Anda di halaman 1dari 127

PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TANETE


KECAMATAN BONTOMATENE KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR

SKRIPSI

OLEH

SARTIKA MUSLIMAWATI

NIM 105721113916

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

v
HALAMAN JUDUL

PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA DALAM MENINGKATKAN

PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TANETE KECAMATAN

BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Oleh

SARTIKA MUSLIMAWATI

105721113916

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Manajemen pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

vi
vii
viii
ix
ABSTRAK

Sartika Muslimawati, 2020. “Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Meningkatkan


Pendapatan Masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kab. Kep.
Selayar”. Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing 1 Akhmad
dan Pembimbing 2 Zalkha Soraya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemberdayaan petani


kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete serta
kendala yang dihadapi dalam hal pemberdayaan petani kelapa. Metode
penelitian menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan jenis data
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan studi kepustakaan. Metode analisis data dilakukan mulai dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan yang dilakukan
pemerintah atau dinas terkait belum maksimal dan pendapatan yang diperoleh
petani dari hasil pengolahan kelapa masih rendah. Ada beberapa hal yang
menjadi kendala dalam pemberdayaan petani kelapa salah satunya yaitu
Kurangnya kesadaran dari petani kelapa untuk melakukan inovasi terhadap
produk olahan kelapa yakni dari pengolahan dari kopra biasa menjadi kopra
putih. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kompetensi yang dimiliki para
petani mulai dari pendidikan, keterampilan, dan wawasan sehingga
perkembangan yang lambat dan pendapatan masih rendah.

Kata Kunci : Pemberdayaan Petani Kelapa, Pendapatan Masyarakat.

x
ABSTRACT

Sartika Muslimawati, 2020. “Empowerment of coconut farmers in increasing


community income in Tanete Village, Bontomatene subdistrict Selayar Island
Regency. Thesis Management Study program faculty of Economics and
Business Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Supervisor 1
Akhmad, and Advisor 2 Name is Zalkha Soraya.

This study aims to determine the efforts to empower coconut farmers in


increasing community income in the Tanete Village and knowing the obstacles
faced in empowering coconut farmers. Research method using descriptive
method by using qualitative data type. Data collection techniques were carried
out by means of observation, interview, and literature study. Data analysis
method are carried out starting from data collection, data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. The result of the study show that the
empowerment efforts carried out by the government or related agencies have not
been maximal so the the income earned from coconut processing in still low.
There are several things that become obstacles in empowering coconut farmers
one of which is a lack of awareness from farmers to innovate processed coconut
products, from processing ordinary copra into white koopra. This is because to
the limited competence of farmers, starting from skills, education, and insight, so
that development is slow and income is still low.

Keywords: empowerment of coconut farmers, community income.

xi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti di berikan kepada setiap

hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian yang berjudul

“Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat di Desa Tanete Kec. Bontomatene Kab. Kep Selayar”. Shalawat

serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW

beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah menjadi suri

tauladan yang baik bagi ummatnya dan untuk berbuat kebajikan.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar dan untuk memperoleh gelar Sarjana

Manajemen.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua yaitu Bapak Andi Akhmad dan Ibu Andi Alang yang

senantiasa memberi semangat, serta kasih sayang dan doa yang tulus dan tanpa

pamrih. Ucapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada saudara saudari

tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir

studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan

doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya

penerang kehidupan dunia dan akhirat.

xii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula pengharga

an yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulog, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muhammad Nur Rasyid, SE., MM selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Akhmad, SE., M.Si selaku pembimbing 1 yang senangtiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

skripsi bisa selesai dengan baik.

5. Ibu Zalkha Soraya, SE., MM selaku pembimbing 2 yang telah berkenan

meluangkan waktu membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga

ujian skripsi.

6. Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Rekan rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Manajemen angkatan 2016 dan teman teman kelasku tercinta dari kelas

Man 16 D yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan

dorongan dalam aktivitas studi penulis

xiii
8. Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa penulis tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungan sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa pembuatan skripsi

ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

penulis berharap kepada semua pihak agar dapat menyampaikan kritik dan

saran yang membangun untuk menambah kesempurnaan skripsi ini.

Mudah mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii sabilil Haq, fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, 31 Oktober 2020

Penulis

xiv
PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini

saya persembahkan kepada Kedua Orang Tuaku tercinta

Ibu Andi Alang, S.Pd dan Bapak Andi Akhmad, S.Pd

Yang senang tiasa memberikan dukungan baik berupa material, motivasi,

dan kasih sayang, serta doa yang tiada hentinya untuk

keberhasilan anak anaknya. Untuk saudara-saudariku juga

terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya

sehingga saya dapat menyelesaikan study dengan baik

MOTTO HIDUP

Hidup terus berjalan,

Kita tidak pernah tau bagaimana rencana tuhan kedepannya,

Tetaplah bersyukur dan nikmati setiap peran kita di kehidupan ini.

Dan lakukanlah yang terbaik untuk bermanfaat bagi banyak orang.

xv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ............................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7

A. Manajemen Sumber Daya Manusia ........................................................... 7

B. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ...................................................... 8

C. Pendapatan Masyarakat ............................................................................ 16

D. Tinjauan Empiris ........................................................................................ 18

E. Kerangka Pikir ............................................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 23

xvi
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 23

C. Informan Penelitian .................................................................................... 23

D. Sumber Data .............................................................................................. 24

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 29

A. Gambaran Umum Desa Tanete ................................................................. 29

B. Karakteristik Informan Penelitian ................................................................ 34

C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 35

D. Analisis dan Interpretasi ............................................................................. 50

BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 71

A. Kesimpulan ............................................................................................... 71

B. Saran ........................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 74

LAMPIRAN

xvii
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 18

TABEL 4.1 Data Kependudukan Desa Tanete ....................................................... 31

TABEL 4.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tanete ...................................... 32

TABEL 4.3 Keadaan penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........................... 32

TABEL 4.4 Data Luas Lahan Pertanian ................................................................. 33

TABEL 4.5 Karakteristik Informan Penelitian ......................................................... 34

TABEL 4.6 Rata Rata Pendapatan Pengolahan Kopra Asap ................................. 58

TABEL 4.7 Rata Rata Pendapatan Pengolahan Kopra Putih ................................. 59

xviii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 21

GAMBAR 4.1 Skema Pengolahan Kelapa Kopra ................................................... 52

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat harus

diikuti dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dan

unggul karena kelangsungan dan keberhasilan suatu organisasi sangat

tergantung kepada sumber daya manusia yang mendukungnya. Sumber

Daya Manusia merupakan seluruh kemampuan atau potensi penduduk

yang berada dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri

demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembangunan. Sumber daya manusia merupakan hal yang

sangat penting dalam hal pembangunan, karena sumber daya manusia

yang rendah menjadikan masyarakat kurang mampu dalam melihat dan

mengatasi permasalahan hidupnya dalam rangka untuk mencapai suatu

kemajuan maka potensi potensi yang ada dalam diri seseorang haruslah

dikembangkan secara teratur dan terencana. Maka dari itu upaya

pemberdayaan sumber daya manusia merupakan suatu hal yang sangat

perlu dan harus untuk dilakukan.

Pemberdayaan sumber daya manusia dilakukan dengan cara

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi

pengetahuan maupun keterampilan. Pemberdayaan sumber daya

manusia dalam hal ini masyarakat ditujukan untuk mewujudkan manusia

pembangunan yang berbudi luhur, tangguh, cerdas, terampil, mandiri,

bekerja keras, produktif, kreatif dan inovatif guna meningkatkan

1
2

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkan dan memperkuat potensi yang dimiliki agar

menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Petani merupakan salah satu mata pencaharian yang paling

banyak digeluti oleh masyarakat. Sehubung dengan itu kegiatan

pemberdayaan masyarakat dalam hal ini petani dapat diartikan sebagai

suatu usaha untuk membentuk para masyarakat agar menguasai

berbagai kemampuan dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan

efisien. Pembangunan pertanian sangat tergantung kepada sumber daya

manusia yang ada didalamnya. Apabila sumber daya manusia memiliki

motivasi yang tinggi dan kreatif serta mampu mengembangkan inovasi

maka pembangunan pertanian dapat dipastikan semakin baik. Oleh

karena itu perlu diupayakan pemberdayaan petani untuk meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia yang akan berdampak kepada

pendapatan yang diperoleh.

Pendapatan masyarakat merupakan sejumlah penghasilan yang

diterima oleh anggota masyarakat sebagai balas jasa atas usaha yang

diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Pendapatan

mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, dengan

bertambahnya pendapatan bukan hanya barang yang dikonsumsi akan

bertambah tetapi juga kualitas barang tersebut akan ikut menjadi

perhatian. Program pemberdayaan masyarakat dalam hal ini para petani

dilakukan dengan berupaya menjadikan para petani diberdayakan

sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat.


3

Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi negara

negara Asia dan Pasifik dan telah lama dikenal oleh masyarakat

Indonesia. Hal ini terlihat dari penyebaran tanaman kelapa di hampir

seluruh wilayah nusantara yaitu Sumatera dengan area 1,20 juta Ha

(32,90%), Jawa 0,903 juta Ha (24,30%), Sulawesi 0,716 juta Ha

(19,30%), Bali, NTB, NTT 0,305 juta ha (7, 80%) dan Kalimantan 0,277

juta ha (7,50%) (Nogoseno 2003). Kelapa merupakan mata pencaharian

jutaan petani yang mampu memberikan penghidupan bagi puluhan juta

keluarga. Kelapa memiliki banyak manfaat karena hampir semua bagian

kelapa bisa diolah atau dimanfaatkan oleh manusia mulai dari buah,

batang, bahkan daunnya. Maka dari itu kelapa sering dianggap sebagai

tumbuhan serbaguna terlebih bagi wilayah pesisir.

Kabupaten Kepulauan Selayar adalah salah satu kabupaten yang

terletak di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas sebesar 10.503,69 km²

(wilayah daratan dan lautan) dan berpenduduk sebanyak ±134.000 jiwa.

Kabupaten Selayar memiliki 11 kecamatan dan ada 88 desa. Salah

satunya yaitu Kecamatan Bontomatene dengan 12 desa didalamnya.

Desa Tanete adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan

Bontomatene. Desa Tanete merupakan salah satu wilayah yang banyak

ditumbuhi pohon kelapa sehingga sebagian besar masyarakat di Desa

Tanete mata pencahariannya sebagai petani kelapa. Akan tetapi,

Pengolahan kelapa yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tanete

masih sangat kurang, hal itu dikarenakan rendahnya pengetahuan

masyarakat untuk mengelola hasil perkebunan mereka, sehingga

diperlukan pengolahan yang lebih bermanfaat dan inovatif bagi


4

masyarakat sekitar, karena pengelolaan kelapa di Desa Tanete selama ini

hanya sebatas untuk dijadikan minyak dan kelapa kopra.

Kondisi perekonomian masyarakat di Desa Tanete masih sangat

perlu ditingkatkan. Walaupun sebagian besar masyarakat di Desa Tanete

terkesan mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari tapi tidak bisa

dipungkiri bahwa kebanyakan masyarakat hidup serba pas-pasan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan masyarakat dengan mata

pencaharian bertani kelapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari hari yang dikarenakan harga jual kelapa yang tidak stabil, dan

untuk pengelolaannya butuh tenaga yang besar karena semuanya serba

manual. Sebagian besar masyarakat di Desa Tanete kurang mampu

dalam melihat peluang yang ada. Selain itu tingkat pendidikan dan

pengetahuan masyarakat di Desa Tanete bisa dikatakan masih sangat

kurang yaitu mengenai cara bercocok tanam yang baik, sampai kepada

cara pemanfaatan kelapa yang maksimal yang bisa bernilai ekonomi

sehingga berpengaruh bagi peningkatan pendapatan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat di Desa Tanete dalam hal ini petani kelapa

sangat perlu dilakukan untuk memandirikan masyarakat, yang pastinya

untuk memampukan dan membangun kekuatan untuk memajukan diri ke

arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat dipandang sangat penting untuk

mewujudkan perekonomian yang seimbang, berkembang dan berkeadilan

serta menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha

masyarakat untuk menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Dan yang

paling utama dengan adanya pemberdayaan petani kelapa di Desa


5

Tanete bisa berpengaruh bagi peningkatan pendapatan masyarakat itu

sendiri. Dengan peran yang sangat penting sebagai pemutar roda

perekonomian negara, maka perlunya pemberdayaan masyarakat petani,

sehingga mempunyai power yang mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul “Pemberdayaan Petani Kelapa

dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Tanete

Kecamatan Bontomatene Kab. Kep. Selayar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini:

1. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam hal pemberdayaan petani

kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam hal pemberdayaan petani

kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut

maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam hal pemberdayaan

petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa

Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.


6

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam hal pemberdayaan

petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa

Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan teori teori yang didapat dan dipelajari

selama mengikuti perkuliahan yang berhubungan dengan masalah

yang dikemukakan, serta menambah wawasan dalam bidang ilmu

Manajemen SDM khususnya tentang pemberdayaan sumber daya

manusia yaitu petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat di Desa Tanete Kec. Bontomatene Kab. Kep. Selayar

2. Bagi Pembaca

Sebagai sarana pengetahuan mahasiswa dan sebagai sumber

bahan bacaan secara khususnya menjadi referensi untuk penelitian

lebih lanjut.

3. Bagi Instansi

Sebagai bahan pertimbangan dan input bagi pihak pemerintah

Desa Tanete dalam melakukan pemberdayaan petani kelapa untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya manusia (SDM) merupakan

bagian dari ilmu manajemen, yang berarti usaha untuk

mengarahkan dan mengelola sumber daya manusia didalam

organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang

diharapkan organisasi. Organisasi yang maju tentu tidak lepas dari

kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, sebaliknya tidak

sedikit organisasi hancur dan gagal karena ketidakmampuannya

dalam mengelola sumber daya manusia.

Hasibuan (2006:10), menjelaskan bahwa manajemen

sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat.

Menurut Mangkunegara (2013:2), menjelaskan bahwa

manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,

pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja

dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

7
8

Pada hakikatnya Manajemen sumber daya manusia

merupakan gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur

manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat

dominan pada setiap organisasi. Oleh sebab itu Manajemen

Sumber Daya Manusia merupakan keseluruhan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

terhadap kegiatan organisasi.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Adapun fungsi fungsi manajemen SDM, seperti halnya

fungsi manajemen umum. Menurut G.R. Terry dalam bukunya

Principles of Management (Sukarna, 2011:10), membagi empat

fungsi dasar manajemen, yaitu:

a. Planning (perencanaan)

Perencanaan merupakan proses yang menyangkut upaya

yang dilakukan, untuk mengantisipasi kecenderungan di masa

yang akan datang dan penerimaan strategi dan taktik yang

tepat untuk menentukan target dan tujuan organisasi.

Perencanaan merupakan tujuan yang hendak dicapai pada

suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat

agar dapat mencapai tujuan tujuan itu.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian yaitu proses yang menyangkut

bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam

perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang

tetap dan tangguh serta sistem dan lingkungan organisasi


9

yang kondusif dan bisa memastikan bahwa semua pihak

bekerja secara efektif dan efisien.

c. Actuating (penggerakan)

Penggerakan adalah seluruh proses pemberian motivasi

kerja pada bawahan, sehingga mereka mampu bekerja

dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif

dan efisien. Fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong

tenaga pelaksana untuk segera melaksanakan rencana.

d. Controlling (pengendalian)

Pengendalian yaitu proses yang dilakukan untuk

memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah

direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa

berjalan sesuai target yang diharapkan sekalipun berbagai

perubahan terjadi.

B. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

1. Pengertian pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang

atau individu menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam

berbagai hal dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Pemberdayaan berarti seseorang memperoleh keterampilan,

pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatian.

Menurut Sedarmayanti (2016) pemberdayaan sumber

daya manusia adalah suatu proses kegiatan usaha untuk lebih

memberdayakan “daya manusia” melalui perubahan dan


10

pengembangan manusia itu sendiri, berupa kemampuan,

kepercayaan, wewenang dan tanggung jawab dalam rangka

pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi untuk meningkatkan

kinerja sebagaimana diharapkan.

Pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan

kemampuan, motivasi dan peran semua unsur masyarakat agar

dapat menjadi sumber yang langgeng untuk mendukung semua

bentuk usaha kesejahteraan sosial (Huraerah, 2011:96).

2. Pemberdayaan Petani

Pemberdayaan petani (kelompok tani) merupakan upaya

memfasilitasi petani untuk memanfaatkan potensi dan kreativitas

sendiri dalam upaya meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraannya. Menurut Syafa'at (2003), pemberdayaan

merupakan instrumen inti yang dapat digunakan untuk

pengembangan masyarakat. Dengan pengertian tersebut maka

pemberdayaan petani atau kelompok tani tidak hanya terbatas

pada aspek teknik produksi, tetapi juga untuk peningkatan sumber

daya manusia (keluarga) dan aspek bisnis, baik usaha tani

maupun usaha di luar sektor pertanian.

Meskipun demikian upaya pemberdayaan petani kelapa

merupakan kebijakan strategis yang dapat dioperasionalkan untuk

meningkatkan pendapatan keluarga petani dan memperbesar

kontribusi petani dalam pembangunan ekonomi. Inti

pemberdayaan petani kelapa adalah dukungan dan peran serta

petani itu sendiri, sehingga pemberdayaan dapat membangkitkan


11

potensi dan kemampuan petani untuk meningkatkan produktivitas

dan efisiensi usaha tani secara berkelanjutan.

3. Tujuan Pemberdayaan Petani

Upaya pemberdayaan petani kelapa merupakan kebijakan

strategis yang dapat dioperasionalkan untuk meningkatkan

pendapatan keluarga petani dan memperbesar kontribusi petani

dalam pembangunan ekonomi. Inti pemberdayaan petani kelapa

adalah dukungan dan peran serta petani itu sendiri, sehingga

pemberdayaan dapat membangkitkan potensi dan kemampuan

petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani

secara berkelanjutan. Pemberdayaan petani kelapa bertujuan

untuk :

a. Mengembangkan kemampuan petani sehingga dapat

mengakses permodalan, teknologi, dan pemasaran, termasuk

membuat rencana, memproduksi, mengelola, memasarkan

serta melihat setiap peluang yang ada.

b. Memanfaatkan sumber daya secara efisien melalui

pengembangan sistem pertanian berkelanjutan dengan usaha

pokok tanaman perkebunan.

c. Meningkatkan diversifikasi sumber pendapatan sepanjang

tahun.

d. Menumbuh kembangkan kelembagaan ekonomi petani yang

mampu mewakili kepentingan petani sehingga dapat

meningkatkan posisi tawar dan daya saing hasil usaha tani.

e. Meningkatkan daya saing dari hasil usaha pertanian.


12

4. Upaya Pemberdayaan

Pemberdayaan bertujuan agar masyarakat bisa memiliki

inisiatif untuk melaksanakan berbagai kegiatan kegiatan sosial

kemasyarakatan agar dapat memperbaiki atau meningkatkan

kualitas serta kondisi diri sendiri menjadi lebih baik sehingga dapat

meningkatkan pendapatan. Menurut Kartasasmita (1997:31)

Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari 3 sisi, yakni:

a. Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan

bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi

yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada masyarakat yang

sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasi, dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta

berupaya untuk mengembangkannya.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat

(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah langkah

lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana.

Penguatan ini meliputi langkah langkah nyata, dan

menyangkut penyediaan berbagai masukan (input) serta

pembukaan akses ke dalam berbagai peluang yang akan

membuat masyarakat menjadi semakin berdaya.

c. Protecting, yaitu potensi masyarakat yang lemah dalam segala

hal perlu adanya perlindungan secara seimbang agar

persaingan yang terbentuk berjalan secara sehat.


13

Menurut Ife (2002), program pemabrdayaan masyarakat hanya

mungkin dapat mewujudkan indikator indikator keberdayaan bila ia

dilaksanakan berdasarkan prinsip pronsip pemberdayaan seperti

prinsip holisme, keberlanjutan, keanekaragaman, perkembangan

organik, perkembangan yang seimbang, dan mengatasi struktur

yang merugikan. Prinsip prisip inilah yang bila diterapkan secara

konsekuen akan menjadikan program pemberdayaan tersebut

sebaai pemberdayaan masyarakat yang mampu memberdayakan

masyarakat.

Kajian kajian konseptual tentang pemberdayaan menyajikan

banyak indikator keberdayaan, empat diantaranya menyangkut

derajat keberdayaan (Soeharto, 2008), yakni :

a. Tingkat kesadaran dan keinginan untuk berubah (power to)

b. Tingkat kemampuan meningkatkan kapasitas untuk

memperoleh akses (power within)

c. Tingkat kemampuan mengahdapi hambatan (power over)

d. Tingkat kemampuan kerjasama dan solidaritas (power with)

5. Tahapan Pemberdayaan

Sebagai suatu proses, dalam implementasi pemberdayaan

terdapat beberapa tahapan yang menunjang suatu program

pemberdayaan, adapun tahapan tahapan dalam pemberdayaan

adalah sebagai berikut (Edi Suharto, 2005: 59-60):

a. Tahapan persiapan

Pada tahap persiapan ada dua hal yang perlu disiapkan

pertama penyiapan petugas yaitu community worker.


14

Sedangkan persiapan kedua adalah penyiapan lapangan,

yaitu melakukan studi kelayakan lapangan. Tahapan

persiapan merupakan tahapan yang lazim pada setiap

kegiatan termasuk pemberdayaan, persiapan tersebut

berkenaan dengan petugas pemberdayaan dan lapangan

berkenaan dengan studi kelayakan lapangan yaitu layak

tidaknya dilakukan pemberdayaan.

b. Tahapan Assessment

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap masalah dan

sumber daya yang dimiliki klien atau masyarakat. Assessment

ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan penilaian

SWOT, strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),

opportunity (kesempatan) threat (ancaman).

c. Tahap Perencanaan Program

Pada tahap ini agen perubahan mencoba melihat

masyarakat untuk memahami masalah yang mereka hadapi

dan berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut.

d. Tahap Formulasi Rencana Aksi

Pada tahap ini agen perubahan pada kelompok

masyarakat untuk menentukan program dan kegiatan yang

akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang

ada. Formulasi rencana aksi dirumuskan oleh petugas dengan

masyarakat.

e. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan


15

Pada tahap ini agen perubahan bersama peserta dari

kelompok masyarakat dalam melaksanakan program yang

telah direncanakan.

f. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini agen perubahan bersama peserta dari

kelompok masyarakat melakukan pengawasan terhadap

program yang dilaksanakan dan mengawasinya.

g. Tahap Terminasi

Pada tahap ini dilakukan pemutusan hubungan kerja

secara resmi antara pekerja sosial dengan masyarakat.

6. Prinsip prinsip pemberdayaan

Terdapat empat prinsip yang digunakan untuk melihat

suksesnya pemberdayaan, yaitu: (Sri Najiati: 2005)

a. Kesetaraan

Adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara

masyarakat dengan lembaga yang melakukan program

program pemberdayaan masyarakat.

b. Partisipasi

Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi

kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya

partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi dan

dievaluasi oleh masyarakat. Untuk sampai pada tingkat

tersebut memerlukan waktu dan proses pendampingan yang

berkomitmen tinggi.

c. Keswadayaan atau kemandirian


16

Menghargai dan mengedepankan kemampuan

masyarakat daripada bantuan dari pihak lain. Konsep ini tidak

mendukung orang miskin sebagai objek yang tidak

berkemampuan, melainkan sebagai objek yang memiliki

kemampuan sedikit. Mereka mempunyai kemampuan

menabung, pengetahuan yang mendalam tentang kendala

usahanya, mengetahui kondisi lingkungan, serta memiliki

norma norma yang sudah lama dipatuhi. Semua perlu digali

untuk menjadi modal dasar bagi proses pemberdayaan

d. Berkelanjutan

Program pemberdayaan perlu dirancang untuk

berkelanjutan, meskipun pada awal awal peran pendamping

lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Namun peran

pendamping akan semakin berkembang.

C. Pendapatan Masyarakat

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diterima

perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah,

gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan

seseorang juga didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang

dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan

seseorang.

Menurut Soekartiwi (2012:132), Pendapatan adalah

sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota

masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa yang


17

telah disumbangkan. Pendapatan masyarakat merupakan arus

uang yang mengalir dari pihak dunia usaha kepada masyarakat

dalam bentuk upah dan gaji, bunga, sewa, dan laba. Pendapatan

akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan.

Tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu kriteria

maju tidaknya suatu daerah, bila pendapatan suatu daerah relatif

rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan akan

rendah pula. Demikian juga apabila pendapatan perekonomian

masyarakat suatu daerah tinggi, maka tingkat kemajuan dan

kesejahteraannya dapat dikatakan tinggi juga.

2. Faktor Faktor yang mempengaruhi pendapatan

Adapun beberapa faktor faktor yang mempengaruhi

pendapatan: (Ratna Sukmayanti: 2008)

a. Kesempatan kerja yang tersedia

Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti

semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil

kerja tersebut.

b. Kecakapan dan Keahlian

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan

dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada

akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan

c. Motivasi

Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah

penghasilan, semakin besar dorongan seseorang untuk


18

melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang

diperoleh.

d. Keuletan Kerja

Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan

dan keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan.

Bila saat menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut

dijadikan sebagai bekal untuk meneliti ke arah kesuksesan

dan keberhasilan.

e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan

Besar kecilnya suatu usaha yang dilakukan seseorang

sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang

dipergunakan. suatu usaha yang besar akan dapat

memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan

yang diperoleh.

D. Tinjauan Empiris

Table 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

Penelitian Penelitian

1 Supadi Pemberdayaan Metode Berdasarkan hasil penelitian yang


kualitatif
(2016) petani kelapa dilakukan maka pengembangan
dalam upaya perkebunan kelapa berwawasan
peningkatan agribisnis melalui pemberdayaan
pendapatan petani dapat dilakukan melalui: 1)
penyuluhan dan pelatihan dalam
aspek teknis dan manajemen
19

untuk meningkatkan kemampuan


petani dalam meraih dan
menciptakan peluang ekonomi, 2)
mengaktifkan dan memfungsikan
kelembagaan pertanian, seperti
kelompok tani, koperasi, lembaga
keuangan mikro, lembaga
penyuluhan dan lainnya untuk
mengatasi berbagai persoalan
dalam rangka meningkatkan
pendapatan petani, 3)
pengembangan dan penerapan
teknologi spesifik lokasi, 4)
memberikan bantuan permodalan
kepada petani dalam bentuk
bantuan dana bergulir dan kredit
2 Nurtika Peranan Metode Berdasarkan hasil penelitian yang
Laelasari program kualitatif dilakukan menunjukkan
(2017) pemberdayaan bahwasanya peranan kelurahan
masyarakat dalam memberdayakan
kelurahan dalam masyarakat melalui program
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
kesejahteraan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi ekonomi tentu itu memberikan
dampak yang baik terhadap
kesejahteraan masyarakat karena
segala aspek yang dilakukan oleh
kelurahan tersebut tujuannya
untuk memberdayakan
masyarakat agar taraf hidupnya
lebih baik.
3 Very Londa Peningkatan Metode Hasil penelitian yang didapat
(2014) pendapatan Kualitatif yaitu peningkatan pendapatan
20

masyarakat masyarakat melalui program


melalui program pemberdayaan di Desa Lolah II
pemberdayaan Kecamatan Tombabiri Kabupaten
di Desa Lolah II Minahasa dilakukan melalui
Kecamatan berbagai program pemberdayaan
Tombabire masyarakat pedesaan yaitu
Kabupaten kegiatan bantuan pinjam modal
Minahasa usaha melalui program nasional
pemberdayaan masyarakat
pedesaan, pengembangan
motivasi bekerja, serta pelatihan
keterampilan usaha ekonomi
4 Muhammad Peningkatan Berdasarkan hasil penelitian yaitu
rakib nilai tambah dilakukan pelatihan pembuatan
pengolahan ecap, minyak, nata de coco, dan
buah kelapa cuka masyarakat lebih
dalam bersemangat dan antusias untuk
mensejahteraka mengetahui bagaimana
n petani kelapa bagaimana proses pembuatan
di Kecamatan minyak, nata de coco, dan kecap
Herlang serta masyarakat mampu
Kabupaten mengolah kelapa dengan
Bulukumba teknologi fermentasi yang
berkualitas.
5 Riansyah Kontribusi Metode Berdasarkan hasil penelitian yang
(2018) usaha kopra Kualitatif dilakukan bahwa pendapatan
terhadap kopra memberikan kontribusi
pendapatan dengan kategori sedang (49,05%)
petani di Desa pada pola usaha tani (kelapa,
Munse Indah jambu mete, padi ladang dan
Kecamatan pala). Sedangkan kontribusi
Wawonii Timur terendah dengan kategori rendah
Kabupaten pada pola usaha tani (kelapa,
21

jambu mete, cengkeh dan pala)


dengan kontribusi sebesar
22,68%. Permasalahan yang
dihadapi petani di lokasi
penelitian ada tiga hal yaitu
kurangnya tenaga pemanjat,
kurangnya modal dan rusaknya
jalan pada musim hujan.

E. Kerangka Pikir

Pemberdayaan sumber daya manusia diartikan sebagai upaya

memberikan daya atau penguatan kepada masyarakat. Salah satu bagian

dari masyarakat yang perlu dilakukan pemberdayaan adalah para petani.

Pemberdayaan petani atau kelompok tani merupakan upaya

memfasilitasi petani untuk memanfaatkan potensi dan kreativitas sendiri

dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Upaya

pemberdayaan petani merupakan usaha untuk membangkitkan

kesadaran masyarakat akan potensi yang ada baik sumber daya alam

maupun sumber daya manusia dengan mendorong, memotivasi, dan

memberi semangat kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan potensi

yang bernilai ekonomi. Pemberdayaan memiliki makna bahwa

penyelenggaraan pemerintah desa ditujukan untuk meningkatkan

pendapatan melalui kebijakan penetapan dan program. Pemberdayaan

diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat dalam hal ini para

petani kelapa secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai

tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar oleh karena itu

pemberdayaan masyarakat dalam hal ini petani kelapa perlu dilakukan


22

mengingat bahwa masyarakat merupakan salah satu kriteria maju

tidaknya suatu daerah. Maka dari itu pemerintah memerlukan dukungan

semua pihak untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Kartasasmita (1997:31) ada 3 dimensi yang

mempengaruhi pemberdayaan masyarakat yaitu enabling atau

terciptanya iklim yang mampu mendorong berkembangnya potensi

masyarakat, kemudian empowering yaitu potensi yang dimiliki

masyarakat lebih diperkuat lagi dan yang ketiga yaitu protecting atau

potensi masyarakat yang lemah dalam segala hal perlu adanya

perlindungan secara seimbang agar persaingan yang terbentuk berjalan

secara sehat.

Berdasarkan uraian di atas maka model teori dalam penelitian ini

adalah :

Gambar 2.1

Pemberdayaan Petani
Kelapa
Pemerintah Desa Meningkatkan
Tanete Kec. 1. Enabling pendapatan masyarakat
Bontomatene 2. Empowering
3. Protecting
Kartasasmita
(1997:31)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud

dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar

alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan

dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. (Denzin

dan Lincoln: 1994)

Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan atau

melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta fakta yang tampak

sebagaimana adanya. Jenis penelitian deskriptif kualitatif digunakan

karena dianggap kompeten dalam memperoleh informasi mengenai

pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kep.

Selayar.

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah mengarah pada bagaimana

upaya pemberdayaan terhadap petani kelapa yang ada di Desa Tanete

sehingga bisa meningkatkan pendapatan yang diperoleh masyarakat.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanete Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar, rentang waktu yang dibutuhkan dalam

23
24

penelitian ini yaitu kurang lebih 2 bulan yakni dimulai dari Bulan juli

sampai dengan Agustus 2020.

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berupa sejumlah keterangan atau

fakta yang secara langsung dari lokasi penelitian, yaitu dalam hal ini

fakta yang secara langsung ada di Desa Tanete Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Selayar dengan melalui interview langsung

maupun secara lisan dengan menyiapkan pedoman wawancara

terlebih dahulu.

Informan merupakan seseorang yang dapat dijadikan sumber

informasi tentang pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan

pendaparan masyarakat. Berdasarkan data di Desa Tanete terdapat

±620 kepala keluarga yang tersebar di 6 dusun yang ada di Desa

Tanete. Maka dari itu informan dari penelitian ini yaitu masyarakat

yang bermata pencaharian sebagai petani kelapa dan pihak

pemerintah Desa Tanete dengan jumlah sebanyak 12 orang diambil

dari tiap tiap perwakilan petani kelapa yakni masing masing 2 orang

yang tersebar di 6 dusun yang ada di Desa Tanete.

Tabel 3.1

Karakteristik Informan Penelitian

Informan Karakteristik

Masyarakat Petani Merupakan informan kunci untuk mengetahui


Kelapa pemberdayaan apa saja yang telah didapatkan

Pemerintah Desa Merupakan salah satu pihak yang memiliki


wewenang dalam melakukan pemberdayaan
25

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data data yang berupa buku buku atau

literatur atau peraturan perundang-undangan serta data/dokumen

lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Data

sekunder diperoleh melalui studi pustaka dengan mengambil dasar

dasar teori dari berbagai buku, peraturan perundang-undangan

maupun literatur lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi adalah proses pengumpulan informasi dengan

cara mengamati orang atau tempat di lokasi riset. Observasi

dilakukan dengan cara mengumpulkan data data langsung dari objek

penelitian, tidak hanya terbatas pada pengamatan saja melainkan

juga pencatatan guna memperoleh data data yang telah konkret dan

jelas (Sugiyono 2001: 309).

2. Interview

Interview adalah proses tanya jawab secara lisan antara dua

orang atau lebih dengan berhadap-hadapan secara fisik, antara satu

dengan yang lainnya dan masing masing dapat mendengarkan

langsung pembicaraannya dengan menggunakan alat bantu seperti

perekam, atau alat alat tulis. Wawancara dimaksudkan untuk

melakukan pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara

peneliti dengan narasumber atau responden yang dapat memberikan

informasi tentang objek yang diteliti. Wawancara bertujuan untuk

memperoleh data primer.(Koentjoro Ningrat 1993:29).


26

Metode interview ini digunakan sebagai metode utama dalam

penelitian ini, karena dipandang perlu dan memegang peranan

penting untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehingga data

data yang akurat dapat diperoleh, kemudian data data yang diperoleh

dapat digali secara teliti. Metode interview ini juga digunakan untuk

mendapatkan data data tentang pemberdayaan petani kelapa yang

ada di Desa Tanete untuk peningkatan pendapatan masyarakatnya.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data

sekunder yaitu bahan primer dan hukum sekunder dengan mencari,

mencatat, dan mempelajari data yang berupa bahan bahan pustaka

yang terkait dengan pemberdayaan petani kelapa dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Adapun yang

dimaksud dengan deskriptif yaitu menggambarkan atau pemaparan

secara jelas keadaan senyatanya mengenai fakta fakta sebagaimana

hasil penelitian yang dilakukan dengan konsep wawancara terhadap

responden yang berkaitan pemberdayaan petani kelapa dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tanete Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Selayar. Pengolahan data dalam penelitian ini

dilakukan dalam 4 tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Mathew B. Miles, 2001:

15).

1. Pengumpulan Data
27

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya

sesuai dengan hasil observasi dan interview di lapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan

perhatian, menyederhanakan, serta mentransformasikan data yang

muncul dari catatan-catatan lapangan (Patilima, 2005). Mereduksi

data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta

membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan

mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya

serta mencari data tambahan jika diperlukan.

3. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang tersusun dan

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan agar data hasil

reduksi dapat terorganisasikan dengan baik dan tersusun dalam pola

hubungan sehingga memudahkan bagi para pembaca untuk

memahami data penelitian. Pada tahap penyajian data, peneliti

berusaha menyusun data yang relevan untuk menghasilkan informasi

yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Penyajian data

yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya

analisis kualitatif yang valid dan handal..


28

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah

menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi

data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung

tahap pengumpulan data berikutnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Tanete

1. Keadaan Demografi Desa Tanete

Desa Tanete merupakan salah satu Desa yang berada di

wilayah Kecamatan Bontomatene Kabupaten Selayar dengan luas

wilayah secara keseluruhan mencapai ± 11,25 Km². Wilayah Desa

Tanete terdiri dari 6 dusun yaitu Dusun Bontorikja, Dusun Barro,

Dusun Parangia, Dusun Paniroang, Dusun Unjuruiya dan Dusun

Tinggisisila. Pusat pemerintahan Desa Tanete sendiri berada di

Dusun Parangia. Jarak antara Desa Tanete dengan ibu kota

Kecamatan Bontomatene sekitar kurang lebih 23 km, sedangkan jarak

dengan ibu kota kabupaten yaitu Kota Benteng sekitar 46 km. Adapun

batas teritorial Desa Tanete Kecamatan Bontomatene Kab. Selayar

adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Pamatata

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Kayuk Bauk

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Bungayya

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Kayuk Bayuk

2. Visi dan Misi

a. Visi

Berdasarkan realitas kekinian maka Visi Desa Tanete

adalah :

29
30

Terwujudnya Desa Tanete yang aman, sehat, sejahtera, dan

berakhlak mulia.

b. Misi

Rumusan misi Desa Tanete secara umum adalah :

1. Meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat Desa

Tanete.

2. Meningkatkan pembangunan di bidang pertanian dan

perikanan.

3. Menjadikan Desa Tanete sebagai desa yang aman dan

tentram.

4. Mewujudkan pelestarian lingkungan dan tata ruang Desa

Tanete.

5. Mewujudkan fasilitas Desa dengan didukung sarana dan

prasarana desa yang memadai.

6. Mewujudkan perilaku masyarakat sesuai norma norma agama.

3. Keadaan Masyarakat

a. Jumlah penduduk

Penduduk merupakan modal dasar dari pembangunan

suatu desa yang perlu mendapat perhatian besar agar aktif dan

ikut serta dan bertanggung jawab dalam program pembangunan.

Jumlah penduduk di Desa Tanete adalah sebanyak 2187 jiwa dari

620 kartu keluarga yang tersebar di 6 dusun di Desa Tanete.

