Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Risiko

Kelompok 4

Studi Kasus Risiko pada


PT. Nyonya Meneer
Anggota Kelompok 4
Sharon Alloi L. Tarisa Ramadian Zihad Anaku
Lanang
Siti Muhaiminah Tiffani Amelia

Tiarma Dian P. Wahyu Adi


Prayoga
Profil Perusahaan
PT Ny. Meneer adalah perusahaan yang
memproduksi jamu tradisional Jawa yang
dipelopori oleh Nyonya Meneer dengan merek
Jamu Cap Potret Nyonya Meneer. PT Ny
Meneer pertama dibuka di Semarang.
Produknya telah merambah pasar Internasional
dan dipasarkan ke tiga benua yaitu, Asia,
Eropa, dan Amerika. PT Ny Meneer telah
berdiri sejak 1919, dan merupakan perusahaan
berbasis Manajemen Keluarga. Lokasi pabrik
PT Ny. Meneer berada di Jalan Raya Kaligawe
KM 4 Semarang.
Jenis-jenis risiko yang
ada pada kasus pailit
PT Nyonya Meneer
01 Risiko Kredit
PT Ny. Meneer memiliki hutang sebesar Rp 89 Miliar kepada 35 kreditur
dan perusahaan tersebut tidak dapat melunasi kewajibannya sesuai
dengan perjanjian yang sudah di buat sebelumnya. Anggota majelis
hakim PN Niaga Semarang, Wismonoto, mengatakan, pihak penggugat
mengajukan gugatan karena tidak puas atas proses pembayaran hutang
sebagaimana diatur dalam perjanjian damai sehingga membuat kreditur
meminta agar perusahaan tersebut di pailitkan dan seluruh aset
perusahaan dilelang untuk dapat melunasi hutang kepada para kreditur
dan karyawan.
02 Risiko Operasional
PT Ny. Meneer mengalami krisis operasional pada tahun 1984-2000
karena adanya sengketa perebutan kekuasaan hingga ke meja hijau.
selain itu juga adanya masalah-masalah pekerja dan pemogokan buruh
yang terjadi pada tahun 2000-2001 di perusahaan jamu ini. Di antara lain,
penuntutan pembayaran THR, pemogokan kerja, masalah HAM, dan
demonstrasi.
03 Risiko Pasar
PT Ny. Meneer mengalami keterpurukan karena tidak dapat bersaing
dengan perusahaan jamu lainnya di era digital pada saat ini. Menurut
Bambang Brodjonegoro sebagai Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Nasional, PT Ny. Meneer tidak dapat memenuhi dan
mengikuti keinginan pasar sehingga menyebabkan perusahaan jamu Ny.
Meneer mengalami kebangkrutan.
04 Risiko Bisnis
Sebenarnya pihak Nyonya Meneer sempat membuat gerai modern
seperti meneer shop dan meneer corner. Dimana tujuannya ingin
mengubah image kuno jamu terhadap masyarakat Indonesia, terutama
mahasiswa. Selain itu, Nyonya Meneer juga melakukan inovasi terhadap
kemasan produk dengan membuatnya lebih modern, seperti dijadikan
kapsul ataupun seperti teh celup.
Apabila kita tengok ke belakang, sebagian pelanggan loyal Nyonya
Meneer adalah mereka yang telah berusia dewasa, lahir selama periode
1961-1980, mereka yang disebut juga dengan generasi X. Dan apabila
membandingkan antara inovasi bisnis yang sudah dilakukan dengan
profil pelanggan loyal, sepertinya inovasi yang telah dilakukan tersebut
belumlah cukup.
05 Risiko Strategik
Untuk memasarkan produk-produknya, selama ini strategi pemasaran yang
diambil oleh PT. Nyonya Meneer adalah langsung memasarkannya ke toko-
toko dan berusaha memperkuat jaringan dengan para agen/distributor.
Jenis strategi pemasaran yang saat ini digunakan oleh PT. Nyonya Meneer
adalah Maintenance Strategy. Dari sekitar 254 jenis produk Nyonya
Meneer, 60% persen dari produk tersebut untuk kepentingan wanita.
Menurut Charles Saerang, Nyonya Meneer mengklaim bahwa menguasai
pangsa pasar (market share) jamu untuk wanita hingga 34%. Dari
penjualan untuk jamu wanita selama 5 tahun terakhir, tidak adanya
peningkatan yang sesuai dengan target peningkatan penjualan dari
cenderung perusahaan stagnan. Kondisi bahkan ini menunjukkan bahwa
penggunaan strategi pemasaran yang saat ini digunakan oleh PT. Nyonya
Meneer belum memberikan hasil yang optimal.
06 Risk Reducing

Perusahaan melakukan Risk Reducing yaitu berusaha berusaha mengurangi akibat


dari resiko dengan mengajukan kasasi pada pengadilan dan juga perusahaan
mengajukan permohonan perdamaian .Berikut ini kutipannya : "Kami secara resmi
tanggal 10 Agustus kemarin, mengajukan permohonan kasasi sekaligus
menyerahkan memori kasasi. Alasannya kami menolak seluruh pertimbangan majelis
hakim pengadilan niaga pada pengadilan negeri Semarang," jelas La Ode Kudus,
Jumat (11/8/2017) (.detik.com). Kuasa hukum PT Njonja Meneer (Nyonya Meneer),
Azwar mengungkapkan pihaknya mengajukan permohonan perdamaian pasca
perusahaan jamu itu dinyatakan pailit. Namun permohonan tersebut ditolak oleh
Hakim Pengawas Edi Suwanto saat pertemuan Kreditur di Pengadilan Negeri (PN)
Semarang.
Kesimpulan
Banyak risiko yang harus perusahaan hadapi tidak peduli itu perusahaan yang baru
atau perusahaan yang sudah berjalan lama. Perusahaan yang tidak dapat
meminimalisir risiko dan yang tidak bisa menghadapi risiko-risko baik dari segi
finansial dan operasional ataupun dari segi internal maupun eksternal maka
perusahaan tersebut tidak akan dapat bertahan lama, seperti perusahaan Ny. Meneer
ini antara lain ketidakmampuan perusahaan membayar hutang, adanya sengketa
keluarga dan tidak adanya kemampuan SDM dalam mengelola dan memimpin suatu
bisnis. Diharapkan bagi perusahaan - perusahaan lainnya harus senantiasa lebih lagi
memenajamen risiko - risiko yang ada baik risiko yang terjadi di eksternal
perusahaan ataupun risiko yang berada di internal perusahaan , agar kejadian
seperti kasus Ny. Meneer ini tidak terjadi lagi. Perusahaan harus tetap bisa
berkembang dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini melihat dari kasus Ny. Meneer
ini dimana perusahaan ini masih kurang dalam mengembangkan produknya agar lebih
modern dan bisa lebih masuk dan diterima di masyarakat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai