Anda di halaman 1dari 85

ETOS KERJA WANITA DALAM PENINGKATAN

PENDAPATAN KELUARGA DI DESA KUTO


TANJUNG KECAMATAN ULU RAWAS
KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
NENI QORATULAINI
NIM : 501180151

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2022M/2023H
ii
iii
iv
MOTTO

٨ ْ‫ وَاِنًَ رَبِّكَ َف ْزغَب‬٧ ْ‫فَِاذَا َف َزغْتَ فَا َْصَب‬


Artinya : “ Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”.

(Q.S Al-Insyirah 7-8).1

1
Ust. Abdurahman, Jus „Amma dan Terjemahannya. (Pustaka Sandro Jaya Jakarta), 37.

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Husni
Thamrin dan Ibu Umi Kalsum, yang senantiasa tulus mendoakan keberhasilanku
serta telah banyak memberikan dukungan baik itu segi moril dan materil.
Terimakasih banyak atas semua pengorbanan yang telah kalian berikan, tidak
ada yang dapat anakmu berikan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
Bapak dan Ibu tercinta selama ini.

Bismilahirrohmanirrohim

Alhadulillah puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW,
Semoga Rasulullah memberikan safaatnya.

Dan pencapaian ini tak pernah lepas dari do‟a saudara-saudaraku tercinta yakni
kedua Kakakku Anis Rawati STr.Keb dan Ria Aryuni, dan kedua adikku
Nurahmi Alma Yuselfi dan M. Sabqie Munajat Thamrin. Serta seluruh keluarga
besarku. Terimakasih aku ucapkan atas dorongan, motivasi, kesabaran serta do‟a
dan kasih sayang yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyeselesaikan
skripsi ini dengan baik.

Terimakasih untuk semua Dosen Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha


Saifuddin Jambi yang selama ini memberikan pelajaran, pengatahuan,
pengalaman baru, yang tidak bisa saya dapatkan di bangku Sekolah Menengah
Atas dan saya dapatkan di bangku Kuliah.

Terimakasih teman-teman seperjuanganku lokal E Ekonomi Syariah angkatan


2018 atas kebersamaan, pengalaman, baik itu suka maupun duka. Terimakasih
juga untuk teman-teman seperbimbingan yang selama ini membantu,
mensupport, memberi saran dan kritik yang membangun yang tak bisa penulis
sebutkan satu persatu Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.

vi
ABSTRAK

Skripsi ini membahas dan bertujuan untuk mengetahui tentang Etos kerja
wanita dalam peningkatan pendapatan keluarga di Desa Kuto Tanjung
Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara). Data dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder, data primer data yang diperoleh langsung
dari sumber pertama baik itu melalui wawancara, observasi dan alat lainnya dan
data sekunder adalah data primer yang telah diolah dan disajikan oleh pengumpul
informasi (data primer) maupun pihak atau kelompok lain seperti tabel dan grafik
diagram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif dimana peneliti sebagai instrumen kunci metode pengumpulan
informasi diselesaikan dengan triagulasi/ bergabung. Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukan bahwa 1. Etos kerja ibu-ibu yang bekerja disawah di Desa
Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara sudah cukup
baik hal ini dapat dilihat dari ibu-ibu membantu pemenuhan kebutuhan keluarga,
berorientasi produktifitas, meningkatkan pengatahuan dibidang pertanian serta
pandangan ibu-ibu yang memperioritaskan pendidikan anak agar dikehidupan
dimasa mendatang jauh lebih baik, 2. Kendala ibu-ibu yang bekerja disawah di
Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara yaitu
kurang dapat mengatur waktu dalam mengelola sawah, komitmen serta
kedisiplinan yang masih rendah sehingga dalam pemenuhan kebutuhan hanya
mencukupi kebutuhan primer saja.

Kata Kunci: Etos Kerja, Ibu-ibu dan Petani Sawah.

vii
ABSTRACT

This thesis discusses and aims to find out about women's work ethic in
increasing family income in Kuto Tanjung Village, Ulu Rawas District, North
Musi Rawas Regency). The data in this study are primary data and secondary
data, primary data data obtained directly from the first source be it through
interviews, observations and other tools and secondary data is primary data that
has been processed and presented by information collectors (primary data) or
other parties or groups such as tables and diagram graphs. This research uses a
qualitative method with a descriptive approach where the researcher as a key
instrument for the information collection method is completed by triagulation /
joining. The results of the research conducted showed that 1. The work ethic of
mothers who work in Kuto Tanjung Village, Ulu Rawas District, North Musi
Rawas Regency, can be seen from the mothers helping to meet family needs, being
productivity-oriented, increasing knowledge in agriculture and the views of
mothers who prioritize children's education so that life in the future is much
better, 2. The obstacles for mothers who work in Kuto Tanjung Village, Ulu
Rawas District, North Musi Rawas Regency, are the lack of time in managing rice
fields, commitment and discipline that are still low so that in meeting needs only
meet primary needs.

Keywords: Work Ethic, Mothers and Paddy Farmers.

viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang mana
dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, sehingga dapat
menyeselaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, iringan sholawat serta
salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul: Etos Kerja Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan
Keluarga ( Study Kasus Ibu-Ibu Yang Bekerja Di Desa Kuto Tanjung Kecamatan
Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara), skrisi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ekonomi pada program studi Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun
dalam pembahasan materi. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak
sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data
maupun penyusunannya. Berkat bantuan dari berbagai pihak terutama dari pihak
pak Drs. Arsa, M.H.I dan pak Muhammad Subhan, S.Ag., M.E selaku
pembimbing 1 dan II. Hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasih
kepada semua pihak yang tirit membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Serta
kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Su‟aidi Asi‟ari MA.Ph.D selaku Rektor Universitas Islam


Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. A.A Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Rafidah, S.E., M.E.I selaku Wakil Dekan I, Ibu Titin Agustin Nengsih
S.Si., M.Si Ph.D selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. Sucipto, MA.
Selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.

ix
4. Ibu Dr. Elyanti Rosmanidar, S.E.,M.Si dan Bapak Dr.H. Eja Armar Hardi,
Lc., M.A selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
5. Drs. Arsa, M.H.I selaku pembimbing I dan Muhammad Subhan, S.Ag., M.E
selaku pembimbing II, Terimakasih atas arahan dan bimbingannya semoga
Allah membalas kebaikannya.
6. Bapak dan ibu dosen serta asisten dosen yang telah memberikan materi
pendidikan yang berharga selama perkuliahan di Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jmabi.
7. Seluruh karyawan dan karyawati di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan ibu narasumber atau informasi yang telah diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini,n yang mana sangat terbuka dan koonperatif
mendukung penelitian ini hingga selesai.
9. Kedua orang tua yang telah memberikan doa , dorongan, material, serta
semangat dan limpahan dukungan serta kasih sayang sehingga skripsi ini
diselesaikan dengan baik dan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran dalam menyusun skripsi ini.

Jambi, 15 Agustus 2022

Neni Qoratulaini
NIM: 501180151

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................. i

NOTA DINAS ............................................................................................... ii

MOTTO ........................................................................................................ iii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL......................................................................................... xii

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1


B. Identifikasi Masalah .................................................................... 11
C. Batasan Masalah.......................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian......................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian....................................................................... 13
1. Manfaat Teoristis ............................................................... 13
2. Manfaat Praktis .................................................................. 13
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN

A. Kajian Pustaka ............................................................................. 16


1. Pengertian Etos .................................................................. 16

xi
2. Pengertian Kerja ................................................................ 17
3. Pengertian Etos Kerja ........................................................ 19
4. Aspek –Aspek Etos Kerja .................................................. 19
5. Definisi Wanita .................................................................. 29
6. Pengertian Pendapatan ....................................................... 30
B. Studi Relevan .............................................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian .......................................................................... 38


B. Metode Penelitian........................................................................ 38
C. Jenis Dan Sumber Data ............................................................... 39
D. Metode Analisis Data .................................................................. 40
E. Tehnik Pengolahan Data Dan Analisa ........................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Objek Penelitian ..................................... 43


1. Selayang Pandang/ Sejarah Desa ....................................... 43
2. Letak Geografis.................................................................. 44
3. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa ............................ 46
4. Visi Dan Misi Desa Kuto Tanjung .................................... 47
5. Agama ................................................................................ 48
6. Sekilas Peningkatan Pendapatan Masyarakat .................... 48
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 49
1. Etos Kerja Ibu-Ibu Dalam Peningkatan Pendapatan Di
Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten
Musi Rawas Utara.............................................................. 51
2. Kendala Ibu-Ibu Yang Bekerja Di Sawah Di Desa Kuto
Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas
Utara................................................................................... 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 58

xii
1. Etos Kerja Ibu-Ibu Yang Bekerja Di Sawah Terhadap
Peningkatan Pendapatan Keluarga Di Desa Kuto
Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas
Utara Dalam Peningkatan Pedapatan Keluarga. ................ 58
2. Kendala Ibu-Ibu Yang Bekerja Di Sawah Di Desa Kuto
Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas
Utara................................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 63
B. Saran ........................................................................................... 63
C. Implikasi ..................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sensus Penduduk Desa Kuto Tanjung Tahun 2021 ........................ 8

Tabel 2. Ibu- Ibu Yang Bekerja Di Sawah .................................................... 9

Tabel 3. Penelitian Terdahulu Persamaan Dan Perbedaan............................ 32

Tabel 4. Peningkatan Pajak Desa Selama 4 Tahun Terakhir ....................... 49

Tabel 5. Karakteristik Responden ................................................................. 50

xiv
DAFTAR DIAGRAM

Grafik 1. Ekonomi Masyarakat Desa Kuto Tanjung ..................................... 5

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi .................................................................................................. 69

xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang sempurna karena mengandung
tonggak yang fudamental, mengarahkan perspektif kehidupan manusia
yang perlu diterapkan dalam kehidupan. Salah satu yang harus diterapan
dalam ajaran Islam yaitu bekerja. Bekerja merupakan salah satu gerakan
dinamis yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik itu secara
jasmani maupun rohani untuk memenuhi tujuan tersebut manusia berusaha
dengan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan prestasi sebaik mungkin
sebagai bukti ketaatan diri kepada Allah.2
Bekerja dinyatakan kegiatan dinamis yang bermakna semua
kegiatan yang dikerjakan manusia perlu banyak dengan konfrontasi/
tantangan agar tidak monoton. Dan konsisten untuk mencari jalan atau
inovasi terbaru serta selalu merasa tidak pernah puas melakukan hal
positif dalam kebaikan. Kualitas seorang pekerja menurut keyakinan
petani ialah bagaimana cara seorang petani dalam menggapai
kesejahteraan, keadaan serta pengalaman selama bertani, mengarahkannya
betapa efektifnya bertani dengan baik akan mencukupi keperluan dirinya
sendiri maupun kebutuhan keluarganya. Dalam hal ini menujukkan
bekerja merupakan keharusan yang harus dilakukan oleh tiap manusia
di muka bumi yang ingin mendapatkan rezeki guna agar dapat memenuhi
semua kebutuhan hidupnya maupun anggota keluarganya.
Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia yaitu sandang, pangan, dan papan serta kesehatan maupun
pendidikan. Kebutuhan sandang maupun pangan ialah kebutuhan utama
atau kebutuhan pokok setiap manusia yang perlu terpenuhi, karena tiada
seorangpun yang di muka bumi ini dapat melepas dirinya dari kebutuhan

2
Mooduto and Arie, Ekonomi Islam: Pilihan Mutlak Seorang Muslim,” (Jakarta:
Gramedia, 2014), 31.

1
2

pokok tersebut. Hal ini telah dijelaskan dalam Al- Qur‟an surah An-Nahl
ayat 68.
‫َواَوْحَئ رَبُّكَ اِنَئ انَُّحْمِ اٌَِ اتَّخِذٌِْ يٍَِ انْجِبَالِ بُيِىْتاً َويٍَِ انشَّجَزِ َويًَِّا‬
ٌَْ‫ٌيعْزِشُى‬
Artinya:”Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “buatlah sarang
digununggunung, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin
manusia.” Q.S. An-Nahl [68].3

Berdasarkan dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa manusia


diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan harus mampu
bertahan hidup agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh manusia agar kebutuhannya terjamin dalam
risiko-risiko yang dihadapi manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan
hidupnya yakni, yaitu dengan cara bekerja keras menjadi penjamin akan
kemampuan dirinya sendiri agar mampu memenuhi kebutuhannya kelak,
baik itu pemenuhan sadang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan
bagi keluarga.
Etos kerja ialah semangat atau spirit seseorang dalam melakukan
pekerjaan. Etos kerja yang didorong oleh semangat bukan semata-mata
untuk mengejar uang yang berdimensi tubuh bersifat kebendaan saja,
bukan etos kerja yang berdimensi spritual dan bersifat sosial.4
Terbentuknya etos kerja dalam diri seseorang dikarenakan adanya
keyakinan dan motivasi didorongnya. Etos kerja yang dimiliki oleh
seseorang dengan yang tentu berbeda. Terbentuknya etos kerja di jiwa
seorang manusia disebabkan karena dorongan serta timbulnya
kepercayaan maupun semangat yang memotivasinya. Etos kerja di diri
manusia satu dengan manusia lainnya sudah tentu berbeda-beda.
Seperti etos kerja islami itu terbentuk oleh karena adanya motivasi
yang timbul dan bertolak dari sistem keimanan atau akidah Islam,
berkenaan dengan kerja yang bersumber dari ajaran wahyu dan akal yang
3
Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Tajwid Aliyan. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2016.
4
Panji Anoraga, Pisikologi Kerja, ( Jakarta: Rineka Cipta Media, 2011), 26.
3

bekerja sama. Etos kerja apapapun menurut pemahaman Al-Qur‟ani tidak


dapat menjadi islami bila tidak dilandasi konsep iman dan amal shalih,
sebab sekalipun kerja itu bermanfaat serta bersifat keduniaan bagi banyak
orang tanpa dasar iman, tidak akan membuahkan pahala di akhirat kelak.
Etos kerja seorang muslim ialah semangat untuk menampakai jalan yang
lurus. Al-Qur‟an mengajarkan keyakinan yang berkait dengan komitmen
terhadap pekerjaan dan tidak mengizinkan sesuatu perilaku kerja yang
bertentangan dengan etik seperti bermalas-malasan, mengemis, tidak
memanfaatkan waktu dengan baik serta tidak melakukan aktivitas yang
produktif.5
Konsep etos kerja islami ini berlandaskan atas konsep iman dan
amal shaleh sehingga etos kerja islami ini memiliki karakteristik kerja
yang merupakan penjabaran akidah, kerja dilandasi ilmu, serta kerja
dengan meneladani dan mengikuti petunjuk-petunjukNya.6 Seseorang
dengan etos kerja islami yang tinggi akan melahirkan produktifitas yang
tinggi pula serta berpengaruh juga dengan kinerja. Seseorang yang
menyadari betul akan hal ini akan termotivasi dalam bekerja sehingga
mampu meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Bekerja dan berusaha adalah tugas manusia sebagai khalifah
dimuka bumi, Allah memberikan kepercayaan pada manusia untuk
menjadi khalifah dimuka bumi bukan hanya mementingkan akhirat saja,
akan tetapi manusia di amanahkan oleh Allah untuk mengelola dan
menjaga apa yang diberikan rezeki kepada mereka agar dapat memenuhi
kebutuhan melalui bekerja dan berusaha.7
Allah menjelaskan dalam Al-Qur‟an surah At- Taubah ayat 105 yang
berbunyi sebagai berikut:
ٌَْ‫عًََه ُكىْ وَرَسُىَْنهُ وَا ْنًُ ْؤيِ ُى‬
َ ُ‫عًَهُىْا فَسَيَزَي انَهه‬
ْ ‫وَقُمِ ا‬

5
Bagus Muhammad Ramadan, “Etos Kerja Islami Pada Kinerja Bisnis Pedagang
Muslim,” Episteme: Jurnal Universitas Airlangga no.1 (Januari 11 2019): 103.
66
Drs. Ahmad Djanan Asifuddin , M.A., “ Etos Kerja Islami: Telaah Psikologi”( Ph. D
Thesis, Institute, The University Press Muhammdiyah, 2004), 103.
7
Mujharotun, “Islam Dan Etos Kerja”, 31.
4

Artinya:“Dan katakanlah, “Bekerjlah kamu, Maka Allah akan melihat


pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.” (Q.S.
At-Taubah [105].8

Berdasarkan penjelasan ayat di atas manusia harus bekerja keras


dan berusaha untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baik itu kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan serta pendidikan
bagi keluarga.
Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas
Utara merupakan salah satu ciri desa yang memiliki tipikologi masyarakat
pertanian. Masyarakat desa diidentifikasikan dengan pekerjaan disektor
pertanian. Hal ini dapat dilihat pada aktivitas masyarakat di desa Kuto
Tanjung yang sebagian besar bermata percaharian sebagai petani, baik itu
pemilik, petani penggarap atau sebagai buruh tani.9 Pertanian yang banyak
dikembangan di desa Kuto tanjung adalah pertanian padi sawah. Petani
padi di desa Kuto Tanjung kebanyakan para Ibu-Ibu. Dimana para Ibu-Ibu
ikut serta untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga.
Sawah menjadi mata pencarian warga Desa Kuto Tanjung terutama
bagi para Ibu -Ibu karna dengan bersawah mereka bisa sedikit menambah
pendapatan keluarga dan mengurangi pengeluaran keluarga. Berdasarkan
hasil wawancara dan data yang diperoleh dari sekretaris desa Kuto
Tanjung bahwa Sekitar 70% (215) Ibu-Ibu di desa Kuto Tanjung bekerja
disawah, 60% (129) Ibu-Ibu bekerja di sawah miliknya sendiri, dan
sekitar 40% (86) Ibu - Ibu bekerja di sawah milik orang lain.10
Proses persawahan beririgasi ialah suatu proses yang memiliki sifat
multifungsi, ada tiga fungsi yang terkait satu dengan elemen lainnya yang
mengutamakan hubungan yang serasi agar sistem/ proses tersebut dapat di
pertahankan keberadaannya. Yang pertama proses yang menopang
produksi pangan. Lahan air, praktek bercocok tanam, dan kelembagaan

8
Al- Qur‟an dan Terjemahannya. Tajwid Aliyan. Solo: PT tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2016 .
9
Arif Saputra,” Wawancara Ketua BPD Desa Kuto Tanjung,” Direct oktober 29, 2022.
10
Bapak Hidayat, Wawancara Dengan Sekretaris Desa Kuto Tanjung.” Direct, Oktober
15, 2021.
5

yang terkait merupakan elemen yang diperlukan dalam proses produksi.


Yang kedua adalah fungsi konservasi yang termasuk dalam fungsi
konsevasi adalah pemeliharaan barang- barang bio fisik yang ada, seperti
irigasi persawahan. Apabila elemen tersebut terpelihara maka fungsi
konsevasi dapat berlangsung dengan baik, fungsi yang ketiga yaitu
warisan, nilai-nilai dan budaya yang termasuk dalam fungsi ini adalah
kapital sosial dan kearifan lokal, yang mengatur antara hubungan manusia
dengan lingkungannya.11
Meskipun Desa Kuto Tanjung merupakan salah satu desa yang
memiliki pertanian yang luas di Kecamatan Ulu Rawas, namun kenyataan
menunjukkan tidak semua keluarga Ibu-Ibu yang bekerja di sawah hidup
dalam kondisi yang lebih baik, banyak diantara mereka ekonominya
tergolong masih rendah dari standar hidup layak dengan Upah Minimum
Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar Rp. 3.299.758 (Tiga Juta Dua
Ratus Sembilan Puluh Sembilan Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan
Rupiah) perbulan dengan standar 7 jam kerja sehari 40 jam kerja
seminggu.12 Adapun penghasilan perbulannya kurang lebih mencapai Rp.
1.000.000 sampai dengan 2.000.000 perorang sedangkan kebutuhan
keluarga terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Ibu-Ibu
petani sawah Seharusnya memiliki etos kerja yang tinggi terhadap
pekerjaannya, dengan demikian Ibu-Ibu akan bekerja seoptimal mungkin
agar hasil berupa pendapatan dalam pemenuhan keluarga.
Berdasarkan survey pendahuluan, hasil diketahui bahwa ada
beberapa diantara masyarakat atau para Ibu-Ibu yang datang ke sawah
sudah siang hari, menuda-nunda waktu bekerja. Ketika waktu sholat tiba
Ibi-Ibu petani sawah suka lalai dalam melaksanakan ibadah karena sibuk
kerja.13 Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan Kepala

11
Effendi Pasandaran, “Alternatif Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Sawah
Beririgasi Di Indonesia” Episteme:Jurnal, Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan
Pertanian, no. 04 vol 25. (2006): 251.
12
Gubernur Sumatra Selatan, Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sumatra
Selatan, Nomor 746 Tahun 2022.
13
Observasi Pada Tanggal 15 Oktober 2021.
6

Desa Kuto Tanjung Bapak Ahmad Syukri diketahui bahwa hasil padi desa
Kuto Tanjung belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga karena
pendapatan petani masih rendah, masih banyak rumah tangga petani sawah
masuk dalam kategori miskin, padahal mereka memiliki lahan padi yang
cukup luas. Hal ini dapat dilihat hanya segelintir orang yang sudah
berangkat Haji padalah memiliki lahan yang luas dan masih sedikitnya
anak-anak dari keluarga petani sawah yang melanjutkan kuliah perguruan
tinggi. Keadaan ini dikarenakan kurangnya motivasi para Ibu-ibu petani
padi dalam memperbaiki keadaannya. 14
Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Ibu-Ibu
yang bekerja di sawah di desa Kuto Tanjung diketahui bahwa ada
beberapa para Ibu-Ibu petani padi yang kurang bertanggung jawab
terhadap pekerjaanya dan sebagai hamba Allah sedangkan sikap tanggung
jawab merupakan salah satu ciri etos kerja islami. Hal ini tercermin dari
sikap Ibu-Ibu yang mengabaikan mengerjakan sholat ketika waktu sholat
sudah datang, Ibu-Ibu petani sawah masih sibuk dengan pekerjaanya.
Berdasarkan permasalah di atas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian yang berjudul ”Etos Kerja Wanita Dalam Peningkatan
Pendapatan Keluarga Di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara.”

B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang di kemukakan dari latar belakang di
atas dapat identifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pendapatan keluarga menyebakan para Ibu-Ibu ikut
serta membantu perekonomian dalam keluarga.
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Ibu-Ibu terkait etos kerja
selama bertani sawah di Desa Kuto Tanjung?

14
Ahmad Syukri, “Wawancara Dengan Kepala Desa Kuto Tanjung.” Direct Oktober 15,
2021.
7

3. Bertani sawah merupakan kegiatan rutin sehari-hari yang


dilakukan Ibu-Ibu untuk membantu perekonomian keluarga.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka pada
penelitian ini dibatasi hanya pada etos kerja Ibu-Ibu yang meliputi
keseimbangan bekerja dan beribadah, memiliki moralitas bersih atau
ikhlas, kemampuan mengatur waktu, memiliki disipilin, berorientasi
produktivitas, haus terhadap ilmu, serta memiliki pandangan terhadap
masa depan. Sedangkan terkait kendala ibu-ibu selama menjadi petani
sawah dalam membantu meningkatkan/ pemenuhan kebutuhan keluarga di
batasi pada pemenuhan sandang, pangan dan papan.

D. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian latar
belakang tersebut, Adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana etos kerja Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto
Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara dalam
meningkatan pendapatan keluarga?
2. Apa saja yang menjadi kendala Ibu-Ibu terkait etos kerja selama
menjadi petani sawah di desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan
melihat latar belakang masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana etos kerja Ibu-Ibu di Desa Kuto Tanjung
Kec. Ulu Rawas Kab. Musi Rawas Utara dalam meningkatkan
pendapatan keluarga
8

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala Ibu-Ibu terkait etos
kerja selama bertani sawah di Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu rawas
Kab. Musi Rawas Utara.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoristis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
wawasan, informasi, pemikiran dan ilmu pengatahuan kepada
pihak yang berkepentingan.
b. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penelitian yang selanjutnya
khususnya yang berkaitan dengan etos kerja wanita dalam
peningkatan pendapatan keluarga.

2. Manfaat Praktis
a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna meraih gelar sarjana
strata satu (S-1) pada Fakultas Eknomi Dan Bisnis Islam STS
Jambi.
b. Sebagai bahan masukkan untuk melakukan perbaikan terhadap
kekurangan kekurangan yang terjadi khususnya pada etos kerja
wanita daalam peningkatan pendapatan keluarga (studi kasus Ibu-
Ibu di Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas Kab. Musi Rawas
Utara).
c. Sebagai solusi untuk memberikan jalan keluar terhadap kendala-
kendala pendapatan keluarga Ibu-Ibu di Desa Kuto Tanjung Kec
Ulu Rawas Kab. Musi Rawas Utara.
9

G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini
menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri sub bab dengan sistematika
sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan
Berisi Latar Belakang Masalah, Indentifikasi Masalah, Batasan
Masalah, Rumusan Masalah,Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan
Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka, Studi Relevan


Memaparkan Kajian Pustaka dan Studi Relevan dan

BAB III Metode Penelitian


Menjelaskan Objek Penelitian, Metode Penelitian, Jenis Dan
Sumber Data dan Metode Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Bab ini berisi Gambaran Umum Dan Objek Penelitian, Hasil
Penelitian serta Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V Penutup
Berisi tentang Kesimpulan,Saran dan Implikasi atau rekomendasi
tentang perbaikan yang perlu di lakukan dimasa yang akan datang terkait
dengan masalah temuan penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Etos Kerja
1. Pengertian Etos
Soni dan Imam mengemukakan secara etimologis Etos berasal dari
bahasa Yunani ethos yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter,
serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini dimiliki oleh individu maupun
kelompok masyarakat. Etos dibentuk dari berbagai kebiasaan, pengaruh
budaya, serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos lahirlah kata
„ethic” yang artinya pedoman, moral dan perilaku, atau di kenal pula
dengan kata etiket yang artinya cara bersopan santun.15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia etos adalah pandangan
hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Sedangkan etos kerja adalah
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau
suatu kelompok. Dengan demikian etos adalah yang bersangkutan dengan
semangat hidup, termasuk semangat bekerja, menuntut ilmu pengatahuan
dan meningkatkan keterampilan agar dapat membangun kehidupan yang
lebih baik dimasa depan.16
Pareno juga mendefinisikan etika diartikan sebagai sopan santun,
oleh karena itu lebih bersifat outer action yang tindakannya tidak berasal
dari dalam hati melainkan dari pertimbangan rasional. Verdeber dala
pareno seperti yang menyatakan bahwa etika adalah standar moral yang
mengatur perilaku kita atau cara kita bertindak.17
Etos juga mempunyai makna nilai moral yaitu suatu pandangan
batin yang berifat mendarah daging dengan menghasilkan pekerjaan yang
baik, bahkan sempurna, nilai-nilai Islam yang diyakini

15
Lezi Fitriani, “Etos Kerja Petani Padi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarga Ditinjau
Dari Ekonomi Islam” ( Ph. D Skripsi , IAIN Bengkulu, 2019) : 18.
16
Sudirman Teba, Bekerja Dengan Hati: Bagaimana membangun Etos Kerja Dengan
Spritualitas Religiu (Jakarta, 2010), 9.
17
Fitriani, “Etos Kerja” : 18.

10
11

dapat diwujudkan. Karena etos kerja bukan sekedar kepribadian atau


sikap melainkan lebih mendalam lagi, dia adalah martabat harga diri
manusia. Etos dapat menunjukan kelakuan serta keinginan manusia,
harapan sama dengan ikatan hati maupun perasaan kepada sesuatu di
inginkannya yang akan terjadi dimasa mendatang, perbedaan antara
angan-angan dengan harapan ialah bahwasannya angan-angan membuat
manusia berhayal serta terbuai menjadikan manusia pemalas hingga
enggan untuk berusaha untuk mewujudkannya.18
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli bahwa bisa di simpulkan
maka etos kerja ialah sikap bekerja maupun semangat bekerja, belajar ilmu
pengatahuan serta mengembangkan kedisiplinan yang telah menjadi
identitas atau khas manusia supaya bisa membentuk kehidupan dimasa
mendatang agar lebik baik lagi.

2. Pengertian kerja
Menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia kerja merupakan
semacam keaktifan untuk dikerjakan dan dijadikan sesuatu yang
dilakukan sebagai jembatan untuk mendapatkan uang atau mencari
nafkah.19 Poerdarmita, mengemukakan kerja ialah melakukan sesuatu,
sedangkan Taliziduhu Ndraha mengemukakan, kerja ialah proses
penciptaan atau pembuatan maupun pembentukan nilai baru pada suatu
unit sumber daya, pengubahan atau penambahan nilai suatu unit
pemenuhan alat kebutuhan yang ada.20
Menurut Renita kerja dipandang dari sudut social merupakan
kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan
umum terutama bagi orang-orang terdekat (keluarga) dan masyarakat
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan, sedangkan dari

18
Nucholis Majid, Islam Doctrin Dan Peradaban (Jakarta : Wakaf Paramdina, 2005),
34.
19
Alwi Hasan, “ Kamus Besar Bahasa Indonesia,” Episteme: Jurnal Jakarta,
Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka ( 2005): 157.
20
Fitriani, “Etos Kerja” : 20
12

sudut religious kerja ialah suatu upaya untuk menata dunia agar sesuai
dengan kemauan pencipta.21
Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berusaha agar
mendapatkan hasil yang lebik baik hal ini sudah jelas tertuang dalam Al-
Qu‟ran maupun Al- Hadist. Kata bekerja (amal) maupun kata bentukan
yang lainnya dari akar kata “amila” yang melukis keluasan dan kedalaman
gagasan Islam tentang kerja muncul di dalam Al-Quran sekitar 602 kali
dalam berbagai konteks yang bertalian dengan manusia, keimanan, amal
shalih, kemaslahatan, hukum maupun pertanggung jawaban di akhirat
kelak.22
Berdasarkan pengertian kerja di atas dapat disimpulkan kerja
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan atau
mengerjakan sesuatu yang menghasilkan, alat pemenuhan yang ada seperti
barang atau jasa yang memperoleh bayaran maupun upah. Indikator kerja
atau seseorang dapat dikatakan kerja apabila mencakup 2 aspek yaitu:
a. Aktifitas yang dilakukannya karena ada dorongan untuk mewujudkan
sesuatu sehingga tumbuh rasa tanggung jawab yang besar sehingga
menghasilkan karya atau produk yang berkualitas. Bekerja bukan saja
untuk mencari uang tetapi ingin mengaktualisasikannya secara optimal
dan memiliki nilai transedental yang sangat luhur.
b. Dilakukan karena kesengajaan atau sesuatu yang direncanakan.
Karenanya tekandung di dalamnya suatu gairah semangat untuk
mengerahkan seluruh potesi yang di milkinya sehingga apa yang di
kerjakannya benar-benar memberikan manfaat dan kepuasan. Disisi
lain makna bekerja seorang Muslim adalah suatu upaya yang sungguh-
sungguh dengan mengerahkan suatu aset pikir dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakan arti dirinya sebagai bagian dari
masyarakat yang terbaik (kharu ummah).23

21
“Ibid”
22
Drs. Ahmad Janan Asifudin, M.A. “Etos Kerja Islami”( Ph. D Thesis, Surakarta:
Muhammadiyah Universitas UIN Sunan Kalijaga, 2004), 25.
23
Renita, “Bimbingan”, 24.
13

3. Pengertian etos kerja


Etos kerja menurut Mubyanto adalah sikap dari masyarakat
terhadap makna dari kerja sebagai pendorong keberhasian usaha dan
pembangunan. Etos kerja merupakan fenomena pembangunan sosiologi
yang eksitensinya terbentu oleh hubungan produktif yang timbul dari
akibat dari struktur ekonomi yang ada dalam masyarakat. 24 Sedangkan
menurut Ahmad Yanan, etos kerja adalah karakter dan kebiasaan
seseorang atau kelompok yang berkaitan dengan kerja yang terdapat dari
sikap, sifat dan karakter dari individu tersebut.25
Menurut Muchdarsyah Sinungan, etos kerja dapat berupa penilaian
dan mempunyai gerak evaluative pada tiap-tiap individu maupun
kelompok. Dengan evaluasi tersebut akan tercipta gerak grafik yang
meningkat dan meningkat dalam waktu berikutnya. Etos kerja juga
bermakna cermin atau bahan pertimbangan yang dapat dijadikan pegangan
bagi seseorang untuk menentukan langkah-langkah yang diambil
kemudian.26
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa etos kerja adalah sebagai daya dorong di satu sisi, dan
daya nilai pada setiap individu atau kelompok pada sisi lain.

4. Aspek – aspek etos kerja


Menurut Jansen Sinomo untuk mengukur etos kerja ada 8 aspek
yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Kerja adalah rahmat, karena kerja merupakan pemberian dari yang
maha kuasa maka individu harus dapat bekerja dengan tulus dan penuh
syukur.

24
Mubyanto, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta :Lembaga Penelitian, Pendidikan
Dan Penerapan Ekonomi Sosial, 2009), 3.
25
Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian ( Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan
Dan Penerangan Ekonomi Dan Sosial, 2009), 3.
26
Muchadarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana ( Jakarta: Bumi Aksara,
2009), 135.
14

b. Kerja adalah amanah, kerja merupakan titipan yang dipercayakan


kepada kita sehingga kita mampu bekerja keras dengan penuh
integritas
c. Kerja adalah panggilan, kerja merupakan suatu darma yang sesuai
dengan panggilan jiwa kita sehingga kita mampu bekerja keras dengan
penuh integritas
d. Kerja adalah akutualisasi, pekerjaan adalah sarana kita untuk mencapai
hakikat yang tertinggi sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh
semangat.
e. Kerja adalah ibadah, bekerja merupakan bentuk bakti dan ketaqwaan
kepada sang pencipta, sehingga melalui pekerjaan individu
mengarahkan dirinya kepada tujuan agung sang pencipta dalam
pengabdian.
f. Kerja adalah seni, kerja dapat mendatangkan kesenangan dan
kegairahan kerja sehingga lahirlah daya cipta, kreasi baru, dan gagasan
inovatif.
g. Kerja adalah kehormatan, pekerjaan dapat membangkitkan harga diri
sehingga harus dilakukan dengan penuh tekun dan keunggulan.
h. Kerja adalah pelayanan, manusia bekerja bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk melayani sehingga
harus bekerja sempurna dan penuh kerendahan hati.27
Sedangkan menurut Musa Asy Arie etos kerja memiliki 3 aspek
atau karakteristik yaitu :
1. Keahlian interpersonal
Keahlian interpersonal yaitu aspek yang berkaitan dengan
hubungan kerja dengan orang lain atau bagaimana pekerja
berhubungan dengan pekerja lain dilingkungan kerjanya. Keahlian
interpersonal meliputi kebiasaan sikap, cara, penampilan, maupun
perilaku yang digunakan individu pada saat berada disekitar orang lain

27
Jansen Sinamo, Etos Kerja; 21 Etos Kerja Profesional Di Era Digital Global Edisi 1,
(Jakarta :Institut Darma Mahardika, 2002), 3.
15

serta mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi dengan orang


lain. Indikator keahlian interpesonal seorang pekerja melingkupi
personalitas watak kepribadian yang bisa menfasilitasi terwujudnya
suatu hubungan kekerabatan yang bagus serta bisa memberikan
kontribusi di dalam performasi kerja seorang dimana kerja sama
mengambarkan sesuatu perihal yang amat berpengaruh. Terdapat
sebelas karakteristik yang dapat menggambarkan keahlian interpesonal
seorang pekerja yaitu:
a) Sopan
b) Bersahabat
c) Gembira
d) Perhatian
e) Menyenangkan
f) Kerjasama
g) Menolong
h) Tekun
i) Loyal
j) Kerja
k) Emosi yang stabil28
2. Inisiatif
Inisiatif merupakan karakteristik yang dapat menfasilitasi
seseorang agar terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak
langsung merasa puas dengan kinerja yang biasa. Aspek ini sering
dihubungkan dengan situasi di tempat kerja yang tidak lancar. Hal-hal
seperti penundaan pekerjaan, hasil kerja yang buruk, kehilangan
kesempatan karena tidak dimanfaatkan dengan baik dan kehilangan
pekerjaan. Hal itu dapat muncul jika individu tidak memiliki inisiatif
dalam bekerja. Terdapat empat belas sifat yang dapat dijadikan indikator
yang menggambarkan inisiatif seseorang pekerja yaitu:

28
“Ibid”.
16

a) Cerdik
b) Produktif
c) Berinisiatif
d) Banyak ide
e) Ambisius
f) Efektif
g) Efisien
h) Dedikasi
i) Antusias
j) Daya tahan kerja
k) Akurat dan teliti
l) Mandiri
m) Mampu beradaptasi
n) Gigih dan teratur.29
3. Dapat diandalkan
Dapat diandalkan yaitu aspek yang berhubungan dengan adanya
harapan terhadap hasil kerja seorang pekerja dan merupakan suatu
perjanjian implisit pekerja untuk melakukan beberapa fungsi dalam kerja.
Seorang pekerja di harapkan dapat memuaskan harapan minimum
perusahaan, tanpa perlu terlalu berlebihan sehingga melakukan pekerjaan
yang bukan tugasnya. Aspek ini merupak salah satu hal yang di inginkan
oleh pihak perusahaan terhadap pekerjaannya. Indikator seseorang dapat
diandalkan dapat dilihat dari tujuh sifat sebagai berikut:
a) Mengikuti petunjuk
b) Mematuhi peraturan
c) Dapat diandalkan
d) Dapat dipercaya
e) Berhati-hati
f) Jujur

29
Musa Asy‟arie, Islam Etos Kerja Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat,
(Yogyakarta: Lesfi 2007), 98.
17

g) Tepat waktu30

5. Ciri-Ciri Etos Kerja


Ciri-ciri orang yang mempunya etos kerja akan tampak dalam
sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang
sangat mendalam bahwa kerja itu adalah bentuk ibadah suatu panggilan
dan peprintah Allah yang memuliakan dirinya, memanusiakan dirinya
sebagai manusia pilihan diantaranya:
a. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)
Memimpin berati mengambil peran secara aktif untuk
mempengaruhi orang lain, agar orang lain tersebut dapat berbuat sesuai
dengan keinginannya. Kepemimpinan berati kemampuan untuk
mengambil posisi dan sekaligus memainkan peran (role) sehingga
kehadiran dirinya memberikan pengaruh pada lingkungannya.31
b. Selalu berhitung waktu
Sebagaimana Rasullullah bersabda dengan ungkapannya yang
paling indah: Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan engaku akan
hidup selamanya dan beribadahlah untuk akhirat seakan-akan engau
akan mati besok‟ Umah Bin Khatab pernah berkata “Maka hendaklah
kamu menghitung dirimu sendiri,sebelum datang hari dimana engkau
akan menghitungkan dan hal ini sejalan dengan senapas dengan firman
Allah yang bersabda:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah
sesungguhnya Allah maha mengatahui apa yang kamu kerjakan.”(Qs.
Al-Hasyr (59):18).32

30
“Ibid” 99.
31
Hardi Mulyono, “Kepemimpinan Leadership Berbasis Karakter Dalam Peningkatan
Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi,” Episteme: Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial
Humainiora, Vol 3 no. 01 (2018), : 290-291.
32
Al- Qur‟an dan Terjemahannya. Tajwid Aliyan. Solo: PT tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2016.
18

c. Menghargai waktu
Manusia yang telah menghargai waktu hingga tidak pernah
berhenti bergerak dari waktu-kewaktu, dan telah menyadari kalau
sedetik waktu berlalu tidak mungkin berulang lagi, waktu merupakan
sesuatu yang sangat penting dan berharga, waktu merupakan sebuah
ladang yang subur sehingga memerlukan ilmu yang baik serta amal
agar dikerjakan lalu hasil akhirnya bisa dipetik.33
d. Tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan (positive improvement)
Tanda-tanda kematian kreatifitas ialah sudah merasa puas di
dalam melakukan kebaikan. Oleh karena itu dampak ataupun
pengaruhnya konsekuensinya ciri-ciri manusia yang berjuang akan
terlihat dri jiwa juangnya, yang tidak mengenal lelah, tak ada kamus
menyerah pantang surut apalagi terbelenggu dalam kemalasan yang
abadi.34
e. Hidup berhemat dan efisien
Orang yang berhemat adalah orang yang mempunya pandangan
jauh kedepan. Dengan berhemat bukanlah ingin mempunyai kekayaan,
sehingga melahirkan sifat kikir individualitas, tetapi berhemat di
karnakan ada sesuatu reserve bahwa tidak selamanya waktu itu
berjalan secara lurus, ada up and donwn sehingga berhemat berati
mengestimasikan yang yang akan terjadi di masa yang akan datang.35
f. Memiliki jiwa wiraswasta (enterpreneurship)
Dia memiliki semangat wiraswata yang tinggi, tahu
memikirkan segala penomena yang ada disekitarnya, merenung dan
kemudian bergelora semangatnya untuk mewujudkan setaip renungan
batinnya dalam bentuk nyata dan realistis.36

33
Antonius Antosokhi Gea, “Time Managemen: Menggunakan waktu Secara Efektif
Dan Efisien” Episteme: Jurnal Time Managemen no. 02 (Oktober 02, 2014): 778-783.
34
Cihwanul Kirom, “Etos kerja dalam islam.,” Episteme: Joernal Of Sharia Economic
Law Vol. 1 no. 01, (maret 15, 2018): 66 – 69.
35
“Ibid”.
36
“Ibid”.
19

g. Memiliki insting bertanding dan bersaing


Insting bertanding merupakan butir darah dan sekaligus
mahkota kebesaran setaip muslim yang sangat obsesif untuk selalu
tampil meraih prestasi yang tinggi. Dia tidak pernah akan menyerah
pada kelemahan atau pengertian nasib seseorang dalam artian sebagai
fatalis.37
h. Keinginan untuk mandiri
Keyakinan akan nilai tauhid penghayatan terhadap ikrar iyyaka
na‟ budu, menyebabkan setap pribadi muslim yang memiliki semangat
jihat sebagai etos kerjanya adalah jiwa yang merdeka.38
i. Haus untuk memiliki sifat keilmuan
Seseorang yang mempunyai wawasan keilmuan tidak pernah
cepat menerima sesuatu sebagai take for granted karena sifat
pribadinya yang kritis dan tidak pernah mahu menjadi kerbau yang
jinak yang mahu manut kemana hidungnya ditarik. Dia sadar bahwa
dirinya tidak boleh ikut-ikutan tanpa pengetahuan karena seluruh
potensi dirinya suatu saat akan diminta pertanggung jawaban dari
Allah.39
j. Berwawasan makro universal
Dengan memiliki wawasan makro, seorang muslim menjadi
manusia bijaksana. Mampu membuat pertimbangan yang tepat, serta
setiap keputusannya lebih mendekati tingkat presisi (ketepatan) yang
terarah dan benar. Seorang Muslim tidak hanya berkawajiban pada
ibadah-ibadah yang mahdoh saja tetapi memiliki tanggung jawab yang
lain dari ekonomi, sosial, kemasyarakatan lain yang bersifat sosial.
Salah satu hadis Rasulullah“ Tidak beriman seseorang yang tidur

37
Siti Irene Astuti And Aliyah Rasyid Baswedan, “Profil Etos Kerja Dan Motif
Berprestasi Karyawan UNY,” no. 01 (2009), 82-89.
38
Krom, “Dalam Islam”, 68.
39
“Ibid”.
20

kekenyangan sementara tetangganya kelaparan” (HR. Bukhori). Inilah


salah satu hadis dalam sosial ekonomi.40
k. Memperhatikan kesehatan dan gizi
Menjaga kesehatan badan adalah salah satu cara untuk menjaga
kekuatan, karna semangat yang membara juga membutuhkan tubuh
yang sehat dan kuat. Etos kerja pribadi Muslim yaitu etos yang sangat
erat kaitannya dengan cara dirinya memelihara kebugaran dan
kesegaran jasmaninya. Dalam Al Qur‟an banyak ditemukan perintah
menjaga makanan bahkan bukan hanya sekedar yang halal tetapi yang
bervitamin memberikan asupan gizi bagi tubuh manusia.41
l. Ulet dan pantang menyerah
Keuletan merupakan modal di dalam menghadapi segala
macam tantangan maupun tekanan, sebab sejarah telah banyak
membuktikan, banyaknya bangsa-bangsa yang memiliki sejarah yang
kurang baik, akhirnya dapat keluar dengan inovasi dan keuletan yang
mereka miliki.42
m. Memperkaya jaringan silaturahmi
Kualitas silaturahim, dinyatakan dalam bentuk sambung rasa
yang dinamis dapat memberikan dampak yang sangat luas. Apalagi
dunia bisnis adalah dunia relasi sebuah jaringan yang membutuhkan
lebih banyak informasi dan komunikasi. Sebab itu tidak ada alasan
sedikitpun bagi sesorang muslim untuk mengisolasi diri dari tatanan
sosial.43

B. Etos Kerja Islami


Etos kerja islami merupakan karakter serta kebiasaan manusia
berkenaan dengan kerja, terpancar dari sistem keimanan aqidah islam

40
“Ibid” 69.
41
“Ibid”.
42
Rizalmi M Dewantara and Achmad Mujab Syukur, “Jiwa Muda Yang Pantang
Menyerah,” Vol.7 no. 01 (Januari 2018): 16-33.
43
“Ibid”.
21

merupakan sikap hidup mendasar terhadapnya. Aqidah terbentuk oleh


pemahaman yang diperoleh dari ajaran wahyu dan akal yang bekerja sama
dengan proporsional. Aqidah merupakan sumber dari motivasi dan acuan
dalam bekerja.
Menurut Mardani etos kerja dalam islam adalah cara kerja yang
diyakini seorang muslim bahwa kerja bukan hanya untuk memuliakan
dirinya, atau untuk menampakkan kemanusiaannya, tetapi juga untuk
memanifestasi amal shaleh, karena ia memiliki amal ibadah yang sangat
luhur, penghargaan hasil kerja dalam islam kurang lebis setara dengan
iman.44
Menurut Toto Tasmara, etos kerja islami merupakan totalitas
kepribadian serta cara mengekpresikan, memandang, meyakini, dan
memberikan makna terhadap sesuatu yang mendorong dirinya untuk
bertindak dan meraih amal yang optimal.45
Berdasarkan pendapat di atas, etos kerja islami dapat diartikan
sebagai cara pandang individu terhadap suatu pekerjaan ersebut dengan
penuh semangat dan gairah, sehingga dapat mencapai tujuan dari
pekerjaan. Etos kerja islami berkaitan dengan paradigma kerja yang
diyakini oleh pekerja muslim dan diwujudkan melalui perilaku kerja yang
sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga mengindarkan dari pekerjaan
yang tidak halal, dan cara-cara memperoleh harta yang bertentangan
dengan ajaran Islam.

1. Tujuan Etos Kerja Islami


Setiap pekerja yang beragama Islam harus dapat menumbuhkan
etos kerja secara Islam, karena pekerjaan yang ditekuninya bernilai ibadah
hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dapat digunakan untuk
kepentingan ibadah, termasuk di dalam menghidupi ekonomi keluarga.

44
Mardani, Hukum Bisnis Syari‟ah, (Jakarta : Kencana,2014), 89.
45
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami ( Jakarta: Gema Insani Pres, 2018),
20.
22

Menurut Thohir Luth, Al-Qur‟an melandaskan bahwa yang perlu


dicari dalam bekerja adalah keutamaan dari keridhaan. Dengan demikian
bekerja bagi seorang muslim harus dilandasi etos yang bertujuan sebagai
berikut:
a. Mencari keridhaan Allah
b. Mendapatkan keutamaan (kualitas, hikmah) dari hasil yang diperoleh.
Jika kedua hal tersebut menjadi landasan sekaligus visi dalam bekerja
maka diperlukan beberapa aktivitas kerja yang positif. 46
c. Mencari nafkah
d. Menjamin masa depan anak cucu
e. Mendapatkan tempat di masyarakat
f. Menyatakan jati dirinya.
g. Mardhatillah sebagai tujuan luhur
h. Memenuhi kebutuhan hidup
i. Memenuhi kebutuhan keluarga
j. Kepentingan amal sosial
Di antara tujuan bekerja dan berusaha adalah sejumlah
kemungkaran yang mungkin akan dapat terjadi pada diri seseorang yang
tidak bekerja atau pengangguran.47

2. Karakteristik Etos Kerja Islami


Menurut Ahmad Janan Asifudin, karakteristik etos kerja Islami
adalah sebagai berikut48:
a. Kerja merupakan penjabaran aqidah
Kerja berlandaskan nilai beribadah hanya kepada Allah SWT
adalah salah satu karakteristik penting etos kerja Islami yang tergali dan
timbul dari karakteristik yang pertama (kerja merupakan penjabaran

46
Thohir Luth, Antara Perut Dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Gema
Instani Press, 2016), 38.
47
“Ibid”.
48
Asifuddin, “Etos Kerja,”. 14.
23

aqidah). Karakteristik ini juga menjadi sumber pembeda etos kerja


Islami dari etos kerja lainnya.
b. Kerja dilandasi ilmu
Pemahaman akal dengan dinamika sifat-sifatnya terhadap wahyu
merupakan sumber penyebab terbentuknya aqidah dan sistem keimanan
yang pada gilirannya dapat menjadi sumber motivasi terbentuknya etos
kerja Islami sekaligus menjadi sumber nilai. Kerja dilandasi keimanan
yang benar pada hakikatnya memang amat penting, agar kerja terkendali
oleh tujuan yang luhur. Tanpa iman kerja dapat menjadi hanya
berorientasi pada pengejaran materi. Kemungkinan besar hal itu akan
melahirkan keserakahan, sikap terlalu mementingkan diri sendiri dan
orang lain. Dalam pada itu, tanpa ilmu iman mudah menjadi salah arah
dan tergelincir, karena dilandasi pemahaman yang tidak proporsional.
jadi iman, ilmu dan kerja dalam rangka mewujudkan amal ibadah,
ternyata masing-masing memainkan peranan urgen bagi yang lain.
c. Kerja dengan meneladani sifat-sifat Ilahi serta mengikuti petunjuk
petunjuk-Nya
Orang beretos kerja Islami menyadari potensi yang dikaruniakan
dan dapat dihubungkan dengan sifat-sifat Ilahi pada dasarnya
merupakan amanah yang mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya secara
bertanggung jawab sesuai dengan ajaran (Islam) yang ia imani. Ayat-
ayat Al-Qur‟an dan Hadi-hadis Rasul SAW jelas tidak sedikit yang
menyuruh atau mengajarkan supaya orang Islam giat dan aktif bekerja.

3. Indikator Etos Kerja Islami


Etos kerja seorang muslim dapat dilihat dari perilaku kerja yang
ditampilkan didasarkan pada pandangan dan keyakinan terhadap ajaran
islam tentang kerja. Adapun beberapa indikator etos kerja islami, anatar
lain sebagai berikut:
24

a. Keseimbangan antara kerja dan ibadah


Seorang muslim harus dapat menyeimbangkan antara dua kutub
kehidupan yaitu kehidupan material yang bersifat duniawi dan
kehidupan spritual yang bersifat ukhrawi.49
b. Memiliki moralitas bersih atau ikhlas
Keikhlasan merupakan salah satu sifat yang dimiliki manusia
yang beragama islam. Kata ikhlas bermakna murni atau bersih. Bila
seseorang memiliki cinta terhadap orang lain, maka apapun yang
dilakukan sekalipun harus kehilangan waktu dan materi maka ikhlas
yang terjadi. Jiwa yang bersih berindentik dengan keikhlasan karna hal
itu terhindar dari prasangka-prasangka kotor.50
c. Kemampuan Mengatur waktu
Salah satu hakikat dari etos kerja adalah cara seorang
menghayati, memahami serta merasakan betapa beharganya waktu. Satu
detik berlalu tidak mungkin akan kembali karena waktu merupakan
deposito paling berharga yang dianugrahkan oleh Allah secara gratis dan
merata kepada setiap orang.
d. Memiliki Komitmen
Komitmen ialah keyakinan yang mengikat (aqad) sedemikian
kukuhnya membelenggu seluruh hati nurani kemudian menggerakan
perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya (i‟tiqad) melahirkan
kepercayaan diri yang kuat dan memiliki integritas serta mampu
mengelola dengan tetap penuh semangat.
e. Disiplin
Disiplin ialah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan
atau tata tertib karena didorong adanya kesabaran yang ada pada kata
hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar. Disiplin erat kaitannya
dengan konsisten ialah sikap berdisipilin yaitu kemampuan untuk
mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun situasi yang

49
Toto Tasmara,” Membudayakan,”.73.
50
“Ibid”
25

sangat menekan.Sebuah aktivitas yang selalu dilakukan pastilah


mempunyai suatu tujuan. Sama halnnya dengan sikap disiplin yang
dilakukan oleh seseorang. Orang yang melakukan sikap disiplin karena
ia mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai karena telah
melakukan sikap tersebut.
f. Berorientasi Produktivitas
Seorang muslim itu harusnya sangat menghayati makna yang di
firmankan oleh Allah dengan sangat tegas melarang sikap mubazir karna
sesungguhnya itu perilaku setan. Dari ayat ini jiwa seorang muslim akan
terarah pada etos kerja yang baik. Sikap seperti ini merupakan model
dasar dalam upaya menjadikan dirinya sebagai manusia yang
berorientasi kepada nilai-nilai produktif.
g. Haus terhadap ilmu
Seseorang yang mempunyai wawasan keilmuan tidak pernag
cepat menerima sesuatu sebagai take for granted, karena sikap
pribadinya yang kritis dan tak pernah mau menjadi kerbau jinak, yang
hanya mau manut kemana hidungnya ditarik. Dia sadar bahwa dirinya
tidak boleh ikut-ikutan tanpa pengatahuan karena seluruh potensi dirinya
suatu saat akan diminta pertanggung jawaban dari Allah SWT yang
tertuang dalam Surah Al-Isra ayat 36.
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengatahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung
jawabnya. (QS. Al- Isra, 36).

h. Memiliki pandangan masa depan


Seorang pribadi muslim yang memiliki etos kerja tidak akan
berkata “ah, bagaimana nanti” tetapi ia akan berkata nanti, bagaimana?”
dia tidak mau berspekulasi dengan masa depan dirinya. Dia harus
menetapkan sesuatu yang jelas dan karena seluruh tindakan yang
diarahkannya kepada tujuan yang telah dia tetapkan.
26

C. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang didapatkan dari aktivitas
perusahaan yang dikenakan dengan sebutan yang berbeda seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, income, meliputi pendapatan yang di
dapatkan dari luar operasi normalnya.51
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah
sejumlah uang yang di terima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi
dalam bentuk upah maupun gaji, sewa bunga, komisi, ongkos, dan laba,
bersama dengan bantuan, tunjangan pensiun, lanjut usia dan lain- lain.52
Menurut Sukino pendapatan pribadi dapat dikatakan semua jenis
pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh suatu negara. Sedangkan
menurut ekonomi pendapatan adalah nilai maksimum oleh seseorang
dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan sama pada hakikatnya
periode keadaan semula.

a. Macam- macam pendapatan


1. Pendapatan pribadi: semua jenis pendapatan yang di peroleh tanpa
memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk di
suatu negara
2. Pendapatan disponsibel : pendapatan pribadi yang di kurangi pajak
yang harus di bayar oleh yang menerima pendapatan, sisa
pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan
pendapatan disponsibel. Menurut Sukimo pendapatan disponsibel
adalah suatu jenis penghasilan yang di peroleh seseorang yang siap
di belanjakan atau di kosumsi.
3. Pendapatan nasional : pada hakikatnya merupakan ukuran dari
sejauh mana perusahaan-perusahaan beroperasi dan mengeluarkan

51
Rusman, Pendapatan Menurut Akuntansi Keuangan Sumatra Utara, (2019), 6.
52
“Ibid”.
27

barang-barang dan jasa, semakin tinggi pendapatan nasiolan


semakin besar jumlah output yang diciptakan.53

b. Indikator pendapatan
1. Pendapatan pokok yaitu pendapatan yang bersifat periodik atau
semi periodik. Jenis pendapatan ini adalah sumber pendapatan yang
bersifat permanen.
2. Pendapatan tambahan yaitu pendapatan rumah tangga yang di
hasilkan rumah tangga yang bersifat tambahan.
3. Pendapatan lain- lain yaitu pendapatan yang tidak terduga yaitu
seperti bantuan dari orang lain.54

c. Peningkatan pendapatan keluarga


Secara umum peningkatan adalah sebuah upaya untuk
menambah derajat, tingkat, kualitas maupun kuantitas dalam kemajuan.
Menurut Boediono pendapatan seseorang di pengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Jumlah faktor-faktor produksi yang di miliki yang bersumber pada
hasil-hasil tabungan pada tahun ini dan warisan maupun pemberian.
2. Harga perunit dari masing-masing produksi yang di mana harga ini
ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
3. Hasil kegiatan keluarga sebagai pekerjaan sampingan. 55

d. Bentuk- bentuk pendapatan keluarga


1. Pendapatan berupa uang yaitu segala bentuk penghasilan yang
bersifat reguler yang di terima sebagai bentuk balas jasa atau konta
prestasi.

53
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi : Teori Pengantar , Edisi Ketiga (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), 49-55.
54
“Ibid”.
55
Boediono, Pengantar Ekonomi ( Jakarta: Erlangga, 2002), 150.
28

2. Pendapatan berupa barang segala sesuatu yang bersifat reguler dan


biasa akan tetapi berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk
barang dan jasa seperti beras dan pengobatan.
3. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah segala
penerimaan yang bersifat tranfer redistributive dan biayanya
membuat perubahan dalam keuangan keluarga.56

D. Keluarga
Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan
berdasarkan hukum dan undang-undang perkawinan yang sah hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.57
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta
sosial dari tiap anggota keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak, yang saling
berinteraksi dan memiliki hubungan yang erat untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. 58
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
keluarga unit terkecil dari masyarakt, terdiri dari dua atau lebih yang
bergabung dalam hubungan darah, perkawinan dan saling ketergantungan
yang mempunyai hubungan untuk menciptakan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota.

56
Bambang Swasto Sunuharjo, Kemiskinan Dan Kebutuhan Pokok (Jakarta: Yayasan
Ilmu, 2009), 72.
57
Mansyur Cholil, Tinjauan tentang Keluarga, (Bandung: Masa Agung, 2013), 12.
58
Friedman, Ajar Tentang Keluarga, (Jakarta: EGC, 2010), 45.
29

1. Macam-macam Kebutuhan Keluarga


Dalam kebutuhan manusia, Abraham Maslow membagi menjadi
lima macam kebutuhan manusia, yaitu:59
a. Kebutuhan-kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan
dengan kondisi tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.
b. Kebutuhan-kebutuhan rasa aman
Kebutuhan ini lebih bersifat psikologi individu dalam
kehidupan sehari-hari. Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan
kewajiban, jaminan keamanan.
c. Kebutuhan-kebutuhan sosial
Kebutuhan ini jiga cenderung bersifat psikologis dan sering kali
berkaitan dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota,
diajak berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya.
d. Kebutuhan-kebutuhan penghargaan
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu
setelah melakukan kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan
kebutuhan ini sekaligus paling sulit dilaksanakan. Misalnya: mengakui
pendapat orang lain, mengakui kebenaran orang lain, mengakui
kesalahan orang lain, dapat menyesuaikan diri dengan situasi.
Menurut Muhammad Arfah Rahman, ada beberapa jenis
kebutuhan manusia sebagai berikut :60
1. Kebutuhan Primer
Primer berasar dari kata “primus” yang berarti pertama.
Kebutuhan primer ini disebut juga kebutuhan alamiah, karena
kebutuhan ini berkaitan erat dengan kodrat kita sebagai manusia.

59
Kasiati and Ni Wayan Rosmalawati, “Kebutuhan Dasar Manusia,” (Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016): 4.
60
Muhammad Arfah Rahman, Teori Segitiga Ekonomi, (Yogyakarta: Garudhawaca,
2016), 31.
30

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak dan harus dipenuhi


untuk kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini disebut juga
kebutuhan pokok. Seandai kebutuhan primer tidak terpenuhi, maka
kelangsungan hidup manusia akan terganggu.
2. Kebutuhan Sekunder
Pemenuhan kebutuhan sekunder atau kebutuhan pelengkap,
sejalan dengan tingkat kebudayaan masyarakat setempat tempat
seseorang hidup atau bertempat tinggal. Contohnya kebutuhan
sekunder adalah radio, televisi, buku alat tulis dan lain-lain.
3. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi
oleh sebagian kecil masyarakat yang memiliki ekonomi biaya tinggi
atau orang-orang kaya.

E. Studi Relevan
Dalam memutuskan permasalahan dalam melakukan penelitian ini,
subjek penelitian, untuk melakukan penelitian kelapangan, peneliti perlu
memperhatikan apakah yang akan peneliti angkat ini telah ada yang
meneliti baik itu ditinjau dari aspek yang sama menggunakan metode yang
sama dan mengambil lokasi yang sama, serta apakah ada yang relevan
dengan penelitian yang akan di teliti agar tidak terjadi pengulangan.
Adapun judul penelitian ini adalah Etos Kerja Wanita Dalam
Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Desa Kuto Tanjung Kecamatan
Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara. Di bawah ini beberapa hasil
penelitian yang sama memiliki relevensi dengan penelitian ini, antara lain:
Tabel 3.1
Penelitian terdahulu.
No Judul Penyusu Metode Hasil penelitian Perbedaan
penelitian n penelitian
1 Etos Kerja Irzum Kualitatif Tingkat etos Yang
Dan Kuasa Farihah Deskriptif kerja perempuan membedakan
Perempuan nelayan penelitian ini
31

Dalam meningkat dari dengan penelitian


Keluarga tahun ke tahun terdahulu yaitu
(Studi Kasus sehingga dari jenis pekerjaan,
Keluarga peranan dan pendapatan, dan
Nelayan, Di keikutsertaan objek penelitian.
Berondong perempuan
Lamaongan diharapkan akan
Jawa mampu
Timur,2015) membantu
perekenomian
jika suaminya
sedang tidak
melaut.61
2 Religiulitas Solekah Kualitatif Etos kerja petani Yang
Dan Etos Deskriptif di Desa membedakan
Kerja Olo‟Onua penelitian ini
Perempuan memiliki etos dengan penelitian
Petani Di kerja yang terdahulu yaitu
Desa cukup tinggi etos kerja
Olo‟Onua dimana mereka penelitian
Kabupaten memiliki sikap terdahulu cukup
Konawe, disiplin dalam tinggi,
(2021). bekerja dan juga pendapatan,
menghargai pekerjaan serta
waktu atau objek penelitian.
managemen
waktu agar
pekerjaan rumah
tangga dan
pekerjaan
sebagai petani
dapat
terselesaikan
dengan baik. 62
3 Bertani Padi Samsul Kualitatif Petani Yang
Dan Etos Kurniaw Deskriptif perempuan membedakan
Kerja Petani an and Melayu Sambas penelitian
Perempuan Bayu dapat sekarang ini
Dari Suku Suratma dikatakakan dengan penelitian
Melayu n memiliki etos terdahulu yaitu
Sambas, kerja yang objek penelitian

61
Irzum Farihah, “Etos Kerja Dan Kuasa Perempuan Dalam Keluarga: Studi Kasus
Keluarga Nelayan, Di Berondong Lamongan Jawa Timur,” Epistime: Jurnal Dakwah STAIN
Kudus, no.1 (Juni 1,2015): 159.
62
Solekah, “Religiulitas Dan Etos Kerja Perempuan Petani Di Desa Olo‟Onua
Kabupaten Konawe,” Episteme: Jurnal Mercusuar, no.1 (Juli 1, 2021): 9.
32

(2018). sangat baik dan tingkat


karena mampu pendapatan.
melakukan
pekerjaan dua
posisi atau doble
status sekaligus
dalam kegiatan
bekerja yaitu
dalam pekerjaan
rumah tangga
dan pekerjaan
yang
menghasilkan
pendapatan
langsung. 63
4 Siri‟ Sebagai Ema Kualitatif Siri‟ itu harga Yang
Motivasi Dan Fatimah, Deskriptif diri dan rasa membedakan
Etos Kerja Lusiana malu bagi suku penelitain ini
Perempuan and Bugis jika tidak dengan penelitian
Bugis Dalam Muham memiliki siri‟ terdahulu yaitu
Peningkatan mad tidak dianggap objek penelitian,
Ekonomi Abdillah. siapa-siapa jenis pekerjaan
Keluarga, dalam dan tingkat
(2022). lingkungannya. pendapatan.
Siri‟juga dikenal
bagi suku Bugis
adalah harta
yang dimiliki
karena harta dan
siri‟
berpengaruh
sosial dengan
mereka.64
5 Etos Kerja Setia Kualitatif Etos kerja urang Yang
Urang Sunda: Gumilar Deskriptif Sunda sangat membedakan
Ti Bihari Ka and terkait dengan penelitian ini
Kiwari, Ahmad pendidikan, dengan penelitian
(2019) Sahidin. keyakinan dan terdahulu yaitu
motivasi. Tidak lokasi penelitian,
salah jika setiap jenis pekerjaan

63
Samsul Kurniawan and Bayu Suratman, “Bertani Padi Dan Etos Kerja Petani
Perempuan Dari Suku Melayu Sambas” Episteme: Jurnal Studi Gender Dan Anak, (Juli 21,
2018): 58.
64
Ema Fatimah and Lusiana e tal., Siri‟ Sebagai Motivasi Dan Etos Kerja Perempuan
Bugis Dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga, Episteme: Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah,
no. 2 (Juni 2, 2022): 2137.
33

masa atau dan etos kerja.


zaman ada urang
Sunda anu
nyongkolang
dalam
aktivitasnya.
Nsayangnya
tidak bersifat
komunal akan
tetapi bersifat
individual.65
Sumber : Data Primer (Diolah 2022).

65
Setia Gumilar and Ahmad Sahidin, “Etos Kerja Urang Sunda: Ti Bihari Ka Kiwari,”
Epistime: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, no. 2 (Desember 17, 2019): 246.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini yaitu Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di
Desa Kuto Tanjung Kec. Ulu Rawas Kab. Musi Rawas Utara. Alasan
penulis mengambil lokasi penelitian ini karena lokasi dapat di jangkau
serta memudahkan penulis dalam pengumpulan data dan informasi yang di
perlukan.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode penelitian
yang bergantung pada filsafat postpositivisme digunakan untuk
menganalisis objek yang alamiah objek yang berkembang apa adanya dan
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut, dimana peneliti sebagai
instrumen kunci metode pengumpulan informasi diselesaikan dengan
triangulasi yaitu menggunakan berbagai tehnik pengumpulan data secara
gabungan/simultan. Penelitian ini berfokus pada etos kerja wanita dalam
peningkatan pendapatan keluarga Ibu-Ibu di desa Kuto Tanjung Kec. Ulu
Rawas.66
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang menjelaskan
penelitian lapangan dilakukan untuk mengatahui gejala yang ada pada saat
penelitian. Menurut Sugiono metode deskriptif adalah metode yang di
gunakan untuk menganalisa data dan cara mendeskrifsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

66
Prof. Dr.Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D . (Bandung:
Alfabeta, 2021 ), 16-17.

34
35

C. Jenis Dan Sumber Data


1. Jenis penelitian
Deskriptif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Jadi jenis penelitian yang digunakan oleh penulis
adalah deskriptif kualitatif maka dari itu penulis mendeskripsikan tentang
Etos kerja wanita dalam peningkatan pendapatan keluarga Desa Kuto
Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara).
2. Sumber data
Sumber data berupa responden dan informan dikatakan juga
sumber data berupa orang atau (person), sumber data peristiwa-peristiwa
atau kejadian selama observasi langsung dikatakan juga sebagai sumber
data berupa tempat atau (place). Sedangkan sumber data berupa
dokumen- dokumen atau literatur pustaka dikatakan juga sumber data
berupa huruf, angka, gambar dan simbul atau (paper). Data merupakan
bagian terpenting dalam penelitian karena dengan data penulis dapat
mengetahui hasil dari penelitian yang sudah dilakukan. Penulis
menggunakan dua sumber data untuk mendukung hasil dalam penelitian
ini yang telah penulis lakukan diantaranya menggunakan.
Karakteristik informan penelitian :
1. Jujur
2. Aktif berbicara
3. Taat peraturan
4. Tidak termasuk anggota kelompok yang menentang penelitian
5. Memperhatikan penguasaan terhadap tema penelitian
a. Data primer
Data primer yaitu data yang di peroleh secara langsung, dari
Ibu-Ibu melalui pertemuan, baik itu melalui wawancara, observasi, dan
alat lainnya. Data primer diperoleh langsung dari objek atau sumber
utama, dan data tersebut di dapatkan melalui wawancara.
36

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah dan di
sajikan oleh pengumpul informasi (data primer) maupun oleh pihak/
kelompok lain, misalnya sebagai tabel, dokumetasi dan grafik
diagram.67 Data sekunder di kenal juga sebagai data-data pendukung
atau pelengkap data utama yang di dapatkan oleh penelitan. Dalam
penelitian ini data pendukung yaitu seperti data yang didapatkan di
berbagai sumber termasuk perpustakaan, internet maupun artikel
terkait dianggap sebagai imformasi yang opsional.

D. Metode Analisis Data


Metode analisis data merupakan suatu pendekatan untuk
mengumpulkan informasi yang di harapkan dapat menjawab perincian
masalah penelitian. Untuk sebagian besar metode metode pengumpulan
data dapat menggunakan strategi wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah menandakan pengamatan secara langsung di
lapangan untuk mengatahui masalah dan keadaan yang sebenarnya
terhadap yang di teliti. Melalui tehnik ini penulis melakukan
pengamatan dalam berbagai hal yang berkenaan dengan subjek
penelitian maupun data yang ingin dikumpulkan.68
2. Wawancara
Wawancara dalam pendekatan kualitatif bersifat mendalam,
wawancara dan observasi bisa dilakukan secara bersamaan.
Wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih dalam dari data
yang di peroleh dari observasi. Dengan demikian tidak ada informasi
yang terputus antara yang di lihat dengan yang di dengar serta di catat.
Wawancara mendalam suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan
67
Subagyono Joko, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2014), 39.
68
“Ibid”
37

pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan informasi yang


mendalam. Komunikasi antara pewawancara dengan yang di
wawancara bersifat intensif dan masuk kepada hal-hal yang bersifat
detail. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang rinci dan
memahami latar belakang sikap dan padangan narasumber.69
Wawancara dalam penelitian ini yaitu dengan Ibu-Ibu yang bekerja di
sawah di Desa Kuto Tanjung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian mempunyai dua makna yang
sering dipahami secara keliru oleh peneliti pemula, dokumen yang di
maksudkan sebagai alat bukti tentang sesuatu termasuk catatan-
catatan, poto, rekaman, vidio, atau apapun yang di hasilkan oleh
peneliti. Dokumen dalam bentuk ini lebih cocok disebut sebagai
dokumentasi kegiatan atau kenang-kenangan. Kedua dokumen yang
berkenaan dengan peristiwa atau momen maupun kegiatan yang telah
lalu, yang padanya mungkin di hasilkan sebuah informasi fakta dan
data yang diinginkan dalam penelitian. Berbeda dengan bentuk
pertama dimana dokumen sebagai bukti seorang peneliti, pada bentuk
kedua dokumen merupakan sumber yang memberikan data atau
informasi maupun fakta kegiatan peneliti baik itu catatan maupun poto,
rekaman vidio atau apapun bentuk lainnya. Karena itu bentuk kedua
ini yang akan di bicarakan lebih mendetail dalam penulisan berikut
sebagai salah satu tehnik pengumpulan data dalam penelitian. Salah
satu tehnik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, ada beberapa
hal penting yang dipahami secara baik, yakni: pengertian dan
kegunaan atau manfaat dokumen, jenis-jenis dokumen, dan nilai-nilai
sebuah dokumen dalam penelitian.70

69
Ruli Indrawan And Popi Yaniwati “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan
Campuran Untuk Manajemen, Pembangunan Pendidikan ,“ Bandung: PT Reflika Aditama (2014) :
136.
70
Ibrahim, And Edi Kumanto “ Metode Penelitian Kualitatif “ Bandung: CV Alfabeta (
2015) : 93-94.
38

E. Tehnik Pengolahan Data Dan Analisa


Tehnik analisis data dalam penelitian ini merupakan suatu kegiatan
yang sangat penting memerlukan ketelitian maupun kekeritisan dari
peneliti. Analisa data merupakan proses mencari maupun menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan maupun bahan-bahan lainnya, sehingga dapat difahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis data Miles dan Huberman (1984: 21-23) dari tiga
macam kegiatan dalam analsisa data kualitatif yaitu:
i. Reduksi data
Reduksi data merujuk pada pemulihan, pemokusan,
penyederhanaan, abstraksi dan pentranformasian data mentah yang
terjadi didalam catatan-catatan lapangan tertulis.
ii. Model data (Data Display)
Langah kedua dari analisis data yaitu model data. Kita dapat
mendefiniskan “model” sebagai suatu kumpulan informasi yang
tersusun yang membolehan pendeskripsian kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data
kualitatif selama ini adalah teks naratif.
iii. Penarikan verifikasi kesimpulan
Langkah ketiga yaitu penarikan dan verifikasi kesimpulan.
Dari permulaan pengumpulan data, penelitian kualitatif mulai
memutuskan apakah “makna” sesuatu, mencatat, pola-pola penjelasan,
konfigurasi yang mungkin, alur atau asal, dan proporsi-proporsi.71

71
Enzir, Metode Penelitian Analisis Data (Jakarta:PT Raja Grapindo Persada, 2010),
129-133.
39

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Dan Objek Penelitian
1. Selayang pandang atau sejarah Desa
Desa Kuto Tanjung pada masa kerajaan Islam di pulau Jawa
yaitu pada masa Sunan Gunung Jati menurut cerita dari mulut kemulut
yang di ceritakan oleh kakek nenek bahwa dulu datang beberapa orang
dari pulau Jawa dari keturunan Sunan yang menyeberang kepulau
Sumatra mempergunakan jong memasuki sungai Musi kota Palembang,
di lanjutan perjalanan menyusuri hulu sungai Musi memasuki anak
sungai musi yaitu sungai Rawas di suatu lembah suangai Rawas pada
tahun 1690 keturunan dari Jawa terebut adalah satu keluarga, 72 antara
lain:
1) Teman temago
2) Pangeran Mas
3) Kario Ujung Tanjung
4) Rajo Empedu, Makam terletak di Lubuk Kemang
5) Mandi Angin
6) Rintik Ujan Panas Makam Lubuk Kemang
7) Raden Cilik Makam Lubuk Kemang73
8) Putri Daro Putih Makam Desa Remban.
Mereka mengadakan musyawarah untuk membentuk Desa
dengan hasil kesepakatannya untuk mendirikan sebuah Desa dengan
nama Lubuk Bilik. Setelah Desa kecil itu terbentuk salah satu dari 8
kerajaan tersebut terjadi pererlisihan, dan salah satu dari mereka lari
menelusuri ilir sungai Rawas akhirnya singgah di sebuah lembah. Di
situlah lama kelamaan dia bermukim di tempat penduduk pada tahun
1840 datang suatu rombongan kerajaan dari Belanda yang ingin masuk
kerompok penduduk sampai ditengah perjalanan bertemu dengan salah

72
Ibrahim,” Wawancara Ketua Adat,” Direct Maret 11, 2022.
73
“Ibid”.

39
satu penduduk dan dia melaporkan kependuduk lain bahwa ada
rombongan yang ingin masuk ke Desa kita. Dan penduduk itupun
menemui para rombongan yang di ketuai oleh Temam Temago dan
sampai di pertengahan jalan bertemu dengan rombongan dari kerajaan
belanda tersebut. Dan disitulah terjadi perbincangan akhirnya penduduk
itu mengatakan kepada kerajaan belanda bahwa desa atau rompok
tersebut tidak bisa di masuki karena ada pagar desa atau penghalang,
akhirnya para rombongan tersebut membatalkan niatnya. Kemudian
rombongan tersebut menelusuri sungai rawas. Dan penduduk itupun
pulang, kemudian akhir cerita penduduk mengadakan musyawarah di
pimpin oleh temam temago untuk menamakan rompok atau desa dan
akhirnya menemukan kesepakatan desa atau rompok tersebut di
namakan “Desa Kuto Tanjung” yang di artikan dengan Kuto berarti
pagar, Tanjung berarti Lembah Kecil.74
2. Letak geografis
Desa Kuto Tanjung merupakan salah satu daerah yang berada pada
Kecamatan Ulu Rawas. Jarak tempuh dari Desa Kuto Tanjung ke ibu kota
Kecamatan sekitar 16 Km dengan waktu tempuh 1 jam, sedangkan untuk
ibu kota Kabupaten dapat ditempuh 4 jam perjalanan dengan jarak 68 Km
dengan kondisi jalan sebagian belum di aspal. 75 Adapun batas-batas Desa
Kuto Tanjung sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Provinsi Jambi.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Napallicin.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Napallicin.76
Secara administratif Desa Kuto Tanjung terbagi menjadi 4 Dusun 77
dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini:

74
“Ibid”.
75
Profil Polindes Desa Kuto Tanjung, (Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara
Puskesmas Muara Kulam Tahun 2021), 6.
76
“Ibid”.
77
Hidayat,” Wawancara Sekretaris Desa Kuto Tanjung.” Direct Oktober 15, 2021.
Tabel 4.1
Sensus penduduk desa Kuto Tanjung tahun 2021
No Nama Kadus Jumlah KK Laki-Laki Perempuan
1 Kadus 1 79 136 138
2 Kadus 2 75 122 121
3 Kadus 3 90 147 143
4 Kadus 4 61 125 94
Total 305 530 496
Sumber : Data Primer (Diolah 2022)78
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat kita ketahui bahwa jumlah
kepala kelurga desa Kuto tanjung dari Kadus 1 sampai Kadus 4 berjumlah
305 Kepala Keluarga, dengan jumlah laki-laki sebanyak 530 orang dan
perempuan sebanyak 496 orang.
Bentuk geografis Desa Kuto Tanjung sebagian besar merupakan
daratan dan persawahan selain itu Desa Kuto Tanjung terletak di kawasan
(TNKS) Taman Nasional Kerinci Seblat ini memiliki budaya yang unik
meskipun secara teritorial geografis masuk wilayah Kabupaten Musi
Rawas Utara (Muratara) namun berbeda bahasa dengan daerah lainnya
yang berbahasa Rawas (rumpun bahasa melayu), Desa ini memiliki dialek
bahasa Rejang Bengkulu. Penggunaan lahan Desa Kuto Tanjung sekarang
di pilih menjadi daerah pemukiman: 691 Ha. Tanah sawah: 94 Ha.
Pertanian tanah kering:694 Ha. Penggunaan lahan lain-lain: 1 Ha.
Perkantoran:1 Ha tanah lapangan:1 Ha. Lahan tidur. Desa Kuto Tanjung
memiliki jalan sepanjang:21 Km dengan rincian: Jalan Desa:16,5 dengan
kondisi beraspal:1.5 Km. Dan jalan tanah: 3,5 Km. 79
Keadaan pemerintah Desa Kuto Tanjung
Pemerintah Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabu
paten Musi Rawas Utara adalah desa yang terletak di desa paling ujung di
Kecamatan Ulu Rawas dengan:

78
Hidayat, “Wawancara Dengan Sekretaris Desa Kuto Tanjung Direct, Maret 5, 2022.
79
“Ibid”.
a) Orbitasi
1) Jarak ibu kota dan ke kecamatan: 15 Km
2) Jarak dari ibu kota kabupaten :75 Km
3) Jarak dari ibu kota provinsi : 488 Km
b) Iklim
1) Curahan hujan: 4.500 Mm
2) Jumlah bulan hujan: 6 bulan
3) Suhu rata-rata: 23oC
4) Tinggi tempat:30-50 Mdl
5) Bentangan wilayah: Daratan tinggi. 80
3. Struktur organisasi pemerintahan desa
Struktur kelembagaan desa Kuto Tanjung di samping kelembagaan
administratif pemerintah desa dan kelembagaan yang muncul atau yang di
dorong keberadaannya ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan dan
sosial politik. Kelembagaan dari pemerintah Desa antara lain:
1. Pemerintah desa
2. BPD
3. LPM
4. PKK desa
5. PKK dusun
Dan dari segi Kelembagaan ekonomi yaitu:
1. Koperasi
2. LPD
3. Kelompok usaha kecil
4. Kelompok tani
5. Kelompok ternak
Dari segi pendidikan yaitu :
1. Komite sekolah
Dari segi kesehatan yaitu:
1. Posyandu

80
“Ibid”.
2. Kelompok dana sehat
Dari segi budaya yaitu
1. Karang taruna dan lembaga lainnya
Mengenal susunan organisasi pemerintah desa Kuto Tanjung
sebagai berikut:
1. Kepala desa :Ahmad Syukri
2. Sekretaris desa : Hidayat
3. Bendahara desa : Rahmat Kurnia
4. Kaur umum : Asnawi
5. Kaur perencanaa : Kosim
6. Kaur keuangan : Ihsan Evance
7. Kepala dusun I : Bukhori
8. Kepala dusun II : Nasution
9. Kepala dusun III : Iryan sejora
10. Kepala dusun IV : Supriadi
11. Kasi pemerintahan : Mardan
12. Kasi kesejahteraan : Husni Thamrin
13. Kasi pelayanan : Adi Arianto
14. Operator desa : Arsal Saputra81
Diagram 1.
Bagan Susunan Organisasi Pemerintah Desa Kuto Tanjung

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Bendahara Desa

Kadus I Kadus II Kadus III Kadus IV

Kaur Pemerintah Kaur Umum Kaur Pembangunan


81
“Ibid”.

Masyarakat
4. Visi dan Misi Desa Kuto Tanjung
Visi (cita-cita) yang hendak dicapai masyarakat Desa Kuto
Tanjung adalah: membangun Desa secara berkesinambungan untuk
menetaskan kemiskinan guna menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
Misi masyarakat Desa Kuto Tanjung dalam mencapai masyarakat
yang sejahtera berdasarkan visi di atas dengan mengembangkan dan
membangun di bidang peningkatan kualtias dan kapasitas masyarakat (di
bidang pendidikan dan kesehatan) prasarana dan sarana dasar ekonomi
yang meliputi:
1. Pengembangan dan perbaikan jalan desa
2. Membantu komite di dalam ikut serta mensukseskan pendidikan di
Desa Kuto Tanjung.
3. Posyandu
4. Pengembangan jalan tranmisi air minum dan fasilitas masyarakat
lainnya.
5. Meningkatkan di sektor pertanian untuk meningkatan taraf hidup
masyarakat Desa Kuto Tanjung.82
5. Agama
Masyarakat desa Kuto Tanjung saling toleransi saling menghargai
antar umat beragama satu dengan yang lainnya, mayoritas warga desa
Kuto Tanjung beragama Islam.
6. Sekilas Peningkatan pendapatan masyarakat
Struktur perekonomian Desa Kuto Tanjung masih bercorak agraris
yang menitik beratkan pada sektor pertanian. Hal ini di dukung oleh
penggunaan lahan pertanian masih mempunyai porsi terbesar sebanyak
50% dari total penggunaan lahan desa. 97% mata pencaharian penduduk
mengantungkan hidup pada sektor pertanian, pada sektor ini komuditi
yang menonjol dalam hal adalah padi, ternak, petani kebun dan karet,
selain itu beberapa bidang mata pencaharian di Desa Kuto Tanjung yaitu
pedagang, buruh, guru, PNS, dan lain sebagainya.

82
“Ibid”.
Secara pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Kuto Tanjung
mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah
penduduk yang memiliki usaha atau pun pekerjaan, seperti petani,
pedagang dan lain-lain. untuk melihat peningkatan pendapatan masyarakat
maka dapat dilihat pula dari peningkatan pajak desa selama 4 tahun
terakhir seperti tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Pendapatan Pajak Keseluruhan Desa Kuto Tanjung
No Tahun Jumlah Pendapatan Pajak
1 2018 Rp. 99.000.000
2 2019 Rp. 136.753.000
3 2020 Rp. 142.987.000
4 2021 Rp. 178.295.357
Sumber Data Primer (Diolah 2022)83
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan pendapatan pajak
Desa yang terus meningkat dari tahun ketahun hal ini dapat disebabkan
meningkatnya pendapatan masyarakat dan bertambahnya penduduk Di
desa Kuto Tanjung dengan meningkatnya hasil pendapatan yang diperoleh
masyarakat maka besar pula pajak yang di bayarkan. Dalam hal ini sudah
tertuang dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak dan
retrebusi daerah.84

B. Hasil Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui etos kerja Ibu-Ibu dalam
peningkatan pendapatan keluarga di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara. Penelitian ini dilakukan selama
kurang lebih 1 bulan dari 20 Februari 2022 sampai dengan 25 Maret 2022.
Selama penelitian peneliti melakukan wawancara dan observasi terhadap

83
Arsal, ”Wawancara Operator Desa Kuto Tanjung,” Direct Februari 28, 2022.
84
Prof Dr. Mardiasmo, MBA., Akt., QIA.,CfrA., CA., Perpajakan: Edisi 19(Yogyakarta:
Anggota Ikapi 2019), 16.
Ibu-Ibu yang bekerja di Sawah di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara sebanyak tiga belas orang orang,
tujuh orang diantaranya bertani sawah miliknya sendiri dan enam orang
diantaranya bertani sawah milik orang lain, dengan pembagian hasil panen
2/1 %, 2% untuk penggarap sawah, 1% untuk pemilik lahan sawah, akan
tetapi dari proses pembibitan, penanaman, pengolahan, sampai panen padi
semua biaya ditanggung buruh tani.85 Dengan tehnik pemilihan sampel
purposive sampling dengan kriteria penduduk asli atau Ibu-Ibu yang
bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung yang bekerja sebagai petani sawah
sudah lebih 3-5 tahun. Adapun nama-nama informan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nama-nama Ibu-Ibu yang bekerja di sawah
No Nama Umur Pendidikan Penghasilan
1 Ratna sari 35 SD Rp. 3.000.000
2 Dewi kumala 55 Tidak Tamat SD Rp. 3.500.000

3 Mardiana 32 SMP Rp. 3.500.000


4 Juwita 27 SMP Rp. 3.500.000
5 Nurbaiti 50 SD Rp. 4.000.000
6 Khalimah 70 Tidak Tamat SD Rp. 3.500.000
7 Masjadi 65 SD RP. 2.500.000
8 Maimunah 30 SMP Rp. 4.000.000
9 Erawati 28 SMP Rp. 3.500.000
10 Siti Khodijah 72 SD Rp. 3.500.000
11 Ita Sapitri 35 SD Rp. 3.000.000
12 Umi Kaslum 42 SD Rp. 5.000.000
13 Eka Putri 34 SD Rp. 3.500.000
Sumber : Data Primer (Diolah 2022).

85
Arif Saputra, “Wawancara Ketua BPD Kuto Tanjung,‟ Direct 29 Oktober, 2022.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa umur Ibu-Ibu yang
bekerja di sawah berkisaran 27-70 tahun dengan pendidikan SD,dan SMP,
jumlah penhasilan Ibu-Ibu yang bekerja di sawah rata-rata Rp.3.000.000.-
5.000.000 per sekali panen Selain itu data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah etos kerja Ibu-Ibu yang bekerja di sawah untuk peningkatan
pendapatan keluarga yang dapat dilihat dibawah ini:
1. Etos kerja Ibu-Ibu dalam peningkatan pendapatan keluarga di Desa
Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara.
Etos kerja sebagai semangat bekerja atau daya dorong di satu sisi
individu maupun perorangan di setiap bagian lainnya. Karakter seseorang
yang memiliki serta menjiwai etos kerja akan terlihat pada watak dan
perbuatannya yang berdasarkan pada suatu keteguhan yang tertanam
dalam dirinya bahwa bekerja yaitu bentuk ibadah, suatu himbawan
maupun perintah serta kewajiban dari Allah yang akan memanusiakan
dirinya, memanusiakan dirinya sebagai dari manusia pilihan. Pada
penelitian ini, etos kerja Ibu-Ibu petani sawah meliputi sebagai berikut:
Tabel 4.4
Indikator Etos Kerja Islami
Variabel Indikator
Keseimbangan antara kerja dan ibadah
Memiliki moralitas bersih atau ikhlas
Kemampuan mengatur waktu
Memiliki komitmen
Etos Kerja Islami
Disiplin
Berorientasi produktivitas
Haus terhadap ilmu
Memiliki pandangan masa depan
Sumber : Data Primer (Diolah 2022).
Hasil wawancara dengan Ibu-Ibu yang bekerja di sawah terkait etos
kerja islami memiliki moralitas bersih atau ikhlas dapat dilihat sebagai
berikut:
“Saya menyikapi kehidupan saya sebagai petani sawah dengan
menjalaninya secara ikhlas. Saya ikhlas dalam menjalankan pekerjaan
saya sebagai petani sawah akan tetapi terkadang dalam pesatnya
perkembangan zaman menjadi petani sawah memb at saya prihatin dan
berat dalam menjalaninya”.

Hasil wawancara dengan Ibu-Ibu terkait dengan moralitas yang


bersih atau ikhlas terhadap profesi sebagai petani juga di tunjukkan oleh
Ibu-Ibu berikut ini:
“Saya cukup bahagia menjadi seorang petani sawah, namanya juga sudah
jalannya hidup keadaan ini tidak membuat saya putus asa ataupun kecewa
dengan profesi saya karna dengan saya bertani sawah bisa membantu
menambah pendapatan keluarga. Selain itu memang masyarakat didesa
Kuto Tanjung sebagian besarnya adalah petani padi”86

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa Ibu-Ibu


yang bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung memiliki moralitas hidup
sebagai petani yang ikhas walau terkadang sikap ikhlas tersebut menurun
karena kebutuhan hidup dan tuntutan zaman.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui pemenuhan
kebutuhan keluarga Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung.
Pemenuhan kebutuhan keluarga pada penelitian ini merupakan
kemampuan Ibu-Ibu di Desa Kuto Tanjung dalam membantu pemenuhan
kebutuhan primer keluarga seperti sandang, pangan, papan dan pendidikan
anak-anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diperoleh data
sebagai berikut:
“Kebutuhan keluarga saya menurut saya Alhamdulillah tercukupi, anak-
anak dapat makan tiga kali sehari, pendidikan anak juga tidak mengelami
kendala meskipun terasa berat dalam menyekolahkannya”87

Hasil wawancara juga di perkuat dengan pernyataan berikut ini


“Alhamdulillah mbak meskipun saya bekerja sebagai petani sawah tapi
anak-anak dapat sekolah dengan lancar meskipun hanya sanggup sampai

86
Eka Putri,“Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 3, 2022.
87
Rosdiana, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 6, 2022.
sekolah menengah atas kalau soal makanan seperti biasa mbak makan
tiga kali sehari”88
Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa Ibu-Ibu yang
bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung bisa membantu kebutuhan
keluarganya dengan baik. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa status
kepemilikan rumah yang di tempati saat ini dalam hal ini dapat dilihat
pada hasil wawancara berikut ini:
“Kondisi rumah saya seperti inilah mbak, baru bisa bangun rumah
setengah permanen. Alhamdulillah meski kecil tapi milik sendiri” 89

Pertanyaan informan di atas juga diperkuat oleh pertanyaan


informan lainnya.
“Mbak lihat saja sendiri mbak rumah saya lumayan besar karna rumah
ini peninggalan dari orang tua saya istilahnya saya menunggu rumah
tua” 90
Selain itu, pada penilitian ini juga melihat barang-barang tersier
yang di miliki Ibu-Ibu hasil wawancara dapat dilihat berikut ini:
“Saya Cuma memiliki kulkas, televisi, dan sepeda motor mbak..... kalau
mobil kami belum mampu”91

Pertanyaan lainnya yang dikemukakan oleh informan terkait dengan


kepemilikan barang tersier dapat dilihat pada wawancara berikut ini:
“Kami tidak punya apa-apa mbak karna saya fokus untuk pendidikan
anak, seperti mobil dan motor”92

Kemampuan petani dalam pemenuhan kebutuhan keluarga juga


dapat dilihat cara pandang masyarakat terhadap keluarga petani. Adapun
hasil wawancara dapat dilihat sebagai berikut:
“Karna sebagian besar warga desa Kuto Tanjung memiliki pekerjaan
sebagai petani, maka pandangan kami sama, tidak ada yang memandang
remeh pekerjaan kami”93

88
Siti Halimah, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 8, 2022.
89
Erawati,“Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 9, 2022.
90
Susilawati,“Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 9, 2022.
91
“Ibid”
92
Ibu Erawati,“Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 9, 2022.
93
Ibu Baiti,“Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 5, 2022.
Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa Ibu-Ibu di
Desa Kuto Tanjung sebagian besarnya adalah petani oleh karena itu
pandangan Ibu-Ibu terhadap petani sawah satu dengan petani lainnya
sama statusnya sama-sama petani.
Pada penelitian ini juga dapat diketahui bahwa metode atau cara
Ibu-Ibu yang bekerja di sawah dalam meningkatkan hasil pertanian atau
pendapatan sebagai wujud dari salah satu bentuk etos kerja yang
berorientasi produktifitas. Hasil wawancara dengan beberapa informan
dapat dilihat sebagai berikut:
“Saya melakukan peningkatan hasil pertanian atau pendapatan yang kami
peroleh dengan melakukan penambahan lahan sawah, menambah pupuk
dan ditambah lagi untuk pemberantasan hama mbak“ 94

Hasil wawancara juga didukung dengan wawancara informan lainnya:


“Usaha yang saya lakukan dalam peningkatan pendapatan hasil dari
sawah kami mbak, dengan cara bergabung dengan kelompok tani untuk
menambah ilmu pengatahuan saya terhadap pengelolaan lahan
persawahan. Dengan bergabung dengan kelompok tani, saya dapat
bertukar pikiran dengan sesama para petani lainnya, mencari solusi
ketika saya menemui kendala dalam pengolahan lahan sawah saya.”95

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat


disimpulkan bahwa Ibu-Ibu petani sawah di Desa Kuto Tanjung memiliki
pandangan yang berorientasi pada hasil produktifitas pada lahan sawah
mereka. Ibu-Ibu petani sawah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengelola lahan sawah dengan cara melakukan penambahan lahan sawah,
memberikan pupuk pada tanaman padi sawah, memberikan obat
pemberantas hama sehingga hasil produksi terus meningkat.
Pada penelitian ini juga diketahui bahwa etos kerja dapat dilihat
dari peningkatan pengatahuan dalam bidang pertanian. Berikut hasil
wawancara dengan informan:

94
Umi Kalsum, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 5, 2022.
95
Ibu Baiti, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 5, 2022.
“Saya selalu berusaha meningkatkan pengatahuan saya dalam bidang
bertani dengan cara gabung dengan kelompok tani dan mengikuti
penyuluhan pertanian.”96

Pernyataan lainnya dapat dilihat sebagai berikut:


“iya mbak, kami selalu meningkatkan pengatahuan kami mbak. Dengan
cara meningkatkan pengatahuan dalam bercocok tanam dengan cara
mengikuti pelatihan bergabung dikelompok tani, dan penyuluhan
pertanian yang diadakan di desa kita”97

Berdasarkan hasil wawancara dari keseluruhan, dapat diketahui


petani sawah di Desa Kuto Tanjung dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya memiliki etos kerja yang baik.
Etos kerja juga dapat dilihat dari pandangan Ibu-Ibu petani sawah
terhadap masa depan. Seseorang yang memiliki etos kerja tinggi memiliki
pandangan masa depan yang ingin maju dan terus berkembang. Pada
penelitian ini dapat diketahui pandangan Ibu-Ibu petani sawah terhadap
masa depan, melalui hasil wawancara berikut ini:
“Setiap ibu-ibu mbak saya rasa pasti memiliki pandangan terhadap masa
depannya mbak, begitupun dengan saya, harapan saya mbak terhadap
masa depan saya berharap kehidupan saya lebih baik dari pada
sebelumnya dan hasil panen yang kami terima bagus dan memuaskan”98

Pernyataan ini juga dapat diperkuat dengan pernyataan dari


imforman lainnya sebagai berikut:
“pasti mbak, saya memiliki cita-cita terhadap kehidupan keluarga saya
dimasa mendatang. Oleh karenanya saya menyekolahkan anak saya
setinggi mungkin agar kehidupan kami dapat berubah dimasa yang akan
datang”99
Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa Ibu-Ibu
petani sawah di Desa Kuto Tanjung memiliki pandangan terhadap masa
depan. Hal ini dapat dilihat dari Ibu-Ibu memiliki cita-cita terhadap
keluarganya dimasa mendatang.

96
Fatmawati, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 12, 2022.
97
“Ibid”
98
Erawati, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 11, 2022.
99
Fatmawati,: Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 12, 2022.
2. Kendala Ibu-Ibu terkait etos kerja selama menjadi petani sawah di
Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas
Utara.
Hasil wawancara dengan Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa
Kuto Tanjung terkait kendala menjadi petani sawah dapat dilihat sebagai
berikut:
Keseimbangan bekerja dan beribadah merupakan ciri-ciri etos
kerja islami bukan hanya kemampuan mengatur waktu dalam hal
bekerja saja, melainkan kemampuan mengatur waktu dalam bekerja
dan ibadah jangan sampai bekerja mengganggu waktu ibadah. Hasil
wawancara dengan informan terkait keseimbangan bekerja dan ibadah
dapat dilihat sebagai berikut:
“saya tidak punya waktu yang tetap untuk pergi ke sawah. Saya
berangkat ke sawah kadang-kadang jam 7.30 WIB setiap hari cuma
kadang hari sabtu dan minggu saya jarang ke sawah mbak karena
biasanya menghadiri undangan pesta atau acara-acara dihari
terebut”100

Hasil wawancara dengan Ibu-Ibu petani sawah lainnya terkait


kemampuan mengatur waktu bekerja dan beribadah juga dapat dilihat
di bawah ini:
“saya sering kali tidak tepat waktu dalam sholat mbak, apalagi kalau
lagi di sawah, ketika azan dzuhur memanggil, badan masih kotor dan
berkeringat menjadi salah satu alasan saya sering tidak tepat waktu
dalam beribadah”

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa Ibu-Ibu


petani sawah kurang dapat menyeimbangi waktu bekerja dan
beribadah dengan baik , tidak memiliki waktu yang tetap untuk pergi
ke sawah serta sering menunda-nunda waktu beribadah ketika
waktunya telah tiba. Hal ini menunjukkan etos kerja islami Ibu-Ibu di
Desa Kuto Tanjung masih rendah. Bagi seorang muslim yang

100
Juwita, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 2, 2022.
memiliki etos kerja islami yang tinggi maka ia akan menyeimbangi
waktu bekerja dan waktu beribadah.
Untuk mengetahui jawaban dari informan maka penulis
mewawancarai tentang kemampuan informan dalam mengatur waktu
dan kedisiplinan terlihat pada beberapa hasil wawancara dibawah ini:
“Dalam mengatur waktu untuk mengelola sawah saya berangkat
kesawah jam 6.00 WIB setiap hari kecuali hari-hari tertentu yang
mengharuskan saya tidak kesawah mbak, seperti ada hajatan, orang
meninggal, atau ada kegiatan kemasyarakatan lainnya”101

Hasil wawancara dengan Ibu-Ibu yang bekerja di sawah


lainnya terkait mengenai kemampuan mengatur waktu juga dapat di
lihat di bawah ini:
“Saya tidak punya waktu yang tetap kalau kesawah. Saya berangkat
kesawah mbak, kadang-kadang jam 7:00 Wib kadang-kadang siang
tergantung situasi dan keadaan kalau disawah banyak pekerjaan baru
pagi-pagi kesawah”102

Kemampuan mengatur waktu ciri etos kerja wanita dalam hal


ini belum efisien karena kemampuan dalam mengatur waktu belum
sepenuhnya ada dalam diri mereka, dalam hal ini dapat dilihat dari
hasil wawancara di bawah ini:
“Masalah terbesarnya mbak kami kurang bisa dalam mengatur waktu
karna terkadang kami datang juga sudah siang di karnakan banyak
hal lain yang harus di selesaikan seperti mengurus anak dan rumah
tangga.”103
Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa Ibu-Ibu
yang bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung kurang dapat mengatur
waktu dalam bekerja atau tidak memiliki waktu yang tetap untuk pergi
kesawah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengatur waktu
Ibu-Ibu masih rendah.
Hasil wawancara dengan informan terkait kedisiplinan dalam
mengerjakan pekerjaan di sawah dapat dilihat sebagai berikut:

101
Ita Sapitri, “Wawancara Petani Padi,” Direct February 28, 2022.
102
Masjadi,”Wawancara Petani Padi,” Direct February 28, 2022.
103
Masjadi,”Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 5, 2022.
“Untuk memperoleh hasil yang maksimal saya mecoba disiplin walau
lebih banyak datang telat mengerjakan pekerjaan disawah yang saya
miliki, Intinya mbak saya kurang disiplin walau niat dalam hati itu
ada”.104

Jawaban di atas juga diperkuat dengan jawaban informan lainnya


berikut ini:

“Itulah mbak kendala yang saya hadapi beberapa tahun terakhir ini
saya kurang disiplin dalam mengelola padi sawah saya. Karna faktor
harga pupuk yang mahal sedangkan diwaktu panen harga beras
murah jadi sering tidak balik modal mbak bukannya untung malah
buntung mbak miris mbak ”.105

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa ibu-ibu yang


bekerja disawah di Desa Kuto Tanjung memiliki disiplin yang kurang
baik, hal ini ditandai dengan Ibu-Ibu yang kurang disiplin dalam
mengelola sawah.
Pada penelitian ini dapat dilihat terkait kendala Ibu-Ibu yang
bekerja di sawah, dilihat dari tingkat komitmen Ibu-Ibu dalam
mengelola sawah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hasil
wawancara dengan beberapa informan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
“komitmen saya dalam bekerja sebagai petani sawah adalah agak
kurang mbak. Hal ini di karnakan pertumbuhan ekonomi yang
semakin pesat membuat saya tidak cocok lagi menjadi petani. Selain
itu hasil menjadi petani juga tidak dapat mencukupi kebutuhan
keluarga saya dengan layak. Saya sering malas-malasan pergi
kesawah mbak”106
Pernyataan informan lainnya terkait komitmen petani sawah
dapat dilihat sebagai berikut:
“Saat ini saya mempunyai pekerjaan sampingan buka warung di
depan rumah saya sehingga untuk mengurus sawah saya sedikit
terbangkalai. Saya sering terlambat kesawah jika sibuk diwarung,
kemudian saya juga kurang memperhatikan kondisi tanaman padi
saya”107

104
“Ibid”
105
Umi Kalsum,“Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 5, 2022.
106
Masjadi, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 5, 2022.
107
Umi Kalsum, “Wawancara Petani Padi,” Direct Maret 5, 2022..
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani sawah di atas,
maka dapat diketahui bahwa Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa
Kuto Tanjung memiliki komitmen yang kurang baik terhadap
pekerjaanya.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Etos kerja Ibu-Ibu yang bekerja di sawah terhadap peningkatan
pendapatan keluarga di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu
Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara dalam peningkatan
pendapatan keluarga.
Bekerja merupakan fitrah sekaligus merupakan salah satu
identitas manusia, dengan cara bekerja dan berusaha manusia bisa
mendapatkan penghasilan serta memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan
hasil penelitian mengenai etos kerja wanita dalam peningkatan
pendapatan keluarga Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto
Tanjung, maka diketahui bahwa etos kerja Ibu-Ibu yang bekerja di
sawah di Desa Kuto Tanjung seperti : memiliki moralitas bersih atau
ikhlas, berorientasi produktifitas, pemenuhan kebutuhan keluarga,
Peningkatan pengetahuan dalam bidang pertanian dan pandangan masa
depan.
Berdasarkan hasil penelitian terkait etos kerja tentang memiliki
moralitas bersih atau ikhlas. Diketahui bahwa Ibu-Ibu yang bekerja di
sawah di desa Kuto Tanjung memiliki moralitas hidup sebagai petani
yang ikhlas walaupun terkadang sikap ikhlas tersebut menurun karna
kebutuhan hidup dan tuntutan zaman, hal ini ditandai dengan sikap Ibu-
Ibu yang putus asa dengan ketentuan takdir sebagai seorang petani
sawah di Desa Kuto Tanjung. Munculnya rasa tidak ikhlas dalam diri
Ibu-Ibu yang terkadang muncul dapat membuat sikap tidak bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya dan tempat ia bekerja. Sikap ikhlas itu
sangat penting dalam pekerjaan dan etos kerja.
Kebutuhan keluarga terdiri dari berbagai macam kebutuhan
seperti kebutuhan primer atau bisa disebut juga kebutuhan alamiah,
karna kebutuhan ini berkaitan erat dengan kodrat kita sebagai manusia.
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang mutlak yang harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Atau disebut juga dengan
kebutuhan pokok. Seandainya kebutuhan primer tidak terpenuhi maka
kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Kebutuhan sekunder atau
kebutuhan pelengkap sejalan dengan tingkat kebudayaan masyarakat
setempat tempat seorang hidup atau bertempat tinggal, contoh
kebutuhan sekunder itu seperti televisi, buku dan lain sebagainya.
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan hanya dapat dipenuhi oleh
sebagian kecil masyarakat yang memiliki ekonomi biaya tinggi atau
orang-orang kaya.
Berdasarkan hasil penelitian terkait etos kerja tentang
pemenuhan kebutuhan keluarga dapat disimpulkan bahwa dalam
memenuhi kebutuhan keluarga Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa
Kuto Tanjung dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarganya
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah di
lakukan yang menyatakan bahwa secara pemenuhan kebutuhan
primer, Ibu-Ibu di Desa Kuto Tanjung dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya. Pemenuhan yang di maksud dalam penelitian ini yaitu
pemenuhan terhadap kebutuhan anak pemenuhan kebutuhan dirinya
sendiri dan pemenuhan kebutuhan orang-orang yang tinggal
dengannya.
Berdasarkan hasil penelitian terkait etos kerja berorientasi
produktifitas diketahui bahwa Ibu-Ibu petani sawah di Desa Kuto
Tanjung memiliki pandangan yang berorinetasi pada hasil
produktifitas lahan sawah mereka untuk meningkatkan hasil panen.
Ibu-Ibu di Desa Kuto Tanjung terus menggali informasi- informasi
terkait pengembangan komfetensi sebagai petani dengan cara
bergabung sebagai kelompok tani.
Berdasarkan hasil penelitian terkait etos kerja dalam
peningkatan pengatahuan di bidang pertanian diketahui bahwa Ibu-
Ibu petani sawah di Desa Kuto Tanjung memiliki etos kerja yang
baik. Hal ini dilihat dari Ibu-Ibu selalu berusaha meningkatkan
pengatahuan di bidang pertanian dengan cara meningkatkan
pengatahuan dalam bercocok tanam, mengikuti pelatihan, bergabung
dengan kelompok tani dan penyuluhan yang di adakan di Desa.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terkait etos kerja
pandangan terhadap masa depan, Ibu-Ibu di Desa Kuto Tanjung
memiliki pandangan masa depan yang baik Ibu-Ibu petani sawah
berharap dimasa akan mendatang mendapatkan hasil panen yang lebih
memuaskan, menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi
berharap kehidupan dimasa mendatang jauh lebih baik dari yang
sekarang.
Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung sangat
menyadari bahwa bekerja merupakan tanggung jawab moral terhadap
masyarakat, keluarga, dan dirinya sendiri. Hal ini juga tercantum
dalam firman Allah Swt dalam surat Ar-ra‟ad, (13):11
ْ‫اٌَِّ اهللَ نَا ُيغَيِّزُ يَا بِقَىْوٍ حَتَّئ ُيغَيِّزُوْا يَا بِاََْفُسِهِى‬
Artinya :” Sesungguhnya Alllah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Q.S.
Ar-ra‟ad [13];11. 108

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak menghendaki


hamba-Nya hanya berdoa saja tanpa berusaha. Manusia di haruskan untuk
mempunyai semangat yang tinggi supaya selalu bergerak maju kearah
yang lebih baik, karna islam tidak suka sifat malas dan miskin, karna
miskin mendekati kekufuran.

108
Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Tajwid Aliyan. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2016.
2. Kendala Ibu-Ibu terkait etos kerja selama menjadi petani sawah
di Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi
Rawas Utara.
Berdasarkan hasil penelitian terkait kendala Ibu-Ibu yang
bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung kecamatan Ulu Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara antara lain: Kemampuan mengatur
waktu, kedisiplinan serta Komitmen Ibu-Ibu dalam mengelola sawah.
Berdasarkan hasil penelitian terkait etos kerja tentang
keseimbangan bekerja dan beribadah ibu-ibu. Diketahui bahwa Ibu-Ibu
yang bekerja di sawah di desa Kuto Tanjung memiliki etos kerja yang
rendah hal ini ditandai dengan Ibu-Ibu sering menuda-nunda sholat di
waktu adzan memanggil, belum bisa mengimbangi waktu kerja dan
waktu beribadah.
Berdasarkan hasil penelitian terkait tentang kendala Ibu-Ibu
bertani sawah di Desa Kuto Tanjung dalam mengatur waktu diketahui
bahwa Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di desa Kuto Tanjung kurang
dapat mengatur waktu, dalam bekerja atau tidak memiliki waktu yang
tetap untuk pergi kesawah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
mengatur Ibu-Ibu di Desa Kuto Tanjung masih rendah. Bagi seseorang
yang memiliki semangat kerja yang tinggi maka ia tidak akan mensia-
siakan waktu, karna memahami dan merasakan betapa berharganya
waktu karna satu detik waktu berlalu tidak akan kembali. Waktu
adalah deposito yang tinggi atau yang paling berharga yang di
anugrahkan Allah SWT secara gratis dan merata pada setiap orang.
Berdasarkan hasil penelitian terkait kendala ibu-ibu yang
bekerja di sawah mengenai kedisiplinan Ibu-Ibu dalam mengelola
sawah, bahwa Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di desa Kuto Tanjung
memiliki disiplin kerja yang kurang baik, hal ini ditandai dengan
Ibu-Ibu yang kurang memperhatikan rutinitas yang harus dilakukan
dalam perkembangan padi, maupun dalam ketepatan waktu untuk
pergi kesawah.
Berdasarkan hasil penelitian dengan petani sawah terkait
komitmen Ibu-Ibu dalam mengelola sawah, maka dapat diketahui
bahwa Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung memiiki
komitmen yang kurang baik terhadap pekerjaanya. Hal ini di
tunjukkan dari sikap Ibu-Ibu petani sawah di Desa Kuto Tanjung
dalam pengelolaan sawah belum terlalu maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di atas
hendaknya Ibu-Ibu Petani sawah dapat meningkatan lagi nilai-nilai
etos kerja seperti keseimbangan bekerja dan beribadah, kemampuan
mengatur dengan baik, kedisiplinan, serta komitmen. Supaya nilai-
nilai etos kerja yang dimiliki Ibu-Ibu dapat mengaktualisasikan
dirinya sebagai hamba Allah yang melahirkan hasil pekerjaan yang
baik dan bermanfaat.
Hasil penelitian ini senada dengan pendapat Toto Tasmara
beliau mengatakan salah satu bentuk kerja adalah memiliki komitmen
kerja yaitu merupakan sikap serta perilaku seseorang yang berkaitan
dengan keinginan kuat seseorang untuk mempertahankan usahanya
serta mendukung dan menjalankan tujuan organisasi atau perusahaan
penuh suka rela, serta komitmen kerja lebih dari kesetiaan namun
lebih kepada ikatan batin anggota terhadap anggota organisasinya.
Komitmen kerja di penuhi karakteristik individu yang
pengaruh seperti usia, masa kerja, tingkat pendidikan, kepribadian,
serta hal-hal yang menyangkut individu tersebut (Karakter).
Dijelaskan pula, bahwa semakin lama masa kerja maka semakin tinggi
komitmen kerja yang dimilikinya. Selain itu peran gender juga dapat
berpengaruh terhadap organisasinya, namun peran gender ini tidak
semata-mata perbedaan gender saja namun juga dengan jenis
pekerjaan yang diberikan dan keyakinan terhadap kemampuan yang
dimilikinya.109

109
Ali, A, Islamic Perspective on management And Organization, (Edwar elga, 2005), 18.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Etos kerja Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung
dilihat dari ibu-ibu membantu pemenuhan kebutuhan keluarga,
berorientasi produktifitas, meningkatkan peningkatan
pengatahuan di bidang pertanian, serta pandangan Ibu-Ibu
terhadap masa depan yang memprioritaskan pendidikan anak,
sudah cukup baik. Walaupun terkadang memiliki moralitas
bersih atau ikhlas yang menurun karna kebutuhan hidup dan
tuntutan zaman karena sikap ikhlas itu sangat penting dalam
pekerjaan dan etos kerja.
2. Kendala Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto Tanjung
terkait etos adalah hal ini ditandai ibu-ibu belum bisa
menyeimbangi antara waktu kerja dan beribadah, kurang dapat
mengatur waktu dalam mengelola sawah, komitmen, serta
kedisiplinan yang masih rendah, sehingga dalam pemenuhan
kebutuhan hanya bisa mencukupi kebutuhan primer saja. Jadi
secara keseluruhan etos kerja Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di
Desa Kuto Tanjung masih kurang baik hal ini dilihat
banyaknya kendala-kendala Ibu-Ibu selama bekerja di sawah.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto
Tanjung meningkatkan nilai-nilai etos kerja yang telah dimiliki
selama ini seperti membantu pemenuhan kebutuhan keluarga,
berorientasi produktifitas, meningkatkan pengatahuan di bidang

60
pertanian, memiliki pandangan terhadap masa depan, serta
memiliki moralitas bersih atau ikhlas.
2. Hendaknya Ibu-Ibu yang bekerja di sawah di Desa Kuto
Tanjung dapat menyikapi dengan baik terkait kendala-kendala
yang di hadapi selama bertani sawah agar hasil panen yang di
dapatan jauh lebih baik dari yang sebelumnya sehingga dalam
membantu pemenuhan kebutuhan keluarganya jauh lebih
maksimal.

C. Implikasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan dalam penelitian Etos
kerja wanita dalam peningkatan pendapatan keluarga di Desa Kuto
Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara. Peneliti
melihat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lagi bagi Ibu-Ibu tentang
bagaimana mengatur waktu dengan baik, menjaga kedisiplinan agar lebih
baik lagi supaya dalam pemenuhan kebutuhan keluarga tidak ada lagi
kendala-kendala. Diharapkan kedepannya hasil penelitian ini bisa menjadi
referensi ilmiah dalam ilmu eknomi khususnya bagi yang ingin
mengatahui tentang etos kerja wanita dalam peningkatan pendapatan
keluarga.

61
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an:
Agama RI, Depertemen. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Tajwid Aliyan. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2016.
Buku:
Anoraga, Panji . Pisikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Asy‟arie, Musa. Islam Etos Kerja Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Yogyakarta: Lesfi 2007.
Boediono. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2002.
Cholil, Mansyur. Tinjauan tentang Keluarga. Bandung: Masa Agung, 2013.
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sumatra Selatan, Tahun 2022.
Enzir. Metode Penelitian Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada,
2010.
Friedman. Ajar Tentang Keluarga. Jakarta: EGC, 2010.
Ibrahim, Edi Kumanto. Metode Penelitian Kualitatif Bandung: CV Alfabeta,
2015.
Indrawan, Ruli Popi Yaniwati. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan
Campuran Untuk Manajemen, Pembangunan Pendidikan , Bandung: PT
Reflika Aditama, 2014.
Luth, Thohir. Antara Perut Dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Gema Instani Press, 2016.
Majid, Nucholis. Islam Doctrin Dan Peradaban. Jakarta : Wakaf Paramdina,
2005.
Mubyanto. Pengantar Ekonomi Pertanian . Jakarta : Lembaga Penelitian,
Pendidikan Dan Penerapan Ekonomi Sosial, 2009.
Mooduto and Arie. Ekonomi Islam: Pilihan Mutlak Seorang Muslim. Jakarta:
Gramedia, 2014.
Mardiasmo. Perpajakan: Edisi 19. Yogyakarta: Anggota Ikapi 2019.
Panji Anoraga. Pisikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta Media, 2011.
Rusman. Pendapatan Menurut Akuntansi Keuangan Sumatra Utara, 2019.
Sumatra Selatan, Gubernur. Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Sumatra Selatan, Nomor 746 Tahun 2022.
Sinungan, Muchadarsyah. Produktivitas Apa Dan Bagaimana. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi : Teori Pengantar , Edisi Ketiga. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2016.
Sunuharjo Bambang, Swasto. Kemiskinan Dan Kebutuhan Pokok. Jakarta:
Yayasan Ilmu, 2009.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D . Bandung: Alfabeta,
2021.
Sinamo, Jansen. Etos Kerja; 21 Etos Kerja Profesional DI Era Digital Global
Edisi 1, Jakarta : Institut Darma Mahardika, 2002.
Subagyono, Joko. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2014.
Rusman. Pendapatan Menurut Akuntansi Keuangan Sumatra Utara, 2019.
Teba, Sudirman. Bekerja Dengan Hati: Bagaimana membangun Etos Kerja
Dengan Spritualitas Religius. Jakarta: 2010.
Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Pres,
2018.
Jurnal
Bagus Muhammad Ramadan. “Etos Kerja Islami Pada Kinerja Bisnis Pedagang
Muslim” Jurnal, 2019.
Djanan Ahmad Asifuddin . “ Etos Kerja Islami: Telaah Psikologi” Thesis, 2004.
Ema Fatimah and Lusiana. “Siri‟ Sebagai Motivasi Dan Etos KerjaPerempuan
Bugis Dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga,” Jurnal, Ekonomi Dan
Ekonomi Syariah, no. 2 Juni 2022.
Farihah, Irzum. “Etos Kerja Dan Kuasa Perempuan Dalam Keluarga: Studi Kasus
Keluarga Nelayan, Di Berondong Lamongan Jawa Timur,” Jurnal,
Dakwah STAIN Kudus, no.1 Juni 2015.
Kirom, Cihwanul. “Etos kerja dalam islam” Joernal Of Sharia Economic Law
Vol. 1 No1, 2018.
Mahila, Sarifa. “Kebutuhan Hidup Layak Dan Pengaruhnya Terhadap
Penetapan Upah Minimum Provinsi Ditinjau Dari Hukum
Ketenagakerjaan.” Jurnal, Vol.14 No.2 Tahun 2014.
Novi Muharotun. “Islam Dan Etos Kerja Petani Jamur Desa Agrosari Sedayo
Bantul Yogyakarta” Skripsi, 2 Februari, 2019.
Rizalmi M Dewantara and Achmad Mujab Syukur, Jurnal, “Jiwa Muda Yang
Pantang Menyerah,” Vol.7 no. 01 Januari 2018.
Putri, Arya Dwiandana Nyoman Djinar Setiawina. “Pengaruh Umur,Pendidikan,
Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Desa
Berandem.” Jurnal, Vol. 2 April, 2013.
Pasandaran, Effendi. “Alternatif Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Sawah
Beririgasi Di Indonesia” Jurnal, vol. 25. 2006.
Solekah, “Religiulitas Dan Etos Kerja Perempuan Petani Di Desa Olo‟Onua
Kabupaten Konawe,” Jurnal, Mercusuar, no.1. Juli 2021.
Samsul Kurniawan and Bayu Suratman, “Bertani Padi Dan Etos Kerja Petani
Perempuan Dari Suku Melayu Sambas,”Jurnal, Studi Gender Dan Anak,
Juli 21, 2018.
Setia Gumilar and Ahmad Sahidin. “Etos Kerja Urang Sunda: Ti Bihari Ka
Kiwari,” Jurnal, Ilmiah Peradaban Islam, no. 2. Desember 17, 2019.
Wawancara:
Arsal, ”Wawancara Operator Desa Kuto Tanjung,” Direct Februari 28, 2022.
Baiti. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 5, 2022.
Hidayat. ”Wawancara Sekretaris Desa Kuto Tanjung.” Direct, Oktober 15, 2021.
Halimah, Siti. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 8, 2022.
Fatmawati. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 12, 2022.
Juwita. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 3, 2022.
Kalsum, Umi. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 11, 2022.
Masjadi. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Februari 28, 2022.
Putri, Eka. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 3, 2022.
Rosdiana. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 6, 2022.
Syukri, Ahmad . “Wawancara Kepala Desa Kuto Tanjung.” Direct, Oktober 15,
2021.
Saputra, Arif . ” Wawancara Ketua BPD Desa Kuto Tanjung,” Direct, oktober 29,
2022.
Susilawati. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 9, 2022.
Sapitri, Ita. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Februari 28, 2022.
Wati, Era. “ Wawancara Petani Padi.” Direct, Maret 9, 2022.
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN
Etos kerja wanita dalam peningkatan pendapatan keluarga di desa Kuto
Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara.
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Usia/Umur :

Daftar pertanyaan dengan perangkat desa


1. Berapa jumlah Ibu-Ibu yang bekerja di sawah milik sendiri?
2. Berapa jumlah Ibu-Ibu yang bekerja di sawah milik orang lain?
3. Menurut Bapak/Ibu apakah dengan hasil panen padi Ibu-Ibu dapat
memenuhi kebutuhan keluarganya?
4. Berapa persen pembagian hasil panen padi di desa Kuto Tanjung untuk
pemilik sawah dan penggarap sawah serta bagaimana sistem bagi
hasilnya?
Daftar pertanyaan Ibu-Ibu petani sawah
1. ( Indikator keseimbangan antara bekerja dan beribadah)
a. Bagaimana cara Ibu-Ibu menyeimbangi antara waktu kerja dan
waktu beribadah?
b. Apa ada kendala selama Ibu-Ibu bekerja di sawah terkait ketepatan
waktu beribadah?
2. ( Indikator memiliki moralitas bersih atau ikhlas)
a. Bagaimana cara Ibu-Ibu menyikapi kehidupan sebagai petani
sawah?
b. Apakah Ibu-ibu sudah cukup bahagia hidup berprofesi sebagai
petani sawah?
3. ( Indikator kemampuan mengatur waktu)
a. Apakah dalam mengelola sawah Ibu-Ibu dapat mengatur waktu?
b. Apakah Ibu-Ibu pergi ke sawah setiap hari atau hanya hari-hari
tertentu?
4. (Indikator komitmen )
a. Bagaimana komitmen Ibu-Ibu dalam mengelola sawah ?
b. Apa saja yang menjadi kendala sehingga komitmen Ibu-Ibu kurang
baik?
5. ( Indikator kedisiplinan)
a. Bagamana kedisiplinan Ibu-Ibu dalam mengelola sawah?
b. Apa saja yang menjadi kendala sehingga Ibu-Ibu kurang disiplin
dalam mengelola sawah?
6. ( Indikator berorientasi produktifitas)
a. Bagaimana cara Ibu-ibu untuk meningkatkan hasil panen?
b. Bagaimana cara Ibu-Ibu meningkatkan pengetahuan di bidang
pertanian?
7. (Indikator Haus terhadap Ilmu/ Pemenuhan kebutuhan keluarga)
a. Apakah Ibu-Ibu sudah cukup puas terhadap Ilmu yang Ibu
dapatkan selama mengikuti pelatihan dan penyuluhan tentang
bertani sawah?
a. Apakah dengan cara bertani pemenuhan kebutuhan keluarga
tercukupi
8. ( Indikator pandangan masa depan)
a. Bagaimana pandangan Ibu-Ibu di masa akan datang?
b. Apa saja yang menjadi harapan Ibu-Ibu di masa akan datang?
DATA RESPONDEN
No Nama Usia Lama Bekerja Status Kepemilikan

1 Ratna Sari 35 3 Tahun Milik orang lain


2 Dewi Kumala 35 4 Tahun Milik orang lain
3 Mardiana 32 7 Tahun Milik orang lain
4 Juwita 27 3 Tahun Milik orang lain
5 Nurbaiti 50 15 Tahun Milik sendiri
6 Khalimah 70 45 Tahun Milik sendiri
7 Masjadi 65 38 Tahun Milik sendiri
8 Maimunah 30 5 tahun Milik orang lain
9 Erawati 28 3 Tahun Milik orang lain
10 Siti Khodijah 72 45 Tahun Milik sendiri
11 Ita Sapitri 35 10 Tahun Milik sendiri
12 Umi Kalsum 42 15 Tahun Milik sendiri
13 Eka Putri 34 10 Tahun Milik sendiri
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Neni Qoratulaini

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Kuto Tanjung, 1 Januari 1999

NIM : 501180151

Alamat : Desa Kuto Tanjung, Kec. Ulu Rawas Kab.

Musi Rawas Utara.

Email : neniqoratul@gmail.com

Nomor Hp : 083172474587

Nama Ayah : Husni Thamrin

Nama Ibu : Umi Kalsum

Pekerjaan Orang Tua : Petani

B. Latar Belakang Pendidikan


1. 2007-2012 : SDN Kuto Tanjung
2. 2012-2015 : SMPN Napallicin Lokal Kuto Tanjung
3. 2015-2018 : SMK Al-Fattah
C. Pencapaian Yang Diraih
1. Juara 3 MTQ Tartil Qur‟an Tingkat Kecamatan Tahun 2013.
2. Juara 2 Cerdas Cermat Tingkat Kecamatan Tahun Tahun 2014.
D. Motto Hidup
“Usahakan Hari ini lebih baik dari hari kemaren dan hari esok lebih baik
dari hari ini”.

Anda mungkin juga menyukai