Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ZAKAT PRODUKTIF DAN MANAJEMEN PENGELOLAANNYA

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah : Manajemen Ziswaf

Dosen Pengampu : H. Yarin Rahmat Insani, LC,. M.Ag

Disusun Oleh :

Abdur Rochman Adi Wijaya : 1861206001


Nopianti Pebrianta : 1861206011

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM AR-RISALAH


Jl. Raya Banjar Km 3,5 Dusun Timbagwindu Desa Pamalayan Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis Jawa Barat 46271 e-mail:steirisalah@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga makalah
manajemen ziswaf yang berjudul “zakat produktif dan manajemen
pengelolaannya” dapat diselesaikan. Penulis yakin tanpa ridha dan izin-Nya tidak
mungkin makalah ini dapat terwujud. Salawat dan salam semoga senantiasa
tercurah limpahkan ke hadirat Nabi besar Muhammad saw, beserta para
sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.

Zakat merupakan salah satu instrument dalam ekonomi Islam yang


menjadi potensi mengangkat derajat kaum lemah dan model penyeimbang
ekonomi yang dapat menjembatani antara para muzzaki dan mustahik zakat dalam
menekan ketimpangan pendistribusian harta.

Seiring dengan meluasnya perkembangan dakwah islam dan


meningkatnya semangat umat islam untuk mempelajari islam, meningkat pula
semangat untuk mengamalkan nilai nilai islam dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk dalam bidang ekonomi. Dengan demikian, pengetahuan atas ilmu
ekonomi islam sangat dibutuhkan dalam upaya mempelajari dan menerapkan
sistem ekonomi islam yang berlandaskan pedoman manusia, yaitu Al-Quran dan
As-sunnah.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis harap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah ilmu
pengetahuan baru bagi kita semua.

Ciamis, 7 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Pengertian ................................................................................................ 3

2.2 Hukum Islam Mengenai Pengelolaan Zakat Produktif .............................. 6

2.3 Tujuan Zakat Produktif ............................................................................. 5

2.4 Pemanfaatan Zakat Produktif ................................................................... 6

2.5 Pendistribusian Zakat Produktif ................................................................ 7

2.6 Ketentuan Zakat Produktif ........................................................................ 8

2.7 Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif .................................................. 9

2.8 Dampak Zakat Produktif Bagi Perekonomian .......................................... 9

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................ 12

3.1 Simpulan ................................................................................................ 12

3.2 Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban setiap muslim yang
mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak
menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana
potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi
seluruh masyarakat. Agar menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi
kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari
kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan social, perlu adanya pengelolaan
zakat secara professional dan tanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat
bersama pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban memberikan perlind-
ungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzaki, mustahiq dan pengelola zakat t
entang pengeloalaan zakat yang berasaskan iman dan taqwa.

Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan


masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap
merupakan masalah yang tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya
karena sudah ada sejak lama dan menjadi kenyataan yang hidup di tengah
masyarakat. Ayat-ayat Alquran mengingatkan agar harta kekayaan tidak hanya
terbatas sirkulasinya pada sekelompok orang kaya saja. Orang-orang bertakwa
adalah mereka yang menyadari bahwa dalam harta kekayaan yang mereka
memiliki terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Perhatian penuh harus
diberikan kepada lapisan masyarakat yang belum dapat hidup wajar sebagai
manusia.

Untuk membantu masyarakat miskin, banyak lembaga keuangan terutama


lembaga keuangan syariah, seperti lembaga amil zakat yang memberikan bantuan
berupa dana ZISWAF (Zakat, Infak, Shadaqah, Wakaf). Berkaitan dengan dana
ziswaf, terutama dana zakat, lembaga amil zakat tidak hanya menyalurkan zakat
yang bersifat konsumtif tetapi zakat yang bersifat produktif atau biasa disebut
dengan zakat produktif.

1
Dengan pola pengelolaan zakat produktif, diharapkan akan muncul lapangan
usaha baru bagi kelompok masyarakat yang tidak mampu. Seluruh kom ponen
bangsa, termasuk pemerintah, diharapkan memiliki komitmen yang kuat akan hal
ini, karena dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Untuk bantuan yang bersifat produktif, biasanya lembaga zakat akan mem
berikan pendampingan, pelatihan-pelatihan, pengawasan dan evaluasi ter hadap
usaha yang dikelola oleh mustahik. Hal ini dilakukan agar usahausaha yang
dibiayai oleh Lembaga Amil Zakat dapat berkembang sehingga tingkat
kesejahteraan ekonomi mustahik (fakir dan miskin) dapat meningkat. Dengan
begitu distribusi pendapatan dan kesempatan kerja menjadi lebih adil dan merata.
Kenyataan bahwa zakat produktif dapat memberdayakan dan memajukan
ekonomi masyarakat khususnya mustahik juga tidak terlepas dari faktorfaktor
yang mendukung terwujudnya keberhasilan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif?
2. Apa Dampak Zakat Produktif Bagi Perekonomian?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengelolaan Zakat Produktif.
2. Untuk Mengetahui Dampak Zakat Produktif Bagi Perekonomian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAAN
Zakat produktif adalah dana zakat diberikan kepada seseorang atau
sekelompok masyarakat untuk digunakan sebagai modal kerja. Kata produktif
dalam hal ini merupakan kata sifat dari kata produksi. Kata ini akan jelas
maknanya apabila digabung dengan kata yang disifatinya. Dalam hal ini kata yang
disifati adalah kata zakat, sehingga menjadi zakat produktif yang berarti zakat di
mana dalam penggunaan dan pemanfaatan harta zakat atau pendayagunaannya
bersifat produktif lawan dari konsumtif.

Zakat Produktif dengan demikian adalah pemberian zakat yang dapat


membuat para pencrimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus. dengan
harta zakat yang telah diterimanya. Zakat produktif dengan demikian adalah zakat
di mana harta atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak
dihabiskan tetapi untuk dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha
mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan
hidup secara terus-menerus.

2.2 HUKUM ISLAM MENGENAI PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF


Hukum zakat dalam Al-Qur'an masih bersifat mujmal (global), tanpa
menjelaskan detail mengenai ketentuan orang yang wajib mengeluarkan zakat,
berapa yang wajib dizakati, dan apa saja yang wajib dizakati, lalu datanglah
sunnah yang bertugas menjelaskan hal tersebut secara rinci. Sementara itu, ijma'
mengenai kewajiban zakat sudah ada sejak zaman diutusnya Rasulullah hingga
sekarang tanpa ada yang mengingkarinya.”

A. Dasar hukum zakat prodktif


a) Al Qur’an
Pentingnya zakat secara mendasar digambarkan dalam ayat sebagai
berikut:

3
1) Q.S Surat At-Taubat ayat 103
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan
dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk
mereka.Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman
jiwa bagi mereka. Allah "Maha Mendengar, Maha
Mengetahui” (Q.S. At-Taubat ayat 103
2) Q.S Ar-Ruum ayat 39
“dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar
Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa
zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang
melipat gandakan (pahalanya)”. (Q,S. Ar-Ruum ayat 39)
3) Q.S At-Taubat ayat 60

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang


fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya
(mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah
dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana”. (Surat At-Taubat ayat 60)

b) Hadist
Diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dari Ibnu Abbas ra. Bahwa tatkala
nabi SAW mengutus Muadz bin Jabal ra, untuk menjadi qadli di Yaman,
beliau bersabda :

Dari Ibnu Abbas r.a, sesungguhnya nabi SAW mengutus Muadz


r.a, ke Yaman, beliau bersabda, “ajaklah mereka untuk mengakui
bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan mengakui bahwa aku adalah
utusan Allah. Jika mereka menerima itu, beritahukanlah bahwa Allah
Azza Wa Jalla telah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu
dalam sehari semalam. Jika ini telah mereka taati, sampaikanlah
bahwa Allah telah mewajibkan zakat pada harta benda mereka yang
dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang
miskin diantara mereka.”

4
B. Dasar hukum zakat prodktif menurut Undang Undang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat bahwa didalam pasal 25 dan pasal 26 dijelaskan
sebagai berikut:
 Pasal 25 Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai
dengan syarial Islam.
 Pasal 26 Pendistribusian zakat, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25, dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan
memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan.

2.3 TUJUAN ZAKAT PRODUKTIF


Tujuan Zakat Produktif Zakat merupakan harta yang diberikan oleh yang
memiliki kelebihan harta kepada orang-orang yang hidup dalam kekurangan
sebaiknya diberikan sesuai dengan tujuan dan sasaran zakat tersebut. Menurut
Departemen Agama Republik Indonesia zakat hendaknya digunakan untuk hal-hal
sebagai berikut:
a. Memperbaiki Taraf hidup
Memperbaiki taraf hidup merupakan tujuan utama dari pemberian
zakat. Jika melihat pada realitsa umat Islam khususnya di Indonesia, masih
banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan. untuk itu
terdapat dua kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu: Pertama kegiatan yang
bersifat motivasi seperti memberikan pengetahuan tentang sistem
manajemen, bimbingan, pengetahuan tentang home industry. Kedua
kegiatan yang bersifat memberikan modal maupun bentuk barang.
Pemanfaatan zakat dalam rangka peningkatan taraf hidup dapat diberikan
kepada para petani atau buruh tani, nelayan, pedagang atau pengusaha
kecil.
b. Pendidikan dan Beasiswa
Jika melihat pada tataran kehidupan sosial umat Islam, masih banyak
yang hidup dibawah garis kecukupan, akibatnya banyak anak-anak mereka
yang tidak mampu bersekolah. Oleh karena itu permasalahan seperti ini
seharusnya mampu di selesaikan dengan konsep atau program

5
pendayagunaan fungsi zakat. Dalam hal ini program tersebut dapat
dilakukan dengan cara : Pertama memberikan bantuan kepada organisasi
atau yayasan yang bergerak dibidang pendidikan. Kedua memberikan
bantuan biaya sekolah kepada anak- anak yang kurang mampu sehingga
mereka dapat melanjutkan sekolah.
c. Mengatasi Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Zakat juga dapat digunakan dengan tujuan untuk mengatasi masalah
ketanagakerjaan dan pengangguran. Sasaran dari program ini adalah
orang-orang yang belum mempunyai usaha atau pekerjaan tetap untuk
dapat memenuhi kebuthan hidup sehari-harinya. Selain itu juga dapat
diberikan kepada orang yang telah memiliki usaha, namun macet atau
berhenti karena kekurangan modal.
d. Program Pelayanan Kesehatan
Zakat yang memiliki konsep sosial tentu harus memperhatikan
masalah pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, khususnya
masyarakat yang berada di pedesaan yang pada umunya pelayanan
kesehatannya belum merata. Penggunaan zakat dalam bentuk ini oleh
kebanyakan ulama menafsirkan dengan kata “fisabilillah” yang diartikan
sebagai kepentingan umum.
e. Sarana Peribadahan
Selain tujuan-tujuan zakat diatas, zakat juga dapat diberikan untuk
keperluan pembangunan atau pemeliharaan tempat ibadah. Pemikiran
zakat diperlukan unutk keperluan keperluan dan pembangunan tempat
ibadah merupakan titik tolak dari pemikiran atas tafsir dari kata
“fisabiliiah”.

2.4 PEMANFAATAN ZAKAT PRODUKTIF


Zakat, di samping termasuk dalam kategori ibadah mahdlah, juga memiliki
dimensi sosial-ekonomi. Oleh karena itu zakat memiliki peranan yang sangat
penting dalam pemberdayaan ekonomi umat dan juga dalam pengentasan
kemiskinan. Maka untuk memastikan mampu atau tidaknya zakat tersebut dalam
memberdayakan ekonomi dan juga pengentasan kemiskinan, maka sangat

6
tergantung pada bagaimana sistem distribusi yang diterapkan dan kepada siapa
zakat tersebut didistribusikan.

Adapun untuk penyaluran zakat produktif, khususnya untuk pemberdayaan


ekonomi, maka pihak yang pertama diberikan adalah kepada fakir dan yang kedua
kepada miskin, sehingga tujuan utama pemberian zakat khususnya zakat produktif
yaitu untuk mengentaskan kemiskinan dapat terwujud. Bagi pihak penerima zakat
(mustahiq) telah jelas diatur keberadaannya dalam Al-Quran.

2.5 PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF


Dalam melakukan pendistribusian zakat produktif, maka dapat dilakukan
dengan beberapa model pendistribusian, antara lain adalah sebagai berikut:
a) Sistem In Kind
Model pendistribusian dengan sistem in kind dilakukan dengan
cara dana zakat diberikan dalam bentuk alat-alat produksi yang
dibutuhkan oleh mustahiq atau kaum ekonomi lemah yang ingin
berproduksi, baik mereka yang baru mulai usahanya maupun yang telah
berusaha untuk pengembangan usaha yang telah ada.
b) Sistem Qardhul Hasan
Model pendistribusian dengan menggunakan sistem qardlul hasan
ini, dilakukan dengan cara memberikan peminjaman modal usaha dengan
mengembalikan pokok tanpa ada tambahan jasa. Adapun Pokok
pinjaman atau modal memang dikembalikan oleh mustahiq kepada
lembaga amil zakat, namun tidak berarti bahwa modal itu tidak lagi
menjadi hak mustahiq tersebut. Artinya modal masih dapat kembalikan
lagi kepada mustahiq yang bersangkutan untuk dikembangkan lagi, atau
bisa juga digulirkan ke mustahiq lain.
c) Sistem Mudharabah
Model pendistribusian dengan sistem mudharabah ini dilakukan
dengan cara penanaman modal usaha dengan konsekuensi bagi hasil.
Sistem ini hampir sama dengan sistem qardlul hasan, akan tetapi terdapat
perbedaan yaitu terletak pada pembagian bagi hasil dari usaha antara
mustahiq dan amil.

7
2.6 KETENTUAN ZAKAT PRODUKTIF
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,
pengelolaan zakat bertujuan:
1) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan
zakat.
2) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Dari isi Undang-undang zakat tersebut dijelaskan bahwa tujuan zakat


bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan pengelolaan
zakat, dengan itu terbentuklah lembaga-lembaga zakat yang mengelola zakat.
Kemuduan meningkatkan fungsi zakat yang bertujuan untuk kesejahteraan dan
penanggulangan kemiskinan, hal ini diimplementasikan dalam program zakat
konsumtif dan produktif.
Adapun terkait dengan dasar pelaksanaan zakat produktif telah ditetapkan
dalam UU, sebagaimana pada UU No. 23 tahun 2011 tentang zakat yang terdapat
pada BAB III tentang Pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan dan
pelaporan, pasal 27 yaitu :
1) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka
pegangan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.
2) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahiq telah terpenuhi.

Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa zakat dapat


didayagunakan untuk usaha produktif untuk meningkatkan kualitas umat atau
kesejahteraan umat, namun pelaksanaannya dilakukan jika kebutuhan mustahik
telah terpenuhi.

Syarat pendayagunaan zakat untuk usaha produktif telah diatur dalam


peraturan menteri agama nomor 52 tahun 2014 yaitu:
1) Apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.
2) Memenuhi ketentuan syariah.
3) Menghasilkan nilai tambah ekonomi untuk mustahik.
4) Mustahik berdomisili di wilayah kerja lembaga pengelola zakat.

8
Adapun pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dapat dilakukan paling
sedikit jika mustahik memenuhi ketentuan berikut:
1) Menerima manfaat merupakan perorangan atau kelompok yang
memenuhi kriteria mustahik.
2) Mendapat pendampingan dari amil zakat yang berada di wilayah domisili
mustahik.
Oleh karena itu berdasarkan UU diatas dan juga jika melihat pada tujuan
dari zakat sendiri, maka zakat produktif dapat dilaksanakan oleh mustahik dalam
usaha produktif dengan usaha perorangan ataupun kelompok dan dalam
pendampingan lembaga pengelola zakat dengan syarat bahwa mustahik telah
terpenuhi kebutuhan dasarnya, berdomisili di wilayah kerja lembaga pengelola
zakat, memenuhi ketentuan syari’ah dan menghasilkan nilai tambah ekonomi
mustahik.
2.7 MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT
Berdasarkan UU 23 tahun 2011 dinyatakan bahwa pengelolaan zakat adalah
kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan terhadap pengumpulan
dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
Dalam proses pengelolaan zakat dapat direlisasikan dengan sungguh-
sungguh, tentu saja ini perlu didukung dengan menejemen yang baik, seperti
pernah dilakukan pada masa awal-awal Islam. Pengelolaan zakat secara efektif
dan efisien, perlu di-manage dengan baik. Karena itu, dalam pengelolaan zakat
memberikan penerapan fungsi menejemen modern. Keempat aktivitas itu, perlu
diterapkan dalam setiap tahapan aktivitas pengelolaan zakat sebagai berikut :
1) Perencanaan Zakat (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Pelaksanaan / Penggerakan (actuating)
4) Pengawasan dan Evaluasi (controlling and evaluating)

2.8 DAMPAK ZAKAT PRODUKTIF BAGI PEREKONOMIAN


Zakat produktif dalam manajemen distribusinya masih belum memberikan
tagetan khusus dalam hal mereduksi kemiskinan. Adapun dampak dan

9
pengaruh zakat terhadap perekonomian adalah :

1) Zakat Mendorong Pemilik Modal Mengelola Hartanya


Zakat mal itu dikenakan pada harta diam yang dimiliki seseorang
setelah satu tahun, harta yang produktif tidak dikenakan zakat. Jadi, jika
seseorang menginvestasikan hartanya, maka ia tidak dikenakan
kewajiban zakat mal. Hal ini dipandang mendorong produktifitas, karena
uang yang selalu diedarkan di masyarakat, akhirnya perputaran uang
beredar bertambah. Akhirnya perekonoian suatu negara akan berjalan
lebih baik.

2) Meningkatkan Etika Bisnis


Kewajiban zakat dikenakan pada harta yang diperoleh dengan cara
yang halal. Zakat memang menjadi pembersih harta, tetapi tidak
membersihkan harta yang diperoleh secara batil. Maka hal ini akan
mendorong pelaku usaha agar memperhatikan etika bisnis

3) Pemerataan Pendapat
Pengelolaan zakat yang baik, dan alokasi yang tepat sasaran akan
mengakibatkan pemerataan pendapatan. Hal inilah yang dapat
memecahkan permasalahan utama bangsa Indonesia (kemiskinan).
Kemiskinan di Indonesia tidak terjadi karena sumber pangan yang
kurang, tetapi distribusi bahan makanan itu yang tidak merata, sehingga
banyak orang yang tidak memiliki kemudahan akses yang sama terhadap
bahan pangan tersebut. Dengan zakat, distribusi pendapatan itu akan
lebih merata dan tiap orang akan memiliki akses lebih terhadap distribusi
pendapatan.

4) Pengembangan Sektor Rill


Salah satu cara pendistribusian zakat dapat dilakukan dengan
memberikan bantuan modal usaha bagi para mustahiq. Pendistribusian
zakat dengan cara ini akan memberikan dua efek yaitu meningkatkan
penghasilan mustahiq dan juga akan berdampak pada ekonomi secara

10
makro. Usaha yang dilakukan tersebut merupakan usaha yang
meningkatkan sektor riil, menggerakkan pertumbuhan dan aktifitas
perekonomian. Hal ini sangat erat kaitannya dengan daya saing
kompetitif dan komparatif suatu bangsa. Ukuran produktifitas suatu
bangsa dapat dilihat dari kemampuan sektor riil-nya dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat.

5) Sumber Dana Pembangunan


Banyak kaum dhuafa yang sangat sulit mendapatkan fasilitas
kesehatan, pendidikan, maupun sosial ekonomi. Lemahnya fasilitas ini
akan sangat berpengaruh dalam kehidupan kaum termarjinal. Kesehatan
dan pendidikan merupakan modal dasar agar SDM yang dimiliki oleh
suatu negara berkualitas tinggi. Peran dana zakat sebagai sumber dana
pembangunan fasilitas kaum dhuafa akan mendorong pembangunan
ekonomi jangka panjang. Dengan peningkatan kesehatan dan pendidikan
diharapkan akan memutus siklus kemiskinan antar generasi.

