Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENGELOLAAN ZISWAF

Mata kuliah: ZIS dan Perwakafan

Dosen Pengajar:Muhamad Mualifurrahmi Aramidly, SEI, ME

OLEH

AKHMAD BAKRI (2020140123)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM
KANDANGAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah yang
berjudul “Pengelolaan Ziswaf ”. Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai
tugas dalam mata kuliah ZIS dan Perwakafan pada Sekolah Tinggi Agama Islam
Darul Ulum Kandangan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Negara, 03 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Ziswaf Dan Lembaga Ziswaf......................................................4
B. Manajamen ZISWAF....................................................................................7
C. Fungsi-fungsi manajeen..............................................................................15
D. Standar Pengelolaan Zakat..........................................................................21
BAB III..................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
A. Simpulan.....................................................................................................24
B. Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, ada dua kewajiban warga negara yang harus
dilaksanakan yakni pajak dan zakat (Tahir and Triantini 2017).
Pembahasan zakat sebagai pengurang pajak didasarkan pada pasal 22
Peraturan Undang- Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2011
yang menyatakan “Zakat yang dibayarkan oleh muzzaki kepada BAZNAZ
atau LAZ dikurangkan dari penghasilan kena pajak”, pada pasal ini
dijelaskan bahwa zakat maal pribadi maupun perusahaan yang diserahkan
kepada lembaga amil zakat yang resmi diakui oleh pemerintah.(Mujib
2014) Namun, bila ditelisik lebih dalam peraturan yang tertera pada
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang
mengatur terkait pembayaran zakat, besaran zakat yang telah ditunaikan
dapat dimasukkan ke dalam biaya pajak penghasilan pribadi maupun
perusahaan (badan) dan posisinya bukan sebagai pengurang pajak
langsung.
Zakat sebagai rukun islam mrupakan kewajiban setiap muslim
yang mampu untuk membayarkan dan di peruntukkan bagi mereka yang
berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan
sumber dana potensial yang dapat bermanfaat untuk maju selamat umum
bagi seluruh masyarakat. Agar menjadi sumber dana yang dapat
bermanfaat bagi selamatnya masyarakat terutama untuk menuntaskan
mayarkat dari kemiskinan dan menghilangkan marah sosial, perlu adanya
penglolaan zakat secaraa propesional dan tangggung jawab yang
dilakukan oleh masyaraakat bersama pemerintah. Dalam hal ini
pemerintah berkawijaban memberikan perlindungan, latihan, Dan
pelayanan kepada muzakki, mustahiq dan pengelola zakat tentang
pengelolaan zakat yang berasaskan iman dan takwa.

1
Untuk lebih mendalam lagi tentang pengelolaan ziswaf baik dari
segi manajmen ataupun penglolaannya akan di bahas di dalam isi
pejelasannya .

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana
pengelolaan ziswaf ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan ziswaf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ziswaf Dan Lembaga Ziswaf


Zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) adalah sebuah
instrumen kebijakan publik sebuah negara atau keuangan soasial Islam,
yang memungkinkan adanya distribusi aliran kekayaan dari tangan orang
kaya kepada orang miskin. ZISWAF di samping memiliki dimensi
ekonomi adalah merupakan sebuah kewajiban dan sebuah nilai ibadah
yang berpahala. Bahkan dalam prespektif ilmu ekonomi, ZISWAF dapat
pula dijadikan instrumen utama kebijakan fiskal. Meskipun sangat
disayangkan bahwa hingga saat ini belum ada satu negara Islam pun di
dunia ini yang menjadikan ZISWAF sebagai instrumen utama kebajikan
fiskal.
Terdapat dua jenis lembaga pengelola zakat, infak dan sedekah di
Indonesia lembaga yang dibentuk oleh pemerintah maupun masyarakat.
Adapun lembaga yang dibentuk pemerintah ialah Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh
masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan lembaga
amil zakat dibentuk oleh pemerintah dari tingkat pusat sampai dengan
tingkat daerah yang bertugas untuk melakukan pengelolaan zakat, infak,
sedekah secara nasional.
BAZNAS merupakan lembaga non struktural yang bertanggung
jawab kepada Presiden melalui Menteri. Sumber pendanaan untuk
kegiatan operasional BAZNAS bersumber dari anggaran APBN dan hak
amil. Dalam melaksanakan tugasnya BAZNAS menyelenggarakan
fungsinya sebagai berikut (Kemenag, 2015 :339) :
a) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.

3
b) Pelaksanaan Pengumpulan, Pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.
c) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian,dan pendayagunaan
zakat.
d) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolan zakat.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan lembaga yang dibentuk
masyarakat yang memiliki tugas membantu tugas BAZNAS dalam
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Pembentukan
lembaga amil zakat harus mendapat izin dari menteri atau pejabat yang
ditunjuk oleh menteri dan mendapat rekomendasi dari BAZNAS, memiliki
pengawas syariah, dalam melaksanakan tugasnya lembaga amil zakat
harus memiliki kemampuan teknis, administratif dan keuangan. Sumber
pendanaan untuk kegiatan operasional lembaga berasal dari hak amil baik
berasal dari dana zakat, infak, dan sedekah (Kemenag, 2015 : 337).
Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, ZIS harus
dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat islam, amanah,
kemanfaatan, keadilan hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas sehingga
dapat meningkatkan evektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan
zakat. Kemudian, BAZNAS maupun LAZ wajib melaporkan kegiatan
pengelolaan zakat, infak, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada
menteri secara berkala sebagai bentuk pertanggung jawaban atas dana
yang telah dikelola.1
Di Indonesia permasalahan yang timbul padahal jumlah penduduk
mayoritas muslim terbesar di dunia yakni adanya celah yang sangat besar
antara potensi dan perolehan ziswaf. Selain itu, juga permasalahan
pendistribusiannya juga belum bisa maksimal.
Strategi untuk mengurangi celah tersebut adalah dengan cara
digitalisasi proses penerimaan dan pendistribuasian serta pelaporan

1
Rusmini, Tony Seno Aji, “EFISIENSI KINERJA LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM
MENGELOLA DANA ZIS DENGAN METODE DEA (STUDI PADA YDSF SURABAYA)”,
ZISWAF : Jurnal Zakat dan Wakaf (2019, Vol. 6 No.2),h.152-153.

4
ziswaf, diharapkan denagn adanya digitalisais ziswaf ini bisa
mempersempit celah yang ada. Dunia zakat, infak, shadaqah dan wakaf
sekarang mengalami perkembangan yang selaras dengan kemajuan
teknologi. Teknologi digital telah dimanfaatkan dalam proses
pengumpulan dan distribusi, manajemen, dan sebagai alat untuk
pendidikan zakat. Pada sisi pengumpulan ada dua platform digital yang
tersedia untuk megumpulkan dana zakat, infaq, dan sedekah.2
Pertama, platform internal adalah platform dikembangkan sendiri
oleh lembaga zakat dalam bentuk situs website ataupun aplikasi. Basnas,
sebagai contoh, menyediakan halaman website pembayaran zakat pada
situs web-nya (baznas.go.id/zakatsekarang).
Kedua, platform eksternal yakni yang disediakan oleh mitra
lembaga zakat untuk mengumpulkan dana Zis, beberapa lembaga zakat
telah terlibat dengan beragam saluran pembayaran digital untuk membayar
zakat seperti e-commerce, online crowdfunding, mesin pembayaran digital
serta kode QR. Beberapa lembaga zakat telah berkolaborasi dengan
platform e-commerce untuk menyediakan fasilitas untuk muzaki dalam
membayar zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (Ziswaf), dengan
memanfaatkan platform ini muzaki bisa menjalankan platform Zis saat
berbelanja daring. Di antara lembaga zakat yang ada telah bekerja sama
dengan pihak ecommerace sebagai saluran pembayaran zakat rata-rata
adalah Basnaz melalui : Tokopedia, Blibli, Bukalapak, KasKus,
MatahariMall, dan Lazada. Dengan berbelanja dari muzaki secara
langsung diingatkan untuk membayar Ziswaf. Selain pada platform
tersebut, pembayaran zakat, infaq, sedekah, dan wakaf dapat dilakukan
melalui platform crowdfunding online di antaranya kitabisa.com, Dompet
Dhuafa, LazisMU, Rumah Zakat, dan NU Care-LazisNU. Melalui
platform tersebut para muzakin dapat memonitor rencana zakat mereka,

2
I. S. Beik, “Implementasi MEKSI dan Zakat,”( Jakarta, Jun-2019), h. 27-28

5
melihat distribusi zakatnya sehingga para muzaki memeiliki kepercayaan
lebih ketika membayar zakat melalui platform tersebut3
Perintah zakat adalah sebuah kewajiban seorang muslim,
kewajiban ini yang tidak hanya termasuk ibadah mualamalah tetapi masuk
juga kepada tataran ibadah mahdah atau spiritual. Allah SWT
menyebutkan 32 kali untuk yang berkaitan dengan zakat ini berarti zakat
adalah salah satu ibadah penting bagi seorang muslim, zakat bukan hanya
bukti kepatuhan seorang muslim tetapi juga merupakan instrumen sosial
ekonomi bagi masyarakat sehingga bisa tercapai cita-cita keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Manajamen ZISWAF
Seiring dengan perintah Allah kepada umat Islam untuk
melaksanakan ZISWAF. Islam mengatur dengan tegas dan jelas tentang
pengelolaan harta zakat. Manajemen ZISWAF yang ditawakan oleh Islam
dapat memberikan kepastian keberhasilan dana zakat sebagai dana umat
Islam.Hal itu terlihatdalam Al- Alquran bahwa Allah memerintah
Rasulullah Untuk memungut zakat (OS.At Taubahayat103). Disamping
itu, suratAt-Taubah ayat 60 dengan tegas dan jelas mengemukakan tentang
yang berhak mendapatkan dana hasil zakat yang dikenal dengan kelompok
delapan asnaf. Dari kedua ayat tersebut diatas, jelas bahwa pengelolaan
zakat, mulai dari memungut, menyimpan, dan tugas mendistribusikan
harta zakat berada dibawah berwenang Rasul,dan dalam konteks sekarang
zakat dikelola oleh pemerintah. Dalam operasional zakat, Rasululah telah
mendelegasikan tugas tersebut dengan menunjuk amil zakat. Penunjukan
amil memberikan pemahaman bahwa zakat bukan diurus oleh orang-
perorangan, tetapi dikelola secara profesional dan terorganisir.
Akhir-akhir ini diIndonesia, selain ada Lembaga Amil Zakat yang
telah dibentuk pemerintah berupa BAZ mulai dari tingkat pusat sampai
tingkat kelurahan, sebagian. Yayasan tersebut sudah dapat menggalang

3
Fitri Nur Latifah, dkk, “Digitalization of ZISWAF Development in Indonesia”, (CIFET
2019, September 21-22, Sidoarjo, Indonesia), h. 2

6
dana umat secara profesional dengan nominal yang cukup besar. Dengan
adanya pendayagunaan zakat tersebut, pemerintah menerapkan prinsip
manajemen strategis dalam mengelola dana yang akan disalurkan dan
didistribusikan berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf ini kepada orang-
orang yang berhak menerimanya.
Manajemen strategis adalah keputusandan tindakan dasar yang
dibuat Oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran suatu organisasi dalam rangka standar tujuan organisasi tersebut.
Manajemen strategis juga Saya rupakan suatu proses yang dinamik karena
iaberlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap
strategis selalu memerlukan persembahan ulang dan bahkan mungkin
perubahan dimasa depan. Aalah satu alasan utama mengapa demikian
halnya yaitu arena Kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang
sifatnya intern maupun eksternal Selalu berubah-ubahpula.Dengan kata
lain strategis manajemen maksud agar organisasi menjadi satuanyang
mampu menampilkan kinerja tigmgaih karena organisasi yang berhasil
adalh organisasi yang tingka tefektivitas dan produktivitasn ya membuat
lama membuat tinggi. Hanya dengan demikianlah tujuan dan berbagai
sasarannya dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.
Pada dasarnya, manajemen yang berhasil mengelola organisasi
berbeda dengan Mereka yang tidak atau kurang berhasil oleh kemampuan
mereka untuk menjadikan Organisasi yang dipimpinnya menjadi
organisasi yang pekerja tinggi. Ciri-ciri utama
organisasipekerjatinggi,antaralain,adalah sebagai berikut.
Pertama: Organisasi pekerja tinggi mempunyai arah yang jelas
untuk ditempuhnya. Arah tersebut penampilan pada visi yang dimililiki
oleh para manajer dalamorganisasi tentang mau kemanaorganisasi
akanbawahdimasadepandanmengapa.Menentang, para manajer yang tidak
berhasil menciptakan organisasi pekerja tinggi biasanya membiarkan diri
disibukkan oleh apa yang dianggapnya sebagaikrisis atau terpukau pada
masalah-masalah teknis secara mendetail sehingga mereka tidak sempat

7
berpikir secara mendalam tentang dimana organisasi akan berada beberapa
tahun dimuka bila mereka terus-terus menerus bekerja “seperti sedia kala”
berbagai konsekuensi yang timbul yaitu bahwa :
1. Keputusan penting tidak diambil.
2. Masalah-masalah strategis hanya yang dipelajari tetapi tidak ada
tindak lanjut Pemecahannya

3. Mereka lebih senang membiarkan organisasi lain bertindak dahulu


dan baru Mengikutinya kemudian.
Kedua : Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi pekerja
tinggi selalu berusaha agar dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga
berpengetahuan dan keterampilan Tinggi disertai oleh semangat
kewirausahaan.
Ketiga :Pada organisasi pekerja tinggi, para manajernya membuat
komitmen kuat pada suatu rencana aksi strategis, yaitu rencana aksi yang
diharapkan hasil keuntungan finansial yang memuaskan dan yang
menempatkan orgnanisasi pada posisi bersaing yang dapat diandalkan.
Keempat : Orientasi suatu perusahaan pekerja tinggi adalah “hasil”
dari memiliki Kesadaran yang tinggi tentang pentingnya efektivitas dan
produktivitas yang meningkat. Bagi mereka mencapai sasaran tepat pada
waktu yang ditetapkan merupakan hal yang amat penting. Oleh karena itu
mereka bersedia membayar tinggi tenaga kerja yang memiliki
pengetahuan, keterampilan,dan kemampuan yang secara kualitatif
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan,apalagi bila kualifikasi
tersebut disertai oleh perilaku yang positif seperti setia, dedikasi, kemauan
bekerjasama, dan persetujuan menerima tanggung jawab yang lebih besar
dari pada kemamupan menuntut hak.
Kelima : Salah satuhal penting yang dimiliki oleh para manajer
yang berhasil yaitu Persetujuannya membuat komitmen yang mendalam
pada strategi yang telah ditentukan dan Berupaa bersama seluruh
komponen organisasi lainnya agar strategis tersebut hasil hasil yang

8
diharapkan. Manajemen yang efektif pada umumnya-memahami
persyaratan-persyaratan intern apa yang harus terpenuhi agar implementasi
strategis berhasil.
Telah disinggung dimuka bahwa yang dimaksud dengan strategis
bisnisyaitusuatu Keputusan dasar yang diambil oleh manajemen puncak
yang penentu dalam bidang usaha apa organisasi bergerak sekarang dan
dalam bidang bisnis apa organisasi akan bergerak di masa yang akan
datang. Penulis berpendapat bahwa terdapat doa belas tahap Yang lumrah
dilalui dengan proses manajemen strategik, yaitu :
1. Perumusan misi organisasi (perusahaan)
Beberapa ciri yang harus tergambar dengan jelas dalam suatu misi,
antara lain ialah :
a. Merupakan suatu pernyataan yang bersifat umum dan berlaku untuk
kurun waktu yang Panjang tentang “niat” organisasi yang
bersangkutan.
b. Mencakup filsafat yang dianut dan akan digunakan oleh pengambil
keputusan strategik dalam organisasi
c. Secara implisit menggambarkan citra yang hendak diproyeksikan ke
masyarakat luas..
d. Merupakanpencerminan jati diri yang ingin diciptakan,
ditumbuhkan, dan dipelihara.
e. Menunjukkan produksi barangatau jasa apa yang menjadi
andalannya.
F. Menggambarkan dengan jelas kebutuhan apa dikalangan pelanggan
atau pengguna jasa yang akan diupayakan untuk dipuaskan.

singkatnya,dalam misi harus jelas terlihat produk andalan apa yang


akan dihasilkan, pasar konsumen yang bagaimana yang akan
direbut, cara penggunaan teknologi yang akan digunakan yang
kesemuanya menggambarkan sistem nilai dan skala prioritas yang
kacang oleh para pengambil keputusan strategis dalam organisasi.

9
2. Penentuan Profil Organisasi
Profil organisasi menggambarkan kuantitas dan kualitas berbagai
sumber yang dapat atau mungkin dikuasainya untuk bermanfaat dalam
rangka pelaksanaan Strategis yang telah ditentukan .Peranan profil
organisasi menjadi sangat penting dalam melihat apa yang mungkin atau
tidak mungkin pekerja oleh dan dalam organisasi. Tidak kurang
pentingnya untuk catatan yaitu bahwa profil organisasi juga
menggambarkan sejarah organisasi di masa lalu dikaitkan dengan sistem
nilai dan kultur korporasi yang dianut dibandingkan dengan kondisi yang
dihadapi sekarang untuk digunakan sebagai dasar diprediksi kemmapuan
organisasi dimasa depan. Dengan demikian jelas bahwa profil organisasi
memperkuat identitas yang telah dinyatakan dalam misi.
3. Analisis dan pilihan strategi
Dalam melakukan analisis tentang berbagai kemungkinan
manajemen mutlak Perlu melakukan penyaringan yang cermat sehingga
terlihat perbedaan nyata antara kemungkinan sebagai peluang dan
kemungkinan yang diinginkan. Jika proses demikian jalan dengan tepat,
hasilnya yaitu suatu pilihan yang sifatnya strategis.Suatu pilihan strategis
harus bermuara pada penggabungan antara sasaran jangka Panjang dan
strategis dasar organisasi yang pada kalah menempatkan perubahan pada
posisi yang optimal dalam menghadapi lingkungannya dalam rangka
mengemban misi yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Penetapan sasaran jangka panjang
Pada umumnya suatu atau berbagai sasaran dapat dikatakan
bersifat jangka panjang apabila cakupan rentang waktu "multi tahun”.
Agar mempunyai makna operasional yang dipahami oleh semua orang
dalam organisasi, manajemen puncak harus menyatakan dengan jelas apa
yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam satu kurun waktu tertentu di
masa yang akan datang, karena itulah apa yang dimaksud dengan sasaran.
Pada umumnya pencapaian sasaran melibatkan berbagai unsur perusahaan
seperti tingkat keuntungan, dividen bagi para pemilik modal, keunggulan

10
kompetitif, kepemimpinan dalam pemanfaatan teknologi yang
berkembang pesat, tingkat produktivitas, hubungan serasi dengan para
karyawan, pengembangan para karyawan dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
5. Penntuan strategi induk
Untuk mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan, setiap
organisasi memerlukan strategi induk. Yang dimaksud dengan strategi
induk ialah suatu rencana umum yang bersifat menyeluruh atau
komprehensif yang mengandung arahan tentang tindakan-tindakan utama
yang apabila terlaksana dengan baik akan berakibat pada tercapainya
berbagai sasaran jangka panjang dalam lingkungan eksternal yang
bergerak dinamis. Dengan perkataan lain, strategi induk merupakan suatu
pernyataan oleh manajemen puncak tentang cara-cara yang telah
ditetapkan tersebut. Berbagai pendekatan dalam menjalan roda organisasi
dapat meliputi :
a. Konsentrasi usaha pada satu produk tertentu karena organisasi
memiliki keunggulan kompetitif.
b. Pengembangan pasar yang baru.
c. Pengembangan produk, baik dalam arti peningkatan suatu produk
yang sudah dihasilkan maupun dalam arti produk baru
d. Inovasi, suatu hal yang dipandang suatu kebutuhan mutlak
organisasi di masa depan
e. Integrasi yang bersifat horizontal.
f. Usaha patungan dengan organisasi lain.
g. Pengalihan usaha pada bidang baru.
h. Likuidasi
Berbagai pendekatan tersebutlah yang dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan. Pendekatan mana yang cocok atau tidak
cocok, sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti misi perusahaan, dan
berbagai sasarannya.
6. Penentuan strategi oprasional

11
Suatu organisasi bisnis terdiri dari berbagai satuan kerja yang
dinela dengan berbagai nomenklatur seperti departemen, divisi, bagian,
seksi, dan lain sebagainya yang bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan fungsional seperti produksi,
pemasaran, keuangan, akunting, sumber daya manusia, dan berbagai
fungsi organisasional lainnya. Berbagai satuan kerja itulah yang
mengoperasionalkan rencana maupun strategi perusahaan. Bagi mereka
inilah strategi operasional dibuat dan ditentukan dan atas dasar itu pulalah
mereka bekerja pada tahun berikutnya. Satu hal yang menonjol dalam
strategi operasional ialah rencana dan program kerja yang dinyatakan
dalam bentuk anggaran.
7. Penetuan saasaran jangka pendek, seperti sasarn tahunan
Sasaran jangka panjang mutlak perlu dirinci dalam sasaran jangka
pendek, dalam hal ini sasaran tahunan. Karena sifatnya rincian sasaran
jangka panjang, berarti bahwa bidang-bidang sasaran jangka panjang juga
merupakan bidang-bidang sasaran jangka pendek. Hanya saja karena
jangkauan waktunya lebih dekat, rincian tersebut harus semakin lebih
jelas, konkret, mengandung hal-hal yang sifatnya mendetail dan semakin
kuantitatif.
8. Perumusan kebijaksanaan
Hal yang masih diperlukan dalam proses manajemen strategik ialah
perumusan kebijaksanaan dalam arti penentuan berbagai petunjuk untuk
memandu cara berpikir, cara pengambilan keputudan, dan cara bertindak
manajer dan bawahannya yang kesemuanya diarahkan pada implementasi
dan operasionalisasi strategi organisasi yang bersangkutan. Yang
dimaksud dengan kebijaksanaan disini ialah suatu prosedur operasional
yan baku, yang dikenal dengan istilah “Standard Operating Procedures
(SOP)”. Maksud ditetapkannya prosedur yang baku tersebut ialah untuk
meningkatkan efektivitas kerja para manajer yang diharapkan memusatkan
perhatian pada operasionalisasi misi dan dan strategi dasar organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran, baik jangka panjang

