LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR KIMIA FARMASI
Khaerun Nisa
LAPORAN ANORGANIK I
Nauval Fadillah
Anorganik 1
Nauval Fadillah
LAPORAN RESMI
Nofera Ayu Hapsari
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMASI
SEMESTER GANJIL 2017-2018
IDENTIFIKASI KATION
Kelompok : 01
2. Siti Utami R
KHOIRUNNISA APSARI
260110170002
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
I. Tujuan
II. Prinsip
2.2 Kation
III. Reaksi
(Svehla,1985)
(Svehla,1985)
b) Ag+ + S- → AgI↓
PbI2 + 2I- →
← [PbI4]2-
(Svehla, 1985)
b) Hg22+ + 2I → Hg2I2
(Svehla, 1985)
(Svehla, 1985)
3.6 Identifikasi ion Cu2+ dan Cd2+
Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu
(Svehla, 1985)
2H2+ + [Co(JCN)4]2- ←
→
H2[C(JCN)4]
(Svehla, 1985)
(Svehla, 1985)
(Svehla, 1985)
3.10 Identifikasi ion Fe2+ dan Fe3+
(Svehla, 1985)
(Svehla, 1985)
c) Mg2+ + HgHPO
(Svehla, 1985)
Analisis kualitatif salah satu cara menguji suatu sampel terhadap zat ada
tidaknya analit yang akan kita uji. Metode analisis ini terdiri dari beberapa
langkah yang harus diikuti dan dipenuhi serta menggunakan teknik-teknik
tertentu (Gandjar,2001).
Kation merupakan ion-ion yang memiliki muatan positif untuk ngenalisis
secara kualitatif, kation-kation dimasukkan dalam lima golongan dengan
tiap-tiap golongan memiliki sifat dan reaksi yang berbeda dari beberapa
reagenlia. Jika dalam suatu sampel terdapat reaksi yang menunjukan
positif dari suatu golongan, maka hasilnya dipisahkan untuk pemeriksaan
ion/analit yang lebih lanjut reagenlia atau pereaksi yang paling umum
dipakai yaitu hidrogen sulfida, asam klorida , ammonium sulfida dan
ammonium karbonat.Prinsip yang digunakan dalam hal ini ialah
pengendapan jadi dapat dikatakan reksi yang paling umum merupakan
reaksi perbedaan kelarutan dari kation-kationtersebut (Svehla, 1985).
Kelima golongan kation tersebut memiliki iri khas atas pereaksi atau
regsenlia nya, yakni
a) Golongan I: Kation ini terdiri dari ion Ag+,Hg+ dan Pb+,kation ini akan
mengendap jika diberi pereaksi asam klorida encer.
b) Golongan II: Kation ini terdiri dari ion Cu2+, Cd2+,Hg2+,Sn4+,Sb3+ dan
Bi3+. Kation ini tidak bereaksi terhadap asam klorida tapi
akan membentuk endapan jika diberi preaksi hidrogen
sulfida dalam suasana encer. Dalam kation golongan
terbagi lagi menjadi sub-golongan IIA yang terdiri dari ion
Cu2+, Bi3+ , Cd2+ dan sub-golongan IIB yang terdiri dari
ion Hg2+,Sn4+,Sb3+. Selain itu sulfida dari sub-golongan
IIA tidak akan larut dalam amonium polisulfida,
sementara sub-golongan IIB akan larut.
e) Golongan V: Kation ini terdiri dari ion K+,NH4+,Mg+, dan Na+. Kation
ini tidak akan bereaksi dengan reagenlia-reagenlia seperti
golongan sebelumnya maka dari itu untuk membedakan
ion-ion yang terkandung dalam golongan disini diadakan
uji Flame Tes atau uji nyala tiap ion akan diberikan warna
nyala yang berbeda ketika di uji. Flame Test/ uji nyala
sering juga disebut uji spesifik (Mulyono HAM, 2005).
5.1 Alat
a. Kaca objek
b. Kawat Ni-Cr
c. Kertas lakmus
d. Pembakar bunsen
e. Penjepit kayu
f. Plat tetes
h. Spatel
i. Tabung reaksi
5.2 Bahan
a. Aquades
b. Amonia (NH4OH)
a. Kaca objek
b. Kawat Ni-Cr
c. Kertas lakmus
d. Pembakar bunsen
e. Penjepit kayu
f. Plat tetes
g. Rak tabung rekasi
h. Spatel
i. Tabung reaksi
5.4 Sample
a. AgNO3 i. FeCl3 q. NaCl
f. CaCl2 n. KI
g. Co(NO3)2 o. MgSO4
h. CuSO4 p. Na2B4O7
VI. Prosedur
No Perlakuan Hasil
7.1 Identifikasi ion Na+,K+,Mg2+ dan NH4+
1 Diambil 10 tetes larutan sempel, Mg2+ larut dalam aquades,
dibasakan dengan NH4OH 4M didapat 2 tetes NH4OH 4M di
tabung reaksi
8 Diambil padatan atau larutan ion dengan Dicelupkan kawat Ni-Cr pada
kawat Ni-Cr larutan uji satu persatu
9 Dibakar pada nyala api Didapat warna nyala spesifik,
Na+ berwarna kuning dan K+
berwarna ungu
VIII. Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan uji nyala atau flame test. Tahap
pertama yang dilakukan ialah digunakannya HCl untuk membersihkan
kawat nikrom karena HCl dapat melarutkan pengotor/zat pengganggu
yang mungkin menempel pada kawat nikrom dan dapat juga membuat
sampel menjadi kental sehingga mudah menempel dalam kawat nikrom.
Pada poin 7.4 Ion Pb2+ dan Hg2+ dimsukan dalam tabung reaksi
masing-masing dan dicampurkan dengan larutan HCl 2M. Ion Pb2+
menghasilkan endapan putih dan ion Hg2+ menghasilkan larutan berwarna
putih. Hal tersebut membuktikan bahwa Pb2+ termasuk kation golongan I.
Karena pada kation golongan I larutan yang diberi HCl akan mengendap
dan yang larut akan menjadi golongan II. Maka dari itu, Hg2+ termasuk
kation golongan 2.
Pada poin 7.5 dibutuhkan larutan NaOH 4M, larutan HCl encer dan
sedikit larutan KI agar dapat dibedakan antara ion merkuri dan merkuro.
Namun, ion merkuro tidak tersedia dalam laboratorium, sehingga hanya
digunakan serbuk ion merkuri. Ion merkuri ketika ditambahkan NaOH 4M
mengalami perubahan warna menjadi jingga, ketika ditambahkan HCl
encer tidak terjadi perubahan warna atau bening dan larut, dan ketika
ditambahkan sedikit larutan KI, ion merkuri mengalami perubahan warna
yaitu menjadi berwarna kuning. Tetapi ada perbedaan yang didapat saat
praktikum saat Hg2+ ditambahkan NaOH seharusnya warna larutan hitam
dan terdapat endapan Hg2O dan ketika ion merkuri ditambahkan dengan
sedikit berubah menjadi warna hijau. Kesalahan-kesalahan tersebut
mungkin dikarenakan praktikan kurang teliti saat menguji sample.
Pada poin 7.6 untuk uji ion Ba dimasukan larutan ke tabung reaksi
pertama yang berubah menjadi keruh dikarenakan jika larutan yang basa
terkena udara luar menjadi keruh karena barium karbonat. Lalu
ditambahkan dengan kalium kromat menghasilkan endapan kuning yang
diperoleh dari barium kromat. Kemudian menambahkan asam sulfat
menghasilkan endapan putih. Saat uji nyala tidak menjadi hijau
kekuningan karena tidak diberikan asam klorida. Kemudian sulfat
direduksi menjadi sulfida, lalu diberi asam klorida dan mengahsilkan
warna hijau kekuningan. Lalu ditambahkan amonium oksalat terdapat
endapan putih. Lalu di uji nyala menghasilkan warna hijau kekuningan
dikarenkan memberi larutanasam klorida.
Pada tabung reaksi kedua, Kalsium ditambahkan larutan Asam
klorida dan menghasilkan warna bening, kemudian dikocok, dan tidak ada
perubahan. Setelah itu, dibasakan menggunakan larutan NH4OH, hasilnya
tidak ada perubahan dan tidak ada endapan. Selanjutnya,
ditambahkanlarutan (NH4)2CO3 dan dipanaskan terdapat endapan putih
kalsium karbonat yang terbentuk karena dilakukannya pendidihan.
Kemudian ditambahkan satutetes K2CrO41M dan kocok, terdapat
perubahan warna menjadi kuning. Ketika ditambahkan 1 tetes H2SO4 4M
terdapat endapan putih. Lalu melakukan uji nyala dan tidak berwarna. Lalu
menambahkan etanol dan kalsium tidak larut. Setelah itu, melakukan uji
nyala kembali pada kalsium dan tetap tidak berwarna.
Pada poin 7.7 dimasukan larutan Cu2+ dalam tabung reaksi yang
berada dalam suasana asam dan ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 yang
hasilnya membentuk endapan berwarna merah darah. Endapan berwarna
merah tersebut timbul karena besi (Fe) yang membentuk kompleks dengan
Cu2+ dan (CN)6.
Sama dengan larutan Cd2+ yang dimasukan dalam tabung reaksi dan
berada dalam suasana asam, ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 terdapat
membentuk endapan, berwarna putih. Endapan tersebut timbul karena besi
(Fe) yang membentuk kompleks dengan Cd2+ dan (CN)6 yaitu
Cd2[Fe(CN)6].
Pada poin 7.11 Dimasukan larutan ion feri dan fero pada tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan K3Fe(CN)6, larutan K4Fe(CN)6 dan larutan
ammonia encer untuk kemudian diamati perubahan warnanya.Pada saat
ion fero ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 , terjadi perubahan warna menjadi
larutan berwarna biru. Sedangkan ketika ion feri ditambahkan
larutanK4Fe(CN)6 , terjadi perubahan warna menjadi larutan berwarna
hijau. Selanjutnya saat penambahan asam sulfat ke dalam tabung reaksi
yang berisi ion fero, ion fero(padatan) larut dalam asam sulfat dan saat
ditambahkan o-fenontralin terjadi perubahan warna menjadi larutan
berwarna orange. Dalam proses identifikasi ion ferodan ion feri dapat
diketahui bahwa K4Fe(CN)6 dan K2Fe(CN)6 merupakan pereaksi spesifik
untuk membedakan ion feri dan fero.
IX. Kesimpulan