Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DASAR AKUNTANSI SYARIAH

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Teori Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu : Ika Rarawahyuni, SEI., M.Si

Disusun Oleh :

Wini Septiani 200110004

Silvia Husnah 200110015

Popy Nurpalah 200110028

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) AL-ISHLAH CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Dasar Akuntansi Syariah”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi Syariah. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Akuntansi Syariah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Rarawahyuni, SEI., M.Si selaku dosen
mata kuliah Teori Akuntansi Syariah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cirebon, 26 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Akuntansi Syariah................................................................................................................3
2.2 Teori dan Konsep Dasar Akuntansi Syariah............................................................................................3
2.3 Nilai dan Prinsip Akuntansi Syariah........................................................................................................8
2.4 Perbedaan Konsep Akuntansi Keuangan Syariah dan Akuntansi Keuangan Konvensional...................11
BAB III.......................................................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi merupakan hal penting dalam bisnis, sebab seluruh pengambilan keputusan
bisnis didasarkan informasi yang diperoleh dari akuntansi. Pada setiap tahapan pengambilan
keputusan keberadaan informasi mempunyai peranan penting, baik mulai dari proses
pemecahan persoalan, mencari alternative pemecahan persoalan, maupun memonitor
pelaksanaan keputusan yang diterapkan. Apabila proses tersebut dikaitkan dengan
operasionalisasi suatu perubahan, maka informasi akuntansi inilah yang akan sangat
dibutuhkan.
Pembicaraan akuntansi syariah (Islam), akhir-akhir ini semakin sering kita dengar,
baik didalam negeri maupun di luar negeri, walaupun keberadaan akuntansi syariah itu
sendiri seperti halnya dengan keberadaan sistem ekonomi islam masih dipertanyakan.
Pembicaraan semacam itu muncul karena ilmu akuntansi yang dipelajari sampai saat ini
masih tertuju dan merujuk pada sistem akuntansi Barat.
Kajian dan pembicaraan ekonomi Islam telah merebak ke seluruh dunia. Bersamaan
dengan itu, instrument instrument ekonomi yang bernafaskan Islam juga mulai
bermunculan. Sebagaimana diketahui lembaga keuangan merupakan instrument penting
hampir diseluruh sistem ekonomi di dunia. Dan keseluruhan aktivitas atau transaksi yang
terjadi dalam proses perbankan harus dilakukan pencatatan.
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan
wawasan kepada pembaca tentang teori dan konsep akuntansi islam serta perbedaanya
dengan akuntansi konvensional agar pembaca mengetahui dan mengerti apa itu akuntansi
islam yang sebenarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari akuntansi syariah?


2. Bagaimana teori dan konsep dasar akuntansi syariah?
3. Bagaimana nilai dan prinsip akuntansi syariah?
4. Bagaimana perbedaan akuntansi keuangan syariah dengan konvensional?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi Syariah


2. Untuk memahami teori dan konsep dasar akuntansi Syariah
3. Untuk mengetahui nilai dan prinsip akuntansi Syariah
4. Untuk memahami perbedaan akuntansi keuangan syariah dengan akuntansi
konvensional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Syariah

Secara sederhana, pengertian akuntansi syariah dapat dijelasakan melalui akar kata yang
dimilikinya yaitu akuntasi dan syariah. Definisi bebas dari akuntansi syariah dapat
dijelaskan melalui akar kata yang dimilikinya yaitu akuntansi dan syariah. Definisi bebas
akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan,
penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan
keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Definisi bebas dari syariah
adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam
menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai
proses akuntansi atas transaksi – transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
Allah SWT. Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang
harus dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang
sesuai dengan syariah jika transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak
sesuai denga syariah. (Nurhayati, Wasilah, 2012)
Kalau kita cermati QS. Al – Baqarah ayat 282, Allah memerintahkan untuk melakukan
penulisan secara benar atas segala transaksi yang pernah terjadi selana melakukan
muamakah. Daro hasil penulisan tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk
menentukan apa yang akan diperbuat oleh seseorang.
Akuntansi syariah, menurut Triyuwono dan Gaffikin (1996) dikatakan, merupakan salah
satu upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam bentuk yang humanis dan sarat
nilai. Muhamad mengatakan (2000) tujuan diciptakannya akuntansi syariah adalah
terciptaanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transendental, dan
teleologikal. (p.7)

2.2 Teori dan Konsep Dasar Akuntansi Syariah

1. Pemikiran teori dan konsep akuntansi


Gambling dan Karim meyatakan, karena islam memilki syariah yang dioathui semua
umatnya, wajarlah bahwa masyarakatnya memiliki lembaga keuangan dn akuntasinya
3
yang disahkan melalui pembuktikan sendiri sesuai dengan landasan agama. (Harahap,
1992).
Toshikabu Hayashi (1989) dalam tesisnya yang berjudul On Islamic Accounting,
membahas dan mengakui keberadaan akuntansi islam. Menurutnya, akuntansi Barat
memiliki sifat yang berpedoman pada filsafat kapitalisme. Sifat-sifat akuntnasi Barat
ini kehilangan arah apabila dihubungkan dengan aspek etika dan sosial dan bebas
nilai. Adapun dalam akuntansi islam terhadap meta rule yang berada diluar konsep
akuntansi yang harus dipatuhinya, yaitu hokum syariah yang berasal dari Tuhan yang
bukan ciptaan manusia.

Menurutnya, akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yang menuntut


agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Konsep akuntansi
telah ada dalam sejarah Islam yang sangat berbeda dengan konsep konvensional
sekarang. Ia menerjemahkan akuntansi sebagai “muhasabah”. Kemudian, iaa
menjelaskan bahwa dalam konsep Islam terdapat pertanggungjawaban diakhirat, yaitu
setiap orang akan mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Allah SWT.
dan Allah SWT. memiliki akuntan (Rakib Atid) yang mencatat semua tidakan
manusia, bukan hanya dalam bidang ekonomi, melainkan juga bidang sosial dalam
pelaksanaan hokum syariah lainnya.
Menurut Muhammad Akram Khan (Harahap ,1992) merumuskan sifat akuntansi
Islam, yaitu sebagai berikut :
a. Penentuan laba rugi yang tepat
Walapun penentuan laba rugi bersifat subjektif dan bergantung paa nilai,
rinsip kehati-hatian harus diutamakanagar tercapai hasil yang bijaksana (atau
dalam islam sesuai dengan syariat) dan konsisten sehingga dapat menjamin
bahwa kepentingan semua pihak pemakai laporan dilindungi.
b. Mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan
Sistem akuntansi harus mampu memberikan standard berdasarkan hokum
sejarah untuk menjamin bahwa manajemen mengikuti kebijaksanaan yang baik.
c. Ketaatan pada hokum syariah
Setiap lativitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal
haramnya. Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk menentukan
berlanjut tidaknya suatu perusahaan.
d. Keterkaitaan pada keadilan

4
Karena tujuan utama syariah adalah penerapan keadilan dalam masyarakat
seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan (selanjutnya mencegah)
setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidakadilan dalam
masyarkat.
e. Melaporkan dengan baik
Peranan perusahaan dianggap pada dasarnya bertanggung jawab kepada
masyarkat secara keseluruhan. Nilai sosial ekonomi Islam hrus diikuti dan
dianjurkan. Informasi akuntansi haarus berada dalam posisi terbaik untuk
melaporkan hal ini.
f. Perubahan dalam praktik akuntansi
Peranan akuntansi yang demikian luas dalam kerangka Islam memerlukan
perubahan yang sesuai dan cepat dalam praktik akuntaanssi saat ini. Akuntansi
harus mampu bekerja sama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk
mengikuti perubahan ini. (Muslim, 2015)

2. Konsep Teoritis Akuntansi dan Konsep dasar Akuntansi Syariah


Teori akuntansi merupakan seperangkat konsep, definsi, dalil dan pragmatis,
yang merupakan kerangka referensi umum dalam bidang akuntansi. Seperti teori pada
umunya, teori akuntansi mempunyai fungsi sebagai acuan umum untuk menilai
praktik akuntanssi dan penuntutan perkembangan praktik dan prosedur akuntansi
baru. Adapun konsep teoritis akuntansi merupakan pernyataan atau aksioma yang
terbukti dengan sendirinya, yang diterima berdasarkan kesesuaiannya denga tujuan
laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan perekonomian yang bebas dan
mengakui hak milik pribadi/ swasta. Konsep teoritis akuntansi terdiri atas sebagai
berikut :
a. Teori kepemillikan (proprietory)
Menentukan dan menganalisis kekayaan neto pemilik (aktiva - utang =
modal). Teori ini menekannkan bahwa akuntansi diharapkan dapat
menyediakan informasi keuangan, terutama untuk pemilik unti usaha. Dalam
menjawab keinginan tersebut, akuntansi menyediakan laporan keuangan
berupa laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan.
b. Teori kesatuan (entity)

Kesatuan usaha yang menjadi perhatian akuntansi bahwa pemilik


(aktiva = utang - modal). Teori ini menekankan bahwa akuntansi

5
diharapkan dapat menyediakan informasi keeuangan, terutama yang
dapat menggambarkan posisi keuangan secara keseluruhan suatu unit
uaha. Dalam menjawab keinginan tersebut, akuntansi menyediakan
laporan keuangan berupa neraca. Adapun laba dan rugi tersirat pada
kenaikan atau penurunan aktiva.
c. Teori dana (fund)
Satuan usaha sebagai satuan yang terdiri atas sumber ekonomi (dana) dan
kewajiban yang berangkutan dengan pemakaian dana (aktiva = dana/batasan
aktiva). Teori ini menekankan bahwa akuntansi diharapkan dapat
menyediakan informasi keuangan terutama yang dapat menggambarkan
sumber dan penggunan modal kerja suatu unit usaha. Dalam menjawab
keinginan tersebut, akuntansi menyediakan laporan keuangan yang berupa
laporan perubahan posisi keuangan dan laporan perubahan modal kerja atau
laporan arus kas. (Muslim, 2015, p.40)
Konsep Dasar Akuntansi Syari’ah, Prinsip filosofis ini perlu diturunkan lagi ke
dalam bentuk yang lebih konkret yang akan digunakan sebagai dasar pembentukan
teori akuntansi syari’ah, yaitu konsep dasar akuntansi syari’ah. Seperti dijelaskan
Triyuwono (2004), bahwa konsep dasar bangunan teoretis akuntansi syari’ah,
meliputi instrumental dan socio-economic, critical dan justice, all-inclussive dan
ethical dan holistic-welfare.
Dari prinsip filosofis humanis, menurut Triyuwono (2002c), kita dapat
menurunkan konsep dasar instrumental dan socio-economic. Konsep dasar
instrumental ini diperoleh dengan dasar pemikiran bahwa akuntansi syari’ah
merupakan instrumen yang dapat dipraktikkan di dalam dunia nyata. Konsep dasar ini
tidak sekedar digunakan untuk membentuk teori dan berhenti pada teori itu sendiri,
tetapi juga masuk pada tingkat praktik yang benar-benar dibutuhkan dalam dunia
nyata. Instrumen dalam konteks ini sangat fleksibel dan humanis tidak sebagaimana
kita memahami instrumen dalam pengertian mesin yang terbuat dari besi yang kaku
dan tidak manusiawi. Dengan demikian, instrumen ini sangat sarat dengan nilai-nilai
masyarakat yang membangun dan mempraktikkannya. Implikasinya adalah bahwa
masyarakat yang mempraktikkannya. Konsep dasar socio-economic mengindikasikan
bahwa teori akuntansi syari’ah tidak membatasi wacana yang dimilikinya pada
transaksi-transaksi ekonomi saja, tetapi juga mencakup “transaksi-transaksi sosial.”
“Transaksi sosial” di sini meliputi “transaksi” yang menyangkut aspek sosial, mental
6
dan spiritual dari sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis (Mathews, 1993 dalam
Triyuwono, 2002c).

Dari derivasi prinsip filosofis emansipatoris, lanjut Triyuwono (2002c), kita


mendapatkan konsep dasar crtical dan justice. Konsep dasar critical memberikan
dasar pemikiran bahwa konstruksi teori akuntansi syari’ah tidak bersifat dogmatis dan
eksklusif. Sikap kritis mengindikasikan bahwa kita dapat menilai secara rasional
kelemahan dan kekuatan akuntansi modern. Dan berdasarkan penilai kritis ini dapat
dibangun teori akuntansi yang lebih baik dari sebelumnya. Sebagai contoh, kita dapat
melihat bahwa teori akuntansi modern memiliki kelemahan pada aspek penekanan
ekonomi (materi) yang sangat tinggi, sehingga menimbulkan efek pada tersingkirnya
(atau tertindasnya) aspek-aspek non-materi (non-ekonomi). Aspek yang tersingkir
atau tertindas ini, dengan menggunakan konsep dasar critical, diangkat atau
dibebaskan untuk kemudian didudukkan dalam posisi yang adil sebagaimana
memosisikan aspek materi. Jadi, ksalau kita lihat, posisi aspek materi dan non-materi
pada teori akuntansi modern didudukkan pada posisi yang tidak adil. Oleh karena itu,
dengan konsep dasar keadilan, aspek-aspek penting dalam akuntansi akan didudukkan
secara adil.
Kemudian berikutnya, menurut Triyuwono (2002c), adalah prinsip filosofis
transendental. Dari prinsip ini kita akan mendapatkan konsep dasar all-inclusive dan
rational-intuitive. Konsep dasar all-inclusive memberikan dasar pemikiran bahwa
konstruksi teori akuntansi syari’ah bersifat terbuka. Artinya, tidak menutup
kemungkinan teori akuntansi syari’ah akan mengadopsi konsep-konsep dari akuntansi
modern, sepanjang konsep tersebut selaras dengan nilai-nilai Islam. Secara implisit,
konsep ini mengarahkan kita pada pemikiran bahwa substansi lebih penting daripada
bentuk.
Konsep dasar rational-intuitive lanjut Triyuwono (2002c) mengindikasikan
bahwa secara epistemologi, konstruksi teori akuntansi syari’ah memadukan kekuatan
rasional dan intuisi manusia. Konsep ini tentunya sangat berbeda dengan konsep teori-
teori modern. Teori-teori modern (termasuk akuntansi) mendudukkan rasio pada
posisi sentral dan sebaliknya menyingkirkan intuisi dalam proses kontruksi teori.
Intuisi, bagi proponen teori modern, berada di luar domain ilmu pengetahuan yang
rasional. Oleh karena itu, intuisi manusia tidak dapat dilibatkan dalam konstruksi ilmu
pengetahuan. Namun dalam kenyataannya, intuisi manusia memiliki kekuatan yang

7
sangat besar dalam perubahan-perubahan signifikan dalam masyarakat. Intuisi inilah
sebetulnyayang merupakan instrumen ajaib yang dapat melahirkan inovasi-inovasi
yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Jadi bukan suatu hal yang aneh, bila dalam
konstruksi teori akuntansi syari’ah, intuisi merupakan instrumen yang sangat penting
yang kemudian disinergikan dengan instrumen rasional manusia.
Selanjutnya dari prinsip filosofis teleologikal, menurut Triyuwono (2002) kita
mendapatkan konsep dasar ethical dan holistic welfare. Ethical merupakan konsep
dasar yang dihasilkan dari konsekuensi logis keinginan kembali kepada Tuhan dalam
keadaan tenang dan suci. Untuk itu, seseorang harus mengikuti hukum-hukum-Nya
(sunatullah) yang mengatur baik-buruk, benar-salah, dan adil-zalim. Singkatnya, teori
akuntansi syari’ah dibangun berdasarkan nilai-nilai etika Islam.
Konsekuensi dari penggunaan nilai-nilai etika Islam dalam konstruksi
akuntansi syari’ah adalah diakuinya bahwa kesejahteraan yang menjadi salah satu
aspek akuntansi syari’ah tidak terbatas pada kesejahteraan materi saja, tetapi juga
kesejahteraan non-materi. Jadi yang dimaksud dengan kesejahteraan di sini adalah
kesejahteraan yang utuh (holistic welfare). Ini tentu sangat berbeda dengan teori
akuntansi modern. Teori akuntansi modern hanya berorientasi pada kesejahteraan
materi (Triyuwono, 2002c).

2.3 Nilai dan Prinsip Akuntansi Syariah

Nilai Islam dalam akuntansi maksudnya adalah apakah Comprehensive Accounting itu
mempunyai kelengkapan yang sama atau seusai dengan tujuan dan hakikat dan nilai
Islam. Nilai islam dalam konteks ini dimaksudkan sebagai tata nilai yang antara lain
bersifat keadilan, pertanggungjawaban, dan kebenaran (dalam pencatatan).
Muhammad (2002) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Auntansi, konsep adanya
sistem syariah dapat dijadikan sebagai nilai dasar dalam pembangunan kerangka
konseptual sistem akuntansi syariah, rancangannya yaitu sebagai berikut :

3. Menunjukan perlunya sistem akuntansi alternatif bagi orang Islam dengan


menguji secara kritis sistem akuntasni konvensional yang dikembangkan
berdasarkan pada nilai barat
4. Memberikan suatu pemahaman konsep dasar akuntansi syariah yang didasarkan
pada syariat Islam
5. Mengusulkan kerangka konseptual akuntansi syariah dan implikasinya terhadap
8
peran akuntan muslim

Harahap dalam bukunya Akuntansi Islam (2001) menyebutkan beberapa nilai-nilai


tersebut diatas akan menjadi lengkap dengan adanya prinsip-prinsip umum akuntansi
syariah dibawah ii yang menjadi dasar universal dalam operasional akuntansi syariah,
yaitu :.
a. Prinsip Pertanggungjawaban
Merupakan suatu konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat
muslim. Pertanggungjawabaan selalu berkaitan dengan konsep amanah. Karena
bagi kaum muslimin, persoalan amanah adalah hasil transaksi manusia dengan
sang kholiq mulai dari awal kandungan hingga ia kembali lagi padaNya. Sebab
Allah SWT menciptakan manusia sebagai kholifah dimuka bumi dan inti dari
kekholifahan itu ialah menjalankan atau menunaikan amanah. Jadi implikasi
dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik
bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban atas apa yang telah
diamanahkan dan yang diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait pada dirinya,
wujudnyaa bisa berbentuk laporan akuntansi
b. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan tidak saja berupa nilai yang sangat penting dalam etika
kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara melekat
dalam diri setiap manusia. Keadilan dalam konteksaplikasi dalam akuntansi
mengandung dua perngertian, yaitu : pertama, berkaitan dengan praktik moral
yaitu kejujuran, yang merupakan fakta yang sangat dominan. Tanpa kejujuran
ini, informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan
masyarkat. Kedua, kata adil bersifat fundamental (dan tetap berpijak pada nilai-
nilai etika/syariah dan moral).
c. Prinsip Kebenaran
Prinsip keadilan dalam akuntansi ini jika dilakukan dengan baik maka akan
dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan
transaksi-transaksi ekonomi.

Akuntansi merupakan suatu bentuk pencatatan yang ditunjukkan untuk memberikan


keteranga-keterangan sebagai informasi keadaan keuangan maka hal inilah yang
dinjurkan islam agar mencatat setiap transaksi agar tidak menimbulkan kecurigaan antara
kedua belah pihak. Adapun tujuan pencatatan diantaranya : pertanggungjawabaan atau
9
bukti adanya transaksi, penentuan pendapatan, informasi yang digunakan dalam proses
pengambilan keputusan, dan sebagai alat penyaksian yang akan dipergunakan dikemudian
hari, dll. (Harahap, 1997)
Menurut Sofyan Syafri Harahap (1991) bahwa akuntansi islam itu sudah pasti ada,
karena Ia menggunakan metode perbandingan antara konsep syariat islam yang relevan
dengan akuntansi dengan konsep dan cirri kontemporer (dalan nuansa komperhensif) itu
sendiri. Sehingga Dia simpulkan bahawa nila-nilai Islam dalam akuntansi dan akuntansi
ada dalam struktur hokum dan muamalat Islam.
Adapun menurut Muhammad Akram Khan (Harahap ,1992) merumuskan sifat
akuntansi Islam, yaitu sebagai berikut :

i. Penentuan laba rugi yang tepat


Walapun penentuan laba rugi bersifat subjektif dan bergantung paa nilai, rinsip
kehati-hatian harus diutamakanagar tercapai hasil yang bijaksana (atau dalam
islam sesuai dengan syariat) dan konsisten sehingga dapat menjamin bahwa
kepentingan semua pihak pemakai laporan dilindungi.
ii. Mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan
Sistem akuntansi harus mampu memberikan standard berdasarkan hokum
sejarah untuk menjamin bahwa manajemen mengikuti kebijaksanaan yang baik.
iii. Ketaatan pada hokum syariah
Setiap lativitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal haramnya.
Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk menentukan berlanjut
tidaknya suatu perusahaan.
iv. Keterkaitaan pada keadilan
Karena tujuan utama syariah adalah penerapan keadilan dalam masyarakat
seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan (selanjutnya mencegah)
setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidakadilan dalam
masyarkat.
v. Melaporkan dengan baik
Peranan perusahaan dianggap pada dasarnya bertanggung jawab kepada
masyarkat secara keseluruhan. Nilai sosial ekonomi Islam hrus diikuti dan
dianjurkan. Informasi akuntansi haarus berada dalam posisi terbaik untuk
melaporkan hal ini.
vi. Perubahan dalam praktik akuntansi

10
Peranan akuntansi yang demikian luas dalam kerangka Islam memerlukan
perubahan yang sesuai dan cepat dalam praktik akuntaanssi saat ini. Akuntansi
harus mampu bekerja sama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk
mengikuti perubahan ini. (Muslim, 2015).

2.4 Perbedaan Konsep Akuntansi Keuangan Syariah dan Akuntansi Keuangan


Konvensional

1. Perbedaan dari Segi Pengertian


Pengertian akuntansi keuangan menurit Islam lebih mengarah pada pembukuan,
pendataan, kerja dan usaha, serta perhitungan dan perdebatan (tanya jawab)
berdasarkan syarat-syarat yang telah disepakati. Selnajuttunya penentuan imbalan
yang meliputi semua tindakan dan pekerjaan, baik yang berhubungan dengan
keduniaan maupun keakhiratan. Oleh sebab itu, muhasabah dalam Islam memiliki dua
arti, yaitu perhitungan dan paembukuan keuangan. Adapun arti akuntansi yang
berkembang dalam konsep positif (konvensiaonal) adalah sekitar pengumpulan dan
pembukuan, penelitian tentang keteranga-keterangan dari berbagai macam aktivitas.
Arti muhasabah (akuntansi) dalam Islam lebih umum dan lenih luas
jangkauannya, yang meliputi perhitungan dari segi moral dan perhitungan akhirat.
Dalam preaktiknya setiap aktivitas muamalah adanya unsur pertanggungjawaban
(responbilitiy) dari bunan vertikal (hubungan antara manusia dengan Alkah
SWT./hablun.minallah) dan hubungan horizontal (hubungan sesama manusia/hablun-
minannas).

2. Perbedaan dari Segi Tujuan

Diantara tujuan terpenting dari akuntansi keuangan dalam Islam adalah menjaga harta
yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan, membantu mengarahkan
kebijaksanaan, memerinci hasil usaha untuk perhitungan zakat, penentuan hak mitra
bisnis, dan membantu dalam menetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian
evaluasi kerja dan motivasi. Sementara tujuan akuntansi keuangan konvensiaonal
diantaranya untyk menjelaskan utang dan piutang, untung dan rugi, sentral moneter,
dan membantu dalam mengambil ketetapan manajemen.
Dengan demikian, terdapat persamaan dalam beberapa tujuannya. Hal ini
menunjukkan keutamaan Islam yang lebih dahulu meletakkan dasar-dasar pokok
11
akuntansi. Akan tetapi, akuntansi syariah lebih difokuskan untuk membantu individu-
individu dalam mengaudit transaksi-transaksinya, dan untuk membantu kelompok
masyarakat untuk melakukan muhasabah yang ditangani oleh seorang hakim. Bahkan,
akuntansi dapat membantu dalam laporan dakwah pada kebaikan, seperti amar ma’ruf
nahi mungkar. Semua itu tidak terdapat dalma akuntansi konvensional.

3. Perbedaan dari Segi Karakteristik


Akuntansi dalam Islam berdasarkan nilai-nilai akidah dan akhlak. Oleh sebab
itu, tugas seorang akuntan adalah memberikan data-data dalam membantu orang-
orang yang bersangkutan tentang hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah-kaidah
dan hukum-hukum syariat Islam dalam bidang muamalah. Seorang akuntan Muslim
selalu sadar bahwa ia bertanggugjawab di hadapan Allah tenang pekerjaannya. Ia
tidak boleh menuruti keinginan pemilik modal (pemilik proyek) jika ada langkah-
langkah penyelewengan dari hukum Allag dan mumutarbalikan fakta (data yang
akurat). Aspek-aspek ini tidak didapati dalam konsep akuntansi konvensional.
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa akuntansi syariah didasarkann pada
kaidah-kaidah permanen, yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-
Quran dan Al-Hadis. Adapun konsep akuntansi konvensional didsarkan pada
ordonansi atau peraturan-peraturan dan teori-teori yang dibuat oleh manusia yang
memiliki isfat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Oleh sebab itu,
konsepnya labil, tidak permanen, dan memiliki kecenderungan berubah-ubah dari
waktu ke waaktu mengikuti perubahan sistem ekonomi, perubahan peraturan,
perubahan jenis perusahaan, dan perubahan kebijakan yamg dibuat oleh manusia.
Aliran utama akuntansi Barat ini telah dikritik sepertinya tidak cukup digunakan
untuk mencapai tujuan ekonomi Islam (Hameed, 2000 ; Adnan dan Gaffikin, 1997 ;
Iwan Triyuwono, 2000).
Dengan dikeluarkannya PSAK 59 yang terdiri atas Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah serta Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) Akuntani Perbankan Syariah yang merupakan standar
tekis dalam pencatatan, penyajian, pelaporan, pengungkapan (disclouser), pengakuan
segala transaksi yang berkaitan dengan kegiatan keuangangan suatu bank syariah.
Kedua oleh Accounting and Auditing Organizations for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI, 1998) yang berpusat di Manama Bahrain. Selain itu, kedua standar ini juga
mengacu dari kerangka akuntansi konvensional. Hal ini disebabkan disiplin akuntansi

12
Islam sebagai ilmu yang telah mapan belum terwujud sehingga berbagai paradigma
masih tetap menggunakan konsep akuntansi konvensional yang dinilai blum
sepenuhnya seirama dengan sifat dan nilai-nilai syariaat yang diyakini (Siti Murtiyani,
2012 : 1-3).

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Akuntansi syariah, menurut Triyuwono dan Gaffikin (1996) dikatakan,
merupakan salah satu upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam bentuk
yang humanis dan sarat nilai. Tujuan diciptakannya akuntansi syariah adalah
terciptaanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transendental, dan teleologikal. (Muhamad, 2000, p.7)
Teori akuntansi merupakan seperangkat konsep, definsi, dalil dan pragmatis,
yang merupakan kerangka referensi umum dalam bidang akuntansi. Teori akuntansi
mempunyai fungsi sebagai acuan umum untuk menilai praktik akuntanssi dan
penuntutan perkembangan praktik dan prosedur akuntansi baru. Adapun konsep
teoritis akuntansi merupakan pernyataan atau aksioma yang terbukti dengan
sendirinya, yang diterima berdasarkan kesesuaiannya denga tujuan laporan keuangan,
yang menggambarkan lingkungan perekonomian yang bebas dan mengakui hak milik
pribadi/ swasta. Konsep teoritis akuntansi terdiri atas teori kepemilikan, teori kesatuan
dan teori dana. Seperti dijelaskan Triyuwono (2004), bahwa konsep dasar bangunan
teoretis akuntansi syari’ah, meliputi instrumental dan socio-economic, critical dan
justice, all-inclussive dan ethical dan holistic-welfare. Konsep dasar instrumental ini
diperoleh dengan dasar pemikiran bahwa akuntansi syari’ah merupakan instrumen
yang dapat dipraktikkan di dalam dunia nyata.
Nilai Islam dalam akuntansi maksudnya adalah apakah Comprehensive
Accounting itu mempunyai kelengkapan yang sama atau seusai dengan tujuan dan
hakikat dan nilai Islam. Nilai islam dalam konteks ini dimaksudkan sebagai tata nilai
yang antara lain bersifat keadilan, pertanggungjawaban, dan kebenaran (dalam
pencatatan). Harahap dalam bukunya Akuntansi Islam (2001) menyebutkan beberapa
nilai-nilai tersebut diatas akan menjadi lengkap dengan adanya prinsip-prinsip umum
akuntansi syariah dibawah ini yang menjadi dasar universal dalam operasional
akuntansi syariah, yaitu prinsip pertanggung jawaban, prinsip keadilan, prinsip
kebenaran.
Perbedaan akuntansi islam dengan akuntansi konvensional paling mencolok
terdapat dalam penulisan jurnalnya. Karena dalam akuntansi islam penulisan
14
jurnalnya lebih banyak akad – akadnya dan itu tidak terdapat dalam pencatatan
akuntansi konvemsional.

15
Daftar Pustaka
Muslim, Sarip. 2015. “Akuntansi Keuangan Syariah: Teori dan Praktik”. Bandung Pustaka
setia.
Triyuwono, Iwan. 2006. “Menyibak Akuntansi Syariah”,Yogyakarta : kreasi wacana
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. “Akuntansi Islam”. Jakarta : Bumi Aksara.
Muhammad. 2002. “Pengantar Akuntansi Syari’ah”. Jakarta: Salemba Empat.
Muhamad. 2000. “Prinsip – Prinsip Akuntansi dalam Al – Quran”. Yogyakarta: UII Press.
Suwiknyo, Dwi. 2010. “Pengantar Akuntansi Syariah”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Adnan, M. Akhyar. 2005. “Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantangannya”.
Yogyakarta: UII Press.
Adnan, M. Akhyar. 1996. “Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantangannya”.
Yogyakarta: UII Press.
Furywardhana, Firdaus. 2009. “Akuntansi Syariah: Mudah dan Sederhana dalam Penerapan
di Lembaga Keuangan Syariah”. Yogyakarta: PPPS.
Nurhayati, Wasilah. 2012. “Akuntansi Syariah di Indonesia”. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai