Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi syariah tidak tepat jika belum ada perhitungan keuangan yang
harus rinci dan tertulis secara jelas, agar dapat menghasilkan laporan keuangan
yang mudah dipahami oleh semua pihak. Dalam penyajian suatu laporan
keuangan akuntansi syariah harus memperhatikan beberapa faktor yang
diantaranya adalah pernyataan posisi keuangan, pernyataan pendapatan dan
pernyataan perubahan saham. Penyajian laporan keuangan syariah sepenuhnya
didasarkan pada PSAK No 101 yang bertujuan untuk mengatur penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan. Perlunya penyajian laporan keuangan ini adalah
agar dapat membandingkan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya
maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lainnya. Entitas syariah yang
dimaksud oleh PSAK ini adalah entitas yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
PSAK No 101 menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas syariah
yang berorientasi profit, termasuk entitas bisnis sektor publik. Entitas nirlaba
syariah, entitas sektor publik, pemerintah yang akan menggunakan standar ini
perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi pos yang terdapat
dalam laporan keuangan itu sendiri. Perlu diperhatikan bahwa entitas syariah
seperti reksa dana dan entitas yang modalnya tidak terbagi atas saham, misalnya
koperasi perlu melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangannya. Suatu
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah meliputi aset,
kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas, pendapatan dan beban, arus kas, dana
zakat dan dana kebajikan. Informasi tersebut akan membantu pengguna laporan
dalam memprediksi arus kas pada masa depan.
Ada beberapa perbedaan unsur antara laporan keuangan syariah dengan
laporan keuangan konvensional. Unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan
lembaga syariah antara lain neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan penggunaan
dana kebajikan. Sedangkan unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan
konvensional adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah perlu melakukan pertimbangan secara menyeluruh didalam
penyajian laporan keuangan syariah?
2. Apa tujuan dari laporan keuangan syariah?
3. Apa saja komponen yang ada didalam laporan keuangan syariah?
4. Apa keterbatasan laporan keuangan syariah?
5. Apa saja unsur-unsur laporan keuangan syariah?
6. Bagaimana pengukuran unsur laporan keuangan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pertimbangan dalam menyajikan laporan keuangan
syariah.
2. Untuk mengetahui tujuan dari laporan keuangan syariah
3. Untuk mengetahui komponen dari laporan keuangan syariah
4. Untuk mengetahui keterbatasan dari laporan keuangan syariah
5. Untuk mengetahui unsur-unsur laporan keuangan syariah.
6. Untuk menngetahui pengukuran dari unsur-unsur didalam laporan
keuangan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERTIMBANGAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Dalam menyajikan laporan keuangan perlu memperhatikan pertimbangan-


pertimbangan yang diantaranya yaitu :
1. Penyajian secara wajar
Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas syariah dengan menerapkan PSAK secara benar
disertai pengungkapan yang diharuskan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
dalam catatan atas laporan keuangan. PSAK dimaksudkan agar laporan keuangan
menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja, arus kas sehingga tujuan
laporan keuangan tersebut dapat tercapai. PSAK mungkin tidak mengatur
pengungkapan informasi tertentu padahal pengungkapan informasi tersebut
diperlukan untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar. Dalam hal tersebut,
entitas syariah harus memberikan tambahan pengungkapan informasi yang
relevan. Penyajian secara wajar laporan keuangan dapat dicapai dengan memilih
dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK serta menyajikan
informasi menggunakan konsep yang terdapat dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2. Kebijakan Akuntansi
Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan
keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan
praktik yang diterapkan entitas syariah dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan. Apabila belum ada peraturan oleh PSAK, manajemen menggunakan
pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Dalam melakukan
pertimbangan tersebut, manajemen memperhatikan persyaratan dan pedoman
PSAK yang mengatur hal-hal yang terkait, definisi, kriteria pengakuan dan
pengukuran aset, kewajiban, dana syirkah temporer, penghasilan dan beban yang
diterapkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Transaksi Syariah dan pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain
dan praktik industri yang lazim sepanjang konsisten dengan persyaratan dan
pedoman PSAK yang mengatur hal-hal yang terkait, definisi, kriteria pengakuan
dan pengukuran aset, kewajiban, dana syirkah temporer, penghasilan dan beban
yang diterapkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Transaksi Syariah.
3. Kelangsungan Usaha
Dalam penyusunan laporan keuangan, manajemen harus menilai kemampuan
kelangsungan usaha entitas syariah. Dalam penilaian kelangsungan usaha,
ketidakpastian yang bersifat material yang terkait dengan kejadian atau kondisi
yang bisa menyebabkan keraguan atas kelangsungan usaha harus diungkapkan.
Apabila laporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
kenyaataan tersebut harus diungkapkan bersama dengan dasar lain yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta alasan mengapa asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah tidak dapat digunakan.
4. Dasar Akrual
Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali
laporan arus kas dan perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha.
5. Konsistensi Penyajian
Penyajian dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali
terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas syariah atau
perubahan penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu
transaksi, atau perubahan tersebut diperkenankan oleh PSAK. Suatu entitas
syariah mengubah penyajian laporan keuangannya hanya jika perubahan
penyajian tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan dan dapat
diadalkan kepada pemakai laporan keuangan dan struktur yang baru akan
digunakan seterusnya sehingga tidak menurunkan daya komparatifnya.
6. Informasi Komparatif
Informasi komparatif antar periode membantu pemakai dalam mengambil
keputusan, khususnya penilaian kecenderungan informasi keuangan untuk tujuan
membuat prediksi
B. TUJUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi
dan kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah tidak sesuai dengan prinsip syariah,
serta informasi aset, kewajiban pendapatan dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan
penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab
entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikan pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi
sosial entitas termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infaq, sedekah
dan wakaf.
C. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
1. Neraca
Entitas syariah menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar
dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang, kecuali
untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aset lancar disajikan
menurut ukuran likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan
jatuh temponya. Entitas syariah harus mengungkapkan informasi mengenai
jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan
sebelum dan sesudah 12 bulan dari tanggal neraca.
Entitas syariah mengungkapkan hal-hal di neraca seperti yang berikut ini :
a. Untuk setiap jenis saham
b. Jumlah saham modal dasar
c. Jumlah saham yang diterbitkan
d. Nilai nominal saham
e. Ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
f. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuitas
Entitas syariah yang modalnya tidak terbagi dalam saham,
mengungkapkan informasi yang setara dengan persyaratan diatas yang
memperlihatkan perubahan dalam suatu periode dari setiap jenis penyertaan
hak keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi entitas syariah disajikan dengan menonjolkan
berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan penambahan dan
perubahan meliputi materialitas, hakikat, dan fungsi dari berbagai komponen
pendapatan dan beban.
Jika terdapat pendapatan tidak halal, pendapatan tersebut tidak boleh
disajikan dalam laporan laba rugi entitas syariah maupun laba rugi
konsolidasian entitas konvensional yang mengkolosidasikan entitas syariah.
Informasi pendapatan tidak halal tersebut disajikan dalam laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan. Entitas syariah disarankan untuk menyajikan
rincian seperti penjelasan diatas pada laporan laba rugi. Entitas syariah yang
mengklasifikasikan beban menurut fungsinya harus mengungkapkan
informasi tambahan mengenai sifat beban. Entitas syariah mengungkapkan
dalam laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan, jumlah
deviden per saham yang diumumkan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama laporan keuangan yang menunjukan:
a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas.
c. Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana yang telah diatur oleh
PSAK.
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya.
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
Laporan perubahan ekuitas entitas syariah menggambarkan
peningkatan atau penurunan aset bersih selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dalam laporan keuangan.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas ini memberikan informnasi tentang kegiatan
manjemen selama satu periode dalam mengelola kas. Melalui laporan arus
kas, pemakai laporan dapat mengevaluasi kegiatan manejemen dalam operasi,
investasi dan pendanaan.
5. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana zakat meliputi
sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, dan saldo dana
zakat yang menunjukan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal
tertentu. Dana zakat tidak dibolehkan untuk menutup penyisihan kerugian
aset. Entitas syariah harus mengungkapkan catatan atas laporan sumber dan
penggunaan dana zakat, tetapi tidak terbatas pada :
a. Sumber dana zakat yang berasal dari internal entitas syariah.
b. Sumber dana zakat yang berasal dari eksternal entitas syariah.
c. Kebijakan penyaluran zakat terhadap masing-masing asnaf.
d. Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima zakat
diklasifikasikan atas pihak yang terkait, sesuai dengan yang diatur oleh
PSAK.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meliputi
sumber dan pengunaan dana selama periode tertentu, serta saldo dana
kebajikan yang menunjukan dana kebajikan yang belum disalurkan pada
tanggal tertentu. Entitas syariah harus mengungkapkan catatan atas laporan
sumber dan penggunaan dana kebajikan, tetapi tidak terbatas pada :
a. Sumber dana kebajikan.
b. Kebijakan penyaluran dana kepada masing-masing penerima.
c. Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima zakat
diklasifikasikan atas pihak yang terkait, sesuai dengan yang diatur oleh
PSAK.
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus di sajikan secara sistematis setiap
pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, laporan perubahan
ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan, harus berkaitan dengan informasi yang terdapat
dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan laporan keuangan
mengungkapkan :
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
penting.
b. Informasii yang diwajibkan dalam penyusunan standar akuntansi keuangan
tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat,
laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
tidak perlu dalam rangka penyajian.
D. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Pengambilan ekonomi tidak semata-mata didasarkan atas informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan
laporan keuangan yang diantaranya :
1. Bersifat historis yang menunjukan transaksi dan peristiwa masa lampau.
2. Bersifat umum baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu
tidak dapat secara langsung.
3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
4. Lebih menekankan pada penyajian suatu transaksi sesuai realitas ekonomi
daripada bentuk formalitasnya.
5. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi
yang dilaporkan.
6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan.
7. Hanya melaporkan informasi yang material.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomi.
9. Informasi yang bersifat kualitaif dan fakta yang tidak dapat
dikuantitfikasikan umumnya diabaikan.
E. UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Sesuai karakteristik laporan keuangan entitas syariah antara lain meliputi :
1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang
terdiri atas laporan keuangan, laporan laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas.
a. Posisi keuangan
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas pos-pos seperti sebagai
berikut :
 Aset
Adalah sumber daya yang dikuasi oleh entitas syariah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan
akan diperoleh entitas syariah.
 Kewajiban
Merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa lalu,
penyelesaiannya diharpkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
 Dana syirkah temporer
Adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari
individu dan pihak lainnya dimana entitas syariah mempunyai hak untuk
mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi
berdasarkan kesepakatan.
 Ekuitas
Adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban
dan dana syirkah temporer, ekuitas dapat disubklasifikasikan menjadi setoran
modal pemegang daham, saldo laba, penyisihan saldo laba dan penyisihan
penyesuaian pemeliharaan modal.
b. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih adalah
penghasilan dan beban. Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai
berikut :
 Penghasilan
Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset atau penuruan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
 Beban
Adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal,
termasuk didalamnya beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syariah maupun
kerugian yang timbul.
2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kaegiatan sosial
meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber
penggunaan dana kebajikan.
3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

F. PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN


Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi
yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran laporan
keuangan sebagai berikut :
1. Biaya historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar
dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban
atau dalam keadaan tertentu, dalam jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal. Dasar ini
adalah dasar pengukuran yang lazim digunakan entitas syariah dalam penyusunan
laporan keuangan.
2. Biaya terkini
Aset dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar bila aset yang sama
atau setara aset yang diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas
yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban sekarang.
3. Nilai penyelesaian
Aset dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang sengan
menjual aset dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian yaitu jumlah kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. Dasar
pengukuran ini walaupun dapat digunakan tetapi untuk ditetapkan dalam kondisi
saat ini. Mengingat manajemen harus menjamin informasi yang disajikan adalah
andal serta dapat dibandingkan.
G. FORMAT LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Berikut merupakan contoh-contoh format laporan keuangan syariah pada
perbankan syariah sebagai berikut :

Gambar 1. Lapoan Neraca


Gambar 2. Laporan Laba Rugi
Gambar 3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

Gambar 4. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan


Gambar 5. Laporan Arus Kas Bagian 1
Gambar 6. Laporan Arus Kas Bagian 2
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari suatu
prosbbes akuntansi. Tujuan Laporan Keuangan yaitu Laporan keungan
menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal pemilik)
pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja
(prestasi) perusahaan Laporan keuangan menyajikan informasi tentang
perubahan posisi keuangan perusahaan Laporan keuangan mengungkapkan
informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna
laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan
keuangan yaitu Dapat Dipahami, Relevan, Andal, Dapat
Diperbandingkan komponen – komponen sebagai berikut Neraca, Laporan laba
rugi, Laporan arus kas, Laporan perubahan ekuitas, Laporan perubahan dana
investasi terikat, Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan
shodaqoh, Laporan sumber dan penggunaan dana qardul hasan, Catatan atas
laporan keuangan.

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah kami sarankan agar dapat memberikan
sumber yang terbaru dan terpercaya sesuai dengan regulasi atau kebijakan terbaru
dari pemerintah, praktisi maupun akademisi. Selain itu dapat memberikan contoh
format laporan keuangan syariah yang tidak hanya berfokus pada Laporan Bank
melainkan berbagai entitas syariah yang juga turut serta memiliki kewajiban
dalam membuat dan menerbitkan Laporan Keuangan sehingga terdapat
perbandingan yang detail setiap entitas meskipun pada dasarnya tidak memiliki
perbedaan yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai