Anda di halaman 1dari 157

PENGARUH PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PT VALE INDONESIA TBK

SKRIPSI

SALINA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
PENGARUH PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PT VALE INDONESIA TBK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

SALINA
1292041031

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

i
ii
iii
iv
Motto

“Waktu itu bagaikan pedang,

Jika kamu tidak memanfaatkannya (menggunakan) untuk memotong,

Maka ia akan memotongmu”.

(H.R Muslim)

Bertakwalah pada Allah,

Maka Allah Akan mengajarimu,

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

(Q.S. Al-Baqarah, Ayat 282)

Jika kita memulainya dengan kepastian,

kita akan berakhir dengan keraguan

Tetapi jika kita memulainya dengan keraguan, dan bersabar menghadapinya,

kita akan berakhir dengan kepastian

(Francis Bacon)

Karya ini kudedikasikan kepada:

Orang-orang yang senantiasa mendukung, memberikan do’a dan nasihat,

semangat, cinta dan kasih sayang serta kerja keras yang tak ternilai

harganya.

v
ABSTRAK

Salina. 2016. Pengaruh Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)


Terhadap Citra Perusahaan Pada PT Vale Indonesia Tbk. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan Corporate


Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT Vale Indonesia
Tbk. Variabel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Corporate Social
Responsibility (X) dan Citra Perusahaan (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah
109.091 penduduk yang berada di Kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda, dan
Malili sedangkan penentuan sampelnya menggunakan teknik Proporsional
Stratified Random Sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 100 penduduk yang
terdiri dari 21 orang penduduk Kecamatan Nuha, 18 Orang penduduk Kecamatan
Wasuponda, 27 orang penduduk Kecamatan Towuti, dan 34 orang penduduk
Kecamatan Malili. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana dengan menggunakan program SPSS.

Dari hasil regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y = 4,766 + 0,417X


yang berarti bahwa nilai konstanta 4,766 adalah nilai Citra Perusahaan yang dapat
dicapai tanpa memperhatikan nilai pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR). Sedangkan nilai koefisien 0,417 menunjukkan bahwa peningkatan
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar satu satuan akan
meningkatkan Citra Perusahaan sebesar 0,417 satuan.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa bahwa variabel Pelaksanaan


Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap Citra
Perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk. Nilai korelasi yang diperoleh
berdasarkan hasil analisis korelasi product moment adalah 0,715 sehingga dapat
diartikan bahwa Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra
Perusahaan mempunyai hubungan yang kuat. Hasil uji t diperoleh nilai sig.
(0,000) < α (0,05) sehingga hipotesis dalam penelitian ini yakni pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap citra perusahaan diterima. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Citra Perusahaan.

vi
vii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya,sehingga penulisan skripsi ini sebagai syarat akademik untuk

memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

akhirnya dapat dirampungkan. Shalawat dan salam penulis kirimkan atas

junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya serta umatnya yang senantiasa

istiqamah di atas kebenaran hingga akhir zaman. Adapun judul skripsi ini adalah

“Pengaruh Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap

Citra Perusahaan Pada PT Vale Indonesia Tbk”.

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun secara sistematis yaitu, Bab I

Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir, Bab III Metode

Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dan Bab V Kesimpulan dan

Saran.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa

menyampaikan penghargaan atas segala apresiasi yang telah disumbangkan

kepada penulis serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak M. Ridwan Tikollah, S.Pd., M.SA sebagai penasehat akademik dan

pembimbing I atas kesediaan beliau meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

dalam memberikan bimbingan, petunjuk, arahan dan saran-saran kepada

penulis.

viii
2. Ibu Hj. Samirah Dunakhir, SE., M.Buss., Ph.D., Ak., CA sebagai pembimbing

II atas kesediaan beliau meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

memberikan bimbingan, petunjuk, arahan dan saran-saran kepada penulis.

3. Ibu Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi FE UNM yang dengan tulus memberikan nasehat, bimbingan,

semangat serta petunjuk selama menempuh pendidikan di Universitas Negeri

Makassar sampai pada penyusunan skripsi ini.

4. Bapak-Ibu Dosen FE UNM, khususnya pada Program Studi Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan bantuan berupa ilmu

pengetahuan kepada penulis selama dalam proses pendidikan.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Azis, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UNM,

serta para Wakil Dekan yang telah memberikan kemudahan dalam rangka

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP sebagai Rektor UNM yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis hingga mampu menyelesaikan

pendidikan di Universitas Negeri Makassar.

7. Ketua UPT P2T, BKPMD Provinsi Sulawesi Selatan beserta para stafnya yang

dengan ikhlas memberikan izin penelitian untuk penulisan skripsi ini.

8. Pimpinan PT Vale Indonesia Tbk beserta seluruh stafnya yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian pada

perusahaan yang dipimpinnya.

9. Tim Koordinasi Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT

Vale Indonesia Tbk yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

ix
10. Keluarga besarku tercinta, yang selama ini memberikan dukungan moril dan

materil, khususnya untuk ayahanda Badrun dan ibunda Salma yang telah

membesarkan, mendidik, memberikan bimbingan dan kasih sayang yang tiada

henti dan senantiasa mendoakan penulis agar sukses dalam studi, dan terima

kasih juga untuk kakak-kakakku Sainuddin, Selmi, dan Isbang yang selalu

memberikan motivasi dan nasehat-nasehat kepada penulis, serta adikku

Samintang yang selalu kusayangi dan kubanggakan, serta keluarga yang tidak

bisa kusebutkan namanya satu persatu.

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku Team 10 Ana, Uni, Uci, Umi, Ika, Risma,

Risna, Darma, dan Indah terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mempersembahkan skripsi ini

sebagai saham dalam dunia pendidikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan

mendapat Ridho Allah SWT.

Wassalamu Alaikum Warahmatullah

Makassar, Februari 2016

Penulis,

SALINA

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ....xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ ....... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................. 11
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 11
B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 35
C. Hipotesis.................................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 38
A. Variabel dan Desain Penelitian ................................................................. 38
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................................ 41
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 47
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52

xi
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 52
B. Penyajian Data dan Pembahasan Hasil Penelitian .................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 110
A. Kesimpulan ............................................................................................... 110
B. Saran .......................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 113

LAMPIRAN .......................................................................................................... 115

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Beberapa Program Corporate Social Responsibility


(CSR)PT Vale Indonesia Tbk dalam Dimensi Sosial dan
Dimensi Lingkungan Tahun 2014...........................................................8
2 Indikator Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) ......................................................................................................42
3 Indikator Citra Perusahaan .....................................................................43
4 Pedoman Pemberian Bobot (Skor) .........................................................44
5 Rincian Populasi dan Sampul .................................................................46
6 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien
Korelasi ...................................................................................................50
7 Jumlah Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat
(PTPM) Bidang Pendidikan Tahun 2015 ................................................63
8 Jumlah Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat
(PTPM) Bidang Ekonomi Tahun 2015 ...................................................68
9 Jumlah Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat
(PTPM) Bidang Kesehatan Tahun 2015 .................................................72
10 Jumlah Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat
(PTPM) Bidang Life Skill ........................................................................74
11 Biaya Operasional Komite dan KPMD Program PTPM
Tahun 2015 .............................................................................................75
12 Jumlah Biaya Program Pengendalian Dampak Lingkungan
PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2015 .......................................................79
13 Jumlah Biaya Pelaksanaan Program Corporate Social
Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam
Dimensi Sosial dan Lingkungan ............................................................80
14 Makna Logo PT Vale Indonesia Tbk ......................................................84
15 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................85

xiii
16 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................85
17 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan .............................................86
18 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam Bidang Pendidikan ..........................88
19 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam Bidang Ekonomi .............................90
20 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam Bidang Kesehatan ...........................91
21 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam Bidang Life Skill .............................92
22 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam Bidang Lingkungan ........................93
23 Hasil Jawaban Responden terhadap Variabel Pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia
Tbk ..........................................................................................................95
24 Hasil Jawaban Responden terhadap Aspek Personality .........................96
25 Hasil Jawaban Responden terhadap Aspek Reputation ..........................97
26 Hasil Jawaban Responden terhadap Aspek Value ..................................98
27 Hasil Jawaban Responden terhadap Aspek Corporate
Identity.....................................................................................................99
28 Hasil Jawaban Responden terhadap Variabel Citra
Perusahaan...............................................................................................100
29 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ...............................101
30 Hasil Uji Validitas Instrumen..................................................................102
31 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ..............................................................104
32 Hasil Uji Keabsahan Data .......................................................................104
33 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ........................................................105
34 Koefisien Determinasi ............................................................................106

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Skema Kerangka Pikir..................................................................................... 36

2 Desain Penelitian ............................................................................................. 40

3 Logo PT Vale Indonesia Tbk .......................................................................... 83

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Kuesioner Penelitian
2 Tabulasi Data Kuesioner
3 Struktur Organisasi PT Vale Indonesia Tbk
4 Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2015
5 Laporan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) PT Vale Indonesia Tbk
Tahun 2015
6 Lampiran Foto
7 Hasil Pengolahan Program SPSS 16.0 for windows
8 Pengesahan Judul Skripsi dan Pembimbing
9 Permintaan Izin Melaksanakan Penelitian
10 Izin/ Rekomendasi Penelitian dari P2T-BKPMD
11 Riwayat Hidup

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan yang berpikiran terbuka harus berusaha untuk

menciptakan nilai bagi semua konstituennya. Dilihat dari perspektif investor,

tujuan perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan. Tetapi, itu bukan tujuan

bagi pemegang kepentingan yang lainnya seperti para pelanggan, karyawan,

pemasok, dan masyarakat. Setiap kelompok tersebut akan mendefinisikan tujuan

perusahaan terkait dengan kebutuhan dan keinginannya sendiri.

Perusahaan dituntut tidak hanya mencari keuntungan belaka, melainkan

juga bagaimana perusahaan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Terlebih untuk

perusahaan di bidang industri yang akan memberikan dampak terhadap

lingkungannya. Dampak tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

mengingat masyarakat adalah pihak yang tidak memperoleh keuntungan secara

langsung dari industrialisasi, sementara mereka harus menanggung dampak sosial

dan lingkungan.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang, maka pada saat

itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi.

Keadaan demikian apabila tidak diatasi maka akan menimbulkan masalah pada

masyarakat. Beberapa kasus negatif praktek bisnis yang berdampak pada

masyarakat dan lingkungan diantaranya, konflik antara masyarakat adat papua

dengan PT Freeport Indonesia dan pemerintah, serta peristiwa semburan lumpur

panas dari ladang eksplorasi Lapindo Brantas di Sidoarjo yang menyebabkan

masyarakat memiliki persepsi kurang positif terhadap perusahaan. Untuk

1
2

menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan, pemerintah mengeluarkan

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang

mewajibkan entitas bisnis melaksanakan tanggung jawab sosialnya atau lebih

populer dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR).

Konsep tanggung jawab sosial (social responsibility) pertama kali


dikemukakan oleh Bowen (1953) dan setelah itu mengalami pengayaan konsep
sejak kurun waktu 1960 sampai saat ini. Hartman dan DesJardins (2008:155)
mengungkapkan bahwa “secara umum, Corporate Social Responsibility (CSR)
mencakup berbagai tanggung jawab yang dimiliki perusahaan kepada masyarakat
di mana perusahaan itu beroperasi”.
Pada tanggal 1 November 2010 International Organization for
Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 26000 – Guidance on social
responsibility (panduan tanggung jawab sosial) yang merupakan suatu standar
yang memuat panduan perilaku bertanggung jawab sosial bagi organisasi guna
berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
ISO 26000 – Guidance on social responsibility (2010:6) memberikan
definisi yang jelas mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
berikut:
CSR merupakan tanggung jawab organisasi terkait dampak, keputusan, dan
kegiatan di masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan
dan etis yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, memperhitungkan harapan
pemangku kepentingan, sesuai dengan hukum yang berlaku dan konsisten
dengan norma-norma perilaku internasional, dan terintegrasi di seluruh
organisasi dan dipraktikan dalam hubungannya.

Elkington dalam Jackson, dkk (2011:56) mengemas Corporate Social

Responsibility (CSR) ke dalam tiga fokus: 3P, yaitu singkatan dari profit, planet,

dan people. Laba (profit) yang tinggi dibutuhkan oleh perusahaan sebagai fondasi

untuk dapat berkembang, dan mempertahankan eksistensinya. Dengan perolehan


3

laba yang memadai, perusahaan tidak hanya membagi deviden kepada para

pemegang saham, memberi imbalan kepada karyawan, ataupun membayar pajak

kepada pemerintah, tetapi perusahaan juga dapat mengalokasikan labanya untuk

berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan kelestarian

lingkungannya.

Mardikanto (2014:142) mengemukakan bahwa “terdapat tiga dimensi

utama tanggung jawab sosial yaitu dimensi ekonomi, dimensi sosial, dan dimensi

lingkungan”. Pemahaman terhadap dimensi ekonomi meliputi tata kelola

perusahaan (corporate governace), perlindungan konsumen dan etika investasi.

Tata kelola perusahaan harus memberikan insentif yang tepat bagi dewan dan

manajemen untuk mengejar tujuan yang berada dalam kepentingan perusahaan

dan pemegang saham , dan harus memfasilitasi monitoring yang efektif, sehingga

membantu memanfaatkan sumber daya secara efisien. Perlindungan konsumen

berhubungan dengan praktik pemasaran yang adil, perlindungan kesehatan dan

menjamin keamanan konsumsi berkelanjutan, penyelesaian konflik ganti rugi,

perlindungan informasi dan privasi, dan pencapaian pelayanan dasar dan produk.

Etika investasi menyangkut investasi yang mempertimbangkan nilai-nilai etika

perusahaan.

Dimensi sosial, diartikan sebagai perusahaan harus berpartisipasi dalam

mencapai kesejahteraan masyarakat, dan dalam memperbaiki, serta merawat

urusan karwayannya. Dimensi sosial meliputi kerja adil dan praktik kerja, serta

kontribusi terhadap masyarakat setempat. Kerja adil dan praktik kerja mencakup

usaha perusahaan memperlakukan karyawan sama sebagai aset dan faktor untuk

perubahan. Kontribusi terhadap masyarakat mencakup penciptaan lapangan kerja,

inisiatif pembangunan ekonomi lokal melalui perluasan program pendidikan,

pengembangan keterampilan, dan ketentuan pelayanan kesehatan.


4

Dimensi lingkungan didefinisikan sebagai kewajiban perusahaan terhadap

dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi dan produk, menghilangkan

emisi dan limbah, mencapai efisiensi maksimum dan produktivitas tergantung

pada sumber daya yang tersedia, dan penurunan praktik yang dapat berdampak

negatif terhadap negara dan ketersediaan sumberdaya.

Dari ketiga dimensi tersebut, hanya ada dua dimensi yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu dimensi sosial, dan dimensi lingkungan. Hal tersebut

disebabkan karena penelitian ini membahas tentang pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) dan pengaruhnya terhadap Citra Perusahaan. Dimana Citra

Perusahaan berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap perusahaan, dan

kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dapat langsung dirasakan

oleh masyarakat adalah Corporate Social Responsibility (CSR) dalam dimensi

sosial, dan dimensi lingkungan.

ISO 26000 Guidance on Social Responsibility (2010:19) mengungkapkan

bahwa masalah tanggung jawab sosial mencakup tujuh subjek inti yaitu:

1. Tata kelola organisasi (organizational governance): sistem pengambilan


dan penerapan keputusan perusahaan dalam rangka pencapaian
tujuannya.
2. Hak asasi manusia (human rights): hak dasar yang berhak dimiliki semua
orang sebagai manusia, yang antara lain mencakup hak sipil, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.
3. Praktik ketenagakerjaan (labour practices): segala kebijakan dan praktik
yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan di dalam atau atas nama
perusahaan.
4. Lingkungan (the environment): dampak keputusan dan kegiatan
perusahaan terhadap lingkungan.
5. Prosedur operasi yang wajar (fair operating procedures): perilaku etis
organisasi saat berhubungan dengan organisasi dan individu lain.
6. Isu konsumen (consumer issues): tanggung jawab perusahaan penyedia
barang/jasa terhadap konsumen dan pelanggannya.
7. Keterlibatan dan pengembangan masyarakat (community involvement
and development): hubungan organisasi dengan masyarakat di sekitar
wilayah operasinya.
5

Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya

terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup tujuh subjek inti.

Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan subjek tertentu

saja, misalnya aspek lingkungan, maka perusahaan tersebut sesungguhnya belum

melaksanakan tanggung jawab sosial.

Dikutip dari CSR.id dijelaskan bahwa:

Keberhasilan suatu program CSR tidak selalu bergantung pada jumlah


dana, tetapi tergantung pada kreatifitas pelaksanaan CSR yang bernilai
tambah tinggi. Kreatif berarti para pelaku usaha juga dituntut untuk bisa
menerjemahkan pelaksanaan CSR tersebut sesuai dengan kapasitas
organisasi, seperti ketersediaan SDM, anggaran dan sarana prasarana bagi
pelaksanaan CSR tersebut di lingkungan perusahaan beroperasi. Selain itu,
dibutuhkan kepiawaian top management atau manajemen perusahaan agar
menetapkan program tanggung jawab sosial yang relevan dan tepat dengan
kebutuhan sosial dan lingkungan di tempat perusahaan tersebut.

Keberhasilan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan

yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan sosial dan lingkungan akan membuat

masyarakat mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang selalu melakukan

kegiatan yang positif bagi masyarakat dan lingkungan yang nantinya akan turut

menimbulkan citra perusahaan yang positif dalam persepsi masyarakat.

Mengingat kepentingan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan

program Corporate Social Responsibility (CSR).

Bernays dalam Arifin (2015:131) menyatakan bahwa:

Citra adalah kesatuan mental atau interpretasi sensual (pengindraan),


sebuah persepsi tentang seseorang atau sesuatu hal yang dikonstruksi secara
deduktif, didasarkan kepada bukti yang tersedia secara nyata atau imajinasi,
dikondisikan oleh adanya kesan, kepercayaan, gagasan, dan emosi.

Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang untuk

mengambil berbagai macam keputusan penting, seperti tindakan konsumen


6

membeli barang yang dihasilkan perusahaan, tindakan pelanggan

merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain, dan tindakan investor

membeli saham atau obligasi yang diterbitkan suatu perusahaan.

Beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan yang memiliki citra yang

baik menurut Sutojo (2004:3) adalah sebagai berikut:

1. Menjadi perisai disaat keadaan krisis.


2. Meningkatkan daya saing untuk jangka menengah dan jangka panjang.
3. Penghematan biaya operasional.
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran.

Kotler and Lee (2005:14) mengemukakan bahwa “citra yang positif bisa

dibentuk dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate

Social Responsibility”. Survei global (2010) menunjukkan bahwa “76% dari

eksekutif percaya bahwa tanggung jawab sosial perusahaan memberikan

kontribusi positif terhadap nilai pemegang saham jangka panjang, dan 55%

eksekutif percaya bahwa CSR membantu perusahaan membangun reputasi yang

kuat”.

Fauset dalam Butterick (2012:98) meyakini bahwa “CSR membantu

memunculkan citra bahwa suatu perusahaan peduli pada lingkungan, untuk

menutupi dampak negatif dengan memenuhi media dengan citra positif tentang

amanat CSR perusahaan”. Begitu pula hasil survei yang dilakukan oleh The Apen

Institute dalam Mardikanto (2014:130) yang mengatakan bahwa “salah satu arti

penting pelaksanaan CSR bagi suatu perusahaan adalah reputasi atau citra publik

yang semakin baik”.

Salah satu perusahaan yang telah menerapkan konsep Corporate Social

Responsibilty (CSR) adalah PT Vale Indonesia Tbk, yang merupakan salah satu
7

produsen nikel utama dunia. PT Vale mengoperasikan salah satu tambang dan

pengolahan nikel laterit terpadu terbesar di dunia yang berlokasi di dekat

Sorowako Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Sebagai perusahaan yang

berhubungan dengan kepentingan masyarakat, PT Vale Indonesia Tbk secara

konsisten terus berupaya untuk maju sekaligus memberikan manfaat bagi

kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan sekitarnya terutama untuk

menghindari isu-isu maupun sentimen negatif dari masyarakat yang terkait dengan

dampak negatif yang timbul akibat kegiatan operasional perusahaan.

Pada Tahun 2013 paradigma baru program Corporate Social

Responsibility (CSR) PT Vale dalam dimensi sosial mulai direalisasikan. Program

ini dikenal dengan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) dengan

melibatkan kemitraan tiga pilar antara masyarakat, pemerintah daerah, dan

perseroan. Selain itu, dalam menyusun Program Terpadu Pengembangan

Masyarakat (PTPM), PT Vale juga melibatkan beberapa lembaga pendidikan

khususnya perguruan tinggi. Dalam dimensi lingkungan, PT Vale melaksanakan

tanggung jawab sosialnya terkait dampak dari proses industrialisasi yang

dilakukan melalui Program Pengendalian Dampak Lingkungan.

Beberapa Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale

Indonesia Tbk pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.


8

Tabel 1 Beberapa Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale


Indonesia Tbk dalam Dimensi Sosial dan Dimensi Lingkungan Tahun
2014
Program Biaya Laba
NO CSR Bidang (US$) (US$)
Pendidikan 1. Peningkatan kompetensi 510.773
tenaga pendidik.
2. Program Beasiswa
unggulan.
Ekonomi 1. Program sekolah lapang
1 (SL)
2. Penyediaan sarana, 602.764
prasarana dan infrastruktur
(Sosial) pendukung ekonomi
Program pedesaan.
terpadu Kesehatan 1. Promosi dan sosialisasi
Pengembangan kesehatan.
Masyarakat 2. Memberikan dukungan 355.137
(PTPM) penyediaan infrastruktur
171.146.000
kesehatan masyarakat.
Life Skill 1. Kursus keterampilan bagi
para pemuda.
2. Memberikan keterampilan
di bidang industri melalui 189.846
Program Pelatihan Industri
(PPI).
(Lingkungan) Lingkungan 1. Menjaga sumber air.
Program 2. Mengelola limbah yang
2 Pengendalian dihasilkan
Dampak 3. Mengelola lahan pasca 9.104.925
Lingkungan tambang melalui program
revegetasi
171.146.000
Jumlah 10.763.445

Sumber : Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2014

Data tabel 1 menggambarkan beberapa program dari Program Terpadu

Pengembangan Masyarakat (PTPM) dan Program Pengendalian Dampak

Lingkungan sebagai wujud dari program Corporate Social Responsibility (CSR)

PT Vale Indonesia Tbk dalam dimensi sosial dan lingkungan. Dari data tersebut

program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan oleh PT Vale

Indonesia Tbk mencakup lima bidang utama yaitu pendidikan, kesehatan,

ekonomi, life skill, dan lingkungan. Program yang ditetapkan bertujuan untuk
9

membantu memberdayakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Seperti

halnya di bidang pendidikan, perusahaan memberikan bantuan kepada para siswa

dan mahasiswa melalui beasiswa, dan berusaha meningkatkan kompetensi tenaga

pendidik sehingga diharapkan mampu meningkatkan mutu dan daya saing

pendidikan. Dalam bidang ekonomi, perusahaan membentuk Sekolah Lapang

(SL) bagi para petani yang diharapkan dapat membantu para petani untuk

meningkatkan produktivitas komoditas pertanian. Di bidang kesehatan,

perusahaan juga memberikan pengetahuan mengenai kesehatan kepada

masyarakat melalui sosialisasi dan promosi kesehatan sehingga diharapkan

mampu menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara fisik maupun mental. Di

bidang life skill, perusahaan turut andil dalam memberdayakan masyarakat dengan

memberikan beberapa kursus keterampilan yang sangat berguna untuk mencari

pekerjaan ataupun membuka lapangan pekerjaan sendiri sehingga mampu

mengurangi jumlah pengangguran. Di sisi lain, PT Vale tetap berusaha mengatasi

dampak lingkungan yang ditimbulkan melalui program menjaga sumber air,

pengelolaan limbah, hingga program revegetasi sehingga kelestarian lingkungan

dapat tetap terjaga.

Untuk mengetahui keberhasilan dari program Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan dapat dilihat dari bagaimana persepsi

masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Persepsi positif masyarakat terhadap

perusahaan berdasarkan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang

dilaksanakan akan mempengaruhi pembentukan citra positif perusahaan di mata


10

masyarakat yang turut mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul

penelitian yaitu: “Pengaruh Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

terhadap Citra Perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk.

D. Manfaat Hasil Penelitan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Manfaat Praktis
Bagi PT Vale Indonesia Tbk, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

gambaran terkait Citra Perusahaan berdasarkan Pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) agar ke depannya dapat lebih ditingkatkan.

2. Manfaat Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan tema

maupun metode yang sama sekaligus dapat menambah wawasan dan

pengetahuan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Perkembangan definisi tentang Corporate Social Responsibility (CSR)

telah ada sejak beberapa dekade yang lalu. Corporate Social Responsibility (CSR)

pertama kali muncul dalam diskursus resmi akademik sejak Bowen menerbitkan

bukunya berjudul Social Responsibilitity of The Businessman pada tahun 1953.

Ide dasar Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan Bowen

mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya sejalan

dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di tempat

perusahaannya beroperasi. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya mendapat

pengakuan publik dan akademisi sehingga Howard R Bowen dinobatkan sebagai

”Bapak CSR”. Pemikiran Bowen inilah yang menjadi acuan dasar para ahli dalam

mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR).

Dahlsrud (2006:8) memaparkan 37 definisi Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dianalisis. Beberapa definisi Corporate Social

Responsibility (CSR) tersebut adalah sebagai berikut:

1) Commission of The European Communities (2001)

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep


dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan
operasi bisnis perusahaan dan dalam berinteraksi dengan para
pemangku kepentingan perusahaan secara sukarela.

11
12

2) Lea (2002)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tentang bisnis dan


organisasi lainnya yang melampaui kewajiban hukum untuk mengelola
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Di sisi lain,
mencakup bagaimana organisasi berinteraksi dengan karyawan mereka,
pemasok, pelanggan, dan masyarakat dimana mereka beroperasi, serta
berusaha untuk melindungi lingkungan.

3) World Business Council for Sustainable Development (1999)

Corporate Social Responsibility adalah komitmen bisnis untuk


berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,
bekerja dengan karyawan, keluarga mereka, masyarakat setempat, dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

4) Ethics in Action Awards (2003)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah istilah yang


menggambarkan kewajiban perusahaan untuk bertanggung jawab
kepada semua stakeholdernya dalam semua operasi dan aktivitas
perusahaan. Perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial
mempertimbangkan secara penuh ruang lingkup dampaknya terhadap
masyarakat dan lingkungan saat membuat keputusan, menyeimbangkan
kebutuhan stakeholder dengan kebutuhan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 3 dijelaskan

bahwa:

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk


berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik
bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya.

Selain itu ISO 26000 Guidance for Social Responsibility (2010:6)

mengungkapkan bahwa:

Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and


activities and the environment, through transparent and ethical behaviour
that contributes to sustainable development, health and the welfare of
society; takes into account the expectations of stakeholders; is in
compliance with applicable law and consistent with international norms of
13

behaviour; and is integrated throughout the organization and practiced in


its relationships.
Tanggungjawab organisasi terkait dengan dampak, keputusan, dan
kegiatan di masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan
dan etis yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan
berkelanjutan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; memperhitungkan
harapan pemangku kepentingan, sesuai dengan hukum yang berlaku dan
konsisten dengan norma-norma perilaku internasional dan terintegrasi di
seluruh organisasi dan dipraktikkan dalam hubungannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban perusahaan untuk

bertanggung jawab terkait dampak operasi dan aktivitas perusahaan terhadap

masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang transparan dan etis, dengan

berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, dan memperhitungkan

harapan para stakeholder.

b. Standarisasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di


Indonesia

Indonesia adalah negara pertama di dunia yang meregulasi aktivitas

Corporate Social Responsibility (CSR) dengan mengeluarkan Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 atau biasa disebut dengan Undang-Undang Perseroan

Terbatas, singkatnya disebut UU PT. UU PT telah disahkan oleh pemerintah pada

tanggal 20 Juli 2007 silam. Dimana dalam pasal 74 berbunyi:

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau


berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat
(1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
14

Pada tahun 2008 Undang-Undang ini diajukan ke Mahkamah Konstitusi

untuk dilakukan uji-materi (judicial review) dengan gugatan Nomor 53/PUU-

VI/2008. Tetapi, gugatan ini ditolak oleh Mahkamah Konstitusi risalah sidang

perkara Nomor 15/PUU-VII/2009 tanggal 15 April 2009. Karena itu, kemudian

pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tanggal 4

April Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan

Terbatas sebagai aturan pelaksanaannya.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi

Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2007) paragraf sembilan secara implisit

menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai

berikut :

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan


mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Berdasarkan UU PT, pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

menjadi hal yang wajib dilaksanakan oleh perusahaan di Indonesia. Namun,

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut hanya diwajibkan

bagi perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam, tidak mencakup semua

jenis perusahaan. Sedangkan dalam PSAK, tidak secara tegas mengharuskan

perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosialnya. Pengelompokan,

pengukuran dan pelaporan juga belum diatur, jadi untuk pelaporan tanggung

jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan.


15

c. Komponen dan Unsur Corporate Social Responsibility (CSR)

Carrol (1979:500) mengemukakan konsep Corporate Social Responsibility

(CSR) memuat komponen-komponen sebagai berikut:

1) Economic Responsibilities
Tanggung jawab sosial utama perusahaan adalah tanggung jawab
ekonomi, karena lembaga bisnis terdiri dari aktivitas ekonomi yang
menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan.
2) Legal Responsibilities
Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan mentaati hukum dan
peraturan yang berlaku yang pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat
melalui lembaga legislatif.
3) Ethical Responsibilities
Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis. Etika
bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis
secara perorangan maupun secara kelembagaan untuk menilai suatu isu
di mana penilaian ini merupakan pilihan terhadap nilai yang
berkembang dalam suatu masyarakat.
4) Discretionary Responsibilities
Masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan
manfaat bagi mereka. Ekspektasi masyarakat tersebut dipenuhi oleh
perusahaan melalui berbagai program yang bersifat filantropis.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen-

komponen dalam konsep Corporate Social Responsibility (CSR) terdiri atas

economic responsibilities, legal responsibilities, ethical responsibilities, dan

discretionary responsibilities

Rahman (2009:13) mengutarakan bahwa unsur-unsur dari Corporate

Social Responsibility (CSR) sebagai berikut:

1) Continuity and Sustainability (Berkesinambungan dan Berkelanjutan)


Berkesinambungan dan berkelanjutan merupakan unsur vital dari CSR.
CSR merupakan hal yang bercirikan pada long term perspective, bukan
instan, happening atau booming. CSR adalah suatu kegiatan yang
terencanakan, sistematis dan dapat dievaluasi.
2) Community Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat)
Hal inilah yang membedakan CSR dengan kegiatan yang bersifat
charity ataupun philanthropy semata. Kegiatan kedermawanan
meskipun membantu masyarakat, tetapi tidak menjadikan masyarakat
16

tersebut mandiri. Salah satu indikasi kesuksesan program CSR adalah


adanya kemandirian yang lebih pada masyarakat dibandingkan sebelum
adanya program CSR.
3) Two Ways (Bersifat Dua Arah)
Perusahaan tidak berperan sebagai komunikator saja, tetapi juga harus
mampu sebagai komunikan yang mendengarkan aspirasi masyarakat,
dengan melakukan need assessment, yaitu mengetahui needs, desires,
interest, dan wants dari masyarakat.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang

terdapat dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) terdiri atas

continuity and sustainability, community empowerment, dan two ways.

d. Jenis-Jenis Program Corporate Social Responsibility

Kotler dan Lee (2005:49) menyebutkan enam kategori program Corporate

Social Responsibility (CSR). Pemilihan program alternatif Corporate Social

Responsibility (CSR) yang akan dilaksanakan oleh perusahaan sangat bergantung

pada keenam jenis program tersebut yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Cause Promotions
Dalam program ini, perusahaan menyediakan dana atau sumber daya
lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap suatu masalah sosial atau untuk mendukung
pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga
sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.
2) Cause Related Marketing.
Dalam program ini, perusahaan memiliki komitmen untuk
menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu
kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Kegiatan ini
biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka
waktu tertentu, serta untuk aktivitas derma tertentu. Aktivitas Cause
Related Marketing (CRM) yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yaitu menyumbangkan sejumlah uang tertentu untuk setiap
produk yang terjual.
3) Corporate Social Marketing.
Dalam program ini, perusahaan mengembangkan dan melaksanakan
kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian
lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampanye Corporate Social Marketing (CSM) lebih banyak terfokus
17

untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa


isu-isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian,
lingkungan, serta keterlibatan masyarakat.
4) Corporate Philanthropy
Dalam program ini, perusahaan memberikan sumbangan langsung
dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan
tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, paket
bantuan, atau pelayanan secara cuma-cuma.
5) Community Voluntering.
Dalam program ini, perusahaan mendukung serta mendorong para
karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang eceran untuk
menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-
organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran
program.
6) Socially Responsible Business Practice
Dalam program ini, perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis
melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta
melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan komunitas, dan memelihara lingkungan
hidup. Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan,
pemasok, distributor, serta organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi
mitra perusahaan serta masyarakat secara umum. Sedangkan yang
dimaksud dengan kesejahteraan mencakup di dalamnya aspek-aspek
kesehatan, keselamatan, serta pemenuhan kebutuhan psikologis dan
emosional.

Program lainnya yang didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan

masyarakat yang diselenggarakan secara sistematis, terencana, dan diarahkan

untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan

kualitas kehidupan yang lebih baik adalah program Community Development.

Menurut Rudito dan Budimanta (2003:29) lingkup program community

development adalah sebagai berikut:

1) Community Services
Merupakan pelayanan korporat untuk memenuhi kepentingan masyarakat
ataupun kepentingan umum.
2) Community Empowering
Adalah program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih
luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya.
3) Community Relation
Yaitu kegiatan yang terkait dengan pengembangan kesepahaman melalui
komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait.
18

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis-


jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) mencakup cause
promotions, cause-related, corporate social marketing, corporate philantrophy,
community volunteering, socially responsible business practices, dan community
development.
e. Prinsip-Prinsip Dasar Corporate Social Responsibility (CSR)

Komisi Brundtland dalam Mardikanto (2014:164) menetapkan prinsip-

prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) yang meliputi:

1) Prinsip Akuntabilitas, utamanya yang terkait dengan dampaknya


terhadap masyarakat dan lingkungan.
2) Prinsip perilaku etis, yang berdasarkan prinsip-prinsip kejujuran,
keadilan dan integritas.
3) Prinsip menghormati kepentingan stakeholders, dalam arti harus
menghormati, mempertimbangkan dan menanggapi kepentingan
stakeholders.
4) Prinsip penghormatan terhadap supremasi hukum, yaitu organisasi
harus menerima bahwa penghormatan terhadap supremasi hukum
adalah wajib.
5) Prinsip menghormati norma-norma perilaku internasional.
6) Prinsip menghormati hak asasi manusia, dalam arti organisasi harus
menghormati hak asasi manusia dan mengakui pentingnya dan
universalitas mereka.

Mardikanto (2014:166) mengungkapkan bahwa implementasi Corporate

Social Responsibility (CSR) didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Prinsip Kepatuhan Hukum, dalam arti perusahaan harus memahami dan


mematuhi semua peraturan lokal, internasional, yang dinyatakan secara
tertulis dan tidak ditulis, sesuai dengan prosedur tertentu.
2) Kepatuhan terhadap Hukum Adat Internasional, artinya ketika
menetapkan kebijakan dan praktik yang berkaitan dengan tanggung
jawab sosial, perusahaan harus mematuhi keputusan, pedoman,
peraturan pemerintah, deklarasi dan atau perjanjian internasional.
3) Menghormati stakeholder terkait, dalam arti perusahaan harus
mengakui dan menerima keberagaman stakeholder terkait dan
keragaman perusahaan-mitra (besar dan kecil) dan unsur-unsur lain,
yang dapat mempengaruhi stakeholder terkait.
4) Prinsip Transparansi, artinya perusahaan harus jelas, akurat, dan
komprehensif dalam menyatakan kebijakan, keputusan, dan kegiatan
termasuk pengenalan terhadap potensi lingkungan dan masyarakat.
19

Selain itu, informasi tersebut harus tersedia bagi orang-orang yang


terkena dampak atau mereka yang mungkin akan terpengaruh secara
material oleh perusahaan.
5) Menghormati Hak Azasi Manusia, dalam arti perusahaan harus
melaksanakan kebijakan dan praktik yang akan menghormati hak azasi
manusia yang ada dalam Deklarasi Universal Lefts Manusia.

Organization for Economic Cooperation and Development-OECD dalam

Mardikanto (2014:166), merumuskan prinsip-prinsip sebagai pedoman dalam

implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) bagi perusahaan yaitu:

1) Memberi kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, lingkungan


berdasarkan pandangan unk mencapai pembangunan berkelanjutan.
2) Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi oleh kegiatan
yang dijalankan perusahaan tersebut, sejalan dengan kewajiban dan
komitmen pemerintah di negara tempat perusahaan beroperasi.
3) Mendorong pembangunan kapasitas lokal melaui kerjasama yang erat
dengan komunitas lokal, termasuk kepentingan bisnis.
4) Mendorong pembentukan human capital, khususnya melalui penciptaan
kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi karyawan.
5) Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar
yang dibenarkan secara hukum yang terkait dengan lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja, perburuhan, perpajakan, insentif
finansial dan lain-lainnya.
6) Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) serta mengembangkan dan menerapkan praktik-
praktik tata kelola perusahaan yang baik.
7) Mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik sistem manajemen
yang mengatur diri sendiri (self regulation) secara efektif guna
menumbuhkembangkan relasi saling percaya di antara perusahaan dan
masyarakat setempat di mana perusahaan beroperasi.
8) Mendorong kesadaran pekerja yang sejalan dengan kebijakan
perusahaan melalui penyebarluasan informasi tentang kebijakan-
kebijakan pekerja melalui program-program pelatihan.
9) Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tebang pilih dan
indisipliner.
10) Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan
subkontraktor, untuk menerapkan aturan perusahaan yang sejalan
dengan pedoman tersebut.
11) Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tidak sepatutnya
dalam kegiatan-kegiatan politik lokal.
20

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat

disimpulkan bahwa prinsip-prinsip dasar Corporate Social Responsibility (CSR)

terdiri atas prinsip akuntabilitas, prinsip menghormati kepentingan stakeholders,

prinsip kepatuhan hukum, prinsip kepatuhan terhadap hukum adat internasional,

prinsip transparansi, prinsip menghormati hak azasi manusia, prinsip memberi

komitmen untuk kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan serta memegang teguh

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

f. Program Corporate Social Responsibility (CSR) Melalui Pola Kemitraan

Kartini (2008:117) menjelaskan bahwa “melalui pola kemitraan masing-

masing pihak yang terdiri atas perusahaan, pemerintah, lembaga pendidikan, dan

masyarakat mempunyai kompetensi yang bisa saling berkolaborasi”. Perusahaan

sebagai entitas bisnis memiliki suatu infrastruktur bisnis dan keuntungan bisnis

dalam artian keuntungan itu bisa bisa ditransfer untuk kepentingan masyarakat

dalam bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) yang tepat sasaran.

Kemudian ada pemerintah yang berperan sebagai win-win solution bagi pola

kemitraan ini. Selanjutnya pemerintah juga mempunyai program-program

kemasyarakatan yang bisa disinergiskan dengan program Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan.

Lembaga pendidikan yang diwakili oleh perguruan tinggi yang jelas-jelas

mempunyai sumber daya yang sangat luar biasa seperti ide-ide inovatif,

perangkat-perangkat pengetahuan, dan metode-metode penelitian yang bisa

dikontribusikan untuk kepentingan masyarakat. Selain itu, masyarakat yang

diwakili oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga bisa memberikan


21

masukan terkait program Corporate Social Responsibility (CSR) yang akan

dilaksanakan mengingat program Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut

ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bila pola kemitraan ini jalan secara terpadu, terintegrasi dan bermuatan

demi kepentingan masyarakat, efeknya bisa sangat luar biasa untuk pengurangan

kemiskinan dan pengangguran yang nantinya turut meningkatakan kesejahteraan

masyarakat.

Kartini (2008:117) menjelaskan beberapa program Corporate Social

Responsibility (CSR) melalui pola kemitraan sebagai berikut:

1) Program CSR pengurangan kemiskinan masyarakat


Untuk mengatasi kemiskinan, maka dapat dikembangkan program
capacity building, program filantropi stratejik dan community
development dalam bentuk program Daerah Binaan. Program ini tentu
saja melibatkan semua pihak yang terlibat di pola kemitraan dengan
tingkat partisipasi yang telah diatur dan disesuaikan dengan program
yang rinci. Penentuan Daerah Binaan didasarkan pada hasil keputusan
Badan Perencana CSR yang terdiri dari perusahaan, pemerintah,
lembaga pendidikan, dan masyarakat. Bila Daerah Binaan sudah
ditentukan, maka kepada Daerah Binaan tersebut diberi paket program
CSR yang meliputi:
(a) Program Micro Financing Perorangan
(b) Program Micro Financing Kelompok
(c) Program Pelatihan Pengusaha Mandiri
(d) Program Pemberian Beasiswa
(e) Program Penguatan Infrastruktur Bisnis Komunitas
(f) Program Filantropi Stratejik
2) Pengurangan Pengangguran Terutama untuk Calon-calon Sarjana yang
berasal dari Perguruan Tinggi yang ada di Kota/Kabupaten.
Untuk calon-calon sarjana ini diperlukan kombinasi antara program
yang berbentuk capacity building, micro finance, filantropi, dan
infatrepreneur. Berikut program-program yang diharapkan strategi serta
jitu untuk direalisasikan:
(a) Program CSR Infantrepreneur
(b)Program CSR untuk Anak Muda Berbakat dan Berpotensi Tinggi
(c) Program Perekrutan Tenaga Kerja Satu Atap.
22

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

mengkolaborasikan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemerintah,

lembaga pendidikan, dan masyarakat melalui program Corporate Social

Responsibility (CSR) pola kemitraan diharapkan masalah kemiskinan dan

pengangguran dapat teratasi. Melalui program Corporate Social Responsibility

(CSR) pola kemitraan, diharapkan dapat dilaksanakan program-program

Corporate Social Responsibility (CSR) yang tepat sasaran dan mampu

memberdayakan masyarakat sehingga mampu menciptakan masyarakat yang lebih

sejahtera.

g. Subjek Inti Corporate Social Responsibility (CSR)

ISO 26000 Guidance on Social Responsibility ( 2010:19) menjelaskan

tujuh subjek inti dan isu yang terkait dengan tanggung jawab sosial. Tiap subjek

mengandung informasi mengenai lingkup, kaitan dengan tanggung sosial, prinsip

dan pertimbangan terkait, serta kegiatan dan harapan untuk subjek tersebut.

Berikut ketujuh subjek inti yang dibahas di dalam ISO 26000:

1) Tata Kelola Organisasi (Organizational Governance)


Tata kelola organisasi adalah sistem yang dibuat dan dijalankan oleh
sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Sistem tata kelola dapat
bervariasi, tergantung pada jenis dan ukuran organisasi serta konteks
ekonomi, politik, budaya, dan sosial dimana mereka beroperasi.
Meskipun berbagai proses dan struktur tata kelola memiliki bentuk yang
berbeda-beda, baik formal dan informal, semua organisasi membuat dan
mengimplementasikannya dalam sebuah sistem tata kelola. Sistem tata
kelola dalam organisasi diarahkan oleh orang atau sekelompok orang
yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk mengejar tujuan
organisasi.
2) Hak Asasi Manusia (Human Rights)
Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan menghormati
hak asasi manusia dalam menjalankan kegiatan operasinya serta dalam
lingkup pengaruh yang lebih luas. Hak asasi manusia dalam ISO 26000
bersifat dimiliki dan melekat pada semua orang (inheren), tidak ada
23

pihak manapun baik itu pemerintah atau pihak lain yang dapat mencabut
atau menghilangkan (inaliable), berlaku untuk semua orang dan semua
kalangan (universal), tidak ada satu hak pun yang dapat diabaikan
(indivisible), pemenuhan hak tertentu terkait dengan pemenuhan hak
lainnya.
3) Praktik Ketenagakerjaan (Labour Practices)
Praktek ketenagakerjaan termasuk perekrutan dan promosi pekerja,
disiplin dan keluhan prosedur, transfer dan relokasi pekerja, pemutusan
hubungan kerja, pelatihan dan pengembangan keterampilan, kesehatan
dan keselamatan kerja, dan setiap kebijakan atau praktik yang
mempengaruhi kondisi kerja dalam waktu kerja tertentu, dan remunerasi.
4) Lingkungan (The Environment)
Perusahaan harus menyadari bahwa tanggung jawab lingkungan adalah
bagian dari tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Untuk mengatasi masalah lingkungan perusahaan dapat
meningkatkan kinerja lingkungan dengan cara:
(a) Pencegahan polusi
(b) Sumber daya berkelanjutan
(c) Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
(d) Perlindungan lingkungan, keanekaragaman hayati dan habitat
alami.
5) Praktik Operasi yang Adil (Fair Operating Procedures)
Praktek operasi yang adil menyangkut etika hubungan suatu organisasi
dengan organisasi lainnya. Praktek operasi yang adil meliputi:
(a) Anti Korupsi
(b) Keterlibatan politik yang bertanggung jawab
(c) Persaingan yang sehat
(d) Promosi tanggung jawab sosial dan value chain.
(e) Penghormatan terhadap hak cipta
6) Konsumen (Consumer Issues)
Masalah konsumen yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
antara lain, praktik pemasaran yang adil, perlindungan kesehatan dan
keselamatan, konsumsi berkelanjutan, penyelesaian sengketa dan ganti
rugi, perlindungan informasi dan privasi, akses ke produk dan layanan
penting, pendidikan dan penyadaran.
7) Keterlibatan dan Pengembangan Masyarakat (Community Involvement
and Development)
Pelibatan dan pengembangan masyarakat mencakup:
(a) Keterlibatan masyarakat
(b) Pendidikan dan kebudayaan
(c) Penciptaan lapangan kerja dan peningkatan keterampilan
(d) Pengembangan dan akses atas teknologi
(e) Kesejahteraan dan peningkatan pendapatan
(f) Kesehatan
(g) Investasi sosial.
24

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek inti Corporate

Social Responsibility (CSR) mencakup tata kelola organisasi (organizational

governance), hak asasi manusia (human rights), praktik ketenagakerjaan (labour

practices), lingkungan (the environment), praktik operasi yang adil (fair operating

procedures), isu konsumen (consumer issues), keterlibatan dan pengembangan

masyarakat (community involvement and development).

h. Dimensi Corporate Social Responsibility (CSR)

Mardikanto (2014:142-151) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi

utama Corporate Social Responsibility (CSR), ketiga dimensi tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Dimensi Ekonomi
Pemahaman terhadap dimensi ekonomi CSR meliputi tata kelola
perusahaan, perlindungan konsumen, dan etika investasi.
(a) Tata Kelola Perusahaan
Peraturan tata kelola sangat bervariasi sesuai dengan ukuran
perusahaan, kondisi ekonomi, konteks politik, dan lingkungan sosial
dimana perusahaan beroperasi.
Tata kelola perusahaan memberikan kontribusi untuk:
(1)Membuat dan mempromosikan lingkungan di mana prinsip-prinsip
akuntabilitas, transparansi, perilaku etis, menghormati kepentingan
pihak terkait, dan aturan hukum diterapkan.
(2)Membangun sistem insentif ekonomi dan non-ekonomi yang
dihubungkan dengan kinerja dalam tanggung jawab sosial.
(3)Memanfaatkan sumber daya keuangan, alam, dan kemanusiaan
secara efisien.
(b) Perlindungan Konsumen
Usaha yang mengenalkan produk, atau memberikan jasa bagi
konsumen, pelanggan, dianggap bertanggung jawab terhadap para
pelanggan, dan konsumen. Sesuai dengan tanggung jawab sosial,
perlindungan konsumen berhubungan dengan praktik pemasaran
yang adil, perlindungan kesehatan dan menjamin keamanan dan
konsumsi berkelanjutan, penyelesaian konflik dan ganti rugi,
perlindungan informasi atau privasi, dan pencapaian pelayanan dasar
dan produk.
25

(c) Etika Investasi


Investasi etis adalah jenis investasi yang mempertimbangkan nilai-
nilai etika perusahaan, dan efek mereka untuk membuat keputusan
investasi. Ada beberapa jenis investasi etika, namun berikut adalah
yang paling umum:
(1) Investasi yang didasarkan pada Screening Negative
(2) Invetasi yang didasarkan pada Screening Positive
(3) Investasi yang didasarkan pada Corporate Engagement
(4) Investasi kombinasi
(5) Standar menentukan investasi etis
2) Dimensi Sosial
Dimensi sosial mencakup:
a. Kerja Adil dan Praktik Kerja
Faktor utama perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan
kerja, dan yang berkontribusi untuk membangun tempat kerja yang
efektif dan produktif, meliputi:
(1) Hidup yang layak dan tingkat keamanan ekonomi
(2) Kepemimpinan yang menghargai karyawan berdasarkan
prestasi
(3) Lingkungan kerja yang aman dan sehat
(4) Saling percaya antara pengusaha dan karyawan
(5) Promosi inisiatif dan inovasi
(6) Kesempatan untuk memanfaatkan dan mengembangkan
keterampilan.
b. Kontribusi terhadap masyarakat setempat
Perusahaan berkomitmen untuk tanggung jawab sosial dalam
derajat yang berbeda, dengan berfokus pada bidang-bidang berikut:
(1) Kerja amal
(2) Pengembangan perkotaan melalui kemitraan dengan
pemerintah
(3) Investasi pada perusahaan bisnis lokal
(4) Proyek karyawan berorientasi
3) Dimensi Lingkungan
Dimensi lingkungan untuk perusahaan yang bertanggungjawab sosial,
didefinisikan sebagai kewajiban perusahaan terhadap dampak lingkungan
yang dihasilkan dari operasi dan produk, menghilangkan emisi limbah,
mencapai efisiensi maksimum, dan produktivitas tergantung pada sumber
daya yang tersedia.
Unsur-unsur utama dari tanggung jawab lingkungan meliputi:
(a) Mengadopsi kinerja lingkungan spesifik, aturan dan standar
pengukuran untuk operasi dan manajemen, yang dikenakan derajat
maksimal perlindungan lingkungan.
(b) Memfasilitasi teknologi pengembangan lingkungan.
(c) Mempromosikan kesadaran lingkungan.
(d) Membuka saluran negosiasi dengan pihak terkait, dan berkomunikasi
dengan pihak-pihak tersebut tentang masalah lingkungan.
26

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dimensi Corporate Social

Responsibility (CSR) terdiri atas dimensi ekonomi yang mencakup tata kelola

perusahaan, perlindungan konsumen, dan etika ivetasi, dimensi sosial yang

mencakup kerja adil dan praktik kerja, dan kontribusi terhadap masyarakat

setempat, serta dimensi yang terkahir adalah dimensi lingkungan yang

menyangkut tentang pengelolaan dampak negatif aktivitas perusahaan terhadap

lingkungan.

Dari tiga dimensi tersebut, hanya ada dua dimensi yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

dimensi sosial dan lingkungan yang mencakup lima bidang yaitu pendidikan,

ekonomi, kesehatan, life skill, dan lingkungan. Kelima bidang tersebut yang

dijadikan indikator Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini.

Hal tersebut disebabkan karena penelitian ini mencoba mencari tahu pengaruh

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan

berdasarkan persepsi masyarakat. Sehingga program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang diteliti hanya mencakup program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang berdampak langsung terhadap masyarakat di sekitar

perusahaan yaitu pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

dimensi sosial dan lingkungan.

i. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)


Wibisono (2007:78) memaparkan bahwa manfaat yang diperoleh
perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
sebagai berikut:
27

1) Mempertahankan dan mendongkrak citra perusahaan.


2) Layak mendapatkan social license to operate.
3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4) Melebarkan akses sumber daya.
5) Membentangkan akses menuju pasar.
6) Mereduksi biaya
7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
8) Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10) Peluang mendapatkan penghargaan.

Survei yang dilakukan oleh The Apen Institute dalam Mardikanto

(2014:130) menghasilkan jenjang manfaat Corporate Ssocial Responsibility

(CSR) bagi perusahaan sebagai berikut:

1) Reputasi atau citra publik yang semakin membaik.


2) Memperbesar loyalitas pelanggan.
3) Meningkatkan kepuasan dan produktivitas tenaga kerja.
4) Meminimalisasi masalah yang berkaitan dengan hukum atau peraturan.
5) Kepercayaan pasar untuk jangka panjang.
6) Memperbaiki kesehatan dan kekuatan masyarakat.
7) Meningkatkan pendapatan.
8) Berkurangnya biaya modal.
9) Lebih mudah mengakses ke pasar internasional.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat yang

diperoleh oleh perusahaan dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah meningkatkan citra perusahaan, mendapatkan social license to

operate, mereduksi risiko bisnis, melebarkan akses sumber daya, membentangkan

akses menuju pasar, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholder

dan regulator, memperbesar loyalitas pelanggan, meningkatkan semangat dan

produktivitas karyawan, serta peluang mendapatkan penghargaan.


28

2. Citra Perusahaan

a. Definisi Citra Perusahaan

Konsep citra dalam dunia bisnis telah berkembang dan menjadi perhatian

bagi setiap perusahaan. Citra yang baik dari suatu perusahaan akan mempunyai

dampak yang menguntungkan, sedang citra yang kurang baik akan menimbulkan

kerugian bagi perusahaan. Citra merupakan salah satu asset terpenting yang

dimiliki oleh suatu perusahaan.

Bernays dalam Arifin (2015:131) menyatakan bahwa:

Citra adalah kesatuan mental atau interpretasi sensual (pengindraan),


sebuah persepsi tentang seseorang atau sesuatu hal yang dikonstruksi
secara deduktif, didasarkan kepada bukti yang tersedia secara nyata atau
imajinasi, dikondisikan oleh adanya kesan, kepercayaan, gagasan, dan
emosi. Citra merupakan refleksi dan realitas atau merupakan sesuatu yang
fana dan tidak berdasar, sehingga citra berbeda dengan realitas. Citra juga
merupakan suatu istilah yang telah dipakai secara universal dan dapat
diaplikasikan kepada masyarakat.

Kriyantono (2007:8) menjelaskan bahwa:

Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang
perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut
pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan,
atau perilaku individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya
persepsi akan memengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral atau
memusuhi.

Kotler dalam Kriyantono (2007:7) secara luas mendefinisikan citra

sebagai:

Jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan


yang dipunyai seseorang pada suatu objek. Objek yang dimaksud bisa
berupa orang, organisasi, kelompok orang atau yang lain yang dia ketahui.
Jika objek itu berupa organisai, berarti seluruh keyakinan, gambaran dan
kesan atas organisasi dari seseorang merupakan citra.
29

Jefkins (2003:20) mengungkapkan bahwa:

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Jadi
bukan hanya citra atas produk dan pelayanannya.

Canton dalam Soemirat dan Ardianto (2005:111) mengatakan bahwa citra

merupakan:

Image the impression, the feeling, the conception which the public has a
company;a concioussly created impression of an object, person or
organization.
Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan;
kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi.

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa

citra perusahaan adalah gambaran ataupun persepsi yang ada di benak publik

terhadap perusahaan berdasarkan bukti yang tersedia secara nyata.

b. Proses Pembentukan Citra

Citra sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh persepsi dan juga

anggapan masyarakat mengenai perusahaan tersebut, sehingga apabila persepsi

masyarakat baik maka baik pula citra perusahaan tersebut. Citra dapat diukur

melalui pendapat, kesan, atau respon seseorang, dengan tujuan untuk mengetahui

secara pasti apa yang ada di setiap pikiran individu mengenai suatu objek tertentu,

bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau tidak sukai dari

objek tersebut.

Menurut Jefkins (2003:20) citra perusahaan merupakan citra dari

organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra atas produk dan

pelayanannya. Lebih lanjut Jefkins menjelaskan bahwa citra perusahaan terbentuk


30

oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan antara

lain:

1) Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang.


2) Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya.
3) Keberhasilan ekspor.
4) Hubungan industri yang baik.
5) Reputasi sebagai pencipta lapangan pekerjaan dalam jumlah besar.
6) Kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial.
7) Komitmen mengadakan riset.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan

citra perusahaan sangat dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap

perusahaan. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan antara lain

sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan di bidang

keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang

baik, reputasi sebagai pencipta lapangan pekerjaan dalam jumlah besar, kesediaan

turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset.

c. Elemen Citra Perusahaan

Informasi terkait citra perusahaan secara lengkap sangat dibutuhkan oleh

perusahaan. Informasi yang lengkap tersebut dimaksudkan sebagai informasi yang

dapat menjawab kebutuhan dan keinginan objek sasaran. Menurut Harrison

(2004:71) informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan dan dapat digunakan

untuk menilai citra perusahaan terdiri dari empat elemen yaitu:

1) Personality
Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran
(pengetahuan yang dimiliki oleh publik mengenai perusahaan) seperti
perusahaan yang dapat dipercaya, dan perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial.
31

2) Reputation
Hal yang dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan
transaksi sebuah bank.
3) Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan, dengan kata lain budaya
perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan
yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.
4) Corporate Identity
Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran
perusahaan seperti logo, warna dan slogan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa citra

perusahaan dapat dinilai berdasarkan empat elemen yaitu personality, reputation,

value, dan corporate identity. Keempat elemen tersebut yang akan digunakan

sebagai indikator citra perusahaan dalam penelitian ini.

d. Manfaat Citra Bagi Perusahaan

Adapun manfaat dari citra yang baik bagi perusahaan menurut Sutojo

(2004:3-7) yaitu :

1) Meningkatkan daya saing jangka menengah dan panjang (mid and long
term sustainable competitive position)
Citra organisasi yang kuat dapat menimbulkan kepribadian yang khas
pada perusahaan atau organisasi tersebut sehingga dengan adanya
kepribadian yang khas dari perusahaan atau organisasi ini, tidak mudah
ditiru oleh perusahaan atau organisasi lainnya meskipun memiliki
segmen pasar yang sama dengan perusahaan atau organisasi lainnya.
2) Menjadi perisai selama masa krisis (an insurance for adverse time)
Perusahaan yang mempunyai citra yang baik di mata masyarakat tidak
perlu khawatir ketika menghadapi masa krisis, karena publik akan
memahami situasi atau keadaan yang dihadapi oleh perusahaan karena
kelalaian dan justru sering kali publik ikut membantu perusahaan atau
organisasi tersebut.
3) Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executives
available)
Dengan adanya citra yang positif di mata publik, hal ini dapat
membantu perusahaan dalam mencari eksekutif handal karena tenaga
kerja yang handal ini tentu mencari perusahaan yang dinilai dapat
memberikan keuntungan bagi siapa saja yang terlibat dalam aktivitas
perusahaan.
32

4) Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (increasing the


effectiveness of marketing instruments)
Citra perusahaan atau organisasi yang baik tentunya dapat
meningkatkan efektivitas strategi pemasaran suatu produk. Seperti
contoh harga barang perusahaan A lebih mahal daripada perusahaan B,
namun perusahaan A sudah lama dikenal masyarakat daripada
perusahaan B yang baru muncul, maka konsumen akan lebih loyal
membeli produk dari perusahaan A yang lebih mahal namun telah
dikenalnya.
5) Penghematan biaya operasional (cost savings)
Perusahaan dengan citra yang baik memberi manfaat bagi perusahaan
tentunya hal ini dapat menekan biaya dalam merekrut atau lebih mudah
menarik eksekutif handal, karena eksekutif handal tidak memerlukan
pelatihan yang khusus sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat citra

bagi perusahaan adalah meningkatkan daya saing untuk jangka panjang dan

jangka menengah, menjadi perisai selama masa kritis, menjadi daya tarik

eksekutif handal, meningkatkan efektivitas strategi pemasaran dan penghematan

biaya operasional.

3. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indarwati (2007) yang

bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara Corporate Social Responsibility

(CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT Unilever Indonesia Tbk dimana

variabel x dalam penelitian tersebut adalah Corporate Social Responsibility (CSR)

dengan indikator yaitu building human capital, strengthening economic, assessing

social chesion, encouraging good governance, protecting the environment, dan

variabel y adalah Citra Perusahaan yang diukur dengan indikator, kesediaan turut

memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset. Populasi dalam

penelitian tersebut adalah 1554 warga yang mengikuti Surabaya Green and Clean

2006 di Surabaya, dan yang menjadi sampel adalah 320 warga yang mengikuti
33

kegiatan tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner,

dan menggunakan analisis data yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji

hipotesis, dan uji korelasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki hubungan yang signifikan

dengan Citra Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk.

Persamaan penelitian Indarwati (2007) dengan penelitian ini adalah pada

variabel yang digunakan yakni Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra

Perusahaan. Perbedaannya terletak pada indikator variabel yang digunakan.

Dalam penelitian Indarwati (2007) indikator Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah building human capital, strengthening economic, assessing social

chesion, encouraging good governance, protecting the environment (CSR)

sedangkan dalam penelitian ini indikator Corporate Social Responsibility (CSR)

terdiri dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, Life Skill, dan Lingkungan. Dalam

penelitian Indarwati (2007) indikator Citra Perusahaan terdiri dari kesediaan turut

memikul tanggung jawab soial, dan komitmen mengadakan riset. Sedangkan

indikator Citra Perusahaan dalam penelitian ini terdiri dari personality,

reputation,value dan corporte identity.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ulva (2012) yang bertujuan

mencari tahu pengaruh pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

terhadap Citra Perusahaan pada PT International Nickel Indonesia Tbk dimana

variabel x dalam penelitian tersebut adalah program-program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang menyangkut enam sektor yaitu, pendidikan, kesehatan,

UMKM, pertanian, prasarana, dan sosial budaya serta variabel y yaitu Citra
34

Perusahaan dengan indikator yang digunakan adalah kesediaan turut memikul

tanggung jawab sosial, sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,

reputasi sebagai pencipta lapangan pekerjaan dalam jumlah besar, komitmen

mengadakan riset. Populasi dalam penelitian tersebut adalah masyarakat yang

berada di Sorowako, dan Malili, Kabupaten Luwu Timur, sedangkan yang

menjadi sampel adalah 60 warga Sorowako, dan 40 warga Malili. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dan menggunakan analisis

data yang terdiri dari analisis kuantitatif (uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi

klasik), analisis regresi berganda, dan pengujian hipotesis. Hasil yang diperoleh

dalam penelitian tersebut secara simultan bahwa variabel sektor pendidikan,

sektor kesehatan, UMKM, sektor pertanian, sektor prasarana, dan sektor sosial

budaya berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan. Dan secara parsial, hasil

yang diperoleh adalah hanya variabel sektor pendidikan, sektor kesehatan,

UMKM, dan sektor sosial budaya yang berpengaruh secara signifikan terhadap

citra perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulva (2012) mempunyai kesamaan dengan

penelitian ini yakni mencari tahu pengaruh antara Corporate Social Responsibility

(CSR) terhadap Citra Perusahaan. Perbedaannya terletak pada variabel x yang

digunakan dimana pada penelitan yang dilakukan oleh Ulva (2012) yang menjadi

variabel x adalah pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang terdiri

dari (X1) pendidikan, (X2) kesehatan, (X3) UMKM, (X4) pertanian, (X5)

prasarana, dan (X6) sosial budaya, sedangkan dalam penelitian ini variabel x

adalah pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan indikator yang


35

terdiri pendidikan, kesehatan, ekonomi, Life Skill, dan Lingkungan. Selain itu,

juga terdapat perbedaaan dalam indikator Citra Perusahaan, dimana dalam

penelitian Ulva (2012) indikator Citra Perusahaan terdiri dari kesediaan turut

memikul tanggung jawab sosial, sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang

gemilang, reputasi sebagai pencipta lapangan pekerjaan dalam jumlah besar, dan

komitmen mengadakan riset. Sedangkan dalam penelitian ini, indikator Citra

Perusahaan terdiri dari personality, reputation, value, dan corporate identity.

B. Kerangka Pikir

Perusahaan berusaha melibatkan diri untuk mengatasi permasalahan sosial

dan lingkungannya dengan melaksanakan program Corporate Social

Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan

kewajiban perusahaan untuk bertanggung jawab terkait dampak operasi dan

aktivitas perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang

transparan dan etis, dengan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan,

dan memperhitungkan harapan para stakeholder. Keberhasilan program

Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat dari persepsi masyarakat

terhadap kegiatan-kegiatan dari program Corporate Social Responsibility (CSR)

yang dilaksanakan perusahaan, yang dalam penelitian ini terdiri dari dua dimensi

yaitu dimensi sosial dan dimensi lingkungan yang mencakup lima bidang yaitu

pendidikan, ekonomi, kesehatan, life skill, dan lingkungan. Persepsi yang baik

dari masyarakat terhadap program tersebut akan memberi dampak positif terhadap

perusahaan, salah satunya adalah dapat meningkatkan citra perusahaan.


36

Citra perusahaan adalah gambaran ataupun persepsi yang ada di benak

publik terhadap perusahaan berdasarkan bukti yang tersedia secara nyata. Citra

sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh persepsi dan juga anggapan

masyarakat mengenai perusahaan tersebut, sehingga apabila persepsi masyarakat

baik maka baik pula citra perusahaan tersebut. Citra Perusahaan dapat dinilai

berdasarkan empat elemen yang digunakan sebagai indikator citra perusahaan

dalam penelitian ini yang terdiri dari personality, reputation, value, dan corporate

identity.

Chanafi, dkk (2015) mengemukakan bahwa “Program CSR yang

bermanfaat dan dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat akan menimbulkan

persepsi positif masyarakat terhadap perusahaan, yang kemudian berdampak

positif terhadap citra perusahaan tersebut”. Hubungan yang baik antara

perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya tentu akan terwujud jika

masyarakat memiliki citra yang positif mengenai perusahaan yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 1.

Pelaksanaan Corporate Social Citra Perusahaan


Responsibility (CSR) - Personality
- Pendidikan
- Reputation
- Ekonomi
- Kesehatan - Value
- Life Skill
- Corporate Identity
- Lingkungan

Gambar 1 Skema Kerangka Pikir


37

C. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah diduga bahwa pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) mempunyai pengaruh positif terhadap Citra

Perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Berdasarkan topik penelitian yang akan dibahas, maka variabel yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas (X) yaitu Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh

PT Vale Indonesia Tbk pada tahun 2015. Sedangkan yang menjadi variabel terikat

(Y) adalah Citra Perusahaan.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang mencoba

menggambarkan pengaruh Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

terhadap Citra Perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk dilihat dari persepsi

masyarakat. Penelitian ini mencoba mencari tahu pengaruh antara variabel

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam dua dimensi yaitu

dimensi sosial dan dimensi lingkungan yang terdiri dari lima bidang yaitu

pendidikan, ekonomi, kesehatan, life skill, dan lingkungan terhadap Citra

Perusahaan dalam lima aspek yang terdiri dari personality, reputation, value, dan

corporate identity.

Populasi dalam penelitian ini adalah 109.091 penduduk yang berada di

empat wilayah kecamatan terdampak operasi langsung PT Vale Indonesia Tbk

yaitu Kecamatan Nuha, Kecamatan Wasuponda, Kecamatan Towuti dan

Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur. Sampel dalam penelitian ini dipilih

38
39

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu proporsional stratified

random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 penduduk yang terdiri

dari 21 penduduk Kecamatan Nuha, 18 penduduk Kecamatan Wasuponda, 27

penduduk Kecamatan Towuti, dan 34 penduduk Kecamatan Malili. Penelitian ini

menggunakan data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan

data kuesioner. Untuk mengetahui pengaruh antara pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan, peneliti menggunakan analisis

regresi linear sederhana, analisis korelasi dan uji-t.

Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 2.
40

PT Vale Indonesia Tbk

Teknik pengumpulan data


Persepsi Masyarakat - Kuesioner

Corporate Social Responsibilty Citra Perusahaan


(CSR) - Personality
- Reputation
- Pendidikan - Value
- Ekonomi - Corporate Identity
- Kesehatan
- Life Skill
- Lingkungan

Analisis Data
- Analisis regresi linear
sederhana
- Analisis Korelasi
- Uji-t

Hasil dan Kesimpulan


Gambar 2 Desain Penelitian
41

B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.

1. Definisi Operasional

Penelitian yang akan dilakukan meliputi dua variabel. Berikut adalah

definisi dan indikator variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

a) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kewajiban PT Vale Indonesia

Tbk untuk bertanggung jawab terkait dampak operasi dan aktivitas

perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang

transparan dan etis, dengan berkontribusi terhadap pembangunan

berkelanjutan, dan memperhitungkan harapan para stakeholder. Indikator

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini

terdiri dari lima bidang yaitu, pendidikan, ekonomi, kesehatan, life skill, dan

lingkungan.

b) Citra Perusahaan adalah gambaran ataupun persepsi yang ada di benak

publik atau masyarakat terhadap PT Vale Indonesia Tbk berdasarkan bukti

yang tersedia secara nyata terkait pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR). Indikator Citra Perusahaan dalam penelitian ini terdiri

dari lima aspek yaitu personality, reputation, value, dan corporate identity.

2. Pengukuran Variabel

Variabel pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra

Perusahaan diukur dengan cara memberikan skor berdasarkan skala likert

terhadap sub indikator dari setiap indikator. Berikut adalah indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) dan Citra Perusahaan.


42

Tabel 2 Indikator Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)


Butir Soal
Variabel Indikator Sub Indikator
F UF
- Pemberian beasiswa
berprestasi
- Magang dan studi
banding pendidik
PAUD
- PRAKERIN siswa dan
mahasiswa 1, 2, 3, 4,
Pendidikan - Pelatihan
5,6
pengembangan karakter
tenaga pedidik
- Pembangunan dan
perbaikan gedung
PAUD
- Penyediaan sarana dan
prasarana PAUD
- Peningkatan
produktivitas pertanian,
perikanan dan kelautan
Pelaksanaan 7, 8, 9,
- Penyediaan sarana dan
Corporate 10,
Ekonomi prasarana pendukung 15
Social 11,12,
ekonomi pedesaan
Responsibility 13, 14
- Dukungan untuk
(CSR) UMKM dan Industri
Kreatif
- Peningkatan layanan
kesehatan 16, 17,
- Mengurangi angka 18, 19,
Kesehatan kematian ibu dan anak 23
20, 21,
- Mencegah penyakit 22
menular
- Peningkatan kapasitas
24, 25,
masyarakat
26, 27,
Life Skill - Meningkatkan
28
penghasilan
- Menjaga sumber air
- Mengelola limbah
Lingkungan - Mengelola lahan 29, 30,
31
tambang 32
- Penggunaan energi
terbarukan
Sumber: Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk, 2015
43

Tabel 3 Indikator Citra Perusahaan


Butir Soal
Variabel Indikator Sub Indikator
F UF
- Perusahaan yang
berkelanjutan
- Perusahaan yang peduli 33, 34,
Personality terhadap masyarakat 35
- Perusahaan yang peduli
terhadap lingkungan
- Menciptakan lapangan
pekerjaan dalam jumlah
besar
36, 37,
- Pengelolaan lingkungan
Reputation 38, 39
- Pemberdayaan masyarakat
Citra - Dapat dijadikan contoh
Perusahaan bagi perusahaan lain
- Mengutamakan nilai
kehidupan
- Kepedulian terhadap
40,
masyarakat
41,42, 44
Value - Menjaga kelestarian
43,
lingkungan
- Menjalin komunikasi yang
terbuka
- Logo
Corporate 46, 47 45
Identity - Slogan
Sumber: Harrison (2000:71)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini yakni skala likert. Menurut

Sugiyono (2014:93), “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan

skala ini, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel

dan indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang dapat mengandung

perbedaan nilai antara jawaban satu dengan jawaban lainnya.


44

Menurut Sugiyono (2014:93) “Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif”. Dalam penelitian ini untuk mengukur pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan digunakan skala likert 5 poin dengan

kategori jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Menurut Sugiyono (2014:102), terkait dengan pemberian bobot tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4 Pedoman Pemberian Bobot (Skor)

Pernyataan Positf (Favorable) Pernyataan Negatif (Unfavorable)

Pilihan Jawaban Bobot Pilihan Jawaban Bobot

Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1

Setuju 4 Setuju 2

Ragu_ragu 3 Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

Sumber: Sugiyono (2014:102)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 109.091 penduduk yang berada di

empat wilayah kecamatan terdampak operasi langsung PT Vale Indonesia Tbk

yaitu Kecamatan Nuha, Kecamatan Wasuponda, Kecamatan Towuti dan

Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan.


45

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dpilih berdasarkan metode Probability

Sampling dengan teknik pengambilan sampel Proporsional Stratified Random

Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk di empat wilayah

kecamatan terdampak operasi langsung PT Vale Indonesia Tbk dengan

berpedoman pada rumus Slovin dalam Noor (2010:159) yaitu sebagai berikut:

𝑁
𝑛 = 1+(𝑁 𝑥 𝑒 2 )

Di mana:

n = Jumlah elemen/anggota sampel


N = Jumlah elemen/Anggota Populasi
E =Error level (tingkat kesalahan) dimana dalam penelitian
ini digunakan 10% atau 0,1.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka ukuran sampel dapat dilihat

sebagai berikut ;
𝑁
𝑛 = 1+𝑁 𝑥 𝑒 2

109.091
𝑛= 1+109.091 (0,1)2

109.091
𝑛= 1091,91

𝑛 = 99,90

𝑛 = 100

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 100 orang, kemudian untuk memperoleh jumlah anggota sampel bertingkat

(berstrata) dilakukan dengan cara pengambilan sampel Proporsional Stratified

Random Sampling yaitu dengan rumus alokasi Proporsional:


46

𝑛 𝑁
𝑖= 𝑖 𝑥 𝑛
𝑁

Di mana:
𝑛𝑖 : Jumlah sampel pada masing-masing kecamatan
𝑁𝑖 : Jumlah populasi pada masing-masing kecamatan
𝑁 : Jumlah populasi secara keseluruhan
𝑛 : jumlah sampel dari populasi.

Maka jumlah sampel untuk masing-masing Kecamatan adalah sebagai

berikut :
23.082
Nuha = 109.091 . 100 = 21

19.848
Wasuponda = 109.091 . 100 = 18

29.536
Towuti = 109.091 . 100 = 27

36.625
Malili = 109.091 . 100 = 34

Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel rincian populasi dan sampel di empat

wilayah kecamatan terdampak operasi langsung PT Vale Indonesia Tbk sebagai

berikut:

Tabel 5 Rincian Populasi dan Sampel


Kecamatan Jumlah Populasi Jumlah Sampel

Nuha 23.082 21

Wasuponda 19.848 18

Towuti 29.536 27

Malili 36.625 34

Total 109.091 100


Sumber: Kabupaten Luwu Timur dalam Angka (diolah), 2012
47

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner. Menurut Sugiyono (2014:142), “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Teknik kuesioner digunakan untuk memperoleh gambaran atau respon

masyarakat. Untuk memperoleh gambaran atau respon tersebut maka peneliti

terlebih dahulu membuat item pertanyaan dalam bentuk lembaran untuk kemudian

diberikan kepada masyarakat. Data yang terkumpul melalui teknik kuesioner

selanjutnya akan diolah dalam teknik analisis data. Dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup yaitu responden mengisi

sendiri jawaban berdasarkan pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis variabel-variabel serta membuktikan hipotesis yang

diajukan, maka digunakan analisis data antara lain:

1. Uji Keabsahan Data

Uji data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi sehingga

karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami, untuk

menguji data dalam penelitian ini digunakan analisis sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data interval,

sehingga pengujian hipotesisnya menggunakan statistik parametris. Statistik

parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus
48

berdistribusi normal sehingga sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan

dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas data dimaksudkan untuk

mengetahui kenormalan data tentang komunikasi interpersonal sehingga dapat

dilanjutkan pada perhitungan statistik yang akan digunakan dalam pengujian

hipotesis.

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji One

Sample Kolmogorov Smirnov. Menurut Priyatno (2009:56) Residual berdistribusi

normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

b. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2014:121), “Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor

tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir

Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment sebagai berikut:

𝑛 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − ( 𝑋𝑖 )( 𝑌𝑖 )
𝑟𝑥𝑦 =
{𝑛 𝑋𝑖 2 − ( 𝑋𝑖 )2 }{𝑛 𝑌𝑖 2 − ( 𝑌𝑖 )2 }

Dimana:

𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara x dan y.


n : Jumlah responden uji coba
𝑋𝑖 𝑌𝑖 : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y.
𝑋𝑖 : Jumlah skor tiap-tiap item.
𝑌𝑖 : Jumlah skor total.
𝑋2 : Jumlah Kuadrat seluruh skor x.
𝑌2 : Jumlah Kuadrat seluruh skor y.
49

c. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (20114:121), “Instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan dana yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan

internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan

rumus Spearman Brown”. Adapun rumusnya sebagai berikut:


2𝑟
𝑟𝑖 = 1+𝑟𝑏
𝑏

Dimana:

𝑟𝑖 : reliabilitas internal seluruh instrumen.


𝑟𝑏 : korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.

2. Uji Hipotesis

Adapun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) terhadap Citra Perusahaan digunakan analisis regresi linear sederhana,

dengan menggunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2014:188) yaitu:

Ŷ = a+bX

Dimana:
Ŷ = variabel dependen (Citra perusahaan)
X = variabel independen (Corporate Social Responsibility)
a = nilai intercept (konstan)
b = koefisien regresi
50

e. Analisis Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui korelasi (keeratan hubungan) antara variabel X dan Y,

maka digunakan rumus yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment,

sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2014:183), sebagai berikut:

𝑛 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − ( 𝑋𝑖 )( 𝑌𝑖 )
𝑟𝑥𝑦 =
{𝑛 𝑋𝑖 2 − ( 𝑋𝑖 )2 }{𝑛 𝑌𝑖 2 − ( 𝑌𝑖 )2 }

Dimana:

r : Koefisien korelasi
n : Jumlah sampel yang diteliti
x : Variabel independen (corporate social responsibility)
y : Variabel dependen ( Citra Perusahaan)

Menurut Sugiyono (2014:184), untuk mengetahui hasil dari nilai korelasi

yang diperoleh apakah kuat atau lemah, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi


No Interval Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,199 Sangat Rendah
2 0,20 – 0,399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Sedang
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014:184)

f. Uji-t

Uji-t merupakan analisis untuk mengetahui signifikansi/keberartian

koefisien regresi sekaligus menguji hipotesis yang diajukan. Agar hasil yang

diperoleh regresi dapat dijelaskan hubungannya, maka hasil regresi tersebut akan

diuji menggunakan uji-t dengan derajat kepercayaan 0,01. Adapun rumus Uji-t

sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014:184) adalah:


51

𝑟 𝑛−2
t=
1−𝑟 2

Dimana:

t : Uji perbandingan (nilai t yang dihitung)


n : Jumlah Sampel
r : Nilai koefisien korelasi
𝑟2 : Koefisien determinan

Kriteria pengujian hipotesis menurut Sugiyono (2014:185) adalah sebagai

berikut:

1. 𝐻1 : Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Citra Perusahaan.

2. 𝐻0 : Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Citra Perusahaan.

3. Apabila taraf signifikan < 0,05 atau α 5% maka 𝐻1 diterima dan 𝐻0

ditolak. Hal ini berarti Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Citra Perusahaan.

4. Apabila taraf signifikan < 0,05 atau α 5% maka 𝐻1 ditolak dan 𝐻0

diterima. Hal ini berarti Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Citra

Perusahaan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT Vale Indonesia Tbk

PT Vale Indonesia Tbk mempunyai sejarah yang cukup panjang di

Indonesia. Diawali dengan eksplorasi di wilayah Sulawesi bagian timur pada

tahun 1920-an. Kegiatan eksplorasi, kajian dan pengembangan tersebut terus

dilanjutkan pada periode kemerdekaan dan selama masa kepemimpinan Presiden

Soekarno.

PT Vale Indonesia Tbk yang saat itu bernama PT International Nickel

Indonesia didirikan pada bulan Juli 1968. PT Vale Indonesia Tbk merupakan

perusahaan yang mendapat lisensi dari pemerintah Indonesia untuk melakukan

eksplorasi, penambangan, pengolahan dan produksi nikel, sebagai kontraktor

tunggal Pemerintah Indonesia di areal Kontrak Karya (KK), memiliki hak

eksklusif di beberapa wilayah yang telah ditentukan di Sulawesi untuk melakukan

eksplorasi, pengembangan, penambangan, pengolahan, penimbunan,

pengangkutan dan penjualan nikel maupun mineral lain terkait nikel yang terdapat

di areal KK. Sejak saat itu PT Vale Indonesia Tbk memulai pembangunan smelter

di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur.

Saat ini, PT Vale Indonesia Tbk beroperasi di Pulau Sulawesi di bawah

perjanjian Kontrak Karya (KK) dengan Pemerintah Indonesia pada areal Kontrak

Karya seluas hampir 118.435 hektar. Wilayah awal diperoleh pada 27 Juli 1968

untuk areal seluas 6,6 juta hektar di bagian timur dan tenggara Sulawesi. Luas

52
53

Konsesi PT Vale Indonesia Tbk kemudian berkurang menjadi 2,99%

akibat serangkaian pelepasan areal konsesi, terakhir kalinya saat

ditandatanganinya hasil renegosiasi KK pada 17 Oktober 2014.

KK awal berlaku hingga 31 Maret 2008. Melalui Perjanjian Perubahan dan

Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan Januari 1996, KK tersebut telah

diubah dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember 2025. Pada bulan

Oktober 2014, PT Vale Indonesia Tbk dan Pemerintah Indonesia mencapai

kesepakatan setelah renegosiasi KK dan berubahnya beberapa ketentuan di

dalamnya.

2. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai PT Vale Indonesia Tbk

Visi PT Vale Indonesia Tbk adalah menjadi perusahaan sumber daya alam

nomor satu di Indonesia yang menggunakan standar global dalam menciptakan

nilai jangka panjang, melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap

manusia dan alam.

Misi PT Vale Indonesia Tbk adalah mengubah sumber daya alam menjadi

kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan.

Nilai –Nilai PT Vale Indonesia Tbk mencakup:

a. Kehidupan adalah hal yang terpenting: Keselamatan jiwa lebih penting

daripada keuntungan materi semata.

b. Menghargai karyawan: Membimbing dan membuka peluang bagi

perkembangan individu, memberikan penghargaan terhadap prestasi seseorang

tanpa memandang latar belakang mereka, mendukung keberagaman dan

mengakui aspirasi serta kebutuhan individu.


54

c. Menjaga kelestariaan bumi: Komitmen terhadap pengembangan masyarakat,

lingkungan dan ekonomi dalam berbagai keputusan bisnis.

d. Melakukan hal yang benar: Mendukung kepercayaan yang didasarkan pada

komunikasi yang terbuka dan jelas, bertindak adil, penuh integritas dan tunduk

terhadap aturan hukum.

e. Bersama-sama menjadi lebih baik: Berjuang untuk terjalinnya kerja sama,

peningkatan dan inovasi yang terus menerus, penegakan disiplin kerja untuk

meningkatkan nilai-nilai jangka panjang.

f. Mewujudkan tujuan: Suka tantangan, kemampuan beradaptasi, bangga atas

prestasi dan apa yang telah dilakukan dalam membentuk dunia

3. Struktur Organisasi PT Vale Indonesia Tbk

Struktur organisasi PT Vale Indonesia Tbk terus-menerus mengalami

penyempurnaan sesuai dengan dinamika volume pekerjaan dan perkembangan

perekonomian nasional maupun internasional. Adapun struktur organisasi PT

Vale Indonesia Tbk dapat dilihat pada lampiran 3.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Penyajian Data

a. Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk


Tahun 2015

Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan PT

Vale Indonesia Tbk meliputi tiga dimensi yaitu dimensi ekonomi, dimensi sosial,

dan dimensi lingkungan. Dimensi ekonomi menyangkut tata kelola perusahaan,

perlindungan konsumen dan etika investasi. Dimensi sosial terkait dengan


55

partisipasi perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dimensi

lingkungan terkait dengan kewajiban perusahaan terhadap dampak lingkungan

yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan produksi perusahaan.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk yang

dibahas dalam penelitian ini hanya terdiri dari dua dimensi, yakni dimensi sosial

dan dimensi lingkungan di empat Kecamatan terdampak operasi langsung PT

Vale Indonesia Tbk yaitu Kecamatan Nuha, Wasuponda, Towuti dan Malili. Hal

ini disebabkan karena penelitian ini hanya membahas mengenai pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan berdasarkan

persepsi masyarakat dimana dimensi ekonomi yang menyangkut tata kelola

perusahaan, perlindungan konsumen, dan etika investasi tidak terkait langsung

dengan masyarakat umum.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk

dalam dimensi sosial diselaraskan dengan rencana pembangunan Pemerintah

Daerah, bersifat jangka panjang, dan memiliki roadmap lima tahunan. Program

Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam dimensi

sosial dikenal dengan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) yang

merupakan program kemitraan tiga pilar antara perusahaan, pemerintah daerah,

dan masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan masyarakat yang mandiri, sedangkan

dalam jangka panjang bertujuan untuk menyiapkan masyarakat Luwu Timur

memasuki ekonomi pasca tambang. Dalam penyusunan Rencana Pengelolaan

Sosial Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (RPS-PTPM) PT Vale


56

Indonesia Tbk dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menunjuk A+ CSR

Indonesia sebagai konsultan program pengembangan masyarakat dan melakukan

studi sosial di empat kecamatan terdampak operasi langsung sehingga

memperoleh konsep Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) yang

tepat. Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) difokuskan pada

peningkatan layanan pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan life skill.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk

dalam dimensi lingkungan dikenal dengan Program Pengendalian Dampak

Lingkungan yang merujuk pada peraturan lingkungan hidup diantaranya Peraturan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1 Tahun 2014 terkait

peningkatan nilai tambah mineral, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 4 Tahun 2014 tentang baku emisi. Disamping itu, PT Vale Indonesia Tbk

juga menyusun dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

yang didasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012

dan Nomor 17 Tahun 2012 yang mengatur penyusunan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL) serta Izin Lingkungan. PT Vale Indonesia Tbk

juga telah mengembangkaan sistem manajemen lingkungan yang terintegrasi

dengan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Sistem ini telah

dibuat sesuai dengan ISO 14001, namun pada saat ini belum memiliki sertifikasi.

Program Pengendalian Dampak Lingkungan bertujuan untuk meminimalisir

dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas operasi perusahaan sehingga

kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga. Kepatuhan pada peraturan lingkungan

secara langsung dipantau oleh Direktur Environment Health & Safety (EHS).
57

Program Pengendalian Dampak Lingkungan yang dilaksanakan oleh PT Vale

Indonesia Tbk terdiri dari menjaga sumber air, pengelolaan limbah , reklamasi

pasca tambang, dan pengembangan energi baru dan terbarukan.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk pada

tahun 2015 dijelaskan sebagai berikut.

1) Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia dalam


Dimensi Sosial

Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) sebagai program

Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam dimensi

sosial difokuskan pada peningkatan kualitas di bidang pendidikan, ekonomi,

kesehatan dan life skill. Keempat fokus program tersebut dijelaskan sebagai

berikut.

a) Pendidikan

Kondisi pendidikan di empat Kecamatan terdampak operasi langsung PT

Vale Indonesia Tbk dilihat dari tiga aspek yaitu pemerataan dan akses

pendidikan, mutu dan daya saing pendidikan, serta layanan pendidikan.

Pemerataan dan akses pendidikan di wilayah terdampak operasi PT Vale

Indonesia Tbk masih ditemukan beberapa kendala diantaranya faktor jarak dari

rumah ke sekolah dan minimnya sarana transportasi umum yang dapat

menjangkau beberapa daerah yang jauh dari sarana pendidikan, serta masih

ditemukan sejumlah ruang belajar dalam kondisi rusak, sehingga tidak dapat

berfungsi secara maksimal. Demikian halnya dengan mutu dan daya saing

pendidikan yang juga masih ditemukan beberapa kendala seperti masih rendahnya

kualitas peserta didik yang dilihat dari kurangnya keterampilan yang dimiliki
58

peserta didik, masih banyak peserta didik yang putus sekolah serta masih banyak

peserta didik yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yang

disebabkan karena masalah biaya. Selain itu, pada layanan pendidikan juga masih

ditemukan beberapa kendala seperti, terbatasnya kompetensi guru dalam

melaksanakan metodologi dan model pembelajaran modern, banyaknya guru yang

belum tersertifikasi serta masih terbatasnya penggunaan Information and

Communications Technology (ICT) untuk kegiatan pembelajaran disebabkan

antara lain karena kapasitas guru yang kurang memadai.

Dalam bidang pendidikan, PT Vale Indonesia Tbk menitikberatkan

kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Program di bidang

pendidikan mencakup pemerataan dan akses pendidikan berupa penyediaan sarana

prasarana dan pengelolaan PAUD, serta renovasi sekolah. Peningkatan mutu dan

daya saing pendidikan melalui pemberian beasiswa berprestasi, dan membuka

kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di PT Vale

Indonesia Tbk bagi siswa dan mahasiswa. Untuk meningkatkan layanan

pendidikan program yang diberikan antara lain program magang dan studi

banding bagi 518 tenaga pendidik PAUD dari 187 sekolah, dan pelatihan

pengembangan karakter yang diikuti oleh 550 peserta dari kalangan kepala

sekolah, guru, komite sekolah, dewan pendidikan dan pengawas pendidikan.

Program PTPM di bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia

Tbk dijelaskan sebagai berikut.


59

(1) Penyediaan Sarana dan Prasarana, serta Pengelolaan PAUD

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana,

serta pengelolaan PAUD. Program ini difokuskan pada PAUD disebabkan karena

masih banyaknya wilayah di empat kecamatan terdampak operasi langsung PT

Vale Indonesia Tbk yang belum memiliki gedung dan sarana prasarana PAUD

yang layak. Pada tahun 2015 PT Vale Indonesia Tbk melalui Program Terpadu

Pengembangan Masyarakat (PTPM) memberikan bantuan sarana dan prasarana

serta pengeloaan PAUD seperti pengadaan mobiler TK, pembangunan pagar

sekolah, penataan halaman PAUD, rehab WC TK, dan beberapa kegiatan lainnya.

Bantuan ini bertujuan untuk mengatasi kendala dalam pemerataan dan akses

pendidikan. Dengan adanya bantuan ini, siswa dan guru dapat melaksanakan

proses belajar mengajar dengan lebih baik dengan sarana prasarana yang

mendukung, kondisi gedung yang lebih layak, dan masalah jarak antara rumah

dan sekolah pun tidak menghalangi.

(2) Pemberian Beasiswa

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan berupa pemberian beasiswa

prestasi kepada siswa maupun mahasiswa asal Kabupaten Luwu Timur. Beasiswa

ini diberikan kepada siswa maupun mahasiswa asal Kabupaten Luwu Timur yang

dinyatakan lulus atas serangkaian seleksi yang dilakukan. Pada tahun 2015

pemberian beasiswa ini telah membantu 47 mahasiswa Kabupaten Luwu Timur

yang terdiri atas mahasiswa jenjang diploma (D3) delapan orang, jenjang S1

sebanyak 30 orang, jenjang S1 Keguruan lima orang, jenjang Pasca Sarjana dua

orang, jenjang Pasca Sarjana Spesialis Kedokteran 1 orang, dan Program Doktor
60

(S3) satu orang. Selain itu beasiswa juga diberikan kepada 70 pelajar Sorowako,

dan empat orang mahasiswa lokal yang sedang menempuh pendidikan kuliah di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta sembilan

mahasiswa lokal yang sedang menempuh pendidikan S1 lulusan Akademi Teknik

Sorowako di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya. Pemberian

beasiswa ini sebagai motivasi bagi siswa maupun mahasiwa Luwu Timur untuk

berprestasi dan diharapkan mampu meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan

di Kabupaten Luwu Timur sehingga mampu bersaing di kancah yang lebih luas

(3) Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bagi Siswa dan Mahasiswa

PT Vale Indonesia Tbk memberikan kesempatan kepada siswa ataupun

mahasiswa yang ingin melakukan PRAKERIN di perusahaan. PRAKERIN

diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dan memberikan pengalaman

kepada siswa ataupun mahasiswa khususnya di bidang industri sehingga

meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan serta berdampak positif dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Luwu Timur.

Dengan mengikuti PRAKERIN, siswa maupun mahasiswa dapat mengenal

dan memahami dasar – dasar pengetahuan yang telah dipelajari di bangku sekolah

maupun perkuliahan dengan dunia kerja secara komprehensif dan untuk

memperlihatkan secara langsung dunia kerja dengan segala aktivitas di dalamnya

baik secara administratif maupun operasional dengan pendekatan masing–masing

sesuai dengan bidangnya sehingga mampu mampu menciptakan siswa dan

mahasiswa yang berkualitas yang juga berdampak positif terhadap peningkatan

mutu dan daya saing pendidikan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.
61

(4) Program Magang dan Studi Banding Pendidik PAUD

Program magang dan studi banding diharapkan mampu meningkatkan

layanan pendidikan di Kabupaten Luwu Timur melalui peningkatakan kapasitas

pendidik. Dengan mengikuti program magang dan studi banding, para pendidik

diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam

melaksanakan proses belajar mengajar. Pada tahun 2015 program magang dan

studi banding diberikan kepada 504 tenaga pendidik PAUD (Pendidikan Anak

Usia Dini) dari 187 sekolah di TK (Taman Kanak-kanak) binaan PT Vale

Indonesia Tbk yang diikuti secara bergantian sejak September 2015.

Pendidik PAUD merupakan sasaran utama program ini disebabkan karena

untuk mendidik anak usia dini diperlukan beberapa keterampilan, terutama cara

berkomunikasi dan pendekatan kepada peserta didik. Dengan adanya program ini,

para pendidik dapat menggali cara-cara kreatif untuk mendidik siswa, terutama

cara komunikasi dan pendekatakan kepada peserta didik, mempelajari model

pembelajaran yang lebih efektif, serta mempelajari teknologi yang dapat

membantu proses pembelajaran terutama bagi pendidik yang mengajar di sekolah

yang baru dan letaknya terpencil.

(5) Pelatihan Pengembangan Karakter Bagi Tenaga Kependidikan

Pada tahun 2015 PT Vale Indonesia Tbk melalui Program Terpadu

Pengembangan Masyarakat (PTPM) menyelenggaran pelatihan pengembangan

karakter bagi tenaga pendidik dengan tema “Membangun Karakter Guru

Pemimpin” yang mendatangkan Erie Sudewo dari lembaga Character Building

Indonesia (CBI) sebagai pemateri. Pelatihan ini diikuti oleh 550 peserta yang
62

terdiri dari kalangan kepala sekolah, guru, komite sekolah, dewan pendidikan, dan

pengawas pendidikan.

Dengan memberikan pelatihan pengembangan karakter kepada tenaga

pendidik diharapkan bisa menjadi bekal bagi tenaga pendidik agar memiliki

pemahaman tentang karakter yang kuat karena merupakan panutan bagi siswa.

Pendidik memegang peranan penting untuk menyiapkan generasi muda yang

mandiri, unggul, dan siap menjadi pemimpin yang menginspirasi. Pendidik yang

mempunyai karakter yang kuat mampu meningkatkan layanan pendidikan yang

nantinya turut meningkatkan kualitas pendidikan.

(6) Renovasi Sekolah

PT Vale Indonesia Tbk juga memberikan bantuan berupa renovasi

sekolah. Pada tahun 2015 PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan renovasi

dua ruang kelas di SMP 1 Towuti. Selain itu, PT Vale Indonesia Tbk juga

memberikan bantuan renovasi laboratorium IPA di SMP 1 Wasuponda. Renovasi

sekolah ini diharapkan mampu meningkatkan kelancaran dalam proses belajar

mengajar dan membantu mengatasi masalah dalam pemerataan pendidikan.

Untuk merealisasikan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) di bidang pendidikan, PT Vale Indonesia Tbk mengeluarkan sejumlah

biaya. Biaya yang dikeluarkan PT Vale Indonesia Tbk di bidang pendidikan dapat

dilihat pada tabel 7.


63

Tabel 7 Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM)


Bidang Pendidikan Tahun 2015
Biaya
Persentase
No Kegiatan Sasaran (Dalam ribuan
(%)
Rupiah)
Penyediaan Sarana &
1. PAUD 3.535.316 49,10
Prasarana
2. Pemberian Beasiswa Siswa dan Mahasiswa 1.700.000 23,61

3. PRAKERIN Siswa dan Mahasiswa - -


Magang dan Studi
4. Guru PAUD 566.832. 7,87
Banding
Pelatihan Pengembangan
5. Tenaga Pendidik 663.660. 9,22
Karakter
6. Renovasi sekolah SMP 734.500 10,20

Jumlah 7.200.308 100,00


Sumber: Sustainability Report dan Data PMDM PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2015

Berdasarkan tabel 7, jumlah biaya yang dikeluarkan oleh PT Vale

Indonesia Tbk untuk mendanai Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) bidang pendidikan tahun 2015 sebesar Rp7.200.308.000,00. Penyediaan

sarana dan prasarana PAUD memperoleh biaya yang paling besar yaitu sebesar

Rp3.535.316.000,00 atau 49,10 persen dari jumlah biaya bidang pendidikan,

sedangkan program magang dan studi banding memperoleh jumlah biaya paling

rendah yaitu sebesar Rp 566.832.000,00 atau hanya 7,87 persen dari jumlah biaya

bidang pendidikan.

b) Ekonomi

Dilihat dari struktur ekonomi, selama ini struktur ekonomi Kabupaten

Luwu Timur sebagian besar didukung oleh industri pertambangan. Hasil kajian

yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk menyatakan bahwa bagi sejumlah

masyarakat yang berada pada kawasan lingkar tambang, pekerjaan menjadi

karyawan perusahaan dan kontraktor tambang merupakan pilihan utama yang


64

paling diminati, selain profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Umumnya

kalangan pemuda kurang tertarik untuk bekerja di sektor pertanian, karena

dianggap kurang menguntungkan. Meskipun anggapan ini lebih pada harapan

untuk bekerja di perusahaan dengan penghasilan relatif stabil dengan gaji tinggi

serta risiko rendah. Melihat kondisi tersebut, PT Vale Indonesia Tbk berupaya

membantu pemerintah daerah agar mampu memperluas kesempatan kerja dengan

cara meningkatkan kegiatan ekonomi di berbagai sektor.

Program PT Vale Indonesia Tbk di bidang ekonomi bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat prasejahtera dan kelompok rentan di sekitar

wilayah operasi Perseroan. Program berfokus pada aktivitas pertanian dan

perkebunan, perikanan, peternakan, serta UMKM dan Industri Kreatif. Salah satu

bantuan PT Vale Indonesia Tbk untuk mengembangkan usaha masyarakat adalah

dengan membentuk Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

(BP3K) model, dan pengadaan sarana prasarana infrastruktur pendukung ekonomi

pedesaan. Selain itu, PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan di sektor

pertanian dan perkebunan berupa penerapan System Rice Intensification (SRI),

dan pengadaan sarana prasarana pertanian, bantuan disektor perikanan berupa

pengadaan bibit ikan, dan alat tangkap nelayan, bantuan di sektor peternakan

berupa pengadaan hewan ternak, dan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) dan Industri Kreatif berupa bantuan sarana prasarana.

Beberapa program di bidang ekonomi yang dilaksanakan oleh PT Vale

Indonesia Tbk pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut:


65

(1) Pembentukan dan Pengembangan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan,


dan Kehutanan (BP3K) Model

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Model

dibentuk atas kerjasama antara PT Vale Indonesia Tbk dengan Badan Pelaksana

Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Luwu Timur.

Pembentukan BP3K bertujuan untuk membantu mengembangkan usaha

masyarakat khususnya dibidang pertanian dan perikanan melalui beberapa

kegiatan seperti program pertanian berkelanjutan, memberikan penyuluhan

pertanian, perkebunan dan perikanan, serta beberapa kegiatan lainnya.

(2) Pengadaan Sarana Dan Prasarana Infrastruktur Pendukung Ekonomi Pedesaan

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan berupa pengadaan sarana

dan prasarana infrastruktur pendukung ekonomi pedesaan seperti pengadaan

jembatan, lampu jalan, pemeliharaan badan jalan poros, pengadaan mesin diesel

dan instalasi listrik, pengairan, dan pembuatan plat duicker. Bantuan ini bertujuan

untuk membantu kelancaran kegiatan perekonomian di pedesaan yang juga

berdampak positif terhadap peningkatan penghasilan masyarakat.

(3) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pertanian

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan pengadaan sarana dan

prasarana pertanian berupa pengadaan alat-alat pertanian, pengadaan pupuk, dan

pengadaan bibit. Bantuan ini diharapkan mampu mengurangi biaya yang harus

dikeluarkan oleh petani, dan juga diharapkan mampu meningkatkan hasil panen

petani.
66

(4) Implementasi System Rice Intensification ( SRI) Organik

Dalam program System Rice Intensification ( SRI) organik, petani dilatih

untuk mengurangi ketergantungan pada kebutuhan sarana produksi melalui

pemanfaatan potensi yang ada di lingkungan sekitar, misalnya penggunaan

pestisida nabati dan mikroorganisme lokal (mol) sebagai nutrisi nabati serta

kompos sebagai pupuk organik. System Rice Intensification ( SRI) organik

bertujuan untuk mengurangi ketergantungann petani pada produk pabrikan seperti

pupuk dan pestisida. Kebutuhan terhadap pupuk dan pestisida kimia yang mahal

membuat para petani selalu menunggu bantuan dari pemerintah maupun

perusahaan. Dengan menerapkan System Rice Intensification ( SRI) organik petani

mampu membuat kompos sekaligus racun hama dari bahan alami yang jauh lebih

murah dan tentunya lebih ramah lingkungan.

(5) Memberikan Bantuan di Sektor Peternakan

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan di sektor peternakan berupa

pengadaan hewan ternak seperti ayam, itik, kambing, sapi, dan sebagainya.

bantuan ini bertujuan untuk menambah penghasilan masyarakat khusunya

masyarakat miskin dan kelompok rentan, Berkat bantuan tersebut, kini masyarakat

bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari hasil peternakan.

(6) Memberikan Bantuan di Sektor Perikanan

PT Vale Indonesia Tbk berusaha mengembangkan usaha masyarakat

dengan memberikan bantuan di sektor perikanan. Hal ini didukung karena

keempat kecamatan yang terdampak operasi langsung PT Vale Indonesia Tbk

memiliki potensi di sektor perikanan. Pada tahun 2015 PT Vale Indonesia Tbk
67

memberikan bantuan di sektor perikanan berupa pengadaan bibit ikan, pengadaan

alat dan bahan perikanan, sarana dan prasarana pendukung nelayan, pengadaan

mesin perahu, dan beberapa bantuan lainnya. Bantuan tersebut bertujuan untuk

membantu nelayan, dan masyarakat yang membudidayakan ikan karena mampu

mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dan membantu dalam meningkatkan

penghasilan.

(7) Bantuan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kreatif

PT Vale Indonesia Tbk berusaha untuk memberikan dukungan

kelembagaan ekonomi rakyat dengan memberikan bantuan untuk UMKM dan

indsutri kreatif. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia Tbk

terhadap UMKM dan industri kreatif antara lain, pengadaan sarana usaha kios/jual

barang campuran, bedah warung, pengadaan alat usaha kripik, pengadaan alat

usaha pandai besi, dan beberapa bantuan lainnya. Bantuan ini bertujuan untuk

meningkatkan penghasilan pelaku UMKM dan industri kreatif..

Untuk merealisasikan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) di bidang ekonomi, PT Vale Indonesia Tbk mengeluarkan sejumlah

biaya. Biaya yang dikeluarkan PT Vale Indonesia Tbk di bidang ekonomi dapat

dilihat pada tabel 8.


68

Tabel 8 Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM)


Bidang Ekonomi Tahun 2015
Biaya
Persentase
No Kegiatan Sasaran (Dalam ribuan
(%)
Rupiah)
1. Pembentukan BP3K Masyarakat rentan 3.401.198 35,44

2 Implementasi SRI Petani 640.018. 6,67


Pengadaan sarana dan
4 Petani 3.013.102,7 31,40
prasarana pertanian
Bantuan di sektor
5 Masyarakat rentan 331.855,4 3,46
Peternakan
Nelayan dan
6 Bantuan di sektor perikanan 240.285,5 2,50
budidaya perikanan
Bantuan untuk UMKM dan
7 Industri Kreatif Wirausaha 839.008,7 8,74

Sarana Prasarana Ekonomi Masyarakat


8 1.130.531. 11,78
Pedesaan Pedesaan
Jumlah 9.596.000 100,00
Sumber: Sustainability Report dan Data PMDM PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2015

Berdasarkan tabel 8, jumlah biaya yang dikeluarkan oleh PT Vale

Indonesia Tbk untuk mendanai Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) bidang ekonomi tahun 2015 sebesar Rp9.596.000.000,00. Pembentukan

BP3K memperoleh biaya yang paling besar yaitu sebesar Rp3.401.198.000,00

atau 35,44 persen dari jumlah biaya bidang ekonomi, bantuan di sektor perikanan

memperoleh biaya yang paling rendah yaitu Rp 240.285.000,00 atau hanya 2,50

persen dari jumlah biaya bidang ekonomi atau sebesar.

c) Kesehatan

Secara umum, derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Luwu Timur

dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang positif. Hal ini

mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan,

pola konsumsi gizi berimbang, sanitasi, dan kebersihan sekitar semakin

meningkat. Namun hal tersebut masih perlu untuk terus ditingkatkan mengingat
69

Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) bidang kesehatan merujuk

pada pencapaian Millennium Development Program (MDGs) dan persiapan

mendukung Sustainable Development Program (SDGs). Secara khusus,

keberhasilan program ini berdasarkan pada indikator kesehatan masyarakat di

Kabupaten Luwu Timur yaitu, peningkatan layanan kesehatan dan pemerataan

sarana dan prasarana kesehatan, mengurangi tingkat kematian anak dan

meningkatkan kesehatan ibu, serta mencegah penyakit menular.

Prioritas pembangunan bidang kesehatan yang dilakukan oleh PT Vale

Indonesia Tbk mengutamakan pada upaya preventif dan promotif tanpa

meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitasi. Dengan demikian, masyarakat

diharapkan dapat memperoleh tingkat kesehatan yang lebih baik. Untuk

meningkatkan layanan kesehatan dan pemerataan sarana prasarana kesehatan,

bantuan yang diberikan PT Vale Indonesia Tbk melalui Program Terpadu

Pengembangan Masyarakat (PTPM) antara lain pemberian subsidi bantuan di

Rumah Sakit INCO PT Vale Indonesia Tbk, pengadaan prasarana kesehatan

lingkungan, dan pengadaan sarana prasarana infrastruktur pendukung kesehatan.

Sedangkan untuk mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan

ibu, serta mencegah penyakit menular, kegiatan yang dilakukan PT Vale

Indonesia Tbk antara lain adalah promosi kesehatan berupa seminar dan

sosialisasi kesehatan.

Beberapa program di bidang kesehatan yang dilaksanakan oleh PT Vale

Indonesia Tbk pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut:


70

(1) Pemberian Subsidi Bantuan di Rumah Sakit INCO PT Vale Indonesia Tbk

PT Vale Indonesia Tbk memberikan subsidi bantuan biaya pengobatan di

Rumah Sakit INCO PT Vale Indonesia Tbk bagi masyarakat umum. PT Vale

Indonesia Tbk telah menyiapkan segala sesuatu termasuk sejumlah fasilitas dan

izin-izin yang diperlukan menjelang pelaksanaan BPJS Kesehatan di Rumah Sakit

Perseroan. Dengan adanya subsidi ini, diharapkan dapat membantu masyarakat

umum yang ingin mendapatkan pengobatan atau pelayanan kesehatan dengan

fasilitas yang memadai.

(2) Pengadaan Sarana Prasarana Kesehatan Lingkungan

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan pengadaaan sarana,

prasarana kesehatan lingkungan berupa pengadaan bak sampah, perbaikan MCK

dan jamban, dan sekolah sehat, serta pengadaan air bersih. Program ini bertujuan

untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya hidup

bersih dan sehat, serta membantu masyarakat yang kurang mampu unuk bisa

hidup bersih dan sehat.

Berkat bantuan ini kita bisa melihat sudah banyak bak sampah yang

berjejer di sepanjang jalan, dan hampir semua warga sudah mempunyai MCK dan

jamban. Beberapa daerah yang sulit untuk mengakses air bersih, PT Vale

Indonesia Tbk memberikan bantuan berupa pengadaan sarana air bersih.

Pengadaan sarana air bersih yang diberikan berupa sumur bor, dan sumur cincin.

Saat ini daerah-daerah yang sebelumnya sulit mendapatkan air bersih, maupun
71

fasilitas sosial seperti sekolah, puskemas dan pustu yang sebelumnya sulit

mendapatkan air bersih kini dengan mudah bisa memperoleh air bersih tersebut.

(3) Promosi Kesehatan

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tehadap kesehatan, Program

Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) mengadakan promosi kesehatan

berupa seminar dan sosialisasi kesehatan. Seminar dan sosialiasi kesehatan yang

dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia Tbk diantaranya seminar kesehatan ibu dan

anak, sosialisasi HIV/AIDS serta sosialisasi dan pengendalian demam berdarah

dengue (DBD). Seminar kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan oleh PT Vale

Indonesia Tbk bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya ibu

hamil untuk menjaga kesehatan kandungan dan meningkatkan kualitas asupan

makanan sehingga bisa menurunkan angka kematian ibu dan anak. Sosialisasi

dan pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) bertujuan untuk memberikan

informasi kepada masyarakat untuk mencegah DBD mengingat DBD merupakan

salah satu penyakit yang menular dan berbahaya. Sosialisasi HIV/AIDS bertujuan

untuk mengurangi jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Luwu Timur.

(4) Perbaikan Gizi

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan berupa pemberian makanan

tambahan bagi bayi, balita, dan lansia, serta pemeriksaan dan pelayanan gizi

lansia. Bantuan ini bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang baik

masyarakat.
72

(5) Pengadaan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Pendukung Kesehatan

PT Vale Indonesia Tbk memberikan bantuan berupa pengadaan sarana

prasarana infrastruktur pendukung kesehatan yang terdiri dari pembangunan

posyandu, rehab bangunan posyandu dan pustu, pengadaan mobiler posyandu,

pembangunan taman gizi, dan beberapa bantuan lainnya. Bantuan ini bertujuan

untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

Untuk merealisasikan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) di bidang kesehatan, PT Vale Indonesia Tbk mengeluarkan sejumlah

Biaya. Biaya yang dikeluarkan PT Vale di bidang kesehatan dapat dilihat pada

tabel 9.

Tabel 9 Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM)


Bidang KesehatanTahun 2015
Biaya
Persentase
No Kegiatan Sasaran (Dalam ribuan
(%)
Rupiah)
Subsidi biaya berobat di
1 Masyarakat Umum 7.745.600 60,51
RS Inco
Sarana Prasarana
2 Masyarakat Rentan 2.865.000 22,38
Kesehatan Lingkungan
3 Promosi Kesehatan Masyarakat Umum 426.156 3,33

4 Perbaikan Gizi Bayi, balita dan Lansia. 308.500 2,41


Sarana Prasarana
5 Pustu, Posyandu 1. 455.191,1 11,37
Pendukung Kesehatan
Jumlah 12. 800.447,1 100,00
Sumber: Sustainability Report dan Data PMDM PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2015

Berdasarkan tabel 9, jumlah biaya yang dikeluarkan oleh PT Vale

Indonesia Tbk untuk mendanai Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) bidang kesehatan tahun 2015 sebesar Rp12.800.447.100,00. Subsidi

biaya berobat di RS Inco memperoleh dana yang paling besar yaitu sebesar

Rp7.745.600.000,00 atau 60,51 persen dari jumlah dana bidang kesehatan,


73

sedangkan program perbaikan gizi memperoleh jumlah dana paling rendah yaitu

sebesar Rp308.500.000,00 atau hanya 2,41 persen dari jumlah dana bidang

kesehatan.

d) Life Skill

Life skill atau keterampilan merupakan salah satu modal penting yang

diperlukan untuk mencari pekerjaan bahkan membuka usaha sendiri. Kurangnya

keterampilan membuat seseorang sulit untuk memperoleh penghasilan lebih. Di

Kabupaten Luwu Timur, sebagian besar kalangan pemuda sulit mendapatkan

pekerjaan di bidang industri ataupun membuka usaha. Hal ini disebabkan karena

kurangnya life skill yang dimiliki. Begitu juga dikalangan ibu rumah tangga,

sebagian besar hanya bekerja mengurus rumah tangga tanpa ada pekerjaan

tambahan.

Hal tersebut yang mendasari PT Vale Indonesia Tbk melaksanakan

berbagai pelatihan dan kursus untuk berbagai lapisan, kelompok dan usia.

Pelatihan dan kursus ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas masyarakat

dan bisa meningkatkan penghasilan masyarakat itu sendiri. Beberapa pelatihan

dan kursus yang diberikan seperti, pelatihan teknik perbengkelan, pelatihan

kerajinan tangan kelompok, pelatihan jahit menjahit, kursus mengemudi, pelatihan

alat berat, kursus komputer dan beberapa kursus dan pelatihan lainnya.

Pelatihan dan kursus ini sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama ibu

rumah tangga dan para pemuda. Ibu rumah tangga yang dulunya tidak mempunyai

pekerjaan selain mengurus rumah tangga kini bisa mendapatkan aktivitas

tambahan dan memperoleh keterampilan bahkan mampu memperoleh


74

penghasilaan. Para pemuda yang masih mencari pekerjaan juga bisa memperoleh

keterampilan dari pelatihan ini sehingga akan mempermudah dalam memperoleh

pekerjaan maupun membuka usaha sendiri. Tidak hanya itu, masyarakat yang

sudah mempunyai usaha juga bisa mengikuti pelatihan dan kursus ini untuk

mengembangkan keterampilan yang dimiliki dan meningkatkan kreativitas.

Untuk merealisasikan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) di bidang life skill, PT Vale Indonesia Tbk mengeluarkan sejumlah biaya.

Biaya yang dikeluarkan PT Vale Indonesia Tbk di bidang life skill dapat dilihat

pada tabel 10.

Tabel 10 Biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM)


Bidang Life Skill Tahun 2015
Biaya Persentase
No Kegiatan Sasaran
(Dalam ribuan Rupiah) (%)
1 Pelatihan Masyarakat Umum 2.739.844,5 83,30

2 Kursus Masyarakat Umum 549.090 16,70

Jumlah 3.288.934,5 100,00


Sumber: Sustainability Report dan Data PMDM PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2015

Berdasarkan tabel 10, jumlah biaya yang dikeluarkan oleh PT Vale

Indonesia Tbk untuk mendanai Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) bidang life skill tahun 2015 sebesar Rp3.288.934.500,00. Di bidang Life

Skill program yang diberikan terdiri atas dua yaitu pelatihan dan kursus. Untuk

pelatihan, biaya yang diserap mencapai Rp2.739.844.500,00 atau 83,30 persen

dari jumlah biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) bidang

life skill, sedangkan untuk kursus menyerap biaya sebesar Rp 549.090.000,00 atau

16,70 persen dari jumlah biaya Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) bidang life skill.


75

Selain beberapa program di atas, PT Vale Indonesia Tbk juga

mengeluarkan biaya lain dalam pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan

Masyarakat (PTPM). Biaya tersebut adalah biaya operasional Komite dan Kader

Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) yang dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 Biaya Operasional Komite dan KPMD Program Terpadu


Pengembangan Masyarakat (PTPM) Tahun 2015
Biaya Operasional
Persentase
Kecamatan Komite dan KPMD
(%)
(Dalam ribuan Rupiah)
Nuha 162.500 14
Wasuponda 190.500 17
Towuti 526.500 47
Malili 246.500 22
Jumlah 1.126.000 100
Sumber: Laporan PMDM PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2015

Berdasarkan tabel 11 jumlah dana yang dikeluarkan PT Vale Indonesia

Tbk untuk biaya operasional Komite dan KPMD sebesar Rp1.126.000.000,00.

Kecamatan Towuti mendapatkan biaya operasional Komite dan KPMD paling

tinggi yaitu sebesar Rp526.500.000,00 atau 47 persen dari jumlah biaya

operasional Komite dan KPMD sedangkan Kecamatan Nuha mendapatkan biaya

operasional Komite dan KPMD paling rendaah yaitu sebesar Rp162.500.000,00

atau 14 persen dari biaya operasional Komite dan KPMD.

2) Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia


Indonesia Tbk dalam Dimensi Lingkungan

Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk

dalam dimensi lingkungan dikenal dengan Program Pengendalian Dampak

Lingkungan yang terdiri dari pengelolaan limbah, menjaga sumber air, reklamasi

pasca tambang, dan pengembangan energi baru dan terbarukan.


76

a) Pengelolaan Limbah

Limbah dari kegiatan penambangan bijih nikel laterit adalah kupasan tanah

(overburden), kupasan lapisan tanah atas, dan bebatuan. Volume material

overburden pada tahun 2015 mencapai 42.422.043 WMT, meningkat dibanding

tahun 2014 sebesar 33.335.407 WMT. Bertambahnya volume material overburden

terjadi seiring meningkatnya kegiatan penambangan.

PT Vale Indonesia Tbk mengelola material overburden dengan cara:

(1) Ditimbun pada area penimbunan (disposal pit) di sekitar lokasi kegiatan

penambangan.

(2) Dimanfaatkan ulang sebagai material timbun, untuk menimbun kembali lahan

pascatambang dalam proses reklamasi.

Pengelolaan limbah dari proses produksi nikel dalam matte yang

mengandung B3 dilakukan pemanfaatan ulang, baik oleh Perusahaan maupun

pihak ketiga yang memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan. Proses pengangkutan limbah B3 dilaksanakan oleh pihak ketiga

dengan prosedur dan standar pengawasan ketat. Khusus untuk limbah domestik,

PT Vale Indonesia Tbk mengelolanya dengan cara melakukan pemisahan

(segregasi) antara sampah organik dan non-organik. Selanjutnya sampah organik

ditimbun di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) yang dikelola Perusahaan,

sedangkan sampah non-organik dikelola oleh pihak ketiga dibawah pengawasan

PT Vale.
77

Selain itu, PT Vale Indonesia Tbk juga mengendalikan emisi yang

dihasilkan dari aktivitas operasi perusahaan. Pengendalian emisi dilakukan dengan

pengurangan SO2 dan CO2. Pengendalian emisi meliputi pemantauan dan

pengukuran kualitas cerobong tanur reduksi, tanur peleburan, dan tanur

pengeringan. Pengukuran dilakukan di laboratorium terakreditasi. Hasil

pengukuran emisi dilaporkan secara berkala kepada Pemerintah melalui Rencana

Pengelolaan Lingkungan (RKL). Dari hasil pemantauan diketahui ambang batas

emisi dari cerobong asap selama tahun 2015 sesuai dengan baku mutu yang

ditetapkan pemerintah.

b) Menjaga Sumber Air

Sistem danau Malili terdiri dari tiga danau di Kabupaten Luwu Timur

Sulawesi Selatan. Dalam program pengendalian dampak lingkungan PT Vale

Indonesia Tbk, sistem perlindungan Danau Malili menjadi prioritas. Kualitas air

di sistem Danau Malili termasuk yang paling bersih di dunia. Tingkat padatan

terlarut (total dissolved solids) di Danau Matano adalah sekitar 155-166 mg/l, jauh

di atas baku mutu air minum (500 mg/l). Kebersihan air danau ini menunjukkan

bahwa PT Vale telah berhasil melindungi danau selama masa operasinya lebih

dari 40 tahun.

Untuk melindungi danau-danau tersebut, PT Vale Indonesia Tbk

melaksanakan tiga kebijakan yang penting:

(1)Membatasi luas wilayah yang terbuka untuk penambangan, dan melakukan

rehabilitasi dan revegetasi secepatnya setelah penambangan.


78

(2)Mengelola kualitas air tambang dan air dari pabrik pengolahan bijih nikel,

terutama untuk parameter padatan tersuspensi (total suspended solids).

(3)Menurunkan kadar 𝐶𝑟 6+ dan total Cr dengan instalasi pengolahan air tambang

yang dikembangkan oleh PT Vale sendiri untuk memenuhi baku mutu.

c) Reklamasi Pasca Tambang

Luasan tambang terbuka pada tahun 2015 mencapai 1.192,58 Ha.

Sebagian dari salah satu wilayah operasi PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako

memiliki area sebesar 70.889 Ha. Sebanyak 58,92% dari area tersebut (41.882,95

Ha) merupakan area yang dilindungi.

Perubahan bentang alam akibat kegiatan penambangan berupa lereng dan

cebakan besar akan ditimbun dengan material tanah penutup (overburden) yang

akan ditata kembali menyerupai bentang alam dengan perbandingan kelerengan

1:3. Permukaan lahan ini selanjutnya akan ditutupi dengan top soil setebal 30 cm.

Luasan area direhabilitasi/direklamasi mencapai 3.985,5 Ha, dengan akumulasi

jumlah pohon ditanam sebanyak 1.859.107 batang.

Tahap rehabilitasi lahan pascatambang meliputi penataan atau

pembentukan muka lahan dengan standar lereng lahan rehabilitasi, pengembalian

tanah pucuk, pengendalian erosi, pembangunan drainase, pembangunan jalan

revegetasi, penghijauan dengan penanaman tumbuhan perintis dan endemis,

pemeliharaan tanaman, dan pemantauan keberhasilan.

d) Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan

Hingga akhir tahun 2015, PT Vale Indonesia Tbk mengoperasikan tiga

unit PLTA milik sendiri yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA
79

Karebbe sebagai sumber energi, dengan total kapasitas 365 MW. PT Vale

mengoptimalkan tiga unit PLTA tersebut sebagai sumber energi untuk kegiatan

produksi maupun aktivitas pendukung lainnya. Unit pembangkit termal hanya

dioperasikan pada kondisi tertentu sehingga mengurangi tingkat pemakaian BBM

secara signifikan. Selain untuk memenuhi kebutuhan listrik perusahaan, ketiga

PTLA tersebut juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat

Luwu Timur.

Untuk merealisasikan Program Pengendalian Dampak Lingkungan, PT

Vale Indonesia Tbk mengeluarkan sejumlah dana. Dana yang dikeluarkan PT

Vale untuk program tersebut dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12 Biaya Program Pengendalian Dampak Lingkungan PT Vale


Indonesia Tbk Tahun 2015
Biaya Persentase
No Kegiatan Sasaran
(Dalam ribuan Rupiah) (%)
1 Mengelola Limbah Lingkungan 40.008. 000 28
Masyarakat &
2 Pengembangan energi 40.200.000 29
Lingkungan
3 Reklamasi Pasca Tambang Lingkungan 60.510.800 43

Jumlah 140.719.200 100


Sumber: Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2015

Berdasarkan tabel 12, jumlah biaya yang dikeluarkan oleh PT Vale

Indonesia Tbk untuk mendanai Program Pengendalian Dampak Lingkungan tahun

2015 sebesar Rp140.719.800.000,00. Program reklamasi pasca tambang

memperoleh biaya yang paling besar yaitu sebesar Rp 60.510.800.000,00 atau 43

persen dari jumlah biaya Program Pengendalian Dampak Lingkungan, sedangkan

mengelola limbah memperoleh jumlah biaya paling rendah yaitu sebesar


80

Rp40.008.400.000,00 atau hanya 28 persen dari jumlah biaya Program

Pengendalian Dampak Lingkungan.

Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh PT Vale Indonesia Tbk untuk

melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam dimensi

sosial dan lingkungan dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13 Biaya Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale


Indonesia Tbk dalam Dimensi Sosial dan Dimensi Lingkungan
Biaya
Persentase
Dimensi Bidang (Dalam ribuan
(%)
Rupiah)
Pendidikan 7.200.838 4,12

Ekonomi 9.590.000 5,49

Sosial (PTPM) Kesehatan 12.800.447,1 7,33

Life Skill 3.288.934,5 1,88


Biaya Operasional
1.126.000 0,64
Kader dan KPMD

Lingkungan (Program
Pengendalian Dampak) Lingkungan 140.719.200 80,54
Lingkungan)

Jumlah 174.725.419,6 100,00


Sumber: Sustainability Report dan Data PMDM PT Vale Indonesia Tbk (diolah), 2015

Berdasarkan tabel 13, jumlah biaya pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam dimensi sosial dan dimensi

lingkungan mencapai Rp174.725.419.600,00. Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam bidang lingkungan

menggunakan biaya yang paling besar yaitu Rp140.719.200.000,00 atau sebesar

80,54 persen dari jumlah biaya pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR). Sedangkan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale

Indonesia Tbk dalam bidang life skill menggunakan biaya yang paling rendah
81

yaitu Rp3.288.934.500 atau 1,88 persen dari jumlah biaya pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR).

b. Citra Perusahaan

Citra perusahaan penting bagi setiap perusahaan karena merupakan

keseluruhan kesan yang terbentuk di benak masyarakat tentang perusahaan. Setiap

perusahaan dapat memiliki lebih dari satu citra tergantung dari kondisi interaksi

yang dilakukan perusahaan dengan kelompok-kelompok yang berbeda, seperti:

nasabah, karyawan, pemegang saham, supplier, masyarakat dimana setiap

kelompok tersebut mempunyai pengalaman dan hubungan yang berbeda dengan

perusahaan. Oleh karena itu, citra yang dimiliki perusahaan dapat berperingkat

positif atau negatif. Untuk itu, perusahaan perlu mengkomunikasikan secara jelas

tentang perusahaan yang diharapkan, sehingga dapat mengarahkan masyarakat

dalam mencitrakan perusahaan secara positif.

Perusahaan memerlukan keberadaan sumber Informasi terbentuknya citra

perusahaan secara lengkap. Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai

informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan objek sasaran.

Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan

citra yang tidak sempurna. Informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan

meliputi empat aspek terdiri dari empat aspek yaitu personality, reputation, value

dan corporate identity. Keempat aspek tersebut dalam kaitannya dengan PT Vale

Indonesia Tbk dijelaskan sebagai berikut.

1) Personality

PT Vale Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang

mengutamakan keberlanjutan perusahaan dan tanggung jawab sosial. Hal ini dapat

dilihat pada visi PT Vale Indonesia Tbk yaitu “menjadi perusahaan sumber daya

alam nomor satu di Indonesia yang menggunakan standar global dalam


82

menciptakan jangka panjang, melalui keungguan kinerja dan kepedulian terhadap

manusia dan alam”. Di saat persaingan yang semakin ketat di industri nikel, PT

Vale Indonesia Tbk semakin mengutamakan keberlanjutan dalam setiap kegiatan

perusahaan. PT Vale Indonesia Tbk berupaya mengembangkan praktik-praktik

produksi nikel dan pengelolaan sumber daya mineral yang berkelanjutan. Sejak

tahun 1968, PT Vale Indonesia Tbk dipercaya oleh pemerintah untuk mengelola

sumber daya nikel secara berkelanjutan dalam wilayah kontrak karya perusahaan.

PT Vale berupaya memastikan keberlanjutan dalam semua kegiatan perusahaan

untuk memastikan sumber daya nikel yang dikelola meembawa manfaat yang

berkelanjutan kepada seluruh pemangku kepentingan. Selama lebih dari 45 tahun

beroperasi, PT Vale Indonesia Tbk konsisten melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaaan dengan memprioritaskan pada program pengembangan masyarakat

dan penerapan pengelolaan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2) Reputation

Beberapa hal yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk untuk

memperoleh reputasi yang baik diantaranya konsisten melaksanakan tanggung

jawab sosial, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar untuk masyarakat

sekitar perusahaan. PT Vale Indonesia Tbk melaksanakan tanggung jawab

sosialnya yang berfokus pada pengembangan masyarakat dan pengelolaan

lingkungan. Selain itu, PT Vale Indonesia Tbk juga mengutamakan masyarakat

sekitar untuk bekerja di perusahaan dimana 84,99 persen karyawan PT Vale

Indonesia Tbk merupakan masyarakat Kabupaten Luwu Timur.

3) Value

Salah satu dari nilai-nilai yang dimiliki oleh PT Vale Indonesia Tbk yaitu

mengutamakan nilai kehidupan, dan menjaga kelestarian bumi dengan

berkomitmen terhadap pengembangan masyarakat, lingkungan dan ekonomi


83

dalam berbagai bisnis. Dalam melaksanakan aktivitas perusahaan, PT Vale

Indonesia Tbk lebih mengutamakan keselamatan jiwa daripada keuntungan

materi semata. Melalui Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) dan

Program Pengendalian Dampak Lingkungan sebagai Program Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan, PT Vale Indonesia Tbk terus berusaha untuk

membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian

lingkungan. Hal ini tercermin dalam Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

PTPM yang dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia Tbk telah memberikan manfaat

kepada masyarakat setempat terutama dalam bidang pendidikan, ekonomi,

kesehatan, dan life skill. Selain membantu masyarakat dalam meningkatkan

kesejahteraannya, Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) juga

membantu masyarakat untuk lebih mandiri.

PT Vale Indonesia Tbk turut menjaga kelestarian lingkungan melalui

Program Pengendalian Dampak Lingkungan. Beberapa kegiatan dari program

tersebut antara lain, reklamasi pasca tambang, pengembangan energi terbarukan,

pengelolaan limbah, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan PT Vale Indonesia

Tbk tidak hanya sebagai perusahaan yang mengejar profit semata tetapi juga

memiliki komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan

hidup.

4) Corporate Identity

Logo merupakan salah satu identitas perusahaan. Berikut adalah logo PT

Vale Indonesia Tbk.

Gambar 3 Logo PT Vale Indonesia Tbk

Sumber: Annual Report PT Vale Indonesia Tbk, 2015


84

Pada tahun 2012, perubahan logo PT Vale Indonesia Tbk di resmikan

bersamaan dengan perubahan nama PT INCO menjadi PT Vale Indonesia Tbk.

Peluncuran nama dan logo baru secara serentak dilakukan di seluruh lokasi

operasi perseroan. Adapun makna yang terkandung dalam logo tersebut,

dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 14 Makna Logo PT Vale Indonesia Tbk

Simbol Makna

Hijau melambangkan alam dan lembah. Kuning


melambangkan pengolahan kekayaan mineral menjadi
komponen penting dalam kehidupan sehari-hhari.

Bentuk V mengacu pada huru "v" (seperti dalam Vale,


kemenangan dan nilai).

Hati adalah sintesis dari gambar Perusahaan: sebuah


organisasi global yang unik didorong oleh semangat
karyawannya.

Kurva pada bagian atas simbol adalah infinity, sebagai


ekspresi dari upaya berkelanjutan PT Vale mengejar
cara yang sempurna untuk menyelesaikan sesuatu

Ujung emas dalam simbol melambangkan semangat


penemuan yang mendorong PT Vale untuk terus
mencari mineral dan mengubahnya menjadi hal yang
esensial untuk kebutuhan hidup masyarakat.
Sumber: Annual Report PT Vale Indonesia Tbk, 2015

Melalui slogan “Tumbuh dan Berkembang Bersama Masyarakat” PT Vale

Indonesia Tbk senantiasa menjalankan tanggung jawab sosialnya yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan melalui prinsip-prinsip

transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.


85

2. Hasil Penelitian

a. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, peneliti menyebar kuesioner sebanyak 100 eksemplar

dan keseluruhannya kembali. Masing-masing 21 eksemplar untuk masyarakat

Kecamatan Nuha, 18 eksemplar untuk masyarakat Kecamatan Wasuponda, 27

eksemplar untuk masyarakat Kecamatan Towuti, dan 34 eksemplar untuk

masyarakat Kecamatan Malili. Karakteristik responden dalam penelitian ini

dijelaskan sebagai berikut.

1) Jenis Kelamin

Tabel 15 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Kecamatan
Jenis
Wasup Total Persentase
Kelamin Nuha Towuti Malili
onda (%)
Laki-Laki 12 11 14 19 56 56
Perempuan 9 7 13 15 44 44
Jumlah 21 18 27 34 100 100
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016.

Dari tabel 15 menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling banyak


adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 56 orang atau 56 persen dan yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 orang atau 44 persen.
2) Tingkat Pendidikan

Tabel 16 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Kecamatan
Tingkat
Wasup Total Persentase
Pendidikan Nuha Towuti Malili
onda (%)
SD - 1 1 3 5 5
SMP 4 3 7 8 22 22
SMA 13 9 16 15 53 53
D3 2 3 1 5 11 11
S1 2 2 2 3 9 9
Jumlah 21 18 27 34 100 100
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016
86

Dari tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat

pendidikan tertinggi SD sebanyak lima orang atau lima persen, SMP sebanyak 22

orang atau 22 persen, SMA sebanyak 53 orang atau 53 persen, D3 sebanyak 11

orang atau 11 persen, dan S1 sebanyak sembilan orang atau sembilan persen.

Berdasarkan hasil tersebut, maka responden yang paling banyak adalah responden

yang memiliki tingkat pendidikan tertinggi SMA sebanyak 53 orang atau 53

persen, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang memiliki tingkat

pendidikan tertinggi SD sebanyak lima orang atau 5 persen.

3) Pekerjaan

Tabel 17 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan


Kecamatan
Pekerjaan Wasup Total Persentase
Nuha Towuti Malili
onda (%)
PNS 2 1 2 1 6 6
Karyawan 6 3 2 4 15 15
Honorer 1 1 2 1 5 5
Mahasiswa 2 2 5 7 16 16
Wiraswasta 4 3 4 6 17 17
Petani 2 5 6 8 21 21
Usaha
1 1 2 3 7 7
Perikanan
IRT 3 2 3 5 13 13
Jumlah 21 18 27 34 100 100
Sumber: Kuesioner penelitian (Diolah), 2016

Dari tabel 17 menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai PNS

sebanyak enam orang atau enam persen, karyawan sebanyak 15 orang atau 15

persen, honorer sebanyak lima orang atau 5 persen, mahasiswa sebanyak 16 orang

atau 16 persen, wiraswasta sebanyak 17 orang atau 17 persen, petani sebanyak 21

orang 21 persen, usaha perikanan sebanyak tujuh orang atau 7 persen, dan ibu

rumah tangga (IRT) sebanyak 13 orang atau 13 persen. Berdasarkan hasil tersebut
87

maka responden yang paling banyak adalah yang bekerja sebagai petani yaitu

sebanyak 21 orang atau 21 persen , sedangkan responden yang paling sedikit

adalah responden yang bekerja sebagai honorer sebanyak lima orang atau lima

persen.

b. Analisis Data

Untuk menganalisis jawaban responden, diukur menggunakan pernyataan

dengan skala likert 5 poin, yaitu:

Sangat Setuju (SS) =5


Setuju (S) =4
Ragu-ragu (RR) =3
Tidak Setuju (TS) =2
Sangat Tidak Setuju (STS) =1

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat

dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dengan rumus yang

dicantumkan dalam Narimawati (2007:84) sebagai berikut:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
%Skor Aktual = x 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
Keterangan:

a. Skor aktual adalah skor jawaban yang diperoleh dari seluruh responden atas
kuesioner yang telah diajukan
b. Skor ideal adalah skor maksimum atau skor tertingi yang mungkin diperoleh
jika semua responden memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Adapun kriteria interpretasi skor menurut Riduwan dalam Nureni

(2011:39) adalah sebagai berikut:

Angka 0% - 20% = Tidak Baik


Angka 21% - 40% = Kurang Baik
Angka 41% - 60% = Cukup
Angka 61% - 80% = Baik
Angka 81% - 100% = Sangat Baik
88

Hasil jawaban responden terhadap pernyataan yang diberikan dilihat

sebagai berikut.

1) Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini

terdiri dari lima bidang yaitu Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, lifeskill, dan lingkungan dengan

jumlah item pernyataan sebanyak 32 item.

a) Pendidikan

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang

pendidikan mempunyai enam indikator yang terdiri dari: (1) Pemberian beasiswa,

(2) Program magang dan studi banding bagi guru PAUD dan TK, (3) Praktek

Kerja Industri (PRAKERIN) bagi siswa dan mahasiswa di PT Vale Indonesia

Tbk, (4) Pelatihan pengembangan karakterk bagi tenaga pendidik, (5)

Pembangunan dan perbaikan gedung PAUD dan TK, dan (6) Penyediaan sarana

prasarana PAUD dan TK. Hasil jawaban responden terhadap Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang pendidikan dapat dilihat

pada tabel 18.

Tabel 18 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate Social


Responsibility (CSR) dalam Bidang Pendidikan
STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Bidang Indikator
1 2 3 4 5 Aktual Ideal Aktual
1 11 17 19 41 12 326 500 65,20
2 4 7 18 53 18 374 500 74,80
3 5 11 13 50 21 371 500 74,20
Pendidikan
4 4 6 19 52 19 376 500 75,20
5 3 8 13 54 22 384 500 76,80
6 3 5 12 56 24 393 500 78,60
Jumlah 30 54 94 306 116 2.224 3.000 74,13
Sumber: Kuesioner Penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 18, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

untuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang


89

pendidikan sebesar 74, 13 persen. Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai

tersebut berada pada tingkatan skor baik. Kondisi ini memberikan kesan bahwa

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam

bidang pendidikan membantu dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun

demikian, masih terdapat indikator yang memperoleh persentase skor aktual di

bawah rata-rata yaitu indikator 1 terkait pemberian beasiswa dengan persentase

skor aktual sebesar 65,20 persen. Hal tersebut menggambarkan bahwa pemberian

beasiswa oleh PT Vale Indonesia Tbk kepada siswa dan mahasiswa asal

Kabupaten Luwu Timur belum sepenuhnya tepat sasaran.

b) Ekonomi

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang

ekonomi mempunyai sembilan indikator yang terdiri dari: (1) Pembentukan dan

pengembangan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K),

(2) Penerapan System Rice Intensification (SRI) organik, (3) Pengadaan alat-alat

pertanian, (4) Pemberian bantuan berupa bibit, (5) Pemberian bantuan berupa

pupuk, (6) Pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur pendukung ekonomi

pedesaan, (7) Bantuan di sektor peternakan, (8) Bantuan di sektor perikanan, dan

(9) Bantuan sarana prasarana untuk UMKM dan industri kreatif. Hasil jawaban

responden terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

bidang ekonomi dapat dilihat pada tabel 19.


90

Tabel 19 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate Social


Responsibility (CSR) dalam Bidang Ekonomi
STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Bidang Indikator
1 2 3 4 5 Aktual Ideal Aktual
1 4 9 19 56 12 363 500 72,60
2 5 11 24 49 11 350 500 70,00
3 3 8 22 51 16 369 500 73,80
4 2 4 15 54 25 396 500 79,20
Ekonomi 5 3 5 17 53 22 386 500 77,20
6 9 12 22 44 13 340 500 68,00
7 12 13 23 41 11 326 500 65,20
8 6 9 17 52 16 363 500 72,60
9 5 5 19 54 17 373 500 74,60
Jumlah 49 76 178 454 143 3.266 4.500 72,58
Sumber: Kuesioner Penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 19, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

untuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang ekonomi

sebesar 72,58 persen. Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai tersebut

berada pada tingkatan skor baik. Hal ini menggambarkan bahwa pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam bidang

ekonomi membantu dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dan penghasilan

masyarakat. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa indikator yang

memperoleh persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu indikator 7 terkait

bantuan di sektor peternakan dengan persentase skor aktual sebesar 65,20 persen,

indikator 6 terkait pengadaan sarana prasarana infrastruktur pendukung ekonomi

pedesaan dengan persentase skor aktual sebesar 68,00 persen, dan indikator 2

terkait penerapan System of Rice Intensification (SRI) organik dengan persentase

skor aktual sebesar 70,00 persen. Hal ini menggambarkan bahwa bantuan PT Vale

Indonesia Tbk di sektor peternakan belum sepenuhnya membantu meningkatkan

penghasilan masyarakat miskin dan rentan, pengadaan sarana dan prasarana

infrastruktur pendukung perekonomian pedesaan belum sepenuhnya membantu

dalam kelancaran aktivitas perekonomian masyarakat, serta System of Rice


91

Intensification (SRI) organik belum sepenuhnya mampu meningkatkan hasil

panen petani

c) Kesehatan.

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang

kesehatan mempunyai delapan indikator yang terdiri dari: (1) Subsidi bantuan

biaya berobat di Rumah Sakit INCO PT Vale Indonesia Tbk bagi masyarakat

umum, (2) Pengadaan sarana air bersih, (3) Pengadaan MCK dan jamban sehat,

(4) Seminar kesehatan ibu dan anak, (5) Sosialisasi Demam Berdarah Dengue

(DBD), (6) Sosialisasi HIV/AIDS, (7) Pengadaan sarana prasarana pendukung

kesehatan dan kebersihan di Posyandu dan Pustu, dan (8) Pemberian makanan

tambahan bagi bayi, balita, dan lansia. Hasil jawaban responden terhadap

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang kesehatan

dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20 Hasil Jawaban Responden terhadap Pelaksanaan Corporate Social


Responsibility (CSR) dalam Bidang Kesehatan
STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Bidang Indikator
1 2 3 4 5 Aktual Ideal Aktual
1 6 9 11 53 21 374 500 74,80
2 8 16 23 39 14 335 500 67,00
3 4 7 11 52 26 389 500 77,80
Kesehatan 4 5 8 13 53 21 377 500 75,40
5 4 9 14 54 19 375 500 75,00
6 5 6 17 49 23 379 500 75,80
7 6 8 11 56 19 374 500 74,80
8 4 6 12 56 22 386 500 77,20
Jumlah 42 69 112 412 165 2989 4.000 74,73
Sumber: Kuesioner Penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 20, jumlah persentase skor aktual jawaban responden


untuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang
kesehatan sebesar 74,73 persen. Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai
tersebut berada pada tingkatan skor baik. Kondisi ini memberikan kesan bahwa
92

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam


bidang kesehatan memberikan kontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Meskipun demikian, masih terdapat indikator yang memperoleh
persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu indikator 2 terkait bantuan
pengadaan akses air bersih bagi masyarakat dengan persentase skor aktual sebesar
67,40 persen. Hal ini menggambarkan bahwa pengadaan sarana air bersih oleh PT
Vale Indonesia Tbk belum sepenuhnya membantu masyarakat untuk memperoleh
air bersih.
d) Life Skill

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang lifeskill

mempunyai lima indikator yang terdiri dari: (1) Pelatihan untuk meningkatkan

kapasitas kaum perempuan, (2) Pelatihan kerajinan tangan kelompok, (3)

Pelatihan teknik perbengkelan, (4) Pelatihan daur ulang sampah, dan (5) Pelatihan

jahit menjahit. Hasil jawaban responden terhadap Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) dalam bidang lifeskill dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21 Hasil Jawaban Responden Terhadap Pelaksanaan Corporate Social


Responsibility (CSR) dalam Bidang Life Skil
STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Bidang Indikator
1 2 3 4 5 Aktual Ideal Aktual
1 5 9 14 53 19 372 500 74,40
2 3 6 13 58 20 386 500 77,20
Life Skill 3 6 9 15 56 14 363 500 72,60
4 8 14 19 47 12 341 500 68,20
5 2 5 11 59 23 396 500 79,20
Jumlah 24 43 72 273 88 1.858 2.500 74,32
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 21, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

untuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang life skill

sebesar 74,32 persen. Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai tersebut
93

berada pada tingkatan skor baik. Hal ini menggambarkan bahwa pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam bidang life

skill membantu meningkatkan kapasitas dan penghasilan masyarakat. Meskipun

demikian, masih terdapat beberapa indikator yang memperoleh persentase skor

aktual di bawah rata-rata yaitu indikator 4 terkait pelatihan daur ulang sampah

dengan persentase skor aktual sebesar 68,20 persen, dan indikator 3 terkait

pelatihan teknik perbengkelan dengan persentase skor aktual sebesar 72,60 persen.

Hal ini menggambarkan bahwa pelatihan daur ulang sampah, dan pelatihan teknik

perbengkelan yang dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia Tbk belum sepenuhnya

membantu meningkatkan penghasilan masyarakat.

e) Lingkungan

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang

lingkungan mempunyai empat indikator yang terdiri dari : (1) Menjaga sumber

air, (2) Menggunakan energi terbarukan dengan membangun tiga unit PLTA, (3)

Mengelola limbah perusahaan, dan (4) Mengelola lahan pasca tambang. Hasil

jawaban responden terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

dalam bidang lingkungan dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 22 Hasil Jawaban Responden Terhadap Pelaksanaan Corporate Social


Responsibility (CSR) dalam Bidang Lingkungan
STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Bidang Indikator
1 2 3 4 5 Aktual Ideal Aktual
1 6 12 16 45 21 363 500 72,60
2 4 11 14 49 22 374 500 74,80
Lingkungan
3 13 17 19 43 8 318 500 63,20
4 8 16 18 44 14 340 500 68,00
Jumlah 31 56 67 181 65 1.395 2.000 69,65
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016
94

Berdasarkan tabel 22, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

untuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang

lingkungan sebesar 69,65 persen. Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai

tersebut berada pada tingkatan skor baik. Hal ini menggambarkan bahwa PT Vale

Indonesia Tbk telah meminimalisir dampak negatif aktivitas operasi perusahaan

terhadap lingkungan. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa indikator yang

memperoleh persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu indikator 4 terkait

pengelolaan limbah dengan persentase skor aktual sebesar 63,20 persen. Dan

indikator 4 terkait pengelolaan lahan pasca tambang dengan persentase skor aktual

sebesar 68,00 persen. Hal ini menggambarkan bahwa pengelolaan limbah yang

dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia Tbk belum maksimal dan masih

memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, dan pengelolaan lahan pasca

tambang yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk belum sepenuhnya

mengembalikan kelestarian lahan.

Tanggapan responden terhadap variabel Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) PT Vale digambarkan berdasarkan persentase akumulasi

jumlah skor seluruh jawaban responden yang diperoleh dari Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan,

life skill, dan lingkungan. Tanggapan responden terhadap variabel pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada tabel 23 berikut.


95

Tabel 23 Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Pelaksanaan


Corporate Social Responsibility (CSR)
STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Variabel Bidang
1 2 3 4 5 Aktual Ideal Aktual
Pendidikan 30 54 94 306 116 2.224 3.000 74,13
Pelaksanaan
Ekonomi 49 76 178 454 143 3.266 4.500 72,58
Corporate
Social Kesehatan 42 69 112 412 165 2.989 4.000 74,73
Responsibility Life Skill 24 43 72 273 88 1.858 2.500 74,32
(CSR)
Lingkungan 31 56 67 181 65 1.395 2.000 69,65
Jumlah 176 298 523 1624 579 11.732 16.000 73,33
Sumber: Kuesioner Penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 23, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

untuk variabel pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 73,33

persen. Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai tersebut berada pada

tingkatan skor baik. Kondisi ini menggambarkan bahwa pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) telah memberikan dampak positif terhadap

masyarakat dan lingkungan. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa bidang

yang memperoleh persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang lingkungan dengan

persentase skor aktual sebesar 69,65 persen, dan Pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) dalam bidang ekonomi dengan persentase skor aktual di

sebesar 72,58 persen. Hal ini menggambarkan bahwa Pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk dalam bidang lingkungan dan

ekonomi masih perlu untuk ditingkatkan.

2) Citra Perusahaan

Variabel Citra Perusahaan mempunyai empat aspek yaitu personality,

reputation, value, dan corporate identity dengan jumlah item pernyataan

sebanyak 15 item. Berikut hasil jawaban responden terhadap pernyataan tersebut.


96

a) Personality

Citra Perusahaan berdasarkan aspek personality mempunyai tiga indikator

yang terdiri dari: (1) PT Vale adalah perusahaan yang berkelanjutan, (2) PT Vale

peduli terhadap masyarakat sekitar, dan (3) PT Vale peduli terhadap lingkungan.

Hasil jawaban responden terhadap Citra Perusahaan berdasarkan aspek

personality dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24 Hasil Jawaban Responden Terhadap Aspek Personality


STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Aspek Indikator
1 2 3 4 5 Total Ideal Aktual
Item 1 5 12 22 46 15 354 500 70,80
Personality Item 2 5 10 19 49 17 363 500 72,60
Item 3 6 13 28 39 14 342 500 68,40
Jumlah 16 35 69 134 46 1.059 1.500 70,60
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 24, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

terhadap Citra Perusahaan dari aspek personality sebesar 70,60 persen.

Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai tersebut berada pada tingkatan

skor baik. Kondisi ini menggambarkan bahwa dari aspek personality PT Vale

Indonesia Tbk adalah perusahaan yang berkelanjutan dan memiliki tanggung

jawab sosial. Meskipun demikian, masih terdapat indikator yang memperoleh

persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu indikator 3 terkait PT Vale

Indonesia Tbk peduli terhadap lingkungan dengan persentase skor aktual sebesar

68,40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa PT Vale Indonesia Tbk belum

sepenuhnya peduli terhadap lingkungan.


97

b) Reputation

Citra Perusahaan berdasarkan aspek reputation mempunyai empat

indikator yang terdiri dari: (1) PT Vale menciptakan lapangan pekerjaan dalam

jumlah besar, (2) PT Vale melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik, (3) PT

Vale memberdayakan masyarakat dengan pendekatan berkelanjutan, dan (4) PT

Vale dapat dijadikan contoh bagi perusahaan lain dalam menjalankan tanggung

jawab sosialnya. Hasil jawaban responden terhadap Citra Perusahaan berdasarkan

aspek reputation dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25 Hasil Jawaban Responden Terhadap Aspek Reputation


STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Aspek Indikator
1 2 3 4 5 Total Ideal Aktual
Item 1 5 11 19 52 13 357 500 71,40
Item 2 6 15 22 45 12 342 500 68,40
Reputation
Item 3 3 11 17 52 17 369 500 73,80
Item 4 4 12 22 46 16 358 500 71,60
Jumlah 18 49 80 195 58 1.426 2.000 71,30
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 25, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

terhadap Citra Perusahaan dari aspek reputation sebesar 71,30 persen.

Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai tersebut berada pada tingkatan

skor baik. Hal ini menggambarkan bahwa PT Vale Indonesia Tbk mempunyai

reputasi yang baik. Meskipun demikian, masih terdapat indikator yang

memperoleh persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu indikator 2 terkait PT

Vale melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik dengan persentase skor

aktual sebesar 68,40 persen. Hal ini menggambarkan bahwa PT Vale Indonesia

Tbk belum sepenuhnya melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik.


98

c) Value

Citra Perusahaan berdasarkan aspek value mempunyai lima indikator yang

terdiri dari: (1) PT Vale mengutamakan nilai kehidupan (keselamatan jiwa), (2)

PT Vale membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, (3) PT Vale menjaga

kelestarian lingkungan, (4) PT Vale menjalin komunikasi yang baik dengan

masyarakat dan (5) PT Vale tidak melibatkan masyarakat dalam merencanakan

kegiatan sosialnya. Hasil jawaban responden terhadap Citra Perusahaan

berdasarkan aspek value dapat dilihat pada tabel 26.

Tabel 26 Hasil Jawaban Responden Terhadap Aspek Value


Pernya STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Aspek
taan 1 2 3 4 5 Total Ideal Aktual
Item 1 4 13 15 47 21 368 500 73,60
Item 2 8 15 22 42 13 337 500 67,40
Value Item 3 5 13 17 47 18 360 500 72,00
Item 4 4 11 16 52 17 367 500 73,40
Item 5 6 12 15 49 18 361 500 72,20
Jumlah 27 64 85 237 87 1.793 2.500 71,72
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 26, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

terhadap Citra Perusahaan dari aspek value sebesar 71,72 persen. Berdasarkan

kriteria pemberian skor, maka nilai tersebut berada pada tingkatan skor baik.

Kondisi ini memberikan gambaran bahwa PT Vale Indonesia Tbk melaksanakan

kegiatan pertambangannya sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Meskipun

demikian, masih terdapat indikator yang memperoleh persentase skor aktual di

bawah rata-rata yaitu indikator 2 terkait PT Vale menjaga kelestarian lingkungan

dengan persentase skor aktual sebesar 67,40 persen. Hal ini menggambarkan
99

bahwa PT Vale Indonesia Tbk belum sepenuhnya menjaga kelestarian

lingkungan.

d) Corporate Identity

Citra Perusahaan berdasarkan aspek corporate identity mempunyai tiga

indikator yang terdiri dari: (1) Tampilan dan kombinasi warna pada logo PT Vale

menarik, (2) Logo PT Vale mudah dikenali, dan (3) PT Vale berperan seperti

slogannya “tumbuh dan berkembang bersama masyarakat”. Hasil jawaban

responden terhadap Citra Perusahaan berdasarkan aspek corporate identity dapat

dilihat pada tabel 27

Tabel 27 Hasil Jawaban Responden Aspek Corporate Identity


Pernya STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Aspek
taan 1 2 3 4 5 Total Ideal Aktual
Item 1 5 13 16 48 18 361 500 72,20
Corporate
Item 2 4 11 15 49 21 372 500 74,40
Identity
Item 3 6 15 17 47 15 350 500 70,00
Jumlah 10 26 32 96 36 1.083 1.500 72,20
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 27, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

terhadap Citra Perusahaan dari aspek corporate identity sebesar 72,20 persen.

Berdasarkan kriteria pemberian skor, maka nilai tersebut berada pada tingkatan

skor baik. Kondisi ini memberikan kesan bahwa PT Vale Indonesia Tbk

mempunyai identitas perusahaan yang baik. Meskipun demikian, masih terdapat

indikator yang memperoleh persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu

indikator 3 terkait PT Vale berperan seperti slogannya “tumbuh dan berkembang

bersama masyarakat” dengan persentase skor aktual sebesar 70,00 persen. Hal ini

memberikan kesan bahwa PT Vale Indonesia Tbk belum sepenuhnya berperan

seperti slogan perusahaan.


100

Tanggapan responden terhadap variabel Citra Perusahaan digambarkan

berdasarkan persentase akumulasi jumlah skor seluruh jawaban responden yang

diperleh dari empat aspek Citra Perusahaan yaitu personality, reputation, value,

dan corporate identity. Tanggapan responden untuk variabel citra perusahaan

dapat dilihat pada tabel 28 berikut.

Tabel 28 Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Perusahaan


STS TS RR S SS Skor Skor % Skor
Variabel Aspek
1 2 3 4 5 Aktual Ideal Aktual
Personality 16 35 69 134 46 1.059 1.500 70,60
Reputation 18 49 80 195 58 1.426 2.000 71,30
Citra
Perusahaan Value 27 64 85 237 87 1.793 2.500 71,72
Corporate
15 39 48 144 54 1.083 1.500 72,20
Identity
Jumlah 76 187 282 710 245 5.361 7.500 71,48
Sumber: Kuesioner penelitian (diolah), 2016

Berdasarkan tabel 28, jumlah persentase skor aktual jawaban responden

terhadap variabel Citra Perusahaan sebesar 71,48 persen. Berdasarkan kriteria

pemberian skor, maka nilai tersebut berada pada tingkatan skor baik. Hal ini

menggambarkan bahwa PT Vale Indonesia Tbk mempunyai Citra Perusahaan

yang baik dalam persepsi masyarakat. Meskipun demikian, masih terdapat

beberap asspek yang memperoleh persentase skor aktual di bawah rata-rata yaitu

aspek personality dengan persentase skor aktual sebesar 70,60 persen, dan aspek

reputation dengan persentase skor aktual sebesar 71,30 persen. Hal ini

menggambarkan bahwa Citra Perusahaan PT Vale Indonesia Tbk dalam aspek

personality dan reputation masih perlu ditingkatkan.

3) Uji Keabsahan Data

Hasil yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 100 responden

kemudian diuji. Data yang diuji tersebut dapat dilihat pada lampiran Untuk
101

menguji keabsahan dan keandalan kuesioner berdasarkan data pada lampiran 7

dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS 16.

a) Uji Normalitas data

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel

dependen dan independen, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 29 berikut.

Tabel 29 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov –Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 100
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 7.17538016
Most Extreme Absolute .074
Differences Positive .049
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .740
Asymp. Sig. (2-tailed) .645

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 29, nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,645 lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data pada variabel

yang digunakan berdistribusi normal.

b) Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen dinyatakan valid apabila koefisien korelasi 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada

taraf signifikansi 1% atau 5%. Uji validitas dilakukan dengan metode korelasi

product moment dari Pearson dimana pengujian yang dilakukan dengan melihat

angka koefisien korelasi( 𝑟𝑥𝑦 ) yang menyatakan hubungan antara skor instrumen

pernyataan dengan skor total (item-total correlation). Untuk mengetahui validitas


102

pertanyaan, maka 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada α 0,05 dengan derajat

bebas df = N-2. N pada penelitian ini adalah 100 responden, jadi df adalah 100-

2=98, r (0,05;98) pada uji satu arah = 0,165. Jika r hitung > r tabel maka

pertanyaan tersebut valid. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 30.

Tabel 30 Hasil Uji Validitas Instrumen


Item
Instrumen Variabel r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan
Pendidikan (X) Item_1 0,523 0,165 Valid
Item_2 0,184 0,165 Valid
Item_3 0,456 0,165 Valid
Item_4 0,554 0,165 Valid
Item_5 0,564 0,165 Valid
Item_6 0,613 0,165 Valid
Ekonomi (X) Item_7 0,423 0,165 Valid
Item_8 0,525 0,165 Valid
Item_9 0,633 0,165 Valid
Item_10 0,497 0,165 Valid
Item_11 0,539 0,165 Valid
Item_12 0,522 0,165 Valid
Item_13 0,331 0,165 Valid
Item_14 0,61 0,165 Valid
Item_15 0,589 0,165 Valid
Kesehatan (X) Item_16 0,354 0,165 Valid
Item_17 0,625 0,165 Valid
Item_18 0,354 0,165 Valid
Item_19 0,548 0,165 Valid
Item_20 0,55 0,165 Valid
Item_21 0,589 0,165 Valid
Item_22 0,529 0,165 Valid
Item_23 0,6 0,165 Valid
Life Skill (X) Item_24 0,668 0,165 Valid
Item_25 0,722 0,165 Valid
Item_26 0,627 0,165 Valid
Item_27 0,463 0,165 Valid
Lingkungan (X) Item_28 0,451 0,165 Valid
103

Item
Instrumen Variabel r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan
Item_29 0,615 0,165 Valid
Item_30 0,61 0,165 Valid
Item_31 0,596 0,165 Valid
Item_32 0,618 0,165 Valid
Personality (Y) Item_33 0,744 0,165 Valid
Item_34 0,71 0,165 Valid
Item_35 0,684 0,165 Valid
Reputation (Y) Item_36 0,737 0,165 Valid
Item_37 0,605 0,165 Valid
Item_38 0,693 0,165 Valid
Item_39 0,741 0,165 Valid
Value (Y) Item_40 0,738 0,165 Valid
Item_41 0,718 0,165 Valid
Item_42 0,733 0,165 Valid
Item_43 0,6011 0,165 Valid
Item_44 0,708 0,165 Valid
Corporate Identity (Y) Item_45 0,434 0,165 Valid
Item_46 0,41 0,165 Valid
Item_47 0,465 0,165 Valid
Sumber: Hasil olah SPSS, 2016

Hasil uji validitas berdasarkan tabel 30 menunjukkan bahwa seluruh item

pertanyaan dalam kuesioner mempunyai item_total correlation > 0,165.

Berdsarkan hhasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item

pernyataan dalam kuesioner adalah valid.

c) Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,60.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan teknik Cronbach’s

Alpha, dengan jumlah sampel 100 responden.

Perhitungan nilai koefisien reliabilitas untuk instrumen penelitian yang digunakan

diperoleh hasil sebagai berikut.


104

Tabel 31 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen


Cronbach’s
Variabel Keterangan
Alpha
Pelaksanaan CSR(X) 0,918 Reliabel

Citra Perusahaan (Y) 0,901 Reliabel


Sumber: Hasil olah SPSS, 2016

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 31 dari pengujian reliabilitas

instrumen penelitian, menunjukkan cronbach’s alpha > 0,60 maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

Berdasarkan uji keabsahan data yang dilakukan, maka diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 32 Hasil Uji Keabsahan Data

Uji Keabsahan
Ukuran Hasil Keterangan
Data
Normalitas > 0,05 0,645 Normal
Validitas > 0,165 Semua Item > 0,165 Valid
Reliabilitas > 0,60 Semua Item > 0,60 Reliabel
Sumber: Hasil olah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 32 dapat disimpulkan bahwa data yang diolah dalam

penelitian ini berdistribusi normal, semua pernyataan yang diajukan valid

instrumen penelitian yang digunakan reliabel.

4) Uji Hipotesis

Adapun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
105

a) Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui bentuk

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas pada

penelitian ini adalah Pelaksanaan Corporate Social Responsibility dan variabel

terikatnya adalah Citra Perusahaan.

Dari perhitungan regresi linear sederhana diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 33 Hasil Regresi Linear Sederhana


a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4.766 4.894 .974 .333
1
Pelaksanaan_CSR .417 .041 .715 10.111 .000
a. Dependent Variable: Citra_Perusahaan
Sumber: Hasil olah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 33 maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana

sebagai berikut.

Y = 4,766 + 0,417X

Interpretasi dari model regresi linear sederhana di atas adalah sebagai

berikut:

1) Konstanta sebesar 4,766

Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 4,766.

Dapat diartikan bahwa Citra Perusahaan tetap mempunyai nilai yaitu sebesar

4,766 meskipun Corporate Social Responsibility (CSR) tidak dilaksanakan.


106

2) β sebesar 0,417

Dari persamaan regresi di atas diperoleh koefisien regresi variabel

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) bernilai positif yaitu 0,417.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh positif terhadap citra

perusahaan. Selain itu, nilai koefisien regresi β sebesar 0,417 juga menunjukkan

bahwa ketika pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) mengalami

peningkatan satu satuan, maka citra perusahaan juga akan mengalami peningkatan

sebesar 0,417 satuan.

b) Koefisien Determinasi

Tabel 34 Koefisien Determinasi


b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
a
1 .715 .511 .506 7.21190
a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan_CSR
b. Dependent Variable: Citra_Perusahaan
Sumber: Hasil olah SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 37 nilai R Square yang diperoleh sebesar 0,511. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa 51,10 persen dari varians Citra Perusahaan dapat dijelaskan

oleh perubahan dalam variabel pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR). Sedangkan 48,90 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang belum

diteliti dalam penelitian ini.

c) Analisis Korelasi Pearson Product Moment

Analisis Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk mengetahui

ada atau tidaknya hubungan dua variabel dimana dalam penelitian ini terdiri dari

variabel pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dan variabel citra


107

perusahaan. Hasil analisis Korelasi Pearson Product Moment dapat dilihat pada

tabel berikut.

Berdasarkan tabel 33 diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,715.

Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2014:184) nilai 0,715 berada pada tingkat hubungan kuat. Hal ini dapat diartikan

bahwa variabel Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dan variabel

Citra Perusahaan mempunyai hubungan yang kuat.

d) Uji t

Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis yang

diajukan. Uji t pada penelitian ini menggunakan taraf signifikan 5% (α = 0,05).

Hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut

Berdasarkan tabel 33 diperoleh nilai sig. (0,000) < α (0,05). Hal ini dapat

diartikan bahwa variabel Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

berpengaruh signifikan terhadap Citra Perusahaan. Berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis menurut Sugiyono (2014:185) maka hipotesis 𝐻1 dalam penelitian ini

yaitu Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Citra Perusahaan diterima.

c. Pembahasan

Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Citra Perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ulva (2011) dan Indarwati (2007) yang memperoleh hasil bahwa

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan


108

signifikan terhadap Citra Perusahaan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

dinyatakan bahwa jika program dan kualitas pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan bertambah, maka Citra Perusahaan juga akan

mengalami peningkatan, sedangkan jika program dan kualitas pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan berkurang, maka Citra

Perusahaan juga akan mengalami penurunan. Citra Perusahaan dipengaruhi oleh

persepsi masyarakat terhadap perusahaan, sehingga pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang ditanggapi positif oleh masyarakat akan membantu

dalam meningkatkan Citra Perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler and

Lee (2005:14) bahwa “citra yang positif bisa dibentuk dengan melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility”.

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia

Tbk dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, life skill, dan lingkungan

memperoleh tanggapan positif dari 68,84 persen. Hal ini menggambarkan bahwa

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk telah

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

menjaga kelestarian lingkungan. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa

kegiatan yang memperoleh persentase skor aktual yang rendah yaitu pemberian

beasiswa dalam bidang pendidikan, pemberian bantuan di sektor peternakan,

pengadaan sarana dan prasarana infrastruktur pendukung perekonomian pedesaan,

dan penerapan System of Rice Intensification (SRI) organik dalam bidang

ekonomi, pengadaan akses air bersih dalam bidang kesehatan, pelatihan teknik

perbengkelan dan pelatihan daur ulang sampah dalam bidang life skill, dan

pengelolaan limbah dan lahan pasca tambang dalam bidang lingkungan.

Citra Perusahaan PT Vale Indonesia Tbk dilihat dari aspek personality,

reputation, value, dan corporate identity memperoleh tanggapan positif dari 63,67
109

persen responden. Hal ini menggambarkan bahwa PT Vale Indonesia Tbk

mempunyai Citra Perusahaan yang baik dalam persepsi masyarakat. Meskipun

demikian baik dari aspek personality, reputation, maupun value, pengelolaan dan

pelestarian lingkungan memperoleh persentase skor aktual terendah. Selain itu,

dari aspek corporate identity terkait PT Vale Indonesia Tbk berperan seperti

slogan perusahaan juga memperolah persentase skor aktual terendah.

Perusahaan yang melaksanakan tanggung jawab sosialnya atau Corporate

Social Responsibility (CSR) akan mempunyai citra perusahaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melaksanakan. Hal ini dikarenakan

masyarakat cenderung mempunyai persepsi yang positif terhadap perusahaan

yang juga turut membantu masyarakat dalam berbagai bidang yang nantinya

mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama yang berada di sekitar

perusahaan. Selain itu, masyarakat juga memberikan persepsi positif terhadap

perusahaan yang melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik dan tetap

menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan

pada PT Vale Indonesia Tbk, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia Tbk

dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, life skill, dan lingkungan

memperoleh tanggapan positif dari 68,84 persen.

2. Citra Perusahaan PT Vale Indonesia Tbk dilihat dari aspek personality,

reputation, value, dan corporate identity memperoleh tanggapan positif dari

63,67 persen responden.

3. Dari hasil regresi linear sederhana diperoleh persamaan Y = 4,766 + 0,417X.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap Citra Perusahaan pada PT

Vale Indonesia Tbk. Nilai koefisien yang diperoleh sebesar 0,417 artinya

ketika Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) mengalami

kenaikan satu satuan, maka Citra Perusahaan akan mengalami peningkatan

sebesar 0,417 satuan.

4. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,511. Artinya 51,10 persen

dari varians Citra Perusahaan dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), sedangkan 48,90 persen

sisanya dijelaskan oleh faktor lain.

110
111

5. Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai koefisien

korelasi sebesar 0,715 sehingga dapat diartikan bahwa variabel Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) dan variabel Citra Perusahaan

mempunyai hubungan yang kuat.

6. Bedasarkan hasil uji t diperoleh nilai sig. (0,000) < α (0,05) sehingga hipotesis

dalam penelitian ini yakni Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

berpengaruh positif terhadap Citra Perusahaan diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi PT Vale Indonesis Tbk, diharapkan:

a. Meningkatkan pengawasan dalam proses seleksi calon penerima beasiswa

sehingga pemberian beasiswa tersebut tepat sasaran sesuai dengan tujuan

perusahaan.

b. Mengevaluasi kembali pelaksanaan program Corporate Social Responsibility

(CSR) PT Vale dalam bidang ekonomi khususnya pemberian bantuan di sektor

peternakan, serta pengadaan sarana dan prasarana infrastruktur pendukung

perekonomian pedesaan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut sudah

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan telah dirasakan oleh seluruh

masyarakat terutama masyarakat miskin dan rentan. Selain itu, perusahaan juga

diharapkan meningkatkan penyuluhan penerapan System of Rice Intensification

(SRI) organik agar masyarakat mengetahui manfaat dari System of Rice

Intensification (SRI) organik dan tertarik untuk menerapakan System of Rice

Intensification (SRI) organik tersebut.


112

c. Mengevaluasi kembali pelaksanaan program Corporate Social Responsibility

(CSR) PT Vale dalam bidang kesehatan terkait pengadaan sarana air bersih

untuk memastikan bahwa pengadaan sarana air bersih tersebut sudah bisa

dirasakan oleh masyarakat secara merata dan tidak ada lagi masyarakat yang

sulit untuk menjangkau air bersih.

d. Mengevaluasi kembali pelaksanaan program Corporate Social Responsibility

dalam bidang life skill terkait pemberian pelatihan teknik perbengkelan dan

pelatihan daur ulang sampah untuk memastikan bahwa pelatihan tersebut

mampu membantu masyarakat untuk memperoleh penghasilan.

e. Meningkatkan pelaksanaan program pengelolaan lingkungan terutama dalam

mengelola limbah dan reklamasi pasca tambang sehingga limbah yang

dihasilkan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, dan kelestarian lahan

pasca tambang dapat dikembalikan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah program

maupun kegiatan yang diteliti, menambah jumlah sampel dan memperluas

lokasi penelitian sehingga diharapkan tingkat generalisasi dari analisis akan

lebih akurat.

b. Menambahkan variabel-variabel lain untuk diuji yang mempunyai pengaruh

terhadap peningkatan citra perusahaan seperti sejarah atau riwayat hidup

perusahaan yang gemilang, keberhasilan di bidang keuangan yang pernah

diraih, keberhasilan ekspor, dan hubungan industri yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

 Buku

Arifin, Anwar. 2015. Paradigma Baru Public Relations: Teori, Strategi, dan
Riset. Jakarta: Pustaka Indonesia.

Butterick, Keith. 2012. Pengantar Publik Relations: Teori dan Praktik. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

Harrison, Shirley. 2004. Public Relations:An Introduction. New York: John


Willey and Son.

Hartman, P Laura and Joe DesJardins. 2008. Etika Bisnis: Pengambilan


Keputusan untuk Integritas Pribadi & Tanggung Jawab Sosial.
Diterjemahkan oleh Danti Pujiati. Jakarta: Erlangga.

Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep


Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: Refika
Aditama.

Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing the
Most Good for Your Company and Your Case. New York: John Wiley &
Sons.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Public Relations Writing Media Public relations:


Membangun Citra Korporat. Jakarta: Kencana.

Mardikanto, Totok. 2014. CSR: Corporate Social Responsibility (Tanggung


Jawab Sosial Korporasi). Solo: Alfabeta.

Narimawati, Umi. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori


dan Aplikasi. Bandung: Agung Media

Noor, Juliansyah. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Priyatna, Soeganda dan Elvinaro Ardianto. 2008. Tujuh Pilar Strategi Komunikasi
Bisnis: Komunikasi Bisnis. Jakarta: Widya Padjajaran.

Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan


Kenyataan. Jakarta: Media Presindo.

Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2005. Dasar-Dasar Public Relations.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

113
114

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta : Damar Mulia


Pustaka.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Jakarta: Fascho
Publishing.

 Sumber Lain

Carrol, AB. 1979. A Three-Dimensional Conceptual Model of Corporate


Performance, Academy of Management Review, Vol. 4, No, 4.

CSRid. Panduan dan Standarisasi CSR Dengan ISO 26000 (08 Juli 2015),
diakses (13 Maret 2016) dari http://your-csr.csr.id/2015/07/panduan-dan-
standarisasi-csr-dengan-iso-26000.

Dahlsrud, Alexander. 2006. How Corporate Social Responsibility is


Defined: an Analysis of 37 Definitions. Norwegian: John Wiley & Sons.

Indarwati. 2007. Hubungan Antara Corporate Social Responsibility ‘’Surabaya


Green & Clean 2006’’ Yang Dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk Dengan
Citra Perusahaan. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya.

International Organization for Standardization (ISO). 2010. Guidance On Social


Responsibility. Switzerland: ISO.

Jackson, Aimee dkk. 2011. Sustainability and Triple Bottom Line Reporting –
What is it all about?. International Journal of Business, Humanities and
Technology, Vol. 1, No. 3.

Nureni, Lela. 2011. Dampak Pembangunan Bendungan Jatigede Terhadap


Reorientasi Mata Pencaharian Masyarakat Di Daerah Calon Genangan
Jatigede Kabupaten Sumedang. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Ulva. 2012. Analisis pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra


Perusahaan (studi kasus PT. International Nickel Indonesia Tbk). Skripsi.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
L
A
M
P
I
R
A
N

115
Lampiran 1
PENGANTAR KUESIONER
Perihal : Permohonan pengisian kuesioner/angket
Lampiran : Satu Berkas
Judul Skripsi :PENGARUH PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PT
VALE INDONESIA TBK
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr (i)
Di Tempat
Assalamu Alaikum, Wr.Wb.
Dengan Hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Makassar Fakultas
Ekonomi Program Studi Pendidikan Akuntansi, penelitian ini merupakan salah
satu syarat untuk menempuh kelulusan program pendidikan S1 yang sedang saya
tempuh. Maka dari itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr(i) agar sudi
kiranya meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner yang saya lampirkan
pada surat ini.
Kuesioner yang akan diisi oleh Bapak/Ibu/Sdr(i) merupakan data yang
akan diolah, dianalisis, dan bukan merupakan hasil akhir. Data dari kuesioner
yang Bapak/Ibu/Sdr(i) isi akan digabungkan dengan data lainnya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dalam penelitian ini. Data yang saya peroleh
yang dari jawaban Bapak/Ibu/Sdr(i) akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan semata-mata untuk penelitian ini. Harapan saya Bapak/Ibu/Sdr(i)
bersedia mengisi kuesioner ini.
Demikian permohonan saya ini, atas partisipasi dan perhatiannya, saya
mengucapkan terima kasih.
Wassalamu Alaikum, Wr.Wb.
Hormat saya,

Salina

Peneliti
1. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET :
a) Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr(i) untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
b) Berilah tanda silang pada jawaban yang Bapak/Ibu Saudara/Saudari pilih.
1. Apakah Bapak/Ibu, Saudara/Saudari merupakan penerima manfaat dari
Program Terpadu Pengembangan Masyarakat PTPM dari PT Vale
Indonesia Tbk ?
a. Ya b. Tidak
2. Jika Bapak/Ibu, Saudara/Saudari merupakan penerima manfaat PTPM,
anda menerima manfaat PTPM dibidang apa ?
a. Pendidikan b. Ekonomi c. Kesehatan d. Life
Skill/Keterampilan
c) Berilah tanda (√) pada kolom Bapak/Ibu/Sdr(i) pilih sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
d) Ada 5 alternatif jawaban, yaitu:
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Ragu-ragu (RR)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :Laki-Laki/Perempuan*)
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
*)Coret yang tidak Perlu
STS TS RR S SS
PERTANYAAN
1 2 3 4 5

1. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan) (X)

A. Pendidikan

1) Menurut saya pemberian beasiswa PT Vale kepada para

mahasiswa asal Kabupaten Luwu Timur sudah tepat

sasaran sehingga membantu meringankan beban

keuangan orang tua.

2) Program Magang dan studi banding guru PAUD Se-

Kabupaten Luwu Timur yang dilaksanakan oleh PT Vale

membantu dalam meningkatkan kompetensi dan mutu

tenaga pendidik PAUD di Kabupaten Luwu Timur.

3) PT Vale memberikan kesempatan kepada

siswa/mahasiswa Luwu Timur untuk melaksanakan

PRAKERIN di PT Vale yang bermanfaat untuk

memberikan keterampilan di bidang industri bagi siswa

dan mahasiswa.

4) Pelatihan pengembangan karakter yang dilaksanakan PT

Vale untuk tenaga pendidikan seperti guru, kepala

sekolah, komite sekolah, dan pengawas pendidikan

membantu dalam meningkatkan layanan pendidikan di

Kabupaten Luwu Timur.

5) Pembangunan dan perbaikan gedung PAUD dan TK


oleh PT Vale membantu dalam kelancaran proses belajar

mengajar.

6) Penyediaan sarana dan prasarana PAUD dan TK oleh PT

Vale membantu dalam kelancaran proses belajar

mengajar.

B. Ekonomi

7) Pembentukan dan Pengembangan Balai Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Model

oleh PT Vale memberikan kontribusi dalam

mengembangkan usaha masyarakat.

8) Penerapan konsep System of Rice Intensification (SRI)

Organik mampu meningkatkan penghasilan para petani.

9) Pengadaan alat-alat pertanian oleh PT Vale untuk para

petani membantu para petani mengurangi biaya yang

harus dikeluarkan.

10) Pemberian bantuan berupa bibit oleh PT Vale untuk para

petani membantu meningkatkan hasil panen.

11) Pemberian bantuan berupa pupuk oleh PT Vale untuk

para petani membantu mengurangi biaya yang

dikeluarkan.

12) Dengan pembangunan sarana dan prasarana pendukung

ekonomi pedesaan (jembatan, akses jalan dan listrik)

oleh PT Vale, kini masyarakat dapat melaksanakan

kegiatan perekonomian dengan lancar.

13) Bantuan PT Vale di sektor peternakan membantu


meningkatkan pendapatan masyarakat yang kurang

mampu.

14) Bantuan PT Vale di sektor perikanan membantu

meningkatkan penghasilan nelayan dan pelaku usaha

budidaya perikanan.

15) Bantuan sarana dan prasarana dari Program

PTPM/PMDM PT Vale untuk Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dan Industri Kreatif dirasakan

tidak membantu mengembangkan usaha warga

C. Kesehatan

16) Pemberian subsidi bantuan biaya pengobatan di Rumah

Sakit INCO PT Vale bagi masyarakat umum membantu

masyarakat yang ingin berobat.

17) Pengadaan sarana air bersih oleh PT Vale membantu

masyarakat untuk mendapatkan air bersih.

18) Pengadaan MCK dan jamban sehat oleh PT Vale

membantu masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

19) Seminar kesehatan ibu dan anak yang diadakan oleh PT

Vale memberikan informasi yang bermanfaat untuk

menjaga kesehatan para ibu dan anak

20) Kegiatan Sosialisasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

yang dilaksanakan oleh PT Vale bermanfaat untuk

mencegah penularan penyakit DBD.

21) Kegiatan sosialisasi HIV/AIDS oleh PT Vale

bermanfaat untuk mencegah bertambahnya jumlah


penderita HIV/AIDS.

22) Pengadaan sarana dan prasarana pendukung kesehatan

dan kebersihan di Posyandu dan Pustu memberikan

manfaat dalam meningkatkan layanan kesehatan kepada

masyarakat.

23) Pemberian makanan tambahan bagi bayi, balita, dan

lansia dirasakan tidak membantu dalam memperbaiki

asupan gizi.

D. LifeSkill

24) Pelatihan yang diberikan kepada ibu-ibu PKK dan kaum

perempuan membantu dalam meningkatkan kapasitas

kaum perempuan untuk mewujudkan keluarga sejahtera

dan mandiri.

25) Pelatihan kerajinan tangan kelompok yang diperoleh

dari program PTPM/PMDM membantu dalam

memperoleh penghasilan.

26) Pelatihan teknik perbengkelan yang diperoleh dari

program PTPM/ PMDM membantu masyarakat untuk

memperoleh penghasilan.

27) PT Vale memberikan pelatihan keterampilan dengan

memanfaatkan limbah sampah yang membantu

masyarakat memperoleh penghasilan.

28) Program pelatihan jahit menjahit yang diperoleh dari

program PTPM/PMDM membantu masyarakat untuk

memperoleh penghasilan.
E. Lingkungan

29) PT Vale melindungi Sistem Danau di Malili dengan baik

sehingga kualitas air tetap terjaga, dan keanekaragaman

hayati di dalamnya tidak terganggu.

30) PT Vale menggunakan energi terbarukan dengan

membangun 3 unit PLTA yang ramah lingkungan

sebagai pengganti BBM.

31) Program pengelolaan limbah yang dilaksanakan oleh PT

Vale dirasakan tidak maksimal sehingga limbah yang

dihasilkan berdampak negatif bagi lingkungan.

32) PT Vale mengelola lahan pasca tambang dengan baik

sehingga kelestariannya tetap terjaga.

2. Citra Perusahaan (Y)

A. Personality

33) PT Vale merupakan perusahaan yang mengembangkan

praktik-praktik produksi nikel dan pengelolaan sumber

daya mineral yang berkelanjutan.

34) PT Vale adalah perusahaan yang peduli terhadap

masyarakat sekitar perusahaan.

35) PT Vale adalah perusahaan yang peduli terhadap

lingkungan.

B. Reputation

36) PT Vale menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah

besar untuk masyarakat sekitar.

37) PT Vale melakukan pengelolaan lingkungan dengan


baik.

38) PT Vale memberdayakan masyarakat sekitar dengan

pendekatan berkelanjutan.

39) Menurut saya, PT Vale dapat dijadikan contoh bagi

perusahaan lain dalam mengelola perusahaan.

C.Value

40) PT Vale menjalankan aktivitas perusahaan dengan

mengutamakan nilai kehidupan (keselamatan jiwa).

41) PT Vale membantu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

42) PT Vale menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.

43) PT Vale menanggapi keluhan dari masyarakat yang

berkaitan dengan dampak negatif perusahaan terhadap

masyarakat.

44) PT Vale tidak melibatkan masyarakat dalam

merencanakan kegiatan sosialnya.

D. Corporate Identity

45) Tampilan dan Kombinasi Warna pada logo PT Vale

tidak menarik.

46) Logo PT Vale sangat mudah dikenali.

47) PT Vale mampu berperan seperti Slogan PT Vale

“tumbuh dan berkembang bersama masyarakat”.


TABULASI DATA
VARIABEL CITRA PERUSAHAAN

PERNYATAAN
RES
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Jumlah
1 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 64
2 4 3 3 4 3 4 5 4 3 5 3 3 5 5 5 59
3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 51
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 60
5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 60
6 2 3 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 5 55
7 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 60
8 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 52
9 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 50
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
11 2 3 3 3 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 3 58
12 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 66
13 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 3 4 3 64
14 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 51
15 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 4 3 5 59
16 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 63
17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 57
18 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 63
19 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 3 5 5 67
20 4 4 3 4 1 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 62
21 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 64
22 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 38
23 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 55
24 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 64
25 3 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 4 3 51
26 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 49
27 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 49
28 4 5 3 3 2 4 4 2 2 2 3 4 3 3 3 47
29 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 48
30 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 54
31 4 4 4 5 4 5 3 3 3 2 3 3 5 5 4 57
32 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 5 2 50
33 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 5 2 50
34 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 54
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
36 3 3 5 4 5 3 3 2 5 4 4 4 4 4 4 57
37 1 1 1 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 24
38 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 51
39 2 2 3 1 1 3 3 2 3 1 2 3 2 4 4 36
40 4 4 3 1 2 3 3 3 3 2 4 4 2 2 1 41
41 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 5 2 53
42 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 2 56
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
44 3 5 5 4 5 3 3 2 5 4 5 4 5 4 4 61
45 1 1 1 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 5 3 26
46 1 1 3 3 4 3 3 3 3 4 5 4 3 2 2 47
47 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 62
48 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 54
49 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 4 58
50 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 4 63
51 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 66
52 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 64
53 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 54
54 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 3 59
55 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 1 2 4 2 1 27
56 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 67
57 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 63
58 5 4 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 1 4 4 63
59 4 4 4 2 2 3 3 3 2 1 1 2 4 2 3 40
60 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 66
61 4 5 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 2 5 5 61
62 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 2 2 5 4 5 53
63 5 5 3 4 2 5 4 5 5 4 5 2 4 3 5 61
64 4 5 3 4 4 3 3 4 5 4 5 2 5 2 2 55
65 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 2 1 5 61
66 3 2 2 2 2 4 4 4 3 2 2 2 2 4 4 45
67 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 5 5 4 54
68 3 2 2 4 3 4 4 1 1 2 2 1 2 2 5 38
69 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 5 4 2 2 4 56
70 4 4 2 4 4 2 2 3 2 5 5 4 4 4 5 54
71 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4 5 4 2 4 4 49
72 5 4 4 2 1 2 2 4 1 4 4 4 5 4 4 50
73 4 4 2 4 1 3 3 4 1 4 5 5 2 4 4 50
74 2 1 1 3 2 2 2 1 2 5 5 5 2 4 4 41
75 2 2 1 2 3 2 2 1 1 2 4 4 5 1 3 35
76 2 3 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 4 4 4 34
77 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 68
78 4 4 2 4 2 5 2 4 3 4 4 3 4 4 4 53
79 4 2 2 3 4 4 4 2 2 5 5 5 4 4 5 55
80 2 2 3 2 3 4 2 2 1 2 2 2 2 1 1 31
81 2 3 3 1 2 2 2 3 3 1 4 2 4 3 2 37
82 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 63
83 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 31
84 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
85 3 3 4 2 4 4 3 2 2 3 4 2 4 4 4 49
86 4 4 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 55
87 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 59
88 4 4 2 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 59
89 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 53
90 1 2 1 3 3 1 1 2 1 2 3 1 4 3 1 29
91 5 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 60
92 4 4 2 5 5 5 3 4 1 1 2 4 1 4 4 49
93 5 5 5 5 4 4 5 5 2 4 5 4 1 2 1 57
94 2 2 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 2 2 56
95 5 5 4 4 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 66
96 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 61
97 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 1 1 61
98 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 67
99 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 67
100 3 2 3 2 2 4 4 2 2 4 4 3 2 4 2 43
Lampiran 6
Pengisian Kuesioner oleh salah satu warga Kecamatan Nuha

Pengisian Kuesioner oleh Salah satu warga Kecamatan Malili


Peserta Training Konveksi dan Bordir PTPM PT Vale di Kecamatan Malili
Reliabilitas Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.918 32

Hasil Uji Reliabilitas Citra Perusahaan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.901 15
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 100
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 7.17538016

Most Extreme Differences Absolute .074

Positive .049

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .740

Asymp. Sig. (2-tailed) .645

a. Test distribution is Normal.

Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Regression

b
Variables Entered/Removed

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 Pelaksanaan_CSR
a
. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Citra_Perusahaan

b
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .715 .511 .506 7.21190

a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan_CSR

b. Dependent Variable: Citra_Perusahaan


b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 5317.468 1 5317.468 102.236 .000

Residual 5097.122 98 52.011

Total 10414.590 99

a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan_CSR

b. Dependent Variable: Citra_Perusahaan

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.766 4.894 .974 .333

Pelaksanaan_CSR .417 .041 .715 10.111 .000

a. Dependent Variable: Citra_Perusahaan

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 26.0441 65.6800 53.7100 7.32883 100

Residual -2.18390E1 17.33988 .00000 7.17538 100

Std. Predicted Value -3.775 1.633 .000 1.000 100

Std. Residual -3.028 2.404 .000 .995 100

a. Dependent Variable: Citra_Perusahaan


RIWAYAT HIDUP

Salina. Lahir pada tanggal 02 Maret 1994 di Sandakan,

Malaysia. Penulis merupakan Anak ketiga dari empat

bersaudara, dari pasangan Badrun dan Salma. Penulis pertama

kali masuk pendidikan Formal di SDN 220 Cerekang pada

Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan

pendidikan ke SMP Negeri 2 Malili dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun 2009,

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Malili dan berhasil

menyelesaikan studi pada tahun 2012. Dan pada tahun yang sama penulis terdaftar

sebagai Mahasiswi di Universitas Negeri Makassar Fakultas Ekonomi Program

Studi Pendidikan Akuntansi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN).

Anda mungkin juga menyukai