Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEUANGAN SYARIAH PADA

PSAK 101 SYARIAH

Nama : Isnawati NIM : 1904110016 Prodi : Perbankan Syariah


Mata kuliah : Akuntansi Perbankan Syariah Semeter : 4A
Dosen pengampu : Enriko Tedja Sukmana, S.Th.I., M.Si.,

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
PENGERTIAN PSAK 101

1 PSAK 101

PSAK 101 adalah standar akuntansi yang digunakan sebagai pedoman akuntan dalam
penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan syariah di Indonesia.
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) untuk entitas
syariahyang selanjutnya disebut “laporan keuangan”, agar dapat dibandingkan baik
dengan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan
keuangan entitas syariah lain. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) terkait.
Entitas syariah
Ruang lingkup PSAK 101 Pernyataan ini diterapkan dalam
penyajian laporan keuangan entitas syariah untuk tujuan
umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Entitas syariah yang dimaksud di PSAK ini adalah entitas


yang melaksanakan transaksi syariah sebagai kegiatan usaha
berdasarkan prinsip prinsip syariah yang dinyatakan dalam
anggaran dasarnya.
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan
keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan
terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan
atau prospektus. Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian.

Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan keuangan sesuai


permintaan khusus (statutory) seperti pemerintah, lembaga pengawas independen,
bank sentral, dan sebagainya.
LAPORAN KEUANGAN
Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas syariah
yang berorientasi profit, termasuk entitas bisnis sektor publik. Entitas nirlaba
syariah, entitas sektor publik, pemerintah dan entitas syariah lainnya yang akan
menerapkan standar ini mungkin perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian
terhadap deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan
istilah laporan keuangan itu sendiri serta dapat pula menyajikan komponen-
komponen tambahan dalam laporan keuangannya.

Entitas syariah seperti reksa dana dan entitas yang modalnya tidak terbagi atas
saham, misalnya koperasi,memerlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap penyajian
dalam laporan keuangannya.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan


dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas syariah yang meliputi:
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi:
Aset,kewajiban, dana syirkah temporer,ekuitas, pendapatan dan beban
termasuk keuntungan dan kerugian, arus kas,dana zakat, dan dana kebajikan.

Informasi tersebut di atas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan
setara kas.
Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan
Manajemen entitas syariah bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas syariah.

Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen komponen berikut ini:

1. Neraca;
2. Laporan Laba Rugi;
3. Laporan Arus Kas;
4. Laporan Perubahan Ekuitas;
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat;
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan;dan
7. Catatan atas Laporan Keuangan.
8.
Entitas syariah dianjurkan untuk menyajikan telaahan keuangan yang
menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi
keuangan entitas syariah, dan kondisi ketidakpastian. Telaahan keuangan tersebut
dapat meliputi:
a) faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh yang menentukan kinerja keuangan,
termasuk perubahan lingkungan dimana entitas syariah beroperasi, respon
yang diambil dan hasilnya, dan kebijakan investasi untuk menjaga dan
memperkuat kinerja keuangan, termasuk kebijakan dividennya;
b) sumber pendanaan entitas syariah dan target rasio kewajiban terhadap ekuitas;
dan
c) sumber daya entitas syariah yang tidak dicatat dalam neraca sebagaimana diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
PERTIMBANGAN MENYELURUH

Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi


keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas syariah
dengan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk
menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapkan
tersebut tidak diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan.
PERTIMBANGAN MENYELURUH

Apabila Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan belum


mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau
pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka
penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan dan
penerapan kebijakan akuntansi sesuai dengan paragraf 20 serta
menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi yang relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami
PSAK

PSAK dimaksudkan agar laporan keuangan menyajikan secara


wajar posisi keuangan, kinerja, dan arus kas sehingga tujuan
laporan keuangan tersebut dapat tercapai. PSAK mungkin tidak
mengatur pengungkapan informasi tertentu padahal pengungkapan
informasi tersebut diperlukan guna menyajikan laporan keuangan
secara wajar. Dalam hal tersebut maka entitas syariah harus
memberikan tambahan pengungkapan informasi yang relevan
sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar.
Kebijakan Akuntansi
Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan
memenuhi ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jika
belum diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,maka manajemen
harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan
menyajikan informasi:
(a) relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; dan
(b) dapat diandalkan, dengan pengertian:
i. mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan entitas syariah;
ii. menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata
bentuk hukumnya;
iii. netral yaitu bebas dari keberpihakan;
iv. mencerminkan kehati-hatian; dan
v. mencakup semua hal yang material.
vi.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik
yang diterapkan entitas syariah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka manjemen menggunakan
pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Dalam melakukan
pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan:
a) persyaratan dan pedoman PSAK yang mengatur hal-hal yang mirip dengan
masalah terkait; )
b) definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban,dana syirkah
temporer, penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah; dan
c) pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik industri yang
lazim sepanjang konsisten dengan huruf (a) dan (b) paragraf ini.
Kelangsungan Usaha
Dalam penyusunan laporan keuangan, manajemen harus menilai
(assessment) kemampuan kelangsungan usaha entitas syariah. Laporan
keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen bermaksud untuk melikuidasi atau menjual, atau tidak
mempunyai alternatif selain melakukan hal tersebut. Dalam penilaian
kelangsungan usaha, ketidakpastian yang bersifat material yang terkait
dengan kejadian atau kondisi yang bisa menyebabkan keraguan atas
kelangsungan usaha harus diungkapkan. Apabila laporan keuangan tidak
disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka kenyataan
tersebut harus diungkapkan bersama dengan dasar lain yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan serta alasan mengapa asumsi C

kelangsungan usaha entitas syariah tidak dapat digunakan.


Dasar Akrual
 Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali Laporan
Arus Kas dan penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Dalam
penghitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang telah
direalisasikan menjadi kas (dasar kas).

Identifikasi Laporan Keuangan


Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian dari suatu dokumen seperti
laporan tahunan atau prospektus. PSAK hanya berlaku untuk laporan keuangan dan
tidak berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau
dokumen lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengguna untuk mampu
membedakan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan PSAK dari informasi
lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan tetapi tidak perlu
disajikan sesuai dengan PSAK.
Komponen Laporan Keuangan

Dalam paragraf 10 PSAK 101 mengatur tentang komponen-komponen laporan keuangan entitas syariah yang
wajib disajikan sebagai standar penyajian. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen berikut ini:

1. Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode;


Laporan ini memberi informasi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu.
Dengan laporan posisi keuangan, pemakai laporan keuangan akan dapat (1) menilai
likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan atau organisasi (2) menilai struktur
pendanaan perusahaan (3) menganalisis komposisi kekayaan dan potensi jasa
perusahaan, dan (4) mengevaluasi potensi jasa atau sumber ekonomi yang dikuasai
perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain selama periode;
Laporan ini memberikan tentang keberhasilan manajemen dalam mengelola
perusahaan. Keberhasilan diukur dengan kemampuan menghasilkan laba yaitu
selisih antara semua penghasilan dan semua biaya diperkirakan telah
mendatangkan penghasilan tersebut.
3. Laporan Perubahan Ekuitas Informasi yang disajikan dalam Laporan
Perubahan Ekuitas memuat informasi sebagai berikut:
a) Total penghasilan komprehensif selama satu periode, yang menunujukan
secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dan kepada kepentingan nonpengendali;
b) Untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau penyajian kembali
secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan;
c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode, secara terpisah mengungkapkan setiap perubahan yang timbul dari:
(1) Laba Rugi
(2)Penghasilan Komprehensif Lain; dan
(3)Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunujukan
secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan
kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang kendalian.
4. Laporan Arus Kas selama periode;
Laporan ini memberikan informasi tentang kegiatan manajemen selama satu
periode dalam mengelola kas. Melalui laporan arus kas, pemakai laporan dapat
mengevaluasi kegiatan manajemen dalam operasi, investasi, dan pendanaan.
5. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat selama periode;
6. Laporan ini merupakan informasi keuangan yang berisi rekapitulasi
penerimaan zakat yang dikelola entitas syariah sebagai pelaksana fungsi Baitul
maal. Penyaluran dana zakat bisa dilakukan oleh entitas syariah atau melalui
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), Badan Amil Zakat (BAZ), dan Lembaga Amil
Zakat (LAZ).
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan selama periode;
Laporan ini berisi informasi penerimaan dana kebajikan dari beberapa komponen
yang mungkin diterima oleh entitas syariah seperti Infaq, Shadaqah, dan hasil
pengelolaan dana Waqaf.
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan harus disajikan secara sistematis setiap pos dalam Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Sumber dan Penyaluran dana Zakat, Laporan Sumber dan
Penggunaan dana Kebajikan, harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif informasi laporan keuangan diterapkan untuk informasi keuangan yang tersedia
dalam laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia dengan cara lainnya. Agar informasi
keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus relevan dan dapat merepresentasikan secara tepat apa
yang akan dipresentasikan.

Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut dapat dibandingkan
(comparable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan dapat dipahami
(understandable).Karakteristik kualitatif informasi laporan keuangan dibagi ke dalam dua bahagian, yakni
karakteristik kualitatif fundamental dan karakteristik kualitatif peningkat.
KESIMPULAN
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH PADA PSAK 101 SYARIAH

PSAK 101 Entitas syariah


Entitas syariah yang dimaksud di PSAK ini adalah
PSAK 101 adalah standar akuntansi yang
entitas yang melaksanakan transaksi syariah sebagai
digunakan sebagai pedoman akuntan dalam
kegiatan usaha berdasarkan prinsip prinsip syariah yang
penyusunan dan penyajian pelaporan
dinyatakan dalam anggaran dasarnya.
keuangan syariah

LAPORAN KEUANGAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Laporan keuangan adalah suatu Kebijakan akuntansi adalah prinsip
penyajian terstruktur dari posisi khusus, dasar, konvensi, peraturan,
keuangan dan kinerja keuangan dan praktik yang diterapkan entitas
dari suatu entitas syariah. syariah dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan.
IAIN
PALANGKARAYA

THANKS
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH PADA PSAK 101 SYARIAH
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH PBS 4A
ISNAWATI{1904110016}

Anda mungkin juga menyukai