Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanggungjawab Social Perusahaan atau CSR

CSR sudah mulai di perkenalkan sejak tahun 1950 oleh Howard R. Bowen yang menerbitkan
bukunya berjudul Social Responsibilities of The Businessman di Amerika Serikat hingga
mendapat apresiasi dari publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab sosial yang beliau
kemukakan membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai Bapak CSR. Di Indonesia
sendiri CSR mulai di kenal pada tahun 1990-an . Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama
melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak
menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang
merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan
lingkungan. Melalui konsep investasi social perusahaan “seat belt”, sejak tahun 2003
Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan
konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Dan pada tahun
2007 CSR mulai di Undangkan lebih tepatnya dalam Undang- Undang Perseroan Terbatas
( UU.PT) pasal 74. Yang mewajibkan perseroan untuk menyisihkan sebagian laba bersih dalam
menganggarkan dana pelaksanaan tanggung jawab sosial terutama bagi perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat
CSR) itu sendiri adalah keseimbangan antara masyarakat, lingkungan dan laba yang dalam
artianya kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi
kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan
berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional.

Secara umum, Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan


mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat
menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup
termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain
merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada
suatu komunitas, atau merupakan suatu proses yang penting dalam pengaturan biaya yang
dikeluarkan dan keuntungan kegiatan bisnis dari stakeholders baik secara internal (pekerja,
shareholders, dan penanaman modal) maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum,
anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain).

Jadi, tanggung jawab perusahaan secara sosial tidak hanya terbatas pada konsep pemberian
donor saja, tapi konsepnya sangat luas dan tidak bersifat statis dan pasif dan statis, hanya
dikeluarkan dari perusahaan akan tetapi hak dan kewajiban yang dimiliki bersama antara
stakeholders. Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggungjawab kemitraan
antara pemerintah, lembaga, sumberdaya komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan
ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara
sosial antara stakeholders. Konsep kedermawanan perusahaan (corporate philantrophy) dalam
tanggung jawab sosial tidaklah lagi memadai karena konsep tersebut tidaklah melibatkan
kemitraan tanggung jawab perusahaan secara sosial dengan stakeholders lainnya.

Tanggung jawab social perusahaan (corporate social responsibility) pada dasarnya juga terkait
dengan budaya perusahaan (coporate culture) yang ada dipengaruhi oleh etika perusahaan yang
bersangkutan. Budaya perusahaan terbentuk dari para individu sebagai anggota perusahaan yang
bersangkutan dan biasanya dibentuk oleh sistem dalam perusahaan. Sistem perusahaan
khususnya alur dominasi para pemimpin memegang peranan penting dalam pembentukan budaya
perusahaan, pemimpin perusahaan dengan motivasi yang kuat dalam etikanya yang mengarah
pada kemanusiaan akan dapat memberikan nuansa budaya perusahaan secara keseluruhan.

B. Bentuk- Bentuk Tanggung Jawab Sosial Wirausahawan

Dalam berwirausaha diperlukan suatu tanggung jawab sosial untuk menjalankan suatu
usahanya yang umumnya dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility) . CSR
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan memiliki
suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab perusahaan tersebut
dapat berbentuk pembinaan maupun pengembangan dalam berbagai bidang. Tujuan dari
penerapan tanggung jawab sosial adalah untuk memberikan kenyamanan dan keuntungan dalam
jangka panjang. Berikut beberapa bentuk tanggung jawab sosial wirausahawan :

1. Tanggung jawab terhadap lingkungan, dimana wirausahawan harus selalu menjaga


kelestarian lingkungan.
Misalnya pada rumah makan sebagai wirausahawan,tanggung jawab terhadap
lingkungan ini bisa berbentuk tidak membuang sampah sembarangan.
2. Tanggung jawab terhadap pelanggan, antara lain :
(a) menyediakan barang atau jasa yang berkualitas,
(b) memberikan harga yang wajar.
(c) melindungi hak-hak konsumen, yaitu hak mendapatkan produk yang aman, mendapat
informasi tentang produk, hak untuk didengar dan hak untuk memilih barang apa yang
hendak dibeli.
CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan
perusahaan di masa mendatang. Perusahaan melakukan program-program CSR
diharapkan keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan baik. Oleh karena itu,
program-program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus
menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.

Contoh bentuk dari CSR adalah bantuan perbaikan fasilitas sekolah, infrastruktur, tempat
beribadah, bantuan kredit untuk pengusaha di pedesaan

C. Pentingnya CSR ( Corporate Social Responsibility )

Ada tiga alasan petingnya CSR dan perlunya dilaksanaakan bagi Perusahaan dan UKM

1. Perusahaan / UKM adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila
Perusahaan / UKM ajuga turut memperhatikan kepentingan masyarakat. Dengan adanya
penerapan CSR, maka perusahaan secara tidak langsung telah menjalin hubungan dan ikatan
emosional yang baik terhadap shareholder maupun stakeholders.

2. kalangan bisnis dan masyarakat memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme
(saling mengisi dan meguntungkan). Bagi perusahaan, untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat, setidaknya licence to operate, adalah suatu keharusan bagi perusahaan jika dituntut
untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa mendongkrak citra dan
performa perusahaan atau UKM itu sendiri.

3. kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk mengeliminasi berbagi potensi mobilisasi
massa (penduduk) untuk melakukan hal-hal yang tidak diiginkan sebagai akses ekslusifme dan
monopoli sumber daya alam yang dieksploitasi oleh perusahaan tanpa mengedepankan adanya
perluasan kesempatan bagi terciptanya kesejahteraan dan pengembangan sumber daya manusia
yang berdomisili di sekitar wilayah penambangan pada khususnya dan masyarakat Indonesia
pada umumnya.

D. Manfaat CSR bagi Perusahaan

Ø Meningkatkan Citra Perusahaan

Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai
perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.

Ø Memperkuat “Brand” Perusahaan

Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan
produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan produk
perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan.

Ø Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi
harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan
universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku
kepentingan tersebut.

Ø Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya

Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan menonjolkan
keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing yang menawarkan
produk atau jasa yang sama.
Ø Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan

Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan kreativitas.
Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang
pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global.

Ø Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan

Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada perusahaan
yang telah melakukan CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih
memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR.

Ø Meningkatkan Harga Saham

Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis utamanya dan
melakukannya dengan konsisten dan rutin, masyarakat bisnis (investor, kreditur,dll), pemerintah,
akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap
saham perusahaan akan naik dan otomatis harga saham perusahaan juga akan meningka

Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial adalah:

1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
steakholder

2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social akan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.

3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan

4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan

5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan

6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin komplek
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi

8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek
etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang, karena :

 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif,
misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain
sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan
perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan
yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang
karier.

Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal mungkin harus mempertahankan
karyawannya. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi
yakni dengan cara :
1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)

2. Memperkuat sistem pengawasan

3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus

E.Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:

1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.

Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan,


melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang mencemari
lingkungan.

2. Tanggung jawab terhadap karyawan

Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:

1. Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan

2. Meminta Masukan kepada karyawan

3. Memberi kepercayaan kepada karyawan

4. Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak

5. Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan

6. Tanggung jawab terhadap pelanggan.

Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:

 Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas


 Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar

3. Tanggung Jawab terhadap investor


Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi yang
menarik, seperti memaksimumkan laba

4. Tanggung jawab terhadap Masyarakat

Perusahaan harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya, misalnya


menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap mayararakat
sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai