Anda di halaman 1dari 13

MAKAAH MATAKULIAH MANAJEMEN PENGELOLAAN ZISWAF

Dosen Mohamad Anwar, S.Ag., M.Si

Baitul Maal Hidayatullah (BMH)

Disusun oleh :
Kelompok V
Ayu Tresna (200110008)
Deden Nailul Jinan (200110009)

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI )


AL ISLAH CIREBON
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu instrumen pendapatan.zakat yang dikelola dengan baik
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan,economic growt
with equity.yang diterima oleh golongan ekonomi lemah,memiliki implikasi positif
terhadap meningkatnya daya beli masyarakat,yang dapat mendorong peningkatan
produksi. Namun potensi ekonomi yang terdapat dalam zakat belum dimafaatkan
secara optimal.sebagian kalangan memandang zakat sebagai sebuah kewajiban rutin
yang dilaksanakan setiap tahun,tanpa melihat aspek pemberdayaan ekonominya
padahal,zakat bisa menjadi salah satu solusi alternative berbagai problematika
ekonomi kontemporer,jika potensi yang ada padanya dikelola ecara profesional untuk
aktivitas ekonomi.
Berdasarkan sudut pandang sytem ekonomi,zakat merupakan upaya menciptakan
pendapatan ekonomi menjadi lebih merata.selain bertujuan untuk distribusi,
berdasarkan analisis kebijakan fiskal.zakat merupakan sumber pendapatan dan
pembiayaan kegiatan ekonomi.
Pengurangan kemiskinan dalam islam harus didukung sepenuhnya dari kepastian
hukum serta bimbingan agama.salah satu bukti bahwa zakat belum terberdayakan
dapat dilihat dari kondisi masyarakat islam yang padat dan miskin.fenomena yang
sering kita temui adalah di daerah-daerah miskin,mayoritas dihuni oleh warga yang
beragama islam. Di jalan-jalan kebanyakan pengemis mengaku beragama
islam.bahkan mereka meminta dukungan dana untuk pembangunan sekolah dan
masjid di jalan-jalan ,bukankah berasal dari golongan kita?.
Memang orang muslim mana yang tidak mau menyaksikan hal demikian yang
memilukan hati ini. Suatu kegiatan yang menjadi imej buruk untuk islam. Akhir-akhir
ini kegiatan demikian malah semakin menjadi-jadi. Dengan begitu siapa yang mau
masuk islam ? tetapi jelas tidak adil jika kesalahan itu spenuhnya dilimpahkan kepada
mereka sebab semua itu akibatnya umat islam itu sendiri. Andai setiap muslim kaya
mau menyalurkan zakatnya,maka tidak mungkin kejadian seperti ini akan terjadi
secara berulang.
Zakat didalamnya berupa amanat umat yang harus diatur dan disalurkan kepada yang
berhak sesuai dengan aturan agama.jelas memerlukan pengaturan dan pengelolaan
yang dapat mencapai tujuan melalui pengelolaan zakat yang dilakukan secara
profesional dan handal diharapkan tujuan dari kehadirannya zakat itu sendiri dapat
dirasakan kita semua.
Diantara hikmah disyariatkannya mengeluarkan zakat ialah bahwa pendistribusian
dan pendayagunaan yang baik mampu memperbaiki kedudukan masyrakat dari sudut
moral dan material dimana ia dapat menyatukan anggota-anggota masyarakat seolah-
olah menjadi sebuah atu tubuh.selain dari itu,zakat juga dapat membersihkan jiwa dari
sifat pelit dan bakhil.zakat merupakan benteng dari sistem ekonomi islam dan jaminan
kearah stabilisasi dan keseimbangan sejarah sosial sebuah masyarakat.

2. Perumusan masalah
1. Apa sejarah lembaga baitul maal hidaytullah ?
2. Bagaimana visi dan misi lembagabaitul maal hidaytullah ?
3. Bagaimana program-program di lembaga baitul maal hidayatullah ?
4. Bagaimana produk-produk di lembaga baitul maal hidaytullah ?
5. Bagainama laporan keuangan lembaga baitul maal hidayatullah ?
6. Bagaimana dengan analisis SWOT dari lembaga baitul maal hidayatullah ?

3. Tujuan
1. Mengidentifikasi sejarah lembaga baitul maal hidaytullah
2. Menganalisis visi dan misi lembaga maal hidaytuallah
3. Mengidentifikasi program-program di lembaga maal hidaytullah
4. Menganalisis produk-produk di lembaga baitul maal hidaytullah
5. Mengidentifikasi laporan keungan lembaga baitul maal hidayatullah
6. menganalisis dengan metode SWOT dari lembaga baitul maal hidayatullah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan latarbelakang berdirinya
Zakat merupakan potensi umat islam yang gemilang dalam upaya penetasan
kemiskinan,pemberdayaan umat islam.sehingga perlu adanya pengelolaan dana zakat
itu sendiri secara profesional,amanah,tanggung jawab dan tranfaran yang dilaukakn
oleh masyarakat,lembaga bersama pemerintah.
Ternayata negeri yang dibangun dengan strategi pembangunan fisik,tetapi berorientasi
pada perumbuhan ekonomi serta pembangunan fisik,tetapi mengabaikan swadaya dan
kemandirian masyarakat,serta mengabaikan pengembangan manusia ( human
develomment) itu akhirnya ambruk. Bukan hanya suber daya alam terkuras habis di
eksploritasi atau kualitas sumberdaya manusia yang malah terpuruk menjadi termasuk
terendah di dunia tapi juga tumpukan utang yang tidak terkira akibat strategi
pembangunan yang lebih banyak yang lebih banyak ditopang pinjaman luar negeri
dan manajemen pembangunan yang buruk Paradigma tricle-down effect ini ternyata
dalam realitasnya bukan hasil pembangunan atau kemakmuran yang menetes, tetapi
utang menjadi beban lagi seluruh masyarakat dan yang paling merasakan beban
tersebut adalah masyarakat bawah.
Lalu ketika pondasi yang rapuh itu ambruk, kemiskinanpun menjadi cermin dari
wajah bangsa ini dan berlangsung hingga saat ini.maka aka siapapun dapat menuai
malapetaka dari kepongahan dari ketamakan yang selalu dipertontonkan selama ini.
Pengangguran, bencana kelaparan, busung lapar, mal nutrisi, anak yang putus
sekolah, anak jalanan, the lost generation, poorest of the porr (anak termiskin dari
yang miskin), pelayanan kesehatan yang buruk dan banyak lagi persoalan yang melilit
bangsa ini yang tidak hanya membuat malu sebagai sebuah bangsa sekaligus sebagai
Negara yang perpenduduk muslim terbesar dan bahkan kadang bertanya-tanya,
mampukah kita
keluar dari masalah multidimensi ini?.
Pada zaman keemasan Islam, zakat telah terbukti berperan sangat besar dalam
meningkatkan kesejahteraan umat. Zakat tidak sekedar sebuah kewajiban, tetapi lebih
daripada itu, zakat dikelola dengan baik dan didistribusikan secara merata hingga
ketangan yang berhak menerimanya.
Demikian pula sifat keamanahan yang sangat menonjol dari petugas zakat di zaman
Rasulullah SAW. Dan dalam sebuah riwayat kholifah ar-rasyidin, menyebabakan
baitul-maal tempat menampung zakat selalu penuh terisi dengan harta zakat,
kemudian segera disalurkan kepada yang berhak menerimanya. Dalam periode
Daulah Bani Umayyah yang berlangsung selama hamper sembilan puluh tahun (41-
127 H), tampil salah seorang khalifah nya yang sangat terkenal,yaitu Umar bin Abdul
Aziz(99-101 H). Dia terkenal karena kebijakan dan keadilan serta keberhasilannya
dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat, termasuk keberhasilannya dalam
penanganan zakat yang ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga para
petugas zakat mengalami kesulitan dalam mencari golongan fakir miskin yang
membutuhknan harta zakat tersebut. Memang sifat amanah dan jujur ini akan menarik
rizki dan kemudahan,
ebaliknya sifat khianat dan tidak dapat dipercaya, akan menyebabkan kefakiran
dan kesulitan.

Kenyataan di atas menunjukkan bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengentaskan


kemiskinan. Bahkan jika zakat benar-benar dikelola secara baik dan adil, maka tidak
akan lagi orang atau warga Negara yang merasa kekurangan. Mimpikah sekiranya
bangsa Indonesia yang terpuruk dengan segala bidang kehidupan seperti sekarang ini
berangan-angan mencapai keadaan seperti yang telah dicapai oleh Umar bin Abdul
Aziz? Tentu saja tidak. Dengan doa dan harapan akan pertolongan Allah SWT, serta
sikap optimis dan kerja keras, semangat kebersamaan, kasih sayang serta
persaudaraan, bangsa Indonesia akan mampu mencapai kehidupan berbangsa dengan
kemakmuran yang merata serta dilandasi hukum yang berkeadilan.
Baitul Maal Hidayatullah {BMH} adalah lembaga dibawah organisasi massa
Hidayatullah yang diberi amanah untuk mengelola dana ummat dan Alhamdulillah
pada tahun 2001 BMH dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui
SK Menteri Agama No 538. sebuah bukti kepercayaan masyarakat semakin besar .
Adapun sebutan Baitul Maal menggambarkan idealisme sebagai mana Baitul Maal di
zaman para khalifah, yang menjalankan fungsi pemerataan bagi masyarakat.
1. Stuktur organisasi
Stuktur organisasi memiliki peran penting untuk mengatur dan
mengkoordinasikan tindakan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.
Pencapaian tujuan organisasi akan lebih mudah direalisasikan dengan bekerja
bersama-sama (team work) daripada dilakukan secara terpisah atau sendiri-
sendiri. Agar pegawai yang bekerja sama tersebut berorientasi pada kepentingan
organisasi atau kolektif, diperlukan adanya koordinasi dan standarisasi atau
prosedur baku yang harus diikuti oleh pegawai. Tanpa adanya struktur yang jelas,
pegawai akan bekerja tanpa arah, bekerja menurut kemauannya sendiri dan
akhirnya tidak hanya organisasi itu yang dirugikan, tetapi juga masyarakat.
Zakat merupakan sumber dana yang cukup potensial untuk meningkatkan
kesejahtraan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu organusasi yang
profesional untuk mengelolanya. Pengelolaan zakat yang dimaksudkan adalah
mencakup kegiatan perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengawasan
dalam pengumpulan,pendistribusian dan pendayagunaan zakat.
Salah satu organisasi yang bergerak dalam pengelolaan zakat adalah
Badan Amil Zakat (BAZ). Ada tiga bagian pokok dalam organisasi ini, yaitu
Dewan Pertimbangan, Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas. Masing-masing
bagian ini memiliki tugas yang spesifik sesuai dengan Job Description
(pembagian tugas).
Gambar 2.1
Stuktur organisasi baitul maal hidayatullah

KH nasirul haq,ma
Dr abdul mannan,
MM
Riza permadi
KH hamim
TOHARI,MSI
penasehat

H. Hasan ibrahim
Drs sihansyah
riyadi,MM
buchori al-wahid

Direktur Utara : Drg. Fathul Adhim


Manager Penghimpunan : Marwan Mujahidin
Manager Keuangan : Firmal Zainal Abidin
Manager Pendayagunaan : Muhammad Isnaini
Struktur kepengerusan secara lengkap dari Baitul Maal Hidayatullah dapat
dilihat dalam lampiran-lampiran.
B. Visi Dan Misi
 Visi adalah suatu pernyataan menyeluruh tentang gambaran ideal yang ingin
dicapai oleh setiap organisasi di masa yang akan mendatang. Visi masa depan
menyatakan arah tujuan secara umum dan dalam jangka waktu panjang.
Dengan memiliki visi yang jelas, maka perjalanan organisasi itu akan ringan,
terarah dan menggembirakan. Jika ada rintangan dan cobaan dalam
pelaksanaan.
 MISI:
1. Meningkatkan kesadaran umat untuk kewajiban zakat dan peduli terhadap
sesama
2. Mengangkat kaum lemah dari kebodohan dan kemiskinan menuju
kemuliaan dan kesejahteraan

C. Program-pogram pendayagunaan zakat


Baitul maal hidaytullah memiliki 3 payung program diantaranya :
1. Program dakwah DAMBAAN (Dai pembangun negeri)
 Asuransi dai
 Natura dai
 Kirim dai indonesia
 Pengembagan skill dai
Peningkatankualitas da’i dari segi keilmuan dan wawasan melalui
pengadaan buku-buku referensi,pelatihan dan training secara berkala
dan berkesinambungan.
 Pengadaan fasilitas dakwah
Pemberian fasilitas dakwah bagi dai-dai yang bertugas di medan
dakwah yang cukup berat.misalnya sepeda,pengadaan perahu,dan lain-
lain.
 Bina iman
Program transformasi keilmuan agama dan pembinaan yang dilakukan
mualai anak-anak hingga kalangan dewasa.misal pendirian TPA,majlis
taklim,dan sebagainya.
 Satelit binaan/bina umat
Program binaan dan pemberdayaan desa-desa terpencil/pinggiran
mulai dari rohani/spiritual,kesehatan (program terpencil/pinngiran)
hingga pemberdayaan ekonomi (program MAPAN).
2. Program pendidikan
Bina prestasi anak bangsa
 Beasiswa berkah
Pemberian beasiswa bagi siswa/siswi dari SD hingga SMU khususnya
bagi kau dhuafa/tidak mampu dengan tidak memprioritaskan kepada
prestasi akademik semata.
 Beasiswa plus
Pemberian beasiswa untuk mahasiswa yang diberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan di luar negri.
 Beasiswa Prestasi
Pemberian beasiswa bagi siswa/I mulai dari SD hingga SMU
khususnya bagi kalangan dhuafa/tidak mampu yang memiliki prestasi
akademik yang baik dijenjang pendidkannya.
 Sahabat Guru/Bea Guru
Program untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas guru dengan
pelatihan, pendidikan dan kesejahteraan guru khususnya guru
pedalaman/pedesaan, yakni mendirikan sekolah formal ditengah-
tengah masyarakat dengan biaya Cuma-Cuma.
 Sahabat Bangun Sekolah
Memberikan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan untuk
menunjang kualitas sumber daya insani baik guru ataupun siswa.
3. Sosial dan Ekonomi (Saatnya Kita Berbagi )
 Sidak Sehat
Program kesehatan keliling dengan pengobatan Cuma-Cuma,
penyuluhan, dan konseling ke masyarakat khususnya rawan penyakit,
keluarga gizi dan makanan.
 mandiri terdepan
Pemberdayaan ekonomi masyarakat bagi uasaha kecil produktif yang
dimilki/dikelola oleh perorangan ataupun kelompok mustahik (orang
yang berhak menerima dana zakat). Model pembiyaan secara langsung
dan melalui BMT.
 Pusat Pendidikan Anak Sholeh
Program penyantunan dan pembinaan anak-anak yang dhuafa/kurang
mampu melalui pondok PPAS yang mana memberikan fasilitas secara
penuh mulai akomodasi, konsumsi hingga pendidikan.
 Rumah Singgah
Program pembinaan anak-anak jalanan dengan pembekalan keilmuan
agama/akhlak dan motivasi.
 Kurban Berkah Nuasantara
Program kurban yang didistribusikan ke daerah/desa binaan Sumatra
hingga Papua.
 Klinik Sehat
Pendirian klinik yang diprioritaskan untuk kalangan yang kurang
mampu dengan pembiyaan gratis dan melakukan konseling keliling
(dokter keluarga) secara berkala dan berkelanjutan.

D. Produk dan jasa


a. Produk
1). Perhimpunan dana zakat
2). Perhimpunan dana infaq/shadaqoh
3). Perhimpunan dana wakaf tunai
4). Perhimpunan dana khusus (kemanusiaan)
Perhimpunan dana qurban
6). Perhimpunan dana CSR (Corporate Social Responsibility)
7). Perhimpunan barang bantuan
8). Kemitraan program social perusahaan pemerintah/swasta
b. Layanan Partisipasi
1). Berzakat via ATM
2). Berzakat via Bank
3). Berzakat via SMS
4). Berzakat via Debet Card
5). Berzakat via Internet Banking
6). Konter zakat
7). Konsultasi zakat
8). Jemput zakat
9). Zakat online

c) Layanan Umat

1. Membaca dan Belajar Al-Qur’an (MBA)

- Baca Al-qur’an
- Tahsin
- Tarjamah & Tafsir Al-qur’an

2. Kajian Islam

- Dasar-dasar Dienul Islam


- Kajian Lanjut Dienul Islam
- Kajian metodologi Berislam

3. Ruqiyah Syari’iyah

4. konseling keluarga dan agama

5. Layanan SKS (Sahabat Kala Sakit)

E. LAPORAN KEUANGAN

NO. Jenis kegiatan Pemasukan pengeluaran Saldo


1. DPPH 1-3 15.000.000 - 15.400.000
2. Pinjaman 400.000 - -
3. kesekretariatan - 1.944.500 -
4. Logistik,konsumsi - 3.483.150 -
5. Transpot - 130.0000 -
6. Kontrak asrama - 1.500.000 -
7. Perlengkapan - 938.450 -
asrama
8. Perlengkapan - 4.181.600 -
belajar
9. Honor pengurus - 2.200.000 -
10. Honor asatidz - 900.0000 -
11. indensil - -
Sumber laporan keuangan periode mei 2007

F. Analisis SWOT
Analisis ini diupayakan mencakup data-data faktual yang terjadi disebuah lembaga
hal ini di maksudkan agar strategi yang diambil memiliki dasar yang dapat di
pertanggungjawabkan. Hasil analisa swot dapat menumbuhkan kualitas dan kuantitas
posisi lembaga dengan kemampuan yang dimilikinya. Analisa swot Lembaga Baitul
Maal Hidayatullah diantaranya meliputi :
a. Kekuatan (Strenght)
Adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat sekitar yang memiliki apresiasi
tinggi bukan hanya dalam bentuk dukungan moril tapi juga materil.
b. Kelemahan (Weakness)
Berdasarkan evaluasi yang di lakukan terhadap kegiatan Kuliah Da’i Mandiri ada
beberapa kelemahan dalam menjalankan operasionalnya:
1. Lembaga Baitul Maal Hadayatullah bermasalah dengan jumlah anggaran (financial)
yang terbatas sehingga mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang sedang
dilakukan. Karena sekolah tersebut gratis dan banyak masyarakat yang belum sadar
akan pentingnya zakat.
c. Peluang (Opportunities)
Peluang/kesempatan dalam strategi pendayagunaan yang dimiliki oleh Lembaga
Baitul Maal Hidayatullah dalam menciptakan/membentuk kader Da’i yang memiliki
kemandirian dan berguna bagi Bangsa dan Negara peluang diantaranya :
Lembaga Baitul Maal Hidayatullah memberikan peluang bagi kader-kader
Da’i untuk menegakkan syari’at karena sosok Da’i adalah sebuah
keniscayaan. Sosok yang memberikan pencerahan tempat bertanya umat
dan sebagai agen dalam tauladan masyarakat.
2. Sebagai media untuk menciptakan kesadaran kepada para dermawan agar
menyisihkan hartanya untuk mereka yang berhak menerima dana zakat (8 Asnaf) dan
memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi.
d. Ancaman ( Threat)
Ada beberapa ancaman/hambatan dari luar yang dapat mengurangi strategi
pendayagunaan pada Lembaga Baitul Maal Hidayatullah,diantaranya :
1. Da’i yang telah dikirim ke daerah memiliki ancaman tersendiri yaitu
dalam menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk setempat. Karena kehadiran
Da’i harus bisa menentukan perkara ikthilaf (perbedaan) yang mereka hadapi.
2. Anggaran yang minim untuk Da’i, Karena Da’i disupport penuh baik
materi dan fisik selama 6 bulan.

BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil penelitian
terhadap Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Baitul Maal melalui Program
Kuliah Da’i Mandiri sebagai berikut :
1. Dengan implementasi strategi yang tepat tentu saja dana zakat yang ada
dapat didayagunakan dengan lebih optimal dan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks ini yaitu orang-orang yang
berhak menerima dana zakat. Dalam hal ini juga BMH menerapkan
startegi dengan melalui tiga program salah satu programnya adalah Kuliah
Da’I Mandiri dan dibantu dengan enam operator di bidangnya masing-
masing.
2. Agar dana zakat dapat lebih berkembang lagi dan tidak hanya diberikan
kepada 8 asnaf saja, berangkat dari pemikiran iti Baitul Maal Hidayatullah
mendayagunakan dana zakat melalui programnya yaitu Kuliah Da’i
Mandiri. Yang diharapkan da’i-da’i tersebut menjadi sosok yang mampu
memberikan solusi dan pencerahan bagi masyarakat. Dana zakat yang
masuk kedalam BMH pusat sebanyak 75% dan 25% dialokasikan untuk
Kuliah Da’I Mandiri.

Daftar pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199.
.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), h. 58.
Fuad Amsari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan,
1990), h.
George Stainer dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, t.t), h.
20,.
Company Profile Baitul Maal Hidayatuh
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), Cet ke-1, h. 128.
Company Profile Baitul Mall Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai