Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


“PERBAZNAS No. 2 Tentang Pembentukan dan Tata Kerja UPZ ”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Marketing Syariah
Dosen Pengampu : Dr. Mursyid, M. SC

Disusun oleh:
Kelompok 5

HARUN (1931710168)
MUHAMMAD MIFTAKHUDIN (1931710171)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan
teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Masih banyak kekurangan dari segi tata bahasa dan penguatan dari
dosen dan teman-teman. Terkadang kami hanya mengikuti keegoisan pribadi,
karena kami sangat berharap jika ada kritik dan saran harap disampaikan agar kita
semua menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Besar harapan dari penulis, agar makalah yang telah disusun bermanfaat bagi
individu dan orang lain yang ingin belajar dari makalah kami yang berjudul
"PERBAZNAS No. 2 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Tata Kerja
UPZ".
Oleh karena itu, penulis mempersembahkan makalah ini dengan rasa syukur yang
sebesar-besarnya dan memohon kepada Allah SWT agar makalah ini dapat
memberikan manfaat.

Samarinda, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat...................................................................................2
B. Legalitas BAZNAS...............................................................................3
C. Pengertian UPZ.....................................................................................3
D. Tata Kelola UPZ...................................................................................3
D.1 Dasar Hukum.................................................................................3
D.2 Kedudukannya...............................................................................4
D.3 Tugas UPZ.....................................................................................5
D.4 Fungsi UPZ....................................................................................6
D.5 Wewenang UPZ.............................................................................7
D.6 Apa saja Hak Pengurus UPZ.........................................................8
D.7 Kegiatan Integrasi UPZ dengan BMK Masjid...............................8
E. Pasal PERBAZNAS No. 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Tata
Kerja UPZ.............................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan salah satu instansi
pemerintah non terstruktur yang bertanggung jawab menerima, mengelola
dan menyalurkan zakat, serta bertanggung jawab langsung kepada pemerintah
sesuai dengan tingkatannya.

Badan Amil Zakat Nasional terdiri dari beberapa bidang salah satunya
adalah Unit Pengumpul Zakat. Unit Pengumpul Zakat adalah unit organisasi
yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan yang bertugas
menghimpun Zakat untuk melayani berbagai instansi atau instansi
pemerintah, BUMN, BUMD, dan muzakki (penyedia zakat) perusahaan
swasta provinsi, dan lain lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Zakat ?
2. Bagaimana Legalitas BAZNAS ?
3. Apa itu UPZ ?
4. Apa saja Tugas, Fungsi dan Wewenang UPZ ?
5. Bagaimana Tata Kelola UPZ, Dasar Hukum dan Kedudukannya ?
6. Apa saja Hak Pengurus UPZ ?
7. Bagaimana Kegiatan Integrasi UPZ dengan BKM Masjid ?
8. Apa saja bunyi Pasal PERBAZNAS No. 2 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Tata Kerja UPZ ?

iv
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Zakat
2. Untuk mengetahui Legalitas BAZNAS.
3. Untuk mengetahui apa itu UPZ.
4. Untuk mengetahui Tugas, Fungsi dan Wewenang UPZ.
5. Untuk mengetahui Tata Kelola UPZ, Dasar Hukum dan Kedudukannya.
6. Untuk mengetahui apa saja Hak Pengurus UPZ.
7. Untuk mengetahui bagaimana Kegiatan Integrasi UPZ dengan BKM
Masjid.
8. Untuk mengetahui apa saja bunyi Pasal PERBAZNAS No. 2 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Tata Kerja UPZ.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ZAKAT
Zakat merupakan sebuah sebutan bagi suatu hak Allah yang dikeluarkan
seseorang kepada orang orang tertentu dengan syarat syarat tertentu. Kata
zakat secara etimologis berarti tumbuh (al-nuwuw), bertambah banyak dan
mengandung berkah, juga Suci (thoharoh).1 Zakat menurut terminologi
adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT
mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Sedangkan dalam istilah
ekonomi, zakat merupakan tidak akan pemindahan kekayaan dari golongan
kaya kepada golongan yang tidak punya.2
Allah SWT  berfirman dalam Q.S At Taubah ayat 103 :

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”3

Dalam undang undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 pasal


satu ayat dua menyatakan zakat adalah harta yang diwajibkan dikeluarkan
oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Hubungan antara etimologi dan
terminologi tentang zakat seperti diuraikan di atas jelas sangat erat sekali

vi
yakni harta yang dikeluarkan oleh seorang Muzaki akan tumbuh, bertambah,
dan Suci atau dengan kata lain hartanya akan bertambah berkah.

B. LEGALITAS BAZNAS
Dalam Undang Undang Republik Indonesia tahun 2003 tahun 2011
dinyatakan bahwa badan Amil zakat atau BAZNAS adalah suatu lembaga
yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. BAZNAS merupakan
lembaga pemerintah non struktur yang bersifat mandiri dan
bertanggungjawab kepada presiden melalui menteri agama. BAZNAS
dibentuk BAZNAS Pusat, BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS
Kabupaten/Kota.
Fungsi BAZNAS adalah menyelenggarakan :
1) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan Pendayagunaan zakat.
2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan bandnya guna zakat.
3) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan Pendayagunaan zakat.
4) Pelaporan dan pertangungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.4

C. PENGERTIAN UPZ
Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) adalah Unit Organiasasi yang dibentuk
oleh BAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat. Pendapatan Zakat
yang dikumpulkan oleh UPZ harus disetorkanke BAZNAS , BAZNAS
Provinsi atau BAZNAS Kabupaten/Kota.5

D. TATA KELOLA UPZ


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS, BAZNAS
Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota dapat membentuk UPZ.6 Unit
Pengumpulan Zakat atau disebut dengan UPZ untuk membantu
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat dan Infaq.
D.1 DASAR HUKUM
Al-Quran Suarat At Taubah ayat 103 dan 60, Surat Al-Baqoroh ayat 3.
1) Undang undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.

vii
2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
3) Permenag Nomor 30 tahun 2016 Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja
Anggota BAZNAS.
4) Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi
Pengumpulan Zakat.
5) Peraturan BAZNAS Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Tata Kerja Unit Pengumpulan Zakat.

D.2 KEDUDUKAN
Dalam peraturan badan Amil Zakat Nasional Nomor 2 Tahun 2016
menyebutkan bahwa kedudukan UPZ bisa dibentuk pada Instansi sesuai
tingkat kepengurusan BAZNAS,7 Pembentukan UPZ di semua
tingkatan melalui keputusan ketua BAZNAS, BAZNAS Provinsi dan
BAZNAS Kabupaten/Kota.
Adapun institusi tersebut antara lain :
1) Kantor Instansi Vertikal: Kementerian Agama, Pelayanan Pajak,
Kepolisian Resort, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri,
Pengadilan Agama, Bea Cukai, Imigrasi, Lapas, dan
Perbendaharaan Negara.
2) Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Lembaga Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota, Dinas Perhubungan, Dinas Kominfo,
Dinas PUPR, Dinas Pendidikan dan Olahraga, Dinas Kesehatan,
Dinas Binamarga, Dinas Keuangan dan Aset, Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perairan, Dinas Pertanian, Dinas
Peternakan, Dinas Perikanan, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan,
Badan Penanggulangan Bencana, Badan Kehutanan, Dinas
Kelautan, Badan Penanggulangan Bencana, Badan Kepegawaian
Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (PAPEDA),
Dinas Perizinan, dan Dinas Perkebunan.8

viii
3) Badan Usaha milik Daerah Kabupaten/Kota: Perusahaan Daerah
Air Minum, PT Perkebunan, PT Pertambangan, PT Aneka dan
Jasa, dan Perusahaan Daerah dalam Lingkup Pemerintahan
Kabupaten/Kota.
4) Perusahaan Swasta Skala Kabupaten/Kota : PT Perkebunan,
Pertambangan, PT Perikanan, PT Air Minum, Semua Perusahaan
Swasta yang bergerak di daerah Kabupaten/Kota.
5) Pendidikan Tingkat Taman Kanak Kanak, PAUD, SD, dan SMP
sederajat atau nama lainnya baik sekolah Negeri maupun Swasta.
6) Masjid dan mushola di tingkat kabupaten atau kota, kecamatan,
kelurahan atau desa, lingkup atau Dusun, masjid atau mushola di
pusat perbelanjaan dan kantor kantor swasta.

