PPh Pasal
21/26
Pemotong PPh Pasal 21/26:
1. Pemberi kerja
2. Bendahara dan pemegang kas pemerintah
3. Dana pensiun
4. Orang pribadi pembayar honorarium
5. Penyelenggara kegiatan
1. Pegawai.
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli
warisnya juga merupakan wajib pajak PPh Pasal 21.
Wajib pajak PPh 21 kategori bukan pegawai yang menerima atau
memperoleh penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:
Zakat yang diterima oleh pribadi berasal dari badan atau lembaga
3 amil zakat yang telah disahkan oleh pemerintah
Biaya Jabatan
Pengurangan ini diperbolehkan tanpa memandang apakah yang
bersangkutan memiliki jabatan atau tidak.
UU No 36 Tahun 2008, ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto,
dan setinggi- tingginya Rp 6.000.000 setahun atau Rp 500.000 sebulan.
Biaya Pensiun
Biaya pensiun adalah pengurang penghasilan bruto dalam menghitung
PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong atas penghasilan yang
diterima penerima pensiun secara bulanan.
Besarnya biaya pensiun yang ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak No. PER-16/PJ/2016 adalah 5% dari penghasilan bruto dan
setinggi-tingginya Rp 200.000 per bulan atau Rp 2.400.000 per tahun.
• Iuran BPJS yang Dibayarkan Karyawan
• Rp 54.000.000 per tahun atau Rp 375.000 per bulan untuk istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
Dari sisi PPh Badan, dengan asumsi jumlah beban yang sama,
keduanya tidak menimbulkan pengaruh apapun, karena sama-sama
bisa dibiayakan, tetapi pemberian tunjangan makan akan
mengakibatkan bertambahnya PPh Pasal 21.
1. Net Method
Merupakan metode pemotongan pajak di dimana perusahaan
menanggung PPh Pasal 21 karyawan.
2. Gross Method
Merupakan mecode pemotongan pajak di mana karyawan
menanggung sendiri jumlah pajak penghasilannya.
3. Gross-Up Method
Merupakan metode pemotongan pajak) di mana perusahaan
memberikan tunjangan pajak- PPh Pasai 21 yang di formulasikan
jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak-PPh Pasal 21 yang
akan dipotong dari karyawan.
Rumus Gross-Up
Pengurangan:
Biaya jabatan: 5% x Rp 10.000.000 Rp 500.000-
Pengurangan:
Rp 54.000.000-
Penghasilan Tidak Kena Pajak (TK/0)
Tarif PPh 21 :
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 14.705.884 Rp 2.205.882+
Apabila pajak ditanggung perusahaana maka metode gross lebih menghemata pajak
sebesar Rp 342.225. Jumlah pajak yang dibayar perusahaan yang paling kecil bila menggunakan
metode gross yaitu PPh ps 21 ditanggung /dipotongkan dari gaji atau penghasilan karyawan
THANK YOU