Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA BISNIS

Corporate Social Responsibility (CSR)


Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Etika Bisnis

Dosen Pengampu:
Al-Ustadzah Hayatul Maemunah, M.E.I

Disusun oleh:
Anggi Virnanda Azhari 3920184281280
Ilya Azkal Azkiya’ 3920184281259
Yusrina Aminah 3920184281278

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR PUTRI
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan tentunya memiliki suatu tujuan yang bukan


semata-mata untuk mendapatkan keuntungan, akan tetapi tentulah ada hal lain
yang perlu diperhatikan dalam menjalankan perusahaan. Lingkungan sekitar salah
satunya, dalam meperhatikan lingkungan sekitar suatu perusahaan memiliki
tanggungjawab yang harus dipenuhi atau biasa disebut sebagai Tanggungjawab
Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan (sumber: Wikipedia)

Tentu saja dalam dunia bisnis kita harus mengenal apa sebenarnya etika
bisnis dan apa saja tanggungjawab sosial perusahaan atau yg biasa di sebut
Corporate Social Responsibility (CSR). Rukmana (2004) menilai etika di dalam
bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok
bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Etika bisnis dalam perusahaan
tentunya menjadi hal sangat perlu diperhatikan dan salah satunya adalah dengan
bertanggungjawab pada lingkungan sekitarnya. Karena keberadaan suatu
perusahaan dengan segala kegiatan perusahaan akan menimbulkan dampak-
dampak sosial dan lingkungan, yang biasanya akan nampak dalam jangka waktu
yang lama. Dari situ mulai tumbulah kesadaran bahwa suatu perusahaan memikul
tanggungjawab sosial dan lingkungan hingga hadirlah istilah Tanggungjawab
Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Tanggungjawab Sosial Perusahaan?


2. Bagaimanakah Konsep dan Prinsip dalam CSR?
3. Bagaimanakah Penerapan CSR dalam Perusahaan?
4. Apakah manfaat CSR dalam perusahaan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Definisi Corporate Social Responsibility

Banyak pakar yang telah mencoba mengemukakan definisi atau


pengertian dari CSR. Diantaranya adalah definisi CSR (Corporate Social
Responsibility) menurut Pasal 1 butir 3 UU No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dalam Widjaja dan Pratama (2008:7) yaitu, komitmen
perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik
bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat umumnya.
Suatu perusahaan yang menunjukan tanggungjawab sosialnya, akan
memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profit),
masyarakat (people), serta lingkungan hidup. Disisi lain Komisi Eropa (2001)
dalam Widjaja dan Pratama (2008:7) mendefinisikan CSR (Corporate Social
Responsibility) dengan lebih praktis, yang pada intinya bahwa perusahaan
yang menerapkan CSR adalah perusahaan secara sukarela memberikan
kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan
yang lebih bersih.

Corporate Social Responsibility dalam Bahasa Indonesia dikenal


dengan tanggungjawab social perusahaan, sedangkan di Amerika, konsep ini
seringkali disamakan dengan corporate citizenship. Pada intinya, keduanya
dimaksudkan sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan kepedulian
terhadap masalah social dan lingkungan dalam kegiatan usaha dan juga pada
cara perusahaan berinteraksi dengan stakeholder yang dilakukan secara
sukarela. Selain itu, tanggungjawab social perusahaan diartikan pula sebagai
komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan

2
dan masyarakat setempat (local) dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan.

Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan


atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan
tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan
sekitar di mana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggungjawab itu
bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa
untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada.

Era globalisasi sering kali menjadi alasan untuk menjawab perubahan


yang terjadi tanpa menyadari efek yang timbul dari globalisasi itu sendiri.
Globalisasi sendiri berarti universal, di mana segala sesuatu nanti akan saling
tergantung satu sama lain dan saling berintegrasi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi, politik, lingkungan dan budaya masyarakat1.
Dalam dinamika masyarakat sendiri banyak fenomena yang muncul menjadi
isu sosial, salah satunya adalah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR). Tanggung jawab sosial atau social
responsibiliy muncul dan berkembang sejalan dengan interelasi antara
perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang timbul
dari dari perkembangan dan peradaban masyarakat.

Bambang Rudito dan Melia Famiola menyebutkan bahwa tanggung


jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility merupakan
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (bukan hanya) perusahaan
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional

1
Zaim Saidi, Sumbangan Sosial Perusahaan, Piramida, Jakarta, 2008, hal. 97

3
perusahaan2. Kemudian disebutkan bahwa tanggung jawab sosial
berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan", dimana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan
belaka seperti halnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus
berdasarkan konsekwensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang.

Menurut Bank Dunia tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari


beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak
azasi manusia, interaksi dan keteribatan perusahaan dengan masyarakat,
standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan
kesehatan kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.

Yusuf Wibisono, CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab


perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya
tanggung jawab sosial sebenarnya perusahaan diuntungkan karena dapat
menciptakan lingkungan sosial yang baik serta dapat menumbuhkan citra
positif perusahaan, tentu hal ini dapat meningkatkan iklim bisnis bagi
perusahaan.3

Berdasarkan uraian definisi-definisi di atas, secara singkat dapat


dijelaskan bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu
komitmen sukarela yang berkelanjutan dari suatu perusahaan untuk
berperilaku etis dan berkontribusi secara positif kepada pelanggan, karyawan,
masyarakat, lingkungan, serta stakeholders lainnya secara seimbang.

2
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, Rekayasa Sains, Bandung, 2007, hal.42.
3
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility,
Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal. 10.

4
2. Sejarah Corporate Social Responsibility

Menilik sejarahnya, gerakan CSR modern yang berkembang pesat


selama dua puluh tahun terakhir ini lahir akibat desakan organisasi-organisasi
masyarakat sipil dan jaringannya di tingkat global. Keprihatinan utama yang
disuarakan adalah perilaku korporasi, demi maksimalisasi laba, lazim
mempraktekkan cara-cara yang tidak fair dan tidak etis, dan dalam banyak
kasus bahkan dapat dikategorikan sebagai kejahatan korporasi. Beberapa
raksasa korporasi transnasional sempat merasakan jatuhnya reputasi mereka
akibat kampanye dalam skala global tersebut.4

Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007


Tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UU PT) menandai babak
baru pengaturan CSR. Selain itu, pengaturan tentang CSR juga tercantum di
dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Walaupun sebenarnya pembahasan mengenai CSR sudah dimulai jauh
sebelum kedua undang-undang tersebut disahkan. Salah satu pendorong
perkembangan CSR yang terjadi di Indonesia adalah pergeseran paradigma
dunia usaha yang tidak hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja,
melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam penciptaan investasi sosial.

Adapun pengaturan CSR di dalam di dalam Pasal 74 UU No. 40


Tahun 2007, diatur sebagai berikut :

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau


berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

4
Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Seminar Sehari “A Promise of Gold
Rating : Sustainable CSR” diakses dari situs : http://www.menlh.go.id2/36.

5
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Peraturan perundang-undang lain yang mewajibkan adanya


pelaksanaan CSR di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal yang selanjutnya disebut sebagai UU PM.
Dalam UU PM pada Pasal 15 huruf b menyatakan bahwa setiap penanam
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan pada UU PM adalah tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan
hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma,
dan budaya masyarakat setempat. Kemudian ditegaskan pada Pasal 34 yang
menyatakan bahwa badan usaha atau perserorangan yang dimaksud pada
Pasal 5 tidak melaksanakan kewajiban yang disebut dalam Pasal 15 dikenai
sanksi administratif. Sanksi administartif berupa peringatan tertulis,
pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
penanam modal, pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanam
modal.

B. Konsep dan Prinsip CSR

Konsep CSR dalam suatu perusahaan adalah ‘tanggungjawab’ lalu


apakah landaan dalam tanggungjawab tersebut apakah berdasarkan hukum,
moral ataukah sukarela. Selama ini, CSR dikenal sebagai suatu
tanggungjawab perusahaan yang bersifat sukarelaan (voluntary). Oleh karena
sifatnya yang sukarela, maka dalam pelaksanaannya, sepenuhnya tergantung
pada perusahaan itu sendiri. Dengan demikian tidak ada sanksi yang
memaksa bagi para pihak yang tidak melaksanakannya. Bahkan dengan
adanya tambahan kata ‘sosial’ persepsi terhadap makna CSR justru terfokus
pada aktivitas perusahaan yang dilakukan secara sukarela dengan berbagai
aktivitas sosial, seperti kedermawanan, ataupu kemurahan hati seperti

6
sumbangan atau bantuan kepada para korban bencana alam, anak yatim piatu
dan lain sebagainya. Dengan kata lain CSR tersebut tidak lebih dari
kewajiban moral belaka. Namun CSR sendiri tidak sesederhana makna yang
timbul dalam persepsi yang terbentuk dalam pikiran orang selama ini.5

CSR haruslah dilakukan dengan adanya kesanggupan untuk


menetapkan suatu perbuatan dan kesanggupan dalam memikul resiko dari
suatu perbuatan. Menurut Undang-undang mangenai CSR tertera dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup pasal 7
dan Pasal 10. dan penegasan tentang tanggungjawab sosial perusahaan
barulah dijumpai dalam Pasal 15 butir b yang rumusannya sebagai berikut
Pasal 15 : Setiap pananaman modal berkewajiban : b. Melaksanakan
tanggungjawab sosial perusahaan. Dan pasal-pasal lainnya yang terdapat
dalam Undang-Undang.

Berdasarkan tingkat atau lingkup keterlibatannya Lawrence, Weber


dan Post (2005) dalam Agoes dan Ardana (2009:91) membedakan dua Prinsip
CSR, yaitu:

1) Prinsip amal (charity Principle)


2) Prinsip pelayanan (stewardship Principle)
Perbedaan kedua prinsip ini terletak pada perbadaan kesadaran dan
lingkup keterlibatan. Ciri-ciri yang membedakan kedua prinsip ini adalah6:

Ciri-Ciri Prinsip Awal Prinsip Pelayanan

Definisi Bisnis seharusnya memberikan Sebagai agen publik, tindakan


bantuan sukarela kepada orang bisnis seharusnya
atau kelompok yang mempertimbangkan semua
memerlukan kelompok pemangku
kepentingan yang dipengaruhi

5
Ni Putu Nena, (2010). Suatu Kajian Hukum Tentang Corporate Social Responsibility
Dalam Hukum BIsnis Indonesia. Jurnal Hukum Justitia Vol 28 No.2. hal: 169
6
Primsa Bangun, Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kualitas Kehidupan dan Lingkungan Perusahaan. Jurnal
Akuntansi. Hal: 106 Vol 9 No.2

7
oleh keputusan dan kebikjakan
perusahaan.

Tipe Kativitas Filatropi korporasi: tindakan Mengakui adanya saling


sukarela untuk menunjang citra ketergantungan perusahaan
perusahaan. dengan masyarakat,
menyeimbangkan kepentingan
dan kebutuhan

Contoh Mendirikan yayasan amal, Pribadi yang tercerahkan


berinisiatif untuk memenuhi ketentuan hukum,
menanggulangi masalah sosial, menggunakan pendekatan
bekerjasama dengan kelompok stakeholder dalam
mesyarakat yang memerlukan perencanaan strategis
perusahaan.

C. Penerapan CSR di Indonesia dan Manfaatnya

Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan


bagian dari etika bisnis, yaitu adanya kesadaran perusahaan bahwa keputusan
bisnisnya dapat mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab sosial
perusahaan adalah wujud kepedulian suatu usaha pada masyarakat dan
lingkungan di sekitar dimana usaha tersebut berada. Arti yang lebih luas dari
istilah ini adalah tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan,
dan kreditor.7

1. Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

a) Tanggung Jawab Sosial Terhadap Konsumen, Hal ini tidak hanya


sebatas pada penyediaan produk barang atau jasa. Pihak perusahaan juga
harus memiliki tanggung jawab terhadap produk yang di hasilkan hingga
sampai pada konsumen yang harus memiliki nilai manfaat.

7
Sofia Yustiani, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Perusahaan, Jurnal Manajemen,
Vol.10, No.1, November 2010

8
b) Tanggung Jawab Sosial Terhadap Karyawan, Perusahaan
bertanggung jawab dalam memberikan rasa aman terhadap keryawan dan
tidak membeda-bedakan serta memberikan kesempatan yang sama pada
karyawan untuk mengembangkan diri

c) Tanggung Jawab Sosial Kepada Pemberi Dana Atau Kreditor, Pada


poin ini sebuah perusahaan harus mampu menyelesaikan kewajibannya
dengan menyampaikan pada pihak kreditor ketika mengalami maslaah
keuangan.

d) Tanggung Jawab Sosial Kepada Pemegang Saham, Pemegang saham


perusahaan berhak mendapatkan nilai yang optimal
e) Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan, Perusahaan harus
dapat menghindari segala bentuk upaya yang bias memicu kerusakan
lingkungan seperti : Meminimalisir limbah hasil industri
f) Tanggung Jawab Sosial Terhadap Komunitas, Bentuk kontribusi
sebuah perusahaan terhadap aktivitas masyarakat contoh : seperti
memberi bantuan fasilitas atau sarana untuk pendidikan 8

2. Manfaat Penerapan CSR

CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk
menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek
produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Implementasi kebijakan CSR adalah
suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikiaan akan
tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win-win
situation), konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan,
produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.

Menurut Widjaja dan Pratama (2008:53), secara umum beberapa manfaat


yang diperoleh dari penerapan CSR pada perusahaan adalah9:

8
Ambadar, J., (2008). Corporate Social Responsibility dalam Praktik di Indonesia. Edisi
1, Penerbit Elex Media Computindo.

9
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan
b. Layak mendapatkan social license to operate
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan
d. Melebarkan akses sumber daya
e. Membentangkan akses menuju market
f. Mereduksi biaya
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator
i. Meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan
j. Peluang mendapatkan penghargaan
Philip Kotler, dalam buku CSR: Doing the Most Good for Your Company
and Your Cause, membeberkan beberapa alasan tentang perlunya perusahaan
menggelar aktivitas. Disebutkannya, CSR bisa membangun positioning merek,
mendongkrak penjualan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan loyalitas
karyawan, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan daya tarik korporat
di mata investor.

Dalam kaca mata Godo Tjahjono, CSR memang punya beberapa manfaat
yang bisa dikategorikan dalam 4 empat aspek10, yaitu: license to operate, sumber
daya manusia, retensi, dan produktivitas karyawan. Dari sisi marketing, CSR juga
bisa menjadi bagian dari brand differentiation. CSR bisa digunakan sebagai
marketing tools yang sangat ampuh, meskipun baru pada level core business
perusahaan, dan belum sampai level produk. Kalau sampai ke produk dinamakan
sebagai social marketing. Misalnya, program minuman mineral kemasan Aqua
akan membantu 10 orang di NTT. Ini namanya social marketing karena untuk
profit jangka pendek. CSR mesti dilaksanakan sejak awal perusahaan berdiri.
Semakin awal aktivitas CSR dilaksanakan, seperti The Body Shop, impaknya
akan sangat positif bagi pembentukan citra dan kultur perusahaan. Hal ini juga
dilakukan oleh resor Pulau Umang. Program CSR telah mereka terapkan sejak

9
Primsa Bangun, Op. Cit.
10
Setia Budhi Wilardjo. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Jurnal Unimus.
Hal:3

10
perusahaan berdiri tahun 2004. Salah satunya lewat program penanaman sejuta
pohon, dimana setiap tamu yang berwisata ke sana akan menerima satu pohon
untuk ditanam di wilayah itu.

Manajemen Pulau Umang Resort & Spa mengajak para tamu untuk tidak
hanya mengeksploitasi dan mengeksplorasi alam. Bukan itu saja, resor ini juga
berupaya memberdayakan masyarakat sekitar lewat program pengadaan air bersih
dan pinjaman dana pembangunan tanpa berbunga. Hebatnya, Pulau Umang tetap
menjalankan program CSR yang sudahdicanangkan, mesti kondisi bisnis wisata
laut terpuruk sejak munculnya bencana Tsunami tahun 2004. Padahal, kebanyakan
perusahaan melakukan CSR dari keuntungan perusahaan. Akibatnya, kalau
perusahaan merugi atau keuntungan cuma sedikit, maka CSR harus ditiadakan.
Semestinya logikanya dibalik. Pelaksanaannya pun harus kontinyu karena CSR
adalah profit jangka panjang. Agar lebih efektif, perusahaan perlu membentuk
departemen sendiri untuk menangani CSR. Departemen ini juga mesti punya
koordinasi yang kuat dengan bagian marketing. Selain itu, pelaksana didalamnya
adalah orang-orang yang capable dan bukan orang buangan.Langkah seperti ini
ditempuh oleh Sido Muncul. Sejak 10 tahun silam, perusahaan jamu itu sudah
membentuk departemen khusus dengan 6 anggota tim operasional CSR.

Departemen CSR mereka menangani limbah yang terkait dengan


lingkungan hidup, mengelola proses pembuangan sampah, dan penggunaan
mesin-mesin hemat listrik. Tujuannya untuk mengurangi konsumsi bahan bakar
minyak dan memerangi pemanasan global. Di perusahaan-perusahaan raksasa
bentuk organisasinya bukan lagi departemen tapi sudah menjelma menjadi
yayasan tersendiri. Misalnya Eka Tjipta Foundation yang memfasilitasi program-
program CSR dari unit-unit bisnis Sinar Mas Group; lalu PT HM Sampoerna
memiliki Sampoerna Foundation; dan Unilever mendirikan Yayasan Unilever
Peduli.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

CSR merupakan komitmen bisnis untuk secara terus menerus


berperilaku etis dan berkomitmen dalam pembangunan ekonomi serta
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal,
serta masyarakat luas pada umumnya. Perusahaan secara sukarela memberikan
kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang
lebih bersih, memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan
(profit), masyarakat (people), serta lingkungan hidup (planet). Motivasi atau
alasan menerapkan CSR ada tiga, pertama karena factor eksternal (external
driven) yaitu social driven dan environmental driven, kedua Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance)
yang disebabkan karena ada regulasi, hukum dan aturan yang memaksa, ketiga
karena faktor internal yang tidak hanya mendapatkan profit saja tetapi juga
menjalankan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Tahap-tahap menerapkan
CSR adalah melihat dan menilai kebutuhan masyarakat, membuat rencana
aksi, lengkap dengan anggaran, jadwal waktu, indicator untuk mengevaluasi
dan sumberdaya manusia yang ditunjuk untuk melakukannya serta monitoring
yang dapat dilakukan melalui survey maupun kunjungan langsung.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ambadar, J., (2008). Corporate Social Responsibility dalam Praktik di Indonesia.


Edisi 1, Penerbit Elex Media Computindo.
Bangun, Primsa. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pembangunan
Ekonomi Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kualitas Kehidupan dan
Lingkungan Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Hal: 106 Vol 9 No.2 Saidi,
Zaim. (2008). Sumbangan Sosial Perusahaan, Piramida. Jakarta.
Nena, Ni Putu. (2010). Suatu Kajian Hukum Tentang Corporate Social
Responsibility Dalam Hukum BIsnis Indonesia. Jurnal Hukum Justitia
Vol. 28. No.2.
Rudito, B., Famiola, M., (2007). Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia. Edisi 1. Penerbit Rekayasa Bisnis.

Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Seminar Sehari “A Promise of


Gold Rating : Sustainable CSR” diakses dari situs :
http://www.menlh.go.id2/36.
Wibisono, Yusuf. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social
Responsibility. Jakarta: Salemba Empat.
Wilardjo, Setia Budhi. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Jurnal
Unimus.
Yustiani, Sofia. (2010). Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Perusahaan, Jurnal
Manajemen, Vol.10, No.1, November 2010.

13

Anda mungkin juga menyukai