Dosen Pengampu:
Al-Ustadzah Hayatul Maemunah, M.E.I
Disusun oleh:
Anggi Virnanda Azhari 3920184281280
Ilya Azkal Azkiya’ 3920184281259
Yusrina Aminah 3920184281278
Tentu saja dalam dunia bisnis kita harus mengenal apa sebenarnya etika
bisnis dan apa saja tanggungjawab sosial perusahaan atau yg biasa di sebut
Corporate Social Responsibility (CSR). Rukmana (2004) menilai etika di dalam
bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok
bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Etika bisnis dalam perusahaan
tentunya menjadi hal sangat perlu diperhatikan dan salah satunya adalah dengan
bertanggungjawab pada lingkungan sekitarnya. Karena keberadaan suatu
perusahaan dengan segala kegiatan perusahaan akan menimbulkan dampak-
dampak sosial dan lingkungan, yang biasanya akan nampak dalam jangka waktu
yang lama. Dari situ mulai tumbulah kesadaran bahwa suatu perusahaan memikul
tanggungjawab sosial dan lingkungan hingga hadirlah istilah Tanggungjawab
Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dan masyarakat setempat (local) dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan.
1
Zaim Saidi, Sumbangan Sosial Perusahaan, Piramida, Jakarta, 2008, hal. 97
3
perusahaan2. Kemudian disebutkan bahwa tanggung jawab sosial
berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan", dimana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan
belaka seperti halnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus
berdasarkan konsekwensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang.
2
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, Rekayasa Sains, Bandung, 2007, hal.42.
3
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility,
Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal. 10.
4
2. Sejarah Corporate Social Responsibility
4
Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Seminar Sehari “A Promise of Gold
Rating : Sustainable CSR” diakses dari situs : http://www.menlh.go.id2/36.
5
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.
6
sumbangan atau bantuan kepada para korban bencana alam, anak yatim piatu
dan lain sebagainya. Dengan kata lain CSR tersebut tidak lebih dari
kewajiban moral belaka. Namun CSR sendiri tidak sesederhana makna yang
timbul dalam persepsi yang terbentuk dalam pikiran orang selama ini.5
5
Ni Putu Nena, (2010). Suatu Kajian Hukum Tentang Corporate Social Responsibility
Dalam Hukum BIsnis Indonesia. Jurnal Hukum Justitia Vol 28 No.2. hal: 169
6
Primsa Bangun, Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kualitas Kehidupan dan Lingkungan Perusahaan. Jurnal
Akuntansi. Hal: 106 Vol 9 No.2
7
oleh keputusan dan kebikjakan
perusahaan.
7
Sofia Yustiani, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Perusahaan, Jurnal Manajemen,
Vol.10, No.1, November 2010
8
b) Tanggung Jawab Sosial Terhadap Karyawan, Perusahaan
bertanggung jawab dalam memberikan rasa aman terhadap keryawan dan
tidak membeda-bedakan serta memberikan kesempatan yang sama pada
karyawan untuk mengembangkan diri
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk
menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek
produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Implementasi kebijakan CSR adalah
suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikiaan akan
tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win-win
situation), konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan,
produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
8
Ambadar, J., (2008). Corporate Social Responsibility dalam Praktik di Indonesia. Edisi
1, Penerbit Elex Media Computindo.
9
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan
b. Layak mendapatkan social license to operate
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan
d. Melebarkan akses sumber daya
e. Membentangkan akses menuju market
f. Mereduksi biaya
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator
i. Meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan
j. Peluang mendapatkan penghargaan
Philip Kotler, dalam buku CSR: Doing the Most Good for Your Company
and Your Cause, membeberkan beberapa alasan tentang perlunya perusahaan
menggelar aktivitas. Disebutkannya, CSR bisa membangun positioning merek,
mendongkrak penjualan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan loyalitas
karyawan, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan daya tarik korporat
di mata investor.
Dalam kaca mata Godo Tjahjono, CSR memang punya beberapa manfaat
yang bisa dikategorikan dalam 4 empat aspek10, yaitu: license to operate, sumber
daya manusia, retensi, dan produktivitas karyawan. Dari sisi marketing, CSR juga
bisa menjadi bagian dari brand differentiation. CSR bisa digunakan sebagai
marketing tools yang sangat ampuh, meskipun baru pada level core business
perusahaan, dan belum sampai level produk. Kalau sampai ke produk dinamakan
sebagai social marketing. Misalnya, program minuman mineral kemasan Aqua
akan membantu 10 orang di NTT. Ini namanya social marketing karena untuk
profit jangka pendek. CSR mesti dilaksanakan sejak awal perusahaan berdiri.
Semakin awal aktivitas CSR dilaksanakan, seperti The Body Shop, impaknya
akan sangat positif bagi pembentukan citra dan kultur perusahaan. Hal ini juga
dilakukan oleh resor Pulau Umang. Program CSR telah mereka terapkan sejak
9
Primsa Bangun, Op. Cit.
10
Setia Budhi Wilardjo. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Jurnal Unimus.
Hal:3
10
perusahaan berdiri tahun 2004. Salah satunya lewat program penanaman sejuta
pohon, dimana setiap tamu yang berwisata ke sana akan menerima satu pohon
untuk ditanam di wilayah itu.
Manajemen Pulau Umang Resort & Spa mengajak para tamu untuk tidak
hanya mengeksploitasi dan mengeksplorasi alam. Bukan itu saja, resor ini juga
berupaya memberdayakan masyarakat sekitar lewat program pengadaan air bersih
dan pinjaman dana pembangunan tanpa berbunga. Hebatnya, Pulau Umang tetap
menjalankan program CSR yang sudahdicanangkan, mesti kondisi bisnis wisata
laut terpuruk sejak munculnya bencana Tsunami tahun 2004. Padahal, kebanyakan
perusahaan melakukan CSR dari keuntungan perusahaan. Akibatnya, kalau
perusahaan merugi atau keuntungan cuma sedikit, maka CSR harus ditiadakan.
Semestinya logikanya dibalik. Pelaksanaannya pun harus kontinyu karena CSR
adalah profit jangka panjang. Agar lebih efektif, perusahaan perlu membentuk
departemen sendiri untuk menangani CSR. Departemen ini juga mesti punya
koordinasi yang kuat dengan bagian marketing. Selain itu, pelaksana didalamnya
adalah orang-orang yang capable dan bukan orang buangan.Langkah seperti ini
ditempuh oleh Sido Muncul. Sejak 10 tahun silam, perusahaan jamu itu sudah
membentuk departemen khusus dengan 6 anggota tim operasional CSR.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
13