Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

ASPEK-ASPEK BAURAN PEMASARAN


DALAM 7P (MARKETING MIX)
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis
Dosen Pengampu Vera Maria, SE., MM

Disusun Oleh
 Azzahra Nurul R (5551210183)
 Nia Karmilah (5551210184)
 Adelia Vira N (5551210188)
 Abdul Aziz S (5551210189)
 Nadira Zulfi (5551210194)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan dan karunia-
Nya sehingga makalah yang berjudul “ASPEK-ASPEK BAURAN PEMASARAN
DALAM 7P (MARKETING MIX) dapat kami selesaikan. Penulis berhadap agar makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang aspek-
aspek bauran pemasaran. Atas limpahan kesehatan dan karunia-Nya kami dapat menyusun
makalah ini melalui beberapa sumber melalui kajian pustaka.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami motivasi dalam pembuatan makalah ini. Kepada kedua orang tua kami
yang telah memberikan banyak kontribusi untuk kami, dosen kami, Ibu Vera Maria, SE.,
MM., dan juga teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Kami
harap, informasi dan materi dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Namun,
tidak ada yang sempurna di dunia ini melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena demikian kami memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
makalah kami selanjutnya.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau ketidaksesuaian daripada materi yang kami tulis pada makalah ini, kami mohon maaf.
Penulis menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Serang, 8 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Marketing Mix/Bauran Pemasaran ....................................................... 4

2.2 Product ................................................................................................................... 4

2.3 Place ...................................................................................................................... 7

2.4 Price ....................................................................................................................... 9

2.5 Promotions ........................................................................................................... 14

2.6 People .................................................................................................................. 21

2.7 Process ................................................................................................................. 25

2.8 Physical evidence ................................................................................................. 28

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 31

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman mengakibatkan pertumbuhan semakin kuat di
berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi. Membuat kemajuan bisnis yang
semakin modern. Dalam memajukan sebuah perusahaan harus siap mengalami
persaingan global yang akan mengakibatkan suatu perusahaan lebih sensitif terhadap
adanya kompetisi, yang terpenting untuk sebuah perusahaan yang berhubungan dengan
lingkungan usaha memiliki tingkatan penumbuhan dan pengembangan yang berganti-
ganti dengan cepat dan dinamis.
Agar tetap bisa mempertahankan keberlangsungan usaha dan mengalami
tingkatan persaing yang lebih kompetitif, tiap-tiap perusahaan diharuskan agar sering
melaksanakan perbaikan berkelanjutan (continous improvement) terhadap kegiatan
suatu perusahaan sebagai salah satu cara untuk memajukan kinerja oleh manajemen
perusahaan. Setiap perusahaan memiliki sistem pemasaran dengan strategi yang khusus
dalam memasarkan produknya sesuai dengan ketentuan perusahaan tersebut. Apalagi
mengingat lebih banyak perusahaan yang mulai terlihat memproduksi suatu barang
yang sejenis.
Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya baik perusahaan yang
bergerak di bidang jasa ataupun barang memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan
keuntungan. Selain itu, perusahaan juga siap memberikan kepuasan kepada konsumen
mengenai produk yang diperolehnya, karena kepuasan konsumen menjadi pokok
pertimbangan keberhasilannya suatu perusahaan dalam memperoleh produk yang
berkualitas serta yang diinginkan oleh para konsumen. Dalam menetapkan strategi
pemasaran yang tepat dan terbaik untuk dipraktikkan, salah satunya adalah sebuah
perusahaan bisa memerhatikan faktor marketing mix (bauran pemasaran). Apabila
suatu perusahaan tidak peka terhadap apa yang diperlukan oleh para konsumen, bahwa

1
bisa dipastikan suatu perusahaan bakal kehilangan banyak kesempatan dalam
mendapatkan konsumen dan produk yang ditawarkan akan percuma.
Pemasaran adalah salah satu ilmu ekonomi yang sudah lama berkembang,
dan sampai saat ini pemasaran sangat mempengaruhi suatu perusahaan dalam
mencapai keberhasilannya agar tetap bisa bertahan di dalam pangsa pasar, oleh sebab
itu dibutuhkan strategi pemasaran yang bisa memberikan pengaruh untuk memastikan
berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Jika strategi pemasaran yang
dijalankan oleh perusahaan tersebut bisa memasarkan produknya dengan baik, hal
tersebut akan berpengaruh terhadap tujuan suatu perusahaan.
Bauran pemasaran adalah salah satu strategi pemasaran dalam
menyampaikan informasi secara luas untuk memperkenalkan produk barang maupun
jasa, menarik konsumen untuk membeli, memberi dan membangun suatu kesan
terhadap produk (Selang, 2013). Konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain faktor marketing mix yang terdiri dari 7P yaitu produk, price, promotion,
place, people, proses, dan physical evidence (Sukotjo & Radix, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa itu marketing mix/bauran pemasaran?
b) Apa maksud dari product?
c) Apa maksud dari place?
d) Apa maksud dari price?
e) Apa maksud dari promotions?
f) Apa maksud dari people?
g) Apa maksud dari process?
h) Apa maksud dari physical evidence?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui apa itu marketing mix/bauran pemasaran
b) Untuk mengetahui tentang product dalam bauran pemasaran
c) Untuk mengetahui tentang place dalam bauran pemasaran
d) Untuk mengetahui tentang price dalam bauran pemasaran
e) Untuk mengetahui tentang promotions dalam bauran pemasaran

2
f) Untuk mengetahui tentang people dalam bauran pemasaran
g) Untuk mengetahui tentang process dalam bauran pemasaran
h) Untuk mengetahui tentang physical evidence dalam bauran pemasaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Marketing Mix/Bauran Pemasaran


Marketing Mix atau Bauran Pemasaran dapat diartikan sebagai sebuah
strategi pemasaran yang menggabungkan beberapa elemen di dalamnya secara terpadu
demi mencapai sebuah tujuan marketing pasar yang telah ditargetkan.
Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Neil Borden, yaitu seorang professor
marketing Harvard pada tahun 1948.
Pada saat itu, Neil Bowden baru saja memperkenalkan istilah tersebut, tetapi
belum menyusun komponen Marketing Mix. 1960, E Jerome McCarthy telah
memperkenalkan empat variabel kunci ke dalam bauran pemasaran: produk, harga,
lokasi, dan iklan.
Marketing Mix telah lama digunakan oleh pemilik bisnis di berbagai negara
untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk bisnis mereka. Konsep
ini dapat digunakan oleh perusahaan yang sudah memulai atau baru memulai.
Awalnya, bauran pemasaran hanya terdiri dari empat komponen: produk, harga, lokasi,
dan iklan. Namun dalam perkembangannya terjadi berbagai perubahan unsur oleh
beberapa ahli.Konsep marketing mix yang paling banyak dikenal adalah marketing mix
7P, yaitu:
1. Price (Harga)
2. Product (Produk)
3. Place (Tempat)
4. Promotion (Promosi)
5. Physical Evidence
6. Process
7. People
2.2 Product
Menurut (Radix, 2010) Produk merupakan bagian penting dari program
pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Membeli

4
suatu produk berarti tidak hanya mendapatkan produk tersebut, tetapi juga memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Sedangkan Menurut (Kotler, 2005) merupakan Segala bentuk barang atau
jasa yang dapat diajukan oleh produsen untuk dikenali, diminta, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi oleh pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar yang bersangkutan.
Produk adalah segala bentuk hasil usaha yang diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan serta ditawarkan ke pasar untuk dipakai atau dikonsumsi oleh
konsumen. Produk dapat berupa :
a) Barang
b) Jasa
c) Produk Virtual
Faktor-faktor dalam menciptakan sebuah produk, yaitu :
a) Pertama, Anda perlu menentukan permintaan produk atau permintaan pasar.
b) Selanjutnya, tentukan target pasar Anda. Kedua hal tersebut perlu Anda lakukan
terlebih dahulu untuk memastikan produk yang Anda buat sudah benar dan apakah
sangat dibutuhkan oleh konsumen saat ini.
c) Jika Anda telah menyelesaikan riset dan memiliki banyak pertanyaan tentang
produk, Anda dapat menyelidiki pesaing produk Anda. Menciptakan produk yang
memiliki nilai pasar tinggi dan memudahkan konsumen untuk membeli.
d) Banyak pebisnis yang hanya memprioritaskan ide subjektif tanpa menyelidiki
terlebih dahulu. Akibatnya, startup dan startup sering mengembangkan aplikasi dan
produk berdasarkan ide mereka sendiri, tetapi tidak ada pelanggan yang
menggunakan atau membeli produk tersebut selama proses implementasi di
lapangan.
Cara untuk menjalankan riset pasar yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus
kita jawab :
a) Apa masalah yang sedang dihadapi oleh konsumen ?
b) Solusi atau Produk apa yang bisa ditawarkan ?
c) Bagaimana konsumen akan menggunakan produk anda ?

5
d) Apa keunikan dari produk yang anda tawarkan ke pasar ?
Terdapat banyak sekali perusahaan yang gagal karena rendahnya kualitas
survei produk yang sudah ada sebelumnya. Banyak perusahaan terjebak dalam
mengembangkan produk hanya berdasarkan ide subjektif, tanpa penelitian.
Perlu Anda ketahui bahwa membuat produk yang tidak diinginkan
konsumen adalah faktor kegagalan nomor satu bagi kebanyakan startup. Oleh karena
itu, berdasarkan data yang Anda temukan di lapangan, pastikan Anda menciptakan
produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Ini bukan hanya pikiran subjektif
Anda.
Berikut ini merupakan beberapa cara agar bisa menemukan keunikan dalam
menentukan suatu produk. Diantaranya :
a) Memperhatikan Pesaing
Pesaing adalah pemicu untuk meningkatkan bisnis kita. Jika Anda ingin sukses
dalam persaingan bisnis, perhatikan baik-baik pesaing Anda dan jadikan semua
kekuatan dan kelemahan produk Anda penting. Tambahkan sentuhan baru pada
produk Anda untuk menjadi merek dagang dan karakter produk.
b) Menerima Saran dan Kritik Konsumen
Saran dan kritik merupakan tambahan yang menginspirasi kita untuk sukses. Selalu
mencari saran dan kritik dari karyawan dekat, menerima kritik dan saran dari
pelanggan dan calon pelanggan, dan memasukkan kebutuhan mereka
mengembangkan produk yang unik, berbeda, kompetitif, dan kompetitif Sangat
cocok untuk.
c) Implementasi Ide
Pelaksanaan ide sangat bergantung perencanaan yang matang, gagal dalam
merencanakan sesuatu, sama saja dengan merencanakan kegagalan.
d) Berani Mengambil Resiko
Banyak yang mengatakan bahwa Anda harus berani untuk sukses. Anda harus
berani mengambil risiko. Ungkapan yang kadang-kadang benar yang membedakan
antara pengusaha sukses dan tidak sukses ini biasanya hanya keberanian untuk

6
mengambil risiko. Bisnis adalah tentang membuat pilihan yang tepat di antara
keputusan berisiko.
e) Sabar dan Konsisten
Kesabaran dan konsistensi mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dipraktekkan.
Banyak pengusaha mendambakan jalan menuju kesuksesan. Operasi bisnis tidak
konsisten. Jika usaha yang kita lakukan gagal, maka jika kita terus berusaha dengan
sabar dan konsisten, pasti akan membuahkan hasil yang baik.
f) Evaluasi
Setelah hati-hati merencanakan dan mengimplementasikan ide-ide yang kita miliki.
Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap upaya dan langkah apa yang
dianggap berhasil, serta penguatan upaya dan langkah tersebut. Di sisi lain, upaya
yang sia-sia perlu dievaluasi adanya kekurangan dan hambatan dan dihentikan bila
perlu.
g) Berfikir Outside The Box
Mungkin banyak dari kita yang masih berusaha mencari keunikan produk dan jasa
yang kita miliki, namun dengan pemikiran yang sama, idenya tradisional dan
konservatif dan cenderung keluar dari zona nyaman kita. Tidak ada keraguan bahwa
jika kita terus seperti itu, kita tidak akan pernah menemukan ide-ide baru.
Berpikirlah dengan berani, tinggalkan zona nyaman, dan tantang diri Anda untuk
menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dalam menghadapi persaingan yang semakin
ketat. Pikirkan dengan kacamata baru dan cakrawala untuk menemukan keunikan
produk dan layanan kami.
2.3 Place
Place yaitu tempat. Tempat ini untuk jual beli barang dan jasa. Konsep ini
sangat penting, terutama untuk perusahaan tradisional. Perusahaan dengan bisnis
tradisional perlu tahu persis di mana lokasi strategis mereka.
Setidaknya mudah bagi konsumen untuk mengunjungi. Namun, hanya area
bisnis konvensional. Sementara itu, nama-nama bisnis modern dan online semakin
meningkat. Oleh karena itu, pada titik ini pemahaman tentang aspek tempat lebih
beragam. Khusus disesuaikan dengan media yang digunakan.

7
Tempat (Place) yang merupakan salah satu perangkat yang terdapat dalam
bauran pemasaran (Marketing mix).
Salah satu unsur tempat yang termasuk dalam bauran pemasaran 7P tidak
hanya sebagai tempat berlangsungnya usaha, tetapi secara lebih umum “tempat”
adalah segala kegiatan penjualan produk berupa barang atau jasa dari produsen.
Didefinisikan sebagai tempat untuk konsumen (penjualan).
Menurut Philip Kotler distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”.
Perusahaan terlibat dalam berbagai kegiatan untuk membuat produk mudah tersedia
dan tersedia untuk audiens target. Boom dan Bitner (Dias & Shah, 2009: 318)
menyatakan bahwa lokasi pemasaran, yaitu perantara pemasaran, saluran penjualan,
agen atau broker, grosir, pengecer, dan banyak pihak yang terlibat dalam logistik dan
transportasi.
Dengan mengacu pada kedua hal di atas, fungsi distribusi tidak menjamin
bahwa barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen tersedia pada waktu dan tempat
yang tepat. Berbagai saluran penjualan ini merupakan alat yang saling berhubungan
dalam proses penyediaan produk/jasa untuk digunakan atau dikonsumsi.
Dalam saluran distribusi, Semakin banyak perangkat yang digunakan dalam
saluran penjualan, semakin besar kemungkinan untuk menjangkau populasi yang lebih
besar. Semakin mudah pengadaan suatu produk maka semakin baik proses
penjualannya dan semakin besar kemungkinan penjualan produk tersebut akan
meningkat. Untuk alasan ini, penting bagi pemasar untuk merencanakan saluran
penjualan mereka dengan hati-hati.
 Pemilihan saluran distribusi
Memilih saluran penjualan yang tepat harus sesuai jadwal untuk hasil
yang akurat. Pemasar biasanya melakukan survey atau survei terlebih dahulu.
Beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan acuan dalam pemilihan saluran
penjualan ini antara lain jenis pembeli, jenis produk, jenis perantara, dan jenis
pesaing.

8
Sifat pembeli merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan produsen dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan.
Karakteristik tersebut dapat berupa perilaku konsumen, kebiasaan berbelanja,
frekuensi pembelian, lokasi geografis, dan lain-lain saat membeli suatu produk.
Berdasarkan sifat pembeli yang berbeda, perusahaan menentukan saluran penjualan
yang berbeda.
Jenis produk yang Anda jual juga menjadi salah satu faktor penentu
dalam memilih saluran distribusi. Jika barangnya mudah rusak, tentu saja mereka
menggunakan jalur distribusi lain untuk barang yang kuat. Produk dengan tanggal
kadaluarsa yang pendek (seperti makanan) memang memiliki jalur distribusi yang
berbeda. Karakteristik produk lainnya terkait dengan, misalnya, ukuran, harga, dll.
Broker biasanya juga berperan dalam pemasar, penyimpanan,
transportasi, penjualan, pembelian, dll, sehingga saluran distribusi dapat dipilih
dengan mempertimbangkan tidak hanya jenis pembeli dan produk, tetapi juga jenis
broker. Dalam beberapa kasus, pabrikan mengikat. Biasanya, Anda menyewa
perantara di saluran penjualan pilihan Anda.
Saluran distribusi perusahaan melalui pesaing juga dapat diperhitungkan
saat menjual produk. Lebih cepat dan lebih fokus dibandingkan kompetitor yang
ada karena berkaitan dengan persaingan produk. Jika produk yang beredar di
pasaran merupakan produk baru, Anda perlu membuat strategi khusus untuk
menarik perhatian calon konsumen.
Menentukan saluran penjualan produk sejak awal sangatlah penting.
Tentunya dengan memperhatikan berbagai karakteristik dan karakteristik seperti
konsumen, produk, perantara, lingkungan, dll, Anda dapat menemukan saluran
distribusi yang sesuai dan efektif.
2.4 Price
Price atau harga adalah jumlah uang yang dibebankan pada suatu produk.
Perusahaan menetapkan harga dengan berbagai caranya masing-masing. Peran
penetapan harga sangat penting pada persaingan yang semakin sulit dan permintaan
yang terbatas (Nasution, Prayogi, & Nasution, 2017).

9
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan
jasa lainnya yang ditukarkan untuk memperoleh kepemilikian atau pengguna dari suatu
barang dan jasa (Rachmawati, 2011). Dari pengertian-pengertian diatas, dapat di
artikan bahwa harga merupakan sebuah alat perantara untuk mendapatkan suatu barang
maupun jasa. Penetapan harga ditetapkan oleh penjual barang atau jasa berdasarkan
kondisi fisik barang dan jasa, serta keuntungan dari barang yang dijual. Pelaku dalam
pembentukan harga yaitu biaya input, nilai tambah dan margin pemasaran. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan harga, antara lain :
a) Biaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya artinya adalah uang yang
dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan dan sebagainya) sesuatu.
Terdapat unsur-unsur dalam biaya, antara lain (Prawiro, 2019) :
 Bahan Baku Langsung
Merupakan bahan dasar yang akan menjadi bagian barang jadi hasil produksi.
Maka bisa disimpulkan bahwa biaya bahan baku langsung adalah harga pokok
bahan yang berkaitan, kemudian diolah dan menjadi barang produksi.
 Tenaga Kerja Langsung
Biaya ini merupakan biaya balas jasa yang diberikan suatu perusahaan kepada
karyawannya yang sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam perusahaan.
 Biaya Tidak Langsung
Disebut juga sebagai joint cost atau biaya gabungan dari semua output yang
diproduksi.
Untuk jenisnya, biaya terbagi menjadi biaya relevan, biaya tidak relevan,
biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel (Faradilla, 2021) :
• Biaya Relevan, yaitu biaya yang dikeluarkan sebagai jalan tindakan lain yang
dilakukan pada tindakan lainnya.
• Biaya Tidak Relevan, yaitu biaya yang memiliki perbedaan dengan alternatif.
• Biaya Tetap, yaitu biaya dalam jumlahnya yang konstan dan tidak terpengaruh
oleh kegiatan lainnya.

10
• Biaya Variabel, yaitu biaya yang jumlahnya dapat berubah seiring dengan
perubahan kegiatan.
• Biaya Semi Variabel, yaitu biaya yang tergabung antara biaya tetap dan biaya
variabel didalamnya.
b) Permintaan dan penawaran
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penentuan permintaan
diantaranya adalah :
• Harga barang
• Harga barang lain yang berkaitan dengan barang yang bersangkutan
• Pendapatan masyarakat
• Selera konsumen
• Perkiraan keadaan masa depan
Jika suatu harga barang meningkat, maka permintaan akan berkurang dan
makin sedikit jumlah barang yang diminta. Dan sebaliknya, semakin rendah suatu
harga barang maka permintaanya akan tinggi (Mochammad, 2021).
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penentuan penawaran
diantaranya adalah :
• Harga barang
• Harga barang lain yang berkaitan dengan harga barang yang bersangkutan
• Biaya produksi
• Tujuan pedagang
• Teknologi yang digunakan
Jika pengaruh harga terhadap suatu barang meningkat, maka produsen
akan meningkatkan pasokan barang yang dijual. Dan sebaliknya, jika pengaruh
harga terhadap suatu barang menurun, maka produsen akan mengurangi pasokan
barang yang dijual (Mochammad, 2021).
c) Kuantitas
Kuantitas atau sama dengan ketersedianya barang sangat mempengaruhi
penetapan harga. Jika ketersediaan suatu barang dalam kondisi yang berlebihan,
maka harga cenderung akan ekuivalen. Dan apabila ketersediaan barang menjadi

11
langka, maka akan terjadinya penetapan harga yang cenderung tinggi (Darmawan,
2016).
d) Struktur Pasar
Keadaan dalam suatu pasar dapat dikatakan ekuivalen apabila penawaran
harga sama dengan permintaan pembeli. Dengan begitu, harga barang atau jasa yang
diperjualbelikan dapat dilihat melalui keseimbangan dalam struktutur pasar
(Darmawan, 2016).
e) Pesaing
Pesaing dalam pasar merupakan pelaku yang berada dalam pasar yang
melakukan penjualan dan pembelian maupun substitusi barang. Peningkatan pesaing
mempengaruhi pembentukan harga. Jika pesaing banyak dan pasokan barang
sedikit, maka harga suatu barang akan tinggi. Dan jika jumlah pesaing sedikit dan
pasokan barang banyak, maka harga suatu barang akan turun (Darmawan, 2016)
f) Penyuplai
Penyuplai atau pemasok merupakan pihak yang memasok atau menjual
bahan mentah ke pihak lain untuk dijadikan barang atau jasa. Penyuplai harus
memastikan bahannya tersedia untuk pihak yang memerlukan dan memastikan
bahwa bahan yang dikirim dan diterima oleh pembeli dengan kondisi yang bagus
(Ibnuismail, 2020).
g) Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan yang penting dalam konsep marketing
sebagai bagian awal dalam pemasaran produk yang ditawarkan dan alat penghubung
dalam kegiatan produksi dan konsumsi (Abdi, 2021).
h) Kejadian
Kejadian dalam waktu tertentu dapat menjadi pengaruh harga suatu
barang itu naik atau turun. Harga komoditas mampu merespon terhadap non-
economic shocks¬ misalnya bencana alam yang mengganggu jalur distribusi suatu
komoditas (Darmawan, 2016).
i) Musim

12
Musim akan mempengaruhi hasil pasokan panen suatu barang dalam
bidang pertanian maupun peternakan. Harga akan menurun jika komoditi
meningkat, dan sebaliknya, harga akan tinggi pada saat kondisi komoditi mengalami
defisit (Darmawan, 2016).
Penetapan harga tentu memiliki tujuan. Tujuan dalam penetapan harga
tersebut antara lain:
a) Mendapatkan Keuntungan
Dalam prakteknya, makin besar daya beli konsumen maka semakin besar
juga kemungkinan bagi pedagang untuk menetapkan harga yang tinggi, dengan
begitu penjual memiliki harapan mendapatan keuntungan yang maksimum
(Darmawan, 2016).
b) Mengurangi Persaingan
Tujuan ini bisa dilakukan dengan kebijakan harga yang ditetapkan,
apabila pedagang menjual barang dengan harga yang sama (Darmawan, 2016).
c) Memaksimalkan Pertumbuhan Penjualan
Jika volume penjualan tinggi, maka biaya produk akan mengalami
penurunan. Strategi ini akan menetapkan harga yang relatif rendah yang dikenal
dengan strategi penetapan harga dalam penetrasi pasar (Zahra, 2021).
d) Mempertahankan Kelangsungan Hidup Bagi Perusahaan
Hal ini untuk bertahan dimasa krisis dengan memastikan bahwa produk
masih bisa berada dalam pasar sehingga perusahaan dapat terus beroperasi dengan
begitu terciptanya kelangsungan hidup perusahaan (Zahra, 2021).
e) Memaksimalkan Skimming Pasar
Biasanya tujuan ini diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar
terkenal, dengan begitu perusahaan dapat memaksimalkan labanya. Perusahaan
akan membuat produk terbaru dan menganalisa harga barang untuk dijual kepada
konsumen sebelum ditetapkan harga barangnya (Zahra, 2021).
f) Mempertahankan Kepemimpinan Kualitas

13
Dengan melakukan product launching dimana pasar konsumen berada di
kelas premium atau kelas atas dengan pembayaran tertinggi pada produk yang dijual
perusahaan (Zahra, 2021).
2.5 Promotions
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Basu Swasta dan Irawan, (1997:
349), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
membantu seseorang atau organisasi kepada perbuatan yang membuat pertukaran di
dalam pemasaran.
Promotions adalah segala macam aktivitas marketing yang difokuskan untuk
meningkatkan permintaan konsumen dalam suatu barang yang ditawarkan dari
produsen ataupun penjual. Tiap perusahaan ataupun lembaga keuangan konsisten
berjuang agar bisa memenangkan persaingan di bidang bisnisnya. Beragam usaha
dilaksanakan agar dapat menciptakan tujuan perusahaan ataupun lembaga keuangan
tersebut, salah satunya adalah dilaksanakan lewat aktivitas promosi. Promosi
berhubungan dengan cara apa konsumen mampu menginformasikan suatu produk yang
ditawarkan dari suatu lembaga keuangan, lalu memamerkan ketertarikan pada nasabah
sehingga nasabah menetapkan untuk memilih barang yang ditawarkan oleh lembaga
keuangan tersebut.
Menurut Drs. Basu Swastha Promotional Mix adalah: “Kombinasi strategi
yang paling baik dari variabel variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi
lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan penjualan“.
(Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Marius P Angipora, (1999: 228))
Menurut J. Paul Peter dan James H. Donnelly “The promotion mix concept
refers to the combination and types of nonpersonal and personal communication the
organization puts forth during a specified period”. (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam J.
Paul Peter dan James H. Donnelly, (2007: 111))
Promotion mix adalah gabungan antara interaksi non-personal dan interaksi
personal untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan dengan persuasif serta membentuk
hubungan dengan pelanggan selama dalam jangka waktu yang ditentukan.

14
Menurut Kotler dan Amstrong bauran promosi (promotion mix) disebut
bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) perusahaan yaitu
promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, paduan spesifik iklan,
sarana pemasaran langsung yang dipakai oleh suatu bisnis untuk mengkomunikasikan
nilai pelanggan dengan persuasif serta membentuk hubungan pelanggan. (Aslamiyah,
W. M. (2017) dalam Philip Kotler dan Gary Amstrong, (2006: 116))
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Marwan Asri, (1991: 360), tujuan
aktivitas promosi dasarnya adalah sebagai berikut:
1. Informing: memberitahukan penjelasan sedetail-detailnya pada calon pembeli
mengenai produk yang akan ditawarkan, siapakah yang menjualnya, siapakah yang
membuatnya, dimanakah mendapatkannya, berapakah biayanya dan lain-lain.
Penjelasan yang disampaikan bisa dengan kata-kata, lukisan, tulisan dan lain-lain
sesuai dengan situasi.
2. Persuading: merayu calon konsumen supaya bersedia membeli produk ataupun jasa
yang ditawarkan. Merayu bukan berarti memaksa calon konsumen. Merayu secara
berlebihan tentu membuat kesan yang tidak baik kepada calon konsumen.
3. Reminding: mengingatkan kepada konsumen mengenai terdapat produk tertentu,
yang dibuat dan dijual oleh suatu bisnis tertentu, ditempat tertentu dan dengan harga
yang tertentu juga. Terkadang konsumen harus diingatkan, karena mereka tidak
ingin bersusah-payah untuk mencari barang yang diperlukan dan dimana
mendapatkannya.
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Etta Memang Sangdji dan Sopiah,
(2013: 18), ada 4 jenis promosi yang akan dibahas yaitu:
1. Periklanan (Advertising)
Menurut Drs. Basu Swastha: “periklanan adalah komunikasi non
individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh
perusahaan, lembaga, non lembaga, non laba, serta individu-individu”. (Aslamiyah,
W. M. (2017) dalam Mairus P. Angipora, 229.)
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Ibid., 230, fungsi-fungsi dari
advertising, yaitu:

15
• Membantu menginformasikan adanya barang baru dan kepada atau dimana
produk tersebut didapatkan,
• Memudahkan penjualan yang sedang dijalankan oleh para pemasok,
• Membantu penjual untuk memberitahukan bahwa terdapat produk tertentu dan
pembuatannya,
• Memberikan informasi/penjualan pada para pembeli atau calon pembeli,
• Membantu mereka yang sedang melakukan penjualan,
• Membantu ekspansi pasar.
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Kasmir, (2010: 157-158),
tujuan pemakaian dan penentuan media iklan tergantung dari tujuan oleh lembaga
keuangan. Setiap media memiliki tujuan yang berbeda. Terdapat 4 macam tujuan
pemakaian iklan sebagai media untuk promotions yaitu:
• Memberitahukan mengenai semua yang berhubungan dengan produk dan jasa
yang dipunyai oleh sebuah bank. Contohnya peluncuran produk baru, manfaat
produk, atau dimana bisa diperoleh, keuntungan dan kelebihan sebuah produk,
atau informasi yang lainnya. Iklan juga bertujuan untuk memberitahukan
mengenai pembukaan cabang baru atau penggunaan teknologi baru,
• Mengingatkan ulang pada para nasabah mengenai keberadaan atau keunggulan
jasa bank yang ditawarkan. Terkadang karena banyak saingan yang masuk dan
pada akhirnya harus diingatkan supaya nasabah tidak berpindah ke bank lain,
• Mendapatkan perhatian dan minat nasabah baru dengan harapan agar bisa
mendapatkan daya tarik oleh calon nasabah. Diharapkan mereka bersedia
membeli ataupun memakai suatu barang yang ditawarkan atau paling tidak
mereka telah memahami mengenai kemunculan suatu produk,
• Mempengaruhi nasabah saingan supaya mau berpindah ke bank yang
mengiklankan. Dalam hal ini targetnya yaitu nasabah yang telah memahami dan
telah menjadi nasabah kita. Diharapkan nasabah bank lain juga ikut terhasut
dengan peringatan kita,
• Membentuk citra perusahaan dalam jangka panjang, baik untuk produk yang
akan dihasilkan maupun nama perusahaannya.

16
Sedangkan advertising yang berhasil mampu mendapatkan keuntungan-
keuntungan atau kebaikan-kebaikan, antara lain: (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam
Mairus P. Angipora, 230)
• Penghematan Biaya
Dengan advertising bersamaan dalam waktu yang serentak mampu mendatangi
konsumen atau pembaca dalam jumlah yang besar.
• Mampu mencapai target yang dituju
• Sering mengingatkan kepada para pembeli/calon-calon pembeli
• Membangun produk motivasi atau patronage motives
Selain advertising mampu memberikan keuntungan-keuntungan,
advertising juga memiliki kelemahan, yaitu: (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Ibid.,
231)
• Advertising tidak fleksibel, hal tersebut dikarenakan pesan-pesan yang
disampaikan adalah bersifat standar, dan pada akhirnya sulit untuk mencocokkan
keperluan-keperluan serta perbedaan yang ada pada setiap konsumen,
• Informasi yang disampaikan dari advertising sifatnya terbatas, mengingat
terdapat biaya yang tinggi, dan pada akhirnya pesan yang diberikan hanya
singkat,
• Cara mempengaruhi konsumen pada advertising dilaksanakan secara tidak
langsung, pada akhirnya umpan balik biasanya memerlukan waktu yang cukup
lama.
Penggunaan promosi dengan iklan bisa dilakukan dengan berbagai jenis
media, seperti lewat: (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Kasmir, 157)
• Pemasangan billboard atau papan nama di jalan-jalan yang strategis,
• Percetakan brosur baik yang disebarkan ditiap cabang maupun pusat-pusat
perbelanjaan,
• Pemasangan spanduk di lokasi tertentu yang strategis,
• Melalui majalah,
• Melalui koran,
• Dan menggunakan media yang lainnya.

17
2. Penjualan Perseorangan (Personal Selling)
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Marwan Asri, 371, personal
selling merupakan suatu cara mempromosikan barang atau jasa dengan
menawarkannya langsung kepada para calon pembeli. Sedangkan menurut
Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Ibid, personal selling adalah suatu cara promosi
yang memakai komunikasi langsung.
Dalam personal selling terjadi adanya interaksi langsung yang saling
bertatap muka antara pembeli dan penjual. Interaksi yang dilakukan oleh kedua
belah pihak bersifat individual dan dua arah sehingga penjual bisa langsung
mendapatkan tanggapan sebagai feedback mengenai keinginan dan kesukaan
pembeli. Penyajian berita atau percakapan yang mereka lakukan sangat fleksibel
karena bisa diatur dengan situasi yang ada. (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Basu
Swasta dan Irawan, 352.)
Di dalam dunia perbankan, penjualan pribadi biasanya dilakukan oleh
seluruh pegawai bank, mulai dari satpam, cleaning service, sampai para pejabat
bank. Personal selling juga dilakukan dengan melalui merekrut tenaga-tenaga
salesman dan salesgirl untuk melakukan penjualan door to door. (Aslamiyah, W. M.
(2017) dalam Kasmir, 160.)
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Ibid, penjualan secara personal
selling akan memberikan beberapa keuntungan bank, yaitu antara lain:
a) Bank bisa langsung bertemu muka dengan para nasabah atau calon nasabah, dan
pada akhirnya bisa langsung menjelaskan mengenai suatu produk bank kepada
para nasabah secara lengkap,
b) Bisa mendapatkan informasi langsung dari para nasabah mengenai kekurangan
produk kita langsung dari nasabah, terutama dari keluhan yang disampaikan oleh
para nasabah termasuk informasi dari nasabah mengenai bank lain,
c) Petugas bank bisa langsung mempengaruhi para nasabah dengan berbagai
argumen yang dimiliki,
d) Memungkinkan keterkaitan terjalin akrab antara bank dengan para nasabah,

18
e) Petugas bank yang memberikan pelayanan merupakan citra bank yang diberikan
kepada para nasabah apabila pelayanan yang diberikan baik dan memuaskan,
f) Membuat kondisi seakan-akan mewajibkan para nasabah mendengarkan,
memperhatikan dan menanggapi bank. Secara khusus personal selling dijalankan
oleh petugas customer service atau service assistance.
3) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Fandi Tjiptono, (2008: 229),
promosi penjualan merupakan wujud persuasi langsung dengan melalui pemakaian
berbagai insentif yang bisa diatur untuk merangsang pembelian produk dengan
cepat dan atau menambahkan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan.
Menurut William J. Stanton promosi penjualan adalah: aktivitas-aktivitas
diluar penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas yang menstimulasi
pembelian oleh para konsumen dan keefektifan dealer, contohnya pertunjukan,
pameran, demonstrasi dan berbagai aktivitas penjualan luar biasa yang bukan kerja
rutin biasa. (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Mairus P. Angipora, 236.)
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Kasmir, 159, promosi
penjualan bisa dijalankan dengan pemberian kupon, diskon, sample produk, atau
kontes. Dengan memakai alat tersebut akan memberikan 3 manfaat bagi promosi
penjualan, yaitu:
a) Komunikasi, yaitu memberitahukan informasi yang bisa menarik perhatian para
nasabah untuk membelinya,
b) Intensif, yaitu memberi dorongan dan dukungan kepada para nasabah agar cepat
membeli produk yang ditawarkan,
c) Invitasi mengharapkan nasabah dengan cepat merealisasi pembelian.
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Ibid, bagi bank promosi
penjualan bisa dilaksanakan melalui:
a) Pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar
meskipun hal tersebut akan menyebabkan persaingan tidak sehat (contohnya,
untuk tabungan yang jumlahnya besar),

19
b) Pemberian insentif kepada setiap para nasabah yang mempunyai tabungan
dengan saldo tertentu,
c) Pemberian kenang-kenangan, cinderamata, serta hadiah kepada para nasabah
yang loyal,
d) Dan promosi penjualan yang lainnya.
Sama halnya seperti dengan iklan, promosi penjualan juga mempunyai
program khusus. Dalam praktiknya program promosi penjualan mempunyai 3
macam cara, yaitu: (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Kasmir, 159.)
a) Promosi konsumen, seperti penggunaan sampel produk, kupon, hadiah dan
bentuk undian,
b) Promosi dagang, berupa bantuan peralatan atau insentif,
c) Promosi wiraniaga, dengan melalui kontes penjualan.
4. Publisitas (Publicity)
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Ibid., 160, publisitas adalah
aktivitas promosi untuk memancing para nasabah dengan melalui aktivitas seperti
bakti sosial, pameran, dan aktivitas yang lainnya. Kegiatan publisitas bisa
menumbuhkan pamor bank dimata para nasabahnya. Oleh sebab itu, publisitas harus
diperbanyak lagi.
Menurut Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Basu Swasta dan Irawan, 352,
publisitas adalah bagian dari fungsi yang lebih luas, disebut hubungan masyarakat,
meliputi upaya-upaya untuk mewujudkan dan menjaga hubungan yang
menguntungkan antara organisasi dengan masyarakat, termasuk pemilik
perusahaan, karyawan, lembaga pemerintahan, penyalur, serikat buruh, serta calon
pembeli.
Tujuannya adalah supaya para nasabah memahami bank lebih dekat.
Dengan mengikuti aktivitas tersebut, nasabah akan selalu mengingat bank tersebut
dan diharapkan akan menarik nasabah. Aktivitas publisitas bisa dilakukan dengan
melalui: (Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Kasmir, 160.)
a) Mengikuti kegiatan amal,
b) Mengikuti bakti sosial,

20
c) Mengikuti pameran,
d) Sponsorship kegiatan.
Dari aktivitas publisitas tersebut, nasabah bisa memahami mengenai
kelebihan suatu produk dengan melalui media promosi yang digunakan. Informasi
yang didapat oleh nasabah tersebut juga bisa disebarluaskan oleh nasabah kepada
para nasabah yang lainnya (word of mouth). Artinya, word of mouth adalah strategi
pemasaran yang dijalankan oleh suatu konsumen kepada orang lain dan membahas
pengalamannya mengenai produk tersebut. Secara tidak langsung konsumen
tersebut sudah menjalankan promosi yang bisa menarik minat beli konsumen lain.
(Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Nur Afifa Hanum, (2016: 17))
Seorang konsumen yang merasa puas cenderung akan mengatakan hal-hal
yang baik mengenai suatu produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang
lain. Oleh sebab itu, pembeli yang merasa puas merupakan iklan yang terbaik.
(Aslamiyah, W. M. (2017) dalam Fandi Tjiptono, 2008: 21)
2.6 People
Menurut Philip Kotler, orang adalah proses menyeleksi, melatih dan
memotivasi karyawan yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembeda untuk
memenuhi kepuasan pelanggan.
Bauran pemasaran personel pada perencanaan sumber daya, deskripsi
pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rekrutmen, seleksi karyawan, pelatihan karyawan, dan
motivasi kerja.
Perencanaan personalia (PSDM) adalah fitur pertama yang perlu dilakukan
organisasi Anda. HRD adalah langkah spesifik yang diambil oleh manajemen untuk
memastikan bahwa posisi dan orang yang tepat tersedia untuk menyelesaikan
pekerjaan pada waktu yang tepat. Semua ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dan berbagai tujuan yang telah ditetapkan.
Setelah mempertimbangkan dan merencanakan kebutuhan personel Anda,
langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengkategorikan pekerjaan Anda.
Analisis kerja adalah pengumpulan informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh

21
karyawan dengan melakukan pengamatan atau wawancara dengan bukti yang benar
dari atasannya.
Selain itu, Fastinus (2003:102) menyatakan bahwa klasifikasi pekerjaan
adalah pembagian kerja yang mencerminkan kebutuhan untuk memfasilitasi analisis
pekerjaan dan kriteria kualifikasi untuk berbagai pekerjaan. Setelah perencanaan
personalia dan analisis serta klasifikasi pekerjaan, langkah selanjutnya adalah
rekrutmen. Rekrutmen adalah proses menemukan, menemukan, dan menarik pelamar
kerja di dalam dan melalui organisasi Anda. Tujuan rekrutmen adalah untuk menarik
pelamar potensial sebanyak mungkin sehingga organisasi lebih cenderung memilih
karyawan potensial yang memenuhi kriteria kelayakan organisasi.
Seleksi dan penempatan adalah tahapan yang dilakukan segera setelah
fungsi rekrutmen selesai. Seperti halnya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan
penempatan merupakan hal terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena
jumlah dan kualitas pegawai disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, terlepas dari
lulus atau tidaknya pelamar. fungsi. Apakah seorang karyawan ditempatkan pada posisi
tertentu atau tidak, terutama ditentukan oleh fitur seleksi dan penempatan ini. Jika
fungsi ini tidak dilakukan dengan benar, itu secara inheren berakibat fatal bagi tujuan
organisasi.
Manajemen SDM memerlukan pelatihan dan pendidikan lebih lanjut untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan klasifikasi profesi. Pelatihan adalah segala
upaya untuk meningkatkan kinerja seorang pekerja dalam pekerjaan tertentu atau
kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Pelatihan biasanya melibatkan
pengalaman belajar, merupakan kegiatan organisasi yang direncanakan, dan kebutuhan
untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi agar efektif.
Untuk menjalankan perusahaan, Anda membutuhkan karyawan yang
termotivasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pekerjaan yang diberikan
kepada setiap karyawan dilakukan dengan baik berdasarkan keahliannya dan agar
perusahaan dapat mencapai hasil yang maksimal.
Analisa mengenai performasi kerja akan berkaitan dengan dua faktor utama,
yaitu (1) kesediaan atau motivasi dari pegawai untuk bekerja yang menimbulkan usaha

22
pegawai, dan (2) kemampuan pegawai untuk melaksanakannya. Motivasi berkaitan
dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan
motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan performa kerja.
Strategi bauran pemasaran (marketing mix) aspek preople sudah diterapkan
Perusahaan dengan baik dan berdasarkan tanggapan konsumen aspek people sudah
diterapkan Perusahaan dengan sangat 58 baik, terlihat bahwa belum adanya
keselarasan antara Perusahaan dan konsumen Perusahaan.
PSDM membantu mempersiapkan karyawan berbakat untuk beradaptasi
dengan pembagian kerja di industri. Perusahaan membagi pekerjaan karyawannya
sesuai dengan kemampuannya. Area yang termasuk dalam Perusahaan yaitu Keuangan,
Manufaktur dan Penjualan. Sektor keuangan menyimpan pembukuan tentang penjualan
produk, menerima pesanan telepon konsumen, dan melacak pendapatan dan
pengeluaran perusahaan. Di area produksi, semua karyawan dapat atau memiliki
kemampuan untuk membuat, mencetak, dan memanggang adonan. Namun, karyawan
yang bekerja di telah dilatih sebelumnya dari pembuatan adonan hingga pencetakan
dan pembuatan.
Perekrutan adalah mencari karyawan untuk bekerja di area industri tertentu.
Rekrutmen dapat bersifat publik atau dalam ruangan tertutup. Atau, hanya orang-orang
tertentu yang mengetahui kegiatan rekrutmen. Kegiatan rekrutmen untuk Perusahaan
ditutup. Artinya, karyawan yang lebih tua mengundang kerabat mereka ke karyawan
tetap perusahaan.
Semua karyawan membutuhkan motivasi kerja tingkat tinggi untuk
melakukan pekerjaan yang ditugaskan dengan benar di bawah persetujuan dan
pengawasan pemilik perusahaan dan untuk mencapai hasil yang memuaskan di
industri. Perusahaan memiliki karyawan yang memiliki motivasi kerja yang tinggi dan
karyawan yang tidak termotivasi untuk bekerja. Banyak faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja karyawan suatu perusahaan. Untuk memotivasi karyawan, Perusahaan
menerima pesanan dalam jumlah besar dan memberi mereka bonus jika mereka dapat
menyelesaikannya dengan benar pada waktu tertentu.

23
Menurut tanggapan konsumen, aspek SDM dari strategi bauran pemasaran
yang diterapkan oleh perusahaan telah sangat berhasil. Hal ini terlihat dari reaksi
konsumen terhadap pelayanan kasir yang ramah dan terpercaya yang melayani
konsumen. Layanan pelanggan yang baik adalah indikator pertama bagaimana kualitas
layanan konsumen mendapatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen.
Ratih Hururiyati mengklaim bahwa orang adalah semua aktor yang berperan
dalam menghadirkan layanan sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Unsur
manusia adalah pelanggan korporat, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan
pelayanan. Pelanggan sering kali menentukan layanan mana yang akan diterima
berdasarkan evaluasi dari orang-orang yang memberikan layanan tersebut. Orang yang
berfluktuasi dapat diukur dengan karyawan, rekrutmen, pelatihan, motivasi,
kompensasi, kerja tim, pelanggan, dan pendidikan. Deskripsinya adalah sebagai berikut
:
a. Pembagian kerja kadang-kadang disebut sebagai analisis kerja. Ini adalah satu atau
lebih kegiatan untuk menentukan posisi kerja yang benar bagi seorang karyawan,
tergantung pada keterampilan karyawan tersebut.
b. Rekrutmen karyawan dikatakan sebagai proses menarik serta memilih seorang
karyawan yang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
c. Pelatihan dapat dikatakan sebagai sebuah proses dimana orang memperoleh
kapabilitas yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasi atau
perusahaan.
d. Motivasi dapat dikatakan sebagai suatu dorongan atau kehendak yang
mengakibatkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Seorang ilmuwan bernama Abraham Maslow (Siagian, 2015)
mendefinisikan teori motivasi yang dikembangkannya pada tahun 40-an itu yang
intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hirarki
kebutuhan, yakni :
1. Kebutuhan fisiologikal seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
2. Kebutuhan keamanan, bukan hanya dalam arti fisik akan tetapi juga mental,
psikologikal serta intelektual.

24
3. Kebutuhan social
4. Kebutuhan status
5. Aktualisasi diri, dalam hal ini memiliki arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata .
e. Penghargaan dapat dikatakan sebagai hadiah yang diberikan kepada seseorang atas
kemampuan prestasi yang diraihnya dalam perusahaan.
Manusia baik sebagai produsen maupun konsumen, memegang peranan
penting dalam praktik pemasaran. Pemasar harus jujur dan bertanggung jawab atas
produk dan layanan yang mereka hasilkan. Orang adalah aset terpenting dalam industri
barang dan jasa, terutama karyawan yang berkinerja tinggi. Karyawan yang baik
memastikan konsumen yang puas dan loyal. Pengetahuan yang baik merupakan
kemampuan dasar dari penampilan di dalam dan di luar perusahaan. Sama pentingnya
bagi orang-orang adalah kesopanan dan motivasi karyawan di industri komoditas dan
jasa. Karena pemasar harus dermawan, sopan, dan ramah ketika berhadapan dengan
mitra bisnis.
2.7 Process
Process atau proses merupakan serangkaian aktivitas yang menunjukkan
bagaimana pemberian pelayanan kepada konsumen saat melakukan transaksi
pembelian produk. Serangkaian aktivitas ini kemudian disampaikan pada konsumen
agar konsumen mengetahui aktivitas perusahaan dalam penawaran produk kepada
konsumen. Penerapan strategi pemasaran ini dapat menciptakan komunikasi yang baik
antara konsumen dengan perusahaan, dan dapat meningkatkan rasa kepercayaan
konsumen kepada perusahaan (Karim, 2021).
Proses pemasaran dimulai dengan menganalisa segala hal dan faktor dalam
kebutuhan pemasaran yang strategis, dan disusun dengan perencanaan pemasaran yang
terstruktur mencakup implementasi pemasaran dan pengendalian pemasaran
(Prabandari, 2020). Ada beberapa proses dalam pemasaran bisnis, diantaranya:
a) Analisis strategi pemasaran

25
Strategi pemasaran adalah cara untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
Strategi pemasaran ini bisa dibagi menjadi beberapa segmentasi pasar utuk
mempermudah menganalisis suatu pasar. Segmentasi berarti membagi pasar ke
kategori-kategori pasar berdasarkan beberapa karakteristik yang berbeda-beda
(Haris, 2013). Segmentasi pasar dibagi menjadi segmentasi geografis, segmentasi
demografis, segmentasi prikografis dan segmentasi perilaku.
• segmentasi geografis ialah segmentasi dengan kategori berdasarkan wilayah
daerah atau lokasi tertentu
• segmentasi demografis ialah segmentasi yang mengacu pada data statistik suatu
kelompok
• segmentasi psikografis ialah segmentasi dengan kategori kepribadian, sikap, gaya
hidup dari target pasar
• segmentasi perilaku ialah segmentasi dengan menaruh acuan latar belakang
target pasar dengan melihat bagaimana target pasar bertindak dengan produk
yang diminatinya (Primatyassari, 2021).
Untuk menganalisis pasar, perusahaan terlebih dahulu harus meninjau
industri yang mengarah ke mana dan bagaimana. Kemudian perusahaan bisa
menentukan target pasarnya kepada siapa. Setelah itu, perusahaan bisa melihat
persaingan dengan cara menganalisa kelebihan dan kelemahan dari pesaing
perusahaan. Dan terakhir adalah menentukan harga dan perkiraan harga agar dapat
memposisikan perusahaan berada di target pasar yang ditentukan (Gie, 2020).
b) Implementasi pemasaran
Implementasi pasar disini artinya adalah merealisasikan strategi
pemasaran. Sehingga strategi pemasaran dapat terwujud dengan tindakan-tindakan
yang dilakukan sebuah perusahaan dalam pengimplementasian pemasarannya.
Dengan begitu, perusahaan bisa menuju langkah kesuksesan dalam bisnisnya
(Faizin, 2017).
c) Kontrol pemasaran
Kontrol pemasaran merupakan pengendalian strategi dalam pemasaran
yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam bisnisnya dengan jangka waktu yang

26
panjang untuk masa depan perusahaan. Tujuan mengadakan kontrol pemasaran agar
mengurangi penyimpangan dalam realisasi implementasi pemasaran agar sesuai
dengan tujuan dan target perusahaan sebagai bentuk maksimalisasi perusahaan
dalam jangka panjang (Herman, 2016). Dalam kontrol pemasaran terdapat beberapa
ruang lingkup didalamnya, antara lain:
• Pengendalian efektifitas program pemasaran yang dilakukan secara periodik dan
atas tanggung jawab dari atasan manajer dan tengahan manajer, untuk
mengetahui target yang telah ditetapkan efektif dengan menggunakan analisis
penjualan, analisis pasar, analisis rasio penjualan dan biaya, analisis keuangan
dan penilaian sikap.
• Pengendalian strategi pemasaran, dimana pengendalian ini untuk menjamin
bahwa target, stategi dan sistem pemasaran dari perusahaan dapat direalisasikan
secara maksimal dengan jangka waktu sekarang dan masa depan.
• Pengendalian keuntungan dan rentabilitas perusahaan dalam pemasarannya.
• Pengendalian efisiensi pemasaran, dimana perusahaan harus membuat penjualan
perorangan, periklanan, promosi dan distribusi menjadi efisien (Herman, 2016).
Sistem kontroling pemasaran ada dua jenis yaitu sistem kontroling tebuka
dan sistem kontroling tertutup.
• Sistem kontroling terbuka dimaksudkan bahwa pelaksana dalam bidang
pemasaran dan orang-orang didalamnya memiliki wewenang terbatas. Dimana
problem yang terjadi harus dilaporkan kepada jabatan yang lebih tinggi untuk
kemudian diambil keputusan yang sesuai dengan masalah yang terjadi.
• Sistem kontroling tertutup dimaksudkan bahwa semua pekerja dalam bidang
pemasaran diberikan wewenang untuk membuat keputusan yang sesuai dengan
arahan dari jabatan yang lebih tinggi agar bisa mengatasi masalahnya sendiri
(Herman, 2016).
Meskipun sistem kontroling pemasaran harus dibuat berdasarkan situasi
tertentu, bisanya mengikuti beberapa langkah seperti menentukan apa yang
dikendalikan, menetapkan standar perusahaan, menilai kinerja karyawan,

27
membandingkan kinerja karyawan dengan standar perusahaan, menentukan alasan
penyimpangan dan terakhir adalah melakukan evaluasi perusahaan (Herman, 2016).
Dalam kontrol pemasaran, biasanya terdapat tim audit pemasaran dengan
tugasnya yaitu memeriksa dan mengevaluasi perusahaan secara kritis, sistematis dan
analisis atas pelaksanaan kebijakan pemasaran. Terdapat ciri dari audit pemasaran,
diiantaranya:
• Melakukan pemeriksaan serta penilaian secara menyeluruh berdasar pengkajian
lingkungan dari perusahaan, strategi perusahaan, organisasi dalam perusahaan
serta sistem pemasarannya.
• Memeriksa dan menilai secara sistematis berdasar prosedur diagnosis lingkungan
pemasaran, keadaan dalam perusahaan di bidang pemasaran dan kegiatan dalam
pemasaran.
• Melaksanakan pemeriksaan dan menilai secara berulang (Herman, 2016).
2.8 Physical evidence
Menurut Philip Kotler, bukti fisik adalah bukti yang dimiliki oleh penyedia
layanan konsumen sebagai produk yang bernilai tambah bagi konsumen. Bukti fisik
adalah bentuk konkrit yang diberikan kepada pelanggan atau calon pelanggan.
Zeithmal dan Bitner berpendapat bahwa bukti fisik juga mempengaruhi
keputusan pembelian dan penggunaan konsumen.
Lingkungan fisik (physical evidence) adalah suatu keadaan atau kondisi
yang meliputi suasana. Karakteristik lingkungan merupakan aspek yang paling terlihat
dari kondisi kontekstual. Situasi adalah lokasi geografis dan kondisi fasilitas, dekorasi,
ruang, kebisingan, bau, lampu, cuaca, pengaturan, dan pengaturan yang terlihat.
Bukti fisik adalah pengaturan, warna, penempatan, dan perlengkapan
tambahan yang berkaitan dengan tampilan produk/jasa yang ditawarkan. Format paket
yang disajikan untuk menarik konsumen. Tata letak yang efektif membantu
perusahaan mengembangkan strategi yang mendukung diferensiasi, biaya rendah, atau
respons cepat. Dalam desain tata letak, Anda perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Utilitas ruang, adalah keadaan kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk
menunjang tercapainya kenyamanan, keselamatan.

