Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI PENGELOLAAN ZIS (ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH)

SEBAGAI PEMBERDAYAAN EKONOMI

Warti1, Mixghan Norman Antono2

ABDI Masyarakat, kelompok 73 Universitas Trunojoyo Madura

E-mail: Warti1198@gmail.com1 , mixghan.norman@trunojoyo.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan atas dasar untuk mengetahui strategi pengelolaan


dana zakat, infaq, dan shadaqah yang ada di Desa Sumurgung Kecamatan Tuban.
Hal ini dikarenakan sistem pengelolaan dana ZIS (zakat, infaq dan shadaqah) ada
yang belum tertata dengan baik, sehingga dalam pelaksanaan pengelolaan dana zis
(zakat, infaq, dan shadaqah) harus benar – benar dapat diatur dengan baik.
Setidaknya ada peraturan – peraturan mengenai penyaluran ZIS (zakat, infaq, dan
shadaqah) di Desa tersebut agar pemberdayaan ekonomi umat dapat dirasakan
dengan adil. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian lapangan, dimana
tujuannya adalah untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai
masalah pengelolaan dana ZIS. Hasil dari penelitian ini adalah implementasinya
dikatakan fleksibel karena tergantung dari pengelolaannya masing – masing , baik
dari zakat, infaq maupun shadaqah. Selain itu perlu adanya sebuah evaluasi untuk
melaksanakan pengelolaan keuangan baik zakat, infaq, dan shadaqah, agar
pemberdayaan ekonomi umat dapat dirasakan secara bersama. Mengenai kita
sebagai umat muslim tentu tidak ingin melihat saudara sesama muslim mengalami
kesusahan, terlebih ketimpangan pendapatan ekonomi. Maka dari itu pengelolaan
dana zakat, infaq, dan shadaqah sangat diperlukan.

Kata kunci: Pengeloaan zis, implementasi zis, dan pemberdayaan ekonomi.


Pendahuluan

Masalah yang dihadapai oleh Negeri ini salah satunya adalah kemiskinan
dan ketimpangan pendapatan. Dengan adanya sistem ekonomi di Indonesia harus
ada tindakan atau upaya dalam mengatasi permasalahan ketimpangan, salah
satunya adalah penguasaan aset ekonomi.1 Dalam dunia ekonomi islam, salah satu
upaya dalam mengatasi ketimpangan pendapatan adalah dengan menyalurkan
dana zakat, infaq, dan shadaqah yang tepat sasaran. Mengingat di Indonesia
mayoritas penduduknya beragama Islam tentu akan menjadi potensi untuk dapat
mengatasi ketimpangan sosial, ketimpangan pendapatan, dan kemiskinan.

Pengelolaan zakat di Indonesia sudah ada sejak islam masuk pertama kali
di Indonesia yang pada saat itu zakat berkembang sebagai pranata sosial
keagamaan yang sangat penting dan siginifikan.2 Memasuki zaman modern ini,
zakat berpindah menjadi ranah sosial-ekonomi yakni mengenai pembangunan
ekonomi, selain itu zakat juga berpotensi untuk mengentaskan kemiskinan yang
ada di Indonesia melalui pelaksanaan program produktif. Akan tetapi semua
kembali kepada kebutuhan masyarakat masing – masing.

Berdasarkan data forum zakat Indonesia (FOZ), dana zakat, infaq, dan
shadaqah pada tahun 2015 terkumpul sebesar 300 Milyar rupiah dan pada tahun
2006 bulan Oktober dana ZIS terkumpul 240 Milyar rupiah, selain itu dari
ZISWAF juga diperoleh sebesar 250 Milyar.3 Hal ini tentu menjadikan dana
zakat, infaq, dan shadaqah dapat menjadi potensi keuangan di Indonesia.

Perencanaan zakat yang paling berperan untuk meningkatkan


kesejahteraan umat (mustahik) tergantung dari cara penggalian sumber dan cara
pendistribusian. Pada umumnya apabila peran fungsi manajemen ziswaf nya baik

1
Darti Nuryana, “Preferensi Masyarakat Tejoagung Terhadap Penyaluran Dana Zakat, Infak, dan
Shodaqah (ZIS)”, Skripsi, IAIN Metro, 2019. h.1.
2
Amirullah, “Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2020. h. 1.
3
Zaenal Abidin, “Manifestasi dan Latensi Lembaga Filantropu Islam dalam Praktik Pemberdayaan
Masyarakat : Suatu Studi di Rumah Zakat Malang”, Jurnal Salam, Vol.15, No.2, Desember 2012.
h.98.
maka secara otomatis hasil dari tujuan disalurkannya ziswaf tersebut baik dan
efisien. Manajemen pengelolaan ziswaf diharapkan mampu mencapai misinya
sehingga masyarakat yang kurang mampu dapat tertolong arus ekonominya
dengan cara memanfaatkan pemberian dana zakat, infaq, dan shadaqah secara
produktif.

Berkaitan dengan pengelolaan (manajemen) zakat, infaq, dan shadaqah


maka penulis tertarik untuk mengangkat tema penelitian yang berkaitan dengan
pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah yang ada di Desa Sumurgung
Kecamatan Tuban. Sebagaimana sampai saat ini sistem pengelolaan ZIS belum
tertata dengan baik.

Tinjauan Pustaka

Pengelolaan / Manajemen

Manajemen berasal dari kata “to manage” yang memiliki arti mengelola,
mengurus ataupun mengatur. Manajemen merupakan suatu seni yang mengatur
atau mengelola sumber daya manusia yang didukung oleh sumber – sumber yang
lain untuk pencapaian hasil yang telah direncanakan. Adapun menurut James ,
manajemen merupakan suatu kebiasaan atau aktivitas yang dilakukan secara terus-
menerus yang menjadi sebuah organisasi.4 Manajemen ini dapat diatur sesuai
dengan apa yang ingin dicapai dengan menjalankan misi-misi yang telah
direncanakan.

Akuntansi dalam pembukuan tidak hanya diperuntukkan untuk lembaga


bisnis, melainkan lembaga publik seperti masjid, suatu badan yang mengurus
zakat, infaq, dan shadaqah.5 Tujuan dari akuntasi tidak lain adalah untuk
memenejemen atau pengelolaan keuangan suatu usaha atau badan tertentu yang

4
Aulian Hilman, dkk, “Implementasi Manajemen Zakat Produktif dalam Upaya Mengentaskan
Kemiskinan”, Jurnal Manajemen Dakwah, Vol. 1, No.4, 2016. h.342
5
Hafiez, Sofyani. “Pendampingan dan Tata Kelola Masjid Serta Lembaga Amil Zakat Infak dan
Shadaqah”, Jurnal Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol. 2, No.2, November, 2018. h.61
mengelola zakat, infaq, dan shadaqah. Ketika pengelolaan diatur, maka peluang
untuk mencapai hasil yang maksimal pun dapat dicapai.

Manajemen Zakat

Manajemen zakat merupakan sebuah gabungan kata dari manajemen dan


zakat. Sesuai dengan UUD No.23 tentang pengelolaan zakat BAB 1 ketentuan
umum pasal 1 menjelaskan bahwa manajemen zakat merupakan kegiatan atau
aktivitas perencanaan, pelaksanaan, pengkordinasian dan pengumpulan, dan
distribusi.6 Dan bagian – bagian tersebutlah termasuk bagian dari manajemen
zakat. Maka dari itu, manajemen zakat merupakan kegiatan yang dijalankan
dengan prinsip dari manajemen zakat itu sendiri.

Pengelolaan zakat harus diadakan dan diintensifkan agar dapat


menciptakan sumber daya manusia yang unggul dalam mengelola keuangan
zakat.7 Dengan demikian tujuan dari zakat salah satunya adalah memberdayakan
ekonomi umat dapat tercapai sehingga tidak ada lagi kesenjangan pendapatan atau
kemiskinan di tengah – tengah Masyarakat.

Sesuai dengan aturan, baik dari Al-Qur’an maupun Assunnah bahwa yang
bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat adalah pemerintah karena
pemerintah memiliki peran sebagai khalifah Allah.8 Salah satu upaya yang
dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat adalah dengan cara mengelola
keuangan dana zakat, infaq, dan shadaqah yang kemudian didistribusikan kepada
yang berhak. Oleh karena itu, peran pemerintah juga harus mengawasi jalannya
pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah agar tidak terjadi kesenjangan sosial.

Zakat

6
Aulian…, 42.
7
Arif Kusmanto, “Peran Lembaga Amil Zakat nasional Dalam Penghimpunan Dana Zakat, Infaq,
dan Shadaqah”, Jurnal Pandecta, Vol.9, No.2, Januari, 2014, h.292
8
Raja Hesti Hafriza, dkk, “Manajemen Zakat Sebagai Penyeimbang Perekonomian Umat”, Jurnal
Perada, Vol.1, No.1, juni 2018. h.60.
Dari segi bahasa, zakat berasal dari kata “zakah” yang memiliki arti
tumbuh, baik, berkembang. Sedangkan ditinjau dari istilah fikih adalah harta yang
wajib dikeluarkan dan disalurkan kepada yang berhak.9 Zakat merupakan suatu
kegiatan yang wajib dijalankan oleh orang muslim sebagai kewajiban ketaatannya
kepada Allah SWT berupa mengeluarkan harta yang dimiliki (muzaki) dan
diberikan kepada yang berhak untuk menerima (mustahiq).

10
Zakat dibagi menjadi 2 jenis yaitu zakat fitrah dan zakat mal. zakat
fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan pada bulan ramadhan dan
hukumnya adalah wajib bagi kaum muslimin. Sedangkan zakat mal adalah zakat
dengan sejumlah harta tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu. Untuk
zakat mal dikeluarkan apabila sudah mencapai nishab, dan macam dari zakat
sangat banyak.

Zakat juga dapat dikatakan sebagai pengeluaran harta demi kemaslahatan,


dan hikmah yang didapat dari pembayaran zakat adalah mensucikan harta,
mengikis perbuatan buruk, dan juga untuk menghindari kesenjangan sosial.11
Pengeluaran zakat ditentukan oleh waktu (haul) dan jumlah (nishab) yang telah
ditentukan dalam ajaran agama islam.

Secara riil dana zakat dapat juga dialokasikan untuk mengatasi dampak
dari suatu pembangunan yang ada di Indonesia yakni berupa pengangguran,
utang, dan kemiskinan.12 Hal ini tentu zakat sangat baik apabila disalurkan secara
produktif agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di
Indonesia. Seperti membangun sarana pendidikan, pertanian, perindustrian
ataupun dalam bidang yang lain.

Infaq

9
Amirullah….. h.3.
10
Darti Nuryana…. h.32
11
Thohirin, dkk, “Edukasi Zakat , Infaq, dan Shadaqah (ZIS) Pada Siswa/Siswi SMA
Muhammadiyah 1 Bengkulu”, Jurnal Syukur, VO.2, No.2, Oktober , 2019. h.142
12
Arin, Setiyowati. “Analisis Peranan Pengelolaan Dana Ziswaf Oleh Civil Society dalam
Pemberdayaan Ekonomi Umat”, Jurnal M, Vol. 2, No.1, 2017. h.5
Infaq berasal dari kata anfaqa yang memiliki arti mengeluarkan harta
untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut syara’, infaq adalah
mengeluarkan harta yang kita miliki untuk kepentingan sesuatu yang berdasarkan
syariat islam. Dana yang dikeluarkan ini harus suka rela untuk kepentingan umum
tanpa ada batas waktu tertentu. Menurut Undang-undang N0.23 tahun 2011
mengenai pengelolaan zakat pasal 1 menyebutkan bahwa infaq merupakan harta
yang dikeluarkan oleh Badan Hukum atau individu untuk kemaslahatan umum.13

Pengelolaan infaq sangat diperlukan dilakukan secara simultan oleh


beberapa pengelola ZIS agar pemasukan menjadi hak yang baik oleh masyrakat
tertentu.14 Pengelolaan infaq tidak lain adalah untuk merekam dan
mendokumentasikan laporan keuangan dengan baik agar dana infaq tersebut dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Apabila pengelolaan keuangan infaq
dilakukan dengan baik, maka masyarakat tersebut merasakan hasil atau dapat
memperoleh manfaat dari dana infaq tersebut.

Shadaqah

Kata shadaqah berasal dari bahasa arab ,yang memiliki arti pemberian
yang niatnya untuk memperoleh pahala dari Allah SWT. Sedekah dapat diartikan
sebagai pemberian seseorang dengan sukarela tanpa dibatasi waktu dan
jumlahnya.15 Shadaqah merupakan bukti ketaqwaan seorang manusia kepada
Allah dengan niat memberikan sesuatu yang baik kepada orang tertentu. Niat
shadaqah tidak boleh diperuntukkan hal – hal buruk yang biasanya menjadi riya’.
Shadaqah tentu berbeda dengan zakat karena sifat dari shadaqah adalah sukarela.

Pemberdayaan

Pemberdayaan atau pendayagunaan merupakan suatu hal yang dilakukan


untuk hal yang memotori maju tidaknya sebuah lembaga zakat. Pendistribusian

13
Ibid., 37.
14
R. Gati Reditya Saputra,dkk. “Tata Kelola Potensi Zakat, Infaq, dan Shadaqah di Desa Wisata
Ngeposari Gunung Kidul”, Jurnal Pengabdian Dharma Bhakti, Vol.3, No.1, Februari, 2020. h.30
15
Amirullah…. h.7-8
zakat harus dilakukan dengan baik dengan melakukan inovasi – inovasi agar
penyaluran zakat tersebut dapat tepat sasaran. Sesuai dengan ketentuan ajaran
islam bahwa orang atau golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq) sebagai
berikut:16

1. Fakir, adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak memiliki pekerjaan
tetap sehingga kebutuhan hidupnya tidak ada yang menanggung. Dan
golongan yang seperti inilah yang berhak menerima zakat.
2. Miskin, adalah orang yang memiliki pekerjaan akan tetapi hasil
pendapatannya tidak dapat mencukupi kebutuhannya, dan meskipun
kebutuhan hidupnya ada yang menanggung.
3. Amil, merupakan seseorang atau badan hukum atau lembaga yang mengurus
zakat baik dari penghimpunan, pengelolaan, maupun pendistribusian.
4. Muallaf, merupakan orang yang baru masuk ke agama isam. Biasanya
seorang muallaf juga membutuhkan semangat juang yang tinggi dalam
mempelajari ajaran agama islam.
5. Riqab atau yang disebut dengan budak, yaitu seseorang yang berusaha untuk
membebaskan dirinya dari majikannya.
6. Gharim, termasuk orang yang hidupnya dililit dengan hutang, maka dari itu
seorang gharim juga berhak untuk mendapatkan zakat, agar beban orang
tersebut menjadi ringan.
7. Sabilillah, merupakan orang yang berusaha untuk memperjuangkan agama
islam, biasanya suatu badan usaha yang bertujuan untuk kepentingan
kejayaan juga termasuk dengan kategori ini.
8. Ibnu sabil, adalah oang yang dalam perjalanan (hal – hal yang baik).

Pada dasarnya, pendistribusian zakat yang bersifat konsumtif adalah hanya


untuk memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-sehari seperti
sembako. Adapun bentuk pendayagunaan zakat yang bersifat produktif
merupakan pemberdayaan masyarakat melalui modal usaha yang diberikan

16
Raja Hesti Hafriza…. h.63
secara langsung.17 Jadi pendistribusian zakat itu tergantung dari muzaki
ataupun tergantung dari kebutuhan mustahiq.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan, dimana
penelitian ini langsung mengkaji objek yang ada di lapangan dengan mendalami ,
meneliti, dan mempelajari objek tertentu yang sedang diteliti. Penelitian lapangan
merupakan suatu metode untuk menemukan secara khusus mengenai dengan apa
yang tengah terjadi.18
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian lapangan merupakan penelitian yang
dilakukan di lapangan untuk meneliti suatu objek tertentu. Adapun lokasi
penelitian yang dilakukan yaitu di Dusun Bongkol 2, Desa Sumurgung
Kec.Tuban.
Sumber Data
Sumber data yang dipakai oleh peneliti adalah data primer dan sekunder.
Dimana data primer merupakan suatu data yang langsung diperoleh dari sumber
pertama dan proses penelitiannya diperoleh secara langsung dari sumber
penelitiannya. Sedangkan data primer merupakan data pelengkap yang didapat
dari informasi yang berkaitan dengan penelitian seperti skripsi maupun jurnal.
Teknik Pengumpulan Data
Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
berhadapan secara langsung kepada orang yang bersangkutan dengan objek
penelitian. Dan wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara yang
bersifat kualitatif yang bersifat semi struktur.19 Peneliti melakukan wawancara
mengenai permasalahan – permasalahan yang telah dipersiapkan untuk
memperoleh informasi mengenai pelaksanaan zakat, infaq, dan shadaqah.

Pembahasan
17
Ibid., 349
18
Darti Nuryana…. 32.
19
Ibid., 36.
Implementasi Zakat di Desa Sumurgung
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Raikhan selaku Ketua Rumah
Tangga 1/5 bahwa implementasi zakat yang ada di Desa Sumurgung adalah
masyarakat di Desa setempat apabila melaksanakan zakat penyalurannya langsung
diberikan kepada orang yang berhak, hal ini agar tujuan dari penyaluran zakat
dapat diketahui sehingga penyalurannya jelas. Adapula sebagian dari masyarakat
menyalurkan zakat di beberapa rumah Kiyai atau ustadz setempat, dan kemudian
ketika zakatnya sudah terkumpul maka akan dikelola dan diberikan kepada
mustahiq atau orang yang berhak menerima zakat. Penyaluran zakat cenderung
bersifat konsumtif yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari.
Implementasi Infaq di Desa Sumurgung
Pengelolaan infaq yang ada di Desa Sumurgung cukup baik dimana warga
Desa Sumurgung rutin melakukan infaq sebesar Rp.500-, per hari. Tujuan dari
infaq tersebut tidak lain adalah untuk kepentingan umum masyarakat setempat.
Pengelolaan infaq ini dikelola dengan cukup baik dan hasil dana infaq tersebut
didokumentasikan melalui pembukuan yang rapi.
Hukum dari program infaq ini adalah wajib dan ada peraturan – peraturan
tertentu dalam kegiatannya. Pengelolaan program infaq ini tentu menjadi salah
satu contoh kesadaran terkait pentingnya manfaat dalam ber-infaq. Hal ini tentu
tidak lepas dari struktur organisasi yang mengelola infaq tersebut yang ada di
Desa setempat. Dalam pengelolaan dana infaq tentu tidak lepas juga dari evaluasi
atau kontroling, agar kedepannya menjadi lebih baik dan produktif lagi.
Implementasi Shadaqah di Desa Sumurgung
Dalam implementasi shadaqah, warga Desa Sumurgung cenderung bebas
untuk bershadaqah. Penyaluran shadaqah ini tidak ada peraturan dan tidak ada
batasan mengenai dana atau barang yang ingin disalurkan. Terkait dengan
shadaqah lebih bersifat individualis yang tidak ada peraturan – peraturan tertentu.
Sahadaqah tidak identik dengan uang, namun non uang pun juga bisa untuk
dishadaqahkan.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian Strategi Pengelolaan zakat yang ada di Desa
Sumurgung Tuban adalah warga Desa setempat menyalurkan zakat langsung
kepada orangnya agar dipastikan bahwa zakatnya dapat diterima oleh orang yang
berhak menerima, sehingga penyaluran zakat pun dapat tepat sasaran. Adapun
sebagaian masyarakat menyalurkan zakat tersebut di beberapa rumah Bapak Rt
atau ke ustadz yang terdekat. Pengelolaan zakat di Desa Sumurgung ini masih
belum ada peraturannya sehingga warga tersebut jika berzakat bersifat bebas
dalam penyalurannya.
Terkait dengan pengelolaan dana infaq, dana tersebut dikelola dan
didistribusikan untuk hal – hal kepentingan umum. Dan pengelolaan infaq di Desa
Sumurgung ini cukup baik. Dan untuk shadaqah belum ada pengelolaan yang
terikat sehingga terkesan individualis atau urusan pribadi dalam bershadaqah.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. Manifestasi dan Latensi Lembaga Filantropi Islam Dalam Praktik
Pemebrdayaan Mayarakat : Suatu Studi di Rumah Zakat Kota Malang. No.2,
Desember 2012.
Amirullah. Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. 2020.
Hafriza, Raja Hesti, dkk. Manajemen Zakat Sebagai Penyeimbang Perekonomian
Umat. No.1, Juni, 2018.
Hilman, Aulian, dkk. Implementasi Manajemen Zakat Produktif dalam Upaya
Mengentaskan Kemiskinan. No.4, 2016.
Kusmanto, Arif. Peran lembaga Amil Zakat Nasional Dalam Penghimpunan
Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah. No.2, Januari, 2014.
Nuryana, Darti. Preferensi Masyarakat Tejoagung Terhadap Penyaluran Dana
Zakat, Infak, dan Shadaqah. IAIN Metro. 2019..
Saputra, R.Gati Reditya Saputra, dkk. Tata Kelola Potensi Zakat, Infaq, dan
Shadaqah di Desa Wisata Ngeposari Gunung Kidul. No.1, Februari 2020.
Setiyowati, Arin. Analisis Peranan dan Pengelolaan Dana Ziswaf Oleh Civil
Society Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat. No.1, 2017.
Sofyani, Hafiez. Pendampingan dan Tata Kelola Masjid Serta Lembaga Amil
Zakat Infak dan Shadaqah, No.2, November, 2018.
Thohirin. Edukasi Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) Pada Siswa/Siswi SMA
Muhammadiyah 1 Bengkulu. No.2,Oktober, 2019.
REVIEW ARTIKEL KKN COVID -19 KELOMPOK 73

Nama : Warti
Nim : 170721100057
Dpl : Mixghan Norman Antono, S.S., M.Pd
Judul : Strategi Pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah ) Sebagai
Pemberdayaan Ekonomi

1.

a. Identitas artikel : Jurnal Pengabdian “Dharma Bakti”, Vol.3, No.1, Februari


2020
b. Author : Warti (Mahasiswa),
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : R. Gati Reditya Saputra dan Linda Kusumastuti
d. Judul artikel : Tata kelola potensi zakat, infaq, dan shadaqah di Desa
wisata Mojo Ngeposari Gunung Kidul
e. Jumlah halaman : 9 (sembilan)
f. Pendahuluan : Desa Mojo terletak di Mojo Gunung Kidul jarak tempuh
dari Yogyakarta kurang lebih 20 km ke arah Timur. Potensi
yang ada di Desa ini berbagai macam seperti pertanian,
wisata alam, wisata budaya, sampai dengan kerajinan
tangan. Berdasarkan pengamatan di awal tahun 2019
besaran prosentase penduduk Beragama islam. Selama ini
pemerintah daerah telah bekerja sama dengan Desa
setempat yakni jalan menuju Desa tersebut sudah beraspal,
akan tetapi manfaat pembayaran pajak kurang dirasakan
oleh masyarakat desa setempat untuk mengembangkan
ekonomi wisata tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan dana
zakat, infaq, dan shadaqah diharapkan mampu menjadi
solusi bagi desa tersebut untuk mandiri dalam pergerakan
perekonomian.
g. Latar belakang :Masyarakat desa/dusun Mojo yang memiliki potensi dalam
mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah sebagian besar
mereka menjadikan sumber daya alam di dusun ini sebagai
mata pencaharian utama agar perekonomian masyarakat
dapat bergerak dengan cepat. Maka dirasa pengelolaan
zakat, infaq, dan shadaqah dilakukan secara simultan oleh
pengelola Dusun dan takmir masjid di Desa Ngeposari.
Kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat
dalam mengembangkan potensi zakat, infaq, dan shadaqah.
h. Kelebihan artikel :Artikel tersebut telah memberikan solusi atas permasalahn
yakni masyarakat Desa Ngeposari memiliki pandangan
baru terkait pentingnya melakukan pengelolaan keuangan
zakat, infaq, dan shadaqah. Sehingga kedepannya
perekonomian masyarakat sekitar dapat bergerak dengan
cepat. Hal ini dibuktikan dengan adanya table hasil dan
capaian pelaksanaan program kemitraan dalam artikel
tersebut. Selain itu, penulis dalam artikel tersebut juga
memiliki rencana lanjutan atas kegiatan yang telah
dilakukan. Hal ini menandakan bahwa penulis memiliki
komitmen yang kuat serta tanggung jawab yang baik.
Artikel seperti inilah yang patut dicontoh oleh penulis lain.
i. Kekurangan artikel : Artikel tersebut membahas mengenai tata kelola keuangan
zakat, infaq, dan shadaqah, akan tetapi dalam
kepenulisannya tidak dilengakapi dengan kajian teori
mengenai bagaimana cara mengelola zakat dengan baik,
cara mengumpulkan dan menghitung zis dengan baik, dan
bagaimana cara melakukan pelatihan yang benar.
Seharusnya kajian teori diikut sertakan agar pembaca lebih
paham mengenai tata cara mengelola keuangan zakat, infaq,
dan shadaqah. Dalam artikel tersebut juga tidak disertakan
mengenai metode penelitian yang digunakan. Dan yang
terakhir adalah referensi yang digunakan sangat sedikit.
j. Kesimpulan : Kesimpulan yang didapat dari pemahaman dan
pengamatan pembaca adalah di Dusun Mojo Gunung Kidul
Yogyakarta memiliki potensi ekonomi seperti pertanian,
wisata alam, wisata budaya sampai dengan kerajinan
tangan. Potensi tersebut dapat dikembangkan dengan
adanya pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah agar Dusun
Mojo dapat maju dan menjadi Desa yang mandiri.
Meskipun permasalahannya sepele, akan tetapi memiliki
dampak yang besar ketika dilakukannya kegiatan
pengelolaan keuangan zakat, infaq, dan shadaqah.
Kemudian pembaca juga mendapatkan ilmu baru mengenai
cara melaksanakan tahap – tahap pengembangan zakat,
imfaq, dan shadaqah.

2.
a. Identitas Artikel : Jurnal Pandecta, Vol.9, No.2, Desember 2014
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : Arif Kusmanto
d. Judul artikel : Peran lembaga amil zakat nasional dalam penghimpunan
dana zakat, infaq, dan shadaqah
e. Jumlah halaman : 10 (Sepuluh)
f. Latar belakang : Zakat dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat
untuk mengentaskan kemiskinan dan menghilangkan
kesenjangan sosial, karena kemiskinan merupakan suatu
standart hidup yang rendah. Masyarakat kota Semarang
pada dasarnya merupakan warga kota yang memiliki
potensi besar untuk melaksanakan kewajiban zakat.
Sebagian mereka banyak yang berpenghasilan tinggi seperti
advokat, pegawai negeri sipil, dokter, pengusaha dan lain
sebagainya. Akan tetapi banyak dari mereka yang telah
memenuhi nishab yang masih rendah kesadarannya akan
kepercayaan zakat di lembaga amil zakat. Dalam hal inilah
kemudian lembaga amil zakat, DPU-DT, PKPU memiliki
peran yang sangat penting untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat agar mereka mengeluarkan zakat
sebagai kewajiban seorang muslim.
g. Kelebihan artikel :Penjelasan di pembahasan sangat jelas dan solutif sehingga
mudah dipahami oleh pembaca. Pembaca dapat mengetahui
permasalahan – permasalahan yang di hadapi oleh kota
semarang tersebut mengenai minimnya kesadaran
masyarakat untuk mengeluarkan dana zakat, infaq, dan
shadaqah ke lembaga amil zakat. Kemudian penjelasan
pembahasan dari artikel tersebut sangat detail .
h. Kekurangan artikel :Tidak terdapat kajian teori, meskipun dalam artikel
tersebut sudah dijelaskan secara jelas akan tetapi tetap
kurang lengkap tanpa adanya kajian teori dan kekurangan
selanjutnya adalah dalam artikel tersebit tidak disertai
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian.
i. Kesimpulan : Kesimpulan yang didapat oleh pembaca berdasarkan
pengamatan artikel tersebut adalah di Kota Semarang
banyak masyarakat yang berpenghasilan tinggi seperti
advokat, pegawai sipil, pengusaha dan lain sebagainya.
Meskipun mereka sudah mencapai batas nishab , kesadaran
untuk mengeluarkan kewajiban zakat pun masih rendah. Di
sini lah peran lembaga amil zakat nasional DPU-DT,
PKPU, dan rumah zakat Semarang dalam penghimpunan
ZIS sudah cukup baik. Mengenai hal ini dibuktikan pada
tahun 2010 sampai tahun 2012 dana ZIS yang terhimpun
sangat baik. Artinya atikel tersebut sangat solutif untuk
memecahkan sebuah permasalahan sehingga informasi
yang didapat oleh pembaca sangat jelas.

3.
a. Identitas Artikel : Jurnal Pengabdian Untuk MU NegeRI, Vol.2, No.2 ,
November 2018
b. Author : Warti (Mahasiwa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : Hafiez Sofyani
d. Judul artikel : Pendampingan manajemen dan tata kelola masjid serta
lembaga amil zakat, infaq, dan shadaqoh
e. Jumlah halaman : 8 (Delapan)
f. Pendahuluan : Akuntansi sejatinya tidak hanya diperuntukkan bagi
bisnis. Seperti perusahaan , tetapi juga lembaga publik
seperti masjid dan lembaga amil zakat. Menurut
Hafidhuddin tidak dikelolanya suatu lembaga seperti
masjid dan lembaga zakat secara professional maka akan
menimbulkan konflik sehingga menyebabkan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.
Selaras dengan apa yang telah disampaikan beliau bahwa
fenomena ini tampak seperti nyata sebagaimana yang
dihadapi oleh takmir masjid Taqarrub di Dusun Pakis 1
dan Masjid An-Nur di Pakis 2, Desa Dlingo, Kabupaten
Bantul Yogyakarta.
g. Latar Belakang :Permasalahan yang dialami oleh mereka terhadap
pengelolaan dan tata kelola masjid adalah Belum adanya
anggaran dasar dan rumah tangga masjd, belum adanya
struktur organisasi masjid, belum adanya sistem
perencanaan matang dalam operasional masjid, belum
adanya tata administrasi masjid, belum ada pelaporan
keuangan masjid. Sedangkan permasalahan pengelolaan
Lazis adalah meliputi belum adanya pengelola lazis yang
terpisah oleh takmir, belum adanya peraturan dalam
pengelolaan ZIS di Masjid, dan belum adanya laporan
keuangan terkait zakat, infaq dan shadaqah.
h. Kelebihan artikel :Artikel tersebut sangat solutif atas permasalahan –
permasalahan yang ada dan juga dilengkapi berbagai
metode pelaksanaan pemecahan masalah dan partisipasi
mitra, sehingga pembaca dapat menambah wawasan
mengenai pengelolaan lazis di masjid dengan baik. Selain
itu daftar pustaka dalam artikel tersebut juga bagus karena
sumber refrensi yang dipakai oleh penulis sangat banyak.
i. Kekurangan artikel :Kekurangan artikel itu sendiri adalah tidak disertai
metode penelitian dan kajian teori. Seharusnya artikel
tersebut dilengkapi kajian teori mengenai manajemen, dan
lembaga ZIS agar pembaca dapat mengasah wawasan
berfikir.
j. Kesimpulan : Pembaca dapat menyimpulkan bahwa artikel tersebut
membahas tentang permasalahan yang dihadapi oleh
Takmir masjid Taqarrub di Dusun Pakis 1 dan Masjid An-
Nur di Pakis 2 dan permasalahannya adalah terjadi konflik
warga akibat masalah keuangan. Dan solusinya adalah
dilaksanakannya sebuah program berupa peningkatan
pengelolaan keuangan LAZ . Hasil dari kegiatan tersebut
terjadi peningkatan kualitas pengelolaan keuangan LAZ,
selain itu kegiatan di masjid juga semakin semarak
sehingga memicu ghiroh masyarakat untuk sholat
berjamaah menjadi lebih baik.

4.
a. Identitas artikel : Jurnal Syukur, Vol.2, No.2, Oktober 2019
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : Tohirin dan Zamah Sari
d. Judul artikel : Edukasi zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) pada siswa/siswi
SMA Muhammadiyah 1 Bengkulu
e. Jumlah halaman : 6 (Enam)
f. Pendahuluan :Potensi ekonomi islam sangat besar untuk mengatasi
kemiskinan dan ketimpangan pendapatan yakni melalui
potensi penerimaan dana zakat, infaq, dan shadaqah.
Zakat, merupakan salah satu ajaran pengelolaan ekonomi
yang sangat strategis. Zakat bukan saja bentuk amalan
ketaatan kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai
instrument pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi secara adil. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa
lembaga zakat memiliki arti penting dalam pengelolaan
dana zakat. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan
dalam mengelola dana zakat, infaq dan shadaqah yaitu
terkait perhimpunan., pengelolaan, dan pertanggung
jawaban.
f. Latar belakang :Masalah yang dihadapi adalah rendahnya motivasi
masyarakat yang masih banyak menganggap untuk
menyalurkan dana zis hanya di hari jumat. Dan
selanjutnya adalah mengenai pelatihan bagi pengelola zis.
g. Kelebihan :Dalam artikel tersebut memiliki kelebihan yakni
kalimatnya singkat padat, dan jelas dan bahasanya lugas
sehingga memudahkan pembaca untuk dapat mencerna
kalimat dalam artikel tersebut. Selain itu solusi atas
permasalahan ini juga solutif karena program yang
dikerjakan oleh peneliti cukup produktif.
h. Kekurangan :Kekurangan artikel di atas adalah dalam artikel tersebut
tidak dicantumkan metode penelitian dan kajian teori.
Seharusnya kajian teori mengenai edukasi zakat, infaq,
dan shadaqah juga dicantumkan agar pembaca dapat
leluasa untuk membaca.
i. Kesimpulan :Sebagaimana yang telah penulis pahami bahwa
masyarakat masih rendah kesadarannya untuk mengelola
atau menyalurkan zakat pada lembaga zakat. Kemudian
solusi dari penulis adalah mengedukasi siswa/siswi di MA
Muhammadiyah 1 Bengkulu sekaligus membuka
launching celengan untuk beramal atau untuk
melaksanakan zakat.

5.
a. Identitas artikel : Jurnal Manajemen Dakwah, Vol.1, No.4, 2016
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
b. Nama penulis : Aulia Hilman, Saeful Anwar, dan Herman
c. Judul artikel : Implementasi manajemen zakat produktif dalam upaya
mengentaskan kemiskinan
d. Jumlah halaman : 17 (Tujuh Belas)
e. Pendahuluan : Dalam perspektif sejarah ekonomi islam salah satu cara
mengentaskan kemiskinan dalah melalui zakat. Zakat
adalah ibadah maaliyah ijtimaiyah yang memiliki posisi
sangat penting, strategis dan menentukan baik dilihat dari
sisi ajaran agama maupun dari sisi pembangunan ekonomi,
Dilihat dari ajaran agama islam, zakat merupakan titah
Tuhan yang termakhtub dalam Al-Qur’an. Dan Baznas
yang ada di kabupaten ciamis pada tatanan perencanaan
zakat masih belum optimal. Namun perencanaan zakat
yang paling berperan untuk menyejahterakan mustahik
terletak pada penggalian sumber ataupun pendistribusian.
Dengan demikian, BAZNAS Ciamis akan mampu
mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui manajemen zakat produktif.
g. Kelebihan :Kelebihan dari artikel ini adalah pembahasannya
dilengkapi dengan data-data yang tentu akan menarik
pembaca. Pembaca juga mengetahui tentang
pendistribusian , kategori asnaf, dan alokasi dana yang ada
di Ciamis.
h. Kekurangan :Kekurangan dari artikel tersebut adalah tidak dicantumkan
metode penelitian yang digunakan oleh penulis.
i. Kesimpulan :Pembaca dapat menyimpulkan bahwa salah satu upaya
untuk mengentaskan kemiskinan kepada masyarakat
Ciamis adalah dengan cara memenejemen ziswaf secara
produktif. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerjasama
dengan pengusaha, membentuk unit pengumpul zakat,
bekerjasama dengan sekretaris daerah untuk
menginstruksikan seluruh SKPD memabayar zakat. Hal
ini sangat solutif atas pemecahan suatu permasalahan
mengenai zakat.
6.
a. Identitas artikel : Jurnal Perada, Vol.1, No.1, Juni 2018
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)

c. Nama penulis : Raja Hesti Hafriza, Firdaus, Ahmad Chuzairi


d. Judul artikel :Manajemen zakat sebagai penyeimbang perekonomian
umat
d. Jumlah halaman : 10 (Sepuluh)
e. Pendahuluan :Konsep zakat telah memberikan contoh bahwa agama
islam sangat memperhatikan ummatnya bagi mereka yang
membutuhkan. Dalam hal ini zakat disebut dengan
redistribusi kekayaan yang adil dalam pendapatan. Zakat
di Indonesia telah menjadi amanat undang-undang,
pengelolaan zakat tidak lagi BAZ atau LAZ sebagai
lembaga non structural dalam pemerintah, melainkan juga
berkesempatan dilakukan oleh Organisasi Pengelola
Zakat (OPZ).
g. Kelebihan : Kelebihan yang ada pada artikel ini adalah daftar pustaka
atau sumber refrensi yag digunakan oleh penulis sangat
banyak, hal ini tentu semakin banyak referensi yang
digunakan maka artikel tersebut semkain bagus.
h. Kekurangan :Kekurangan dari artikel ini adalah rumusan masalah tidak
terlalu menonjol (tampak), artinya pendahuluan pada
artikel ini sedikit ngambang. Selain itu antara sub bab
yang satu dengan lainnya tidak ada batasan sehingga
menyebabkan pembaca kesulitan dalam membaca. Seperti
hal nya antara pendahuluan, kajian teori dan pembahasan
tidak ada tulisannya pada sub bab. Dan yang terakhir
adalah objek penelitian tersebut tidak dijelaskan.
i. Kesimpulan : Pembaca dapat menyimpulkan bahwa manajemen zakat
dapat dimaksimalkan melalui manajemen itu sendiri,
karena pada dasarnya dalam pengelolaan dana zakat yang
diterima oleh masyrakat tentu dilakukan dengan
manajemen yang baik.

7.
a. Identitas artikel : Jurnal Salam, Vol.15, No.2, Desember 2012
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : Zaenal Abidin
d. Judul artikel : Manifestasi dan latensi lembaga filantropi islam dalam
praktik pemberdayaan masyarakat
e. Jumlah halaman : 18 (delapan belas) halaman
f. Pendahuluan : Berdasarkan data forum zakat Indonesia (FOZ), ternyata
dana zis terkumpul 240 M rupiah, selain itu terkumpulnya
dana ziswaf 250 M. 80% dana zakat dan 50% dananya
diterima saat bulan ramadhan, artinya stagnasi zis
menjasikan PR tersendiri untuk dikembangkan dan
dikelola secara baik. Jika hal ini dibiarkan maka akan
menjadi boomerang bagi umat islam yang sungguh-
sungguh mensosialisasikan zis. Selanjutnya peneliti
berasumsi bahwa adanya paradoks nilai-nilai filantropis
dan implementasi praktik filantropis khususnya pada
praktik pemberdayaan masyarakat belum banyak terekpos.
Bahkan lembaga tersebut terkesan bersifat amal karitatis
atau bahkan menyajikan ulasan atau bahasa tentang
empowerment sehingga kemiskinan dan ketidakberdayaan
masyarakat semakin bertambah.
g. Kelebihan :Sebagaimana pembaca telah mengamati kepenulisan
artikel tersebut sudah sangat jelas dan dilengkapi dengan
metode penelitian dan kajian teori secara jelas. Sehingga
pembaca dapat menambah wawasan mengenai konsep
filantropis dan lain sebagainya.
h. Kekurangan : Paragraf dalam artikel tersebut terlalu panjang, seharusnya
lebih disingkat lagi agar kalimatnya mudsah dicerna oleh
pembaca.
i. Kesimpulan : Pembaca dapat menyimpulkan artikel tersebut bahwa kota
Malang memiliki potensi sebagai kota pendidikan, yang
didukung oleh wisata kuliner, wahan, ataupun infrastuktur
pendidikan yang berpengaruh terhadap sosial ekonomi
masyarakat. Sehingga dengan hadirnya rumah zakat di
Kota Malang yang menyajikan program kreatif, menarik,
tepat sasaran kepada seluruh donatur.

8.
a. Identitas artikel : Skripsi, IAIN Metro, 2019
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : Darti Nuryana
d. Judul artikel : Preferensi masyarakat Tejoagung terhadap penyaluran
dana zakat, infaq, dan shadaqah
e. Jumlah halaman : 89 (Delapan puluh sembilan) halaman
f. Latar belakang : Masalah besar yang dihadapi Negara berkembang seperti
Indonesia adalah ketimpangan distribusi pendapatan dan
tingkat kemiskinan. Dalam sistem ekonomi kerakyatan
harus ada upaya dalam mengatasi ketimpangan salah
satunya adalah restrukturisasi kepemilikan penguasaan
aset ekonomi di daerah dengan dominasi muslim
pengelolaan zis. Namun kecenderungan masyarakat yang
enggan untuk menyalurkan ke lembaga-lembaga resmi.
Berdasarkan hasil survei dari Heni Sukapti (22 tahun)
seorang perawat rumah sakit islam yang tidak tahu perihal
Baznas dan beliaupun menyalurkan zakat langsung kepada
orangnya karena lebih terjamin. Hal ini kemudian dalam
skripsi mmengangkat sebuah masalah tentang preferensi
masyarakat Tejoagung metro Timur terhadap penyaluran
dana zakat, infaq, dan shadaqah.
g. Kelebihan : Artikel tersebut mudah dipahami oleh pembaca karena
bahasanya sangat lugas. Dan sistem kepenulisannya
hampir sempurna.
h. Kekurangan : Artikel tersebut belum dapat memberikan solusi atas
permasalahan yang terjadi sebagaimana yang telah dibahas
dalam artikel ini .
i. Kesimpulan : Pembaca dapat menyimpulkan bahwa dari artikel di atas,
masyarakat Tejoagung lebih memilih menyalurkan dana
zakat, imfaq, dan shadaqah ke masjid setempat atau
langsung diberikan kepada oran-orang. Meskipun sebagian
mereka ada yang sudah mengetahui letak lembaga zakat,
namun mereka (masyarakat) enggan membayar zakat,
infaq, dan shadaqah ke lembaga tersebut ada beberapa
faktor yang menjadi Kendal baik itu jarak ataupun yang
lain.

9.
a. Identitas artikel :Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2020
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : Amirullah
d. Judul artikel : Pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah
e. Jumlah halaman : 21 (Dua puluh satu) halaman
f. Latar belakang :Zakat yang diberikan kepada mustahik akan berperan
sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila
dikonsumsikan kepada kegiatan produktif. Pendayagunaan
Zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep
perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti
mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja
dan kekurangan lapagan kerja. Dengan adanya masalah
tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat
mengembangkan zakat bersifat produktif. Pengembangan
zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana
zakat sebagai modal usaha supaya fakir miskin dapat
menjalankan atau membiayai kehidupannya secara
konsisten.
g. Kelebihan : Pembaca mengamati artikel atau skripsi tersebut sangat
solutif karena dalam artikel tersebut dijelaskan tentang
bagaimana cara mengelola dana zakat, infaq, dan
shadaqah yang produktif dan cara pendistribusian serta
tentang sistem organisasi yang dijalankan. Kelebihan yang
lain adalah daftar pustaka nya sangat banyak, karena
semakin banyak referensi maka artikel tersebut semakin
bagus.
h. Kekurangan : Kekurangan dari artikel tersebut adalah objek penelitian
yang diteliti tidak disebutkan, padhal objek penelitian
menjadi salah satu bagian dari proses penelitian. Selain
itu, metode penelitian dalam artikel tersebut tidak
dijelaskan sebagaimana mestinya.
i. Kesimpulan :Pembaca dapat menyimpulkan bahwa peningkatan
ekonomi di Indonesia dapat ditingkatkan melalui
pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah secara produktif
dengan konsep perencanaan dan pelaksanaan secara
matang. Agar dapat menjadi dana yang dapat
dimanfaatkan masyarakat terutama mengentaskan
kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial maka
pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah harus dilakukan
secara professional.

10.
a. Identitas artikel :Jurnal Masharif al-syariah: jurnal ekonomi dan perbankan
syariah, Vol.2, No.1, 2017
b. Author : Warti (Mahasiswa)
Bapak Mixghan Norman Antono S.S., M.Pd (Dpl)
c. Nama penulis : Arin Setiyowati
d. Judul artikel :Analisis peranan pengelolaan dana ziswaf oleh civil
society dalam pemberdayaan ekonomi umat (studi kasus
Lazismu Surabaya)
e. Jumlah halaman : 32 (tiga puluh dua) halaman
f. Pendahuluan :Lazismu merupakan bagian dari LAZ yang bermotto “
memberi untuk Negeri” sudah tidak diragukan lagi
peranannya dalam menghimpun, mengelola, dan
mendistribusikan dana ziswaf. Pendayagunaan ziswaf
secara benar akan berdampak pada pengembangan
ekonomi masyarakat dan Negara. Terlebih islam
mewajibkan umatnya untuk mengusahakan dan
menginvestasikan harta bendanya sehingga mendatangkan
manfaat bagi masyarakat secara luas. Oleh karena itu,
peneliti artikel ini menulis perananan pengelolaan dana
ziswaf yang dilakukan oleh Lazismu PDM Surabaya
melalui program unit keuangan mikro BMW.
g. Kelebihan :Kelebihan dari artikel ini adalah disertai dengan kajian
teori yang cukup baik , selain itu juga dicantumkan table
laporan keuangan pengelolaan penyaluran dana ziswaf.
Hal ini tentu menjadi pelengkap dari artikel itu sendiri.
h. Kekurangan :Artikel ini hampir sempurna, akan tetapi dalam
kepenulisannya tidak disertai metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti.
i. Kesimpulan :Pembaca dapat menyimpulkan dari artikel ini bahwa
lembaga amil zakat Muhammadiyah tepatnya di Surabaya
memiliki peranan yang sangat penting untuk mengelola
dana ziswaf untuk dialokasikan 100% kepada para
mustahik dengan berbagai macam baik produktif maupun
konsumtif.

Anda mungkin juga menyukai