Berikut adalah data jumlah penduduk Desa Tanete :


31

Table 4.1

Data Kependudukan Desa Tanete sampai dengan Juli 2020

No Dusun Penduduk Jumlah Jml


KK
Laki Laki Perempuan

1 Bontorikja 179 197 376 100

2 Barro 101 120 221 62

3 Paniroang 68 87 155 51

4 Parangia 177 224 401 118

5 Unjuruiya 267 271 538 138

6 Tinggisisila 240 256 496 151

Jumlah 1032 1155 2187 620

Sumber: Data Desa Tanete 2020

b. Pendidikan

Peranan pendidikan pada setiap masyarakat sangat

penting. Karena tingkat pendidikan berhubungan dengan

penyerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga mata

pencaharian. Pendidikan memiliki arti luas di mana dari

pendidikan seseorang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya serta

mengangkat harkat dan martabatnya di lingkungan masyarakat.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

adanya perubahan sosial. Karena dengan latar belakang

pendidikan yang memadai akan mempengaruhi cara berpikir,

perilaku, serta pembentukan karakter seseorang

Berikut adalah data pendidikan masyarakat di Desa

Tanete.
32

Table 4.2

Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Tanete

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Warga


1. Lulusan S1/ Diploma 84 0rang
2. Lulusan SLTA 157 orang
3. Lulusan SMP 153 orang
4. Lulusan SD 173 orang
5. Tidak tamat SD/ tidak sekolah -
Sumber: Data Desa Tanete 2020

c. Mata Pencaharian

Desa tanete merupakan desa dengan mata pencaharian

yang beragam dari masyarakatnya namun yang menempati posisi

tertinggi yaitu masyarakat dengan mata pencaharian sebagai

petani. Hal itu dikarenakan sudah sejak dahulu para orang tua

mengerjakan tanah pertanian mereka sendiri. Jadi anak anak

sudah diajarkan untuk mengelola lahan pertanian sejak kecil. Di

samping itu ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai

pedagang, nelayan, wiraswasta, buruh bangunan, dan lain

sebagainya. Berikut adalah data mata pencaharian masyarakat di

Desa Tanete :

Table 4.3

Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya

Jenis Pekerjaan Jumlah


Petani 1108
Nelayan 294
Pedagang 128
ASN 20
Tukang Kayu 33
Tukang Batu 28
Guru 51
33

Tenaga Honorer 16
Tenaga Kontrak 31
Bidan/ Perawat 18
TNI/ Polri 1
Pensiunan 15
Sopir/ Angkutan 24
Buruh 129
Jasa Persewaan 20
Swasta 32
Sumber: Data Desa Tanete 2020

d. Profil perkebunan kelapa di Desa Tanete

Perkebunan kelapa merupakan salah satu sektor utama

yang menjadi mata pencaharian masyarakat di Desa Tanete,

hampir seluruh wilayah Desa Tanete ditumbuhi pohon kelapa.

Sudah sejak dahulu buah kelapa yang diperoleh masyarakat

sebagian besar pengolahanya hanya menjadi kelapa kopra biasa

atau kopra asap, dengan kata lain sudah turun temurun. Berikut

adalah data lahan pertanian di Desa Tanete :

Table 4.4

Data luas lahan pertanian

Jenis Tanaman Luas lahan


Manga 2 ha
Jeruk 0,5 ha
Jagung -
Tebu -
Jambu mente 16 ha
Kacang -
Kelapa 65 ha
Singkong -
Lain lain -
Sumber : Data Desa Tanete 2020

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa memang di

Desa Tanete yang mendominasi itu adalah perkebunan kelapa,


34

dimana sebagian besar masyarakat di Desa Tanete memiliki

perkebunan kelapa sendiri dan selalu mengolah kelapa tersebut

menjadi kelapa kopra. Kopra sendiri adalah kelapa yang

dikeringkan kemudian dijual. Cara pengeringan kelapa kopra bisa

dengan pemanggangan dengan bara api (kopra asap),

pengeringan dengan sinar matahari (kopra biasa) dan

pengeringan dengan sinar matahari dengan pemberian belerang

agar kopra kering yang dihasilkan tidak berjamur (kopra putih).

Namun cara pengeringan yang paling sering dilakukan oleh

masyarakat Desa Tanete adalah pengeringan dengan

pemanggangan di atas bara api atau kopra asap dengan cara

pembakaran sebagai metode pengeringannya.

B. Data Informan Penelitian

Karakteristik informan berdasarkan jenis Penelitian:

Tabel 4.5

Data Informan Penelitian

Jenis Pekerjaan Informan

Petani kelapa kopra asap/kopra biasa 8


Petani kelapa kopra putih 2
Tukang panjat kelapa 1
Pihak Pemerintah Desa 1

Informan dari penelitian ini yaitu sebanyak 12 orang, yang terdiri

dari petani kelapa kopra biasa sebanyak 8 orang yang diambil dari tiap

dusun di Desa Tanete petani kelapa kopra putih sebanyak 2 orang yaitu

pemilik usaha dan salah satu, Informan berikutnya yaitu tukang panjat
35

kelapa dan pihak pemerintah desa yang merupakan salah satu pihak

yang bisa melakukan upaya pemberdayaan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi hasil wawancara terhadap petani kelapa kopra asap

a. Bentuk dan Proses Pengolahan Kelapa

Di Desa Tanete ada beberapa hal yang menjadi karakteristik

dari pertanian kelapa yang dilakukan masyarakat, dan juga beberapa

hal yang menjadi permasalahan para petani kelapa. Berdasarkan

hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti terhadap

informan menunjukkan bahwa pengolahan kelapa di Desa Tanete

sebagian besar diolah menjadi kopra biasa atau kopra asap dengan

menggunakan cara yang masih tradisional, berikut adalah rangkuman

hasil wawancara peneliti dengan beberapa petani kelapa terkait

bentuk pengolahan kelapa :

Peneliti mengawali pertanyaan mengenai berapa kali proses

panen kelapa tiap tahunnya ? informan mengatakan :

“Panen kelapa bisa 3 kali setahunnya, tiap 4 bulan sekali”. (HN,


wawancara Senin 20 Juli 2020)

Kemudian peneliti menanyakan mengenai apa ada bentuk

perawatan yang dilakukan terhadap pohon kelapa seperti pemberian

pupuk ?, informan mengatakan :

“Pemberian pupuk kelapa saya pernah lakukan, akan tetapi


cuma sekali, setelah itu tidak lagi. Harga kelapa yang tidak stabil
kadang tinggi kadang rendah sehingga saya malas melakukan
perawatan terhadap kebun kelapa ini”. (BD, Wawancara Sabtu 25 Juli
2020)
36

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa

dari Dusun Barro, informan mengatakan :

“Saya tidak pernah memberikan pupuk terhadap semua kelapa


saya. Jadi kelapa ini saya biarkan begitu saja pada saat mau dipanen
baru saya lakukan pembersihan kebun. Karena saya juga mengurus
kebun lain”. (DL, wawancara Senin 10 Agustus 2020)

Kemudian peneliti menanyakan mengenai bagaimana bentuk

olahan kelapa yang dilakukan terhadap kelapa yang sudah dipanen ?

informan mengatakan :

“Dari dulu saya selalu olah menjadi kopra, tepatnya kopra


asap. Kadang juga saya beli kelapa per biji baru saya olah menjadi
kopra untuk tambah tambah pendapatan”. (AD, wawancara Kamis 13
Agustus 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari

Dusun Unjuruiya, informan mengatakan :

“Kelapa ini dari dulu saya selalu saya olah menjadi kopra.
Dan kadang juga beberapa biji di bawah pulang ke rumah untuk
diolah menjadi minyak, tetapi minyak untuk dikonsumsi pribadi saja”.
(HN, wawancara, Senin 20 Juli 2020).

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa

dari Dusun Barro, informan mengatakan :

“Ini saya olah menjadi kopra, tapi saya keringkan denga panas
matahari”. (NA, wawancara Selasa 18 Agustus 2020.

Selain itu pendapat berbeda juga disampaikan oleh salah satu

petani kelapa dari Dusun Tinggisisila yang biasa menjual kelapa per

biji kepada masyarakat, informan mengatakan :

“Saya akan jual ini per biji, kebetulan ada yang mau membeli
perbiji, jadi saya langsung jual saja. Saya hanya mengumpulkan
37

kelapa ini lalu pembeli datang mengambil” (DL, wawancara Senin 10


Agustus 2020).

Kemudian peneliti menanyakan mengenai bagaimana cara

pengolahan kelapa sehingga menjadi kopra yang bernilai ekonomi ?

informan mengatakan :

“Prosesnya sangat panjang, mulai dari memanjat kelapa,


kemudian semua kelapa dikumpulkan di satu tempat. setelah itu biji
kelapa dipisahkan dari sabutnya, kemudian kelapanya di belah dua
dan dikeringkan dengan cara pembakaran di tempat pemangangan
kelapa yang saya buat sendiri sampai menjadi kopra. Kelapa yang
sudah kering kemudian di potong potong kecil agar lebih efisien ketika
dimasukkan kedalam karung. Setelah itu barulah dilakukan
pengangkutan untuk dibawa ke pembeli kopra”. (HN, wawancara
Senin 20 Juli 2020).

Kemudian peneliti bertanya tentang kenapa tidak melakukan

inovasi dalam pengolahan kelapa, seperti pengolahan menjadi kopra

putih karena harga kopra putih lebih tinggi ? informan mengatakan :

“Pengolahan menjadi kopra putih memang bagus dan harganya


juga lebih tinggi. Tapi masih saya pikirkan untuk mengolah kopra
putih, mulai dari modal hingga tempat pengeringannya” (PD,
wawancara Sabtu 25 Juli 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari

dusun Bontorikja mengenai pengolahan kopra putih :

“Memang harga jual kopra putih lebih tinggi, tapi karena saya
juga sudah terbiasa mengolah menjadi kopra dengan pembakaran
jadi tidak apa apa kalau diolah menjadi kopra asap saja” (BD,
wawancara MInggu 16 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya kembali mengenai kendala yang

dihadapi dalam pengolahan kelapa, informan mengatakan:

“Karena saya tidak bisa memanjat kelapa, saya selalu sewa orang
untuk memanjat kelapa, terkadang juga saya kesulitan dalam
menemukan pemanjat kelapa, karna hanya sedikit yang bisa
38

memanjat kelapa di kampung ini, terkadang juga antara saya dan


tukang panjat kelapa saling tidak cocok dengan biaya sewa panjat
yang diminta apalagi pada saat harga jual kopra lagi rendah”. (AD,
wawancara Kamis 13 Agustus 2020).

Pendapat yang sama yang disampaikan oleh salah satu

petani kelapa dari Dusun Barro :

“Yang menjadi kendala terkadang susah mencari tukang


panjat kelapa. Karena yang biasa menjadi tukang panjat kadang juga
memiliki aktivitas lain. Jadi terkadang waktu pengolahan kopra
menjadi tertunda. Dan ketika kelapa ditunggu jatuh sendiri dari
pohonnya itu kualitas isinya sudah tidak bagus untuk kopra di mana
berpengaruh terhadap harga jual kopra”. (BD, wawancara Sabtu 25
Juli 2020).

Selain kendala kurangnya tenaga kerja panjat ada juga

kendala lain yang dihadapi oleh beberapa petani kelapa lainnya,

berikut adalah kata Bapak Patta Daeng petani kelapa dari Dusun

Unjuruiya :

“Saya sangat mengeluhkan harga jual kelapa kopra yang tidak


stabil. Selain itu saya juga ada kendala untuk pengangkutan hasil
kopra ini ke kampung. Karena kan letak kebun saya ini lumayan jauh
dari kampung, dan motor tidak bisa menjangkau sampai disini jadi
untuk pengangkutan harus menggunakan gerobak”. (PD, wawancara
Sabtu 25 Juli 2020).

b. Harga Dan Pendapatan Dari Usaha Kelapa

Harga jual kelapa dan harga jual hasil olahan kelapa

masyarakat di Desa Tanete masih rendah dan tidak stabil. Dimana

masyarakat selalu dirugikan oleh praktek pasar monopoli yang

dilakukan oleh para pembeli kelapa. Berikut adalah hasil wawancara

peneliti dengan informan terkait harga jual kelapa, informan

mengatakan :
39

“Harga pasaran kelapa kopra tidak menentu. Dan untuk harga


di selayar kadang 5ribuan /kg kadang hanya 3 ribuan/kg”. (HN,
wawancara Senin 20 Juli 2020)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah satu petani

kelapa dari Dusun Barro yang mengolah kopra dengan pengeringan

menggunakan panas matahari, informan mengatakan :

“Harganya sama dengan kopra yang dibakar. Tidak stabil,


kadang juga harganya sampai 500 ribuan per ton”. (NA, wawancara
Sabtu 18 Agustus 2020)

Berbeda dengan harga pengolahan kelapa menjadi kopra,

berikut adalah kata salah satu petani kelapa dari dusun tinggisisila

yang terbiasa menjual per biji buah kelapa nya, informan mengatakan:

“Harga kelapa jika dijual per biji sekitaran Rp. 800 sampai Rp.
1000 per bijinya. Saya jual ini per biji, kemarin ada yang mau membeli
ini dengan harga Rp. 850/ biji. Dia akan mengolah ini menjadi kopra
putih”. (DL, wawancara Senin 10 Agustus 2020)

Kemudian peneliti juga menanyakan tentang berapa harga jual

untuk batok kelapa ? informan mengatakan :

“Saya jualkan ini Rp. 25.000 per karung” (DS, wawancara


Senin 10 Agustus 2020).

Pendapat sama juga disampaikan oleh salah satu petani

kelapa dari Dusun Barro, informan mengatakan :

Biasa ada yang ambil 1000/ kg, ada juga yang beli per karung
dengan harga Rp. 25.000 per karung (NA, wawancara Selasa 18
Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah pendapatan

sebagai petani kelapa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari ?

informan mengatakan :
40

“Kalau hanya mengandalkan pendapatan dari usaha kelapa,


saya rasa tidak cukup dek. Makannya saya juga menanam tanaman
lain sebagai pendapatan tambahan ketika dijual ke pasar” (HN,
wawancara Senin 20 Juli 2020).

Hal sama juga diungkapkan oleh salah satu petani kelapa dari

Dusun Tinggisisila, informan mengatakan :

“Saya rasa tidak cukup dek kalau hanya mengandalkan dari


usaha kelapa”. (DL, wawancara Senin 10 Agustus 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari

Dusun Unjuruiya, informan mengatakan :

“Alhamdulillah, di cukup cukupkan saja dek. Karena tinggal di


kampung beda dengan tinggal di kota yang banyak pengeluaran.
Untuk ikan terkadang anak saya pergi memancing dan untuk
konsumsi sayur ada beberapa jenis sayuran yang saya tanam. Jadi
sedikit mengurangi pengeluaran”. (BD, Sabtu 25 Juli 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah ada usaha

lain yang dijalankan selain mengolah kelapa kopra ? informan

mengatakan :

“Usaha lain palingan itu ketika musim hujan saya menanam


jagung dan kacang kacangan seperti kacang pendek dan labu, akan
tetapi kendala kalau menanam seperti itu terkadang ternak kambing
seseorang masuk ke kebun dan memakan semua jenis tanaman
sehingga tanaman yang saya tanam gagal tumbuh. Selain itu saya
juga ada sedikit kebun jambu mete” (HN, wawancara Senin 20 Juli
2020).

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa

dari dusun Paniroang, informan mengatakan :

“Saya hanya petani dek, mengurus kebun, menanam jagung,


serta jual jambu mete dan mangga ketika musim walaupun tidak
banyak”. Saya juga terkadang pergi ke laut untuk mencari ikan. (AD,
wawancara Kamis 13 Agustus 2020).
41

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa

dari dusun Unjuruiya, informan mengatakan :

“Saya mengurus kebun jambu mete, menanam jagung saat


musim hujan, menanam pisang, istri juga jualan sembako di rumah”.
(PD, wawancara Sabtu 25 JUli 2020).

c. Pemberdayaan Petani

Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya dalam

pengembangan masyarakat Desa Tanete, baik bantuan berupa fisik

maupun non fisik dari pemerintah. Berikut adalah wawancara peneliti

dengan informan terkait apa saja bantuan yang diperoleh para petani

kelapa dan apa saja upaya pemberdayaan petani kelapa dari

pemerintah ? informan mengatakan :

“Kalau bantuan sembako dan bantuan beras saya biasa dapat


dari desa. Tetapi kalau terkait pemberdayaan petani kelapa belum
ada. Harga kopra juga masih begitu begitu saja”. (BA, wawancara
Minggu 16 Agustus 2020

Pendapat lain juga disampaikan oleh salah satu petani kelapa

dari Dusun Unjuruiya, informan mengatakan:

“Saya pernah dapat bantuan bibit mangga yang diberikan


oleh dinas pertanian tapi sudah lama”.(HA, wawancara Senin 20
Agustus 2020).

Berikut juga adalah kata salah satu petani kelapa dari dusun

paniroang terkait upaya pemberdayaan petani kelapa, informan

mengatakan :

“Saya rasa belum ada upaya pemerintah yang memang fokus


dalam menanggulangi masalah petani kelapa”.(AD, Kamis 13 Agustus
2020).
42

Kemudian peneliti menanyakan pertanyaan lagi tentang

bagaimana harapan para petani kelapa terhadap pemerintah ?

informan mengatakan :

“Saya harap pemerintah lebih memperhatikan kami para


petani kelapa, selain itu saya berharap pemerintah bisa
mengusahakan untuk harga jual kelapa kopra. Sehingga kami para
petani kelapa lebih bersemangat dalam pengolahan kelapa” (DS,
wawancara Senin 10 Agustus 2020).

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu petani kelapa dari

Dusun Bontorikja, informan mengatakan :

“Kalo saya bisa meminta kami para petani kelapa diberikan


modal usaha untuk tambahan pengolahan menjadi kopra putih”. (BA,
wawancara Minggu 16 Agustus 2020).

2. Deskripsi hasil wawancara dengan petani kelapa kopra putih

Kopra putih merupakan salah satu inovasi dalam pengolahan

kelapa kopra, dimana untuk proses pengeringannya tidak lagi dengan

cara pemanggangan di atas api, melainkan menggunakan panas dari

sinar matahari, tetapi terlebih dahulu dilakukan pengasapan

menggunakan belerang atau obat untuk kopra putih. Namun di Desa

Tanete sendiri baru 1 orang yang menjalankan usaha tersebut, yaitu

Bapak Sewang dari Dusun Parangia. Berikut adalah hasil wawancara

peneliti dengan informan :

Peneliti mengawali pertanyaan tentang sudah berapa lama

bapak menjalankan usaha kopra putih ini ? Informan pun menjawab :

“Saya sudah menjalankan ini sudah 1 tahun lebih” (S,


wawancara Kamis 20 Agustus 2020).
43

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apa yang

melatarbelakangi bapak dalam pengolahan kelapa menjadi kopra

putih ? informan pun menjawab :

“Awalnya saya juga adalah petani kelapa yang biasa mengolah


kopra dengan cara pembakaran atau kopra asap. Saya sering melihat
kelapa masyarakat yang dibiarkan begitu saja yang disebabkan harga
kopra asap yang tidak pasti. Namun setelah saya mengetahui
mengenai pengolahan kopra putih dan kelebihan kopra putih saya
mencoba menjalankan usaha ini dan Alhamdulillah saya sudah ada 4
orang pekerja yang membantu saya mengolah kelapa menjadi kopra
putih”. (S, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang bagaimana perbedaan

pengolahan kopra putih dengan kopra asap ? informan pun

menjawab:

“Umumnya pengolahan kopra putih hampir sama dengan kopra


biasa, namun yang membedakannya terletak pada proses
pengeringannya. Kopra biasa dikeringkan dengan cara dipanggang
sementara kopra putih dikeringkan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari dengan terlebih dahulu dilakukan pengasapan selama
1 malam dengan menggunakan obat khusus yaitu belerang untuk
kelapa yang akan diolah menjadi kopra putih agar kopra yang
dihasilkan tidak berjamur. Obat tersebut dibakar dan di simpan di
bawah kelapa yang telah dibelah kemudian ditutup menggunakan
tenda hingga asap dari obat tersebut tidak keluar dari tenda sehingga
mengasapi kelapa. setelah pengasapan barulah kelapa tersebut siap
untuk dikeringkan, pengeringan kelapa ini bisa sampai 5 hari
kemudian setelah dianggap kering kelapa tersebut di cungkil untuk
dipisahkan dari batok kelapa. Setelah itu barulah kelapa kopra putih
siap untuk dijual. (S, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang Berapa harga beli

belerang atau obat untuk kopra putih ? informan pun menjawab :

“Untuk belerang saya tidak beli, ada memang pengumpul


kopra di Kota Benteng di tempat saya menjual kopra ini yang
memberikan belerang dan tenda. Setiap belerang habis saya ambil di
44

sana yang penting kita menjual hasil kopra kita pada mereka”. (S,
wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang bagaimana perbedaan

harga jual antara kopra putih dan kopra biasa ? informan pun

menjawab :

“Harga kopra putih lebih tinggi dibanding kopra biasa. Harga


kopra putih saat ini yaitu 800 ribu per tonnya. Berbeda dengan harga
kopra biasa yang harganya tidak stabil, harga jual kopra putih sendiri
tetap”. (S, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah kelapa yang

diolah menjadi kopra putih adalah kelapa milik sendiri ? informan pun

menjawab :

“Tidak, saya kebanyakan membeli kelapa dari warga namun


ada juga kelapa dari kebun kelapa saya”. (S, wawancara Kamis 20
Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang berapa harga beli

kelapa per biji tersebut ? informan pun menjawab :

“Untuk harga kelapa per biji dari masyarakat tidak menentu.


Baru baru ini saya mendapat harga Rp. 850 per biji kelapa, kadang
juga Rp. 1000”. (S, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah ada kendala

yang dihadapi dalam pengolahan dan pemasaran kelapa kopra putih

? informan pun menjawab :

“Untuk kendala pengolahan biasa dari cuaca sehingga


berpengaruh dari lamanya proses pengeringan untuk kendala
pemasaran saya rasa sejauh ini belum ada karena saat ini saya
sudah ada mobil pick up sehingga untuk penjualan saya sendiri yang
langsung mengangkutnya”. (S, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).
45

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang berapa rata rata

banyaknya kelapa yang diolah menjadi kopra putih dalam sebulan ?

informan pun menjawab :

“Dalam sebulan bisa 9000 sampai 10.000 biji kelapa”. (S,


wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti menanyakan lagi tentang berapa rata rata

pendapatan perbulan dari pengolahan kopra putih ? informan pun

menjawab :

“Untuk pendapatan tergantung dari banyaknya kelapa yang


diolah. Terkadang bisa sampai 10 juta lebih, tetapi banyak juga
pengeluaran yakni harus membayar upah pekerja. Dan memutar uang
lagi untuk dijadikan modal”. (S, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang bagaimana harapan

dari bapak kepada pemerintah mengenai pemberdayaan petani

kelapa ? informan pun menjawab :

“Saya berharap pemerintah bisa mengoptimalkan hasil


perkebunan kelapa yang ada. Mengusahakan agar harga jual kelapa
meningkat. Sebenarnya Selayar ini adalah daerah penghasil kelapa,
namun pengolahan yang kita lakukan sangat tertinggal dibanding
daerah lain, yang cara pengeringannya sudah menggunakan oven
pengering yang khusus untuk kopra”. (S, wawancara Kamis 20
Agustus 2020).

Selain mewawancarai pemilik usaha kopra putih peneliti juga

mewawancarai salah satu pekerja kopra putih. Berikut adalah hasil

wawancara peneliti dengan informan yaitu Ibu Denji Tanning dari

Dusun Parangia :

Peneliti bertanya tentang sudah berapa lama ibu ikut kerja

dalam pengolahan kopra putih ini, informan pun menjawab :


46

“Sudah dari pertama usaha ini di buat saya dipanggil oleh Deng
Sewang untuk ikut membantu dalam pengolahan kopra putih”.(DT,
wawancara Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apa pekerjaan ibu

sebelum ikut dalam pengolahan kopra putih ini ? informan pun

menjawab:

“Sebelumnya saya bertani di kebun menanam berbagai


tanaman. Dulu saya juga terkadang mengolah kelapa milik orang
saya olah menjadi kopra lalu berbagi hasil”. (DT, wawancara Kamis
20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah disini ibu

digaji per bulan ? informan pun menjawab:

Tidak, Disini saya mendapatkan upah per banyaknya kelapa


yang diolah, untuk 1 biji kelapa saya mendapatkan upah Rp. 150
Setelah penjualan barulah kami diberi upah. (DT, wawancara Kamis
20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti menanyakan lagi tentang berapa banyak

kelapa yang bisa diolah dalam sehari ? informan pun menjawab :

“Untuk setiap harinya tidak pasti. Kan disini ada 2 tempat


pengeringan dimana 1 pengeringan ini muat untuk 2000 biji kelapa.
Dan ketika mau mengeringkan 1 hari bisa langsung dikasih penuh
yaitu 2000 biji kelapa. Tetapi kan untuk pengeringan bisa sampai 5
hari, sebelum pengeringan pun dilakukan pengasapan 1 malam.
Sembari melakukan pengeringan saya melakukan pekerjaan lain
seperti memisahkan kelapa dari batok kelapa dan atau membelah
kelapa atau memisahkan kelapa dari sabutnya”. (DT, wawancara
Kamis 20 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang bagaimana tanggapan

ibu mengenai pengolahan kopra putih ini ? informan pun menjawab :

“Saya sangat senang dengan adanya pengolahan kopra putih


ini, jadi saya merasa memiliki pekerjaan yang tetap dibanding
sebelumnya”. (DT, wawancara Kamis 20 Agustus 2020).
47

3. Deskripsi hasil wawancara terhadap tenaga kerja pemanjat kelapa

Salah satu hal yang menjadi kendala para petani kelapa yaitu

kurangnya tenaga pemanjat maka dari itu, peneliti juga

mewawancarai salah satu tenaga pemanjat kelapa yang ada di Desa

Tanete. Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan salah satu

tenaga pemanjat kelapa di Desa Tanete :

Peneliti bertanya tentang apa menjadi kendala bapak dalam

memanjatkan kelapa warga ? informna pun menjawab :

“sebenarnya saya juga ada beberapa pekerjaan lain seperti


beternak kambing selain itu saya juga mengerjakan kebun. Jadi
terkadang saya tida bisa membagi waktu. Selain itu harga yang saya
minta terkadang tidak disetujui dengan warga yang mau dipanjatkan
kelapanya”. (A, wawancara Rabu 19 Agustus 2020)

Kemudian peneliti bertanya lagi berapa harga atau

penghasilan yang di dapat ketika memanjat kelapa ? informan pun

menjawab :

“Saat ini saya biasa meminta 4000 per pohon. Tetapi terkadang
ada warga yang meminta per banyaknya buah kelapa yang dipanjat.
Karna terkadang dalam satu pohon ada yang buahnya banyak ada
yang buahnya sedikit”. (A, wawancara Rabu 19 Agustus 2020)

Kemudian peneliti bertanya lagi dalam satu pohon berapa

paling banyak buah kelapa yang bisa diambil ? informan pun

menjawab :

“Tidak menentu kadang paling banyak ada 20 buah kelapa


yang tua dalam satu pohon”. (A, wawancara Rabu 19 Agustus 2020)

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah bapak juga

memiliki kebun kelapa ? informan pun menjawab:


48

“Iya saya juga memiliki kebun kelapa walaupun pohonnya tidak


terlalu banyak tapi saya juga biasa mengolah kelapa menjadi kopra”.
(A, wawancara Rabu 19 Agustus 2020)

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah sudah ada

bantuan yang pernah bapak dapat dari pemerintah terkait

pemberdayaan petani kelapa ? informan pun menjawab :

“Kalo terkait pemberdayaan petani kelapa belum ada, tapi


kemarin ibu saya mendapat bantuan ternak ayam akan tetapi sampai
sekarang banyak yang mati”. (A, wawancara Rabu 19 Agustus 2020)

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang bagaimana harapan

bapak kepada pemerintah mengenai pengolahan kelapa ? informan

pun menjawab :

“Kalo terkait pemberdayaan kelapa saya berharap pemerintah


bisa menetapkan untuk harga kelapa di satu harga. Kan diselayar ini
banyak sekali petani kelapa, harga yang tidak pasti kadang petani
kelapa malas merawat kebun kelapa mereka”. (A, wawancara Rabu
19 Agustus 2020)

4. Deskripsi hasil wawancara dengan pemerintah Desa Tanete

Desa tanete baru saja melakukan penggantian kepala desa

baru dan baru dilantik pada akhir tahun 2019, maka dari itu untuk

program bantuan atau pemberdayaan kepada masyarakat belum ada

yang dilakukan oleh kepala pemerintah yang baru. Maka dari itu

peneliti diarahkan untuk mewawancarai salah satu staf Desa yang

sudah lama mengabdi di Desa Tanete. Berikut adalah hasil

wawancara peneliti dengan ibu Martiati :

Peneliti menanyakan tentang bagaimana upaya pemberdayaan

yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa terhadap para petani Di


49

Desa Tanete dalam meningkatkan pendapatan masyarakat ?

informan pun menjawab :

“Untuk pemberdayaan terhadap petani yang pernah kami


lakukan yaitu pemberian bantuan ran atau pagar pelindung kebun,
pemberian bantuan ran diharapkan agar hewan hewan ternak
masyarakat tidak masuk ke kebun warga dan memakan tanaman
para petani, dengan begitu hasil pertanian bisa maksimal”. (M,
wawancara 4 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi mengenai selain bantuan ran,

bantuan apa lagi yang pernah diberikan kepada para petani ?

informan pun menjawab sebagai berikut :

“Kami juga pernah memberikan bantuan pupuk untuk tanaman


masyarakat seperti pupuk untuk jambu mete. Selain bantuan pupuk
ada juga bantuan seperti pemberian bantuan bibit bibit tanaman yaitu
bibit Lombok dan bibit mangga”. (M, wawancara 4 Agustus 2020).

Kemudian peneliti menggali lagi dengan bertanya apakah

sudah ada upaya pemberdayaan yang dilakukan terhadap petani

kelapa di Desa Tanete ? informan pun menjawab sebagai berikut :

“Untuk pemberdayaan terhadap petani kelapa belum ada.


Akan tetapi pemerintah desa pernah memberikan bantuan gerobak
kepada masyarakat sehingga gerobak tersebut bisa memudahkan
pengangkutan kelapa”. (M, wawancara 4 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang Apakah pemerintah

desa pernah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang

berkaitan dengan pemberdayaan petani ? informan pun menjawab :

“Iya, dari dinas pertanian sudah pernah datang dan


memberikan sosialisasi mengenai pertanian. Dan juga memberikan
bantuan pupuk kepada para petani”. (M, wawancara 4 Agustus 2020).
50

Kemudian peneliti menanyakan pertanyaan lagi, bagaimana

cara pemerintah desa dalam penentuan masyarakat yang akan diberi

bantuan atau diberdayakan mengingat bahwa tidak semua petani

yang mendapat bantuan ? informan pun menjawab :

“Untuk pemberian bantuan kita survey dulu masyarakat di


setian dusun, jadi yang dirasa membutuhkanlah yang akan di beri
bantuan. Dan ketika ada bantuan berikutnya kita usahakan
masyarakat yang sebelumnya tidak mendapat bantuan yang akan kita
beri bantuan”. (M, wawancara 4 Agustus 2020).

Kemudian peneliti menanyakan lagi apa yang menjadi kendala

dalam hal pemberdayaan petani kelapa di Desa Tanete ? informan

pun menjawab sebagai berikut :

“Untuk saat ini dana anggaran belum cair jadi belum ada
langkah pemberdayaan yang dilakukan oleh kepada desa yang baru.
Selain itu kan terkadang kami memberikan bantuan seperti bantuan
pupuk, tetapi saya melihat dari petani sendiri kurang memaksimalkan
bantuan yang diberikan, selain itu kendala dari petani sendiri yakni
kurangnya kesadaran dalam melakukan inovasi terhadap kebun
mereka”. (M, wawancara 4 Agustus 2020).

Kemudian peneliti bertanya lagi tentang apakah untuk

kedepannya akan ada rencana pemberdayaan terhadap petani kelapa

? informan pun menjawab sebagai berikut :

“Ya mungkin nanti akan dipertimbangkan, mengingat bahwa di


Desa Tanete banyak petani kelapa”. (M, wawancara 4 Agustus 2020).

D. Analisis dan Interpretasi

1. Bentuk dan Proses Pengolahan Kelapa Di Desa Tanete

Pengelolaan kelapa dilakukan dalam kurung waktu empat bulan

sekali, dan biasanya dalam satu tahun kelapa diolah menjadi kopra

sebanyak 3 kali dalam setahun. Sebagian besar masyarakat


51

mengolah kelapa dari kebun kelapa sendiri. Dan rata rata masyarakat

di Desa Tanete memiliki lebih dari satu kebun kelapa. Kalau dahulu

masih banyak masyarakat yang mengolah kelapa menjadi minyak

kelapa dan dijual ke pasar, namun saat sekarang pengolahan kelapa

menjadi minyak kelapa sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Desa

Tanete, hal tersebut dikarenakan sudah banyak minyak olahan pabrik

yang dijual dipasaran dan kebanyakan konsumen lebih memilih

menggunakan minyak tersebut untuk penggunaan sehari hari.

Salah satu bentuk pengolahan kelapa yang selalu dilakukan

masyarakat yaitu pengolahan menjadi kopra. Belum ada bentuk

usaha lain yang dilakukan oleh masyarakat selain pengolahan

menjadi kopra. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi turun

temurun dari sejak dahulu mulai dari para orang tua, kelapa yang

dihasilkan selalu diolah menjadi kopra, dan proses pengolahannya

pun masih sama seperti dahulu yakni dengan cara tradisional.

Kopra sendiri adalah kelapa yang dikeringkan kemudian dijual.

Cara pengeringan kopra bisa dengan pemanggangan dengan bara

api (Kopra asap), pengeringan dengan sinar matahari (kopra biasa)

dan pengeringan dengan sinar matahari dengan pemberian belerang

agar kopra kering yang dihasilkan tidak berjamur (kopra putih).

Namun cara pengeringan yang paling sering dilakukan oleh

masyarakat Desa Tanete adalah pengeringan dengan pemanggangan

di atas bara api atau kopra asap, dan untuk kopra putih sendiri baru 1

orang masyarakat Desa Tanete yang menjalankannya.


52

Berikut adalah skema perbedaan pengolahan kopra asap dan

kopra putih yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tanete:

Gambar 4.1

Skema Pengolahan Kelapa Menjadi Kopra di Desa Tanete

Pengolahan Kopra

KOPRA ASAP/KOPRA BIASA KOPRA PUTIH

Proses panjat / panen kelapa Pengumpulan kelapa masyarakat


masyarakat

Pengumpulan kelapa Pemisahan biji kelapa dari sabutnya

Pemisahan biji kelapa dari sabutnya Memecah/ membelah dua kelapa

Memecah/ membelah dua kelapa Pengasapan dengan belerang

Pengeringan di atas tungku pemanggangan Pengeringan di atas tungku dengan


dengan bara api (kopra asap) atau dikeringkan bantuan sinar matahari
dengan sinar matahari (kopra biasa)

Kelapa kering (Kopra)


Kelapa kering (Kopra)

Pemisahan daging kelapa


Pemisahan daging kelapa kering dari batok kelapa
kering dari batok kelapa

Pengemasan kopra kedalam


Pengemasan kopra ke dalam karung karung

Penjualan kopra Penjualan kopra


53

Sebagian besar petani kelapa di Desa Tanete mengolah

kelapa dengan menjadikanya kopra asap yakni pengeringan dengan

cara pemanggangan di atas bara api, karena cara pengeringan

tersebut lebih cepat dibanding pengeringan dengan sinar matahari

(kopra biasa). Cara pengeringan dengan sinar matahari sangat jarang

dilakukan oleh masyarakat Desa Tanete, pengeringan dengan sinar

matahari terkadang dilakukan kalau kelapa yang akan diolah

jumlahnya sedikit. Umumnya setelah kelapa selesai di panjat, kelapa

kemudian dipisahkan dari sabutnya lalu dibelah dua, setelah itu baru

dilakukan pengeringan di atas tungku pemanggangan yang terbuat

dari kayu dan bambu yang dibuat sendiri oleh masyarakat dengan

ukuran mulai dari 2x2 meter bahkan lebih besar dari itu. Setelah

kelapa kering kemudian kelapa tersebut di cungkil untuk dilakukan

pemisahan dari batok kelapa, setelah itu dipotong kecil kecil untuk

lebih memudahkan ketika di masukkan ke dalam karung. Setelah itu

barulah kelapa kopra siap dijual. Cara pengolahan tersebut dilakukan

sejak dulu sampai sekarang. Hingga saat ini ditemukan cara

pengolahan kelapa menjadi kopra putih namun sebagian masyarakat

tetap mengolahnya menjadi kopra asap.

Pengolahan kelapa menjadi kopra putih sedikit berbeda

dengan kopra asap. Yang membedakannya yaitu kopra putih diolah

dari kelapa segar tua dengan sistem pengeringan atau pemanasan

tidak langsung yakni dengan panas sinar matahari dan terlebih

dahulu sebelum dikeringkan dilakukan pengasapan selama semalam

menggunakan belerang atau obat khusus untuk kelapa yang akan


54

diolah menjadi kopra putih agar kelapa yang dihasilkan tidak

berjamur. Untuk tungku pengering kopra putih lebih besar dibanding

tungku untuk pemanggangan kopra asap dan lebih rendah dengan

diberikan sedikit ruang di bawahnya untuk pengasapan belerang.

Pengolahan kopra putih bisa memakan waktu pengeringan

sampai 5 hari agar kualitas kering yang dihasilkan bagus sedangkan

untuk kopra asap sendiri karena pengeringannya dilakukan dengan

cara pemanggangan di atas bara api maka waktu pengeringannya

cukup untuk 1 hari saja. Walaupun sudah ada satu orang masyarakat

dari Desa Tanete yang mengolah kelapa menjadi kopra putih tetapi

sebagian besar masyarakat di Desa Tanete masih saja belum

melakukan inovasi terhadap pengolahan kelapa mereka, hal itu

dikarenakan dalam memulai usaha kopra putih pastinya dibutuhkan

modal awal dan juga memerlukan lahan terbuka serta tungku

pengering yang berbeda dengan tungku kopra asap, padahal dari

segi harga jual kopra putih jauh lebih tinggi dibanding kopra asap. Jika

dilihat dari segi kualitas memang kopra putih lebih bagus dari kopra

asap. Pengolahan kopra putih sangat memperhatikan kebersihan dan

prosedur yang ketat sehingga dihasilkan kopra putih yang bersih serta

sangat memperhatikan kualitas kering kopranya, berbeda dengan

kopra asap karena pengeringannya menggunakan panas bara api

sehingga terkadang kering yang dihasilkan tidak rata, ada yang

keringnya bagus, kurang bagus, dan ada juga yang terlalu kering

bahkan sampai gosong. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang

menjadikan harga jual kopra asap tidak stabil.


55

Sebagian besar petani kelapa di Desa tanete memiliki usaha

sampingan lain, mereka mengaku bahwa pendapatan yang diperoleh

tidak cukup kalau hanya mengandalkan dari usaha kelapa, maka dari

itu mereka tidak terfokus ke pengolahan kelapa saja tetapi juga

mengurus kebun lain yang ditanami berbagai tanaman seperti

mangga dan jambu mente, menanam jagung dan sayur sayuran

ketika musim hujan, selain itu ada yang beternak, berdagang,

nelayan, dan lain lain.

Pemanfaatan hasil samping seperti sabut dan tempurung

kelapa belum dilakukan oleh petani kelapa dari Desa Tanete.

sehingga nilai tambah dari usaha tani kelapa belum diperoleh secara

optimal. Namun untuk tempurung kelapa sendiri sudah ada beberapa

masyarakat dari desa lain yang membeli batok kelapa untuk dijadikan

arang dari batok kelapa. Dengan adanya usaha tersebut batok kelapa

dari sisa pengolahan kopra tidak terbuang begitu saja karena para

petani kelapa bisa menjualnya ke pembeli khusus yang akan

mengolah batok kelapa menjadi arang. Namun untuk sabut kelapa

sendiri masih dibiarkan begitu saja padahal ada banyak sekali

kerajinan yang bisa dibuat dari sabut kelapa.

2. Kendala Pengolahan Kelapa

Petani kelapa di Desa Tanete mengalami beberapa kendala

dalam pengolahan kelapa salah satunya yaitu dalam menemukan

tenaga kerja pemanjat. Terkadang petani kelapa kesulitan dalam

menemukan orang yang bisa memanjatkan kelapa mereka. Hal

tersebut dikarenakan sedikitnya masyarakat yang bisa memanjat


56

kelapa dan juga masyarakat yang bisa memanjat kelapa juga memiliki

kesibukan lain sehingga sulit membagi waktu antara pekerjaan yang

dijalankan dan memanjatkan kelapa warga. Karena kurangnya tenaga

kerja pemanjat, kelapa yang seharusnya dipanen selama empat bulan

sekali baru bisa dipanen ketika musim panen berikutnya tiba, dalam

hal ini empat bulan kemudian setelah kelapa dapat dipanen pada saat

berumur empat bulan. Hal ini tentunya berdampak pada hasil yang

akan didapatkan petani karena kualitas kelapa tentunya akan

berkurang kalau sudah lama.

Selain masalah tenaga pemanjat ada hal lain yang menjadi

kendala para petani kelapa yaitu jauhnya tempat mengolah kelapa

atau kebun kelapa masyarakat dari pemukiman yakni berkisar sejauh

rata-rata 3-5 kilometer. Hal ini berdampak pada lamanya proses

pengangkutan apalagi pada saat musim hujan yang dikarenakan

jalanan rusak sehingga lebih memberatkan kerja para petani kelapa.

Selain itu tingkat pengetahuan petani yang masih rendah terkait

perkebunan kelapa dan juga belum adanya upaya yang dilakukan

oleh pemerintah.

Kendala lain yang selalu dikeluhkan para petani kelapa yakni

dari segi pemasaran, para petani kelapa dirugikan oleh praktek pasar

monopoli dari pedagang kopra yang menentukan harga secara

sepihak. Keadaan ini terkadang menyebabkan petani kecewa dan

kurang bersemangat dalam merawat kebun kelapa mereka. sehingga

berakibat kepada produktivitas kelapa yang turun drastis.


57

3. Pendapatan Usaha Kelapa

Adapun rumus analisis pendapatan usaha kopra yaitu dengan

menghitung total penerimaan atau pendapatan kotor dikurangi

dengan biaya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, dengan

bentuk rumusnya adalah Pd = Tr – Tc (Soekartiwi: 1995)

Dimana

Pd = Pendapatan ( Rp)

Tr = Total Penerimaan ( Rp)

Tc = Total Pengeluaran (Rp)

Harga kelapa kopra asap atau kopra biasa menurut responden

berkisar antara 3.000 sampai 5.000 an per kg nya. Untuk harga kopra

asap sendiri selalu tidak pasti, berbeda dengan harga kopra putih

yang harganya tetap dan berkisaran di harga 8.000 per kg nya.

Berdasarkan hasil wawancara sekitar 400 biji kelapa bisa

menghasilkan 1 ton kopra.

Berikut adalah perbedaan pendapatan yang diperoleh petani

kelapa dalam pengolahan kopra asap dan kopra putih :

Untuk pengolahan menjadi kopra asap dengan pemisalan

kelapa yang diproduksi sebanyak 3000 biji. Jadi untuk 3000 biji kelapa

bisa menghasilkan sekitar 7,5 ton kopra dengan pemisalan

berdasarkan wawancara 1 ton kelapa bisa dari 400 biji kelapa. Maka

pendapatan kotor untuk kopra asap jika dikalikan dengan harga

tertinggi penjualan kopra masyarakat saat ini yaitu Rp. 450 ribu per

ton nya yakni sebanyak Rp. 3.375.000, harga untuk sewa panjat yaitu

4 ribu per pohon. Untuk 3000 biji diperkirakan sekitar 150 pohon
58

kelapa dengan pemisalan 1 pohon kelapa menghasilkan 20 biji

kelapa. Maka pengeluaran untuk biaya sewa panjat yaitu sekitar Rp.

600.000. Pengeluaran untuk sewa pengangkutan yaitu Rp. 150.000.

dengan demikian pendapatan petani kelapa untuk 1 kali produksi

sebanyak 3000 biji yaitu :

Table 4.6
Rata Rata Pendapatan Pengolahan Kopra Asap Untuk 3000
Biji Kelapa Dalam 1 Kali Produksi

No Uraian Biaya Jumlah

1 Total penerimaan 7,5 ton x Rp. 450.000 Rp. 3.375.000


(Tr)

2 Total pengeluaran - Sewa panjat :


(Tc) 150 x 4000 = 600.000 Rp. 750.000
- Pengangkutan :

Rp. 150.000
3 Total Pendapatan Rp. 2.625.000
(Pd)

Maka rata rata penghasilan petani kelapa ketika diolah menjadi

kopra asap untuk 3000 biji kelapa adalah Rp. 2.625.000, itu artinya

rata rata pendapatan perbulan adalah sekitar Rp. 650.000 karena

pendapatan tersebut untuk satu kali produksi yaitu setiap 4 bulan

sekali dan merupakan kelapa dari kebun sendiri. Pendapatan tersebut

belum dikurangi jika dalam pengelolaan ada beberapa orang yang

membantu, itu artinya harus berbagi untung lagi. Pendapatan petani


59

akan beda lagi jika kelapa yang diolah adalah kelapa milik orang lain

atau kelapa yang dibeli per biji karena harus berbagi keuntungan.

Untuk pengolahan menjadi kopra putih dengan pemisalan

sebanyak 3.000 biji kelapa yang diproduksi maka rata rata

pendapatannya adalah sebagai berikut : berdasarkan wawancara

dengan pengolah kopra putih menyebutkan bahwa kelapa yang

diolah menjadi kopra putih didapat dari warga dengan harga Rp. 850

per bijinya. Dengan demikian harga untuk 3.000 biji kelapa adalah Rp.

2.550.000. sementara itu para pekerja digaji berdasarkan banyaknya

kelapa yang diolah dengan upah 150/ biji. Maka biaya pengeluaran

untuk pekerja adalah Rp. 450.000. dan harga jual kopra putih yaitu

Rp. 8000/ kg nya. Maka pendapatan kotor dari penjualan kopra putih

sebanyak 3.000 biji atau 7,5 ton adalah Rp. 6.000.000.

Berikut adalah tabel pendapatan dari pengolahan kopra putih

sebanyak 3000 biji kelapa.

Table 4.7
Rata Rata Pendapatan Pengolahan Kopra Putih Untuk 3000
Biji Kelapa
No Uraian Biaya Jumlah

1 Total penerimaan 7,5 ton x Rp. 800.000 Rp. 6.000.000

2 Total Harga Beli Kelapa : Rp. 3.000.000


Pengeluaran 3000 x 850 = Rp
2.550.000
Biaya Pekerja :
3000 x 150 =Rp. 450.000

3 Total Pendapatan Rp. 3.000.000


60

Dengan demikian pendapatan yang diperoleh untuk

pengolahan menjadi kopra putih untuk 3000 biji kelapa adalah

sebesar Rp. 3.000.000. akan tetapi pendapatan tersebut hanya untuk

3.000 biji kelapa saja. Berbeda dengan kopra biasa, pengolahan

kopra putih dilakukan terus menerus dan dalam 1 bulan kelapa yang

diolah bisa 8 ribu sampai 9 ribu biji kelapa.

4. Upaya Pemberdayaan

Pemberdayaan petani merupakan upaya untuk membangkitkan

potensi serta kemampuan petani kearah peningkatan produktivitas

dan efisiensi secara berkelanjutan. Sasarannya yaitu dengan

memberikan motivasi dan pelatihan serta membangkitkan

kepercayaan masyarakat pada kemampuan sendiri..

Pengolahan kelapa menjadi kopra putih merupakan salah satu

peluang bagi petani kelapa dalam mengembangkan usahanya dalam

meningkatkan pendapatan dimana harga jual kopra putih Jauh lebih

tinggi jika dibandingkan kopra biasa atau kopra asap. Selain itu

dengan adanya pengolahan kopra putih yang dijalankan dapat

memberikan lapangan pekerjaan bagi petani lainnya. Akan tetapi

masyarakat masih kurang sadar akan potensi perkembangan usaha

kelapa dengan pengolahan menjadi kopra putih. Ada banyak petani

kelapa yang ingin melakukan pengolahan menjadi kopra putih, tetapi

mereka terkendala di modal serta berpikir panjang dalam mendirikan

usaha kopra putih, karena dalam mendirikan usaha kopra putih

membutuhkan lahan terbuka serta tungku pengering, dan juga stok

persedian kelapa, karena dalam pengolahan kopra putih bagusnya


61

jika dilakukan terus menerus karena akan sayang jika sudah

membuat tungku pengering kopra putih tetapi pengolahannya hanya

dilakukan sesekali misalnya saat panen kelapa dari kebun sendiri,

maka dari itu dibutuhkan modal untuk membeli kelapa per biji dan

juga harus memikirkan mengenai pengangkutan kelapa tersebut ke

tempat pengolahan kopra putih. Hal tersebut menjadi bahan

pertimbangan petani kelapa yang ingin menjalankan usaha kopra

putih sehingga sampai sekarang masyarakat umumnya masih

melakukan pengolahan dengan cara pemanggangan di atas bara api

sebagai metode pengeringnya atau ada juga sebagian masyarakat

yang melakukan pengeringan menggunakan sinar matahari tapi tanpa

pengasapan belerang dimana harga jual untuk cara tersebut sama

dengan kopra asap. Selain itu para petani kelapa merasa lebih mudah

dalam pengolahan kopra asap yakni ketika ingin membeli kelapa per

biji dari masyarakat yang tidak ingin mengolah kelapanya para petani

kelapa bisa melakukan pengolahan kopra asap di kebun penjual

kelapa. Sehingga sebagian besar petani kelapa masih memilih

melakukan pengolahan kopra asap walaupun harga jual yang rendah

dan untung yang didapatkan sedikit, mereka merasa itu lebih baik

dibanding tidak dilakukan pengolahan sama sekali.

Pengolahan kelapa di Kepulauan Selayar khususnya di Desa

Tanete terbilang sangat lambat jika dibandingkan dengan daerah lain

yang sudah melakukan banyak inovasi dalam pengolahan kelapa

khususnya kopra. Mulai dari adanya mesin pengering kopra, sampai

dengan penjualan kopra ke berbagai Negara. Namun untuk saat ini


62

belum ada upaya khusus yang dilakukan pemerintah yang fokus

terhadap pemberdayaan petani yang menguntungkan petani kelapa.

Mereka umumnya memberikan bantuan kepada petani secara umum

yakni pemberian bantuan rang atau pagar pelindung kebun serta

pemberian bantuan pupuk dan bibit tanaman. Pemerintah harus lebih

berupaya dalam membangkitkan potensi dari perkebunan kelapa

masyarakat, serta kemampuan petani agar lebih meningkatkan

produktivitasnya, memberikan motivasi dan pelatihan serta

membangkitkan kepercayaan masyarakat pada kemampuan sendiri.

Pemerintah harus memiliki peran dalam penentuan harga kopra

dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara

pengolahan kopra yang bagus mengingat bahwa pengolahan kelapa

di Desa Tanete selalu diolah menjadi kopra. Pemerintah bisa

memberikan bantuan modal usaha untuk pengolahan menjadi kopra

putih agar kelapa kopra yang diolah masyarakat bisa lebih

berkembang dari sebelumnya.

5. indikator keberdayaan masyarakat

Indikator derajat keberdayaan masyarakat merupakan tingkatan

keberdayaan sebagai akibat langsung dan tidak langsung dari

program pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan 4

dimensi keberdayaan masyaraakat :

a. Tingkat kesadaran dan keinginan untuk berubah (power within).

b. Tingkat kemampuan meningkatkan kapasitas untuk

meningkatkan akses (power to).

c. Tingkat kemampuan menghadapi hambatan (power over).


63

d. Tingkat kemampuan membangun kerejasama dan solidaritas

(power with).

Secara konseptual 4 dimensi pemberdayaan ini tersusun

secara gradual. Parameter power with merupakan parameter paling

tinggi tingkatannya dibandingkan 3 parameter lainnya. Konsep

pemberdayaan masyarakat menetapkan kaidah bahwa program

pemberdayaan masyarakat baru bisa dianggap berhasil ketika

mampu mewujudkan power with pada kelompok sasaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberdayaan

yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa dan dinas terkait belum

terlalu maksimal bagi petani kelapa. Hal ini bisa dilihat dari tingkat

kesadaran dan keinginan untuk berubah (power within) dari petani

kelapa yang rendah. Salah satunya bisa dilihat dari bentuk

pengolahan kelapa yang dilakukan masih sama seperti dahulu yakni

diolah menjadi kopra asap dengan cara pengeringan yang tradisional,

dengan harga jual yang relatif rendah, walaupun saat ini sudah ada

pengolahan menjadi kopra putih dengan harga jual yang lebih tinggi,

namun kebanyakan masih tetap menggunakan cara lama. Temuan

penelitian ini mengambarkan bahwa program pemberdayaan yang

ada belum mampu mengoptimalkan derajat keberdayaan masyarakat

ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga tingakatan lainnya juga tidak

tercapai. Berdasarkan hasil wawancara mereka mengaku tidak

memiliki modal untuk melakukan pengembangan sehingga bisa

dikatakan upaya pemberdayaan yang ada memang belum terlalu


64

maksimal karna masyarakat belum bisa menghadapi hambatan dan

belum bisa membangun kerjasama dan solidritas.

6. Langkah Pemberdayaan

a. Pemungkinan (enabling)

Pemungkinan atau enabling merupakakn proses

pemberdayaan untuk menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.

Dengan luasnya perkebunan kelapa di Desa Tanete merupakan

salah satu wadah bagi pemerintah dalam menciptakan suasana

yang bisa memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan

pendapatannya.

Berdasarkan hasil wawancara salah satu yang menjadi

kendala petani kelapa yaitu kesulitan dalam pengangkutan hasil

kopra ke kampung yang dikarenakan kondisi jalan tani yang tidak

memungkinkan untuk diakses motor, sehingga menggunakan

gerobak untuk pengangkutan. Maka dari itu pemerintah harus

memiliki strategi dalam perencanaan dengan lebih memperhatikan

dan mengusahakan untuk memperbaiki jalan tani masyarakat agar

lebih memudahkan para petani sehingga tercipta suasana

pertanian yang lebih menggairahkan sehingga para petani bisa

lebih produktif dan menggerakkan potensi masyarakat agar bisa

mengembangkan usaha kelapanya.

b. Empowering ( penguatan )

Empowering yaitu memperkuat potensi yang dimiliki

masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah yang nyata berupa


65

penyediaan berbagai masukan serta pembukaan akses terhadap

berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin

berdaya mulai dari meningkatnya pengetahuan dan kemampuan

masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemerintah Desa Tanete pernah menghadirkan dinas pertanian

yang datang bersosialisasi bersama masyarakat tentang

pertanian, serta pemberian bantuan pupuk. Akan tetapi sampai

sekarang belum ada perhatian dari dinas terkait yang memberikan

sosialisasi mengenai pertanian kelapa untuk melakukan edukasi

seperti cara pengolahan kopra yang bagus, atau apa saja produk

produk olahan kelapa selain kopra.

Dalam rangka memperkuat potensi yang dimiliki diperlukan

langkah-langkah yang lebih positif selain hanya menciptakan iklim

dan suasana yang baik. Untuk itu perlu ada program khusus bagi

masyarakat yang kurang berdaya seperti program bantuan

keuangan atau peminjaman modal usaha, sosialisasi mengenai

produk olahan kelapa yang awalnya selalu diolah menjadi kopra

menjadi produk turunan lainnya yang dapat memberikan nilai

tambah secara ekonomi seperti minyak murni, kuliner makanan,

kue kelapa serta produk olahan lainnya, pembinaan dan pelatihan

kepada para petani kelapa mulai dari teknologi dan diversifikasi

produk agar dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh

pasar, hingga memfasilitasi dengan pihak swasta untuk

pemasaran produk kopra, sehingga masyarakat petani kelapa di


66

Desa Tanete mengalami perluasan produksi dan peningkatan nilai

tambah secara ekonomi.

c. Protecting (perlindungan)

Protecting (perlindungan) merupakan proses pemberdayaan

untuk melindungi masyarakat. Dalam hal proses perlindungan

harus di cegah masyarakat yang lemah menjadi semakin lemah

karena kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat. Maka dari

itu perlu adanya dukungan dan bimbingan agar masyarakat

mampu menjalankan perannya dalam melaksanakan tugas tugas

kehidupan. Dalam hal ini dimaksudkan dalam melakukan

pemberdayaan harus terarah dan tepat sasaran kepada

masyarakat yang membutuhkan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sudah ada

beberapa bantuan yang dilakukan pemerintah yakni pemberian

bantuan rang atau pagar pelindung kebun untuk melindungi kebun

masyarakat dan pemberian bantuan pupuk serta bibit tanaman.

Namun belum ada fokus perhatian dari pemerintah terhadap

pengolahan kelapa yang dilakukan oleh petani kelapa di Desa

Tanete.

Salah satu bentuk perlindungan yang bisa dilakukan oleh

pemerintah yaitu bisa dengan mendirikan infrastruktur yang

mendorong kewirausahaan masyarakat petani kelapa seperti

rumah industri kopra, sarana teknologi peralatan, karena peralatan

usaha tani yang digunakan masih sangat sederhana, atau

menghadirkan mesin pengolahan kopra sehingga memudahkan


67

dalam pengolahan. Dengan demikian tujuan akhirnya adalah

memandirikan masyarakat, memampukan dan membangun

kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih

baik secara berkesinambungan.

7. Manajemen Pemberdayaan Petani Kelapa

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses penentuan tujuan, atau

sasaran yang hendak dicapai, dengan cara menetapkan jalan

serta sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Tujuan

yang ingin dicapai dalam hal ini adalah pemberdayaan

masyarakat petani kelapa agar masyarakat menjadi mandiri dalam

mengelola dan mengembangkan usaha sehingga pendapatan

masyarakat semakin meningkat dan terpenuhinya segala

kebutuhan hidup.

Berdasarkan teori diatas hasil penelitian menunjukkan

bahwa sampai sekarang ini belum ada upaya khusus yang

dilakukan pemerintah terkait pemberdayaan petani kelapa. Maka

dari itu perlunya perencanaan awal agar semuanya terarah dan

hasil yang didapatkan maksimal.

Pemerintah harus memulai dengan pengadaan program

bantuan keuangan sehingga para petani memiliki akses untuk

mendapatkan pinjaman modal usaha untuk melakukan

pengembangan terhadap usaha kelapa yang ada, serta perluasan

produksi dan peningkatan nilai tambah secara ekonomi yang

diharapkan dapat menjadikan masyarakat menjadi mandiri dalam


68

mengelola dan mengembangkan usaha sehingga pendapatan

masyarakat semakin meningkat

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses penataan

pengelompokan dan pembagian tugas, tanggung jawab dan

wewenang kepada semua perangkat yang dimiliki sebagai satu

kesatuan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara

efektif dan efisien. Pengorganisasian merupakan tahapan yang

penting agar seseorang yang telah diberi wewenang untuk suatu

tanggung jawab seperti pemberian bantuan kepada petani bisa

melaksanakan dengan baik dan terarah.

c. Actuating (pelaksanaan)

Proses actuating atau pelaksanaan merupakan proses

menggerakkan ataupun merangsang anggota anggota kelompok

untuk melaksanakan tugas dengan kemauan baik dan antusias

tinggi untuk mencapai tujuan. Proses menggerakkan bisa

dilakukan dengan memberikan motivasi dan semangat dari

pemberian bantuan Modal usaha. Tidak sampai disitu saja tetapi

harus dipantau dengan memberikan pemahaman dan sosialisasi

terka it produk olahan kelapa yang lebih baru dan kreatif agar

modal yang telah diberikan bisa dimanfaatkan dengan sebaik

mungkin. Selain itu juga perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan

kepada para petani agar dapat menghasilkan produk yang

dibutuhkan oleh pasar, hingga memfasilitasi dengan pihak swasta


69

untuk pemasaran produk kopra, dengan begitu bisa lebih

memudahkan para petani.

d. Controlling (pengawasan)

Pengendalian atau pengawasan yaitu proses yang

dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang

telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa

berjalan sesuai target yang diharapkan dalam hal ini adanya

kemajuan dari usaha kelapa yang dijalankan masyarakat Desa

Tanete.

8. Kendala Pemberdayaan

Berdasarkan data hasil penelitian di lapangan menunjukkan

ada beberapa kendala untuk pemberdayaan petani kelapa di Desa

Tanete sehingga masih sangat sulit untuk meningkatkan

kesejahteraan warga petani yang ada khususnya petani kelapa,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya kesadaran dari petani sendiri untuk melakukan inovasi

terhadap produk olahan kelapa, hal tersebut juga dikarenakan

Keterbatasan kompetensi yang dimiliki para petani mulai dari

pendidikan, keterampilan, dan wawasan. Padahal untuk

membangun agribisnis kelapa yang maju sangat diperlukan

tenaga yang terampil dalam mengelola usaha secara profesional.

b. Keterbatasan dana menjadi faktor lambatnya kemajuan usaha

pertanian di Desa Tanete. Para petani mengaku tidak memiliki

modal dalam pengolahan menjadi kopra putih, sehingga


70

pengolahannya tetap pada kopra asap walaupun harganya

rendah.

c. Petani kelapa kurang dalam melakukan pemeliharaan terhadap

kebun kelapa mereka. Hal tersebut bisa dilihat dari upaya

pembersihan kebun kelapa yakni dilakukan pada saat panen saja.

Pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan hama pada

tanaman kelapa jarang dilakukan yang di mana hal tersebut

berdampak pada produktivitas kelapa.

d. Tingginya harga pupuk serta rendahnya harga jual kelapa yang

tidak menentu menyebabkan para petani tidak bergairah untuk

memelihara tanaman dan memanen buah kelapa, padahal petani

mengetahui dengan pemberian pupuk akan meningkatkan

kesuburan tanah dan produktivitas kelapa akan lebih banyak

dibandingkan tanpa pemupukan. Namun tidak melakukannya

dengan alasan membutuhkan biaya yang tinggi dan tambahan

tenaga kerja untuk melaksanakannya.

e. Peran pemerintah dan dukungan dari kelembagaan pertanian

yang masih lemah sehingga perkembangan pertanian yang

lambat, selain itu kurangnya pembinaan dari pemerintah

mengenai teknik budidaya, perbaikan prasarana transportasi,

maupun kemudahan dalam mengakses pasar dan modal.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pendeskripsian pada hasil penelitian yang tercantum

pada bab sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Peran pemerintah dalam melakukan upaya pemberdayaan terhadap

petani kelapa masih belum maksimal, hal tersebut bisa dilihat dari

belum adanya program pemberdayaan yang menguntungkan petani

kelapa dimana pengolahan kelapa yang dilakukan masyarakat masih

sama seperti dahulu yakni diolah menjadi kopra asap dengan harga

jual yang tidak stabil sehingga pendapatan masyarakat masih rendah.

Pengolahan kelapa menjadi kopra putih merupakan salah satu

peluang bagi petani kelapa dalam mengembangkan usahanya karena

harga jual kopra putih cenderung lebih tinggi dibanding kopra asap,

namun dari petani kelapa sendiri kurang memiliki motivasi dalam

melakukan pengembangan terhadap usaha kelapa mereka. Maka dari

itu peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam melakukan upaya

pemberdayaan terhadap petani kelapa, seperti program bantuan

keuangan, sosialisasi serta pelatihan dan pemahaman mengenai

produk olahan kelapa yang diharapkan dapat menjadikan masyarakat

menjadi mandiri dalam mengelola dan mengembangkan usaha

sehingga pendapatan masyarakat semakin meningkat dan

terpenuhinya segala kebutuhan hidup

71
72

2. Kurangnya kesadaran dari para petani kelapa untuk melakukan

inovasi sendiri terhadap produk olahan kelapa serta keterbatasan

dana menjadi faktor atau kendala lambatnya usaha pertanian kelapa

di Desa Tanete, selain itu rendahnya pengetahuan dan pemahaman

masyarakat terkait produk olahan kelapa menjadi kendala sehingga

pengolahan kelapa yang dilakukan masih bersifat tradisional dan

belum banyak perkembangan.

B. Saran

Berdasarkan temuan temuan dalam penelitian, maka peneliti

menyarankan hal-hal berikut:

1. Pemerintah harus lebih memaksimalkan upaya pemberdayaan petani

kelapa di Desa Tanete dengan memberikan dukungan dan bantuan

berupa penyuluhan dan pelatihan yang dapat membuat petani kelapa

lebih termotivasi dan bersemangat untuk meningkatkan produktivitas

usaha yang dijalankan. .

2. Perlu adanya lembaga yang bisa mengayomi dan mengorganisasi

para petani dengan begitu keberadaanya tidak lagi terpinggirkan

sehingga mampu mendapatkan pemberdayaan yang lebih baik

sehingga bisa menambah pendapatan petani kelapa.

3. Perlunya program kemitraan usaha dari swasta dan BUMN/D untuk

membantu permodalan masyarakat usaha kecil di desa.

4. Perlunya kegiatan penguatan keterampilan serta pemahaman

terhadap olahan kelapa dalam bentuk pelatihan yang dilakukan

secara terus menerus dengan memfokuskan pada sektor – sektor

usaha masyarakat yaitu perkebunan kelapa.


73

5. Perlunya sosialisasi dari dinas terkait mengenai produk olahan kelapa

agar bisa menambah wawasan para petani kelapa serta lebih

semangat lagi dalam menjalankan usahanya.


74

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, A, dkk. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Sukabumi : CV Jejak

Fenny M. G dan Very. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Program


Pemberdayaan di Desa Lolah II Kecamatan Tombariri Kabupaten
Minahasa, Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, Vol.1. Tahun 2014.

Hasibuan, Melayu S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huraerah, A. 2011. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat.


Bandung: Humaniora

Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: PT Pustaka


Cidesindo

Larasati, S. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Deepublish


Publisher.

Mangkunegara, A.P. 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif,


(Jakarta:Universitas Indonesia, 2001), hlm 15.

Najiati Sri, dkk. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Bogor:


Wetlands International

Ningrat, K. 1993. Metode Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka

Nogoseno. 2003. Reinventing agribisnis perkelapaan nasional. Prosiding


Konferensi Nasional Kelapa V. Tembilahan, 22−24 Oktober 2002.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. hlm. 17−27.

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sedarmayanti. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Raflika


Aditama.

Syafa’at, N., P. Simatupang, S. Mardianto, dan T Pranadji. 2003. Konsep


pengembangan wilayah berbasis agribisnis dalam rangka pemberdayaan
petani. Forum Agro Ekonomi

Soekartawi,1995. Analisis Usaha tani. UI-Press. Jakarta.


75

Soekartiwi. 2002. Faktor Faktor Produksi. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Method. Bandung: Alfabeta

Suharto, E. 2005. Membangun Masyarakat Membudidayakan Rakyat. Bandung:


Reflika Aditama

Sukmayanti. R. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT Galaxy Puspa


Mega.
76

LAMPIRAN

Kisi Kisi Instrumen Penelitian

Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di

Desa Tanete Kec. Bontomatene Kab. Kep. Selayar

Variabe Sub variable Indkator Deskripsi


Penelitian
Pemberdayaa Proses panen dan Jawaban tentang berapa kali panen
n petani Bentuk dan perawatan kelapa kelapa tiap tahunnya dan perawatan
kelapa proses yang dilakukan
pengolahan Bentuk pengolahan Jawaban terhadap bentuk pengolahan
yang dilakukan terhadap kelapa yang
dimiliki
Proses pengolahan Jawaban tentang proses panen kelapa
kelapa dan pengolahan kelapa sehingga
menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi
Kendala Jawaban tentang kendala yang dihadapi
pengelolaan yang dalam pengolahan kelapa
dihadapi

Pemasaran kelapa Jawaban tentang harga pasaran kelapa


dan tempat pemasarannya
Kendala Jawaban tentang kendala pemasaran
pemasaran yang yang dihadapi
dihadapi
Meningkatkan Harga dan Harga jual olahan Jawaban tentang pendapatan yang
pendapatan pendapatan kelapa diperoleh dari penjualan kelapa
masyarakat dari usaha Penghasilan lain Jawaban tentang penghasilan lain yang
kelapa diperoleh selain usaha kelapa

Upaya Harapan petani Jawaban tentang harapan petani kelapa


pemberdayaan kelapa dari mengenai program pemberdayaan dan
pemerintah pemasaran kelapa
Langkah Jawaban tentang langkah pemberdayaan
Pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah
petani dari
pemerintah
77

Pedoman Observasi

Dalam pengamatan atau observasi yang dilakukan adalah mengamati

kegiatan yang terkait pelaksanaan pemberdayaan petani kelapa dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat DI Desa Tanete

A. Tujuan

Untuk memperoleh informasi dan data fisik maupun non fisik terkait

pemberdayaan petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat.

B. Aspek yang diamati

1. Lahan kelapa di Desa tanete

2. Proses pengolahan kelapa yang dilakukan petani kelapa

3. Kondisi perekonomian masyarakat yang bermata pencaharian

sebagai petani kelapa


78

Pedoman Wawancara

a. Pedoman wawancara untuk petani kelapa

1. Berapa kali proses panen kelapa tiap tahunnya ?

2. Apakah ada bentuk perawatan yang dilakukan terhadap pohon kelapa

yang dimiliki ?

3. Apakah sudah ada langkah pemberdayaan yang dilakukan

pemerintah mengenai produk olahan kelapa kepada masyarakat ?

4. Langkah pemberdayaan yang seperti apa yang telah dilakukan oleh

pihak pemerintah kepada masyarakat ?

5. Apakah buah kelapa yang bapak/ibu peroleh dilakukan pengolahan

terlebih dahulu atau langsung dijual ?

6. Apa yang menjadi alasan bapak/ibu kenapa kelapa yang diperoleh

tidak diolah terlebih dahulu ?

7. Bagaimana bentuk pengelolaan yang bapak/ibu lakukan terhadap

kelapa yang dimiliki ?

8. Bagaimana proses pengolahan kelapa yang bapak/ibu lakukan

sehingga menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi ?

9. Apa yang menjadi kendala dalam proses pengolahan kelapa ?

10. Bagaimana perbandingan keuntungan jika kelapa yang dihasilkan

langsung dijual atau diolah terlebih dahulu ?

11. Berapa harga pasaran kelapa ataupun hasil olahan kelapa ?

12. Dimana bapak/ibu menjual kelapa ataupun hasil olahan kelapa ?

13. Apakah ada kendala dalam pemasaran kelapa ataupun hasil olahan

kelapa ?
79

14. Berapa penghasilan yang diperoleh dari hasil pemasaran kelapa

ataupun olahan kelapa ?

15. Apakah pendapatan sebagai petani kelapa cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari hari ?

16. Apakah bapak/ibu ada usaha lain selain mengolah kelapa ?

17. Apa harapan bapak/Ibu dari pemerintah setempat mengenai langkah

pemberdayaan dan pemasaran kelapa yang ada ?

b. Pedoman Wawancara untuk Pemerintah Desa

1. Bagaimana langkah pemberdayaan yang telah dilakukan pemerintah

desa kepada masyarakat dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat khususnya para petani ?

2. Apakah sudah ada langkah langkah atau upaya pemberdayaan yang

telah dilakukan oleh pihak pemerintah desa khususnya kepada para

petani kelapa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat ?

3. Apa saja langkah langkah atau upaya pemberdayaan yang telah

dilakukan oleh pemerintah desa terkait pemberdayaan petani kelapa

dalam meningkatkan pendapatan masyarakat ?

4. Bagaimana cara dalam penentuan masyarakat yang akan

diberdayakan ?

5. Apa yang menjadi kendala dalam hal pemberdayaan petani di desa

tanete ?
80

TRANSKRIP OBSERVASI

No Aspek Yang Diamati Hasil Observasi


1 Kondisi lahan Lahan perkebunan kelapa di Desa Tanete sangat luas
perkebunan kelapa di hampir seluruh masyarakat di Desa Tanete memiliki
Desa Tanete perkebunan kelapa sendiri, namun lahan kelapa
tersebut dibiarkan begitu saja sampai ketika mau
panen baru dilakukan pemangkasan terhadap
tumbuhan tumbuhan liar.
2 Proses pengolahan Pengolahan kelapa yang dilakukan masih sangat
kelapa yang dilakukan tradisional yaitu diolah menjadi kopra asap, ada juga
petani
beberapa masyarakat yang melakukan pengeringan
dengan bantuan panas matahari. Sementara
pengolahan menjadi kopra putih di Desa Tanete
sendiri baru 1 orang yang menjalankan usaha
tersebut. Untuk hasil samping kelapa seperti batok
kelapa saat ini sudah ada masyarakat dari desa lain
yang mendirikan usaha arang dari batok kelapa,
sehingga batok kelapa yang awalnya di biarkan begitu
bisa dijual dan bernilai ekonomi.
3 Kondisi Perekonomian Harga jual kelapa yang tidak stabil dan cenderung
masyarakat petani rendah yang mengakibatkan kondisi perekonomian
kelapa
petani kelapa juga rendah. Sehingga dalam memenuhi
kebutuhan sehari hari tidak cukup kalau hanya
mengandalkan dari hasil penjualan kelapa, sehingga
untuk mendapatkan pendapatan lain masyarakat
menanam berbagai jenis sayuran seperti kacang
kacangan, jagung, labu, untuk dijual ke pasar, ada
juga sebagian yang beternak kambing, nelayan, dll.
81

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PETANI KELAPA

Biodata Informan

Nama : Hasanuddin

Alamat : Dusun Unjuruiya

Hari/tanggal : Senin 20 Juli 2020

Pukul : 15.00

Tempat : Kebun Bapak Hasanuddin

Peneliti Permisi pak, saya ada penelitian tentang pemberdayaan petani kelapa.
Biasa saya wawancara kepada bapak?

Informan Iya dek. Silahkan

Peneliti Berapa kali proses panen kelapa tiap tahunnya ?

Informan Panen kelapa bisa 3 kali setahun, tiap 4 bulan sekali

Peneliti Apakah ada bentuk perawatan yang dilakukan terhadap kelapa


bapak/ibu ?

Informan Untuk kelapa yang sudah tumbuh tidak ada perawatan khusus yang
dilakukan paling hanya memangkas tumbuhan liar di kebun kelapa ini
pada saat mau panen.

Peneliti Apakah buah kelapa yang bapak peroleh dilakukan pengolahan terlebih
dahulu atau langsung dijual perbiji ?

Informan Saya selalu olah dek.

Peneliti Bagaimana bentuk pengolahannya pak ?

Informan kelapa ini selalu saya olah menjadi kopra. Dan kadang juga beberapa
biji di bawah pulang ke rumah untuk diolah menjadi minyak, tetapi
minyak untuk dikonsumsi pribadi saja.

Peneliti Bagaimana proses pengolahan kelapa ini sehingga menjadi kopra ?

Informan Prosesnya sangat panjang, mulai dari memanjat kelapa, kemudian


semua kelapa dikumpulkan setelah itu biji kelapa dipisahkan dari
sabutnya, kemudian kepalanya di belah dua dan dikeringkan dengan
cara pembakaran di tempat pemanggangan kelapa yang saya buat
sendiri. Kelapa yang sudah kering kemudian di potong potong kecil
82

agar lebih efisien ketika dimasukkan kedalam karung. Setelah itu


barulah dilakukan pengangkutan untuk dibawa ke pembeli kopra.

Peneliti Berarti kopra asap/ kopra biasa ya pak ?

Informan Iya dek kopra asap.

Peneliti Kenapa bapak tidak mencoba mengolah dengan cara pengolahan


kopra putih yaitu pengeringan menggunakan panas matahari ?

Informan Sebenarnya saya juga sudah memikirkan mengenai pengolahan kopra


putih. Akan tetapi saya belum ada tungku pengering untuk kopra putih,
jadi untuk saat ini diolah menjadi kopra biasa dulu.

Peneliti Apa yang menjadi kendala bapak dalam proses pengolahan kelapa
menjadi kopra asap ?

Informan Kalo pengoalahan kopra asap kan dilakukan pembakaran untuk


pengeringannya, jadi bisa bisa kalau tidak di perhatikan bisa saja
terbakar dan kita tidak mendapatkan apa apa.

Peneliti Bagaimana perbandingan keuntungan jika kelapa yang diperoleh


langsung dijual atau diolah terlebih dahulu ?

Informan Yang pasti kalau diolah terlebih dahulu keuntungannya lebih walaupun
tidak terlalu banyak dibandingkan kalo langsung dijual.

Peneliti Berapa harga pasaran olahan kelapa kopra ?

Informan Harga pasaran kelapa tidak menentu. Dan untuk harga di selayar
kadang 500 ribuan per ton kadang hanya 300 ribuan per ton

Peneliti Dimana bapak/ibu menjual kelapa kopra ini ?

Informan Jadi kelapa ini dibawa ke kota benteng disana ada tempat penjualan
kelapa kopra.

Penalti Apa ada kendala dalam pemasaran kelapa kopra ?

Informan Yang paling menjadi kendala itu terkadang harga jual yang tidak sesuai
dengan proses tenaga yang dikeluarkan. Belum lagi berbagi
keuntungan dengan membayar sewa panjat kelapa, dan sewa mobil
untuk membawa kopra ke pembeli.

Peneliti Berapa penghasilan yang diperoleh dari hasil olahan kelapa ?


83

Informan Tergantung banyaknya kelapa yang diolah. Kadang dalam 1 kali


pengolahan bisa 2000an biji kelapa. 1 ton kopra bisa dari 400 san biji
kelapa

Peneliti Apakah bapak ada usaha lain selain mengolah kopra ?

Informan Kalau pada saat musim hujan saya menanam jagung dan beberapa
sayuran dan kacang kacangan untuk dijual ke pasar. Saya juga ada
kebun jambu mete, dan beberapa pohon mangga.

Peneliti Apakah pendapatan sebagai petani kelapa cukup untuk memenuhi


kebutuhan sehari hari ?

Informan Kalau hanya mengandalkan pendapatan dari usaha kelapa, saya rasa
tidak cukup dek. Makannya saya juga menanam tanaman lain sebagai
pendapatan tambahan ketika dijual ke pasar.

Peneliti Apakah sudah ada langkah pemberdayaan yang dilakukan pemerintah


mengenai produk olahan kelapa

Informan Untuk produk olahan kelapa belum ada pemberdayaan yang dilakukan
pemerintah

Peneliti Lalu langkah pemberdayaan seperti apa yang pernah dilakukan


pemerintah kepada masyarakat ?

Informan Saya pernah dapat bantuan bibit mangga yang diberikan oleh dinas
pertanian tapi sudah lama.

Peneliti Apa harapan bapak mengenai langkah pemberdayaan dari pemerintah


dan pemasaran kelapa ?

Informan Dari pemerintah saya mengharapkan bantuan yang menyeluruh kepada


para petani, dan berharap pemerintah bisa mengusahakan untuk
menaikkan harga jual kelapa karena sebagian masyarakat bekerja
sebagai petani kelapa.
84

Biodata Informan

Nama : Baso Daeng

Alamat : Dusun Barro

Hari/tanggal : Sabtu 25 Juli 2020

Pukul : 10.30 WITA

Tempat : Kebun Bapak Baso Daeng

Peneliti Assalamualaikum, saya ada penelitian mengenai pemberdayaan petani


kelapa pak, bisa saya minta waktunya untuk wawancara ?
Informan Iya dek, boleh.
Peneliti Berapa kali bapak melakukan panen kelapa tiap tahun ?
Informan Biasanya 3 kali tiap tahun, tapi saya juga ada beberapa kebun kelapa
Peneliti Apakah ada bentuk perawatan seperti pemberian pupuk terhadap pohon
kelapa Bapak ?
Informan Pemberian pupuk kepada kelapa saya pernah lakukan akan tetapi Cuma
sekali setelah itu tidak lagi. Harga kelapa yang tidak stabil kadang tinggi
kadang rendah sehingga saya malas melakukan perawatan terhadap
kelapa ini
Peneliti Apakah buah kelapa yang peroleh dilakukan pengolahan terlebih dahulu
atau langsung dijual perbiji ?
Informan Selalu saya olah menjadi kopra. Walaupun harga kopra lagi turun.
Peneliti Apa yang menjadi alasan kenapa lebih memilih mengolah menjadi kopra ?
Infirman Ya dari dulu kita taunya hanya mengolah kelapa ini menjadi kopra, dan ini
sudah menjadi pekerjaan saya. Dibandingkan dijual perbiji lebih banyak
untung yang diperoleh ketika diolah jadi kopra. Walaupun tidak seberapa
tapi saya bersyukur.
Peneliti Apa yang menjadi kendala dalam pengolahan kelapa bapak ?
Informan Yang menjadi kendala terkadang susah mencari tukang panjat kelapa.
Karena yang biasa menjadi tukang panjat kadang juga memiliki aktivitas
lain. Jadi terkadang waktu pengolahan kopra menjadi tertunda. Dan ketika
kelapa ditunggu jatuh sendiri dari pohonnya itu kualitas isinya sudah tidak
bagus untuk kopra dimana berpengaruh terhadap harga jual kopra.
Peneliti Berapa harga yang biasa ibu berikan kepada tukang panjat kelapa
Informan Terkadang mereka meminta harga 4 ribu per pohon
Peneliti Berapa harga jual kopra ?
Informan Kemarin saya menjual dengan harga Rp. 400 ribu per ton.
Peneliti Berapa ton hasil penjualan kopra kemarin pak ?
Informan Kemarin hanya 5 ton lebih.
Peneliti Dimana bapak menjual hasil kopra bapak ?
85

Informan Di kota benteng, disana banyak yang beli kopra


Peneliti berarti bapak harus membayar sewa lagi untuk mengangkut kopra ini ke
kota ?
Informan Iya, selain bayar tukang panjat juga bayar sewa mobil untuk di angkut dan
di jual ke Kota Benteng
Peneliti Berapa bapak biasanya dibayarkan untuk sewa mobilnya ?
Informan Biasa saya kasih Rp. 150.000.
Peneliti Berapa rata pendapatan yang bapak peroleh dalam sekali penjualan kopra
?
Informan Kan harga kopra tidak menentu, selain dari itu saya juga meminta bantuan
kepada istri dan saudaranya istri untuk membantu mengolah kopra. Jadi
harus berbagi untung juga.
Peneliti Apakah pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
Informan Alhamdulillah, di cukup cukupkan saja dek. Karena tinggal di kampung beda
dengan tinggal di kota yang banyak pengeluaran. Untuk ikan terkadang
anak saya pergi memancing dan untuk konsumsi sayur ada beberapa jenis
sayuran yang saya tanam. Jadi sedikit mengurangi pengeluaran.
Peneliti Apakah bapak ada usaha lain sealing mengolah kopra ?
Informan Usaha lain palingan itu ketika musim hujan saya menanam jagung dan
kacang kacangan seperti kacang pendek dan labu, akan tetapi kendala
kalau menanam seperti itu terkadang ternak kambing seseorang masuk ke
kebun dan memakan semua jenis tanaman sehingga tanaman yang saya
tanam gagal tumbuh. Saya juga ada sedikit kebun jambu mete.
Peneliti Apa sudah ada langkah pemberdayaan dari pemerintah terkait produk
olahan kelapa atau apapun itu ?
Informan Tidak ada, kita para petani kelapa masih begini begini saja.
Peneliti Lalu bagaimana harapan Bapak mengenai pemberdayaan untuk
masyarakat ?
Informan Saya berharap pemerintah lebih memperhatikan para petani kelapa, selain
itu juga memberikan bantuan yang merata kepada masyarakatnya.
86

Biodata Informan

Nama : Patta Daeng

Alamat : Dusun Unjuruiya

Hari/tanggal : Sabtu 25 Juli 2020

Pukul : 14.00 WITA

Tempat : Kebun Bapak Patta Daeng

Peneliti Assalamualaikum pak, saya ada tugas penelitian dari kampus mengenai
pemberdayaan petani kelapa, boleh saya mewawancarai bapak ?
Informan Iya boleh dek
Peneliti Berapa kali dalam setahun bapak memanen buah kelapa ?
Informan Biasanya 3 kali dek, saya juga bisa membantu mengolah kelapa warga
dengan berbagi untung.
Peneliti Apakah bapak melakukan perawatan terhadap pohon kelapa bapak seperti
pemberian pupuk ?
Informan Kalo pemberian pupuk sudah tidak pernah lagi saya lakukan. Jadi kelapa ini
dibiarkan begitu saja sampai berbuah di panen dan berbuah lagi.
Peneliti Apakah bapak tau kalo pemberian pupuk bisa memperbanyak produktivitas
buah kelapa ?
Informan Iya dek saya tau. Tapi harga kelapa juga yang rendah dan tidak menentu
jadi kita para petani malas melakukan perawatan. Palingan juga ini pada
saat mau panen barulah kebun kelapa ini dibersihkan.
Peneliti Apakah dalam setiap pengolahan kopra bapak selalu mengolahnya menjadi
kopra asap menggunakan cara pemanggangan ?
Informan Iya dek, dari dulu memang sudah saya olah menjadi kopra asap. Dan
sekarang sudah ada pengolahan dengan cara pengeringan menggunakan
sinar matahari atau kopra putih.
Peneliti Kenapa bapak tidak mencoba mengolahnya menjadi kopra putih ?
Informan Iya dek, pengolahan menjadi kopra putih memang bagus. Tapi masih saya
pikirkan untuk mengolah kopra putih, mulai dari modal. Hingga tempat
pengeringannya.
Peneliti Berapa banyak kelapa yang akan bapak olah ini ?
Informan Ini ada 2000 lebih dek. Tapi belum terkumpul semua
Peneliti Siapa siapa yang membantu bapak dalam pengolahan kelapa ini ?
Informan Saya bersama istri dan saudaranya istri.
Peneliti Kalau 2000 biji kelapa ada sekitar berapa ton kopra pak ?
Informan Biasanya itu kalau 2000an ada sekitar 5 ton
87

Peneliti Berapa harga jual kopra asap saat ini ?


Informan Kurang tau juga dek, ketika dijual baru ditau harganya. Namun kemarin ada
yang jual kopra harganya itu 400 ribu per tonnya.
Peneliti Kira kira apa yang menjadi alasan kenapa harga kopra asap tidak stabil. ?
Informan Mungkin karena biasa ada orang yang menjual kelapa kopra tapi kualitas
keringnya kurang bagus. Jadi biasa harga kelapa jadi turun.
Peneliti Apa bapak menyewa tukang panjat dalam memanen kelapa ini ?
Informan Iya dek. Kemarin saya bayar sewa tukang panjat
Peneliti Apa yang menjadi kendala bapak dalam mengolah kopra kelapa ini ?
Informan Saya sangat mengeluhkan harga jual kelapa kopra yang tidak stabil. Selain
itu saya juga ada kendala untuk pengangkutan hasil kopra ini ke kampung.
Karena kan letak kebun saya ini lumayan jauh dan motor tidak bisa
menjangkau sampai disini jadi untuk pengangkutan harus menggunakan
gerobak.
Peneliti Apa bapak merasa pendapatan dari usaha kopra cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari ?
Informan Saya rasa kalau cuma mengandalkan dari hasil kelapa, tidak cukup dek.
Peneliti Lalu apa usaha lain bapak selain mengolah kelapa kopra ?
Informan Saya mengurus kebun jambu mete, menanam jagung saat musim hujan,
menanam pisang, istri juga jualan sembako di rumah.
Peneliti Apakah sudah ada langkah pemberdayaan yang dilakukan pemerintah
kepada petani kelapa ?
Informan Tidak ada dek, pak bupati pada saat kampanye menjanjikan harga kopra
agar naik, tetapi sampai sekarang masih begini begini saja.
Peneliti Apa harapan bapak kepada pemerintah terhadap pemberdayaan petani
kelapa ?
Informan Kalo saya bisa meminta kami para petani kelapa diberikan modal usaha
untuk tambahan pengolahan menjadi kopra putih
88

Biodata Informan

Nama : Demma Loga

Alamat : Dusun tinggisisila

Hari/tanggal : Senin 10 Agustus 2020

Pukul : 10.30 WITA

Tempat : Kebun Bapak Demma Loga

Peneliti Assalamualaikum , pak bisa saya minta waktunya untuk wawancara ?


Informan Iya bisa dek
Peneliti Berapa kali bapak melakukan panen kelapa tiap tahunnya?
Informan Kemarin ini saya suruh panjat di bulan maret, ini akhir bulan juli saya suruh
panjat lagi.
Peneliti Oh berarti bisa 3 kali setahun ya pak.
Informan Iya dek, kadang kadang hanya 2 kali
Peneliti Apakah bapak melakukan perawatan terhadap kebun kelapa bapak seperti
pemberian pupuk ?
Informan Saya tidak pernah memberikan pupuk terhadap semua kelapa saya. Jadi
kelapa ini saya biarkan begitu saja pada saat panen baru dilakukan
pembersihan kebun. Karena saya juga mengurus kebun lain, dan ada
beberapa ternak kambing.
Peneliti Berapa banyak pohon kelapa bapak di kebun ini ?
Informan Ini sekitaran 130 pohon.
Peneliti Berapa banyak buah kelapa yang sudah dikumpulkan ini ?
Informan Belum saya hitung dek, tapi ini ada 1000 an lebih.
Peneliti Apakah kelapa yang sudah dikumpulkan ini akan dijual perbiji atau bapak
olah sendiri
Informan Saya akan jual ini per biji, kebetulan ada yang mau membeli perbiji, jadi
saya langsung jual saja. Saya hanya mengumpulkan kelapa ini lalu pembeli
datang mengambil.
Peneliti Berapa harga jual untuk 1 biji kelapa ?
Informan Harga kelapa jika dijual per biji sekitaran Rp. 800 sampai Rp. 1000 per
bijinya. Saya jual ini per biji, kemarin ada yang mau membeli ini dengan
harga Rp. 850/ biji. Dia akan mengubah ini menjadi kopra putih.
Peneliti Kenapa bapak lebih memilih menjual kelapa secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu ?
Informan Kadang kadang saya juga melakukan pengolahan kalau harga jual kopra
tinggi. Kemarin saya baru saja mengolah kelapa menjadi kopra di kebun
89

yang satu, jadi untuk kebun yang disini saya jual perbiji saja karena saya
merasa capek kalo mengolah ini juga.
Peneliti Ada berapa banyak kebun kelapa bapak ?
Informan Hanya 2 dek
Peneliti Apa bapak ada kendala dalam pemasaran kelapa ?
Informan kalau soal pemasaran saya mengeluhkan harga kelapa di daerah kita
sangat rendah dibanding daerah lain.
Peneliti Apakah menurut bapak pendapatan sebagai petani kelapa cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari ?
Informan Saya rasa tidak cukup dek kalau hanya mengandalkan dari usaha kelapa.
Peneliti Selain mengurus kelapa, apa bapak ada pekerjaan lain ?
Informan Saya juga beternak kambing, mengurus kebun dan ada beberapa pohon
jambu mete.
Peneliti Apakah sudah ada langkah pemberdayaan terhadap petani kelapa atau
bantuan yang bapak terima dari pemerintah
Informan Belum ada
Peneliti Bagaimana harapan bapak kepada pemerintah terkait pemberdayaan petani
Informan Saya berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan yang
merata, dan lebih memperhatikan para petani.
90

Biodata Informan

Nama : Dg. Silasa

Alamat : Dusun bontorikja

Hari/ Tanggal : Senin 10 Agustus 2020

Pukul : 15.00 WITA

Tempat : Kebun Pak Dg. Silasa

Peneliti Assalamualaikum, permisi pak. Bisa saya minta waktunya untuk


wawancara ?
Informan Iya boleh dek, silahkan.
Peneliti Saya lihat bapak sedang memasukkan batok kelapa kedalam karung, ini
mau dijual ya pak ?
Informan Iya dek ini mau di jual
Peneliti Berapa harga jual batok kelapa ini ?
Informan Saya jualkan ini Rp. 25.000 per karung
Peneliti Ohh jadi ini dijual per karung ya pak bukan per kg ?
Informan Iya dek jadi kesepakatan saya dengan pembeli dijual per karung
Peneliti Dimana bapak akan menjual batok kelapa ini ?
Informan Ada nanti disini akan diangkut dengan mobil oleh pembeli karena disini
sudah bisa diakses oleh mobil. Tetapi masih ada di kebun satunya lagi
belum saya kumpulkan disini. Setelah semua terkumpul baru saya jual.
Peneliti Jadi bagaimana cara bapak membawa batok kelapa dari kebun yang
satunya lagi kesini ?
Informan Pake gerobak dek.
Peneliti Saya melihat ada banyak batok kelapa, apakah semua dari pengolahan
kelapa kopra ?
Informan Iya dek, jadi kemarin saya mengolah kopra disini. Ada juga beberapa
batok kelapa dari pengolahan sebelumnya tapi baru saya jual.
Peneliti Apakah setiap kelapa yang bapak peroleh selalu diolah menjadi kopra
asap ?
Informan Iya dek selalu saya olah menjadi kopra asap, karena itu pekerjaan saya
dan hanya itu yang saya tau. kadang juga saya beli kelapa orang baru
saya olah.
Peneliti Bagaimana tanggapan bapak kalo harga kopra lagi rendah ?
Informan Ya mau bagaimana lagi, dari pada kelapa dibiarkan begitu saja, lebih baik
diolah menjadi kopra walaupun untung yang di dapat sedikit.
Peneliti Apakah sudah ada bantuan dari pemerintah atau semacam sosialisasi
91

yang bapak terima ?


Informan Saya sendiri tidak pernah mendapat bantuan. Kemarin ada beberapa
masyarakat yang mendapat bantuan berupa uang tapi kami tidak dapat.
Peneliti Apa harapan bapak kepada pemerintah untuk para petani khususnya
petani kelapa ?
Informan Saya harap pemerintah lebih memperhatikan kami para petani kelapa,
selain itu saya berharap pemerintah bisa mengusahakan untuk harga jual
kelapa kopra sehingga kami para petani kelapa lebih bersemangat dalam
pengolahan kelapa.
Peneliti Oiya pak. Terimakasih atas waktunya.
92

Biodata Informan

Nama : Andi Dirhan

Alamat : Dusun Paniroang

Hari/tanggal : Kamis 13 Agustus 2020

Pukul : 14.00 WITA

Tempat : Dusun paniroang

Peneliti Assalamualaikum, permisi pak saya ada penelitian dari kampus mengenai
pemberdayaan petani kelapa, bisa saya wawancarai pak ?
Informan Iya dek, silahkan
Peneliti Berapa kali bapak memanen kelapa tiap tahunnya ?
Informan Palingan kalo dalam setahun itu 3 kali, setiap 4 bulan sekali disuruh panjat.
Kadang bahkan hanya 2 kali dalam setahun kalau harga kelapa kopra lagi
turun.
Peneliti Apa bapak melakukan perawatan terhadap tanaman kelapa bapak seperti
pemberian pupuk ?
Informan Tidak dek. Paling ketika kelapa akan di suruh panjat baru dilakukan
pembersihan kebun, pemangkasan
Peneliti Apakah bapak selalu mengolah kelapa bapak menjadi kopra. ?
Informan Iya dek dari dulu saya selalu olah menjadi kopra, kadang juga saya beli
kelapa perbiji baru saya olah menjadi kopra untuk tambah tambah
pendapatan.
Peneliti Bagaimana cara pengeringan kelapa kopranya pak ? apakah bapak juga
mengeringkan kelapa dengan cara pemanggangan ?
Informan Iya dek.
Peneliti Kenapa bapak tidak melakukan inovasi pengolahan kelapa menjadi kopra
putih ?
Informan Sebenarnya saya mau dek, karena harga kopra putih juga lebih tinggi. Tapi
saat ini baru mengumpulkan modal dulu.
Peneliti Hal apa yang biasa menjadi kendala dalam pengolahan kelapa kopra ?
Informan Karena saya tidak bisa memanjat kelapa, saya selalu sewa orang untuk
memanjat kelapa, terkadang juga saya kesulitan dalam menemukan
pemanjat kelapa, karna hanya sedikit yang bisa memanjat kelapa di
kampung ini. Terkadang juga antara saya dan tukang panjat kelapa tidak
tidak cocok dengan sewa panjat yang diminta apalagi pada saat harga jual
kopra lagi rendah
Peneliti Berapa banyak jumlah kelapa yang akan diolah menjadi kopra ?
Informan Ini hanya sekitar 1.200 biji.
93

Peneliti Ada berapa banyak kebun kelapa bapak ?


Informan ada 3 kebun dek. Tapi 1 kebun hanya sedikit pohon kelapanya. Disitu ada
berbagai campuran tanaman seperti mangga, dan jambu mete. Saya juga
biasa mengolah disitu.
Peneliti Apakah pendapatan dari usaha kelapa kopra cukup memenuhi kebutuhan
sehari hari ?
Informan Di cukup cukupkan saja dek. Tapi memang harga jual kelapa di daerah kita
ini sangat rendah jika dibandingkan daerah lain.
Peneliti Apa bapak ada usaha lain selain mengolah kelapa menjadi kopra ?
Informan Saya petani dek, hanya mengurus kebun, menanam jagung, jual jambu
mete dan mangga ketika musim walaupun tidak banyak, saya juga
terkadang ke laut untuk mencari ikan
Peneliti Apakah sudah ada langkah pemberdayaan dari pemerintah yang bapak
rasakan terkait usaha kelapa ?
Informan Saya rasa belum ada upaya pemerintah yang memang fokus dalam
menanggulangi masalah petani kelapa.
Peneliti Apa saja bantuan yang pernah bapak terima dari pemerintah ?
Informan Kalo bantuan Alhamdulillah saat ini setiap bulan saya selalu dapat bantuan
berupa beras dan telur, saya juga pernah mendapat bantuan rang untuk
dipasang di kebun saya.
Peneliti Apa harapan bapak kepada pemerintah terkait pemberdayaan petani kelapa
?
Informan Saya berharap pemerintah bisa mengusahakan bagaimana caranya agar
kelapa di daerah kita ini ada harganya. Dengan begitu kami juga para petani
akan lebih bersemangat dalam merawat kelapa ini. Karena saya sangat
sayangkan kalau kelapa ini dibiarkan begitu saja tanpa pengolahan.
94

Biodata Informan

Nama : Badulu

Alamat : Dusun Bontorikja

Hari/tanggal : Minggu 16 Agustus 2020

Pukul : 16.00 WIITA

Tempat : Dusun Bontorikja

Peneliti Permisi pak, saya ada penelitian tentang pemberdayaan petani kelapa. Apa
saya bisa mewawancarai bapak ?
Informan Iya, boleh, dek
Peneliti Berapa kali bapak melakukan panen kelapa tiap tahunnya ?
Informan 1 tahun biasanya 3 kali dek.
Peneliti Apakah bapak melakukan perawatan kepada pohon kelapa bapak seperti
pemberian pupuk ?
Informan Tidak dek saya tidak memupuk kelapa.
Peneliti Bagaimana bentuk pengolahan terhadap kelapa bapak ?
Informan Saya olah menjadi kopra dek, biasa saya jual perbiji saja kalau ada yang
mau membeli.
Peneliti Bagaimana cara bapak dalam mengeringkan kelapa kopra ?
Informan Cara pemanggangan dek, kalau kelapa yang sedikit saya keringkan dengan
panas matahari saja.
Peneliti Berarti kopra asap/kopra biasa ya pak ?
Informan Iya dek, kopra biasa.
Peneliti Kenapa Bapak tidak melakukan inovasi untuk pengolahan menjadi kopra
putih ?
Informan Memang harga jual kopra putih lebih tinggi, tapi karena saya juga sudah
terbiasa mengolah menjadi kopra dengan pembakaran jadi tidak apa apa
kalau diolah menjadi kopra asap saja.
Peneliti Berapa harga kopra asap saat ini ?
Informan Kemarin ada yang baru baru menjual harganya sudah 450 ribu per tonnya.