D.3 TUGAS UPZ


Hasil pengumpulan zakat oleh UPZ wajib disetor ke BAZNAS,
BAZNAS Provinsi, dan BAZNAS Kabupaten/Kota.9 Dalam satu institusi
yang menaungi UPZ hanya dapat dibentuk satu UPZ.10
1) Tugas UPZ adalah membantu BAZNAS sesuai tingkatannya melakukan
pengumpulan zakat pada institusi yang bersangkutan. Dalam hal
bilamana diperlukan, UPZ dapat melaksanakan tugas terkait dengan
pembantuan pendistribusian maupun Pendayagunaan zakat berdasarkan
kewenangan BAZNAS sesuai tingkatannya.
2) UPZ masjid atau mushola menyerahkan 30% hasil pengumpulan kepada
BAZNAS Kabupaten/Kota sebagai bagian dari sumber pengumpulan
BAZNAS Kabupaten/Kota.
3) UPZ masjid atau mushola dalam hal pendistribusian dapat menyalurkan
dana zakat sampai 100% dengan ketentuan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh BAZNAS
Kabupaten/Kota.

ix
D.4 FUNGSI UPZ
Dalam melaksanakan tugas membantu BAZNAS, BAZNAS Provinsi,
dan BAZNAS Kabupaten/Kota. Fungsi UPZ antara lain :
1) Sosialisasi, Edukasi zakat di institusi nya. Sosialisasi, Edukasi dilakukan
secara terencana dan terjadwal sepanjang tahun sehingga terukur
hasilnya. Kegiatan ini sangat menentukan dalam perjalanan UPZ dan
tidak boleh berhenti. Berhentinya sosialisasi dan Edukasi akan
memandikan perjalanan UPZ karena struktur masyarakat akan terus
berubah, pertambahan penduduk akan berpengaruh pula terhadap
pertambahan Muzaki, meningkatnya perhatian warga akan berpengaruh
kepada pengumpulan zakat seiring dengan pertambahan Muzaki.
2) Mengumpul zakat di institusi nya. Pengumpulan zakat merupakan
kegiatan yang sangat menentukan dalam perjalanan UPZ. Kalau tidak
ada zakat yang terkumpul, maka tidak ada zakat yang akan
didistribusikan, jika tidak ada Muzaki maka tidak ada mustahil, lalu
persyaratan pun jadi lumpuh. Maka pengurus UPZ harus bekerja keras
untuk menghimpun zakat dari para Muzaki untuk didistribusikan kepada
mustahik.
3) Pendataan dan layanan Muzaki. Setiap UPZ harus mendata siapa saja
Muzaki yang ada dalam lingkup kerjanya, misalnya Muzaki yang ada
disekitar masjid atau di luar lingkungan masjid akan tetapi beraktivitas di
dalam masjid baik sebagai Jamaah atau donatur masjid.
4) Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan atau (RKAT) UPZ
penyaluran dan Pendayagunaan.
5) Penyerahan nomor pokok wajib Zakat atau NPWZ dari BAZNAS.
6) Penyusunan laporan kegiatan pengumpulan, penyaluran dan
Pendayagunaan dan menyampaikanya kepada pengurus BAZNAS di
atasnya. Bentuk laporan dimaksud menjadi lampiran yang tidak
terpisahkan dari tata kelola UPZ ini.11

x
D.5 WEWENANG UPZ

1. Menetapkan RKAT UPZ.  Rencana kegiatan dan anggaran tahunan atau


RKAT disusun oleh UPZ bersama Baznas yang di atasnya untuk
merencanakan kegiatan himpunan dan pendistribusian dan
Pendayagunaan pada setiap bulan Oktober setiap tahun untuk dijadikan
pedoman pelaksanaan kegiatan UPZ tahun berikutnya.
2. Menyusun rencana pengumpulan zakat. Menyusun rencana dan strategi
pengumpulan berdasarkan sekalah prioritas jangka pendek dan jangka
panjang serta jadwal pelaksanaannya minuman untuk satu tahun.
a) Melaksanakan pengumpulan zakat. Melaksanakan pengumpulan
zakat dari para Muzaki dengan membuat target pengumpulan jangka
pendek dan jangka panjang.
b) Melaksanakan pengelolaan data. Setiap UPZ membuat database
Muzakki lembaga maupun perorangan yang menyalurkan zakatnya
kepada UPZ untuk melihat apakah Muzaki bertambah atau
berkurang setiap tahunnya.
c) Melaksanakan pengelolaan data mustahik. Setiap UPZ mempunyai
database mustahik berdasarkan asnaf dan atau program dan terus
menerus dilakukan evaluasi kelayakan nya sebagai mustahik. Pada
dasarnya tidak ada mustahiq yang permanen yang menentukan
adalah kriteria dan persyaratan yang berlaku untuk menentukan
apakah seseorang mustahik atau tidak mustahik.
d) Melaksanakan sosialisasi dan evaluasi zakat.
e) Melakukan usaha usaha sosialisasi dan Edukasi kepada jamaah
masjid untuk menjadi Muzaki dan melaksanakan evaluasi
perkembangan daa Muzaki.

xi
f) Memberikan layanan dan konsultasi zakat. Membantu masyarakat
yang membutuhkan pelayanan Muzaki untuk menghitung jumlah
harta yang akan di zakati dengan menggunakan Kalkulator zakat.
g) Melakukan evaluasi pelaksanaan Tusi UPZ. Setiap akhir tahun
melakukan evaluasi pengumpulan, pendistribusian dan
Pendayagunaan zakat yang terkumpul dan menyampaikan nya
kepada Muzaki dan pihak pihak lain yang berhak mendapatkan
informasi zakat dari UPZ.
3. Menyerahkan hasil pengumpulan dan pendistribusian zakat UPZ ke
BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Melaksanakan pendistribusian dan Pendayagunaan zakat untuk Infaq
berdasarkan kebutuhan dan kewenangan nya.

D.6 HAK PENGURUS UPZ


1) Pengurus UPZ berhak mendapatkan Pelatihan Sertifikasi Amil dari
BAZNAS yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pengelolaan
Zakat dan Sertifikasi Amil.
2) Mendapatkan hak Amil untuk kepentingan nya biaya operasional
maksimal sebesar 12,5% dari dana zakat dan 20% dari dana Infak.12

D.7 INTEGRASI KEGIATAN UPZ dengan BKM MASJID


Kenyataan selama ini institusi yang mengurus masjid adalah badan
kesejahteraan Masjid atau (BKM) dan dalam strukturnya ada tiga bidang
yang menangani beberapa kegiatan yaitu :
1) Idarah yaitu yang mengurusi masalah administrasi masjid.
2) Ri’ayah yaitu yang mengurusi masalah masalah pemeliharaan aset
masjid.

xii
3) Imarah yaitu yang mengurusi masalah masalah kegiatan dan
Kemakmuran masjid.
Kehadiran Unit Pengumpulan Zakat atau UPZ dalam masjid tentu saja
memerlukan perhatian khusus agar tidak terjadi tumpang Tindih program dan
kegiatan nya dari dua institusi yang ada yang akan membawa persoalan baru
di masjid. Untuk itu perlu dibuat pembidangan kerja masing masing yang
sifatnya saling melengkapi dan terintegrasi dengan baik. Untuk itu perlu
dibuat penajaman tugas dan fungsi masing masing sehingga sinkron dalam
pelaksanaannya di masjid.
Untuk itu perlu di atur hal hal sebagai berikut :
1) Penyusunan kepengurusan UPZ masjid adalah perpaduan antara personil
kepengurusan BKM dengan tokoh yang dari luar BKM namun memiliki
Kepedulian kepada masjid dari unsur masyarakat, tokoh agama dan
profesional.
2) Manajemen UPZ masjid diatur tersendiri yang kegiatannya terpokus pada
pengumpulan zakat saja, baik zakat mal maupun zakat Fitrah dan
pendistribusiannya berdasarkan asnaf zakat maupun program kerja yang
dibuat dengan Seksama dan seluruh kegiatan tersebut terkonsentrasi di
masjid.
3) Sumbangan yang termasuk dalam kategori Wakaf baik itu Wakaf benda
maupun Waqqas ditangani oleh BKM yang membidangi nya.
4) Dalam hal pembiayaan operasional masjid seperti biaya rekening listrik
dan air, tenaga dan alat kebersihan, transfer khotib, lampu, ATK BKM,
biaya PHBI, dan Kurban ditangani oleh BKM. Jika dana BKM yang
sangat terbatas, maka dapat diambil dari dana hak amil yang ada di UPZ
secara proporsional.
5) Dana hal amil yang sudah diambil oleh UPZ maka tidak boleh diambil
lagi oleh BAZNAS Kabupaten/Kota.
6) Pada prinsipnya, BKM, UPZ dan Kenaziran Masjid adalah institusi yang
terintegrasi di dalam masjid dalam rangka sejahterakan jamaah masjid

xiii
maupun masyarakat sekitar masjid untuk mencapai tujuan dibangunnya
masjid sebagai wadah menjalankan ibadah dan pembinaan umat.
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) adalah unit organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS
untuk membantu pengumpulan Zakat. Pendapatan Zakat yang dikumpulkan oleh
UPZ harus disetorkan ke BAZNAS, BAZNAS provinsi, atau BAZNAS
kabupaten/kota.
E. PASAL PERBAZNAS NO. 2 TAHUN 2016 Tentang PEMBENTUKAN
DAN TATA KERJA UPZ

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI


Adapun isi PERBAZNAS No. 2 TAHUN 2016 yang tertuang dalam
BAB II tentang KEDUDUKAN, TUGAS , DAN FUNGSI ialah sebagai
berikut :

PASAL 2

1. (1) UPZ yang dibentuk oleh BAZNAS berkedudukan di :


a) Lembaga Negara
b) Kementerian/Lembaga Pemerintah non Kementerian
c) Badan Usaha Milik Negara
d) Badan Usaha milik Negara/Swasta Asing
e) Perwakilan Negara Republik Indonesia di Luar Negeri
f) Kantor Perwakilan Lembaga Asing/Negara Asing dan
g) Masjid Nasional.
(2) Pembentukan UPZ BAZNAS melalui keputusan Ketua BAZNAS

PASAL 3

2. (1) UPZ yang dibentuk oleh BAZNAS provinsi terletak di :


a) Kantor Instansi Vertikal
b) Kantor Satuan Wilayah/Lembaga Daerah Provinsi

xiv
c) Perusahaan Provinsi
d) Perusahaan Swasta Provinsi
e) Universitas
f) Masjid Besar.

(2) Pembentukan UPZ BAZNAS Provinsi melalui Keputusan BAZNAS


Provinsi.

PASAL 5

3. (1) UPZ yang dibentuk oleh BAZNAS Kabupaten/Kota berlokasi di :


a) Kantor Satker Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
b) Kantor Dinas Vertikal Tingkat Kabupaten/Kota
c) Wilayah Kabupaten/Kota Semua Badan Usaha
d) Perusahaan Skala Kabupaten/Kota
e) Masjid, Mushola, Lange, Surau atau Nama lain
f) Sekolah/Madrasah dan Lembaga Pendidikan Lainnya
g) Kecamatan/Nama lain
h) Desa/Kelurahan atau Nama lain.
(2) Pembentukan UPZ Kabupaten/Kota melalui Keputusan Ketua UPZ
Kabupaten/Kota.

PEMBENTUKAN UPZ
Sesuai dengan BAB IV tentang “TATA CARA PEMBENTUKAN
UPZ” terdapat beberapa pasal yang menjelaskan terkait “TATA CARA
PEMBENTUKAN UPZ” diantaranya :

PASAL 27
Pembentukan UPZ dilakukan dengan cara sebagai berikut:

xv
1) Usulan oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi atau BAZNAS
Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya kepada institusi yang
menaungi UPZ; atau
2) Usulan oleh Pimpinan Institusi

PASAL 28
1) Usulan oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota
mengenai pembentukan UPZ sebagaimana dimaksud dalam pasal 27
huruf a dilakukan dengan mengajukan surat tertulis kepada Pimpinan
institusi yang akan dibentuk UPZ yang Tembusan suratnya dikirimkan
kepada atasan pimpinan institusi.
2) Pimpinan institusi yang telah menerima surat usulan pembentukan UPZ
diberi waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari untuk memberikan
jawaban.
3) Dalam hal pimpinan institusi tidak memberikan jawaban sebagaimana
dimaksud pada ayat dua BAZNAS, BAZNAS Provinsi, atau BAZNAS
Kabupaten/Kota berhak menyampaikan laporan kepada atasan pimpinan
institusi.

PASAL 29

1) Usulan oleh pimpinan institusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 27


huruf b dilakukan dengan mengajukan surat tertulis kepada BAZNAS,
BAZNAS Provinsi atau BAZNAS Kabupaten/Kota untuk membentuk
UPZ dengan melampirkan persyaratan administratif.
2) BAZNAS, BAZNAS Provinsi dan/atau BAZNAS Kabupaten /Kota
diwajibkan memberikan jawaban tertulis atas usulan pembentukan UPZ
dari pimpinan institusi paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat
usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima oleh BAZNAS,
BAZNAS Provinsi, atau BAZNAS Kabupaten/Kota sesuai dengan
tingkatannya.

xvi
3) BAZNAS, BAZNAS Provinsi atau BAZNAS Kabupaten/Kota melakukan
verifikasi administratif atas pengajuan pembentukan UPZ.
4) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Susunan calon pengurus dan penasehat UPZ;
b. Surat keterangan dari institusi yang bersangkutan bahwa calon
pengurus dan penasehat UPZ merupakan pejabat, pegawai, pekerja,
anggota atau jamaah dari institusi yang bersangkutan.
5) Dalam hal persyaratan administratif telah terpenuhi, BAZNAS, BAZNAS
Provinsi, atau BAZNAS Kabupaten/Kota menetapkan keputusan
pembentukan UPZ dengan Lampiran keputusan pengangkatan pengurus
dan penasehat UPZ.
6) Keputusan pembentukan UPZ sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditetapkan dan disahkan oleh ketua BAZNAS sesuai dengan tingkatannya.

PASAL 30

1) Dalam hal masa jabatan Pengurus dan  Penasehat UPZ akan segera
berakhir, BAZNAS sesuai dengan tingkatannya memberikan surat
pemberitahuan kepada pimpinan institusi masing masing yang ditembus
kepada pengurus dan penasehat update paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari sebelum habis masa waktu.
2) Dalam masa waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pimpinan
Institusi masing masing mengajukan pergantian Pengurus dan Penasehat
UPZ kepada ketua BAZNAS sesuai dengan tingkatannya paling lambat 60
(enam puluh) hari sebut setelah surat pemberitahuan diterima.
3) BAZNAS sesuai dengan tingkatannya melakukan verifikasi administratif
atas pengajuan pergantian Pengurus dan Penasehat UPZ.
4) Dalam hal persyaratan administratif telah terpenuhi, Ketua BAZNAS
sesuai dengan tingkatannya menetapkan pengangkatan pengurus dan
penasehat UPZ yang baru.

xvii
PASAL 31

1) Dalam kondisi khusus, BAZNAS sesuai dengan tingkatannya dapat


melakukan pergantian Pengurus dan/atau Penasehat sebelum habis masa
jabatan.
2) Kondisi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. UPZ tidak mampu menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam pasal delapan huruf a sampai dengan f;
b. Terjadi konflik di internal UPZ atau konflik UPZ dengan pimpinan
institusi yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu 90 (sembilan
puluh) hari.
3) Dalam hal terjadi pergantian pengurus dan atau penasehat UPZ atas
Inisiatif Institusi yang bersangkutan, Pimpinan Institusi mengajukan secara
tertulis usulan pergantian Pengurus dan/atau Penasehat UPZ kepada
BAZNAS sesuai dengan tingkatannya dengan melampirkan persyaratan
administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (4) peraturan
badan 
4) BAZNAS sesuai dengan tingkatannya melakukan verifikasi administratif
atas pengajuan pergantian pengurus UPZ.
5) Dalam hal persyaratan administratif telah terpenuhi, Ketua BAZNAS
sesuai dengan tingkatannya dapat menetapkan surat keputusan
pengangkatan pengurus dan penasehat UPZ yang baru.

MEKANISME KERJA UPZ


Sesuai BAB VI tentang “MEKANISME KERJA UPZ” terdapat beberapa
pasal yang menjelaskan terkait “MEKANISME KERJA UPZ” diantaranya :

PASAL 35

1) UPZ melaksanakan mandat pengumpulan zakat dari BAZNAS sesuai


dengan tingkatannya.

xviii
2) Seluruh hasil pengumpulan dana UPZ wajib disetorkan kepada BAZNAS
sesuai dengan tingkatannya.
3) Dalam hal diperlukan, UPZ dapat melakukan tugas pembantuan
pendistribusian dan pendayagunaan zakat.
4) Tugas pembantuan pendistribusian dan Pendayagunaan zakat BAZNAS
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) paling besar sebesar 70% (tujuh
puluh persen) dari dana yang dikumpulkan oleh UPZ.
5) Update masjid negara, masjid raya, masjid, mushalla, langgar, surau, atau
nama lainnya, atau maksud institusi sebagaimana dimaksud pada pasal 3
ayat (1) huruf G, pasal empat ayat (1) huruf f, dan pasal lima ayat (1)
huruf f dapat melakukan tugas pembantuan pendistribusian dan
Pendayagunaan dana zakat sebesar 100% (seratus persen).
6) Dana zakat untuk tugas pembantuan pendistribusian dan Pendayagunaan
zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) disalurkan kepada
UPZ paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dana pengumpulan UPZ
diterima di rekening BAZNAS sesuai dengan tingkatannya.
7) Dalam hal tugas pembantuan pendistribusian dan Pendayagunaan zakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat Terlaksana secara penuh
dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran, seluruh sisa dana harus diserahkan
kembali kepada BAZNAS sesuai dengan tingkatannya.
8) UPZ mendapatkan bagian hamil paling banyak 12,5% (dua belas koma
lima persen) dari realisasi tugas pembantuan pendistribusian dan
Pendayagunaan zakat.
9) Dalam hal tugas pembantuan pendistribusian dan Pendayagunaan zakat
tidak terlaksana secara penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka
bagian hak ambil yang sudah dibayarkan BAZNAS sesuai dengan
tingkatannya kepada UPZ dikompensasi pada pembayaran bagian hak
ambil periode berikutnya.
10) UPZ yang hanya melakukan tugas pengumpulan zakat dapat menggunakan
dana pengumpulan zakat paling besar sebesar 5% (lima persen) dari hasil
pengumpulan untuk operasional UPZ.

xix
PASAL 36
1) UPZ melakukan pengumpulan zakat melalui sistem pemotongan langsung
dari penerimaan gaji (payrioll system).
2) UPZ berbasis masjid negara, masjid Raya, masjid mushola, Langgar,
Surau atau nama lainnya atau masjid-institusi sebagaimana dimaksud pada
pasal tiga ayat (1) huruf g, pasal empat ayat (1) huruf f, dan pasal lima
ayat (1) huruf f dapat membuka gerai pembayaran zakat, Infaq, sedekah,
dan DSKL di institusi yang bersangkutan.
3) Pengumpulan zakat UPZ melalui sistem pemotongan langsung dari
penerimaan gaji (payroll system) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara:
a. Bekerjasama dengan institusi berkaitan; atau
b. Inisiatif calon Muzaki yang bersangkutan
4) Pengumpulan zakat UPZ melalui gerai zakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan dengan cara pembayaran zakat secara langsung oleh
Muzaki di gerai UPZ pada masing masing institusi.

PASAL 37

1) Pengumpulan zakat UPZ melalui sistem pemotongan langsung dari


penerimaan gaji (payroll system) dilakukan oleh petugas pengelolaan
administrasi belanja pegawai (PPABP) atau petugas yang melaksanakan
fungsi sejenis di institusi yang bersangkutan.
2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPBAP
atau petugas yang melaksanakan fungsi sejenis bertugas membuat daftar
calon Muzaki yang meliputi pejabat, pegawai, karyawan, anggota
komunitas, atau jamaah di institusi yang bersangkutan.
3) Daftar calon Muzaki sebagaimana dimaksud pada ayat dua paling sedikit
memuat:
a. nama lengkap

xx
b. nomor induk pegawai atau karyawan atau anggota atau jamaah
c. nomor pokok wajib pajak  (NPWP)
d. unit institusi
e. alamat rumah
f. nomor telepon / handphone
g. alamat email
4) Calon Muzaki yang merasa keberatan dikenakan pemotongan zakat secara
pemotongan langsung dari penerimaan gaji (payroll system) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat menyampaikan keberatan secara tertulis
yang ditujukan kepada pimpinan institusi yang bersangkutan.
5) Dana pemotongan langsung dari penerimaan gaji (payroll system) dikirim
ke rekening BAZNAS sesuai dengan tingkatannya.
6) PPABP atau petugas yang melaksanakan fungsi sejenis menyerahkan
daftar yang berisi nama Muzaki yang membayar zakat, NPWZ, dan jumlah
zakat yang dibayarkan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah
tanggal pemotongan gaji untuk pembayaran zakat.

PASAL 38

1) Pengumpulan UPZ melalui gerai zakat disetorkan ke rekening BAZNAS


sesuai dengan tingkatannya paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya.
2) Setoran hasil pengumpulan UPZ diserahkan dengan melampirkan daftar
yang berisi nama Muzaki yang membayar zakat, NPWZ, dan jumlah zakat
yang dibayarkan.

PASAL 39
UPZ wajib menyerahkan BSZ yang diterbitkan oleh BAZNAS sesuai dengan
tingkatannya dengan melampirkan daftar nama Muzaki,NPWZ, dan jumlah
zakat yang dibayarkan.

PASAL 40

xxi
Seluruh pengumpulan dana oleh UPZ sebagaimana dimaksud dalam pasal 35
ayat (2) dicatat ke dalam sistem informasi yang disiapkan oleh BAZNAS.

PASAL 41
Tugas pembantuan pendistribusian dan Pendayagunaan zakat BAZNAS sesuai
dengan tingkatan yang dilakukan UPZ mengacu pada prinsip prinsip
pendistribusian dan Pendayagunaan zakat yang diatur oleh BAZNAS.

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa BAZNAS sebagai Lembaga


Pemerintah non struktural dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelolaan
zakat belum mengoptimalkan Unit Pengelola Zakat atau  UPZ. UPZ yang
dibentuk BAZNAS hanya mampu membentuk di Institusi Pemerintah saja, tapi
belum mampu membentuk UPZ pada Institusi atau Lembaga Swasta dan UPZ di
kelompok masyarakat.

Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis berpendapat bahwa peran UPZ


sangat membantu dalam mendekatkan Muzaki mengeluarkan zakat nya dan juga
meningkatkan jumlah perolehan pengumpulan zakat. Sehingga semakin banyak
Muzaki yang disasar maka pengumpulan zakat semakin meningkat. UPZ juga
lebih mengetahui data para mustahik sesungguhnya yang berhak menerima
distribusi zakat dari BAZNAS, karena UPZ garda terdepan di tengah tengah umat,
semoga semoga peran Baznas dan object dapat dirasakan oleh umat dan dapat
meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi angka kemiskinan. 

xxii
DAFTAR PUSTAKA

Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta:


Gema Insani Press.
Karman, M, Supiana. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Keputusan Ketua Baznas No. 25 Tahun 2018, tentang Pedoman Pengelolaan
zakat
UU RI No. 23 Tahun 2011 Pasal 17 tentang Pengelolaan zakat
PP Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2011
Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 1 ayat 18
Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 2,3,4 dan 5
Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 6
Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 8
https: // id. m. Wikipedia. org/ wiki/ Badan_Amil_Zakat_Nasional
https: // id. wikipedia. org. unit pengumpul zakat
https: // opi110 . com/AlQur’an & Terjemahnya Hadist web

xxiii
1 Supiana, M.Karman, Materi Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya,
Bandung) hal. 61
2 Didin Hafidhuddin, zakat dalam perekonomian modern, Gema Insani Press,
Jakarta, 2002, hal, 7
3 https: // opi110 . com/AlQur’an & Terjemahnya Hadist web
4 UU RI No. 23 Tahun 2011 Pasal 17 tentang Pengelolaan zakat
5 https: // id. m. Wikipedia. org/ wiki/ Badan_Amil_Zakat_Nasional
6 PP Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2011
7 Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 2,3,4 dan 5
8 Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 1 ayat 18
9 https: // id. wikipedia. org. unit pengumpul zakat
10 Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 6
11 Perbaznas No. 2 Tahun 2016, Pasal 8
12 Keputusan Ketua Baznas No. 25 Tahun 2018, tentang Pedoman Pengelolaan
zakat, hal 23

xxiv

Anda mungkin juga menyukai