12
maupun jangka pendek, karena telah dibekali dengan cara dan pendekatan
yang tepat digunakan dalam mengambil keputusan rutin.
9. Pelembagaan strategi
Agar dalam suatu organisasi tercipta satu persepsi tentang gerak
langkah dari semua komponen organisasi dalam rangka implementasi
strategi induk dan strategi operasional, tujuan dan berbagai sasaran yang
telah ditetapkan untuk dicapai, misi yang harus diemban, pilihan strategik
yang telah dibuat, strategi dasar yang telah ditetapkan, bidang kegiatan
fungsional yang telah dirumuskan kesemuanya harus menjadi “milik”
setiap orang dalam organisasi. Inilah yang dimaksud dengan pelembagaan
suatu strategi. Dengan pelembagaan yang efektif berarti apapun yang
terjadi dalam organisasi selalu diarahkan pada operasionalisasi berbagai
hal di atas. Dengan perkataan lain, pelembagaan membuat hal-hal di atas
“mandarah daging” di semua tingkat, kalangan, dan komponen organisasi
yang bersangkutan.
10. Penciptaan sitem pengawasan
Filosofi pengawasan yang tepat adalah bersifat preventif dan
menemukan “apa yang tidak beres dalam sistem yang berlaku” dan bukan
sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan “siapa yang salah”, meskipun
benar bahwa pada akhirnya harus ditemukan siapa yang melakukan
penyimpangan karena sistem yang bersangkutan pada dirinya tidak
mampu melakukan penyimpangan dimaksud.
11. Penciptaan sistem penilaian
Penilaian menjadi sangat penting mendapat perhatian karena dari
penilaian itu tiga hal dapat terlihat, yaitu sasaran terlampaui, hasil yang
diperoleh samsa dengan sasaran yang ditetapkan atau sasaran tidak
tercapai. Masing-masing situasi sangat penting sebagai dasar mengambil
keputusan dalam proses manajemen strategik berikutnya.
12. Penciptaan sistem umpan balik
Dengan umpan balik faktual, tepat waktu, dan objektif, manajemen
puncak memperoleh pengetahuan tentang segi-segi keberhasilan organisasi

13
maupun Kekurang berhasilannya, atau bahkan kegagalannya. Sekaligus
dapat diketahui faktor-faktor penyebabnya yang pada gilirannya
dimanfaatkan dalam melakukan proses manajemen strategik berikutnya.
Para manajer pada tingkat yang lebih rendah, yaitu manajemen madya dan
rendah, juga sangat berkepentingan dalam perolehan umpan balik karena
dengan demikian mereka mengetahui hal-hal apa yang dapat dijadikan
modal dan apa yang perlu dikoreksi di masa yang akan datang, khususnya
menyangkut bidang fungsional yang menjadi tanggung jawab masing-
masing. Bahkan para pelaksana kegiatan teknis operasional pun
memerlukan umpan balik karena hanya dengan demikianlah mereka dapat
meningkatkan kinerjanya agar sesuai dengan tuntutan organisasi di mana
mereka berkarya.

C. Fungsi-fungsi manajeen
Fungsi manajemen adalah elemen yang dianggap sangat pokok
sebagai komposisi dalam proses manajemen yang dijadikan titik dasar
ataupun panduan oleh ketua dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Fungsi manajemen akan terlaksana secara maksimal jika semuanya
telah disesuaikan pada wadahnya masing-masing sehingga dapat
mempermudah untuk meningkatkan susuatu yang diharapkan. Fungsi
manajemen diperkenalkan oleh seorang ahli mnajemen berasal dari
perancis pada abad ke-20 dialah Henry Fayol. Pada saat itu, ia
megidentifikasikan ada lima fungsi manajemen diantaranya: merancang,
mengkoordinasikan, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.
Akan tetapi, saat ini, kelima fungsi tersebut diringkas menjadi empat
fungsi berikut.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah fungsi manajemen pertama yang memiliki arti
mengkonsepkan apa yang hendak dilakukan untuk diaplikasikan di
lapangan secara langsung. Perencanaan yang utama ialah menentukan
tujuan institusi secara keseluruhan dengan cara terbaik untuk mencapai

14
tujuan harapan.11 Definisi yang diungkapkan oleh storn dan wingkel
mengenai perencanaan adalah “penentuan sebuah proses kebijakan progam
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu dengan penetapan metode
yang dibutuhkan agar kebijakan progam dapat dilakukan sesuai dengan
kemampuan dan kondisi yang berkembang”. Aktifitas terpenting pada
manajemen adalah perencanaan, karena perencanaan dapat mempengaruhi
fungsi manajemen lainya. Terjadinya sebuah kesalahan pada fungsi
manajemn lainnya disebabkan adanya kesalahan dalam penyusunan
anggaran produksi atau kegiatan pada proses perencanaan. Maka dari itu
seorang manajer harus melakukan pengevaluasian sebagai cara alternatif
penilaian program sebelum melakukan tindakan selanjutnya. Jadi memilih
perencanaan yang tepat untuk dapat dijadikan pemenuhan tujuan
perencanaan perusahaan agar mencapai sasaran adalah hal yang penting
dalam memperoleh hasil yng terbaik.
Menuju perubahan yang lebih baik untuk sampai pada arah yang tepat
dilakukannya suatu perencanaan dengan dibutuhkannya lagkah-langkah
yang harus ditentukan dan tersusun secara terstruktur. Terbiasa dalam
menyusun rencana merupakan sikap apik menuju perubahan yang lebih
baik, sehingga yang melakukan tugas memikirkan tentang hal yang terkait
dengan tugasnya dalam memperoleh hasil yang maksimal dari proses
penyusunan perencanaan tersebut. Maka dari itu perencanaan adalah
tindakan keharusan yang wajib dilakukan untuk mencapai tujuan lembaga
yang berkualitas. Aspek yang perlu diamati dalam pembuatan perencanaan
diantaranya :
a) Hasil yang ingin dicapai
Tersusunya suatu perencanaan yang direncanakan agar mendapat
hasil yang dituju progam kerja yang disebut dalam istilah SMART.
Menyusun perencanaan dalam suatu lembaga dan intitusi dapat berjalan
dengan harapan jika melkukan penyusuna SMART dengan baik.
2. Sumber daya manusia

15
Proses Perencanaan dilakukan individu ataupun kelompok sebagai
mekanisme menuju suksesnya jalannya suatu perencanaan yang telah
ditentukan. Sumber daya manusia sangat utama pada pelaksanaan
perencnaan. Pembuatan perencanaan dibuat sesempurna apapun apabila
sumber daya manusia yang menangani pelaksanaanya tidak
memperhatikan ruang lingkup dan kapasitas kemampuan serta
intensitsnya maka perencanaan tersebut tidak berjalan dengan maksimal
sehingga perencanaan tidak dapat tercapai dengan harapan. Adanya
sumber daya manuisa yang berkualitas dapat menjalankan berbagai
bidang keahlian, sehingga hal ini sangat penting dalam proses
terlaksananya perencanaan yang berkelas, apabila keinginan sumber
daya manusia tidak tersedia maka ada upaya untuk merekruitnya.
Rekruitmen di sini sifatnya menyeluruh “komprehensif” diantaranya:
a) penentuan jenis kualifikasi artinya menentukan dan memilih
sumber daya manusia yang memiliki kaehlian yang diperlukan
untuk melakukan sesuatu didalam perusahaan atau lembaga.
b) bidang keahlian artinya memilih sumber daya manusia yang
mempunyai keahlian untuk ditempatkan pada bidang keahlian
yang dibutuhkan oleh perusahaan atau lembaga.
c) jumlah yang diperlukan artinya menentukan jumlah sumber
daya manusia untuk dipilih sesuai dengan keperluan yang
dibutuhkan perusahaan atau lembaga
d) melatih keterampilan (skill) artinya perusahan atau lembaga
memberikan pelatihan keterampilan kepada sumber daya
manusia yang dibutuhkan
e) mengembangkan kemampuan manajerial artinya perusahaan
atau lembaga mampu meningkatkan kemampuan manajerial
yang dimiliki oleh sumber daya manusia.
c) Waktu dengan skala prioritas
Penyusun perencanaan membutuhkan waktu yang utama dan tepat.
Tepatnya waktu tergantung ruang lingkup yang direncanakan, agar

16
mencapai skala perioritas harus dipersiapkan jauh-juah hari dari
kegiatan agar mudah dalam mendeteksi kelebihan dan kekurangan dari
pelaksanaan perencanaan tersebut.
d) Dana yang diperlukan
Setiap kegiatan lembaga membutuhkan yang namanya suatu dana
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan secra maksimal. Didalam
proses pendanaan dibutuhkannya suatu ketelitian yang jeli agar tidak
terjadi pemborosan. Apabila pemborosan terjadi artinya ketelitian
dalam pengelolaan dana kurang maksimal, sehingga dana yang sudah
dikelurkan tersebut terbuang sia-sia untuk keperluan yang tidak
berguna.
e) Sarana dan prasarana
Tersedianya sarana prasarana yang ada membantu perencanaan
dengan baik, adanya sarana prasarana tersebut dapat menjadikan proses
perencanaan dapat diggerakan secara optimal sehingga menjadikan
progam dapat berjalan dengan harapan. Memadainya sarana prasarana
dapat menjadi pendukung terciptanya program yang berkualitas,
diperlukannya sarana prasarana biasanya menyesuaikan kebutuhan yang
diinginkan lembaga yang bersangkutan.
2. Pengorganisasian
Dilakukannya suatu pengorganisasian dengan tujuan memberi tugas
kepada orang-orang yang telah diberi wewenang untuk dipertanggung
jawabkan. Adanya pengorganisasian kegiatan yang berat menjadi ringan.
Pengorganisasian memudahkan ketua untuk mengawasi program.
Pengorganisasian dibentuk untuk memilih orang-orang yang dibutuhkan
organisasi dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya. Di
dalam pengorganisasian juga memudahkan untuk menentukan tugas yang
harus dikerjakan, mengerjakan apa yang menjadi tugasnya kariyawan,
mengelompokkan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab kayawan,
orang yang mendapatkan tanggung agar melaksanakannya, serta yang
berwenang dapat mengambil keputusan.

17
2. Pengarahan
Pengarahan adalah mengusahakan suatu tindakan sesuai dengan
manajerial lembaga untuk dikomunikasikan kepada semua pihak yang
bersangkutan dengan cara yang tepat agar pencapaian yang dingginkan
dapat berlangsung secara baik dan terstruktur sesuai yang dikendaki.
Adanya pengarahan dari atasan untuk bawahan tidak lain agar bekerja
dengan penuh kesadaran secara bersama-sama sehingga mencapai tujuan
yang dikehendaki. Dalam pengarahan diperlukanya yang namanya seorang
pemmpin yang dapat membawa alur yang lebih baik. Pemimpin dikatakan
berhasil apabila ia dapat memberikan pengarahan yang menjjadikan
karyawan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas.
Menurut G.R Terry yang dikutip dari Mochammad Nurcholiq, fungsi
pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai
tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian. Sedangkan
menurut Koontz dan O‟donnel pengarahan adalah hubungan antara aspek-
aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap
bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang
efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. Dalam proses menggerakkan
atau mengarahkan pemimpin memberikan motivasi untuk memberikan
pengertiandan kesadaran terhadap dasar dari pekerjaan yang mereka
lakukan, sehingga mereka bekerja dengan maksimal untuk mencapai
tujuan yang yang telah direncanakan.
Pengarahan diartikan tindakan menjalankan fungsi struktural pada
progam kegiatan untuk mensukseskan tujuan pencapaian sehingga harapan
yang dimaksud samapi pada sasaran. Pelaksanaan directing atau actuating
yang terjadi dilapangan, indivudu maupun kelompok diberikan pengarahan
berupa motivasi atau inovasi sesuai silabus yang diberikan ketua dengan
tujuan untuk mengembangkan daya potensi yang dimiliki oleh individu
maupun kelompok, sehingga pengarahan tersebut menghasilkan sesuatu
sesuai dengan yang diharapkn oleh ketua.

18
Jadi, fungsi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pemimpin untuk menggerakkan, membimbing, mengatur segala kegiatan
serta memberikan motivasi dan inovasi kepada semua anggota agar
bersemangat dan mau bekerja sama untuk menggapai tujuan sesuai
harapan yang dinginkan.
5. Pengevaluasian
Pengevaluasian adalah proses pengendalian atau pengawasan untuk
memastikan jalannya program kegiatan di dalam lembaga sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Pada pengevalusaian program atasan di
tekankan untuk menemukan masalah yang terjadi didalamnya yang
kemudian nantinya di pecahkan untuk dicarikan solusi sebelum
permasalahan menjadi besar.4
Evaluasi menurut Tague Sutclife dalam Baharudin mengemukakan
bahwa, evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
incidental melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara
sistematik terencana, dan terarah. Sedangkan menurut willbur Haris dalam
sudjana evaluasi adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai,
tujuan, efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.5
Fungsi Evaluasi menurut Anas Sudijono secara umum, yaitu:
mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan melakukan
penyempurnaan. Adapun tujuan evaluasi secara umum yaitu: menghimpun
data sebagai bukti taraf perkembangan peserta kegitan, mengetahui tingkat
efektifitas dari metode kegiatan progam yang digunakan.6
Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses penilaian, dan
perbaikan serta pemastian terhadap suatu kegiatan berdasarkan acuan

4
Husain dan Happy Fitria, “Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan
Islam”, Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan, vol.4, No.1 (2019), h.52-
53.
5
Nyimas Lisa Agustian, dkk. “Manajemen Progam Life Skill Di Rumah Singgah Al-
Hafidz Kota Bengkulu”, Journal of Community Development, (Vol.1, No.1, 2017), h.8
6
Rohmat Qomari, “Pengembangan Instrumen Evaluasi Domain Afektif”, jurnal insania,
vol.13, No. 1 (2008), h.5

19
tertentu secara sistematis dan terencana agar tujuan dapat tercapai dan
terarah.

D. Standar Pengelolaan Zakat


Lembaga zakat yang disebut dengan organisasi pengelola zakat
banyak tersebar di Indonesia. Lembaga zakat tersebut ada yang merupakan
lembaga swadaya masyarakat dan ada yang dibentuk oleh pengurus
masjid. Masjid sebagai agen BAZNAS, tentu menjadikan masjid sebagai
lembaga atau badan formal yang diakui Negara dalam melaksanakan
pengumpulan zakat. Ini berarti bahwa keberadaan masjid sebagai
pengumpul zakat bukan lembaga yang illegal.
Keberadaan BAZNAS sebagai lembaga yang mengelola zakat saat
ini perlu melakukan ekspansi dan pengembangan dalam rangka penguatan
dan peningkatan penerimaan zakat hingga level masjid. Hal ini karena
masjid merupakan tempat ibadah yang langsung bersentuhan dengan
seluruh elemen masyarakat. Maka, sudah selayaknya masjid menjadi agen
BAZNAS yang penerima dan penyalurkan zakat akan meningkatkan
gairah masyarakat untuk menyalurkan zakat dan pemerataan
pendistribusiannya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
muslim.
Masjid sebagai agen penerima zakat Baznas tentu harus di dukung
oleh sumber daya manusia (SDM) pengelola masjid atau ta’mir masjid
tersebut yang profesional dan akuntabel. SDM yang professional
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya pendidikan,
pengalaman, dan ketelitian. Hal ini supaya maksud tujuan masjid sebagai
penerima zakat masyarakat diatas benar-benar bisa tercapai. Selama ini,
peran ta’mir dalam mengelola zakat baru sebatas rutinan atas zakat fitrah
atau zakat jiwa yang dikeluarkan selama bulan ramadlan.
Ta’mir Masjid adalah organisasi kelembagaan masjid yang terdiri
dari beberapa orang dan mempunyai kwajiban memakmurkan masjid.
Selain itu, ta’mir masjid sebenarnya telah bermakna kepengurusan masjid,

20
namun tidak salah jika menyebut “Pengurus Takmir Masjid”. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang
memakmurkan masjid Allah ialahorang-orang yang beriman kepadaAllah
dan hari akhir, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan tidak takut
kecuali hanya kepada Allah. Karena itu semoga mereka termasuk orang-
orang yang mendapat hidayah“. (QS. At-Taubah : 18).7
Pada Saat sekarang ini pengelolaan zakat sudah semakin baik,
jumlah organisasi pengelolaan zakat (OPZ) Juga semakin bertambah.
Berdasarkan paparan BAZNAS RI pada rapat dengar pendapat (RDP)
DPR maret 2021, jumlah OPZ saat ini mencapai 648 institusi yang terdiri
99 lembaga Amil Zakat (LAZ) dan 549 Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS), baik tingkat kabupaten / kota. Prrovinsi maupun tingkat
nasional.
Adapun mengenai persyaratan dalam pengurusan ziswaf adalah
berbadaan hukum, meiliki data muzakki dan mustahiq, mendapat
recomendasi dari baznas, memiliki laporan keuanganteraudit, memiliki
pengawas syariat, memiliki program untuk mendayagunakan zakat untuk
kesseejahteraan umat, dan brsifat nirlaba. Rincian persyaratan dari
undang-undang zakat tersebut secara langsung mendorong lembaga zakat
untuk memiliki sistem organisasi yang berkelanjutan.
Hal ini kemudian dikuatkan oleh keputusan menteri agama (KMA)
no 333 tahun 2015 terkait mekanisme pengajuan izin lembaga zakat, di
antaranya adalah : reqomendasi BAZNAS, anggaran dasar organisasi,
surat ketrangan terdaftar dari pemrintah, susunan pengawas
syariat,struktur organisai, asuransi kesehatan, karyawan, surat pernyataan
tidak merangkap jabatan, ikhtisar perencanaaan program zakat , nama
program,lokasi program, jumlah peneriaman mannfaat, jumlah zakat yang
disalurkan, keluaran atau output, hasil atau outcome, manfaat atau benefit

7
Nurul Huda, Zulihar, dan Hulmansyah, “MANAJEMEN PENGELOLAAN ZAKAT
BAGI PENGURUS MASJID”, Jurnal Pengabdian Al-Ikhlas ISSN : 2461-0992, (Volume 6 Nomor
1, Agustus 2020), h.73-74.

21
dan dampak atau impact program bagi penerimaan manfaat, serta surat
kesanggupan menghimpun zakat.
Berdasarkan KMA di atas, organisasi pengelolaan zakat oleh
pemerintah seperti diberikan panduan sistem manajemen organisasi mulai
dari perencanaan, struktur organisasi, implementasi, serta pemantauan dan
evaluasi. Sehingga Pengelolaan zakat yang professional, akuntabel, mudah
dan distribusi yang merata bagi Mustahik menjadikan sebuah keharusan
yang dilaksanakan oleh seluruh pemangku kebijakan, khususnya Negara
melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). 8

8
https://www.google.com/amp/s/m.kumpara.com/amp /jamil-jamilullah/standardisasi-tata-
kelola-zakat-nasinal-1yHz3gGxDFb Di akses pada tanggal 7 april 2023

22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) adalah sebuah


instrumen kebijakan publik sebuah negara atau keuangan soasial Islam,
yang memungkinkan adanya distribusi aliran kekayaan dari tangan orang
kaya kepada orang miskin. ZISWAF di samping memiliki dimensi
ekonomi adalah merupakan sebuah kewajiban dan sebuah nilai ibadah
yang berpahala. Bahkan dalam prespektif ilmu ekonomi, ZISWAF dapat
pula dijadikan instrumen utama kebijakan fiskal. Meskipun sangat
disayangkan bahwa hingga saat ini belum ada satu negara Islam pun di
dunia ini yang menjadikan ZISWAF sebagai instrumen utama kebajikan
fiskal.
Terdapat dua jenis lembaga pengelola zakat, infak dan sedekah di
Indonesia lembaga yang dibentuk oleh pemerintah maupun masyarakat.
Adapun lembaga yang dibentuk pemerintah ialah Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh
masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan lembaga
amil zakat dibentuk oleh pemerintah dari tingkat pusat sampai dengan
tingkat daerah yang bertugas untuk melakukan pengelolaan zakat, infak,
sedekah secara nasional.

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
memberikan ilmu yang bermanfaaat khususnya dalam pengetahuan
tentang pengelolaan ziswaf dalam pembelajaran ZIS dan Perwakafan.

Penulis menyadari banyak kesalahan yang terdapat dalam


pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Rusmini, Tony Seno Aji, “EFISIENSI KINERJA LEMBAGA AMIL ZAKAT


DALAM MENGELOLA DANA ZIS DENGAN METODE DEA (STUDI
PADA YDSF SURABAYA)”, ZISWAF : Jurnal Zakat dan Wakaf (2019,
Vol. 6 No.2).
Fitri Nur Latifah, dkk, “Digitalization of ZISWAF Development in Indonesia”,
(CIFET 2019, September 21-22, Sidoarjo, Indonesia).
Husain dan Happy Fitria, “Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan
Islam”, Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan,
vol.4, No.1 (2019).
Nyimas Lisa Agustian, dkk. “Manajemen Progam Life Skill Di Rumah Singgah
Al-Hafidz Kota Bengkulu”, Journal of Community Development, (Vol.1,
No.1, 2017).
Rohmat Qomari, “Pengembangan Instrumen Evaluasi Domain Afektif”, jurnal
insania, vol.13, No. 1 (2008).
Nurul Huda, Zulihar, dan Hulmansyah, “MANAJEMEN PENGELOLAAN
ZAKAT BAGI PENGURUS MASJID”, Jurnal Pengabdian Al-Ikhlas
ISSN : 2461-0992, (Volume 6 Nomor 1, Agustus 2020).
https://www.google.com/amp/s/m.kumpara.com/amp/jamil-
jamilullah/standardisasi-tata-kelola-zakat-nasinal-1yHz3gGxDFb Di
akses pada tanggal 7 april 2023.

25

Anda mungkin juga menyukai