Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Zizwaf Muslim di Malaysia

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Zizwaf di Negara Muslim diampu
Ahmad Fauzi., Lc, M.H.I.

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Intan Kusuma Dewi (12404183033)


Fitry Anjarwati (12404183034)
Agus Nuryasin (12404183038)

JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG

September 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga diperoleh kemudahan dan kelancaran untuk menyelesaikan
makalah ini. Dan tidak lupa sholawat serta salam kita anjurkan kepada baginda
Rasulullah SAW agar kita nikmati syafaatnya di kaumul kiamah nanti. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Zakat, Infaq,
Sedekah di Negara Muslim semester ganjil dan makalah ini disusun dengan
maksimal dan mendaat bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar
makalah ini. Untuk itu disampaikan banayak terimakasih kepada pihak yang
berkontribusi pembuatan makalah ini :
1. Drs.H.Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung
1. Ahmad Fauzi., Lc, M.H.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Ziswaf di
Negara Muslim
Bahwa disadari bahwa makalah sederhana ini banayak tersdapat kekurangan.
Oleh karena itu, dibutuhkan saran dan kritik dari, dosen pengampu dan teman
teman agar dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Diharapkan
malakah ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran dengan tema berfikir dalam
pembelajaran Zakat, Infaq, Sedekah di Negara Muslim.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tulungagung ,20 September 2020

ii
Daftar Isi

Cover………..……………………………………………………………....i
Kata Pengantar ……………………..…………………….......………….…ii
Daftar Isi……………………………………………...………….................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………........……………….…….......1
A. Rumusan masalah………………………………………………….......1
B. Tujuan Pembahsan……………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penghimpunan Ziswaf di Malaysia...………………………………...…3
A. Pengelolaan ZISWAF di Malaysia……………………………….……..7
B. Pendistribusian ZISWAF di Malaysia............................................…....11
C. Pendayagunaan ZISWAF di Malaysia…………………………............13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………..………………………......17
B. Saran……………………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah yang sangat serius dihadapi
oleh negara-negara muslim  dan harus segera mencari dan menemukan solusi
untuk mengurangi persoalan kemiskinan tersebut. Salah satu cara untuk
menekan angka kemiskinan, masyarakat muslim ingin memanfaatkan dana
zakat. Usaha Islam dalam menanggulangi problem kemiskinan ini, bukanlah
suatu hal yang mengada-ada, temporer, setengah hati, atau bahkan hanya
sekedar mencari perhatian. Pengurangan angka kemiskinan, bagi Islam, justru
menjadi asas yang khas dan sendi-sendi yang kokoh. Hal ini dibuktikan
dengan zakat yang telah dijadikan oleh Allah swt. Sebagai sumber jaminan
hak-hak orang-orang fakir dan miskin itu sebagai bagian dari salah satu rukun
Islam. Pengelolaan zakat yang profesional, diharapkan pendistribusiannya
lebih produktif. Pemberian pinjaman modal misalnya, dalam rangka
peningkatan prekonomian masyrakat.

Persoalannya kemudian adalah bagaimana harta zakat itu dapat


dikumpulkan untuk kemudian didistribusikan dan didayagunakan untuk
kepentingan penerima zakat (mustahik)? Para pemerhati zakat sepakat bahwa
untuk dapat mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat
secara optimal, maka zakat harus dikelola melalui lembaga.

Dari latar belakang masalah di atas, telihat jelas bahwa peran dan
kontribusi lembaga pengelolaan zakat dalam mengentaskan kemiskinan masih
jauh dari harapan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penghimpunan Ziswaf di Malaysia ?
1. Apa saja pengelolaan Ziswaf di Malaysia ?
2. Bagaimana pendayagunan Ziswaf di Malaysia ?
3. Bagimana pendistribusian Ziswaf di Malaysia ?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penghimpunan Ziswaf di Malaysia.
2. Untuk mengetahui pengelolaan Ziswaf di Malaysia.
3. Untuk mengetahui pendayagunaan Ziswaf di Malaysia.
4. Untuk mengetahui pendistribusian Ziswaf di Malaysia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penghimpunan Ziswaf di Malaysia

1. Penghimpunan zakat di malaysia

Untuk menampung dana zakat, infaq, dan  sedekah (Ziswaf) selama


Ramadhan dan Idul Fitri, masjid di Malaysia menerima sumbangan dana
dengan memanfaatkan teknologi digital. Salah satu contohnya di Masjid Al-
Falah di Subang Jaya Malaysia menjadi masjid pertama yang mulai
menerima sumbangan secara digital, yang dimungkinkan di bawah RHB
Bank Kempen SyuQR. Kampanye ini merupakan inisiatif untuk membawa
gaya hidup digital ke konsep 'Giving' atau 'Shadaqah' - melalui aplikasi e-
wallet rumahan yang dioperasikan oleh Axiata Digital.

Aplikasi ini adalah platform tempat donasi dilakukan melalui langkah


sederhana untuk memindai kode QR yang ditampilkan di masjid. Semua
donasi kemudian akan ditransfer langsung ke rekening RHB Bank Al-Falah
yang menghindari risiko kehilangan uang tunai dan pencurian. “Ini adalah
upaya kolaborasi pertama RHB Islam dengan Axiata Digital untuk memulai
sadaqah digital (donasi) dalam hubungannya dengan Ramadhan. RHB
Islamic dihormati untuk menjadi mitra dalam upaya untuk menjangkau
orang-orang yang kurang mampu dengan mendorong umat Islam untuk
membuat sumbangan digital terhadap kampanye SyuQR, ” jelas Direktur
Pelaksana dan Chief Executive Officer, RHB Islamic Bank Berhad, Datuk
Adissadikin Ali, seperti dilansir dari publikasi Salaamgateway, Sabtu,
(16/06/2018).

Selain itu, Chief Executive Office Boost Christopher Tiffin  juga


mengatakan kolaborasi dengan RHB Islamic adalah untuk memudahkan
pengguna untuk memberikan kembali kepada masyarakat. “Malaysia
memiliki 20 juta pengguna ponsel pintar dan ada banyak ruang untuk

3
pertumbuhan dalam menggunakan e-wallet. Kolaborasi ini akan menjadi
contoh yang bagus untuk mendorong masyarakat tanpa uang tunai dan
banyak institusi sosial lainnya akan mengikuti dan mengadopsi gerakan
tanpa uang tunai. Inisiatif digital dan cashless baru dari Boost dan RHB
Islam di Masjid Al-Falah sejalan dengan Blueprint Sektor Keuangan Negara
dan merupakan kontribusi terhadap tujuan negara untuk menjadi negara
tanpa uang cash atau uang elektronik pada tahun 2050.1

Pelaksanaan zakat di Malaysia sangatlah dinamis.Pemerintah


memeberikan beberapa model pengelolaan zakat, di antaranya pengelolaan
zakat diserahkan kepada Majelis Agama Islam Wilayah Pesekutuan
(MAIWP) atau semacam MPU-nya Malaysia, juga kepada negara bagian
(provinsi) dan perusahaan untuk mengelola zakat.

Salah satu prestasi zakat di Malaysia yang diraih oleh Pusat Pungatan
Zakat (PPZ) yang mempunyai kewenangan dalam menghimpun zakat di
wilayah persekutuan adalah berhasil menghimpun zakat senilai 615 juta
ringgit atau setara dengan 2,1 triliun rupiah. Setiap dana zakat yang
dihimpun disetor langsung ke rekening baitul mal setempat paling lambat 24
jam dari setoran para mustahik.

Kemudian, dana zakat tersebut disalurkan oleh pihak baitul mal dalam
28 jenis program. Rinciannya, untuk tujuan golongan senif, sedangkan satu
golongan lagi diberikan untuk hak PPZ selaku amil zakat sebesar 6,5% atau
setengah dari hak amil, karena selama ini regulasi yang berlaku PPZ hanya
berwenang mengumpulkan zakat, tapi tidak mempunyai wewenang dalam
mendistribusikannya. Semoga dengan pemerintahaan baru di Malaysia kini
PPZ diberikan kepercayaan untuk mengutip sekaligus mendistribusikan
zakat.

Ada beberapa pelajaran penting yang dapat saya reportasekan kepada


masyarakat Aceh dalam pengelolaan zakat, terinspirasi dari cara Malaysia.
Pertama, mengelola zakat harus secara professional. Anak-anak muda yang

1
https://www.gomuslim.co.id/read/news/2018/06/16/8084/-p-masjid-di-malaysia-ini-terapkan-
penerimaan-ziswaf-dengan-aplikasi-digital-p-.html

4
bergabung dalam PPZ mempunyai spirit sebagai pengumpul zakat dan itu
mereka niatkan sebagai media dakwah. Kedua, zakat tidak ditunggu, tapi
harus dijemput. Pola ini terinspirasi dari pengalaman yang dilakukan Nabi
Muhammad saw sewaktu mengutus para sahabat ke berbagai suku dan
bangsa untuk mengutip zakat.

Ketiga, pembayar zakat diberikan penghargaan. Jika mustahik


membayar zakat 50.000 ringgit maka akan diberikan wewenang untuk
mendistribusikan kembali sebesar 20.000 ringgit. Pola seperti ini sangat
cocok diterapkan di Aceh, khususnya bagi pengusaha atau perantau dari
Pidie yang mempunyai kebiasaan mendistribusikan zakat secara individu.

Keempat, 66,5% zakat yang terkumpul berasal dari zakat gaji atau
dengan kata lain zakat gaji memberikan kontribusi sebesar 408 juta ringgit
atau setara dengan 1,4 triliun rupiah.

Kelima, zakat merupakan sistem rebat (pengurang). Jika seorang


muslim sudah membayar zakat maka dia hanya membayar sisa pajak yang
diwajibkan oleh negara kepada orang atau perusahaan tersebut. Seharusnya,
Pemerintah Aceh perlu mengisi penerapan keistimewaan Aceh yang telah
disepakati dalam MoU untuk hal-hal seperti ini. Selama ini perlakuan di
Indonesia justru seorang muslim masih diwajibkan membayar dua jenis
pungutan, yakni zakat dan pajak, atau dikenal dengan istilah double tax.
Kalaupun sudah ada undang-undang yang mengaturnya, tapi seperti tidak
jalan. Buktinya, senator asal Aceh, Ghazali Abbas Adan, masih terus giat
memperjuangkan agar pembayaran zakat dapat mengurangi nilai pajak yang
harus dibayar oleh seorang muslim di Indonesia.

Baitul Mal Aceh perlu pula mencontoh mekanisme distribusi zakat


yang dilakukan oleh Baitul Mal Malaysia. Hebatnya lagi, BMM mendirikan
lembaga pendidikan bersertifikasi yang diakui ijazahnya secara
internasional. Dalam satu tahun mereka mendidik lebih dari 250 orang anak
asnaf yang berhak menerima zakat yang siap terjun ke dalam dunia kerja
dan usaha. Bahkan mereka juga memberikan bantuan peralatan usaha
kepada alumni sebesar 5.000 ringgit.

5
Dari beberapa hasil testimoni alumni, di antara mereka ada yang
mempunyai pendapatan per tahun 20.000 ringgit dengan adanya bantuan
pelatihan dan modal usaha. Dari hasil pelatihan tersebut akan
menumbuhkan pengusaha-pengusaha Melayu, dengan harapan pengusaha
tersebut membayar zakatnya ke lembaga resmi dan meningkatkan jumlah
kutipan zakat. Hal ini sesuai dengan filosofi zakat itu sendiri, yaitu zakat
bermakna tumbuh bersih dan berkembang. Maka, dengan membayar zakat
dapat membersihkan harta dan mengembangkan usaha orang miskin dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

Kesuksesan PPZ dan BBM merupakan salah satu faktor penting


karena mampu meningkatkan rasa percaya masyarakat kepada lembaga
pengelola sehingga mereka pasti membayar zakat di lembaga resmi yang
ditunjuk oleh Negara.

Selain itu, kekompakan ulama dalam mengeluarkan fatwa tentang


zakat juga memengaruhi persepsi masyarakat sehingga mereka tidak
mempunyai alternatif lain dalam memahami jenis dan mekanisme
pembayaran zakat. Penghimpunan wakaf di negara Malaysia.

2. Penghimpunan wakaf di Malaysia

Chief Executive Officer (CEO) Bank Islam Malaysia Bhd, Mohd


Muazzam Mohamed, mengatakan masyarakat yang ingin berkontribusi
terhadap pembangunan gedung wakaf Layanan Hemodialisis Rumah Sakit
Tuanku Fauziah dari Dewan Adat Melayu dan Agama Islam Perlis (MAIPs)
dapat melakukan transaksi melalui SnapNPay. 

Mereka dapat memindai QR atau kode batang (bar code) pada panel
dengan menggunakan smartphone. Muazzam mengatakan, kontribusi dari
level terendah sebesar 10 ringgit dapat dilakukan dengan mengunduh
aplikasi SnapNPay di Google Play Store atau Apple App Store secara
gratis.  

"Kontribusi wakaf tidak terbatas pada pelanggan Bank Islam saja,


pada kenyataannya, hal itu dapat dilakukan di 17 bank lain di Malaysia yang

6
memiliki kode QR dengan mesin FPX, selain metode konvensional seperti
internet banking yang biasanya digunakan masyarakat sebelumnya," kata
Muazzam, dilansir dari Bernama, Senin (22/4). Dia mengatakan, lebih dari
1,2 juta ringgit telah dikumpulkan melalui program myWakaf. Dia
memperkirakan jumlahnya akan meningkat, mengingat orang-orang lebih
suka menggunakan teknologi baru yang cepat dan efisien. 

Bank Islam Malaysia sebelumnya telah membentuk inisiatif


pembangunan dana wakaf untuk menggalakkan masyarakat melakukan
ibadah wakaf berbentuk tunai, yang nantinya disalurkan untuk berbagai
proyek. Sebelumnya pada awal April, Persatuan Institusi Perbankan dan
Kewangan Islam Malaysia (AIBIM) meluncurkan portal myWakaf. Melalui
portal ini, setiap individu bisa memberikan sumbangan wakaf kepada
proyek-proyek pembangunan secara lebih mudah dan efektif. Di bawah
inisiatif ini, proyek pembangunan menjurus pada sektor pendidikan,
kesehatan, investasi dan ekonomi.

B. Pengelolaan Ziswaf di Malaysia

Malaysia memiliki pengelolaan zakat yang terpisah antara pemungutan


dengan penyaluran zakat. Untuk pengumpulan zakat, Malaysia melalui MAIN
(Majelis Agama Islam Negeri) masing-masing negeri untuk membentuk
lembaga pengumpul zakat dan lembaga penyalur zakat yang disebut dengan
Baitulmal.

Malaysia memiliki sistem pengelolaan zakat di mana otoritas


pengumpulan dan pendistribusian zakat berada pada setiap negeri.2 Menurut
konstitusi wilayah, semua permasalahan agama termasuk pengelolaan zakat
diserahkan kepada yurisdiksi masing-masing dari 14 negeri yang di kelola oleh
Majelis Agama Islam Negeri (MAIN). Dengan demikian, setiap negeri
memiliki Undang-Undang pengelolaan zakat yang berbeda dari wilayah lain.
Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan koordinasi antar wilayah dimana
terdapat perbedaan penentuan nishab, harta wajib zakat, dan bahkan definisi

2
Husna Hidayatie, Skripsi: Analisis Pengelolaan Zakat di Indonesia dan Malaysia, (Banjarmasin:
Politeknik, 2018). Hlm. 34.

7
dari delapan ashnaf yang berhak menerima zakat. Secara umum, Undang-
undang mengenakan penalti sebesar 1.000 ringgit dan/atau penjara selama
enam bulan jika terbukti adanya penyelewengan pembayaran zakat.

Di Malaysia, penghimpunan zakat dilakukan murni oleh swasta sangat


didukung oleh pemerintah setempat. Pemerintah hanya bertindak sebagai
fasilitator dan penanggungjawab. Dalam wilayah penyelenggaraan,
pengelolaan zakat di negara ini ditempatkan dalam Majelis Agama Islam
(MAI). Pemerintah Malaysia melalui Majelis Agama Islam Wilayah
Persekutuan (MAIWP) mendirikan Pusat Pungutan Zakat (PPZ) yang resmi
beroperasi mulai 1 Januari 1991 di Kuala Lumpur dalam rangka menciptakan
pengelolaan zakat yang profesional dengan menerapkan system corporate.
Diawali dengan terbentuknya Pusat Pungutan Zakat (PPZ) di Wilayah
Persekutuan pada tahun 1991, dan seterusnya diikuti oleh 13 negeri lainnya. 13
negeri tersebut adalah Johor, Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan,
Pahang, Pulau Pinang, Perak, Perlis, Selangor, Terengganu, Sabah, dan
Sarawak. Zakat dikelola oleh masing-masing Negeri mengikuti struktur politik
yang ada di Malaysia. Pemerintah melalui perwakilan kerajaan Negeri berperan
sebagai pengelola, penanggung jawab pengelolaan, dan pelaksanaan zakat,
serta beperan dalam membuat regulasi dalam bentuk undang-undang zakat.
Undang-undang tentang zakat dibuat oleh Majelis Perundang-undangan Negeri.
Setiap Negeri bebas untuk membuat perundang-undangan zakat namun harus
tetap berada dalam wilayah undang-undang syariat Islam Negeri. Kebebasan
pada kompetensi pembuatan Undang-undang zakat ini, berakibat pada
beragamnya beberapa aspek pengelolaan zakat dan cara penegakan hukumnya.
Selangor dan Wilayah Persekutuan telah menetapkan hukuman bagi kesalahan
tidak membayar zakat dalam Akta atau Undang-undang kesalahan Pidana
Syariah.

Yang di pertuan
Agong

Perdana Menteri

8
Majelis Agama
Islam Negeri

Pusat pungutan
Baitul Maal
zakat

Pengurusan zakat di Malaysia dikelola secara federal (non nasional).


Berdasarkan struktur kelembagaan di atas pengurusan zakat yang ada di bawah
bidang kuasa dan tanggung jawab tiap negeri-negeri. Setiap negeri mempunyai
Majelis Agama Islam Negeri (MAIN). Pelaksanaan pengurusan dan tata cara
kerja MAIN di setiap negeri dilaksanakan berdasarkan peraturan dari Majelis
Agama Islam masing-masing negeri. Regulasi yang berlaku di Malaysia
menetapkan bahwa zakat dapat mengurangi kewajiban pajak. Hal itu berlaku
jika Muzaki membayarkan zakatnya ke lembaga zakat yang diakui oleh
kerajaan seperti Pusat Pungutan Zakat (PPZ) di Wilayah Persekutuan dan
Selangor dan yang lain. Jadi, jika seorang Muzaki membayar zakat ke PPZ,
maka zakat yang telah dibayarkan bisa mengurangi beban pajak yang
ditanggung (zakat sebagai kredit pajak).

Islam sudah ada di Malaysia pada sekitar abad 13 M, namun hingga akhir
tahun 1800-an tradisi wakaf belum dijalankan dengan baik. Ketika negeri ini
dikuasai oleh Portugis tahun 1511 M yang untuk pertama kalinya singgah di
daerah Malaka, kebanyakan rakyat negeri ini pergi mengungsi, meninggalkan
hartanya begitu saja untuk mengikuti sultan Johor. Dengan sendirinya harta
benda itu menjadi rampasan, tak terkecuali mungkin juga harta wakaf. Hal
ihwal wakaf baru secara pasti dapat terdeteksi pelaksanaannya ketika para
pedagang Islam dari India yang banyak tinggal di negeri Pinang
mempraktekkannya.

9
Fenomena sejarah ini memaklumatkan kenyataan bahwa undang-undang
tentang wakaf relatif lebih akhir kemunculannya dibandingkan dengan yang
lain. Enakmen tentang ini telah berusaha mengatur dan mengarahkan
manajerial harta yang diwakafkan, dengan satu sistem pengelolaan yang tidak
membedakan jenis-jenis wakaf am, wakaf khas dan nazar am. Wewenang
untuk mengaturnya berada ditangan Mahkamah Syari’ah, walau boleh juga
diserahkan kepada Mahkamah Negeri (Sekuler). Parameter harta wakaf
dianggap benar dan absah apabila sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang Islam.

Dari uraian terakhir ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa di dalam
berbagai kasus tentang wakaf di Malaysia terdapat disparitas pendapat dan
tafsir diantara badan hukum yang mempunyai kompetensi atau otoritas
membuat serta menginterpretasikan peraturan dan manajerial wakaf. Satu tafsir
yang telah diputuskan oleh Badan Perundangan Negeri dengan sendirinya
menjadi mentah ketika Dewan Persekutuan (Parlemen) yang derajat
wewenangnya lebih tinggi, memutuskan lain. Merespons hal ini Hokker
menilai bahwa idealnya Mahkamah Persekutuan tidak terlalu jauh mencampuri
urusan yang menjadi wewenang Mahkamah Rendah, sebab akan mengesankan
adanya sistem diktator di dalam pengaturan wakaf. Lebih lanjut dan tegas ia
memberi catatan bahwa dalam bidang ini perubahan atau setidaknya peraturan
tambahan sangat perlu ditambahkan di Malaysia.

Yang mempunyai otoritas penuh untuk mengelola harta wakaf


sebagaimana disinggung di atas adalah Majlis Agama Islam yang terdapat di
masing-masing Negeri.3 Segala urusan mulai pengaturan struktur, tertib
administrasi, dan lainnya menjadi tanggung jawab Majlis ini. Dengan demikian
berhasil (maksimal) dan tidaknya harta wakaf diperdayakan dan dimanfaatkan
tergantung kepada policy Majlis ini. Walaupun ia memiliki wewenang penuh,
namun kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari garis demarkasi Syariah.
Dengan parameter syariah ini, masyarakat bisa mengontrol peran kerja Majlis.
Tingkat keberhasilan harta wakaf diberdayakan tergantung pada

3
Sri Rahmany, Wakaf Produktif di Malaysia, Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, Vol. 8 No.1, 2019, hlm.
48.

10
pengorganisasian dan manajerialnya. Karena hal ini, setiap Majlis Negeri akan
mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Seperti terjadi di Wilayah-
wilayah Persekutuan misalnya, segala urusan wakaf berada di bawah ampuan
Unit Sumber Am salah satu divisi di Bagian Baitulmal. Baitulmal ini memiliki
dua bagian lagi yaitu Unit Latihan dan Unit Agihan.

Prosedur dan langkah-langkah mewakafkan harta benda selama ini


berjalan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: (a) Peristirahan Niyat yaitu
pemberitahuan tertulis dari pihak wakif kepada Majlis. Di dalamnya harus
ditulis dengan jelas maksud dan tujuan wakaf; dan juga lampiran berupa
(semacam akte tanah) yang menjustifikasi bahwa tanah atau harta dimaksud
milik wakif; (b) Pemeriksaan Harta yaitu pemeriksaan harta benda yang
dimaksud oleh wakif sebagai wakaf yang dilakukan oleh Majlis dengan tujuan
agar ia dapat dipastikan keberadaannya, sehingga pengesahan yang dibuat
dapat dipastikan keadaannya; (c) Majlis Penyerahan Harta yaitu pengesahan
yang dilakukan oleh wakif di depan Majlis dengan disaksikan dua saksi di atas
kertas ‚Borang Lafadz Wakaf yang secara detail di dalamnya terpaparkan jenis
harta, tujuan, dan tempat tanda tangan bagi pihak-pihak terlibat pengesahan; (d)
Proses Tukar Hakmilik Harta yaitu menulis ulang dan melengkapi surat-surat
administrasi yang dilakukan oleh Baitulmal setelah Majlis menyerahkan
kepadanya. Baitulmal akan mengajukan secara resmi kepada Pejabat tanah
(semacam Badan Agraria) untuk mengurus akte hak milik tanah; (e) Proses
Pembangunan Harta Wakaf yaitu pelaksanaan pembangunan harta wakaf sesuai
dengan rencana Baitulmal dengan mengikuti tujuan yang telah ditetapkan.

C. Pendayagunaan Ziswaf di Malaysia

Dari awal sejarah pelaksanaan zakat di Malaysia, pengelolaan zakat


belum dikelola secara profesional, maka potensi zakat di Malaysia belum
terjaring secara signifikan. Dengan kemajuan ekonomi di Malaysia, ekonomi
orang Melayu pun mulai mengalami kemajuan. Potensi zakat yang cukup baik
untuk mengembangkan kemajuan ekonomi, dapat dijadikan pemerintah untuk
memperbaiki sistem pengelolaan zakat. Zakat dikelola secara profesional
dengan memakai pola corporate governance. Konsep corporate governance

11
menekankan kepada pentingnya peranan dan tanggung jawab pengurus dalam
mengelola zakat dan juga untuk menumbuhkan integritas dan keyakinan
masyarakat. Peran dan tanggung jawab pengurus adalah melaksana
pengelolaan zakat secara ikhlas, bertanggung jawab, amanah, dan profesional
supaya tujuan organisasi dapat tercapai dan kepentingan masyarakat terhadap
zakat dapat terpenuhi.
Pemanfaatan dan penyaluran dana zakat di Malaysia, bukan menjadi
tanggung jawab lembaga PPZ. Penyaluran dana zakat di Malaysia sepenuhnya
menjadi tugas Baitul maal yang juga berada di bawah kendali MAIWP. Strategi
Malaysia dengan kebijakan-kebijakan ekonominya telah mampu mendongkrak
kesejahteraan. Kuantitas dan kualitas kemiskinan di Malaysia amat
mencengangkan. Tahun 1998 saja, definisi orang miskin Malaysia adalah
mereka yang berpenghasilan di bawah RM 700 per bulan. Di tahun 2004, yang
disebut miskin adalah mereka yang berpenghasilan kurang dari 1.200 per
bulan.
Dengan penghasilan itu, maka yang mendapat bantuan Baitul Maal
adalah mereka yang memiliki rumah sederhana. Jika tak punya rumah, Baitul
Maal menyewakannya. Pendidikan dan kesehatan bagi seluruh keluarga, gratis
ditanggung Baitul Maal. Untuk pendidikan, selain SPP yang juga gratis, anak-
anak mereka mendapat peralatan sekolah seperti buku, tas, dan seperangkat alat
tulis serta seragam sekolah. Jika keluarga miskin terkena bencana atau
kebakaran, Baitul Maal mengganti total kerugiannya.
Bantuan modal usaha, juga diluncurkan Baitul Maal. Untuk penanganan
permodalan, sebagian besar disalurkan melalui Amanah Ihtiar Malaysia. Dalam
program jangka panjang, BM membangun Institut Kemahiran BM. Di Institut
ini disediakan berbagai kursus, seperti menjahit, catering, dan perbengkelan.
BM juga mendirikan Institut Profesional BM, yang mengajarkan tentang
kesekretariatan dan bisnis administratif. Yang memiliki otak cemerlang,
diarahkan masuk universitas seperti ke Institusi Pengajian Tinggi Awam
(IPTA) yang juga dibangun oleh BM. Mengingat dana di BM berlebih, dana
pun diinvestasikan ke berbagai bisnis seperti trading dan real estate. Di tahun
2003, BM bekerja sama dengan Tabungan Haji membangun sebuah rumah

12
sakit umum Hospital PUSRAWI (HP). HP yang dibangun dengan RM 100 juta
memiliki 250 tempat tidur pasien dengan fasilitas pengobatan terkini. Sedang
blok hotel, menampung 103 baliki (kamar). HP mulai beroperasi mulai tahun
2004, dilengkapi kafetaria, lounge, ruang lobby, ruang seminar, dan 281 tempat
parker. Semua ini dilakukan guna meningkatkan dan mengembangkan jumlah
dana ZISWAF yang terkumpul.
Malaysia harta wakaf investasi telah dilakukan melalui instrumen sukuk
dan pasar modal yang diterbitkan oleh Suruhanjaya Sekuriti sejak Februari
2001. Mereka membentuk Pelan Takaful Wakaf oleh Syarikat Takaful
Malaysia Berhad sejak tahun 2007. Untuk menjamin pengelolaan wakaf uang
di negara ini, dibentuk Pelan Takaful Wakaf oleh Syarikat Takaful Malaysia
Berhad yang berdiri sejak tahun 1997. Syarikat Takaful ini dioperasikan
berdasarkan prinsip mudharabah. Keuntungan dari investasi pada portofolio
keuangan syari’ah merupakan jumlah dari empat portofolio yaitu deposito
perbankan syari’ah, obligasi syari’ah dan pasar modal syari’ah. Keuntungan
akan digabung dengan keuntungan portofolio lainnya kemudian didistribusikan
untuk rakyat miskin.
Malaysia Memfasilitasi manajemen perusahaan wakaf di Malaysia
merupakan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan bisnis keuangan Islam di
negara itu yang diumumkan pada bulan September tahun lalu. Pemerintah
Malaysia sedang melakukan kajian terhadap wakaf dan mencari cara agar
wakaf bisa dijalankan oleh perusahaan swasta, bukan lembaga agama. Wakaf
mengoperasikan proyek-proyek sosial seperti rumah sakit, masjid, dan sekolah
dengan sumbangan yang diterima dari umat Islam dalam bentuk tanah, uang
tunai, atau lainnya. Wakaf Malaysia memegang 11.091 hektar lahan senilai
RM1.2 miliar, menurut Departemen Wakaf, Zakat dan Haji. Pemerintah ingin
memperkenalkan manajemen perusahaan untuk meningkatkan tingkat
pengembalian wakaf dan efisiensi ekonomi mereka.

D. Pengertian Pendistribusian Ziswaf di Malaysia

Pendistribusian berasal dari kata akar yaitu distribusi. Distribusi berasal


dari bahasa inggris yaitu distribute yang berarti pembagian atau penyaluran,

13
secara terminologi distribusi adalah penyaluran (pembagian) kepada orang
banyak atau beberapa tempat.4 Dalam bahasa Arab istilah distribusi sama
dengan lafaz sorafayang berarti membelanjakan atau membagi. Distribusi juga
disebut dengan perkataan auza’a yang juga mempunyai makna yang sama.
Pengertian khusus karena itu menunjukkan suatu tindakan yang harus
dilakukan untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Dalam Al-Quran sorafa
digunakan sebanyak 26 kali. Perkataan tersebut antaranya membawa maksud
menyebar, mengirim, mengedar, menerang dan memaling. Perkataan
menyebar, mengirim dan mengedar lebih dekat kepada pengertian distribusi.5

Pengertian lain mendefinisikan distribusi sebagai penyaluran barang


keperluan sehari-hari oleh pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk dan
sebagainya.6 Menurut Philip Kotler distribusi adalah serangkaian organisasi
yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk
atau jasayang siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Dalam hal ini distribusi
dapat diartikan sebagai kegiatan membagikan atau mengirimkan kepada orang
atau kebeberapa tempat.

Berdasarkan pengertian di atas, distribusi zakat dapat diartikan


pembagian harta kutipan zakat pada mereka yang berhak menerimanya.
Dengan kata lain harta zakat hendaklah dikeluarkan menurut syarat dan
ketentuan yang telah ditetapkan dan dalam ruang lingkup yang dibenarkan
syarak. Mengingat tugas distribusi zakat satu tanggungjawab yang penting,
Allah SWT telah menjelaskan golongan yang berhak menerima zakat secara
terperinci dalam ayat 60 surat at-Taubah. Dari sini boleh difahami bahwa zakat
perlu dibagikan kepada semua delapan golongan yang disebutkan dan tidak
boleh kepada beberapa golongan saja jika semua mereka ada. Pandangan ini
berdasarkan kepada bahwa delapan golongan tersebut adalah milik atau tuan

4
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007). hal 297
5
Armiadi, Zakat Produktif (Saluran alternative Pemberdayaan umat), (Banda Aceh: Ar-
Raniry,2008), Hal 69
6

14
punya zakat tersebut. Dengan kata lain, zakat tidak wajar disalurkan kepada
kurang dari delapan golongan jika semua pihak ada saat itu.7

Pendistribusian zakat merupakan suatu proses atau kegiatan yang


dilakukan oleh lembaga zakat untuk memberi dana zakat kepada delapan asnaf.
Jadi pendistribusian ini merupakan proses yang sangat penting dalam lembaga
zakat, karena melibatkan lembaga zakat dan juga delapan asnaf. Tanpa adanya
proses pendistribusian ini, hasil zakat tidak dapat dibagi dan tidak ada yang
akan membantu delapan asnaf. Terdapat beberapa macam pendistribusian zakat
yang dilakukan supaya dana zakat yang diberikan dapat berdaya guna dan
berhasil guna.

Pendistribusian zakat di Malaysia dilakukan dengan cara sebagai


berikut :

1. Konsumtif tradisional
Maksud pendistribusian zakat secara konsumtif tradiosional adalah zakat
dibagikan kepada asnaf dengan secara langsung untuk kebutuhan konsumsi
sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras, uang kepada fakir
miskin setiap idul fithri atau pembagian zakat mal secara langsung oleh para
amil kepada asnaf yang sangat membutuhkan . Pola ini merupakan program
jangka pendek dalam mengatasi masalah umat.8

2. Konsumtif kreatif
Pendistribusian zakat secara konsumtif kreatif adalah zakat yang
diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk
membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi
yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan
beasiswa untuk para pelajar, bantuan alat pertanian, seperti cangkul untuk
petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya.

3. Produktif konvesional
Pendistribusian zakat secara produktif konvesional adalah zakat yang
diberikan dalam bentuk barangan yang boleh digunakan untuk mencipta
7
Ibid,hlm.70
8
Fakhruddin, Fiqih Dan Manajemen zakat Di Indonesia, (Malang: Malang Press,2008), hlm.314

15
sesuatu usaha yang berpanjangan. Seperti pemberian bantuan ternak
kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin
jahit, dan sebagainya.

4. Produktif kreatif
Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan
dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk permodalan proyek
sosial, seperti membangun sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah
maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan
usaha para pedagang atau pengusaha kecil.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan zakat di Malaysia sangatlah dinamis.Pemerintah memeberikan


beberapa model pengelolaan zakat, di antaranya pengelolaan zakat
diserahkan kepada Majelis Agama Islam Wilayah Pesekutuan (MAIWP)
atau semacam MPU-nya Malaysia, juga kepada negara bagian (provinsi)
dan perusahaan untuk mengelola zakat. Bank Islam Malaysia sebelumnya
telah membentuk inisiatif pembangunan dana wakaf untuk menggalakkan
masyarakat melakukan ibadah wakaf berbentuk tunai, yang nantinya
disalurkan untuk berbagai proyek.

2. Malaysia memiliki pengelolaan zakat yang terpisah antara pemungutan


dengan penyaluran zakat. Untuk pengumpulan zakat, Malaysia melalui
MAIN (Majelis Agama Islam Negeri) masing-masing negeri untuk
membentuk lembaga pengumpul zakat dan lembaga penyalur zakat yang
disebut dengan Baitulmal. Tingkat keberhasilan harta wakaf diberdayakan
tergantung pada pengorganisasian dan manajerialnya. Karena hal ini, setiap
Majlis Negeri akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu.
Seperti terjadi di Wilayah-wilayah Persekutuan misalnya, segala urusan
wakaf berada di bawah ampuan Unit Sumber Am salah satu divisi di Bagian
Baitulmal. Baitulmal ini memiliki dua bagian lagi yaitu Unit Latihan dan
Unit Agihan.

3. Konsep corporate governance menekankan kepada pentingnya peranan dan


tanggung jawab pengurus dalam mengelola zakat dan juga untuk
menumbuhkan integritas dan keyakinan masyarakat. Peran dan tanggung

17
jawab pengurus adalah melaksana pengelolaan zakat secara ikhlas,
bertanggung jawab, amanah, dan profesional supaya tujuan organisasi dapat
tercapai dan kepentingan masyarakat terhadap zakat dapat terpenuhi. Wakaf
di Malaysia mengoperasikan proyek-proyek sosial seperti rumah sakit,
masjid, dan sekolah dengan sumbangan yang diterima dari umat Islam
dalam bentuk tanah, uang tunai, atau lainnya. Wakaf Malaysia memegang
11.091 hektar lahan senilai RM1.2 miliar, menurut Departemen Wakaf,
Zakat dan Haji.
4. Pendistribusian zakat merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan
oleh lembaga zakat untuk memberi dana zakat kepada delapan asnaf.
Pendistribusian dilakukan dengan empat cara yaitu dengan konsumtif
tradisional, konsumtif kreatif, produktif konvensional dan produktif kreatif.

B. Saran

Dengan sangat menyadari bahwa makalh ini snagat jauh dari kata
kesempurnaan, maka dari itu disarankan kepada pembacaa untuk memberikan
sumbangan saran serta kritikan yang bersifat mendukung dalam kaitannya
untuk memperbaiki makalah yang akan datang.

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Armiadi. 2008. Zakat Produktif (Saluran alternative Pemberdayaan umat). Banda


Aceh: Ar-Raniry

Fakhruddin. 2008. Fiqih Dan Manajemen zakat Di Indonesia. Malang: Malang


Press

Husna Hidayatie. 2018. Skripsi: Analisis Pengelolaan Zakat di Indonesia dan


Malaysia, Banjarmasin: Politeknik

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Umum Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rahmany, Sri. 2019. Wakaf Produktif di Malaysia, Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita,
Vol. 8 No.1

Anda mungkin juga menyukai