Anda di halaman 1dari 10

Transaksi usaha adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posis keuangan perusahaan.

Artinya, mengakibatkan berubahnya jumlah atau komposisi persamaan antara kekayaan dan
sumber pembelanjaan. Pembayaran rekening telepon sebesar Rp 25, pembelian barang dagang
secara kredit sebesar Rp 100 serta pembelian tanah dan bangunan toko sebesar Rp 50.000
merupakan contoh dari bermacam-macam transaksi usaha. Dua transaksi yang pertama sangat
sederhana, yaitu suatu pengeluaran uang ditukar dengan jasa dan suatu janji untuk membayar
dalam jangka waktu tertentu ditukar dengan barang dagang. Pembelian gedung dan tanah
biasanya merupakan transaksi yang lebih kompleks. Harga yang telah disetujui harus dibagi
untuk tanah dan gedung tersebut. Suatu transaksi usaha dapat diikuti oleh transaksi lain.
Misalnya, pembelian barang dagang secara kredit akan oleh transaksi lain berupa
pembayaran. Demikian juga setiap kali terjadi penjualan barang dagang. Transaksitransaksi ini harus dicatat.
Kenyataan bahwa umur gedung terbatas harus pula diperlihatkan dalam catatan. Pemakaian
gedung bukan merupakan pertukaran barang-barang dan jasa antara perusahaan dengan
pihak luar. Walaupun demikian, hal ini merupakan suatu kejadian penting yang harus dicatat.
Ia juga merupakan transaksi. Transaksi semacam ini, yang tidak mempunyai hubungan
langsung dengan pihak luar, disebut transaksi intern (internal transaction). Agar lebih
mudah, untuk selanjutnya, dalam buku ini, tidak dibedakan antara transaksi dengan pihak luar
dan transaksi intern. Keduanya disebut dengan transaksi. Sistem pencatatan dimulai
dari pencatatan setiap transaksi. Ada beberapa macam cara untuk mencatat
transaksi-transaksi tersebut. Misalnya, penjualan jasa-jasa secara tunai mungkin
dicatat dalam faktur penjualan yang ditulis dengan tangan atau mungkin hanya
dengan jalan menekan tombol dalam mesin pencatat kas (cash register). Tanpa
memandang pada sistem pencatatan yang digunakan, dapat dikatakan bahwa
data yang dikumpulkan merupakan dasar untuk membuat bermacam-macam laporan.
NILAI TRANSAKSI
Di atas disebutkan bahwa setelah diidentifikasikan, suatu transaksi usaha harus diukur.
Alat pengukur transaksi yang digunakan dalam akuntansi adalah satuan uang. Oleh
sebab itu, hanya transaksi-transaksi yang bernilai uang saja yang dicatat dalam akuntansi.
Transaksi atau kejadian dalam perusahaan yang tidak dapat dinilai dengan uang tidak
dicatat. Pertanyaan yang timbul adalah: dengan nilai mana suatu transaksi dicatat?
Pertanyaan ini muncul karena mungkin ada beberapa nilai uang yang dapat
dihubun.gkan dengan suatu transaksi. Perhatikan contoh berikut. Anggaplah bahwa suatu
perusahaan membeli gedung dengan harga Rp 25.000. Harga yang disepakati dan terjadi
sebesar Rp 25.000 ini disebut harga pertukaran. Harga itu merupakan nilai transaksi
pembelian gedung. Jumlah ini yang dicatat dalam akuntansi. Sebelumnya, penjual mungkin
menawarkan gedung tersebut dengan harga Rp 30.000 dan pembeli mungkin pertama-tama
menawamya dengan harga Rp 20.000. Gedung itu sendiri mungkin dinilai sebesar Rp
35.000 untuk penetapan pajak bumi dan bangunan dan diasuransikan dengan nilai Rp
24.000. Arigka-angka terakhir ini tidak berpengaruh terhadap catatan akuntansi, karena
tidak berasal dan pertukaran. Harga yang berasal dari transaksi atau harga pertukaran
menentukan nilai transaksi dan merupakan jumlah yang dijadikan sehagai dasar pencata
tan I . Kadang harga ini disebut harga perolehan atau menurut Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) disebut Beban Historis2.


jika sehari setelah gedung dibeli ada orang lain yang menawar dengan harga Rp
40.000, penawaran ini merupakan petunjuk harga pasar gedung tersebut. Akan tetapi,
perusahaan tidak boleh mengubah nilai gedungnya rnenjadi gp 40.000. Mencatat harga
penawaran sebesar Rp 40.000 berarti perusahaan telah mengakui laba yang belum direalisir.
Apabila dari tawar-menawar kemudian disepakati harga Rp 38.000 dan gedung dijual
dengan harga tersebut maka laba sebesar Rp 13.000 telah betul-betul direalisir. Pemilik
bangunan yang baru akan rnencatat nilai gedung dengan harga pertukaran yang terjadi
sebesar Rp 38.000. Dalam suatu transaksi baik pembeli maupun penjual, akan berusaha
untuk mendapatkan harga yang paling menguntungkan. Akan tetapi, hanya harga yang telah
disetujui bersama merupakan dasar yang objektif untuk tujuan akuntansi. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Bab 2 bahwa transaksi adalah sesuatu yang telah diselesaikan.
Apabila nilai yang dicantumkan untuk suatu aktiva diubahubah hanya didasarkan atas
penawaran, penilaian kembali atau oleh karena suatu pendapat, laporan akuntansi akan
menjadi berubah-ubah pula sehingga tidak dapat dipercaya dan tidak berguna lagi.
P E R S A M A A N AK U N TAN S I
Dalam Bab 2 secara sepintas telah disebutkan bahwa selalu ada kesamaan antara kekayaan
dan sumber pembelanjaan. Kesamaan itu biasanya dinyatakan dalam suatu persamaan yang
disebut persamaan akuntansi (accounting equation) sebagai berikut:
KEKAYAAN = SUMBER PEMBELANJAAN
Biasanya, kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva atau harta (assets).
Apabila aktiva yang dimiliki perusahaan bemilai Rp100.000 maka sumber pembelanjaan
juga harus bernilai Rp 100.000. Aktiva menunjukkan bentuk kekayaan yang
dimiliki perusahaan. la merupakan sumber daya (resources) bagi perusahaan untuk
melakukan usaha. Sumber pembelanjaan, dilain pihak, menunjukkan siapa yang
membelanjai kekayaan tadi. Oleh sebab ini, maka aktiva harus selalu sama dengan
sumber pembelanjaannya. Pihak yang menyediakan sumber pembelanjaan
mempunvai hak klaim terhadap aktiva perusahaan.
Sumber pembelanjaan dapat dibagi menjadi dua, yakni dari kreditur dan
pemilik. Bagi perusahaan, diterimanya pembelanjaan dari kreditur membawa
akibat timbulnya kewajiban untuk mengembalikan. Oleh karena itu, sumber
pembelanjaan dari kreditur disebut kewajiban atau kadang-kadang
disebut utang. Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut modal. Tidak seperti
balnya pembelanjaan dari kreditur, perusahaan tidak berkewajiban untuk
mengembalikan setoran modal pemilik menurut perjanjian yang pasti. Sewaktu waktu pemilik dapat menarik kembali setoran modalnya. Jika perusahaan
memperoleh laba, maka laba ini menjadi hak pemilik. Perluasan dari persamaan di
atas (untuk membedakan kedua sumber pembelanjaan tersebut) adalah sebagai
berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
Adalah merupakan kebiasaan untuk menempatkan kewajiban sebelum
modal, oleh karena hak kreditur memang lebih didahulukan. Persamaan akuntansi

me n un j u kk an pos is i k eu an ga n pe ru s a ha an . K ar en a tr an s a ks i us ah a a ka n
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, maka setiap transaksi usaha, dapat dinyatakan
dalam bentuk efeknya terhadap ketiga unsur dalam persamaan akuntansi. Efek terhadap unsur
persamaan akuntansi dinyatakan dalam penambahan atau pengurangan dari unsur-unsur
tersebut.
P E N C A TATA N T R A N S A K S I U S A H A
setiap transaksi usaha dapat dinyatakan dalam bentuk efeknya terhadap p e r s a m a a n
akuntansi. Oleh karena itu, maka persamaan tersebut dapat
digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Untuk
menggambarkan hal ini, akan digunakan perusahaan jasa sebagai model. Untuk itu
anggaplah bahwa Ali Sahab mendirikan perusahaan angkutan mikrolet (otole t) dala m
bentuk perus ahaan pers eorang an yan g dib eri na ma P O (Perusahaan Otolet) Ali.
Transaksi atau sekelornpok transaksi yang sama selama bulan pertama
(Januari 200A) kegiatan PO Ali diuraikan di bawah ini. Transaksi-transaksi itu dicatat
dalam bentuk tabelaris mengikuti persamaan akuntansi. Agar lebih mudah diingat
pencatatan dengan cara yang diuraikan di bawah ini disebut pencatatan dengan teknik
tabelaris. Pada waktu meneliti transaksi-transaksi tersebut hubungkan dengan siklus kegiatan
perusahaan yang telah diuraikan dalam Bab 2.
Transaksi A (Penyetoran modal oleh pemilik)
Transaksi permulaan PO Ali adalah penyetoran modal oleh Ali Sahab sebesar Rp 4.000.
Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan dalam bentuk kas sebesar Rp 4.000.
Pada sisi lain, modal bertambah, dengan jumlah yang sama. Dengan adanya transaksi ini,
persamaan akuntansi PO Ali menjadi sebagai berikut:
Aktiva
Kas

Transaksi
(a)

Kewajiban

+ 4000

Modal
Modal Wahyu
+ 4000

Harap dicatat bahwa persamaan tersebut hanya bersangkutan dengan perusahaan, yaitu
PO Ali. Harta pribadi Ali Sahab seperti rumah dan rekening bank serta utang-utang
pribadinya tidak dicatat dalam persamaan. Perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan usaha
yang terpisah, dengan uang kas sebesar Rp 4.000 dan modal sebesar Rp 4.000.
Transaksi B (Perolehan Pinjaman)
PO Ali meminjam uang kepada bank sebesar Rp 5.000. Akibat transaksi ini, persamaan
akuntansi menjadi sebagai berikut:
Transaksi
Saldo Awal
(b)

Aktiva
Kas
4.000
+ 5.000

Kewajiban

Modal
Modal Wahyu
4.000

+ 5.000

Saldo Akhir

9.000

5.000

4.000

Akibat transaksi tersebut di atas, uang kas dalam perusahaan bertambah dengan Rp
5.000, sehingga menjadi Rp 9.000. Di lain pihak muncul utang bank sebesar Rp 5.000.
Transaksi C (Pembelian kendaraan)
Transaksi PO Ali selanjutnya adalah pembelian mobil dan peralatan lain. Untuk itu
dikeluarkan uang sebesar Rp 7.400. Transaksi ini mengubah komposisi aktiva, tetapi tidak
mengubah jumlahnya. Unsur dalam persamaan sebelum adanya transaksi, efek dari transaksi dan
saldo setelah transaksi adalah sebagai berikut:
Transaksi
Saldo Awal
(c)
Saldo Akhir

Aktiva
Kendaraan

Kas
9.000
- 7.400
1.600

Kewajiban

+ 7.400
7.400

Modal
Modal Wahyu

5.000

4.000

5.000

4.000

Transaksi D (Pembelian perlengkapan)


Selama bulan itu PO Ali membeli secara kredit dari berbagai leveransir, oh, minyak rem, dan
bermacam-macam perlengkapan lain seharga Rp 65. Pembelian semacam ini biasa disebut
pembelian kredit dan kewajiban yang ditimbulkan disebut utang dagang (accounts payable).
Seperti halnya pinjaman yang diberikan dalam bentuk uang, pembelian secara kredit pada
hakikatnya juga merupakan penyediaan dana oleh kreditur. Dalam praktik, pembelian ini
harus dicatat untuk setiap transaksi. Perlu dibuat catatan terpisah untuk masing-masing
kreditur. Pengaruh kelompok transaksi ini adalah bertambahnya aktiva dan utang masingmasing sebesar Rp 65 seperti terlihat di bawah ini:
AKTIVA
TRANSAKSI

Saldo Awal
(d)
Saldo Akhir

Kas

Perlengkapan

1.600
1.600

Kendaraan
7.400

+ 65
65

7.400

KEWAJIBAN
Utang
Utang
Bank
Dagang
5.000
5.000

MODAL
Modal
Wahyu
4.000

+ 65
65

4.000

Transaksi E (Pengembalian utang)


Selama bulan itu utang yang dibayar adalah sebesar Rp 30. Akibat dari transaksi ini
adalah berkurangnya aktiva dan utang. Pengaruhnya terhadap persamaan akuntansi adalah
sebagai berikut:
AKTIVA
TRANSAKSI

Kas

Perlengkapan

Kendaraan

KEWAJIBAN
Utang
Utang
Bank
Dagang

MODAL
Modal
Wahyu

Saldo Awal
(e)
Saldo Akhir

1.600
-30
1.570

65

7.400

5.000

65

7.400

5.000

65
-30
35

4.000
4.000

Transaksi F (Penerimaan pendapatan)


Tujuan utama pemilik perusahaan adalah menambah modal dengan jalan memperoleh
laba. Bagi PO Ali, berarti bahwa penjualan jasa harus melebihi beban yang terjadi. Jumlah yang
dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual disebut "Pendapatan".
Istilah lain yang digunakan untuk jenis-jenis pendapatan tertentu, adalah penjualan untuk
penjualan barang dagang atau jasa; pendapatan upah jasa untuk ongkos yang diminta oleh
seorang dokter dari pasiennya; pendapatan sewa untuk penyewaan rumah dan harta
lainnya. PO Ali menyebut pendapatan yang diperolehnya dengan Pendapatan Jasa Angkutan.
Kelebihan pendapatan atas beban disebut laba bersih (net income). Apabila beban
melebihi pendapatan yang dihasilkan, maka kelebihan itu merupakan rugi bersih (net loss).
Laba atau rugi bersih tidak perlu ditetapkan untuk setiap terjadinya transaksi. Laba
atau rugi bersih cukup ditetapkan untuk suatu jangka waktu tertentu, misalnya per bulan atau
per tahun.
Selama bulan pertama kegiatannya, PO Ali memperoleh pendapatan jasa angkutan
sebesar Rp 800. Diterima tunai. Pengaruh transaksi ini adalah bertambahnya kas
sebesar Rp 800 dan bertambahnya pendapatan untuk jumlah yang sama. Pendapatan ini
juga dapat dianggap sebagai penambahan atas modal sebesar Rp 800. Beban diperlakukan
sebagai pengurang atas pendapatan, dengan demikian akan mengurangi modal. Dalam
persamaan akuntansi pengaruh penerimaan kas untuk jasa yang diberikan adalah sebagai
berikut:
AKTIVA
TRANSAKSI

Saldo Awal
(f)
Saldo Akhir

Kas
1.570
+ 800
2.370

KEWAJIBAN
Utang
Utang
Bank
Dagang

Perlengkapan

Kendaraan

65

7.400

5.000

35

65

7.400

5.000

35

MODAL
Modal
Wahyu
4.000
+800
4.800

Transaksi G (Pembayaran beban)


Beban yang dibayar selama sebulan adalah sebagai berikut: gaji sopir dan kernet Rp 175,
bensin Rp 50, makanan dan minuman sebesar Rp 25 dan serba-serbi Rp 50. Total beban adalah
Rp 300. Pengaruh transaksi ini adalah berkurangnya kas dan modal, seperti yang digambarkan
berikut ini:

TRANSAKSI
Kas

AKTIVA
Perlengkapan

Kendaraan

KEWAJIBAN
Utang
Utang

MODAL
Modal

Bank
Saldo Awal
(g) Gaji,
Bensin
Makan, Minum
Lain-Lain
Saldo Akhir

Dagang

2.370
-300

65

7.400

5.000

35

2.070

65

7.400

5.000

35

Wahyu
4.800
-175
-50
-25
-50
4.500

Transaksi H (Pengakuan beban)


Pada akhir bulan, nilai perlengkapan yang masih tersisa adalah Rp 25. Ini berarti sejumlah Rp
40 (Rp 65 - Rp 25) telah dipakai dalam kegiatan perusahaan. Pemakaian perlengkapan
untuk kegiatan usaha merupakan salah satu dari transaksi intern. Walaupun tidak
berhubungan dengan pihak luar, kejadian ini perlu dicatat. Pengurangan atas perlengkapan
dan modal sebesar Rp 40 ini digambarkan sebagai berikut:

AKTIVA
TRANSAKSI

Saldo Awal
(h)
Perlengkapan
Saldo Akhir

Kas

KEWAJIBAN
Utang
Utang
Bank
Dagang

MODAL
Modal
Wahyu

Perlengkapan

Kendaraan

2.070

65
-40

7.400

5.000

35

4.500
-40

2.070

25

7.400

5.000

35

4.460

Transaksi I (Pengembalian utang)


Ali Sahab mengangsur pinjaman kepada bank sebesar Rp 150. Pengaruh dari transaksi ini
adalah uang kas berkurang sebesar Rp 150 dan utang bank berkurang sejumlah yang sama. Akibat
dari transaksi ini terhadap persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
AKTIVA
TRANSAKSI

Kas

Perlengkapan

Saldo Awal
2.070 25
(i)
-150
Saldo Akhir
1.920 25
Transaksi J (Pengambilan pribadi)

Kendaraan
7.400
7.400

KEWAJIBAN
Utang
Utang
Bank
Dagang
5.000
-150
4.850

MODAL
Modal
Wahyu

35

4.460

35

4.460

Pada akhir bulan, Ali Sahab mengambil uang Rp 100 dari perusahaan untuk keperluan
pribadinya, Transaksi ini yang menyebabkan turunnya kas dan modal, adalah kebalikan dari
penanaman modal dalam perusahaan oleh pemilik. Pengambilan ini bukan merupakan beban
perusahaan dan tidak boleh dimasukkan pada waktu menetapkan laba bersih perusahaan.

Saldo awal dalam persamaan akuntansi, pengaruh pengambilan uang Rp 100 dan saldo
akhirnya, digambarkan sebagai berikut:
AKTIVA
TRANSAKSI

Saldo Awal
(j) prive
Saldo Akhir

Kas
1.920
-100
1820

KEWAJIBAN
Utang
Utang
Bank
Dagang

Perlengkapan

Kendaraan

25

7.400

4.850

35

25

7.400

4.850

35

MODAL
Modal
Wahyu
4.460
-100
4.360

Catatan-catatan yang dibuat PO Ali tersebut di atas diikhtisarkan dalam bentuk tabelaris
seperti terlihat pada Tabel 3-1. Setiap transaksi ditandai dengan huruf dan saldo tiap-tiap pos
diperlihatkan segera setelah terjadinya transaksi. Pengamatan berikut (yang berlaku untuk
semua jenis usaha) perlu diperhatikan:

Pengaruh setiap transaksi dapat dinyatakan dalam penambahan dan/atau pengurangan dua
atau lebih pos dalam persamaan akuntansi.
Persamaan akuntansi harus selalu seimbang.

LAPORAN KEUANGAN
Pada akhir bulan, Ali Sahab ingin mengetahui, apakah terjun dalam usaha dalam
pengangkutan merupakan jalan yang baik baginya. Untuk mengetahui hal ini ia harus dapat
menjawab tiga pertanyaan berikut:
1. Bagaimana hasil usaha saya selama sebulan terakhir ini (berapa laba yang saya
peroleh?).
2. Bagaimana posisi keuangan perusahaan saya pada akhir bulan ini? (Berapa
kekayaan yang tertanam dalam perusahaan dan dalam bentuk apa serta berapa
utang dan modal saya?).
3. Berapa modal saya telah bertambah selama sebulan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, PO Ali perlu membuat laporan
keuangan.
Laporan keuangan Lltama untuk sebuah perusahaan perseorangan adalah neraca
(balance sheet), laporan laba rugi (income statement), dan laporan perubahan modal
(statement of owners equity).
Informasi yang disajikan dalam tiap-tiap laporan, pada umumnya, akan tampak
seperti yang disajikan pada Tabel 3-2; Tabel 3-3, dan Tabel 3-4.

TRAN
SAKSI
A
B

Kas
+4.000
+5.000

AKTIVA
Perleng Kendar
kapan
aan

KEWAJIBAN
MODAL
KETERANGAN
Utang
Utang
Modal
Bank Dagang Wahyu
+4.000
Setoran Modal
+5.000
Perolehan pinjaman

Saldo
C
Saldo
D
Saldo
E
Saldo
F
Saldo
G
Saldo
H
Saldo
I
Saldo
J
Saldo

9.000
-7.400
1.600
+65
1.600 65
-30
1.570 65
+800
2.370 65
-300
2.070 65
-40
2.070 25
-150
1.920 25
-100
1.820 25

5.000
+7.400
7.400
7.400
7.400
7.400
7.400
7.400
7.400
7.400

4.000
Kendaraan

5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
5.000
-150
4.850
4.850

4.000
+65
65
-30
35
35
35
35

Perlengkapan
4.000
Bayar Utang
4.000
+800
4.800
-300
4.500
-40
4.460

Pend. jasa angkutan


Biaya-Biaya
Pengakuan Biaya
Pengembalian Utang

35
35

4.460
-100
4.360

Pengambilan Pribadi

Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu,
misalnya pada akhir bulan. Perhitungan rugi laba adalah ikhtisar pendapatan dan beban untuk suatu
jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan
atau satu tahun.
Laporan perubahan modal adalah ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama
jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Contoh laporan-laporan tersebut serta
hubungan antara ketiganya dilukiskan pada Tabei 3-2, Tabel 3-3, dan Tabel 3-4. Data untuk
laporan-laporan tadi diambil dari transaksi-transaksi PO Ali yang telah disajikan sebelumnya.
Pada setiap laporan keuangan harus dicantumkan nama perusahaan, nama laporan dan
tanggal atau jangka waktunya. Informasi yang disajikan dalam neraca adalah untuk suatu tanggal
tertentu; informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi dan laporan perubahan modal
adalah untuk suatu jangka waktu tertentu. Semua penggunaan tanda, judul, simbol satuan uang,
dan garis-garis tertentu dalam laporan keuangan harus disebutkan. Semua itu dikerjakan untuk
menekankan bagian-bagian tertentu pada berbagai laporan.
Laporan Laba Rugi; Pendapatan yang dihasilkan dan beban selama sebulan dicatat dalam
persamaan akuntansi sebagai penambahan dan pengurangan atas modal. Rincian laba bersih
sebesar Rp 460 dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Informasi yang terdapat dalam laporan
laba rugi dapat menjawab pertanyaan tentang hasil usaha perusahaan. Cara untuk menyajikan
beban-beban usaha dalam laporan laba rugi berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain.
Cara yang biasa dianut adalah menyusun beban-beban tersebut berdasarkan urutan besarnya,
dimulai dari beban yang paling besar jumlahnya. Beban serba-serbi biasanya ditempatkan
pada urutan yang paling akhir tanpa memandang besamya jumlah beban.
Neraca; Jumlah aktiva, kewajiban, dan modal PO Ali pada akhir bulan pertama kegiatannya
terlihat pada baris terakhir ikhtisar yang terlihat pada Tabel 3-1. Sedikit perubahan
dalam penyusunan dan tambahan judul akan menghasilkan neraca, seperti yang
digambarkan pada Tabel 3-2. Bentuk neraca seperti yang terlihat pada Tabel 3-2 (dimana
kewajiban dan modal disajikan di sebelah kanan aktiva) disebut bentuk akun (account
form) atau bentuk skontro. Bentuk lain, adalah dengan membuat daftar kewajiban

serta modal di sebelah bawah aktiva. Bentuk semacam ini disebut bentuk laporan
(report form) atau bentuk stafel. Informasi yang terdapat dalam neraca dapat menjawab
pertanyaan tentang posisi keuangan perusahaan. Adalah kebiasaan mencantumkan kas
sebagai unsur yang pertama dalam aktiva. Aktiva lain dicantumkan setelah kas sesuai dengan
urutan kemudahan aktiva tersebut ditukarkan menjadi uang tunai. Pada sisi kewajiban
dan modal, adalah menjadi kebiasaan untuk mencantumkan kewajiban terlebih dahulu, Baru
kemudian modal. Dalam neraca seperti yang digambarkan pada Tabel 3-2, kewajiban terdiri
dari utang bank dan utang dagang. Neraca dapat menjawab pertanyaan tentang posisi
keuangan.

Tabel 3.-2
Perusahaan Otolet Ali
Neraca
31 Januari 200A
AKTIVA
Kas
Perlengkapan
Kendaraan

Jumlah
Aktiva

1.820
25
7.400

9.245

KEWAJIBAN & MODAL


KEWAJIBAN
Utang Bank
Utang Dagang
Jumlah
Kewajiban
MODAL
Modal Wahyu
Jumlah
Kewajiban &
Modal

800
175
50
40
25
50

Laba Bersih

340
460

Tabel 3.-2
Perusahaan Otolet Ali
Laporan Perubahan Modal
Bulan Januari 200A
Modal Ali, 2 januari 200A
Laba bersih Sebulan
Pengambilan Prive

460
(100)

4.360
9.245

Tabel 3.-2
Perusahaan Otolet Ali
Laporan Laba Rugi
Bulan Januari 200A
Pendapatan Jasa Angkutan
Beban Usaha
Gaji
Bensin
Perlengkapan
Makanan & Minuman
Serba-Serbi

4.850
35
4..885

4.000

Penambahan Modal
Modal Ali 31 januari 200A

360
4.360

Laporan Perubahan Modal; Perbandingan antara modal permulaan sebesar Rp 4.000 dengan
modal dalam neraca akhir bulan sebesar Rp 4.360 menunjukkan adanya kenaikan sebesar Rp 360.
Penambahan ini disebabkan oleh dua perubahan penting yang terjadi atas modal selama jangka
waktu tersebut, yaitu: (1) Laba bersih sebesar Rp 460 dan (2) Pengambilan prive sebesar Rp
100. Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat dalam laporan perubahan modal pada Tabel 3-4.
Laporan ini merupakan penghubung antara kedua laporan utama lainnya. Informasi yang
terdapat di dalamnya dapat menjawab pertanyaan tentang pertambahan modal perusahaan serta
sebab-sebabnya.

Anda mungkin juga menyukai