Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI

PERPAJAKAN
BAB-2

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)


&
PAJAK PENJUALAN BARANG
MEWAH (PPnBM)
Bab ini merupakan konsep dari pencatatan transaksi yang
berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
Dalam bab ini, pertama kita akan membahas mengenai
pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPnBM).
Selanjutnya akan dibahas mengenai pencatatan akuntansi atas
transaksi yang berkaitan dengan Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang biasa dilakukan
oleh perusahaan dagang dan perusahaan jasa.
Disamping itu juga akan dibahas pula kasus-kasus beserta
penyelesaiannya
Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu


untuk:
1. Mengetahui secara jelas dan lengkap tentang dasar
hukum dari pajak dan stándar akuntansi keuangan
2. Mampu menjelaskan mengenai konsep akuntansi
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang
Mewah (PPnBM)
3. Mampu memahami cara mencatat transaksi yang
berkaitan Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPnBM).
Pengertian Akuntansi PPN dan
PPnBM
Penjelasan lebih lanjut
( LIHAT FILE DI WORD )
Penyerahan Barang/Jasa Kena
Pajak
Penjelasan lebih lanjut
( LIHAT FILE DI WORD )
Objek Pajak

Penjelasan lebih lanjut


( LIHAT FILE DI WORD )
Faktur Pajak

Dasar pencatatan di dalam akuntansi adalah


bukti transaksi. Bukti pemungutan pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan barang
mewah adalah faktur pajak.

Faktur Pajak adalah bukti pungutan Pajak


yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak atas
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak.
Ada 4 jenis Faktur Pajak

1. Faktur Pajak Standar


2. Faktur Pajak Gabungan
3. Faktur Pajak Sederhana
4. Faktur Pajak Khusus
Waktu Pembuatan Faktur Pajak Standar

 Faktur Pajak Standar harus dibuat paling lambat:


 a. Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam hal pembayaran diterima setelah akhir
bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak
 b. Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum
akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak;
 c. Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau sebelum penyerahan Jasa
Kena Pajak;
 d. Pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian
tahap pekerjaan; atau
 e. Pada saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada
Bendaharawan Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
Bentuk Faktur Pajak Standar

Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak Standar


disesuaikan dengan kepentingan Pengusaha Kena
Pajak dan dalam hal diperlukan dapat ditambahkan
keterangan lain selain keterangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun
2000.
Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Tarif PPN ada dua macam:


1. 10 % untuk semua jenis penyerahan
barang/jasa kena pajak kecuali ekspor. Jumlah
ini dapat berubah sesuai yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah serendahnya 5 % dan
setinggi-tingginya 15 %.
2. 0 % untuk ekspor. Hal ini dikarenakan
tujuan pemerintah untuk meningkatkan sumber
devisa Negara
Tarif untuk PPnBm adalah:
1. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah adalah paling rendah 10%
(sepuluh persen) dan paling tinggi 200%
2. Atas ekspor Barang Kena Pajak Yang
Tergolong Mewah dikenakan pajak
dengan tarif 0% (nol persen)
Dasar Pengenaan Pajak

Untuk menghitung besarnya PPN


maupun PPnBM yang terutang
atau yang harus dibayar, harus
diketahui dulu mengenai dasar
pengenaan pajak (DPP).
Ada 5 dasar pengenaan pajak,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Harga Jual
2. Nilai Penggantian
3. Nilai Impor
=> Nilai Impor = C + I + F + biaya lain
4. Nilai Ekspor
5. Nilai lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Contoh SOAL 1
Misalnya: Jika barang kena pajak yang dibeli seharga Rp 10 Juta dijual
dengan harga Rp 15 Juta maka besarnya pajak yang terutang adalah:
PPN Masukan: 10% X Rp 10,000,000 = Rp 1,000,000
Dicatat:
Pembelian 10,000,000
PPN Masuka 1,000,000
Kas/Piutang Dagang 11,000,000

PPN Keluaran : 10% X Rp 15,000,000 = Rp 1,500,000


Kas/Piutang Dagang 16,500,000
PPN Keluaran 1,500,000
Penjualan 15,000,000
Maka PPN terutang adalah = PPN Keluaran – PPN Masukan
= Rp 1,500,000 – Rp 1,000,000
= Rp 500,000

Jadi kita akan mencatatnya:


PPN Keluaran 1,500,000
PPN Masukan 1,000,000
Hutang PPN 500,000
Contoh SOAL 2

Misalnya: Toko Glory menjual pakaian untuk konsumen di Blok


M Square dengan omzet penjualan setahun Rp 800 juta.
Dalam menghitung penghasilan neto untuk Pajak Penghasilan
Joshua pemilik Toko Glory menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto.
Selama bulan September 2008 omzet penjualannya adalah Rp
150 juta dan membeli bahan dagangannya sebesar Rp 80 juta.
Penghitungan PPN atas Toko Glory untuk bulan September
2008 adalah sebagai berikut:
Contoh Kasus

PT. ABC adalah Pengusaha Kena Pajak yang bergerak di bidang Jual-beli
Barang Elektronik. Berikut ini adalah transaksi selama bulan Januari 2010
sebagai berikut:
Tgl Keterangan
1 Membeli TV 10 unit dengan harga @ Rp 2,500,000 (belum
termasuk PPN) secara kredit
5 Menjual TV 5 Unit dengan harga @ Rp 3,000,000 (belum
termasuk PPN) secara tunai
10 Meretur TV 1 Unit yang dibeli pada tanggal 1
15 Menerima Faktur Retur atas penjualan tanggal 5 berupa TV 1 unit
Latihan
PT. ABC adalah Pengusaha Kena Pajak yang bergerak di bidang
Jual-beli Barang Elektronik. Berikut ini adalah transaksi selama bulan Januari
2010 sebagai berikut:

Tgl Keterangan
1 Mengimpor TV 10 unit dengan harga @ $ 200 dengan Biaya
Asuransi $ 20 dan biaya angkut $ 5 (Kurs saat itu Rp 10,000/$)
5 Toko “Jaya” memesan TV 5 Unit dengan harga @ Rp 3,000,000 (
belum termasuk PPN) dengan uang muka sebesar Rp 1,000,000.
10 Menjual 2 unit TV dengan harga Rp 3,000,000 secara kredit
kepada Toko “Budi” dengan syarat 2/10-n/30
15 Menerima pembayaran dari Toko “Budi”
25 Menerima Faktur Retur atas penjualan tanggal 10 berupa TV 1 unit
15 Memenuhi pesanan dari Toko “Jaya” dan saat itu dibayar lunas.

Buatlah jurnal atas transaksi di atas?


end

Anda mungkin juga menyukai