DAN LINGKUNGAN
Teori dan Implementasi
Bagian I
• Kebijakan Sosial dan Lingkungan :
1. Strategi Pengelolaan Lingkungan
2. Kelembagaan Lingkungan Hidup
3. Pengungkapan Sosial
4. Teori Pengungkapan Sosial
5. Pengungkapan Lingkungan
6. Kasus Lingkungan
Kebijakan sosial hadir sebagai cara untuk
memecahkan masalah sosial dan memenuhi
kebutuhan sosial bagi semua golongan masyarakat
yang mempermudah dan meningkatkan kemampuan
mereka dalam menanggapi perubahan sosial.
Kebijakan sosial senantiasa berorientasi kepada
pencapaian tujuan sosial. Tujuan sosial ini
mengandung dua pengertian yang saling terkait,
yakni: memecahkan masalah sosial dan memenuhi
kebutuhan sosial.
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup:
- Pengelolaan Lingkungan Hidup Mendatang
- Pembangunan Berwawasan Lingkungan Hidup
- Pendidikan Lingkungan Hidup
- Industri Indonesia Yang Ramah Lingkungan
Kebijakan lingkungan hidup sarat dengan aspek politik karena kuatnya
keragaman mazhab para pemangku kepentingan yang tata nilainya sering
bertolak belakang.
- Pengeloaan Air Limbah: Perseroan telah membangun sistem drainasi yang terpisah
dengan pembungan air limbah dan limbah dioleh terpusat, tidak diserapkan kedalam
tanah tetapi didaur ulang untuk keperluan lain seperti penyiraman taman dan
irigasi lapangan golf.
International Accounting Standard Board-IASB (sebelumnya bernama
International Accounting Standard Committee-IASC) dalam International
Financial Reporting Standards-IFRS (sebelumnya bernama International
Accounting Standards-IAS) belum mengatur standar akuntansi tentang
lingkungan. Meskipun sejumlah negara Uni Eropa telah mengusulkan
kepada IASC untuk memasukkan isu-isu lingkungan (environmental issues)
dalam agenda pengembangan IAS sejak 1998, namun hingga saat ini usulan
tersebut belum juga direalisasikan karena sejumlah alasan yang kompleks
Belum lagi persoalan PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo dengan lumpur yang
tiada henti-hentinya mengakibatkan kerusakan lingkungan dan
menelantarkan ribuan masyarakat sekitar, yang sampai hari ini belum juga
terselesaikan. Contoh lainnya berkaitan dengan isu Clean Government, isu
ini bekaitan dengan perubahan sistem perundang-undangan lingkungan hidup
telah menjadi sorotan tajam di berbagai media.
Polusi dan pengelolaan limbah yang buruk membawa dampak negatif yang tinggi terhadap
perekonomian Indonesia. Menurut (Indonesia Expanding Horizon, 2003) akibat pengelolaan
limbah yang buruk dapat mengakibatkan :
Total kerugian ekonomi dari terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi,
diestimasi secara konservatif adalah sebesar 2 % dari PDB tiap tahunnya.
Biaya yang timbul akibat polusi udara di wilayah Jakarta saja diperkirakan
sebanyak 700 juta dollar pertahunnya.
Produksi limbah padat naik secara signifikan selama lima tahun terakhir. Pada
tahun 2000, untuk ibu kota Jakarta saja menghasilkan 24.000 m3 sampah perhari,
yang diperkirakan akan berlipat ganda hingga tahun 2010.
Model SR di kembangkan Global Reporting Inisiatives (GRI)
sejak tahun 2001. Kebanyakan korporasi global sudah
menerapkan SR
Pada 2020, model Sustainability Reporting yang dikembangkan
Global Reporting Inisiatives (GRI) akan menjadi mandatory bagi
korporasi global
Saat ini, sedang difinalisasi draft International Sustainability
Reporting Standards (ISRS).
Guna mencapai keberhasilan dalam menerapkan akuntansi lingkungan bagi perusahaan-perusahaan. Pertama
dan utama sekali yang perlu diperhatikan manajemen perusahaan adalah adanya kesesuaian antara evaluasi yang
dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Langkah kedua, yaitu menentukan apa yang
menjadi target perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktior-faktor utama yang berdampak pada lingkungan
perusahaan serta menyusun suatu perencanaan untuk mengurangi dampak lingkungan.
Langkah ketiga, memilih alat ukur yang sesuai dalam menentukan persoalan lingkungan. Langkah keempat,
menentukan penilaian administrasi untuk menetapkan masing-masing target segmen. Langkah kelima,
menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing-masing divisi perusahaan. Langkah keenam,
melakukan pengujian masing-masing divisi. Langkah terakhir adalah melakukan telaah kerja. Pada telaah kerja
diharapkan dapat menghasilkan segmen akuntansi yang dapat mendukung prestasi manajemen lingkungan
masing-masing divisi.
Bagian IV
• Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial :
1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
2. Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
3. Manfaat Pelaksanaan CSR
4. Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
5. Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
Akuntansi sosial difokuskan pada aspek sosial atau dampak (externalities) dari
kegiatan pemerintah maupun perusahaan yang justm sering menimbulkan penyakit
sosial seperti kerusakan ekosistem, polusi, kriminal,monopoli, keterbelakangan suatu
komunitas, meningkatnya utang, diskriminasi sosial, kemiskinan, dan Iain-lain.
Kurangnya pemahaman aparat maupun manajemen perusahaan terhadap akuntansi
sosial, dan biaya penyiapan laporan pertangungjawaban sosial yang relatif besar, serta
tidak adanya tuntutan dari masyarakat adalah beberapa faktor yang dapat menunda
penerapan akuntansi sosial secara keseluruhan di negeri ini.
Kepercayaan konsumen
Kepercayaan konsumen adalah indikator ekonomi yang mengukur keseluruhan optimisme konsumen
tentang keadaan ekonomi. Konsumen yang percaya diri cenderung lebih bersedia mengeluarkan uang
daripada konsumen dengan kepercayaan diri rendah, yang berarti bisnis lebih mungkin untuk makmur
ketika kepercayaan konsumen tinggi. Periode kepercayaan konsumen yang tinggi dapat menghadirkan
peluang bagi bisnis baru untuk memasuki pasar, sementara periode kepercayaan yang rendah dapat
memaksa perusahaan untuk memangkas biaya untuk mempertahankan laba.
Inflasi
Inflasi adalah tingkat di mana harga dalam perekonomian meningkat. Inflasi menyebabkan peningkatan
dalam pengeluaran bisnis seperti sewa, utilitas, dan biaya bahan yang digunakan dalam produksi.
Kenaikan biaya kemungkinan akan memaksa bisnis untuk menaikkan harga pada produk dan layanan
mereka sendiri untuk mengikuti laju inflasi dan mempertahankan keuntungan. Inflasi dapat mengurangi
daya beli konsumen kecuali pengusaha menaikkan upah berdasarkan tingkat inflasi.
Berdasarkan pada UU No 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas maka suatu perusahaan
khususnya perseroan terbatas di wajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
kepada masyarakat.
Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga saham perusahaannya. Jika harga saham tinggi
maka dapat dikatakan bahwa nilai perusahaannya pun juga baik.
Corporate Social Responsibility atau CSR diungkapkan antara lain dalam laporan keberlanjutan
atau yang di sebut juga dengan Sustainability Reporting. Tujuan utama perusahaan yaitu
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai pada suatu perusahaan akan terjamin berkembang secara
sustainable jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Dengan adanya praktik Corporate Social Responsibility (CSR) atau pertanggung jawaban sosial
perusahaan yang baik maka akan membuat nilai perusahaan juga akan dinilai dengan baik oleh
para pihak investor atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan juga akan
meningkat.
Saat ini, cara untuk mengukur kinerja CSR adalah melalui laporan kegiatannya,
yakni dengan metode content analysis. Metode ini mengubah informasi kualitatif
menjadi kuantitatif sehingga dapat diolah dalam perhitungan statistik. Artinya,
total angka yang didapat dari proses content analysis ini menggambarkan
banyaknya pengungkapan yang diinformasikan dalam laporan tersebut. Yang
perlu digarisbawahi adalah informasi CSR yang diungkapkan bukan jaminan
informasi yang menggambarkan semua kegiatan CSR yang telah dilakukan. Ada
gap yang mungkin terjadi.
Bisa saja informasi CSR yang diungkapkan hanya sepersekian persen dari semua
kegiatan CSR yang dilakukan. Sebaliknya, mungkin informasi yang diungkapkan
melebihi kegiatan yang dilakukan. Belum lagi sifat laporan yang berbeda. Misalnya
laporan tahunan perusahaan yang sering dipakai menjadi dasar untuk pengukuran
kinerja CSR. Dalam laporan tahunan, terlihat bahwa porsi pengungkapan informasi
CSR sangat terbatas dibandingkan dengan laporan lainnya, misalnya laporan
keberlanjutan (sustainability report). Namun karena jumlah laporan semacam ini
masih sedikit, maka untuk tujuan penelitian, laporan tahunan masih menjadi
primadona.
Program CSR bermanfaat jangka panjang yang dimaksud yaitu program-program yang memiliki dampak positif untuk
kemajuan masyarakat dan relasi antara masyarakat dengan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan
kalau memungkinkan dapat menciptaan sebuah hubungan psikologis seumur hidup. (Ruhliana, 2004)
Dengan demikian, CSR begitu penting bagi masyarakat dan justru bagi perusahaan itu sendiri, karena semakin mampu
perusahaan memberdayakan masyarakat melalui pelaksanaan CSR maka semakin besar perusahaan memperoleh
reputasi, citra positif, penghargaan, pengakuan positif dan perlindungan sosial sebagai bagian penting melakukan proses
produksi serta komersialisasi.
Environment Workplace
Marketplace Society
Bagian VI
• Akuntansi Manajemen Lingkungan:
1. Definisi Akuntansi Manajemen Lingkungan
2. Peran Akuntansi Manajemen Lingkungan terhadap Pengambilan
Keputusan Internal
3. Teknik Akuntansi Manajemen Lingkungan
4. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan
5. Biaya Lingkungan
Akuntansi manajemen lingkungan dikembangkan untuk memberikan informasi
mengenai aspek keuangan dan fisik mengenai dampak lingkungan dan kinerja
perusahaan (Christ and Burritt, 2013).
Ciri ekonomi hijau yang paling membedakan dari gagasan ekonomi lainnya yaitu penilaian
langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana
biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban ,
kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan aset . Untuk tinjauan umum tentang
kebijakan pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan Ekonomi Hijau Program
Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa( UNEP )
Contoh Green Ekonomi : Sudut terpenting
•Pengurangan Emisi Gas Buang Co2 1.Perekonomian Dunia
•Penganggulangan Efek rumah Kaca 2.Keseimbangan nilai tukar uang
•Program Penghijauan 3.Negara Kaya dan negara miskin
•Program Industri ramah lingkungan 4.Perebutan Pasar dan Sumber daya langka
Konsep ekonomi hijau diharapkan menjadi jalan keluar . Menjadi jembatan antara
pertumbuhan pembangunan , keadilan sosial serta ramah lingkungan dan hemat sumber
daya alam . Namun kenyataanya Green Ekonomi Hanya dianggap sebuah angan-angan
belaka. Untuk saat ini saja dunia masih berlomba-lomba untuk meningkatkan Pembangunan
Ekonomi tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan .
Proses penyajian Sustainability Reporting dilakukan melalui 5 (lima) mekanisme, yaitu :
1. Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membuat kebijakan yang berkaitan dengan
sustainability development, kemudian mempublikasikan kebijakan tersebut beserta dampaknya.
2. Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat pada perusahaan untuk memberikan
produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan pada perusahaan untuk menetapkan standar
kinerja dan sustainability reporting kepada para pemasok dan mata rantainya.
3. Keterlibatan stakeholders.
4. Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat meminta perusahaan untuk mengembangkan aspek-
aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk membuat laporan pelaksanaan sustainability.
Apabila perusahaan belum melaksanakan, maka perusahaan harus memberikan penjelasan.
5. Mekanisme lain adalah rating dan benchmarking, pajak dan subsidi, ijin-ijin yang dapat diperdagangkan,
serta kewajiban dan larangan. Sustainability Report dapat diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam
laporan tahunan (annual report).
Beberapa alasan perusahaan menyajikan Sustainability Report terpisah dari annual report, antara lain :
a. Sustainability Report sebagai alat komunikasi bagi manajemen dengan para stakeholder untuk menyampaikan
pesan bahwa perusahaan telah menjalankan sustainable development.
b. Memperoleh image baik (citra positif) dari stakeholder.
c. Pencarian legitimasi dari stakeholder.
Bagian VIII
• Audit Lingkungan:
1. Audit Lingkungan di Indonesia
2. Auditing sebagai komponen Manajemen Lingkungan
3. Jenis-jenis Audit Lingkungan
4. Tata cara Audit Lingkungan
5. Manfaat Audit Lingkungan
Audit Lingkungan Hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan
lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Indonesia no 3 tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup, audit
ini dapat bersifat sukarela dan juga dapat diwajibkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.
Untuk audit yang diwajibkan oleh Menteri ditujukan kepada usaha/kegiatan tertentu yang
berisiko tinggi terhadap lingkungan hidup; dan/atau usaha/kegiatan yang menunjukkan
ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Audit Lingkungan hidup ini dilakukan oleh auditor yang
tersertifikasi.
Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem manajaemen lingkungan
korporat memberikan manajemen dan dewan direksi pengetahuan, yaitu:
a. Perusahaan menaati hukum dan peraturan lingkungan.
b. Kebijakan dan prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke
seluruh organisasi.
c. Resiko korporat yang berasal dari resiko lingkungan dinyatakan dan
berada dibawah pengendalian.
d. Perusahaan mempunyai sumberdaya dan staff yang tepat untuk
pekerjaan lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat
mengendalikan masa depan sumber daya tersebut.
1. Audit tanggung jawab lingkungan
• Audit kepatuhan
• Audit kewajiban resiko operasional
• Audit keselamatan dan kesehatan kerja
2. Audit manajemen lingkungan
• Audit Perusahaan
• Audit Sistem
• Audit kebijakan
3. Audit aktivitas lingkungan
• Audit lingkungan lokasi pabrik
• Audit limbah
• Audit produk
• Audit lintas batas
Tahap 1 : Pemecahan Masalah
Dalam tahap 1, usaha lingkungan suatu perusahaan dapat dikarakteristikkan oleh
keinginan untuk “menghindari gangguan”. Fokus utama adalah pemecahan masalah
lingkungan yang segera dan paling dikenal dan menghindari biaya yang tidak perlu
diakibatkaan oleh staf yang meningkat atau pengeluaran modal.
Tahap 2: Mengelola Ketaatan
Suatu perusahaan membangun suatu sistem yang lebih formal untuk mengelola
tingkat yang diinginkan atau tingkat ketaatan.
Tahap 3 : Mengelola Kepastian Lingkungan
Falsafah manajemen dasar adalah bahwa jajaran penuh dan resiko lingkungan yang
potensi terhadap perusahaan dan terhadap lingkungan
Bidang Manajemen
1. Menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan kinerja lingkungan
organisasi.
2. Dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan manajemen
lingkungan atau usaha untuk memperbaiki rencana saat ini.
3. Mengeidentifikasi resiko dan dampak lingkungan, review terhadap pengendalian
manajemen dan sistem yang berkaitan dengan kewajiban dan risiko lingkungan,
baik yang telah lalu maupun saat ini.
Bidang Keuangan
1. Mencegah kerugian finansial melalui remediasi atau penghentian aktivitas
atau penutupan perusahaan, larangan –larangan pemerintah atau publikasi
negatif yang disebabkan oeleh pemantauan dan pengelolaan ligkungan
yang buruk.
2. Penilaian impilkasi keuangan yang wajar( fair) terhadap masalah
lingkungan, tanggung jawab dan dampak dari peraturan baru.
3. Menyoroti dimana biaya-biaya bisa dihemat ( seperti melalui konservasi
atau meminimalkan penggunaan energi, memperbaiki penggunaan
material,perubahan proses, penurunan pemborosan, pemakaian atau
pengelolaan kembali.
Bidang hukum
1. Untuk mengukur dan meningkatkan kepatuhan perusahaan atau
ektivitas terhadap peraturan- peraturan bidang lingkungan seperti izin
operasional standar emisi udara dan sebaginya, kemudian menghindari
sanksi hukum terhadap aktivitas atau perusahaan atau pengelolaannya
dibawah hukum dan peraturan yang berlaku.u
2. Menunjukkan ketentuan implementasi manajemen lingkungan dalam
pengadilan jika dibutuhkan
Bidang pelatihan
1. Untuk memfasilitasi praktik lingkungan terbaik serta meningkatkan
kesadaran staf dan manajemen perusahaan mengenai kebijakan dan
tanggung jawab ligkungan.
2. Menilai pelatihan pengetahuan dan kesadaran masayarakat.
Bidang pelaporan
1. Menyajikan laporan audit lingkungan untuk digunakan oleh aktivitas atau
perusahaan, berhubungan dengan komunitas lingkungan, pemerintah dan media
massa.
2. Menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan asuransi, institusi
keuangan, pemegang saham , dan pihak –pihak berkepentingan lainnya.
Bagian IX
• Lingkungan Hidup Dalam Kerangka CSR dan Sustainability
Development:
1. Lingkungan Hidup dan Entitas Bisnis
2. Konsep CSR
3. Dimensi CSR
4. Pengaturan dan Pelaksanaan CSR di Indonesia
5. Motivasi Perusahaan Menjalankan CSR
6. CSR dan Sustainability Development
Paradigma bisnis yang menganjurkan bahwa dalam
berbisnis untuk meraup laba (profit), korporasi perlu
peduli dan bertanggung jawab melestarikan lingkungan
(planet) dan meningkatkan kesejahteraan sosial (people)
dengan mengelolanya secara baik.
Bagian X
• Lingkungan Bisnis di Era Perdagangan Bebas:
1. Perjanjian Perdagangan Bebas
2. Politik dan Hubungan Internasional Dalam Lingkungan Bisnis
Nasional
3. Peta Politik dan Kegiatan Bisnis Nasional
4. Ilustrasi Iklim Investasi di Indonesia
5. Penegakan HAM dan CSR
6. Analisa Hubungan Politik, Perdagangan Bebas, HAM dan CSR
Bagian XI
Perbankan.
Bagian XII