Anda di halaman 1dari 95

SKRIPSI

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI INVESTASI SOSIAL PADA
PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR

RAHMAYANTI
105730406113

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
SKRIPSI

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


(CSR) SEBAGAI INVESTASI SOSIAL PADA PT PLN (PERSERO)
WILAYAH SULSELRABAR

RAHMAYANTI
105730406113

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada

Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
ABSTRAK

Rahmayanti. 2017. ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI INVESTASI SOSIAL PADA PT PLN
(PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR. Skripsi Jurusan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Makassar, Pembimbing (1) Andi Jam’an M.Si (2) Ismail
Badollahi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dari kegiatan CSR yang
dilakukan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar serta bagaimana dampak
dari pengimplementasian program CSR PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar
sebagai Investasi Sosial. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data
penelitian di kumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi,
dokumentasi dan riset kepustakaan. Langkah-langkah analisis yang digunakan
atau yang di tempuh yaitu : Menguraikan program CSR pada PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar serta mengidentifikasi dampak dari program CSR PT PLN
(Persero) Wilayah Sulselrabar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT PLN
(Persero) Wilayah Sulselrabar melaksanakan kegiatan CSRnya melalui program
Community Development (Comdev). Program Comdev dilaksanakan setiap
tahunnya di berbagai daerah dalam tiga wilayah yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat. Implementasi program CSR pada PT PLN
(Persero) Wilayah Sulselrabar membawa perubahan atau manfaat yang signifikan
pada aspek tingkat penghidupan dan pola pikir terhadap masyarakat penerima
manfaat di wilayah pemberdayaan.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Investasi Sosial,


Community Development, Deskriptif Kualitatif.

iv
ABSTRACT

Rahmayanti, 2017. ANAlYSIS OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


PROGRAM IMPLEMENTATION AS SOCIAL INVESTMENT AT PLN (PERSERO)
SULSELRABAR REGION. Thesis Departement of Accounting Muuhammadiyah
University of Makassar, The guide (1) Andi Jam’an M.SI (2) Ismail Badollahi
This study aims to determine the implementation of CSR activities undertaken by PT
PLN (Persero) Region Sulselrabar and how the impact of implementation of the
program CSR PT PLN (Persero) Region of South Sulawesi as a Social Investment
This research is qualitative descriptive Research data collected by using the method
of interview Observation of documentation and library research. Step analysis of used
or in the way of describing the program CSR on PT PLN (Persero) region Sulselrabar
and identify the impact of CSR program PT PLN (Persero) region Sulselrabar the
results of this study indicate that PT PLN (Persero) Sulselrabar region perform CSR
activities through the Community Program Development (Comdev) the Comdev
program is implemented annually in various regions in three regions namely South
Sulawesi, Southeast Sulawesi and West Sulawesi. Implementation of CSR programs
at PT PLN (Persero) Sulselrabar Region brings significant changes or benefits on the
aspects of livelihood and mindset to beneficiary communities in the empowerment
area
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Social Investment, Community
Development, Descriptive qualitative

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

hidayah, serta karunia-Nya atas nikmat iman, kesehatan dan kebahagian. Tak lupa

salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah hadir sebagai

pencerah ummat-Nya. Sehingga, peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan judul “ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI INVESTASI SOSIAL PADA PT PLN

(PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR”.

Skripsi ini disusun dalam upaya memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan studi dan meraih gelar sarjana pada jurusan akuntansi Program Studi

S1 Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulisan Skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak yang telah tulus ikhlas memberikan sumbangan berupa pikiran, motivasi dan

nasehat. Untuk semua itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini saya

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

Kedua orang tua penulis, Ibunda tercinta Nur Hana dan Ayahanda tercinta Mustari

yang telah membesarkan dan mendidik penulis secara ikhlas serta memberikan

motivasi dan doa yang tiada henti-hentinya. Dan ucapan terima kasih juga saya

sampaikan kepada:
vi
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak. CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Linda Arisanty Razak, SE, M.Si, Ak. CA. dan Bapak Abd. Salam, SE, M.Si,

Ak. CA. Selaku Penasehat Akademik atas segala bimbingannya selama ini.

5. Bapak Dr.Andi Jam’an, M.SI dan Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak. CA

masing-masing selaku pembimbing I dan pembimbing II ditengah kesibukan yang

begitu padat selaku tenaga pengajar dan kesibukan dalam keluarga dan berbagai

kesibukan lainnya tapi beliau masih sempat meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis secara intensif, mengoreksi naskah skripsi serta mendorong

agar penulis dapat menyelesaikan studi dengan cepat. Penghargaan yang sangat

tinggi kepada beliau atas keteladanan yang diberikan baik sebagai pribadi maupun

sebagai pembimbing.

6. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan

banyak tambahan pengetahuan, motivasi, bimbingan, dan arahannya selama

penulis menjalankan proses perkuliahan.

7. Pimpinan Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Perwakilan Kota Makassar

beserta staf yang telah memberikan bantuan dalam memperoleh data yang

dibutuhkan oleh penulis.

vii
8. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Donti, Firda, Nisa, Sry, Titin, Anti, Illa,

Janna, Ijal, Guruh, Wahid, Eja dan semua teman kelas Ak.1-13 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan banyak dukungan moril,

motivasi dan membantu selama proses perkuliahan dan penyususan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada kedua kakakku Hasni dan Rahmi dan segenap keluarga

besar yang telah memberikan semangat dan motivasi selama proses perkulian dan

kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan akuntansi angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam seluruh proses

selama berada di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih

untuk segala bantuannya.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif

bagi semua pihak dan semoga Allah SWT membalas semua amal dan kebaikan

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, Maret 2017


Penulis

Rahmayanti

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan ............................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 9


A. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................... 9
B. Tahap-Tahap Adopsi CSR ........................................................ 12
C. Perencanaan Program CSR ....................................................... 14
D. Jenis, Benefit dan Langkah Pelaksanaan Program CSR ........... 15
E. Implementasi CSR .................................................................... 30
F. Indikator Kinerja Kunci Dalam Implementasi CSR ................. 31

ix
G. Pelaporan CSR ......................................................................... 34
H. Investasi Sosial.......................................................................... 36
I. Penelitian Terdahulu ................................................................. 37
J. Kerangka Fikir .......................................................................... 42
K. Hipotesis ................................................................................... 44

III. METODE PENELITIAN .............................................................. 45


A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 45
B. Populasi dan Sampel ................................................................. 45
C. Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................... 46
D. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 46
E. Metode Analisis Data ................................................................ 47
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................ 48

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 49


A. Sejarah Perusahaan ................................................................... 49
B. Visi dan Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar ............. 51
C. Motto Perusahaan...................................................................... 52
D. Falsafah Perusahaan .................................................................. 52
E. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................ 52

V. HASIL PENELITIAN ................................................................... 59


A. Kebijakan Akuntansi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar . 59
B. Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar ............. 60
C. Implementasi Program CSR ..................................................... 61
D. Alokasi Biaya Program CSR .................................................... 70
E. CSR Sebagai Investasi Sosial bagi Perusahaan ........................ 74

F. Undang_Undang Penerapan CSR ............................................. 76

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 78


A. Kesimpulan ............................................................................... 78
B. Saran ......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 80

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................... 41

Tabel 5.6 Daftar Anggaran CSR Pertahun .......................................... 71

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................ 44

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Balasan Surat Penelitian

Lampiran 2. Realisasi Kegiatan Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah


Sulselrabar Tahun 2012

Lampiran 3. Realisasi Kegiatan Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah


Sulselrabar Tahun 2013

Lampiran 4. Realisasi Kegiatan Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah


Sulselrabar Tahun 2014

Lampiran 5. Realisasi Kegiatan Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah


Sulselrabar Tahun 2015

Lampiran 6. Realisasi Kegiatan Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah


Sulselrabar Tahun 2016

Lampiran 7. Struktur Organisasi PT _PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Isu yang sedang menjadi perhatian masyarakat saat ini yaitu peran suatu

perusahaan terhadap lingkungannya, baik lingkungan interen maupun ekstern

perusahaan. Perusahaan mempunyai peran selain memberi manfaat positif

terhadap ekonomi juga berkontribusi terhadap menurunnya kondisi sosial

masyarakat. Beberapa perusahaan mendapat kritik karena telah menciptakan

masalah sosial seperti polusi, penyusutan sumber daya yang tidak terbaharui,

limbah, mutu dan keamanan produk, hak dan status karyawan, keselamatan

kerja dan lain-lain.

Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan

banyak keuntungan bagi masyarakat, dimana menurut pendekatan teori

akuntansi tradisional, perusahaan harus memaksimalkan labanya agar dapat

memberikan sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Namun seiring

dengan perjalanan waktu, masyarakat semakin menyadari adanya dampak-

dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan

operasinya untuk mencapai laba maksimal, yang semakin besar dan semakin

sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, masyarakat pun menuntut agar

perusahaan senantiasa memperhatikan dampak-dampak sosial yang

ditimbulkan dan berupaya mengatasinya. Karyawan dan buruh seringkali

melakukan aksi protes terhadap perusahaan dalam rangka menuntut kebijakan

upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan lainnya yang dirasakan kurang

mencerminkan keadilan. Aksi yang serupa juga tidak jarang dilakukan oleh

1
2

pihak masyarakat, baik masyarakat sebagai konsumen, maupun masyarakat

dilingkungan sekitar pabrik. Masalah ini mengakibatkan adanya aksi protes

yang dilakukan oleh berbagai pihak stakeholder, baik yang bersifat internal

seperti karyawan, stakeholder, ataupun yang bersifat eksternal yakni serikat

pekerja, pemasok, konsumen, pesaing, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),

dan badan-badan pemerintah.

Investasi sosial struktur bangunan perusahaan yang menempatkan

masyarakat sekitarnya sebagai bagian dari perusahaan yang harus diberdayakan

dan menjadi citra bisnis. Masyarakat disekitarnya akan menjadi investasi besar

dalam menopang reputasi dan kenyamanan dalam menjalankan usahanya

sebagai “seat belt” bila ada yang terkait dengan perusahaan. Ini tidak berarti

adanya sebuah pembebanan terhadap perusahaan, tetapi lebih menempatkan

keseimbangan antara investasi bisnis dan investasi sosial. Perlu diakui bahwa

industri atau perusahaan skala besar telah mampu memberikan kontribusi pada

perekonomian nasional. Namun tidak dipungkiri eksploitasi sumber daya alam

yang dilakukan oleh sektor industri seringkali menciptakan degradasi

lingkungan yang cukup parah dan berdampak pada keberlangsungan hidup

masyarakat sekitar. Terkait dengan hal tersebut muncullah konsep bahwa

perusahaan harus turut serta menjaga dan peduli terhadap lingkungan sekitar

baik itu masyarakat maupun lingkungan alam dimana perusahaan tersebut

beroperasi. Konsep ini kemudian berkembang dengan istilah Corporate Social

Responsibility atau yang biasa di singkat dengan CSR.


3

Dalam Pertanyaan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Paragraf

ke Sembilan menyatakan: “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan

tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah

(value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang

menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang

peranan penting”

PSAK tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk

melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokan, pengukuran dan

pelaporan juga belum di atur, jadi untuk pelaporan tanggung jawab sosial di

serahkan pada masing-masing perusahaan. Undang-undang No.40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas mewajibkan entitas bisnis melaksanakan tanggung

jawab sosialnya atau lebih populer dengan sebutan CSR. Oleh sebab itu, CSR

saat ini semakin menjadi perhatian masyarakat umum, terutama dunia bisnis

walaupun belum ada keharusan membuat laporan tanggung jawab sosial

perusahaan. Bila kita telaah lebih dalam, CSR dapat dikatakan sebagai

tabungan masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.

Keuntungan yang diperoleh bukan sekedar bentuk finansial melainkan rasa

kepercayaan dari masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap

perusahaan. Kepercayaan inilah yang sebenarnya menjadi modal dasar agar

perusahaan dapat terus melakukan aktivitasnya.

Hasil penelitian menurut Mapisangka (2009) menunjukkan bahwa

Implementasi program CSR diarahkan pada tercapainya peningkatan


4

kesejahteraan hidup masyarakat. Hal ini terjadi karena secara konseptual

program-program CSR perusahaan sudah di arahkan pada pencapaian tujuan-

tujuan sosial, berdasarkan tujuan-tujuan CSR tersebut, implementasi kegiatan-

kegiatan CSR perusahaan senantiasa akan mengikuti arah dari kepentingan

perusahaan ditengah-tengah komunitas linhgkungan hidup masyarakat.

Menurut Zahara (2007) CSR dapat menumbuhkan citra positif perusahaan

yang tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, selain itu

CSR juga berdampak positif terhadap hal lainnya seperti mengentaskan

kemiskinan, meningkatkan standar pendidikan, dan meningkatkan standar

kesehatan.

Penelitian menurut Budiasni dkk (2015) menemukan bahwa Hotel Como

Shambala Estate dalam mengimplementasikan CSR di implementasikan

melalui program como approach. Dalam program tersebut terjadi tiga

hubungan dengan masyarakat, lingkungan dan Tuhan. Biaya CSR di

alokasikan kedalam akun biaya administrasi dan umum.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian terdahulu lebih

mengarah pada perusahaan dimana CSR diarahkan pada peningkatan

perusahaannya saja sedangkan penelitian sekarang CSR diarahkan bukan hanya

pada peningkatan perusahaan tetapi bagaimana perusahaan tersebut mengalami

peningkatan dengan melakukan CSR sebagai investasi sosial perusahaan.

Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT

PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan

yang ada di Indonesia. Direktur utamanya adalah Sofyan Basir (Sebelumnya


5

adalah Direktur utama Bank Rakyat Indonesia) menggantikan Nur Pamudji.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun Skripsi

dengan judul “Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility

(CSR) Sebagai Investasi Sosial Pada PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin di angkat oleh peneliti adalah:

1. Bagaimana implementasi CSR pada PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar?

2. Bagaimana dampak dari pengimplementasian program CSR PT PLN

(Persero) Wilayah Sulselrabar?

3. Apakah CSR pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar dianggap sebagai

investasi sosial bagi perusahaan?

C. Tujuan penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui implementasi dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT

PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

2. Untuk mengetahui dampak dari pengimplementasian program CSR terhadap

masyarakat komunitas disekitar perusahaan

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar dengan melakukan CSR sebagai investasi sosial.


6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat bermanfaat dalam ilmu

akuntansi dan pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan praktik

analisis implementasi program CSR sebagai investasi sosaial. Menambah

wawasan yang baru dalam pembendaharaan ilmu pengetahuan untuk saling

melengkapi dengan penelitian sebelumnya maupun yang akan dilakukan

peneliti yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa saran dan

informasi kepada pihak manajemen perusahaan tentang pelaksanaan

program CSR sebagai bentuk investasi soaial.

b. Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan referensi

rekan mahasiswa mengenai CSR.

3. Kebijakan

Penelitian ini dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan bagi regulator

pasar modal seperti Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang

bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar

modal dibidang lembaga keuangan dalam menentukan kebijakan terkait

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan.


7

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi menjadi 6 bagian dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Pada Bab I di jelaskan tentang latar belakang permasalahan yang

dipilih dalam penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan dan

kegunaan penelitian dan sistematika penulisan dalam proposal ini.

BAB II: Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang Landasan Teori dan penelitian

terdahulu yang melatarbelakangi penelitian ini, kemudian berisi

kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis yang diperoleh dari

variable penelitian serta dari penelitian terdahulu.

BAB III: Metode Penelitian

Pada Bab ini akan diuraikan tentang variable penelitian dan

definisi operasioanal, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data, metode analisis, serta tahap

pelaksanaan kegiatan.

BAB IV: Gambaran Umum Perusahaan

Pada Bab ini dijelaskan gambaran secara umum mengenai

perusahaan dimana tempat atau objek dalam penelitian ini.

BAB V: Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi gambaran objek penelitian serta menyajikan hasil

penelitian dan pembahasan mengenai masalah yang diteliti


8

BAB VI: Penutup

Bab ini menjelaskan Bab akhir yang berisi simpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diberikan

berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan.


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Corporate Social Responsibility (CSR)

Walaupun telah menjadi sebuah isu global, sampai saat ini belum ada

suatu definisi tunggal dari CSR yang diterima secara global. Tidak hanya

sampai disitu, dalam berbagai tulisan penggunaan istilah corporate social

responsibility juga ternyata tidak diterima secara menyeluruh. Ada yang

mempergunakan istilah Business Social Responsibility, dan Corporate

Citizanship.

Perkembangan perspektif didalam memandang CSR telah mengakibatkan

munculnya berbagai rumusan CSR saat ini dan berbagai elemen atau program

yang mendukung dalam aktivitas CSR, sesuai dengan perspektif masing-

masing yang dijelaskan dalam buku Dwi Kartini (2009:14) sebagai berikut:

a. Business for social Responsibility/BSR mendefinisikan CSR sebagai:

“business practices that strengthen accountability, respecting ethical values

in the interest of all stakeholders.” BSR juga menyatakan bahwa pelaku

bisnis yang bertanggung jawab menghormati dan memelihara lingkungan

hidup serta membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan

masyarakat dan melakukan investasi didalam masyarakat dimana

perusahaan beroperasi. Isu-isu CSR yang penting untuk diperhatikan oleh

perusahaan menurut BSR mencakup: business ethichs, community

investment, environment, governance, and accountability, human rights,

market place, vision, mission and place, workplace.

9
10

b. Rumusan CSR dari The Global Reporting Initiative/GRI. Organisasi ini

telah mengembangkan suatu kerangka yang dapat membedakan kinerja

ekonomi, sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Bagi GRI, dimensi

sosial suistainability yang menyebabkan diberlakukannya pelaksanaan CSR

meliputi berbagai dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas organisasi

terhadap masyarakat, termasuk didalamnya karyawan, konsumen,

komunitas local, rantai pasokan dan bisnis. Aktivitas CSR dalam hal ini

mencakup empat konteks, yaitu: the workplace (helath & safety, wages

andbenefits, non discrimination training, child labor,etc), human rights,

supplier, products and services.

c. Rumusan CSR dari The Globe Scan. Berdasarkan survey terhadap para

konsumen dan masyarakat di berbagai Negara, The Globe Scan

mengklasifikasikan CSR yang dilakukan perusahaan kedalam dua kategori:

yang pertama yaitu operational responsibilities, yaitu sebagai standar yang

ingin dicapai oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan. Operational

responsibilities mencakup berbagai hal sebagai berikut: Protecting health

and safety of workers, not engaging in bribery or corruption, not using child

labor, protecting the environment, making profit and paying taxes, treating

employees fairly, providing quality products at low price, providing secure

jobs, applying universal standards across the world.

Kemudian yang kedua adalah citizenship responsibilities, yaitu

berbagai tindakan yang tidak harus dilakukan perusahaan untuk melakukan

diferensiasi dari pesaing. Citizenship responsibilities mencakup berbagai hal


11

sebagai berikut: responding to public concerns and viewpoints, reducing

human rights abuses, increase economic stability, reducing the gap between

the rich and poor, supporting charities and communities, solving social

problems, supporting progressive government policies.

Sejauh ini definisi yang cukup dikenal mengenai CSR masih

mengandung empat kategori tanggung jawab sosial seperti yang dirumuskan

oleh Carol Dwi Kartini (2009) yaitu: economic responsibilities, legal

responsibilities, ethical responsibilities dan discretionary responsibilities.

a. Economic responsibilities. Tanggung jawab sosial utama perusahaan

adalah tanggung jawab ekonomi, karena lembaga bisnis terdiri atas

aktivitas ekonomi yang mengahasilkan barang dan jasa bagi masyarakat

secara menguntungkan.

b. Legal responsibilities. Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan

menaati hokum dan peraturan yang berlaku dimana hukum dan peraturan

tersebut pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga

legislative. Sebagai contoh, ketaatan perusahaan dalam membayar pajak,

menaati undang-undang tenaga kerja.

c. Ethical responsibilities. Masyarakat berharap perusahaan menjalankan

bisnis secara etis.

d. Discretionary responsibilities. Masyarakat mengharapkan keberadaan

perusahaan dapat memberikan manfaat bagi mereka. Ekspektasi

masyarakat tersebut dipenuhi oleh perusahaan melalui berbagai program

yang bersifat filantropis.


12

Dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau

corporate social responsibility (CSR) merupakan komitmen moril

perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan diwilayah kerja perusahaan

tersebut dengan mengakomodir kepentingan ekonomi, sosial dan

lingkungan. Hal ini tidak terlepas dari kepentingan perusahaan dalam hal

berkelanjutan bisnisnya diwilayah tersebut. Tiga komponen tadi adalah pilar

utama yang paling menentukan keberlanjutan suatu kepentingan usaha

dimanapun berada.

Menurut Suhandari M Putri dalam buku Dr.Hendrik Budi Untung S.H

(2008) Corporate social responsibility adalah komitmen perusahaan atau

dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek

ekonomis, sosial, dan lingkungan.

B. Tahap-Tahap Adopsi CSR

Robins dan Coulter sebagaimana dijelaskan dalam buku Chamsyah,

Bachtiar(2006:54) menggambarkan perkembangan CSR dalam sebuah

komitmen adopsi pelaksanaan CSR perusahaan kepada berbagai konstituen.

Kontinum tersebut juga menunjukkan bahwa jika cakupan CSR semakin luas

(dilihat dari cakupan konstituen yang dilayani oleh perusahaan) maka semakin

besar pula CSR yang harus dilakukan.

Pada tahap awal, CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan

(pemegang saham/owners) dan manajer. Pada tahap ini pemimpin perusahaan


13

akan mengedepankan kepentingan para pemegang saham melalui berbagai

upaya untuk menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan

melakukan maksimalisasi laba. Meskipun pada tahap ini perusahaan

memperhatikan berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,

namun pemimpin perusahaan memiliki pandangan bahwa mereka tidak

memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat secara luas. Pada tahap

kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSR-nya kepada para pekerja

(employees). Pada tahap ini, manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan

maksimalisasi laba, tetapi mulai memberikan perhatian yang besar kepada

sumber daya manusia.

Hal ini dilakukan karena mereka berkeinginan untuk dapat merekrut,

memelihara, dan memotivasi para karyawan yang baik. Para manajer pada

tahap ini akan melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi kerja

karyawan, meningkatkan keamanan kerja dan memberikan kompensasi yang

layak. Pada tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para

konstituen dalam suatu lingkungan yang spesifik dimana konstituen tersebut

biasanya merupakan masyarakat setempat (local communities) yang terkena

dampak secara langsung oleh operasional perusahaan di daerah tempat tinggal

mereka. Para manajer memandang bisnis mereka sebagai bagian dari entitas

publik dan mereka merasa bertanggung jawab untuk melakukan berbagai

kebajikan kepada publik.


14

C. Perencanaan Program CSR

Perencanaan (planning) merupakan awal kegiatan penetapan dan

berbagai hasil akhir (objectives/goals) yang ingin dicapai oleh perusahaan,

meliputi: strategi, kebijakan, prosedur, program dan anggaran yang diperlukan

untuk mencapai tujuan tersebut. Meskipun sampai saat ini masih terdapat

kesulitan metodologis untuk menghubungkan pelaksanaan CSR ataupun

Corporate Social Performance (CSP) dengan kinerja keuangan (corporate

Financial Performance), namun tujuan pelaksanaan CSR oleh perusahaan

dapat dirumuskan dengan jelas Perumusan tujuan CSR oleh perusahaan sangat

bergantung kepada hasil analisis perusahaan terhadap lingkungan internal dan

eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil environmental scanning, atau lebih

dikenal sebagai environmental assessment, perumus dapat merumuskan tujuan

CSR perusahaan dengan berbagai strategi alternatif yang dapat ditempuh oleh

perusahaan. Program CSR juga dapat di implementasikan oleh perusahaan

dengan tujuan untuk meningkatkan legitimasi masyarakat terhadap perusahaan.

Hal ini, operasi perusahaan bisa saja tidak menimbulkan dampak buruk

terhadap masyarakat sekitarnya dan perusahaan melaksanakan aktivitas CSR

justru untuk meningkatkan legitimasi masyarakat terhadap keberadaan

perusahaan.

Trend yang terjadi saat ini adalah bahwa perusahaan mencoba

mengintegrasikan sejauh mungkin pelaksanaan program CSR yang mereka

lakukan dengan strategi perusahaan atau program CSR yang dilaksanakan

memiliki keterkaitan dengan rantai pemasok perusahaan. Hal ini diperhatikan


15

dalam pembuatan rencana CSR adalah bahwa pelaksanaan program CSR

melibatkan kerja sama perusahaan dengan pihak lain. Pelaksanaan CSR

biasanya melibatkan pula pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta

pihak-pihak calon penerima manfaat CSR misalnya masyarakat lokal. Oleh

sebab itu, perencanaan CSR merupakan perencanaan yang terintegrasi dan

bukan semata-mata perencanaan yang dibuat oleh perusahaan, tetapi dalam hal

ini perusahaan pun harus melibatkan pihak-pihak lain yang terlibat dalam

pelaksanaan program CSR agar program CSR dapat berjalan secara efektif.

D. Jenis, Benefit dan Langkah Pelaksanaan Program CSR

Kotler dan Lee dalam Solihin (2009:131) menyebutkan enam kategori

program CSR. Pemilihan program alternatif CSR yang akan dilaksanakan oleh

perusahaan sangat tergantung kepada tujuan pelaksanaan CSR yang ingin

dicapai perusahaa. Keenam jenis program CSR tersebut adalah:

1) Cause promotions

Program ini merupakan program perusahaan menyediakan dana atau

sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan dalam meningkatkan

kesadaran masyarakat terhadap masalah sosial dapat juga sebagai

pendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan

tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.

Komunikasi persuasif dengan tujuan menciptakan kesadaran

(awareness) serta perhatian terhadap suatu masalah sosial, merupakan fokus

utama dari kategori aktivitas CSR ini. Salah satu tujuan komunikasi persuasif

yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui pelaksanaan cause promotions


16

adalah menciptakan kesadaran dan perhatian dari masyarakat terhadap suatu

masalah dengan menyajikan angka-angka statistik serta fakta-fakta yang

menggugah.

Berbagai benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan

kegiatan cause promotions, menurut kotler dan Lee adalah sebagai berikut:

a.) Pelaksanaan Cause Promotions oleh perusahaan akan memperkuat

positioning merek perusahaan.

b.) Pelaksanaan Cause Promotions dapat turut menciptakan jalan bagi

ekspresi loyalitas konsumen terhadap suatu masalah sehingga bisa

meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan penyelenggara

promosi.

c.) Memberikan peluang kepada para karyawan perusahaan untuk terlibat

dalam suatu kegiatan sosial yang menjadi kepedulian mereka.

d.) Dapat menciptakan kerja sama antar perusahaan dengan pihak-pihak lain

(misalnya media), sehingga memperbesar dampak pelaksanaan promosi.

e.) Dapat meningkatkan citra perusahaan, dimana citra perusahaan yang baik

akan memberikan berbagai pengaruh positif lainnya, misalnya

meningkatkan kepuasan loyalitas karyawan yang dapat memberikan

kontribusi positif bagi peningkatan kinerja finansial perusahaan.

Langkah-langkah perusahaan dalam melakukan Cause Promotions

kegiatan adalah sebagai berikut:


17

a.) Memilih isu yang memiliki keterkaitan sangat tinggi dengan masalah

sosial yang menjadi kepentingan masyarakat dan memiliki keterkaitan

dengan industri dan produk yang dihasilkan perusahaan.

b.) Memilih keterkaitan yang memiliki kesesuaian dengan misi dan tujuan

perusahaan, sehingga kegiatan tersebut tidak diangap sebagai aktivitas

yang tempelan saja (peripheral) dimata karyawan perusahaan maupun

dimata public.

c.) Membuat komitmen dan menjalankan kegiatan sepenuh hati, termasuk

didalamnya mengembangkan kampanye yang bersifat solusi sementara

yang bersifat jangka pendek.

d.) Melakukan evaluasi mengenai sejauh mana kampanye dilakukan

perusahaan telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai

suatu masalah sosial.

2) Cause Related Marketing

Dalam program ini, perusahaan memiliki komitmen untuk

menyumbangkan presentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu

kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Kegiatan ini

biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka waktu

tertentu, serta aktivitas derma tertentu.

Aktivitas Cause Related Marketing (CRM) yang biasanya dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan yaitu menyumbangkan sejumlah uang tertentu

untuk setiap produk yang terjual. Menurut Kotler dan Lee perusahaan-
18

perusahaan yang melaksanakan CRM akan mendapatkan keuntungan

sebagai berikut:

a.) Perusahaan dapat menarik pelanggan baru melalui pelaksanaan CRM.

b.) Aktivitas CRM dapat menjangkau relung pasar (market niche). Saat ini

semakin banyak perusahaan yang meyadari bahwa aktivitas CRM

merupakan suatu cara yang efektif untuk menjangkau konsumen dari

segmen dengan karakteristik demografi, geografi atau pasar sasaran

tertentu.

c.) Aktivitas CRM dapat meningkatkan penjualan produk perusahaan.

d.) Aktivitas CRM dapat membantu membangun identitas merk yang positif

dimata pelanggan. Identitas merek yang positif dapat terjadi akibat merek

perusahaan disandingkan dengan program CSR yang disponsori oleh

merek perusahaan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk melaksanakan

aktivitas CRM adalah sebagai berikut:

a.) Melakukan penilaian situasi. Penilaian situasi ini dikaitkan dengan

kebutuhan strategi pemasaran, yakni apakah perusahaan akan memasuki

pasar yang baru dengan menggunakan produk yang ada saat ini? Apakah

ada produk baru yang akan diluncurkan perusahaan ke pasar yang akan

turut terbantu oleh pelaksanaan CRM? Atau apakah perusahaan ingin

melakukan diversifikasi produk ditengah pasar yang dipenuhi produk

sejenis yang dijual pada kisaran harga yang sama.


19

b.) Menetapkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan melalui pelaksanaan

CRM, dimana tujuan pelaksanaan CRM berkaitan erat dengan hasil

penilaian situasi yang dilakukan perusahaan.

c.) Setelah perusahaan menetapkan tujuan CRM, selanjutnya perusahaan

menetapkan target audiensi yang akan menjadi sasaran kegiatan

perusahaan. Penetapan target audiensi disesuaikan dengan tujuan

pelaksanaan CRM, serta mempertimbangkan berbagai msalah yang

menjadi perhatian utama dari para target audiensi.

d.) Setelah target audiensi ditetapkan, selanjutnya perusahaan

mengembangkan rencana pemasaran yang akan menjelaskan produk yang

akan dikaitkan dengan program CRM, jenis intensif yang akan diberikan

perusahaan untuk mendukung pelaksanaan program, saluran distribusi

yang digunakan, serta bentuk promosi yang akan dipakai perusahaan untuk

mendukung kampanye CRM.

3) Corporate Social Marketing

Dalam program ini, perusahaan mengembangkan dan melaksanakan

kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesehatan dan keselamatan public, menjaga kelestarian

lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kampanye

Corporporate Social Marketing (CSM) lebih banyak terfokus untuk

mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu-isu

kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian, lingkungan, serta

keterlibatan masyarakat.
20

Keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan melalui pelaksanaan

CSM antara lain sebagai berikut:

a.) Menunjang positioning merek perusahaan.

b.) Menciptakan preferensi merek. Melalui penciptaan preferensi merek,

maka merek produk perusahaan memiliki kemungkinan untuk lebih

dipilih oleh konsumen pada saat mereka melakukan pembelian produk,

dibandingkan dengan merek produk pesaing.

c.) Aktivitas CSM dapat ikut mendorong peningkatan penjualan terutama

bila konsumen mengaitkan produk perusahaan dengan perubahan

perilaku yang di inginkan.

d.) Pelaksanaan CSM menarik mitra yang dapat diandalkan serta memiliki

kepedulian besar untuk mengubah perilaku masyarakat. Hal ini

disebabkan karena pelaksanaan CSM biasanya memperoleh tanggapan

yang positif dari kalangan pemerintah, organisasi nirlaba, yayasan serta

berbagai kelompok kepentingan yang memiliiki kepedulian terhadap

perubahan perilaku masyarakat.

e.) Pelaku CSM dapat memberikan dampak nyata terhadap perubahan

sosial.

Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan pada saat melaksanakan

kegiatan CSM adalah sebagai berikut:

a.) Melakukan analisis situasi untuk memperoleh gambaran mengenai

berbagai perilaku yang harus diubah di dalam masyarakat agar dapat


21

memberikan kontribusi bagi peningkatan kesehatan public, perbaikan

lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b.) Memilih target audiensi yang akan menjadi sasaran kampanye dimana

target audiensi ini merupakan audiensi yang diperkirakan akan sangat

mendukung kampanye perusahaan.

c.) Menetapkan jenis perubahan perilaku apa yang harus dilakukan

audiensi sesuai dengan kampanye yang dilakukan oleh perusahaan.

d.) Mengidentifikasi berbagai hambatan dan motifasi yang akan

mendorong perubahan perilaku.

e.) Mengembangkan bauran pemasaran yang mencakup strategi produk

harga, saluran distribusi dan promosi yang akan mendukung munculnya

perilaku pada target audiensi.

f.) Mengembangkan rencana evaluasi dan pengawasan dan efektivitas

CSM, dimana evaluasi yang dilakukan didasarkan pada perubahan

perilaku yang diinginkan.

g.) Menetapkan anggaran pelaksanaan CSM dan menemukan sumber

pendanaan untuk melakukan kegiatan CSM, misalnya melalui

kemitraan dengan yayasan, organisasi nirlaba, maupun kelompok

kepentingan.

h.) Melakukan implementasi rencana CSM dengan mempertimbangkan

adanya proses perubahan perilaku yang lambat dari target audiensi.

CSM selama tiga tahun merupakan program yang ideal karena dalam
22

jangka waktu tersebut diharapkan akan terjadi perubahan perilaku,

sikap, serta proses edukasi secara bertahap (Solihin, 2009:136).

4) Corporate Philanthropy

Dalam program ini, perusahaan memberikan sumbangan langsung

dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan

tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, paket bantuan,

atau pelayanan secara Cuma-Cuma.Corporate Philanthropy biasanya

berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang dilaksanakan perusahaan,

antara lain sebagai berikut:

a.) Program dalam bentuk sumbangan tunai.

b.) Program dalam bentuk hibah

c.) Program dalam bentuk penyediaan beasiswa

d.) Program dalam bentuk pemberian produk

e.) Program dalam bentuk pemberian layanan Cuma-Cuma

f.) Program dalam bentuk penyediaan keahlian teknis oleh karyawan

perusahaan secara Cuma-Cuma.

g.) Program mengizinkan penggunaan fasilitas dan saluran distribusi yang

dimiliki perusahaan untuk digunakan bagi kegiatan sosial.

h.) Program yang dilakukan perusahaan dengan cara menawarkan

penggunaan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dari pelaksanaan

corporate Philanthropy, antara lain sebagai berikut:

a.) Meningkatkan reputasi perusahaan.


23

b.) Memperkuat masa depan perusahaan melalui penciptaan citra yang baik

dimata publik, perolehan pemasok yang memiliki produk berkualitas

tinggi, serta memperoleh citra yang baik dari para pembuat peraturan

yang akan berpengaruh terhadap operasional perusahaan dimasa

mendatang.

c.) Memberi dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam komunitas

lokal.

Langkah-langkah yang harus ditempuh perusahaan pada saat akan

menjalankan aktivitas Corporate Philanthropy adalah sebagai berikut:

a.) Memilih kegiatan amal yang akan didukung oleh perusahaan. Pemilihan

ini didasarkan pada kesesuaian antara kegiatan yang akan didukung

dengan tujuan perusahaan, kepedulian para karyawan terhadap kegiatan

yang akan didukung, serta perhatian dengan perusahaan.

b.) Memilih mitra yang akan menjalankan kegiatan amal beserta pihak atau

komunitas yang akan menjadi sasaran Corporate Philanthropy.

c.) Menetapkan besarnya sumbangan yang akan diberikan kepada suatu

pihak atau masyarakat yang akan menjadi sasaran kegiatan Corporate

Philanthropy.

d.) Mengembangkan rencana komunikasi untuk mengomunikasikan

kegiatan amal yang sedang dilakukan oleh perusahaan kepada para

karyawan maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

e.) Mengembangkan rencana evaluasi untuk menilai berhasil tidaknya

pelaksanaan program Corporate Philanthropy.


24

5) Community Voluntering

Dalam program ini, perusahaan mendukung serta mendorong para

karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang eceran untuk

menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-

organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran

program. Bentuk dukungan ysng diberikan perusahaan kepada para

karyawannya untuk melaksanakan program Community Valunteering adalah

sebagai berikut:

a.) Memasyarakatkan etika perusahaan melalui komunikasi korporat yang

akan mendorong karyawan untuk menjadi sukarelawan bagi komunitas.

Komunikasi ini dapat pula dijadikan sarana agar karyawan mengetahui

sumber daya perusahaan yang dapat digunakan untuk suatu peluang

aktivitas sukarela.

b.) Menyarankan kegiatan sosial akan aktivitas amal tertentu yang biasa

diikuti oleh para karyawan. Dalam kaitan ini, perusahaan akan

menyediakan informasi yang rinci mengenai bagaimana keterlibatan

para karyawan perusahaan dalam aktivitas tersebut berikut bentuk

kegiatan sosial atau amal yang akan dilakukan.

c.) Mengorganisasi tim sukarelawan untuk suatu kegiatan sosial.

d.) Membantu para karyawan menemukan kegiatan sosial yang akan

dilaksanakan melalui survey ke wilayah yang diperkirakan

membutuhkan bantuan sukarelawan, mencari informasi melalui situs

web atau dalam beberapa kasus dengan menggunakan perangkat lunak


25

(software) khusus yang akan melacak aktivitas sosial yang cocok

dengan minat karyawan yang akan menjadi sukarelawan.

e.) Menyediakan waktu cuti dengan tanggungan perusahaan bagi karyawan

yang bersedia menjadi tenaga relawan, dimana waktu cuti ini bervariasi

dari hanya beberapa hari kerja sampai menggunakan waktu cuti satu

tahun untuk melaksanakan kegiatan sukarela atas nama perusahaan.

f.) Memberikan penghargaan dalam bentuk uang untuk jumlah jam yang

digunakan karyawan tersebut sebagai sukarelawan.

g.) Memberikan penghormatan kepada para karyawan yang terlibat dalam

kegiatan sukarela seperti memberitakan karyawan yang bersangkutan

dalam majalah internal perusahaan. Penghormatan bisa juga dengan

memberikan penghargaan seperti penyematan pin maupun pemberian

plakat, atau memberi kesempatan kepada karyawan yang menjadi

sukarelawan untuk memberikan presentasi pada pertemuan tingkat

departemen maupun rapat tahunan.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan melaui kegiatan

Community Valunteering, adalah sebagai berikut:

a.) Membangun hubungan yang tulus antara perusahaan dengan komunitas.

Hubungan yang tulus ini dapat terbina karena komunitas merasakan

langsung komitmen perusahaan melalui pelibatan karyawan mereka dalam

mengatasi masalah sosial dalam suatu komunitas.

b.) Kegiatan Community Volunteering dapat memberikan kontribusi terhadap

pencapaian tujuan perusahaan.


26

c.) Meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan. Hal ini terjadi karena

karyawan bekerja di perusahaan yang memiliki reputasi baik dimata

publik, sehingga mereka merasa puas bekerja di perusahaan dan kepuasan

tersebut dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi.

Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan pada saat akan

melakukan Community Volunteering adalah sebagai berikut:

a.) Membuat pedoman di dalam perusahaan yang akan memberi arahan bagi

karyawan dalam isu sosial apa kegiatan sukarela dapat mereka lakukan.

b.) Menetapkan jenis dukungan yang diberikan oleh perusahaan dan seberapa

jauh dukungan itu diberikan bagi para karyawan yang terlibat dalam

kegiatan Community Volunteering.

c.) Mengembangkan rencana komunikasi internal perusahaan untuk

mengomunikasikan komitmen perusahaan dan kebijakan yang dibuat

perusahaan dalam kegiatan Community Volunteering.

d.) Menetapkan rencana untuk memberikan pengakuan dalam bentuk

penghargaan kepada karyawan yang terlibat dalam Community

Volunteerin. Misalnya, dengan menyebutkan nama mereka dalam siaran

pers perusahaan maupun buletin internal yang dikeluarkan perusahaan.

e.) Mengembangkan rencana komunikasi eksternal perusahaan dengan

mengekspos kegiatan Community Volunteering yang dilakukan perusahaan

kepada pihak luar baik dengan tujuan hanya untuk menciptakan kesadaran

public terhadap kegiatan yang dilakukan maupun untuk meningkatkan

reputasi perusahaan.
27

f.) Menetapkan rencana untuk mengukur keberhasilan program Community

Volunteering.

6) Socially Responsible Business Practice (Community Development)

Dalam program ini, perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis

melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan

investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Komunitas

dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, serta

organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta

masyarakat secara umum. Sedangkan yang dimaksud dengan kesejahteraan

mencakup didalamnya aspek-aspek kesehatan, keselamatan, serta

pemenuhan kebutuhan psikologis dan emosional.

Beberapa aktivitas yang termasuk kedalam socially responsible

business practice, mencakup hal-hal berikut ini:

a.) Membuat fasilitas yang memenuhi bahkan melebihi tingkatan

keamanan lingkungan dan keselamatan yang ditetapkan.

b.) Mengembangkan perbaikan proses produksi barang dan jasa seperti

berbagai kegiatan untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan yang

berbahaya dan mengurangi penggunaan bahan kimia dalam proses

peningkatan pertumbuhan tanaman pangan.

c.) Menghentikan penawaran produk yang ditengarai membahayakan

kesehatan manusia meskipun produk itu legal.


28

d.) Memilih pemasok berdasarkan kriteria kesediaan mereka menerapkan

dan memelihara aktivitas sustainable development.

e.) Memilih perusahaan manufaktur dan bahan kemasan yang paling ramah

lingkungan dengan berbagai kriteria seperti: perusahaan tersebut

memiliki tujuan mengurangi penggunaan sumber daya secara sia-sia,

menggunakan sumber daya yang bisa didaur ulang serta mengurangi

terjadinya pembuangan racun kelingkungan.

f.) Melakukan pelaporan secara terbuka mengenai material produk yang

digunakan berikut asal usulnya, potensi bahaya yang ditimbulkan dari

pengguanaan produk serta berbagai informasi lain yang berguna bagi

konsumen.

g.) Mengembangkan berbagai program untuk menunjang terciptanya

kesejahteraan masyarakat.

Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan pada saat akan

melaksanakan socially responsible business practice adalah sebagai berikut:

a.) Melakukan kegiatan penilaian lingkungan (environment assessment).

b.) Menetapkan tujuan program kegiatan sosial yang akan dilakukan oleh

perusahaan.

c.) Melakukan implementasi kegiatan sosial dengan mempersiapkan

terlebih dahulu pola kerja sama antara pihak yang terlibat dalam

kegiatan sosial, yaitu perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya

masyarakat, perguruan tinggi, dan para calon penerima manfaat CSR.


29

d.) Melakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan sosial

yang dilakukan oleh perusahaan.

Berbagai keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan melalui

pelaksanaan socially responsible business practice adalah sebagai berikut:

a.) Pelaksanaan socially responsible business practice dapat menghemat

perusahaan, memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan

hidup, serta meningkatkan kesadaran energi diantara para karyawan

perusahaan.

b.) Meningkatkan kesan baik komunitas terhadap perusahaan.

c.) Bagi perusahaan yang berhasil melaksanakan kegiatan socially

responsible business practice, maka keberhasilan tersebut akan

menciptakan preferensi konsumen terhadap merek produk perusahaan.

d.) Pelaksanaan socially responsible business practice misalnya dalam

bentuk penyediaan sarana untuk kepentingan umum dapat

menimbulkan citra yang sangat positif dari pemerintah selaku pembuat

peraturan sehingga memberikan situasi yang menguntungkan bagi

perusahaan.

e.) Pelaksanaan socially responsible business practice oleh perusahaan

dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Hal ini disebabkan antara lain

oleh munculnya rasa bangga menjadi bagian dari perusahaan yang

bertanggung jawab secara sosial.


30

E. Implementasi program CSR

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pelaksanaan program CSR

melibatkan beberapa pihak, yaitu perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya

masyarakat, perguruan tinggi, tokoh-tokoh masyarakat serta calon penerima

manfaat CSR. Oleh sebab itu, dalam implementasi program CSR diperlukan

beberapa kondisi yang akan menjamin terlaksananya implementasi program

CSR dengan baik. Kondisi tersebut menurut Ambadar (2008) adalah sebagai

berikut:

1. Implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari para

pihak yang terlibat. Sebagai contoh implementasi CSR harus

memperoleh persetujuan dan dukungan dari manajemen puncak

perusahaan sehingga pelaksanaan program CSR didukung sepenuhnya

oleh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya tersebut

meliputi sumber daya finansial dalam bentuk penyediaan anggaran

untuk pelaksanaan CSR, maupun sumber daya manusia yakni para

karyawan perusahaan yang diterjunkan untuk melaksanakan program

CSR.

2. Yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan implementasi

program CSR adalah diterapkannya pola hubungan diantara pihak-

pihak yang telibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas

koordinasi pelaksanaan program CSR. Tanpa adanya pola hubungan

yang jelas diantara berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

CSR, maka kemungkinan besar pelaksanaan program CSR tersebut


31

tidak akan berjalan secara optimal. Selain itu, tanpa adanya pola

hubungan yang jelas, maka kemungkinan program CSR tersebut

berlanjut (sustainable) akan berkurang.

3. Adanya pengelolaan program yang baik, pengelolaan program yang

baik hanya dapat terwujud bila terdapat kejelasan tujuan program,

terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan CSR. Perwujudan program tersebut juga memerlukan

dukungan terhadap program yang tengah dijalankan dari pihak-pihak

yang terlibat dan terdapat kejelasan mengenai durasi waktu pelaksanaan

program serta siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara

kontinuitas pelaksanaan kegiatan.

F. Indikator Kinerja Kunci Dalam Implementasi CSR

Lalu, apa yang menjadi acuan agar strategi tersebut bisa tercapai ?

Diperlukan indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR. Indikator yang

paling efektif adalah bersifat kualitatif. Menurut Dwi Kartini (2009:54-57) ada

8 indikator yang sebaiknya digunaan dalam pengukuran tersebut yakni:

1.) Leadership (kepemimpinan)

a.) Program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan

dari top management perusahaan.

b.) Terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi dasar

pelaksanaan program.
32

2.) Proporsi bantuan

Csr dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melainkan

juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka

anggarannya harus lebih besar. Jadi tidak dapat dijadikan tolak ukur,

apabila anggaran besar pasti menghasilkan program yang bagus.

3.) Transparansi dan Akuntabilitas

a.) Terdapat laporan tahunan.

b.) Mempunyai mekanisme audit sosial dan finansial dimana audit sosial

terkait dengan pengujian sejauh mana program-program CSR telah

dapat ditujukan secara benar sesuai kebutuhan masyarakat, perusahaan

mendapatkan umpan balik masyarakat secara benar dengan melakukan

interview dengan penerima manfaat.

4.) Cakupan Wilayah (Coverage Area)

Terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional

berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan.

5.) Perencanaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi

a.) Dalam perencanaan perlu ada jaminan untuk melibatkan multi-

stakeholder pada setiap siklus pelaksanaan proyek.

b.) Terdapat kesdaran untuk memperhatikan aspek-aspek lokalitas (local

wisdom), pada saat perencanaan ada kontribusi, pemahaman, dan

penerimaan terhadap budaya-budaya lokal yang ada.

c.) Terdapat blue-ptint policy yang menjadi dasar pelaksanaan program.


33

6.) Pelibatan Stakeholder (Stakeholders Engagement)

a.) Terdapat mekanisme koordinasi regular dengan stakeholders,

utamanya masyarakat.

b.) Terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk

dapat terlibat dalam siklus proyek.

7.) Keberlanjutan (Sustainability)

a.) Terjadi alih peran dari korporat masyarakat.

b.) Timbulnya rasa memiliki (sense of belonging) program dan hasil

program pada diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut andil

dalam menjaga dan memelihara program dengan baik.

c.) Adanya pilihan partner program yang bisa menjamin bahwa tanpa

keikutsertaan perusahaan, program bisa tetap dijalankan sampai

selesai dengan partner tersebut.

8.) Hasil nyata (Outcome)

a.) Terdapat dokumentasi hasil yang menunjukkan berkurangnya angka

kesakitan dan kematian (dalam bidang kesehatan), atau berkurangnya

angka buta huruf dan meningkatnya kemampuan SDM (dalam bidang

pendidikan) atau parameter lainnya sesuai dengan bidang CSR yang

dipilih oleh perusahaan.

b.) Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat.

c.) Memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis.

d.) Terjadi penguatan komunitas (community empowerment)


34

G. Pelaporan CSR

Implementasi CSR membutuhkan pelaporan yang berguna dalam

menginformasikan serta mengomunikasikan plus bentuk pertanggungjawaban

kepada stakeholder. Untuk itu, pelaporan CSR begitu strategis dalam

menginisiasi opini stakeholder agar meningkatkan reputasi perusahaan secara

nyata. Alur pelaporan CSR berawal dari suatu perusahaan sadar akan dampak

dari operasional yang mereka lakukan kemudian berinisiatif melakukan

sesuatu, dalam hal ini berupa perencanaan program CSR dan pendanaan yang

berguna mengoptimalkan nilai lebih serta meminimalisir dampak buruk, yang

seterusnya hasil inisiatif plus aktivitas tersebut harus dibuat suatu laporan yang

disampaikan kepada pemangku kepentingan.

Sebagai adopsi atas konsep sustainable depelopment, saat ini perusahaan

secara sukarela menyusun laporan setiap tahun yang dikenal dengan

sustainability report atau beberapa perusahaan (misalnya Microsoft)

menggunakan nama Corporate Citizenship Report. Laporan tersebut

menguraikan dampak organisasi perusahaan terhadap tiga aspek, yakni dampak

operasi perusahaan terhadap ekonomi sosial dan lingkungan.

Salah satu model yang digunakan perusahaan dalam menyusun

sustainability report mereka adalah dengan mengadopsi metode akuntansi baru

yang dinamakan Triple Bottom Line. Menurut John Elkington, konsep Triple

Bottom Line tunggal yakni hasil-hasil keuangan dari aktivitas ekonomi

perusahaan. Secara lebih rinci, Elkington menjelaskan Triple Bottom Line

sebagai berikut: “The three lines of the triple bottom line represent society, the
35

economy and the environment. Society depend on represent the ultimate bottom

line. The three lines are not stable; they are in constant, flux, due to social,

political, economic, and environmental pressures, cycles and conflicts”. Saat

ini, penyusunan sustainability report perusahaan lebih banyak mengacu kepada

pedoman penyusunan sustainability report dari Global Reporting Initiative

(GRI). GRI dirikan pada tahun 1997 oleh perusahaan-perusahaan dan berbagai

organisasi yang tergabung dalam Coalition for Environmentally Responsible

Economies (CERES).

Berdasarkan pedoman penyusunan sustainability report dari GRI (GRI

Guidelines versi 3, 2000-2006), perusahaan harus menjelaskan dampak operasi

perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard

disclosures. Pada bagian ini dampak operasi perusahaan secara sosial dibagi

lagi dalam empat aspek yang berbeda, yaitu: labor practices dan decent work;

human rights, society dan product responsibility.

Media penyampaian laporan bisa melalui pemberitahuan di portal

perusahaan, bisa disatukan dengan laporan kinerja tahunan perusahaan, bisa

juga disampaikan di forum-forum formal seperti seminar, diskusi dan

konfrensi. Dengan kata lain pelaporan CSR berperan besar bagi perusahaan

untuk mempublikasikan praktikal-praktikal CSR mereka kepada stakeholder

secara taktis, komprehensif dan berkelanjutan.

Dalam penggalangan informasi menyangkut aktivitas CSR suatu

perusahaan membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam penyusunannya.

Hal ini yang membuat CSR Reporting dimuat dalam puluhan lembar halaman
36

bahkan ada yang sampai seratusan halaman lebih, dan laporan tersebut sangat

detail oleh karena menyangkut penonjolan reputasi perusahaan yang

mempublikasikan CSR Reporting-nya.

H. Investasi Sosial

1. Devinisi Investasi Sosial

Investasi sosial merupakan suatu bentuk strategi yang dilakukan untuk

menguatkan pencapaian program dalam mencapai sasaran. Dalam sebuah

investasi memerlukan modal, demikian pula dengan investasi sosial juga

memerlukan modal yaitu modal sosial. Pandangan para pakar dalam

mendefinisikan konsep modal sosial. Pandangan para pakar dalam

mendefinisikan konsep modal sosial dapat dikategorikan kedalam dua

kelompok. Pendapat kelompok pertama diwakili antara lain oleh para pakar

berikut, Brehem & Rahn dalam Ancok (2006:VII) berpendapat bahwa

“modal sosial adlah jaringan kerjasama diantara warga masyarakat yang

memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka”.

Definisi lain dikemukakan oleh Pennar dalam Ancok (2006:VII)

“the web of social relationships that influences individual behavior and

thereby affects economic growth” (jaringan hubungan sosial yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi).

Cohen dan Prusak dalam Ancok (2006:VII) berpendapat bahwa modal

sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif diantara manusia: rasa

percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dari perilaku yang mengikat

anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan


37

adanya kerja sama. Pendapat pakar dalam kelompok kedua diwakili antara

lain oleh Fukunyama dalam Ancok (2006:VIII) mendefinisikan modal sosial

sebagai berikut: “social capital”: the ability of people to work together for

common purposes in groups and organization”.

Dengan bahasa lain Fukunyama dalam Ancok (2006:VIII)

menjelaskan bahwa “social capital can be defined simply as the existence of

a certain set of informal values or norms share among members of a group

that permit cooperation among them.”(modal sosial adalah serangkaian

nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para

anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya

kerjasama diantara mereka).

I. Penelitian Terdahulu

Dinar dkk (2010). Meneliti tentang Konsep dan implementasi akuntansi

Corporate Social Responsibility mengemukakan hasil penelitiannya

menemukan bahwa pemahaman terkait CSR lebih banyak diarahkan pada

implementasi aktivitas-aktivitas yang dianggap implementasi program CSR

bagi pelaku bisnis diperusahaan. Secara umum, upaya yang dilakukan

pihakpelaku bisnis sudah mencerminkan CSR yang sesungguhnya

(berkelanjutan). Sehingga, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dari

segi implementasi program/aktivitas CSR PT Semen Bosowa maros telah

memenuhi sebagian besar tujuan dari implementasi Program CSR.

Budiasni dkk (2015). Meneliti tentang Implementasi Corporate Social

Responsibility berdasarkan konsep Tri Hita Karana hasil penelitiannya


38

menemukan bahwa penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

implementasi Corporate Social Responsibility, Hotel Como Shambala Estate

sebelum mengaplikasikan atau mengimplementasikan CSR yang dimiliki, hotel

telah mempertimbangkan dampak positif yang akan di hasilkan. Selain itu,

tujuan Hotel mengimplementasikan CSR adalah untuk menciptakan

keberterimaan masyakat desa terhadap keberadaan Hotel.

Pertiwi & Ludigdo (2013). Meneliti tentang Implementasi Corporate

Social Responsibility berlandaskan budaya Tri Hita Karana mengemukakan

bahwa penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap Implementasi Corporate

Social Responsibility. Hasil penelitiannya menemukan bahwa CSR terpadu

berarti “usaha perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya secara lebih

terintegrasi, baik antara tujuan perusahaan sebagai usaha bisnis, keharmonisan

hubungan dengan masyarakat, alam, dan Tuhan. CSR terpadu menghasilkan

empat sinergi implementasi yaitu implementasi di perusahaan, masyarakat,

lingkungan. Dan hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan.

Mapisangka (2009). Meneliti tentang Implementasi CSR terhadap

kesejahteraan hidup masyarakat hasil penelitiannya menemukan bahwa

penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program CSR diarahkan pada

tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Hal ini terjadi karena

secara konseptual program-program CSR perusahaan sudah sudah diarahkan

pada pencapaian tujuan-tujuan sosial. Berdasarkan tujuan-tujuan CSR tersebut,

implementasi kegiatan-kegiatan CSR perusahaan senantiasa akan mengikuti


39

arah dari kepentingan perusahaan di tengah-tengah komunitas lingkungan

hidup masyarakat.

Widenta (2007). Meneliti tentang Analisis Implementzsi Corporate Social

Responsibility berdasarkan Global Reporting Initiative hasil penelitiannya

menemukan bahwa penelitian pada PT Indosat Tbk telah melaksanakan

aktivitas nyata yang di ungkapkan pada Sustainability Report yang

berhubungan dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan

(corporate social responsibility). Hal ini adalah bagian dari penerapan

akuntansi pertanggungjawaban sosial baik dibidang ekonomi, lingkungan,

ketenagakerjaan dan kemasyarakatan.

Nurbaety dkk (2015). Meneliti tentang Analisis Implementasi Corporate

Social Responsibility hasil penelitiannya menemukan bahwa penelitian ini

analisis Swot memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Corporate Social

Responsibility. Analisis Swot menunjukkan bahwa posisi strategis CSR PT Bio

Farma di desa sukumulya adalah aggressive. Berdasarkan hasil tersebut, usulan

strategi pengembangan yang dapat di terapkan sebagai berikut yaitu:

mengembangkan pertanian terpadu yang terintograsi, membuka lapangan kerja

yang baru berdasarkan potensi desa di bidang pertanian.

Sari (2010). Meneliti tentang Implementasi Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap sikap komunitas pada program perusahaan

hasil penelitiannya menemukan bahwa berdasarkan dari hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa Implementasi Corporate Social Responsibility hess

Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap komunitas. Hasil


40

penelitian menunjukkan bahwa sustainability, accountability dan transparenci

mempunyai pengaruh terhadap sikap kumunitas.

Kusuma & Juniarti (2013). Meneliti tentang Pengaruh penerapan

corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi di Indonesia hasil penelitiannya

menemukan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa CSR dan debt to equity

ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan firm size

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan market share berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

An Nisa (2011). Meneliti tentang Analisis pelaksanaan Corporate Social

Responsibility pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks Sri kehati hasil

penelitiannya menemukan bahwa metode penelitian GRI berpengaruh terhadap

pelaksanaan Corporate Social Responsibility. Metode penelitian GRI

merupakan indikator yang paling baxk digunakan oleh perusahaan yang

terdaftar dalam Indek Sri Kehati.

Zahara (2007). Meneliti tentang Peran Strategis Investasi Sosial

Perusahaan Jangka Panjang hasil penelitiannya menemukan bahwa CSR

dapat menumbuhkan citra positif perusahaan yang tentunya dapat

mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, selain itu CSR juga berdampak

positif terhadap hal lainnya seperti mengentaskan kemiskinan, meningkatkan

standar pendidikan dan meningkatkan standar kesehatan.


41

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama & Judul Penelitian Variable Metode Hasil Penelitian


Tahun Penelitian Penelitian
Penelitian
1 Dinar dkk Konsep dan Implementasi Dekonstruksi Pemahaman
(2010) implementasi dan Corporate kualitatif terkait CSR lebih
Akuntansi Social baxk di arahkan
Corporate Social Responsibility pada
Responsibility Implementasi
aktivitas-
aktivitas yang di
anggap
implementasi
program CSR
bagi pelaku
bisnis
perusahaan.

2 Ni Wayan Implementasi Implementasi


Teknik Memiliki
Novi Corporate Social dan CSR analisis dan pengaruh yang
Budiasni Responsibility interaktif signifikan
dkk (2015) berdasarkan terhadap
konsep Tri Hita Corporate Social
Karana Responnsibility
3 Dewa Ayu Implementasi CSRImplementasi Penelitian Berpengaruh
Eka Pertiwi berlandaskan dan Corporate kualitatif signifikan
dan Unti budaya Tri Hita Social terhadap
Ludigdo Karana Responsibility Implementasi
(2013) Corporate Social
Responsibility
4 Andi Implementasi CSR Implementasi, Deskriptif Memiliki
Mapisangka terhadap CSR, dan dan analitik pengaruh yang
(2009) kesejahteraan peningkatan dengan paling besar
hidup masyarakat kesejahteraan pendekatan dalam
cross mempengaruhi
sectional peningkatan
kesejahteraan
hidup lingkungan
42

masyarakat

5 Yeriko Analisis Implementasi, Penelitian Berpengaruh


Putra implementasi CSR CSR dan kualitatif signifikan
Widenta berdasarkan global tanggung jawab terhadap
(2007) reporting initiative sosial tanggung jawab
sosial perusahaan
6 Anisa Analisis Implementasi, Pendekatan Analisis swot
Nurbaety implementasi CSR dan kualitatif memiliki
dkk (2015) Corporate Social analisis Swot pengaruh yang
Responsibility signifikan
terhadap
corporate social
responsibility
7 Yustisia Implementasi Implentasi,CSR Path analysis Berdasarkan dari
Ditya Sari Corporate Social dan sikap hasil analisis
(2010) Responsibility komunitas statistic
(CSR) terhadap menunjukkan
sikap komunitas bahwa
pada program implementasi
perusahaan CSR hess
Indonesia
memiliki
pengaruh yang
siknifikan
terhadap sikap
komunutas
8 Regina Pengaruh penarapa Penerapan CSR Model CSR dan debt to
Yoesf CSR terhadap dan nilai analisis equity ratio tidak
Windu nilai perusahaan perusahaan berpengaruh
kusuma dan pada sektor terhadap nilai
Juniarti infrastuktuk,utilitas perusahaan.
(2013) dan teransfortasi di
indonesia
43

9 Sukmarigga Analisis CSR dan Penelitian Penelitian GRI


Dwi an pelaksanaan CSR penelitian GRI deskriptif berpengaruh
Nisa (2011) pada perusahaan kualitatif terhadap
yang terdaftar pelaksanaan CSR
dalam indeks seri k
ehati

10 Hafsyah Peran Strategis Investasi sosial Metode CSR dapat


Zahara Investasi Sosial Kualitatif menumbuhkan
(2007) Perusahaan Jangka citra positif dan
Panjang keuntungan bagi
perusahaan.

J. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian teoritis dan hasil penelitian-penelitian terdahulu

yang menguji pengaruh karakteristik perusahaan yang diproksi dengan

analisis implementasi program CSR dengan investasi sosial. Maka peneliti

mendeskripsikan kerangka pikiran, seperti yang terlihat pada gambar berikut:


44

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

PT PLN (Persero)
Wilayah Sulselrabar

Implementasi Dampak
CSR CSR

Investasi Sosial

K. Hipotesis

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasniar Hatta (2011)

menunjukkan bahwa implementasi program CSR pada PT. Inco Tbk

membawa perubahan dan manfaat yang signifikan pada aspek tingkat

penghidupan dan pola pikir terhadap masyarakat penerima manfaat di

wilayah pemberdayaan. PT. inco Tbk melaksanakan kegiatan CSRnya

melalui program Cummonity Development (Comdev). Dari hasil tersebut

maka dalam penelitian ini di hipotesiskan sebagai berikut:

Diduga bahwa implementasi CSR memiliki manfaat yang

signifikan sebagai investasi sosial pada PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar.
45

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Objek merupakan suatu yang dijadikan bahan untuk melakukan

penelitian. Dalam penyusunan penelitian ini, objek yang diambil adalah PT

PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar yang beralamat Jl. Letjen Hertasning kota

Makassar. Adapun waktu penelitian yang akan penulis gunakan dalam

pengumpulan data dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan yaitu April tahun

2017.

B. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar digunakan sebagai populasi karena

perusahaan ini memungkinkan data implementasi program CSR tersebut

dapat diperoleh dalam penelitian ini.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, dimana teknik ini memiliki kelompok target tertentu untuk

memperoleh informasi. Sampel ini ditetapkan untuk tipe-tipe kelompok

tertentu yang dapat memberikan informasi atau kelompok tersebut sesuai

dengan kriteria-kriteria yang digunakan untuk penelitian sampel.

45
46

C. Tekhnik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang dapat diuji kebenarannya, relevan dan lengkap,

maka dalam penelitian ini digunakan pendekatan pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Penelitian kepustakaan (library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan

konsep-konsep sehubungan dengan masalah yang diteliti penulis pada buku,

literatur-literatur ataupun artikel-artikel akuntansi, guna memperoleh

landasan teoritis yang memadai untuk melakukan pembahasan secara

komprehensif.

b. Penelitian Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada tempat

penelitian dengan menggunakan teknik wawancara (interview) dengan pihak

yang berkompoten terhadap data yang diperlukan oleh penulis serta

pengumpulan dokumen-dokumen atau data-data yang dianggap relevan

dengan masalah yang diteliti.

D. Jenis dan Sumber Data

1) Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah:

a. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka.angka seperti laporan

keuangam, laporan alokasi biaya dan laporan CSR dalam bentuk

kuantitatif.
47

b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa profil perusahaan, struktur

organisasi dan laporan CSR atau laporan Community Development dalam

bentuk narasi.

2) Sumber data dalam penulisan ini adalah :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek

penelitian. Data tersebut diperoleh dengan cara melakukan pengamatan

langsung dan wawancara atau pengajuan pertanyaan kepada pimpinan

dan staf PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar serta masyarakat sekitar

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar yang menerima manfaat program

CSR.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi lain yang berupa

dokumentasi dan sumber informasi tertulis lainnya yang berkaitan

dengan pembahasan.

E. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif kualitatif melalui

pendekatan dedukatif yang meliputi pengumpulan, pengolahan, penyajian,

serta analisis data kuantitatif dan kualitatif, untuk menarik kesimpulan atas

penelitian pada salah satu departemen di PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan teori-

teori yang bersifat umum sebagai bahan perbandingan dalam menganalisis

permasalahan yang dihadapi.

Adapun langkah analisis yang digunakan atau yang ditempuh adalah

mengajukan beberapa pertanyaan mengenai implementasi CSR, bagaimana


48

perkembangan program CSR pada PT PLN (Peresero) Wilayah Sulselrabar,

bagaimana PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar menganggap CSR sebagai

investasi sosial.

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Corporate social Responsibility

Menurut Suhandari M Putri dalam buku Dr.Hendrik Budi Untung

S.H (2008) Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan

atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek

ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pengukuran CSR diketahui melalui wawancara terhadap PT PLN

(Persero) Wilayah Sulselrabar. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana Implementasi dan Alokasi biaya CSR yang di keluarkan oleh

perusahaan.

2. Investasi Sosial

Investasi sosial merupakan suatu bentuk strategi yang dilakukan

untuk menguatkan pencapaian program dalam mencapai sasaran. Dalam

sebuah investasi memerlukan modal, demikian pula dengan investasi

sosial juga memerlukan modal yaitu modal sosial.

Pengukuran investasi soaial diketahui melalui wawancara terhadap

PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui cara penyaluran investasi soaial terhadap masyarakat.


49

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Berikut ini merupakan tahun-tahun penting dalam sejarah kelistrikan di

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat:

1. Tahun 1914

Di bangun pembangkit listrik yang pertama di Makassar menggunakan

mesin uap yang di kelola oleh suatu lembaga yang di sebut Electriciteit Weizen

berlokasi di pelabuhan Makassar.

2. Tahun 1925

Di bangun pusat listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2 MW di

tepi sungai Jeneberang daerah pandang-pandang, sungguminasa dan hanya

mampu beroperasi hingga tahun 1957.

3. Tahun 1946

Di bangun pusat listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berlokasi di bekas

lapangan sepak bola Bontoala yang di kelola N. V. Nederlands Gas Electriciteit

Maatschappy (N.V. NEGEM).

4. Tahun 1949

Seluruh pengelolaan kelistrikan di alihkan ke N.V. Ovesseese Gas dan

Electriciteit Maatschappy (N.V. OGEM).


50

5. Tahun 1957

Pengusahaan ketenagalistrikan di kota Makassar di nasionalisasi oleh

Pemerintah RI dan di kelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar

namun wilayah operasi terbatas hanya di kota Makassar dan daerah luar kota

Makassar antara lain Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo

untuk pusat pembangkitnya di tangani oleh PLN Cabang luar kota dan

pendistribusiannya oleh PT. MPS (Maskapai untuk perusahaan-perusahaan

Setempat). PLN Makassar inilah kelak merupakan cikal bakal PT PLN

(Persero) Wilayah VIII sebagaimana yang kita kenal dewasa ini.

6. Tahun 1961

PLN Pusat membentuk unit PLN Exploitasi VI dengan Wilayah kerja

meliputi propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang berkedudukan

di Makassar.

7. Tahun 1973

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.

01/PRT/1973 tentang struktur organisasi dan pembagian Tugas Perusahaan

Umum, PLN Exploitasi VI berubah menjadi PLN Exploitasi VIII.

8. Tahun 1975

Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Mengeluarkan Peraturan

Menteri No. 013/PRT/1975 sebagai pengganti peraturan Menteri No.

01/PRT/1973 yang di dalamnya di sebutkan bahwa perusahaan mempunyai

unsur pelaksana yaitu Proyek PLN Wilayah. Oleh karena itu Direksi Perum
51

Listrik Negara Menetapkan SK No. 010/DIR/1976 yang mengubah sebutan

PLN Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII.

9. Tahun 1994

Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 maka status PLN Wilayah VIII

berubah menjadi PT PLN (Persero) Wilayah VIII. Perubahan ini mengandung

arti bahwa PLN semakin di tuntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

10.Tahun 2001

Sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sektor ketenaga listrikan, PT

PLN (Persero) Wilayah VIII di arahkan menjadi Strategic Business

Unit/Investmen Centre dan sebagai tindak lanjut, sesuai dengan keputusan

Direksi PT PLN (Persero) No 01.K/010/DIR/2001 tanggal 8 Januari 2001, PT

PLN (Persero) Wilayah VIII berubah menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis

Sulawesi Selatan dan Tenggara.

11. Tahun 2006

Berubah menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, dan Sulawesi Barat.

B. Visi dan Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

1. Visi Perusahaan

Di akui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,

Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.


52

2. Misi Perusahaan

a) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi

pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

C. Motto Perusahaan

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ( Electrity for a better life)

D. Falsafah Perusahaan

Pembawa kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang

produktif.

E. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Organisasi menurut Robbin adalah satuan sosial yang terkoordinasi secara

sadar, terdiri dari dua atau lebih orang yang berfungsi atas dasar yang relatif/

continue untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan-tujuan bersama.

Struktur organisasi merupakan gambaran posisi wewenang kekuasaan dan

tanggung jawab masing-masing staf yang terlibat dalam satu organisasi. Setiap

struktur organisasi akan lebih dulu memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan

yang di perlukan untuk mencapai tujuan. Manajemen menganalisis jabatan-

jabatan yang di lakukan, kemudian orang dengan minat dan kualifikasi tertentu di

tarik untuk memegang jabatan. Koordinasi tentang kegiatan setiap karyawan


53

merupakan tanggung jawab penting yang lain dari manajemen, karena mereka

harus “Kompak” jika ingin perusahaan beroperasi secara lancar.

Struktur organisasi yang di tentukan dengan baik juga harus mendukung

moral karyawan. Karyawan yang mengetahui tentang apa yang di harapkan dari

pekerjaan, siapa atasannya dan bagaimana pekerjaan itu cocok dengan struktur

organisasi keseluruhan, semuanya di arahkan untuk membentuk angkatan kerja

yang loyal dan harmonis.

Adapun struktur organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar secara

umum yaitu:

1) Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

a. Struktur Organisasi Perusahaan

Sebagai perusahaan Negara yang bergerak di bidang kelistrikan

mempunyai struktur organisasi yang menggambarkan batas-batas tugas

dan tanggung jawab serta hak dari setiap tingkatan jabatan dalam

lingkungan PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar itu sendiri, ini di

maksudkan agar setiap karyawan PT PLN mengetahui sampai dimana hak

dan kewajibannya serta kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Baik

secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sangat penting untuk

menghindari kerancuan di dalam PT PLN (Persero) itu sendiri. Adapun

struktur organisasi dari PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar dapat di

lihat dari skema berikut:


54

b. Pembagian Tugas

Organisasi merupakan alat yang di bentuk untuk mencapai tujuan

perusahaan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka

panjang. Sementara itu struktur organisasi mencerminkan pembagian tugas

dari berbagai bagian yang terdapat dalam organisasi tersebut, agar tidak

terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan tugas oleh para karyawan.

2) Tugas dan Tanggung Jawab

Berdasarkan pada skema struktur organisasi, maka pembagian tugas dan

tanggung jawab terdiri dari:

a. General Manager

Bertanggung jawab atas pengadaan usaha, melalui optimalisasi seluruh

sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis serta menjamin

penerimaan hasil penjualan tenaga listrik, peningkatan kualitas pelayanan,

peningkatan profit serta iklim kerja yang produktif.

b. Manajer Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem

manajemen kerja, perencanaan investasi dan pengembangan aplikasi

sistem informasi untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang

memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian

sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

c. Manajer Bidang Pembangkit

Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan

pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen termasuk


55

keselamatan ketenagalistrikan untuk menjamin kontinyitas pengusahaan

tenaga listrik dengan efisiensi serta mutu dan keandalan yang baik dan

dukungan logistic bagi operasional pengusahaan tenaga listrik di unit

pelaksana.

d. Manajer Bidang Transmisi & Distribusi

Keberhasilan PLN Sulselrabar dua kali berturut-turut meraih kinerja

terbaik merupakan PR berat buat kedepan untuk mempertahankannya.

e. Bidang Niaga & Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari

penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada

kebutuhan pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik yang

memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar

pelaksanaan kerja dan terciptanya interaksi kerja yang baik antara unit-unit

pelaksana.

f. Bidang keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan atas pengelolaan anggaran

dan keuangan unit usaha sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen

keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif serta

penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu.

g. Manajer Bidang SDM & KHA

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen

SDM dan Organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial

untuk mendukung kelancaran kerja Organisasi.


56

h. Auditor Internal

Internal audit di PT PLN (Persero) Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara dan Sulawesi Barat telah mengalami perubahan sebutan pada tahun

2000 dari control intern menjadi audit internal.

Perubahan tersebut seiring dengan perubahan nama dan struktur

organisasi kantor Wilayah dari PLN (Persero) Wilayah VIII menjadi PT PLN

(Persero) unit bisnis Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Di tahun 2003 terjadi perubahan dari PT PLN (Persero) unit bisnis

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara menjadi PT PLN (Persero) Wilayah

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat seiring dengan

perubahan organisasi Wilayah, Audit Internal juga mengubah paradigma dari

yang semula bertindak sebagai pengawas atau Polisi berubah fungsi menjadi

Konsultan dan Katalis meski tidak dapat di hilangkan sama sekali fungsi

pengawasannya namun tetap di implementasikan dengan konsep kemitraan.

Untuk menjamin kelancaran proses audit, kepala audit internal senantiasa

berkomunikasi dengan General Manager dan jajarannya.Sementara hasil audit

dilaporkan ke General Manajer dengan tindasan ke satuan Pengawasan intern

(SPI) PT PLN (Persero) Kantor Pusat untuk menjadi bahan evaluasi apabila

nanti melakukan pemeriksaan ke unit.Audit internal pada organisasi PT PLN

(Persero) Wilayah Sulselrabar terletak di bawah General Manajer diatas baris

posisi Manajer-Manajer Bidang.

Posisi ini untuk Organisasi wilayah sudah cukup memadai namun

bilamana Audit Internal Merupakan kepanjangan tangan SPI, maka posisi ini
57

menjadi tidak cukup Independen karena Internal Audit atau Audit Internal

adalah bagian dari Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

Adapun fungsi dari Auditor Internal adalah membantu pimpinan dalam

menyelenggarakan pembinaan dan penilaian atas sistem pengendalian

manajemen maupun operasioanal serta memberikan rekomendasi bagi

perbaikan dan kemajuan perusahaan. Serta bertanggung jawab atas

penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan

dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan

sistem manajemen dan operasional untuk mendukung terlaksananya tata

kelola perusahaan yang baik.

i. Sektor-sektor

Mengelola dan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan

pembangkit dan atau transmisi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara

efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk

menghasilkan mutu dan keandalan pasokan tenaga listrik sesuai standar yang

di tetapkan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan

dibawahnya.

j. Cabang

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik,

pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan

jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata

kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk menghasilkan


58

pendapatan perusahaan yang di dukung dengan pelayanan, mutu dan

keandalan pasokan yang memenuhi kebutuhan pelanggan, serta melakukan

pembinaan dan pemberdayaan untuk asuhan di bawahnya.


59

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kebijakan Akuntansi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Kebijakan Akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik

tertentu yang di terapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangannya. Untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam

mengevaluasi laporan keuangan yang di sajikan, maka berikut ini adalah

kebijakan akuntansi yang di jalankan oleh PT PLN (Persero) :

1. Pengakuan

a. Laporan keuangan neraca di buat menggunakan dasar accrual basis yaitu

mencatat transaksi dan mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya

dan bukan pada saat pendapatan tersebut di terima.

b. Accrual basis mendukung penggunaan anggaran sebagai tekhnik

pengendalian

2. Pengukuran

a. Aset tetap Di neraca yang hanya mencamtumkan nilai buku saja atau nilai

cost asset tetap masing-masing dan kemudian di kurangi akumulasi

penyusutan secara global. Disini dapat di buat nilai cost masing-masing,

informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi yang di pilih dan di terapkan tehadap peristiwa dan transaksi yang

penting.

b. Kas di ukur dari saldo tunai yang di miliki PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar per 31 Desember

59
60

c. Penyusutan digunakan dengan menggunakan metode garis lurus

d. Beban perbaikan dan pemeliharaan di bebankan pada saat terjadinya di

laporan laba rugi

3. Penyajian

Laporan keuangan di sajikan secara relevan untuk kebutuhan

pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai laporan keuangan.

B. Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Program CSR dapat dilakukan dengan enam alternatif pelaksanaan

sebagaimana diuraikan sebelumnya salah satu alternatif sebelumnya yaitu Socially

Responsible Business Practice (Community Development). Sebagai bentuk dari

perwujudan konkrit pelaksanaan CSR pada PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar serta bukti komitmen terhadap lingkungan sekitarnya, maka PT PLN

(Persero) Wilayah Sulselrabar dengan konsisten menjalankan program

Community Development (Comdev). PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar telah

melakukan langkah-langkah strategis dalam mendesain program pemberdayaan

masyarakat yang partisipasif, transparan dan akuntabel. Tujuan strategis yang

ingin dicapai yaitu: (1) Mewujudkan kemandirian lokal masyarakat sekitar

melalui sumber daya lokal yang tersedia, (2) memfasilitasi proses transformasi

yang sehat melalui asistensi teknis, peningkatan kapasitas, dan tukar menukar

informasi mengenai isu-isu sosial kemasyarakatan, (3) Terciptanya hubungan

yang harmonis dan saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat

dalam jangka panjang. PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar melaksanakan

program Comdev di berbagai daerah. PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar


61

senantiasa berkomitmen melaksanakan Comdev yang sesuai dengan kebutuhan

dasar masyarakat lokal disekitar wilayah operasinya meliputi tiga provinsi yaitu

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Bagi PT PLN (Persero)

Wilayah Sulselrabar, masyarakat sosial yang sejahtera adalah jembatan untuk

mewujudkan salah satu tujuan perusahaan yakni memperkuat kemitraan dan

kerjasama dengan pemerintah, karyawan dan masyarakat lokal

C. Implementasi Program CSR pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Program Community Development (Comdev) yang merupakan

Implementasi dari program CSR PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

dilaksanakan di tiga provinsi yaitu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan

Sulawesi Barat. Program Comdev dilaksanakan di berbagai daerah.

I. Pada tahun 2012 PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar menyediakan bantuan

dibeberapa Lokasi dengan total anggaran / biaya sebesar 680.634.900 yaitu:

1) Desa Pallawa, Kec. Tellu Limpoe, Kab.Bone, total biaya sebesar

79.508.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Penyuluhan dan Pelatihan Pengendalian organisme

b. Peningkatan volume budidaya ikan air tawar

c. Peningkatan Kapasitas Peran ibu rumah tangga

2) Desa Ulu Saddang, Kec.Lembang, Kab. Pinrang, total biaya sebesar

211.055.900 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pelatihan dan pembuatan industri kecil alternatif

b. Pengolahan pasir kuarsa serta pemanfaatan Eceng Gondok

c. Pelatihan jahit menjahit


62

d. Penyuluhan dan pelatihan teknis bidang pertanian

e. Pelatihan kewirausahaan dan pembukuan sederhana, pelatihan

perbengkelan dan penyuluhan kesehatan ibu dan anak

f. Peningkatan kualitas SDM, melalui penataan program kesehatan

masyarakat dengan melakukan pendataan kondisi kesehatan

masyarakat

g. Penanaman 1000 bibit tanaman bamboo di DAS

h. Inisiasi pembuatan check Dam di daerah PLTA Bakaru

3) Desa Saugi kab Pangkep ,total biaya sebesar 285.571.000 dengan kegiatan

sebagai berikut:

a. Instalasi panel surya/SHS (Masjid, Poskesdes, Sekolah, Pelabuhan dan

Pondok informasi)

b. Instalasi panel surya (Lampu Jalan/PJU)

c. Pelatihan Maintanance panel surya

d. Pelatihan keterampilan teknik mekanik (Service) Motor/perahu temple

4) Desa Bontomangiring, Kec. Bulukumpa, Kab. Bulukumba dengan

total biaya sebesar 104.500.000 berupa pembangunan gedung

perpustakaan

II. Pada tahun 2013 PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Menyediakan bantuan

di beberapa Lokasi dengan total anggaran/ biaya sebesar 1.080.439.000 yaitu:

1) Desa Pallawa, Kec. Tellu Limpoe, Kab. Bone, total biaya sebesar

198.517.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pelatihan pembuatan biogas skala rumah tangga


63

b. Pembuatan kolam benih ikan

c. Penyediaan pembenihan dan pembesaran ikan nila

d. Penyediaan pembenihan dan pembesaran ikan

e. Pembinaan lanjut usaha home industri jahit menjahit

f. Bengkel dan sepeda motor

2) Desa Ulu Saddang, Kec.Lembang, Kab.Pinrang, total biaya sebesar

346.907.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan penanaman bambu dan sukun untuk kelestarian alam

b. Pembinaan lanjut usaha home industri jahit menjahit

c. Pembinaan lanjut usaha home industri Eceng Gondok dan bahan

kerajinan lokal

d. Pembuatan bak air bersih (Penyaring)

e. Pembuatan WC Umum 2 unit

f. Pembuatan taman bacaan dan renovasi baruga PLN

3) Desa Saugi Kab Pangkep, total biaya sebesar 435.281.000 dengan kegiatan

sebagai berikut:

a. Perbaikan instalasi PJU

b. Pelatihan Maintenance panel surya

c. Pembentukan kelompok pengelola bengkel motor perahu

d. Pengadaan bengkel perahu motor

e. Pengadaan instalasi air bersih + pompa dan genset

f. Pelatihan keterampilan teknik mekanik motor/perahu temple di BLKI

Makassar
64

4) Sekitar PLTD WUA-WUA, total biaya sebesar 99.734.000 dengan kegiatan

sebagai berikut:

a. Pembuatan saluran air

b. Pembuatan bak air

c. Pembuatan pos ronda

III. Pada tahun 2014 PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Menyediakan

beberapa bantuan di Lokasi dengan biaya/ anggaran sebesar 699.857.000 yaitu:

1) Dusun Minasa Te.ne, Kec.Galesong, Kab. Takalar, total biaya 53.150.000

dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pelatihan kewirausahaan pembukuan sederhana dan etos kerja

b. Peningkatan kapasitas peran ibu rumah tangga

2) Desa Ulu Saddang, Kec. Lembang, Kab. Pinrang, total biaya sebesar

224.190.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan penanaman pala dan sukun untuk kelestarian alam

b. Pembinaan lanjut usaha home industri jahit menjahit pelatihan manajemen

pembukuan dan pemasaran

c. Pembuatan bak air bersih (Penyaring)

d. Pembuatan WC umum 2 unit

e. Pengembangan taman bacaan

f. PAUD

3) Depan Kantor PLN Wilayah, total biaya sebesar 64.000.000 dengan kegiatan

berupa Pembangunan Halte/Shelter di depan PLN Kantor Wilayah


65

4) Sekitar PLTU Barru, total biaya sebesar 148.517.000 dengan kegiatan berupa

Penutupan sumur masyarakat di sekitar PLTU Barru

5) Pemberian bantuan CSR untuk PLTD Terbaik Unit Terpencil, total biaya

sebesar 150.000.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. PLN Area Makassar (Lisdes Tanakeke, Kab.Takalar)

b. PLN Area Bau-Bau (Lisdes Tomia, Kab. Bau-Bau)

c. PLN Area Palopo (Lisdes Loeha, Malili)

6) DAS, Sungai Jeneberang, DAM Malili, total biaya sebesar 60.000.000

dengan kegiatan berupa Bantuan CSR untuk penghijauan di DAM Bili-Bili

IV. Pada tahun 2015 PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Menyediakan

bantuan di beberapa Lokasi dengan total anggaran/ biaya sebesar

1.755.063.250 yaitu:

1) Dusun Tombolo Desa Kompang Kab. Sinjai, total biaya 215.200.000 dengan

kegiatan sebagai berikut:

a. Pembangunan sarana air bersih

b. Peningkatan kapasitas peran ibu rumah tangga

c. Pelatihan kewirausahaan pembukuan sederhana dan etos kerja masyarakat

desa dan managemen lembaga

2) Desa Ulu Saddang, Kec. Lembang, Kab.Pinrang, total biaya sebesar

174.800.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan penanaman pala & sukun untuk kelestarian lingkungan

b. Pengembangan PAUD
66

3) Kel. Karuwisi, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, total biaya sebesar

49.600.000 dengan kegiatan berupa Bantuan Bank Sampah

4) Desa komara, Kec.Polongbangkeng Utara, Kab.Takalar, total biaya sebesar

77.350.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pelatihan kewirausahaan, pembukuan sederhana dan etos kerja masyarakat

desa dan managemen lembaga

b. Pelatihan pembuatan biogas skala rumah tangga

c. Diklat tentang pengolahan jerami padi untuk pakan ternak dan limbah

5) Kel.Rapambinopaka, Kec.Lalongga Sumeeto, Kab.Konawe, total biaya

sebesar 282.050.000 dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pembangunan sarana air bersih

b. Kegiatan penanaman bambu untuk kelestarian lingkungan

6) DAS Jeneberang, Kec.Parangloe, Kab.Pangkep, total biaya sebesar

22.125.000 dengan kegiatan berupa pelatihan kewirausahaan, pembukuan

sederhana dan etos kerja

7) Se PLN Wilayah Sulselrabar, total biaya sebesar 341.625.000 dengan

kegiatan berupa Sembako Murah

8) Kel. Malino, Kec. Tinggi Moncong, total biaya sebesar 96.584.000 dengan

kegiatan berupa Bantuan rehabilitasi Masjid An-Nur Malino

9) Kel Rangas, Kec. Simboro, Kab. Mamuju, total biaya sebesar 99.547.500

dengan kegiatan berupa Bantuan EVP di SDN Bulutakkang Mamuju

10) Balatoddo, Kab. Jeneponto, total biaya sebesar 99.981.750 dengan kegiatan

berupa Bantuan EVP di SDN Balatoddo Jeneponto


67

11) Kel Mawang, Kab. Gowa, total biaya sebesar 100.000.000 dengan kegiatan

berupa Bantuan EVP di SDN Mawang Gowa

12) Kel. Abeli Dalam, Kec. Puuwatu, Kota Kendari, total biaya sebesar

100.000.000 dengan kegiatan berupa Bantuan EVP di SD/SMP satu Atap

Mandonga Kendari

13) Desa Mawambunga, Kec. Kadatua, Kab. Buton Selatan, total biaya sebesar

96.200.000 dengan kegiatan berupa Bantuan 2 bh Sumur gali buat

masyarakat

V. Pada tahun 2016 PT PLN (Persero) Wilayah Susleslbar Menyediakan

bantuan di beberapa Lokasi dengan total anggaran/ biaya sebesar

2.149.303.170 yaitu:

1) Paccinongan Somba Opu/Gowa Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

22.000.000 dengan kegiatan berupa Bantuan Asrama Anak Yatim

2) Andounohu Poasia/Kendari Sulawesi Tenggara, total biaya sebesar

30.000.000 dengan kegiatan berupa Bantuan Dana Rehabilitasi Masjid

3) Galonta Enrekang Sulawesi Selatan, total biaya sebesar 29.875.000 dengan

kegiatan berupa Bantuan Kendaraan Roda Tiga Pengangkut Sampah

4) Macrowalie Watang Sawitto Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

29.875.000 dengan kegiatan berupa Bantuan Kendaran Roda Tiga

Pengangkut Sampah

5) Paropo Panakkukang/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

51.200.000 dengan kegiatan berupa Lubang Resapan Biopori Sebagai

Teknologi Alternatif Meminimalisir Genangan Air


68

6) Bakaru Lembang/Pinrang Sulawesi Selatan, total biaya sebesar 60.000.000

dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

7) Bakaru Lembang/Pinrang Sulawesi Selatan, total biaya sebesar 39.000.000

dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

8) Kompang Sinjai Tengah Sulawesi Selatan, total biaya sebesar 70.000.000

dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

9) Kompang Sinjai Tengah Sulawesi Selatan, total biaya sebesar 30.000.000

dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

10) Rapanbinopak Lalongga Sumeeto Sulawesi Tenggara, total biaya sebesar

100.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

11) Rapanbinopak Lalongga Sumeeto Sulawesi Tenggara, total biaya sebesar

180.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

12) Rapanbinopak Lalonggasume Eto/Konawe Sulawesi Tenggara, total biaya

sebesar 19.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

13) Tomba Wolio/Buton Sulawesi Tenggara, total biaya sebesar 75.000.000

dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

14) Tomba Wolio/Buton Sulawesi Tenggara, total biaya sebesar 36.000.000

dengan kegiatan berupa PLN Membangun Desa

15) Gadong Bontoala/ Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

43.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Mengajar

16) Kalukuang Tallo/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

43.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Mengajar


69

17) Kleak Malalayang/Kota Manado Sulawesi Utara, total biaya sebesar

43.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Mengajar

18) Lampoko Balususu/Barru Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

345.779.170 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Lingkungan

19) Nii Tanasa Lalaonggasum Eto/Konawe Sulawesi Tenggara, total biaya

sebesar 261.462.813 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Lingkungan

20) Nii Tanasa Lalaonggasum Eto/Konawe Sulawesi Tenggara, total biaya

sebesar 86.269.187 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Lingkungan

21) Antang Manggala/ Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

31.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

22) Bangkala Manggala/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

35.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

23) Malimongan Wajo/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

25.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

24) Manuruki Tamalate/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

29.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

25) Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar 25.000.000 dengan

kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan Pabaeng-baeng Tamalate

26) Sinrijala Panakkukang/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

50.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

27) Sinrijala Panakkukang/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

43.855.0000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan


70

28) Tello Baru/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

63.573.0000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

29) Bangkala Manggala/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

45.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

30) Kalukuang Tallo/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

25.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Pendidikan

31) Borong Manggala/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

50.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Sarana Ibadah

32) Gattareng Mario Riwawo Sulawesi Selatan, total biaya sebesar 55.260.000

dengan kegiatan berupa PLN Peduli Sarana Ibadah

33) Lamatti Riaja Bulupoddo/Sinjai Sulawesi Selatan, total biaya sebesar

30.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Sarana Ibadah

34) Panaikang Panakkukang/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya

sebesar 25.000.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Sekolah

35) Tello Baru Panakkukang/Kota Makassar Sulawesi Selatan, total biaya

sebesar 22.154.000 dengan kegiatan berupa PLN Peduli Sekolah.

D. Alokasi Biaya Program CSR PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Meski berpegang pada prinsip program mengikuti perencanaan biaya PT

PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar tidak membatasi perencanaan biaya per tahun

untuk program CSR-nya. Anggaran yang di alokasikan pada masing-masing

program di tentukan berdasarkan rencana kerja yang telah di susun per tahun-nya

yaitu sebagai berikut:


71

Tabel 5.6

Daftar Anggaran CSR Per Tahun

Tahun Biaya (Rupiah)

2012 680.634.900

2013 1.080.439.000

2014 699.875.000

2015 1.755.063.250

2016 2.149.303170

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa biaya pertahun yang memperoleh

dana CSR paling besar adalah di tahun 2016. Besarnya anggaran di tahun

2016 karena di tahun 2016 lebih banyak memberikan bantuan meliputi:

Pelestarian Alam/Peduli Lingkungan, Sosial dan Pengentasan Kemiskinan,

Bencana Alam, Pendidikan/Pelatihan, Peningkatan Kesehatan,

Pengembangan Sarana Umum, Sarana Ibadah & Kegiatan Keagamaan, Serta

Dana Pembinaan PK. Anggaran yang di keluarkan di tiapa Lokasi meliputi:

Di Lokasi Paccinongan Somba Opu/Gowa Sulawesi Selatan Menyediakan

bantuan sosial pengentasan kemiskinan berupa bantuan Asrama anak yatim

sebesar 22.000.000, di lokasi Andounohu Poasia/Kendari Sulawesi tenggara

Menyediakan bantuan Sarana ibadah dan kegiatan Keagamaan berupa

bantuan Rehabilitasi Masjid sebesar 30.000.000, di Lokasi Galonta Enrekang


72

Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pelestarian Alam/Peduli Lingkungan

berupa bantuan kendaraan roda tiga pengangkut sampah sebesar 29.875.000,

di Lokasi Macorawalie Watang Sawitto Sulawesi Selatan Menyediakan

bantuan Pelestarian Alam/Peduli Lingkungan berupa bantuan Kendaraan roda

tiga pengangkut sampah sebesar 29.875.000, di Lokasi Paropo

Panakkukang/Kota Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan

Pelestarian Alam/Peduli Lingkungan berupa Lubang resapan biopori sebagai

teknologi alternatif meminimalisir genangan air sebesar 51.200.000, di Lokasi

Bakaru Lembang/Pinrang Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Sarana

Ibadah & Kegiatan Keagamaan berupa PLN Membangun Desa sebesar

60.000.000 dan 39.000.000, di Lokasi Kompang Sinjai Tengah Sulawesi

Selatan Menyediakan bantuan Pengembangan Sarana Umum berupa PLN

Membangun Desa sebesar 70.000.000, di Lokasi Kompang Sinjai Tengah

Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pengembangan Sarana Umum berupa

PLN Membangun Desa sebesar 30.000.000, di Lokasi Rapambinopak

Lalongga Sumeeto Sulawesi Tenggara Menyediakan bantuan Pengembangan

Sarana Umum berupa PLN Membangun Desa sebesar 100.000.000 dan

80.000.000 serta Peningkatan Kesehatan sebesar 100.000.000 dan

19.000.000, di Lokasi Tomba Wolio/Buton Sulawesi Tenggara Menyediakan

bantuan Pengembangan Sarana Umum berupa PLN Membangun Desa

sebesar 75.000.000 dan 36.000.000, di Lokasi Gaddong Bontoala/Kota

Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan

berupa PLN Mengajar sebesar 43.000.000, di Lokasi Kalukuang Tallo/Kota


73

Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan

berupa PLN Mengajar sebesar 43.000.000, di Lokasi Kleak Malalayang/Kota

Manado Sulawesi Utara Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan berupa

PLN Mengajar sebesar 43.000.000, di Lokasi Lampoko Balusu/Barru

Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pelestarian Alam/Peduli Lingkungan

berupa PLN Peduli Lingkungan sebesar 345.779.170, di Lokasi Nii Tanasa

Lalaonggasum Eeto/Konawe Sulawesi Tenggara Menyediakan bantuan

Pelestarian Alam/Peduli Lingkungan berupa PLN Peduli Lingkungan sebesar

261.462.813 dan 86.269.187, di Lokasi Antang Manggala/Kota Makassar

Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan berupa PLN

Peduli Pendidikan sebesar 31.000.000, di Lokasi Bangkala Manggala/Kota

Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan

berupa PLN Peduli Pendidikan sebesar 35.000.000, di Lokasi Malimongan

Wajo/Kota Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan

Pendidikan/Pelatihan berupa PLN Peduli Pendidikan sebesar 25.000.000, di

Lokasi Manuruki Tamalate/Kota Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan

bantuan Pendidikan/Pelatihan berupa PLN Peduli Pendidikan sebesar

29.000.000, di Lokasi Pabaeng-baeng Tamalate/Kota Makassar Sulawesi

Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan berupa PLN Peduli

Pendidikan sebesar 25.000.000, di Lokasi Sinrijala Panakkukang/Kota

Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan

berupa PLN Peduli Pendidikan sebesar 50.000.000 dan 43.855.000, di Lokasi

Tello Baru Panakkukang/Kota Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan


74

bantuan Pendidikan/Pelatihan berupa PLN Peduli Pendidikan sebesar

63.573.000, di Lokasi Bangkala Manggala/Kota Makassar Sulawesi Selatan

Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan berupa PLN Peduli Pendidikan

sebesar 45.000.000, di Lokasi Kalukuang Tallo/Kota Makassar Sulawesi

Selatan Menyediakan Pendidikan/Pelatihan berupa PLN Peduli Pendidikan

sebesar 25.000.000, di Lokasi Borong Manggala/Kota Makassar Sulawesi

Selatan Menyediakan bantuan Sarana Ibadah & Kegiatan Keagamaan berupa

PLN Peduli Sarana Ibadah sebesar 50.000.000, di Lokasi Gattareng Mario

Riwawo/ Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Sarana Ibadah & Kegiatan

Keagamaan berupa PLN Peduli Sarana Ibadah sebesar 52.260.000, di Lokasi

Lamatti Riaja Bulupoddo/Sinjai Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan

Sarana Ibadah & Kegiatan Keagamaan berupa PLN Peduli Sarana Ibadah

sebesar 30.000.000, di Lokasi Panaikang Panakkukang /Kota Makassar

Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan berupa PLN

Peduli Sekolah sebesar 25.000.000, di Lokasi Tello Baru Panakkukang/Kota

Makassar Sulawesi Selatan Menyediakan bantuan Pendidikan/Pelatihan

berupa PLN Peduli Sekolah sebesar 22.154.000.

E. CSR Sebagai Investasi Sosial Bagi Pada PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar

Anggapan bahwa CSR Merupakan suatu investasi membuat CSR tidak

dapat di terima dalam laporan laba rugi. Meskipun di anggap sebagai investasi,

CSR justru tidak dapat masuk dalam laporan Neraca. Hal ini di karenakan CSR

merupakan investasi yang bersifat tanggung jawab sosial bukan profit oriented,
75

dalam hal ini berhubungan dengan posisi keuangan korporasi sehingga nilai asset

dari CSR tidak layak untuk di masukkan dalam laporan posisi keuangan atau

neraca. Asumsi dasar yang melatarbelakangi bahwa CSR merupakan investasi

bukan biaya melainkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan sekitar,

mendorong dunia usaha melakukan kegiatan investasi sosial melalui

pemberdayaan masyarakat lokal, dimana disini PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar menganggap CSR sebagai investasi sosial karena biaya yang di

keluarkan untuk menyelenggarakan program CSR akan memberikan keuntungan

sosial berupa suasana dan situasi yang kondusif dan aman untuk melakukan

proses produksi, alasannya cukup kuat sebab, jika kondisi lingkungan sekitar

perusahaan tidak aman maka proses produksi akan terganggu dan target

keuntungan produksi tidak tercapai, pada akhirnya PT PLN (Persero) Wilayah

Sulselrabar harus mengeluarkan biaya yang besar untuk pengamanan dalam

menjamin proses produksi agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan

standar prosedur yang berlaku di perusahaan. Dimana CSR di harapkan

memberikan manfaat dan nilai tambah bagi korporasi secara langsung atupun

tidak. Secara langsungnya adalah dapat meningkatkan goodwill korporasi,

perbaikan lingkungan sekitar, perbaikan nasib karyawan dan masyarakat, dan lain-

lain. Keuntungan secara tidak langsungnya berupa corporate branding based on

product menjadi lebih baik di mata konsumen serta kelangsungan usaha akan

berjalan dengan lancar (di luar asumsi keuangan).


76

F. Undang_Undang/ Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang penerapan

CSR pada PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Undang_Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas serta

peraturan pemerintah nomor 47 Tahun 2012 tentang tanggung jawab sosial dan

lingkungan perseroan terbatas mengenai TJSL di atur dalam pasal 74 UUPT

Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, di

dirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang di tetapkan

dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaanya.

Menurut pasal 1 angka 3 UUPT, tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah

komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat

pada umumnya.

Pasal 77 UUPT pada dasarnya mengatur mengenai hal hal berikut:

a. TJSL ini wajib untuk perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

bidang dan/berkaitan dengan sumber daya alam. Yang di maksud dengan

perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya

alam adalah perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan

memanfaatkan sumber daya alam. Sedangkan yang di maksud dengan

perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan

sumber daya alam adalah perseroan yang tidak mengelola dan tidak
77

memanfaatkan sumber daya alam tetapi kegiatan usahanya berdampak pada

fungsi kemampuan sumber daya alam.

b. TJSL ini merupakan kewajiban perseroan yang di anggarkan dan di

perhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya di lakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran

c. Mengenai Sanksi, di katakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan

kewajiban TJSL akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang undangan yang terkait.


79

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah di kemukakan pada bab-bab

sebelumnya, terutama pada bagian pembahasan, maka dapat di tarik beberapa

kesimpulan dari hasil penelitian dan penulisan ini, sebagai berikut:

1. PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar melaksanakan program CSR-nya dalam

bentuk program Community Development (Comdev) dan program ini di

anggap berhasil oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar , karena dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakat penerima manfaat.

2. Program Comdev di fokuskan pada beberapa lokasi dalam setiap tahun-nya.

Dan masing-masing lokasi masih memiliki kelemahan-kelemahan dalam

proses pelaksanaanya. Hal ini di sebabkan kurangnya pemahaman tentang

program CSR ini.

3. Sistem penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan CSR ini hanya di nilai dari

subjektifitas PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar, tanpa adanya standar yang

di akui secara umum oleh pihak-pihak yang berwenang.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dengan menganalisis beberapa data dan

kejadian di lapangan secara langsung, maka penulis dapat memberikan beberapa

saran yang di harapkan dapat berguna untuk mengembangkan program CSR PT

PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar agar lebih baik lagi. Adapun saran-sarannya

sebagai berikut:

78
79

1. PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar masih perlu melakukan penyuluhan

kepada masyarakat penerima manfaat tentang CSR. Apa manfaat, bagaimana

pelaksanaan program CSR yang berdasarkan prosedur yang ada dan apa

keuntungan yang masyarakat peroleh jika program CSR ini berjalan dengan

prosedur yang baik.

2. Membuat standar khusus untuk program CSR bersama-sama dengan pihak-

pihak yang berwenang maupun yang terkait, agar penilaian tingkat

keberhasilan CSR itu sendiri lebih di akui kepaliditasnya.


DAFTAR PUSTAKA

Ambadar, Jackie. 2008. CSR Dalam Praktik di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta:
Elex Media Computindo.
Ancok, D (2006). Investasi Sosial. Puspensos, Jakarta.
Budiasni, Ni Wayan Novi;Anantawikrama Tungga Atmadja;Nyoman Trisna
Herawati. 2015. Implementasi Corporate Social Responsibility
Berdasarkan Konsep Tri Hita Karana. Jurusan Akuntansi Universitas
Pendidikan Ganesha. Jurnal Akuntansi Vol.3
Chamsyah, Bachtiar. 2006. Investasi Sosial. Jakarta: Latofi Enterprise.
Dinar;Darwis Said;Tawakkal. 2010. Konsep Dan Implementasi Akuntansi
Corporate Social Responsibility Pada Pt Semen Bosowa Maros. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Jurnal
Hatta, Hasniar. 2011. Analisis Implementasi Program CSR sebagai Investasi
Sosial pada PT Inco Tbk. Universitas Hasanuddin.
Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility. Edisi Pertama. Bandung:
Refika Aditama.
Kusuma, Regina Yosef Windu; Juniarti. 2013. Pengaruh penerapan Corporate
Social Responsibility terhadap nilai perusahaan pada sektor
infrastruktur, utilitas dan Transportasi di Indonesia. Universitas Kristen
Petra. Jurnal
Mapisangka, Andi. 2009. Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup
Masyarakat. Jurnal
Nisaa, Sukmaringga Dwi an. 2011. Analisis Pelaksanaan Corporate Social
Responsibility pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Sri Kehati.
Jurnal Akuntansi
Nurbaety, Annisa; Rina Ratnasih; Hikmat Ramdan. 2015. Analisis Implementasi
Corporate Social Responsibility PT Bio Farma. Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati (SITH). Jurnal sosioteknologi Vol 14
Pertiwi, Dewa Ayu Eka;Unti Ludigdo. 2013. Implementasi Corporate Social
Responsibility Berlandaskan Budaya Tri Hita Karana. Universitas
Brawijaya Malang. Jurnal
Sari, Yustisia Ditya. 2010. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap sikap Komunitas pada program Perusahaan. Jurnal
Solihin, Ismail. 2009, Corporate Social Responsibility: From Charity to
Suistainability. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

80
Suhandari M.Putri. 2007. Schema CSR, kompas,
Widenta, Yeriko Putra. 2007. Analisis Implementasi Corporate Social
Responsibility PT.Indosat Tbk. Universitas Brawijaya Malang. Jurnal
Zahara, Hafsyah. 2007. Peran Strategis Investasi Sosial Perusahaan Jangka
Panjang. Universitas Gadjah Mada. Jurnal

81

Anda mungkin juga menyukai