11
BAB III
PENUTUP

1.1 SIMPULAN

Zakat merupakan bentuk jaminan sosial masyarakat yang mempunyai arti


dan fungsi tertentu dalam pelaksanaannya. Ia adalah ibadah mâliyah yang secara
langsung diperuntukkan bagi orang–orang yang sedang berada dalam kekurangan
dan kesulitan sebagai wujud dari rasa kasih sayang dan tolong menolong antar
sesama. Allah menjanjikan kepada muzakki bahwa apa yang dike luarkannya itu
akan mendapat balasan yang berganda dari-Nya. Selain itu, zakat merupakan
pemindahan sebagian harta orang kaya ke fakir miskin dan orang yang
membutuhkan. Dengan zakat, harta menjadi tumbuh dan ber kembang karena
harta yang dizakatkan tersebut menjadi lebih produktif dan memiliki efek berlipat-
ganda (multiplier effect) terhadap ekonomi, melalui perbaikan distribusi
pendapatan serta peningkatan konsumsi, tabungan, investasi dan kesempatan
kerja.

Zakat mempunyai implikasi positif terhadap pemberdayaan dan


pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bahkan zakat merupakan bagian sentral dari
keuangan negara dan instrumen kebijakan fiskal (fiscal policy instrument) yang
penting.

Secara tidak langsung, pendistribusian zakat juga akan mendorong


meningkatnya tingkat investasi. Dalam hal ini para mustahik akan
mempergunakan dana zakat tersebut sebagai modal untuk membuka usaha baru
ataupun melakukan untuk mengembangkan usaha yang sedang ditekuni. Ini
semua akan berdampak pada meningkatnya tingkat investasi dan menjadi
pendorong bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang akan dapat
meningkatkan pendapatan nasional.

Dengan pola pengelolaan zakat produktif, diharapkan akan muncul lapangan


usaha baru bagi kelompok masyarakat yang tidak mampu. Seluruh komponen
bangsa, termasuk pemerintah, diharapkan memiliki komitmen yang kuat akan hal

12
ini, karena dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyara kat. Dengan
demikian, tingkat pengangguran pun akan bisa dikurangi.

1.2 SARAN
Apabila dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang
tepat, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan
penulis untuk kesempuranaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Qardawi. Dr. Yusuf. 1986. “Hukum Zakat”. Jakarta : P.T. Intermasa

Hidayat. Ahmad Maulana. 2018. “Analisis Pengelolaan Zakat Yang Dilakukan


Badan Amil Zakat (BAZNAS)”. Makalah.

Al Mahzumi. Abid. 2019. “Peran Zakat Produktif Dalam Upaya Peningkatan


Pendapatan Mustahik”. Skripsi. Program Magister Ekonomi Syariah Universitas
Islam Negeri Walisongo: Semarang

Ibrahim. 2017. Perencanaan Distribusi Zakat Pada Dompet Peduli Ummat Darut
Tauhid (DPU DT) Cabang Yogyakarta. : Jurnal Pemikiran Keislaman dan
Kemanusia. Vol. 1 No. 2

Burhannudin. Muhammad. 2014. Pengaruh Pengelolaan Zakat Produktif


Terhadap Perkembangan Usaha Masyarakat Mandiri Club Di Pma Al-Bunyan
Bogor : Jurnal Ekonomi Isla. Vol. 5 No. 1

Husen. Sayed Muhammad. 2016. “Menata Pengelolaan Zakat Produktif”.


https://baitulmal.acehprov.go.id/2016/08/22/menata-pengelolaan-zakat-produktif/.
Diakses pada : 06 April 2020 pukul 10:42.

Abdillah. Rizki. 2013. “Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Negara”.


https://iescfeuiiyogya.blogspot.com/2013/05/pengaruh-zakat-terhadap-
perekonomian_67.html. Diakses pada : 08 April 2020 pukul 00:57.

14

Anda mungkin juga menyukai