.
Tabel 4.4
Persentase Pemeluk Agama di Kecamatan Pallangga
Jumlah
No Agama
L P Jumlah
1 Islam 55.049 573363 112412
2 Kristen Protestan 391 407 798
3 Kristen katolik 217 238 455
4 Hindu 24 22 46
5 Budha 20 32 52
6 Kong Huchu 7 12 20
Jumlah 55708 58075 113783
Sumber : Kecamatan Pallangga dalam angka 2018
sebagai berikut :
Tabel 4.5
Sarana Ibadah Keacamatan Pallangga
No Sarana Jumlah
1 Mesjid 147
2 Surau/Mushollah 11
3 Gereja 2
4 Vihara 1
Jumlah 161
Sumber : Kecamatan Pallangga dalam angka 2018
46
9. Olahraga
olahraga adalah salah satu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur serta
kualitas masyarakat Pallangga yang memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang
Tabel 4.6
Sarana Olahraga di Kecamatan Pallangga
No Lapangan Jumlah
1 Sepak Bola 10
2 Bulutangkis 22
3 Tenis Meja 16
4 Volli 7
5 Basket 1
6 Tenis Lapangan 0
7 Futsal 2
8 Kolam Renang 3
9 Dan lain-lain 6
Jumlah 67
Sumber : Kecamatan Pallangga dalam angka 2018
Adapun untuk saat ini minimnya fasilitas untuk mewadahi olahraga menjadi
ini dibuktikan Pembukaan POR PGRI Tiingkat Kabupaten Gowa, dan Piala Suratin.
a. Visi
Masyarakat”
b. Misi
akuntabel.
CAMAT
Sekertaris
Camat
Jabatan
Fungsional
KASUBAG KASUBAG
umum dari Perencanan
Kepegawaian dan
Keuangan
dengan meningkatkan pelayanan prima dan efektif melalui pembagian tugas dan
Sesuai Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 03Tahun 2013 tentang
Kecamatanyang selanjutnya disingkat TKSK adalah seseorang yang diberi tugas, fungsi,
penugasan dikecamatan.
a. Kedudukan
b. Tugas
meliputi :
penyelenggaraan kesejahteraansosial;
c. Tujuan
programprogrampembangunanlainnyaditingkatkecamatan.
selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BantuanPangan Non Tunai. Pada
tahun 2017, KPM adalah penduduk dengankondisi sosial ekonomi 25% terendah di daerah
pelaksanaan.Sumber data KPM Bantuan Pangan Non Tunai adalah Data Terpadu Program
Pemutakhiran Basis Data Terpadu di tahun 2015. DT-PFM dikelola oleh Kelompok Kerja
Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin, selanjutnya disebut Pokja
Data, yang dibentukmelalui Surat Keputusan Menteri Sosial No. 284/HUK/2016 tanggal 21
September 2016. Pokja Data terdiri dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia
Daftar Penerima Manfaat (DPM) Bantuan Pangan Non Tunai 2017 ditetapkan oleh
Menteri Sosial. KPM Bantuan Pangan Non Tunai 2017 adalah keluarga yang namanya
Pangan setelah proses pendaftaranpeserta selesai. Apabila KPM yang namanya terdaftar
dalam DPM telah memiliki rekening untuk penyaluranprogram Bantuan Sosial lain, maka
rekening tersebut dapat digunakan untuk menerima Program Bantuan Pangan Non
Tunai.Untuk setiap KPM, DPM memuat informasi nama kepala keluarga, nama pasangan
kepala keluarga, nama anggota keluarga lainnya, alamat tinggal keluarga, nomor induk
sosial, Kecamatan Pallangga juga menjadi salah-satu wilayah pelaksanaan Program BPNT
di Kabupaten Gowa. Berikut tabel jumlah KPM per kecamatan di Kabupaten Gowa :
Tabel 4.7
Jumlah KPM di Kabupaten Gowa
1. Pattalassang 395
2. Bontomarannu 554
3. Bontonompo 1304
4. Bajeng Barat 601
5. Bontolempangan 509
6. Parangloe 458
7. Parigi 211
8. Tompo Bulu 968
9. Tinggimoncong 351
10. Manuju 547
11. Botonompo Selatan 1241
12. Bungaya 499
13. Tombolo Pao 768
14. Pallangga 2034
15. Biringbulu 693
16 Barombong 938
17 Somba Opu 1132
18 Bajeng 1541
Jumlah 14744
Berdasarkan tabel diatas, kecamatan yang ada di Kabupaten Gowa dengan tingkat
KPM yang tinggi adalah Kecamatan Pallangga dengan jumlah KPM sebanyak 2034 orang.
Sedangkan, kecamatan dengan tingkat KPM terendah adalah Kecamatan Parigi dengan
jumlah KPM sebanyak 211 orang. Dilihat dari pernyataan tersebut, implementasi bantuan
53
satu program dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Dalam hal ini, Kecamatan
ikut serta dalam proses pengimplementasian program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Pangan Non Tunai (BPNT) yang didasari dengan banyaknya jumlah masyarakat miskin
masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam kehidupanya sehari-
hari. Dengan jumlah KPM sebanyak 2034 orang, pemerintah Kecamatan Pallangga
penyaluran Kartu KKS dengan 2 tahap agar semua KPM mendapatkan tersebut.
Tabel 4.8
KPM BPNT Kecamatan Pallangga tingkat Desa/Kelurahan
1. Je’netallasa 165
2. Tetebatu 102
3. Pallangga 113
4. Bungaejaya 40
5. Panakkukaang 141
6. Julukanaya 159
7. Julubori 204
8. Julu’pamai 95
9. Bontoramba 86
10. Kampili 144
11. Toddotoa 80
12. Parang Banoa 101
13. Pangkabinanga 111
14. Bontoala 171
15. Manggali 73
16 Taeng 249
Jumlah 2034
desa terbanyak yang mendapatkan BPNT dengan jumlah 249 KPM. Sedangkan
sejak bulan oktober tahun 2018 oleh BNI sebagai Bank Penyalur yang ditunjuk oleh di
Mentri Sosial di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros. Kartu Kombo adalah kartu yang
55
memiliki dua fungsi yakni dibagian depan sebagai Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan
bagian belakang sebagai kartu ATM, kartu ini disertai buku rekening dandigunakan untuk
pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada saat KPM datang ke e-Warong.
