Anda di halaman 1dari 44

AKUNTANSI

PAJAK
PENGHASILAN
ELLA WIJAYANTI
VANIA MARSAULI
12030117130090
12030117130080
DENNISA HASANAH 12030117130099
AHMAD AULIA RIDHO 12030117130102
PEMBAHASAN
1 Laporan Keuangan Fiskal

2
Perbedaan Permanen dan
Sementara (Temporer)

3
Pajak Kini dan Pajak
Tangguhan
Pengakuan dan
4 Pengungkapan Pajak
Tangguhan
Laporan
Keuangan Fiskal
merupakan laporan keuangan yang
disusun sesuai peraturan perpajakan
dan digunakan untuk keperluan
perhitungan perpajakan.
LK Fiskal
LK Komersial
(UU PPh No 36 Tahun
(PSAK No 46)
2008)
 Penghasilan adalah setiap  Penghasilan adalah penambahan aset atau
tambahan kemampuan ekonomis penurunan kewajiban yang mengakibatkan
yang diterima atau diperoleh Wajib kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
Pajak, baik yang berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan
dalam/luar Indonesia, yang dapat meliputi pendapatan dan keuntungan.
dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan.  Biaya adalah pengurang penghasilan yang
berhubungan pada pemanfaatan
 Biaya adalah biaya yang pengeluaran untuk belanja modal atau
dikurangkan dalam menghitung pengeluaran penghasilan.
penghasilan kena pajak.
PERBEDAAN
LK Fiskal LK Komersial

 Metode Perhitungan  Metode Perhitungan Persediaan,


Persediaan, menggunakan menggunakan FIFO, LIFO, dan Weight
FIFO dan Weight Average Average Cost Method
Cost Method
 Metode Penyusutan, menggunakan
 Metode Penyusutan, - Straight line method / garis lurus
menggunakan - Diminishing balance method / saldo
- Straight line method / garis menurun
lurus - Sum of the unit method / jumlah unit
- Diminishing balance method /
Menggunakan nilai residu
saldo menurun PERBEDAAN
Secara konsisten
LK Fiskal
LK Komersial
(UU PPh No 36 Tahun
(PSAK No 46)
2008)
 Penggantian / imbalan atas pekerjaan /  Penjualan barang
jasa yang diperoleh  Penjualan jasa
 Hadiah dari undian, pekerjaan, atau  Penggunaan aset perusahan
penghargaan oleh pihak-pihak lain yang
 Laba usaha menghasilkan bunga, royalti,
 Keuntungan penjualan / pengalihan harta deviden
 Bunga, deviden, royalti, sewa, premi
asuransi
 penerimaan pembayaran berkala
 Selisih lebih penilaian kembali aset
 Surplus bank indonesia Penghasilan
Penghasilan yang
Penghasilan secara final dikecualikan sebagai objek
pajak
 Deposito dan tabungan  Bantuan atau sumbangan, seperti zakat
lainnya  Harta hibahan yang diterima keluarga sedarah
 Hadiah undian  Warisan
 Penghasilan dari transaksi  Harta yang diterima sebagai pengganti saham
saham dan sekuritas lainnya atau pengganti penyertaan modal
 Pengalihan harta  Pembayaran asuransi
 Penghasilan tertentu lainnya  Deviden yang diterima PT
yang diatur berdasar peraturan  Iuran dana pensiun
pemerintah  Beasiswa
 Bantuan atau santunan dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
Penghasilan
LK Fiskal
LK Komersial
(UU PPh No 36 Tahun
(PSAK No 46)
2008)
 Biaya yang secara langsung atau tidak langsung Capital expenditure –
berkaitan dengan kegiatan usaha pengeluaran yang memberikan
 Penyusutan dan amortisasi manfaat lebih dan dicatat sebagai
 Iuran dana pensiun aset
 Kerugian penjualan  Revenue expenditure –
 Kerugian selisih mata uang asing pengeluaran yang memberi
 Biaya penelitian dan pengembangan manfaat dalam satu periode yang
 Biaya beasiswa, magang, pelatihan dicatat sebagai beban
 Piutang tak tertagih  Expense – penurunan manfaat
 Sumbangan yang ketentuannya diatur Menteri ekonomi atau terjadinya
Keuangan kewajiban
Beban / Biaya
Rekonsiliasi Fiskal
salah satu cara untuk mencocokkan
perbedaan yang terdapat dalam laporan
keuangan komersial yang disusun
berdasarkan sistem keuangan akuntansi
dengan laporan keuangan yang disusun
berdasarkan sistem fiskal.
Koreksi Fiskal
NEGATI
POSITIF
F
 Adanya pengeluaran/Beban yang tidak
dapat dokurangkan dari Penghasilan Bruto  Adanya pendapatan yang tidak
ditambahkan dengan penghasilan lainnya
 Adanya transaksi yang terutang pajak
namun tidak atau belum tercatat sebagai
penghasilan yang berkaitan dengan PPN
ILUSTRASI KOREKSI FISKAL
Akuntansi Pajak Penghasilan
Perbeda
Perbedaan an
Temporer Permane
n
Perbedaan Temporer (Waktu)

Perbedaan temporer (waktu) timbul dikarenakan adanya perbedaan antara


komersial dengan fiskal, dimana atas perbedaan ini akan timbul “Pajak
Tangguhan”.

Ketika jumlah pajak yang dibayar menjadi lebih besar maka akan muncul
aset pajak tangguhan, tetapi jika sebaliknya maka akan mengakibatkan
adanya liabilitas pajak tangguhan.
Contoh Perbedaan Temporer

1 Penyusutan aset tetap

2 Beban estimasi manfaat karyawan

Beban Finance Lease (Sewa Guna


3 Usaha dengan Hak Opsi)
Perbedaan Permanen (Tetap)

Perbedaan permanen adalah perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara


Standar Akuntansi Keuangan (Komersial) dengan Ketentuan Perpajakan yang
berlaku umum (Fiskal).

Perbedaan permanen timbul dikarenakan secara perpajakan tidak mengakui adanya


biaya–biaya dan pendapatan yang bersifat accrual (dimana pajak menganut kas
basis).
Contoh Perbedaan Permanen

1. Natura (Benefit in Kind) 7. Beban penyusutan dan biaya


2. Biaya Jamuan (Entertainment) pemeliharaan atau perbaikan
3. Sumbangan atas kendaraan perusahaan
4. Penghapusan piutang 8. Pendapatan bunga
5. Penghapusan persediaan 9. Pembayaran dividen
6. Penurunan nilai aset 10. Biaya promosi
11. Biaya-biaya lainnya
PAJAK KINI DAN PAJAK TANGGUHAN
 DEFINISI

• ASET PAJAK TANGGUHAN

jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat
adanya:
(1) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
(2) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
(3) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan.

• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.

• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi) selama satu periode
yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan
yang terutang (dilunasi).
PAJAK KINI DAN PAJAK TANGGUHAN
• LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN

adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya
perbedaan temporer kena pajak.

• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.

• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak
tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode.

• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena
pajak (rugi pajak) untuk satu periode
PENGAKUAN ASET PAJAK KINI DAN
LIABILITAS PAJAK KINI
• Jumlah pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya yang
belum dibayar diakui sebagai liabilitas.

• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode kini dan
periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang
untuk periode-periode tersebut, maka selisihnya diakui sebagai aset.

• Manfaat yang berkaitan dengan rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya harus diakui
sebagai aset.
ASET PAJAK TANGGUHAN DAN
LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN
• Perbedaan Temporer

1. Perbedaan temporer kena pajak


2. Perbedaan temporer dapat dikurangkan

• Dasar Pengenaan Pajak

jumlah yang dapat dikurangkan, untuk tujuan pajak, terhadap setiap manfaat
ekonomi kena pajak yang akan diterima entitas pada saat memulihkan jumlah tercatat aset
tersebut. Apabila manfaat ekonomi tersebut tidak akan dikenakan pajak, maka dasar
pengenaan pajak aset tersebut sama dengan jumlah tercatat aset
PENGAKUAN ASET PAJAK TANGGUHAN
DAN LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN
1. Perbedaan Temporer Kena Pajak
Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan,
kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari:

(a) pengakuan awal goodwill; atau


(b) pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi yang:
(i) bukan transaksi kombinasi bisnis; dan
(ii) pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena
pajak (rugi pajak).
• Namun, untuk perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada
entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan bagian partisipasi dalam
ventura bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan
paragraf 40.
PENGAKUAN ASET PAJAK TANGGUHAN
DAN LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN
Perbedaan Temporer Kena Pajak

a. Kombinasi Bisnis
b. Aset Tercatat pada Nilai Wajar
c. Goodwill
d. Pengakuan Awal Aset atau Liabilitas
Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat
dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan
tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat
dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan
timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi
yang:

(a) bukan dari transaksi kombinasi bisnis; dan


(b) pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba
kena pajak (rugi pajak) Namun, untuk perbedaan temporer dapat
dikurangkan dihubungkan dengan investasi entitas anak, cabang dan entitas
asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura bersama, maka aset pajak
tangguhan harus diakui sesuai dengan paragraf 45.
Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan

Perbedaan Temporer dapat Dikurangkan


a. Goodwill
b. Pengakuan Awal Aset atau Liabilitas
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit
Pajak Belum Dimanfaatkan (Unused Tax
Credits)
• Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi
pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan apabila besar kemungkinan laba
kena pajak masa depan akan memadai untuk
dimanfaatkan dengan rugi pajak belum
dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan apakah laba kena pajak akan memadai untuk
dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi atau
kredit pajak belum dimanfaatkan:
1. apakah entitas memiliki perbedaan temporer kena pajak yang cukup berkaitan pada
otoritas perpajakan yang sama dan entitas kena pajak yang sama
2. apakah memungkinkan bahwa entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum rugi
pajak belum dikompensasi atau kredit pajak belum dimanfaatkan daluwarsa;
3. apakah rugi pajak dapat dikompensasi timbul dari kasus- kasus yang teridentifikasi
yang hamper tidak mungkin berulang; dan
4. apakah kesempatan perencanaan pajak tersedia pada entitas yang akan menghasilkan
laba kena pajak pada periode tersebut saat rugi pajak belum dikompensasi atau kredit
pajak belum dimanfaatkan dapat digunakan.
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan Tidak
Diakui
• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali aset pajak tangguhan tidak
diakui. Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui sebelumnya apabila
kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk dipulihkan

• Contoh:

1) perbaikan kondisi perekonomian meningkatkan kemampuan entitas untuk


menghasilkan laba kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa depan
sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi
kriteria pengakuan

2) ketika entitas menilai kembali aset pajak tangguhan pada saat atau setelah melakukan
kombinasi bisnis
Investasi pada Entitas Anak, Cabang dan Entitas
Asosiasi dan Bagian Partisipasi dalam Ventura
Bersama
• Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer kena
pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang, dan asosiasi, serta bagian
partisipasi dalam ventura bersama, kecuali sepanjang kedua kondisi berikut telah
terpenuhi:

(a) entitas induk, investor atau venturer mampu mengendalikan waktu pemulihan
perbedaan temporer; dan
(b) kemungkinkan besar perbedaan temporer tidak akan terpulihkan di masa depan yang
dapat diperkirakan.
Investasi pada Entitas Anak, Cabang dan Entitas
Asosiasi dan Bagian Partisipasi dalam Ventura
Bersama
• Entitas harus mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer dapat
dikurangkan yang ditimbulkan dari entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta bagian
partisipasi dalam ventura bersama sepanjang dan hanya sepanjang kemungkinan besar
terjadi:

(a) perbedaan temporer akan terpulihkan pada masa depan yang dapat diperkirakan; dan
(b) laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai sehingga perbedaan
temporer dapat dimanfaatkan.
PENGUKURAN
• Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya diukur
sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas
perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang
telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan.

• Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif
pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan,
yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang
telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan
PENGAKUAN PAJAK KINI DAN PAJAK
TANGGUHAN
1. Pos-pos yang Diakui dalam Laporan Laba Rugi
• Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada laporan laba
rugi untuk periode, kecuali apabila pajak penghasilan yang berasal dari:
(a) suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode yang sama atau berbeda, di
luar laporan laba rugi baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara
langsung dalam ekuitas. atau
(b) kombinasi bisnis
PENGAKUAN PAJAK KINI DAN PAJAK
TANGGUHAN
1. Pos-pos yang Diakui di Luar Laporan Laba rugi

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba rugi apabila pajak terkait pada
pos-pos tersebut pada periode yang sama atau berbeda, diakui di luar laporan laba rugi.
Oleh karena itu, pada periode yang sama atau berbeda, pajak kini dan pajak tangguhan
terkait dengan pos-pos yang diakui:

(a) dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada pendapatan komprehensif
lain.
(b) langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas.
PENGAKUAN PAJAK KINI DAN PAJAK
TANGGUHAN
57A Entitas mengakui konsekuensi pajak penghasilan atas dividen sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 71: Instrumen Keuangan ketika entitas mengakui
liabilitas untuk membayar dividen. Konsekuensi pajak penghasilan atas dividen
lebih terkait secara langsung dengan transaksi atau peristiwa masa lalu yang
menghasilkan laba yang dapat didistribusikan daripada dengan distribusi kepada
pemilik. Oleh karena itu, entitas mengakui konsekuensi pajak penghasilan atas
dividen dalam laba rugi, penghasilan komprehensif lain atau ekuitas sesuai
dengan di mana entitas awalnya mengakui transaksi atau peristiwa masa lalu
tersebut.
PENYAJIAN

1. Saling Hapus

Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak
kini jika dan hanya jika, entitas:
(a) memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah
yang diakui; dan
(b) berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan
aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
PENYAJIAN
Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika
dan hanya jika:

(a) entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap
liabilitas pajak kini; dan

(b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan
yang dikenakan oleh otoritas perpajakan atas:
(i) entitas kena pajak yang sama; atau
(ii) entitas kena pajak berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak
kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara
bersamaan, pada setiap periode masa depan yang mana jumlah signifikan atas aset atau
liabilitas pajak tangguhan diharapkan diselesaikan atau dipulihkan.
Beban Pajak
• Beban (Penghasilan) Pajak Terkait dengan Laba rugi dari Aktivitas Normal

Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari aktifitas normal
disajikan tersendiri pada laporan laba rugi komprehensif.
PENGUNGKAPAN
Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah.
(a) beban (penghasilan) pajak kini;
(b) penyesuaian yang diakui pada periode atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya;
(c) jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya perbedaan
temporer maupun dari realisasinya;
(d) jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan perubahan tarif pajak atau penerapan
peraturan perpajakan yang baru;
(e) jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak atau
perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini;
(f) jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak, atau perbedaan
temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak tangguhan;
(g) beban pajak tangguhan ditimbulkan dari penurunan (writedown), atau penyesuaian kembali
penurunan terdahulu atas aset pajak tangguhan sesuai dengan paragraf 58; dan
(h) jumlah beban (penghasilan) yang berhubungan dengan perubahan kebijakan akuntansi dan
kesalahan yang diperhitungkan dalam laporan laba rugi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009):
PENGAKUAN DAN PENCATATAN PAJAK
TANGGUHAN
Pengakuan kewajiban pajak tangguhan didasarkan pada fakta adanya kemungkinan
pelunasan kewajiban yang mengakibatkan pembayaran pajak pada periode
mendatang menjadi lebih besar sebagai akibat pelunasan kewajiban pajak.

Pengakuan aset tangguhan didasarkan pada fakta adanya kemungkinan pemulihan


aset mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang menjadi lebih kecil
sebagai akibat pemulihan aset yang tidak memiliki konsekuensi pajak.
PENGAKUAN DAN PENCATATAN PAJAK
TANGGUHAN
Besarnya pengakuan aset dan kewajiban pajak tangguhan dapat dihitung dengan
mengalikan beda waktu antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan
fiskal atau rugi fiskal yang dapat dikompensasi dengan tarif pajak yang berlaku.

Aset atau kewajiban pajak tangguhan= rugi fiskal yang dapat


dikompensasi x tarif pajak
CONTOH
PT Gemilang pada tahun 2015 mempunyai data sebagai berikut:
• Laba bersih sebelum pajak komersial Rp 500.000.000
• Kompensasi kerugian tahun 2015 sebesar Rp 50.000.000
• Aset tetap yang dimiliki terdiri atas:
Pencatatan kewajiban pajak tangguhan 2015:
Beban penyusutan aset tetap inventaris adalah (Dr) aset pajak tangguhan 12.500.000
sebagai berikut: (Cr) manfaat pajak tangguhan 12.500.000
Pencatatan aset pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal
yang dapat dikompensasi (50.000.000 x 25%)

Pencatatan kewajiban pajak tangguhan 2012:


(Dr) beban pajak tangguhan 12.500.000
(Cr) aset pajak tangguhan 12.500.000
Pengakuan beban pajak tangguhan yang berasal dari rugi
fiskal yang dikompensasikan (50.000.000 x 25%)

(Dr) beban pajak tangguhan 7.500.000


(Cr) kewajiban pajak tangguhan 7.500.000
Pengakuan kewajiban pajak tangguhan yang muncul dari beda
temporer penyusutan inventaris (30.000.000 x 25%)
Thanks
all!!

Anda mungkin juga menyukai