Anda di halaman 1dari 11

Review Jurnal

Elda Nur Fauzi


10090219012

1.
Judul Pengaruh Investasi, Ekspor, dan Tenaga Kerja Asing Terhadap Tingkat
Pengangguran Terbuka Indonesia Tahun 2001 – 2017
Penulis Emilia Susanti
Teori Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat
disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah
dalam jangka waktu tertentu, Sholeh (2007)
Menurut Malik (2013) Naiknya jumlah penduduk menyebabkan
terjadinya kenaikan pada penawaran (supply) tenaga kerja begitu juga
sebaliknya. Permasalahan klasik yang muncul di Indonesia adalah
percepatan pertumbuhan angkatan kerja tidak disertai dengan
percepatan pertumbuhan lapangan pekerjaan atau penawaran tenaga
kerja tidak diimbangi dengan meningkatnya permintaan (demand)
tenaga kerja.
Menurut Sukirno (2011), investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
atau pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investasi, ekspor,
dan tenaga kerja asing terhadap tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia pada periode 2001 – 2017.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis Error Correction Model
(ECM) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen pada jangka pendek dan Regresi Linier Berganda
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen
pada jangka panjang
Hasil Pembahasan Investasi berpengaruh signifikan dan negatif dalam jangka panjang
maupun jangka pendek terhadap Tingkat Pengangguran Indonesia.
Artinya, dalam kurun waktu tahun 2001 – 2017 kenaikan investasi yang
terjadi akan menurunkan TPT di Indonesia. Di sisi lain, perubahan
investasi juga berpengaruh terhadap TPT.
Ekspor dalam jangka panjang berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2001 –
2017, dalam artian ketika volume ekspor naik maka TPT akan turun.
Sedangkan dalam jangka pendek hasilnya berbanding terbalik, yaitu
perubahan ekspor yang terjadi tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa volume ekspor membutuhkan waktu lebih dari satu semester
untuk memengaruhi TPT di Indonesia.
Tenaga kerja asing yang berada di Indonesia dalam jangka panjang
maupun jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap TPT di
Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa tenaga kerja asing di
Indonesia bersifat komplementer terhadap tenaga kerja Indonesia.
Upah tidak berpengaruh signifikan dalam jangka panjang maupun
jangka pendek terhadap TPT di Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan
teori bahwa upah mempengaruhi permintaan dan penawaran tenaga
kerja.

2.
Judul Pengaruh Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran Di Provinsi Bali
1994-2013
Penulis Mahanatha Giri Prayuda & Made Henny Urmila Dewi
Teori Menururt Kurniawan (2014:5) dan
Maqbool et al. (2013:196), semakin tinggi tingkat investasi, tingkat
pengangguran akan menurun.
Menurut Philips dalam Mankiw (2000:341) berpendapat bahwa tingkat
pengangguran dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Dengan tingginya laju
inflasi seharusnya tingkat pengangguran akan menurun.
Menurut Fatmi Ratna Ningsih (2010) dalam penelitiannya dengan
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa
Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran. Ini
berarati setiap inflasi naik satu satuan, maka tingkat pengangguran akan
menurun satu satuan. Begitu pula sebaliknya,setiap inflasi turun sebesar
satu satuan, maka pengangguran akan meningkat sebesar satu satuan.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh inflasi dan investasi
terhadap pengangguran secara parsial dan simultan di Provinsi Bali
tahun 1994-2013
Metode Penelitian Penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif yang
berbentuk asosiatif. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model – model matematis, teori –
teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki.
Sedangkan, pengertian metode asosiatif adalah penelitian yang
menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
2009:13)
Hasil Pembahasan Variabel inflasi dan investasi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013. Hal
ini berarti setiap inflasi dan investasi naik satu satuan, maka tingkat
pengangguran akan naik sebesar satu satuan. Begitu pula sebaliknya,
apabila inflasi dan investasi turun satu satuan, maka tingkat
pengangguran akan turun sebesar satu satuan.
Secara parsial inflasi dan investasi juga berpengaruh terhadap
pengangguran. Setiap tingkat inflasi naik satu satuan maka tingkat
pengangguran meningkat sebesar 0,020. Naiknya inflasi mengakibatkan
tingkat pengangguran meningkat dan begitu pula sebaliknya. Untuk
investasi sendiri jika tingkat investasi meningkat satu satuan maka
tingkat pengangguran akan berkurang sebanyak 0,090. Investasi
mengalami kenaikan maka akan banyak industri atau perusahaan yang
nantinya akan banyak menyerap banyak tenaga kerja.
3.
Judul Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan ekonomi Menuju Era
Bonus Demografi di Sumatra Barat
Penulis Sri Maryatia,_, Hefrizal Handraa, & Irwan Muslimb
Teori Hubungan pertumbuhan penduduk dengan tingkat ekonomi suatu
negara dijelaskan oleh Robert Solow (1956), dalam model pertumbuhan
ekonomi yang disebut dengan exogenous growth model (model
pertumbuhan eksogen). Model ini menjelaskan bahwa pertumbuhan
ekonomi suatu negara di antaranya dipengaruhi oleh akumulasi modal,
pertumbuhan penduduk, dan kemajuan teknologi. Temuan penting dari
model Solow ini adalah adanya hubungan negatif antara pertumbuhan
penduduk dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang (Solow,
1956). Oleh karena itu, diperlukan langkah pengendalian pertumbuhan
penduduk dalam suatu negara sehingga negara tersebut dapat
memaksimalkan potensi faktor produksinya.
Mankiw (2007) Hubungan teoritis antara pertumbuhan ekonomi dengan
penyerapan tenaga kerja yaitu ditunjukan oleh Hukum Okun, dimana
dijelaskan bahwa jika terjadi penurunan penganggyran sebesar 1 persen
maka akan mendorong peningkatan pertumbuhan PDB yang mendekati
2 persen.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dari pertumbuhan
ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatra Barat
dengan memasukkan variabel rasio ketergantungan yang menjadi
indikasi kehadiran bonus demografi. Kemudian selanjutkan
memberikan rekomendasi terhadap kebijakan pemerintah Provinsi
Sumatra Barat dalam menghadapi bonus demografi tersebut.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan model demometrik
yang diadopsi dan dikembangkan dari model yang dikemukakan oleh
Ledent (1978) dengan menambahkan variabel baru ke dalam model,
yaitu variabel rasio ketergantungan yang mengindikasikan terjadinya
transisi demografi, serta adanya peluang bonus demografi. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk seri
waktu (time series) yang bersumber dari publikasi BPS dan lembaga
terkait lainnya, serta literatur pendukung selama periode tahun 2000–
2017 di Provinsi Sumatra Barat.
Hasil Pembahasan Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatra Barat menurut lapangan
usaha dipengaruhi oleh variabel ekonomi yang dapat dilihat dari
kontribusi lapangan usaha yang mempunyai pengaruh yang positif. Hal
ini akan meningkatkan otupot lapangan usaha yang mendorong
penngkatan penyerapan tenaga kerja pada lapangan usaha yang
bersangkutan. Akan tetapi upah minimum mengalami pengaruh yang
negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Maka diperlukan kebijakan
upah minimum agar tidak terjadi distorsi di pasar tenaga kerja. Dari sisi
demografi yaitu belum meratanya kegitan ekonomi yang berakibat
terhadap persebaran penduduk yang mana usia produktif berkumpul di
pusat kegiatan ekonomi sehingga daerah perkotaan akan meraih bonus
demografi lebih cepat dibandingkan daerah pedesaan.
4.
Judul Pengaruh Investasi, Upah Minimum dan IPM Terhadap Tingkat
Pengangguran Terbuka di Provinsi Kalimantan Barat
Penulis Reni Helvira, Endah Putria Rizki
Teori Masalah pengangguran juga berhubungan dengan investasi upaya yang
dapat dilakukan untuk megurangi tingkat pengangguran ialah dengan
mendorong tingkat investasi baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Seperti mendorong
tumbuhnya bisnis atau pendirian pabrik, adanya supply teknologi dari
investor baik dalam bentuk produksi atau permesinan dan menciptakan
lapangan pekerjaan (Lusiana, 2012).
Kegiatan penanaman modal ini akan banyak membutuhkan input
produksi diantaranya tenaga kerja, sehingga penyerapan tenaga kerja
menjadi meningkat sehingga dapat mengurangi pengangguran
(Zulhanafi,dkk, 2013).
Menurut teori Harrod Domar dalam Stefanus (2017), dalam teorinya
investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar
kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar kapasitas produksi
maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula, dengan
asumsi full employment.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengangguran dari
berbagai macam faktor yaitu investasi, upah minimum, dan IPM di
Provinsi Kalimantan Barat.
Metode Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series
dan cross section. Dalam penelitian ini menggunakan time series
selama 10 tahun terakhir yang diwakili data 2008-2017.
Hasil Pembahasan Pada penelitian ini dijelaskan bahwa investasi berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kalimantan Barat,
yang berarti apabila jumlah investasi emningkat maka tidak akan
berdampak langsung signifikat terhadap penurunan jumlah
pengangguran. Hal ini disebabkan oleh kesenjangan yang relatif besar
atas realisasi investasi di Kalimantan Barat yang masuk pada sektor-
sektor padat modal hal ini akan berdampak negatif pada kesempatan
tenga kerja. Dikarenakan sistem padat modal mengandalkan kemajuan
teknologi canggih seperti permesinan dan komputer seperti di
perusahaan-perusahaan industri yang ada di Kalimantan Barat.

5.
Judul Pengaruh Bonus Demografi Terhadap pertumbuhan Ekonomi di Jawa
Timur
Penulis Nadya Indra Permatasari, Risdiana Himmati
Teori Berdasarkan Penelitian dari Gusti Ayu Arini, Taufiq Chaidir, dkk
(2018) pada judul “Pengaruh Variabel Demografi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahapan Menuju
Bonus Demografi” menggunakan metode kuantitatif dengan model
regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS).
Hasil dari penelitian ini adalah pertumbuhan penduduk dan dependency
ratio mempunyai slope negatif sehingga memberikan arti jika terjadi
peningkatan pertumbuhan penduduk dan dependency ratio maka
terdapat kecenderungan penurunan pertumbuhan ekonomi, sedangkan
untuk variabel tenaga kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja
wanita mempunyai slope positif dimana jika terjadi peningkatan jumlah
tenaga kerja dan dan tingkat pastisipasi angkatan kerja wanita maka
terdapat kecenderungan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian yang dilakukan oleh Nova Sumana, Tri Oldy Rotinsulu, dan
Debby Ch. Rotinsulu (2020) pada judul “Pengaruh Bonus Demografi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara”.
Hasil dari penelitian yaitu variabel independen secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Minahasa Tenggara, namun pengaruh setiap variabel
berbeda.
Menurut Satria Aji Setiawan dalam pada penelitiannya yang berjudul
“Mengoptimalkan Bonus Demografi Untuk Mengurangi Tingkat
Kemiskinan Di Indonesia” yaitu upaya pemanfaatan optimal bonus
demografi harus memperhatikan berbagai hal: pengembangan kualitas
sumber daya manusia dengan memasifkan pendidikan dan pelatihan,
pengelolaan pertumbuhan populasi secara struktural, memperluas
jangkauan pasar tenaga kerja, dan memaksimalkan kesehatan penduduk
segala usia.
Pada tahun 2021 Alensia Yane Destu dan Jajuk Suprijati dalam
penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur” menghasilkan gambaran bonus
demografi, IPM, dan kemiskinan berpengaruh simultan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Bonus demografi signifikan secara parsial terhadap
pertumbuhan ekonomi, IPM berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan berpengaruh tidak signifikan
secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
bonus demografi, dependency ratio, tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan tingkat pengangguran terbuka terhadap pertumbuhan ekonomi di
Jawa Timur.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan
analisis regresi data panel. Data penelitian merupakan data sekunder
yang berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.
Hasil Pembahasan Secara hipotesis variabel bonus demografi berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, hasil tersebut menunjukan bahwa
setiap bonus demografi meningkat maka pertumbuhan ekonomi juga
akan meningkat. Salah satu faktor untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan penduduk. Dengan adanya bonus
demografi partisipasi angkatan kerja akan mengalami peningkatan yang
maka juga akan mendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi.
Dependency ratio juga berpengaruh positif di Jawa Timur, yang berarti
bahwa setiap dependency ratio meningkat maka pertumbuhan ekonomi
juga akan meningkat. Akan tetapi tingkat pengangguran terbuka
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, setiap terjadi
kenaikan pengangguran maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami
penurunan.
6.
Judul Mengoptimalkan Bonus Demografi Untuk Mengurangi Tingkat
Kemiskinan di Indonesia
Penulis Satria Aji Setiawan
Teori Menurut Jati (2015) Bonus demografi dimaknai sebagai keuntungan
ekonomis yang disebabkan oleh semakin besarnya jumlah tabungan
dari penduduk produktif sehingga dapat memicu investasi dan
pertumbuhan ekonomi.
Menurut Gribble (2012) Dengan lebih sedikit jumlah penduduk lanjut
usia, maka negara memiliki jendela peluang (window of opportunity)
untuk pertumbuhan ekonomi yang cepat jika kebijakan sosial dan
ekonomi dapat dirumuskan dengan tepat serta melakukan investasi pada
hal yang diperlukan
Menurut Smith (2012) Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada adanya
pertambahan penduduk yang akan memperluas pasar serta mendorong
spesialisasi yang pada gilirannya akan menghasilkan pertambahan
output atau hasil.
Menurut Haller (2012) Ketika laju pertumbuhan ekonomi besar,
produksi barang dan jasa naik dan, akibatnya, tingkat pengangguran
menurun, jumlah kesempatan kerja meningkat, serta standar kehidupan
penduduk.
Menurut UNDP (2016) Kemiskinan bukan hanya keterbatasan
pendapatan, kemiskinan adalah gabungan dari perampasan manusia dari
pengetahuan, kesehatan, martabat dan hak, dan hambatan untuk
berpartisipasi. Kemiskinan harus diukur dengan mempertimbangkan
kompleksitas ini, sehingga kita dapat mengidentifikasi dan mengatasi
akarpenyebabnya, dan memicu kemajuan nyata dalam strategi
pengentasan kemiskinanyang ditargetkan.
Solow (1956) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk dapat
berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya,
pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang
positif melalui pengambilan kebijakankebijakan untuk mengoptimalkan
melimpahnya penduduk usia produktif tersebut.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untik mendeskripsikan bukti empiris di
berbagai negara mengenai dampak dari bonus demografi dalam
menurunkan tingkat kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.inflasi
dan investasi
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
mendeskripsikan hubugan antara bonus demografi dan penurunan
tingkat kemiskinan.
Hasil Pembahasan Bonus demografi yang terjadi di berbagai negara di dunia menunjukkan
korelasi yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Bonus demografi
yang dikelola dengan baik mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi
(Bloom, Canning, & Malaney, 1999; Mason, 2001; Ross, 2004). Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa bonus demografi dapat
dioptimalkan untuk mengurangi tingkat kemiskinan melalui
peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Bonus demografi memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan,
akan tetapi itu harus melalui berbagai cara untuk mendapat manfaat dari
window of opportunity yang tercipta karena bonus demografi. Pertama
adalah dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Kedua
adalah terserapnya tenaga kerja yang akan mengurangi tingkat
pengangguran. Ketiga adalah peningkatan jumlah tabungan di tingkat
rumah tangga. Keempat adalah peran perempuan yang masuk ke dalam
pasar tenaga kerja akan membantu peningkatan pendapatan dan juga
menyebabkan jumlah penduduk usia produktif dapat diserap secara
optimal.

7.
Judul Pengaruh Investasi Asing, Jumlah Penduduk dan Inflasi Terhadap
Pengangguran Terdidik di Jawa Tengah Periode 1980-2011
Penulis Mukti Hadi Prasaja
Teori Faktor utama yang menimbulkan penganggguran adalah kekurangan
pengeluaran agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa
dengan maksud untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya
akan dapat diperoleh apabila pengusaha dapat menjual barang yang
mereka produksikan semakin besar permintaan, semakin banyak barang
dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang
dilakukan akan menambah tenaga kerja (Sukirno, 13:2006).
Menurut Philips dalam Mankiw (2000) inflasi mempunyai hubungan
yang negatif terhadap pengangguran.
Mankiw (2000: 436) menggambarkan bagaimana sebaran hubungan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi
bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan
agregat. Dengan naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori
permintaan yaitu jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan
tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut
produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah
tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satusatunya input yang dapat
meningkatkan output).
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari investasi
asing terhadap pengangguran terdidik di Jawa Tengah menganalisis
pengaruh jumlah penduduk terhadap pengangguran terdidik di Jawa
Tengah, menganalisis pengaruh inflasi terhadap pengangguran terdidik
di Jawa Tengah, menganalisis pengaruh investasi asing, jumlah
penduduk, dan inflasi secara bersama-sama terhadap pengangguran
terdidik di Jawa Tengah.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data time series.
Data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan
jurnal sebagai pendukung.
Hasil Pembahasan Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa variabel investasi asing
secara statistik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pengangguran terdidik. Hal ini berarti bahwa setiap investasi asing naik
U$1 ribuan maka tingkat pengangguran akan berkurang sebesar 0,32%.
Kemudian variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengangguran terdidik. Hal ini berarti bahwa setiap penduduk
naik sebanyak 1000 orang maka pengangguran terdidik meningkat
sebesar 7,24%.
Untuk variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pengangguran terdidik. Hal ini berarti bahwa jika inflasi naik sebesar
1% maka pengangguran terdidik akan naik sebesar 0.0039%.

8.
Judul Pegaruh Pendidikan dan Investasi Terhadap Pengangguran di Jawa
Penulis Ameilia Karisma, Waspodo Tjipto Subroto, Hariyati
Teori Pendidikan dianggap sebagai alat untuk mencapai target yang
berkelanjutan, karena dengan pendidikan yang lebih tinggi,
jumlah tenaga kerja yang terserap akan meningkat sehingga jumlah
pengangguran berkurang.
Harrod Domar dalam Prayuda et al., (2015) berpendapat bahwa
investasi tidak hanya menciptakan permintaan tetapi juga
memperbesar kapasitas produksi. Dalam hal ini dapat diartikan
bahwa semakin tinggi tingkat kapasitas produksinya maka akan
membutuhkan tenaga kerja yang semakin banyak. Dengan begitu
perekonomian secara keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak-banyaknya sehingga dapat memperkecil angka tingkat
pengangguran dalam suatu wilayah.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel
pendidikan dan investasi terhadap pengangguran di Jawa Barat.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk melihat pengaruh
variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model terhadap
variabel dependen sehingga akan menghasilkan kesimpulan
Hasil Pembahasan Pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengangguran di pulau Jawa.
Artinya, berapapun besarnya koefisien pendidikan, maka tidak akan
berpengaruh terhadap pengangguran di pulau Jawa.
Investasi yang berupa penanaman modal dalam negeri berpengaruh
terhadap pengangguran di pulau Jawa. Artinya dengan penanaman
modal dalam negeri yang meningkat yang semakin tinggi akan
menurunkan pengangguran di pulau Jawa.
Investasi yang berupa penanaman modal asing tidak berpengaruh
terhadap pengangguran di pulau Jawa. Artinya, berapapun besarnya
koefisien penanaman modal asing, maka tidak akan berpengaruh
terhadap pengangguran di pulau Jawa.

9.
Judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran
Terbuka di Provinsi Lampung (Periode 2009-2015)
Penulis Aisyah Sisnita dan Nano Prawoto
Teori David Albarqi (2016) yang berpendapat bahwa jumlah penduduk
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran di Jawa
Timur. Dengan pertumbuhan penduduk yang terus menerus meningkat
ini akan menimbulkan suatu masalah dalam kependudukan, termasuk
ketenagakerjaan yang menjelaskan bahwa bertambahnya jumlah
penduduk secara absolut tentunya akan berdampak pada jumlah
angkatan kerja Jawa Timur.
Radewa Rizki Mirma Wijaya (2016) upah minimum mempunyai
hubungan negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka. Hal ini
mengindikasikan apabila upah minimum meningkat maka tingkat
pengangguran terbuka di wilayah Gerbang
kertasusila akan menurun.
Pertumbuhan angka indeks pembangunan manusia yang semakin tinggi
menggambarkan bahwa kualitas manusia semakin membaik.
Pengangguran akan semakin berkurang apabila indeks pembangunan
manusia semakin meningkat, dari bidang pendidikan semakin tinggi
seseorang meraih pendidikan maka tingkat pengangguran semakin
menurun.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Jumlah Penduduk, Upah Minimum Regional, dan Indeks Pembangunan
Manusia terhadap Pengangguran di Provinsi Lampung.
Metode Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder
yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti, misalnya di ambil dari Badan Statistik, dokumen-dokumen
perusahaan atau organisasi, surat kabar dan majalah, ataupun publikasi
lainnya.
Hasil Pembahasan Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Lampung berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran dengan koefisien
0.246300 dengan probabilitas 0,0006. Hal ini menunjukkan jika jumlah
penduduk naik 1% akan meningkatkan tingkat pengangguran sebesar
0,24 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel jumlah
penduduk berpengaruh positif terhadap tingkat pengangguran terbuka
di Provinsi Lampung.
Pengaruh upah minimum terhadap tingkat pengangguran berdasarkan
uji statistik diperoleh hasil bahwa upah minimum tidak signifikan
terhadap tingkat pengangguran, dengan koefisien -0.005596 dan nilai
probabilitas 0,9371 terhadap pengangguran terbuka tahun 2009-2015.
Hal ini menunjukkan jika upah minimum regional naik 1% akan
menurunkan tingkat pengangguran di Provinsi Lampung sebesar 0,005
persen. Hasil yang menunjukkan bahwa upah minimum tidak
berpengaruh terhadap tingkat pengangguran berarti dengan adanya
perubahan upah minimum tidak akan mempengaruhi tingkat
pengangguran terbuka.
Pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap tingkat pengangguran
berdasarkan hasil analisis dapat di jelaskan bahwa variabel indeks
pembangunan manusia berpengaruh positif dan signifikan dengan
koefisien 3.901302 terhadap tingkat pengangguran terbuka dan nilai
probabilitasnya 0,0003 di provinsi Lampung tahun 2009-2015. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila indeks pembangunan manusia mengalami
peningkatan 1% akan meningkatkan tingkat pengangguran di provinsi
Lampung sebesar 3,90 persen.

10.
Judul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Provinsi, dan
Tingkat Pendidikan Terhadap Pengangguran Terbuka di Indonesia
Penulis Syurifto Prawira
Teori Permasalahan pengangguran memang sangat penting untuk dibahas,
karena berkaitan erat dengan beberapa variabel ekonomi lainnya.
Beberapa variabel tersebut antara lain seperti: pertumbuhan ekonomi,
upah minimum provinsi, dan tingkat pendidikan (Sirait, 2013: 108).
Menurut Kurniawan (2013: 7) Adapun hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dengan pengangguran adalah bahwa pertumbuhan ekonomi
yang meningkat dalam suatu negara berdampak pada derasnya modal
yang masuk ke negara tersebut sehingga memberikan kesempatan kerja
yang ditandai banyaknya sektor usaha baru yang sistemnya berorientasi
pada padat karya, sehingga mengurangi jumlah pengangguran di negara
tersebut.
Adapun hubungan antara upah minimum dengan tingkat pengangguran
adalah semakin tinggi besaran upah yang ditetapkan oleh pemerintah
maka hal tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang
bekerja pada negara tersebut (Kaufman dan Hotchkiss, 1999).
Mankiw (2003: 156) juga mengemukakan bahwa faktor yang
mempengaruhi adanya pengangguran adalah kekakuan upah (wage
rigidity) atau gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran
tenaga kerja sama dengan permintaannya. Penetapan upah minimum
yang lebih rendah mendorong perusahaan menggunakan lebih banyak
tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
Menurut Elfindri (2001: 239) Adapun hubungan antara tingkat
pendidikan dengan tingkat pengangguran adalah tingkat pendidikan
dapat menentukan status pekerjaan seseorang, karena dengan tingkat
pendidikan yang lebih baik maka seseorang akan cenderung
mendapatkan pekerjaan yang lebih berkualitas sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan disisi lain juga dapat mengurangi
tingkat pengangguran.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menanalisis Pengaruh pertumbuhan
ekonomi, Pengaruh upah minimum provinsi, dan Pengaruh tingkat
pendidikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia,
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif dan
asosiatif. Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dengan melakukan pengumpulan data-data
yang telah dipublikasikan dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS
Pusat) .
Hasil Pembahasan Pertumbuhan ekonomi (X1) berpengaruh negatif terhadap tingkat
pengangguran (Y) di Indonesia selama periode 2011 hingga tahun 2015
dengan tingkat pengaruh sebesar -0,0028 artinya jika variabel
pertumbuhan ekonomi meningkat satu persen maka probabilitas tingkat
pengangguran akan menurun sebesar 0,0028 persen.
Upah minimum provinsi (X2) berpengaruh positif terhadap tingkat
pengangguran (Y) di Indonesia selama periode 2011 hingga tahun 2015
dengan tingkat pengaruh sebesar 0,0003 artinya jika variabel upah
minimum provinsi meningkat satu persen maka probabilitas tingkat
pengangguran akan meningkat sebesar 0,0003 persen.
Tingkat pendidikan (X3) berpengaruh positif terhadap tingkat
pengangguran (Y) di Indonesia selama periode 2011 hingga tahun 2015
dengan tingkat pengaruh sebesar 0,0040 artinya jika variabel tingkat
pendidikan meningkat satu persen maka probabilitas tingkat
pengangguran akan meningkat sebesar 0,0040 persen.

Anda mungkin juga menyukai