Selanjutnya, untuk pencarian saldo yang ada di rekening setiap KPM dilakukan di e-
Warong yang ditetapkan oleh bank penyalur (BNI). e-Warong adalah Elektronik Warung
Gotong Royong yang dibentuk oleh kelompok usaha bersama (Kube) Program Keluarga
Harapan (PKH). e-Warong merupakan suatu bentuk usaha ekonomi produktif KPM. Bank
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi agar dapat menjadi e-Warong adalah sebagai berikut :
yang dibuktikan denganlulus proses uji tuntas sesuai dengan kebijakan dan prosedur
2. Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiatan usaha yang sedang
5. Dapat melayani KPM dan Non KPM dengan menggunakan infrastruktur perbankan.
6. Memiliki komitmen yang tinggi dalam pelayanan khusus bagi KPM Lansia (Lanjut Usia)
dan KPMDisabilitas
menetapkan sebuah e-Warong, ini membuktikan bahwa implementasi Program BPNT akan
berjalan lancar dan mudah dipantau oleh pihak Bank Penyalur (BNI) agar tidak terjadi hal-
56
hal yang dapat menghambat penyaluran Program BPNT. Adapun jumlah e-Warong yang
16 unit, jumlah e-Warong tersebut ditetapkan berdasarkan jumlah desa/kelurahan yang ada
oleh Pemerintah Desa dan ditetapkan olegh BNI dan sebagai tempat transaksi penyaluran
Program BPNT. Seseorang yang memiliki dan mengelola sebuah e-Warong disebut
Selain itu,untuk tugas dan fungsi TKSK dan Pendamping BPNT disetiap
BPNT dan menyiapkan data KPM, serta mengkoordinasikan tempat dan waktu pencairan
BPNT kepada KPM setiap bulannya agar pelaksanaan penyaluran dapat berjalan sesuai
Pallangga
penyampaian suatu kebijakan, oleh karena itu kebijakan yang akan disampaikan harus
menimbulkan kontradiksi.
informasi, dan pembelajaran pada berbagai pelaksana di pusat dan daerah, kalangan
semua pihak, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung, merupakan kunci
kesuksesan BPNT. Untuk itu disusun strategi komunikasi dan sosialisasi BPNT yang
komprehensif. Strategi komunikasi dan sosialisasi ini tidak hanya memfokuskan pada
aspek implementasi dan keberhasilan pelaksanaan program BPNT, tetapi juga aspek
dilaksanakan, berikut kutipan wawancara dengan Bapak Drs. Muh. Dahlan Sekertaris
Juli 2019).
“Sosialisasi Program ini Pernah dilakukan kepada masyarakat, dan dihadiri pihak
“Jadi Sebelum berakhir Rastra itu dan sebelum masuk BPNT, itu ada
sosialisasi dulu, seperti apa model BPNT, apa itu BPNT, itu disosialisasikan
dengan mengundang camat kemudian dari kepolisian, kemudian dari lurah dan
desa, kemudian teman-teman peyuluh sosial kecamatan dan TKSK di 18
kecamatan, kita diundang semua untuk menerima sosialisasi yang dilaksanakan
dan disampaikan oleh Kementrian Sosial dan sosialisasinya itu di Hotel Santika
makassar”. (Wawancara 05 Juli 2019)
Pangan Non Tunai (BPNT) itu dilakukan pada saat tanggal sekian ketika saldo sudah
masuk di rekening KPM, penyampaian ini mulai dari Bank Penyalur kepada Dinas
Agen. Berikut Wawancaranya yang dilakukan kepada Syamsu Alam, S.Sos sebagai
”Nanti pada saat tanggal sekian ketika saldonya sudah masuk di Kartu KKS
nya, di Kartu ATM nya itu, maka diinformasikan kepada seluruh KPM untuk
datang di Agen yang telah ditentukan. Dan penyampainnya itu pertama memang
menyurat ya, pihak BNI menyurat ke TIKOR Kabupaten dalam hal ini adalah
Dinas Sosial, Dinas Sosial menyampaikan kepada teman-teman TKSK kemudian
ke Agen. Biasanya Agen juga lebih cepat karena Agen punya mesin EDC. Justru
Agen juga sekarang biasa heran karena masyarakat lebih cepat tau, ohh sudah
ada saldo yang masuk. Mereka juga kalaupun hari ini rekeningnya sudah masuk
saldonya itu hari juga kalau dia mau gesek atau belanja di e-Warong ya itu bisa
dia belanjakan”
Pandangan tersebut diatas juga dibenarkan oleh salah satu Agen di Kecamatan
sosialisasi tentang Program BPNT kepada Agen dan masyarakat itu dilakukan oleh
“Saya tau Bantuan BPNT ini dari pemdamping, pendamping nya itu Dg. Naba
Pengetahuan tentang Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) itu sudah
di tingkat pemerintahan kemudian setelah itu di sosialisasikan juga kepada Agen dan
KPM di setiap desa yang ada Kecamatan Pallangga. Mengenai sosialisasi Program
59
BPNT juga diungkapkan Sitti Rosniah, Ia merupakan salah satu Staf Desa
Pendamping BPNT. Berikut wawanacara yang dillakukan kepada Sitti Rosniah sebagai
Pengetahuan mengenai program BPNT ini juga diungkapkan oleh salah satu
Je’netallasa mengatakan bahwa dirinya mengetahui Program BPNT ini dari pihak
“kan ada semacam ketua. Kita didata dari rumah ke rumah. Kita dikasi tau
10 Juli 2019).
Pandangan diatas sama halnya dengan yang diungkapkan oleh salah satu KPM
mengenai program BPNT ini dari pemdamping BPNT, katanya pendamping tersebut
“Ee.. langsung kesini itu petugas Dg. Naba pendamping BPNT, nakasi tauki”.
Pengetahuan tentang Progam BPNT ini juga diungkapkan oleh salah satu Agen
Menurutnya pengetahuan yang ia dapatkan tentang Program BPNT ini pada saat ia
kutipan wawancaranya :
60
“pertamanya itukan ada rekomendasi dari desa, itu apa namanya untuk saya
sebagai Agennya, ada rekomendasi dari desa saya sebagai Agen untuk
disampaikan ke ini. Komunikasinya bagus, kan pertama koordinasi itu dari
kecamatan, nanti kalau sudah masuk saldonya itu nanti kita cek saldonya itu.
Kalau sudah masuk saldonya kita hubungi KPM baru kita laporkan jadwalkan
bilang tanggal sekian.
merupakan anggota TNI AD yang menjalankan tugas sebagai Bintara Pembina Desa
namun ia dapatkan pengetahuan tentang Program BPNT ini dari pemerintah desa
karena katanya batas BABINSA itu hanya di tingkat Desa. Berikut kutipan wawancara
“Kalau pada saat sosialisasi itu di kecamatan, batasnya BABINSA itu tugasnya
itu di desa, jadi saya taunya dari desa”. (Wawancara 10 Juli 2019”. (Wawancara 10 Juli
2019)
BPNT yang dilakukan oleh Tm Kordinasi Bantuan Sosial Kecamatan Pallangga, sudah
dilakukan kepada pihak yang terkait dalam hal ini adalah Pemerintah Kecamatan dan
Desa, Agen dan KPM sebagai penerima bantuan Sosial. Untuk hal tersebut, Program
Kecamatan Pallangga.
Implementasi suatu kebijakan akan bergantung pada kondisi sumber daya itu sendiri,
pelaksana untuk menjalankan kebijakan, maka akan menimbulkan masalah dalam proses
kebutuhan pangan. Memberikan nutrisi yang lebih seimbang kepada KPM. Meningkatkan
ketepatan sasaran dan waktu penerimaan Bantuan Pangan bagi KPM. Dilihat dari tujuan
Program BPNT tersebut tentunya akan mudah dicapai dengan maksimalnya peran dan
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan.Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-
fisik.Sumber daya dalam proses implementasi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sangat
penting karena meliputi staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk
implementasi Program BPNT , Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan subjek dari
proses Implementasi ini. Adapun yang dimaksud sebagai SDM dalam hal ini adalah Tim
Kordinasi Bantuan Sosial (TIKOR BANSOS) dari tingkat pusat hingga tingkat kecamatan,
Pendampng BPNT, Agen BNI 46 dan pemerintah setempat yang terkait dengan Program
Implementasi program BPNT, dalam hal ini yang dimaksud adalah fasilitas/alat yang
digunakan pada saat penyaluran Program BPNT, adapun fasilitas atau alat yang digunakan
yakni e-Warong, Kartu Kombo (KKS dan kartu ATM) dan mesin EDC.
tugasnya harus melakukan koordinasi dengan aparat setempat dan pemberi pelayanan
baik dan bebrapa fasilitas sebagai sumber daya pendukung untuk kebutuhan pada saat
penyaluran harus tersedia dan dapat digunakan dengan baik pula. Berikut koordinasi yang
dilakukan dengan Pejabat Kecamatan Pallanggasudah dilakukan dengan baik dan sudah
difasilitasi. Hal tersebut terungkap dari informan Drs. Muh. Dahlan, Sekertaris Camat
“fasilitas transaksi itu sudah ada di desa-desa, dan disitu saya lihat ada penjual
minyak goreng, beras dan telur, dan disitu juga digesek kartu ATM masyarakat, dan
ada kordinator, ada babinsanya dan kepala desanya disitu. Untuk keluhan
masyarakat itu mereka pergi konsultasi, apakah terlambat dicairkan pasti mereka
konsultasi dan tetap kontrol dengan pendampingnya”. (Wawancara 09 Juli 2019)
Mengenai unsur sumber daya juga diungkapkan, Syamsu Alam S.Sos sebagai TKSK
sekaligus Pendamping BPNT. Ia mengatakan bahwa e-warong adalah ujung tombak dari
pelaksanaan BPNT, dan setiap Agen/e-Warong ini mendapatkan mesin EDC. Kemudian ia
sedikit menambahkan masalah sumber daya fasiIitas yang biasa dikeluhkan pada saat
penyaluran baik itu dari keluhan para Agen maupun dari KPM. Ia mengungjapkan bahwa
Kendala yang sering terjadi itu adalah hilangnya signal di beberapa desa/kelurahan di
Kecamatan Pallangga dan biasa terjadi mesin EDC yang eror. Berikut wawancaranya :
ini, kalau kadernya bilang oo tidak ada namanya itu ya kartu itu dikembalikan lagi, jadi
begitu modelnya. (Wawancara 05 Juli 2019)
dan fungsi Sumber Daya dalam proses Implementasi Penyaluran Program BPNT, baik itu
mengenai pembentukan e-Warong maupun masalah yang di dapat pada saat proses
penyaluran. Pandangan TKSK tersebut sama halnya dengan yang diungkapkan oleh
Haminah, ia merupakan Agen BNI di Desa Bontoramba. Menurutnya untuk fasilitas yang
digunakan pada saat penyaluran itu sudah ada dan disediakan oleh BNI, fasilitasnya
berupa mesin EDC dan kartu ATM/KKS, selanjutnya ia menambahkan tentang masalah
yang didapat pada saat penyalran, yang seringkali menjadi kendala adalah hilangnya
jaringan pada mesin EDC pada saat penyaluran dan ada beberapa kartu ATM KPM yang
pendampingan semua berjalan dengan baik, komunikasi lancar, dan arahan yang diberikan
“Mesin EDC itu dikasi sama BNI dan mendukung sekali, kalau kendala itu
kalaupun ada kendala jelek jaringan, kartunya kaya begitu. Biasanya jelek jaringan,
kartunya mau diganti. Setiap penyaluran pasti ada pendamping yang jelaskan dulu
sebelum penyalurannya, dijelaskan bagaimana ininya. Kalau keluhan di pendamping
itu tidak ada”. (Wawancara 10 Juli 2019)
Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Haminah diatas, Agen BNI di Desa
Je’netallasa yakni Syamsiah. Ia mengungkapkan bahwa untuk fasilitas itu ada kendala
pada mesin EDC yang dimana biasa terjadi errorpada saat penyaluran dan ada beberapa
kartu ATM/KKS dari KPM belum masuk saldonya. Kemudian ia melanjutkan mengenai
proses pendampingan, menurutnya proses pendampingan sudah bagus oleh Tim Kordinasi
“Itu ji saja biasa itu mesin EDC error, KPM tidak masuk saldo bagiannya toh. Kalo
Tanggapan mengenai fasilitas juga di ungkapkan oleh Agen BNI di Desa Julkanaya,
Muhammad Yasin. Ia mengungkapkan bahwa fasilitas yang digunakan adalah mesin EDC
yang difasilitasi oleh BNI dan adapun kendala dari fasilitas tersebut adalah hilangnya
jaringan pada Mesin EDC tersebut . Selanjutnya ia mengkapkan bahwa untuk proses
pendampingan semua berjalan dengan baik dan selalu memantau proses penyaluran.
“Sejauh ini sudah maksimal dengan adanya bantuan dari pihak BNI iyakan,
melalui memfasilitasi kita dengan Mesin EDC itu. Adapun kendala di Mesin EDC itu
misalkan kalo ada ya biasanya kita terkendala dengan jaringan. Kalau sejauh ini kami
liat pihak TKSK sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
Mengenai sumber daya pandangan salah satu KPM Desa Je’netallasa yakni
Syamsiati Dg Bungen. Pandangan dari Syamsiati Dg. Bungen sedikit berbeda, menurutnya
fasilitas untuk program BPNT sudah namun belum maksimal debgan alasan hampir setiap
Agen biasanya mengalami kendala pada mesin EDC dan kendala pada kartu ATM/KKS
tugas dan fungsinya dilapangan dengan baik, baik itu dalam proses verifikasi data,
G. Deskripsi Sikap (Disposisi) Pihak Pelaksana dan Pemerintah setempat dalam proses
penyaluran BPNT
dedikasi pada kebijakan yang telahditetapkan. Maksimal atau tidaknya sebuah kebijakan
implementasi itu juga ditentukan oleh sikap pelaksana dan pemerintah setempat, adanya
sebuah dukungan yang diberikan oleh pemerintah ataupun tingkat kemauan yang tinggi
yang dimiliki oleh pihak pelaksana itu akan membantu memaksimalkan proses berjalannya
sebuah implementasi.
Proses penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sangat dibutuhkan pelayanan
yang baik dan sikap yang ramah dari pihak pelaksana kepada Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) dalam hal ini adalah masyarakat miskin yang menjadi peserta dalam program
BPNT. Untuk sebuah program bantuan sosial, masyarakat tentunya akan mengadukan
keluhan ataupun kendalanya kepada kepada pihak pelakasana dan pemerintah setempat
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program BPNT terbanyak dengan jumlah 2034.
Dengan jumlah KPM yang banyak tentunya dibutuhkan tingkat kemauan yang tinggi pula
dalam implementasi program ini harus memberikan dukungan dan memberikan pelayanan
baik. Berikut koordinasi yang dilakukan dengan pemerintah setempat dan para pelaksana
yang turut memantau proses penyaluran BPNT tersebut. Hal tersebut terungkap dari
66
kutipan wawancaranya:
“Dulukan bukan berupa bantuan pangan, dulukan masih Rastra jadi transaksi
pembayarannya itu disini dulu, tapi sekarang sudah berubah Pangan masing-masing
ada warung tiap desa. Aa.. jadi kita cuma kadang turun mengontrol apakah sudah
tersalurkan. Jadi setiap yang dibutuhkan itu dalam hal penyaluran atau apakah itu
misalnya selalu dipersiapkan ada. Kalau dia mau adakan pertemuan, ada aula
dibelakang. Ada e-Warong disitu ada badan koordinator, ada kepala desanya, semua
yang mereka butuhkan kita ladeni, sarana dan prasarananya itu kita siapkan, apakah
itu sosialisai atau yang lainnya.” (Wawancara 09 Juli 2019)
Pemerintah kecamatan dan Tim Kordinasi Bansos tingkat kecamatan berfungsi sebagai tim
sosial dan semua aktivitas yang dapat menunjang berjalannya penyaluran bantuan sosial.
“Iya jadi di Kecamatan itu berfungsi sebagai Tim Koordniasi, selain sebagai Tim
Koordinasi di kecamatan dia juga berfungsi sebagai Social Control yah Social Control
dalam penyaluran bantuan, artinya setiap kecamatan itu kalau kita pertama itukan
sudah membantu kita dalam hal verifikasi, dalam hal penyaluran KKS, dalam hal
menginstruksikan kepada menyesuaikan kepada TIKOR tingkat desa bahwa hari ini
ada penyaluran hari ini jurusan ini dan sebagainya. Inilah bahagian dari kerja-kerja
kecamatan dalam membantu mengatur, begitun desa sebenarnya hampir sama yang
dikerjakan di desa juga, mereka mengkonfirmasi kepada semua aparatnya, kepala
lingkungannya, tetapi yang paling bagus adalah pelaksanaan di tingkat dusun karena
kalau di tingkat dusun agak kecil sedikit dan bisa langsung didapat anunya responnya
ya”. (Wawancara 05 Juli 2019)
Mengenai disposisi, pandangan diatas sama halnya dengan yang diungkapkan oleh
salah satu Staf Desa di Desa Je’netallasa, Sitti Rosniah. Menurutnya dukungan dari
pemerintah desa itu sudah diberikan kepada masyarakat karena pemerintah desa lebih tau
“Kan Agen yang menangani ini tapi pemerintah membantu seperti saya, sayakan
pemerintah desa saya mendampingi supaya kalau ada masalah bisa dikasi solusi,
yang menerima itu adalah masyarakat kita. Agenkan tidak kenal dengan masyarakat
mereka bukan orang-orang dari pemerintah jadi tidak kenal bahwa ini benar
masyarakat dari desa ini.” (Wawancara 10 Juli 2019)”
67
oleh Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, dan TKSK Pallangga tapi juga
diungkapkan oleh TNI-AD, Moh. Jasir. Ia merupakan Binatara Pembina Desa (BABINSA) di
Desa Toddotoa. Menurutnya dukungan untuk pemerintah setempat itu sudah ada setiap
proses penyaluran dan bentuk dukungannya itu seperti ikut meninjau dilapangan pada saat
“Untuk aparat desa disetiap ada pembagian pasti aparat desa juga turun
meninjau disetiap penyaluran. Disini juga saya sebagai pihak keamanan, semua
aman-aman saja disini, semua ikut antri.” (Wawancara 11 Juli 2019)
Berdasarkan pandangan dari pihak pelaksana dan Pemerintah setempat diatas itu
menunjukkan bahwa dukungan ataupun sikap dari pelaksana dan pemerintah sudah
direalisasikan dengan baikpada saat penyaluran BPNT, bakk itu dalam bentuk
KPM. Dan pandangan tersebut diatas juga diakui oleh masyarakat yang menjadi KPM
yakni Ummi, ia merukan KPM dari Desa Parangbanoa. Menurutnya pemerintah juga ikut
“Itu BINMAS sama Dg. Naba biasa datang duduk-duduk disini sama pak lurah juga
biasa ada dan dia bilang bersyukurko kau yang dapat bantuan dari pemerintah”.
Ungkapan yang sama juga diungkapkan oleh Asri, ia merupakan KPM dari Desa
Toddotoa. Menurutnya pemerintah setempat juga turut hadir dalam proses penyaluran
“Pak Desa biasa tong datang itu lihat-lihat, memantau itu anu penyaluran”.
Mencermati gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan atapun sikap dari
pihak pelaksana dan pemerintah setempat sudah direalisasikan dengan baik kepada
68
masyarakat. Dukungan dari Pelaksana atapun Pemerintah itu sudah dirasakan oleh KPM
yang ada di Kecamatan Pallangga. Dalam proses penyaluran BPNT semua pihak ikut serta
dalam memantau berjalannya proses penyaluran tersebut, tidak hanya dari Tim Koordniasi
Bansos dan Pemerintah setempat saja tetapi juga dari TNI-AD dalam hal ini adalah
BABINSA dan juga dari pihak Kepolisian yakni BINMAS. Dukungan dari semua pihak
Kecamatan Pallangga
birokrasi mencakup dua hal yang penting, pertama adalah mekanisme dan struktur
program/kebijakan. SOP yang baik mencantumkan kerangka kerja yang jelas, sistematis,
tidak berbelit dan mudah dipahami oleh siapapun karena akan menjadi acuan dalam
menghindari hal yang berbelit, panjang dan komplek.Struktur organisasi pelaksana harus
dapat menjamin adanya pengambilan keputusan atas kejadian luar biasa dalam program
secara cepat.
kebijakan. Aspek struktur organisasi ini melingkupi dua hal yaitu mekanisme dan struktur
birokrasi itu sendiri. Aspek pertama adalah mekanisme, dalam implementasi kebijakan
biasanya sudah dibuat standart operation procedur (SOP). SOP menjadi pedoman bagi
setiap implementator dalam bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan tidak melenceng
dari tujuan dan sasaran kebijakan. Aspek kedua adalah struktur birokrasi, struktur birokrasi
69
yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan cenderung melemahkan pengawasan dan
menyebabkan prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang selanjutnya akan
semua pihak ikut serta dalam memantau berjalannya penyaluran tersebut baik dari pihak
pemerintah setempat, tim koordinasi tingkat kecamatan maupun dari aparat keamanan.
Semua pihak tersebut menjalankan tugasnya masing-masing berdasarkan aturan yang ada
dan saling menjalin komunikasi terkait proses penyaluran BPNT di Kecamatan Pallangga.
Seperti halnya yang dikatakan informan pejabat Kecamatan Pallangga, Firman, SH, Seksi
pelaksana, pemerintah setempat maupun pihak lainnya yang terkait telah melaksanakan
wewenangnya berdasarkan aturan yang telah ada, dengan alasan Camat sebagai
kutipan wawancaranya :
“Saya kira untuk ini sudah sesuai dengan aturan dari pemerintah pusat, ya untuk
bagaimana teknisnya ini, tentunya dia tidak boleh ini keluar dari aturan-aturan yang
ada, jadi kalau dia macam-macam ya. Kan Pak Camat sebagai kepala wilayah ya
pasti memantau. Baru-baru ini yang ada beredar bahwa ada yang memanfaatkan
untuk politik dipanggil semua untuk diklarifikasi, jangan sampai bantuan ini digunakan
untuk politik. Jadi ya kalo sudah dijelaskan dia macam-macam ya pasti berurusan
denga hukum, baru itukan selalu bergiliran ada kordinator kepengawasannnya itu
yang mengawasi jadi kalo ada apa-apa ya dia lapor kepada pihak kecamatan.”
diungkapkan oleh Agen BNI di Desa Kampili, Syamsinah. Ia mengungkapkan bahwa ada
sedikit kendala pada struktur birokrasi pelaksana Program BPNT. Dengan alasan bahwa
ada segelintir Agen yang menyalah gunakan tugasnya dalam pendampingan KPM BPNT
datangi, yang dia datangi itu disuruh sama kordinator kecamatan pendamping PKH.
Maksudnya kan itu pembagian disinikan harusnya itu disinikan di e-Warong dia
belanja tapi ini malah dia ke kordinator kecamatan itu pendamping padahalkan dia itu
bukan anu bukan e-Warong, yang kordinator kecamatan itu pendamping PKH. Mala
kita sudah dipertemukan di POLSEK tapi dia masih bertindak begini, itu juga yang
kita keluhkan itu karena dia bukan e-Warong kenapa selalu KPM itu kesana. Kan kita
masing-masiing desa sudah punya e-Warong yang direkomendasikan oleh Kepala
Desa. Itu yang kita keluhkan itu, terus terang itu kita keluhkan di Pallangga, yang
tingkah lakunya ini si Koordinator Pemdamping PKH itu karena dia bukan e-Warong
kenapa dia itu panggil masyarakat kesana untuk mengambil anu itukan nda bisa
aturannya juga ada mala kita jugakan sudah dipertemukan di POLSEK tapi dia masih
betindak begini, cuman itu yang kita kendalakan selama ini untuk para Agen.
Hal senada juga diungkapkan oleh TKSK Pallangga Syamsu Alam, S.Sos.
Pedoman Umum Bantuan Pangan Non Tunai (PEDUM BPNT) yang dapat dijadikan
“Jadi program ini ya sebenarnya kan sudah dilaksanakan di tingkat kecamatan, ada
Dilihat dari pernyataan TKSK Pallangga diatas yakni Syamsu Alam, S.Sos, itu dapat
disimpulkan bahwa semua struktur birokrasi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
apabila semua pihak pelaksana memahami dengan baik petunjuk yang ada di Pedoman
Umum BPNT. Selanjutnya ia membenarkan pernyataan dari Agen BNI Desa Kampili yakni
Syamsinah. Ia mengungkapkan bahwa kendala mengenai sruktur birokrasi itu hanya pada
Agen yang menyalahgunakan tugasnya sebagai pendamping KPM pada saat proses
“Tanggal 10 itu sudah masuk anu saldonya, makanya setengah mati itu Agen.
Karena kalau masyarakatmi sudah tau uuuh dende tiap hari datang di Agen tiap hari,
kapan ini kapan ini tiap hari. Baru kalau sudah seperti itu pergi ditempat lain
menggesek di desa lain itu yang disampaikan di Desa Kampili kemarin toh begitu
modelnya, para dia-dia baku begini. Sudah adami OTT, sudah adami pendamping itu
yang ditangkap kemarin persoalan dia menyalurkan itu beras dia pake mobil baru di
ini. Bukan Agen begini bukan, dia sendiri yang bawa mobilnya disitu transaksi, dia
kasi turun beras aii ditangkap”. (Wawancara 11 Juli 2019)
penyaluran BPNT itu dapat disimpulkan bahwa ada sedikit kendala di beberapa desa, yaitu
71
kendala dengan adanya Agen yang melanggar aturan dalam menjalankan tugasnya
mengarahkan KPM untuk mencairkan bantuannya kepada selain Agen yang telah
direkomendasikan oleh Pemerintah Desa dan Pihak BNI, ini membuktikan bahwa
pendamping tersebut telah melanggar aturan yang ada dan tidak mengikuti apa yang
Program BPNT merupakan bantuan sosial yang disalurkan secara non tunai kepada
masyarakat penerima/KPM. Sistem baru penyaluran bantuan pangan ini diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non
Tunai. Bantuan sosial non tunai diberikan dalam rangka program penanggulangan
rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar. Program ini juga diharapkan dapat mempermudah
Penyaluran bantuan sosial secara non tunai kepada masyarakat dinilai lebih efisien,
tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, serta tepat administrasi. Kartu
elektronik yang dimaksud dapat digunakan untuk memperoleh beras, telur, dan bahan
pokok lainnya di pasar, warung, toko sesuai harga yang berlaku sehingga rakyat juga
memperoleh nutrisi yang lebih seimbang, tidak hanya karbohidrat, tetapi juga protein,
seperti telur.
Menurut Pedoman Umum BPNT 2018, peserta BPNT memiliki berbagai kewajiban
yang harus dipenuhi, BPNT terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan untuk
masyarakat miskin. Selain itu, penyaluran bantuan sosial non tunai juga dapat
membiasakan masyarakat untuk menabung karena pencairan dana bantuan dapat mereka
72
atur sendiri sesuai kebutuhan. Untuk menyalurkan bantuan sosial non tunai ini, diawali
dengan pendaftaran peserta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang dilakukan oleh
mampu memutus rantai kemiskinan antar generasi melalui peningkatan kualitas nutrisi,
dengan terpenuhinya gizi yang seimbang akan menciptakan generasi di masa depan yang
Pallangga dengan jelas. Karena sosialisasi tentang BPNT ini sudah disampaikan oleh Tim
Kordinasi Bansos Kecamatan Pallangga kepada semua pihak. Informan Firman, SH, Seksi
adalah berupa bantuan pangan seperti telur dan beras. Dan dengan bantuan ini pemerintah
wawancaranya :
“Kalau itukan bantuan pangan berupa telur dan beras ya sembako sesuai
dengan kebutuhannya. Jadi kalau dia cuman butuh beras atau telur saja kalau masi
ada saldo nanti untuk yang lain dipanggil lagi. Kalau sebetulnya mau dibilang
sejahtera dengan batuan itu belum, tapi setidaknya ada peningkatan, mengurangi
biaya hidup itu salah satunya kalau dibilang mau sejahtera masih jauh, tapi
setidaknya mengurangi biaya kebutuhan. Saya kira anu ini mau merubah ini ya
mungkin tapi setidaknya biaya untuk beli ini bisa dipakai untuk kebutuhan yang lain ”.
(Wawancara 09 Juli 2019)
Pandangan yang dituturkan oleh Firman, SH diatas itu dibenarkan oleh pandangan
TKSK Pallangga, Syamsu Alam, S.Sos. Ia mengungkapkan bahwa Program BPNT ini
berupa beras dan telur yang sebelumnya diberikan uang sebesar 110.000 agar
dibelanjakan untuk kebutuhan pangan tersebut, dengan alasan karena tujuan dari Program
BPNT ini adalah pemenuhan gizi yang seimbang kepada masyarakat miskin/KPM.
sangat berterima kasih karena dengan bantuan ini mereka mudah mendapatkan
“BPNT ini sebenarnyakan bantuannya 110.000 ya, jadi karena tadi saya jelaskan
bahwa tujuan dari BPNT ini adalah pemenuhan gizi seimbang sehingga bansos yang
diterima itu berupa telur dan beras ya jadi mekanisme penyalurannya itu Agen
berkordinasi dengan penyalur. Penyalur itu ya pebisnis, pedagang begitu. Tiba beras,
kemudian kegiatannya ya kalau ada KPM yang datang dan lancar menggesek dia
punya kartu dan saldo kartunya tidak apa-apa, tidak error, tidak apa dan lain
sebagainya. Di KPM ini menerima bansos dengan bervariasi, misalnya ada yang
minta 10 kilo beras, 10 kilo beras tentunya itu kalo telur cuma 5 sampai 6 butir. Kalo 5
telur yang agak besar itu, kalo telur yang kecil itu 6 butir tambah 10 liter beras itu,
saldo yang 110.000. Tapikan namanya Agen mereka juga mau untung karena
mereka itukan pebisnis. Mereka itu pebisnis jadi bisa dari beras 10 kilo, 5 butir telur,
itu sudah sama dengan nominal 110.000 yang digesek dari yang masuk di
rekeningnya. Ada juga yang 6 kilo, kalau 6 kilo itu, 6 kilo beras 10 rak telur eh 1 rak
telur ya itu sama dengan bilangannya 110.000. Jadi dia kalau pilih beras 6 kilo
otomatis telur itu 1 rak. Jadi kalau dia pilih 10 kilo, telur cuman 5-6 rak eh 5-6 butir
bukan rak yah butir, Kecuali kalau 6 kilo. Dari hasil riset, kan sebelumnya ini ada juga
dari Kementrian Sosial dalam hal ini Lembaga Riset Sosial, dia melakukan
pemantauan dilapangan di berbagai keluarga KPM, ternyata KPM ini sangat-sangat
berterimakasih sekali dengan ini. Beda dengan sebelumnya, ada Rastra, Raskin.
Biasanya beras yang dari BULOG itu ya ada hitammi, baumi, busukmi. Sekarang ini
tidak, beras barumi. Bagaimana tidak, penyalur adalah penyalur lokal. Mala ada
Agen yang Agen sendiri punya beras. (Wawancara 05 Juli 2019)
Program BPNT, masyarakat mudah untuk mendapatkan bantuan pangan dan terbantu
dalam memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang. Mengenai dampak yang dirasakan
masyrakat dari adanya Program BPNT ini juga diungkapkan oleh Haminah, ia merupakan
Agen BNI dari Desa Bontoramba. Menurutnya bantuan yang diterima oleh KPM itu sudah
cukup dengan alasan sudah tidak ada yang protes, justru ada dari KPM yang mengatakan
bahwa bantuan yang diterima bulan lalu itu belum habis, tapi bantuan selanjutnya sudah
“Kalau untuk saat ini cukup karena selama ini nda ada yang protes, pasti dia selalu
Pandangan yang diungkapkan oleh diatas dibenarkan oleh Asri KPM dari Desa
Toddotoa. Ia mengungkapkan bahwa kami adalah masyarakat yang juga membeli beras
dan Program ini lumayan membantu dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
“Ya terbantumi juga, karena kita kan orang beli beras toh jadi terbantumi juga
karena adami anunya setiap bulan. Lumayan karena ada bantuan toh, maksudnya
bisa membantu, membantu krisis ekonomi toh heh”. (Wawancara 11 Juli 2019)
Mengenai dampak yang dirasakan oleh KPM juga diungkapkan oleh Syamsiati Dg.
Program BPNT ini masyarakat yang kurang mampu bisa terbantu dalam pemenuuhan
wawancaranya :
“Iya bisa membantu, membantu ini keringanan misalnya dalam masalah rumah
Juli 2019)
mengungkapkan bahwa Program BPNT ini belum bisa memnuhi kebutuhan pangan bagi
KPM yang memiliki anak lebih dari orang. Berikut kutipan wawancaranya :
“Terpenuhi tapi tidak anu ini karena baru beras yang didapat belumpi bilang dapatki
PKH. karena 5 orangka berkeluarga jadi belum terpenuhi”. (Wawancara 11 Juli 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Program BPNT
dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan yang dijadikan sebagai
pemenuhan kebutuhan pangan, Program BPNT ini juga memberikan peluang kepada
masyarakat untuk tetap hidup sehat karena tujuan dari Program BPNT adalah pemenuhan
gizi seimbang kepada KPM, dengan memberikan bantuan pangan berupa beras dan telur
yang berkualitas. Adapun bagi KPM yang merasa belum terbantu dengan Program BPNT
adalah mereka yang memiliki anggota keluarga yang lebih dari 4 orang.
yang lazim terjadi dimana-mana, dan setiap program mempunyai masalah masing-masing,
membuat suatu program dalam merespon masalah- masalah yang muncul dalam proses
implementasi program. Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui Tim Kordinasi
banyaknya saldo nol pada Kartu ATM KPM sehingga banyak dari mereka tidak dapat
menerima bantuan beras dan telur dari Program BPNT, ini disebabkan karena KPM tidak
mengambil kartu Kombo (KKS + Kartu ATM) pada saat penyaluran kartu tersebut di kantor
kecamatan, dengan alasan bahwa bantuan mereka sudah masuk semua di kartu KKS
Program Keluarga Harapan (PKH). Dan dari pihak bank penyalur (BNI) juga menganggap
bahwa masyarakat yang terdaftar sebagai KPM, tetapi tidak ada kartu yang tersedia untuk
masyarakat tersebut itu karena mereka merupakan masyarakat yang terdaftar sebagai
pemerima Program Keluarga Harapan (PKH). Hal tersebut terekam dalam kutipan
“Itu kesalahannya begini kan dua kartunya, dua namanya. Yang PKH nya ada,
waktu di kantor camat dibagi dia tidak datang ambil. Aa.. ini Bank (BNI) mungkin
menganggap bahwa disinimi semua, adami semua itu apanya, masuk semuami disini
direkeningnya. Na itu tidak ada bisami, tidak adami mau ditarek. Jadi tidak bisami
dianu”. (Wawancara 11 Juli 2019)
Kemudian TKSK Pallangga, Syamsu Alam, S.Sos melanjutkan bahwa kendala juga
ada dari mesin EDC, alat yang digunakan pada saat pencairan bantuan tesebut, masalah
pada mesin EDC itu disebabkan karena mengalami error dan hilangnya jaringan pada saat
76
penggesekan kartu ATM masyarakat penerima (KPM).. Hal tersebut terekam dalam kutipan
“Mesin EDC ini adalah perangkat utama dalam hal proses penyaluran. Saya pikir
untuk ee.. apa proses pelaksana ya seperti itu. Jadi ketika ketika Agen sudah mantap
dilapangan, sudah bagus semua pendukungnya sudah lengkap maksudnya
pendukung yang kami maksund itu adalah ketersediaan bahan, misal ketersediaan
beras cukupkah, bagaimana kualitas berasnya, bagaimana kualitas telur, berapa
anggota yang mau transaksi, itu harus di cek, kesiapan mesin EDC, apa tidak
mengalami error atau bagaimana. Itu yang sering terjadi, salah satu hambatan
teman-teman didataran itu adalah signal tidak mampu, disini saja di Pallangga ini kan
ada bebrapa Agen di desa yang sangat tidak terlalu bagus jaringannya sehingga
pada saat itu ya terkadang baru berapa dia gesek error lagi, hilang jaringan lagi,
kemudian ee.. terkendala juga dengan beberapa kartu yang masih apa ya masih
rusak, pinnya error juga, dan baru kalu pin error, yang bersangkutan harus datang ke
Bank, tidak bisa lagi di wakili oleh TKSK, tidak bisa di wakili oleh siapapun juga, dia
sendiri yang datang ke Bank perbaiki..” (Wawancara 05 Juli 2019)
Kemudian masalah selanjutnya menurut Syamsu Alam, S.Sos adalah dari adanya
pendamping yang menjalankan tugasnya tidak sesuai aturan dalam proses pendampingan
kepada KPM BPNT pada saat pencairan bantuan tersebut. Berikut kutipan wawancaranya :
“Tanggal 10 itu sudah masuk anu saldonya, makanya setengah mati itu Agen.
Karena kalau masyarakatmi sudah tau uuuh dende tiap hari datang di Agen tiap hari,
kapan ini kapan ini tiap hari. Baru kalau sudah seperti itu pergi ditempat lain
menggesek di desa lain itu yang disampaikan di Desa Kampili kemarin toh begitu
modelnya, para dia-dia baku begini. Sudah adami OTT, sudah adami pendamping itu
yang ditangkap kemarin persoalan dia menyalurkan itu beras dia pake mobil baru di
ini. Bukan Agen begini bukan, dia sendiri yang bawa mobilnya disitu transaksi, dia
kasi turun beras aii ditangkap”. (Wawancara 11 Juli 2019)
Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh Syamsina, Agen BNI di Desa Kampili.
mereka mengarahkan KPM untuk mencairkan bantuan pada selain Agen yang
kita keluhkan itu karena dia bukan e-Warong kenapa selalu KPM itu kesana. Kan kita
masing-masiing desa sudah punya e-Warong yang direkomendasikan oleh Kepala
Desa. Itu yang kita keluhkan itu, terus terang itu kita keluhkan di Pallangga, yang
tingkah lakunya ini si Koordinator Pemdamping PKH itu karena dia bukan e-Warong
kenapa dia itu panggil masyarakat kesana untuk mengambil anu itukan nda bisa
aturannya juga ada mala kita jugakan sudah dipertemukan di POLSEK tapi dia masih
betindak begini, cuman itu yang kita kendalakan selama ini untuk para Agen.
(Wawancara 10 Juli 2019)
Selanjutnya, Kendala mengenai mesin EDC yang error pada saat transaksi juga
kendala dalam proses penyaluran Program BPNT adalah tidak mendukungnya jaringan
dan ada beberapa KPM yang harus diganti kartu ATM nya. Berikut kutipan wawancaranya :
“Kalau kendala itu kalaupun ada kendala jelek jaringan, kartunya kaya begitu.
Adapun kendala lain pada saat penyaluran Program BPNT yang diungkapkan oleh
Syamsiati Dg. Bungen, KPM dari Desa Je’netallasa. Ia mengungkapkan bahwa pada saat
pencairan BPNT itu hanya terkendala pada antri yang panjang. Berikut kutipan
wawancaranya :
“Masalahnya iya begini mengantri cuman mengantri, harus sabar menunggu antrian
Pallangga. Pertama, seringnya terjadi error pada mesin EDC pada saat transaksi
penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan kendala tersebut dialami oleh hampit
seua Agen yang ada di Kecamatan Pallangga. Kedua, adanya beberapa KPM yang
memiliki kartu ATM dengan saldo Nol, sehingga KPM tersebut tidak dapat merasakan
tugasnya dalam mendampinigi KPM pada saat penyaluran Program BPNT. Yang terakhir,
kendala yang dirasakan KPM adalah antri yang lama, kendala ini biasa terjadi di
78
penghambat, tentunya ada juga yang menjadi pendukung, sehingga program tersebut
harus tetap berjalan dan dilaksanakan untuk direalisasikan dengan baik. Sesaui tujuan
umum dari Program BPNT yaitu Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan
sebagian kebutuhan pangan, memberikan nutrisi yang lebih seimbang kepada KPM,
meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan Bantuan Pangan bagi KPM,
memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan
diungkapkan oleh informan Syamsu Alam, S.Sos,TKSK Pallangga. Menurutnya, salah satu
yang menjadi semangat dalam memperlancar Program BPNT adalah tingginya respon
masyarakat dalam menerima bantuan yang diberikan oleh pemerintah dan mudahnya
masyarakat penerima dikumpulkan pada saat akan dicairkan bantuan tersebut.. Berikut
“Tanggal 10 itu sudah masuk anu saldonya, makanya setengah mati itu Agen.
Karena kalau masyarakatmi sudah tau uuuh dende tiap hari datang di Agen tiap
hari, kapan ini kapan ini tiap hari ..” (Wawancara 11 Juli 2019)
Sama halnya dengan yang diungkapkan informan Stamsu Alam, S.Sos diatas,
Muhammad Yasin, Agen BNI dari Desa Julukanaya. Menurutnya faktor yang mendukung
berjalannya Program BPNT ini adalah besarnya antusiasme masyarkat pada saat akan
dijadwalkannya proses penyaluran bantuan tersebut, bahkan banyak dari yang mereka
setiap hari datang bertanya mengenai jadwal penyaluran bantuan tersebut. Faktor
pendukung lain juga datang dari efektifnya kinerja TKSK dalam mendampingi Agen dan
79
KPM dalam proses pengimplementasian Program BPNT, serta adanya support dari
pemerintah setempat dan beberapa pihak lainnya yang ikut serta memantau proses
“Biasanyakan KPM lewat didepan Agen, setiap hari lewat itu kasian KPM yang
butuh itu kadang bertanya sudah keluarkah tidak? Jadi pas ada seseorang yang
lewat iya kan sudah keluar nanti dia tanya temannya. Dan juga setiap kita mau
penyalurannya. Kalau menurut saya itu sangat jelas pendampingannya, karena kalau
ada apa-apa misalkan kita penyaluran seperti ini yah ada warga yang ingin bertanya
tentang seputaran BPNT ini apakah pak kapan lagi keluar ininya, ataukah hal-hal lain
yang ditanyakan oleh ee.. warga ke pihak TKSK tersebut kalau dia datang pada saat
kita penyaluran. Dia itu dia arahkan juga kampung semua aspirasi anu warga toh,
ohh warga maunya begini. Kala kita sejauh ini pemerintah setempat itu sangat
mendukung bahkan sangat mengapresiasi dengan adanya Bantuan Pangan Non
Tunai inikan, karena masyarakatnya sangat terbantu masyarakat miskin sangat
terbantu. Dan bentuk pengapresiasiannya dengan adanya ini kan kalau dia ada
kesempatan atau pas penyaluran kan kita kordinasi dengan Kades, Binmas,
Babinsa, dan pasti kita kordinasi. Dan kalau itu tidak ada kepentingan mendadak
atau perlu, dia datang kesini untuk menyaksikan warganya .. ” (Wawancara 11 Juli
2019)
setempat dan beberapa pihak lainnya juga turun memantau pada saat penyaluran BPNT.
“Iya mendukung begitu, iya maksudnya memantau. Pantauan ini toh dari apakah ini
Binmasnya apa, semua ada kalau saat penerimaan beginikan”. (Wawancara 10 Juli 2019)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ummi, KPM dari Desa Parangbanoa. Ia
“Itu BINMAS sama Dg. Naba biasa datang duduk-duduk disini sama pak lurah juga
biasa ada dan dia bilang bersyukurko kau yang dapat bantuan dari pemerintah”.
Begitu pun dengan ungkapan Asri, ia merupakan KPM dari Desa Toddotoa.
Menurutnya pemerintah setempat juga turut hadir dalam proses penyaluran BPNT dan
80
“Pak Desa biasa tong datang itu lihat-lihat, memantau itu anu penyaluran”.
BPNT atau KPM sangat antusias dalam menrima dana dari Program BPNT. Semangat juga
masih ada dari para pendamping yang masih bertahan untuk tetap mendampingi KPM.
Faktor pendukung pelaksanaan Program BPNT adalah dukungan finansial yang terus
mengalir pada saat pencairan dan mencukupi sehingga dapat menentukan kesuksesan
tujuan. Dalam pelaksanaan Porgam BPNT, proses pencairan merupakan hal terpenting
sebagai penentu keberhasilan. Disamping itu dalam proses pencairan menjadi hal penting
sehingga diperlukan pengelolaan maupun pengawasan yang baik agar dalam proses
pencairan sesuai dengan ketentuan.Oleh karena itu dengan anggaran yang cukup,
pelaksanaan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini dapat berjalan dengan baik
dan pada akhirnya kualitas hidup KPM sebagai tujuan program dapat meningkat.
Berdasarkan fenomena yang diamati dan hasil wawancara kepada informan, selain
faktor di atas. Faktor yang mendukung proses implementasi kebijakan program ini di
Kecamatan wanasalam adalah adanya komitmen yang kuat antara pemerintah pusat dan
daerah untuk mensukseskan Program BPNT guna membantu pemenuhan gizi yang
seimbang kepada masyarakat miskin dan dapat memutus rantai kemiskinan di tingkat
masyarakat miskin.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sudah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan indikator
keberhasilan BPNT yakni tepat jumlah, harga, kualitas, sasaran, dan waktu yang sudah
ada 2 yakni faktor penghambat dan faktor pendukung. Pertama, faktor penghambatnya
adalah pada fasilitas yang digunakan masuh sering tejadi seperti mesin EDC dan belum
masuknya saldo pada rekening kartu ATM/KKS dari bebrapa KPM disetiap
tugas dan fungsinya dalam mendampingi masyarakat pada saat penyaluran Program
BPNT yang dapat membuat KPM tidak dapat dikontrol oleh Tim Koridinasi
adalah partisipasi tinggi oleh pemerintah setempat seperti aparat desa, BINMAS,
BABINSA, dan pihak lainnya serta tingkat antusiasme tinggi KPM terhadap Program
BPNT, ditunjang juga dengan wilayah geografis yang sangat strategis. Dan adanya
kinerja yang baik dari Tim Koordinasi dalam mengarahkan Agen dan KPM dalam proses
penyaluran BPNT.
81
82
B. SARAN
sebagai bahan evaluasi dan masukan baik untuk pengembangan pengayaan teori
1. Dalam aspek komunikasi khususnya transmisi harus ditingkatkan lagi pada sosialisasi
2. Perlu ditingkatkan lagi pembinaan integritas yang diperuntukkan bagi aparatur dan pihak
di daerah untuk memperbaiki aspek SDM dan juga disposisi yang belum berjalan
dengan maksimal.
pendamping agar lebih siap melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping
4. Proses monitoring dan evaluasi serta pertanggung jawaban Program BPNT diharapkan
dapat selalu ditingkatkan agar indikator-indikator keberhasilan dari program raskin dapat
5. Selain itu, perlu juga dilibatkan pihak swasta guna mendukung sarana dan prasarana
dari dana-dana CSR (corporate resposnsiblity) agar terwujud kesatuan sebagai bentuk
secara luas.
DAFTAR PUSTAKA
Badrudin, Rudy, 2012. Ekonomi Otonomi Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten Gowa, 2018Pedoman Umum Bantuan
Pangan Non Tuani.
Emzir, 2012 Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yin, R. K., 2011.Qualitative Research from Strat to Finish.New York: The Guilford Press.
83
84
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10471
L
A
M
P
I
R
A
N
Panduan Wawancara (Intervie Gruide)
2. Apakah proses sosialisasi/komunikasi dalam Program BPNT dilakukan secara jelas oleh
3. Apakah dalam proses penyaluran BPNT, semua fasilitas yang digunakan dapat
4. Bagaimana proses pendampingan yang dilakukan oleh Tim Kordinasi Bansos setempat
5. Apakah bentuk dukungan pemerintah setempat dan beberapa pihak lainnya terhadap
6. Apakah Sikap pelaksana terhadap pelayanan Program BPNT telah sesuai dengan
7. Apakah program yang dilakukan oleh Tim Koordinasi Bantuan Sosial telah sesuai dengan
9. Apakah jumlah bantuan yang diberikan kepada masyarakat penerima/KPM sesuai dengan
10. Apakah KPM dapat terbantu dalam mendapatkan kebutuhan pangan melalui Program
BPNT ?
I
Imal Alimah Akmal lahir di Kabupaten Bulukumba Kecamatan Rilau Ale
Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 25 mei 1997. Penulis lahir dari pasangan
Akmal Akil dan Rukaenah dan merupakan anak sulung dari dua bersaudara yakni
Imal Alimah Akmal dan Muhammad Al-Fajri Akmal.
Pada tahun 2002 Penulis masuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) 187 Bontomanai
Kabupaten Bulukumba. Dan lulus pada tahun 2008 di SDN 003 Seimanggaris
Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Kemudian melanjutkan Sekolah
Tingkat Pertama pada tahun 2008 di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Palampang Kabupaten
Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan dan lulus tiga tahun kemudian pada tahun 2012. Selanjutnya
masuk pada Sekolah Menengah Atas di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Palampang pada tahun 2012
dan lulus 3 tahun kemudian pada tahun 2015.
Pada tahunyang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar melalui jalur umum. Pada tanggal 01 Agustus
2018 sampai dengan tanggal 08 Januari 2019 penulis mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP) di PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. KCU Mattoangin Kota Makassar. Selama proses perkuliahan penulis
pernah menjadi bagian dari Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan dengan
jabatan sebagai Depertemen Keagamaan. Di akhir proses akademik penulis mengikuti Program Magang
Mahasiswa bersertifikat (PMMB) pada tanggal 19 september 2019 sampai dengan tanggal 28 Februari
2020 di Kantor Pusat PT. Pertamina (Persero) di Jakarta Pusat dengan posisi penempatan sebagai
Internship di fungsi Investor Relations Direktorat Secretary.