Anda di halaman 1dari 11

Makalah Corporate

Social Responsibility
Minggu, 03 Agustus 2014

akuntansi manajemen
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin banyaknya perusahaan dan industri yang melakukan kegiatan bisnis, menandakan
semakin berkembangnya kegiatan bisnis di suatu negara. Indonesia sebagai negara berkembang
juga mengalami peningkatan dalam hal itu, adanya jumlah perusahaan bisnis dan industri yang
terus bertambah seakan dijadikan pilihan berusaha bagi kebanyakan masyarakat. Mulai dari
perusahaan berskala kecil, menengah maupun perusahaan yang tergolong multinasional.
Keberadaan perusahaan dalam suatu lingkungan negara akan memiliki dampak positif dan
negatif. Artinya, sebuah perusahaan yang berada di tenga-tengah masyarakat disatu sisi akan
menguntungkan, dan disisi lain akan dapat menimbulkan kerugian. Contoh hal yang
menguntungkan sangat banyak sekali diantaranya bagi perusahaan sendiri, tentu akan dapat
menajalankan misi dan visi perusahaan yaitu menjalankan usaha yang bertujuan memperoleh
laba. Pemerintah juga akan mendapatkan pendapatan dari perusahaan berupa pajak penghasilan.
Dalam hal positif bagi masyarakat terhadap keberadaan perusahaan dilingkungannya, tentu akan
mampu menarik tenaga kerja yang akan dijadikan keryawan perusahaan.
Ketika keberadaan perusahaan dilihat dari sisi dampaknya yang negatif, maka timbullah
beberapa kejadian yang kondisinya merugikan lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Hal ini
secara nyata terjadi salah satunya karena permasalahan limbah perusahaan yang merusak
lingkungan dan masyarakat. Ini merupakan satu diantara sekian bentuk dampak negatif dari
perusahaan.
Untuk itu, perlu adanya sebuah program, komitmen, dan strategi perusahaan yang
menangani dampak negatif yang terjadi tersebut. Karena jika dampak negatif yang ditimbulkan
perusahaan dapat diminimalisir, bahkan kalau bisa dihilangkan. Maka hal itu dapat
meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat, meningkatkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan, mempermudah perusahaan dalam mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap
produk yang ditawarkan nantinya. Inilah yang umum disebut tanggung jawab sosial
atau Corporate Social Responsibility.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah :
1. Memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Akuntansi Manajemen semester Genap 2013 /2014
2. Memperdalam pemahaman yang baik dan jelas terkait dengan matericorporate responsibility
3. Melatih mahasiswa dalam bekerja teamwork dengan saling bekerjasama dalam pembelajaran
aktif (diskusi)

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Corporate Social Responsibility secara sempit dan luas ?
2. Bagaimana sejarah dari awal lahirnya konsep Corporate Social Responsibility ?
3. Bagaimana manfaat dari Corporate Social Responsibility bagi pihak-pihak yang bersangkutan ?
4. Bagaimana pandangan tentang Corporate Social Responsibility dari segi sifat dan opini pihak-
pihak terkait ?
5. Bagaimana hubungan Corporate Social Responsibility, kinerja dan manajemen laba ?
6. Bagaimana implementasi dari Corporate Social Responsibility terhadap lingkungan dan
masyarakat ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Corporate Responsibility


Dilihat dari asal katanya, Corporate Social Responsibility berasal dari literatur etika
bisnis di Amerika Serikat dikenal sebagai Corporate Social Responsibility atau Social
Responsibility Of Corporation. Secara umum istilah CSR diterjemahkan menjadi tanggung
jawab sosial perusahaan. Kata Corporate dipahami sebagai perusahaan besar. Sedangkan
perusahaan merupakan badan hukum yang didirikan untuk melayani kepentingan umum
disamping keuntungan. (Achmad Daniri dalam jurnal Nancy S. Haliwela)
Menurut Darwin (2004) Corporate Responsibility adalah mekanisme bagi suatu
organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke
dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeolders, yang melebihi tanggung jawab
organisasi dibidang hukum. (Rachmawati, 2012 : )
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun
masyarakat pada umumnya.
The World Business Council for Sustainable Devolopment (WBCSD)
mendefinisikan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga
mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan
dengan cara yang bermanfaat, baik dari segi bisnis maupun untuk pembangunan. (Nancy S.
Haliwela, 2011)
Lebih lanjut, Nancy S. Haliwela, mengatakan CSR sebagai bentuk tanggung jawab moral
suatu organisasi bisnis terhadap stakeolders. Dalam pengertian terbatas tanggung jawab sosial
suatu perusahaan dipahami sebagai upaya untuk tunduk dan memenuhi hukum, seperti tanggung
jawab sosial bisnis. Sedangkan secara luas,Corporate Social Responsibility dipahami sebagai
konsep yang lebih manusiawi, yang menjunjung tinggi moralitas. Setiap perusahaan menentukan
sendiri bentuk tanggung jawab sosial yang akan dilakukannya sesuai dengan kemampuan
perusahaan tersebut. (2011)
Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan
kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya, pertisipasi perusahaan pada
pembangunan lingkungannya. (Ernie Tisnawati dan Kurniawan, 2005:76)
Jadi, dari beberapa definisi yang diungkapkan diatas, penulis menyimpulkan
bahwa Corporate Responsibility atau tanggung jawab perusahaan yaitu mekanisme sebuah
perusahaan berbentuk komitmen bisnis yang diintegrasikan melalui perhatian dan
pemberian kontribusi perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sebagai bentuk partisipasi
perusahaan (dunia bisnis) untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

B. Sejarah Corporate Responsibility


Wacana CSR mulai berkembang dalam dekade 1980-1990. Konsep Social
Responsibility lahir di Brazilia tahun 2002 ketika adanya pertemuan Johannesburg yang dihadiri
pemimpin dunia. (jurnl)
Konsep Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Resposibility) telah disahkan oleh
DPR RI tanggal 20 juli 2007 yang terbukti dengan ditetapkannya Undang-Undang No 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).
Rahmawati (tahun : 179) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility atau
tanggung jawab sosial perusahaan yang sebelumnya merupakan suatu hal yang bersifat sukarela
berubah menjadi suatu hal yang wajib dilaksanakan. Hal ini dapat kita ketahui dari pasal 66
angka 2 C UUPT berbunyi :
“ Tanggung jawab dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Dalam buku yang sama dinyatakan oleh Hackston dan Milne (1996) menyatakan bahwa
tanggung jawab sosial merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari
kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus ang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan. (Rachmawati, Tahun, 181)

C. Pandangan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Beberapa pandangan yang diungkapkan oleh M. Taufik Amir (2011)
dalam bukunya Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi diantaranya :
1. Pandangan Tradisional
Membicarakan tanggung jawab perusahaan ada dua konsep awal yang sejak dulu menjadi
landasan perusahaan-perusahaan dalam menjalankan praktik tanggung jawab sosial. Ada pihak
yang mengatakan bahwa urusan bisnis adalah menjalankan bisnis saja. Menurut Friedman dalam
buku M. Taufiq Amir bahwa hanya ada satu tanggung jawab social perusahaan, yaitu
menggunakan sumber daya dengan aktivitas-aktivitas yang biasa mendapatkan dan
meningkatkan laba perusahaan, sepanjang semuanya sesuai aturan yang ada, terbuka, dan
bersaing bebas tanpa kecurangan. (2011:266)
Lebih jelas M. Taufik Amir menjelaskan bahwa pandangan ini sekaligus menyiratkan
bahwa upaya perusahaan motifnya bukan ekonomi (misalnya untuk kesejahteraan masyarakat
sekitar), suatu saat perusahaan bias memiliki kemungkinan merugi karena meningkatnya biaya-
biaya yang dikeluarkan perusahaan.
2. Pandangan Sosioekonomi
Ada pandangan yang menyebutkan bahwa kalangan bisnis selayaknya memiliki tanggung
jawab lebih. Ada empat pokok pikiran dari pandangan ini, yaitu:
a. Tanggung jawab perusahaan lebih dari sekedar menciptakan laba, yaitu perusahaan juga terlibat
untuk urusan menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
b. Perusahaan pada dasarnya bukan pihak independen yang hanya bertanggung jawab kepada
pemegang sahamnya.
c. Perusahaan seharusnya memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat yang lebih luas, baik
untuk urusan sosial, hukum, dan berbagai masalah perpolitikan.
d. Perusahaan haruslah melakukan hal-hal yang baik dan benar dan bermanfaat bagi masyarakat
dalam menjalankan usahanya.

Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) memiliki beberapa


pandangan dilihat dari segi mendukung atau tidaknya penerapan CSR oleh beberapa pihak yaitu
adanya pro dan kontra. Artinya, adanya pendangan yang mendukung konsep ini dan ada yang
menolak untuk menerapkan konsep tanggung jawab sosial perusahaan.

Pandangan kelompok yang pro Pandangan kelompok yang contra


terhadap tanggung jawab terhadap tanggung jawab sosial dari
No sosial dari organisasi bisnis organisasi bisnis

1. Kegiatan bisnis sering kali Perusahaan tidak memiliki ahli yang


menimbulkan masalah, oleh mengkhususkan dalam bidang sosial
karena itu sudah semestinya dan kemasyarakatan, oleh karena itu
perusahaan bertanggung jawab sulit bagi perusahaan bertanggung
atas apa yang dilakukannya jawab
2. Perusahaan adalah bagian dari Perusahaan yang ikut berpartisipasi
lingkungan sosial masyarakat, dan bertanggung jawab dalam
oleh karena itu sudah semestinya lingkungan sosial masyarakat justru
ikut berpartisipasi dan akan memiliki kekuatan untuk
bertanggung jawab atas apa yang mengontrol masyarakat dan itu
terjadi di masyarakat indikasi yang kurang baik secara sosial

3. Perusahaan biasanya memiliki Akan banyak terdapat konflik


sumber daya untuk kepentingan di masyarakat jika
menyelesaikan masalah perusahaan terlibat dalam aktivitas
dilingkungan sosial masyarakat sosial

4. Perusahaan adalah pertner dari Tujuan perusahaan bukan untuk motif


lingkungan sosial sosial, akan tetapi untuk memperoleh
kemasyarakatan, sebagaimana profit dan mencapai tujuan yang
halnya juga pemerintah dan diharapkan oleh para pemilik
masyarakat lain pada umumnya perusahaan

Tabel 1.
Pandangan Pro dan Kontra terhadap Corporate Social Responsibility
(Ricky dan Hauton dalam buku Ernie dan Kurniawan, 2005:76)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsep penerapan Corporate Social Responsibility oleh
perusahaan dapaat dlihat dari sisi diterima atau ditolaknya oleh berbagai pihak dan dapat juga
dilihat dari sifat perusahaan itu sendiri yang meliputi pandangan tradisional dan pandangan
sosioekonomi. Tolak ukur dari berbagai pandangan ini tetap saja pada konsep perusahaan
sebagai kegiatan bisnis yang profit oriented yang merasa tak perlu memikirkan tanggung jawab
sosial yang pada dasarnya itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah.
D. Manfaat dan Tujuan
Menurut Wibisono (2008) corporate responsibility memiliki kemanfaatan untuk
meningkatkan reputasi perusahaan, menjaga image dan strategi perusahaan. Tanggung jawab
sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat
mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif terhadap tanggung jawab
sosial. Karena ada manfaat jangka panjang bagi semua pihak, diantaranya: (Ernie & Kurniawan,
2005 :81)
1. Bagi Perusahaan
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial adalah
munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan dilingkungannya. Selain itu
perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap memberikan kontribusi yang positif bagi
masyarakat, sehingga perusahaan akan lebih mudah menawarkan atau memasarkan produk
kepada masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Yaitu adanya kepentingan masyarakat yang diperhatikan oleh perusahaan, timbulnya pandangan
baru dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis yang bersifat kemitraan dalam
membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik.
3. Bagi Pemerintah
Pemerintah pada akhirnya mendapatkan partner pada meujudkan tatanan masyarakat yang lebih
baik karena, pemerintah sebagai pihak legitimasi. Artinya sebahagian tugas pemerintah dapat
dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
Manfaat program CSR bagi pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan kalau
dilaksanakan secara sistematis, terintegrasi dan berkesinambunga, agar program-program CSR
bisa tepat sasaran dan dapat dipantau tingkat efektivitas dan kinerjanya. (Nancy S.Haliwela,
2011)
Lebih jauh M. Taufik Amir (2011:269) menyatakan manfaat-manfaat CSR dapat menjaga
kelanggengan operasi perusahaan di masa depan. Misalnya soal citra perusahaan pada publik.
Dengan citra yang baik, perusahaan bisa menjadi tempat pilihan untuk bekerja bagi karyawan-
karyawan yang bertalenta baik, menjadi suatu kepercayaan yang baik bagi rekan bisnis termasuk
investor.
Jadi, dari beberapa penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa manfaat
dari Corporate Social Responsibility ini sangat berpengaruh besar terhadap perusahaan,
pemerintah dan masyarakat. Terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan,
pemerintah dan masyarakat. Secara khusus, bagi perusahaan yang mendukung CSR ini
cenderung memperoleh manfaat yang lebih besar dari program CSR baik secara jangka pendek,
maupun jangka panjang, langsung maupun tidak langsung.

E. Hubungan Corporate Social Responsibility, Kinerja dan Manajemen Laba


Menurut Dahlia dan Siregar (2008) dalam buku Rahmawati menemukan bahwa aktivitas
CSR terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan tetapi tidak berpengaruh
terhadap kinerja pasar perusahaan. (tahun)
Sementara Belkaouni (2006) dalam buku yang sama menjelaskan bahwa disiplin
akuntansi merespon perkembangan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Terdapat sembilan
program kerja yang dapat dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR yaitu :
1. Employee Programs
Karyawan merupakan aset berharga bagi perusahaan, sehingga tidak mengejutkan jika
perusahaan sangat memperhatikan pengembangan kompetensi dan kesejahteraan karyawan.
Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan perli diperluas bukan hanya dari sisi jaminan
kesehatan dan keselamatan tetapi perlu adanya perluasan program seperti pemberian pelatihan
dan pengembangan kerja, pembrian kompensasi. (Veithzal Rivai & Ella Jauvani S, 2013 : 741)

2. Community and Broader Society


Mayoritas perusahan memiliki aktivitas dalam area ini, salah satunya adalah melalui
pemberdayaan masyarakat yang intinya adalah bagaimana individu, kelompok atau komunitas
berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa
depan sesuai dengan keinginan mereka.
3. Environtment Programs
Progaram yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan misalnya dengan menghasilkan
produk yang aman, tidak berbahaya bagi kesehatan, dan ramah lingkungan, membuat sumur
resapan, dan penyaluran limbah dengan baik.
4. Reporting and Communication Programs
Perusahaan mengeluarkan atau melaporkan hasil kegiatan CSRnya melalui annual CSR
report sehingga terdapat bukti riil partisipasi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab
sosialnya.
5. Governance or Code of Conduct Programs
Perusahaan menitikberatkan kegiatan sosial yang dilakukan berdasrkan sistem yang diatur oleh
pemerintah. Hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimanastakeholder, pemerintah
masyarakat, dan dunia usaha dapat membuat regulasi atau ketentuan yang disepakati bersama
untuk mengefektifkan program CSR. Hal ini berarti diperlukan UU untuk mengatur CSR pada
level makro seperti sasaran progaram CSR, standar penilaian keberhasilan program, dan
koordinasi dengan pihak terkait.
6. Stakeholder Engagement Programs
Upaya menciptakan “effective engagement program” sebagai kunci utama untuk mencapai
kesuksesan strategi CSR dan sustainability strategy.
7. SUPPLIER Programs
Pembinaan hubungan yang baik atas dasar kepercayaan, komitmen, pembagian informasi antara
perusahaan dengan mitra bisnisnya, misalnya melalui pengelolaan rantai pasokan atau jejaring
bisnis.

8. Customer/Product Stewardship Programs


Perusahaan harus memperhatikan terhadap keluhan konsumen dan jaminan kaulitas produk yang
dihasilkan perusahaan.
9. Shareholder Programs
Program peningkatan “share value” bagi shareholder, karena shareholder merupakan prioritas
bagi peruusahaan.
Menurut Davidson III, Jiraporn, Kim dan Nemec (2004) dalam buku Rahmawati telah
menguji hubungan antara manajemen laba dan teori agensi. Mereka berpendapat bahwa
pemisahan antara pemilik (prinsipal) dan pengendali (agen) pada perusahaan memunculkan
asimetri informasi, yang memungkinkan agen melakukan tindakan opurtunis karena mereka
mempunyai kepentingan yang berbeda dengan prinsipal. (tahun)
Dalam konteks ini, manajemen laba dipandang sebagai sebuah biaya keagenan untuk
mengawasi manajer yang berpeluang menjaga kepentingan pribadinya dengan cara
mengeluarkaan laporan keuangan yang tidak menyajikan gambaran ekonomi perusahaan
sesungguhnya. Sebagai konsekuensinya, shareholders dapat membuat keputusan inventasi yang
tidak optimal. (Rahmawati, tahun)
Menurut Clarkson (1994) dalam buku Rahmawati dampak manajemen laba tidak hanya
mempengaruhi pemilik perusahaan, tetapi juga mempunyai pengaruh yang kuat
pada stakeholder lainnya. Stakeholder merupakan sekelompok orang yang mempunyai risiko
sebagai akibat bentuk investasi mereka berupa modal, sumber daya manusia, atau sesuatu yang
bernilai pada suatu perusahaan.
F. Implementasi Corporate Social Responsibility
Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) merupakan tahap aplikasi program tanggung jawab sosial sebagaimana yang
telah direncanakan. Penerapan tanggung jawab sosial membutuhkan iklim organisasi yang saling
percaya dan kondusif, sehingga memunculkan motivasi dan komitmen karyawan pelaksana.
(Siska Sugiarti & Nur Fardjih Asyik, 2013)
Untuk itu, upaya perusahaan menerapkan CSR memerlukan sinergi dari pemerintah dan
masyarakat. Pemerintah sebagai regulator diharapkan mampu berperan menumbuh kembangkan
penerapan CSR, tanpa membebani perusahaan secara berlebihan. Peran masyarakat juga
diperlukan dalam upaya perusahaan memperoleh rasa aman dan kelancaran dalam berusaha.
(Nancy S. Haliwela, 2011)
Dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 menyatakan bahwa biaya
tanggung jawab diambil dari penyisihan laba bersih yang ditetapkan lewat LUPS tahunan
sebagaimana mentri BUMN mengeluarkan peraturan Meneg BUMN No. Per / 05 / MBU / 2007
menyatakan bahwa program kemitraan badan usaha milik negara dengan usaha kecil dan
program bina lingkungan yag mengharuskan setiap BUMN melakukan penyisihan masing-
masing maksimal 3% dari laba bersih setelah pajak untuk program kemitraan dan bina
lingkungan (Siska Sugiarti dan Nur Fajrih Asyik, 2013)
Realisasi CSR cenderung bersifat akomodatif dan tidak melibatkan perubahan mendasar
dalam kebijakan bisnis korporasi sesungguhnya. Di Indonesia pelaksanaan CSR sangat
dipengaruhi oleh kebijakan dan CEO sehingga kebijakan CSR tidak secara otomatis akan sesuai
dengan visi dan misi perusahaan. Artinya pelaksanaan CSR yang baik akan terwujud jika CEO
Memiliki kesadaran akan tanggung jawab sosial yang tinggi. Seperti CEO menyadari bahwa
CSR bisa menjadi sumber inovasi yang baik, keunggulan daya saing (competitive
advantage), dan penciptaan nilai (value creation), mereka mengaku bahwa mereka tidak tahu
apakah upaya CSR mereka menguntungkan. Kenaikan value, sebagai salah satu tujuan CSR,
juga bisa dilihat dari perspektif sinergi. (M. Taufik Amir, 2011)
Dalam mewujudkan pelaksanaan CSR sebagai bentuk usaha meningkatkan pembangunan
ekonomi berkelanjutan, dituntut adanya perhatian stakeholder, pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha dalam membuat regulasi atau ketentuan yang disepakati bersama antara pihak-pihak yang
terlibat untuk mencapai keefektifan program CSR. (Lina Anatan, Tinjaun Teoritis dan Praktik di
Indonesia)
Berdasarkan penelitian Siska Sugiarti dan Nur Fajrih Asyik yang dilakukan di PT
perkebunan Nusantara XII (Persero) Surabaya dalam menerapkan program CSR menggunakan
beberapa bentuk aktivitas:
1. Berhubungan dengan Sumber Daya Manusia
Perusahanan memberikan kesejahteraan tenaga kerja dalam bentuk:
a. Jaminan sosial yang sangat baik (good sosial insurance)
b. Memberikan penghargaan (reward/punishment) terhadap kreativitas serta inovasi dari karyawan
perusahaan.
c. Memberikan pelayanan kesehatan pada karyawan perusahaan.

2. Berhubungan dengan produk


Untuk mempertahankan kualitas produk agar tetap dapat diterima oleh masyarakat bahkan untuk
memperbesar pangsa pasar, perusahaan melakukan kegiatan antara lain:
a. Melakukan perawatan produk, yaitu melalui perawatan mesin atau sesuatu lain yang
berhubungan dengan proses produksi.
b. Melakukan event tester pada produk sebagai hasil percobaan produk baru yang dibuat oleh
perusahaan.
c. Mengolah pemanfaatan limbah perkebunan sebagai program pemberdayaan ekonomi kerakyatan
yang menuju Eco Fair Trade.
3. Berhubungan dengan Masyarakat
Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Program kemitraan
Dana program kemitraan ini diberikan dalam bentuk:
1) Pinjaman uang untuk membiayai modal usaha atau kerja dan pembelian aset tetap dalam rangka
produksi dan penjualan.
2) Pinjaman khusus ini digunakan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha
mitra binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha
mitra binaan dan perjanjian pinjaman yang dilaksanakan antara 3 (tiga) pihak.
3) Hibah
a) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, promosi, dan hal-hal yang menyangkut
peningkatan produktivitas mitra binaan serta untuk pengkajian/penelitian.
b) Besarnya dana hibah ditetapkan maksimal 20% dari dana program kemitraan yang disalurkan
pada tahun berjalan.
b. Program bina lingkungan
Program bina lingkungan meliputi bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan
pelatihan, bantuan peningkatan ksehatan, bantuan pengembangan sarana dan prasarana umum.
(Siska Sigiarti, 2013)

Jadi dapat penulis mengambil beberapa intisari penting dari implementasiCorporate


Social Responsibility dimana banyak sekali cara yang bisa dilakukan dalam menerapkan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan masyarakat secara keseluruhan. Dengan
adanya regulasi dan peraturan yang mewajibkan tanggung jawab sosial oleh perusahaan berarti
melibatkan perusahaan dan dunia bisnis dalam membantu pemerintah untuk mewujudkan
pembangunan ekonomi berkelanjutan. Selain itu implementasi CSR ini juga perlu dukungan dan
kontribusi balik dari masyarakat kepada perusahaan dalam bentuk memberikan rasa aman
kepada pengusaha dalam menjalankan usahanya di lingkungan mereka.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau disebut Corporate Social
Responssibility merupakan suatu komitmen yang terintegrasi yang dilakukan perusahaan kepada
lingkungan dan masyarakat sebagai wujud kepedulian dan kontribusi perusahaan dalam
membantu pembangunan ekonomi berkelanjutan
Adapun konsep Corporate Social Responssibility mulai disahkan oleh pemerintah
Indonesia pada bulan juli tahun 2007 melalui peraturan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Dan pertama kali lahirnya konsep CSR adalah ketika diadakannya
pertemuan Johannesburg tahun 2002 dilanjutkan tahun 2007 dengan pertemuan United Nations
Global Campact di Janewa yang bertujuan untuk meminta perusahaan menunjukkan tanggung
jawab sosial dan perilaku bisnis yang sehat.
Konsep penerapan Corporate Social Responsibility oleh perusahaan dapaat dlihat dari sisi
diterima atau ditolaknya oleh berbagai pihak dan dapat juga dilihat dari sifat perusahaan itu
sendiri yang meliputi pandangan tradisional dan pandangan sosioekonomi. Tolak ukur dari
berbagai pandangan ini tetap saja pada konsep perusahaan sebagai kegiatan bisnis yang profit
oriented yang merasa tak perlu memikirkan tanggung jawab sosial yang pada dasarnya itu
merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah.
Manfaat dari Corporate Social Responsibility ini sangat berpengaruh besar terhadap
perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara
perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Secara khusus, bagi perusahaan yang mendukung CSR
ini cenderung memperoleh manfaat yang lebih besar dari program CSR baik secara jangka
pendek, maupun jangka panjang, langsung maupun tidak langsung.

B. Saran
Saran penulis terhadap pembaca sebagai bagian dari masyarakat yang hidup di
lingkungan yang pada umumnya mempunyai sejumlah perusahaan bisnis untuk dapat bersikap
kritis dan responsif terhadap upaya perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab sosialnya
kepada lingkungan dan masyarakat. Dan kepada pemerintah penulis mengharapkan
adanya controllling yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan tanggung jawab perusahaan yang
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, serta yang terpenting bagi perusahaan-perusahaan yang
dianggap besar dapat menyadari pentingnya program tanggung jawab sosial ini untuk kemajuan
usahanya dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2006. Pengantar Manajemen. (Jakarta : Kencana)
Lina Anatan. Corporate Social Responsibility: Tinjauan Teoritis dan Praktik di Indonesia.Staff Pengajar
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranata. Tanpa tahun [diakses tanggal 13 Mei 2014]
M. Taufik Amir. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. (Jakarta : Rajawali Press)
Nancy S. Haliwela. Tinjauan Hukum Tanggung Jawab Sosil. Jurnal Sasi Vol. 17 No. 4 Bulan Oktober –
Desember 2011 [diakses tanggal 13 Mei 2014]
Rachmawati.
Siska Sugiarti dan Nur Fajrih Asyik. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Pengungkapan Informasi dan
Komitmen. Jurnal umum dan riset akuntansi Vol. 1 No. 2 Maret 2013 [diakses tanggal 13 Mei
2014]
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala. 2013. Manajemen Sumber daya Manusia bagi Perusahaan : dari
Teori ke Praktik. (Jakarta : Rajawali Press)

Anda mungkin juga menyukai