Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Dasar Akuntansi Syariah”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi Syariah. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Akuntansi Syariah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Rarawahyuni, SEI., M.Si selaku dosen
mata kuliah Teori Akuntansi Syariah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Akuntansi Syariah................................................................................................................3
2.2 Teori dan Konsep Dasar Akuntansi Syariah............................................................................................3
2.3 Nilai dan Prinsip Akuntansi Syariah........................................................................................................8
2.4 Perbedaan Konsep Akuntansi Keuangan Syariah dan Akuntansi Keuangan Konvensional...................11
BAB III.......................................................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan hal penting dalam bisnis, sebab seluruh pengambilan keputusan
bisnis didasarkan informasi yang diperoleh dari akuntansi. Pada setiap tahapan pengambilan
keputusan keberadaan informasi mempunyai peranan penting, baik mulai dari proses
pemecahan persoalan, mencari alternative pemecahan persoalan, maupun memonitor
pelaksanaan keputusan yang diterapkan. Apabila proses tersebut dikaitkan dengan
operasionalisasi suatu perubahan, maka informasi akuntansi inilah yang akan sangat
dibutuhkan.
Pembicaraan akuntansi syariah (Islam), akhir-akhir ini semakin sering kita dengar,
baik didalam negeri maupun di luar negeri, walaupun keberadaan akuntansi syariah itu
sendiri seperti halnya dengan keberadaan sistem ekonomi islam masih dipertanyakan.
Pembicaraan semacam itu muncul karena ilmu akuntansi yang dipelajari sampai saat ini
masih tertuju dan merujuk pada sistem akuntansi Barat.
Kajian dan pembicaraan ekonomi Islam telah merebak ke seluruh dunia. Bersamaan
dengan itu, instrument instrument ekonomi yang bernafaskan Islam juga mulai
bermunculan. Sebagaimana diketahui lembaga keuangan merupakan instrument penting
hampir diseluruh sistem ekonomi di dunia. Dan keseluruhan aktivitas atau transaksi yang
terjadi dalam proses perbankan harus dilakukan pencatatan.
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan
wawasan kepada pembaca tentang teori dan konsep akuntansi islam serta perbedaanya
dengan akuntansi konvensional agar pembaca mengetahui dan mengerti apa itu akuntansi
islam yang sebenarnya.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhana, pengertian akuntansi syariah dapat dijelasakan melalui akar kata yang
dimilikinya yaitu akuntasi dan syariah. Definisi bebas dari akuntansi syariah dapat
dijelaskan melalui akar kata yang dimilikinya yaitu akuntansi dan syariah. Definisi bebas
akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan,
penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan
keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Definisi bebas dari syariah
adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam
menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai
proses akuntansi atas transaksi – transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
Allah SWT. Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang
harus dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang
sesuai dengan syariah jika transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak
sesuai denga syariah. (Nurhayati, Wasilah, 2012)
Kalau kita cermati QS. Al – Baqarah ayat 282, Allah memerintahkan untuk melakukan
penulisan secara benar atas segala transaksi yang pernah terjadi selana melakukan
muamakah. Daro hasil penulisan tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk
menentukan apa yang akan diperbuat oleh seseorang.
Akuntansi syariah, menurut Triyuwono dan Gaffikin (1996) dikatakan, merupakan salah
satu upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam bentuk yang humanis dan sarat
nilai. Muhamad mengatakan (2000) tujuan diciptakannya akuntansi syariah adalah
terciptaanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transendental, dan
teleologikal. (p.7)
4
Karena tujuan utama syariah adalah penerapan keadilan dalam masyarakat
seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan (selanjutnya mencegah)
setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidakadilan dalam
masyarkat.
e. Melaporkan dengan baik
Peranan perusahaan dianggap pada dasarnya bertanggung jawab kepada
masyarkat secara keseluruhan. Nilai sosial ekonomi Islam hrus diikuti dan
dianjurkan. Informasi akuntansi haarus berada dalam posisi terbaik untuk
melaporkan hal ini.
f. Perubahan dalam praktik akuntansi
Peranan akuntansi yang demikian luas dalam kerangka Islam memerlukan
perubahan yang sesuai dan cepat dalam praktik akuntaanssi saat ini. Akuntansi
harus mampu bekerja sama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk
mengikuti perubahan ini. (Muslim, 2015)
5
diharapkan dapat menyediakan informasi keeuangan, terutama yang
dapat menggambarkan posisi keuangan secara keseluruhan suatu unit
uaha. Dalam menjawab keinginan tersebut, akuntansi menyediakan
laporan keuangan berupa neraca. Adapun laba dan rugi tersirat pada
kenaikan atau penurunan aktiva.
c. Teori dana (fund)
Satuan usaha sebagai satuan yang terdiri atas sumber ekonomi (dana) dan
kewajiban yang berangkutan dengan pemakaian dana (aktiva = dana/batasan
aktiva). Teori ini menekankan bahwa akuntansi diharapkan dapat
menyediakan informasi keuangan terutama yang dapat menggambarkan
sumber dan penggunan modal kerja suatu unit usaha. Dalam menjawab
keinginan tersebut, akuntansi menyediakan laporan keuangan yang berupa
laporan perubahan posisi keuangan dan laporan perubahan modal kerja atau
laporan arus kas. (Muslim, 2015, p.40)
Konsep Dasar Akuntansi Syari’ah, Prinsip filosofis ini perlu diturunkan lagi ke
dalam bentuk yang lebih konkret yang akan digunakan sebagai dasar pembentukan
teori akuntansi syari’ah, yaitu konsep dasar akuntansi syari’ah. Seperti dijelaskan
Triyuwono (2004), bahwa konsep dasar bangunan teoretis akuntansi syari’ah,
meliputi instrumental dan socio-economic, critical dan justice, all-inclussive dan
ethical dan holistic-welfare.
Dari prinsip filosofis humanis, menurut Triyuwono (2002c), kita dapat
menurunkan konsep dasar instrumental dan socio-economic. Konsep dasar
instrumental ini diperoleh dengan dasar pemikiran bahwa akuntansi syari’ah
merupakan instrumen yang dapat dipraktikkan di dalam dunia nyata. Konsep dasar ini
tidak sekedar digunakan untuk membentuk teori dan berhenti pada teori itu sendiri,
tetapi juga masuk pada tingkat praktik yang benar-benar dibutuhkan dalam dunia
nyata. Instrumen dalam konteks ini sangat fleksibel dan humanis tidak sebagaimana
kita memahami instrumen dalam pengertian mesin yang terbuat dari besi yang kaku
dan tidak manusiawi. Dengan demikian, instrumen ini sangat sarat dengan nilai-nilai
masyarakat yang membangun dan mempraktikkannya. Implikasinya adalah bahwa
masyarakat yang mempraktikkannya. Konsep dasar socio-economic mengindikasikan
bahwa teori akuntansi syari’ah tidak membatasi wacana yang dimilikinya pada
transaksi-transaksi ekonomi saja, tetapi juga mencakup “transaksi-transaksi sosial.”
“Transaksi sosial” di sini meliputi “transaksi” yang menyangkut aspek sosial, mental
6
dan spiritual dari sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis (Mathews, 1993 dalam
Triyuwono, 2002c).
7
sangat besar dalam perubahan-perubahan signifikan dalam masyarakat. Intuisi inilah
sebetulnyayang merupakan instrumen ajaib yang dapat melahirkan inovasi-inovasi
yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Jadi bukan suatu hal yang aneh, bila dalam
konstruksi teori akuntansi syari’ah, intuisi merupakan instrumen yang sangat penting
yang kemudian disinergikan dengan instrumen rasional manusia.
Selanjutnya dari prinsip filosofis teleologikal, menurut Triyuwono (2002) kita
mendapatkan konsep dasar ethical dan holistic welfare. Ethical merupakan konsep
dasar yang dihasilkan dari konsekuensi logis keinginan kembali kepada Tuhan dalam
keadaan tenang dan suci. Untuk itu, seseorang harus mengikuti hukum-hukum-Nya
(sunatullah) yang mengatur baik-buruk, benar-salah, dan adil-zalim. Singkatnya, teori
akuntansi syari’ah dibangun berdasarkan nilai-nilai etika Islam.
Konsekuensi dari penggunaan nilai-nilai etika Islam dalam konstruksi
akuntansi syari’ah adalah diakuinya bahwa kesejahteraan yang menjadi salah satu
aspek akuntansi syari’ah tidak terbatas pada kesejahteraan materi saja, tetapi juga
kesejahteraan non-materi. Jadi yang dimaksud dengan kesejahteraan di sini adalah
kesejahteraan yang utuh (holistic welfare). Ini tentu sangat berbeda dengan teori
akuntansi modern. Teori akuntansi modern hanya berorientasi pada kesejahteraan
materi (Triyuwono, 2002c).
Nilai Islam dalam akuntansi maksudnya adalah apakah Comprehensive Accounting itu
mempunyai kelengkapan yang sama atau seusai dengan tujuan dan hakikat dan nilai
Islam. Nilai islam dalam konteks ini dimaksudkan sebagai tata nilai yang antara lain
bersifat keadilan, pertanggungjawaban, dan kebenaran (dalam pencatatan).
Muhammad (2002) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Auntansi, konsep adanya
sistem syariah dapat dijadikan sebagai nilai dasar dalam pembangunan kerangka
konseptual sistem akuntansi syariah, rancangannya yaitu sebagai berikut :
10
Peranan akuntansi yang demikian luas dalam kerangka Islam memerlukan
perubahan yang sesuai dan cepat dalam praktik akuntaanssi saat ini. Akuntansi
harus mampu bekerja sama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk
mengikuti perubahan ini. (Muslim, 2015).
Diantara tujuan terpenting dari akuntansi keuangan dalam Islam adalah menjaga harta
yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan, membantu mengarahkan
kebijaksanaan, memerinci hasil usaha untuk perhitungan zakat, penentuan hak mitra
bisnis, dan membantu dalam menetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian
evaluasi kerja dan motivasi. Sementara tujuan akuntansi keuangan konvensiaonal
diantaranya untyk menjelaskan utang dan piutang, untung dan rugi, sentral moneter,
dan membantu dalam mengambil ketetapan manajemen.
Dengan demikian, terdapat persamaan dalam beberapa tujuannya. Hal ini
menunjukkan keutamaan Islam yang lebih dahulu meletakkan dasar-dasar pokok
11
akuntansi. Akan tetapi, akuntansi syariah lebih difokuskan untuk membantu individu-
individu dalam mengaudit transaksi-transaksinya, dan untuk membantu kelompok
masyarakat untuk melakukan muhasabah yang ditangani oleh seorang hakim. Bahkan,
akuntansi dapat membantu dalam laporan dakwah pada kebaikan, seperti amar ma’ruf
nahi mungkar. Semua itu tidak terdapat dalma akuntansi konvensional.
12
Islam sebagai ilmu yang telah mapan belum terwujud sehingga berbagai paradigma
masih tetap menggunakan konsep akuntansi konvensional yang dinilai blum
sepenuhnya seirama dengan sifat dan nilai-nilai syariaat yang diyakini (Siti Murtiyani,
2012 : 1-3).
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Akuntansi syariah, menurut Triyuwono dan Gaffikin (1996) dikatakan,
merupakan salah satu upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam bentuk
yang humanis dan sarat nilai. Tujuan diciptakannya akuntansi syariah adalah
terciptaanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transendental, dan teleologikal. (Muhamad, 2000, p.7)
Teori akuntansi merupakan seperangkat konsep, definsi, dalil dan pragmatis,
yang merupakan kerangka referensi umum dalam bidang akuntansi. Teori akuntansi
mempunyai fungsi sebagai acuan umum untuk menilai praktik akuntanssi dan
penuntutan perkembangan praktik dan prosedur akuntansi baru. Adapun konsep
teoritis akuntansi merupakan pernyataan atau aksioma yang terbukti dengan
sendirinya, yang diterima berdasarkan kesesuaiannya denga tujuan laporan keuangan,
yang menggambarkan lingkungan perekonomian yang bebas dan mengakui hak milik
pribadi/ swasta. Konsep teoritis akuntansi terdiri atas teori kepemilikan, teori kesatuan
dan teori dana. Seperti dijelaskan Triyuwono (2004), bahwa konsep dasar bangunan
teoretis akuntansi syari’ah, meliputi instrumental dan socio-economic, critical dan
justice, all-inclussive dan ethical dan holistic-welfare. Konsep dasar instrumental ini
diperoleh dengan dasar pemikiran bahwa akuntansi syari’ah merupakan instrumen
yang dapat dipraktikkan di dalam dunia nyata.
Nilai Islam dalam akuntansi maksudnya adalah apakah Comprehensive
Accounting itu mempunyai kelengkapan yang sama atau seusai dengan tujuan dan
hakikat dan nilai Islam. Nilai islam dalam konteks ini dimaksudkan sebagai tata nilai
yang antara lain bersifat keadilan, pertanggungjawaban, dan kebenaran (dalam
pencatatan). Harahap dalam bukunya Akuntansi Islam (2001) menyebutkan beberapa
nilai-nilai tersebut diatas akan menjadi lengkap dengan adanya prinsip-prinsip umum
akuntansi syariah dibawah ini yang menjadi dasar universal dalam operasional
akuntansi syariah, yaitu prinsip pertanggung jawaban, prinsip keadilan, prinsip
kebenaran.
Perbedaan akuntansi islam dengan akuntansi konvensional paling mencolok
terdapat dalam penulisan jurnalnya. Karena dalam akuntansi islam penulisan
14
jurnalnya lebih banyak akad – akadnya dan itu tidak terdapat dalam pencatatan
akuntansi konvemsional.
15
Daftar Pustaka
Muslim, Sarip. 2015. “Akuntansi Keuangan Syariah: Teori dan Praktik”. Bandung Pustaka
setia.
Triyuwono, Iwan. 2006. “Menyibak Akuntansi Syariah”,Yogyakarta : kreasi wacana
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. “Akuntansi Islam”. Jakarta : Bumi Aksara.
Muhammad. 2002. “Pengantar Akuntansi Syari’ah”. Jakarta: Salemba Empat.
Muhamad. 2000. “Prinsip – Prinsip Akuntansi dalam Al – Quran”. Yogyakarta: UII Press.
Suwiknyo, Dwi. 2010. “Pengantar Akuntansi Syariah”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Adnan, M. Akhyar. 2005. “Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantangannya”.
Yogyakarta: UII Press.
Adnan, M. Akhyar. 1996. “Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantangannya”.
Yogyakarta: UII Press.
Furywardhana, Firdaus. 2009. “Akuntansi Syariah: Mudah dan Sederhana dalam Penerapan
di Lembaga Keuangan Syariah”. Yogyakarta: PPPS.
Nurhayati, Wasilah. 2012. “Akuntansi Syariah di Indonesia”. Jakarta: Salemba Empat.
16