28
b. Aliran informasi yang lebih baik
c. Moral karyawan yang lebih baik dan kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
d. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik
e. Fleksibilitas yaitu dalam desain tata letak harus mudah untuk diubah (Fatihudin and
Firmansyah, 2019)
Lingkungan fisik (physical evidence) adalah suatu keadaan atau kondisi
yang meliputi suasana. Karakteristik lingkungan adalah aspek situasi yang paling
terlihat. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah letak geografis dan kondisi
lingkungan fasilitas yang ditampilkan sebagai objek, dekorasi, ruang, suara, bau,
cahaya, cuaca, penataan, penataan.
Physical evidence adalah lingkungan di mana perusahaan melayani, di mana
ia dapat berinteraksi dengan konsumen dan berbagi komponen tertentu yang
mendukung kinerja dan layanan yang lancar.
Contoh strategi dan penerapan physical evidence pada perusahaan Cherryka
Bakery. Strategi bauran pemasaran aspek physical evidence / lingkungan fisik
berhubungan dengan suasana, lokasi usaha dan lingkungan sekitar industri. sebuah
usaha yang memiliki lingkungan fisik yang baik mencerminkan bagaimana sebuah
industri menjaga dan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen.
Lingkungan fisik yang diberikan kepada konsumen sangat baik. Cherryka
Bakery telah mempermudah konsumen untuk membeli dan memilih produk langsung
dari Toko Cherryka Bakery dengan menawarkannya beserta nama produk dan
harganya. Eksterior Cherry Kabakery Shop juga tertata rapi dan menarik, memadukan
warna hijau dan kuning untuk membuat ruangan terlihat lebih segar. Toko roti ceri juga
sepenuhnya ber-AC, sehingga lebih nyaman bagi konsumen di toko roti ceri. Staf
Cherryka Bakery secara rutin membersihkan dan menjaga lokasi toko untuk mencegah
kerusakan pada produk yang dijualnya dan untuk meningkatkan kenyamanan
konsumen saat membeli produk.
Cherryka Bakery juga menyediakan tempat parkir bagi konsumen Cherryka
Bakery. Namun, lokasi tempat parkir tidak cukup luas bagi konsumen.

29
Strategi bauran pemasaran (marketing mix) Berdasarkan physical evidence
yang dilakukan dengan sangat baik oleh Cherryka Bakery dan reaksi konsumen, aspek
bukti fisik yang dilakukan dengan sangat baik oleh Cherryka Bakery adalah
keselarasan antara konsumen Cherryka Bakery dan Cherryka, dapat dilihat bahwa tidak
ada. Toko roti. Menurut tanggapan pelanggan, Cherryka Bakery memberikan tampilan
yang menarik, bersih dan nyaman. Penempatan produk yang jelas, termasuk nama
produk dan harga, memudahkan konsumen untuk memilih dan mencari informasi
produk yang tersedia dari Cherryka Bakery. Namun karena Cherry Kabakery terletak
di tengah pemukiman penduduk, Cherry Kabakery tidak menyediakan lahan parkir
yang cukup bagi konsumen.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perusahaan menerapkan marketing mix 7P karena perkembangan zaman
semakin lama semakin pesat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah sektor
ekonomi yang membuat kemajuan bisnis yang semakin modern. Selain dari itu, agar
tetap bisa mempertahankan kelangsungan usaha dan mengalami tingkat persaingan
yang lebih kompetitif. Setiap perusahaan memiliki sistem pemasaran dengan strategi
yang khusus dalam memasarkan produknya sesuai dengan ketentuan perusahaan
tersebut. Karena kepuasan konsumen menjadi pokok pertimbangan keberhasilannya
suatu perusahaan dalam memperoleh produk yang berkualitas serta yang diinginkan
oleh para konsumen. Dalam menetapkan strategi pemasaran yang tepat dan terbaik
untuk dipraktikkan, salah satunya adalah sebuah perusahaan bisa memerhatikan faktor
marketing mix (bauran pemasaran).

31
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. (2021). Fungsi Distribusi, Pengertian, Pelaku, dan Jenisnya dalam Kegiatan
Ekonomi. Jakarta: Liputan 6.
Adhaghassani, F. S. (2016). Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 7P. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Angipora, M. P. (1999). Dasar-Dasar Pemasaran Cet. 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arifa, N. (2021). Penerapan Strategi Bauran Pemasaran 7P. Purwokerto: Institut Agama
Islam Negeri Purwokerto.
Aslamiyah, W. M. (2017). Pengaruh Promotion Mix dan Product Knowledge terhadap
Intensi Nasabah untuk Mengajukan Pembiayaan Murabahah di Koperasi Simpan
Pinjam Pembiayaan Shariah (KSPPS) BMT Mandiri Sejahtera Cabang Sekapuk
Gresik (Doctoral Dissertation). UIN Sunan Ampel.
Asri, M. (1991). Marketing. Yogyakarta: UPP - AMP YKPN.
Darmawan, L. W. (2016). Analisis Terbentuknya Harga pada Komoditas Sayuran Cabai,
Kol, Kentang, Bawang Merah, dan Bawang Putih di Pasar Ngampin Ambarawa.
Universitas Kristen Satya Wacana Instituional Repository.
Faizin, I. (2017). Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Nilai Jual
Madrasah. Madaniyah.
Faradilla, R. (2021). Biaya: Pengertian, Jenis dan Unsurnya. IDN TIMES.
Gie. (2020, Maret 20). 4 Langkah Melakukan Analisis Pasar yang Efektif untuk
Pengembangan Bisnis. Retrieved from Accurate: https://accurate.id/marketing-
manajemen/4-langkah-melakukan-analisis-pasar/
Hanum, N. A. (2016). Pengaruh Word of Mouth (WO) dan Iklan Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Indah Bordir Sidoarjo. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Haris. (2013, Maret 16). Analisis Pasar dan Strategi Pemasaran. Retrieved from Kacamata
Haris: http://harisnst33.blogspot.com/2013/03/analisis-pasar-dan-strategi-
pemasaran.html?m=1

32
Herman. (2016, Oktober 26). Pengendalian Pemasaran. Retrieved from Herman Technic:
https://hermantechnic.ind.blogspot.com/2016/10/pegendalian-pemasaran.html
Ibnuismail. (2020, November 12). Arti Supplier: Pengertian, Tugas, Jenis, dan Cara Kerja
Supplier. Retrieved from Accurate: https://accurate.id/marketing-manajemen/arti-
supplier/
Karim, R. (2021, April 20). Pengertian dan Konsep Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
7P. Retrieved from Deepublish:
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/marketing-mix/
Kasmir. (2010). Pemasaran Bank Edisi Revisi Cet. ke-4. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran (Jilid 1 dan 2). Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia.
Kotler, P. (2005). Manajmen Pemasaran (Edisi Milenium ed.). Jakarta: PT Indek
Kelompok Gramedia.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2006). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Mochammad, A. S. (2021, September 27). Hukum Permintaan dan Penawaran, Ini
Mekanisme Harga Terbentuk. Retrieved from Okezone:
https://edukasi.okezone.com/read/2021/09/27/624/2477521/hukum-permintaan-
penawaran-ini-mekanisme-harga-terbentuk
Nasution, M. I., Prayogi, M. A., & Nasution, S. M. (2017). Analisis Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Volume Penjualan. Jurnal Riset Sains Manajemen.
Peter, J. P., & Donnelly, J. H. (2007). Marketing Management 8th ed. McGraw-Hill Irwin.
Prabandari, A. I. (2020). Proses Pemasaran dalam Bisnis Penjualan, Ketahui Tahapannya.
Jawa Tengah: Merdeka.com.
Prawiro, M. (2019, Juni 25). Pengertian Biaya: Definisi, Unsur-Unsur, dan Jenis-Jenis
Biaya. Retrieved from Maxmanroe.com:
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-biaya.html

33
Primatyassari, N. (2021, July 1). Segmentasi Pasar: Pengertian, Manfaat & Langkah
Melakukannya. Retrieved from Ekrut: https://www.ekrut.com/media/segmentasi-
pasar
Rachmawati, R. (2011). Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan
Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis Restoran). Jurnal Kompetisi Teknik.
Radix, H. S. (2010). Analisa Marketing Mis-7P (Produk, Price, Promotion, Place,
Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk
Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis.
Radix, H. S. (2010). Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place,
Partisipant, Process, dan Physial Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk
Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis.
Selang, C. A. (2013). Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya terhadap Loyalitas
Konsumen pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA : Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnisdan Akuntansi.
Sopiah, & Sangdji, E. M. (2013). Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai
Kumpulan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Sukotjo, H., & Radix, S. A. (2010). Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion,
Place, Participant, Process dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian
Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis.
Swasta, B., & Irawan. (1997). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran Edisi III. Yogyakarta: Andi Offset.
Zahra, A. (2021). 6 Tujuan Penetapan Harga: Manfaat dan Strateginya. Jakarta: IDN
Times.

34

Anda mungkin juga menyukai