Anda di halaman 1dari 11

Nama : Rizky Aprilyani Pricilya Putri

NIM : B.111.19.0085
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia
Kelas :B
Ulangan Tengah Semester

1) a. Apa yang saudara ketahui dengan system ekonomi?


b. Terangkan perbedaan system ekonomi sosialis, system ekonomi kapitalis, dan system
ekonomi pancasila!
2) a. Terangkan pengaruh liberalisasi pertanian terhadap kondisi kesejahteraan petani
Indonesia!
b. Apa kebijakan yang seharusnya ditempuh pemerintah Indonesia untuk memperdayakan
petani kecil di Indonesia?
3) a. Jelaskan Indicator yang sering digunakan untuk menetapkan garis kemiskinan!
b. Jelaskan kebijakan pemerintah sekarang untuk mengatasi kemiskinan saat ini!
4) a. Jelaskan fenomena pengangguran di Negara maju dan Negara berkembang!
b. Bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengatasi pengangguran saat ini?
5) a. Jelaskan strategi ekonomi seperti apa yang sudah diterapkan untuk menetapkan
pertumbuhan dan pemerataan di Indonesia!
b. Jelaskan bagaimana cara agar Indonesia tetap bisa menciptakan pertumbuhan dan
pemerataan dengan mengurangi ketergantungan negara dengan pihak luar!

Jawab:
1) a. menurut saya, Sistem ekonomi merupakan keseluruham dari berbagai institusi
ekonomi yang berlaku di suatu perekonomian untuk mengatur bagaimana sumber daya
ekonomi yang terdapat di perekonomian tersebut didayagunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Berbagai institusi ekonomi ini dapat berupa peraturan
perundang-undangan ataupun kebiasaan yang berlaku di masyarakat tersebut dalam
penggunaan sumber daya ekonominya untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
b. Perbedaan system ekonomi sosialis, system ekonomi kapitalis, dan system ekonomi
pancasila:
 Sistem ekonomi sosialis, sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi,
tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam
perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis
jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.
 Sistem ekonomi kapitalis, sistem perekonomian yang membebaskan setiap orang
melakukan kegiatan perekonomian baik memproduksi, menyalurkan atau lain
sebagainya dan setiap orang dapat bersaing dalam bisnis untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya. Ciri atau karakteristik dari sistem ekonomi ini
antara lain adanya hak milik perseorangan, ini merupakan hal yang penting dalam
kaptalisme. Kemudian bersifat individualis, bebas, dan negara memiliki peran
yang minim. Dengan kebebasan yang dimiliki dalam sistem ini maka akan
mendorong para pelaku ekonomi untuk terus menciptakan inovasi sehingga
semakin mendorong kemajuan. Namun pihak yang tidak memiliki modal yang
sama dengan lainnya menjadi tidak dapat bekerja dalam pasar dan dapat
menimbulkan monopoli , pasar hanya dikuasai sekelompok orang saja.
 Sistem ekonomi pancasila, sistem ekonomi yang mengacu pada sila-sila
Pancasila. Terdapat prinsip atau karakteristik dalam penerapan sistem ekonomi
pancasila ini. Kegiatan ekonomi bangsa digerakkan berdasarkan sosial, dan moral.
Kehendak untuk mewujudkan kemerataan sosial yang berasal dari warga
masyarakat agar tidak terjadi ketimpangan sosial. Demokrasi ekonomi
berdasarkan kerakyatan dan kekeluargaan. Tujuannya mewujudkan perekonomian
nasional yang kuat, tangguh, mandiri, memiliki keseimbangan yang harmonis,
efisien, dan adil bagi seluruh rakyatnya.
2) a. Pengaruh liberalisasi pertanian terhadap kondisi kesejahteraan petani Indonesia:

Liberalisasi sektor pertanian diawali dengan masuknya Indonesia kedalam perjanjian pertanian
ditahun 1995. Liberalisasi pertanian secara sederhana diwujudkan dengan menyerakan sistem
pertanian (dan nasib petani) kepada mekanisme pasar (bebas), yang kemudian berlaku
liberalisme pertarungan bebas. Liberalisasi pertanian telah merugikan pertanian Indonesia.
Misalanya, liberalisasi perberasan yang dilakukan IMFtelah berdapampak buruk pada kebijakan
perberasan, yaitu :

 Subsidi pupuk diabut, diikuti dengan liberalisasi pupuk sebelumnya dimonopoli PUSRI.
Akibatnya biaya produksi melonjak, sehingga harga gabah naik.
 Monopoli impor beras oleh bulog dicabut, sehingga kin impor beras terbuka bagi siapa
saja dan tidak terkontrol lagi.
 Bea masuk komoditas pangan dipatok maksimum 5%. Bagi beras, walaupun monopoli
impor oleh Bulog dicabut, bea masuk tetap 0%. Akibatnya arus impor beras, gula, bakan
bawang merah yang deras makin memukul petani.

Sehingga Liberalisasi pertanian cenderung merugikan petani dalam negeri karena kurang
memiliki daya saing yang kuat akibat keterbatasan kemampuan penggunaan teknologi pertanian,
kualitas produksi pertanian yang kurang bagus dan keterbatasan input. Kesejahteraan petani tidak
meningkat secara signifikan. Liberalisasi pertanian  justru menguntungkan korporat besar yang
menguasai input pertanian dan perdagangan internasional.

b. Usaha untuk meningkatkan pemberdayaan petani adalah usaha untuk meningkatkan pemben-
tukan sikap mental melalui sikap mandiri dalam berusaha. Diakui bersama bahwa cara atau
system usaha tani sampai saat ini secara umum masih bersifat tradisional. Altrnatif
pengembangan sikap mental petani adalah melalui peningkatan pendidikan non formal,
peningkatan aktivitas melalui penyuluhan secara terus menerus agar petani memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas dalam bidang pertanian.

Sebagaimana dikemukakan oleh Mubyarto (2008) bahwa petani Indonesia masih membutuh-
kan lembaga pendidikan pertanian. Seperti yang dikemukakan oleh P. Zahriyani (2009) bahwa
salah satu tantangan mendasar yang dihadapi Indonesia di sektor pertanian adalah minimnya
jumlah serta rendahnya kualitas sumberdaya manusia pertanian dibandingkan dengan sektor
-sektor lainnya. Hal ini terlihat dari fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar petani
Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan dan tidak mampu untuk meningkatkan taraf
hidupnya dikarenakan ketidakmampuan dalam menyerap teknologi baru yang ada.

Dikatakannya bahwa usaha untuk meningkatkan pemberdayaan


bagi petani adalah melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian yakni dengan
mem fasilitasi usaha tani dengan memberikan pendidikan formal maupun non formal berkaitan
dengan pertanian. Misalnya penyuluhan secara berkala. Materi penyuluhan dapat berupa
penerapan teknologi pertanian, optimalisasi penggunaan sumberdaya tani seperti lahan pertanian,
air alami, maupun tenaga manusia dan hewan, diverfisikasi pertanian, manajemen usaha tani,
manajemen pemasaran dan peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian.

Pemberdayaan petani menurut Kepala Badan SDM pertanian (20010) dilakukan dengan 5 (lima)
jurus yakni:
 Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas);
 Usaha agribisnis harus menguntungkan dan comparable dengan usaha lainnya;
 Agribisnis merupakan kepercayaan jangka panjang;
 Kemandirian dan daya saing usaha;
 Komitmen terhadap kontrak usaha.

3) a. Indikator yang sering digunakan untuk menetapkan garis kemiskinan.


Ada enam indikator untuk mengukur kemiskinan yang terjadi yakni kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, pangan, air minum dan perumahan. Bukan hanya dari aspek
kehidupan ekonominya tetapi juga dari aspek lain, misalnya aspek sosial , hukum dan
politik. Beberapa Indikator Kemiskinan :
 Penduduk Miskin. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Jumlah
Penduduk miskin suatu wilayah, diartikan banyaknya penduduk miskin
yang terdapat di wilayah tersebut.
 Garis Kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan representasi dari jumlah
rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pook
minuman dan makanan yang setara dengan 2100 kalori per kapita per hari
dan kebutuhan pokok bukan makanan. Garis kemiskinan (GK) = Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) + Garis Kemiskinan Non-Makanan
(GKNM).
 Persentase Kemiskinan (Tingkat Kemiskinan). Secara sederhana
Persentase Kemiskinan yang juga disebut Tingkat Kemiskinan
menggambarkan proporsi penduduk miskin di suatu wilayah. Perhitungan
dilakukan dengan rumus tertentu yang menggambarkan prosentase jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan di suatu wilayah
dibandingkan jumlah penduduk di wilayah terrsebut.
 Biasanya BPS mengadakan pengukuran Jumlah dan persentase penduduk
miskin dengan survey Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional) dan
mengeluarkan data pada maret dan sepetember tahun yang bersangkutan.

b. kebijakan pemerintah menanggulangi angka kemiskinan:

 Yang pertama, mengantisipasi lonjakan angka kemiskinan akibat pandemi


yang diperkirakan akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah bantuan
sosial yang disiapkan pemerintah saat ini. Target penerima Program
Keluarga Harapan (PKH) yang dianggarkan pemerintah selama pandemi
adalah 10 juta keluarga dengan alokasi anggaran Rp 37,4 triliun atau Rp
3,7 juta per tahun.

 kedua, mengintegrasikan penyaluran Bantuan Sosial sehingga menjadi


lebih sederhana, melakukan penyeragaman nilai bantuan, di samping terus
melakukan pemutakhiran data penerima Bantuan Sosial. Di banyak
tempat, berbagai bentuk Bantuan Sosial yang berbeda- beda jenis dan
jumlahnya telah menimbulkan ketegangan sosial di sejumlah daerah.

 Yang ketiga, mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya


masyarakat miskin dan hampir miskin, terutama dengan menurunkan
biaya-biaya yang dikontrol pemerintah(administered prices). Misalnya
BBM, listrik, dan harga LPG tiga kilogram.

 keempat, meningkatkan insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui


skema pembelian produk oleh pemerintah dan perbaikan jalur logistik hasil
pertanian, peternakan, dan perikanan. Di tengah persebaran pandemi
Covid-19, para petani, peternak, dan nelayan yang terus berproduksi kini
menghadapi minimnya serapan pasar.

 Kelima, meningkatnya intervensi pemerintah untuk mengatasi pandemi ini


akan berdampak pada peningkatan anggaran belanja pemerintah.
Meskipun terdapat ruang untuk memperlebar defisit, pemerintah dapat
mengoptimalkan realokasi anggaran yang telah disusun dan menerapkan
beberapa kebijakan alternatif.

4) a. Fenomena pengangguran di Negara maju dan Negara berkembang.

 Data pengangguran di Amerika Serikat (AS) telah menyeret pergerakan


saham-saham di Wall Street. Turunnya tingkat pengangguran ini jauh dari
yang diharapkan analis, sebesar 370 ribu orang. Tingkat penganguran di
AS hanya turun 2.000 ke 386 ribu.

 Berpindah ke zona Eropa, di Spanyol, jumlah pengangguran pada Maret,


meningkat hampir 39 ribu menjadi sedikit di atas 4,75 juta. Peningkatan
ini, mencatatkan kenaikan hampir 10 persen ketimbang periode yang sama
di tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, tingkat pengangguran telah naik
hingga 22,9 persen per akhir tahun lalu, dengan hampir 5,3 juta
pengangguran.

 Pengangguran di Inggris pada Maret naik lebih rendah dari perkiraan para
ekonomi. Selain itu jumlah pengangguran ini menjadi yang terendah untuk
pertama kalinya selama hampir setahun, menunjukan adanya kestabilan
dalam pertumbuhan ekonomi. Pengangguran hanya naik sebesar 3.600
menjadi 1,61 juta, sementara dari 29 ekonom memperkirakan kenaikan
sebesar 6.000.
 Sedangkan tingkat pengangguran di Prancis naik tipis sebesar 0,2 persen,
pada Februari untuk 10 bulan beruntun, saat pertumbuhan ekonomi
melambat, penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar kedua
zona euro ini. Pada Februari, terdaftar 6.200 orang menganggur di Prancis,
tahun ke tahun, meningkat 6,2 persen dibanding periode yang sama tahun
lalu.

 Tingkat pengangguran di negara berkembang seperti Indonesia mencapai


19,9 persen.

 Dan tingkat pengangguran di Sri Lanka 17,9 persen dan Filipina 16,2
persen.

b. Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi pengangguran saat ini

 Langkah pertama yakni mengalokasikan dana untuk penanganan Covid-19 sebesar 46,6
miliar dollar AS, termasuk stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha 17,2 miliar dollar
AS. Stimulus ekonomi dimaksudkan agar pelaku usaha tetap terus melanjutkan kegiatan
usaha sehingga dapat menghindari adanya PHK terhadap para pekerjanya.

 Kebijakan kedua yakni menyediakan program berupa insentif pajak penghasilan,


relaksasi pembayaran pinjaman/ kredit, dan dalam waktu dekat akan dikeluarkan
kebijakan relaksasi iuran jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meringankan sekitar 56
juta pekerja sektor formal.

 Kebijakan ketiga yakni menyediakan jaring pengaman sosial bagi pekerja sektor
informal. Pemerintah memberikan bantuan sosial kepada 70,5 juta pekerja sektor
informal yang termasuk dalam kategori miskin dan rentan.

 Kebijakan keempat, memprioritaskan pemberian insentif pelatihan melalui Program


Kartu Prakerja bagi pekerja yang terkena PHK. Pemerintah telah memberikan insentif
pelatihan dengan target tahun ini sebanyak 3,5-5,6 juta penerima manfaat. Hingga saat
ini, telah terealisasi lebih dari 680.000 penerima manfaat didominasi oleh korban PHK.
 Kebijakan kelima yakni memperbanyak program perluasan kesempatan kerja seperti
padat karya tunai, padat karya produktif, terapan Teknologi Tepat Guna (TTG), Tenaga
Kerja Mandiri (TKM), dan kewirausahaan, yang dimaksudkan untuk penyerapan tenaga
kerja.

 Langkah keenam yakni menyediakan panduan yang ditujukan bagi perusahaan dan
pekerja. Utamanya menyangkut pelindungan pekerja/ buruh dan kelangsungan usaha,
serta perlindungan pekerja pada kasus penyakit akibat kerja karena Covid-19.

5) a. Strategi ekonomi seperti apa yang sudah diterapkan untuk menciptakan pertumbuhan
pemerataan di Indonesia!

Pemerintah tengah berupaya mendorong pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Tanah


Air. Ada dua langkah yang bisa dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam
menciptakan pemerataan ini, yaitu :

 Pembangunan Infrastruktur.

Terdapat 245 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menyebar di seluruh Pulau di
Indonesia. Contohnya pembangunan Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi
Khusus, dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Selain itu, terdapat
pembangunan pembangkit listrik dalam program 35 gigawatt yang tersebar
hingga daerah pelosok Indonesia. Langkah tersebut merupakan upaya pemerintah
secara sistematis untuk meningkatkan pemerataan ekonomi. Pembangunan
infrastruktur tersebut dapat mengundang investasi yang bisa menyerap tenaga
kerja daerah dan meningkatkan kualitas perekonomian daerah tersebut.
Sedangkan di daerah pemerintah mencermati PSN di daerahnya masing-masing
dan mensinkronkan dengan pembangunan infrastruktur lainnya seperti jalan raya,
jalan tol, pelabuhan, dan sebagainya.

 Pengendalian Distribusi dan Harga Pangan.


Komoditas pangan memiliki peran yang sangat besar bagi kemiskinan di daerah.
Secara nasional, 73 persen perubahan kemiskinan disebabkan oleh harga pangan.
Sekitar 21,8 persen dari porsi pangan tersebut dipegaruhi oleh harga beras.
Makanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, komoditas
pangan harus ditata dengan baik. Berbagai cara bisa dilakukan, salah satunya
dengan reforma agraria yang telah dicanangkan pemerintah. Pemerintah akan
mengembangkan pertanian secara klaster. Kemudian pemerintah juga akan
melakukan peremajaan perkebunan. Ini dimulai dari komoditas sawit dan karet,
setelah itu kelapa, cokelat, dan tebu. Terkait program ini, Pemerintah Daerah
(Pemda) bisa memfasilitasi petani memperoleh bibit-bibit unggul. Selain itu, perlu
adanya pembangunan gudang dan alat pengering agar kualitas produk pertanian
bisa bertahan lama tanpa menurunkan kualitasnya. Terakhir, pemerintah pusat dan
daerah juga perlu memikirkan fasilitas logistik dari hasil produk pertanian.
Selama ini pemerintah belum pernah membangun pasar pengumpul, tempat di
mana petani atau pedagang kecil bertemu langsung dengan pedagang yang lebih
besar secara sistematis. Kinerja ekonomi secara makro, angka pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang di kuartal I-2017 sebesar 5,01 persen dan di kuartal II-
2017 diperkirakan mencapai 5,1 persen. Inflasi tahun ini pun diperkirakan terjaga
dengan cukup rendah, transaksi berjalan membaik, dan cadangan devisa yang
cukup baik yakni sebesar US$ 123,09 miliar diakhir Juni 2017. Selain itu, angka
pengangguran dan kemiskinan menurun, serta rasio gini yang akan membaik.
Namun, capaian tersebut belum tentu dirasakan oleh seluruh daerah di Indonesia.
Oleh karenanya, Tiap-tiap daerah diminta untuk melakukan harmonisasi dengan
kebijakan yang dijalankan pemerintah pusat.

b. cara agar Indonesia tetap bisa menciptakan pertumbuhan dan pemerataan dengan
mengurangi ketergantungan negara dengan pihak luar:

 Mengurangi ketimpangan antar wilayah: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Proyek
Strategis Nasional (PSN)
Nawacita pada poin 3 sudah memberikan arahan bahwa salah satu solusi untuk mengatasi
ketimpangan antar wilayah dan antar pendapatan adalah dengan membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Sejalan dengan nafas Nawacita, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjalankan
tugas besar yaitu untuk mengkoordinasikan kementerian terkait untuk mempercepat pelaksanaan
proyek-proyek strategis nasional melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
(KPPIP) dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi ke semua daerah melalui Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK). Dalam upaya mengurangi ketimpangan antar daerah, pembangunan
proyek infrastruktur dan pembangunan kawasan (kawasan industri, kawasan ekonomi khusus,
dan kawasan pariwasata) difokuskan untuk dilakukan diluar pulau Jawa.

 Mengurangi ketimpangan antar masyarakat: Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE)

Pemerintah juga bertekad untuk mempercepat pengurangan ketimpangan yang terjadi di


masyarakat. Darmin mengatakan, selain terus menggenjot dan mempercepat pembangunan
secara merata di berbagai wilayah, kita juga memiliki program-program yang terkonfigurasi
dalam Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE) untuk mengurangi ketimpangan individu dan
memperbaiki kesejahteraan masyarakat. KPE menggarisbawahi pentingnya masyarakat untuk
memiliki tiga akses, yaitu akses pada lahan, akses untuk kesempatan, dan akses kepada pasar
tenaga kerja (kapasitas SDM).

 Meningkatkan peran UMKM

Untuk mendorong peningkatan peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan
mempermurah, memperluas dan mempermudah akses pembiayaan bagi UMKM. Program KUR
ditingkatkan plafonnya dari capaian sebesar 94,4 T pada Tahun 2016 menjadi Rp 110 Triliun
pada tahun 2017, dengan porsi penyaluran 81% untuk KUR Mikro, 18% untuk KUR Ritel dan
1% untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Suku bunga KUR tetap dipertahankan sebesar 9%
dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dan meningkatkan daya saing bagi produk
UMKM.
 Mempercepat pembangunan infrastruktur
Untuk Percepatan pembangunan infrastruktur, kita bangun sarana infrastruktur secara lebih
merata di seluruh Tanah Air guna memperkuat konektivitas antarwilayah dan memperkecil
ketimpangan dan kesenjangan sosial serta memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Pembangunannya dilakukan dengan cepat melalui pembiayaan APBN, BUMN, Swasta dan
kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha. Dana APBN diprioritaskan untuk membiayai
pembangunan infrastruktur dasar, dan infrastruktur yang secara ekonomi dan finansial kurang
diminati badan usaha, terutama infrastruktur di wilayah tertinggal.

 Perbaikan iklim investasi

Untuk meningkatkan Iklim Investasi, selain percepatan pemenuhan infrastruktur logistik,


infrastruktur strategis dan peningkatan kredibilitas APBN, berbagai deregulasi dan
debirokratisasi telah dilakukan sejak tahun 2015 melalui serangkaian paket kebijakan ekonomi
yang sampai dengan saat ini berjumlah 15 paket kebijakan ekonomi, serta terus diterbitkan paket
yang baru dan dikawal ketat pelaksanaannya oleh Satgas Paket Kebijakan ekonomi. Tujuannya
adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses perijinan, menurunkan biaya bahan baku
dan memangkas berbagai macam regulasi yang dirasakan memberatkan dan menjadi beban bagi
dunia usaha.

Anda mungkin juga menyukai