Anda di halaman 1dari 23

RESUME TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY), ETIKA LINGKUNGAN, KODE ETIK PROFESI

MATA KULIAH ETIKA BISNIS

ERIC OKTO SETIAWAN


11000123410129

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

Bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui


berbagai kegiatan yg dilakukan dlm rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi
pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.

 Model Kewarganegaraan
Perusahaan mempunyai peran khusus dalam komunitas Kemampuan melakukan hal yang
baik
 Model kontrak sosial
Perusahaan memetik keuntungan sebagai anggota komunitas Memiliki kewajiban timbal
balik
 Model kepentingan pribadi yang tercerahkan
Implementasi kebijakan CSR membentuk citra merek yang positif Adam Smith

Milton Friedman (1970) : Tanggung jawab sosial bisnis adalah untuk meningkatkan
keuntungannya.

Pengertian CSR, CSR merupakan:

 Komitmen bisnis yang berperan untuk pembangunan ekonomi,


 Mendukung kerjasana antar karyawan dengan pimpinan,
 Menciptakan komunikasi sosial guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar,
dengan cara- cara yang baik bagi kegiatan dan pengembangan perusahaan

Corporate social responsbility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontriibusi dalam pengenbangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sisial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomis, sosial.

Corporate social responsibility adalah tentang nilai dan standar yang dilakukan berkaitan
dengan komitmen dunia usaha untuk bertindak secara etis,beroprasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup
Corporate Social Responsibility biasanya juga dipahami sebagai cara sebuah perusahaan
dalam mencapai keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, enviroment atau lingkungan dan
persoalan-persoalan sosial dan dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari
shareholders

Corporate positioning on CSR, 3 hal yang menjadi focus perusahaan yaitu profit, lingkungan dan
masyarakat.

Elkington mengemas CSR kedalam 3 fokus : profit, planet, dan people. Perusahaan yang
baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

Corporate social responsibility Upaya perusahaan dalam menyeimbangkan komitmennya


pada pihak-pihak berkepentingan organisasi Kelompok, individu, dan organisasi yg secara
langsung dipengaruhi oleh praktik organisasi itu dan oleh karenanya, dipengaruhi kinerja
perusahaan, Lima Kelompok antara lain pelanggan, karyawan, investor, pemasok, dan
masyarakat setempat.

Tanggung jawab sosial perusahaan, apa yang seharusnya atau semestinya suatu
perusahaan lakukan demi kepentingan masyarakat. Tipe aturan hukum mengikat, tidak
merugikan orang lain, mencegah kerugian bahkan daalam keadaan dimana seseorang tidak
menjadi penyebabnya.

Manfaat CSR

 Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima
perusahaan
 Pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan
suatu krisis;
 Keterlibatan dan kebanggaan karyawan;
 CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat
hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya;
 Meningkatnya penjualan;
 Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya
 Memperkuat kinerja dan keuntungan ekonomi yang lebih efisien dan berkelanjutan;
 Meningkatkan komitmen para pekerja;
 Memantapkan akuntabilitas perusahaan terkait investasi sosial dan kemasyarakatan;
 Mengurangi kerentanan dan instabilitas operasi perusahaan terkait menguatnya hubungan
dengan masyarakat;
 Mempertegas reputasi dan citra perusahaan.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan:

1. Perusahan yang etis dan memiliki tanggung jawab sosial mendapatkan rasa hormat dari
stakeholder;
2. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dan masyarakat sekitar.;
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan;
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan;
5. Tanggung jawab sosial Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan;
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek;
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi;
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah ruang dalam bisnis mereka.

Tujuan tanggung jawab sosial perusahaan perwujudan partisipasi dari perusahaan pada
kehidupan sosial budaya komunitas sekelilingnya Adanya kepentingan global yang mengarah
pada moral, maka mau tidak mau perusahaan akan menerimanya sebagai sebuah moral
perusahaan (corporate morale) terhadap masalah-masalah sosial budaya yang ada di sekitarnya.

PT Toba Pulp Lestari: keadaan sosial budaya dari bangsa secara keseluruhan

Terwujud: konteks kelestarian hutan tanaman industri yang alami yang dikelola dan menjadi
obyek dari komunitas Indonesia secara khusus dan dunia secara umum.
PERKEMBANGAN CSR DI INDONESIA

Populer sejak tahun 1990an. Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling
umum adalah pemberian bantuan terhadap oragnisasi – organisasi local dan masyarakat miskin
di seputar perusahaan. CSR pada tatarannya sekedar berbuat baik agar terlihat baik. Pada
perspektif global dipandang dari perspektif pembangunan yang lebih luas, CSR menunjuk pada
kontribusi perusahaan terhadap konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development),
yakni "pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini tanpa mengabaikan
kebutuhan generasi masa depan." Dengan pemahaman bahwa dunia bisnis memainkan peran
kunci dalam penciptaan kerja dan kesejahteraan masyarakat. CSR secara umum dimaknai
sebagai sebuah cara di mana perusahaan berupaya mencapai sebuah keseimbangan antara tujuan-
tujuan ekonomi, lingkungan dan sosial masyarakat, seraya tetap merespon harapan-harapan para
pemegang saham (shareholders) dan pemangku kepentingan (stakeholders). CSR tren global,
global produk-produk ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah
sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM) contoh, boikot produk Nike, Eropa dan
Amerika Serikat Nike, di Asia dan Afrika mempekerjakan anak di bawah umur.

DJSI 1999, London Stock Exchange Socially Responsible Investment (SRI) Index dan Financial
Times Stock Exchange

(FTSE) FTSE4Good, 2001. otoritas bursa saham di Asia :Hanseng Stock Exchange, Singapore
Stock Exchange.

indeks-indeks, investor global perusahaan dana pensiun dan asuransi yang hanya menanamkan
investasi di perusahaan-perusahaan yang sudah masuk dalam indeks.

BIDANG CSR

Tanggung jawab atas Tanggung jawab atas Tanggung jawab atas


lingkungan karyawan penanaman modal
STAKEHOLDERS

STAKEHOLDERS INTERNAL STAKEHOLDERS EXTERNAL

 Pemegang saham  Konsumen

 Manajemen dan Top Executive  Penyalur

 Karyawan  Pemasok

 Keluarga dan Karyawan  Bank

 Pemerintah

 Pesaing

 Komunitas

MODEL TANGGUNG JAWAB TERHADAP PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

a. Pelanggan
 Penetapan harga yg wajar "Menghargai garansi
 Komitmen terhadap pengiriman barang •Mempertahankan kualitas produk
b. Karyawan
 Memperlakukan secara adil
 Menganggap pekerja sebagai bagian dari tim *Menghormati harga diri dan
kebutuhan dasar manusiawi
c. Investor
 Manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yg pantas •Memberikan informasi yg
tepat pada pihak berkepentingan tentang kinerja keuangan perusahaan
 Mengelola perusahaan untuk melindungi hak dan investasi para pemegang saham
d. Pemasok
 Memberikan informasi tentang rencana masa depan perusahaan, negoisasi jadwal
pengantaran dan harga yang dapat diterima kedua belah pihak
e. Komunitas local
 Memberikan sumbangan program-program lokal dan secara aktif ikut terlibat
dalam program-program amal

TANGGUNG JAWAB ATAS PELANGGAN

1. Hak konsumen
 Hak atas produk yang aman
 Hak atas mengetahui semua aspek yg berkaitan dengan suatu produk
 Hak untuk didengar
 Hak untuk memilih apa yang mereka beli
 Hak untuk mendapatkan informasi dalam hal pembelian
 Hak untuk mendapatkan pelayanan yang ramah
2. Penetapan harga yang tidak wajar
Kolusi terjadi bila dua atau lebih perusahaan setuju untuk bekerjasama dalam tindakan yg
salah seperti kolaborasi penetapan harga (price fixing)
3. Etika dalam periklanan
Adanya potensi salah intepretasi dalam iklan maupun informasi produk dalam kata dan
ungkapan

PENDEKATAN CSR

 Sikap obstruktif
Perusahaan tidak terlalu peduli dengan perilaku etis dan umumnya sedapat mungkin akan
menyembunyikan
tindakan yang salah.
 Sikap defensive
Perusahaan hanya memenuhi persyaratan hukum secara minimum atas komitmennya
atas kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya
 Sikap akomodatif
Perusahaan secara sukarela setuju untuk berpartisipasi dalam program-program sosial,
tapi lebih dulu mereka harus diyakinkan bahwa program tsb bermanfaat bagi mereka
 Sikap proaktif
Perusahaan dengan sungguh-sungguh melakukan tanggungjawab sosialnya dengan
melihat dirinya sebagai warga masyarakat dan secara proaktif mencari kesempatan
memberi sumbangan dengan mendirikan yayasan yang dapat menyalurkan dukungan
finansial bagi program sosial

IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

TANGGUNG JAWAB FISIK TANGGUNG JAWAB NON FISIK

 Tidak memproduksi produk yg  Membantu kegiatan amal yg


merusak masyarakat dilakukan masyarakat setempat
 Tidak menguras sumber air milik  Peka terhadap lingkungan dan keluhan
masyarakat yg disampaikan masyarakat
 Tidak menyebarkan polusi udara  Aktif turut menuntaskan kemiskinan
buangan yg merusak kehidupan dan meningkatkan kesehatan dan
 kesejahteraan masyarakat

IMPLEMENTASI DAN POLA MODEL CSR

 CSR dilakukan langsung oleh perusahaan. Dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan


sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
 CSR dilaksanakan oleh yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan atau groupnya.
Perusahaan mendirikan yayasan atau organisasi sosial sendiri di bawah perusahaan atau
groupnya yang dibentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan namun tetap harus
bertanggung jawab ke dewan direksi.
 CSR melalui kerjasama atau bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan
CSR melalui kerjasama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, atau
lembaga konsultan baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan
sosialnya.
 Beberapa perusahaan bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara bersama-sama
menjalankan CSR. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga sosial yang didirikan mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian
mengembangkan program yang telah disepakati.

MENGELOLA PROGRAM CSR

 Ada dukungan kuat dari manajemen puncak dan kebijakan komitmen yang tinggi
 Manajemen puncak harus mengembangkan rencana yang merinci dukungan level
manajemen. Misal : menetapkan besarnya laba untuk disumbangkan pada program sosial.

PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN CSR

Undang – Undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas menyatakan :

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan;
2. Kewajiban tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya
dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran;
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud ayat (1)
dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait;
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dalam
peraturan pemerintah.

ARTI PENTING CSR

Berbagai macam faktor yang menjadi penyebab mengapa tanggung jawab sosial menjadi begitu
penting organisasi, dalam lingkup diantaranya adalah

1. Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran hilangnya tentang garis pembatas
berbagai wilayah di dunia diantara sehingga menhadirkan universalitas. Dengan demikian
menjadi sangat mungkin perusahaan multinasional dapat berkembang dimana saja
sebagai mata rantai globalisasi;
2. Konsumen dan investor sebagai public primer organisasi profit membutuhkan gambaran
mengenai organisasi tanggung jawab terhadap isu sosial dan lingkungannya;
3. Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab organisasi
untuk dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal dengan good
corporate governance);
4. Masyarakat pada beberapa negara menganggap bahwa organisasi sudah memenuhi
standard etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada lingkungan dan
masalah social;
5. Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi terjadi pada
organisasi;
6. Tanggung jawab sosial dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi.

CSR bukan saja upaya menunjukkan kepedulian sebuah organisasi pada persoalan sosial
dan lingkungan, namun juga dapat menjadi pendukung terwujudnya pembangunan yang
berkesinambungan dengan menyeimbangan aspek ekonomi dan pembangunan sosial yang
didukung dengan perlindungan lingkungan hidup. Dalam rangka merespon perubahan dan
menciptakan hubungan kepercayaan, maka upaya yang kini dilaksanakan oleh organisasi
(khususnya organisasi bisnis) adalah merancang dan mengembangkan serangkaian program yang
mengarah pada bentuk tanggung jawab sosial. Program ini menjadi parameter kepedulian
organisasi dengan mengembangkan sayap sosial kepada publik. Kepedulian dan pengembangan
sayap ini bukan dalam kerangka membagi-bagi "harta" sehingga dapat menyenangkan banyak
pihak, tetapi lebih pada bagaimana memberdayakan masyarakat, agar bersama- sama dengan
organisasi dapat peduli terhadap ranah sosial. Dalam praktenya, perusahaan tidak hanya
memfokuskan pada pemberian bantuan secara financial.
ETIKA LINGKUNGAN

Berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam dan juga relasi di antara semua
kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada
alam, dan antara manusia dengan makhluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan,
termasuk di dalamnya kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsungatau
tidak langsung terhadap alam.

Etika Lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan


lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggungjawab TAP
MPR No. VI/MPR/2001.

MASALAH PENTING DALAM LINGKUNGAN HIDUP

 Akumulasi bahan beracun


Bahan beracun merupakan limban dari industri, sehingga perlu ada aturan yang jelas
mengenai hal itu agar tidak merusak lingkungan hidup
 Masalah efek rumah kaca
Panas yang diterima bumi dari matahari terhalang partikel kecil yg dilepaskan oleh
manusia. Hal ini berkaitan dengan pembakaran bahan fosil oleh manusia yang
mengakibatkan perubahan iklim di dunia
 Perusakan lapisan ozon
Perusakan lapisan ozon disebabkan pelepasan CFC (klorofluorokarbon) yang ada di AC,
Lemari ES dll. Dengan rusak nya ozon maka sinar ultraviolet dari matahari tidak bisa
disaring&|gsg mengenai bumi, yang mengakibatkan banyak penyakit misalnya kanker
kulit dll

DEFORESTASI DAN PENGGUGURAN

 Penebangan hutan dan pembakaran hutan


 Erosi
 Pendangkalan laut dan sungai
 Kualitas tanah menurun, menjadi tidak subur
 Kesedia air tanah menjadi berkurang
 Terjadi perembesan air laut ke dalam darat, akibat dari penghisap air tanah

HUJAN ASAM

Asam dan emisi industri bercampur air hujan shg mencemari daerah secara luas,
Keanekaan hayati Tumbuhan Hewan obat-obatan Punah Penggunaan pestisida dan herbisida
Penebangan hutan dan pembakaran hutan serta kepunahan spesies kehidupan yang ada di bumi.

KRISIS LINGKUNGAN HIDUP

 Adanya industri secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh pada lingkungan
hidup baik di sekitar industri ataupun lingkungan hidup secara luas
 Adanya bisnis modern yang menjadikan industri dalam skala besar juga menjadikan
lingkungan hidup menjadi masalan yang makin memprihatinkan
 Perubahan kuantitas (produksi besar – besaran) mengakibatkan perubahan kualitas
(lingkungan hidup)

MASALAH LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI TANTANGAN GLOBAL

Kerusakan lingkungan hidup

 Masalah global, Akibat dari rusaknya lingkungan hidup sudah dirasakan oleh seluruh
umat manusia selalu gagal diperjuangkan sebab tidak ada komitmen untuk membereskan
menjadikan lingkungan kembali sehat
 Lingkungan hidup sebagai milik Bersama
 Masalah Lingkungan hidup harus dipandang bukan hanya masalah bagi mereka yang
mempunyai hutan yang lebar ataupun laut yang luas saja
 Masalah lingkungan hidup adalah menjadi masalah bersama sebab lingkungan hidup
bukan hanya milik negara yang mempunyai SDA yang banyak tetapi juga milik setiap
orang di seluruh dunia
 Dengan kesadaran tersebut maka seluruh umat manusia wajib menjaga lingkungan hidup
agar dapat dinikmati sampai masa depan.
LINGKUNGAN HIDUP DAN EKONOMI

 Lingkungan hidup sebagai the commons


Lingkungan hidup sebagai the commons Lingkungan hidup sebagai ranah umum,
dianggap tidak ada pemilik dan tidak ada kepentingan pribadi (dulu) kepemilikan dalam
kuantitas besar oleh orang-orang kaya, lingkungan hidup menjadi ranah pribadi atau
private pertumbuhan penduduk lingkungan hidup diperuntukkan untuk perumahan
adanya privatisasi.
 Lingkungan hidup tidak eksternalitas
Dulu sumber daya alam itu tak terbatas bisnis modern sumber daya alam langka memiliki
nilai ekonomis Lingkungan hidup. penggunaan sumber daya alam harus diperhitungkan
dengan cermat terutama di dalam perhitungan harga pokok barang yang akan dijual.
Sebenarnya lingkungan hidup adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia Anggapan bahwa SDA adalah komponen tak terbatas harus dihapus, sehingga
masyarakat dapat menghargai dan menjaga eksistensi nya Faktor lingkungan hidup juga
harus menjadi pemikiran ekonomis bagi pengusaha.
 Pembangunan berkelanjutan
a) Ekonomi yang baik mensyaratkan adanya pertumbuhan
b) Pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan pembangunan
c) Pembangunan sangat erat dengan keberadaan dunia bisnis, sehingga perlu adanya
pembangunan berkelanjutan
d) Pembangunan yang sesai dengan lingkungan hidup adalah pembangunan
berkelanjutan, yaitu pembangunan yang melibatkan sisi bisnis dan tetap
memperhatikan lingkungan di dalam perencanaannya

Pembangunan ekonomi selalu harus memanfaatkan sumber daya alam sedemikian rupa
sehingga generasi sesudah kita dapat melanjutkan pembangunan yang kita jalankan sekarang ini.
Pembangunan ekonomi sekarang tidak boleh merusak atau mengurangi kualitas lingkungan
hidup, sehingga untuk generasi mendatang tidak lagi tersisa cukup guna memenuhi kebutuhan
mereka.

Pembangunan berkelanjutan dapat mendamaikan pandangan ekonomi dan lingkungan


hidup Kelompok yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan yang menolak pertumbuhan
Pertumbuhan, tetap dimungkinkan,asalkan masa depan terbuka prospek ekonomi yang
berkualitas sama Kelompok yang menomorsatukan lingkungan hidup dan menomorsatukan
ekonomi yang berdasarkan teknologi maju Adanya konsensus untuk bersama-sama melestarikan
lingkungan hidup demi masa depan bumi kita Kelompok satu tidak perlu mengorban kelompok
yang lainya.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Ciri khas dari sikap manusia modern adalah usahanya untuk menguasai dan menaklukkan
alam. Alam dipandang bagaikan binatang buas yang perlu dijinakan oleh manusia. Dengan
metode ilmu pengetahuan baru (Descrates ), Manusia dapat menjadi penguasa dan pemilik alam
Manusia di satu pihak dan alam di pihak lain, yang kemudian diolah, dikerjakan dan
dimanfaatkan sesuai dengan tujuan manusia. Pendekatan teknokratis, yaitu cara mendekatkan
dengan, akan mendapat manfaat dari alam Alam dilihat sebagai sarana alam didekati dengan
kekerasan, destruktif, digali, dibongkar, untuk mendapatkan sumberdaya alam

Manusia agar bisa tetap bertahan di bumi juga harus memperhatikan masalah alam, dengan jalan:

 Bumi mempunyai sebuah nilai tersendiri, bukan hanya sumber daya bagi manusia
 Kekayaan dan keanekaragaman mempunyai nilai tersendiri
 Manusia tidak berhak mengurangi kakayaan dan keanekaragaman ini kecuali untuk
memenuhi kebutuhan vital nya dapat dicapai dengan mengurangi jumlah penduduk
 Campur tangan manusia yang terlalu besar mengakibatkan kerusakan alam yg semakin
cepat
 Kebijakan mengenai ekonomi, teknologi dan ideologi harus berubah
 Perubahan ideologi terkait penghargaan thd kualitas hidup, bukan menciptakan standar
hidup yg semakin tinggi
 Secepatnya melakukan perubahan yg dianggap perlu demi kelangsungan lingkungan
hidup

TEORI ETIKA LINGKUNGAN

 Sebuah usaha untuk membangun dasar-dasar rasional bagi sebuah sistem, prinsip-prinsip
moral yang dapat dipakai sebagai panduan bagi upaya manusia untuk memperlakukan
ekosistem alam dan lingkungan sekitarnya.

PENDEKATAN ETIKA LINGKUNGAN HIDUP :

 Tipe pendekatan human-centered (berpusat pada manusia atau antroposentris) Teori etika
human-centered mendukung kewajiban moral manusia untuk menghargai alam karena
didasarkan atas kewajiban untuk menghargai sesama sebagai manusia.
 Tipe pendekatan life-centered (berpusat pada kehidupan atau biosentris). Kewajiban
manusia terhadap alam tidak berasal dari kewajiban yang dimiliki terhadap manusia.
Dengan kata lain, etika lingkungan hidup bukanlah subdivisi dari etika human-centered.

PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN

1) Prinsip Tanggung Jawab


Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata
untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
2) Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam
dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan
lingkungan.
3) Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah, menuju yang lain tanpa mengharapkan balasan, tidak didasarkan
kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam
4) Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari
alam semesta seluruhnya.
5) Prinsip "No Harm"
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam
secara tidak perlu
6) Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Ini berarti, pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip in!
muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas
kepentingan hidup manusia
7) Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota
masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara
Prinsip Demokrasi
8) Prinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman sehingga prinsip
ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-
buruknya, rusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9) Prinsip Integritas Moral
Prinsip Ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang
terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait
dengan sumber daya alam.
ETIKA PROFESI

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan
bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang
bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga
belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti
kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula
bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan
dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri,
sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang
yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Berikut pengertian
profesi dan profesional menurut DE GEORGE : PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau
dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.
CIRI-CIRI PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat

pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku

profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi

harus terlebih dahulu ada izin khusus.

5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata- rata.
Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu
kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya
semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi,
bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :

1. Tanggung jawab

 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.


 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.

2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :

 Melibatkan kegiatan intelektual.


 Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
 Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan. - Memerlukan
latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
 Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
 Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
 Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :

 Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja,
tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok
diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
 Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan
dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan
sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode
etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
 Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para
anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati
bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada
masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal
adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super
spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

KODE ETIK PROFESI

Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda
yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita,
keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan
yang sistematis.

Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)

Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan
untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu
contoh tertua adalah ; SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai kode etik pertama
untuk profesi dokter.

Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari : BAPAK ILMU KEDOKTERAN.
Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan
buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid- muridnya dan
meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun
mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam sejarah
kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti
sekarang ini. Jika sungguh benar zaman kita di warnai suasana etis yang khusus, salah satu
buktinya adalah peranan dan dampak kode-kode etik ini.
Profesi adalah suatu MORAL COMMUNITY (MASYARAKAT MORAL) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi
segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral
bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada,
pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya
selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu
syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif
kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena
tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.

Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga
membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh
profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus
menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.

Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya
untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa
dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh
profesi itu sendiri yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk
dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus
dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus
menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada
pelanggar kode etik.

SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK :

a) Sanksi moral
b) Sanksi dikeluarkan dari organisasi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah
terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan
profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik.
Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti
kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan
profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek
seharihari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam
anggota- anggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat
yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar kolega
ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak
tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-
pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan
kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan
lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika
profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang
lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan
tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah
dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional

TUJUAN KODE ETIK PROFESI :

1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.


2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4) Untuk meningkatkan mutu profesi.
5) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku
standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :


 Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
 Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
 Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya
pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik
Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh
organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan swasta
cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan mutu
etisnya dan sekaligus meningkatkan kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai
positif.

Anda mungkin juga menyukai