Peneliti Apakah bapak juga biasa menyewa tukang panjat kelapa ?


Informan Iya dek, karena saya juga tidak bisa memanjat kelapa.
Peneliti Berapa harga jual batok kelapa saat ini pak ?
Informan Biasa ada yang ambil 25 ribu per karung, ada juga yang membeli per kg
yaitu 1000 1 kg.
Peneliti Apa kendala yang Bapak rasakan dapatkan dalam pengolahan kopra asap
?
Informan Kalau kendala pengolahan saya rasa tidak ada karena saya sudah terbiasa
95

mengolah kelapa. Saya hanya mengeluhkan harga jual kelapa yang tiba
tiba sangat rendah. Apalagi kelapa yang diolah kelapa milik orang lain,
untung yang diterima tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan.
Peneliti Apa sudah ada langkah pemberdayaan seperti bantuan dan sosialisasi
terkait pengolahan kelapa yang dilakukan pemerintah yang pernah ibu
terima.
Informan Kalau bantuan sembako dan bantuan beras saya biasa dapat dari desa.
Tetapi kalau terkait petani kelapa belum ada. Harga kopra juga masih begitu
begitu saja
Peneliti Apa harapan bapak kepada pemerintah terkait pemberdayaan petani kelapa

Informan Saya berharap agar pemerintah mengusahakan harga kopra agar tinggi,
seperti harga kopra di daerah lain
96

Biodata Informan

Nama : Nuriati

Alamat : Dusun Barro

Hari/ Tanggal : Selasa 18 Agustus 2020

Pukul : 15.00 WITA

Tempat : Halaman ruman Ibu Nuriati

Peneliti Permisi Bu, saya ada penelitian tentang petani kelapa. Saya lihat ibu
sedang mengolah kelapa, bisa saya minta waktunya untuk wawancara bu
?
Informan Iya boleh dek.
Peneliti Bagaimana bentuk pengolahan kelapa yang ibu lakukan ?
Informan Ini saya olah menjadi kopra dek, tapi pengeringannya menggunakan
panas matahari.
Peneliti Ini bukan kopra putih ya buk ?
Informan Bukan dek, kalau kopra putih di lakukan pengasapan terlebih dahulu
dengan memberikan obat yang khusus untuk kopra putih. Setelah itu baru
dikeringkan.
Peneliti Apakah ibu melakukan pengolahan sendiri ?
Informan Biasa saya dibantu suami, tapi untuk ini saya sendiri karena ini juga tidak
terlalu banyak. Mulai dari mengupas kelapa dari sabutnya, memecah
kelapa, dan mengeringakan saya lakukan sendiri, suami saya ke kebun
mengurus ternak kambing.
Peneliti Apakan ibu selalu melakukan pengolahan dengan cara dikeringkan
dengan matahari ?
Informan Kalau kelapa yang ada di kebun saya keringkan dengan cara
pembakaran, tetapi karena ini dari kebetulan kebun yang tidak jauh dari
rumah jadi saya keringkan dengan matahari saja.
Peneliti Berapa lama proses pengeringan kelapa kalau menggunakan matahari ?
Informan Biasanya dalam 3 hari pengeringan sudah bisa dipisahkan dari batok
kelapanya. Tetapi setelah itu masih dikeringkan lagi sekitar 1 hari.
Peneliti Berapa harga jual kopra kalau pengeringannya menggunakan matahari ?
Informan Harganya sama dengan kopra yang dibakar. Tidak stabil, kadang juga
harganya sampai 500 ribuan per ton.
Peneliti Dimana ibu menjual kopra ini ?
Informan Kadang saya bawa ke Kota Benteng, kadang juga ada pembeli kopra yang
datang ambil kesini.
Peneliti Berarti kalau pembeli yang datang ambil ibu tidak lagi membayar sewa
mobil untuk pengangkutan ke kota ?
Informan Iya dek, tapi kadang harga jualnya lebih rendah kalau pembeli yang
97

langsung ambil kesini.


Peneliti Untuk batok kelapa, berapa harga jualnya ?
Informan Biasa ada yang ambil 1000/ kg, ada juga yang beli per karung dengan
harga Rp. 25.000 per karung
Peneliti Apa ibu ada kendala dalam pengolahan kopra ?
Informan Kalo kendala biasa dari harga, jadi kalo saya tau harga kelapa lagi sangat
turun saya tidak jual dulu. Saya simpan dan tunggu sampai harga naik lagi
Peneliti Apa pendapatan dari usaha kelapa cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari ?
Informan Saya rasa tidak cukup dek, kalau kelapa yang diolah dari kebun sendiri
lumayan banyak untung yang didapat, tetapi kalau mengolah kelapa milik
orang lain pendapatannya tidak seberapa
Peneliti Apa ibu ada usaha lain selain mengolah kopra ?
Informan Kalau saya hanya mengolah kopra, biasa juga saya mengolah kelapa milik
orang lain. Suami saya beternak kambing, juga biasa ke laut mencari ikan.
Peneliti Apa sudah ada langkah pemberdayaan yang dilakukan pemerintah
kepada petani kelapa yang ibu rasakan ?
Informan Tidak ada dek, harga kelapa di daerah kita juga masih tidak stabil
Peneliti Apa harapan ibu kepada pemerintah terkait pemberdayaan petani kelapa
?
Informan Saya harap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan harga jual
kelapa, supaya kami para petani kelapa lebih bersemangat dalam
mengolah kelapa.
98

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN TUKANG PANJAT KELAPA

Biodata Informan

Nama : Asrul

Alamat : Dusun Paniroang

Hari/tanggal : Rabu 19 Agustus 2020

Pukul : 16.00 WITA

Tempat : Dusun Paniroang

Peneliti Assalamualaikum, bisa saya minta waktunya untuk wawancara ?


Informan Iya boleh
Peneliti Saya mendengar keluhan dari para petani kelapa tentang kesulitan dalam
mencari tukang panjat, kalau boleh tau apa yang menjadi kendala bapak dalam
memanjatkan kelapa warga ?
Informan Sebenarnya saya juga ada beberapa pekerjaan lain seperti beternak kambing
selain itu saya juga mengerjakan kebun. Jadi terkadang saya tidak bisa membagi
waktu. Selain itu harga yang saya minta terkadang tidak disetujui dengan warga
yang mau dipanjatkan kelapanya
Peneliti Berapa harga atau penghasilan yang diterima ketika memanjat kelapa ?
Informan Saat ini saya biasa meminta Rp. 4000 per pohon. Tetapi terkadang ada warga
yang meminta per banyaknya buah kelapa yang dipanjat. Karna terkadang dalam
satu pohon ada yang buahnya banyak ada yang buahnya sedikit
Peneliti Lalu berapa harga per buah kalau hitungannya per buah ?
Informan Kalau harga perbuah saya tidak mau memanjatkan
Peneliti Dalam satu pohon berapa paling banyak buah kelapa yang bisa diambil ?
Informan Tidak menentu, paling banyak kalo ada 20 buah kelapa yang tua dalam satu
pohon.
Peneliti Apakah bapak juga memiliki kebun kelapa ?
informan Iya saya juga memiliki kebun kelapa walaupun pohonnya tidak terlalu banyak tapi
saya juga biasa mengolah kelapa menjadi kopra
Peneliti Apakah sudah ada bantuan yang pernah bapak dapat dari pemerintah terkait
pemberdayaan petani kelapa
Informan Kalau terkait kelapa saya rasa belum ada, tapi kemarin ibu saya mendapat
bantuan ternak ayam akan tetapi sampai sekarang banyak yang mati.
Peneliti Bagaimana harapan bapak kepada pemerintah mengenai pengolahan kelapa ?
Informan Kalo terkait pemberdayaan kelapa saya berharap pemerintah bisa menetapkan
untuk harga kelapa di satu harga. Kan di Selayar ini banyak sekali petani kelapa,
harga yang tidak pasti kadang petani kelapa malas merawat kebun kelapa
mereka
99

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PEMILIK USAHA KOPRA PUTIH

Biodata Informan

Nama : Sewang

Alamat : Dusun Parangia

Hari/Tanggal : Kamis 20 Agustus 2020

Pukul : 10.00 WITA

Tempat : Tempat pengolahan kopra putih, Dusun Parangia.

Peneliti Permisi Pak, saya ada penelitian mengenai pemberdayaan petani kelapa.
Boleh saya minta waktunya untuk diwawancarai ?
Informan Iya boleh dek, silahkan
Peneliti Saya melihat pengolahan kelapa yang bapak lakukan berbeda dengan petani
lainnya. Bagaimana bentuk pengolahannya pak ?
Informan Iya dek, jadi kelapa ini saya olah menjadi kopra putih. Yaitu pengeringannya
menggunakan panas sinar matahari.
Peneliti Sudah berapa lama bapak menjalankan usaha kopra ini ?
Informan Saya sudah menjalankan ini sudah setahun lebih.
Peneliti Apa yang melatarbelakangi bapak dalam pengolahan kelapa menjadi kopra
putih
Infirman Awalnya saya juga adalah petani kelapa yang biasa mengolah kopra dengan
cara pembakaran atau kopra asap. Saya sering melihat kelapa masyarakat
yang dibiarkan begitu saja yang disebabkan harga kopra asap yang tidak
pasti. Namun setelah saya mengetahui mengenai pengolahan kopra putih
dan kelebihan kopra putih saya mencoba menjalankan usaha ini dan
Alhamdulillah saya sudah ada 4 orang pekerja yang membantu saya
mengolah kelapa menjadi kopra putih.
Peneliti Bagaimana perbedaan dalam pengolahan kopra biasa dan kopra putih ?
Informan Umumnya pengolahan kopra putih hampir sama dengan kopra biasa, namun
yang membedakannya terletak pada proses pengeringannya dimana kopra
biasa dikeringkan dengan cara dipanggang sementara kopra putih
dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari dengan terlebih
dahulu dilakukan pengasapan selama 1 malam dengan menggunakan obat
khusus untuk kelapa yang akan diolah menjadi kopra putih yaitu belerang
agar kelapa tidak berjamur. Obat tersebut dibakar dan di simpan di bawah
kelapa yang telah dibelah kemudian ditutup menggunakan tenda hingga asap
dari obat tersebut tidak keluar dari tenda sehingga mengasapi kelapa .
setelah pengasapan barulah kelapa tersebut siap untuk dikeringkan,
pengeringan kelapa ini bisa sampai 5 hari kemudian setelah dianggap kering
kelapa tersebut di cungkil untuk dipisahkan dari batok kelapanya. Setelah itu
100

barulah kelapa kopra putih siap untuk dijual.


Peneliti Berapa harga beli belerang atau obat untuk kopra putih ?
Informan Untuk belerang saya tidak beli, ada memang pengumpul kopra di Kota
Benteng di tempat saya menjual kopra ini yang memberikan belerang dan
tenda. Setiap belerang habis saya ambil di sana yang penting kita menjual
hasil kopra kita pada mereka.
Peneliti Bagaimana perbandingan harga jual antara kopra biasa dengan kopra putih ?

Informan Harga kopra putih lebih tinggi dibanding kopra biasa. Harga kopra putih saat
ini yaitu 800 ribu per tonnya. Berbeda dengan harga kopra biasa yang
harganya tidak stabil, harga jual kopra putih sendiri tetap.
Peneliti Apakah kelapa yang diolah menjadi kopra putih adalah kelapa milik sendiri ?
Informan Tidak, saya kebanyakan membeli kelapa dari warga namun ada juga kelapa
dari kebun kelapa saya.
Peneliti Berapa harga beli kelapa per biji tersebut ?
Informan Untuk harga kelapa per biji dari masyarakat tidak menentu. Baru baru ini
saya mendapat harga Rp. 850 per biji kadang juga Rp. 1000.
Peneliti Apakah ada kendala yang dihadapi dalam pengolahan dan pemasaran
kelapa kopra putih ?
Informan Untuk kendala pengolahan biasa dari cuaca sehingga berpengaruh dari
lamanya proses pengeringan untuk kendala pemasaran saya rasa sejauh ini
belum ada karena saat ini saya sudah ada mobil pick up sehingga untuk
penjualan saya sendiri yang langsung mengangkutnya.

Peneliti Berapa rata rata banyaknya kelapa yang diolah menjadi kopra putih dalam
sebulan ?
Informan Dalam sebulan bisa 8000 sampai 9000 biji kelapa
Peneliti Berapa rata rata pendapatan perbulan dari pengolahan kopra putih ?
Informan Untuk pendapatan tergantung dari banyaknya kelapa yang diolah. Terkadang
bisa sampai 10 juta lebih, tetapi banyak juga pengeluaran yakni harus
membayar upah pekerja. Dan memutar uang lagi untuk dijadikan modal
Peneliti Bagaimana harapan bapak dari pemerintah terkait pemberdayaan petani
kelapa ?
Informan Saya berharap pemerintah bisa mengoptimalkan hasil perkebunan kelapa
yang ada. Mengusahakan agar harga jual kelapa meningkat. Sebenarnya
Selayar ini adalah daerah penghasil kelapa, namun pengolahan yang kita
lakukan sangat tertinggal dibanding daerah lain, yang cara pengeringannya
sudah menggunakan oven pengering yang khusus untuk kopra.
101

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PEKERJA KOPRA PUTIH

Biodata Informan

Nama : Denji Tanning

Alamat : Dusun Parangia

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2020

Pukul : 10.00 WITA

Tempat : Tempat pengolahan kopra putih, Dusun Parangia.

Peneliti Berapa lama ibu ikut kerja dalam pengolahan kopra putih ini ?
Informan Sudah dari pertama ini di buat saya di panggil oleh deng sewang untuk
ikut membantu dalam pengolahan kopra putih
Peneliti Apa pekerjaan ibu sebelum ikut dalam pengolahan kopra putih ini ?
Informan Sebelumnya saya bertani di kebun menanam berbagai tanaman. Dulu
saya juga terkadang mengolah kelapa milik orang yang saya olah
menjadi kopra lalu berbagi hasil
Peneliti Apakah disini ibu digaji per bulan ?
Informan Tidak, Disini saya mendapatkan upah per banyaknya kelapa yang diolah,
untuk 1 biji kelapa saya mendapatkan upah Rp. 150 Setelah penjualan
barulah kami diberi upah.
Peneliti Berapa banyak kelapa yang bisa diolah dalam sehari ?
Infiorman Untuk setiap harinya tidak pasti. Kan disini ada 2 tempat pengeringan
dimana 1 pengeringan ini muat untuk 2000 biji kelapa. Dan ketika mau
mengeringkan 1 hari bisa langsung dikasih penuh yaitu 2000 biji kelapa.
Tetapi kan untuk pengeringan bisa sampai 5 hari, sebelum pengeringan
pun dilakukan pengasapan 1 malam. Sembari melakukan pengeringan
saya melakukan pekerjaan lain seperti memisahkan kelapa dari batok
kelapa dan atau membelah kelapa atau memisahkan kelapa dari
sabutnya
Peneliti Bagaimana tanggapan ibu mengenai pengolahan kopra putih ini ?
Informan Saya sangat senang dengan adanya pengolahan kopra putih ini, jadi
saya merasa memiliki pekerjaan yang tetap dibanding sebelumnya.
102

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH DESA TANETE

Biodata Informan

Nama : Martiati

Jabatan : Kepala Urusan Perencanaan

Hari/ Tanggal : 4 Agustus 2020

Tempat : Kantor Desa Tanete

Pukul : 09.30

Peneliti Bagaimana upaya pemberdayaan yang telah dilakukan oleh


pemerintah desa terhadap para petani di Desa Tanete ?
Informan Untuk pemberdayaan terhadap petani yang pernah kami lakukan yaitu
pemberian bantuan ran atau seperti kawat duri untuk dijadikan
sebagai pagar pelindung di kebun, pemberian bantuan ran
diharapkan agar hewan hewan ternak masyarakat tidak masuk ke
kebun warga dan memakan tanaman para petani, dengan begitu hasil
pertanian bisa maksimal
Peneliti Selain bantuan ran bantuan apa lagi yang pernah diberikan kepada
para petani ?
Informan Kami juga pernah memberikan bantuan pupuk untuk tanaman
masyarakat seperti pupuk untuk jambu mete. Selain bantuan pupuk
ada juga bantuan seperti pemberian bantuan bibit bibit tanaman yaitu
bibit Lombok dan bibit manga.
Peneliti Apakah sudah ada upaya pemberdayaan yang diberikan kepada para
petani kelapa di Desa Tanete ?
Informan Untuk petani kelapa sendiri belum ada, tetapi masyarakat pernah
menerima bantuan gerobak. Dengan begitu para petani kelapa bisa
dengan mudah mengangkut kelapa mereka
Peneliti Apakah pemerintah desa pernah melakukan sosialisasi kepada
masyarakat yang berkaitan dengan pemberdayaan petani
Informan Iya, dari dinas pertanian sudah pernah datang dan memberikan
sosialisasi mengenai pertanian. Dan juga memberikan bantuan pupuk
kepada para petani.
Peneliti bagaimana cara pemerintah desa dalam penentuan masyarakat yang
akan diberi bantuan atau diberdayakan mengingat bahwa tidak semua
petani yang mendapat bantuan ?
Informan Untuk pemberian bantuan kita survey dulu masyarakat di setian
dusun, jadi yang dirasa membutuhkanlah yang akan di beri bantuan.
Dan ketika ada bantuan berikutnya kita usahakan masyarakat yang
sebelumnya tidak mendapat bantuan yang akan kita beri bantuan ?
103

PenelitI Apa yang menjadi kendala dalam hal pemberdayaan petani kelapa di
Desa Tanete ?
Informan Untuk saat ini dana anggaran juga belum cair jadi belum ada langkah
pemberdayaan yang dilakukan oleh kepada desa yang baru. Selain
itu Kan terkadang kami memberikan bantuan seperti bantuan pupuk,
tetapi saya melihat dari petani sendiri kurang memaksimalkan
bantuan yang diberikan, selain itu kendala dari petani sendiri yakni
kurangnya kesadaran dalam melakukan inovasi terhadap kebun
mereka.
Peneliti Apakah untuk kedepanya akan ada rencana pemberdayaan terhadap
petani kelapa ?
Informan Ya mungkin nanti akan dipertimbangkan, mengingat bahwa di Desa
Tanete banyak petani kelapa.
Peneliti Baik bu, terima kasih atas waktunya
104

DOKUMENTASI

Gambar : Kantor Desa Tanete

Gambar : Wawancara dengan Staff Desa


105

Gambar : wawancara dengan petani kelapa

Gambar : wawancara dengan petani kelapa

Gambar : wawancara dengan petani kelapa


106

Gambar : wawancara dengan petani kelapa

Gambar : wawancara denga petani kelapa

Gambar : wawancara dengan petani kelapa


107

Gambar : tempat pengolahan kopra putih


108

Gambar : Proses Pengolahan Kopra Asap


109

Gambar : Kondisi Lahan Perkebunan Kelapa Desa Tanete


110
111
112

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi berjudul pemberdayaan petani kelapa

dalam meningkatkan pendapatan masyarakat adalah

Sartika Muslimawati. Penulis lahir di Selayar tanggal 6

November 1998 dan merupakan anak keempat dari lima

bersaudara dari pasangan Bapak Andi Akhmad, S.Pd dan

Ibu Andi Alang, S.Pd.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Unjuruiya pada tahun

2010 dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Bontomatene dan lulus di

tahun 2013 kemudian melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Bontomatene dan

lulus pada tahun 2016. Setelah lulus dari SMA penulis langsung melanjutkan

pendidikan ke tingkat Universitas yaitu di Universitas Muhammadiyah Makassar

pada tahun 2016 dan mengambil program S1 jurusan Manajemen. Sampai

dengan ini penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa

program S1 jurusan manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai