SKRIPSI
SKRIPSI
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup
kulemah tak berdaya (Ayah dan Ibutercinta) yang selalu memanjatkan doa
semuanya.
Motto hidup
kematian mereka, namun Seorang Pemberani yaitu dia yang tidak pernah
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya.Tiada daya dan
upayaserta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini
Peneliti menyadari bahwa sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, karena hal ini tidak lepas dari keterbatasan, kemampuan dan ilmu
pengetahuan yang peneliti miliki. Segala saran dan kritik yang bersifat
dan berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas ini di masa yang akan
pengarahan, serta kerendahan hati. Untuk ini peneliti mengucapkan terima kasih
Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, S.E., M.M sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan
Makassar
vii
i
4. Bapak Asdar, SE., M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ekonomi
Muhammadiyah Makassar
6. Bapak Dr. Muh Rusydi, SE., M.Si Sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
7. Ibu Wardah, SE., M.E Sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
Muhammadiyah Makassar
10. Untuk Ibu dan Bapak tercinta yang selalu berada disamping peneliti dan
viii
13. Teman-teman kelas EP 15 B yang telah menemani dan memperhatikan saya
15. Saudara M. Vikram Alamzah, yang telah menjadi sahabat, rekan kerja, juga
Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauhdari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACK
This study aims to determine the effectiveness and potential income of solid
waste retribution in Makassar City. The data used is secondary data obtained
from the Regional Revenue Agency of Makassar City, which is the main waste /
cleaning fee from 14 Districts in Makassar City. Data collection techniques were
carried out by means of interviews and observations, which are related to this
research. Calculated by the method of calculating the effectiveness and potential.
The results of this study indicate that the Makassar levy income has been very
effective. This is because the costs incurred by the government are very large to
achieve revenue realization of waste retribution. The potential income from solid
waste retribution is greater than the realization that has been received. Makassar
City Government has the opportunity or ability to increase local revenue from
solid waste retribution.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACK ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
xii
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 27
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 28
LAMPIRAN ..................................................................................................... 52
BIOGRAFI PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun dan terus berlangsung tanpa ada solusi yang tepat dalam
pelaksanaannya. Kondisi perkotaan yang masih jauh dari predikat kota bersih
masih menjadi info yang populer diangkat oleh banyak media setiap harinya.
kebersihan, keindahan dan kerapihan kota atau kita kenal dengan istilah 3K.
jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau
dihasilkan.
Makassar berdasarkan data yang masuk tahun 2014 pada Sub. Bagian
1
2
Pengaduan pada Bagian Humas Sekretariat Kota Makassar, pada bulan april
menjadi 13 aduan (Adelita, 2014). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
(MTR) dengan gerakan “Lihat Sampah Ambil” Sebagai bentuk solusi untuk
Makassar.
karena adanya suatu balas jasa yang diterima dari pembayaran tersebut
menjadi 3 golongan yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan
retribusi perizinan tertentu. Salah satu jenis retribusi umum adalah retribusi
3
dibimbing untuk menata kondisiagar menjadi lebih baik. Hanya ada satu cara
yang efektif sehingga lambat laun menjadi suatu budaya yakni malu bila
kotor.
dalam mengurus urusan rumah tangga daerah sangat dibutuhkan dana atau
asli daerah adalah semua hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Dalam arti luas pendapatan daerah adalah
baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bagi Hasil Pajak dan
Januari 2001 menimbulkan reaksi pro dan kontra dalam masyarakat, akan
tetapi bagi pemerintah daerah yang memiliki sumber daya alam yang banyak
(PAD).
5
“Bahwa pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber
upaya efektivitas dan efisiensi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah.
Salah satunya melalui subjek dan objek pendapatan daerah sehingga dapat
Pendapatan Asli Daerah tidak lepas dari besaran posnya yang sangat
pendapatan pada sektor ekonomi yang bertumbuh maka makin banyak pula
lapangan yang ada, kesadaran warga Kota Makassar yang terbilang rendah
masalah sampah juga telah menyadari sepenuhnya hal ini, namun untuk
dengan total keseluruhan pengangkut sampah 372 orang, total tukang sapu
totalnya 23 orang.
mengeluarkan kupon atau tanda telah membayar retribusi yang dicetak oleh
adalah dengan PAD (pendapatan asli daerah) terdiri dari dengan hasil pajak
daerah, dan hasil kekayaan milik daerah yang telah dipisahkan serta lain-lain
PAD yang sah dari penerimaan daerah diatas hanya pajak daerah dan
8
dari rakyat kepada pemerintah karena adanya suatu balas jasa yang diterima
daerah dan retribusi daerah ini sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan
pemerintah secara langsung dan dapat ditunjuk”. Salah satu cara untuk
daerah yang telah diatur oleh Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997, dan
Retribusi Daerah.
demikian perlu adanya perhatian dari semua pihak baik unsur pemerintah
Daerah.
miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 621 miliar pada tahun 2013. Kontribusi
penurunan dari 1,07 % pada tahun 2011 menjadi 0,58% di tahun 2012.
and give” (imbal- jasa). Besar-kecilnya imbal jasa yang diterima pemerintah
10
1
sampah diperoleh dari subsidi pemerintah dan pendapatan asli daerah yaitu
dengan total keseluruhan pengangkut sampah 372 orang, total tukang sapu
ditambah sopir dan pengawas 460 orang. Total unit kendaraan truk sampah
151 unit, idealnya tambahan 50 truk baru, jumlah kontainer 200 unit, idealnya
B. Perumusan Masalah
menjadi rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
Kota Makassar ?
kota Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. TinjauanTeoritis
1. Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah tercapai. Dimana
output yang dicapai dengan ouput yang diharapkan dari sejumlah input.
13
14
sendiri.
milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan Daerah seperti bagian laba,
masing- masing.
jumlah penduduk.
pembuangan sementara
Persampahan/Kebersihan.
pembuangan sementara
18
B. Tinjauan Empiris
C. Kerangka Pemikiran
PAD (pendapatan asli daerah) yang diperoleh dari penerimaan pajak daerah,
retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan lain-lain yang sah. Retribusi
suatu balas jasa yang diterima dari pembayaran tersebut. Hal ini digunakan
daerah.
daerah dibagi menjadi 3 golongan yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa
usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Salah satu jenis retribusi umum
Pendapatan Asli Daerah tidak lepas dari besaran potensi yang sangat
pendapatan pada sektor ekonomi yang bertumbuh maka makin banyak pula
RetribusiPersampahan
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1, retribusi persampahan adalah salah
penerimaan daerah. Dalam hal ini maka yang akan diteliti bagaimana
dikategorikan efektif atau belum efektif pada periode tahun 2015-2019. Lalu
yang ada lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi yang telah diterima tiap
tahunnya.
23
D. Hipotesis
belum efektif.
A. Jenis Penelitian
24
25
1. Lokasi
1) Mariso 8) Bontoala
2. Waktu
Nomor: 5509/S.01/PTSP/2020.
Makassar.
26
bentuk yang khusus dan merupakan kriteria yang bisa diuji secara empiris.
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
Pemerintah Daerah.
dikembangkan.
1. Populasi
Sebagai rujukan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
2. Sampel
Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini ialah Data Target dan
2. Dokumentasi
sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu Data target dan
Rappocini).
3. Metode Wawancara
2. Analisis Efektivitas
berikut.
Efektivitas = x 100%
29
Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kriteria Efektivitas
3. Potensi
tangga yang ada di kota Makassar, kemudian dikalikan dengan tarif yang
bulan.
BAB IV
HASILDAN PEMBAHASAN
Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat
48,22 km2 atau 27,43 persen dari luas Kota Makassar. Berikutnya adalah
18,11 persen dari luas Kota Makassar dan yang menempati urutan ketiga
adalah Kecamatan Manggala 24,14 km2 atau 13,73 persen dari luas Kota
Kecamatan Mariso dengan luas wilayah sebesar 1.82 km2 atau 1,04
persen dari luas Kota Makassar. Disusul Kecamatan Wajo terkecil kedua
sebesar 1,99 km2 atau 1,13 persen dari luas Kota Makassar dan
30
31
Tabel 4.1
2. Keadaan Penduduk
jiwa yang terdiri dari 748.729 laki-laki dan 763.417 perempuan dimana
tidak terkecuali kota Makassar sebagai Ibu kota propinsi Sulawesi Selatan
32
yang secara geografis juga berada pada posisi strategis sebagai pintu
lainnya.
Tabel 4.2
Tahun 2019
Jenis Kelamin
No Kecamatan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Mariso 30.609 29.890 60.499
2 Mamajang 30.129 31.323 61.452
3 Tamalate 102.128 103.413 205.541
4 Rappocini 82.162 87.959 170.121
5 Makassar 42.553 42.962 85.515
6 Ujung Pandang 13.716 15.338 29.054
7 Wajo 15.470 15.983 31.453
8 Bontoala 27.886 29.311 57.197
9 Ujung Tanah 18.037 17.497 35.534
10 Tallo 70.303 70.027 140.324
11 Panakkukang 73.971 75.693 149.664
12 Manggala 75.094 74.393 149.487
13 Biringkanaya 110.138 110.318 220.456
14 Tamalanrea 56.533 59.310 115.843
Jumlah Total 748.729 763.417 1.512.146
Sumber: makassarkota.bps.go.id
adalah terpadat yaitu 32.550 jiwa per km2, disusul kecamatan Mariso
(31.057 jiwa per km persegi) dan Kecamatan Mamajang (26.298 jiwa per
km persegi).
dan hijau. Oleh karena itu, segala kewenangan dalam kegiatan yang
daerah.
berikut:
3) Meningkatkan kordinasi;
Gambar 4.1
Kota Makassar
(kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah tercapai. Dimana makin besar
retribusi yang ada di kota Makassar. selama ini potensi retribusi kebersihan
penerimaan dari retribusi ini selalu lebih besar dibandingkan dengan target
yang ditetapkan. Penetapan taget itu sendiri ternyata masih jauh dari
potensinya. Seperti yang bisa kita lihat pada beberapa tabel dibawah,
Tabel 4.3
Dari tabel 4.3 (Halaman ) dapat dilihat bahwa hanya ada 5 kecamatan di
kecamatan ujung tanah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah
dan besar nya tarif yang tidak sesuai dengan pendapatan masyarakat,
namun ada juga faktor pendorong yang utama yaitu pada tahun 2015 adalah
minim dan rendah. Sehingga masih terbilang sedikit masyarakat yang belum
Tabel 4.4
Dari tabel 4.4 (Halaman ) dapat dilihat bahwa hanya ada 5 kecamatan di
Kota Makassar yang dapat mencapai target ditahun 2016, yaitu kecamatan
kecamatan ujung tanah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah
dan besar nya tarif yang tidak sesuai dengan pendapatan masyarakat.
38
Tabel 4.5
Makassar dan 97.14 (Efektif) untuk kecamatan Wajo. Hal ini disebabkan oleh
Pemerintah Kota Makassar, dan besar nya tarif yang tidak sesuai dengan
Tabel 4.6
Dari tabel 4.6 (Halaman ) dapat dilihat bahwa ada 1 kecamatan di Kota
mencapai 86.38% yang berarti Cukup Efektif Hal ini disebabkan oleh
Pemerintah Kota Makassar, dan besar nya tarif yang tidak sesuai dengan
Tabel 4.7
Dari tabel 4.7 (Halaman ) dapat dilihat bahwa hanya ada 4 kecamatan di
target adalah kecamatan Ujung pandang. Hal ini disebabkan oleh beberapa
Makassar, dan besar nya tarif yang tidak sesuai dengan pendapatan
masyarakat.
41
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah. Menurut Ditjen Cipta
yang dapat ditarik dari masyarakat untuk setiap rumah tangga besarnya
minimal 0,5 persen dan maksimal 1 persen dari penghasilan per rumah
Hal ini seperti yang diungkapkan Kotler (1997) yang mengatakan bahwa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi & Prayitno (2005) tentang
tingkat kepuasan atas pelayanan hotel yang menemukan ada dua variabel
Mostafa (2000), Nur As‟adah, Supirin dan Syafrudin (2010), begitu juga
Makassar.
Efektivitas = x 100%
C. Hasil Penelitian
persampahan lalu dikali 100 persen. Efektifitas adalah suatu ukuran yang
Tabel 4.8
retribusi sampah di peroleh dari jumlah wajib retribusi dikali tarif lalu dikali
sebagai berikut:
bulan
= 1.106.928.000 x 12
= 13.283.136.000
= 1.133.328.000x 12
= 13.599.936.000
= 1.158.896.000 x 12
= 13.906.752.000
= 1.623.616.000 x 12
= 19.438.392.000
=2.276.656.000 x 12
= 27.319.872.000
45
Tabel 4.9
Tahun 2015-2019
Wajib
Total Perbulan Potensi
Tahun Retribusi Tarif (Rp)
(Rp) Pertahun (Rp)
Terdaftar
2015 69.183 16.000 1.106.928.000 13.283.136.000
Rata-rata 17.509.617.00
Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar
D. Pembahasan
atau indikator tersebut maka dapat dinilai dan dikatakan bahwa efektivitas
dilakukan oleh Muh Agus Muslim Tahun 2018, dengan judul Penelitian
tahun anggaran, angkanya hampir melampaui angka 100 persen dan ini
berdasarkan data dari dispenda dengan data yang ada di APBD, terlihat
negara. Para ahli ekonomi klasik yang dipelopori Adam Smith bahkan
ternyata masih jauh dari potensinya. Ada potensi pendapatan yang hilang
akibat tidak adanya ketetapan yang tegas untuk menetapkan tarif yang
walikota, namun hal ini masih bersifat pilihan yang artinya bisa dilakukan
sesuai aturan dan bisa juga tidak. Tergantung dari kesepakatan antar
PENUTUP
A. Kesimpulan
jika dibandingkan dengan realisasi yang telah diterima, hal ini bisa terjadi
pemerintah dan nilai dari pembayaran retribusi tersebut masih belum ada
48
49
di Kota Makassar.
B. Saran
sebagai berikut :
dengan melibatkan mulai dari pihak RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan
diterima.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang serupa akan
50
dari Intermediate Microeconomics, oleh Agus Maulana. Bina Rupa Aksara.
Jakarta
Putranto, 2007. Retribusi Pelayanan Pasar Banget Ayu dan Peterongan Kota
Semarang.
R. Soedargo, 1946, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, N.V. Eresco, Bandung.
Daerah.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian dari Badan Pendapatan Daerah Kota
Makassar
53
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kota Makassar
54
Lampiran 3. Data Target dan Realisasi Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Kota Makassar Tahun Anggaran 2015 s.d
Tahun Anggaran 2016
55
Lampiran 4. Data Target dan Realisasi Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Kota Makassar Tahun Anggaran 2017 s.d
Tahun Anggaran 2019
56
Lampiran 5. Dokumentasi Observasi & Wawancara bersama Kepala Sub.
Bagian Keuangan Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar
57
58
BIOGRAFI PENULIS