NIM : 1931710168
PRODI/SMT : EKONOMI SYARIAH / SMT 5
NOMOR 1
A. Laporan Kuangan Syariah memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk menyediakan informasi keuangan.
Tujuan ini adalah menyediakan informasi keuangan entitas syariah yang dibuat
dalam satu periode akuntansi. Umumnya tujuan ini ditentukan oleh perusahaan
terkait yang menggunakan sistem syariah untuk mengatur kebijakan laporan
keuanganya.
2. Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi
dan bisnis.
3. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan bagaimana perolehanya dan penggunaanya.
NOMOR 2
A. Dalam menyajikan laporan keuangan syariah ada posisi keuangan, kinerja keuangan,
arus kas, perubahan ekuitas, perubahan dana investasi terikat, pendapatan dan bagi
hasil, sumber dan penggunaan dana zakat dan dana kebijakan yang harus disajikan
secara wajar dan diungkapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di dalamnya juga
terdapat asset yang disajikan berdasarkan karakteristiknya dan menurut urutan
likuiditasnya, kewajiban menurut urutan jatuh temponya, serta laporan laba rugi yang
menggambarkan pendapatan dan beban dikelompokkan secara berjenjang. Untuk
catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan
penyajian yang sesuai dengan komponen utamanya.
B. Membuat laporan keuangan syariah ada beberapa hal yang perlu diketahui dan
diperhatikan, seperti tujuan dari pembuatan laporan keuangan tersebut yang bisa
memuat atau menyediakan informasi bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan.
Kedua ada komponen dalam laporan keuangan, yakni neraca, laba rugi, arus kas,
perubahan ekuitas, dana investasi terikat, rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil,
sumber dan penyaluran dana zakat, sumber dan penggunaan dana kebajikan, dan
catatan atas laporan keuangan. Ketiga ada bahasa laporan keuangan yang harus disusun
dalam bahasa Indonesia, tetapi jika disusun dalam bahasa lain maka laporan keuangan
harus memuat informasi dan waktu yang sama. Terakhir ada pertanggung jawaban
manajemen terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
NOMOR 3
A. Karakter Laporan Keuangan Syariah, yaitu :
1. Dapat dipahami
Penggunaan laporan keuangan syariah bukan hanya berasal dari karyawan lembaga
keuangan syariah melainkan berasal dari berbagai kalangan. Pengguna laporan
keuangan syariah diluar lembaga organisasi inti meliputi akademisi, investor,
nasabah, masyarakat umum, auditor, pemerintah maupun pihak-pihak yang
memiliki kepentingan secara langsung maupun tidak langsung. Setiap laporan
keuangan syariah harus memenuhi standar yang diterapkan agar pengguna dapat
dengan mudah memahami isi dari laporan keuangan.
2. Relevan
Artinya penggunaan laporan keuangan menggambarkan kondisi masa lalu, masa
sekarang ataupun sebagai penetapan masa mendatang. Hasil evaluasi pada masa
lalu dapat digunakan pada masa sekarang sebagai perbaikan untuk masa
mendatang.
3. Andal
Yaitu Memberikan hasil yang dapat dipercaya merupakan karakteristik yang ketiga
laporan keuangan syariah.
4. Dapat dibandingkan
Fungsi membandingkan untuk mengukur kinerja lembaga keuangan. Salah satu
evaluasi yang dilakukan dapat diperoleh dengan mencari informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan. Potensi keuntungan maupun bagian yang
belum maksimal dapat ditingkatkan sebagai langkah memperbaiki posisi. Strategi
dan kebijakan yang disusun oleh lembaga keuangan syariah dirumuskan
berdasarkan hasil membandingkan dengan usaha sejenis.
NOMOR 5
A. Unsur laporan khusus untuk lembaga keuangan syariah perbankan dan asuransi syariah
yaitu : Pada laporan keuangan lembaga syariah perbankan terdapat beberapa unsur,
yakni laporan posisi keuangan, laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, perubahan
ekuitas, arus kas, rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, sumber dan penyaluran dana
zakat, smuber dan penggunaan dana kebijakan, dan catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan unsur pada laporan keuangan asuransi syariah ialah laporan posisi
keuangan, laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, perubahan ekuitas, arus kas,
surplus deficit dan tabarru’, sumber dan penyaluran dana zakat, sumber dan
penggunaan penggunaan dana kebijakan, dana catatan atas laporan keuangan.
B. Bank Syariah menyajikan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil yang
merupakan rekonsiliasi pendapatan bank syariah, yang menggunakan dasar akrual
(accrual basis), dan pendapatan yang dibagihasilkan kepada pemilik, dana yang
menggunakan dasar kas (cash basis). Perbedaan dasar pengakuan tersebut
mengharuskan bank syariah menyajikan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi
Hasil sebagai bagian komponen utama laporan keuangannya. Dalam Laporan
Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil, bank syariah menyajikan:
1. Pendapatan usaha utama
2. Penyesuaian atas: (i) pendapatan usaha utama periode berjalan yang kas atau setara
kasnya belum diterima; (ii) pendapatan usaha utama periode sebelumnya yang kas
atau setara kasnya diterima di periode berjalan
3. Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil
4. Bagian bank syariah atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil
5. Bagian pemilik dana atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil: (i) Bagi hasil
yang sudah didistribusikan ke pemilik dana; (ii) Bagi hasil yang belum
didistribusikan ke pemilik dana.
NOMOR 6
• PENGAKUAN ASET
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonominya di masa depan diperoleh entitas syariah dana aset tersebut mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
• PENGAKUAN LIABILITAS
Liabililitas diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaiakan kewajiban (obligation) masa kini dan jumlah yang harus diselesaiakan
dapat diukur dengan andal.
• PENGAKUAN DANA SYIRKAH TEMPORER
Pengakuan dana syirkah temporer dalam laporan posisi keuangan hanya dapat
dilakukan jika entitas syariah memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang
diterima melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
• PENGAKUAN PENGHASILAN
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan kopmprehensif lain kalau
kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau
penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
• PENGAKUAN BEBAN
Beban diakui laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain kalau penurunan
manfaat ekonomi masa depan yasng berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan
liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan handal.
Salah satu perbedaan mendasar Laporan Keuangan Syariah dan Laporan Keuangan
Konvensional adalah dari sisi unsurnya. Sesuai dengan karakteristik transaksi syariah, menurut
KDPPLKS, laporan keuangan syariah terdiri dari 7 unsur yaitu 4 unsur posisi keuangan dan 3
unsur kinerja keuangan.